UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI KARYAWAN PT. POS INDONESIA (PERSERO) PEMATANG SIANTAR
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh:
MUHAMMAD ARIEF 122101082
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : MUHAMMAD ARIEF
NIM : 122101082
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
JUDUL : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA
KOPERASI KARYAWAN PT.POS INDONESIA (PERSERO) PEMATANG SIANTAR
Tanggal : ... 2015 DOSEN PEMBIMBING
NIP: 19741123 200012 2 001 Dr. Yeni Absah, SE, M.Si
Tanggal : ... 2015 KETUA PROGRAM STUDI
DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
NIP: 19741123 200012 2 001 Dr. Yeni Absah, SE, M.Si
Tanggal : ... 2015 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
NIP: 19560407 198002 1 001
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan
kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang telah diberikan kepada
saya sehingga akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
Tidak lupa pula salawat beriring salam saya hanturkan kepada Nabi Muhammad
SAW sebagai suri teladan umat manusia di dunia.
Saya menyadari tanpa adanya bimbingan dari berbagai pihak, saya tidak
akan mampu menyelesaikan tugas akhir ini. Untuk itu saya ingin menyampaikan
terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac.Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si sebagai Ketua Program Studi Diploma III
Manajemen Keuangan dan Dosen Pembimbing serta Bapak Syafrizal Helmi
Situmorang, SE, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Diploma III
Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
3. Seluruh Staff Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada saya dan juga
seluruh Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua saya: Bapak
tercinta Budiman yang telah memberikan dukungan materi dan motivasi
membesarkan, dan mendidik saya dengan penuh kasih sayang. Hanya do’a
yang mampu saya berikan kepada Bapak dan Ibu tercinta. Serta kepada
Abang dan Kakak kandung saya tersayang Muhammad Fadli dan Nurul
Ikhwani yang selalu memberikan dukungan kepada saya. Terima kasih juga
kepada Keponakan saya yang pertama Alifah Izzatunnisa, yang selalu bisa
membuat saya terhibur dengan kelakuannya.
5. Terima kasih juga kepada para Pengurus Pemerintahan Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Tahun Periode 2014-2015
yang selalu mendukung saya dalam pengerjaan tugas akhir ini.
6. Terimakasih kepada teman-teman saya DIII Manajemen Keuangan Grup B
atas kebersamaan nya selama menjalani perkuliahan.
7. Terimakasih kepada Sahabat saya Alfifto, Ratna, Lina, Nurul, serta Abangda
Rizky yang selalu ada disaat apapun.
Saya menyadari tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
penyempurnaan di masa mendatang. Semoga tugas akhir ini bermanfaat.
Medan, Juni 2015
DAFTAR ISI
B. Perumusan Masalah... 3
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Manfaat Penelitian... 4
BAB II PROFIL PERUSAHAAN... 5
A. Sejarah Singkat Perusahaan... 5
B. Tujuan Koperasi... 6
C. Visi dan Misi... 7
D. Prinsip Koperasi... 7
E. Struktur Organisasi ... 8
BAB III PEMBAHASAN ... 13
A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan ... 13
B. Laporan Keuangan dan Kinerja Keuangan ... 16
C. Analisis Laporan Keuangan ... 22
D. Rasio – Rasio Keuangan ... 26
E. Analisis Rasio Keuangan Koperasi Karyawan PT. POS INDONESIA (Persero) Pematang Siantar ... 32
BAB IV PENUTUP... 40
A. Kesimpulan... 40
B. Saran... 44
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Neraca Koperasi Karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Pematang
Siantar Per 31 Desember 2013 dan 2014 ... 19
Tabel 2.2 Laporan SHU Koperasi Karyawan PT.Pos Indonesia (Persero) Pematang Siantar Per 31 Desember 2013 dan 2014 ... 20
Tabel 2.3 Standar Perhitungan Rasio Likuiditas ... 28
Tabel 2.4 Standar Perhitungan Rasio Aktivitas ... 30
DAFTAR GAMBAR
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang - orang
atau badan hukum yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai
anggota dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk
mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. Selain itu, koperasi juga
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berorientasi untuk menumbuhkan
partisipasi masyarakat dalam upaya memperkokoh struktur perekonomian
nasional dengan demokrasi ekonomi yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Banyak jenis koperasi yang didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan
ekonomi anggotanya seperti Koperasi Simpan Pinjam (Koperasi Simpan Pinjam ),
Koperasi Konsumen, Koperasi Produksi, Koperasi Pemasaran dan Koperasi Jasa.
Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi
sebuah perusahaan. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah memaksimalkan
laba. Untuk mengetahui dengan tepat bagaimana kondisi dan kinerja perusahaan
maka diperlukan suatu analisis yang tepat.
Media yang tepat dipakai untuk menilai kinerja perusahaan adalah laporan
keuangan. Laporan keuangan digunakan untuk melihat keadaan keuangan dari
suatu perusahaan. Data keuangan yang dipergunakan untuk menganalisis laporan
keuangan diambil dari laporan neraca yang berisikan tentang aktiva, utang dan
modal. Laporan laba rugi yang menggambarkan hasil yang dicapai dalam periode
berkepentingan pada laporan keuangan tersebut termasuk pimpinan perusahaan.
Manfaat laporan keuangan bagi koperasi selain menjadi bahan pertimbangan
untuk pengambilan keputusan, juga menjadi laporan pertanggung jawaban untuk
para anggota yang terdaftar pada koperasi tersebut.
Dengan analisis laporan keuangan maka pimpinan perusahaan dapat
mengetahui keadaan dan perkembangan dari perusahaan, serta dapat melihat
kinerja keuangan yang dicapai pada tahun-tahun sebelumnya dan pada waktu
yang sedang berjalan. Analisis laporan keuangan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk perusahaan. Selain bagi
pimpinan perusahaan laporan keuangan juga dibutuhkan berbagai pihak baik
pihak intern (pemegang saham, manajemen perusahaan, karyawan) maupun pihak
ekstern (kreditor, investor, pemerintah, otoritas pajak) perusahaan.
Hasil analisis dari laporan keuangan dapat memberikan informasi bagi
banyak pihak, misalnya para pemegang saham, manajemen perusahaan, kreditur
dan lain sebagainya, dan juga hasil dari analisis laporan keuangan tersebut dapat
memperbaiki kelemahan atau kesalahan di masa lalu dan dapat mempertahankan
hasil yang sudah cukup baik sehingga nantinya dapat ditingkatkan pada masa
yang akan datang. Oleh karena itu perusahaan harus dapat mengetahui posisi
keuangannya dengan cara menganalisis serta dapat menginterprestasikan posisi
keuangan tersebut melalui penggunaan beberapa rasio keuangan yang dapat
Laporan keuangan perlu disusun untuk mengetahui apakah kinerja
perusahaan tersebut ,meningkat atau bahkan menurun dan didalam menganalisis
laporan keuangan diperlukan alat analisis keuangan, salah satunya adalah dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat
kesehatan koperasi.
Tingkat kesehatan koperasi adalah penilaian atas suatu kondisi laporan
keuangan suatu koperasi pada periode dan saat tertentu. Dari laporan keuangan
akan terbaca kondisi koperasi yang sesungguhnya termasuk kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki. Penilaian tingkat kesehatan koperasi sangat penting
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kinerja, kelayakan usaha, dan
keberlangsungan hidup koperasi. Penilaian kesehatan juga akan berpengaruh
terhadap kemampuan Koperasi dan loyalitas anggota serta masyarakat terhadap
koperasi yang bersangkutan.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas maka penulis memilih judul
tugas akhir ini “ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI KARYAWAN PT. POS INDONESIA (PERSERO) KANTOR POS PEMATANG SIANTAR”
B. Perumusan Masalah
Masalah adalah suatu kenyataan yang tidak seharusnya terjadi karena
menyimpang dari rencana, standar, kebiasaan dan menuntut suatu tindakan.
Perumusan masalah merupakan langkah awal yang harus dilakukan terlebih
dahulu sebelum sampai pada tahap pembahasan. Tujuannya adalah agar penelitian
penelitian pendahuluan yang dilakukan penulis, maka diperoleh masalah yang
dihadapi perusahaan yaitu :
“Bagaimana kondisi keuangan KOPERASI KARYAWAN PT. POS
INDONESIA (PERSERO) PEMATANG SIANTAR bila di lihat dari rasio
likuiditas, aktivitas dan profitabilitas tahun 2013 – 2014 ?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui kondisi keuangan KOPERASI KARYAWAN PT.
POS INDONESIA (PERSERO) PEMATANG SIANTAR.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah :
a. Bagi Perusahaan, Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi atas
kebijakan yang telah dibuat di masa lalu dan juga sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan kebijakan pada masa yang akan
datang.
b. Bagi pembaca, sebagai bahan acuan dan bahan pembanding dalam
penulisan di masa yang akan datang.
c. Bagi Penulis, merupakan sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan
yang telah diterima penulis selama berada di bangku perkuliahan, serta
Guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada
Fakultas Ekonomi Program Diploma III. Jurusan Manajemen Keuangan,
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Koperasi adalah badan hukum yang berdasarkan atas asa kekeluargaan
yang anggotanya terdiri dari orang perorangan atau badan hukum dengan tujuan
untuk mensejahterakan anggotanya. Umumnya koperasi dikendalikan secara
bersama oleh seluruh anggotanya, dimana setiap anggota memiliki hak suara
yang sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian
keuntungan koperasi biasa disebut sisa hasil usaha atau SHU biasanya dihitung
berdasarkan andil.
Definisi menurut Hatta ( Bapak Koperasi Indonesia ) : Koperasi adalah
usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan
tolong-menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan
memberi jasa kepada kawan berdasarkan “seorang buat semua dan semua buat
seorang”.
PRINSIP KOPERASI UU NO. 25 / 1992 :
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
2. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha
masing-masing anggota
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
6. Pendidikan perkoperasian
7. Kerjasama antar koperasi
Koperasi pos berdiri sejak tahun 1968 dan beranggotakan karyawan –
karyawan pos. Namun dalam keanggotaan nya, koperasi ini dirubah dengan
menambahkan pensiunan PT. Pos Indonesia menjadi keanggotaan koperasi, yang
bermaksud dapat memperluas keanggotaan koperasi dan pensiunan PT. Pos
Indonesia turut ikut berkiprah dalam pengelolaan koperasi sesuai dengan prinsip
koperasi yang bersifat terbuka.
Modal awal koperasi ini berasal dari simpanan pokok koperasi itu sendiri.
Simpanan pokok adalah simpanan yang disetor sekali saat mendaftar sebagai
anggota koperasi. Simpanan tidak dapat ditarik kembali kecuali jika keluar dari
koperasi.
B. Tujuan Koperasi
Tujuan dari koperasi ini selain tujuan umum memaksimumkan
keuntungan, memaksimumkan nilai perusahaan dan meminimumkan biaya yaitu
keuntungan yang dihasilkan lebih untuk mensejahterakan para anggotanya.
Sesuai dengan UU NO.25/1992 pasal 3 dimana tujuan badan usaha koperasi yaitu
“memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan mayarakat pada
C. Visi dan Misi 1. Visi
“Menjadi organisasi yang secara terus menerus mengembangkan diri dan
memberikan kemanfaatan kepada anggotanya serta berperan aktif dalam gerakan
koperasi dengan berpegang teguh pada nilai-nilai dan prinsip-prisip koperasi”.
2. Misi
1. Mewujudkan SDM anggota yang memahami dan menjalankan fungsi dan
perannya sebagai pemilik,pelanggan,dan partisipasi aktif di koperasi.
2. Meringankan beban ekonomi dan meningkatkan daya beli anggota.
3. Menyediakan kebutuhan masyarakat.
4. Menciptakan kondisi aman dan tertib dengan mendukung kinerja organisasi.
5. Mewujudkan hubungan yang harmonis baik internal maupun eksternal
dengan meningkatkan kualitas intensitas informasi tentang koperasi.
D. Prinsip Koperasi
Prinsip koperasi merupakan pedoman dalam menjalankan koperasi
tersebut. Adapun prinsip dari KOPPOSINDO yaitu salah satunya bersifat terbuka,
efisiensi ekonomi dari perusahaan koperasi, dan prinsip pembagian SHU agar
tercermin dengan azas keadilan, demokrasi, transparansi, dan sesuai dengan
prinsip – prinsip koperasi. Berikut adalah analisis dari pembagian SHU :
1. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan
sendiri
3. SHU anggota dibayar secara tunai.
Pada koperasi ini laba merupakan salah satunya aspek yang dicari tapi laba
bukanlah satu – satunya yang dicari, melainkan juga aspek pelayanan.
E. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan salah satu unsur terpenting dalam suatu
organisasi atau perusahaan. Fungsi struktur organisasi diantaranya adalah untuk
pembagian wewenang, menyusun pembagian kerja dan merupakan suatu sistem
komunikasi. Dengan demikian kegiatan yang beraneka ragam dalam suatu
perusahaan disusun secara teratur sehingga tujuan usaha yang telah ditetapkan
sebelumnya dapat tercapai dengan baik.
Dalam penerapannya struktur organisasi dari suatu perusahaan selalu
berbeda – beda antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk menetapkan suatu
stuktur organisasi harus dilihat sesuai dengan jenis perusahaan dan lingkup
kebutuhan perusahaan yang menggunakannya.
Adapun struktur organisasi yang dipergunakan Koperasi Karyawan PT.
Pos Indonesia Pematang Siantar adalah struktur organisasi garis, yang pelimpahan
wewenangnya berlangsung secara vertikal yaitu dari pimpinan tertinggi kepada
para bagian atau departemen yang bersangkutan. Dengan adanya struktur
organisasi yang memisahkan fungsi dengan jelas, maka dapat diperoleh
keuntungan sebagai berikut :
1. Terciptanya arus komunikasi yang baik dalam perusahaan.
3. Mendapatkan ketegasan fungsi dan tanggung jawab dari masing – masing
karyawan.
4. Terwujudnya hubungan yang harmonis antar karyawan dalam perusahaan
Adapun struktur organisasi Koperasi Karyawan PT. Pos Indonesia
Pematang Siantar adalah sebagai berikut :
GAMBAR 3.1
STRUKTUR ORGANISASI
KOPERASI KARYAWAN PT. POS INDONESIA (PERSERO)
PEMATANG SIANTAR
Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian yang ada dalam
struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Dewan Penasehat
Kedudukan, tugas dan hak Dewan Penasehat adalah :
1. Apabila diperlukan, pengurus dapat mengangkat Dewan Penasehat dari
pejabat di Kantor Pusat PT.Pos Indonesia(Persero) atas persetujuan Rapat
Anggota.
2. Memberikan saran atau pendapat kepada pengurus untuk kemajuan
koperasi, baik diminta maupun tidak diminta tetapitidak mengikat pengurus.
3. Dewan Penasehat dapat menghadiri Rapat Anggota atau Rapat Pengurus dan
mempunyai hak berbicara tetapi tidak mempunyaihak suara.
4. Dewan Penasehat tidak menerima gaji, akan tetapi dapatdiberikan uang jasa
sesuai keputusan Rapat Anggota.
5. Apabila terdapat persoalan – persoalan yang dihadapi koperasi atau
koperasi memerlukan bantuan perusahaan untuk kemajuan usahanya, hal
tersebut dapat dikoordinasikan kepada Dewan Penasehat.
2. Pengurus
Tugas dan kewajiban pengurus adalah :
1. Menyelenggarakan dan mengendalikan usaha koperasi.
2. Melakukan seluruh perbuatan hukum atas nama koperasi.
3. Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan.
4. Mengajukan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja
5. Menyelenggarakan rapat anggota serta mempertanggung jawabkan
pelaksanaan tugas pengurusannya.
6. Memutuskan menerima anggota baru, penolakan anggota serta
pemberhentian anggota.
7. Membantu pelaksanaan tugas pengawasan dengan memberikanketerangan
dan memperlihatkan bukti – bukti yang diperlukan.
8. Memberikan penjelasan dan keterangan kepada angota mengenai jalannya
organisasi dan usaha koperasi.
9. Memelihara kerukunan diantara anggota dan mencegah segala hal yang
menyebabkan perselisihan.
10.Menanggung kerugian koperasi sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam anggaran dasar ini.
11.Menyusun ketentuan mengenai tugas, wewenang dantanggung jawab
Anggota Pengurus serta ketentuan mengenai pelayanan terhadap anggota.
12.Meminta jasa audit kepada Koperasi Jasa Audit atau Akuntan Publik yang
biayanya ditanggung oleh koperasi dan biaya audit tersebut dimasukkan
dalam Anggaran Biaya Koperasi.
13.Pengurus atau salah seorang yang ditunjuknya berdasarkan ketentuan yang
berlaku dapat melakukan tindakan hukum yang bersifat pengurusan dan
pemilihan dalam batas – batas tertentu berdasarkan persetujuan tertulis dari
3. Dewan Pengawas
Tugas dan kewajiban Dewan Pengawas adalah :
1. Pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi setiap 3 bulan sekali dan
sekurang-kurangnya 6 bulan sekali.
2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan dan disampaikan
kepada Pengurus, Anggota dan Pemerintah.
3. Dewan Pengawas dapat meminta bantuan Jasa Audit kepada Akuntan
Publik / Koperasi Jasa Audit dengan persetujuan Pengurus.
4. Biaya Jasa Audit ditanggung oleh Koperasi dan dianggarkan dalam
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi.
5. Dewan Pengawas berkewajiban membantu pengurus dalam meberikan
penjelasan tentang keadaan koperasi di luar maupun di dalam rapat
Anggota dan merahasiakan hasil pengawasan /pemeriksaannya selain kepada
Pengurus dan Rapat Anggota sertapihak yang berhak melakukan pemeriksaan
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara
keseluruhan. Manajemen yang baik akan mampu membuat perusahaan
mencapaian tujuan perusahaan atau organisasi, sebaliknya kurang baiknya dalam
manajemen keuangan akan mengakibatkan terganggunya operasi perusahaan
secara keseluruhan dan akhirnya akan menghambat pencapaian tujuan perusahaan.
Menurut Syahyunan (2013:1) Manajemen keuangan merupakan
keseluruhan aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan usaha untuk
mendapatkan dana (obtaining of funds) yang diperlukan dengan biaya yang
minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk
menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut seefisien mungkin.
Dapat disimipulkan bahwa manajemen keuangan adalah manajemen untuk
fungsi-fungsi pembelanjaan. Dalam manajemen terdapat unsur-unsur
perencanaan, pengarahan, dan pengendalian. Berhubungan dengan itu, maka perlu
ada perencanaan dan pengendalian yang baik pada dana.
2. Fungsi Manajemen Keuangan
Fungsi manajemen keuangan yaitu memberikan suatu keputusan, utamanya
yang memberikan keputusan yaitu manajer keuangan atau direktur. Keputusan
keuangan ini diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari untuk memperoleh
yang tercemin pada tingginya kesejahteraan karyawan sampai kemakmuran pada
pemegang saham. Ada 3 (tiga) keputusan dalam manajemen keuangan yaitu:
a) Keputusan Investasi (investment decision)
Keputusan investasi merupakan keputusan terpenting dari keputusan lainnya
dalam hubungannya dengan peningkatan nilai perusahaan. Dengan demikian
manajer keuangan dalam menjalankan fungsi penggunaan dana harus selalu
mencari alternatif-alternatif investasi untuk kemudian dianalisis, dan dari
hasil analisis itu harus diambil keputusan alternatif investasi mana yang akan
dipilih. Dengan kata lain, manajer keuangan harus mengambil keputusan
investasi.
b) Keputusan Pendanaan (financing decision)
Keputusan pendanaan sebuah perusahaan adalah keputusan tentang
bagaimana memperoleh dana untuk membiayai investasi.
c) Kebijakan Dividen (dividen policy)
Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk
dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi
di masa yang akan datang.
B. Laporan Keuangan Perusahaan dan Kinerja Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Menurut Munawir (2010:5), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari
menunjukkan/menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu
perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan) laba-rugi
memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang
terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan
sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas
perusahaan.
Menurut Harahap (2009:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi
keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu
tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca,
laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas,
laporan posisi keuangan.
Menurut Kasmir (2012:7) secara sederhana dikatakan bahwa laporan
keuangan adalah Laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada
saat ini atau dalam suatu periode tertentu.
Untuk membahas manajemen keuangan, tidak bisa terlepas dari laporan
keuangan. Oleh karena itu, diperlukan dengan maksud untuk menyediakan
informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan dan menilai kinerja
keuangan perusahaan.
Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk mengetahui posisi
keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal,
pengguna laporan keuangan diluar perusahaan untuk menilai dan mengambil
keputusan yang bersangkutan dengan perusahaan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan
untuk perusahaan terdiri dari laporan-laporan yang melaporkan posisi keuangan
perusahaan pada suatu waktu tertentu, yang dilaporkan dalam neraca dan
perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas,
dimana neraca menunjukkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan.
Laporan laba-rugi menunjukkan hasil operasi perusahaan selama periode tertentu.
Sedangkan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau
alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan.
Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data,
terdiri dari faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan
bank dan sebagainya. Data yang asli bukan saja digunakan untuk mengisi buku
perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk membuktikan keabsahan transaksi.
Laporan keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap,
yang mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan
operasi perusahaan tersebut.
2. Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan perusahaan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
terdiri dari 3 (tiga) laporan keuangan utama, yaitu:
a. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan berupa asset, kewajiban, dan
b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah ringkasan mengenai pendapatan dan beban (biaya)
serta laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu.
c. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan dana kas dan setara kas dan kebutuhan perusahaan dalam
memanfaatkan dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan.
3. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3), tujuan laporan keuangan
adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sedangkan menurut
Fahmi (2011:28), tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan
informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan keuangan
yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai
kinerja keuangan terhadap perusahaan di samping pihak manajemen perusahaan.
Para pemakai laporan akan menggunakannya untuk meramalkan,
membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan
ekonomis yang diambilnya. Informasi mengenai dampak keuangan yang timbul
tadi sangat berguna bagi pemakai untuk meramalkan, membandingkan dan
dalam laporan keuangan. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila yang
dilaporkan tidak saja aspek-aspek kuantitatif, tetapi mencakup
penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasakan perlu. Dan informasi ini harus faktual dan
dapat diukur secara objektif.
Beberapa tujuan laporan keuangan dari berbagai sumber di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Informasi posisi laporan keuangan yang dihasilkan dari kinerja dan aset
perusahaan sangat dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan,
sebagai bahan evaluasi dan perbandingan untuk melihat dampak keuangan
yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya.
2. Informasi keuangan perusahaan diperlukan juga untuk menilai dan
meramalkan apakah perusahaan di masa sekarang dan di masa yang akan
datang sehingga akan menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih
menguntungkan.
3. Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk
menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama
periode tertentu. Selain untuk menilai kemampuan perusahaan, laporan
keuangan juga bertujuan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan investasi.
4. Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan disajikan untuk melihat kondisi keuangan pada setiap
a. Laporan Neraca Koperasi Karyawan PT.Pos Indonesia (Persero) Pematang
Siantar per 31 Desember 2013 – 2014. Berikut ini Tabel Laporan Neraca
Koperasi Karyawan PT.Pos Indonesia (Persero) Pematang Siantar per 31
Desember 2013 – 2014
TABEL 2.1
Koperasi Karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Pematang Siantar NERACA
Per 31 Desember 2013 dan 2014
KETERANGAN TAHUN
2013 2014
AKTIVA Aktiva Lancar
Kas 982.986 7.726.281
Piutang Simpan Pinjam 1.373.020.523 1.383.000.802
Piutang Sembako 25.004.350 26.055.850
Piutang Waserda 19.553.940 21.192.940
Piutang Jasa Simpan Pinjam 91.088.869 108.221.868
Persediaan Sembako 3.071.714 2.079.867
Persediaan Waserda 25.674.835 22.349.908
Total Aktiva Lancar 1.538.397.217 1.570.627.516
PENYERTAAN KE PKP-RI 18.756.372 20.472.372
Aktiva Tetap
Peralatan 940.000 6.040.000
TOTAL AKTIVA 1.558.093.589 1.597.139.888 KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Kewajiban lancar
Utang Bunga Simpanan Berjangka 5.140.000 3.991.000
Simpanan Sukarela 245.226.721 281.884.219
Jasa Usaha 39.133.295 53.432.711
Jasa Modal 33.757.362 45.420.880
Simpanan Berjangka 514.000.000 399.100.000
Dana Pengurus 77.740 613.904
Dana Karyawan 3.149.904 4.167.986
Dana Pendidikan 2.141.216 2.659.298
Dana Pembangunan Daerah Kerja 779.368 838.409
Dana Sosial 2.282.774 3.541.815
Ekuitas
Simpanan Pokok 2.931.500 2.911.000
Simpanan Wajib 617.118.401 712.637.149
Cadangan 41.993.665 52.065.994
SHU Tahun Berjalan 50.361.643 33.875.523
Total Ekuitas 712.405.209 801.489.666 TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS 1.558.093.589 1.597.139.888 Sumber : Koperasi Karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Pematang Siantar
b. Laporan Sisa Hasil Usaha Koperasi Karyawan PT.Pos Indonesia (Persero)
Pematang Siantar per 31 Desember 2013 – 2014.
TABEL 2.2
Koperasi Karyawan PT.Pos Indonesia (Persero) Pematang Siantar Laporan Sisa Hasil Usaha
Per 31 Desember 2013 dan 2014
KETERANGAN TAHUN
2013 2014
PENDAPATAN
Jasa Simpan Pinjam 246.212.310 250.761.457
Penjualan Waserda 75.684.100 64.947.000
Penjualan Sembako 49.714.000 46.605.000
Total Penjualan 125.398.100 111.552.000
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Awal 26.796.408 28.746.549
Pembelian 109.181.940 90.759.200
Tersedia Untuk Dijual 135.978.348 119.505.749 Persediaan Akhir (28.746.549) (24.429.775) Harga Pokok Penjualan 107.231.799 95.075.974 Laba Kotor Penjualan 18.166.301 16.476.026
TOTAL PENDAPATAN 264.378.611 267.237.483
BIAYA – BIAYA
Honor Karyawan 13.800.000 18.000.000
Biaya Simpanan Anggota 81.660.968 93.377.960 Biaya Simpanan Berjangka 60.700.000 55.330.000
Biaya ATK/Fotocopy 800.000 891.000
Biaya Badan Pemeriksa 4.800.000 7.200.000
Biaya RAT 36.356.000 38.965.000
Biaya Sewa Lahan 1.000.000 1.000.000
Biaya Rapat Pengurus 3.400.000 3.698.000
Biaya HUT Koperasi 700.000 500.000
JUMLAH BIAYA (214.016.968) (233.361.960)
SHU SEBELUM PAJAK 50.361.643 33.875.523
Pajak Penghasilan 5.036.164 3.387.552
SHU SETELAH PAJAK 45.325.479 30.487.971
Sumber : Koperasi Karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Pematang Siantar 5. Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah gambaran setiap hasil ekonomi yang mampu
diraih oleh perusahaan pada periode tertentu melalui aktivitas-aktivitas
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif, yang dapat
diukur perkembangannya dengan mengadakan analisis terhadap data-data
keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan.
Kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan pada perusahaan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui
perencanaan strategis suatu organisasi.
Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisis dan mengevaluasi
laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu
seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan
kinerja di masa depan dan hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai
seperti kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh
6. Penilaian Kinerja Keuangan
Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Penilaian kinerja
perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan
manajemen, merupakan persoalan yang kompleks karena menyangkut efektivitas
dan efisiensi dari kegiatan perusahaan.
Jadi dalam menilai kinerja keuangan perusahaan, dapat digunakan suatu
ukuran atau tolak ukur tertentu. Biasanya ukuran yang digunakan adalah rasio
atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan. Adapun jenis perbandingan
dalam analisis rasio keuangan meliputi dua bentuk yaitu membandingkan rasio
masa lalu, saat ini ataupun masa yang akan datang untuk perusahaan yang sama.
Dan bentuk yang lain yaitu dengan perbandingan rasio antara satu perusahaan
dengan perusahaan lain yang sejenis.
C. Analisis Laporan Keuangan
1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan
dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi
perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan
estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja
sekali menggunakan analisa rasio keuangan karena analisa ini lebih sering
digunakan dan lebih sederhana.
Analisis Laporan Keuangan merupakan penggunaan laporan keuangan
untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan serta untuk menilai
kinerja keuangan di masa depan.
Analisa Laporan Keuangan terdiri dari dua kata Analisa dan Laporan
Keuangan. Untuk menjelaskan pengertian kata ini maka kita dapat
menjelaskannya dari arti masing-masing kata. Kata analisa adalah memecahkan
atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan
keuangan adalah Neraca, Laba/Rugi, dan Arus Kas (Dana). Kalau dua pengertian
ini digabungkan maka analisa laporan keuangan berarti:
Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih
kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai
makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data
nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam
yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat (Sofian
Syafri Harahap, 1998:190)
2. Tujuan Analisis Keuangan 1. Investasi
Pada Saham Analisis resiko difokuskan pada kemampuan perusahaan
melewati masa-masa sulit dan kemudian memproyeksikan kemampuan ini
2. Pemberian Kredit
Menilai kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang
diberikan beserta bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut.
3. Kesehatan Pemasok
Menganalisis profitabilias perusahaan pemasok, kondisi keuangan,
kemampuan untuk menghasilkan kas untuk memenuhi operasinya
sehari-harinya, dan kemampuan membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo.
4. Kesehatan Pelanggan
Menilai kemampuan pelanggan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Analisis meliputi Besarnya kredit, jangka waktu kredit, jenis usaha
pelanggan, besar kecilnya usaha pelanggan
5. Kesehatan perusahaan ditinjau dari karyawan
Memastikan apakah perusahaan yang akan dimasuki tersebut mempunyai
prospek keuangan yang bagus. Faktor yang dianalisis adalah profitabilitas
perusahaan, kondisi keuangan perusahaan, dan kemampuan menghasilkan
kas dari perusahaan.
6. Pemerintah
Menentukan besarnya pajak yang harus dibayarkan, menentukan tingkat
keuntungan yang wajar bagi suatu industri, dan menganalisis layak
tidaknya perusahaan melakukan go public
7. Analisis Internal
Menentukan sejauh mana perkembangan perusahaan sebagai bahan
dasar dalam pengambilan keputusan dan perencanaan serta untuk evaluasi
perubahan strategi
8. Analisis Pesaing
Menentukan sejauh mana kekuatan keuangan pesaing yang digunakan
untuk penentuan strategi perusahaan misalnya penentuan harga, strategi
merebut pangsa pasar.
9. Penilaian kerusakan
Menentukan besarnya kerusakan yang dialami perusahaan dalam rangka
untuk mengganti kerugian
Menurut Kasmir (2011:68), tujuan dari analisis laporan keuangan adalah:
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode
tertentu, baik aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah
dicapai untuk beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi
kekurangan perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu
dilakukan ke depan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis
D. Rasio – Rasio Keuangan 1. Pengertian Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis
keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan
perbandingan data keuangan antara suatu pos dengan pos lainnya yang memiliki
hubungan yang terdapat pada laporan keuangan suatu perusahaan.
Agar hasil perhitungan rasio dapat digunakan dengan baik, maka perkiraan
yang dibandingkan harus memiliki hubungan ekonomis. Untuk menilai kinerja
perusahaan keseluruhan, maka sejumlah ratio harus diukur secara bersamaan.
Karena, apabila hanya sebuah ratio keuangan tidak dapat menilai kinerja
perusahaan secara keseluruhan. Namun apabila hanya ingin menilai pada satu
aspek saja, maka dengan hanya satu atau lebih dari satu rasio keuangan sudah
dianggap cukup.
Apabila ingin melakukan analisis laporan keuangan dengan menggunakan
rasio-rasio keuangan, harus didasarkan pada laporan keuangan yang telah di audit
oleh akuntan yang independen. Karena apabila laopran tersebut belum di audit
maka diragukan kebenarannya, sehingga analisis laporan keuangan dengan
menggunakan rasio keuangan tersebut dianggap kurang akurat.
Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling sering dilakukan
untuk menilai kondisi keungan dan kinerja perusahaan dibandingkan dengan alat
analisis keuangan lainnya. Analisis rasio memiliki beberapa keunggulan sebagai
a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca
dan ditafsirkan.
b. Rasio merupakan pengganti yang cukup sederhana dari informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan yang pada dasarnya sangat rinci dan rumit.
c. Rasio sangat bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
d. Dengan rasio lebih mudah untuk membandingkan suatu perusahaan terhadap
perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik.
e. Dengan rasio lebih mudah untuk melihat tren perusahaan serta melakukan
prediksi di masa yang akan datang.
Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio juga memiliki keterbatasan
atau kelemahan. Berikut ini adalah beberapa keterbatasan atau kelemahan dari
analisis rasio keuangan:
a. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industry dari perusahaan yang
dianalisis, khususnya apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa
bidang usaha.
b. Perbedaan dalam metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan rasio
yang berbeda pula, misalnya perbedaan dalam metode penyusutan aset tetap
atau penilaian persediaan.
c. Penggunaan tahun iskal yang berbeda juga dapat menghasilkan perbedaan
analisis.
d. Kesesuaian antara besarnya hasil analisis rasio keuangan dengan standar
industry tidak menjamin bahwa perusahaan telah menjalankan aktivitasnya
2. Jenis-jenis Laporan Keuangan 1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Rasio
likuiditas menjadi acuan seberapa kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban atau utang yang akan jatuh tempo.
TABEL 2.3
Standar Perhitungan Rasio Likuiditas
Standar Nilai Kriteria
175% - 200% 100 Sangat Baik
150% - 174% 75 Baik
125% - 149% 50 Cukup Baik
100% - 124% 25 Kurang Baik
< 100% 0 Buruk
Sumber : Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia
a. Current Ratio
Rasio ini menunujukkan sebarapa besar kemampuan aktiva yang dimiliki
perusahaan dapat digunakan jika kewajiban atau utang harus dibayar pada saat
jatuh tempo. Semakin besar nilai rasio semakin lancar perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya.
������������
���������������× 100%
b. Cash Ratio
Rasio ini menunjukkan seberapa besar uang kas atau setara kas seperti
digunakan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka pendek. Semakin besar
nilai rasio kas, maka semakin mudah perusahaan dalam membayar
utang-utanngnya
�����ℎ���
���������������× 100%
c. Quick Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aset yang lebih likuid. Semakin
besar nilai rasio cepat, maka semakin cepat perusahaan dapat memenuhi segala
kewajibannya.
������������ − �����ℎ����������
��������������� × 100%
d. Net Working Capital
Rasio ini digunakan untuk menghitung berapa kelebihan aset lancar di atas
utang lancar.
������������ − ���������������
����������� × 100%
2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan dalam menggunakan aset yang dimilikinya, termasuk untuk
ada. Rasio ini digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari.
TABEL 2.4
Standar Perhitungan Rasio Aktivitas
Standar Nilai Kriteria
≥3,5 kali 100 Sangat Baik
2,5 kali s/d < 3,5 kali 75 Baik 1,5 kali s/d < 2,5 kali 50 Cukup Baik
1 kali s/d < 1,5 kali 25 Kurang Baik
< 1 kali 0 Buruk
Sumber : Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia
a. Total Assets Turnover
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang
tertanam pada seluruh aktiva dalam menghasilkan pendapatan.
��������������
�����������
b. Fixed Assets Turnover
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang
tertanam pada aset tetap dalam menghasilkan pendapatan.
��������������
������������
3. Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan besarnya laba yang
diperoleh sebuah perusahaan dalam periode tertentu. Rasio ini digunakan untuk
menilai seberapa efisien pengelola perusahaan dapat mencari keuntungan atau
Rasio ini merupakan ukuran yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam melakukan peningkatan penjualan dan menekan biaya-biaya yang terjadi.
Selain itu, rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan
seluruh dana yang dimilikinya untuk mendapatkan keuntungan maksimal.
TABEL 2.5
Standar Perhitungan Rasio Profitabilitas
Standar Nilai Kriteria
≥10% 100 Sangat Baik
7% s/d < 10% 75 Baik
3% s/d < 7% 50 Cukup Baik
1% s/d < 3% 25 Kurang Baik
< 1% 0 Buruk
Sumber : Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia
a. Return On Assets (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih
yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.
���������ℎ
�����������× 100%
b. Net Profit Margin
Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin
tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan.
���������ℎ
c. Return On Investment (ROI)
Return on investment adalah merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah
keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan (Syamsuddin, 2009:63).
Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan.
���������ℎ
�����������× 100%
d. Return On Equity (ROE)
Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income)
yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun
pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam
perusahaan (Syafri, 2008:305). ���� ����� ℎ
����� ������� x 100%
E. Analisis Rasio Keuangan Koperasi Karyawan PT.Pos Indonesia (Persero) Pematang Siantar
1. Rasio Likuiditas a. Current Ratio
������������
���������������× 100%
Tahun 2013 =
1.538.397.217
Tahun 2014 =
1.570.627.516
795.650.222 x 100% = 197%
Current ratio pada tahun 2013 sebesar 182% dan pada tahun 2014 sebesar
197%. Setiap Rp 100,- kewajiban lancar dijamin oleh Rp 182,- aktiva lancar pada
tahun 2013 dan Rp 197,- pada tahun 2014. Hal ini berarti current ratio pada
tahun 2014 lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2013. Nilai current ratio
dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 15%. Hal ini
disebabkan jumlah kewajiban lancar dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami
penurunan dan diikutin kenaikan aktiva lancar dari tahun 2013 ke tahun 2014.
Dapat simpulkan sesuai dengan Peraturan Kementerian Koperasi dan
UKM Republik Indonesia (Tabel 2.3) bahwa current ratio pada tahun 2013 dan
2014 menunjukan posisi yang Sangat Baik. Hal ini terbukti dari current ratio pada
tahun 2013 sebesar 182% tergolong kriteria Sangat Baik. Pada tahun 2014 juga
tergolong kriteria Sangat Baik karena mengalami kenaikan menjadi 197%.
b. Cash Ratio
Cash ratio pada tahun 2013 sebesar 116% dan tahun 2014 sebesar 97%.
2013 dan Rp 97,- pada tahun 2014. Hal ini berarti kemampuan perusahaan
melunasi kewajiban lancarnya yang akan segera jatuh tempo dengan
menggunakan kas atau setara kas yang tersedia di tahun 2013 lebih baik jika
dibandingkan 2014.
Namun jika dilihat dari Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM
Republik Indonesia (Tabel 2.3), posisi cash ratio pada tahun 2013 sebesar 116%
menunjukkan kriteria yang Kurang Baik. Sedangkan pada tahun 2014, cash ratio
menurun menjadi 97% dengan kriteria Buruk.
c. Quick Ratio
������������ − �����ℎ����������
��������������� × 100%
Tahun 2013 =
1.538.397.217−28.746.549
845 .688.380 x 100% = 178%
Tahun 2014 =
1.570.627.516−24.429.775
795.650.222 x 100% = 194%
Quick ratio pada tahun 2013 sebesar 178% dan tahun 2014 sebesar 194%.
Setiap Rp 100,- kewajiban lancar dijamin oleh Rp 178,- aktiva lancar pada tahun
2013 dan Rp 194,- pada tahun 2014. Quick ratio pada tahun 2014 lebih baik
dibandingkan dengan tahun 2013. Pada tahun 2014 posisi total kewajiban lancar
dapat ditutupi oleh aktiva yang lebih lancar sebesar 194%, sedangkan di tahun
2013 kemampuan aktiva lancar hanya mampu memenuhi total kewajiban sebesar
Sesuai dengan Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM Republik
Indonesia (Tabel 2.3), pada tahun 2013 dan 2014 yaitu sebesar 178% dan 194%,
quick ratio pada koperasi menunjukkan kriteria Sangat Baik.
d. Net Working Capital
������������ − ���������������
����������� × 100%
Tahun 2013 =
1.538.397.217−845 .688 .380
1.558 .093.589 x 100% = 44,5%
Tahun 2014 =
1.570.627.516−795.650 .222
1.597.139.888 x 100% =48,5%
Net working capital pada tahun 2013 sebesar 44,5% dan 2014 sebesar
48,5%. Nilai dari net working capital ini menunjukkan total likuiditas dari total
aktiva.
Jika disesuaikan dengan Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM
Republik Indonesia (Tabel 2.3), maka kondisi net working capital pda koperasi ini
menunjukan kriteria yang Buruk yaitu sebesar 44,5% tahun 2013 dan 48,5% pada
tahun 2014.
2. Rasio Aktivitas a. Total Assets Turnover
��������������
�����������
Tahun 2013 =
125 .398.100
Tahun 2014 =
111 .552.000
1.597.139.888
=
0,07 xTotal assets turnover pada tahun 2013 sebesar 0,08 kali, artinya dana yang
tertanam dari keseluruhan aset berputar rata-rata 0,08 kali dalam setahun.
Sementara pada tahun 2014 total assets turnover sebesar 0,07 kali, artinya dana
yang tertanam dari keseluruhan aset berputar rata-rata 0,07 kali dalam setahun.
Dapat disimpulkan sesuai dengan Peraturan Kementerian Koperasi dan
UKM Republik Indonesia mengenai Standar Perhitungan Rasio Aktivitas (Tabel
2.4), total assets turnover menunjukkan posisi yang Buruk karena dana yang
tertanam dari keseluruhan aset berputar kurang dari 1 kali setahun, baik pada
tahun 2013 maupun pada tahun 2014.
b. Fixed Assets Turnover
��������������
Fixed assets turnover pada tahun 2013 sebesar 0,08 kali, artinya
efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aset lancar dalam menghasilkan
pendapatan sebesar 0,08 kali. Sementara pada tahun 2014 sebesar 0,07 kali,
artinya efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aset lancar dalam
Dapat disimpulkan sesuai dengan Peraturan Kementerian Koperasi dan
UKM Republik Indonesia mengenai Standar Perhitungan Rasio Aktivitas (Tabel
2.4), fixed assets turnover menunjukkan posisi yang Buruk karena efektivitas
penggunaan dana yang tertanam pada aset lancar dalam menghasilkan pendapatan
kurang dari 1 kali setahun, baik pada tahun 2013 maupun pada tahun 2014.
3. Rasio Profitabilitas
a. Return On Assets (ROA)
���� ����� ℎ
����� ������ x 100%
Tahun 2013 =
50.361.643
1.558.093.589 x 100%
=
3,23%Tahun 2014 =
33.875.523
1.597.139.888 x 100% = 2,12%
Return on assets perusahaan pada tahun 2013 sebesar 3,23% dan pada
tahun 2014 sebesar 2,12%. Artinya, setiap Rp 1,- aktiva mampu menghasilkan
keuntungan sebelum pajak sebesar Rp 3.23,- pada tahun 2013 dan Rp 2.12,- pada
tahun 2014.
Menurut Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia
mengenai Standar Perhitungan Rasio Profitabilitas (Tabel 2.5), return on assets
mendapatkan kriteria Cukup Baik pada tahun 2013 yaitu sebesar 3,23%,
sedangkan pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 2,12% dan tergolong
b. Net Profit Margin
Net profit margin pada tahun 2013 sebesar 36,1% dan pada tahun 2014
sebesar 27,3%. Artinya, setiap Rp 1,- aktiva mampu menghasilkan keuntungan
neto sebesar Rp 36.1,- pada tahun 2013 dan Rp 27.3,- pada tahun 2014.
Berdasarkan Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM Republik
Indonesia, (Tabel 2.5) pada tahun 2013 dan 2014 net profit margin menunjukkan
posisi yang bagus dan tergolong kriteria Sangat Baik, karena aktiva mampu
menghasilkan keuntungan neto yang besar.
c. Return On Investment (ROI)
Return on investment pada tahun 2013 sebesar 3% dan 2014 sebesar 2%,
artinya pada tahun 2013 perusahaan mampu menghasilkan keuntungan dengan
jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan sebesar 3% dan pada
tahun 2014 sebesar 2%.
Sesuai dengan Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM Republik
Indonesia (Tabel 2.5), pada tahun 2013 return on investment tergolong kriteria
Cukup Baik, sedangkan pada tahun 2014 tergolong Kurang Baik.
d. Return On Equity
���������ℎ
������������× 100%
Tahun 2013 =
45.325.479
712 .405.209 x 100% = 6,4%
Tahun 2014 =
30.487.971
801 .489.666 x 100% = 3,8%
Return on equity pada tahun 2013 sebesar 6,4% dan pada tahun 2014
sebesar 3,8%. Artinya, setiap Rp 1,- modal sendiri menghasilkan keuntungan
netto sebesar Rp 6.4,- pada tahun 2013 dan Rp 3.8,- pada tahun 2014.
Berdasarkan pada Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM Republik
Indonesia (Tabel 2.5), posisi return on equity berada pada kriteria Cukup Baik,
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah analisis dan pembahasan laporan keuangan pada Koperasi
Karyawan PT.Pos Indonesia (Persero) Pematang Siantar yaitu mengenai sejarah,
struktur organisasi, serta analisis laporan keuangan perusahaan, maka penulis
mencoba untuk memberikan kesimpulan dan saran-saran yang didasarkan atas
hasil penelitian terhadap laporan keuangan pada Koperasi Karyawan PT.Pos
Indonesia (Persero) Pematang Siantar.
Diharapkan kesimpulan tersebut dapat bermanfaat bagi penulis maupun
pembaca dan khususnya bagi pihak Koperasi Karyawan PT.Pos Indonesia
(Persero) Pematang Siantar dalam menjalankan usahanya yang akan datang.
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil sebagai bahan pertimbangan dan
pembahasan bab-bab terdahulu sebagai berikut :
1. Likuiditas perusahaan dalam dua tahun berturut – turut (2013 – 2014)
mengalami kenaikan, hal ini dilihat dari :
a. Current ratio perusahaan pada tahun 2013 adalah 182% dan pada
tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi 197%. Hal ini berarti
jaminan aktiva lancar terhadap hutang lancar mengalami kenaikan.
Sesuai dengan Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM
Republik Indonesia (Tabel 2.3) bahwa current ratio pada tahun
b. Quick ratio perusahaan pada tahun 2013 sebesar 178% dan pada
tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi 194%. Hal ini terjadi
karena kondisi hutang lancar yang menurun dari tahun 2013 ke
tahun 2014. Sesuai dengan Peraturan Kementerian Koperasi dan
UKM Republik Indonesia (Tabel 2.3), pada tahun 2013 dan 2014
yaitu sebesar 178% dan 194%, quick ratio pada koperasi
menunjukkan kriteria Sangat Baik
c. Net working capital perusahaan pada tahun 2013 sebesar 44,5%
dan pada tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi 48,5%. Hal ini
menunjukan bahwa kondisi likuiditas perusahaan dari keseluruhan
total aktiva dan modal kerja netto berada dalam kondisi yang baik.
Namun jika disesuaikan dengan Peraturan Kementerian Koperasi
dan UKM Republik Indonesia (Tabel 2.3), maka kondisi net
working capital pada koperasi ini menunjukan kriteria yang Buruk
yaitu sebesar 44,5% tahun 2013 dan 48,5% pada tahun 2014.
d. Cash ratio perusahaan menunjukkan penurunan dari tahun 2013
sebesar 116% dan pada tahun 2014 menjadi 97%. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan kurang baik dalam membayar
hutang lancar dengan kas yang tersedia. Jika dilihat dari Peraturan
Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia (Tabel 2.3),
posisi cash ratio pada tahun 2013 sebesar 116% menunjukkan
kriteria yang Kurang Baik. Sedangkan pada tahun 2014, cash ratio
2. Dari segi rasio aktivitas terlihat bahwa kondisi perusahaan selama dua
tahun, dari ahun 2013 sampai dengan 2014 mengalami penurunan,
dapat dilihat dari :
a. Total assets turnover perusahaan pada tahun 2013 sebesar 0,08 kali
sedangkan pada tahun 2014 menjadi 0,07 kali. Dari hasil tersebut
menunjukkan penurunan total assets turnover. Artinya, efektivitas
penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aktiva dalam
menghasilkan pendapatan mengalami penurunan atau tidak baik.
Sesuai dengan Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM
Republik Indonesia mengenai Standar Perhitungan Rasio Aktivitas
(Tabel 2.4), total assets turnover menunjukkan posisi yang Buruk
karena dana yang tertanam dari keseluruhan aset berputar kurang
dari 1 kali setahun, baik pada tahun 2013 maupun pada tahun 2014.
b. Fixed assets turnover perusahaan pada tahun 2013 sebesar 0,08
kali sedangkan pada tahun 2014 menjadi 0,07 kali. Dari data
tersebut dapat dilihat terjadi penurunan. Hal ini berarti efektivitas
penggunaan dana yang tertanam pada aset tetap dalam
menghasilkan pendapatan mengalami penurunan atau tidak baik.
Sesuai dengan Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM
Republik Indonesia mengenai Standar Perhitungan Rasio Aktivitas
(Tabel 2.4), fixed assets turnover menunjukkan posisi yang Buruk
dalam menghasilkan pendapatan kurang dari 1 kali setahun, baik
pada tahun 2013 maupun pada tahun 2014.
3. Dari segi rasio profitabilitas :
a. Return on assets perusahaan pada tahun 2013 sebesar 3,23% dan
pada tahun 2014 sebesar 2,12%. Artinya, setiap Rp 1,- aktiva
mampu menghasilkan keuntungan sebelum pajak sebesar Rp 3.23,-
pada tahun 2013 dan Rp 2.12,- pada tahun 2014. Menurut
Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia
mengenai Standar Perhitungan Rasio Profitabilitas (Tabel 2.5),
return on assets mendapatkan kriteria Cukup Baik pada tahun 2013
yaitu sebesar 3,23%, sedangkan pada tahun 2014 mengalami
penurunan menjadi 2,12% dan tergolong kriteria Kurang Baik
b. Net profit margin pada tahun 2013 sebesar 36,1% dan pada tahun
2014 sebesar 27,3%. Artinya, setiap Rp 1,- aktiva mampu
menghasilkan keuntungan neto sebesar Rp 36.1,- pada tahun 2013
dan Rp 27.3,- pada tahun 2014. Berdasarkan Peraturan
Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia (Tabel 2.5),
pada tahun 2013 dan 2014 net profit margin menunjukkan posisi
yang bagus dan tergolong kriteria Sangat Baik, karena aktiva
mampu menghasilkan keuntungan neto yang besar.
c. Return on investment pada tahun 2013 sebesar 3% dan 2014
sebesar 2%, artinya pada tahun 2013 perusahaan mampu
tersedia didalam perusahaan sebesar 3% dan pada tahun 2014
sebesar 2%. Sesuai dengan Peraturan Kementerian Koperasi dan
UKM Republik Indonesia (Tabel 2.5), pada tahun 2013 return on
investment tergolong kriteria Cukup Baik, sedangkan pada tahun
2014 tergolong Kurang Baik.
d. Return on equity pada tahun 2013 sebesar 6,4% dan pada tahun
2014 sebesar 3,8%. Artinya, setiap Rp 1,- modal sendiri
menghasilkan keuntungan netto sebesar Rp 6.4,- pada tahun 2013
dan Rp 3.8,- pada tahun 2014. Berdasarkan pada Peraturan
Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia (Tabel 2.5),
posisi return on equity berada pada kriteria Cukup Baik, baik pada
tahun 2013 maupun tahun 2014.
B. Saran
Sesuai dengan analisis laporan keuangan, maka diberikan saran yang dapat
membantu bagi kemajuan Koperasi Karyawan PT.Pos Indonesia (Persero)
Pematang Siantar.
1. Perusahaan kiranya dapat lebih efektif dan efisien dalam menggunakan
aset yang dimilikinya, termasuk dalam memanfaatkan sumber daya
yang ada.
2. Perusahaan sebaiknya lebih berhati-hati dalam penggunaan dana.
Sebaiknya dapat meminimalkan biaya-biaya operasional dalam
perusahaan. Dan lebih meningkatkan penjualan atau pendapatan dalam
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta.
Hadi, Syamsul. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan Pertama Ekonisia, Yogyakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Rajawali Pers, Jakarta.
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers, Jakarta.
Prihadi, Toto. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kedua. Penerbit PPM. Jakarta.
Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Cetakan Kelima. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sjahrial, Dermawan. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Mitra Wacana Media, Jakarta.
Syahyunan. 2013. Manajemen Keuangan (Perencanaan, Analisis, dan Pengendalian Keuangan ). USU Press. Medan.