• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MENULIS PETUNJUK PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN “EXPERIENTAL LEARNING” SISWA KELAS IV SEMESTER GANJIL SDN 3 PAREREJO GADINGREJO TAHUN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MENULIS PETUNJUK PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN “EXPERIENTAL LEARNING” SISWA KELAS IV SEMESTER GANJIL SDN 3 PAREREJO GADINGREJO TAHUN 2011/2012"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MENULIS PETUNJUK PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

“EXPERIENTAL LEARNING” SISWA KELAS IV SEMESTER GANJIL

SDN 3 PAREREJO GADINGREJO TAHUN 2011/2012

Oleh Sadiyem

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas II SD Negeri 3 Parerejo nampak bahwa pemahaman tentang materi pembelajaran menulis petunjuk masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran menulis petunjuk melalui model pembelajaran Experiental Learning pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Parerejo.

Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang terdiri dari tiga siklus yang setiap siklusnya ada dua kali pertemuan. Penilaian prestasi belajar berdasarkan indikator yang telah direncanakan, yaitu pilihan kata/diksi, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan keruntutan penggunaan alat yang dilaksanakn setiap akhir siklus dengan melaksanakan tes uji tertulis.

Adapun hasil penelitian dengan model pembelajaran Experiental Learning siswa kelas IV yang berjumlah 28 siswa, 11 siswa yang baru mencapai keberhasilan yang ditetapkan atau 39,29% pada siklus I pertemuan pertama, sedangkan pada pertemuan kedua meningkat 13 siswa atau 46,63% atau meingkat sebesar 7,14%. Pada siklus II pada pertemuan pertama terjadi peningkatan lagi menjadi 16 siswa atau 57,14% sedangkan pada pertemuan kedua meningkat lagi 17 siswa 60,71% atau meningkat 3,57%. Kemudian pada siklus III pertemuan pertama meningkat 18 siswa atau 64,29%. Dan pada pertemuan kedua meningkat menjadi 26 siswa atau 92,86% atau meningkat 28,57% dengan nilai rata-rata klasikal 82,44. Dengan demikian pada indikator keberhasilan siswa telah tercapai dengan indikator keberhasilan diatas 75%.

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model Experiental Learning ternyata mampu meningkatkan pembelajaran menulis petunjuk pada pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SD Negeri 3 Parerejo. Oleh sebab itu pembelajaran dengan model Experiental Learning pada pembelajaran menulis petunjuk pada pelajaran Bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.

(2)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

negara yang demokratis serta betanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dikeluarkanlah PP No. 19 Tahun 2005. Pada Bab II pasal 4 disebutkan tentang standar Nasional Pendidikan yang bertujuan untuk

menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

Selanjutnya untuk pelaksanaan dijenjang pendidikan dikeluarkan Peraturan

Mendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, bahwa setiap mata pelajaran dijenjang pendidikan memiliki tujuan yang berbeda-beda.

Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD tujuan yang ingin dicapai adalah agar peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan

(3)

2

Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Suparno dan Yunus (2006:29) menyatakan bahwa “Menulis

adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Akitivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai

penerima pesan”. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa ”Kemampuan atau keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan,

pendapat, dan perasaan kepada pihak lain yang disampaikan lewat tulisan”. Depdiknas (2004: 4).

Merujuk pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) untuk Sekolah Dasar kelas IV Semester Ganjil, penulis simpulkan bahwa prestasi belajar

sesuai dengan kompetensi dasar di atas pada siswa kelas IV semesterGanjilSD Negeri 3 Parerejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011 / 2012 yang berjumlah 28 siswa tergolong

rendah yang dibuktikan dengan nilai rata –rata hanya 58,karena masih banyak siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang berlaku

pada sekolah tersebut. Adapun KKM yang berlaku pada sekolah tersebut adalah 65. Untuk itu peneliti dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran Experiental Learning, karena dalam

model pembelajaran ini dalam prosesnya mengaktifkan pembelajaran dengan membangun pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman secara

langsung siswa itu sendiri.

Kurniawan (2007:1-2) menyatakan menulis adalah sebuah kemampuan

(4)

3

disebut tulisan. Sekurang-kurangnya, ada tiga komponen yang tergabung dalam kemampuan menulis, yaitu: (1) penguasaan bahasa tulis, meliputi kosa

kata, struktur, kalimat, paragraf, ejaan, pragmatik, dan sebagainya; (2) penguasan isi karangan sesuai dengan topik yang akan ditulis, dan (3) penguasan tentang jenisjenis tulisan, yaitu bagaimana merangkai isi tulisan

dengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah komposisi yang diinginkan, seperti esai, artikel, cerita pendek, makalah, dan sebagainya.

Pada dasarnya, menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan

ekspresif. Dalam kegiatan menulis seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Kemampuan menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan,

menginformasikan, dan mempengaruhi pembaca. Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh para pembelajar yang dapat menyusun dan merangkai jalan pikiran dan mengemukakan secara tertulis

dengan jelas, lancar, dan komunikatif. Kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian dan pilihan kata, dan struktur kalimat.

Tujuan pembelajaran menulis menurut Bustami A. Gani (2003:4) hendaknya

diarahkan kepada keterampilan menulis dalam bahasa Indonesia untuk mencapai tujuan di atas, guru dalam perencanaan pembelajaran harus

(5)

4

Pembelajaran harus dibiasakan dengan menulis dalam bahasa Indonesia. Hasil tulisan tersebut didiskusikan dengan pembelajar, sehingga pembelajar

mengetahui kelemahan dan keunggulannya. Berdasarkan hal tersebut diputuskanlah suatu tindak lanjut yang mengarah kepada keterampilan menulis bagi pembelajar. Sekalipun tujuan pembelajaran adalah terampil

bukan berarti aspek lain (pengetahuan dan sikap) diabaikan. Artinya di akhir pembelajaran hendaknya diperoleh out put yang terampil menulis dan

mengerti dengan kaidah-kaidah menulis dalam bahasa target.

Menulis tidak cukup dengan hanya mengetahui teori-teori saja. Tanpa pernah mencoba menggerakkan pena atau menggerakkan jari-jemari pada mesin tik (berlatih) untuk menyatakan pikiran, mustahil kemampuan menulis dapat

diraih (Karsana Ano, 1986:11). Dengan demikian kemampuan menulis adalah sebuah cara pembelajaran dengan penggabungan kemampuan berkomunikasi, lebih lanjut lagi dinyatakan bahwa menulis dipandang sebagai sebuah

aktivitas yang bisa dianalisa dan digambarkan sehingga kegiatan menulis dapat diajarkan kepada siswa (Hairston, Maxine, 1983:8).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalahnya

adalah sebagai berikut :

(6)

5

2. Apakah dengan penerapan model pembelajaran “experiental learning”dapatmeningkatkan aktivitas dan hasil belajar menulis petunjuk pada pelajaran bahasa Indonesia ?.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

”Apakah dengan penerapan model pembelajaran“experiental learning”dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar menulis petunjuk pada pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV semester ganjilSD Negeri 3 Parerejo

Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012 ?”.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan di atas, tujuan penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar menulis petunjuk pada pelajaran Bahasa Indonesia melalui model pembelajaran “Experiental Learning”siswa kelas IV semester

GanjilSD Negeri 3 Parerejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu

Tahun Pelajaran 2011 / 2012.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa :

a. Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar menulis petunjuk untuk

(7)

6

b. Menjadikan pembelajaran menulis petunjuk untuk melakukan sesuatu pada pelajaran Bahasa Indonesia lebih aktif dan menyenangkan melalui model pembelajaran “experiental learning”.

2. Bagi Guru :

a. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis petunjuk untuk melakukan sesuatu pada pelajaran Bahasa Indonesia yang berpusat pada

siswa.

b. Meningkatkan profesionalitas guru demi perbaikan pembelajaran

menulis petunjuk untuk melakukan sesuatu pada pelajaran Bahasa Indonesia melalui model pembelajaran “experiental learning”.

3. Bagi Sekolah :

a. Memberikan sumbangan pemikiran kepada sekolah dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran menulis petunjuk untuk melakukan sesuatu pada pelajaran Bahasa Indonesia melalui model

pembelajaran “experiental learning”.

b. Memberikan informasi hasil penelitian bagi dunia pendidikan

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis tindakan yang akan diajukan adalah sebagai berikut : melalui model pembelajaran Experiental Learning

maka aktivitas dan hasil belajar menulis petunjuk pada pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas IV semester ganjil SD Negeri 3Parerejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012 akan

(8)
(9)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Untuk membantu mengatasi berbagai persoalan tentang metode kependidikan

dan pengajaran yang efektif, maka penulis mengajak untuk mengingat kembali

apa sebenarnya pengertian belajar itu. Menurut PedomanPembinaan

Profesional Guru Sekolah Dasar dan Menengah, Depdikbud, (1991998 :

7-8) memberikan arti belajar adalah sebagai berikut : “Belajar merupakan proses

perubahan tingkah siswa akibat adanyapeningkatan pengetahuan,

keterampilan, kemauan, minat, sikap, kemampuanuntuk berfikir logis, praktis

dan kritis”. Selain itu belajar juga dapat diartikansebagai proses perubahan

tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu danbelajar merupakan proses

pengembangan pengetahuan. Sebagai upaya untukmencapai suatu perubahan,

kegiatan belajar itu sendiri harus dirancangsedemikian rupa sehingga seluruh

siswa menjadi aktif, dapat merangsang dayacipta, rasa dan karsa. Dalam hal

ini, para siswa tidak hanya mendengarkanatau menerima penjelasan guru

secara sepihak, tetapi dapat pula melakukanaktivitas-aktivitas lain yang

bermakna dan menunjang proses penyampaianyang dimaksud. Misalnya

melakukan percobaan, membaca buku, bahkan jikaperlu siswa-siswa tersebut

dibimbingmenemukan masalah dan sekaligusmencari upaya-upaya

(10)

B. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajaradalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan

aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar

mengajar. Sardiman (1994:95) mengatakan aktivitas sangat diperlukan dalam belajar

mengajar. Tanpa adanya aktivitas, belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik.

Aktivitas dalam belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan

siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal yang belum jelas, mencatat, mendengar,

berpikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi

belajar.

Selanjutnya Djamarah (2000:67) mengemukakan bahwa belajar sambil melakukan aktivitas

lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak

didik lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak didik.

Dierich (dalam Sardiman, 1994:99) menyatakan bahwa jenis kegiatan siswa digolongkan ke

dalam 8 kelompok, diantaranya:

1) Visual activities, seperti: membaca dan memperhatikan.

2) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,

mengeluarkan pendapat, dan diskusi.

3) Listening activities, seperti: mendengarkan uraian dan diskusi.

4) Writing activities, seperti: menulis laporan dan menyalin.

5) Motor activities, seperti: melakukan percobaan.

6) Mental activities, seperti: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa,

(11)

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat dikemukakan bahwa aktivitas dalam

belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam

mengikuti pelajaran.

C. Prestasi Belajar

Menurut Sudjana (2008 : 276), hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan

menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes

tertulis, tes lisan, maupun tes perbuatan. Sedangkan Nasution (2000 : 34), berpendapat

bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya

mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri

pribadi, individu yang belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah

mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun

kualitatif. Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang

bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai materi atau belum. Penilaian kelas

merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru yang berkaitan dengan pengambilan

keputusan tentang pencapaian kompetensi dasar setelah mengikuti proses pembelajaran.

Penilaian merupakan upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan

untuk menjamin tercapainya kualitas proses pendidikan serta kualitas kemampuan peserta

didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Cullen dalam Kunandar 2008: 272). Hasil

belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), ulangan tengah semester, dan

nilai ulangan semester. Dalam penelitian tindakan kelas ini yang dimaksud dengan hasil

(12)

menulis. Ulangan harian dilakukan setelah selesai proses pembelajaran dalam kopentensi

dasar tertentu. Ulangan harian ini berupa soal yang harus diselesaikan para peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan uraian

kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam pencapaian kompetensi dasar tertentu.

D. Bahasa Indonesia di Sekolah

1. Pengertian

Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006:14) Bahasa Indonesia sekolah

adalah “bahasa Indonesiayang diajarkan dipendidikan dasar dan pendidikan menengah”.

Berartibahasa Indonesiadi SDadalah bahasa Indonesia yang diajarkan ditingkat SD,

bahasa Indonesia SMPadalah bahasa Indonesia yang diajarkan ditingkat SMP, bahasa

Indonesia SMAadalah bahasa Indonesia yang diajarkan ditingkat SMA.

2. Tujuan Pengajaran Bahasa Indonesia di SD

Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006:14) tujuan pengajaran Bahasa

Indonesia di SD adalah :

1. Berkomunikasi secara efisien dan efektif dengan etika yang berlaku, baik secara lisan

dan tertulis.

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan

dan bahasa negara.

3. Memahami bahasa indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk

(13)

4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan intelektual, serta kematangan

emosional dan sosial.

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

memperhalus budi pekerti serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

berbahasa.

6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya

Intelektual manusia Indonesia.

3. Model Pembelajaran Experiental Learning

Model pembelajaran semacam ini memberikan kesempatan kepada siswauntuk

melakukan kegiatan-kegiatan belajar secara aktif. Lebih lanjut, Hamalikmenyatakan

bahwa pembelajaran berdasarkan pengalaman memberi seperangkatatau serangkaian

situasi belajar dalam bentuk keterlibatan pengalamansesungguhnya yang dirancang oleh

guru (Oemar Hamalik, 2001:213). Cara ini mengarahkanpara siswa untuk mendapatkan

pengalaman lebih banyak melalui keterlibatansecara aktif dan personal, dibandingkan

bila mereka hanya membaca suatu materiatau konsep. Dengan demikian, belajar

berdasarkan pengalaman lebih terpusatpada pengalaman belajar siswa yang bersifat

terbuka dan siswa mampumembimbing dirinya sendiri.

Pembelajaran “Experiential Learning”menurut Menurut Mardiana (2006:120) belajar

dari pengalaman mencakup keterkaitanantara berbuat dan berpikir. Jika seseorang terlibat

aktif dalam proses belajarmaka orang itu akan belajar jauh lebih baik. Hal ini dikarenakan

dalam prosesbelajar tersebut pembelajar secara aktif berpikir tentang apa yang dipelajari

(14)

Oemar Hamalik (2001:213), mengungkapkanbeberapa hal yang harus diperhatikan dalam

model pembelajaran experiental learning adalah sebagai berikut :

1. Guru merumuskan secara seksama suatu rencana pengalaman belajar yangbersifat

terbuka (open minded) yang memiliki hasil-hasil tertentu.

2. Guru harus bisa memberikan rangsangan dan motivasi.

3. Siswa dapat bekerja secara individual atau bekerja dalam

kelompok-kelompokkecil/keseluruhan kelompok di dalam belajar berdasarkan pengalaman.

4. Para siswa ditempatkan pada situasi-situasi nyata, maksudnya siswa

mampumemecahkan masalah dan bukan dalam situsi pengganti. Contohnya : Di

dalamkelompok kecil, siswa membuat mobil-mobilan dengan

menggunakanpotongan-potongan kayu, bukan menceritakan cara membuat

mobil-mobilan.

5. Siswa aktif berpartisipasi di dalam pengalaman yang tersedia, membuatkeputusan

sendiri, menerima kosekuensi berdasarkan keputusan tersebut.

6. Keseluruhan kelas menceritakan kembali tentang apa yang dialamisehubungan

dengan mata pelajaran tersebut untuk memperluas pengalamanbelajar dan

pemahaman siswa dalam melaksanakan pertemuan yang nantinyaakan membahas

bermacam-macam pengalaman tersebut.

Dengan demikian, dari pernyataan-pernyataan di atas dapat diambil sebuah pengertian

bahwa experiential learning adalah suatu metode proses belajar mengajar yang

(15)

pengalamannya secara langsung. Dalam hal ini, Experiential Learning menggunakan

pengalaman sebagai katalisator untuk membantu pembelajar mengembangkan kapasitas

dan kemampuannya dalam proses pembelajaran sehingga pembelajar terbiasa berpikir

(16)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan temuan dan hasil penelitian tindakan kelas siswa kelas IV SD

Negeri 3 Parerejo kabupaten Pringsewa T.P. 2011/2012, dapat disimpulkan

sebagai berikut.

a. Penerapan pembelajaran dengan model Experiental Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa untuk pelajaran Bahasa

Indonesiapada siswa kelas IV SD Negeri 3Parerejo Kecamatan

Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

b. Pembelajaran dengan menggunakan dengan model Experiental Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa untuk pelajaran Bahasa

Indonesiapada siswa kelas IV SD Negeri 3Parerejo Kecamatan

Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan, peneliti

menyarankan sebagai berikut.

1. Untuk Guru

(17)

2) Model Experiental Learningdapat dijadikan alternatif oleh guru untuk memotivasi

siswa berlatih dan belajar untuk cepat menulis.

3) Guru harus lebih cepat tanggap terhadap kesulitan-kesulitan belajar siswa yang

dihadapi dalam menerima materi pembelajaran yang menyebabkan kemampuan

belajar siswa menurun. Untuk mengatasi hal tersebut guru dalam menyampaikan

materi pembelajaran, dianjurkan menggunakan metode-metode atau teknik-teknik

pembelajaran yang bervariasi. Guru juga sanggup dan bersedia memberikan motivasi,

nasihat, dan bimbingan kepada siswa.

4) Pelaksanaan siklus ke siklus sebaiknya jangan terlalu lama, karena dapat

mengakibatkan siswa lupa, jenuh atau bosan terhadap teknik diskusi yang digunakan.

2. Untuk Sekolah

1) Sekolah sebaiknya memperbanyak work shop atau musyawarah guru mata pelajaran

(MGMP) untuk menunjang proses pembelajaran umumnya, dan khususnya

pembelajaran bahasa Indonesia.

2) Memberikan motivasi kepada guru untuk memanfaatkan model-model pembelajaran,

khususnya model Experiental Learning pada materi pembelajaran tertentu.

3) Membantu guru dalam pengadaan media pembelajaran, khususnya media

pembelajaran bahasa Indonesia.

4) Sekolah mempermudah dan memberi kesempatan seluas-luasnya bagi siswa dalam

memanfaatkan buku dan perpustakaan sekolah.

5) Sekolah melengkapi sarana belajar yang lain, seperti telavisi, internet, OHP, surat

(18)

3. Untuk Siswa

1) Siswa harus instropeksi diri dan harus lebih banyak melakukan pelatihan untuk

mengetahui kekurangan-kekurangan yang dimiliki.

2) Siswa harus lebih banyak membaca berbagai wacana di mas media.

3) Siswa harus terlatih untuk cepat menuangkan ideatau gagasan kedalam bahasa tulis.

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subyek yang Diteliti

Subyek yang diteliti adalah siswa kelas IV Semester GanjilTahun Pelajaran

2011 / 2012”, dengan jumlah 28 siswa, yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan

15 siswa perempuan.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas inidilaksanakan di SD Negeri 3 Parerejo Kecamatan

Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011 / 2012”.

C. Prosedur Kerja dalam Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini merupakan siklus yang dirancang dalam dua

siklus. Setiap siklus ada empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan,

pengamatan,dan refleksi. Tahapan tersebut disusun dalam siklus dan setiap

siklus dilaksanakansesuai perubahan yang ingin dicapai.

(20)

pembelajaran kooperatif sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia

tentang menulis pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Parerejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten

Pringsewu.

Dalam kegiatan ini dilakukan dalam 3 siklus dengan mengacu pada model yang diadaptasi

dari Hopkins (1993 : 48) dalam Arikunto, Suharsimi, Suharjono, danSupardi (2006). Setiap

siklus prosedur atau langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan

dalam empat komponen kegiatan pokok, yaitu : (a) perencanaan (planning), (b) tindakan

(acting), (c) pengamatan (observasing), (d) refleksi (reflecting). Yang pada pelaksanaan

keempat komponen kegiatan pokok ini berlangsung secara terus menerus untuk perbaikan

perencanaan. Secara diagram siklus penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.

(21)

Langkah pertama adalah planning/persiapan, yang kedua adalah perlakuan dan pengamatan.

Hasilnya dijadikan dasar untuk menentukan refleksi (mencermati apa yang sudah terjadi).

Setelah selesai satu siklus maka disusun berikutnya dengan mengacu pada hasil refleksi

siklus sebelumnya sampai tercapainya target yang diinginkan. Jangka waktu dalam setiap

siklus tergantung pada keadaan yang terjadi di lapangan.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan penjajagan untuk mengetahui kondisi

awal kelas IV SD Negeri 3 Parerejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tentang

konsep permasalahan. Selanjutnya melaksanakan tindakan yang direncanakan dalam 2 siklus,

antara lain :

Siklus I

1. Perencanaan

a) Guru mempelajari standar isi untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar

yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan model pembelajaran

“experiental learning”.

b) Membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

“experiental learning”.

c) Membuat lembar kerja siswa.

1) Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK.

2) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

2. Tindakan

a) Membagi siswa dalam beberapa kelompok berdasarkan pengalaman.

(22)

c) Guru mengarahkan,memberi rangsangan dan motivasi kelompok.

d) Salah satu dari kelompok diskusi, mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

e) Guru memberikan kuis atau pertanyaan.

f) Siswa diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan.

g) Penguatan dan kesimpulan secara bersama-sama.

h) Evaluasi akhir (secara individual)

3. Pengamatan

Dalam penelitian tindakan kelas ini, pengamatan dilaksanakan dengan beberapa aspek

yang diamati yaitu sebagai berikut :

a) Pengamatan terhadap Aktivitas belajar siswadalam mengikuti pembelajaran yang

meliputi :

1) memperhatikan penjelasan guru,

2) mencatat/menyalin pelajaran,

3) keterampilan mengamati benda konkrit,

4) prakarsa( menjawab dan mengajukan pertanyaan),

5) kerja sama dalam kelompok,

6) unjuk kerja/presentasi,

Lembar pengamatan yang digunakan adalah lembar pengamatan 1, adapun format

lembar pengamatan 1 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa

(23)

1 2 3 4 1 memperhatikan penjelasan guru menulis petunjuk

2 mencatat/menyalin pelajaran menulis petunjuk 3 keterampilan mengamati petunjuk

4 prakarsa( menjawab dan mengajukan pertanyaan) 5 kerja sama dalam kelompok

6 unjuk kerja/presentasi Jumlah skor

Persentase Aktivitas Belajar Siswa

Keterangan:

(1) Kurang Aktif, (2) cukup Aktif, (3) Aktif, (4) Sangat Aktif

b) Perngamatan terhadap hasil belajar siswa dengan indikator pengamatan sebagai

berikut :

1) Ketepatan pemilihan kata / diksi. 2) Ketepatan penggunaan tanda baca. 3) Ketepatan penggunaan huruf kapital. 4) Keruntutan petunjuk.

Lembar pengamatan yang digunakan adalah lembar pengamatan 2. Adapun format

lembar pengamatan 2 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Pengamatan Hasil Belajar Siswa

(24)

- Tidak ada kesalahan penggunaan kata Skor : 3 c. Penggunaan Huruf Kapital

- Tidak ada kesalahan Skor : 3

- Ada kesalahan 1 – 2 huruf Skor : 2

- Ada kesalahan 3 – 4 huruf / lebih Skor : 1 d. Keruntutan penggunaan suatu alat.

- Runtut Skor : 3

c) Pengamatan Terhadap Kinerja Guru(dilakukan oleh pengamat lain) dengan aspek

pengamatan sebagai berikut :

1) Mengelola Ruang, Waktu dan Fasilitas Belajar

(a) Menyediakan alat bantu pembelajaran dan sumber belajar yangdiperlukan. (b) Menggunakan alat bantu (media) dalam proses pembelajaran.

(c) Menggunakan waktu pembelajaran secara efisien.

2) Menggunakan Strategi Pembelajaran

(a) Kemampuan penguasaan materi pelajaran.

(b) Kemampuan guru dalam menyampaikan pelajaran. (c) Kemampuan mengkondisikan kelas.

(d) Kemampuan memotivasi siswa. (e) Kemampuan mengaktifkan siswa.

(f) Kemampuan merespon pertanyaan siswa.

(25)

Lembar pengamatan yang digunakan untuk melihat kinerja guru adalah lembar pengamatan

3. Adapun format lembar pengamatan3 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3. Pengamatan Kinerja Guru

Skor

No Aspek yang diamati 1 2 3 4

Mengelola Ruang, Waktu dan Fasilitas Belajar

1 Menyediakan alat bantu pembelajaran dan sumber belajar yangdiperlukan.

2 Menggunakan alat bantu (media) dalam proses pembelajaran

3 Menggunakan waktu pembelajaran secara efisien

Menggunakan Strategi Pembelajaran

4 Kemampuan penguasaan materi pelajaran.

5 Kemampuan guru dalam menyampaikan pelajaran.

6 Kemampuan mengkondisikan kelas

7 Kemampuan memotivasi siswa

8 Kemampuan mengaktifkan siswa.

9 Kemampuan merespon pertanyaan siswa.

10 Keterampilan menyimpulkan hasil belajar siswa

Jumlah skor

Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja siswa. Analisisdilakukan

untuk mengukur kelebihan maupun kekurangan yang terdapatpada siklus I, kemudian

untuk diadakan perbaikan pada pelaksanaan siklus II.

(26)

Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan, tindakan,

pengamatan,dan refleksi.

1. Perencanaan

a) Guru mempelajari standar isi untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar

yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan model pembelajaran

“experiental learning”.

b) Membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

“experiental learning”.

c) Membuat lembar kerja siswa.

1) Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK.

2) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

2. Tindakan

Guru melaksanakan pembelajaran melalui model pembelajaran “experiental

learning”berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.

a) Membagi siswa dalam beberapa kelompok berdasarkan pengalaman.

b) Diberikan benda/bahan dan materi diskusi pada masing-masing kelompok.

c) Guru mengarahkan,memberi rangsangan dan motivasi kelompok.

d) Salah satu dari kelompok diskusi, mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

e) Guru memberikan kuis atau pertanyaan.

f) Siswa diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan.

g) Penguatan dan kesimpulan secara bersama-sama.

(27)

3. Pengamatan

Guru dan teman sejawat melakukan pengamatan terhadap aktivitas proses pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran “experiental learning”.Dalam penelitian

tindakan kelas ini, pengamatan dilaksanakan dengan beberapa aspek yang diamati yaitu

sebagai berikut :

a) Pengamatan terhadap Aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran yang

meliputi :

1) memperhatikan penjelasan guru,

2) mencatat/menyalin pelajaran,

3) keterampilan mengamati benda konkrit,

4) prakarsa( menjawab dan mengajukan pertanyaan),

5) kerja sama dalam kelompok,

6) unjuk kerja/presentasi,

b) Perngamatan terhadap hasil belajar siswa dengan indikator pengamatan sebagai

berikut :

1) Ketepatan pemilihan kata / diksi. 2) Ketepatan penggunaan tanda baca. 3) Ketepatan penggunaan huruf kapital. 4) Keruntutan petunjuk.

c) Pengamatan Terhadap Kinerja Guru (dilakukan oleh pengamat lain) dengan aspek

pengamatan sebagai berikut :

1) Mengelola Ruang, Waktu dan Fasilitas Belajar

(a) Menyediakan alat bantu pembelajaran dan sumber belajar yangdiperlukan. (b) Menggunakan alat bantu (media) dalam proses pembelajaran.

(c) Menggunakan waktu pembelajaran secara efisien.

(28)

(a) Kemampuan penguasaan materi pelajaran.

(b) Kemampuan guru dalam menyampaikan pelajaran. (c) Kemampuan mengkondisikan kelas.

(d) Kemampuan memotivasi siswa. (e) Kemampuan mengaktifkan siswa.

(f) Kemampuan merespon pertanyaan siswa.

(g) Keterampilan menyimpulkan hasil belajar siswa.

4. Refleksi

Guru melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus ke dua dan menyusun rencana

pembelajaran untuk siklus ke tiga.

Siklus III

Seperti halnya siklus Idan siklus II, pada siklus III pun terdiri dari perencanaan, tindakan,

pengamatan,dan refleksi.

1. Perencanaan

a) Guru mempelajari standar isi untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar

yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan model pembelajaran

“experiental learning”.

b) Membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

“experiental learning”.

c) Membuat lembar kerja siswa.

1) Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK.

2) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

(29)

Guru melaksanakan pembelajaran melalui model pembelajaran “experiental

learning”berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.

a) Membagi siswa dalam beberapa kelompok berdasarkan pengalaman.

b) Diberikan benda/bahan dan materi diskusi pada masing-masing kelompok.

c) Guru mengarahkan,memberi rangsangan dan motivasi kelompok.

d) Salah satu dari kelompok diskusi, mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

e) Guru memberikan kuis atau pertanyaan.

f) Siswa diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan.

g) Penguatan dan kesimpulan secara bersama-sama.

h) Evaluasi akhir (secara individual)

3. Pengamatan

Guru dan teman sejawat melakukan pengamatan terhadap aktivitas proses pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran “experiental learning”.Dalam penelitian

tindakan kelas ini, pengamatan dilaksanakan dengan beberapa aspek yang diamati yaitu

sebagai berikut :

a) Pengamatan terhadap Aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran yang

meliputi :

1) memperhatikan penjelasan guru,

2) mencatat/menyalin pelajaran,

3) keterampilan mengamati benda konkrit,

4) prakarsa( menjawab dan mengajukan pertanyaan),

(30)

6) unjuk kerja/presentasi,

b) Perngamatan terhadap hasil belajar siswa dengan indikator pengamatan sebagai

berikut :

1) Ketepatan pemilihan kata / diksi. 2) Ketepatan penggunaan tanda baca. 3) Ketepatan penggunaan huruf kapital. 4) Keruntutan petunjuk.

c) Pengamatan Terhadap Kinerja Guru (dilakukan oleh pengamat lain) dengan aspek

pengamatan sebagai berikut :

1) Mengelola Ruang, Waktu dan Fasilitas Belajar

(a) Menyediakan alat bantu pembelajaran dan sumber belajar yangdiperlukan. (b) Menggunakan alat bantu (media) dalam proses pembelajaran.

(c) Menggunakan waktu pembelajaran secara efisien.

2) Menggunakan Strategi Pembelajaran

(h) Kemampuan penguasaan materi pelajaran.

(i) Kemampuan guru dalam menyampaikan pelajaran. (j) Kemampuan mengkondisikan kelas.

(k) Kemampuan memotivasi siswa. (l) Kemampuan mengaktifkan siswa.

(m)Kemampuan merespon pertanyaan siswa.

(n) Keterampilan menyimpulkan hasil belajar siswa.

4. Refleksi

Guru melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I, II, dan III bersama teman sejawat.

D. Sumber Data dan Cara Pengambilan Data

1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Hasil pengamatan dari teman sejawat yang membantu sebagai observer.

(31)

c. Hasil tes tertulis siswa siswa kelas IV semester GanjilSD Negeri 3Parerejo Kecamatan

Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011 / 2012.

2. Cara Pengambilan Data

Cara pengambilan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Lembar aktivitas belajar siswa pada siklus 1, 2 dan 3.

(Lembar pengamatan 1)

Data aktivitas belajar siswa yang terkumpul dalam penelitian ini akan dianalisis

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Perolehan skor

Aktivitas siswa = X 100 %

Skor maksimal

Selanjutnya dari hasil penghitungan rumus tersebut diklasifikasikan berdasarkan

kategori aktivitas belajar siswa, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.4.Persentase Aktivitas Belajar

No Skor Kategori Aktivitas Siswa

1 0 – 39 Kurang Aktif

2 40 – 59 Cukup Aktif

3 60– 79 Aktif

4 80 – 100 Sangat Aktif

2) Tes formatif pada siklus 1, dan 2

(Lembar pengamatan 2)

Data hasil belajar siswa yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis sesuai dengan

kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang berlaku pada sekolah tempat penelitian,

kemudian dilakukan analisis secara deskriptif untuk mengetahui ketuntasan kelas

(32)

Jumlah siswa yang tuntas / lulus

Persentase = X 100 %

Jumlah seluruh siswa

Selanjutnya dari hasil penghitungan rumus tersebut diklasifikasikan berdasarkan kategori ketuntasan kelas yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.5. Ketuntasan Belajar Siswa

No Persentase Kategori Ketuntasan

1 81 – 100 % Baik Sekali

2 66 – 81 % Baik

3 56 – 66 % Cukup

4 41-56 % Kurang

5 0-41 % Gagal

3) Lembar pengamatan dari teman sejawat sebagai obsever yang menilai kinerja

guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran dalam setiap siklus.

(lembar pengamatan 3)

Data kinerja guru dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Perolehan skor

Kinerja Guru= X 100 %

Skor maksimal

Selanjutnya dari hasil penghitungan rumus tersebut diklasifikasikan berdasarkan

kategori kinerja guru yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.6. Kinerja Guru

Skor Kategori Kinerja Guru

30 – 39 Rendah

(33)

56 – 65 Cukup

66 – 79 Baik

80 – 100 Sangat Baik

E. Tolok Ukur Keberhasilan

Tolok ukur keberhasilan dalam penelitian ini adalah :

a. Apabila lebih dari 75 % siswa aktif mengikuti pelajaran Bahasa Indonesiamelalui model

pembelajaran “experiental learning”dengan pokok bahasan menulis petunjuk untuk

melakukan sesuatu.

b. Apabilahasil belajar siswa pada pokok bahasan menulis petunjuk untuk melakukan

sesuatu pada pelajaran bahasa Indonesiamelalui model pembelajaran “experiental

learning”telah mencapai kriteria ketuntasan minimal pada sekolah tempat penelitian

(34)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MENULIS PETUNJUK PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

“EXPERIENTAL LEARNING” SISWA KELAS IV SEMESTER GANJIL

SDN 3 PAREREJO GADINGREJO TAHUN2011/2012

(Skripsi)

Oleh :

SADIYEM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(35)

DAFTAR GAMBAR

Grafik Halaman

4.1 AktivitasSiswaSiklus I PertemuanPertamadanKedua... 38 4.2 HasilEvaluasiSiklus I PertemuanPertamadanKeduaPembelajaran

MenulisPetunjuk ... 43 4.3 AktivitasSiswaSiklus II PertemuanPertamadanKedua ... 52 4.4 HasilEvaluasiSiklusII PertemuanPertamadanKeduaPembelajaran

MenulisPetunjuk ... 56 4.5 AktivitasSiswaSiklusIII PertemuanPertamadanKedua... 66 4.6 HasilEvaluasiSiklusIII PertemuanPertamadanKeduaPembelajaran

MenulisPetunjuk ... 71 4.7 Hasil Pembelajaran Menulis Petunjuk padaSiklus I, Siklus II, dan

(36)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MENULIS PETUNJUK PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

“EXPERIENTAL LEARNING” SISWA KELAS IV SEMESTER GANJIL

SDN 3 PAREREJO GADINGREJO TAHUN 2011/2012

Oleh SADIYEM

Skripsi

Sebagai Salah SatuSyaratuntukMencapaiGelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi PGSD Setrata 1 DalamJabatan JurusanIlmuPendidikan

FakultasKeguruandanIlmuPendidikan

FAKULTAS PROGRAM STUDI PGSD STRATA 1 DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(37)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR... xvi

BAB I PENDAHULUAN A.LatarBelakangMasalah ... 1

B.Identifikasi Masalah... 4

C.RumusanMasalah... 5

D.TujuanPenelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian... 5

C. Prosedur Kerja dalam Penelitian ... 14

D. Sumber Data dan Cara Pengambilan Data ... 26

E. Tolok Ukur Keberhasilan ... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Latar Lokasi Sekolah dan Karakteristik Guru ... 30

B. Hasil Penelitian ... 30

1. Persiapan Pembelajaran ... 31

2. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran ... 32

C.Pembelajaran Siklus I ... 32

1. Perencanaan (Planning) ... 33

2. Tindakan (Acting) ... 33

3. Pengamatan (Observating) ... 35

4. Refleksi (Reflekting) ... 44

5. Rekomendasi Siklus II ... 45

D. Pembelajaran Siklus II ... 45

1. Perencanaan (Planning) ... 46

(38)

3. Pengamatan (Observating) ... 49

4. Refleksi (Reflekting) ... 56

5. Rekomendasi Siklus II ... 58

E. Pembelajaran Siklus III ... 60

1. Perencanaan (Planning) ... 60

2. Tindakan (Acting) ... 61

3. Pengamatan (Observating) ... 63

4. Refleksi (Reflekting) ... 71

F. Pembahasan ... 73

1. Deskripsi Aktivitas Belajar ... 73

2. Deskripsi Model Experiental Learning... 77

3. Deskripisi Implementasi Pembelajaran Guru ... 78

4. Deskripsi Hasil Belajar ... 79

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 81

B. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 84

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, Suharjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Bumi Aksara

Depdikbud. 1998. PedomanPembinaanProfesional Guru

SekolahDasardanMenengah. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas. 2004. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.Bahan Pelatihan

Terintegrasi Berbasis Kompetensi.

Depdiknas.2005. Penelitian Tindakan Kelas. Bahan Pelatihan Terintegrasi

Berbasis Kompetensi.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan, Jakarta : BNSP

Djamarah. 2000. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:Usaha

Nasional.

Djamarah. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gani. 2003. Evektifitas Pengajaran Menulis. Tersedia: http://www.ialf.edu.html.

(Agustus 2012)

Guza. 2009. UU Sisdiknas dan UU Guru dan Dosen. Jakarta : Asa Mandiri

Hairston, M. 1983. Contemporary Composition. Boston: Houghton Mifflin

Company.

Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hopkins, D. 1992. A Teacher Guide to Calssroom Research. 2 nd ed.

Philadelphia. Open University Press

Karsana. 1986. KeterampilanMenulis, Jakarta: Karunika.

Kurniawan.2007. Intisari Bahasa dan Sasta Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

(40)

Kurniawan. 2007. Model PengajaranMenulisBahasa Indonesia bagiPenuturAsing Tingkat Lanjut, (Online), (Http://Www.Ialf.Edu/Kipbipa/Papers/KhaerudinKurniawan.doc, diaksestanggal 12 September 2012).

Mardana, I. B., Sukarta, N., & I N. 2006.Pemberdayaayn Prior Experience dalam Pembelajaran Modul Praktikum dalam Sains dengan Model Experiental Learning Sebagai Upaya Meningkatkan Kompetensi Sains Siswa SMPN 2Singaraja. Laporan Penelitian (Tidak Diterbitkan). Undiksha Singaraja.

Nasution. 2000. DidaktikAsas-AsasMengajar. Bandung: Jermars.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.Yogyakarta: BPFE.

Sudjana,N. 2002, Dasar-dasar Proses BelajarMengajar. Bandung: SinarBaruAlgensindo.

---. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(41)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa ... 18

3.2 Pengamatan Hasil Belajar Siswa ... 18

3.3 Pengamatan Kerja Guru ... 20

3.4 Presentase Aktivitas Belajar ... 27

3.5 Ketuntasan Belajar Siswa ... 28

3.6 Kinerja Guru ... 28

4.1 Hasil Presentasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Pertama dan Kedua ... 37

4.2 Tabulasi Skor Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan Pertama dan Kedua ... 40

4.3 Nilai Siswa pada Siklus I Pertemuan Pertama dan Kedua ... 42

4.4 Hasil Evaluasi Siklus I Pertemuan Pertama dan Kedua Pembelajaran Menulis Petunjuk ... 43

4.5 Hasil Presentasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan Pertama dan Kedua... 51

4.6 Tabulasi Skor Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan Pertama dan Kedua ... 53

4.7 Nilai Siswa pada Siklus II Pertemuan Pertama dan Kedua ... 55

4.8 Hasil Evaluasi Siklus II Pertemuan Pertama dan Kedua Pembelajaran Menulis Petunjuk ... 56

4.9 Hasil Presentasi Aktivitas Siswa Siklus III Pertemuan Pertama dan Kedua ... 65

4.10 Tabulasi Skor Observasi Kegiatan Guru Siklus III Pertemuan Pertama dan Kedua ... 68

4.11 Nilai Siswa pada Siklus III Pertemuan Pertama dan Kedua ... 70

4.12 Hasil Evaluasi Siklus III Pertemuan Pertama dan Kedua Pembelajaran Menulis Petunjuk ... 71

(42)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang penulis

laksanakan di kelas IV SD Negeri 3 Parerejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten

Pringsewu dengan judul “Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Menulis

Petunjuk pada Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Model Pembelajaran

Experiental Learning” Siswa Kelas IV Semester Ganjil SDN 3 Parerejo

GadingrejoTahun 2011/2012” dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah

dijadwalkan.

Banyak manfaat yang penulis dapatkan sebagai seorang pendidik selama

melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), diantaranya untuk meningkatkan

kinerja dalam pembelajaran di kelas yang dilakukan berulang kali dengan proses

refleksi yang penulis lakukan berdiskusi dengan teman sejawat.

Dengan selesainya penelitian tindakan kelas ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku ketua jurusan ilmu pendidikan.

3. Dr. Darsono, M.Pd., selaku ketua program studi PGSD.

(43)

2

5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku dosen pembimbing.

6. Suherman, S.Pd., selaku kepala Sekolah Dasar Negeri 3 Parerejo.

7. Suami dan anak-anak tercinta, yang selalu memberikan semangat.

8. Semua pihak yang tidak sempat saya sebutkan satu-persatu yang telah membantu

penyelesaian penelitian ini.

Semoga Allah Swt. memberikan berkah, rahmat, dan hidayah serta kemuliaan atas kebaikan dan

pengorbanan bagi kita. Kritik dan saran yang bersifat membangun demi kebaikan laporan PTK

ini sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya. Amin.

Parerejo, 2012 Penulis,

Sadiyem

(44)

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : SADIYEM

NPM : 1013119053

Judul Skripsi : MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI

BELAJAR MENULIS PETUNJUK PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN “EXPERIENTAL LEARNING” SISWA KELAS IV SEMESTER GANJIL

SDN 3 PAREREJO GADINGREJO TAHUN 2011/2012

Menyatakan bahwa penelitian ini adalah merupakan hasil kerja saya sendiri dan menurut saya tidak berisi tentang materi yang pernah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini, saya kutip dari hasil karya orang lain yang telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai norma dan kaidah penulisan karya ilmiah.

Demikian pernyataan ini saya buat berdasarkan kondisi yang sebenar-benarnya.

Parerejo, April 2012 Yang membuat pernyataan,

Sadiyem

NPM 1013119053

Judul Skripsi : MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI

BELAJAR MENULIS PETUNJUK PADA

(45)

GANJIL SDN 3 PAREREJO GADINGREJO TAHUN 2011/2012

Nama : SADIYEM

No. Pokok Mahasiswa : 1013119053

Program Studi : S-1 Pendidkan Guru Sekolah Dasar

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI:

Ketua Jurusan, Dosen Pembimbing,

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Arwin Achmad, M.Si.

(46)

MOTTO

KebenaranituadalahdariTuhanmu, sebabitujanganlahengkautermasuk orang-orang yang bimbang

(QS. Al-Baqarah, 147)

Sebaik-baikmanusiaadalah orang yang sanggupmenjadikandirinyasebesar-besarnyamanfaat di tengah-tengahmasyarakat.

(47)

PENGESAHAN

1. Tim Penguji

Penguji :Drs. Arwin Achmad, M.Si. ...

Penguji

Bukan Pembimbing :Drs. Syaifuddin Latif, M.Pd. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. BujangRahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(48)

PERSEMBAHAN

KaryainidipersembahkanuntukBapakdanIbu, Suamitercinta,

(49)

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan seorang wanita yang lahir di Tambahmulyo. Penulis anak

ketiga dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Tukiyo Rejo (Alm) dan Ibu

Sitas.

Penulis mengawali pendidikan formalnya dari SD Negeri 1 Wates Kecamatan Gadingrejo dan

diselesaikan pada tahun 1975. Pada penulis melanjutkan study di SMP Negeri 1 Gadingrejo

selesai pada tahun 1982. Kemudian meneruskan pendidikan di SPG Muhammadiyah Pringsewu

selesai pada tahun 1983. Dan pada tahun 2010 penulis mengikuti Program Pendidikan di S-1

Gambar

Gambar.3.1 Tindakan PTK
Tabel 3.2 Pengamatan Hasil Belajar Siswa
Tabel 3.3. Pengamatan Kinerja Guru
Tabel 3.4.Persentase Aktivitas Belajar
+3

Referensi

Dokumen terkait

ASMAH BT AHMAD SAKRIN

[r]

“Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Kantor Camat Medan Barat Kota Medan” yang dimaksud untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan

pelayanan tour leader dalam perjalanan wisata, kendala apa saja yang dihadapi. tour leader dalam perjalanan wisata serta bagaimana cara meningkatkan

Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui profil keterlaksanaan Teknik Penilaian Kelas dalam pembelajaran Fisika kelas XI dan kepemilikan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perubahan Fraksi Fosfor Lambat Tersedia pada Tanah Tergenang yang Diameliorasi Bahan Organik adalah benar karya saya

3 Frequency of affiliation and agonistic of six classes macaques in Telaga Warna Nature Reserve and Recreational Park 4 4 Percentage of Macaque-Human interaction

menggambarkannya dengan melakukan sketsa terlebih dahulu dilanjutkan dengan menyiapkan properti yang dibutuhkan dan pada saat memotret harus diperhatikan teknik