SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh :
HENDRIANSYAH
NIM : 1111046300002
KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
–
Konsentrasi Manajemen Zakat dan Wakaf (ZISWAF), Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 1436 H / 2015 M.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan dan sistem pengembangan harta wakaf di Perguruan Islam Al-Syukro Universal serta kendala yang dihadapi dalam pengelolaan dan pengembangan harta wakaf di Perguruan Islam Al-Syukro Universal. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi ketempat penelitian, wawancara langsung kepada narasumber terkait, serta pengumpulan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data dalam penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan teknik pengumpulan data bersifat deskriptif analisis dengan jenis penelitian deskriptif studi kasus yaitu melakukan penelitian yang terinci selama kurun waktu tertentu. Dan dengan menggunakan dua jenis sumber data yaitu data primer dan data skunder yang diperoleh langsung dari Perguruan Islam Al-Syukro Universal.
Hasil penelitian ini menunjukan: pertama, pengelolaan harta wakaf di Perguruan Islam Al-Syukro Universal dengan cara menerapkan sistem manajemen struktural secara produktif dan profesional. Kedua, sistem pengembangan wakaf di Perguruan Islam Al-Syukro Universal dengan memperbaiki gedung yang tidak berfungsi menjadi gedung yang berfungsi, memenej lokasi parkir, memproduktifkan sewa kantin serta mobil antar jemput. Ketiga, kendala yang dihadapi Perguruan Islam Al-Syukro Universal dalam pengelolaan dan pengembangan adalah terjadinya pro dan kontra antara pengelola dan guru/karyawan pasca di wakafkan kepada Yayasan Dompet Dhuafa Republika dan proses perizinan kepada pemerintah dalam pembangunan gedung baru SMP.
Kata kunci : Pengelolaan Harta Wakaf, Deskriptif Analisis
Pembimbing : 1. Dr. Abd. Aziz Hsb, M.Pd
2. Kushardanta, S.E., M.M
vi
Tak ada kata yang pantas untuk penulis ucapkan melainkan rasa syukur
alhamdulillah yang amat mendalam, atas izin Allah SWT penulis diberikan
kesehatan dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Rosulullah Habibana Muhammad
SAW, kepada sahabat serta pengikutnya yang selalu istiqomah mengikuti
ajarannya.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak sedikit
hambatan serta kesulitan yang dihadapi. Namun berkat kesungguhan hati dan
kerja keras, serta support dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung, sehingga membuat penulis tetap bersemangat dalam
menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan
ribuan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH. selaku Ketua Program Studi
Muamalat dan Bapak Abdurrauf, LC, MA. selaku Sekretaris Pogram Studi
Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN)
vii
penulis mengikuti perkuliahan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
4. Bapak Dr. Abd. Aziz Hsb, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi 1 dan
Bapak Kushardanta, S.E, M.M. selaku Dosen Pembimbing 2, yang telah
meluangkan waktunya, pikirannya, tenaganya dan dengan sabar telah
memberikan banyak masukan, arahan, saran-saran, serta motivasi kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Kepada Bapak Miza Elman, S.E serta seluruh Guru/Staf Perguruan Islam
Al-Syukro Universal yang telah mengizinkan dan membantu penulis untuk dapat
melakukan penelitian skripsi ini.
6. Segenap Bapak/Ibu Dosen dan Karyawan Akademik Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
telah memberikan banyak ilmu dan bantuan kepada penulis selama penulis
mengikuti perkuliahan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Pendi Ahmad dan Ibunda Ernawati yang
dengan tulus selalu mendoakan, memberi kasih sayang, motivasi serta
dukungan baik moril maupun materil. Semoga Allah selalu memberikan
keberkahan, rahmat, dan perlindungan untuk Mama dan Ayah.
8. Untuk adik ku tercinta Fikri Azis dan Aisyatul Mumtazah, ambil dari seluruh
segi baik kakak mu ini, dan jangan pernah kamu mengambil sedikitpun dari
viii
10. Kepada sahabat tersayang ZISWAF angkatan 2011, rama, udin, moyo, doni,
rendi, ali, rini, mitra, eva, tia, dini, oliv, linda, putri dan ocha. Terima kasih
untuk tetap saling memotivasi meski akhirnya tidak bisa lulus dalam waktu
yang bersamaan.
11. Kepada keluarga besar Hajir Marawis El-Hikmah, yang selalu memberikan
motivasi kepada penulis, dan selalu mengisi hari-hari penulis dengan
senyuman.
12. Kepada keluarga besar Team Hadroh Ikromah, yang selalu memberikan
banyak masukan kepada penulis akan kejamnya dunia.
Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat menambah khazanah keilmuan
dan bermanfaat bagi banyak pihak. Penulis sadar bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan skripsi ini, sehingga penulis berharap
peneliti-peneliti selanjutnya dapat menyempurnakan dan melakukan perbaikan.
Jakarta, 26 Mei 2015 M
8 Sya’ban 1436 H
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
LEMBAR PERNYATAAN ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Batasan dan Rumusan Masalah ... 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
E. Tinjauan (review) Kajian Terdahulu ... 9
F. Metode Penelitian ... 12
G. Pedoman Penulisan Skripsi ... 15
H. Sistematika Penulisan ... 15
x
2. Dasar Hukum Wakaf ... 20
3. Unsur dan Syarat Wakaf ... 22
4. Nazhir ... 24
5. Macam-macam Wakaf ... 24
B. Kedudukan dan Perubahan Wakaf 1. Kedudukan Wakaf ... 25
2. Perubahan Wakaf ... 25
C. Perwakafan di Indonesia 1. Periode Tradisional ... 27
2. Periode Semi Profesional ... 27
3. Periode Profesional ... 29
D. Pedoman Pengelolaan Wakaf Produktif 1. Aspek Kelembagaan dan Manajemen Wakaf ... 33
2. Aspek Akuntansi dan Auditing Lembaga Wakaf... 33
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG PERGURUAN ISLAM AL- SYUKRO UNIVERSAL A. Sejarah dan Perkembangan ... 35
B. Visi dan Misi ... 38
C. Struktur Organisasi ... 39
D. Unit Pendidikan ... 40
xi
BAB IV PENGELOLAAN HARTA WAKAF PADA PERGURUAN ISLAM AL-SYUKRO UNIVERSAL
A. Pengelolaan Harta Wakaf ... 43
B. Sistem Pengembangan Harta Wakaf ... 51
C. Kendala dalam Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf ... 57
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 59
B. Saran-saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 62
1 A. Latar Belakang
Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan akan
kesejahteraan ekonomi akhir-akhir ini, keberadaan lembaga wakaf menjadi
sangat strategis. Disamping sebagai salah satu aspek ajaran Islam yang
berdimensial spiritual, wakaf juga merupakan ajaran yang menekankan
pentingnya kesejahteraan ekonomi (dimensi sosial). Karena itu, pendefinisian
ulang terhadap wakaf agar memiliki makna yang lebih relevan dengan kondisi
riil persoalan kesejahteraan menjadi sangat penting.1
Ruang lingkup jenis harta benda wakaf tidak terbatas kepada wakaf benda
tidak bergerak seperti tanah dan bangunan, tetapi dapat pula mewakafkan
benda bergerak baik yang berwujud maupun tidak berwujud dan benda
bergerak lainnya. Ruang lingkup jenis harta benda wakaf ini diselaraskan
dengan kategori benda yang lazim dikonsepsikan dalam hukum perdata dan
peraturan perundang-undangan lain yang terkait.2
1
Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf, Paradigma Baru Wakaf di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2004), h. 1.
2
Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf dalam undang-undang
nomor 41 pasal 42 tahun 2004 berbunyi : Nazhir wajib mengelola dan
mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi dan
peruntukannya. Dalam pasal 43 tahun 2004 berbunyi (1) pengelolaan dan
pengembangan harta benda wakaf oleh nazhir sebagaimana yang dimaksud
dalam pasal 42 dilaksanakan sesuai dengan prinsip syariah. (2) pengelolaan
dan pengembangan harta benda wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan secara produktif. (3) dalam hal pengelolaan dan pengembangan
harta benda wakaf yang dimaksud pada ayat (1) diperlukan penjamin, maka
digunakan lembaga penjamin syariah.3
Dalam pengelolaan harta wakaf produktif, pihak yang paling berperan
berhasil tidaknya dalam pemanfaatan harta wakaf adalah nadzir wakaf, yaitu
seseorang atau sekelompok orang dan badan hukum yang diserahi tugas oleh
wakif (orang yang mewakafkan harta) untuk mengelola wakaf.4
Posisi Nazhir sebagai pihak yang bertugas untuk memelihara dan
mengurusi harta wakaf mempunyai kedudukan yang penting dalam
perwakafan. Sedemikian pentingnya kedudukan nazhir dalam perwakafan,
sehingga berfungsi tidaknya wakaf bagai mauquf „alaih sangat bergantung
3
Undang-Undang No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, h. 19.
4
pada nazhir wakaf. Meskipun demikian tidak berarti bahwa nazhir mempunyai
kekuasaan mutlak terhadap harta yang diamanahkan terhadapnya.5
Sistem manajemen pengelolaan wakaf merupakan salah satu aspek penting
dalam pengembangan paradigma baru wakaf di Indonesia. Kalau dalam
paradigma lama wakaf selama ini lebih menekankan pentinnya pelestarian dan
keabdian benda wakaf, maka dalam pengembangan paradigma baru wakaf
lebih menitikberatkan pada aspek pemanfaatan yang lebih nyata tanpa
kehilangan eksistensi benda wakaf itu sendiri. Untuk meningkatkan dan
mengembangkan aspek kemanfaatannya, tentu yang sangat berperan sentral
adalah sistem manajemen pengelolaan yang diterapkan.6
Sepanjang sejarah Islam, salah satu hal yang menonjol dari wakaf adalah
peranannya yang signifikan dalam upaya membiayai berbagai pendidikan
Islam. Tidak diragukan, pembangunan dan penyediaan berbagai sarana
pendidikan didunia Islam, seperti di Mekah dan Madinah, dibiayai dengan
dana wakaf.7
Keterlibatan negara dalam mengelola wakaf pada umumnya dapat
dipahami mengingat besarnya harta wakaf yang ada diberbagai negara
muslim, saat terjadi pengambilalihan wakaf oleh negara diawal abad ke-20 M.
Di Turki (tahun 1924) misalnya, 75 % dari tanah pertanian adalah tanah
5
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Fiqih Wakaf (Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI, 2006), h. 69.
6
Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf, Paradigma Baru Wakaf di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggara Haji, 2005), h. 105.
7
wakaf. Demikian pula di Aljazair pada senja abad ke-19 (50 %), di Tunisia
(33 %), dan di Mesir (12,5 %). Namun, besarnya jumlah wakaf bukanlah
satu-satunya alasan untuk mengundang intervensi negara. Kebanyakan wakaf
dikelola dengan manajemen yang buruk. Selain itu, penyalahgunaan wakaf
oleh tangan-tangan para nadzir yang tidak kompeten menyebabkan wakaf
gagal menopang pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional yang
sehat. Berdasarkan realitas ini, diberbagai belahan dunia muslim terdapat
kecenderungan umum dimana kontrol negara terhadap wakaf semakin
menguat.8
Dalam sejarah Indonesia, wakaf telah dikenal dan dilaksanakan oleh umat
Islam sejak agama Islam masuk di Indonesia. Sebagai suatu lembaga Islam,
wakaf telah menjadi salah satu penunjang perkembangan masyarakat Islam.
Jumlah tanah wakaf di Indonesia sangat banyak menurut data Departemen
Agama Republik Indonesia terakhir terdapat 403.845 lokasi tanah wakaf
dengan luas 1.566.672.406 M2. Dari total jumlah tersebut 75% diantaranya
sudah bersertifikat wakaf dan sekitar 10% memiliki potensi ekonomi tinggi,
dan masih banyak lagi yang belum terdata.9
Di Provinsi Banten khususnya Kota Serang jumlah lokasi tanah wakaf
cukup banyak yang dapat dikelola dan dikembangkan. Namun, demikian
sampai saat ini kita belum dapat menggali segala potensi tersebut secara
8
Center for the Study of Religion and Culture (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah, Wakaf, Tuhan, dan Agenda Kemanusiaan, h. 3.
9
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Perkembangan Pengelolaan Wakaf di Indonesia,
optimal dikarenakan banyaknya kendala. Dengan hadirnya Undang-undang
Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf, sesungguhnya dapat memberikan
harapan yang cukup cerah dalam upaya penyelamatan dan pemberdayaan serta
pengembangan wakaf untuk kesejahteraan masyarakat secara umum.10
Berdasarkan surat keputusan Walikota Tangerang Selatan nomor:
590/Kep.65-Huk/2014 tentang pembentukan tim penilai penukaran harta
benda wakaf dalam rangka pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan
untuk kepentingan umum, maka Pemerintah Kota Tangerang Selatan
memperluas Jalan Tol Kunciran – Serpong Wilayah Tangerang Selatan yang
disahkan pada tanggal 7 Mei 2014 yang bertujuan untuk kesejahteraan
umum.11
Upaya untuk mecapai kesejahteraan dari tujuan perwakafan tersebut, salah
satu dari sekian banyak lembaga atau Yayasan di Indonesia adalah Dompet
Dhuafa yang memiliki salah satu aset tanah wakaf, yaitu Perguruan Islam
Al-Syukro Universal, yang telah mengelola harta wakaf sebagai wahana
pengembangan umat, baik dengan cara pengembangan tempat-tempat
peribadatan ataupun pengembangan pendidikan keagamaan dan
pengembangan berbagai usaha ekonomi.
10“Kemenag Banten” artikel diakses pada 14 november 2014 dari
http://banten.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=77876
11“Kemenag Banten” artikel diakses pada 14 november 2014 dari
Melihat potensi Perguruan Islam Al-Syukro Universal dalam
penghimpunannya Perguruan Islam Al-Syukro Universal telah menghimpun
harta wakaf yaitu dengan Luas Tanah : 27.523 m2 Luas Bangunan : 5.373 m2 Estimasi Nilai Aset : Rp. 34.555.000.00012 yang besar khususnya dalam persoalan wakaf.
Maka penyusun tertarik untuk meneliti lebih jauh, terutama mengenai
pengelolaan harta benda wakaf. Wakaf merupakan ajaran yang harus
dikembangkan dan pelaksanaanya harus sesuai dengan ajaran agama Islam
dan Undang-undang yang berlaku di Indonesia. Mengingat sangat pentingnya
harta benda wakaf untuk dikelola dan dikembangkan secara profesional yang
dikarenakan wakaf adalah sumber dana yang potensial bagi umat, maka
penyusun memberi judul skripsi ini :
“PENGELOLAAN HARTA WAKAF PADA PERGURUAN ISLAM
AL-SYUKRO UNIVERSAL DI WILAYAH CIPUTAT – TANGERANG SELATAN”.
12“Tabung Wakaf Indonesia” artikel diakses pada 15 september 2014 dari
B. Identifikasi Masalah
Wakaf adalah salah satu sumber dana yang memiliki potensi yang sangat
besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tanah air. Berbeda
dengan zakat yang hingga kini masih terjebak dalam orientasi pemanfaatan
berdasarkan delapan asnaf yang cenderung dipahami secara harfiah, wakaf
dapat ditumbuhkembangkan menjadi pillar ekonomi masyarakat melalui
berbagai usaha produktif yang dikelola secara modern.13
Bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah muslim merupakan
sumber yang berpotensi dalam memecahkan krisis tersebut, yakni melalui
pengelolaan harta wakaf. Dimana wakaf adalah sumber dana yang memiliki
potensi yang sangat besar.
Untuk itu para nadzir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda
wakaf sesuai dengan peruntukan yang tercantum dalam AIW. Sebagaimana
telah disebutkan dalam undang-undang wakaf nomor 41 pasal 45 tahun 2004
tentang pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf. Berdasarkan
analisa diatas penulis ingin mengetahui pengelolaan harta wakaf di Perguruan
Islam Al-Syukro Universal yang merupakan salah satu aset tanah wakaf
Dompet Dhuafa.
13
C. Batasan dan Rumusan Masalah
Pembahasan permasalahan dalam skripsi ini dibatasi hanya pada
pengelolaan harta wakaf pada Perguruan Islam Al-Syukro Universal yang
berada di Wilayah Ciputat – Tangerang Selatan.
Adapun pokok masalah yang dapat diidentifikasikan agar mempermudah
dalam menyusun skripsi ini adalah :
1. Bagaimana pengelolaan harta wakaf di Perguruan Islam Al-Syukro
Universal ?
2. Bagaimana sistem pengembangan wakaf di Perguruan Islam
Al-Syukro Universal ?
3. Apa kendala dalam pengelolaan dan pengembangan wakaf di
Perguruan Islam Al-Syukro Universal ?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Setelah memperhatikan judul serta latar belakang masalah diatas, maka
penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mendeskripsikan bagaimana pengelolaan harta wakaf di
Perguruan Islam Al-Syukro Universal.
2. Untuk mendeskripsikan bagaimana sistem pengembangan wakaf di
Perguruan Islam Al-Syukro Universal.
3. Untuk mendeskripsikan apa kendala dalam pengelolaan dan
Adapun tujuan akhir dan manfaat dari penelitian ini diharapkan akan
berguna :
1. Sebagai aset pustaka yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh seluruh
kalangan akademisi, baik itu dosen maupun mahasiswa, dalam upaya
memberikan pengetahuan, informasi, dan sebagai proses pembelajaran
mengenai pengelolaan harta wakaf.
2. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah agar para nadzir di
Perguruan Islam Al-Syukro dapat termotivasi dengan mengembangkan
ide-ide yang cemerlang agar tanah wakaf di Perguruan Islam
Al-Syukro Universal selalu produktif.
3. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang apa dan
bagaimana sebenernya wakaf itu, serta langkah kreatif dan apa strategi
yang harus digunakan dalam pengelolaan harta wakaf agar dapat
maksimal.
E. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
Berdasarkan telaah yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber
kepustakaan, penelitian melihat bahwa masalah pokok dalam penelitian ini
tampaknya masih kurang dapat perhatian dari para peneliti, untuk itu tidak
mengatakan belum pernah diteliti sama sekali, adapun penelitian yang sudah
c. Fokus
Metode yang digunakan oleh penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
adalah menggunakan metode-metode yang umumnya berlaku dalam penelitian
yaitu :
1. Pengumpulan Data
a. Pendekatan
Pendekatan ini menggunakan pendekatan yang bersifat kualitatif,
yakni sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
analisis berupa kata-kata tertulis atau lisan dari para tokoh dan perilaku
b. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan atau dengan
kata lain adalah (Field Research) untuk mengetahui secara langsung
responden atau tanggapan dari responden. Karena melakukan
penelitian langsung guna mendapatkan data yang jelas atau kesesuaian
antara teori dan praktek perwakafan dan peranan Nadzir di Perguruan
Islam AL-Syukro Universal dalam masalah pengelolaan harta wakaf di
wilayah tersebut.
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis sumber data
yaitu:
a. Data primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama
baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau
hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.14 Data
primer yang digunakan dalam penulisan ini ialah : pertama, ayat-ayat
Al-Quran yang berhubungan dengan pembahasan judul skripsi. Kedua,
Hadits yang berhubungan dengan permasalahan yang penulis teliti.
Ketiga, tentang pengelolaan harta benda wakaf.
14
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih
lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh
pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram.15
3. Teknik pengumpulan data
a. Observasi
Observasi merupakan metode mengumpulkan data dengan
mengamati langsung dilapangan. Dalam hal ini penulis mengadakan
pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian yaitu untuk
mengetahui pengelolaan harta wakaf di Perguruan Islam Al-Syukro
Universal.
b. Wawancara
Wawancara adalah salah satu bagian yang terpenting dari setiap
survei. Wawancara juga merupakan suatu proses interaksi dan
komunikasi.
c. Dokumentasi
Pengumpulan data-data yang diperlukan dengan cara memperoleh
data dokumentasi tentang Perguruan Islam Al-Syukro Universal dari
lokasi penelitian serta mencari bahan pustaka/buku rujukan yang
berkaitan dengan judul skripsi yang sedang dibuat ini.
15
G. Pedoman Penulisan Skripsi
Penulisan dan penyusunan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012).”
H. Sistematika Penulisan
Didalam pembuatan penelitian ini, penulis akan memberikan gambaran
mengenai hal apa saja yang dilakukan, maka secara garis besar gambaran
tersebut dapat dilihat dalam sistematika skripsi dibawah ini :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan (review) kajian
terdahulu. Metode penelitian, yaitu yang terdiri dari pengumpulan data, yang
meliputi pendekatan dan jenis penelitian. Sumber data, yang meliputi data
primer dan sekunder, kemudian teknik pengumpulan data, yang terdiri dari
observasi, wawancara, dokumentasi. Pedoman penulisan skripsi, dan
BAB II : TINJAUAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan pembahasan
penulisan skripsi ini antara lain : sekitar masalah wakaf, yang terdiri dari
pengertian wakaf, dasar hukum wakaf, unsur dan syarat wakaf, nazhir,
macam-macam wakaf, kedudukan dan perubahan wakaf, perwakafan di
Indonesia dan pedoman pengelolaan wakaf produktif.
BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG PERGURUAN ISLAM AL-SYUKRO UNIVERSAL
Bab ini membahas sekilas tentang Perguruan Islam Al-Syukro Universal yang
meliputi: Sejarah dan perkembanagn wakaf di Perguruan Islam Al-Syukro
Universal, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Unit Pendidikan dan Landasan
Hukum Wakaf.
BAB IV : PENGELOLAAN HARTA WAKAF DI PERGURUAN ISLAM AL-SYUKRO UNIVERSAL
Bab ini merupakan inti pembahasan mengenai bagaimana pengelolaan harta
wakaf di Perguruan Islam Al-Syukro Universal, bagaimana sistem
pengembangan wakaf di Perguruan Islam Al-Syukro Universal dan apa
kendala dalam pengelolaan dan pengembangan wakaf di Perguruan Islam
BAB V :
Penutup yang didalamnya terdapat kesimpulan, saran-saran yang dilengkapi
18 A. Tinjauan Terhadap Wakaf
1. Pengertian Wakaf
Wakaf merupakan bentuk muamalah maliyah (harta benda) yang
sangat lama dan sudah dikenal oleh masyarakat sejak dahulu kala. Hal ini
tidak lain karena AllahSubhanahu wa Ta’ala menciptakan manusia untuk
mencintai kebaikan dan melakukannya sejak ia dilahirkan hingga hidup
ditengah-tengah masyarakat. Demikian juga Allah Subhana wa Ta’ala
telah menciptakan dua sifat yang berlawanan dalam diri manusia agar
mereka mencintai yang lain, bekerjasama dan berkorban untuk mereka,
tanpa harus menghilangkan kecintaan pada dirinya sendiri.16
Wakaf menurut bahasa Arab berarti “al-habsu”, yang berasal dari kata
kerja habasa-yahbisu-habsan, menjauhkan orang dari sesuatu atau
memenjarakan. Kemudian kata ini berkembang menjadi “habbasa” dan
berarti mewakafkan harta karena Allah.17
Sedangkan secara harfiah wakaf bermakna “pembatasan” atau
“larangan”. Sehingga kata Waqf (jama’ : auqaf) digunakan dalam Islam
untuk maksud “pemilikan dan pemeliharaan” harta benda tertentu untuk
16
Mundzir Qahar, Manajemen Wakaf Produktif, (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar Group, 2005), h. xvii.
17
kemanfaatan sosial tertentu yang ditetapkan dengan maksud mencegah
penggunaan harta wakaf tersebut diluar tujuan khusus yang telah
ditetapkan tersebut.18
Mazhab maliki berpendapat bahwa wakaf itu tidak melepaskan harta
yang diwakafkan dari kepemilikan wakif, namun wakaf tersebut mencegah
wakif melakukan tindakan yang dapat melepaskan kepemilikannya atas
harta tersebut kepada yang lain dan wakif berkewajiban menyederhanakan
manfaatnya serta tidak boleh menarik kembali wakafnya.19
Dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 41 pasal 1 tahun
2004 Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau
menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan
selamannya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan
kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum
menurut syariah.20
Waqaf itu suatu ibadat yang disyariatkan dan telah berlaku dengan
sebutan lafad, walaupun tidak ditetapkan (diakui) oleh hakim, dan hilang
hak pemilikan si wakif dari padanya walaupun barang itu masih berada
ditangannya.21
18
Farid Wadjdy, Wakaf & Kesejahteraan Umat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 29.
19
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Fiqih Wakaf, h. 2.
20
Undang-Undang No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, h. 3.
21
Dalam ekonomi Islam, wakaf merupakan satu instrumen ekonomi
Islam yang belum diberdayakan secara optimal di Indonesia. Padahal
disejumlah negara lain, seperti Mesir dan Bangladesh, wakaf telah
dikembangkan sedemikian rupa, sehingga menjadi sumber pendanaan
yang tiada habis-habisnya bagi pengembangan ekonomi umat. Dalam
kondisi keterpurukan ekonomi seperti yang tengah dialami Indonesia saat
ini, alangkah baiknya bila kita mempertimbangkan pengembangan
instrumen wakaf ini (Masyita, 2003).22
Dari pengertian-pengertian tersebut diatas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa wakaf adalah benda yang kekal zatnya (tahan lama
wujudnya), tidak cepat musnah setelah dimanfaatkan, lepas dari kekuasaan
orang-orang yang berwakaf, tidak dapat dijual-beli, dihibahkan ataupun
diwariskan, untuk keperluan amal kebajikan sesuai dengan ajaran Syariat
Islam.
2. Dasar Hukum Wakaf
Secara teks dan jelas wakaf tidak terdapat dalam al-Quran dan
as-Sunnah, namun makna dan kandungannya wakaf terdapat dalam dua
sumber hukum Islam tersebut. Didalam Al-Quran sering menyatakan
wakaf dengan ungkapan yang menyatakan tentang derma harta (infaq)
demi kepentingan umum. Sedangkan dalam hadits sering kita temui
ungkapan “tahan” (habs). Semua ungkapan yang ada didalam al-Quran
22
dan hadits senada dengan arti wakaf ialah penahanan harta yang dapat
diambil manfaatnya tanpa musnah seketika dan untuk penggunaan yang
mubah serta dimaksudkan untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT.
(BasyirAzhari, 1977: 55) benda yang diwakafkan harus tahan lama dan
tidak mudah musnah. Harta yang diwakafkan kemudian menjadi milik
Allah, dan berhenti dari perederan (transaksi) dengan tidak boleh diperjual
belikan, tidak boleh diwariskan dan tidak boleh dihibahkan.23
Landasan hukum yang menganjurkan wakaf ialah firman Allah SWT.
Surat Ali Imran ayat 92 :
Artinya : Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan
apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (Q.S.
Al-Imran ayat 92).
Ayat lain yang mengajurkan syari‟at wakaf :
23
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, ruku'lahkamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat
kemenangan. (Q.S. Al-Hajj ayat 77).
Disyariatkan pula dalam hadits :
ةرير ىا ع
ها لوسر ا
ادا : لاق س و ي ع ى ص
اا
ع عطق ا دا با ا
يراج قدص ث ث
ع وا
حاص دلو وا ب عفت ي
لوعدي
) س اور(
Dari Abu Hurairah ra. Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda :
“Apabila anak Adam (manusia meninggal dunia, maka putuslah amalnya, kecuali
tiga perkara: Shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang
mendoakan orang tuanya”. (HR. Muslim)24
3. Unsur dan Syarat Wakaf
Unsur-unsur wakaf (rukun-rukun wakaf) ada empat, yaitu :
a. Orang yang berwakaf (wakif)
b. Sesuatu atau harta yang diwakafkan (mauquf)
24
c. Tempat berwakaf (mauquf „alaih), yaitu tempat kemana
diwakafkannya harta wakaf itu, dan
d. Aqad. Yaitu sesuatu pernyataan timbang terima harta wakaf dari si
wakif kepada mauquf „alaih. Kalau kepada orang tertentu
hendaklah ada qobul, tetapi kalau wakaf untuk umum tidak
disyaratkan qobul.25
Untuk sahnya suatu wakaf, harus dipenuhi beberapa syarat dari
unsur-unsur wakaf diatas, yaitu :
a. Orang yang mewakafkan harus orang yang sepenuhnya berhak
untuk menguasai benda yang akan diwakafkan. Si wakif harus
mukallaf (akil baligh) dan atas kehendak sendiri, tidak dipaksa
orang lain.
b. Benda yang akan diwakafkan harus kekal zatnya. Berarti ketika
timbul manfaatnya, zat barang tidak rusak. Hendaklah wakaf itu
disebutkan dengan terang dan jelas kepada siapa diwakafkan.
c. Hendaklah penerima wakaf tersebut orang yang hendak memiliki
sesuatu, maka tidak sah wakaf kepada hamba sahaya.
d. Ikrar wakaf dinyatakan dengan jelas baik dengan tulisan atau lisan.
e. Tunai dan tidak ada khiyar, karena wakaf berarti memindahkan
milik waktu itu.26
25
Suparman Usman, Hukum Perwakafan Di Indonesia, (Jakarta: Darul Ulum Press, 1999), h. 32.
26
4. Nazhir
Nadzir wakaf adalah orang atau badan yang memegang amanat untuk
memelihara dan mengurus harta wakaf sesuai dengan wujud dan tujuan
wakaf tersebut. Pada dasarnya siapa saja dapat menjadi nazhir selama ia
mempunyai hak melakukan tindakan hukum.27
5. Macam-macam Wakaf
Bila ditinjau dari segi peruntukan ditujukan kepada siapa wakaf itu,
maka wakaf dapat dibagi menjadi dua (2) macam :
a. Wakaf Ahli
Yaitu wakaf yang ditujukan kepada orang-orang tertentu, seorang
atau lebih, keluarga si wakif atau bukan. Wakaf seperti ini juga disebut
wakaf Dzurri.28
b. Wakaf Khairi
Yaitu wakaf yang secara tegas untuk kepentingan agama
(keagamaan) atau kemasyarakatan (kebajikan umum). Seperti wakaf
27
Suparman Usman, Hukum Perwakafan Di Indonesia, h. 33.
28
yang diserahkan untuk keperluan pembangunan masjid, sekolah,
jembatan, rumah sakit, panti asuhan anak yatim dan lain sebagainya.29
B. Kedudukan dan Perubahan Wakaf 1. Kedudukan Wakaf
Sebagaimana dikemukakan diatas, bahwa yang dimaksud dengan
shodaqoh jariyah dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abi
Hurairah r.a. – menurut para ulama (Imam Muhammad Ismail Al-Kahlani, t.t.
: 87; Asy-Syaukani, 1374 ; 127, Sayid Sabiq, 1971 : 378; Imam Taqiyudin Abi
Bakr, t.t. : 319) – adalah wakaf. konsekuensi logis dari pernyataan tersebut,
jelaslah bahwa kedudukan wakaf adalah sebagai salah satu macam
shodaqoh.30
Sejalan dengan kedudukannya, maka harta wakaf terlepas dari hak milik
wakif, dan tidak pula pindah menjadi milik orang-orang atau badan-badan
yang menjadi tujuan wakaf. Harta wakaf terlepas dari hak milik wakif sejak
wakaf diikrarkan dan menjadi hak Allah yang kemanfaatannya menjadi hak
penerima wakaf (Imam Suhadi, 1985 : 27 : 28; Ahmad Azhar Basyri, 1987 :
16).31
2. Perubahan Wakaf
29
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Fiqih Wakaf, h. 16.
30
Suparman Usman, Hukum Perwakafan Di Indonesia, h. 37.
31
Memanfaatkan benda wakaf berarti menggunakan benda wakaf
tersebut. Sedangkan benda asalnya/pokoknya tetap tidak boleh dijual,
tidak boleh diberikan/dihibahkan, dan tidak boleh diwariskan.32
Sebagian ulama berpendapat bahwa kalau benda wakaf sudah tidak
berfungsi (tidak dapat dipergunakan) atau kurang berfungsi, maka benda
tersebut tidak boleh dijual, tidak boleh diganti/ditukar, tidak dipindahkan,
tapi benda tersebut dibiarkan tetap dalam keadaannya. Pendapat ini adalah
pendapat yang dikemukakan oleh Syafi‟i dan Malik.33
Imam ahmad berpendapat bahwa boleh menjual benda wakaf, atau
menukarnya, menggantinya, memindahkannya, dan menggunakan hasil
penjualan tersebut untuk kemudian digunakan lagi bagi kepentingan
wakaf.34
Dengan demikian wakaf tersebut boleh dijual, dipindahkan, dirobah
atau diganti untuk kemudian diatur kembali pemanfaatannya bagi
kepentingan umum, sesuai dengan tujuan wakaf.
C. Perwakafan di Indonesia
32
Suparman Usman, Hukum Perwakafan Di Indonesia, h. 38.
33
Suparman Usman, Hukum Perwakafan Di Indonesia, h. 39.
34
Berbicara mengenai pengelolaan wakaf di Indonesia, khususnya
pengembangan konsep wakaf tunai yang terhitung masih sangat baru, tidak
bisa lepas dari periodesasi pengelolaan wakaf secara umum. Paling tidak ada
tiga periode besar pengelolaan wakaf di Indonesia35 :
1. Periode Tradisional.
Pada periode ini, wakaf masih ditempatkan sebagai ajaran yang
murni dimasukkan dalam kategori ibadah mahdhah (pokok). Yaitu
Kebanyakan benda wakaf diperuntukkan untuk pembangunan fisik,
seperti masjid, mushola, pesantren, kuburan, yayasan, dan sebagainya.
Sehingga keberadaan wakaf belum memberikan kontribusi social yang
lebih luas karena hanya untuk kepentingan konsumtif. Kondisi tersebut
disebabkan oleh beberapa aspek, diantaranya36 :
Kebekuan paham terhadap wakaf
Nazhir wakaf yang masih tradisional
Peraturan perundangan yang belum memadai
2. Periode Semi Professional.
35
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Srategi Pengembangan Wakaf Tunai Di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2006), h. 1.
36
Periode semi-profesional merupakan pola pengelolaan wakaf yang
kondisinya relatif sama dengan periode tradisional, namun pada masa
ini sudah mulai dikembangkan pola pemberdayaan wakaf secara
produktif, meski belum maksimal. Sebagai contoh adalah
pembangunan masjid-masjid yang letaknya strategis dengan
menambah bangunan gedung untuk pertemuan, pernikahan, seminar
dan acara lainnya seperti masjid sunda kelapa, masjid pondok indah,
masjid at-taqwa Pasar Minggu, Masjid Ni‟matul Ittihad Pondok Pinang
(semua terletak dijakarta) dan lain-lain.37
Selain hal tersebut juga sudah mulai dikembangkan pemberdayaan
tanah-tanah wakaf untuk bidang pertanian, pendirian usaha kecil
seperti toko ritel, koerasi, penggilingan padi, usaha bengkel, dan
sebagainya yang hasilnya untuk kepentingan pengembangan di bidang
pendidikan (pondok pesantren), meskipun pola pengelolaannya masih
dikatakakan tradisional. Pola pemberdayaan seperti ini sudah
dilakukan oleh Pondok Pesantren Modern As-Salam Gontor,
Ponorogo. Yang secara khusus mengembangkan wakaf untuk
kesehatan dan pendidikan seperti yang dilakukan oleh Yayasan Wakaf
Sultan Agung, Semarang. Ada lagi yang memberdayakan wakaf
dengan pola pengkajian dan penelitian secara intensif terhadap
37
pengembangan wacana pemikiran Islam modern seperti yang
dilakukan oleh Yayasan wakaf Paramadina, dan seterusya.38
Namun, karena kebanyakan kendala dalam pemberdayaan wakaf
secara lebih agresif, pada periode ini, dimana kita sekarang masih
berada dalam periode ini, pemberdayaan wakaf terlihat belum dinamis.
3. Periode Professional.
Yaitu sebuah kondisi dimana daya tarik wakaf sudah mulai dilirik
untuk diberdayakan secara profesional produktif. Keprofesionalan
yang dilakukan meliputi aspek: manajemen, SDM keNazhiran, pola
kemitraan usaha, bentuk benda wakaf yang tidak hanya berupa harta
tidak bergerak seperti uang, saham dan surat berharga lainnya,
dukungan political will pemerintah secara penuh, seperti lahirnya
Undang-undang No.41 Tahun 2004 tentang Wakaf.39
Dalam periode ini, isu yang paling menonjol untuk bisa mencapai
pengelolaan wakaf secara profesional adalah munculnya gagasan
wakaf uang yang digulirkan oleh tokoh ekonomi asal Bangladesh,
Prof. M.A Manna. Kemudian muncul pula gagasan wakaf investasi,
38
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Srategi Pengembangan Wakaf Tunai Di Indonesia, h. 5.
39
yang di Indonesia sudah dimulai oleh Dompet dhuafa Republika
bekerja sama dengan Batasa (BTS) Capital beberapa waktu yang
lalu.40
Semangat pemberdayaan potensi wakaf secara profesional
produktif tersebut semata-mata untuk kepentingan kesejahteraan umat
manusia, khususnya muslim Indonesia yang sampai saat ini masih
dalam keterpurukan ekonomi yang sangat menyedihkan, baik dibidang
pendidikan, kesehatan, teknologi maupun bidang sosial lainnya. Pada
masa ini, kita mulai menepaki jenjang periodesasi pemberdayaan
wakaf secara total melibatkan seluruh potensi keummatan dengan
dukungan penuh, seperti lahirnya UU wakaf baru, peran UU Otonomi
daerah, peran Perda, Kebijakan Moneter Nasional, UU Perpajakan dan
lain sebagainya.41
Tidak hanya di Indonesia,Perkembangan wakaf di Malaysia sejak tahun 1800-an tidak mengalami perubahan secara signifikan dan
bernilai ekonomi. Sebab perundang-undangan Malaysia sampai
sekarang hanya terbatas kepada tanah. Itupun mayoritas masih berupa
wakaf khas yang dalam pengelolaannya terikat dengan
ketentuan-ketentuan yang disyariatkan oleh wakif. Disamping itu, masih banyak
tanah wakaf yang dikelola oleh luar majelis agama, nazhirnya bukan
40
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Srategi Pengembangan Wakaf Tunai Di Indonesia, h. 6.
41
ahli ekonomi dan tidak punya latar belakang manajemen, sehingga
perwakafan di Malaysia kurang produktif dan kurang bernilai
ekonomi.42
Jenis wakaf Malaysia dapat dikategorikan menjadi dua model,
yaitu wakaf „am dan wakaf khash. Wakaf „am adalah harta yang
diwakafkan untuk kepentingan umat Islam dan untuk pengembangan
sosio-ekonomi umat Islam. Wakaf khash adalah harta yang
diwakafkan disertai dengan syarat-syarat tertentu oleh yang
mewakafkan (waqif).43
Wakaf di Arab Saudi, ketetapan No. 574 tanggal 16 Rajab 1386 H. Sesuai dengan surat keputusan kerajaan No. M/35, tanggal 18 Rajab
1386 H. Departemen wakaf resmi dibentuk oleh kerajaan Arab Saudi.
Dimana departemen ini bertugas untuk mengurus aset-aset wakaf dan
dikelola secara produktif. Akan tetapi ada pengelolaan khusus terhadap
harta wakaf yang ada di Mekkah dan Masjid Nabawi dibangun hotel,
pertokohan dan rumah yang dikembangkan secara ekonomi yang
hasilnya untuk perawatan aset-aset dua kota tersebut dan membantu
masyarakat yang membutuhkan uluran tangan kerajaan.44
42
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggara Haji. Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf , h. 16.
43
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggara Haji. Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf , h. 16
44
Dalam pengelolaan wakaf di Arab Saudi tentu dengan menunjukan
pengelola (nazhir). Dimana nazhir tersebut bertugas untuk membuat
perencanaan dalam pengembangan harta wakaf, mensosialisasikan
program yang telah disepakati, melaksanakan tugas dalam
mendistribusikan hasil wakaf kepada yang membutuhkan, memelihara
dan mengawasi untuk kelanggengan aset wakaf dan membuat laporan
kepada kerajaan (mamlakah) dalam pelaksanaan dan pengelolaan
wakaf. 45
Wakaf di Turki, pada tahun 1928 di Turki terdapat tanah wakaf yang jumlahnya hampir separoh dari seluruh tanah-tanah subur yang
ada di negeri tersebut. Pada tahun itu penghasilan harta wakaf tercatat
meliputi sebesar T.k. 3.489.000,00 (tiga juta empat ratus delapan puluh
sembilan ribu ringgit mas turki). Kesemuanya berasal dari hasil sawah,
kebun anggur, rumah-rumah gedung yang disewakan, dan lain
sebagainya.46
Di Turki ada dua jenis wakaf, yaitu: Wakaf Sholih dan Wakaf
Ghair Sholih. Wakaf Shohih yaitu wakaf yang berasal dari tanah milik,
dan wakaf ghair Shohih adalah wakaf yang bukan dari tanah milik
(dari tanah negara). Disamping itu pengurusnya ada tanah-tanah wakaf
yang langsung diurus negara, ada pula tanah-tanah wakaf yang diurus
45
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggara Haji. Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf , h. 18.
46
masing-masing badan hukum/masyarakat, sedang negara hanya
mengawasi saja.47
D. Pedoman Pengelolaan Wakaf Produktif.
1. Aspek kelembagaan dan Manajemen Wakaf
Untuk mengelola wakaf produktif di Indonesia, yang pertama-tama
harus dilakukan adalah perlunya pembentukan suatu badan atau lembaga
yang khusus mengelola wakaf yang ada yang bersifat nasional.48
2. Aspek Akuntansi dan Auditing Lembaga Wakaf a. Aspek Akuntansi
Akuntansi bukanlah “ilmu baru” dalam kehidupan umat manusia.
Sejarah mencatat, bahwa akuntansi sudah ada dan dipraktikan sejak
sekitar 8000 tahun sebelum masehi. Dalam pengertian yang paling
sederhana, akuntansi dapat dipahami sebagai kegiatan pencatatan
47
Rachmadi Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia, h. 98.
48
kegiatan usaha bisnis, baik komersial ataupun bukan, untuk tujuan
tertentu. Maha suci dan Maha Agung Allah SWT yang secara jelas
menegaskan pentingnya akuntansi bagi kegiatan manusia, sebagaiman
yang dilansir didalam ayat al-Quran surat al-Baqarah ayat 282.49
b. Aspek Auditing
Auditing dalam bahasa Indonesia biasanya diartikan sebagai
pemeriksaan. Padahal, secara harfiah istilah auditing ini konon berasal
dari istilah audire yang berarti to hear atau to listen (Mathews, 1996).
Yang dimaksud adalah bahwa pihak tertentu melaporkan secara
terbuka tugas ayau amanah yang diberi kepadanya, dan pihak yang
memberikan amanah mendengarkan. Jadi ini merupakan manifestasi
pertanggungjawaban pihak tertetu yang diberi tanggungjawab kepada
pihak yang memberi amanah.50
49
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggara Haji. Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf, h. 92.
50
35
ISLAM AL-SYUKRO UNIVERSAL
A. Sejarah dan Perkembangan Perguruan Islam Al-Syukro Universal
"Belanjakanlah sebagian hartamu di jalan Allah", amanah yang
disampaikan oleh Rasulullah SAW ini telah membangun kesadaran keluarga
almarhum Bapak Drs. H. Oskar Surjaatmadja untuk mewakafkan sebagian
harta titipan Allah SWT guna memfasilitasi pembangunan mental spiritual
generasi muda Islam dan ummat Islam pada umumnya.
Diawali dengan mengadakan Pengajian Bulanan yang dilaksanakan di
Jalan Puri Mutiara I/9 Cipete Jakarta Selatan, timbul niat untuk melaksanakan
dan mengembangkan pendidikan berwawasan Islami. Pada tahun 1996 niat ini
diwujudkan dengan mendirikan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) dan
Taman Bermain (Kelompok Bermain – KB) untuk anak-anak prasekolah, di
Jalan Puri Mutiara I/9 Cipete Jakarta Selatan. Pendidikan anak-anak
prasekolah ini berkembang dengan baik, di bawah bimbingan Ibu Hj. Nibras
O. Salim, banyak orang tua yang mempercayakan putra-putrinya untuk
mengikuti pendidikan prasekolah di tempat ini. Untuk mewadahi kegiatan
pendidikan ini didirikanlah sebuah yayasan yang diberi nama: “YAYASAN
Banyaknya orang tua yang sudah percaya dengan pelaksanaan pendidikan
yang dilakukan, dan atas desakan orang tua siswa, untuk kelanjutan
pendidikan putra/putrinya maka setahun kemudian YADA‟I mengembangkan
sayapnya dengan mendirikan Taman Kanak-kanak Islam (TK), Sekolah Dasar
Islam (SD) dan Sekolah Menengah Pertama Islam (SMP) di atas tanah seluas
2,8 Ha yang berlokasi di Gang H. Maung Jalan Otto Iskandardinata Ciputat
dengan nama AL SYUKRO. TK-SD dan SMP Islam Al Syukro di Ciputat
terus berkembang menjadi lembaga pendidikan Islam yang menjadi pilihan
bagi masyarakat di Sekitar Ciputat, Pamulang, Pondok Cabe, Lebak Bulus,
Sawangan, Bintaro dan sekitarnya. Dalam setiap penilaian akreditasi yang
dilaksanakan Dinas Pendidikan setempat, Sekolah Islam Al Syukro Universal
selalu mendapatkan akreditasi "A".
Penyelenggaraan pendidikan Islam di atas tanah wakaf seluas 2,75 Ha
dimaksudkan oleh keluarga Ibu Dra.Hj. Buli Oskar Surjaatmadja untuk
dijadikan pusat pendidikan Islam terkemuka dari jenjang TK hingga
perguruan tinggi. Cita-cita tersebut sudah dituangkan dalam
dokumen-dokumen Yayasan Wakaf Daar Asykaril Ibaad sebagai mimpi masa depan.
Seiring dengan tujuan untuk menyelenggarakan pendidikan Islam dari jenjang
TK hingga perguruan tinggi tersebut, keluarga wakif memandang perlu untuk
menunjuk lembaga lain yang memiliki jaringan luas dalam pengelolaan
kegiatan-kegiatan sosial dan kemanusiaan. Untuk selanjutnya pendiri
YAWADAI dan keluarga Ibu Dra.Hj. Buli Oskar Surjaatmadja mengikrarkan
penyelenggaraan sekolahnya diserahkan kepada ummat, dengan menunjuk
Yayasan Dompet Dhuafa REPUBLIKA sebagai nadzir (pihak penerus
amanah). Sejak Akad Wakaf tanggal 2 November 2010, Sekolah Islam Al
Syukro Universal diberi istilah baru yakni Perguruan Islam Al Syukro
Universal di bawah naungan Yayasan Dompet Dhuafa REPUBLIKA.Yayasan
Wakaf Daar Asykaril Ibaad tetap mengelola TK dan TPA Islam Al Syukro di
Cipete Jakarta Selatan.
Berdasarkan Akta Notaris Dr. A. Partomuan Pohan No.11 tanggal 2
November 2010 melalui IKRAR WAKAF, Yayasan Wakaf Daar Asykaril
„Ibaad (YAWADA‟I) dengan para Waqif telah sepakat menunjuk Yayasan
Dompet Dhuafa REPUBLIKA menjadi NAZHIR dari Harta Benda Wakaf
yang terdiri dari 21 (dua puluh satu) bidang tanah Hak Milik Waqif seluas
27.523 M2 beserta bangunan-bangunan Sekolah (TK-SD-SMP) Islam Al
Syukro di atasnya dengan inventaris berikut metode dan sistem pembelajaran
dan pengelolaannya yang untuk selanjutnya disebut dengan nama “Perguruan
Islam Al Syukro Universal”.
Pemwakafan ini dilakukan dengan tujuan agar “Harta Benda Wakaf”
sebagai Perguruan Islam Al Syukro Universal dapat dilanjutkan dengan
pembangunan, pengembangan, dan pengelolaannya oleh NAZHIR, dalam
rangka mendidik dan membina ummat terutama anak didikIndonesia.46
46
B. Visi dan Misi 1. Visi
Visi Perguruan Islam Al Syukro Universal adalah "Menjadikan
Perguruan Islam Al Syukro Universal sebagai pusat pendidikan terkemuka
dan berhasil sebagai penyelenggara Pendidikan Usia Dini, Dasar,
Menengah sampai dengan Pendidikan Tinggi yang bernafaskan Islam dan
bertaraf internasional"
2. Misi
Misi Perguruan Islam Al Syukro Universal adalah:
1. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan Islam dalam
arti seluas-luasnya dalam membantu membentuk insan dan
masyarakat yang berilmu, beramal, berakhlak mulia, kompeten,
kompetitif dan bertaqwa kepada Allah SWT, cinta Agama, Bangsa
dan Negara.
2. Membangun dan menyediakan sarana, lingkungan, sistem dan
fasilitas pendidikan yang nyaman, efektif dan Islami untuk
pengembangan pendidikan pada jenjang Pendidikan Usia Dini,
Dasar, Menengah sampai dengan Perguruan Tinggi.
3. Menyelenggarakan proses dan mewujudkan hasil pembelajaran
bermutu di semua jenjang pendidikan yang mampu bersaing
dengan lembaga pendidikan lain lokal, nasional maupun
4. Menjadikan Perguruan Islam Al-Syukro Universal sebagai pusat
pendidikan yang produktif, yang mampu mendorong peningkatan
mutu pelaksanaan pendidikan bagi masyarakat pada umumnya.
5. Membangun organisasi yang modern dan efektif yang mendorong
budaya berprestasi di lingkungan Perguruan Islam Al-Syukro
Universal.47
C. Struktur Organisasi
Perguruan Islam Al-Syukro Universal dikelola oleh Pimpinan dan
Unsur-unsur organisasi sebagai berikut:
Pimpinan
Direktur : Supangat Rohani, S.Pd.I., MA.
Wakil Direktur : Asmuni Marjuki, S. Th.I
General Manager Operasional : Miza Elman, S.E
General Manager Pendidikan : Supangat Rohani, S.PdI., MA.
Manager dan Unit-unit
Manager SDM : Nafis Murdika, S.Psi.
Manager Keuangan : Budi Santoso, S.P.
47
Manager Program Pendukung : Drs. Dedy Supriyadi, M.Pd.
Kepala Unit Keuangan : Dina Fitriani, S.Pt.
Wakil Kepala Unit Keuangan : Rista Yuniarti
Unit Logistik : Nanang Wahyudi, S.Kom.
Unit ICT : Dona Nuryahya, S.Kom.
Unit ICT : M. Giyanto
Kepala Unit Humas & Promosi : Badiyo
Staff Keuangan : Riyani
Kepala-kepala Sekolah
1. KB/TK : Imam Yahya
2. SD : Henrizal Saidi Harahap, MA.
3. SMP : Humaidi, S. Ag.48
D. Unit Pendidikan
Perguruan Islam Al Syukro Universal saat ini menyelenggarakan unit
Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD)
dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Di masa yang akan datang, Insya
Allah akan diselenggarakan SMU dan Perguruan Tinggi, sehingga Al Syukro
48
Perguruan Islam Al-Syukro Universal “Struktur Organisasi Perguruan Islam Al-Syukro Universal” artikel diakses pada 28 november 2014 dari
Universal di masa depan menjadi pusat penyelenggaraan pendidikan
bernafaskan Islam, yang lengkap dari jenjang Kelompok Bermain hingga
Perguruan Tinggi.49
E. Dasar Hukum Wakaf Di Perguruan Islam Al-Syukro Universal
Landasan hukum perwakafan di Perguruan Islam Al-Syukro Universal
ialah firman Allah SWT Surat Al-Bararah ayat 254 :
1. Al-Quran
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi
syafa’at. Dan orang-orang kafir Itulah orang-orang yang zalim.
(al-Baqarah (2) : 254)
2. Undang-undang
Dasar hukum wakaf yang di Perguruan Islam Al-Syukro Universal
mengacu kepada Undang-Undang RI nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf,
Yayasan Dompet Dhuafa Republika juga telah terdaftar di Badan Wakaf
49
Perguruan Islam Al-Syukro Universal “Unit Pendidikan Perguruan Islam Al-Syukro
Indonesia sebagai Nazhir pada 16 Juni 2011, dengan nomor pendaftaran:
36.74.3.1.00001.
Berdasarkan Akta Notaris Dr. A. Partomuan Pohan No.11 tanggal 2
November 2010 melalui IKRAR WAKAF, Yayasan Wakaf Daar
Asykaril „Ibaad (YAWADA‟I) dengan para Waqif telah sepakat menunjuk
Yayasan Dompet Dhuafa REPUBLIKA menjadi NAZHIR dari Harta
Benda Wakaf yang terdiri dari 21 (dua puluh satu) bidang tanah Hak Milik
Waqif seluas 27.523 M2 beserta bangunan-bangunan Sekolah
(TK-SD-SMP) Islam Al Syukro di atasnya dengan inventaris berikut metode dan
sistem pembelajaran dan pengelolaannya yang untuk selanjutnya disebut
43
DI PERGURUAN ISLAM AL-SYUKRO UNIVERSAL
A. Pengelolaan Harta Wakaf Di Perguruan Islam Al-Syukro Universal
Dilihat dari sejarah dan perkembangan Perguruan Islam Al-Syukro
Universal, Perguruan Islam Al-Syukro Universal memiliki perkembangan
yang amat pesat dan terorganisir setelah diwakafkan kepada Yayasan Dompet
Dhuafa Republika pada tanggal 2 november 2010, banyak perubahan sistem
manajemen yang ada di dalam pengelolaan harta wakaf yang mengakibatkan
terjadinya optimalisasi pengelolaan wakaf di Perguruan Islam Al-Syukro
Universal, manajemen yang diterapkan tersebut diantaranya adalah :
1. Manajemen Struktur Organisasi Departemen Pendidikan
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap
bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan
dan di inginkan.
Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisah kegiatan
pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan
menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada
suatu pertanggung jawaban apa yang akan dikerjakan.
Sebelum Perguruan Islam Al-Syukro Universal diwakafkan kepada
Yayasan Dompet Dhuafa Republika, manajemen struktur organisasi
departemen pendidikan yang diterapkan di Perguruan Islam Al-Syukro
Universal adalah multi struktural. Multi struktural yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
a. Struktur Taman Kanak-kanak (TK) Perguruan Islam Al-Syukro Universal
Taman Kanak-kanak (TK) Perguruan Islam Al-Syukro Universal
dipimpin oleh Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah, disamping
melaksanakan tugas pokok sebagai Kepala Sekolah dan Wakil Kepala
Sekolah, mereka juga membawahi atau menangani tugas pokok unit
logistik dan sarana prasarana serta supervisor office boy.
Kelemahannya adalah kurang terkontrolnya antara tugas pokok Kepala
Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah dengan tugas-tugas lainnya (diluar
tugas pokok Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah), hal ini yang
menyebabkan tugas pokok Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah
menjadi terbagi dan kurang fokus.50
50
Sebagaimana kita ketahui bahwasannya tugas pokok dan fungsi
Wakil Kepala Sekolah adalah membantu Kepala Sekolah dalam
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Menyusun perencanaan, membuat program kegiatan dan
pelaksanaan program
2) Pengorganisasian
3) Pengarahan
4) Ketenagaan
5) Pengkoordinasian
6) Pengawasan
7) Penilaian
8) Identifikasi dan pengumpulan data
9) Penyusunan laporan
10)Wakil Kepala Sekolah bertugas membantu Kepala Sekolah
dalam urusan-urusan sebagai berikut: Kurikulum dan
Kesiswaan.
Kemudian, Perubahan yang dilakukan pasca diwakafkan kepada
Yayasan Dompet Dhuafa Republika adalah membentuk unit logistik
dan sarana prasarana. Hal ini agar tugas pokok kepala sekolah dan
wakil kepala sekolah bisa fokus dan berjalan dengan baik, serta tugas
logistik dan sarana prasarana juga dapat melaksanakan tugas organisasi
sebagaimana mestinya sesuai dengan tugas/koridornya masing-masing.
dibutuhkan tersebut, hal ini adalah solusi yang sangat efektif agar
semua tugas organisasi berjalan dengan baik.51
b. Struktur Sekolah Dasar (SD) Perguruan Islam Al-Syukro Universal
Sekolah Dasar (SD) Perguruan Islam Al-Syukro Universal
dipimpin oleh Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kurikulum dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Umum, jikalau di
Taman Kanak-kanak (TK) Perguruan Islam Al-Syukro Universal yang
menjadi multi struktural adalah Kepala Sekolah dan Wakil Kepala
Sekolah, akan tetapi di Sekolah Dasar (SD) Perguruan Islam
Al-Syukro Universal yang menjadi multi struktural adalah Wakil Kepala
Sekolah Bidang Umum, disamping melaksanakan tugas pokok sebagai
Kepala Sekolah Bidang Umum, juga membawahi atau menangani
tugas pokok unit logistik, sarana prasarana, dan tugas supervisor office
boy. Kelemahannya adalah kurang terkontrolnya antara tugas pokok
Kepala Sekolah Bidang Umum dengan tugas-tugas lainnya (diluar
tugas pokok Kepala Sekolah Bidang Umum), hal ini yang
menyebabkan tugas Wakil Kepala Sekolah Bidang Umum menjadi
terbagi dan kurang fokus.52
51
Miza Elman, General Manager Operasional, Wawancara Pribadi pada tanggal 5 desember 2014
52
Kemudian, Perubahan yang dilakukan pasca diwakafkan kepada
Yayasan Dompet Dhuafa Republika adalah Wakil Kepala Sekolah
Bidang Umum dihapus. Hal ini agar tugas pokok kepala sekolah dan
wakil kepala sekolah bisa fokus dan berjalan dengan baik, serta tugas
logistik dan sarana prasarana juga dapat dilaksanakan sebagaimana
mestinya sesuai dengan tugas/koridornya masing-masing. Dengan
ditambahnya SDM yang ahli dalam bidang-bidang yang dibutuhkan
tersebut, hal ini adalah solusi yang sangat efektif agar semua tugas
organisasi berjalan dengan baik.53
c. Struktur Sekolah Menengah Pertama (SMP) Perguruan Islam Al-Syukro Universal
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Perguruan Islam Al-Syukro
Universal dipimpin oleh Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah
kurikulum dan Wakil Kepala Sekolah bidang umum, jikalau di Taman
kanak-kanak (TK) yang menjadi multi struktural adalah Kepala
Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah, akan tetapi di Sekolah Menengah
Pertama (SMP) sama halnya dengan Sekolah Dasar (SD) Perguruan
Islam Al-Syukro Universal yang menjadi multi struktural adalah Wakil
Kepala Sekolah Bidang Umum, disamping melaksanakan tugas pokok
sebagai Kepala Sekolah Bidang Umum, Wakil Kepala Sekolah Bidang
Umum juga membawahi atau menangani tugas pokok unit logistik,
53
sarana prasarana, dan tugas supervisor office boy. Kelemahannya
adalah kurang terkontrolnya antara tugas pokok Kepala Sekolah
Bidang Umum dengan tugas-tugas lainnya (diluar tugas pokok Kepala
Sekolah Bidang Umum), hal ini yang menyebabkan tugas Wakil
Kepala Sekolah Bidang Umum menjadi terbagi dan kurang fokus.54
Kemudian, Perubahan yang dilakukan pasca diwakafkan kepada
Yayasan Dompet Dhuafa Republika adalah wakil kepala sekolah
bidang umum dihapus dan diganti dengan membentuk unit logistik
sarana dan prasarana, sama halnya dengan sekolah dasar (SD)
Perguruan Islam Al-Syukro Universal. Hal ini agar tugas pokok
Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah bisa fokus dan berjalan
dengan baik serta tugas unit logistik dan sarana prasarana juga dapat
dilaksanakan sebagaimana mestinya sesuai dengan tugas/koridornya
masing-masing. Dengan ditambahnya SDM yang ahli dalam
bidang-bidang yang dibutuhkan tersebut, hal ini adalah solusi yang sangat
efektif agar semua tugas organisasi berjalan dengan baik.
2. Manajemen Struktur Organisasi Departemen Operasional
Tidak hanya Manajemen Struktur Organisasi Departemen Pendidikan
saja yang diperbaiki, akan tetapi manajemen struktur organisasi
departemen operasional Perguruan Islam Al-syukro pun diperbaiki dengan
baik.
54
Sebelum diwakafkan kepada Yayasan Dompet Dhuafa Republika
manajemen struktur organisasi operasional Perguruan Islam Al-Syukro
Universal adalah sebagai berikut:
a. Manajemen Keuangan
Sebelum diwakafkan kepada Yayasan Dompet Dhuafa Republika,
struktur manajemen keuangan dibawahi oleh Kepala Keuangan, Wakil
Kepala Keuangan dan Kasir. Kemudian pasca diwakafkan kepada
Yayasan Dompet Dhuafa struktur ditambah menjadi Unit Logistik
yang membawahi :
- Logistik
- Office Boy dan Gardener
- Sarpras
Disamping itu Prosedur Keuangan yang diterapkan pasca
diwakafkan kepada Yayasan Dompet Dhuafa Republika menjadi
sangat ketat dan profesional, salah satu contohnya adalah dalam
masalah Proposal Pengajuan Dana. Dalam mengajukan Proposal
Pengajuan Dana (PPD) pengaju wajib menandatangani Proposal
Pengajuan Dana (PPD) tersebut kemudian harus di setujui oleh Kepala
Sekolah, General Manager Pendidikan dan Direktur. Setelah Proposal
Kemudian dana yang telah digunakan wajib membuat laporan realisasi
penggunaan dana tersebut.55
b. Manajemen SDM
Pasca diwakafkan kepada Yayasan Dompet Dhuafa Republika,
manajemen SDM Perguruan Islam Al-Syukro Universal mengalami
perubahan dan perkembangan yang baik. Salah satunya adalah
bertambahnya SDM/karyawan. Hal ini disebabkan oleh
perubahan-perubahan struktur yang terjadi pasca diwakafkan kepada Yayasan
Dompet Dhuafa Republika. Dengan ditambahnya SDM/karyawan ini
adalah solusi yang efektif, disamping membuka lapangan kerja tugas
organisasi pun berjalan dengan baik.56
c. Manajemen Program Pendukung Dan Lingkungan
Sebelum diwakafkan kepada Yayasan Dompet Dhuafa Republika,
struktur manajemen program pendukung dan lingkungan dibawahi
dengan adanya:
- Satpam
- Supir
- Gardener
- Penerimaan Siswa Baru
55
Miza Elman, General Manager Operasional, Wawancara Pribadi pada tanggal 5 desember 2014
56
Kemudian pasca diwakafkan kepada Yayasan Dompet Dhuafa
Republika, Gardener dihapus dari struktur manajemen pendukung dan
lingkungan, dan dipindahkan kedalam struktur manajemen keuangan yang
dibawahi oleh Unit Logistik.
Dari perubahan-perubahan struktur organisasi yang diterapkan
diatas, dengan demikian mentenes gedung lebih baik, pengadaan barang
sesuai dengan prosedur dan sistem manajemen yang diterapkan menjadi
lebih baik pula.57
B. Sistem Pengembangan Wakaf di Perguruan Islam Al-Syukro Universal
Perguruan Islam Al-Syukro Universal tidak hanya sukses dalam sistem
manajemen pengelolaan yang diterapkan, akan tetapi sukses juga dalam sistem
manajemen pengembangan wakaf yang diterapkan sehingga menghasilkan
wakaf secara produktif. Pengembangan-pengembangan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Perbaikan Gedung Taman Kanak-kanak (TK)
Sebelum diwakafkan kepada Yayasan Dompet Dhuafa Republika, gedung
Taman Kanak-kanak (TK) lantai 2 (dua) tidak berfungsi. kemudian pasca
diwakafkan kepada Yayasan Dompet Dhuafa Republika gedung Taman
57