• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Dalam Pembelajaran ... 10

B. MediaMicrosoft PowerPoint ... 13

C. Pemahaman Konsep Matematis ... 17

D. Kerangka Pikir ... 20

E. Hipotesis Penelitian... 22

III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel ... 23

B. Desain Penelitian ... 23

C. Data Penelitian ... 25

D. Teknik Pengumpulan Data ... 25

(2)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 40 B. Pembahasan ... 48 V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 53 B. Saran ... 53 DAFTAR PUSTAKA

(3)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIAMICROSOFT POWERPOINT

TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

Robertus Handi Atmoko

Penelitian ini merupakan penelitian ekperimen yang bertujuan untuk menganalisis kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan media Microsoft PowerPoint. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari 3 kelas, kemudian diambil 2 kelas secara acak sebagai sampel. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control design. Berdasarkan uji hipotesis, diketahui bahwa pemahaman konsep matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan media Microsoft PowerPoint menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan siswa yang pembelajarannya tanpa media Microsoft PowerPoint, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media Microsoft PowerPoint berpengaruh positif terhadap pemahaman konsep matematis siswa.

(4)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan peradaban umat manusia. Melalui pendidikanlah pembentukan watak dan peneguhan kepribadian setiap masyarakat berlangsung. Melalui pendidikan pula masyarakat tumbuh sehingga mampu hidup cerdas, dapat menunaikan tanggungjawab dan mampu berkompetisi dengan bangsa lain. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3, pendidikan diselenggarakan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(5)

pendidikan. Perbaikan tersebut sangat penting karena selain meningkatkan mutu pendidikan juga meningkatkan mutu pengelolaan pembelajaran.

Pembelajaran di sekolah merupakan wahana pendidikan untuk membina dan membentuk siswa ke arah kedewasaan dan dalam pelaksanaannya berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Satuan Pendidikan pasal 1 ayat 1. Dalam Permendiknas tersebut dijelaskan bahwa standar pembelajaran satuan pendidikan mencakup perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan pembelajaran. Sedangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Satuan Pendidikan pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa salah satu di antara mata pelajaran pokok yang diajarkan kepada siswa adalah mata pelajaran matematika.

Matematika diajarkan kepada siswa agar mereka memiliki pola pikir yang sistematis dan rasional seiring dengan peningkatan mutu pendidikan. Hal ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan pasal 1 ayat 1 yang menjelaskan bahwa salah satu Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan adalah menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan serta mampu menganalisis dan memecahkan masalah kompleks.

(6)

tertarik untuk mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung. Variasi yang dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan metode yang bervariasi, penggunaan alat peraga dalam pembelajaran ataupun menggunakan media dalam pembelajaran.

Proses pembelajaran merupakan keterpaduan yang memerlukan pengaturan dan perencanaan yang seksama sehingga menimbulkan interkasi yang diharapkan. Dalam proses pembelajaran tersebut diharapkan siswa dapat menangkap materi pelajaran yang sedang dipelajari. Agar materi pelajaran yang dipelajari dapat ditangkap oleh siswa, perlu menumbuhkan minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Minat belajar siswa akan dapat tumbuh antara lain dengan bantuan media pembelajaran.

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting, karena ketidakjelasan bahan yang disampaikan dalam proses belajar dapat dibantu dengan adanya media sebagai perantara. Dalam hal ini Djamarah dan Zain (2002: 136-137) berpendapat bahwa media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui pembicaraan, bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkritkan dengan kehadiran media. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat digunakan di seluruh mata pelajaran, termasuk matematika.

(7)

memotivasi siswa sehingga merasa senang untuk belajar matematika. Agar penguasaan konsep matematika lebih optimal dan siswa juga selalu merasa senang belajar matematika, tetapi pelaksanaan pembelajaran menggunakan waktu yang efisien, diperlukan metode yang dapat menarik salah satunya adalah pembelajaran dengan menggunakan komputer melalui programMicrosoft PowerPoint.

Seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat telah melahirkan komputer, yaitu seperangkat alat canggih yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan manusia. Dengan menggunakan komputer dapat dijalankan beberapa program untuk membuat media pembelajaran antara lain Microsoft PowerPoint. Microsoft PowerPoint merupakan seperangkat program yang diciptakan secara profesional untuk presentasi dan menampilkan slide. Dengan Microsoft PowerPoint dapat ditampilkan suatu animasi yang dapat menarik minat siswa dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran. Selain itu diharapkan dengan program ini dapat mempermudah pemahaman siswa tentang konsep dari suatu pokok bahasan materi.

Materi pelajaran bisa langsung dimasukkan ke komputer yang kemudian akan ditampilkan oleh proyektor LCD. Materi ini juga bisa disisipi dengan animasi yang dibuat di Microsoft PowerPoint yang mudah dioperasikan. Animasi berfungsi untuk menarik perhatian siswa dan membuat agar proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

(8)

menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran tersebut diantaranya: (1) penjelasan dari guru yang kurang menarik; (2) penyampaian guru yang terlalu cepat; dan (3) belum banyaknya guru yang menggunakan media dalam pembelajaran secara efektif, yang berakibat siswa cepat bosan. Dikemukakan oleh Mulyono (2003: 259) beberapa karakteristik anak berkesulitan belajar matematika, antara lain adanya gangguan dalam hubungan keruangan, abnormalisasi persepsi visual, dan asosiasi visual motor. Upaya meminimalisir kesulitan belajar matematika siswa dan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa salah satunya adalah menggunakan media pembelajaran yang tepat.

SMP Xaverius 4 Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah yang ada di Bandar Lampung yang memiliki ruang multimedia tersendiri, dan memiliki macam-macam media yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Akan tetapi, dalam pelaksanaan pembelajaran media yang ada belum dimanfaatkan dengan baik untuk pembelajaran.

(9)

penerapannya. Selain itu kondisi kelas dengan siswa yang heterogen tidak semua siswa berminat dan aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu menanamkan konsep-konsep materi pelajaran yang diajarkan karena kemampuan pemahaman konsep merupakan indikator dari hasil belajar matematika. Untuk menanamkan konsep materi pelajaran kepada siswa diperlukan media pembelajaran yang mampu memvisualisasikan materi pelajaran yang abstrak.

Fasilitas yang tersedia pada SMP Xaverius 4 Bandar Lampung telah memiliki media pembelajaran mutakhir yang dapat digunakan di antaranya media komputer dan LCD proyektor (Infokus) yang berfungsi untuk memproyeksikan benda-benda seperti buku, foto, dan model-model baik yang dua dimensi maupun yang tiga dimensi. Akan tetapi, selama ini guru belum menggunakan media tersebut secara efektif dan efsien sebagai alat bantu pembelajaran matematika khususnya materi tentang lingkaran.

Berdasarkan uraian di atas, perlu diadakannya penelitian tentang pengaruh penggunaan media Microsoft PowerPoint terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat pengaruh penggunaan media Microsoft PowerPointterhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa?

(10)

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Microsoft PowerPoint terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat:

1. Bagi siswa : Menambah pengalaman belajar yang berbeda yaitu menggunakan media Microsoft PowerPoint dalam mata pelajaran matematika.

2. Bagi guru : Menambah wawasan guru untuk menggunakan pembelajaran yang efektif, yaitu media Microsoft PowerPoint sebagai alternatif untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika. 3. Bagi peneliti : Memberikan pengalaman pembelajaran matematika sebagai

calon guru dengan menggunakan media Microsoft PowerPoint.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini mencapai sasaran yang diinginkan sebagaimana yang telah dirumuskan dalam tujuan dan tidak terjadi salah penafsiran dalam memahami tulisan ini sekaligus menghindari terjadinya kesimpangsiuran permasalahan yang akan dibahas, maka perlu adanya pembatasan ruang lingkup penelitian. Adapun pengertian-pengertian yang menyangkut dalam penelitian ini adalah:

(11)

pemahaman konsep siswa yang mengikuti pembelajaran dengan meng-gunakan media Microsoft PowerPoint maupun siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan mediaMicrosoft PowerPoint.

2) Media Microsoft PowerPoint dalam penelitian ini yaitu media komputer dengan program Microsoft PowerPoint yang dihubungkan dengan infokus atau LCD proyektor dengan menggunakan dinding sebagai layar. Microsoft PowerPointmerupakan sebuah program berbasis multimedia yang dibuat oleh perusahaan Microsoft dan dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi karena program ini dilengkapi dengan berbagai fitur menu yang mampu menjadikannya sebagai media komunikasi yang menarik. Microsoft PowerPoint mempunyai kelebihan yaitu penyampaiannya dalam bentuk gambar maupun tulisan yang bergerak maupun tidak dan kemudian dipresentasikan dalam kelas yang diproyeksikan melalui infokus, dimana hasil proyeksinya memiliki unsur gerakan maupun tidak memiliki gerakan pada materi pokok lingkaran.

(12)
(13)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Media dalam Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti

Istilah media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti perantara atau pengantar. Secara lebih khusus Arsyad (2004: 3) mengemukakan bahwa pengertian media dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Media atau alat bantu yang digunakan dalam interaksi pembelajaran disebut alat peraga pengajaran yaitu alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme dalam diri siswa. Media pembelajaran yang meliputi alat yang secara fisik dapat digunakan sebagai alat bantu guru untuk menyampaikan materi pembelajaran. Media pendidikan adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan pembelajaran yang marangsang siswa untuk belajar. Media pembelajaran adalah sarana untuk memberikan rangsangan bagi siswa yang belajar sehingga terjadi proses belajar mengajar.

(14)

pelajaran kepada siswa agar mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran. Media dikenal luas sebagai saluran komunikasi untuk menyampaikan informasi, sedangkan pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi.

Media pembelajaran pada hakikatnya adalah salah satu sumber belajar yang merupakan perpaduan antara bahan dan alat pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan informasi yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta peralatan yang digunakan untuk pembelajaran. Media sebagai salah satu sumber dalam pemanfaatnnya dapat membantu mengurangi berbagai hambatan dalam pembelajaran, sehingga efektivitas penyampaian pesan pembelajaran tidak menyebabkan kesalahan dan keberagaman penafsiran, yang meliputi hambatan psikologis, fisik, kultural dan lingkungan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai kecenderungan pada upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat atau media pembelajaran yang telah disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Oleh karena itu guru diharapkan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentang media pembelajaran.

(15)

Secara umum pemanfaatan media dalam pembelajaran memiliki kegunaan untuk memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbal, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, daya indera, meningkatkan partisipasi siswa, memberikan rangsangan, pengalaman, serta persepsi yang relatif sama. Media memiliki ciri-ciri yang merupakan petunjuk mengapa suatu media dikembangkan dan digunakan dalam pembelajaran, dan fungsi media dalam pembelajaran yang mungkin tidak efisien, bila dilakukan oleh guru.

Sudjana (dalam Suryosubroto, 2004: 48) menyatakan, bahwa:

memiliki fungsi pokok, yaitu: (1) sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi pembelaran efektif, (2) merupakan bagian integral keseluruhan situasi belajar, (3) integrasi dengan tujuan dan isi pelajaran, dan (4) mempercepat proses pembelajaran dan membantu siswa dalam menangkap penger

Melihat fungsi pokok dari media pembelajaran peran guru perlu ditingkatkan, yaitu kompetensi guru mengajar perlu memiki keterampilan dalam memilih media pembelajaran yang akan digunakan dalam penyajian bahan materi pelajaran, sehingga dapat menimbulkan dan membangkitkan stimulus yang kuat untuk meningkatkan hasil belajar yang dicapai siswa. Apalagi pelajaran matematika merupakan pelajaran yang abstrak, sehingga dengan penggunaan media yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar matematika.

B. MediaMicrosoft PowerPoint

(16)

pembelajaran hanya berupa alat peraga, media model, alat-alat bermain dan media grafis lainnya. Namun, sekarang telah banyak media yang menggunakan alat-alat elektronik dengan teknologi canggih seperti komputer, internet, Microsoft PowerPoint, VCD, OHP, rekaman dan lain-lain.

Micrisoft PowerPoint merupakan program aplikasi presentasi Yang merupakan program apilkasi di bawah Microsoft Office. Wijaya dan Surya (2009: 17) Microsoft PowerPoint merupakan salah satu program aplikasi komputer yang banyak digunakan sebagai medi

Dengan mengoptimalkan fasilitas-fasilitas yang ada seperti fasilitas animasi, suara, maupunhyperlink, program ini dapat dipergunakan untuk menyajikan suatu bahan pelajaran yang menarik bagi siswa. Micrososft PowerPoint merupakan sebuah program berbasis multimedia yang dibuat oleh perusahaan Microsoft dan dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi karena program ini dilengkapi dengan berbagai fitur menu yang mampu menjadikannya sebagai media komunikasi yang menarik, keuntungan terbesar dari program ini adalah tidak perlunya pembelian piranti lunak karena sudah tersedia di Microsoft Office. Jadi pada waktu penginstalan program Microsoft Officedengan tersendirinyaMicrosoft PowerPoint akan terinstal. Hal ini tentu akan mengurangi beban pengembangan pembelajaran dengan komputer, utamanya dalam hal pembiayaan.

(17)

dengan komputer dapat dikurangi, yaitu hambatan penguasaan teknis dan teori. Guru atau ahli matematika dapat membuat sebuah program pembelajaran matematika tanpa harus belajar bahasa komputer terlebih dahulu.

menarik untuk digunakan sebagai alat presentasi adalah berbagai kemampuan pengolahan teks, warna, dan gambar, serta animasi-animasi yang bisa diolah sendiri sesuai kreativ

beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut adalah, slide, teks, gambar dan bidang-bidang warna yang dapat dikombinasikan dengan background yang telah tersedia. Unsur-unsur tersebut dapat diatur dengan gerak, atau diatur tanpa gerak, atau dengan gerakan tertentu sesuai dengan keinginan kita. Jika Microsoft PowerPoint dilengkapi dengan laptop dan proyektor LCD maka Microsoft PowerPoint tidak lagi hanya sebagai suatu program, melainkan Microsoft PowerPoint akan disebut sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar.

Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana peranan media Microsoft PowerPoint dalam proses belajar mengajar, Ibrahim dkk (1992: 38) merumuskan sebagai berikut:

1. Pola pembelajaran guru dengan media

Dalam pola ini guru sebagai komonen utama, kehadiran media dalam pola instruksional ini hanya mamandangnya sebagai alat bantu untuk menjelaskan pesan yang akan disampaikan. Dalam pola ini lebih banyak bergantung ketepatan

Guru dengan

media Siswa

(18)

pilihan, ketepatan cara menggunakan oleh guru dan karakteristik serta kondisi siswa saat kegiatan instruksional dilaksanakan.

2. Pola pembelajaran guru bermedia

Pola pembelajaran ini melibatkan guru dalam merancang dan menilai serta menyeleksi, maupun berperan dalam fungsi pemanfaatan untuk segala suatu yang belum tercakup dalam sistem pembelajaran yang lain. Sebagian besar proses pembelajaran dalam pola ini telah dirancang sebelumnya. Dalam pembelajaran guru bermedia, tugas guru dalam menyampaikan informasi pada siswa sebagian diambil oleh media. Dengan kondisi demikian, maka para siswa terlibat dalam mengelola belajarnya melalui media, walaupun tergantung pada guru. Pola pemanfaatan tersebut yang digunakan dalam penayangan media Microsoft PowerPoint dalam penelitian ini.

3. Pola pembelajaran bermedia

Di dalam pola ini peranan guru tidak ada, jadi siswa belajar benar-benar malalui media pembelajaran secara langsung, dan masalah adalah sebagai satu-satunya sumber belajar, kehadiran guru hanya sebagai fasilitator, motivator atau peran lain yang bukan lagi sebagai satu-satunya sumber belajar. Artinya, dalam pola ini

Siswa Guru

Tujuan Penerapan isi dan metode

Media

Media Siswa

(19)

seluruh kegiatan pembelajaran terjadi dan berlangsung oleh berperannya media pembelajaran tersebut.

Terkait dengan konstribusi dalam sistem pembelajaran, Abidin (1998: 4) mengemukakan sebagai berikut:

-bentuk alternatif pendidikan dan pola sistem pembelajaran yang dilaksanakan. Dalam pelaksanaan sistem pembelajaran dari beberapa bentuk lembaga penyelenggara pendidikan, yaitu: 1) pola pembelajaran tradisional; 2) pola pembelajaran guru dibantu alat bantu media; 3) pola pembelajaran guru dengan media; 4) pola

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat bermacam-macam pola pembelajaran pada sistem pendidikan Indonesia diantaranya seperti yang telah dikemukakan diatas. Untuk pola pembelajaran yang memanfaatkan media, kita dapat melihat konstribusi yang diberikan oleh mediaMicrosoft PowerPoint.

Tidak dipungkiri Microsoft PowerPoint membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sehingga siswa mudah memahami pesan yang disampaikan oleh guru. Selain itu Micosoft PowerPoint dapat melengkapi beberapa media yang telah dimiliki oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran. Konstribusi lain yang diberikan oleh Microsoft PowerPoint dalam kegiatan pembelajaran yaitu dapat menyempurnakan rangkaian media yang selama ini ada dan kurang efektif bagi kegiatan pembelajaran.

(20)

Seiring berkembangnya zaman dan tuntutan sarana pembelajaran sebagai alat bantu siswa yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar, maka pembelajaran menggunakan media Microsoft PowerPoint didesain sedemikian rupa juga bisa digunakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dan memenuhi tuntutan tersebut. Dengan mengoptimalkan fasilitas-fasilitas yang ada seperti fasilitas animasi, suara, maupun hyperlink, program ini dapat dipergunakan untuk menyajikan suatu bahan pelajaran yang menarik bagi siswa. Haryanto (dalam wijaya, 2009:22), guru matematika SMP Negeri 20 Malang mengatakan bahwa berdasarkan pengalamannya mengajar matematika dengan menggunakan media komputer (program Microsoft Power Point) respon siswa sangat positif, siswa merasa senang dan antusiasmenya sangat bagus.

C. Pemahaman Konsep Matematis

Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari. Pengertian paham menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

berarti mengerti dengan benar d KBBI

(21)

sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman melalui generalisasi dan berpikir abstrak. Jadi, pemahaman konsep disini merupakan kemampuan menyerap suatu materi yang nyata sehingga nantinya siswa dapat memahami pembelajaran tersebut.

Kemampuan pemahaman matematis merupakan salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu. Dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Pemahaman matematis juga merupakan salah satu tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh guru, sebab guru merupakan pembimbing siswa untuk mencapai konsep yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Bennu (2010: 2) yang

matematika adalah bahwa siswa harus

(22)

karakteristik-karakteristik matematika dapat membantu siswa dalam mempelajari matematika yang sedang dipelajari. Pemahaman ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika yang diharapkan.

Mulyono (2003: 254) berpendapat bahwa konsep menunjuk pada pemahaman dasar. Siswa mengembangkan konsep ketika mereka mampu mengklasifiksikan atau mengelompokkan benda-benda atau ketika mereka dapat mengasosiasikan suatu nama dengan kelompok benda tertentu. Hal senada, Nasution (2006:164) rena digunakan dalam komunikasi dengan orang lain, dalam berpikir, dalam belajar, membaca, dan lain-lain. Tanpa konsep, belajar akan sangat terhambat. Hanya dengan bantuan konsep

Pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap konsep matematika menurut NCTM

(National Council of Teachers of Mathematics

)

(Herdian, 2011: 2) dapat

dilihat dari kemampuan siswa dalam beberapa kriteria yaitu: mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan, mengidentifikasi dan membuat contoh dan bukan contoh, menggunakan model, diagram dan simbol-simbol untuk merepresentasikan suatu konsep, mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lainnya, mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep, mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat yang menentukan suatu konsep, dan membandingkan serta membedakan konsep-konsep.

(23)

Dalam penelitian ini, hasil belajar diperoleh siswa berdasarkan hasil tes pemahaman konsep. Menurut Depdiknas (Jannah, 2007: 18) menjelaskan bangan anak didik dicantumkan dalam indikator dari kemampuan pemahaman konsep sebagai hasil belajar matematika . Indikator pemahaman konsep yang digunakan adalah menyatakan ulang suatu konsep, mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu, memberi contoh dan non contoh dari konsep, menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika, mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep, menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu, serta mengaplikasikan konsep.

Dari pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pema-haman konsep matematis yaitu kemampuan matematika seseorang untuk memahami, mengelompokkan atau mencirikan suatu objek atau peristiwa yang ada sehingga dapat menjelaskan apakah suatu objek tersebut merupakan contoh atau bukan contoh dari pengertian tertentu dalam pembelajaran matematika.

D. Kerangka Pikir

Matematika merupakan cabang ilmu hitung yang memiliki objek kajian abstrak sebagai bahan pelajaran yang wajib dipelajari pada setiap jenjang pendidikan. Seiring berkembangnya zaman dan tuntutan pendidikan maka untuk menunjukkan objek abstrak menjadi lebih jelas maka pembelajaran bisa menggunakan media Microsoft PowerPoint.

(24)

supaya siswa tidak bosan dengan pembelajaran yang sudah ada. Selain itu juga apabila dalam pembelajaran ada perubahan tampilan, prosesnya dapat dilakukan pada saat itu juga dalam waktu yang sangat singkat didepan peserta didik, sehingga lebih menarik dan lebih inofatif. Salah satu program yang bisa digunakan sebagai pembelajaran menggunakan media komputer ini dalam mengasah ketrampilan guru adalah menggunakan programMicrosoft PowerPoint.

Media Microsoft PowerPoint dalam penelitian ini akan di padukan dengan LCD untuk memroyeksikan materi yang akan disampaikan langsung dari laptop. Siswa akan lebih memahami materi lingkaran yang akan disampaikan, yaitu dengan adanya penampilan gambar lingkaran yang lebih jelas dan pembelajaran akan lebih efektif diterapkan untuk pembelajaran matematika di kelas. Pada pembelajaran tanpa menggunakan media tidak dapat menampilkan gambar dengan menggunakan efek gerak sehingga siswa kurang tertarik untuk memperhatikannya.

(25)

Materi yang disampaikan dalam bentuk gambar atau visualisasi dengan bantuan mediaMicsosoft Powerpoint.

Berdasarkan uraian di atas, penggunaan media Microsoft PowerPoint dalam pembelajaran yang bisa memberikan pola gambar yang lebih jelas dan dapat bergerak, diduga dapat lebih mempengaruhi pemahaman konsep matematis siswa jika dibandingkan dengan pembelajaran tanpa menggunakan media Microsoft PowerPoint.

E. Hipotesis

(26)

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII (delapan) semester ganjil di SMP Xaverius 4 Bandar Lampung tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 111 siswa terdiri dari 3 (tiga) kelas, dengan rinciannya kelas VIII A 37 siswa, kelas VIII B 37 siswa, dan kelas VIII C 37 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara memilih secara acak 2 kelas dari tiga kelas tersebut. Diperoleh kelas VIII-B yang berjumlah 37 siswa sebagai kelas ekperimen yang menerima perlakuan yaitu penggunaan media Microsoft PowerPoint dalam pembelajaran dan kelas VIII-A yang berjumlah 37 siswa sebagai kelas kontrol yang tidak menerima perlakuan yaitu tanpa menggunakan mediaMicrosoft PowerPoint.

B. Desain Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian eksperimen semu menggunakan desain pretest - posttest control design. Penelitian ini melibatkan dua kelas yaitu kelas ekperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapat perlakuan pembelajaran yang sama dari segi tujuan, isi, bahan pembelajaran dan waktu belajar. Perbedaan hanya terletak pada dimanfaatkan atau tidak dimanfaatkannya media Microsoft PowerPoint. Desain penelitian pretest-posttest control designmenurut Furchan (1982: 356) dapat dilihat dalam Tabel 3.1.

(27)

Kelas Pretest Perlakuan Posttes

Kelas Eksperimen Y1 X Y2

Kelas Kontrol Y1 - Y2

Keterangan :

Y1: Pretes untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

Y2: Postes untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

X : Perlakuan berupa penggunaan media MicrosoftPowerPoint

Perlakuan dalam penelitian ini meliputi kegiatan sebagai berikut: pertama, observasi terbatas untuk memperoleh data tentang kondisi dalam pembelajaran matematika, jumlah siswa yang terlibat dalam penelitian ini, jadwal pelajaran, dan guru yang terlibat dalam penelitian ini. Selanjutnya menentukan subyek penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji coba Instrumen dilakukan pada kelas lain, selain kelas eksperimen dan kelas kontrol yang sudah mempelajari materi yaitu kelas VIII-C.

Kedua, melakukan eksperimen dengan cara memberikan perlakuan pada kelas eksperimen berupa penggunaan media Microsoft PowerPoint (kelas VIII-B) sedangkan kelas kontrol tanpa menggunakan media Microsoft PowerPoint (kelas VIII-A). Sebelum pelaksanaan eksperimen pada masing-masing kelas dilakukan pretes untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Setiap tahapan dilaksanakan dengan langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .

b. Menyiapkan materi yang akan disampaikan menggunakan media Microsoft Powerpoint.

(28)

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Kelas eksperimen mendapat perlakuan dengan menggunakan media Microsoft PowerPoint dan pada kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional tanpa menggunakan mediaMicrosoft PowerPoint.

Ketiga, melakukan tes akhir (postes) pada masing-masing kelas, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

C. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu berupa data kemampuan awal matematika siswa dan data kemampuan pemahaman konsep matematis siswa berupa skor yang diperoleh melalui pretest sebelum memulai pembelajaran dan melaluiposttestyang dilakukan di akhir pembelajaran.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes. Tes digunakan un-tuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi yang diberikan. Tes diberikan sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Langkah-langkah yang ditempuh untuk memperoleh data yang diperlukan adalah sebagai berikut:

1. Sebelum perlakuan dimulai, dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(29)

3. Pembelajaran langsung dikenakan pada kelas kontrol

4. Setelah pemberian perlakuan selesai maka dilakukan posttest untuk mengukur pemahaman konsep matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes pemahaman konsep matematis. Perangkat tes terdiri dari 10 soal esai. Setiap soal memiliki satu atau lebih indikator pemahaman konsep matematis. Penyusunan perangkat tes dilaku-kan dengan langkah sebagai berikut:

1. Melakukan pembatasan materi yang diujikan, yaitu pokok bahasan lingkaran kompetensi dasar 4.1, menentukan unsur dan bagian-bagian lingkaran, kom-petensi dasar 4.2, menghitung keliling dan luas lingkaran, dan komkom-petensi dasar 4.3, menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam pemecahan masalah.

2. Menentukan tipe soal, yaitu soal esai. 3. Menentukan jumlah soal, yaitu 10 soal.

4. Menentukan waktu mengerjakan soal, yaitu 80 menit.

5. Membuat kisi-kisi soal berdasarkan indikator pembelajaran yang ingin di-capai.

6. Menuliskan petunjuk mengerjakan soal, kunci jawaban, dan penentuan skor. 7. Menulis butir soal.

8. Mengujicobakan instrumen.

9. Menganalisis validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran.

(30)

Indikator pemahaman konsep matematis yang digunakan adalah: (1) menyatakan ulang suatu konsep; (2) mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat ter-tentu; (3) memberi contoh dan non contoh dari konsep; (4) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika; (5) mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep; (6) menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu; dan (7) mengaplikasikan konsep. Adapun pedoman penskoran tes pemahaman konsep disajikan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep

No Indikator Keterangan Skor

1. Menyatakan ulang suatu konsep

a. Tidak menjawab 0

b. Menyatakan ulang suatu konsep tetapi salah 1 c. Menyatakan ulang suatu konsep dengan benar 2 2. Mengklasifikasi

objek menurut sifat tertentu sesuai dengan konsepnya

a. Tidak menjawab 0

b. Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu tetapi tidak sesuai dengan konsepnya

1

c. Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu sesuai dengan konsepnya

2

3. Memberi contoh dan non contoh

a. Tidak menjawab 0

b. Memberi contoh dan non contoh tetapi salah 1 c. Memberi contoh dan non contoh dengan benar 2 4. Menyatakan konsep

dalam berbagai bentuk representasi matematika

a. Tidak menjawab 0

b. Menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematika tetapi salah

1

c. Menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematika dengan benar

b. Mengembangkan syarat perlu atau cukup dari suatu konsep tetapi salah

1

c. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep dengan benar

2

Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep (Lanjutan) 6. Menggunakan,

memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu

a. Tidak menjawab 0

b. Menggunakan, memanfatkan, dan memilih prosedur tetapi salah

1

c. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur dengan benar

2

7. Mengaplikasikan konsep

a. Tidak menjawab 0

b. Mengaplikasikan konsep tetapi tidak tepat 1 c. Mengaplikasikan konsep dengan tepat 2

(31)

Setelah perangkat tes tersusun, diujicobakan pada kelas di luar sampel penelitian, yaitu kelas VIII-C SMP Xaverius 4 Bandar Lampung. Uji coba dilakukan untuk menguji apakah soal-soal tersebut memenuhi kriteria soal yang layak digunakan, yaitu meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran.

Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas isi dari tes pemahaman konsep matematis ini dapat diketahui dengan cara mem-bandingkan isi yang terkandung dalam tes pemahaman konsep matematis dengan indikator pembelajaran yang telah ditentukan.

Dengan asumsi bahwa guru mata pelajaran matematika kelas VIII SMP Xaverius 4 Bandar Lampung mengetahui dengan benar kurikulum SMP, maka validitas instrumen tes ini didasarkan pada penilaian guru mata pelajaran matematika. Tes yang dikategorikan valid adalah yang telah dinyatakan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang diukur berdasarkan penilaian guru mitra. Penilaian ter-hadap kesesuaian isi tes dengan isi kisi-kisi tes yang diukur dan kesesuaian bahasa yang digunakan dalam tes dengan kemampuan bahasa siswa dilakukan dengan menggunakan daftar cek lis oleh guru. Hasil penilaian terhadap tes menunjukkan bahwa tes yang akan digunakan untuk mengambil data telah memenuhi validitas isi (Lampiran B.4).

Setelah diadakan uji coba soal, langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil uji coba untuk diteliti kualitasnya.

1. Uji Reliabilitas Instrumen

(32)

2

r = Koeffisien reliabilitas n = Banyaknya butir soal

2 i

S = Jumlah varians butir

2 t

S = Varians total

Harga r11 yang diperoleh diimplementasikan dengan indeks reliabilitas. Arikunto

(2006: 195) mengatakan bahwa kriteria indeks reliabilitas adalah sebagai berikut.

Antara 0,800 sampai dengan 1,000: sangat tinggi b.Antara 0,600 sampai dengan 0,800: tinggi

c.Antara 0,400 sampai dengan 0,600: cukup d.Antara 0,200 sampai dengan 0,400: rendah e.Antara 0,000 sampai dengan 0,

Setelah menghitung reliabilitas instrumen tes, diperoleh nilai r11= 0,79 (Lampiran

C.1). Berdasarkan pendapat Arikunto tersebut, harga r11 memenuhi kriteria tinggi

karena koefisien reliabilitasnya lebih dari 0,6. Oleh karena itu, instrumen tes pemahaman konsep matematis tersebut layak digunakan untuk mengumpulkan data.

2. Tingkat Kesukaran (TK)

Sudijono (2008: 372) mengungkapkan untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus berikut.

=

Keterangan:

TK : tingkat kesukaran suatu butir soal

(33)

IT : jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal.

Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria indeks

kesukaran menurutSudijono (2008: 372)sebagai berikut :

Tabel 3.3. Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

Nilai Interpretasi

Dalam penelitian ini, butir soal yang dipilih adalah soal dengan nilai tingkat kesu-karan 0,31 TK 0,70 dengan interpretasi sedang.

(34)

tingkat kesukaran sedang (Lampiran C.3). Dari 10 soal tersebut, terdapat 8 soal termasuk kategori sedang dan 2 soal termasuk kategori sukar, yaitu soal nomor 1 dan 8. Soal dengan kategori sukar tidak digunakan.

3. Daya Pembeda (DP)

Untuk menghitung daya pembeda, terlebih dahulu diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah. Kemudian diambil 27% siswa yang memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok atas) dan 27% siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok bawah). Karno To (dalam Noer, 2010) mengungkapkan menghitung daya pembeda diten-tukan dengan rumus :

DP =

Keterangan :

DP : indeks daya pembeda satu butri soal tertentu

JA : jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah JB : jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah IA : jumlah skor ideal kelompok (atas/bawah).

Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi menurut To (dalam Noer, 2010), yang tertera dalam Tabel 3.3.

Tabel 3.4. Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Nilai Interpretasi

0 DP Agak baik, perlu revisi

(35)

Dalam penelitian ini digunakan butir soal dengan nilai daya pembeda lebih dari atau sama dengan 0,3.

Setelah menghitung daya pembeda soal, diperoleh hasil bahwa soal nomor 1 me-miliki nilai daya pembeda 0,15 sehingga termasuk soal dengan kategori buruk, soal nomor 2 memiliki nilai daya pembeda 0,46 sehingga termasuk soal dengan kategori baik, soal nomor 3 memiliki nilai daya pembeda 0,40 sehingga termasuk soal dengan kategori baik, soal nomor 4 memiliki nilai daya pembeda 0,58 sehingga termasuk soal dengan kategori sangat baik, soal nomor 5 memiliki nilai daya pembeda 0,35 sehingga termasuk soal dengan kategori baik, soal nomor 6 memiliki nilai daya pembeda 0,53 sehingga termasuk soal dengan kategori baik, soal nomor 7 memiliki nilai daya pembeda 0,44 sehingga termasuk soal dengan kategori baik, soal nomor 8 memiliki nilai daya pembeda 0,15 sehingga termasuk soal dengan kategori buruk, soal nomor 9 memiliki nilai daya pembeda 0,48 sehingga termasuk soal dengan kategori baik, dan soal nomor 10 memiliki nilai daya pembeda 0,5 sehingga termasuk soal dengan kategori baik (Lampiran C.3).

Tabel 3.5. Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba

No

Soal Validitas Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

1 Valid

0,79 (Reliabilitas

Tinggi)

0,15 (lemah) 0,24 (sukar)

2 Valid 0,46 (baik) 0,55 (mudah)

3 Valid 0,40 (baik) 0,32 (sedang)

4 Valid 0,58 (baik) 0,53 (sedang)

5 Valid 0,35 (baik) 0,67 (sedang)

6 Valid 0,53 (baik) 0,54 (sedang)

7 Valid 0,44 (baik) 0,56 (sedang)

8 Valid 0,15 (lemah) 0,27 (sukar)

9 Valid 0,48 (baik) 0,31 (sedang)

(36)

Dari tabel rekapitulasi hasil tes uji coba di atas, terlihat bahwa terdapat dua soal, yaitu soal nomor satu dan delapan tidak memenuhi kriteria daya pembeda dan tingkat kesukaran yang telah ditentukan. Untuk pengambilan data, soal tersebut tidak digunakan sehingga dalam penelitian ini instrumen pemahaman konsep yang digunakan terdiri dari delapan soal dan reliabilitas instrumen menjadi 0,78 dengan kriteria indeks reliabilitas tinggi (Lampiran C.2).

F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Data skor kemampuan awal matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis menggunakan uji-t, hal tersebut dilakukan untuk membuktikan jika terdapat perbedaan nilai rata-rata setelah dilakukan pembelajaran, perbedaan tersebut disebabkan karena perbedaan perlakuan bukan karena kemampuan awal yang berbeda. Oleh karena itu, dalam penelitian digunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol yang memiliki kemampuan awal matematika yang sama. Data skor pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis menggunakan uji-t untuk mengetahui bahwa kedua kelas tersebut mempunyai kesamaan rata-rata pada pretest. Setelah diketahui bahwa kedua kelas mempunyai data pretestyang sama, kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, kemudian dilakukan tes akhir (posttest) pada kedua kelas.

Sebelum melakukan analisis kesamaan dua rata-rata perlu dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan homogenitas data.

1. Uji Normalitas

(37)

a. Hipotesis

H0: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1: sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

b.

c. Statistik uji

= ( )

Keterangan:

= frekuensi harapan

= frekuensi yang diharapkan

d. Keputusan uji

Terima H0jika , dengan ( )( )

2. Uji Kesamaan Dua Varians (Homogenitas)

Untuk menguji homogenitas varians digunakan uji Bartlett. Uji Bartlett menurut Sudjana (2005: 261-264) adalah sebagai berikut.

a. Hipotesis

H0: = (kedua populasi memiliki varians yang sama)

H1: (kedua populasi memiliki varians yang tidak sama)

b.

(38)

1

Menghitung S2dari masing-masing kelas.

Menghitung semua varians gabungan dari semua kelas dengan rumus:

Menghitung Harga Satuan B dengan rumus:

Uji Barlet dengan menggunakan statistik chi kuadrat dengan rumus:

= (ln 10) ( 1) log

d. Kriteria Uji : terima H0jika < dengan ( )( )

Setelah melakukan uji normalitas dan uji kesamaan dua varians, analisis berikut-nya adalah menganalisis data menggunakan uji kesamaan dua rata-rata.

3. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Uji kesamaan dua rata-rata data pretestdigunakan uji kesamaan dua rata-rata satu pihak, yaitu pihak kanan. Hipotesis uji tersebut menurut Sudjana (2005: 239) adalah:

= (rata-rata skorpretestkelas eksperimen sama dengan nilai rata-rata

kelas kontrol)

(rata-rata skor pretest kelas eksperimen tidak sama dengan nilai

(39)

Statistik yang digunakan untuk uji ini adalah:

= rata-rata skorpretestkelas eksperimen

= rata-rata skorpretestkelas kontrol

n1 = banyaknya subyek kelas eksperimen

n2 = banyaknya subyek kelas kontrol

= varians kelompok eksperimen

= varians kelompok kontrol

= varians gabungan

Dengan kriteria pengujian: terima H0 jika < < dengan

derajat kebebasan dk = (n1+ n2 2) dan peluang (1 ) dengan taraf signifikan

= 0,05. Untuk harga t lainnya H0ditolak.

Analisis berikutnya adalah menguji hipotesis, yaitu uji perbedaan dua rata-rata skor pemahaman konsep (skorposttest) kedua kelompok.

Dalam penelitian ini digunakan uji perbedaan dua rata-rata satu pihak, yaitu uji pi-hak kanan. Hipotesis untuk uji kesamaan dua rata-rata, uji pipi-hak kanan menurut Sudjana (2005: 243) adalah:

(40)

= ( rata-rata skor pemahaman konsep kelas eksperimen sama dengan

nilai rata-rata kelas kontrol)

> ( rata-rata skor pemahaman konsep kelas eksperimen lebih baik

daripada nilai rata-rata kelas kontrol) Statistik yang digunakan untuk uji ini adalah:

= 1

+ 1

dengan

keterangan:

= rata-rata skorposttest kelas eksperimen

= rata-rata skorposttestkelas kontrol

n1 = banyaknya subyek kelas eksperimen

n2 = banyaknya subyek kelas kontrol

= varians kelompok eksperimen

= varians kelompok kontrol

= varians gabungan

Dengan kriteria pengujian: terima H0 jika < dengan derajat

kebebasan dk = (n1+ n2 2) dan peluang (1 ) dengan taraf signifikan = 5%.

Untuk harga t lainnya H0ditolak.

(41)

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh penggunaan media Microsoft PowerPointdan pemahaman konsep matematis siswa diperoleh kesimpulan bahwa siswa dengan pembelajaran menggunakan media Microsoft PowerPoint lebih baik dibandingkan dengan siswa dengan pembelajaran tanpa menggunakan media Microsoft PowerPoint terbukti pada rata-rata pemahaman konsep dan pencapaian indikator pemahaman konsep. Dengan demikian pembelajaran menggunakan media Microsoft PowerPoint berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan beberapa hal sebagai berikut. 1. Bagi guru, hendaknya mempertimbangkan penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan mediaMicrosoft PowerPointpada saat melaksanakan pem-belajaran matematika, karena pempem-belajaran dengan menggunakan media Microsoft PowerPoint ini terbukti berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMP Xaverius 4 Bandar Lampung.

(42)

pengurangan waktu, akan lebih mudah jika disetiap kelas sudah terpasang LCD Proyektor.

(43)

MATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh

ROBERTUS HANDI ATMOKO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(44)

MATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

Robertus Handi Atmoko

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(45)
(46)

Abidin, Zainul. 1998. Apilkasi Media dalam Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud

Arsyad, Azhar. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada Bennu, S. 2010. Pemahaman Konsep. [on line]. Tersedia:

http://sudarmanbennu-.blogspot.com/2010/02/pemahaman-konsep.html (diakses 11 November 2011)

Djamarah, S.A. dan Zain, Aswan. 2002. Strategi Belajar dan Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Fadila, Abi. 2010.Perbandingan hasil belajar matematika menggunakan media komputer dengan menggunakan media cetak.Skripsi.Unila: Tidak diterbitkan Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha

Nasional

Hamalik, Oemar. 2002.Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara

Herdian. 2010. Kemampuan Pemahaman Matematika. [on line]. http://herdy-07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-pemahaman-matematis/(diakses 11 November 2011)

Ibrahim, dkk. 1992.Media Pembelajaran. Malang: UML

Muaddab, H. 2010. Pemahaman Siswa. http://hafismuaddab.wordpress.com/ 2010/01/13/pemahaman-siswa/. (diakses 11 November 2011)

Mulyono, A. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka cipta.

Nasution, S. 2006. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

(47)

Rasyad, Aminuddin. 2003. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.

Sartika, D. 2011.Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa.Skripsi Unila: Tidak diterbitkan

Soedjadi,R. 2000.Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia.Jakarta: Depdiknas Sudjana. 2005.Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Suhendri, Heri. 2007. Penggunaan Micosoft PowerPoint, sebagai media pembelajaran.(online). http:// media.depdiknas.go.id/ mediadokumentasi-4736.pdf (diakses 12 November 2011)

Suryosubroto. 2002.Proses Belajar Mengajar di Sekolah.Jakarta: Rineka Cipta Tim Penyusun.2005.Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional)

2003.Jakarta: Sinar Grafika

Tim Penyusun. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.Jakarta: Gramedia Pustaka

(48)

Tabel Halaman

3.1 Desain Penelitian... 25

3.2 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep... 28

3.3 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran ... 31

3.4 Interpretasi Nilai Daya Pembeda ... 33

3.5 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba ... 34

4.1 Nilai Chi-Kuadrat Data Kemampuan awal ... 40

4.2 Nilai Varians untuk Distribusi Data Kemampuan Awal... 41

4.3 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Kemampuan Awal... 41

4.4 Data HasilPretest ... 42

4.5 Nilai Chi-Kuadrat dataPretest... 43

4.6 Nilai Varians untuk Distribusi DataPretest... 43

4.7 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata DataPretest... 44

4.8 Data HasilPosttest... 45

4.9 Nilai Chi-Kuadrat dataPosttest... 45

4.10 Nilai Varians untuk Distribusi DataPosttest... 46

4.11 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata DataPosttest... 46

4.12 Pencapain Indikator Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen... 47

(49)

KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : Robertus Handi Atmoko Nomor Pokok Mahasiswa : 0743021045

Program Studi : Pendidikan Matematika Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd. Dra. Nurhanurawati, M.Pd. NIP 19661118 199111 2 001 NIP 19670808 199103 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.

(50)

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd. __________

Sekretaris : Dra. Nurhanurawati, M.Pd. __________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Caswita, M.Si. __________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(51)

MATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh

ROBERTUS HANDI ATMOKO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(52)

MATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

Robertus Handi Atmoko

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(53)

KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : Robertus Handi Atmoko Nomor Pokok Mahasiswa : 0743021045

Program Studi : Pendidikan Matematika Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd. Dra. Nurhanurawati, M.Pd. NIP 19661118 199111 2 001 NIP 19670808 199103 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.

(54)

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd. __________

Sekretaris : Dra. Nurhanurawati, M.Pd. __________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Caswita, M.Si. __________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(55)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Robertus Handi Atmoko

NPM : 0743021045

Program studi : Pendidikan Matematika Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang telah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandarlampung, Mei 2012 Yang Menyatakan

(56)

Penulis dilahirkan di Mujirahayu, Kecamatan Seputih Agung, Kabupaten Lampung Tengah, pada 22 September 1988. Sebagai anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Yohanes Suroso dan Ibu Tatiana Saniyem (almh).

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Mujirahayu, Lampung Tengah pada tahun 2000. Pada tahun 2003, penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Way Pengubuan, Lampung Tengah dan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Seputih Agung, Lampung Tengah pada tahun 2006.

(57)

Hidup berawal dari mimpi, kejarlah mimpi itu sampai

mendapatkannya karena hidup adalah perjuangan dan

dalam perjuangan pasti ada penderitaan, maka harus

senantiasa selalu bersyukur atas apa yang diberikan Tuhan,

(58)

Terucap syukur yang mendalam kehadirat Allah Bapa Yang Maha Kuasa, ku persembahkan

skripsi ini sebagai tanda cinta, kasih sayang, dan baktiku kepada :

Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Yohanes Suroso dan ibu Tatiana Saniyem (Almh) yang

telah membesarkan anak-anaknya dengan penuh kesabaran. Terimakasih atas tangan yang

tak pernah berhenti menadah untuk mendo akan anaknya, atas harapan dan kepercayaan

yang tak pernah hilang, untuk senyuman yang menjadi penyemangatku dan atas cinta, kasih

sayang, serta pengorbananmu untukku, anakmu.

Mbakku Lusia Hari Astuti dan adikku Margareta Tri Hariyati tersayang yang tak

pernah lelah mendoa kanku, memberi dukungan, semangat, serta motivasi dalam menggapai

tujuan.

Para pengajar dan pembimbing yang ku hormati

Teman-teman seperjuangan

(59)

Puji syukur kehadirat Allah Bapa Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Pengaruh Penggunaan Media Microsoft PowerPoint Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa (Studi pada SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Penulis menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd., selaku Dosen pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk bimbingan, memberikan motivasi dan semangat kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini.

2. Ibu Dra. Nurhanurawati, M.Pd., selaku Dosen pembimbing II yang telah bersedia waktunya untuk bimbingan memberikan motivasi dan semangat kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini.

3. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku pembahas dan Ketua Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan telah memberikan masukan serta saran kepada penulis.

(60)

Pendidikan Matematika yang telah bersedia memberikan waktunya untuk konsultasi akademik.

6. Bapak dan Ibu Dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

7. Bapak Y. Kuadiyono, S.Pd., selaku Kepala SMP Xaverius 4 Bandar Lampung. 8. Bapak Ant. Tri Supriyono,S.Pd., selaku guru mitra yang telah banyak

membantu dalam penelitian.

9. Seluruh siswa-siswi kelas VIII-A dan VIII-B SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

10. Ayah tersayang yang tak pernah

berhenti mengalir. 11. Mbak dan adik yang tel

12. Sahabat-sahabatku di Pendidikan Matematika angkatan 2007 NR: Adi, Agustina, Ali, Berta, Dani, Devi, Dina A, Dina N., Dwi A., Dwi D., Endah, Fiska, Fitri, Yudi, Haris, Harvi, Dea, Heru, Ifan, Indah, Indri, Komang, Leni, Bili, Bang Ken, Rista, Mira, Beni, Uya, Nesha, Ana, Ratna, Reni, Acis, Rita, Nana, Sevia, Bang Lihin, Sri, Munif, Tanti, Lia, Efa, Vera, Yemi, Yesi, Yulva, dan Vina atas semangat dan bantuannya selama ini.

13. Teman-teman seperjuangan angkatan 2007 Pendidikan Matematika Reguler. Kakak tingkat di Pendidikan Matematika angkatan 2004, 2005 & 2006, serta adik-adik angkatan 2008, 2009, 2010, & 2011

(61)

201 Universitas Lampung atas bekal ilmu yang telah diberikan.

16. Rekan seangkatan Menwa, Kukuh , Asep , Agus, Miftah, Toman, Santi, Ana , Nela , dan Andiska atas kebersamaan yang terjalin dan kenangan yang tidak akan terlupakan

17. Junior Menwa, Rahmad, Riki, Ari, Haris, Yoan, Fahruddin, Wira, Meita, Sarwina, Ferni, Roganda, Afdal, Gunawan, Purba, Arif, Gusti, Bina, Indri, Meyrisda, Yusrina, Ita, Irma, Arief, Beni, Arifin, dan Yudi saya sayang kalian dan tetap semangat.

18. Pengurus referensi yang telah melayani dalam peminjaman buku serta skripsi. 19. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala di sisi Allah Bapa Yang Maha Kuasa dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.

Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis,

Gambar

Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep (Lanjutan)
Tabel 3.3. Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran
Tabel 3.4. Interpretasi Nilai Daya Pembeda
Tabel 3.5. Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba

Referensi

Dokumen terkait

Organisasi terlibat dalam proses informasi untuk mengurangi. ketidakpastian

Sedangkan pada kelompok K mengalami peningkatan kadar trgliserida sebesar 1,36%.Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian serbuk biji labu kuning tidak dapat menurunkan

Hasil penelitian yang telah dilakukan menyatakan adanya hubungan yang bermakna antara kelembaban udara dengan kejadian penyakit TB Paru dimana kelompok

Therefore a lot of people go to libraries to borrow the books they want Many famous people have got their knowledge from booksD. A lot of them did not go to school, but read books

Hasil penelitian berupa SSP berbasis PBL secara praktis dapat diterapkan dan digunakan pada proses pembelajaran biologi di kelas X IPA SMA Negeri 2 Karanganyar

Pesatnya pertambahan penduduk, meningkatnya kebutuhan lahan dan komsumsi kayu untuk pembangunan dan perumahan, persaingan global dalam industri kehutanan dan dinamika

Berdasarkan hasil dari wawancara dengan masyarakat yang mengkonsumsi buah di Dusun Tiga Desa Desa Tirta Kencana diperoleh 41 jenis pohon buah yang mereka konsumsi dan

Selain banyaknya perusahaan yang tidak memiliki izin usaha pertambangan, juga aktifitas dari pertambangan tersebut telah merusak lingkungan dan merugikan masyarakat