ANALISIS RETURN ON ASSET, CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur sektor Consumer Goods yang Tercatat di BEI Periode 2011-2014)
Disusun Oleh: Eldwin Muhammad
109081000179
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ANALISIS RETURN ON ASSET, CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO,
DANNET PROFIT MARGINTERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur SektorConsumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana
Ekonomi
Disusun Oleh : Eldwin Muhammad NIM: 109081000179
Dibawah Bimbingan : Pembimbing
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Kamis Tanggal 14 April 2016 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Eldwin Muhammad
2. NIM : 109081000179
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Analisis Return On Asset, Current Ratio, Debt To Equity Ratio, dan Net Profit Margin Terhadap Nilai Perusahaan
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Senin, 20 Juni 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Eldwin Muhammad
2. NIM : 109081000179
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Analisis Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Net Profit Margin Terhadap Nilai Perusahaan
LEMBAR PENYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Eldwin Muhammad
NIM : 109081000179
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Manajemen
Judul Skripsi : Analisis Return On Asset, Current Ratio, Debt To Equity Ratio, dan Net Profit Margin Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2011-2014
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Tidak Menggunakan ide orang lain tanpa mengembangkan dan semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 01 Juni 2016
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Eldwin Muhammad
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 03 Januari 1992
3. Alamat : JL. Manggis IX No. 2 RT 10 RW 05
Manggarai Selatan, Tebet Jakarta Selatan 12860
4. Telepon : (021) 8355705 / 087788865483
5. E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD Negeri Bojong Kulur 02 Tahun 1997-2003
2. SMP Negeri 33 Jakarta Tahun 2003-2006
3. SMA Negeri 37 Jakarta Tahun 2006-2009
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2016 III. LATAR BELAKANG KELUARGA
ANALYSIS OF RETURN ON ASSET, CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, AND NET PROFIT MARGIN ON FIRM VALUE
Eldwin Muhammad
ABSTRACT
This study was analyze the factors of firm value in the financial statement listed on Indonesia Stock Exchange. Independent variables were assessed in this study is return on asset, current ratio, debt to equity ratio, and net profit margin, dependent variables in this study is price book value ratio. The population was publicly traded manufacturing company consumer goods sector listed on the Indonesia Stock Exchange the period 2011 to 2014. Sampling technique was done by purposive sampling. The number of populations included in this study as many as 22 companies for a total study sample was 88 financial statements. Type of regression model used in this study is multiple regression using SPSS 20. Results of this study indicated that return on asset, debt to equity ratio, and net profit margin has significant, while the independent variables were not significantly affected independent current ratio.
ANALISIS RETURN ON ASSET, CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY
RATIO, DANNET PROFIT MARGINTERHADAP NILAI PERUSAHAAN
Eldwin Muhammad ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan dalam laporan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini adalah return on asset, current ratio, debt to equity ratio, dan net profit margin, sedangkan variabel dependennya price book value ratio. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di BEI periode 2011 sampai 2014. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Jumlah perusahaan manufaktur sektor consumer goods yang dijadikan sampel sebanyak 22 perusahaan sehingga total sampel penelitian adalah 88 laporan keuangan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda SPSS 20. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa return on asset, debt to equity ratio, dan net profit margin berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan current ratio tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang seperti ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia yang diberikan, nikmat sehat dan akal yang luar biasa, sehingga bisa menyelesaikan pembuatan skripsi ini. 2. Kedua orang tua, Ayahanda Hafid Mulyawan dan Ibunda Dinaryati
Wahyuningtyas yang telah memberikan dukungan serta doa yang tiada hentinya.
3. Untuk kedua adikku tersayang, Belinda Ayuningtyas dan Rayhan Arvianto yang selalu memberikan semangat dan membantu penulis. Love you Guys...!!! 4. Untuk seluruh keluarga besar yang selalu setia mendoakan dan mendukung
penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.
5. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC. MA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Titi Dewi Warninda, SE. M. Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Ibu Ela Patriana, SE. MM. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Ibu Titi Dewi Warninda, SE. M. Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak berkenan untuk memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih banyak, Bu.
10. Seluruh Bapak/Ibu Dosen, dan civitas akademia Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.
11. Seluruh teman-teman Manajeman E angkatan 2009, terutama untuk Genggong : Avila Cutaridewi, Tiara Cahya Hardianti, Nurul Fajriyanti, dan Sofi Rahayu. Terima kasih sudah membantu penulis, kontribusi kalian sangat membantu. You’re the best...!
12. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
13. Serta semua teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih telah memberikan bantuan dan semangat kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran, masukan, dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang manajemen keuangan.
Jakarta, 01 Juni 2016 Penulis
A. Ruang Lingkup Penelitian...51
B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel... 52
1. Populasi...52
2. Metode Analisis Linier Berganda... 60
3. Pengujian Hipotesis... 61
a. Uji Parsial (Uji T)...61
b. Uji Simultan (Uji F)... 62
4. Uji Koefisien Determinasi (R2)...63
E. Operasional Variabel Penelitian... 64
1. Operasional Variabel Independen Penelitian...64
2. Operasional Variabel Dependen Penelitian... 66
BAB IV PEMBAHASAN... 67
A. Gambaran Umum Objek Penelitian... 67
1. Sejarah Singkat Berdirinya Bursa Efek Indonesia...67
2. Perusahaan Yang Menjadi Objek Penelitian...67
3. Deskriptif Data...69
B. Pengujian dan Pembahasan... 70
b. Uji Multikolinieritas...73
c. Uji Autokorelasi... 74
d. Uji Heteroskedastisitas...75
2. Analisis Regresi Linier Berganda... 77
3. Pengujian Hipotesis... 78
a. Uji T (Parsial)...78
b. Uji F (Simultan)... 82
4. Koefisien Determinasi... 84
5. Interpretasi Hasil Penelitian... 85
BAB V PENUTUP...87
A. Kesimpulan... 87
B. Saran...88
DAFTAR PUSTAKA... 89
DAFTAR TABEL
NO. KETERANGAN HALAMAN
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu... 44
3.1 Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson...58
4.1 Perusahaan Objek Penelitian...68
4.2 Statistik Deskriptif... 70
4.3 Uji Kolmogorov-Smirnov... 72
4.4 Uji Multikolinieritas PBV...73
4.5 Uji Autokorelasi PBV... 74
4.6 Uji Heterokedastisitas dengan Metode Park... 76
4.7 Model Regresi... 77
4.8 Hasil Uji F...83
DAFTAR GAMBAR
NO. KETERANGAN HALAMAN
DAFTAR LAMPIRAN
A. Lampiran 1: Data Sampel Penelitian... 92
1. Daftar Nama Perusahaan Sampel...92
2. Return on Asset...93
3. Current Ratio...94
4. Debt to Equity Ratio... 95
5. Net Profit Margin... 96
6. Price Book Value... 97
B. Lampiran 2: Hasil Output SPSS... 98
1. Statistik Deskriptif... 98
2. Normalitas...98
3. Multikolinieritas...99
4. Autokorelasi...100
5. Heteroskedastisitas...100
6. Koefisien Determinasi...101
7. Uji Statistik T...101
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persaingan pada industri manufaktur membuat setiap perusahaan manufaktur semakin meningkatkan kinerja agar tujuannya dapat tetap
tercapai. Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham melalui nilai perusahaan (Sartono, 2010:8).
menurut Suharli (2006) nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja perusahaan yang dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Salah satunya, pandangan nilai perusahaan bagi pihak kreditur.
Menurut Oka (2011), nilai perusahaan merupakan nilai pasar dari suatu ekuitas perusahaan ditambah dengan nilai pasar hutang. dengan demikian,
penambahan dari jumlah ekuitas perusahaan dengan hutang perusahaan dapat mencerminkan nilai perusahaan.
Pada saat ini kondisi perekonomian global menjadikan persaingan
pasar yang semakin tajam yang dilakukan oleh perusahaan besar maupun kecil. Hal tersebut merupakan suatu tantangan sekaligus peluang bagi
unggul. Upaya tersebut merupakan permasalahan tersendiri bagi perusahaan karena menyangkut pemenuhan dana yang diperlukan.
Menurut Indriyo (1997:27) dana merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan selalu berputar. Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2004:49) dana dikemukakan dengan
adanya tiga konsep, yaitu: Konsep kuantitatif; berdasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam keseluruhan unsur-unsur aktiva lancar dimana dana
tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek, konsep kualitatif; sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu
likuiditasnya, dan konsep fungsional; berdasarkan fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan sehingga setiap dana yang dikerjakan dalam
perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan laba.
Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. yang
pertama laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk
di dalamnya biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi.
manajemen yang menggambarkan prospek perusahaan berdasarkan tingkat profitabilitas yang terbentuk, dan secara langsung akan mempengaruhi nilai
perusahaan yang dicerminkan dari tingkat harga saham di pasaran.
Nilai perusahaan adalah nilai laba masa yang akan datang di ekspektasi yang dihitung kembali dengan suku bunga yang tepat (Winardi
dalam Kusumadilaga, 2010). Enterprise Value (EV) atau juga dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi
investor, karena merupakan inikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan (Nurlela dan Islahuddin dalam Kusumadilaga, 2010) menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar
oleh calon pembeli jika perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan merupakan cerminan dari penambahan jumlah ekuitas perusahaan dengan
hutang perusahaan.
Nilai perusahaan merupakan sebuah persepsi investor terhadap
perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan lazim diindikasikan dengan price to book value atau nilai buku. Nilai buku yang
tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek perusahaan kedepan. Hal itu juga yang menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab nilai perusahaan
Sedangkan menurut Martin, et al (2000) menyatakan bahwa nilai perusahaan merupakan nilai atau harga pasar yang berlaku atas saham umum perusahaan.
Harga pasar yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Husnan, 2000). Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para
pemilik perusahaan sebab dengan nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan tingkat kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Nilai perusahaan yang
tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan namun juga pada prospek perusahaan di masa depan.
Nilai perusahaan akan tergambar dari harga pasar dari saham yang
merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen aset. Perusahaan yang menunjukkan keberhasilan yang lebih baik
dari perusahaan lain akan mempunyai harga pasar saham yang lebih tinggi dan dapat mengumpulkan lebih banyak modal dengan persyaratan yang lebih
lunak. Apabila modal mengalir kepada perusahaan-perusahaan yang sahamnya terus meningkat, maka sumber-sumber ekonomi telah diarahkan kepada pemakaian yang efisien.
Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau pemegang saham (Brigham
perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan, semakin tinggi pula kesejahteraan pemiliknya. Optimalisasi nilai perusahaan yang merupakan
tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan (Fama dan
French, 1998). Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya (Susanti, 2010:16). Nilai perusahaan
merupakan cerminan dari harga pasar suatu perusahaan yang mana harga pasar saham yang tinggi berarti saham tersebut akan diminati oleh para investor.
Optimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dan pelaksanaan fungsi
manajemen keuangan secara optimal, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak
pada nilai perusahaan.
Modigliani dan Miller dalam Ulupui (2007) menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earnings powerdari aset perusahaan. Hasil positif
menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power maka semakin efisien perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh suatu
perusahaan. Hal ini berdampak pada penilaian perusahaan.
likuiditas, dan leverage tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun, hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Gusaptono (2010) bahwa profitabilitas
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Anzlina (2011) mendapati keadaan yang bertentangan dengan hasil sebelumnya mengenai likuiditas, bahwa likuiditas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Nilai perusahaan pada dasarnya dapat diukur melalui beberapa aspek, salah satunya adalah harga pasar saham perusahaan, karena harga pasar saham
perusahaan mencerminkan penilaian investor keseluruhan atas setiap ekuitas yang dimiliki. Harga pasar saham menunjukkan penilaian sentral dari seluruh pelaku pasar. Harga pasar saham bertindak sebagai barometer kinerja
manajemen perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan ini dapat tercapai apabila ada kerja sama antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang
meliputi shareholder maupun stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan keuangan dengan tujuan memaksimumkan modal kerja yang
dimiliki.
Penelitian ini menggunakan perusahaan consumer goods sebagai sampel penelitian. Alasan penulis menggunakan perusahaan consumer goods
karena perusahaan consumer goods memiliki kedekatan yang cukup erat dengan para konsumen karena produk-produknya hampir selalu digunakan oleh para konsumen. Persaingan yang cukup ketat antar perusahaan dalam
memasarkan produk mereka kepada konsumen juga menjadi karakteristik dari perusahaan ini.
Kedekatan produk-produk consumer goods kepada konsumen membuat perusahaan-perusahaan consumer goods menjadi salah satu sektor industri yang sangat menjanjikan bagi investor karena produk mereka banyak
dicari dan diminati oleh konsumen sehingga perusahaan consumer goods banyak yang mengalami peningkatan profitabilitas. Oleh karena itu, penulis
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka
permasalahan-permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh secara parsial variabel return on asset terhadap nilai perusahaan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor
consumer goods yang terdapat di Bursa Efek Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh secara parsial variabel current ratio terhadap nilai
perusahaan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor consumer goods yang terdapat di Bursa Efek Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh secara parsial variabel debt on equity ratio
terhadap nilai perusahaan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor consumer goods yang terdapat di Bursa Efek Indonesia?
4. Bagaimana pengaruh secara parsial variabel net profit marginterhadap nilai perusahaan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor consumer goods yang terdapat di Bursa Efek Indonesia?
5. Bagaimana pengaruh secara simultan variabel return on asset, current ratio, debt on equity ratio, dan net profit margin mempengaruhi nilai
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Menganalisis secara parsial variabel return on asset terhadap nilai perusahaan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor consumer goods yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
2. Menganalisis secara parsial variabel current ratio terhadap nilai perusahaan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor
consumer goods yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
3. Menganalisis secara parsial variabel debt on equity ratio terhadap nilai perusahaan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur
sektor consumer goodsyang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
4. Menganalisis secara parsial variabel net profit margin terhadap nilai
perusahaan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor consumer goods yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
5. Menganalisis pengaruh secara simultan variabel return on asset,
current ratio, debt on equity ratio, dan net profit margin terhadap nilai perusahaan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan sebagai bahan informasi mengenai kegunaan prediktif Return On Asset(ROA), Current Ratio(CR), Debt To Equity Ratio(DER),
dan Net Profit Margin (NPM) terhadap nilai perusahaan di masa yang akan datang.
2. Bagi Institusi
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang positif bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang manajemen keuangan dan sebagai
perbandingan untuk penelitian sejenis selanjutnya. Serta dapat digunakan sebagai salah satu masukan dalam pengambilan keputusan dan
menghindari risiko. 3. Bagi Peneliti
Sebagai media pembelajaran bagi peneliti guna memperoleh pengetahuan
yang lebih luas dan dalam, khususnya di bidang manajemen keuangan. Serta juga digunakan sebagai tambahan pengetahuan serta menerapkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Analisa Laporan Keuangan
Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh
pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk
menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Analisa laporan keuangan
sebenarnya banyak sekali namun pada penelitian kali ini penulis menggunakan analisa rasio keuangan karena analisa ini lebih sering digunakan dan lebih sederhana.
Arti penting analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Bagi pihak manajemen: Untuk mengevaluasi kinerja perusahaan,
kompensasi, pengembangan karier.
b. Bagi pemegang saham: Untuk mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan, keamanan investasi.
d. Bagi pemerintah: Pajak, persetujuan untuk go public.
e. Bagi karyawan: Penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan
kerja.
Analisis Laporan Keuangan terdiri dari beberapa macam, yaitu sebagai berikut:
a. Analisis Trend atau time seriesadalah analisis rasio perusahaan untuk beberapa periode.
b. Analisis Cross Sectional, dengan analisis ini analis membandingkan rasio-rasio perusahaan (company ratio) dengan rata-rata rasio perusahaan sejenis atau industri (rasio rata-rata/rasio standard) untuk
waktu yang sama.
c. Analisis Common Size, untuk membuat perbandingan elemen-elemen
laporan keuangan dengan command base-nya
d. Analisis Index, memilih tahun dasar sebagai commond base-nya
elemen-elemen laporan keuangan pada periode lain dibandingkan dengan elemen-elemen laporan keuangan yang sama dengan tahun dasar tersebut.
a. Internal :
a) Pengelola (direksi & manajemen); Laporan keuangan memberikan informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan, evaluasi usaha yang sedang berjalan, melakukan budgeting dan kontrol
internal.
b) Karyawan; Karyawan Anda akan tertarik dengan informasi
keuangan yang terkait dengan stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Hal ini dapat memberikan gambaran apakah perusahaan mampu memberikan balas jasa dan menyediakan
kesempatan bekerja dan berkarir untuk jangka waktu yang lama.
b. Eksternal :
a) Investor/owner; Investor atau owner berkepentingan dengan informasi yang berhubungan dengan resiko yang terkait dengan investasi modal.
b) Pemberi Pinjaman; Pihak yang memberi pinjaman berkepentingan dengan informasi yang menunjukkan kemampuan perusahaan
keuangan dapat membantu mereka untuk menentukan besar plafon, bunga dan jangka waktu yang diberikan.
c) Supplier; Pihak supplier dan pemberi hutang jangka pendek lainnya berkepentingan dengan informasi yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar hutang jangka pendeknya.
Informasi tersebut akan membantu supplier untuk menentukan jumlah piutang yang diberikan dan jangka waktunya.
d) Pelanggan; Pelanggan memerlukan informasi yang berhubungan dengan kelangsungan perusahaan, terutama pelanggan yang melakukan kerjasama jangka panjang. Pelanggan yang loyal
membutuhkan hubungan jangka panjang dan langgeng.
e) Pemerintah; Bagi pemerintah, mereka dapat menilai kemampuan
perusahaan dalam membayar pajak.
2. Rasio Keuangan
Rasio Keuangan atau Financial Ratio merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan
(neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah
Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian
perusahaan dan prospek pada masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu
dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan.
Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang
telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos
dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan
tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen
perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif, serta
penelitian-penelitian industri.
Pada dasarnya macam atau jumlah rasio itu banyak sekali yaitu sesuai
dasarnya dapat digolongkan menjadi dua golongan atau kelompok (Munawir, 2001:68), yakni: Pertama, berdasarkan sumber data keuangan yang
merupakan unsur atau elemen dari angka rasio tersebut. Kedua, berdasarkan tujuan dari penganalisa.
Apabila dilihat dari sumbernya dari mana rasio itu dibuat, maka rasio
keuangan dapat digolongkan kedalam 3 golongan, yaitu:
a. Rasio-rasio neraca (Balance sheet rations), ialah rasio-rasio yang
disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya current ratio, acid test ratio, current assets to total assets ratio, current liabilities to total asset ratiodan lain sebagainya.
b. Rasio-rasio laporan rugi laba (Income statement ratios), ialah rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari income statement, gross
profit margin, net operating margin, operating ratio dan lain sebagainya.
c. Rasio-rasio antar laporan (Inter-Statement ratios), ialah rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainnya berasal dari income statement, misalnya assets turnover, receivables
Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan (BPFE Yogyakarta, 2001:331), pengelompokan rasio-rasio
keuangan yaitu sebagai berikut:
a. Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaanperuasahaan membayar semua kewajiban fianansial jangka
pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuidiatas tidak hanya berkenaan dengan keadaan
keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas. Riyanto (2008:25) menyatakan bahwa likuiditas adalah masalah yang
berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Suatu
perusahaan yang mempunyai alat-alat likuid sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban financialnya yang segera harus terpenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut likuid,
dan sebaliknya apabila suatu perusahaan tidak mempunyai alat-alat likuid yang cukup untuk memenuhi segala kewajiban financialnya
yang segera harus terpenuhi dikatakan perusahaan tersebut insolvable. Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung
lancar dan hutang lancar. Dengan demikian rasio likuiditas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio ini
memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan. Rasio Likuiditas terdiri dari:
a) Current Ratio (Rasio Lancar) merupakan perbandingan antara
aktiva lancar dan kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan
suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio lancar menunjukkan sejauh mana akitva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar
perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar semakintinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban
jangka pendeknya. Rasio lancar yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya rasio lancar yang terlalu tinggi juga kurang bagus,
karean menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan
b) Quick Ratio(Rasio Cepat) Rasio ini disebut juga acid test rasio yang juga digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Penghitungan quick ratio dengan mengurangkan aktiva lancar dengan persediaan. Hal ini dikarenakan persediaan merupakan
unsur aktiva lancar yang likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan kerugian jika terjadi likuiditas. Jadi rasio ini merupakan rasio yang
menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Sawir (2009:10) mengatakan
bahwa quick ratio umumnya dianggap baik adalah semakin besar rasio ini maka semakin baik kondisi perusahaan. Quick
ratiodapat dihitung dengan formula :
c) Cash Ratio (Rasio Kas) Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas yang dapat menutupi hutang lancar
manajemen kewajiban lancar tahun yang bersangkutan. Cash Ratiodapat dihitung dengan formula:
b. Rasio Leverage merupakan rasio untuk mengukur seberapa bagus struktur permodalan perusahaan. Struktur permodalan merupakan pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham
preferen dan modal pemegang saham (Wahyono, 2002:12). Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan pengimbangan antar hutang jangka panjang dan modal sendiri. Modal
sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan, laba) atau berasal dari mengambil bagian, peserta, atau
pemilik (modal saham, modal peserta dan lain-lain) (Riyanto, 2008:22). Jadi dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio
merupakan perbandingan antara total hutang (hutang lancar dan hutang jangka panjang) dan modal yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan menggunakan
c. Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada
padanya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang
layak antara penjualan dan beragam unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainnya. Aktiva yang rendah pada tingkat
penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.
Jenis-jenis rasio aktivitas adalah sebagai berikut:
a) Total assets turn over (Perputaran Aktiva) merupakan
perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu. Total
assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam
menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2009:19). Total assets turn over merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin
lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan
penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan atau diperbesar. Total assets turn over ini penting
bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan
menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva dalam perusahaan. Total assets turn overdihitung sebagai berikut:
b) Working Capital Turn Over (Perputaran Modal Kerja)
merupakan perbandingan antara penjualan dengan modal kerja bersih. Dimana modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar. Perputaran modal kerja merupakan rasio mengukur
aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar serta menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah)
siklus kas (cash cycle) dari perusahaan (Riyanto, 2008:335). Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam
perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha.periode perputaran modal kerja (working capital turn over period) dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan
dalam komponen-komponen modal kerja sampai dimana saat kembali menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti
makin cepat perputaran atau makin tinggi perputarannya (turn over rate-nya). Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung berapa lama periode perputaran dari
masing-masing komponen dari modal kerja tersebut. Perputaran modal kerja dihitung dengan rumus:
c) Fixed Assets Turn Over (Rasio Perputaran Aktiva Tetap) Rasio
ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap. Fixed assets turn over mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan,
berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan
pendapatan. Kalau perputarannya lambat (rendah), kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun kurang bermanfaat, atau mungkin disebabkan hal-hal lain
seperti investasi pada aktiva tetap yang berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang akan diperoleh. Jadi semakin tinggi
rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut. Perputaran aktiva tetap dihitung dengan rumus:
d) Inventory Turn Over(ITO) menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu,
atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya overstock (Riyanto, 2008:334). Rasio perputaran persediaan
mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya
perputaran persediaan. Pertama, penjualan dinilai menurut harga pasar (market price), persediaan dinilai menurut harga pokok
penjualan (at Cost), maka sebenarnya rasio perputaran persediaan (at cost) digunakan untuk mengukur perputaran fisik persediaan. Sedangkan rasio yang dihitung dengan membagi
penjualan dengan persediaan mengukur perputaran persediaan dalam kas (Sawir, 2003:15). Namun banyak lembaga penelitian
rasio keuangan yang menggunakan rasio perputaran persediaan (at market) sehingga bila ingin dibandingkan dengan rasio industri rasio perputaran persediaan (at market) sebaiknya di
gunakan. Kedua, penjualan terjadi sepanjang tahun sedangkan angka persediaan adalah gambaran keadaan sesaat. Oleh karena
itu, lebih baik menggunakan rata-rata persediaan yaitu persediaan awal ditambah persediaan akhir dibagi dua. Rasio
e) Rata-Rata Umur Piutang; Rasio ini mengukur efisiensi pengolahan piutang perusahaan, serta menunjukkan berapa lama
waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang atau merubah piutang menjadi kas. Rata-rata umur piutang ini dihitung dengan membandingkan jumlah piutang dengan penjualan perhari.
Dimana penjualan perhari yaitu penjualan dibagi 360 atau 365 hari. Rata-rata piutang ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
f) Perputaran Piutang; Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan
kredit. Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan membagi total penjualan kredit (neto) dengan
d. Rasio Profitabilitas, merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama
periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap
penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini disebut juga rasio rentabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatka laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan
sebagainya (Syafri, 2008:304). Jenis-jenis rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:
a) Gross profit margin (Margin Laba Kotor) merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan
untuk berproduksi secara efisien (Sawir, 2009:18). Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan
dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih
sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan (Syamsuddin, 2009:61).
Gross profit margindihitung dengan formula:
b) Net Profit Margin (Margin Laba Bersih) Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi
Net profit marginsemakin baik operasi suatu perusahaan. Net profit margindihitung dengan rumus:
c) Return on investment merupakan perbandingan antara laba
bersih setelah pajak dengan total aktiva. Return on investment adalah merupakan rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan (Syamsuddin, 2009:63).
menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva (Syafri, 2008:63). Return on
Investmentdihitung dengan rumus:
d) Return on equitymerupakan perbandingan antara laba bersih
sesudah pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham
biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan (Syafri, 2008:305).
Return on equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth)
secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir 2009:20). ROE menunjukkan
rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut rentabilitas usaha. Return on equity dapat dihitung dengan
e) Return on Asset menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik.
Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba.Return on assetdapat dihitung dengan formula:
ROA = Laba Bersih / Total Aktiva
f) Earning per share adalah rasio yang menunjukkan berapa
besar kemampuan perlembar saham dalam menghasilkan laba (Syafri, 2008:306). Earning per share merupakan rasio
yang menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa (Syamsuddin, 2009:66). Oleh karena itu pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang
saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan earning per share.Earning per share adalah suatu indikator
Menganalisis rasio keuangan mempunyai dua metode pendekatan, antara lain : a. Pendekatan Lintas Seksi (Cross Sectional Approach); yaitu cara
mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara
perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat bersamaan. Dengan cara ini dapat diketahui apakah perusahaan
yang bersangkutan berada di atas, berada pada rata-rata, atau berada dibawah rata-rata industri.
b. Pendekatan Runtut Waktu (Time Series Analysis); yaitu cara
mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Dengan
membandingkan antara rasio yang dicapai saat ini dengan rasio-rasio dimasa lalu yang dapat memperlihatkan apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran. Perkembangan perusahaan
terlihat pada kecenderungan (trend) dari tahun ke tahunnya, dan dengan melihat perkembangan ini perusahaan akan dapat membuat
Rasio keuangan juga memiliki keterbatasan-keterbatasan, yaitu :
a. Rasio tersebut dibentuk dari data akuntansi dan data ini dipengaruhi
oleh cara penafsirannya dan bahkan dapat dimanipulasi.
b. Seorang manajer keuangan harus berhati-hati dalam penilaian apakah suatu rasio tertentu baik atau buruk dalam penilaian gabungan tentang
sebuah perusahaan, berdasarkan suatu kumpulan rasio-rasio.
c. Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan
bahwa perusahaan tersebut sedang berjalan normal dan dipimpin dengan baik.
d. Dalam menganalisis setiap rasio, angka-angka yang diperoleh dan
perhitungan tidak dapat berdiri sendiri. Rasio tersebut akan berarti bila adanya perbandingan dengan perusahaan sejenis yang
mempunyai tingkat risiko yang hampir sama, dan adanya analisis kecenderungan (trend) dari setiap rasio pada tahun-tahun sebelumnya. e. Pencapaian target sesuai dengan rata rata industri tidak menunjukkan
Kinerja perusahaan yang baik. Kebanyakan perusahaan justru menginginkan tingkat yang lebih baik dari rata-rata industri. Oleh
3. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai perusahaan
yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Bringham Gapensi, 1996). Semakin tinggi harga saham semakin tinggi nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik
perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan
dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen aset. Menurut Fama (1978) dalam Untung wahyudi et.al , nilai perusahaan akan tercermin
dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar
perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai asset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya
peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga akan meningkatkan harga
a. PER (Price Earning Ratio) PER yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan
yang diperoleh para pemegang saham. (Sutrisno, 2000 dalam Mohammad Usman,2001 dalam Malla Bahagia, 2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah : tingkat pertumbuhan laba, dividen
payout ratio, tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal. Menurut Basuku Yusuf (2005) dalam Malla Bahagia (2008), hubungan
faktor-faktor tersebut terhadap PER dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) Semakin tinggi pertumbuhan laba semakin tinggi PER nya, dengan kata lain hubungan antara pertumbuhan laba dengan PER
nya bersifat positif. Hal ini dikarenakan bahwa prospek perusahaan dimasa yang akan datang dilihat dari pertumbuhan
laba, dengan laba perusahaan yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola biaya yang dikeluarkan secara efisien. Laba bersih yang tinggi menunjukkan
earning per share yang tinggi, yang berarti perusahaan mempunyai tingkat profitabilitas yang baik, dengan tingkat
profitabilitas yang tinggi dapat meningkatkan kepercayaan pemodal untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut sehingga saham-saham dari perusahaan yang memiliki tingkat
PER yang tinggi pula, karena saham-saham akan lebih diminati di bursa sehingga kecenderungan harganya meningkat lebih
besar.
b) Semakin tinggi Dividend Payout Ratio (DPR), semakin tinggi PER nya. DPR memiliki hubungan positif dengan PER, dimana
DPR menentukan besarnya dividen yang diterima oleh pemilik saham dan besarnya dividen ini secara positif dapat
mempengaruhi harga saham terutama pada pasar modal didominasi yang mempunyai strategi mangejar dividen sebagai target utama, maka semakin tinggi dividen semakin tinggi PER.
c) Semakin tinggi required rate of return(r) semakin rendah PER, r merupakan tingkat keuntungan yang dianggap layak bagi
investasi saham, atau disebut juga sebagai tingkat keuntungan yang disyaratkan. Jika keuntungan yang diperoleh dari investasi
tersebut ternyata lebih kecil dari tingkat keuntungan yang disyaratkan, berarti hal ini menunjukkan investasi tersebut kurang menarik, sehingga dapat menyebabkan turunnya harga
saham tersebut dan sebaliknya. Dengan begitu r memiliki hubungan yang negatif dengan PER, semakin tinggi tingkat
semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk tumbuh sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
b. PBV (Price Book Value) Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Brigham, 1999: 92). Jika PER berfokus
pada laba bersih yang dihasilkan perusahaan, PBV lebih berfokus kepada nilai ekuitas perusahaan. Price to Book Value (PBV)
didefinisikan sebagai harga pasar suatu saham dibagi dengan Book Value-nya (BV). PBV juga digunakan untuk mengukur nilai suatu saham. Semakin tinggi PBV, maka semakin mahal harga sahamnya.
Price to Book Value(PBV) juga menunjukan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan. Perusahaan yang berjalan baik
umumnya mempunyai PBV diatas 1, yang menunjukkan nilai pasar lebih tinggi dari nilai bukunya. Semakin tinggi PBV semakin tinggi pula returnsaham. Semakin tinggi return saham akan menambah pendapatan
perusahaan sehingga meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen. Secara umum, P/BV adalah sebuah indikator
penting dalam investasi walaupun sebagian analis menganggap sudah kurang relevan lagi karena berbagai alasan. Namun, bagaimanapun juga, P/BV ini merupakan rasio yang sudah secara luas dipakai di berbagai
perbandingan nilai pasar suatu saham (stock’s market value) terhadap nilai bukunya sendiri (perusahaan) sehingga kita dapat mengukur
tingkat harga saham apakah overvalued atau undervalued. Perhitungannya dilakukan dengan membagi harga saham (closing price) pada kuartal tertentu dengan nilai buku kuartal persahamnya. Beberapa
pihak menyebutnya dengan “price-equity ratio”. Semakin rendah nilai P/BV suatu saham maka saham tersebut dikategorikan undervalued,
yang mana sangat baik untuk memutuskan investasi jangka panjang. Nilai rendah PBV ini harus disebabkan oleh turunnya harga saham, sehingga harga saham berada di bawah nilai bukunya atau nilai
sebenarnya. Namun, rendahnya nilai P/BV ini juga dapat mengindikasikan menurunnya kualitas dan kinerja fundamental emiten
yang bersangkutan (fundamentally wrong). Oleh karena itu, nilai P/BV harus kita bandingkan juga dengan P/BV sektor yang bersangkutan.
Apabila terlalu jauh perbedaannya dengan P/BV industrinya maka sebaiknya perlu dianalisis lebih dalam lagi. Menariknya, P/BV ini juga memberikan sinyal kepada investor apakah harga yang kita
bayar/investasikan kepada perusahaan tersebut terlalu tinggi atau tidak jika diasumsikan perusahaan bangkrut tiba-tiba (bankrupt immediately).
ekuitas dipengaruhi langsung oleh saldo laba perusahaan yang diakumulasi dari laba/rugi pada income statement.
Jadi konsep utama P/BV adalah kapitalisasi pasar dibagi oleh nilai buku. Nilai buku dapat dengan basis seluruh perusahaan atau per sahamnya saja. Rasio ini jelas membandingkan nilai pasar terhadap nilai
perusahaan berdasarkan laporan keuangan (financial statements). Maka dapat diartikan bahwa semakin tinggi nilai P/BV suatu saham
mengindikasikan persepsi pasar yang berlebihan terhadap nilai perusahaan dan sebaliknya jika P/BV rendah, maka diartikan sebagai sinyal good investment opportunity dalam jangka panjang. Namun
untuk beberapa jenis perusahaan, rasio P/BV ini kurang ampuh lagi karena adanya kesulitan mendasar bagi akuntansi tradisional untuk
perusahaan berbasis teknologi tinggi. Aset utama perusahaan jenis ini adalah ”intellectual property” yang merupakan ”great value” yang sulit
dicatatkan dalam akuntansi keuangan biasa. Sehingga book value perusahaan jenis ini tidak merefleksikan kekayaan sebenarnya dari perusahaan teknologi ini. Secara umum nilai P/BV ini lebih diminati
B. Penelitian Terdahulu
Sebelum penulis meneliti tentang pengaruh Return On Asset, Current
Ratio, Debt To Equity Ratio, danNet Profit Margin terhadap nilai perusahaan, telah banyak peneliti-peneliti sebelumnya yang melakukan penelitian tentang pengaruh Return On Asset, Current Ratio, Debt To Equity Ratio, dan Net
Profit Margin terhadap nilai perusahaan dengan hasil yang berbeda-beda. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu tersebut:
1. Penelitian Eva Eko Hidayati (2012) dengan judul analisis pengaruh DER, DPR, ROE, dan SIZE terhadap PBV perusahaan manufaktur yang listing di BEI periode 2005-2007. Dengan hasil DER dan DPR
mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PBV, sedangkan ROE dan size berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan.
2. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Hadi
Sumarsono, SE. M. Si dan Elzis Hartediansyah (2012) yang mengenai “Pengaruh Keputusan Pendanaan, Kebijakan Deviden dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan”. Penelitian ini menggunakan
metode regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
dipengaruhi oleh keputusan pendanaan, kebijakan dividen, dan pertumbuhan perusahaan sedangkan sisanya, yaitu 54,1% dipengaruhi
oleh faktor lain di luar model penelitian.
3. Penelitian berikutnya yang dilakukan oleh Batool K. Asiri dan Salwa A. Hameed (2014) mengenai “Financial Ratio and Firm’s Value in the
Bahrain Bourse”. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kinerja
keuangan (ROA) adalah variabel yang paling berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, diikuti oleh variabel leverage dan beta. Sedangakan variabel lainnya tidak berpengaruh sama sekali terhadap
nilai perusahaan.
4. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Corry
Winda Anzlina Rustam (2013) yang mengenai “Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan pada Perusahaan Real Estate dan Property di BEI Tahun 2006-2008”. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel current ratio, debt on equity ratio, total asset turnover, dan return on equity memiliki pengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen market
5. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dwi Retno Wulandari (2013) yang mengenai “Pengaruh Profitabilitas, Operating
Leverage, Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Intervening”. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil analisis data menunjukkan bahwa profitabilitas
yang diproksikan oleh return on asset (ROA), memiliki hubungan dengan nilai perusahaan sebagai variabel dependen dan struktur modal
sebagai variabel intervening. Operating Leverage yang diproksikan dengan degree of operating leverage(DOL) memiliki hubungan dengan nilai perusahaan sebagai variabel dependen dan struktur modal sebagai
variabel intervening, tetapi likuiditas yang diproksikan oleh current ratio (CR) tidak memiliki hubungan dengan nilai perusahaan sebagai
variabel dependen dan struktur modal sebagai variabel intervening. Penelitian ini menemukan bahwa tidak ada pengaruh profitabilitas,
operating leverage, dan likuiditas terhadap nilai perusahaan melalui struktur modal sebagai variabel intervening.
6. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Desi
Irayanti dan Altje L. Tumbel (2014) yang mengenai “Analisis Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan pada Industri Makanan dan
maupun parsial debt to equity ratio, earning per share dan net profit margin berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Debt to equity
ratio, earning per share dan net profit margin memiliki pengaruh serta memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap nilai perusahaan pada subsektor makanan dan minuman di BEI maka manajemen
perusahaan makanan dan minuman sebaiknya memperhatikan nilai-nilai debt to equity ratio, earning per share dan net profit margin yang akan
berpengaruh pada nilai perusahaan.
7. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Indah Prisilia (2013) yang mengenai “Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas,
Likuiditas dan Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di BEI Periode
2008-2012”. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Debt on Equity Ratio
(DER), Net Profit Margin (NPM), Quick Ratio (QR), dan Insider Ownership (IO) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan sebesar 59,51%. Artinya, setiap perubahan
yang terjadi pada variabel independen yaitu DER, NPM, QR, dan IO secara simultan atau bersama-sama akan berpengaruh pada nilai
(NPM) yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV). Hasil perhitungan R Square menggunakan analisis
regresi linear berganda menunjukkan bahwa besarnya nilai DER, NPM, QR, dan IO memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) sebesar 54,3%.
8. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Kenneth Marangu dan Ambrose Jagongo (2014) yang mengenai “Price to Book
Value Ratio and Financial Statement Variables at Nairobi Securities Exchange (NSE).” Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel-variabel
return on asset, return on equity, return per share, dan dividend per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap price to book value
ratio Nairobi Securities Exchange. Sedangkan variabel lainnya seperti dividend payout ratio dan growth rate tidak berpengaruh terhadap price
Tabel 2.1
4 Corry Winda
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel current ratio, debt on equity ratio, total asset turnover, dan return on equity memiliki pengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen market value of equity. Sedangkan secara parsial hanyalah variabel current ratio yang return on asset(ROA) dan degree of operating leverage (DOL) memiliki hubungan dengan nilai perusahaan sebagai variabel dependen dan struktur modal sebagai variabel intervening. Tetapi current ratio (CR) tidak memiliki hubungan dengan nilai perusahaan sebagai variabel dependen dan struktur modal sebagai variabel intervening. Penelitian ini menemukan bahwa tidak ada pengaruh profitabilitas, operating leverage, dan likuiditas terhadap nilai perusahaan melalui struktur modal sebagai variabel
Profit Margin
(NPM)
parsial debt to equity ratio, earning per share dan net profit margin berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Debt to equity ratio, earning per share dan net profit margin memiliki pengaruh serta memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap nilai perusahaan pada subsektor makanan dan minuman di BEI maka akan berpengaruh pada nilai perusahaan.
8 Kenneth
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2011-2014
Variabel Independen:
∑ Return on Asset(ROA) ∑ Current Ratio(CR)
∑ Debt on Equity Ratio(DER) ∑ Net Profit Margin (NPM)
Variabel Dependen:
∑ Price Book Value(PBV)
Uji Analisis:
∑ Uji Asumsi Klasik
∑ Analisis Regresi Berganda
D. Hipotesis
Hipotesis menurut Sugiyono (2009:96) merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan
adalah sebagai berikut : Hipotesis 1
H0,1 :Tidak terdapat pengaruh return on asset terhadap price book value
ratio.
Ha,1 :Terdapat pengaruh return on assetterhadap price book value ratio.
Hipotesis 2
H0,2 :Tidak terdapat pengaruh current ratio terhadap price book value
ratio.
Ha,2 :Terdapat pengaruh antara current ratio terhadap price book value ratio.
Hipotesis 3
H0,3 :Tidak terdapat pengaruh debt on equity ratio terhadap price book
value ratio.
Hipotesis 4
H0,4 :Tidak terdapat pengaruh net profit margin terhadap price book value
ratio.
Ha,4 :Terdapat pengaruhnet profit marginterhadap price book value ratio. Hipotesis 5
H0,5 :Tidak terdapat pengaruh return on asset, current ratio, debt on equity ratio, dan net profit marginterhadapprice book value ratio.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen. Jenis statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2009 : 142).
Obyek penelitian mengambil perusahaan manufaktur yang bergerak dalam sektor consumer goods di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2014. Adapun
ruang lingkup penelitian ini difokuskan kepada :
1. Return on Asset(ROA)
2. Current Ratio(CR)
3. Debt To Equity Ratio(DER) 4. Net Profit Margin(NPM)
B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:72).
Populasi bukan hanya orang tetapi obyek dan benda-benda alam lain yang meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek dan obyek yang
diteliti itu. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan manufaktur yang termasuk dalam sektor consumer goods yang terdaftar di BEI selama
periode 2011-2014.
2. Sampel
Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian
(Suharyadi dan Purwanto, 2008:7). Apa yang dipelajari dari sampel haruslah memberikan gambaran pada populasi dari sampel tersebut, maka diperlukan teknik pengambilan sampel yang representatif sehingga sampel yang diambil
dapat mewakili keberadaan dari populasinya.
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode
purposive sampling yaitu penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut didasarkan pada kepentingan atau tujuan penelitian
maksud dan target tertentu sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini. Kriteria-kriteria yang ditetapkan peneliti dalam pengambilan
sampel ini meliputi :
a. Perusahaan manufaktur yang tergabung dalam sektor consumer goods selama periode penelitian.
b. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahunan secara berkala selama periode penelitian.
c. Perusahaan yang menerbitkan data-data keuangan tentang variabel penelitian secara lengkap.
d. Perusahaan consumer goods yang tidak mengalami rugi selama periode
penelitian serta periode pelaporan keuangan didasarkan tahun buku yang berakhir pada 31 Desember.
C. Metode Pengumpulan Data
Agar memperoleh hasil penelitian yang diharapkan, maka diperlukan data dan
informasi yang mendukung penelitian ini. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dan data sekunder (internet research).
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian ini juga dilakukan melalui studi kepustakaan yaitu dengan cara
keterangan-keterangan dari sumber lain yang mempunyai hubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.
2. Data Sekunder (Internet Research)
Sebagai data tambahan yang penulis tidak bisa temukan dari sumber-sumber yang telah disebutkan, maka penulis mengambil data dari internet untuk
melengkapi data yang sudah ada. Bentuk data berupa data berkala (time series) yakni data yang disusun berdasarkan urutan waktu atau data yang
dikumpulkan dari waktu ke waktu. Waktu yang digunakan dapat berupa mingguan, bulanan, tahunan dan sebagaianya (Hasan, 2001 : 104).
D. Metode Analisis Data
Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, peneliti dapat memilih metode, strategi, pendekatan, dan penelitian yang sesuai. Terdapat dua
pertimbangan dalam memilih metode penelitian. Pertama, pertimbangan ideal, yaitu tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsistensi yang dikehendaki. Kedua,
pertimbangan praktis, yaitu tersedianya dana, waktu dan kemudahan lainnya (Sugiyono,2009:25). Untuk melakukan analisis data, penelitian ini menggunakan alat bantu perangkat lunak Statistic Package for the Social Sciences atau disebut juga