• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 1 PANJANG UTARA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 1 PANJANG UTARA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI

PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 1 PANJANG UTARA

BANDAR LAMPUNG

Oleh

DEDY WIJAYA KUSUMA

Proses pembelajaran IPA di kelas V SDN 1 Panjang Utara kurang menarik bagi siswa. Guru berlaku sebagai sumber informasi tunggal yang memiliki posisi yang sangat dominan dalam proses pembelajaran. Akibatnya aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi rendah.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode demonstrasi. Metode demonstrasi dipandang sebagai salah satu metode yang sangat cocok digunakan dalam pembelajaran IPA karena dapat memberikan pengalaman belajar yang konkret bagi siswa bukan sekedar teori.

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus melalui beberapa tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Setiap siklus terdiri atas dua kali pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V SDN 1 Panjang Utara dengan jumlah 32 siswa. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa peneliti menggunakan lembar observasi. Sedangkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa peneliti menggunakan tes evaluasi.

Hasil penelitian menunjukkan penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Persentase aktivitas siswa siklus I mencapai 57,81% (cukup aktif) dan siklus II 76,56% (aktif). Sedangkan hasil belajar siswa siklus I mencapai ketuntasan 75,00% dan siklus II 87,50%.

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 (Departemen Pendidikan Nasional) tentang Sistem Pendidikan Nasional diungkapkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

(3)

Tujuan pembelajaran merupakan komponen yang penting dalam proses pembelajaran. Tujuan yang dicapai dalam proses tersebut meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Sehingga guru dalam pencapaian tujuan tersebut harus menggunakan metode mengajar yang tepat dalam menyampaikan suatu materi atau pokok bahasan.

Peserta didik terutama di tingkat Sekolah Dasar (SD) sering merasa bosan atau jenuh jika metode yang digunakan oleh guru tidak bervariasi. Oleh karena itu, penguasaan berbagai macam metode serta penerapannya membuat guru dapat menciptakan pembelajaran yang tidak membosankan bagi peserta didik dengan metode-metode mengajar yang bervariasi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode mengajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar anak. Penggunaan metode mengajar yang menarik dan menyenangkan akan sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa di kelas.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Utara, tempat dimana peneliti menunaikan tugasnya sebagai guru. Lebih fokus lagi peneliti melaksanakan penelitian pada siswa kelas V dikarenakan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang ditetapkan yaitu 65.

(4)

mengerjakan soal latihan. Guru berlaku sebagai sumber informasi tunggal yang memiliki posisi yang sangat dominan dalam proses pembelajaran. Selain itu guru juga tampak kurang menguasai kelas, terlihat sekali masih banyak siswa yang mengobrol dengan temannya, mengantuk atau melakukan aktivitas-aktivitas lain yang sama sekali tidak berhubungan dengan materi pembelajaran. Hal itu menunjukkan bahwa aktivitas belajar masih rendah.

Rendahnya aktivitas belajar siswa diduga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan siswa kurang memahami materi sehingga berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajarnya. Hal itu terbukti dari data yang diperoleh peneliti bahwa dengan KKM yang telah ditetapkan di kelas V SDN 1 Panjang Utara untuk mata pelajaran IPA, yakni 65,00 sebanyak 15 siswa (46,88%) belum mencapai KKM, dan hanya 17 siswa (53,13%) yang telah mencapai KKM.

Dari permasalahan tersebut, hal yang perlu diperbaiki adalah metode guru dalam mengajar. Diharapkan pembelajaran dapat berlangsung dengan optimal, efektif, berkualitas serta menarik sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Menurut Sukarno, dkk (1981: 29) sudah menjadi kewajiban guru untuk memilih bahan-bahan pelajaran yang dapat dihayati anak-anak dan mempergunakan metode mengajar sehingga anak-anak dapat belajar dengan semangat yang sebesar mungkin. Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dapat dilakukan dengan menerapkan berbagai macam metode salah satunya adalah metode demonstrasi.

(5)

banyak dipergunakan untuk mengembangkan suatu pengertian, mengemukakan suatu masalah, memperlihatkan penggunaan suatu prinsip, menguji kebenaran suatu hokum yang diperoleh secara teoritis dan untuk memperkuat suatu pengertian (Sukarno, dkk 1981: 43). Dengan demikian banyak hal yang bisa siswa dapatkan melalui penerapan metode demonstrasi yang akan membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perlu diidentifikasi permasalahan yang ada sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran masih bersifatteacher centered. 2. Guru kurang menguasai kelas.

3. Metode yang digunakan guru kurang menarik.

4. Rendahnya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA 5. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

C. Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah tersebut, dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah aktivitas belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri 1 Panjang Utara Bandar Lampung dapat

(6)

Dengan demikian, judul yang peneliti tentukan untuk PTK ini adalah tivitas dan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Metode

D. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas V SD Negeri 1 Panjang Utara Bandar Lampung.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas V SD Negeri 1 Panjang Utara Bandar Lampung.

E. Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Bagi Siswa

Dengan penerapan metode demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi pelajaran IPA sehingga prestasi belajar siswa pun meningkat.

(7)

Melalui penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan profesionalisme diri sebagai guru serta meningkatkan kemampuan dalam memperbaiki pembelajaran.

3. Bagi SDN 1 Panjang Utara

Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga menghasilkan lulusan yang berprestasi kompetitif.

4. Bagi Peneliti

(8)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Demonstrasi

1. Pengertian Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau sekedar tiruan (Sanjaya 2009: 150).

Sedangkan menurut Sukarno, dkk (1981: 43) metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau kejadian kepada peserta didik atau memperlihatkan cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

(9)

2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi

Dalam memilih metode yang cocok untuk sebuah pembelajaran diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai kelebihan dan kekurangan metode-metode yang ada. Setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Sanjaya (2009: 150-151) mengungkapkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode demonstrasi.

Sebagai suatu metode pembelajaran, demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:

a. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.

b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

c. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan mendapatkan kesempatan membandingkan antara teori dan kenyataan. Sehingga siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.

Disamping memiliki beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kekurangan, di antaranya:

(10)

beberapa kali mencobanya terlebih dahulu sehingga dapat memakan waktu yang banyak.

b. Demonstrasi memerlukan bahan-bahan, peralatan dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan metode ceramah.

c. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guruyang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih professional. Disamping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagusuntuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.

3. Langkah-langkah Metode Demonstrasi

Agar metode yang digunakan guru dalam pembelajaran dapat menunjang keberhasilan dalam pencapaian tujuan, maka perlu diperhatikan langkah-kangkah yang benar dalam penerapan metode tersebut. Menurut Sanjaya (2009: 151-152) langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pembelajaran dengan metode demonstrasi adalah sebagai berikut:

a. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk melaksanakan metode demonstrasi:

(11)

2) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. Garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk menghindari kegagalan dalam melaksanakan demonstrasi.

3) Melakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang diperlukan.

b. Tahap pelaksanaan 1) Langkah pembukaan

Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, di antaranya:

a) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang sedang didemonstrasikan. b) Kemungkinan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.

c) Kemungkinan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa diperintahkan untuk mencatat hal-hal penting dari pelaksanaan demonstrasi.

2) Langkah pelaksanaan

Setelah melaksanakan langkah pembuka, demonstrasi dapat mulai dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:

a) Memulai demonstrasi dengan hal-hal yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.

(12)

c) Meyakinkan diri bahwa semua siswa smengikuti jalannya demonstrasi dengan cara memperhatikan reaksi seluruh siswa. d) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif

memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

3) Langkah akhiran

Setelah demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal itu diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demontrasi yang telah dilakukan atau tidak.selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

B. Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang penting dalam proses perkembangan individu, dengan belajar seseorang dapat membangun pengetahuan dan kemampuan baru berdasarkan pengalaman yang sudah dimilikinya.

(13)

Dalam pandangan modern belajar dipandang sebagai proses peubahan perilaku berkat interaksi dengan lingkungannya. Hal itu didukung oleh beberapa pakar, antara lain Witherington (dalam Hanafiah dan Suhana 2010:7) yang menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. Hal itu sependapat pula dengan Gagne, Berliner dan Hilgard (1970) yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman (dalam Hanafiah dan Suhana 2010:7).

Penjelasan selanjutnya mengenai pengertiaan belajar oleh Slameto (2010: 3) yang mengungkapkan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan Bruner (dalam Slameto 2010: 11) berpendapat bahwa belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu secara sadar untuk memperoleh pengetahuan dan kemampuan baru berdasarkan pengalaman yang sudah dimilikinya.

1. Aktivitas belajar

(14)

pembelajaran dapat menjadi tolak ukur seberapa besar minat siswa untuk belajar. Oleh karena itu guru harus bisa menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir dan berbuat pada saat mengikuti proses pembelajaran.

Pernyataan tersebut didukung oleh Sanjaya (2009: 130) yang mengungkapkan bahwa aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.

Adapun macam-macam aktivitas belajar, Paul D. Dierich (Hamalik, 2010: 172) mengemukakan bahwa aktivitas belajar siswa dapat digolongkan kedalam beberapa bentuk, yaitu :

a Kegiataan-kegiatan visual

Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

b Kegiatan-kegiatan lisan

Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

(15)

Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

d Kegiatan-kegiatan menulis

Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopian, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.

e Kegiatan-kegiatan menggambar

Menggambar, membuat grafik,chart,diagram peta, dan pola.

f Kegiatan-kegiatan metrik

Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.

g Kegiatan-kegiatan mental

Merenung, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

h Kegiatan-kegiatan emosional

Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan aktivitas yang dilakukan selama proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

(16)

Bukti bahwa seseorang telah belajar adalah adanya hasil belajar. Keberhasilan belajar seseorang dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang diperolehnya. Hasil belajar berupa perubahan tingkah laku yang memiliki unsur subjektif atau rohaniah, dan unsur motoris atau jasmaniah.

Menurut Hamalik (2010: 30) tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak dalam setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap. Sedangkan Burton (dalam Hamalik, 2010: 31) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan yang dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman-pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik.

Dengan demikian, hasil belajar dapat diartikan sebagai sesuatu yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran berdasarkan kriteria tertentu dalam pengukuran pencapaian tujuan pembelajaran itu sendiri.

C. Pembelajaran IPA SD

1. Pengertian IPA

(17)

pengetahuan, tetapi kemudian bila orang berkata tentang sains, maka pada umumnya yang dimaksud sains ialah apa yang dulu apa yang dulu disebut natural science.Natural science dalam bahasa Indonesia disebut Ilmu Pengetahuan Alam atau dengan singkat sekarang dikenal dengan sebutan IPA (Sukarno, dkk 1981: 1)

Dengan demikian, IPA juga dapat diartikan sebagai Ilmu yang mempelajari aspek-aspek fisik mahluk hidup dan alam sekitarnya.

2. Mata pelajaran IPA di SD

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains telah menduduki tempat yang penting dalam masyarakat bahkan masyarakat pada negara-negara maju tidak lepas dari pengaruh sains. Oleh karena itu mata pelajaran IPA sangatlah penting untuk dipelajari di sekolah.

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Dalam kurikulum tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

(18)

pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan RI Nomor 22 tahun 2006 tentang pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang menyatakan pembelajaran IPA mempunyai tujuan yaitu:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan pendidikan ke SMP/MTs.

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan pengembangan kurikulum sekolah.

(19)

Penelitian Tindakan Kelas ini memliki kerangka pikir sebagai berikut.

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

E. Hipotesis Tindakan

(20)
(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Tahapan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas, yaitu penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran (Suhardjono dalam Arikunto 2009: 58). Oleh karena itu, yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci Arikunto (2009: 3) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Maka dari itu, PTK dilaksanakan dengan penuh kesadaran dari seorang guru untuk memperbaiki kelasnya. Sedangkan Aqib, dkk (2010: 3) berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.

(22)

Tahapan penelitian tindakan kelas tersebut dapat dilihat melalui gambar sebagai berikut:

dst

Gambar 2.Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Diadopsi dari Arikunto 2009: 16).

B. Setting Penelitian

Perencanaan

SIKLUS I

Pelaksanaan

Pengamatan

Pelaksanaan

Perencanaan

Refleksi

Refleksi

SIKLUS II

(23)

1. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan mulai 15 Maret 2012 sampai dangan 15 Mei 2012 pada semester dua tahun pelajaran 2011/2012. Pemilihan waktu tersebut dikarenakan siswa akan segera menghadapi Ujian Akhir Semester genap pada bulan Juni 2012.

2. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di SDN 1 Panjang Utara yang terletak di Panjang Utara, Kecamatan Panjang, Kota Bandar Lampung.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitiannya adalah siswa kelas V (lima) dengan jumlah siswa sebanyak 32 anak yang terdiri atas 15 laki-laki dan 17 perempuan.

D. Alat Pengumpulan Data

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti menggunakan teknik tes tertulis dan chek list untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas dan hasil belajar siswa sehingga alat pengumpulan data yang digunakan adalah butir soal dan lembar pengamatan (observasi) dan chek list. Selain itu, peneliti juga menggunakan kamera digital untuk mendokumentasikan aktivitas siswa dan guru saat proses pembelajaran.

(24)

1. Analisis kualitatif

Analisis data kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan data dan memberikan makna tentang aktivitas siswa yang diperoleh melalui lembar observasi aktivitas siswa. Setiap aktivitas yang dilakukan masing-masing siswa, kemudian diberi tanda checklist

yang diamati. Analisis yang dilakukan terhadap data aktivitas siswa adalah sebagai berikut:

a. Untuk menghitung persentase dari tiap-tiap indikator aktivitas yang dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P : persentase indikator aktivitas yang diharapkan

R : jumlah indikator aktivitas siswa yang dilakukan

T : jumlah total maksimum indikator aktivitas

(Sumber: Purwanto 2008: 132)

b. Untuk menghitung nilai aktivitas siswa digunakan rumus sebagai berikut:

P = x 100%

(25)

Keterangan:

N : nilai yang dicari

R : skor mentah yang diperoleh siswa SM: skor maksimum ideal

100 : bilangan tetap

(Sumber: Purwanto 2008: 102)

Tabel 1. Kategori aktivitas siswa berdasarkan perolehan nilai

No Rentang Nilai Kategori

1 81 Sangat Aktif

2 61 - 80 Aktif

3 41 - 60 Cukup

4 21 - 40 Kurang

5 20 Pasif

(Sumber: Adaptasi dari Poerwanti, Endang 2008: 7-8)

c. Untuk menghitung persentase siswa aktif secara klasikal digunakan rumus:

(Sumber: Aqip, dkk: 2009: 41)

Tabel 2. Kategori aktivitas siswa secara klasikal

No Rentang Nilai Kategori

P=∑

(26)

1 81 Sangat Aktif

2 61 - 80 Aktif

3 41 - 60 Cukup

4 21 - 40 Kurang

5 20 Pasif

(Sumber: Adaptasi dari Poerwanti, Endang 2008: 7-8)

Analisis kualitatif juga digunakan untuk mendeskripsikan data tentang kinerja guru. Data tersebut diperoleh dengan menggunakan lembar observasi tentang kinerja guru dalam menggunakan metode demonstrasi selama proses pembelajaran berlangsung.

Nilai kinerja guru diperoleh dengan rumus:

Keterangan:

N : nilai yang dicari

R : skor mentah yang diperoleh siswa SM: skor maksimum ideal

100 : bilangan tetap

(Sumber: Purwanto 2008: 102)

Tabel 3. Kategori kinerja guru berdasarkan perolehan nilai

No Rentang Nilai Kategori

(27)

1 81 Sangat Baik

2 61 - 80 Baik

3 41 - 60 Cukup

4 21 - 40 Kurang

5 20 Sangat Kurang

(Sumber: Adaptasi dari Poerwanti, Endang 2008: 7-8)

2. Analisis kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisis hasil belajar siswa dengan menghitung ketuntasan individual, nilai rata-rata dan ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut:

a. Nilai individual = x 100

b. Nilai rata-rata =

c. Ketuntasan klasikal =

(Sumber: Adaptasi dari Aqip, dkk: 2009:41)

Pada penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu membandingkan data kuantitatif dari kondisi awal, siklus I, siklus II, dan siklus berikutnya.

(28)

Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahap-tahap penelitian tindakan kelas yang dalam pelaksanaan tindakannya terdiri atas beberapa siklus. Setiap siklus terdiri atas tahap perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

Secara rinci pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan

Tahap perencanaan adalah persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas, antara lain sebagai berikut:

1) Menentukan kelas yang akan diteliti dan menetapkan siklus tindakan kelas, yaitu kelas V (lima).

2) Menetapkan waktu dimulainya penelitian tindakan kelas, yaitu pada April 2012 semester genap.

3) Menetapkan materi pelajaran, yaitu materi IPA kelasV (lima) sesuai dengan kurikulum yang berlaku di SD Negeri 1 Panjang Utara yaitu KTSP 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).

4) Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP). 5) Melengkapi peralatan/media yang akan digunakan. 6) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS).

(29)

8) Menetapkan cara pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan lembar observasi.

9) Menyusun lebar observasi baik untuk siswa maupun guru. 10) Menetapkan jenis data yang dikumpulkan yang sesusai dengan

respon terhadap tindakan yang dilakukan, baik data kualitatif maupun data kuantitatif.

11) Menetapkan cara refleksi secara kolaboratif antara peneliti dan observer yang dilakukan secara bersama-sama dan dilakukan setiap akhir tindakan pada setiap siklusnya.

b. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan tindakan adalah deskripsi tindakan yang akan dilakukan, skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan. Tindakan dilakukan pada materi IPA kelasV (lima) yang dilaksanakan sesuai dengan kurikulum yang berlaku di SD Negeri 1 Panjang Utara yaitu KTSP 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).

c. Observasi

(30)

Observasi dilakukan oleh peneliti dan pengamat dengan perekaman data cecklist

observasi. Lembar observasi yang disiapkan meliputi tentang proses kegiatan siswa dan kinerja guru dalam pelaksanaan tindakan. Untuk memperkuat data pada setiap siklus, sesekali dilakukan perekaman gambar dengan photo kamera digital.

d. Refleksi

Refleksi merupakan upaya untuk mengkaji hasil pengamatan yang berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang telah dilaksanakan. Refleksi juga berguna untuk menetapkan rencana tindakan pada siklus selanjutnya.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

b. Pelaksanaan

Peneliti melaksanakan pembelaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus I.

c. Observasi

(31)

d. Refleksi

Melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menganalisis serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran. Kesimpulan tersebut mengenai tindakan yang sudah dilakukan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V (lima) pada mata pelajaran IPA atau tidak.

G. Indikator KeberhasilanTindakan

Penelitian Tindakan Kelas yang membahas mengenai penerapan metode demonstrasi ini dikatakan berhasil apabila persentase aktivitas siswa % dan persentase jumlah siswa yang tuntas atau mencapai

(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri 1 Panjang Utara melalui penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA, dapat disimpulkan:

1. Penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Pada siklus I rata-rata aktivitas siswa sebesar 57,81% dengan kategori cukup dan pada siklus II sebesar 76,56% dengan kategori aktif.

2. Penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 75,00% dan pada siklus II sebesar 87,50%.

Dengan demikian, penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Panjang Utara Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

(33)

1. Bagi siswa

Siswa harus lebih kreatif dan berusaha untuk mencari informasi mengenai pengetahuan yang harus mereka miliki baik itu kepada guru, teman maupun kepada sumber belajar atau melalui media yang lain. 2. Bagi guru

Guru harus terus berlatih dalam menerapkan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA dan selalu mencari ide-ide inovatif yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran.

3. Bagi sekolah

Sekolah harus memberikan fasilitas maupun dukungan moril kepada guru untuk dapat menerapkan metode demonstrasi dengan baik. 4. Bagi peneliti

(34)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA

DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI

PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

NEGERI 1 PANJANG UTARA

BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

DEDY WIJAYA KUSUMA

FAKULTAS

KEGURUAN

DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(35)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA

DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI

PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

NEGERI 1 PANJANG UTARA

BANDAR LAMPUNG

Oleh

DEDY WIJAYA KUSUMA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS

KEGURUAN

DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(36)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka pikir penelitian... 18

2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 21

3. Diagram rekapitulasi kinerja guru dalam proses pembelajaran ... 62

4. Diagram rekapitulasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran ... 65

(37)

DAFTAR ISI A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Demonstrasi... 7

1. Pengertian metode demonstrasi ... 7

2. Kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi ... 8

3. Langkah-langkah metode demonstrasi ... 9

B. Belajar... 11

1. Aktivitas belajar... 13

2. Hasil belajar... 15

(38)

1. Pengertian IPA... 16

2. Mata pelajaran IPA di SD... 16

D. Kerangka Pikir... 18

E. Hipotesis Tindakan ... 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Tahapan Penelitian... 20

B. Setting Penelitian... 22

C. Subjek Penelitian ... 22

D. Alat Pengumpulan Data... 22

E. Teknik Analisis Data ... 23

1. Analisis kualitatif... 23

2. Analisis kuantitatif... 26

F. Prosedur Penelitian ... 27

G. Indikator KeberhasilanTindakan ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil SD Negeri 1 Panjang Utara ... 31

B. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian ... 33

1. Pelaksanaan siklus I... 33

a. Perencanaan... 33

b. Pelaksanaan tindakan ... 34

1) Pertemuan 1... 35

2) Pertemuan 2... 38

c. Pengamatan ... 42

1) Hasil observasi kinerja guru ... 42

2) Hasil obervasi aktivitas siswa ... 43

3) Hasil belajar siswa... 45

d. Refleksi... 46

2. Pelaksanaan siklus II ... 47

a. Perencanaan... 47

b. Pelaksanaan tindakan ... 48

1) Pertemuan 1... 48

2) Pertemuan 2... 51

c. Pengamatan ... 55

1) Hasil observasi kinerja guru ... 55

2) Hasil obervasi aktivitas siswa ... 56

3) Hasil belajar siswa... 58

d. Refleksi... 59

(39)

1. Kinerja guru dalam proses pembelajaran ... 60

2. Aktivitas siswa dalam prosses pembelajaran ... 62

3. Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 69

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK.Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, dkk. 2009.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Hamalik, Oemar. 2010.Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara. Hamdani dan Hermana. 2008.Classroom Action Research. Jakarta: Rahayasa.

Hanafiah dan Suhana. 2010.Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama. Mulyasa. 2006.Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung: Rosdakarya.

Poerwanti, Endang dkk. 2008.Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas. Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:

Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Slameto. 2010.Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta. Sudijono, Anas. 2008.Pengantar Evaluasi Pendidikan.. Jakarta: Raja Grafindo.

Sukarno, dkk. 1981.Dasar-dasar Pendidikan Sains. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

Lampiran 1

(41)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kategori aktivitas siswa berdasarkan perolehan nilai ... 24

2. Kategori aktivitas siswa secara klasikal... 25

3. Kategori kinerja guru berdasarkan perolehan nilai ... 26

4. Kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran siklus I... 43

5. Komponen aktivitas siswa siklus I... 44

6. Distribusi frekuensi nilai tes siklus I... 46

7. Kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran siklus II ... 55

8. Komponen aktivtias siswa siklus II ... 57

9. Distribusi frekuensi nilai tes siklus II ... 58

10. Rekapitulasi kinerja guru dalam proses pembelajran ... 61

11. Relapitulasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran... 63

(42)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Dedy Wijaya Kusuma Nomor Pokok Mahasiswa : 1013069015

Program Studi : S1 PGSD Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Lokasi Penelitian : SD Negeri 1 Panjang Utara

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Panjang Utara Bandar Lampung

hasil penelitian saya kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam Daftar Pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan seperlunya dan apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya sanggup dituntut berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Bandar Lampung, Agustus 2012 Yang membuat pernyataan,

(43)

KATA PENGANTAR

Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Panjang Utara Bandar Lampung

Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Penyusunan skripsi ini dapat terwujud berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.Sc.; selaku Rektor Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si.; selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd.; selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd.; selaku Ketua Program Studi PGSD Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. H. Sugiman, M.Pd.; selaku Pembimbing yang telah memberikan ilmu pengetahuan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

(44)

6. Bapak Drs. Tambat Usman, M.H.; selaku Pembahas yang telah meluangkan waktu untuk mengoreksi dan memberikan saran sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

7. Ibu Natalis Yati, S.Pd.; selaku Kepala SD Negeri 1 Panjang Utara, serta Dewan Guru dan Staf Administrasi yang telah mendukung peneliti selama penyusunan skripsi ini.

8. Ibu Selfiliana, S.Pd.; selaku teman sejawat yang telah bersedia membantu peneliti selama penyusunan skripsi ini.

9. Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.

Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Bandar Lampung, Agustus 2012

(45)

MOTTO

(Q.S. Al Insirah: 6)

(46)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini

sebagai ungkapan rasa syukur dan bangga kepada:

Orang tuaku

yang telah mendidik dan tiada pernah lelah mendoakanku;

Istriku tercinta (Antik Ririn Indriati)

yang selalu memotivasi dan tiada pernah henti mencurahkan kasih sayangnya, yang tak pernah

berkeluh kesah dalam pengabdiannya kepadaku;

Saudara dan teman-temanku semua yang telah mendukung, membantu dan memberikan semangat

kepadaku;

Serta

Almamaterku yang kubanggakan

Universitas Lampung

(47)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di desa Gunung Pasir Jaya, Lampung Timur pada tanggal 21 Desember 1986. Merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Supardi dan Ibu Sri Wahyuni.

Pendidikan peneliti dimulai dari Sekolah Dasar Negeri Gunung Pasir Jaya yang diselesaikan tahun 1998, kemudian peneliti melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 4 Sukadana yang diselesaikan tahun 2001, selanjutnya peneliti melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Metro yang diselesaikan tahun 2004.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
gambar sebagai berikut:
Tabel 1. Kategori aktivitas siswa berdasarkan perolehan nilai
Tabel 3. Kategori kinerja guru berdasarkan perolehan nilai

Referensi

Dokumen terkait

Alat iniakan bekerja apabila surat yang masuk kekotak surat melewati atau memotong sensor yang dipasang, maka display seven segmen akan menampilkan kata post dan jika tidak ada

Faktor-faktor yang dapat menggeser kurva permintaan ke kanan adalah penurunan harga barang itu sendiri dan kenaikan pendapatan konsumen. Perusahaan di pasar

Each 4-bit port contains a 4-bit latch and it can be used for the control signal outputs and status signal inputs in conjunction with ports A and B.. Only ‘‘pull-up’’ bus hold

a. Program Pengalaman lapangan sebagai salah satu program wajib bagi mahasiswa UNY program studi pendidikan merupakan program yang sangat tepat dan memiliki fungsi serta tujuan

Pengamat aktivitas guru dan siswa terdiri dari 2 orang yaitu guru mata pelajaran akuntansi dan mahasiswa akuntansi Universitas kanjuruan Malang dengan mengisi

Kedua, faktor kelemahan (weakness) di antaranya: penyaluran dana wakaf kepada mitra binaannya, tidak menerapkan adanya lembaga penjamin berupa asuransi syariah,

Berdasarkan dari hasil wawancara yang telah penulis paparkan pada bab penyajian data penulis dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif untuk menjawab rumusan

KUSUMORINI (Almarhumah), dan SRI NINGSIH. Hati merupakan organ utama yang berperan penting dalam proses metabolisme nutrisi dan detoksifikasi xenobiotik, sehingga hati