RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN FOOD COURT MENGGUNAKAN RFID PADA PUSAT PERBELANJAAN
SMART SURABAYA
TUGAS AKHIR
Nama : Citra Indah Kurnia NIM : 07.41010.0400 Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
SMART SURABAYA
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Komputer
Oleh:
Nama : Citra Indah Kurnia NIM : 07.41010.0400 Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
Just close your eyes
Dalam mengelola sebuah food court pada umumnya menerapkan konsep self service pada para pembeli, yaitu memesan dan membayar melalui kasir. Untuk penyewa gerai, perhitungan pendapatan dilakukan setiap hari saat food court tutup secara manual. Hal ini membutuhkan waktu lama dan menyebabkan sering terjadinya kesalahan perhitungan yang menyebabkan kerugian dan penurunan omzet untuk pengelola dan penyewa gerai.
Menghadapi permasalahan di atas, pengelola food court mengembangkan sistem informasi food court pada pusat perbelanjaan Smart Surabaya. Dengan menerapkan teknologi layar sentuh dan smart card dalam aplikasi untuk mempermudah pembeli melakukan transaksi. Untuk sistem sewa, pengelola food court menerapkan sistem perhitungan setiap hari. Penyewa membayar sewa sesuai dengan pendapatan yang diterima setiap hari.
Dengan adanya aplikasi sistem informasi food court pada pusat perbelanjaan Smart Surabaya dapat dipergunakan sesuai dengan keinginan manajemen pengelola food court. Pemakaian teknologi layar sentuh dan smart card telah berhasil dalam perhitungan omzet atau laba bersih setiap gerai, pembayaran sewa atau sistem bagi hasil pada masing-masing gerai, dan berapa jumlah gerai.
Kata kunci: Smart Card, Food Court, Layar Sentuh, Sewa
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang merupakan persyaratan dalam menyelesaikan Program Studi Strata Satu di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer (STIKOM) Surabaya. Tugas Akhir ini membahas tentang Rancang Bangun Sistem Informasi Pengelolaan Food Court Menggunakan RFID pada Pusat Perbelanjaan SMART Surabaya yang diharapkan dapat mengendalikan setiap kegiatan.
Penyelesaian Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan banyak masukan, nasehat, saran, kritik dan dukungan moril maupun materi kepada Penulis. Untuk itu Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ibu, Bapak, Adikku tercinta terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini. Katapun tidak cukup untuk mengungkapkan rasa terima kasih ini. Maaf jika belum bisa menjadi yang terbaik dan belum bisa menjadi yang di banggakan. Terima kasih juga untuk seluruh keluarga besar. Maaf untuk keterlambatan ini dan semoga bisa membalas semua pengorbanan kalian. I Love You So Much.
2. Bapak Dr. Haryanto Tanuwijaya, S.Kom., M.MT. selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan mengarahkan dengan sabar pembuatan program selama proses pembuatan Tugas Akhir ini.
Ibu tak akan terganti. Terima Kasih.
4. Bapak Drs. Antok Supriyanto, M.MT. selaku Penguji I yang telah memberi banyak sekali masukan selama proses sidang dan setelahnya dalam Tugas Akhir ini.
5. Bapak Januar Wibowo, S.T., M.M. selaku Penguji II yang memberitahu bahwa untuk terus belajar karena kehidupan sesungguhnya berada di luar sana.
6. Ibu Lilis Binawati, S.E., M.Ak. yang juga Dosen Wali, terima kasih untuk semua kasih sayang yang telah diberikan. Walau hanya sebentar, tapi Penulis merasa beruntung mendapat Dosen Wali seperti Ibu.
7. Bapak Wahju Priastoto, S.E di bagian PPTA yang tidak pernah bosan mendengar dan membantu pencapaian Tugas Akhir ini.
8. Teman-temanku tersayang : Mila, Gema, Ipik dan Nida terima kasih untuk waktunya selama ini. Semoga masih banyak waktu lainnya lagi. Beruntung punya sahabat kalian.
9. Spesial untuk Fandi si Dewa Penolong yang senantiasa berangkat jauh dari Kediri ke Surabaya hanya untuk membantu dalam penyelesaian program Tugas Akhir ini dengan ikhlas. Thank you so much.
10. Perpustakaan, Cafe-cafe, Mall-mall dan tempat lainnya yang selama ini menjadi tempat pendukung dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini dan menjadi tempat untuk menyegarkan pikiran.
11. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang setimpal kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dan nasehat dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir yang penulis kerjakan masih banyak terdapat kekurangan sehingga kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan. Semoga Tugas Akhir ini dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
Surabaya, April 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR TABEL ... xxx
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang... Error! Bookmark not defined.
1.2 Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.3 Pembatasan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.4 Tujuan ... Error! Bookmark not defined.
1.5 Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined.
BAB II LANDASAN TEORI ... Error! Bookmark not defined.
2.1 Contactless Smart Card ... Error! Bookmark not defined.
2.2 Sewa Bagi Hasil ... Error! Bookmark not defined.
2.3 Food Court ... Error! Bookmark not defined.
2.4 Sistem Informasi ... Error! Bookmark not defined.
2.5 Analisis dan Perancangan Sistem ... Error! Bookmark not defined.
2.5.1 System Flow ... Error! Bookmark not defined.6
Halaman
2.5.2 Data Flow Diagram ... Error! Bookmark not defined.
2.6 Sistem Basis Data ... Error! Bookmark not defined.
2.6.1 Database Management System ... Error! Bookmark not defined.1
2.6.2 Bahasa-bahasa yang Terdapat dalam DBMS ... Error! Bookmark not
defined. 2.6.3 Entity Relationship Diagram ... Error! Bookmark not defined.3
2.7 Visual Basic .Net 2005 ... Error! Bookmark not defined.
2.8 Microsoft SQL Server 2005 ... Error! Bookmark not defined.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined.
3.2 Analisis Permasalahan ... 28
3.3 Perancangan Sistem ... Error! Bookmark not defined.0
3.3.1 Blok Diagram... Error! Bookmark not defined.
3.3.2 Diagram Berjenjang ... Error! Bookmark not defined.
3.3.3 System Flow ... Error! Bookmark not defined.4
3.3.4 Data Flow Diagram (DFD) ... Error! Bookmark not defined.8
3.3.5 Entity Relationship Diagram (ERD) .... Error! Bookmark not defined.
3.3.6 Struktur Tabel ... Error! Bookmark not defined.
3.3.7 Perancangan Interface... Error! Bookmark not defined.
Halaman
3.4 Perancangan Uji Coba ... Error! Bookmark not defined.
BAB IVIMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... Error! Bookmark not defined.
4.1 Kebutuhan Sistem ... Error! Bookmark not defined.
4.1.1 Kebutuhan Perangkat Lunak ... Error! Bookmark not defined.
4.1.2 Kebutuhan Perangkat Keras ... Error! Bookmark not defined.
4.2 Pembuatan dan Implementasi Program ... Error! Bookmark not defined.
4.3 Implementasi sistem ... Error! Bookmark not defined.
4.3.1 Tampilan Halaman Login ... Error! Bookmark not defined.
4.3.2 Tampilan Halaman Home Level Admin ... Error! Bookmark not
defined. 4.3.3 Tampilan Halaman Home Master Penyewa ... Error! Bookmark not
defined. 4.3.4 Tampilan Halaman Pemilihan Gerai .... Error! Bookmark not defined.
4.3.5 Tampilan Halaman Master Menu ... Error! Bookmark not defined.
4.3.6 Tampilan Halaman Master Registrasi Pembeli ... Error! Bookmark not
defined.
4.3.7 Tampilan Halaman Transaksi Penjualan ... Error! Bookmark not
defined. 4.3.8 Tampilan Halaman Laporan Pendapatan Food Court ... Error!
Bookmark not defined. 4.3.9 Tampilan Halaman Laporan Gerai ... Error! Bookmark not defined.
4.3.10 Tampilan Halaman Laporan Terminal ... 100
4.3.11 Tampilan Halaman Laporan MemberError! Bookmark not defined. Halaman
4.4 Implementasi Sistem ... Error! Bookmark not defined.
BAB V PENUTUP ... Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.8
LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.9
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Smart Card ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.2 Alur Baca/tulis Kartu ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.3 Hubungan Antara reader dan aplikasi .... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.4 Key Schedulling... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.5 Simbol-simbol pada Sistem Flow ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.6 Simbol-Simbol pada DFD ... Error! Bookmark not defined.8
Gambar 3.1 Gambaran Umum Sistem Informasi Food Court ... Error! Bookmark not defined.1 Gambar 3.2 Blok Diagram Sistem Informasi Food Court ... Error! Bookmark not
defined. Gambar 3.3 Diagram Berjenjang Sistem Informasi Food Court...Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.4 Sistem Flow Registrasi... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.5 Sistem Flow Isi Ulang Saldo ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.6 Sistem Flow Sewa Gerai ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.7 Sistem Flow Pesan Makanan ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.8 Context Diagram Sistem Informasi Food Court.... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.9 DFD Level 0 Sistem Informasi Food Court... 43 Gambar 3.10 DFD Level 1 Maintenance Data ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.11 DFD Level 1 Transaksi ... Error! Bookmark not defined.
Halaman Gambar 3.12 DFD Level 1 Laporan ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.13 CDM Sistem Informasi Food Court ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.14 PDM Sistem Informasi Food Court ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.15 Perancangan Form Login ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.16 Perancangan Form Login Level Admin Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.17 Perancangan Login Level Admin Penyewa ... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.18 Perancangan Form Login Level Terminal ... Error! Bookmark not
defined. Gambar 3.19 Perancangan Form Master Menu ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.20 Perancangan Form Detil Menu ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.21 Perancangan Form Edit Menu ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.22 Perancangan Form Master Registrasi ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.24 Perancangan Form Transaksi Penjualan Error! Bookmark not defined. Gambar 3.25 Perancangan Form Pembayaran... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.26 Perancangan Form Transaksi Pembatalan Pesanan...69 Gambar 3.27 Perancangan Form Transaksi Isi Ulang Saldo ... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.28 Perancangan Form Laporan Pendapatan Food Court . Error! Bookmark
not defined. Gambar 3.29 Perancangan Tampilan Grafik Transksi Member Error! Bookmark not
defined. Halaman
Gambar 4.1 Tampilan Login ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.2 Pesan Tidak Berhasil Memasuki Sistem . Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.3 Tampilan Home Level Admin... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.4 Tampilan Master Penyewa ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.5 Pesan Data Telah Tersimpan... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.6 Pesan Periksa Input-an ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.7 Tampilan Edit Data Penyewa ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.8 Tampilan Hapus Data Penyewa ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.9 Tampilan Halaman Pemilihan Gerai ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.10 Tampilan Daftar Penyewa ... 90
Gambar 4.11 Tampilan Data Gerai ... 90
Gambar 4.12 Tampilan Halaman Master Menu ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.13 Tampilan Menu Upload Gambar Menu Error! Bookmark not defined. Gambar 4.14 Tampilan Data Tersimpan ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.15 Tampilan Menghapus Data Menu ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.16 Tampilan Data Terhapus ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.17 Tampilan Registrasi Pembeli ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.18 Tampilan Data Tesimpan ... Error! Bookmark not defined. Halaman Gambar 4.19 Tampilan Halaman Transaksi Penjualan...95
Gambar 4.20 Tampilan Halaman Pembayaran ... 9Error! Bookmark not defined. Gambar 4.21 Tampilan Struk ... 9Error! Bookmark not defined. Gambar 4.22 Tampilan Daftar Pendapatan Food Court ... 9Error! Bookmark not defined. Gambar 4.23 Tampilan Cetak Pendaftaran Food Court...98
Gambar 4.24 Tampilan Daftar Laporan Pendapatan Gerai ... 99
Gambar 4.25 Tampilan Cetak Laporan Pendapatan Gerai ... 99
Gambar 4.26 Grafik Menu Laris...100
Gambar 4.27 Tampilan Daftar Laporan Transaksi Terminal... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.28 Tampilan Cetak Laporan Transaksi Terminal...101 Gambar 4.29 Tampilan Laporan Member ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Pembeli ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.2 Penyewa ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.3 Gerai... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.4 Pegawai Gerai ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.5 Menu ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.6 Isi Ulang Saldo... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.7 Kartu ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.8 Pembayaran ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.9 Detil Pembayaran ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.10 Pendapatan ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.11 Sewa ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.12 Detil Sewa ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.13 User Login ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.14 Setting ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.15 Idx_Id ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.16 Fungsi Obyek Perancangan Login ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.17 Fungsi Obyek Perancangan Form Login Level Admin Food court .. Error! Bookmark not defined.
Halaman
Tabel 3.18 Fungsi Obyek Perancangan Form Login Level Admin Penyewa... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.19 Fungsi Obyek Perancangan Form Login Level Terminal ... Error!
Bookmark not defined. Tabel 3.20 Fungsi Obyek Perancangan Form Master Menu ... Error! Bookmark not
defined. Tabel 3.21 Fungsi Obyek Perancangan Form Edit Menu... Error! Bookmark not
defined.3 Tabel 3.22 Fungsi Obyek Perancangan Form Master Registrasi ... Error! Bookmark
not defined. Tabel 3.23 Fungsi Obyek Perancangan Form Master Gerai... Error! Bookmark not
defined. Tabel 3.24 Fungsi Obyek Perancangan Form Transaksi Penjualan . Error! Bookmark
not defined. Tabel 3.25 Fungsi Obyek Perancangan Form Pembayaran ... Error! Bookmark not
defined.
Tabel 3.26 Fungsi Obyek Perancangan Form Pembatalan Pesanan . Error! Bookmark not defined. Tabel 3.27 Fungsi Obyek Perancangan Form Isi Ulang Saldo .. Error! Bookmark not
defined. Tabel 3.28 Struktur Data Login ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.29 Perancangan Uji Coba Data Login... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.30 Data Testing Master Penyewa... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.31 Perancangan Uji Coba Master Penyewa ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.32 Data Testing Master Menu ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.33 Perancangan Uji Coba Master Menu ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.34 Data Testing Master Registrasi ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.35 Peracangan Uji Coba Master Registrasi ... Error! Bookmark not defined.
Halaman
Tabel 3.36 Perancangan Uji Coba Transaksi Pemesanan Menu Error! Bookmark not defined. Tabel 3.37 Perancangan Uji Coba Transaksi Isi Ulang Saldo ... Error! Bookmark not
defined. Tabel 3.38 Perancangan Uji Coba Cetak Laporan Pendapatan Food Court ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 3.39 Data Testing Cetak Laporan Pendapatan Gerai ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.40 Perancangan Uji Coba Cetak Laporan Pendapatan Gerai ... Error!
Bookmark not defined. Tabel 3.41 Perancangan Uji Coba Cetak Laporan Terminal ... Error! Bookmark not
defined. Tabel 3.42 Data Testing Cetak Laporan Menu Laris .. Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.43 Perancangan Uji Coba Cetak Laporan Menu Laris . Error! Bookmark not defined. Tabel 4.1 Data Login... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Data Login... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.3 Data Pengguna ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.4 Hasil Uji Coba Data Pengguna ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.5 Hasil Uji Coba Data Transaksi Penjualan... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.6 Hasil Uji Coba Data Penyewa ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.7 Hasil Uji Coba Form Data Pendapatan... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini pusat perbelanjaan tumbuh pesat di kota-kota besar di Indonesia. Jumlah pusat perbelanjaan atau mall di Kota Surabaya mencapai 22 unit (republika.co.id, 2011). Adanya perkembangan jumlah pusat perbelanjaan membuat meningkatnya persaingan di antara pusat perbelanjaan, penambahan fasilitas-fasilitas yang ditawarkan oleh pusat perbelanjaan, yang berusaha menarik minat pengunjung. Pengusaha pusat perbelanjaan kini saling berpacu, salah satunya menawarkan berbagai konsep yang bisa memanjakan pengunjung. Hampir semua pusat perbelanjaan menyediakan gerai-gerai makanan terpusat di lantai tertentu dalam gedung atau dikenal dengan istilah food court. Makanan yang disediakan masing-masing gerai berbeda sehingga pembeli bebas membeli makanan sesuai dengan selera masing-masing.
Pengelola food court pada umumnya menerapkan konsep self service pada para pembeli. Artinya para pembeli datang ke gerai, memilih makanan siap saji yang disukai, membayar sejumlah uang ke kasir di tempat yang tersedia dan menunggu makanan yang akan diantar pramusaji gerai di meja makan yang telah tersedia dalam area food court.
Pemilik gerai makanan menyewa gerai yang dikelola dalam kurun waktu tertentu misalnya satu atau beberapa tahun. Pada malam hari saat penutupan pusat food court, pengelola bersama penyewa gerai harus melakukan perhitungan omzet
masing-masing gerai secara manual. Hal ini membutuhkan waktu yang lama mengingat banyak gerai yang tersedia. Selain permasalahan di atas, permasalahan lainnya yaitu tidak semua gerai yang menjual makanan ramai pelanggan. Dengan demikian pengelola food court merasa dirugikan dengan sepinya gerai tersebut. Hal tersebut bisa menyebabkan omzet food court menurun.
Menyadari akan adanya kelemahan dalam sistem yang umum digunakan tersebut, maka pengelola food court ingin menerapkan sistem rekrutmen pengelola gerai yang baru. Para pemilik gerai makanan akan dikenakan biaya sewa berdasarkan penghasilan dan perhitungan yang dilakukan setiap hari seperti sistem lama, tetapi pengelola food court hanya menyerahkan hasil rekapitulasi penghasilan pada pemilik gerai setiap harinya.
Dengan sistem baru ini, pengelola food court merencanakan otomatisasi perhitungan agar tidak terjadi kecurangan dan untuk melakukan perhitungan menjadi lebih cepat. Selain itu pengelola food court bisa memanjakan pelanggan dengan adanya peralatan berupa layar sentuh, smart card (kartu pintar) dan smart card reader di setiap gerai-gerai dalam food court. Teknologi tersebut hanya untuk mempermudah pembeli dalam melakukan transaksi.
3
ulang saldo atau top up, pembeli hanya perlu menyerahkan sejumlah uang dan smart card kepada terminal food court. Admin terminal akan memasukan jumlah nominal sesuai permintaan pembeli, sedangkan smart card reader adalah alat yang dipergunakan untuk membaca smart card saat pembeli ingin membayar. Caranya hanya dengan menempelkan smart card pada smart card reader. Semua transaksi yang terjadi akan otomatis tersimpan di server.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu: 1. Bagaimana merancang bangun sistem informasi pengelolaan food court
menggunakan Rfid pada pusat perbelanjaan Smart Surabaya?
2. Bagaimana menerapkan teknologi layar sentuh dan smart card dalam sistem informasi pengelolaan food court menggunakan Rfid pada pusat perbelanjaan Smart Surabaya?
3. Bagaimana menghasilkan informasi dan laporan untuk manajemen pengelola food court?
1.3 Pembatasan Masalah
Adapun batasan masalah dari sistem ini adalah.
1. Sistem ini tidak membahas tentang media layar sentuh dan smart card. 2. Pembeli harus menjadi member di food court tersebut jika ingin makan. 3. Smart card hanya bisa digunakan di pusat perbelanjaan Smart.
5. Perangkat lunak yang dibangun berbasis desktop.
6. Bahasa pemrograman yang dipakai adalah Visual Basic .Net 2005 7. Dengan database SQL server 2005.
1.4 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari sistem informasi food court pada pusat perbelanjaan Smart Surabaya adalah.
1. Merancang bangun sistem informasi pengelolaan food court menggunakan Rfid. 2. Menerapkan teknologi layar sentuh dan smart card dalam sistem informasi
pengelolaan food court menggunakan Rfid.
3. Menghasilkan informasi dan laporan untuk manajemen pengelola food court antara lain dalam perhitungan omzet atau laba bersih setiap gerai, pembayaran sewa atau sistem bagi hasil pada masing-masing gerai, dan berapa jumlah gerai.
1.5 Sistematika Penulisan
Penyusunan laporan Tugas Akhir ini dapat dikelompokkan sebagai berikut. BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan secara garis besar tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan sistematika penulisan tugas akhir ini.
BAB II : LANDASAN TEORI
5
dijelaskan tentang beberapa landasan teori yang digunakan antara lain rfid, food court, sistem informasi, visual basic 2005, microsoft sql server 2005.
BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini berisi penjelasan tentang langkah-langkah untuk pemecahan masalah dalam tugas akhir termasuk: menganalisis permasalahan, tujuan penelitian, penyelesaiannya, gambaran sistem yang akan dibuat dalam Diagram Block, System Flow, Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), Struktur Database, Design Input dan Output.
BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Bab keempat berisi tentang implementasi dari aplikasi yang telah dibuat. Serta melakukan pengujian terhadap aplikasi yang dibuat untuk mengetahui bahwa aplikasi tersebut telah dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan harapan.
BAB V : PENUTUP
2.1 Contactless Smart Card
Di dalam sebuah smart card, kita bisa memasukkan berbagai macam informasi. Diantaranya adalah data pribadi, data perusahaan, data transaksi, serta catatan kegiatan yang melibatkan penggunaan kartu tersebut. Media penyimpanan pada contactless smart card terdiri atas sejumlah sektor, dan setiap sektor terdiri atas beberapa blok data. Untuk dapat mengakses data, pengguna harus mengetahui alamat sektor yang spesifik, kemudian login menggunakan kunci yang spesifik untuk setiap sektor, dimana untuk sekarang ini kunci untuk login ke masing-masing sektor masih default (PT. Softkey Indonesia, ACR 120, 2006).
Gambar 2.1 Smart Card
Salah satu komponen yang penting dalam penggunaan teknologi ini adalah aspek keamanan. Data yang tersimpan biasanya data yang bersifat rahasia yang hanya boleh diakses oleh pihak yang berhak saja. Untuk itu perlu adanya mekanisme pengamanan yang spesifik untuk melindungi informasi yang disimpan didalamnya. Sebenarnya di dalam mifare contactless smart card ini sudah ada mekanisme
7
pengamanan yang cukup baik, tetapi bentuknya masih standard, sehingga setiap pihak yang mengetahui strukturnya akan dapat menembus lapisan keamanan ini. Untuk itu perlu dibuat sebuah mekanisme pengamanan yang spesifik hanya untuk satu perusahaan saja. Bentuk contactless smart card dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Sampai sekarang, sebagian besar perusahaan provider contactless smart card masih menyimpan informasi pada kartu dalam bentuk plainteks, sehingga apabila mengetahui struktur data di dalam kartu, maka akan dengan mudah data di dalam kartu dibaca dan dimodifikasi. Untuk itu diperlukan sebuah metode pengamanan yaitu pengubahan konfigurasi, yang mengubah password setiap sektor menjadi unik. Tujuannya adalah supaya tidak semua orang bisa login ke sektor tersebut kemudian membaca dan memodifikasi isi didalamnya. Selain itu perlu diaplikasikan juga sebuah algoritma enkripsi yang mengenkripsi blok data yang ada di dalam smart card. Sehingga apabila lapisan keamanan pertama yaitu password sektor tersebut ditembus, maka data yang terbaca masih berupa cipherteks. Untuk lebih jelasnya, proses baca/ tulis kartu dapat dilihat pada Gambar 2.2.
1. Pengubahan Konfigurasi Smart Card
Mifare contactless smart card yang berukuran 1kb mempunyai 2 macam kunci login untuk dapat masuk ke dalam sektor, yaitu kunci A dan kunci B. Keduanya bisa dipakai untuk mengamankan kartu, tetapi umumnya, kunci yang dipakai hanyalah kunci A saja, karena dianggap dengan menggunakan satu macam kunci saja sudah relatif aman. Pada keadaan awal, kunci untuk masuk setiap sektor pada Mifare contactless smart card adalah default. Secara default, isi kuncinya adalah.
Key B : FF FF FF FF FF FF (Phillips) Access Condition : FF 07 80 69
Hal ini sangat rawan, karena pada kondisi ini berarti setiap programmer pasti bisa mengakses isi setiap sektor pada kartu, bahkan mengubah isinya.
Mendeteksi kartu
yang masuk ke
jankauan
Select
satu kartu
Ambil
id card
=>
id card
Login
ke salah satu
sektor
=> sektor,
key,
keytype
Read, write,
increment,
decrement, copy
<= block, value
tunggu
9
Dalam aplikasi ini, kunci untuk masuk ke sektor diubah dengan mengambil card-id sebagai umpan masukannya. Pada aplikasi ini, sektor yang digunakan adalah sektor keenam saja, sehingga perubahan kunci untuk masuk sektor hanya dilakukan pada sektor keenam saja.
Cara pemakaian umpan adalah dengan mendeteksi card-id yang terbaca dari kartu kemudian mengambil nilai hash-nya. Hasil keluaran nilai hash ini adalah 32 karakter heksadesimal. Dari urutan karakter ini, diambil 6 karakter pertama, yang kemudian dipakai untuk menggantikan kunci untuk login pada sektor pertama.
Kunci untuk masuk ke sektor terdapat pada blok terakhir dari setiap sektor, atau yang biasa disebut sebagai sector trailer. Pengubahan kunci login sektor pertama dilakukan dengan cara menimpa atau menuliskan karakter baru ke dalam 6 byte pertama blok ke-4 dari sektor tersebut. Hanya 6 byte pertama saja yang diubah, karena byte selanjutnya adalah access condition yang mengatur hak akses ke sektor tersebut. Setelah 6 byte tersebut diubah, maka otomatis pada proses login selanjutnya harus sudah menggunakan kunci yang baru.
2. Enkripsi Data dalam Smart Card
ACR 120
Reader ACR120 library
ACR120 tool
Windows
Reader PC
USB
Application Program
Driver Program
Operating System
Layer
Gambar 2.3 Hubungan Antara Reader dan Aplikasi
Salah satu hal yang menjadi masalah penting dalam proses transaksi menggunakan smart card adalah processing time, yaitu waktu yang dibutuhkan dari mulai card reader mendeteksi bahwa ada kartu di dalam jangkauan sensornya, pembacaan, autentikasi, transaksi, sampai pemutusan hubungan antara reader dengan kartu. User pasti akan merasa lebih nyaman dan tenang apabila proses transaksi yang dilakukan itu cepat selesai. Untuk itu, maka pemrosesan transaksi pada kartu harus seefisien dan sesimpel mungkin, termasuk proses enkripsi dan dekripsinya tidak boleh terlalu signifikan menambah processing time-nya.
11
enkripsi yang tepat adalah RC4. Selain itu, menilik kebutuhan bahwa algoritma enkripsi itu tidak boleh terlalu rumit dan membebani card reader, maka harus dipilih algoritma yang cukup sederhana, tapi kuat.
Untuk melakukan enkripsi dengan menggunakan algoritma RC4, ada beberapa parameter yang dipergunakan. Yaitu blok permutasi S-Box, serta kunci U. Supaya setiap proses enkripsi memiliki proses yang unik, maka blok permutasi S itu diisi dengan suatu parameter yang unik pula, yaitu id card. Id card adalah 4 byte unik yang ada di sektor pertama blok pertama pada setiap Mifare contactless smart card. Id card tersebut harus dimodifikasi supaya panjangnya menjadi 256 bytes. Caranya adalah dengan mengambil nilai hash id card tersebut, kemudian mengisikannya ke blok permutasi S-Box. Fungsi hash yang digunakan adalah MD5. Nilai hash yang dihasilkan oleh fungsi MD5 berukuran 32 byte, sementara ukuran blok permutasi S-Box adalah 256 byte, untuk itu nilai hash yang didapat harus diisikan secara berulang sebanyak 8 kali. Hal ini dilakukan untuk menambah performa keamanannya. Karena apabila id card tersebut hanya diambil mentah-mentah, maka kemungkinan tertebaknya parameter algoritma itu akan sangat mudah.
S
K
0 1 2
i j
S[i]+S[j]
i j
S[i]+S[j]
S[i] S[j]
[image:32.612.103.518.80.499.2]253 254 255 ...
...
... ... ...
... ... ...
Gambar 2.4 Key Schedulling
Jadi pada setiap bytenya, terjadi 4 proses yang berjalan berurutan, yaitu men-generate aliran-bit-kunci, meng-XOR-kan dengan byte yang akan dituliskan, menuliskan byte yang sudah dienkripsi ke dalam memory smart card, kemudian mengacak ulang isi kotak permutasi S-Box. Proses ini diulangi sebanyak jumlah byte yang akan dituliskan.
2.2 Sewa Bagi Hasil
13
pedagang dengan keunggulan dari lokasi food court yang dikelolanya. Kesepakatan antara pedagang dan pengelola food court memiliki syarat sebagai berikut.
1. Pedagang dikenakan prosentase bagi hasil dari omzet kotor yang biasanya 30%. 2. Pedagang akan dikenakan deposit dan itu berlaku juga di sistem sewa, yang
dimaksudkan adalah selama masa sewa atau kerja sama pedagang tidak begitu saja memutuskan masa kerja sama atau sewa, karena resikonya uang deposit akan hilang.
3. Perjanjian kerja sama kedua belah pihak diatas materai.
4. Bilamana ada perbaikan, pengelola memberikan waktu pengerjaan maksimal satu minggu sebelum operasional.
5. Pedagang harus membayar listrik dan air yang digunakan sesuai dengan meteran yang akan dipasang di setiap gerai.
2.3 Food Court
Secara definisi stan berjualan adalah sebuah ruangan yang dirancang khusus, lengkap dengan meja untuk menyajikan, tempat untuk menyimpan barang, dan perlengkapan lain yang bersih, aman, dan higienis, yang berguna untuk memenuhi kebutuhan publik, baik publik lokal, internasional, maupun pelaku perjalanan. Food court adalah sebuah tempat yang luas dimana berkumpul para pedagang makanan dari semua tingkatan yang terkordinir. Food court dilengkapi dengan aneka fasilitas yaitu.
3. Penerangan yang dapat disesuaikan dengan suasananya. 4. Panggung hiburan.
5. Wastafel. 6. Toilet.
Pengelola menyediakan unit-unit/ gerai-gerai bagi para pedagang dengan ukuran yang tidak terlalu luas yang disebut Gerai. Pedagang dapat memproduksi dan sekaligus menjual produknya di area tersebut dimana kesegaran dan kebersihannya dapat terjaga, karena udaranya bersih dari polusi. Stan makanan yang didesain dengan baik akan membuat para pengunjung nyaman, sebaliknya stan makanan yang tidak didesain dengan baik akan membuat para pengunjung merasa tidak nyaman dan ingin beranjak sesegera mungkin (wikipedia.co.id).
2.4 Sistem Informasi
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Herlambang dan Tanuwijaya (2005), sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari beberapa prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Sedangkan berdasarkan pendekatan komponen, sistem merupakan kumpulan dari komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu.
15
Herlambang dan Tanuwijaya (2005), data adalah fakta-fakta atau kejadian-kejadian yang dapat berupa angka-angka atau kode-kode tertentu. Data masih belum mempunyai arti bagi penggunanya. Untuk dapat mempunyai arti data diolah sedemikian rupa sehingga dapat digunakan oleh penggunanya. Hasil pengolahan data inilah yang disebut sebagai informasi. Secara ringkas, informasi adalah data yang telah diolah dan mempunyai arti bagi penggunanya, sehingga sistem informasi dapat didefinisikan sebagai prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengolah data sehingga dapat digunakan oleh penggunanya.
Data merupakan raw material untuk suatu informasi. Perbedaan informasi dan data sangat relatif tergantung pada nilai gunanya bagi manajemen yang memerlukan. Suatu informasi bagi level manajemen tertentu bisa menjadi data bagi manajemen level di atasnya, atau sebaliknya. Pengertian sistem informasi itu sendiri adalah suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya.
Sebuah sistem terintegrasi atau sistem manusia-mesin, untuk menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen dalam suatu organisasi. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur manual, model manajemen dan basis data.
2.5 Analisis dan Perancangan Sistem
terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya (Kendall dan Kendall, 2003). Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem (system planning) dan sebelum tahap perencanaan sistem (system design). Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini juga akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya.
Dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem adalah.
1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.
2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada. 3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.
4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.
Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Tahap ini disebut dengan perancangan sistem. Analisis dan Perancangan Sistem dipergunakan untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang dapat dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi (Kendall dan Kendall, 2003).
2.5.1 System Flow
17
dari prosedur yang ada di dalam sistem dan menunjukkan apa yang dikerjakan sistem. Simbol-simbol yang digunakan dalam system flow ditunjukkan pada Gambar 2.5.
1. Simbol Dokumen
2. Simbol Kegiatan Manual
3. Simbol Simpanan Offline
4. Simbol Proses
5. Simbol Basis Data
6. Simbol Garis Alir
7. Simbol Penghubung ke Halaman yang Sama
[image:37.612.104.517.144.521.2]8. Simbol Penghubung ke Halaman Lain
Gambar 2.5 Simbol-simbol pada Sistem Flow
1. Simbol dokumen
Menunjukkan dokumen input dan output baik untuk proses manual atau komputer. 2. Simbol kegiatan manual
Menunjukkan pekerjaan manual. 3. Simbol simpanan offline
Menunjukkan file non-komputer yang diarsip. 4. Simbol proses
Menunjukkan kegiatan proses dari operasi program komputer. 5. Simbol basis data
Menunjukkan tempat untuk menyimpan data hasil operasi komputer. 6. Simbol garis alir
7. Simbol penghubung
Menunjukkan penghubung ke halaman yang masih sama atau ke halaman lain.
2.5.2 Data Flow Diagram
DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir. DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur dan dapat mengembangkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas (Kendall dan Kendall, 2003). 1. Simbol-Simbol yang digunakan dalam DFD
Di dalam penggambaran DFD terdapat beberapa simbol yang digunakan seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.6
1. External Entity atau Boundary
2. Simbol Arus Data
3. Simbol Proses
[image:38.612.100.518.296.536.2]4. Simbol Simpanan Data
Gambar 2.6 Simbol-Simbol pada DFD
a. External Entity atau Boundary
19
satu bagian maka bagian lain yang masih terkait menjadi external entity (Al-Bahra, 2005).
b. Arus Data
Arus data merupakan tempat mengalirnya informasi dan digambarkan dengan garis yang menguhungkan komponen dari sistem. Arus data ditunjukkan dengan arah panah dan garis diberi nama atas arus data yang mengalir. Arus data ini mengalir di antara proses, data store dan menunjukkan arus data dari dataa yang berupa masukan untuk sistem atau hasil proses sistem (Al-Bahra, 2005).
c. Proses
Proses merupakan apa yang dikerjakan oleh sistem. Proses daapat mengolah data atau aaliran data maasuk menjadi aliran data ke luar. Proses berfungsi mentransformasikan satu atau beberapa data masukan menjadi satu atau beberapa data keluaran sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Setiap proses memiliki satu atau beberapa masukan serta menghasilkan satu atau beberapa keluaran. Proses sering disebut bubble (Al-Bahra, 2005).
d. Simpanan Data
Simpanan data merupakan tempat penyimpanan data pengikat data yang ada dalam sistem. Data storee dapat disimbolkan denan sepasan dua garis sejajar aatau dua garis dengan salah satu sisi samping terbuka. Proses dapat mengambil data dari atau memberikan data ke database (Al-Bahra, 2005).
2. Context Diagram
melambangkan keseluruhan sistem. Diagram ini menunjukkan arus data yang mengarah dan keluar dari terminator.
2.6 Sistem Basis Data
Basis Data terdiri atas 2 kata, yaitu Basis dan Data. Basis kurang lebih dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang/ berkumpul. Data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu subyek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gmbar, bunyi, atau kombinasinya.
Basis data sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang, seperti:
1. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.
2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redundansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
3. Kumpulan file/ tabel/ arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis.
21
menggunakan lemari besi atau kayu sebagai media penyimpanan, maka basis data menggunakan media penyimpanan elektronis seperti disk (disket atau harddisk).
Hal ini merupakan konsekuensi yang logis karena lemari arsip langsung dikelola/ ditangani oleh manusia, sementara basis data dikelola/ ditangani melalui perantaraan alat/ mesin pintar elektronis (yang kita kenal sebagai komputer). Perbedaan media ini yang selanjutnya melahirkan perbedaan-perbedaan lain yang menyangkut jumlah dan jenis metoda/ cara yang dapat digunakan dalam upaya penyimpanan (Fathansyah, 1999).
2.6.1 Database Management System
2.6.2 Bahasa-bahasa yang Terdapat dalam DBMS a. Data Definition Language (DDL)
struktur/ skema basis data yang menggambarkan/ mewakili desain basis data secara keseluruhan dispesifikasikan dengan bahasa khusus yang disebut Data Definition Language (DDL). Dengan bahasa inilah kita dapat membuat tabel baru, membuat indeks, mengubah tabel, menentukan struktur penyimpanan tabel dan sebagainya. Hasil dari kompilasi perintak DDL adalah kumpulan tabel yang disimpan dalam file khusus yang disebut Kamus Data (Data Dictionary). Kamus Data merupakan suatu metadata (superdata) yaitu data yang mendeskripsikan data sesungguhnya. Kamus data ini akan selalu diakses dalam suatu operasi basis data sebelum suatu file data yang sesungguhnya diakses (Fathansyah, 1999).
b. Data Manipulation Language (DML)
merupakan bentuk bahasa basis data yang berguna untuk melakukan manipulaasi dan pengambilan data pada suatu basis data. Manupilasi data dapat berupa:
1. Penyisipan/ penambahan data baru ke suatu basis data. 2. Penghapusan data dari suatu basis data.
3. Pengubahan data di suatu basis data.
23
Data Manipulation Language (DML) merupakan bahasa yang bertujuan memudahkan pemakai untuk mengakses data sebagaimana direpresentasikan oleh model data. Ada 2 (dua) jenis DML:
a. Prosedural, yang mensyaratkan agar pemakai menentukan data apa yang diinginkan serta bagaimana cara mendapatkannya.
b. Nonprosedural, yang membuat pemakai dapat emnentukan data apa yang diinginkan tanpa menyebutkan bagaimana cara mendapatkannya (Fathansyah, 1999).
2.6.3 Entity Relationship Diagram
Entity Relationship Diagram (ERD) yang berisi komponen Himpunan Entitas dan Himpunan Relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh fakta dari “dunia nyata” yang kita tinjau, dapat digambarkan dengan lebih sistematis dengan menggunakan Diagram Entity-Relationship (Diagram E-R). Notasi-notasi simbolik di dalam Diagram E-R yang dapat kita gunakan yaitu:
a. Persegi panjang, menyatakan himpunan entitas.
b. Lingkaran/elip, menyatakan atribut (atribut yang berfungsi sebagai key digarisbawahi).
c. Belah ketupat, menyatakan himpunan relasi.
e. Kardinalitas relasi dapat dinyatakan dengan banyaknya garis cabang atau dengan pemakaian angka (1 dan 1 untuk relasi satu-ke-satu dan N untuk relasi satu-ke-banyak atau N dan N untuk relasi banyak-ke-banyak) (Fathansyah, 1999) .
2.7 Visual Basic .Net 2005
Secara sederhana gambaran dari proses pengembangan aplikasi adalah bahwa Visual Studio .NET 2005 menyediakan area atau lingkungan pengembangan terintegrasi atau sering disebut dengan Interface Development Environment (IDE) (Yuswanto, 2005). Lingkungan ini menyediakan tool untuk mendesain, menjalankan dan mencari kesalahan program dari aplikasi yang dibuat. Untuk melakukan setting property dari masing-masing kontrol, dapat melihat menu Properties Window dan dobel klik pada form untuk memasukan kode program.
Pada Visual Studio .NET 2005 tampilan lingkungan pada berbagai bahasa pemrogramannya dibuat identik. Hal ini untuk mempermudah dalam mendesain dan mengelola suatu solution atau proyek yang menggunakan lebih dari satu bahasa pemrograman pada saat yang sama.
25
dapat dibuat lebih dari file .exe atau .dll dari aplikasi yang dibuat oleh bahasa pemrograman yang berbeda-beda.
2.8 Microsoft SQL Server 2005
SQL Server 2005 atau disebut juga dengan SQL Server 9 merupakan pengembangan dari SQL Server versi 2000. Pada SQL Server 2000 disedakan beberapa tools yang dapat digunakan oleh para developer, yaitu:
1. SQL Server Management Studio 2. SQL Computer Manager
3. Sqlcmd (SQL Command) 4. SQL Management Object
SQL Server 2005 merupakan aplikasi database produk Microsoft yang memiliki fitur-fitur baru sehingga membuatnya menjadi suatu platform database yang sempurna, khususnya dalam mengolah data yang berskala besar dan aplikasi e-commerce. Fitur-fitur tersebut antara lain:
1. Notification Services
Fitur ini digunakan untuk mengirimkan dan menerima pesan atau pemberitahuan (notification) dengan tepat waktu dari database ke ribuan pengguna.
2. Reporting Services
3. Services Broker
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Identifikasi Masalah
Smart Surabaya adalah sebuah pusat perbelanjaan yang baru akan dibangun di kota Surabaya. Dalam perkembangannya semua pusat perbelanjaan pasti menyediakan food court, begitupun dengan pusat perbelanjaan Smart Surabaya. Pada proses pengelolaan food court, pemilik menyerahkan tugas ini pada manajemen pengelola food court. Adanya perkembangan jumlah pusat perbelanjaan membuat meningkatnya persaingan di antara pusat perbelanjaan, penambahan fasilitas-fasilitas yang ditawarkan oleh pusat perbelanjaan, yang berusaha menarik minat pengunjung. Pengusaha pusat perbelanjaan kini saling berpacu, salah satunya menawarkan berbagai konsep yang bisa memanjakan pengunjung. Hampir semua pusat perbelanjaan menyediakan gerai-gerai makanan terpusat di lantai tertentu dalam gedung atau dikenal dengan istilah food court. Makanan yang disediakan masing-masing gerai berbeda sehingga pembeli bebas membeli makanan sesuai dengan selera masing-masing.
Food court memiliki beberapa bagian pendukung antara lain terdapat beberapa gerai yang berdiri untuk menjual makanan. Terdapat meja dan tempat duduk untuk para pembeli yang ingin makan di food court tersebut. Tersedia pula televisi di sudut-sudut ruang food court. Untuk menghibur para pembeli yang sedang makan, pengelola food court juga menyediakan panggung hiburan. Di setiap food court juga memiliki beberapa wastafel dan toilet.
Setelah melakukan survei di Eat & Eat Foodmarket dan Galaxy Mall, mendapati ada beberapa pengelola food court pada umumnya menerapkan konsep self service pada para pembeli, artinya para pembeli datang ke gerai, memilih makanan siap saji yang disukainya, membayar sejumlah uang ke kasir di tempat yang tersedia dan menunggu makanan yang akan diantar pramusaji gerai di meja makan yang telah tersedia dalam area food court. Hal tersebut sangat membuang waktu pembeli yang harus bolak-balik dari gerai ke kasir.
Untuk manajemen food court, pemilik gerai makanan menyewa gerai yang dikelolanya dalam kurun waktu tertentu misalnya satu atau beberapa tahun. Pembayaran sewa di bayar dua belas bulan termasuk biaya maintenance. Pengelola food court akan mengumpulkan pemilik-pemilik gerai setelah jam tutup food court untuk melakukan perhitungan. Selain membutuhkan waktu yang sangat lama, hal tersebut juga bisa mengakibatkan kesalahan perhitungan dan membuat rugi baik itu dari pemilik gerai juga dari pihak manajemen food court.
3.2 Analisis Permasalahan
29
menyerahkan kartu identitas dan sejumlah uang yang ditentukan oleh petugas terminal food court dan melakukan pengisian awal untuk saldo.
Selain smart card, layar sentuh juga akan memudahkan pembeli. Pembeli hanya menyentuh layar monitor untuk memilih makanan dan minuman yang akan dipesan. Jika pemesanan sudah dilakukan, pembeli bisa membayar dengan kartu yang sudah berisikan saldo. Caranya hanya dengan mendekatkan smart card yang akan secara otomatis terbaca oleh smart card reader.
Setelah semua gerai tutup, pengelola food court bisa menyerahkan rekapitulasi laporan hasil penjualan pada masing-masing pemilik gerai. Pemilik gerai tidak perlu menghabiskan waktu berkumpul untuk menghitung hasil penjualan setiap harinya. Rekapitulasi laporan yang diberikan pengelola food court akan memperlihatkan pendapatan food court, pendapatan gerai, gerai yang laris, menu laris dan lain-lain. Gambaran umum sistem informasi food court dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Dari identifikasi terhadap masalah di atas, dapat diambil kesimpulan.
1. Perlu dibuat aplikasi yang sesuai dengan sistem agar dapat melakukan jual beli secara cepat dan akurat.
2. Perlu dibuat aplikasi yang sesuai dengan sistem agar dapat melakukan perhitungan dan pengelolaan food court dengan cepat dan memperkecil tingkat kesalahan.
4. Perlu dibuat hardware dan software yang akan digunakan dalam pembuatan aplikasi.
Dengan adanya pembuatan aplikasi ini diharapkan dapat mempermudah membuat dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam proses transaksi di Smart food court. Serangkaian proses ini dilakukan secara terkomputerisasi, sehingga efisiensi waktu serta keakuratan perhitungan dan informasi laporan dapat terpenuhi.
3.3 Perancangan Sistem
Berdasarkan analisis permasalahan diatas maka dibuat perancangan sistem yang dijelaskan secara berurutan.
1. Blok Diagram. 2. Diagram Berjenjang. 3. System Flow.
4. Data Flow Diagram (DFD). 5. Entity Relational Diagram (ERD). 6. Struktur Tabel.
7. Desain Input/ Output.
31
Gambar 3.1 Gambaran Umum Sistem Informasi Pengelolaan Food Court
sudah disediakan. Pembayaran dilakukan menggunakan kartu member tersebut. Jika saldo dalam kartu tidak cukup pembeli bisa melakukan isi ulang saldo di terminal. Apabila kartu hilang, itu bukan merupakan tanggung jawab pengelola food court.
Kedua untuk penyewa yang ingin mendaftarkan gerainya, harus menyerahkan data penyewa pada admin. Penyewa akan menentukan gerai mana yang akan dipilih, masing-masing gerai berbeda untuk biaya sewa. Pembagian sewa berdasarkan gerai dan pembagian hasil pendapatan gerai. Setiap hari manajemen food court akan menyerahkan hasil dan informasi berapa pendapatan gerai tersebut.
3.3.1 Blok Diagram
Blok diagram di bawah ini menjelaskan bahwa data pembeli digunakan untuk proses registrasi pembeli baru yang akan menghasilkan smart card. Sedangkan data kartu akan digunakan untuk proses pengisian saldo atau isi ulang saldo (top up) dan akan menghasilkan laporan akhir saldo. Untuk data transaksi digunakan dalam proses transaksi yang menghasilkan struk untuk pembeli. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.2.
3.3.2 Diagram Berjenjang
33
INPUT
PROSES
OUTPUT
Data pembeli
Data kartu
Data top up
Registrasi dan
pengisian ulang saldo
menggunakan smart
card
Data pendapatan
Data pembelian
Data pembayaran
Data menu
Data penyewa
Data pegawai
Data gerai
Data sewa
Transaksi pembelian
Menentukan
pendapatan gerai dan
pendapatan food
court
Registrasi penyewa,
memilih gerai dan
biaya sewa
Laporan kartu dan
laporan top up
Laporan struk,
laporan gerai dan
laporan sewa
Laporan menu laris
dan gerai laris
Laporan pendapatan
gerai dan laporan
[image:53.612.107.523.87.639.2]pendapatan food
court
Pemeliharaan Data Master Pencatatan Trasksaksi Pelaporan Data Pembeli Data Penyewa Data Kartu Transaksi Pendaftaran Pembeli dan Penyewa Data Sewa Data Menu Data Pegawai Data Pembayaran Data Gerai Transaksi Penjualan Laporan Kartu Laporan Pendapatan Laporan Sewa Laporan Gerai Laporan Menu Laris Transaksi Penyerahan Identitas Transaksi Pemilihan Gerai dan Biaya Sewa
[image:54.792.80.709.107.470.2]Transaksi Serah Terima Kontrak Transaksi Pemesanan Menu Transaksi Pembayaran Menggunakan RFID Transaksi Penerimaan Makanan
Gambar 3.3 Diagram Berjenjang Sistem Informasi Food Court
3.3.3 System Flow
1. Sistem Flow Registrasi
[image:55.612.105.528.278.671.2]Sistem flow registrasi adalah sebuah alur proses registrasi atau pendaftaran pembeli. Pada proses ini pembeli menyerahkan kartu identitas dan sejumlah uang yang ditentukan pengelola food court untuk melakukan pendaftaran dan pengisian saldo awal. Petugas terminal food court akan memasukkan data tersebut kedalam sistem. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Sistem Flow Registrasi
2. Sistem Flow Top Up
[image:56.612.101.516.288.677.2]Sistem flow top up atau isi ulang saldo adalah alur proses pengisian ulang saldo untuk pembeli. Pembeli tidak bisa membayar jika saldo di dalam kartu habis, maka dari itu pembeli harus melakukan pengisian ulang kartu. Sebelum melakukan isi ulang, pembeli harus menyerahkan kartu dan sejumlah uang kepada petugas food court. Petugas akan memasukkan data saldo. Setelah saldo terisi maka akan secara otomatis sistem akan menyimpan ke dalam database kartu. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 Sistem Flow Isi Ulang Saldo
Sistem Flow Top Up
Sistem Terminal
Pembeli
Start
Kartu dan Uang
Scan kartu dan simpan data
saldo
Kartu Kartu
Kartu
End
37
[image:57.612.103.529.281.684.2]3. Sistem Flow Sewa Gerai
Gambar 3.6 di bawah ini menjelaskan tentang sewa gerai. Sewa gerai berdasarkan gerai yang dipilih dan berdasarkan pendapatan gerai setiap bulan penyewa. Masing-masing gerai memiliki perbedaan dalam pembayaran sewa. Hal tersebut berdasarkan ukuran besar kecilnya gerai dan berapa jumlah gerai yang yang akan disewa. Selain kriteria tersebut, sewa gerai juga dihitung berdasarkan pendapatan gerai tiap harinya.
Gambar 3.6 Sistem Flow Sewa Gerai Sistem Flow Sewa Gerai
Sistem Admin
Gerai Start
Menyerahkan data gerai
Data gerai
Input data gerai dan sewa gerai
Simpan data gerai
Gerai
Menghitung sewa dari besar gerai + 30% dari
pendapatan gerai
End
Pendapatan Gerai Pendapatan
Gerai
Sewa Laporan
Sewa
Laporan Sewa
Laporan Pendapatan Laporan
4. Sistem Flow Pesan Makanan
Sistem flow pesan makanan pada Gambar 3.7 adalah alur proses untuk pemesanan makanan yang dilakukan oleh pembeli. Pegawai gerai harus melakukan login terlebih dahulu sesuai dengan gerai masing-masing untuk bisa menampilkan sistem yang akan digunakan pembeli. Pembeli bisa melakukan pemesanan makanan dan minuman sendiri. Sistem akan mengecek stok makanan, jika stok masih ada pembeli bisa melanjutkan transaksi. Jika tidak pembeli bisa memesan menu yang lain lagi. Setelah selesai melakukan pemesanan, sistem akan menghitung transaksi dan menampilkan total pesanan pada pembeli. Pembeli bisa melakukan pembayaran menggunakan kartu. Jika saldo cukup pembeli bisa melanjutkan transaksi, tapi jika saldo tidak cukup pembeli bisa melakukan isi ulang saldo pada terminal yang sudah disediakan. Setelah selesai melakukan pembayaran sistem akan menyimpan dalam database pembayaran dan mencetak struk.
3.3.4 Data Flow Diagram (DFD)
39
[image:59.612.103.528.164.692.2]Penggambaran alur sistem dilakukan dengan membagi sistem yang kompleks menjadi sub-sub sistem yang lebih sederhana dan mudah di mengerti. Adapun simbol-simbol yang digunakan dalam DFD adalah sebagai berikut.
Gambar 3.7 Sistem Flow Pesan Makanan
Sistem Flow Pesan Makanan
Pembeli Sistem
Pegawai
Start
Login
Sistem Informasi
Sistem Informasi
Memesan Menu
Data Pesanan Menu
Total Pesanan
Pembayaran
Smart Card
Menu
Ada stok
menu? Pesan lagi?
Perhitungan transaksi
Apa saldo cukup?
Top Up Saldo
Pembayaran
Pembayaran Detil pembayaran
Menampilkan data transaksi
Mencetak struk Struk
N Y
Y
N
1. Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses.
2. External Entity merupakan kesatuan di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya akan memberikan input atau menerima output dari sistem.
3. Data Store sebagai penyimpanan data.
4. Data Flow menggambarkan aliran data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.
A. Context Diagram
Context diagram merupakan diagram pertama dalam rangkaian suatu DFD yang menggambarkan entity yang berhubungan dengan sistem dan aliran data secara umum. Sedangkan proses-proses yang lebih detil yang terdapat dalam sistem masih belum bisa diketahui. Desain dari context diagram sistem informasi food court ini dapat dilihat pada Gambar 3.8 terdapat lima external entity, yaitu pembeli, penyewa, admin, terminal dan pengelola food court.
B. DFD Level 0 Sistem Informasi Food Court
41
[image:61.612.111.518.162.531.2]untuk menambah data baru atau mengedit data jika sewaktu-waktu ada penambahan data pada data master.
Gambar 3.8 Context Diagram Sistem Informasi Pengelolaan Food Court
Sub sistem yang kedua adalah proses transaksi. Proses ini adalah proses inti dari maintenance data yang akan dibuat. Proses ini dimulai dari pembeli yang melakukan registrasi dengan menyerahkan sejumlah uang dan mendapatkan kartu dari transaksi tersebut. Setelah melakukan registrasi pembeli bisa langsung melakukan pemesan makanan di gerai. Pembeli bisa melakukan pembayaran jika
lap sewa gerai lap pendapatan gerai input data kartu
input data top up
data top up data kartu
input data pembeli data pembeli
input data petugas terminal input data penyewa data petugas terminal
data penyewa
laporan top up laporan minuman laris laporan makanan laris kebijakan listrik dan air
data pegawai data sewa
data pendapatan kebijakan sewa
kartu
laporan pendapatan gerai
struk data pembayaran data penyewa data pembayaran kartu data pembeli laporan member lap sewa gerai lap pendapatan fc
input persediaan makanan
pesanan struk
memesan menu
0
Rancang Bangun Sistem Informasi Food Court pada Pusat Perbelanjaan Smart Sby
pesanan sudah dilakukan. Data pembayaran akan langsung tersimpan ke proses transaksi dan pembeli akan mendapatkan struk dari transaksi tersebut.
Sub proses yang ketiga adalah proses pembuatan laporan, proses ini merupakan output dari proses transaksi dan maintenance data. Laporan yang dihasilkan adalah laporan pendapatan food court, laporan pendapatan gerai, laporan sewa, laporan isi ulang saldo, laporan member, laporan makanan laris dan laporan minuman laris. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 3.9.
C. DFD Level 1 Maintenance Data
Sub sistem ini melakukan proses penyimpanan data yang berasal dari data entity. Proses maintenance yaitu proses penyimpanan dan melakukan edit dari data master apabila terjadi penambahan data. Maintenance ini terdiri dari beberapa sub proses yaitu maintenance data pembeli, maintenance data penyewa. Maintenance data pembeli melakukan proses penyimpanan data pembeli yang berasal dari data pembeli, data kartu, data ini disimpan dalam tabel pembeli, tabel kartu. Maintenance data penyewa berasal dari data penyewa, data pegawai gerai, data makanan dan data minuman. Data ini disimpan dalam tabel penyewa, tabel pegawai gerai, tabel makanan, dan tabel minuman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.10. D. DFD Level 1 Transaksi
43
[image:63.612.101.514.174.679.2]memperoleh data pembayaran, data tersebut akan disimpan dalam tabel pembayaran dan tabel detil pembayaran. Proses persediaan makanan hanya untuk menampilkan stok makanan dalam gerai. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 3.11.
Gambar 3.9 DFD Level 0 Sistem Informasi Pengelolaan Food Court
data top up
data sewa data top up [data pembeli]
[data top up] [data kartu]
[input data kartu] [input data pembeli] [input data top up] [input data penyewa]
[data penyewa] [data petugas terminal]
[input data petugas terminal]
[lap sewa gerai]
[lap pendapatan gerai] [laporan makanan laris]
[kebijakan listrik dan air] [laporan minuman laris]
[laporan top up]
detil_pembayaran data pembeli data kartu data gerai data makanan data minuman
[data pegawai] data pegawai
data sewa data pendapatan data pendapatan [data sewa] [data pendapatan] [kebijakan sewa] [struk] data pembayaran data minuman data makanan data pembayaran data penyewa data kartu data pembeli [laporan member]
[lap sewa gerai] [laporan pendapatan gerai]
[lap pendapatan fc]
[input persediaan makanan] [data penyewa] [data pembayaran] [pesanan] [struk] [data pembeli] [data pembayaran] [kartu] [kartu] [memesan menu] Pembeli Penyewa Manajemen Pengelola Food Court 1 Maintenance Data + 2 Transaksi + 3 Laporan + 1 pembeli 2 kartu 3 minuman 4 penyewa 5 makanan 7 pembayaran Manajemen Pengelola Food Court 10 pendapatan 12 pegawai 3 minuman 5 makanan 4 penyewa 2 kartu 1 pembeli
13 detil pembayaran Admin
Terminal
Gambar 3.10 DFD Level 1 Maintenance Data
Gambar 3.11 DFD Level 1 Transaksi
[data pembeli]
[data top up] [input data pembeli]
[input data top up]
[data top up] [data kartu]
[input data kartu]
[data petugas terminal] [input data petugas terminal]
[data penyewa] [input data penyewa]
[data sewa] [data pegawai] [data pegawai] [data sewa] data minuman data makanan [data penyewa] [data kartu] [data pembeli] [data penyewa] [kartu] [data pembeli] Pembeli Penyewa 1 pembeli 2 kartu 5 makanan 3 minuman 4 penyewa 1.1 Maintenance Data Pembeli 1.2 Maintenance Data Penyewa 12 pegawai Admin Terminal
14 data top up
15 data sewa 1.3
Maintenance Data Terminal
[lap pendapatan gerai] [lap sewa gerai]
[detil_pembayaran] cek persediaan [data pembeli] [data gerai] [data makanan] data kartu [data kartu] [data minuman] data pembayaran [data pendapatan] [data sewa] [data pendapatan] [data pembayaran] [kartu] [struk] [data pembayaran] [data pembayaran]
[input persediaan makanan]
[pesanan] [struk] [memesan menu] Pembeli Penyewa 7 pembayaran 2.1 Transaksi Pesanan 2.2 Transaksi Pembayaran 2.3 Persediaan Makanan 10 pendapatan 2.4 perhitungan sewaa 2 kartu 3 minuman 5 makanan 4 penyewa 2 kartu 1 pembeli
45
E. DFD Level 1 Laporan
[image:65.612.99.519.250.506.2]Pada proses pembuatan laporan ini menghasilkan tujuh buah laporan yaitu laporan pendapatan food court, laporan pendapatan gerai, laporan sewa, laporan isi ulang saldo, laporan member, laporan makanan laris dan laporan minuman laris. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 3.12.
Gambar 3.12 DFD Level 1 Laporan
3.3.5 Entity Relationship Diagram (ERD)
A. Conceptual Data Model (CDM)
Pada Conceptual Data Model (CDM) terdiri dari 15 entitas (tabel) dari hasil generate data flow diagram sistem informasi food court. CDM dapat dilihat pada Gambar 3.13.
[data top up]
[laporan top up] [laporan makanan laris]
[laporan minuman laris]
[kebijakan listrik dan air]
data gerai [data pendapatan] [kebijakan sewa] [data pembayaran] data gerai [data minuman] [data makanan]
[laporan pendapatan gerai] [laporan member]
[lap sewa gerai]
[lap pendapatan fc]
Manajemen Pengelola Food Court
5 makanan 3 minuman 4 penyewa 7 pembayaran 3.1 Laporan Pendapatan Food Court 3.2 Laporan Pendapatan Gerai 3.3
Laporan Sewa Gerai
10 pendapatan
3.4
B. Physical Data Model (PDM)
Physical Data Model (PDM) dihasilkan dari proses generate model CDM yang semua entitas tetap berjumlah 15 tabel. PDM dapat dilihat pada Gambar 3.14.
Gambar 3.13 CDM Sistem Informasi Pengelolaan Food Court
Gambar 3.14 PDM Sistem Informasi Pengelolaan Food Court ID_PENY EWA = ID_PENY EWA
ID_PENY EWA = PEN_ID_PENY EWA
ID_PENY EWA = PEN_ID_PENY EWA
ID_PENY EWA = SEW_ID_PENY EWA ID_SEWA = ID_SEWA
ID_KARTU = KAR_ID_KARTU
ID_KARTU = ID_KARTU ID_PEMBELI = ID_PEMBELI
ID_PENY EWA = ID_PENY EWA ID_PEGAWAI = ID_PEGAWAI
ID_GERAI = GER_ID_GERAI
ID_GERAI = ID_GERAI ID_MENU = ID_MENU
ID_PENDAPATAN = ID_PENDAPATAN USERNAME = USERNAME
USERNAME = USERNAME
ID_DETIL = ID_DETIL
ID_DETIL = ID_DETIL ID_PEMBAY ARAN = ID_PEMBAY ARAN
ID_PEMBAY ARAN = ID_PEMBAY ARAN ID_GERAI = ID_GERAI
ID_KARTU = ID_KARTU
ID_KARTU = ID_KARTU ID_DETIL_SEWA = ID_DETIL_SEWA
ID_PENY EWA = ID_PENY EWA ID_SEWA = ID_SEWA
ID_PENY EWA = ID_PENY EWA ID_SEWA = ID_SEWA ID_PENY EWA = ID_PENY EWA PENYEWA ID_PENYEWA varchar(50) ID_DETIL_SEWA integer USERNAME varchar(50) NAMA varchar(50) ALAMAT varchar(200) MANAGER varchar(50) TELP varchar(50) GAMBAR long binary
SEWA ID_SEWA varchar(50) TANGGAL timestamp DURASI integer AKHIR_KONTRAK timestamp JAM_BUKA varchar(5) JAM_TUTUP varchar(5) STATUS varchar(50) ID_PENYEWA varchar(50) DETIL_SEWA ID_DETIL_SEWA integer ID_SEWA varchar(50) TANGGAL timestamp PERIODE varchar(50) B_SEWA numeric BULAN_KE integer STATUS varchar(50) ID_PENYEWA varchar(50) KARTU ID_KARTU varchar(50) ID_PEMBAYARAN varchar(50) SALDO numeric BIAYA numeric TANGGAL timestamp KET long varchar TOP_UP ID_TOP_UP varchar(50) ID_KARTU varchar(50) TANGGAL timestamp JUMLAH numeric GERAI ID_GERAI varchar(50) ID_SEWA varchar(50) ID_PEMBAYARAN varchar(50) USERNAME varchar(50) ID_PENDAPATAN varchar(50) ID_PENYEWA varchar(50) B_SEWA numeric UKURAN char(10) STATUS varchar(50) ID_SPLIT varchar(50) ID_GABUNG varchar(50) PEN_ID_PENYEWA varchar(50) PEGAWAI ID_PENYEWA varchar(50) ID_PEGAWAI varchar(50) USERNAME varchar(50) NAMA varchar(50) JABATAN varchar(50) ALAMAT varchar(200) TELP varchar(50) MENU ID_MENU varchar(50) ID_DETIL varchar(50) NAMA varchar(50) HARGA numeric STOK integer GAMBAR long binary PROMO char(10) HARGA_P numeric JENIS varchar(50) JML_RATING integer KET long varchar ID_GERAI varchar(50) PEMBELI ID_KARTU varchar(50) ID_PEMBELI varchar(50) NAMA varchar(50) ALAMAT varchar(200) TELP varchar(50) USERLOGIN USERNAME varchar(50) PASSWORD varchar(50) APP char(10) LEVEL varchar(50) DETIL_PEMBAYARAN ID_DETIL varchar(50) NAMA varchar(50) JUMLAH numeric HARGA numeric SUBTOTAL numeric PEMBAYARAN ID_PEMBAYARAN varchar(50) ID_DETIL varchar(50) TANGGAL1 timestamp GRAND_TOTAL numeric TOTAL numeric TAMBAH_BAYAR numeric STATUS varchar(50) PPN numeric
KET long varchar
3.3.6 Struktur Tabel
Dalam sub bab ini akan dijelaskan struktur dari tabel-tabel yang akan digunakan dalam pembuatan Rancang Bangun Sistem Informasi Pengelolaan Food Court Menggunakan RFID Pada Pusat Perbelanjaan Smart Surabaya. Data-data di bawah ini akan menjelaskan satu-persatu detil dari struktur tabel untuk setiap tabelnya.
1. Nama Tabel: Pembeli Primary Key: id_pembeli Foreign Key: -
[image:68.612.98.517.268.505.2]Fungsi: untuk menyimpan data pembeli.
Tabel 3.1 Pembeli
Field Tipe data Ukuran Keterangan
id_pembeli varchar 50 Primary Key
Nama varchar 100
Alamat Text
Telp varchar 14
2. Nama Tabel: Penyewa Primary Key: id_penyewa Foreign Key: -
Fungsi: untuk menyimpan data penyewa.
Tabel 3.2 Penyewa
Field Tipe data Ukuran Keterangan
49
Tabel 3.2 Lanjutan
Field Tipe data Ukuran Keterangan
Nama varchar 50
Alamat varchar 200
manager varchar 50
Telp varchar 50
Gambar image
3. Nama Tabel: Gerai Primary Key: id_gerai Foreign Key: -
Fungsi: untuk menyimpan data gerai.
Tabel 3.3 Gerai
Field Tipe data Ukuran Keterangan
id_gerai varchar 50 Primary Key
b_sewa numeric
Ukuran nchar 10
Status nchar 1
id_split varchar 50
id_gabung varchar 50
4. Nama Tabel: Pegawai Primary Key: id_pegawai Foreign Key: id_gerai
Fungsi: untuk menyimpan data pegawai.
Tabel 3.4 Pegawai
Field Tipe data Ukur