1
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Arikunto. 2007. Manajemen Penelitian. Rhineka Cipta, Jakarta.
Assauri, Sofyan. 2004. Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi. PT Grafindo Persada Jakarta, Jakarta.
Dharmesta dan Irawan.2005. Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua, Liberty,Yogyakarta
Durianto, Darmadi. 2003. Inovasi Pasar Dengan Iklan Efektif. Cetakan Gramedia Pustaka, Jakarta.
Kinnear, Thomas C, dan James R. Taylor, 2003, Riset Pemasaran, (Terjemahan oleh Thamrin). Edisi Tiga, Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2001. Prinsip - Prisip Pemasaran. Terjemahan oleh Damos Sihombing, M.B.A. Jilid 1. Prenhallindo, Jakarta.
_________________________________. 2008. Prinsip–Prinsip Pemasaran. Terjemahan Bob Sabran. Jilid 1. Edisi Kedua belas, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran Edisi Milenium (Terjemahan). PT. Prenhallindo, Jakarta.
____________. 2004. Manajemen Pemasaran Jilid 1 (Terjemahan Hendra Teguh dkk. PT. Indeks, Jakarta.
Kuncoro, M. (2009). Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. edisi 3. Erlangga, Jakarta.
Laksana, Fajar. 2008. Manajemen Pemasaran: Pendekatan Praktis. Graha Ilmu, Yogyakarta.
2
Situmorang, Syafrizal Helmi, dan Muslich Lufti. 2012. Analisis Data Untuk Manajemen dan Bisnis, USU Press, Medan.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, CV Alfabeta, Bandung.
________. 2006. Statistika Untuk Penelitian. CV.Alfabeta, Bandung. ________. 2012. Metode Penelitian Kombinasi. CV.Alfabeta, Bandung.
Sumarni dan Wahyuni. 2006. Metode Penelitian dan Bisnis. Andi, Yogyakarta. Supramono, dan Jony Octavian Haryanto. 2003. Desain Proposal Penelitian:
Studi Pemasaran. Andi. Yogyakarta.
Swastha, Basu dan Irawan. 2005. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty, Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy. 2002. Strategi Pemasaran. Andi. Yogyakarta
_____________. 2006. Pemasaran Jasa. Bayumedia Publishing, Malang. _____________. 2008, Strategi Bisnis Pemasaran. Andi, Yogyakarta. Skripsi
Bachriansyah, Rizky Amaliana, 2011. Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Daya Tarik Iklan, dan Persepi Harga Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Produk Ponsel Nokia (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kota Semarang). Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Handayani, Widya, 2013. Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Samsung Galaxy Series, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Jakarta.
Niswah, Ennik Kholishotun dan Muhammad Edwar, 2013. Pengaruh Faktor Harga,. Kualitas, dan Fitur Terhadap Keputusan Pembelian Modem Smartfren di Ketintang Surabaya, Fakultas Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Surabaya, Surabaya.
3
Shaharudin, Mohd Rizaimy, Suhardi Wan Mansor, Anita Abu Hassan, Maznah Wan Omar and Etty Harniza Harun, 2011. The relationship between product quality and purchase intention: The case of Malaysia’s national motorcycle/scooter manufacturer, Faculty of Business Management, Universiti Teknologi MARA, Malaysia.
Artikel dan Jurnal
Durianto, Darmadi dan C. Liana . 2004. Analisis efektivitas iklan televisi softener soft & fresh di jakarta dan sekitarnya dengan menggunakan consumen decision model, Jurnal Ekonomi Perusahaan,Vol.11 (no.1): 35-55 Dipublikasikan.
Yoestini dan Eva Sheila. R. (2007). Jurnal Sains Pemasaran Indonesia. Vol VI (No. 3), p261-p276
Websites
Rossignol, Joe. 2015. Apple Surpassed Samsung as World's Largest Smartphone
Maker in Fourth Quarter.
1 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksplanatori. Penelitian eksplanatori adalah penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel yang mempengaruhi hipotesis (Sugiyono, 2006:10). Pada penelitian ini minimal terdapat dua variabel yang dihubungkan dan penelitian ini berfungsi menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dijelaskan mengenai adanya hubungan interaktif atau timbal balik antara variabel yang akan diteliti dan sejauh mana hubungan variabel tersebut saling mempengaruhi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode yang digunakan adalah metode penelitian survei.
Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang dalam usulan penelitian , proses hipotesis, analisis data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya menggunakan aspek pengukuran, perhitungan, dan rumus dari kepastian data numerik.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
2 3.3. Batasan Operasional
Agar penelitian ini dapat lebih terarah dan terfokus maka dilakukan pembatasan dalam variabel yang akan diteliti. Batasan operasional dalam penelitian ini antara lain:
1. Variabel independen (X) terdiri dari: harga (X1), kualitas produk (X2)
dan fitur produk (X3).
2. Variabel dependen (Y) adalah minat pembelian (Y).
3.4. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti, yang terdiri dari:
1. Variabel bebas (X) yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Ada pun variabel bebas penelitian ini adalah:
a) Harga (X1)
3 b) Kualitas produk (X2)
Kualitas produk adalah kemampuan produk iPhone untuk menjalankan fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahaan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. c) Fitur Produk (X3)
Fitur produk adalah unsur-unsur yang terkandung dalam produk iPhone yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Fitur produk identik dengan sifat dan sesuatu yang unik, khas dan istimewa yang tidak dimiliki oleh produk lainnya.
4 Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Indikator Skala
5
Variabel Definisi Indikator Skala
Pengukuran
Sumber: Diolah Peneliti (2015)
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah variabel harga, kualitas produk, fitur produk, dan minat pembelian smartphone iPhone pada mahasiswa/i di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Pengukuran variabel bebas dan terikat pada penelitian ini menggunakan Skala Likert.
6
pernyataan kemudian memberikan jawaban atas pernyataan yang diajukan.
Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberi skor (Sugiyono, 2008:86). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat berbentuk sebagai berikut:
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No Skala Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber : Sugiyono (2008:86)
3.6. Populasi dan Sampel 3.6.1. Populasi
7 3.6.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi. Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.(Sugiyono, 2012:392).
Menurut Supramono (2003:63), alternatif formula yang digunakan untuk menentukan sampel pada populasi yang sulit diketahui (unidentified). Karena Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang menggunakan produk smartphone iPhone jumlahnya tidak diketahui sehingga untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus:
�= �Za
2�(p)(q) ��
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
Za2 = Nilai tabel Z berdasarkan a Jika α= 0,05→Z = 1,96
Jika α= 0,01→Z = 1,67
p = Estimasi proporsi populasi = nilai tabel Z berdasarkan a
q = 1-p
8
Dalam memperoleh n (jumlah sampel) yang besar dan nilai p belum diketahui, maka peneliti melakukan pra-survei dengan bertanya kepada 30 orang mahasiswa/I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan didapatkan sebanyak 15 orang menggunakan smartphone iPhone, sehingga digunakan p = 0,55. Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:
�=(�,��
�)(�,�)(�,�)
(�,�)� = 96,04
Melalui perhitungan ini didapatkan jumlah sampel sebesar 96,04 orang, maka angka tersebut dibulatkan sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 97 orang. Dengan Kriteria yang ditetapkan yaitu: mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universtas Sumatera Utara stambuk 2011 sampai dengan 2015 yang telah menggunakan produk smartphone iPhone minimal 1 tahun pemakaian.
3.7. Jenis Data
Jenis data didalam penelitian ini adalah:
a) Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih di lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan cara memberikan daftar pertanyaan (questionaire).
9 3.8 Metode Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2007:238).
2. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan internet yang mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan.
1.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 1.9.1 Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti ingin mengukur kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuesioner tersebut tersusun dan teruji validitasnya, dalam praktik belum tentu data yang terkumpulkan adalah data yang valid. Banyak hal-hal lain yang akan mmengurangi validitas data misalnya apakah si pewawancara mengumpulkan data betul-betul mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan dalam kuesioner. (Situmorang, 2012:76).
10
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan Software SPSS 20 for Windows, untuk memperoleh hasil yang terarah dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika rhitung positif dan rhitung> rtabel maka pertanyaan dinyatakan valid
dan jika rhitung negatif dan rhitung< rtabel maka pertanyaan dinyatakan
tidak valid
2. Rhitung dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation.
3. Nilai rtabel dengan responden awal berjumlah 30 orang dan alpha 5% adalah 0,361.
11
Sumber: Hasil Data Penelitian 2016 (Diolah)
12
Sumber ; Hasil Data Penelitian 2016 (diolah)
3.9.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua
kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif
konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. (Situmorang dan Lufti, 2012: 79). Uji
13
memperoleh hasil yang terarah dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika ralpha positif > r 0,80 maka dinyatakan reliable.
2. Jika ralpha positif < r 0,80 maka dinyatakan tidak reliabel.
Tabel 3.5 Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,948 15
Pada Tabel 3.5 diatas terlihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha adalah sebesar 0,948. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha adalah positif dan lebih besar dari 0,80 (0,948> 0,80), maka kuesioner penelitian dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk melakukan penelitian.
3.10 Teknik Analisis Data 3.10.1.Analisis Deskriptif
Metode ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian sehingga mendapat gambaran umum mengenai karakteristik dan kriteria responden yang akan diteliti.
3.10.2.Analisis Regresi Linear Berganda
Metode ini merupakan perluasan dari regresi sederhana. Regresi linear berganda di tunjukan untuk menentukan hubungan linear antar variabel bebas yaitu Harga (X1), Kualitas Produk (X2), dan Fitur Produk
14
Metode Statistik yang digunakan peneliti untuk menganalisis adalah dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS 20 for Windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah:
Y= a + b1X1+b2X2+b3X3+e Dimana :
Y = Minat Pembelian
a = Konstanta
b1, b2, b3 = Koefisien Regresi Berganda
X1 = Harga
X2 = Kualitas Produk
X3 = Fitur Produk
e = Standard Error (variabel pengganggu)
Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak), sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima.
3.11. Uji Asumsi Klasik
15 a) Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp.Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang dan Lufti, 2012:107).
b) Uji Heteroskedastisitas
Analisis regresi bertujuan untuk melihat seberapa besar peranan variabel bebas terhadapa variabel terikat. Uji heteroskedastisitas juga pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Jika probabilitasnya signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas (Situmorang, 2012:119).
c) Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan variance Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut:
16
3.Tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas.
3.12. Uji Hipotesis
a. Uji F ( Uji Signifikansi Simultan )
Yaitu untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh harga, kualitas produk, dan fitur produk terhadap minat pembelian secara serentak dengan rumus hipotesis sebagai berikut:
H0: b1, b2, b3 = 0 artinya variabel-variabel bebas (harga, kualitas produk
dan fitur produk) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel terikatnya (minat pembelian)
Ha: b1, b2, b3≠ 0 artinya variabel-variabel bebas (harga, kualitas produk
dan fitur produk) mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya (minat pembelian).
Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5% Ha diterima jika F hitung > F tabel pada α = 5%
b. Uji t ( Uji Signifikansi Parsial )
Yaitu untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai variabel terikat dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:
Ho : β = 0, artinya variabel-variabel bebas (harga, kualitas produk
17
yang signifikan terhadap variabel terikat (minat pembelian).
Ha : β ≠ 0, artinya variabel-variabel bebas (harga, kualitas produk
dan fitur produk) secara individual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (minat pembelian).
Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :
a. Dengan membandingkan nilai t hitungnya dengan t tabel. Apabila t tabel > t hitung, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Apabila t tabel < t hitung, maka Ho ditolak dan Ha diterima. b. Dengan menggunakan angka probabilitas siginifikansi.
Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Apabila angka probabilitas siginifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
3. Koefisien Determinasi (R²)
1 BAB IV
HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Smartphone iPhone
Apple Inc. (sebelumnya bernama Apple Computer, Inc.) adalah sebuah
perusahaan multinasional yang berpusat di Silicon Valley, Cupertino, California dan bergerak dalam bidang perancangan, pengembangan, dan penjualan barang-barang yang meliputi elektronik konsumen, perangkat lunak komputer, serta komputer pribadi. Apple Inc. didirikan pada tanggal 1 April, 1976 dan diinkonporasikan menjadi Apple Computer, Inc. pada tanggal 3 Januari, 1977. Pada 9 Januari, 2007, kata "Computer" dihapus untuk mencerminkan fokus Apple terhadap bidang elektronik konsumen pascapeluncuran iPhone.
2
Computers. Desainnya kemudian dibeli oleh Call Computers dan beberapa unit
terjual.
Pada tahun 1975 Wozniak mulai menghadiri pertemuan sebuah klub bernama Homebrew Computer Club.Microcomputer baru seperti Altair 8800 dan IMSAI menginspirasinya untuk memasang sebuah mikroprosesor pada video teletype-nya untuk menjadikannya sebuah unit komputer yang lengkap.Pada saat
itu CPU yang banyak tersedia adalah Intel 8080 seharga $US 179 dan Motorola 6800 seharga $US 170.Wozniak lebih tertarik pada Motorola 6800 tetapi harganya terlalu mahal.Dia pun kemudian sadar dan hanya mendesain komputer di atas kertas.
Ketika MOS Technology memproduksi chip 6502 pada tahun 1976 dengan harga $US 20, Wozniak membuat sebuah versi BASIC untuk chip tersebut dan mulai mendisain sebuah komputer untuk menjalankannya.Chip 6502 didisain oleh orang yang sama yang telah mendisain Motorola 6800. Wozniak kemudian berhasil membuat komputer tersebut dan membawanya ke pertemuan-pertemuan Homebrew Computer Club untuk dipamerkan. Pada satu pertemuan Wozniak
bertemu teman lamanya Steve Jobs yang tertarik akan potensi komersialisasi komputer-komputer kecil.Steve Jobs dan Steve Wozniak sudah berteman sejak lama.
3
Shop yang tertarik untuk membeli komputer tetapi hanya komputer yang sudah
terpaket lengkap, pemilik toko tersebut Paul Terrell mengatakan ia siap membeli 50 unit seharga $US 500 satunya.
Komputer buatan Wozniak hanya memiliki beberapa kelebihan. Salah satunya dapat menggunakan TV sebagai monitor di mana saat itu banyak komputer tidak memiliki monitor sama sekali. Monitor ini bukanlah seperti monitor modern dan hanya menampilkan teks dengan kecepatan 60 karakter per detik. Komputer ini bernama Apple I dan memiliki kode bootstrap pada ROM-nya yang membuatnya lebih mudah untuk dihidupkan.
Akhirnya dengan paksaan Paul Terrell Wozniak juga mendesain sebuah mekanisme kaset untuk membuka dan menyimpan program dengan kecepatan 1,200 bits/detik, sebuah kecepatan yang cukup tinggi pada saat itu. Walaupun komputer tersebut cukup sederhana disainnya adalah sebuah masterpiece, menggunakan jumlah komponen yang jauh lebih sedikit dengan komputer-komputer sejenisnya dan berhasil memberi reputasi kepada Wozniak sebagai seorang master designer dengan cepat.
4
akhirnya, 200 unit Apple I diproduksi.Tapi Wozniak sudah lebih maju daripada Apple I. Banyak elemen design Apple I dibuat karena keterbatasan dana yang
dimiliki oleh mereka untuk membuat sebuah prototype. Tapi dengan pendapatan dari penjualan Apple I, dia bisa memulai produksi komputer yang lebih canggih, Apple II; Apple II diperkenalkan kepada publik pada West Coast Computer Faire
pada bulan April 1977.
Perbedaan utama dengan Apple I adalah tampilan TV yang didesain total, di mana tampilan disimpan di memori. Dengan cara ini monitor tidak hanya bisa menampilkan teks juga bisa menampilkan gambar dan pada akhirnya warna. Pada saat yang sama Jobs menekankan desain casing dan keyboard yang lebih baik dengan pemikiran bahwa komputer tersebut harus lengkap dan siap langsung dinyalakan. Apple I hampir bisa seperti itu namun pengguna masih harus memasang berbagai macam komponen dan menulis kode untuk menjalankan BASIC.
Menyadari membuat komputer seperti itu akan memakan banyak biaya. Jobs mulai mencari uang tunai namun Wayne sedikit ragu karena ia pernah mengalami kegagalan perusahaan empat tahun sebelumnya dan akhirnya keluar dari perusahaan. Jobs akhirnya bertemu dengan Mike Markkula yang menjamin pinjaman bank sebanyak $US 250.000 dan mereka bertiga membentuk perusahaan Apple Computer pada 1 April 1976. Dengan dana dan desain bentuk yang baru,
Apple II dilepas pada tahun 1977 dan menjadi komputer yang biasanya
5
1980an. Ketika Applego public pada tahun 1980, mereka menghasilkan dana terbanyak sejak Ford go public pada tahun 1956.
Pada Januari 2007, Apple memasuki pasar telepon genggam dengan memperkenalkan iPhone, yang dirilis pada tanggal 29 Juni 2007 di AS. Pada saat yang sama, nama perusahaan juga akan dipangkas dengan menanggalkan kata "Computer" untuk mewakili diversifikasi produk perusahaan tersebut.
Namun, pada tahun 2011, CEO Apple digantikan oleh Tim Cook, dikarenakan mundurnya Steve Jobs dari jabatannya pada tanggal 24 Agustus 2011. Kemudian, pada tanggal 5 Oktober 2011, Steve Jobs yang merupakan mantan CEO dan pendiri Apple, meninggal dunia karena kanker pankreas. Tak lama setelah menjabat sebagai CEO, pada tahun berikutnya Apple memperkenalkan iPhone 5 dengan layar yang sedikit lebih besar dari pendahulunya, iPhone 4S.
6
iPhone (/iconˈa ɪfoʊn/ eye-fohn) adalah jajaran telepon pintar yang dirancang dan dipasarkan oleh Apple Inc. iPhone menggunakan sistem operasi telepon genggam iOS Apple yang dikenal dengan nama "iPhone OS" sampai pertengahan 2010, sesaat setelah peluncuran iPad. iPhone pertama diluncurkan tanggal 29 Juni 2007. iPhone terbaru, yaitu iPhone 5 generasi keenam, diluncurkan tanggal 21 September 2012. Antarmuka penggunanya dikembangkan secara menyeluruh di layar multisentuhnya, termasuk sebuah papan ketik virtual.iPhone memiliki konektivitas Wi-Fi dan seluler (2G, 3G dan 4G).
iPhone dapat merekam video, mengambil foto, memutar musik, mengirim dan menerima surel, menjelajah web, mengirim SMS, dan menerima surat suara visual. Sejumlah fungsi lain seperti permainan, referensi, navigasi GPS, jejaring sosial, dll.—dapat diaktifkan dengan mengunduh aplikasi. Pada 2012, App Store menawarkan lebih dari 700.000 aplikasi buatan Appledan pengembang pihak ketiga.
7
iPhone 4S dilengkapi kamera 8-megapiksel dengan kemampuan merekam video beresolusi 1080p, prosesor inti ganda, dan sistem kendali suara bahasa alami bernama Siri. iPhone 5 dilengkapi prosesor A6 baru, layar Retina 4-inci yang lebih besar daripada layar 3,5-inci di iPhone versi sebelumnya, dan menggantikan konektor 30 pin dengan konektor digital Lightning.
iPhone 5C memiliki spesifikasi yang sama dengan iPhone 5 dan kamera depannya telah diperbarui. iPhone 5C tersedia dalam 5 macam warna, yaitu biru, merah, hijau, kuning, dan putih. iPhone 5s dilengkapi dengan fitur baru, yaitu Touch ID dan dapat merekam video gerak lambat beresolusi 720p. iPhone 5s
tersedia dalam 3 macam warna, yaitu abu-abu, silver, dan emas. Pada 19 September 2014, Apple merilis iPhone terbaru yaitu iPhone 6. Fitur yang disediakan seperti kamera 8 megapixel dan layar 4,7 inci.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Deskriptif Responden
8 Tabel 4.1 Identitas Responden
No Karakteristik Jumlah Responden
(Mahasiswa)
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.1, dapat dilihat bahwa :
a. Total responden adalah sebanyak 97 orang, Berdasarkan jenis kelamin, dapat diketahui 42 orang atau 43.3% responden adalah laki-laki dan 55 orang atau 56.7% responden adalah perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah yang berjenis kelamin perempuan yang banyak menggunakan smartphone iPhone.
9
atau 25,8% tahun 2014 sebanyak 15 orang atau 15,5%, dan tahun 2015 sebanyak 11 orang atau 11,3%. Hal ini menunjukkan bahwa responden terbanyak berasal dari stambuk tahun 2012.
c. Berdasarkan lama penggunaan pada smartphone iPhone, dapat diketahui 20 orang atau 20,6% responden yang menggunakan smartphone iPhone selama satu tahun dan 77 orang atau 79,4% responden menggunakan smartphone iPhonelebih dari satu tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
notabene sampel responden sudah cukup lama dalam menggunakan smartphone iPhone sebagai smartphone pilihan.
d. Berdasarkan tipe smartphone iPhone yang digunakan, dapat diketahui bahwa 4 orang atau 4,1% responden menggunakan smartphone iPhone 4, 15 orang atau 15,5% responden menggunakan smartphone iPhone 4s, 26 orang atau 26,8% smartphone iPhone 5, 38 orang atau 39,2% responden menggunakan smartphone iPhone 5s, 12 orang atau 12,4% responden menggunakan smartphone iPhone 6, dan 2 orang atau 2,1% responden menggunakan smartphone iPhone 6s. Hal ini menunjukkan bahwa tipe smartphone iPhone yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa/i di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara adalah smartphone iPhone 5s.
4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel
10 4.2.2.1Harga Sebagai X1
Tabel 4.2
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Harga Indikator
Penelitian (Pernyataan)
Frekuensi Pendapat Responden (%) Total (%) Sumber: Data primer dengan pengolahan spss 22.0
Tabel 4.2 menunjukkan jawaban untuk variabel harga yang diperoleh dari responden yang berjumlah 97 orang,yaitu:
a) Pada pernyataan pertama (Harga smartphone iPhone sesuai dengan daya beli saya) sebanyak 44 orang atau 45,4% menyatakan sangat setuju, 43 orang atau 44,3% menyatakan setuju, 6 orang atau 6,2% menyatakan kurang setuju, 2 orang atau 2,1% menyatakan tidak setuju dan 2 orang atau 2,1% menyatakan tidak setuju.
b) Pada pernyataan kedua (Harga smartphone iPhone sesuai dan sebanding dengan kualitas produk yang saya dapatkan) sebanyak 58 orang atau 59,8% menyatakan sangat setuju, 36 orang atau 37,1% menyatakan setuju, 2 orang atau 2,1% menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 1% menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.
11
setuju, 3 orang atau 3,1% menyatakan kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.
d) Pada pernyataan keempat (Harga yang ditawarkan oleh produk
smartphone iPhone cukup bersaing dengan harga produk sejenis lain)
sebanyak 33 orang atau 34% menyatakan sangat setuju, 48 orang atau 49,5% menyatakan setuju, 12 orang atau 12,4% menyatakan kurang setuju, 3 orang atau 3,1% yang menyatakan tidak setuju dan 1 orang atau 1% yang menyatakan sangat tidak setuju.
4.2.2.2Kualitas Produk Sebagai X2
Tabel 4.3
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Kualitas Produk Indikator
Penelitian (Pernyataan)
Frekuensi Pendapat Responden (%) Total (%) Sumber: Data primer dengan pengolahan spss 22.0
Tabel 4.3 menunjukkan jawaban untuk variabel kualitas produk yang diperoleh dari responden yang berjumlah 97 orang, yaitu:
12
tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
b) Pada pernyataan kedua (Saya memilih smartphone iPhone karena memiliki kinerja produk yang baik) sebanyak 60 orang atau 61,8% menyatakan sangat setuju, 35 orang atau 36,1% menyatakan setuju, 1 orang atau 1% menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju, dan 1 orang atau 1% menyatakan sangat tidak setuju.
c) Pada pernyataan ketiga (Saya memilih smartphone iPhone karena memiliki pelayanan penjualan yang baik) sebanyak 46 orang atau 47,4% menyatakan sangat setuju, 49 orang atau 40,5% menyatakan setuju, 2 orang atau 2,1% menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
13 4.2.2.3Fitur Produk Sebagai X3
Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Fitur Produk Indikator
Penelitian (Pernyataan)
Frekuensi Pendapat Responden (%) Total (%) Sumber: Data primer dengan pengolahan spss 22.0
Tabel 4.4 menunjukkan jawaban untuk variabel kualitas produk yang diperoleh dari responden yang berjumlah 97 orang, yaitu:
a) Pada pernyataan pertama (Saya memilih smartphone iPhone karena memiliki fitur fitur yang lengkap) sebanyak 59 orang atau 60,8% menyatakan sangat setuju, 33 orang atau 34% menyatakan setuju, 3 orang atau 3,1% menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju, dan 2 orang atau 2,1% menyatakan sangat tidak setuju.
b) Pada pernyataan kedua (Saya memilih smartphone iPhone karena fitur-fiturnya mampu memenuhi kebutuhan saya) sebanyak 58 orang atau 59,8% menyatakan sangat setuju, 36 orang atau 37,1% menyatakan setuju, 3 orang atau 3,1% menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
14
sangat setuju, 37 orang atau 38,1% menyatakan setuju, 3 orang atau 3,1% menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 1% menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. d) Pada pernyataan keempat (Saya memilih smartphone iPhone karena
memiliki fitur-fitur yang tidak dimiliki merek lain) sebanyak 53 orang atau 54,6% menyatakan sangat setuju, 43 orang atau 44,3% menyatakan setuju, 1 orang atau 1% menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
4.2.2.4Minat Pembelian Sebagai Y
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Minat Pembelian Indikator
Penelitian (Pernyataan)
Frekuensi Pendapat Responden (%) Total (%) Sumber: Data primer dengan pengolahan spss 22.0
Tabel 4.5 menunjukkan jawaban untuk variabel kualitas produk yang diperoleh dari responden yang berjumlah 97 orang, yaitu:
15
ada responden yang menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
b) Pada pernyataan kedua (Saya memilih smartphone iPhone karena memiliki kesesuaian harga dengan daya beli saya) sebanyak 53 orang atau 54,6% menyatakan sangat setuju, 35 orang atau 36,1% menyatakan setuju, 6 orang atau 6,2% menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 1% menyatakan tidak setuju, dan 2 orang atau 2,1% menyatakan sangat tidak setuju.
c) Pada pernyataan ketiga (Saya memilih smartphone iPhone karena memiliki kualitas pelayanan yang baik) sebanyak 48 orang atau 49,5% menyatakan sangat setuju, 46 orang atau 47,4% menyatakan setuju, 3 orang atau 3,1% menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
4.2.3 Uji Asumsi Klasik
4.2.3.1Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1) Analisis Grafik
16
a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Hasil dari outputSPSS terlihat seperti Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.
Gambar .4.1 Grafik P-P Plot
Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS 22.0
17 Gambar 4.2 Histogram Normalitas
Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS 22.0
Pada gambar 4.2 histogram uji normalitas menunjukkan bahwa residual telah terdistribusi secara normal.
2) Analisis Kolmogorov-Smirnov
Uji normalitas juga bisa dilakukan dengan analisis Kolmogorov-Smirnov. Kriteria keputusan yang diambil adalah:
• Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka tidak mengalami
gangguan distribusi normal.
• Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka mengalami gangguan
18
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .73205119
Most Extreme Differences
Absolute .130
Positive .122
Negative -.130
Kolmogorov-Smirnov Z 1.283
Asymp. Sig. (2-tailed) .074
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data
Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS 22.0.
Berdasarkan pengolahan data pada Tabel 4.6 diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) diatas angka 0.05 (0. > 0.05) dengan demikian dapat disimpulkan model regresi memenuhi asumsi normalitas.
4.2.3.2Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu residual pengamatan ke pengamatan lain.
1) Pendekatan Grafik
19 Gambar 4.3 Grafik Normal Scatterplot
Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS 22.0
Pada Gambar 4.3 Scatterplot dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, yang menandakan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
1.2.3.3Uji Glejser
20
a. Dependent Variable: abs_res
Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS 22.0
Tabel 4.7 menunjukan bahwa nilai signifikan Harga (0,820), Kualitas Produk (0,176), dan Fitur Produk (0,770) > 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedatisitas.
4.2.3.4Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. (Situmorang & Lufti, 2012:133), Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS.Tolerance mengukur variabilitas variabel
21 a. Dependent Variable: Minat Pembelian
Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS 22.0
Pada Tabel 4.8 dapat dilihat nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 5 dengan demikian dapat disimpulkan model regresi bebas gangguan multikolinieritas.
4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linear berganda ditujukan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel bebas (X) yang terdiri dari Harga (X1), Kualitas Produk (X2),
Fitur Produk (X3), serta variabel terikat (Y) berupa Minat Pembelian, maka untuk
22
a. Dependent Variable: Minat Pembelian
Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS 22.0
Berdasarkan hasil pengolahan data seperti terlihat pada Tabel 4.15 kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh persamaan regresi linear
berganda sebagai berikut:
Y = 1,161 + 0,426X1+ 0,138X2+ 0,134X3 + e
Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Konstanta (a) = 1,161. Ini mempunyai arti bahwa variabel Harga, Kualitas Produk, dan Fitur Produk dianggap konstan maka tingkat Minat Pembelian (Y) sebesar 1,161.
b. Koefisien X1 (b1) = 0,426. Variabel Harga terhadap Minat Pembelian
dengan koefisien regresi sebesar 0,426. Ini mempunyai arti bahwa setiap terjadi kenaikan variabel Harga sebesar 1 satuan, maka minat pembelian smartphone iPhone akan naik sebesar 0,426.
c. Koefisien X2 (b2) = 0,138 Variabel kualitas produk terhadap minat
23
d. Koefisien X3 (b3) = 0,134 Variabel fitur produk terhadap minat pembelian
dengan koefisien regresi sebesar 0,134. Ini mempunyai arti bahwa setiap terjadi kenaikan variabel fitur produk sebesar 1 satuan, maka minat pembelian smartphone iPhoneakan naik sebesar 0,134.
4.3 Uji Hipotesis
4.3.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Uji F (uji serentak) dilakukan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh atau hubungan positif dan signifikan variabel bebas (X1, X2, dan X3)
berupa variabel Harga, Kualitas Produk dan Fitur Produk terhadap variabel terikat (Y) berupa Minat Pembelian. Model hipotesis yang digunakan dalam Uji F ini adalah sebagai berikut:
H0 : b1 = b2 = b3 = 0, Artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh positif
dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, dan X3) berupa harga, kualitas produk
dan fitur produk terhadap variabel terikat (Y) minat pembelian.H0 : b1 ≠ b2 ≠ b3
≠ 0, Artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari
variabel bebas (X1, X2, dan X3) berupa variabel Harga, Kualitas Produk dan Fitur
Produk terhadap variabel terikat (Y) Minat Pembelian. Peneliti dalam menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:
df (pembilang) = k-1 , df (penyebut) = n-k Keterangan:
24 k = jumlah variabel bebas dan terikat
Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 97 dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 4, sehingga diperoleh:
1) df (pembilang) = k-1 df (pembilang) = 4-1 = 3 2) df (penyebut) = n-k df (penyebut) = 97-4 = 93
Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS 22.0 for Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tingkat
α = 5% (3:93) = 2,70 dengan kriteria uji sebagai berikut:
H0 diterima bila Fhitung< Ftabelpada α = 5%
H0 ditolak bila Fhitung> Ftabelpada α = 5%
Tabel 4.10 Hasil F Hitung
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 202.801 3 67.600 122.202 .000b
Residual 51.446 93 .553
Total 254.247 96
a. Dependent Variable: Minat Pembelian
b. Predictors: (Constant), Fitur Produk, Harga, Kualitas Produk
Sumber : Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 22.0
Berdasarkan Tabel 4.10 bahwa nilai Fhitung adalah dengan tingkat
signifikansi 0,000.sedangkan Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) adalah
2,70. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu Fhitung > Ftabel dan tingkat
25 4.3.2 Uji Signifikansi (Uji – t)
Uji-t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah variabel bebas yang terdiri dari variabel Harga (X1), Kualitas Produk (X2), dan Fitur Produk (X3)
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Minat Pembelian smartphone iPhone (Y).
Model hipotesis yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
H0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari variabel Harga (X1), Kualitas Produk (X2), dan Fitur Produk (X3) secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap Minat Pembelian smartphone iPhone(Y) sebagai variabel terikat.
H0 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya variabel bebas secara parsial berpengaruh
positif terhadap variabel terikat variabel bebas yang terdiri dari variabel Harga (X1), Kualitas Produk (X2), dan Fitur Produk (X3) secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap Minat Pembelian smartphone iPhone(Y) sebagai variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusan: H0 diterima jika thitung< ttabelpada α = 5%
H0 ditolak jika thitung> ttabelpada α = 5%
Nilai thitung akan diperoleh dengan menggunakan software SPSS 22,0 for
Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai ttabel pada tingkat α = 5%
26
yang dilakukan adalah uji dua arah maka ttabel yang digunakan adalah t5% atau
t0,05(93) = 1,661.
Tabel 4.11
Hasil Uji Signifikansi Parsial
Coefficientsa
a. Dependent Variable: Minat Pembelian
Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS 22.0
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Variabel Harga
Variabel harga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat pembelian smartphone iPhone pada mahasiswa/i di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, hal ini terlihat dari nilai signifikansi (0,000) di bawah (lebih kecil dari) 0,05 dan nilai thitung (6,400)< ttabel (1,661), artinya jika variabel
harga ditingkatkan sebesar satu satuan maka minat pembelian smartphone iPhone pada mahasiswa/i di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara akan meningkat sebesar 6,400 satuan.
b. Variabel Kualitas Produk
27
(1,661), artinya jika variabel kualitas produk ditingkatkan sebesar satu satuan maka minat pembelian smartphone iPhone pada mahasiswa/i di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara akan meningkat sebesar 1,927 satuan.
c. Variabel Fitur Produk
Variabel fitur produk berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap minat pembelian smartphone iPhone pada mahasiswa/i di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, hal ini terlihat dari nilai signifikansi (0,093) di atas (lebih besar dari) 0,05 dan nilai thitung (1,700) > ttabel
(1,661), artinya jika variabel fitur produk ditingkatkan sebesar satu satuan maka minat pembelian smartphone iPhone pada mahasiswa/i di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara akan meningkat sebesar 1,700 satuan.
4.3.3 Pengujian Koefesien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi (R2) dimaksudkan untuk melihat seberapa besar variabel minat pembeliansmartphoneiPhone pada mahasiswa/i di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dapat dijelaskan oleh ketiga variabel bebasnya yaitu, variabel harga, kualitas produk, dan fitur produk. Tabel koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12
Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
28
a. Nilai R sebesar 0.893 sama dengan 89,3% yang menunjukkan bahwa hubungan antara Harga (X1), Kualitas Produk (X2) dan Fitur Produk (X3) terhadap
variabel minat pembelian (Y) smartphone iPhone di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
b. Nilai R Square 0,798 berarti 79,8% minat pembelian dapat dijelaskan oleh Harga, Kualitas Produk dan Fitur Produk. Sedangkan sisanya 20,2% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
29 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil uji signifikan simultan (uji F) menunjukkan bahwa secara serempak variabel harga, kualitas produk, dan fitur produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat pembelian.
2. Hasil uji signifikan parsial (uji t) menunjukkan bahwa variabel kualitas produk dan fitur produk berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
3. Berdasarkan hasil analisis linear berganda diperoleh Adjusted R Square sebesar 0,798 berarti 79,8% variabel minat pembelian dapat dijelaskan oleh variabel harga, kualitas produk, dan fitur produk. Sedangkan sisanya 20,2% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat, maka penulis dapat
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
30
iPhone. Oleh karena itu, Apple Inc selaku produsen smartphone iPhone harus bisa lebih lagi memberi perhatian dan lebih meningkatkan nilai produknya melalui ketiga aspek ini, karena ketiga variabel ini memiliki potensi yang besar untuk dapat menciptakan keunggulan bersaing.
2. Berdasarkan penelitan, variabel harga merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi minat pembelian smartphone iPhone. Artinya
Apple Inc selaku produsen smartphone iPhone harus bisa menerapkan
kebijakan penetapan harga yang tepat agar dapat menumbuhkan minat pembelian terhadap smartphone iPhone.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Pengertian Harga
Harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya (Stanton, 2008:105). Menurut Kotler dan Armstrong (2008:345) harga merupakan sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.. Sedangkan Swastha (2005:137) menyatakan bahwa harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapat sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka harga merupakan jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka suatu harga haruslah dihubungkan dengan bermacam-macam barang atau pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa.
Tjiptono (2002:152) menyatakan bahwa harga memiliki dua peranan utama dalam mempengaruhi minat beli, yaitu:
1. Peranan alokasi dari harga
2
memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.
2. Peranan informasi dari harga
Fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara obyektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.
2.1.2 Tujuan Penetapan Harga
Keputusan penetapan harga haruslah dihubungkan dengan tujuan yang menyeluruh dari perusahaan dan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan ini. Tujuan penetapan harga merupakan dasar bagi perusahaan dalam menjalankan kebijaksanaan harga. Semakin jelas tujuan penetapan harga, semakin mudah harga ditetapkan.
Menurut Tjiptono (2008:152), tujuan penetapan harga pada dasarnya terdapat lima jenis tujuan penetapan harga, yaitu :
1. Tujuan Berorientasi Laba
3
harga para pesaing. Pilihan ini cocok dalam tiga kondisi yaitu, tidak ada pesaing, perusahaan beroperasi pada kapasitas maksimum, harga bukanlah merupakan atribut yang penting bagi pembeli.
2. Tujuan Berorientasi Volume
Tujuan ini dilandaskan pada strategi mengalahkan atau mengalahkan persaingan. Pada tujuan ini perusahaan akan melihat harga yang bawahnya.
3. Tujuan Berorientasi Pada Citra
Dalam tujuan ini, perusahaan berusaha menghindari persaingan dengan jalan melakukan differensiasi produk atau melayani segmen pasar khusus.
4. Tujuan Stabilisasi Harga
Tujuan ini dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga satu perusahaan dan harga pemimpin industri.
5. Tujuan-Tujuan Lainnya
Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan atau menghindari campur tangan pemerintah.
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga
4 berikut:
1. Penetapan Harga Berdasarkan Nilai
Penetapan harga berdasarkan nilai (value-based pricing) menggunakan persepsi nilai dari pembeli, bukan dari biaya penjual, sebagai kunci penetapan harga.Penetapan harga berdasarkan nilai berarti bahwa pemasar tidak dapat mendesain suatu produk atau program pemasaran dan kemudian menetapkan harga. Harga dihitung bersama-sama dengan variable bauran pemasaran lainnya sebelum program pemasaran ditetapkan.
2. Penetapan Harga Berdasarkan Biaya
Penetapan harga berdasarkan biaya (cost-based pricing) melibatkan
penetapan harga berdasarkan biaya memproduksi, distribusi dan penjualan
produk beserta tingkat pengembalian yang wajar bagi usaha dan resiko.
Perusahaan dengan biaya rendah dapat menetapkan harga yang lebih rendah
yang menghasilkan penjualan dan laba yang lebih besar.
Biaya perusahaan sendiri terdiri dari dua bentuk, tetap dan variable. Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya yang tidak bervariasi sesuai dengan produksi atau tingkat penjualan. Biaya variabel (variable cost) merupakan biaya yang berubah secara langsung sesuai dengan tingkatan produksi.
3. Pertimbangan Internal dan Eksternal Lainnya
Persepsi pelanggan terhadap harga menetapkan batas atas bagi harga,
dan biaya menetapkan batas bawah. Namun, dalam menetapkan harga
5
faktor internal dan eksternal lainnya. Faktor-faktor internal yang
mempengaruhi harga mencakup keseluruhan strategi pemasaran perusahaan,
pemasaran perusahaan, tujuan perusahaan, dan bauran pemasaran.
Faktor-faktor eksternal termasuk kondisi alamiah pasar dan permintaan, strategi dan
harga pesaing, serta faktor lingkungan.
2.1.4 Pengertian Kualitas Produk
Kualitas merupakan keadaan produk yang berhubungan dengan barang maupun jasa yang meliputi kinerja, keandalan, keistimewaan, keawetan, dan keindahan yang memenuhi bahkan melebihi harapan seseorang. Secara umum kualitas produk merupakan salah satu cara bagi perusahaan untuk menguasai pasar. Sedangkan bagi masyarakat kualitas adalah alat ukur sekaligus cara seseorang dalam mencapai kepuasan.
Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahaan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya (Kotler dan Armstrong, 2001:354). Sedangkan Prawirosentono (2004:6) menyatakan bahwa kualitas produk adalah keadaan fisik, fungsi dan sifat produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan.
Menurut Assauri (2004:206) faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk adalah sebagai berikut:
1. Fungsi suatu produk
6
apa produk tersebut digunakan sehingga produk yang dihasilkan harus dapat benar-benar memenuhi fungsi tersebut. Oleh karena pemenuhan fungsi tersebut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli. Sedangkan tingkat keputusan tertinggi tidak selamanya terpenuhi atau tercapai, maka tingkat kualitas suatu produk tergantung pada tingkat pemenuhan fungsi keputusan pengguna yang dapat dicapai.
2. Wujud luar produk
Salah satu faktor yang penting dan sering dipergunakan oleh konsumen dalam melihat produk pertama kalinya untuk menentukan kualitas produk tersebut adalah wujud luar produk. Walaupun produk yang dihasilkan secara teknis atau mekanis telah maju tetapi tidak bila wujud luarnya kurang menarik akan sulit diterima, maka hal ini dapat menyebabkan produk tersebut tidak disenangi konsumen.
3. Biaya produk tersebut.
Umumnya biaya dan harga suatu produk akan dapat menentukan kualitas produk tersebut. Hal ini terlihat dari produk yang mempunyai biaya atau harga yang mahal menunjukkan bahwa kualitas produk tersebut relatif lebih baik. Demikian sebaliknya produk yang mempunyai harga yang murah dapat menunjukkan bahwa kualitas produk tersebut relatif lebih murah.
7
2.1.5 Dimensi Kualitas Produk
Dimensi kualitas merupakan syarat agar suatu nilai dari produk memungkinkan untuk bisa memuaskan pelanggan sesuai harapan. Adapun dimensi kualitas produk meliputi kinerja, estetika, keistimewaan, kehandalan, dan juga kesesuaian.
Menurut Tjiptono (2008), kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan. Kualitas suatu produk baik berupa barang atau jasa ditentukan melalui dimensi-dimensinya. Dimensi kualitas produk menurut Tjiptono (2008) adalah:
1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk.
2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya produk.
3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu
sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk
8
5. Reliability (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.
6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk. 7. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari
penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan.
8. Serviceability, meliputi kecepatan dan kemudahan untuk direparasi, serta kompetensi dan keramahtamahan staf layanan.
2.1.6 Pengertian Fitur Produk
Fitur produk merupakan karakteristik yang mungkin dimiliki atau tidak dimiliki oleh objek. Berbagai produk yang serupa dapat dilihat berbeda oleh konsumen dari perbandingan fitur di dalamnya, yaitu perbandingan kelengkapan fitur, kecanggihan fitur atau keistimewaan yang ditonjolkan dari satu fitur pada suatu produk dibandingkan dengan produk lain.
Kotler dan Amstrong (2004:348) menyatakan bahwa feature are competitive tool for diferentiating the company’s product from competitor’s
9
lainnya. Biasanya karakteristik yang melekat dalam suatu produk merupakan hasil pengembangan dan penyempurnaan secara terus-menerus.
Tjiptono (2001:25) menyatakan bahwa fitur adalah karakteristik produk yang melengkapi produk tersebut. Fitur produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan pembelian. Dalam menciptakan suatu fitur baru ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah berapa banyak konsumen yang membutuhkan fitur tersebut, berapa lama waktu yang diperlukan untuk memperkenalkan fitur tersebut, dan apakah fitur yang telah diciptakan akan mudah ditiru oleh pesaing. Kotler dan Keller (2009:8) menjelaskan bahwa perusahaan harus secara cermat dan teliti memprioritaskan fitur-fitur yang tercakup dan menemukan cara yang tepat untuk memberikan informasi kepada konsumen bagaimana menggunakan dan memanfaatkan fitur tersebut.
2.1.7 Pengertian Minat Pembelian
Durianto (2003:109), menyatakan bahwa minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Minat beli merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Pengetahuan akan minat beli sangat diperlukan para pemasar untuk mengetahui niat beli konsumen di masa mendatang.
10
keyakinan konsumen terhadap kualitas produk. Semakin rendah keyakinan konsumen terhadap suatu produk akan menyebabkan menurunnya niat beli konsumen. Pengetahuan akan minat beli juga sangat diperlukan para pemasar untuk mengetahui minat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksikan penolakan konsumen di masa mendatang. Minat pembelian terlihat dari sikap konsumen terhadap produk dan keyakinan konsumen terhadap
kualitas produk. Semakin rendah keyakinan konsumen terhadap suatu produk akan
menyebabkan menurunnya minat beli konsumen.
2.1.8 Pengertian Minat Pembelian Ulang
Keputusan pembelian ulang konsumen merupakan suatu keputusan konsumen untuk membeli produk lebih dari satu kali dimana keputusan ini juga diiringi faktor-faktor yang mempengaruhinya, terutama tentang informasi mengenai produk yang akan mereka dapatkan.
Menurut Durianto (2004), minat beli ulang merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Menurut pengertian di atas, minat beli ulang merupakan komponen dari perilaku mengkonsumsi suatu produk yang membuat minat beli menjadi tahap kecendrungan seorang konsumen atau responden bertindak sebelum keputusan membeli benar–benar dilaksanakan. Sedangkan minat membeli ulang merupakan minat membeli produk yang telah dilakukan di masa lalu.
11
Perbedaannya adalah loyalitas mencerminkan komitmen psikologis terhadap merek atau produk tertentu, sedangkan perilaku pembelian ulang semata-mata menyangkut pembelian merek tertentu yang sama secara berulangkali (Tjiptono, 2006:386). Pembelian ulang bisa merupakan hasil dominasi pasar oleh suatu perusahaan yang berhasil membuat produknya menjadi satu-satunya alternatif yang tersedia. Konsekuensinya, pelanggan tidak memiliki peluang untuk memilih.
Pembelian ulang dapat pula merupakan hasil dari upaya promosi
terus-menerus dalam rangka memikat dan membujuk pelanggan untuk membeli kembali
merek yang sama. Bila tidak ada dominasi pasar atau usaha promosi intensif tersebut,
maka pelanggan bersangkutan mungkin beralih merek. Sebaliknya, pelanggan yang
setia pada merek tertentu cenderung “terikat” pada merek tersebut dan akan membeli
produknya yang sama lagi sekalipun tersedia banyak alternatif lainnya.
2.1.9 Dimensi-Dimensi Pembentuk Minat Pembelian
Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat yang muncul dalam melakukan pembelian menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu kegiatan yang sangat kuat, yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya.
12
memanfaatkannya. Hal ini yang dinamakan “The Buying Process” (Proses Pembelian). Menurutnya proses pembelian meliputi lima hal sebagai berikut :
1. Need (kebutuhan), proses pembelian berawal dari adanya kebutuhan yang tak harus dipenuhi atau kebutuhan yang muncul pada saat itu dan memotivasi untuk melakukan pembelian.
2. Recognition (Pengenalan), kebutuhan belum cukup untuk merangsang
terjadinya pembelian karena mengenali kebutuhan itu sendiri untuk dapat menetapkan sesuatu untuk memenuhinya.
3. Search (Pencarian), merupakan bagian aktif dalam pembelian yaitu
mencari jalan untuk mengisi kebutuhan tersebut.
4. Evaluation (Evaluasi), suatu proses untuk mempelajari semua yang
didapat selama proses pencarian dan mengembangkan beberapa pilihan. 5. Decision (Keputusan), langkah terakhir dari suatu proses pembelian untuk
mengambil keputusan berdasarkan informasi yang diterima.
13
Judul Penelitian Variabel Metode
Analisis Study of Universitas Widyatama Students) atribut produk dan kebijakan harga Harga, Kualitas, dan Fitur Terhadap
14
Penulis/ Tahun
Judul Penelitian Variabel Metode
15
2.3 Kerangka Konseptual
Sugiyono (2012:88) menjelaskan bahwa kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis partautan antar variabel yang diteliti. Begitu ketatnya persaingan antara perusahaan smartphone membuat perusahaan harus melakukan inovasi untuk menciptakan keunggulan daripada perusahaan lain sehingga konsumen tertarik untuk membeli produk dari produsen tersebut.
Harga merupakan jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya (Dharmesta, 2005:241). Harga merupakan salah satu faktor penentu konsumen dalam menentukan suatu keputusan pembelian terhadap suatu produk maupun jasa. Apalagi produk atau jasa yang akan dibeli tersebut merupakan kebutuhan sehari-hari seperti makanan, minuman dan kebutuhan pokok lainnya, konsumen akan sangat memperhatikan harganya.
Pengusaha perlu memperhatikan hal ini, karena dalam persaingan usaha, harga yang ditawarkan oleh pesaing bisa lebih rendah dengan kualitas yang sama atau bahkan dengan kualitas yang lebih baik. Sehingga dalam penentuan harga produk atau jasa yang dijual, baik perusahaan besar maupun usaha kecil sekalipun harus memperhatikan konsumen dan para pesaingnya.
16
Ketika konsumen akan mengambil suatu keputusan pembelian, variabel produk merupakan pertimbangan paling utama, karena produk adalah tujuan utama bagi konsumen untuk memenuhi kebutuhannya. Jika konsumen merasa cocok dengan suatu produk dan produk tersebut dapat memenuhi kebutuhannya, maka konsumen akan mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut terus menerus (Nabhan, 2005).
Kotler (2004:348) menyatakan bahwa “feature are competitive tool for diferentiating the company’s product from competitor’s product”, yang artinya fitur adalah alat untuk bersaing yang membedakan produk suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Fitur produk identik dengan sifat dan sesuatu yang unik, khas dan istimewa yang tidak dimiliki oleh produk lainnya.
Biasanya karakteristik yang melekat dalam suatu produk merupakan hasil pengembangan dan penyempurnaan secara terus-menerus. Fitur produk menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian atas produk dan mempunyai pengaruh terhadap minat beli konsumen, maka perusahaan tak jarang menggunakan fitur produk sebagai bagian dari strategi pemsaran produknya.
Menurut Durianto (2004:44), minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu.
Atas dasar telaah pustaka yang telah dikembangkan di atas, maka dapat disajikan kerangka konseptual untuk menggambarkan hubungan dari variabel independen, dalam hal ini harga (X1), kualitas produk (X2), dan fitur produk (X3)
17
di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera.
Sumber: Philip Kotler (2011) dan Kinnear (dalam Mandasari, 2011), Durianto (2004)
Gambar 2.1.
Kerangka Konseptual Penelitian
2.4. Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan atau dugaan sementara yang diungkapkan secara deklaratif atau dugaan diformulasikan dalam bentuk variabel agar bisa diuji secara empiris (Sumarni, 2005:32). Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1: Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat pembelian produk
smartphone iPhone pada mahasiswa/i di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
H2: Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
pembelian produk smartphone iPhone pada mahasiswa/i di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
H3: Fitur produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat pembelian
produk smartphone iPhone pada mahasiswa/i di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Minat Pembelian (Y) Kualitas Produk (X2)
Fitur (X3)
18
H4: Harga, kualitas produk, dan fitur produk secara simultan berpengaruh positif
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan sangat pesat. Setiap golongan masyarakat semakin dituntut untuk dapat memperoleh akses informasi dengan cepat dan tepat melalui sumber-sumber informasi yang saat ini semakin banyak jumlahnya. Hal ini yang menyebabkan kebutuhan masyarakat terhadap teknologi informasi dan komunikasi terus meningkat, khususnya kebutuhan akan produk ponsel pintar atau smartphone.
Fenomena ini menjadi suatu tantangan baru bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang teknologi komunikasi dan informasi untuk dapat menciptakan produk yang mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumennya. Tidak heran saat ini sangat banyak merek-merek baru yang masuk ke pasar smartphone. Persaingan ini tentu saja membawa dampak kepada konsumen maupun produsen itu sendiri.
2
perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.
Menurut Durianto dan Liana (2004:44), minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Melalui kutipan di atas, dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu.
Sebuah keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen awalnya timbul dari adanya minat beli konsumen terhadap suatu produk. Keputusan pembelian konsumen meliputi semua proses yang dilalui konsumen dalam mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif, dan memilih di antara pilihan-pilihan pembelian mereka.
Perusahaan dapat menciptakan permintaan konsumen dengan memotivasi konsumen untuk membeli produknya, dalam hal ini perusahaan perlu menarik minat beli konsumen melalui penciptaan harga yang bersaing, kualitas produk yang baik dan fitur produk yang canggih yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Harga, kualitas produk, dan fitur produk seringkali menjadi pertimbangan utama konsumen dalam membeli dan menggunakan suatu produk.
3 pesaing.
Kotler dan Armstrong (2001:439) menyatakan bahwa harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Dari definisi harga di atas dapat diambil kesimpulan bahwa harga merupakan sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen sebagai alat ganti atau tukar untuk mendapatkan sejumlah barang atau manfaat serta pelayanan dari produk atau jasa yang akan didapat oleh konsumen tersebut
Menurut Lupiyoadi (2001) strategi penentuan harga (pricing) sangat signifikan dalam pemberian value kepada konsumen dan mempengaruhi image produk, serta keputusan konsumen untuk membeli. Dalam memasarkan suatu produk ataupun jasa selain kualitas, harga perlu diperhatikan perusahaan. Harga mempengaruhi tingkat penjualan, tingkat keuntungan, serta pangsa pasar yang dicapai perusahaan yang dikenal dengan istilah “Value for Money”, “Best Value”, dan “You Get What You Pay For”.
Konsumen menggunakan harga dalam memberi penilaian tentang kualitas produk. Seringkali masyarakat berasumsi bahwa dengan harga yang jauh lebih mahal, kualitas yang akan diperoleh lebih jauh terjamin. Suatu perusahaan agar dapat berhasil dalam memasarkan barang atau jasa harusnya lebih dulu menentukan harga yang tepat. Penetapan harga yang tidak tepat akan menghilangkan minat beli konsumen terhadap produknya.