• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI SISWA TENTANG GURU MATEMATIKA T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI SISWA TENTANG GURU MATEMATIKA T"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI SISWA TENTANG GURU MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 8 CIREBON

Widodo Winarso, Mohamad Najichun

Jurusan Tadris Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Syekh Nurjati Cirebon

ABSTRACT

The purpose of this study aims to: 1) How much positive perception of students about math teachers, 2) How well student’s mathematic learning result, and 3) How much the effect of student’s perception about mathematic teachers to result of student’s mathematic learning in the class VIII SMPN 8 Cirebon. The method used is ex post facto method. The population around the eighth grade of SMPN 8 Cirebon in school’s year 2014/2015, with 287 students. The sampling techniques using proportional random sampling. As a proportion of sample taken 7 students each class then continued by random sampling technique. Data collection techniques were used: 1) Questionnaire about student’s perception of mathematic teachers, and 2) Tes for data about result of student’s mathematic learning. Then the data were analyzed using correlation analysis, simple regression, and coefficient of determination. From the analysis of the data obtained the average score of questionnaire was 71.52% include in well category, and the average test score was 74,73% also include in well category. With the correlation value 0,155 and value of th=1,153 < tt = 2,003, so the

hypothesis was rejected. The coefficient of determination of 2,4% means student’s perception of mathematic teacher only makes a small contribution to the result of student’s mathematic learning. While the remaining 97,6% was influenced by the other factors was not examined.

Keywords: Perception of Students, Teachers, and Results of Student’s Mathematic Learning.

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Seberapa positif persepsi siswa tentang guru matematika, 2) Seberapa baik hasil belajar matematika siswa, dan 3) Seberapa besar pengaruh persepsi siswa tentang guru matematika terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 8 Cirebon. Metode penelitian yang digunakan ialah metode ex post facto. Populasinya seluruh siswa kelas VIII SMPN 8 Cirebon pada Tahun Ajaran 2014/2015, dengan jumlah siswa 287 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling. Secara proporsi sampel diambil sebanyak 7 orang setiap kelasnya kemudian dilanjutkan dengan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan: 1) Angket persepsi siswa tengang guru matematika, dan 2) Tes untuk data hasil belajar matematika siswa. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengsn menggunakan analisis korlasi, analisis regresi sederhana dan koefisien determinasi. Dari hasil analisis data yang diperoleh skor rata-rata angket adalah 71,52% termasuk dalam kategori baik, dan skor rata-rata tes adalah 74,73% termasuk dalam kategori baik juga. Dengan nilai korelasi sebesar 0,155 dan nilai th=1,153 < tt = 2,003, sehingga hipotesis ditolak. Koefisien determinasi sebesar 2,4% artinya persepsi siswa tentang guru matematika hanya memberikan kontribusi yang kecil terhadap hasil belajar matematika siswa. Sedangkan sisanya sebesar 94,5% dipengarunhi factor lain yang tidak diteliti

.

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan proses yang dinamis dan senantiasa dituntut untuk selalu menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan teknologi [7]. Seorang guru merupakan figur seorang pemimpin dan contoh bagi siswanya di sekolah. Kegagalan siswa dalam belajar sering dikaitkan dengan kinerja seorang guru, padahal guru bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Guru adalah pendidik profesional, menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 yang tertuang pada bab 1 pasal 1 ayat 1, guru adalah pendidik yang profesional yang tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalu pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah [9]. Pendidik adalah tenag-tenag kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususan , serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan [2]. Jadi, guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang bersedia mendedikasikan hidupnya untuk mendidik dan mencerdaskan anak bangsa, sehingga guru mempunyai peranan penting dalam memajukan sebuah bangsa.

Dalam dunia pendidikan di Indonesia khususnya pada jenjang sekolah dasar dan menengah dikenal istilah murid, siswa, dan peserta didik sebagai salah satu komponen dalam proses pembelajaran. Siswa adalah istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan menengah pertama dan menengah atas. Peserta didik adalah orang yang memiliki potensi dasar yang perlu dikembangkan melalui pendidikan, baik secara fisik maupun psikis, baik pendidikan itu di lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan masyarakat dimana anak itu berada [5]. Siswa atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati

posisi sentral dalam proses belajar mengajar [6], sedangkan peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi siri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu [2]. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa adalah komponen manusiawi yang paling penting dan menjadi sentral dalam proses pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar sampai menengah atas, sehingga terbentuklah manusia-manusia yang cerdas dan mencerdaskan sesamanya. Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Karena itu matematika sangat diperlukan untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan ulmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak SD, bahkan sejak TK [3]. Hanya saja ironisnya hingga saat ini masih banyak siswa yang kurang tertarik pada Matematika. Sebagian siswa masih mencitrakan mata pelajaran matematika sebagai mata pelajaran yang sukar dan ditakuti. Kondisi ini menyebabkan hasil belajar Matematika siswa dari tahun ke tahun belum memperlihatkan hasil yang memuaskan [8].

(3)

akan menjadi apa dan mau melakukan apa, dipadukan dengan gagasan individu tentang seharusnya dia menjadi apa dan akan melakukan apa. 3) Evaluasi, ,merupakan kesimpulan individu tentang seseorang, didasarkan pada bagaimana seseorang (menurut pengetahuan individu tentang seseorang) memenuhi pengharapan individu tentang seseorang tersebut. Persepsi masing-masing siswa tentang guru tidaklah selalu sama. Hal ini dikarenakan karakte, cara berpikir, latar belakang keluarga, dan pengalaman-pengalaman masa lalu siswa yang berbdea-beda [4]. Ada siswa yang karena tingkat kecerdasannya tinggi beranggapan bahwa cara mengajar gurunya terlalu lambat dan berbelit-belit, namun siswa yang kurang pandai beranggapan bahwa cara mengajar gurunya terlalu cepat. di pihak lain ada siswa yang mengatakan bahwa gurunya terlalu galak karena di rumah terbiasa diperlakukan dengan manja oleh orang ruanya, padahal siswa lain memandangnya cukup sabar. Dari beberapa ilustrasi di atas terlihat bahwa persepsi masing-masing siswa tentang gurunya berbeda-beda. Hal ini memungkinkan hasil belajar siswapun akan berbeda-beda.

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan matematika yang dicapai siswa dalam bentuk perubahan pola-pola respon atau tungkah laku yang baru dan nyata dalam perubahan keterampilan, kebiasaan, dan pemahaman setelah mengikuti pembelajaran yang nilainya dicantumkan dalam nilai ulangan harian.

Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah persepsi siswa tersebut terhadap guru matematika, apabila siswa mempunyai persepsi baik atau positif terhadap gurunya maka siswa akan lebih menyukai pembelajarannya dan menghasilkan hasil belajar yang baik pula. Akan tetapi jika siswa berpersepsi kurang baik atau negatif terhadap guru matematik maka siswa akan merasa tertekan dalam pembelajarannya dan berusah untuk menghindari

pebelajaran yang disampaikan oleh gurunya sehingga hasil belajar di kelas pun menjadi kurang maksimal. Siswa yang berpersepsi negatif terhadap guru matematika di sekolah bisa saja mendapatkan hasil belajar yang baik karena pembelajaran matematika tidak saja dilakukan di sekolah. Pengaruh persepsi negatif siswa terhadap guru matematika tidak selamanya menghasilkan hasil belajar yang kurang baik pula begitupun sebaliknya, dengan kata lain siswa yang berpersepsi negatif terhadap gurunya di sekolah bisa menghasilkan hasil belajar yang baik dengan syarat belajar matematika lebih giat diluar jam pelajaran sekolah, tetapi jika persepsi siswa terhadap gurunya sudah baik maka diarahkan supaya mempunyai minat dan motivasi yang besar dalam pembelajaran matematika dan memperoleh hasil belajar matematika yang memuaskan.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan ialah metode ex-post facto dengan pendekatan kuantitatif yang dilengkapi pendekatan kulitatif.. Populasinya seluruh siswa kelas VIII SMPN 8 Cirebon pada Tahun Ajaran 2014/2015, dengan jumlah siswa 287 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling. Secara proporsi sampel diambil sebanyak 7 orang setiap kelasnya kemudian dilanjutkan dengan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan: 1) Angket persepsi siswa tengang guru matematika, dan 2) Tes untuk data hasil belajar matematika siswa. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengsn menggunakan analisis korlasi, analisis regresi sederhana dan koefisien determinasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

(4)

dipengaruhi oleh kemampuan siswa dalam menanggapi setiap persepsi tentang guru matematika. Selain itu faktor yang mendukung persepsi siswa tentang guru matematika, yaitu motivasi belajar siswa itu sendiri. Hal ini ditunjukan dengan usaha siswa yang terus-menerus mengerjakan soal-soal matematika yang tergolong sulit.

Hasil belajar matematika merupakan kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman dalam belajar matematika. Hasil penelitian yang dilakukan di SMPN 8 Cirebon menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar matematika yang diperoleh siswa kelas VIII tergolong baik, yaitu dengan nilai rat-rata sebesar 74,73%. Berdasarkan nilai tersebut peneliti menyatakan bahwa tingkat kemampuan siswa memahami materi matematika sangat bergantung pada kemampuan dasar yang dimilikinya. Hal ini dilihat dari besarnya prosentase yang telah dianggap tuntas untuk setiap indikatr menunjukan angka yang sangat linier, artinya apabila indikator awal sudah dianggap tuntas maka siswa akan lebih mudah memahami materi pada indikator selanjutnya, begitupun sebaliknya.

Dari hasil penelitian tersebut, tingkat rata-rata persepsi siswa tentang guru matematika dihubungkan dengan hasil belajar matematika siswa memiliki tingkat pengaruh yang signifikan. Hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi linier didapatkan bentuk model artinya apabila variabel lain dianggap konstan, maka tingkat rata-rata persepsi siswa tentang guru matematika dan hasil belajar matematika dengan masing-masing interpretasi sebesar 71,52% dan 74,73% terdapat hubungan yang linier.

Nilai korelasi untuk persepsi siswa tentang guru matematika terhadap hasil belajar matematika siswa sebesar 0,254 yang termasuk dalam kategori rendah. Berdasarkan hasil hipotesis diperoleh nilai th = 1,153 < tt = 2,003 hal tersebut berarti tidak terdapat pengaruh persepsi siswa

tentang guru matematika terhadap hasil belajar matematika siswa.

Adapun kontribusi persepsis siswa tentang guru matematika terhadap hasil belajar matematika siswa adalah 2,4% dan sisanya 97,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan tentang pengaruh persepsi siswa tentang guru matematika terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII di SMPN 8 Kota Cirebon, dapat disimpulkan bahwa:

a. Persepsi siswa tentang guru matematika memiliki nilai rata-rata sebesar 71,52%. Hal ini berarti persepsi siswa tentang guru matematika tergolong dalam kategori tinggi karena berada pada rentang 61%-80%.

b. Hasil belajar matematika siswa memiliki nilai rata-rata sebesar 74,73%. Hal ini menunjukan nilai pada rentang 60%-84%. Sehingga tergolong kedalam kategori baik.

c. Berdasarkan analisis data nilai tarafa signifikan kolerasi untuk siswa tentang guru matematika dan hasil belajar matematika adalah sebesar 0,254 yang termasuk kedalam kategori rendah, sedangkan nilai th = 1,153 < tt = 2,003 maka Ha ditolak dan Ho diterima. Sehingga dapat dikatakan tidak ada pengaruh persepsi siswa tentang guru matematika terhadap hasil belajar matematika siswa. SARAN

Berdasarkan penenlitian yang telah dilakukan oleh penulis dan pembahasan hasil penenlitian, penulis mengharapkan beberapa hal sebagai berikut:

(5)

semangat dalam mencapai hasil belajar yang lebih baik.

b. Kepada guru khususnya guru mata pelajaran matematika, diharapkan selama proses pembelajaran bisa menjadi contoh yang baik untuk para siswa sehingga siswa mempunyai persepsi yang baik dan mempunyai semangat yang baik dalam proses pembelajaran.

c. Untuk mahasiswa/lembaga, penelitian ini diharapkan bisa menjadi modal awal bagi para calon pendidik baru yang akan melakukan pembelajaran langsung di sekolah dan untuk lembaga bisa dijadikan bahan evaluasi guna melahirkan tenaga penididik yang berkualitas.

d. Penelitian lanjutan

Penelitian ini hanya terbatas pada mata pelajaran matematika, pada materi pembelajaran lingkaran dan pada siswa kelas VIII si SMPN 8

Kota Cirebon saja. Jadi, kepada peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian sejenis yang berkaitan dengan persepsi siswa

tentang guru matematika

(kompetensi profesional) terhadap hasil belajar dalam mata pelajaran lain. Ataupun meneliti tentang kompetensi guru yang mencakup 4 kompetensi yaitu pedagogik, kepribadian, social, dan profesionalisme serta dengan materi lain selain lingkaan. dengan demikian juga untuk sasarannya tidak hanya siswa kelas VIII di SMPN Cirebon saja, namun MTs, SMA, ataupun MA juga dapat menjadi sasaran penelitian. Begitupun wilahnya diperluas tidak hanya satu sekolah bisa dari beberapa sekolah dalam satu kecamatan, kabupaten dan seterusnya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Agestina, Marhani. 2010. Kajian Tentang Persepsi Sisswa Terhadap Guru Matematika dan Pengaruhnya pada Minat Belajar Matematika Siswa SMA di Kota Yogyakarta. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

[2] Fokusmedia. 2006. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Indonesia. Bandung.

[3] Hudojo, Herman. 1996. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Bandung: Transito

[4] Indiati, Intan dan Teguh Joko Sarwono. 2010. Pengaruh Persepsi Siswa Kepada Guru Matematika dan Minat Belajar Matematika Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Himpunan Pada Siswa Kelas VII Semestr II SMP Negeri Purwodadi Kab. Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011. Jurnal Nadwa Vol. II No. 2. Semarang: IAIN Walisongo.

[5] Oktaria, Dini. 2013. Persepsi Siswa Tentang Manajemen Peserta Didik di SMK Tri Dharma Kosgoro 2 Padang. Jurnal Administrasi Pendidikan Vol. 1 No. 1. Padang: Universitan Negeri Padang

[6] Sardiman. 2014. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Pustaka.

[7] Slamet dan Samsul Maarif. 2014. Pengaruh Bentuk Tes Formatif Assosiasi Pilihan Ganda dengan Reward dan Punishment Score pada Pembelajaran Matematika Siswa SMA. Bandung: STKIP Siliwangi Bandung.

[8] Supardi. 2008. Hasil Belajar Ditinjau dari Interaksi Tes Formatif Uraian dan Kecerdasan Emosional. Jurnal Formatif. Vol. 3 No. 2. Jakarta: Universitas Inraprasta.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository

itu, hingga tak bisa melihat pintu lain yang terbuka bagi kita”. - Alexander

Mengingat pentingnya acara ini diminta kepada saudara hadir tepat waktu dan apabila diwakilkan diharapkan membawa surat kuasa, serta membawa berkas klarifikasi 1 (satu) Dokumen

yaitu produk yang tidak nyata seperti waktu dan keahlian atau aktivitas yang tidak dapat dibeli..

Apabila di wakilkan diharuskan membawa Surat Kuasa dan diminta kepada Saudara hadir tepat waktu serta membawa berkas kelengkapan yang terdiri dari :..  Print Out dokumen lelang

Metode Transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber- sumber yang menyediakan produk yang sama ke tempattempat yang membutuhkan

[r]

Sebagai penerus bangsa Indonesia teknologi manakah yang lebih baik dikembangkan antara teknologi pengolahan minyak bumi atau batubara dan teknologi pengubahan energi angin atau