• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja Perusahaan Melalui Praktik Corporate Governance Pada Industri Kecil Menengah Studi Kasus di Trangsan Kabupaten Sukoharjo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kinerja Perusahaan Melalui Praktik Corporate Governance Pada Industri Kecil Menengah Studi Kasus di Trangsan Kabupaten Sukoharjo"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

(2)

menghadapi kesulitan permodalan, 41,9 % kesulitan bahan baku, 29,9 % kesulitan pemasaran, dan kesulitan membayar pekerja 18,1%.

(3)

perusahaan secara baik. Dikaitkan dengan penerapan GCG maka karakteristik-karakteristik yang menunjukkan kelemahan IKM inilah yang kiranya perlu segera dibenahi oleh para pengelola.

Penelitian McKinsey (1999) menunjukkan bahwa persepsi investor mengenai praktik corporate governance (CG) pada perusahaan-perusahaan di Indonesia adalah terendah dengan indeks 1,1 yang jauh lebih rendah dari indeks CG Malaysia, Thailand, Korea, Taiwan, Jepang dan Amerika Serikat. Temuan ini menandakan sebagian besar perusahaan di Indonesia belum menjalankan tata kelola perusahaan yang baik (GCG). Fenomena rendahnya tata kelola perusahaan-perusahaan ini inilah yang mendorong adanya tuntutan di kalangan perusahaan untuk menerapkan tata kelola perusahaan sesuai prinsip-prinsip GCG yakni transparency, accountability,

responsibility, independence dan fairness. Hamid (2003) mengemukakan, untuk

memperbaiki kinerja organisasi dapat dilakukan melalui profesionalisme pengelolaan organisasi dan salah satu cara mengukur profesionalisme pengelolaan adalah melalui praktik corporate governance yang dilakukan dengan baik.

(4)

terpercaya, dan accountable. Peranannya yang cukup besar dalam penyerapan tenaga kerja dan ketangguhannya dalam krisis ekonomi, IKM harus dikelola secara modern dan professional.

Berangkat dari fenomena di atas, praktik corporate governance (CG) di kalangan IKM menarik untuk dilakukan kajian. Penelitian ini memfokuskan pada kajian CG pada sektor IKM yang berlokasi di desa Trangsan, Kabupaten Sukoharjo dengan pertimbangan bahwa desa Trangsan Kabupaten Sukoharjo memiliki produk-produk unggulan yang sebagian besar dihasilkan oleh kelompok IKM serta memiliki prospek pasar potensial di pasar ekspor.

B. Perumusan Masalah

Perubahan yang cepat secara global yang terjadi di berbagai bidang tidak terkecuali bidang ekonomi khususnya industri, memaksa IKM untuk segera mengganti cara-cara lama dengan yang baru dalam pengelolaannya. Corporate

governance (CG) merupakan konsep yang bisa digunakan untuk mengelola usaha

secara baik. Duharapkan dengan penerapan corporate governance dapat berdampak positif terhadap profitabilitas dan terciptanya peningkatan daya saing perusahaan.

(5)

governance. Menurut Syakhroza (dalam Hanggraheni, 2005) penegakan sistem

governance di perusahaan skala usaha kecil menengah dipengaruhi oleh dua aspek

kekuatan yakni:

1. Kekuatan internal (internal force). Internal force merupakan kondisi internal

untuk mendukung penegakan system governance IKM, mencakup

governance structure (struktur tata kelola) dan governance mechanism

(mekanisme tata kelola).

1.1. Governance structure yaitu tata kelola, sejauhmana kegiatan-kegiatan

dalam perusahaan diorganisir dan dikoordinir secara bertanggung jawab dalam rangka merumuskan langkah-langkah dan kebijakan guna memperkuat dasar pengelolaan perusahaan. Governance structure mencakup dua unsure yakni: (a) organisasi dan (b) proses bisnis perusahaan (internal business process)

1.2. Governance mechanism, yakni mekanisme yang mengatur tata kelola

yang menunjukkan suatu aturan main, prosedur (SOP) dan hubungan antara pihak pengambil keputusan dengan pihak yang akan melakukan control terhadap keputusan yang diambilnya. Governance mechanism mencakup unsure-unsur: (a) strategi perusahaan (corporate strategy); (b) kebijakan perusahaan (corporate policy) dan (c) standard operating

prosedure

Penegakan system governance IKM melalui governance structure dan

(6)

(governance principles) yakni transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan kewajaran.

2. Kekuatan eksternal (external forces).

External forces merupakan kondisi eksternal IKM yang perlu menjadi

perhatian dalam mendukung penegakan system governance, mencakup unsure-unsur: (a) legal framework; (b) government regulations dan (c) business

environment.

Lebih jelasnya, model system governance menurut Syakhroza (dalam Hanggraheni, 2005) ditunjukkan pada gambar 1 berikut:

Penegakan sistem corporate governance

governance structure governance mechanism

governance principles

Internal Forces External Forces

Organizational Legal framework Structure

Governance structure

Internal business

Process Government regulations

Corporate Strategy

Corporate Governance mechanism

Policy Business environment

SOP

assessment

(7)

Berangkat dari fenomena penegakan system CG di kalangan industri kecil menengah (IKM), pertanyaan-pertanyaan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Sejauhmana tata kelola perusahaan telah dilaksanakan di kalangan IKM di desa Trangsan, Kabupaten Sukoharjo.

Sejauhmana kondisi kekuatan internal IKM ditinjau dari governance

structure dan governance mechanism mendukung terhadap penegakan

system governance IKM?

2. Sejauhmana kondisi kekuatan eksternal IKM ditinjau dari legal

framework, government regulations dan business environment

mendukung terhadap penegakan system governance IKM ?

3. Apakah terdapat perbedaan praktik corporate governance antara kelompok industri kecil dan industri menengah?

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Corporate Governance Self Assessment Checklist. www.fcgi.or.id.2006. Abor, Joshua, and Nicholas Biekpe. Does Corporate Governance Affect the Capital

Structure Decisions of Ghanaian SMEs. University of Stellenbosch Business School, South Africa

Coombes, Paul, and Mark Watson. Three Surveys on Corporate Governance. www.clsa.com.2000

Chandra, Aditiawan. Prinsip-Prinsip dalam Merancang Kebijakan Good Governance dalam suatu Organisasi. Usahawan, No.09.TH.XXXII, September 2003. Clarke,AD. 2006. SMEs and Corporate Governance: Politics, Resources and Trickle-

Down Effects. University of Queensland.

Djatmiko, Harmanto Edy. 2001. Saatnya Menjadi Perusahaan Terpercaya, SWA, Oktober

Dirgantoro, Crown. 2002. Keunggulan Bersaing Melalui Proses Bisnis. Grasindo.Jakarta.

Emirzon, Joni. 2006. Regulatory Driven Dalam Implementasi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan Di Indonesia. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, Vol.4, No.8 Desember

Hart,O. 1995. Corporate Governance: Some Theory and Implications, The Economic Journal.

Hadiyati, Uning, dkk. 2005. Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Administrasi Keuangan Untuk Pengusaha Kerajinan Gerabah di Kasongan, Bantul, DIY. Laporan Pengabdian Masyarakat. Fakultas Ekonomi, Universitas Wangsa Manggala, Yogyakarta

Jewell, L.N. and Marc Siegall. 1998. Psikologi Industri/Organisasi Modern. Penerbit: Arcan, Jakarta.

Keasey, K.et.al. 1997. Introduction:The Corporate Governance Problem-Competing Diagnoses and Solutions.

Mayer, C. 1997. Corporate Governance, Competition, and Performance. Journal of Law and Society

Moeljono, D. 2005. Good corporate culture sebagai inti dari good corporate governance. Jakarta: Penerbit Elex Komputindo.

OECD. 1999. OECD Principles of Corporate Governance, the Organization for Economic Co-operation and Development.

www.oecd.org/daf/governance/principles.htm.1999. Pambudi, Teguh S. 2001. Barisan Perusahaan Terpercaya, SWA

Shleifer, A. dan R.W. Vishny. 1997. A survey of corporate governance. Journal of

Finance 52, hal. 737-783.

Sutawinangun, Nazmudin. Pelaksanaan GCG Pada UKM. www.fcgi.or.id.2004 Syakhroza, A.2003. Teori Corporate Governance. Majalah Usahawan,

(9)

--- 2002. Mekanisme Pengendalian Internal dalam Melakukan Assessment terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance. Usahawan,

No.08.TH.XXXI, Agustus

Tan, Wee Liang. The Impact of Corporate Governance on Value Creation in Entrepreneurial Firms. Singapore Managemnt University.

www.research.smu.edu.sg/faculty/edge.htm.2007

. et.al. 1997. The Impact of Corporate Governance on Corporate Entrepreneurship.

(10)

RINGKASAN

Penelitian dengan judul Meningkatkan Kinerja Perusahaan Melalui Praktik Corporate Governance Pada Industri Kecil Menengah Studi Kasus di Trangsan Kabupaten Sukoharjo, bertujuan untuk: (1) menjajagi sejauhmana praktik tata kelola perusahaan (corporate governance) telah dilaksanakan di kalangan IKM di desa Trangsan, Kabupaten Sukoharjo; (2) mendeskripsikan kondisi kekuatan internal IKM (governance structure dan governance mechanism) dalam mendukung penegakan

governance di IKM; (3) mendeskripsikan kondisi kekuatan eksternal (legal framework, government regulations, business environment) dalam mendukung

penegakan governance IKM; (4) menganalisis perbedaan praktik governance antara kelompok industri kecil dan industri menengah dan (5) menganalisis pengaruh

corporate governance terhadap kinerja IKM.

Sumber data primer dari 98 responden pemilik/produsen IKM di desa Trangsan Kabupaten Sukoharjo, dipilih dengan metode purposive random sampling. Sumber data sekunder dari Disperindagkop Kabupaten Sukoharjo. Metode pengumpulan data dengan metode observasi dan wawancara kepada responden, disertai penyebaran kuesioner kepada responden. Instrumen kuesioner dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas dengan maksud untuk memenuhi kriteria kuesioner yang baik. Metode analisis data untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian, menggunakan (1) scoring corporate governance; (2) metode statistik dskriptif; (3) Uji independent T test dan (4) metode regresi linier sederhana.

Hasil analisis menunjukkan rata-rata skor corporate governance di kalangan IKM sebesar 0.417. Angka skor corporate governance yang dicapai ini lebih kecil dari 0.50, sehingga dikatakan bahwa perusahaan dalam kategori / peringkat rendah atau buruk dalam praktik corporate governance. Hasil analisis Quartil menunjukkan sebanyak 20.41 % perusahaan sample memiliki rata-rata skor corporate governance dalam kategori / peringkat rendah yaitu kurang dari 0.397. Rata-rata skor corporate governance dalam kategori/peringkat sedang (rata-rata) terdapat 14.3% perusahaan sample dengan rata-rata skor corporate governance sebesar 0.397 sampai 0.417. Selebihnya terdapat 39.8% perusahaan sample berada dalam kategori / peringkat cukup baik dengan rata-rata skor corporate governance sebesar 0.419 sampai 0.489. Ditinjau dari hasil perhitungan Quartil menunjukkan rata-rata scor corporate governance pada seluruh perusahaan sample memiliki skor rendah dalam kisaran antara 0.419 sampai 0.489. Temuan secara deskriptif ini mengindikasikan bahwa perusahaan sample berada dalam peringkat buruk karena rata-rata skor corporate governance di bawah 0.50. Apabila mengacu studi CLSA (2001) dalam menentukan peringkat corporate

governance yaitu skor rata-rata 50% sebagai ukuran umum dapat diterima (rule of tumb) maka dalam studi yang dilakukan ini keseluruhan responden 98 sampel berada

(11)

analisis deskriptif terhadap external force dengan indikator government regulations,

legal framework dan business environment menunjukkan ada potensi yang

cenderung mendukung penegakan system tata kelola, diindikasikan oleh pernyataan positif oleh sebagian besar responden terhadap indikator government regulations,

legal framework dan business environment. Hasil analisis menggunakan Independent

T test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata skor corporate governance antara responden industri kecil dan industri menengah, diindikasikan oleh nilai t = 0.128 dan probabilitas sebesar 0.898 dengan asumsi varians sama. Hasil analisis regresi menunjukkan, koefisien ScorCG (skor corporate governance) sebesar – 76.912 dengan nilai t hitung sebesar -1.829 dan probabilitas (Sig.) sebesar 0.071 Hasil analisis tersebut disimpulkan bahwa koefisien variable skor corporate

governance adalah tidak signifikan secara statistik. Koefisien korelasi antara kinerja

Referensi

Dokumen terkait

program pondok pesantren sebagai bentuk pengembangan kurikulum, yang antara. lain : pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia,

Dengan demikian, berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mana pengaruh penggunaan model pembelajaran berbasis

pengaruh price to book value (PBV), price earning ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) sama dengan nol (tidak memberikan pengaruh), maka return saham di

Bagi Ilnru Pendidikan, Sebagai wahana pengetahuan yang dapat memberikan informasi tentang peningkatan hasil belajar zat adiktif dan psikohopika dalam mata pelajaran

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang digunakan untuk Responden wanita PUS, dengan variabel dalam penelitiannya adalah: 1) status wanita dalam

Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkna bahwa melalui penerapan TGT dalam proses pembelajaran di SD mampu untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN

Mengingat perkembangan kemampuan kognitif anak-anak di daerah 3T yang dapat di katakan masih kurang, sehingga dilaksanakanlah suatu kegiatan yang bertujuan untuk

[r]