• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Calling Orientation Terhadap Well-Being pada Pemimpin Kegiatan Pelayanan Rohani Kristen di Universitas Sumatera Utara (USU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Calling Orientation Terhadap Well-Being pada Pemimpin Kegiatan Pelayanan Rohani Kristen di Universitas Sumatera Utara (USU)"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

I. Pendahuluan

Bagian pendahuluan dari skripsi ini memberikan latar belakang yang komprehensif mengenai well-being, khususnya eudaimonic dan hedonic well-being, serta kaitannya dengan religiusitas dan pelayanan rohani Kristen. Disebutkan teori Waterman (1993) yang membedakan well-being menjadi dua jenis, yaitu eudaimonic (kepuasan dari aktivitas yang memaksimalkan potensi diri) dan hedonic (kepuasan dari menikmati aktivitas). Latar belakang ini juga menjelaskan konteks penelitian, yaitu pemimpin kelompok kecil (PKK) dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Kebaktian Mahasiswa Kristen Universitas Sumatera Utara (UKM KMK USU) dan peran calling orientation dalam konteks pelayanan rohani. Penulis menunjukkan relevansinya dengan berbagai kutipan dari literatur, termasuk studi tentang korelasi antara religiusitas dan well-being. Rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian (baik teoritis maupun praktis) juga dijelaskan secara jelas dan terarah.

1.1 Latar Belakang

Sub-bab ini membangun argumen untuk penelitian dengan memaparkan definisi well-being menurut Ryff (1989) dan keterkaitannya dengan aktivitas religius. Penelitian sebelumnya yang menunjukkan korelasi antara aktivitas religius dan well-being (Ellison dkk., 2006; Pollner, 1989) mendukung argumen ini. Pembahasan mengenai eudaimonic dan hedonic well-being menurut Waterman (1993) dan Ryan & Deci (2010) memberikan kerangka teoritis yang kuat. Penjelasan tentang pelayanan rohani Kristen di USU, khususnya peran PKK dalam UKM KMK USU, memperjelas fokus penelitian dan memberikan konteks yang relevan bagi pembaca. Bagian ini berhasil menghubungkan teori dengan praktik, memperkuat landasan penelitian.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah di sini diformulasikan dalam dua pertanyaan penelitian yang spesifik dan terukur, berkaitan dengan pengaruh calling orientation terhadap eudaimonic dan hedonic well-being pada PKK di USU. Pertanyaan-pertanyaan ini langsung dan terarah, sehingga memudahkan pembaca untuk memahami fokus penelitian dan tujuannya. Rumusan masalah yang jelas menjadi pondasi untuk membangun kerangka penelitian yang sistematis dan terarah, serta membantu pembaca dalam memahami tujuan penelitian.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dijelaskan secara singkat dan jelas, yaitu untuk mengukur pengaruh calling orientation terhadap eudaimonic dan hedonic well-being pada PKK di UKM KMK USU. Tujuan penelitian yang terdefinisi dengan baik ini memastikan bahwa penelitian terfokus dan hasil penelitian dapat diinterpretasi secara tepat dan relevan dengan tujuan awal. Dengan tujuan yang jelas ini, maka pembaca akan lebih mudah memahami fokus penelitian dan interpretasi datanya nanti.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian diuraikan secara rinci, dibagi menjadi manfaat teoritis dan praktis. Manfaat teoritis meliputi kontribusi terhadap pengembangan ilmu psikologi, khususnya dalam konteks well-being. Manfaat praktis meliputi pemahaman yang lebih baik bagi PKK mengenai well-being mereka, serta implikasi bagi peningkatan kualitas pelayanan rohani di UKM KMK USU. Pembagian ini menunjukan kesadaran penulis akan dampak penelitiannya, baik dalam konteks akademik maupun aplikatif di dunia nyata. Penjelasan yang detail dan sistematis ini memperkuat nilai praktis dan akademis dari penelitian.

1.5 Sistematika Penulisan

Bagian ini menjelaskan secara singkat isi setiap bab dalam skripsi. Penjelasan yang ringkas dan sistematis ini memberikan gambaran yang jelas tentang struktur skripsi kepada pembaca. Dengan adanya sistematika penulisan yang jelas, maka alur pemikiran dan argumentasi dalam skripsi akan lebih mudah diikuti dan dipahami oleh pembaca. Hal ini membantu pembaca untuk memahami keseluruhan isi skripsi secara menyeluruh dan terstruktur.

II. Tinjauan Pustaka

Bab ini memberikan landasan teori yang komprehensif mengenai well-being, calling orientation, dan kepemimpinan kelompok kecil. Dijelaskan definisi dan dimensi well-being (eudaimonic dan hedonic), teori-teori yang relevan (Aristoteles, Waterman), serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Konsep calling orientation dijelaskan secara detail, termasuk dimensi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, dengan mengacu pada karya-karya peneliti seperti Diener (2008) dan Wrzesniewski. Peran dan karakteristik PKK sebagai pemimpin kelompok kecil juga dibahas. Bagian ini menunjukkan integrasi yang baik antar teori dan konsep yang relevan, memberikan dasar teoritis yang kuat untuk penelitian.

2.1 Well-Being

Sub-bab ini mendefinisikan well-being secara umum dan menjelaskan perbedaan antara eudaimonic dan hedonic well-being menurut Waterman (1993). Penjelasan ini mencakup aspek filosofis dan psikologis dari kedua konsep tersebut. Pembahasan mencakup definisi operasional dari masing-masing jenis well-being dalam konteks penelitian. Penulis juga membahas motivasi intrinsik (interest, flow experiences, feelings of personal expressiveness) sebagai faktor yang mempengaruhi well-being, serta berbagai faktor lain seperti jenis kelamin, usia, pernikahan, pendidikan, dan pekerjaan. Sub bab ini memberikan gambaran yang komprehensif tentang konsep well-being dan kaitannya dengan variabel penelitian.

2.2 Calling Orientation

Sub-bab ini membahas konsep calling orientation dalam konteks pekerjaan, membandingkannya dengan job orientation dan career orientation. Penulis menggunakan teori-teori relevan dari Diener (2008) dan Wrzesniewski untuk menjelaskan konsep ini. Penjelasan mencakup dimensi dan faktor-faktor yang mempengaruhi calling orientation. Pembahasan tentang bagaimana meningkatkan calling orientation juga disertakan. Secara keseluruhan, sub-bab ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang calling orientation dan kaitannya dengan variabel dependen dalam penelitian.

2.3 Pemimpin Kelompok Kecil (PKK)

Sub-bab ini mendefinisikan PKK dan menjelaskan peran serta karakteristik ideal seorang PKK dalam konteks pelayanan rohani di UKM KMK USU. Pembahasan mencakup konsep servant leadership (Gosling dkk., 2003; Greenleaf) dan kualitas kepemimpinan yang dibutuhkan seorang PKK. Penulis menghubungkan peran PKK dengan konsep calling orientation, menekankan bahwa peran PKK dapat dilihat sebagai suatu bentuk calling. Sub bab ini memperkuat hubungan antara teori dan praktik dalam konteks penelitian.

2.4 Dinamika Calling Orientation terhadap Well-Being pada PKK

Bagian ini membahas secara teoritis bagaimana calling orientation dapat mempengaruhi well-being pada PKK. Penulis menghubungkan konsep calling orientation dengan eudaimonic dan hedonic well-being, menjelaskan bagaimana penerapan calling orientation pada peran PKK dapat meningkatkan kedua jenis well-being tersebut. Penulis juga menyinggung potensi konflik antara harapan dan realita dalam peran PKK, yang dapat mempengaruhi well-being. Bagian ini menjadi jembatan yang menghubungkan teori-teori yang telah dibahas sebelumnya dengan hipotesis penelitian.

2.5 Hipotesis Penelitian

Bagian terakhir bab ini mengemukakan hipotesis penelitian berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dijelaskan sebelumnya. Hipotesis dirumuskan secara spesifik dan terukur, menyatakan adanya pengaruh calling orientation terhadap eudaimonic dan hedonic well-being pada PKK. Rumusan hipotesis yang jelas dan terarah ini merupakan langkah penting dalam penelitian kuantitatif, yang akan diuji pada bab selanjutnya. Hipotesis yang terukur memudahkan dalam proses pengujian dan pembahasan hasil penelitian.

III. Metodologi Penelitian

Bab ini menjelaskan secara detail metodologi penelitian yang digunakan, termasuk desain penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, instrumen pengukuran, prosedur penelitian, dan metode analisis data. Dijelaskan secara rinci variabel penelitian (calling orientation, eudaimonic well-being, hedonic well-being), definisi operasional masing-masing variabel, dan teknik pengukurannya (MCM dan PEAQ). Penjelasan tentang uji coba instrumen (validitas dan reliabilitas) memperkuat kredibilitas data yang dikumpulkan. Metode analisis data (uji regresi linear sederhana) dijelaskan secara jelas, beserta asumsi-asumsi yang perlu dipenuhi. Secara keseluruhan, bab ini memberikan gambaran yang komprehensif dan transparan tentang metodologi penelitian yang digunakan.

IV. Analisa Data dan Pembahasan

Bab ini menyajikan hasil analisis data dan pembahasannya. Diawali dengan gambaran karakteristik subjek penelitian (jenis kelamin, usia, lama memimpin, dll.). Kemudian, hasil uji asumsi klasik (normalitas, homogenitas, linearitas) dipresentasikan untuk memastikan keabsahan analisis data. Hasil uji hipotesis (uji regresi linear sederhana) dijelaskan, termasuk koefisien determinasi (R²) dan nilai signifikansi (p). Interpretasi hasil penelitian dihubungkan dengan kerangka teoritis yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Pembahasan juga mencakup analisis perbedaan antara variabel-variabel penelitian berdasarkan karakteristik demografis subjek. Hasil tambahan yang menjelaskan gambaran perbedaan beberapa variabel ditinjau dari beberapa faktor demografis juga dibahas.

V. Kesimpulan dan Saran

Bab ini merangkum temuan penelitian dan memberikan saran-saran berdasarkan temuan tersebut. Kesimpulan secara jelas dan ringkas menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan pada bab pendahuluan. Saran diberikan dalam dua bagian: saran metodologis untuk penelitian selanjutnya dan saran praktis bagi PKK di UKM KMK USU dan pengembangan pelayanan rohani. Saran yang diberikan bersifat konstruktif dan relevan dengan konteks penelitian.

Gambar

Tabel 3.1. Blue Print PEAQ-S
Tabel 3.2. Blue Print MCM (Multidimensionality Calling Scale)
Tabel 4.2 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Tabel 4.4 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jumlah
+7

Referensi

Dokumen terkait

(2011) melaporkan kepatutan sosial merupakan prediktor kuat dari subjective well-being , karena seseorang akan mendapatkan kepuasan hidup dan mempunyai emosi positif tinggi