• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nn

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Nn"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

(2)

2

nasehat. Tetapi jika seorang guru tidak pernah memberikan motivasi terutama dalam hal belajar siswa akan bersikap acuh tak acuh terhadap pelajaran yang mereka terima, siswa merasa tidak mempunyai beban atau tanggung jawab terhadap keberhasilan dirinya, bahkan apa saja kewajiban sebagai seorang pelajar mereka tidak mengetahuinya, sehingga bila hal ini semua terjadi pada diri siswa maka sulit untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran dan hasil observasi bahwa rendahnya aktivitas dan prestasi belajar siswa disebabkan karena kurangnya pemberian motivasi dari guru.

(3)

3

menyebabkan proses pembelajaran menjadi kurang menarik, sehingga minat dan semangat belajar siswa menjadi pudar dan bahakan dapat hilang. Di atas telah dijelaskan bahwa pembelajaran akan berhasil apabila mendapat respon positif dari siswa. Respon yang ditunjukkan oleh siswa dalam proses pembelajaran merupakan bukti bahwa siswa dengan secara antusias dan semangat dalam belajarnya sesuai dengan petunjuk dan harapan guru.

Minat dan semangat untuk belajar yang harus ditunjukkan oleh siswa merupakan modal dan sarat apabila proses pembelajaran menjadi bermakna. Kebermaknaan dalam proses pembelajaran tidak terlepas dari peran guru yang menjadi fasilitator dan katalisator, dan guru jangan sampai bertindak diktator dalam pembelajaran bila tidak ingin siswa menjadi antipati kepada guru. Minat dan semangat belajar yang ditunjukkan oleh siswa itu dapat muncul dari dalam diri siswa itu sendiri atau dari luar dirinya.

Minat dan semangat yang muncul dari dalam diri siswa itu sendiri disebabkan oleh :

1. Adanya minat belajar yang lebih kuat, karena dorongan untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya, atau ingin mempertahankan nilai yang telah dicapai, atau hal-hal lain yang mendorong untuk berbuat lebih baik dari sebelumnya.

(4)

4

Minat dan semangat belajar yang muncul dari luar diri siswa disebabkan oleh : 1. Sikap guru yang menarik, baik dalam hal penampilannya, cara bicara dalam

hal gaya bahasa, dan lain-lain.

2. Pemberian motivasi guru terhadap siswa yang tepat, motivasi dapat diberikan secara kelompok maupun perorangan baik menggunakan saran atau pujian. 3. Adanya perlindungan rasa aman. Hal ini sangat penting dilakukan oleh semua

pihak dalam lembaga pendidikan agar siswa tidak merasa takut, was-was karena dapat mengganggu konsentrasi dan semangat belajar siswa.

Minat dan semangat belajar akan tetap tumbuh subur dalam diri siswa jika penyebab-penyebab munculnya atau tumbuhnya semangat baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari luar diri siswa tetap ada. Tetapi sebaiknya minat dan semangat belajar siswa akan hilang atau rendah bila kondisi fisik dan psikis dalam keadaan tidak sehat, tidak adanya minat belajar, tak adanya motivasi yang datang dari guru, serta tidak adanya perlindungan rasa aman, dan jika hal ini terjadi akan menngakibatkan hasil belajar akan menurun atau rendah.

(5)

5

menambah ilmu pengetahuan walaupun status perekonomian siswa kurang mendukung. Kunci semua itu atau hal yang pokok untuk mewujudkan semua itu adalah adanya semangat yang kuat dan terpelihara dalam diri siswa untuk belajar. Tetapi ada kalanya seorang guru dalam pembelajaran sering terjadi mematahkan semangat belajar siswa dengan cara menjatuhkan mental siswa karena hal-hal yang sepele. Tanpa disadari oleh guru ternyata dengan mematahkan semangat siswa dampak yang ditumbuhkan akan fatal misalnya siswa tidak lagi memiliki gairah untuk belajar, siswa menjadi minder, penakut dan akhirnya hasil belajar rendah. Hal lain yang terjadi terkadang guru menghadapi siswa kehilangan perhatian dan minat belajarnya kurang peduli, hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan guru dalam membangkitkan semangat belajar siswa atau hal-hal lain yang berkaitan dengan profesi guru.

(6)

6

praktek ini aktivitas siswa akan nampak ditunjukkan oleh siswa baik perorangan atau dalam kelompok kecil, sehingga diharapkan dari kegiatan praktek ini muncul dua manfaat yaitu aktivitas dan menambah pengetahuan sehingga prestasi belajar akan lebih baik dari sebelumnya. Sebagai akhir uraian atau penjelasan dalam latar belakang ini ada beberapa hal yang dapat di simpulkan berdasarkan pokokpermasalahan yang menjadi fokus dariPenelitian Tindakan Kelas ini, yaitu rendahnya aktivitas dan prestasi belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah :

1. Kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

2. Proses pembelajaran yang kurang menarik minat dan semangat belajar siswa karena kurang nya perencanaan yang baik.

3. Tidak adanya pemberian motivasi kepada siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana tersebut di atas, maka rumsan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah :

1. Bagaimana upaya peningkatan pembelajaran menulis karangan melalui metode karya wisata pada siswa kelas V SD Negeri 4 Mulya Asri Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat. 2. Apakah dengan penerapan metode karya wisata dapat meningkatkan

(7)

7

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah :

1. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam meningkatkan pembelajaran menulis karangan dengan metode karya wisata.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kelas V SD 4 Mulya Asri pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi :

1. Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

2. Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.

3. Murit akan lebih trampil dan gemar menulis.

4. Penulisan sekaligus sebagai peneliti akan mendapatkan informasi yang nyata atas kelemahan dan kelebihan penerapan metode mengajar yang tepat bagi anak didik khususnya penggunaan metode karyawisata.

(8)

8

II. KAJIAN PUSTAKA

1. Teori Belajar dan Pembelajaran

Istilah belajar dan pembelajaran yang kita jumpai dalam kepustakaan asing adalah learning dan instruktion. Istilah learning mengandung pngertian proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman (Fortuna, 1981: 147). Istilah instruktion mengandung pengertian proses yang terpusat pada tujuan yang dalam banyak hal dapat direncanakan sebelumnya. Proses belajar yang terjadi adalah proses pembelajaran, yakni prosess membuat orang lain aktif melakukan proses belajar sesuai dengan rancangan ( Romiszoowki, 1981 : 4).

Pembelajaran merupakan sarana untuk memungkinkan terjadinya proses belajar dalam arti perubahan perilaku individu melalui proses belajar-mengajar. Namun harus diberi catatan bahwa tidak semua proses belajar-mengajar terjadi karena adannya proses pembelajaran atau kegiatan belajar-mengajar, seperti belajar dari pengalaman sendiri (Udin Sarifuddin, 1995: 3).

Belajar dapat pula diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antar individu dengan lingkungannya. Dalam pengertian ini terdapat kata perubahan, yang berarti bahwaeorang setelah mengalami proses pengetahuannya, keterampilannya, maupun pada aspek sikapnya, misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak sopan menjadi sopan, dan sebagainya.

(9)

9

Pembelajaran identik dengan proses belajar-mengajar. Proses dalam pengertiannya disini merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat belajar-mengajar, yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan dalam ikatan untuk mencapai tujuan komponen atau unsur belajar-mengajar antara lain tujuan instruksional, yang hendak dicapai dalam pembelajaran, metode mengajar, alat peraga pengajaran, dan evaluasi sebagai alat ukur tercapai tidaknya tujuan pembelajaran.

Dalam satu kali proses pembelajaran yang pertama dilakukan adalah merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang dijabarkan dari indikator setelah itu langkah selanjutnya ialah menentukan materi pelajaran yang sesuai dengan tujuan tersebut. Selanjutnya menentukan metode mengajar yang merupakan wahana penghubung materi pelajaran sehingga dapat diterima dan menjadi milik siswa, kemudian menentukan alat peraga sebagai penujang tercapainya tujuan pembelajaran. Langkah terakhir yang harus dilakukan adalah menentukan alat evaluasi sebagai pengukur tercapai-tidaknya tujuan yang hasilnya dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi guru dalam meningkatkan kualitas mengajar maupun kualitas belajar siswa.

(10)

10

a. Tujuan Belajar dan Prestasi Belajar

Ruslan (dalam sagala 2006) menyatakan walaupun karya wisata banyak unsur non akademiknya, tetapi tujuan pendidikan dapat pula tercapai terutama mengenai wawasan dan pengalaman tentang dunia luar seperti peternakan, atau pertanian.

b. Teori Pembelajaran

Pendekatan kontruktivisme dalam proses pembelajaran didasari oleh kenyataan bahwa setiap individu memiliki kemampuan untuk mengontruksi kembali pengalaman atau pengetahuan yang telah dimilikinya. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa pembelajaran kontruktivisme merupakan satu teknik pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk membina sendiri secara aktif pengetahuan dengan menggunakan pengetahuan yang telah ada dalam diri mereka masing-masing. Peserta didik akan mengaitkan materi pembelajaran baru dengan materi pembelajaran lama yang ada. Nik Pa (dalam Maimunah) ( 2001 : 8 ) menjelaskan tentang kontruktivisme dalam belajar seperti berikut.

(11)

11

atas menunjukkan bahwa keaktifan siswa menjadi syarat utama dalam pembelajaran kontruktivisme. Peranan guru hanya sebagai fasilitator atau pencipta kondisi belajar yang memungkinkan peserta didik secara aktif mencari sendiri informasi, dan mengontruksikannya menjadi pengetahuan yang baru berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki masing – masing. Pembelajaran kontekstual dengan pendekatan konstruktivisme dipandang sebagai salah satu strategi yang memenuhi prinsip pembelajaran berbasis kompetensi.

2. Metode Pembelajaran

Menurut Saiful Bahri Djamarah metode dalam pembelajaran dibagi menjadi : a. Metode Ceramah

b. Metode Tanya Jawab / Dialogis c. Metode Diskusi

d. Metode Meragakan

e. Metode Dramantisasi / Demontrasi f. Metode Sosiodrama

g. Metode Pemberian tugas h. Metode Karyawisata i. Metode Test

j. Metode Drill k. Metode Infiltrasy l. Metode Experimen

m. Metode Gotongroyong/Kelompok/Beregu n. Metode Survey

(12)

12

p. Metode Problem Solveng q. Metode Proyek

r. Metode Dicte

Dari sekian banyaknya metode pengajaran tersebut sangat jarang seorang guru menggunakan dengan baik, karena tidak semua pendidik memahami dan yang menjadi kendala adalah apabila sipendidik tersebut belum mempunyai latar belakang ilmu kependidikan, sehingga sang guru cenderung menyampaikan materi pembelajaran hanya dengan beberapa metode sehingga berdampak siswa jenuh dan malas belajar. Dari sekian banyaknya metode belajar sering ditemui seorang guru hanya menggunakan beberapa saja seperti; metode ceramah, tanya jawab dan metode latihan.

3. Metode Pembelajaran Karya Wisata a. Pengertian Metode Karya Wisata

Sagala (2006) menyatakan bahwa karya wisata atau studi wisata sebagai metode pembelajaran siswa adalah di bawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk mempelajari obyek belajar yang ada di tempat itu.

Albert Bandura (1999) menjelaskan bahwa belajar observasi merupakan sarana dasar untuk memperoleh perilaku baru atau mengubah pola perilaku yang sudah dikuasai.

b. Teknik Persiapan

(13)

13

1) Kegiatan Persiapan

a. Merupakan tujuan pembelajaran

b. Menyiapkan materi pembelajaran yang sesuai silabus yang ada. c. Melakukan studi awal ke lokasi sasaran.

d. Menyiapkan scenario pelaksanaan karya wisata. e. Menyiapkan tata tertib pelaksanaan karya wisata. 2) Kegiatan Pelaksanaan Karya Wisata

a. Kegiatan Pembukaan

Kegiatan pembukaan ini dilaksanakan di sekolah sebelum berangkat ke lokasi karya wisata, atau dapat pula dilaksanakan di lokasi karya wisata sebelum turun ke lapangan.

Kegiatan ini meliputi :

 Mengingatkan kembali pelajaran yang pernah diberikan melalui

pertanyaan apersepsi.

 Memotivasi siswa dengan membuat kaitan materi pelajaran yang

akan dipelajari dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masyarakat atau melalui pertanyaan-pertanyaan.

 Mengemukakan tujuan pelajaran yang akan dipelajari dan

kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan pelajaran tersebut selama karya wisata.

(14)

14

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti pelajaran ini dilakukan selama karya wisata :

 Melakukan observasi terhadap obyek sasaran belajar, lalu

mendiskripsikannya dalam bentuk kalimat (karangan).

 Mewawancarai narasumber dan mencatat informasi yang

disampaikan secara lisan. c. Kegiatan Penutup

Kegiatan mengakhiri karya wisata ini dapat dilakukan ketika masih berada di lokasi wisata atau setelah kembali ke sekolah, kegiatannya meliputi :

 Menyuruh siswa melaporkan hasil karya wisata dan membuat

karangan.

 Melakukan evaluasi proses dan hasil karya wisata.

 Melakukan tindak lanjut berupa tugas yang sifatnya

(15)

15

III. METODE PENELITIAN

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Supriyadi (2005) dalam bukunya Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas(PTK) adalah action research yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Action research pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan”, yang dilakukan secara siklus, dalam rangka memecahkan masalah,

sampai masalah itu terpecahkan. Ada beberapa jenis action research, dua diantaranya adalah individual action research dan collaborative action research.

Penelitian tindak kelas pertama kali dipperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1964. Inti gagasan Lewin yang selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli lain seperti Stephen kemmis, Robin Mc Tanggar, John Elliot, Dave Ebbutt, dan sebagainya.

(16)

16

Perbedaan antara penelitian formal dengan Classroom Action Research Penelitian Formal Classroom Action Research Dilakukan oleh orang lain Dilakukan oleh guru / dosen

Sampel harus representatif Kerepresentatifan sampel tidak diperhatikan

Instrumen harus valid dan reliabel Instrumen harus valid dan reliabel tidak diperhatikan

Menuntut penggunaan analisis statisti

Tidak diperlukan analisis statisti yang rumit

Mempersyaratkan hipotensi Tidak selalu menggunakan hipotensi Mengembangkan teori Memperbaiki praktik pembelajaran

secara langsung

Ada beberapa alasan mengapa PTK merupakan suatu kebutuhan bagi guru untuk meningkatkan profesional seoran guru :

1. PTK sangat kondusip untuk membuat guru menjadi peka tanggap terhadap dinamika pembelajaran dikelasnya. Dia menjadi reflektif dan kritis terhadap lakuan. Apa yang dia dan muritnya.

2. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru tidak lagi sebagai seorang praktis, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneliti dibidangnya.

(17)

17

4. Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintergerasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran.

5. Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan tehnik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.

6. Penerapan PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktek pembelajaran secara berkesinambungan sehingga meningkatkan mutu hasil intruksional; mengembangkan keterampilan guru; meningkatkan relevasi; meningkatkan evisiensi penolaan intruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 4 Mulya Asri Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat pada kelas V dengan mata pelajaran bahasa Indonesia.

2. Waktu Penelitian.

(18)

18

C. Subyek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di kelas V yangberjumlah 35 siswa, yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Untuk memudahkan bimbingan dibuat kelompok-kelompok kecil dan menjadi 5 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 7 siswa.

D. Prosedur Penelitian

Banyak modal PTK yang dapat diadopsi dan diimplementasikan didunia pendidikan. Namun secara singkat, pada dasarnya PTK terdiri dari 4 (empat) tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan : (1) perencanaan (planning), (2) plaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Namun sebelumnya, tahapanini diawali oleh suatu Tahapan Pra PTK, yang meliputi :

 Identifikasi masalah  Analisis masalah

 Rumusan masalah

 Rumusan hipotensi tindakan

Berangkat dari hasil pelaksanaan tahapan Pra PTK suatu rencana tindakan dibuat. 1. Perencanaan Tindakan

(19)

19

tehnikatau intrumen observasi / evaluasi, dipersiapkan dengan dengan matang pada tahap perencanaan ini. Dalam tahap iniperlu juga diperhitungkan segala kendala yang mungkin timbul pada saat tahap implementasi berlagsung. Dengan melakukanantisipasi lebih dari diharapkan pelaksanaan PTK dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan hipotensi yang telah ditentukan.

2. Pelaksanaan Tindakan

Tahap inimerupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana yang telah dibuat. Tahap ini, yang berlangsung didalam kelas, adalah realisasi dari segala teori pendidikan dan tehnik mengajar yang telah disiapkan sebelumnya. Langkah langkah yang dilakukan guru tentu saja mengacu pad kurikulum yang berlaku, dan hasilnya diharapkan berupa peningkatan efektifitas

keterlibatan kolaborator sekedar untuk membantu si peneliti untuk dapat lebih mempertajam refleksi dan evaluasi yang dia lakukan terhadap apa yang terjadi dikelasnya sendiri. Dalam proses refleksi ini segala pengalaman, pengetahuan, dan teori pembelajaran yang dikuasai dan relevan.

3. Pengamatan Tindakan

(20)

20

pengamat dari luar (sejawat atau pakar). Dengan kehadiran orang lain dalam penelitian ini,PTK yang dilaksanakan menjadi bersifat kolaboratif. Hanya saja pengamat luar tidak boleh terlibat terlalu dalam dan mengintervensi terhadap pengambilan keputusan tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Terdapat empat metode observasi, yaitu : observasi terbuka; observasi tervokus; observasi terstruktur dan observasi sistematis. Beberapa perinsip yang harus dipenuhi dalam observasi, diantaranya : (a) ada perencanaan antara dosen /guru dengan pengamat; (b) fokus observasi harus ditetapkan bersama; (c) dosen / guru dan pengamat membangun kriteria bersama; (d) pengamat memiliki keterampilan mengamati; dan (e) balikan hasil pengamatan diberikan dengan segera. Adapun keterampilan yang harus dimilik pengamat diantaranya : (a) menghindari kecenderungan untuk membuat penapsiran; (b) adanya keterlibatan keterampilan antar pribadi; (c) merencanakan skedul aktifitas kelas; (d) umpan balik tidak lebih dari 24 jam; (e) catatan harus teliti dan sistematis.

4. Refleksi TerhadapTindakan

(21)

21

sebelumnya, menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yang mantap dan sahih. Proses refleksi ini memegang peran yang sangat penting dalam menentukan suatu keberhasilan PTK. Dengan suatu refleksi yang tajam dan terpecaya akan dapat suatu masukan yang sangat berharga dan akurat bagi penentuan langkah tindakan selanjutnya. Refleksi yang tidak tajam akan memberikan upan balik yang misleading dan bias, yang pada akhirnya menyebabkan kegagalan suatu PTK. Tentu saja kadar ketajaman proses refleksi ini ditentukan oleh kejataman instrumen observasi yang dipakai sebagai upaya triagulasi data. Observasi yang hanya menggunakan satu instrumen saja. Akan menghasilkan data yang miskin. Adapun untuk memudahkan dalam refleksi bisa juga dimunculkan kelebihan dan kekurangan setiap tindakan dan ini dijadikan dasar perencanaan siiklus selanjutnya. Pelaksanaan refleksi diusahakan tidak boleh lebih dari 24 jam artinya begitu selesai observasi langsung diadakan refleksi bersama kolaborator. Demikian, secara keseluruhan keempat tahapan dalam PTK ini membentuk suatu siklus. Siklus ini kemudian diikuti oleh siklus-siklus lain secara bersinambungan seperti sebuah spiral.

(22)

22

E. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 1. Perencanaan

Tahapan Pra PTK ini sangat esensial untuk dilaksanakan sebelum suatu rancangan tindakan disusun. Tanpa tahapan ini suatu proses PTK akan kehilangan arah dan arti sebagaisuatu penelitian ilmiah. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan guna menuntut pelaksanaan tahapan PTK adalah sebagai berikut ini.

1. Apa yang memperhatinkan dalam proses pembelajaran ? 2. Mengapa hal itu terjadi dan apa sebabnya ?

3. Apa yang dapat dilakukan dan bagaimana caranya mengatasi keprihatinan tersebut ?

4. Bukti-bukti apa saja yang dapat dikumpulkan untuk membantu mencari fakta apa yang terjadi ?

5. Bagaimana cara mengumpulkan bukti-bukti tersebut ?

Jadi, tahapan pra PTK ini sesungguhnya suatu relatif dari guru terhadap masalah yang ada dikelasnya. Masalah ini tentunya bukan bersifat individual pada salah seorang murit saja, namun lebih merupakan masalah umum yang bersifat klasikal,dan lain-lain. Setelah melakukan pra PTK dengan observasi singkat melaluimenurunnya nilai mata pelajaran, maka Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan dalam 3 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Dalam tahap pembelajaran ini yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan adalah sebagai berikut:

 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan

(23)

23

 Menyusun LKS yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran melalui karya

wisata.

 Menyusun alat tes untuk mengetahui tingkat pemahaman dan prestasi belajar

siswa.

 Merancang cara pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan alat observasi atau lembar observasi.  Merancang pelaksanaan refleksi.

1. Langkah-langkah PTK a. Siklus Pertama

Pada siklus pertama terdiri dari 2 kali pertemuan yang masing-masing pertemuan waktunya 70 menit > materi pelajaran yang akan menjadi bahan pembelajaran adalah “menggunakan pikiran, perasaan, pesan, informasi,

dan fakta secara tertulis dalam bentuk karangan, laporan, dan puisi bebas“.

1. Implementasi Tindakan

Implementasi siklus pertama ini kegiatan yang dilakukan adalah siswa di ajak ke tempat penggembungankan sapi yang ada di sekitar lingkungan sekolah. Siswa mengamati sapi-sapi yang ada, bertanya pada narasumber atau pemiliknya. Pada putaran ke dua siklus pertama siswa menentukan kerangka karangan berdasarkan hasil kunjungan.

Dalam skenario dalam pembelajaran dalam RPP, baik kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir pembelajaran. Pengaturan waktu dalam proses pembelajaran ditentukan sebagai berikut :

(24)

24

b. Kegiatan inti pembelajaran waktu 55 menit. c. Kegiatan akhir (penutup) waktu 10 menit

2. Kegiatan pembukaan

- Mengajukan pertanyaan apersepsi

- Memberikan motivasi kepada siswa dengan cerita singkat - Mengemukakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

3. Kegiatan inti pembelajaran

- Guru menjelaskan secara garis besarmateri pembelajaran - Guru menjelaskan rincian tugas dan cara mengerjakannya - Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru

4. Kegiatan akhir pembelajaran

- Dengan bimbingan guru siswa membuat karangan atau laporan - Guru melakukan evaluasi

- Guru melakukan tindak lanjut dengan memberikan tugas di rumah

5. Penumpuan data melalui observasi kegiatan pembelajaran, baik data aktivitas siswa dan data hasil belajar siswa dengan lembar observasi. Dalam kegiatan observasi ini peneliyi meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengadakan observasi pada saat pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan yang kedua pada siklus pertama.

6. Analisis dan refleksi

(25)

25

a. Membahas hal-hal yang terjadi dalam siklus pertama yang dilakukan oleh peneliti, teman sejawat.

b. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis untuk mentukan langkah-langkah selanjutnya.

b. Siklus kedua

Pada siklus kedua ini terdiri dari 2 kali pertemuan juga, dan masing-masing pertemuan memerlukan waktu 70 menit atau 2 jam pelajaran. Materi pokok yang akan menjadi bahan pembelajaran adalah mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk karangan, laporan, dan puisi bebas. (lanjutan dari siklus pertama)

1. Implementasi Tindakan

Dalam implementasi ini siswa menulis karangan berdasarkan kerangka yang sudah ditentukan pada siklus pertama putaran ke dua.

2. Pengumpulan data dalam kegiatan observasi pada siklus yang kedua juga sama pada siklus yang pertama, diantara adalah :

a. Aktivitas siswa dalam pembelajaran

b. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan yang dilakukan oleh guru sebagai penelitian.

c. Hasil belajar siswa. d. Angket untuk siswa. 3. Analisis dan refleksi

(26)

26

F. Pengumpulan Data

a. Metode Pengumpulan Data

PTK partisipan suatu penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan ialah apabila orang yang akan melaksanakan penelitian harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak perencanaan penelitian senantiasa terlibat, selanjutnya penelitian memantau, mencatat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil penelitian. PTK partisipasi dapat juga dilakukan disekolah seperti halnya contoh pada butir a diatas. Hanya saja, disini peneliti dituntut keterlibatannya secara langsung dan terus menerus sejak awal sampai berakhir penelitian.

1. Metode Observasi

(27)
[image:27.595.113.539.101.275.2]

27

Tabel 1. Observasi Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran

No Hal-hal yang di obsevasi Hasil observasi

Jumlah siswa Persentase 1. Memahami tujuan pelaporan/menulis karangan

2. Memahami penggunaan kaidah EYD

3. Memahami alur penulisan pelaporan / karangan 4. Keindahan dalam diksi

5. Kerapian menulis

Rata-rata hasil observasi

Keterangan :

1. Hal-hal yang diobservasikan :berisi tentang aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dalam setiap pertemuan disetiap siklus.

2. Hasil observasi

Jumlah Siswa = Banyaknya yang mempunyai respon positif pada setiap butur yang diobservasikan.

Persentase % = hasil dari banyaknya siswa yang aktif pada setiap butir observasi dibagi jumlah siswa dikalikan seratus persen.

Jumlah siswa yang aktif

X = 100% = % Jumlah siswa dalam kelas

(28)
[image:28.595.112.538.99.380.2]

28

Tabel 2. Observasi untuk Angket Siswa

No. Butir Angket

HASIL JAWABAN Ya Tidak 1. Pernahkah pak gurumu menjelaskan tujuan menulis

laporan atau karangan?

2. Pernahkah pak gurumu memberikan contoh menulis dengan benar?

3. Apakah setiap mengajar pak gurumu memberikan contoh kosakata?

5. Apakah setiap mengajar pak gurumu memberikan contoh menulis dengan rapi?

6.

Rata-rata hasil obsevasi

b. Analisis Data

Setelah mengadakan penelitian-penelitian dan data yang diperlukan telah terkumpul maka langkah berikutnya penelliti klafikasikan untuk dianalisis. Data yang diperoleh dari observasi dan angket dianalisis dengan disktipsi kuantitatif sedangkan data yang diperoleh dari hasil belajar diskrif kuantitatif.

(29)

35

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan : a. Bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan Metadi Karya Wisata dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Hal ini ditandai dengan adanya perubahan aktivitas dan hasil belajar siswa kearah yang lebih baik. b. Proses pembelajaran dengan menggunakan Karya Wisata dapat meningkatkan

kinerja guru dalam mengembangkan strategi mengajar dikelas.

B. SARAN

Berdasrkan hasil penelitian yang telah dikemukakan diatas dapat diajukan beberapa saran guna perbaikan peningatan kinerja guru dalam proses pembelajaran

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Karim Bakar. 2004. 75 Langkah Cemerlang Mendidik Anak Unggul., Robbani Press, Jakarta.

Abdul Kodir Munsy, 2001. Pedoman Mengajar Bimbingan Praktis Untuk Guru, Al-Ikhlas, Surabaya.

Saiful Bahri Djamarah dan Anwar Zain. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Djauhari Siddiq M, Isniatun Minawaroh, Sungkono, 2008. Pengembangan Bahan

Pembelajaran SD. Dirjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional tahun.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI, 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta.

Koetjoriningrat. 1997. Metode-metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta. Mansur MA. 2004. Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan. Mitra Pustaka,

Yogyakarta.

Mahmud Yunus. 2001. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam. Renika Cipta, Jakarta.

Moh. User Usman, 2004. Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rodakarya, Bandung.

Nanang Hanafiah. Cucu Suhana, 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Rafika Aditama, Bandung tahun.

Oemar Malik. 1983. Methde Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung. Rahim, Farida .2005. Pengajaran Membaca Si Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi

Aksara.

Sardiman. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. PT. Grafindo Persada. Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Guru dan anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.

Rineka Cipta, jakarta.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

(31)

Supriyadi. 2005. Penelitian Tindakan Kelas ( Classrrom Action Research ). Direktorat Pendidikan Menengah Umum : Workshop MKKS tingkat pusat, Cisarua Bogor.

Sunendar, Tatang. Penelitian Tindakan Kelas. Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP). Jawa Barat.

Soli Abimanyu, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran. Dirjen Dikti. Departemen Pendidikan Nasional, tahun.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Yusuf, Munawir, dkk. 2003. Pendidikan Bagi Anak dengan Problema Belajar. Solo. Tiga Serangkai.

Dr. Nanang Hanafiah, 2009. Konsep Strategi Pembelajaran.

(32)

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN MELALUI METODE KARYA WISATA DI KELAS V SDN 4 MULYA ASRI

KECAMATAN TULANG BAWANG TENGAH KABUPATEN TULANG BAWANG

(Elektronika Tugas Akhir)

Oleh SUPRIYANTO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(33)

Judul eTa : PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGANMELALUI METODE KARYA

WISATA DI KELAS V SDN 4 MULYA ASRI KECAMATAN TULANG BAWANG TENGAH KABUPATEN TULANG BAWANG

Nama hahasiswa : Supriyanto

NPM : 0713056421

Program Studi : PJJ S I PGSD

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Juruan Pembimbing

lmu Pendidikan

Drs. Daniel Ahmad,M.Pd Drs. Baharudin R, M.Pd

(34)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Penguji : Drs. Baharudin R, M.Pd __________________

2. Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Suwarjo,M.Pd __________________

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Prof. Dr. Sudjarwo, M.S NIP. 195305281981031002

(35)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :

Nama : Supriyanto

NPM : 0713056421

Program Studi : PJJ S1 PGSD

Judul e- TA : Peningkatan Pembelajaran Menulis Karangan Melalui Metode Karya Wisata Di Kelas V SDN 4 Mulya Asri Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang.

Menyatakan bahwa penelitian e- TA ini hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar lampung,

Supriyanto

(36)

ABSTRAK

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN MELALUI METODE KARYA WISATA DI KELAS V SDN 4 MULYA ASRI

KECAMATAN TULANG BAWANG TENGAH KABUPATEN TULANG BAWANG

Supriyanto

Penelitian Tindakan Kelas ini berawal dari latar belakang adanya kesenjangan antara model pembelajaran yang digunkan guru dengan kejenuhan siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia, sehingga berdampak pada rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian ini mengungkap penggunaan metode karya wisata untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V SDN 4 Mulya Asri kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas yang diterapkan adalah dua siklus tindakan. Teknik pengumpulan datanya diperoleh melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan karya wisata dapat meningkatkan aktivitas dan hasil pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata prosentase aktivitas belajar siswa pada siklus pertama 67 % dan pada siklus kedua 92 %, rata-rata hasil belajar siswa pada siklus pertama 6,00, dan hasil pada siklus kedua 6,79.

(37)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT penulis ucapkan atas Rahmat dan HidayahNya yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini.

Penelitian yang penulis lakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas ( Class Room Action Research ), sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah terutama upaya untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memilih sumber belajar yang ada dilingkungan.

Dalam menyusun laporan ini penulis banyak dibimbing dan diarahkan oleh banyak pihak. Untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd, selaku Pelaksana PJJ 3. Bapak Drs. Baharudin R, M.Pd, Selaku Pembimbing 4. Bapak Dr. Suwarjo, M.Pd, selaku Pembahas

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan, namun harapan penulis meskipun sangat sederahana semoga membawa manfaat pada pihak yang peduli akan dunia pendidikan terutama para guru. Selaku pelaksana pembelajaran di sekolah dan senantiasa berusaha meningkatkan ketrampilan menulis bagi siswa-siswanya. Amin ya robbal alamin.

Bandar Lampung, Mei 2010 Penulis

(38)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA KENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

II. KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Teori Belajar dan Pembelajaran ... 8

B. Metode Pembelajaran ... 11

C. Metode Pembelajaran Karya Wisata ... 12

III. METODE PENELITIAN ... 15

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ... 15

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 17

C. Subyek Penelitian ... 18

D. Prosedur Penelitian... 18

E. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 23

F. Pengumpulan Data ... 28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

A. Hasil Penelitian ... 36

B. Pembahasan ... 40

V. KESIMPULAN ... 41

A. Simpulan ... 41

B. Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42

(39)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

2. Daftar Hadir Mahasiswa dalam Pelaksanaan PTK 3. Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus 1

4. Instrumen Penilaian RPP siklus 1

5. Instrumen Penilaian Implementasi RPP siklus 1

6. Aktivitas Belajar Siswa Melalui Permainan Tebak Kreatif siklus 1 7. Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus 2

8. Instrumen Penilaian RPP siklus 2

9. Instrumen Penilaian Implementasi RPP siklus 2

10. Aktivitas Belajar Siswa Melalui Permainan Tebak Kreatif siklus 2 11. Hasil Belajar Siswa Melalui Permainan Tebak Kreatif

12. Daftar Nilai Siswa Melalui permainan Tebak Kreatif 13. Daftar Hadir Siswa dalam Pelaksanaan PTK

14. Foto Kegiatan Siklus I 15. Foto Kegiatan Siklus II

Gambar

Tabel 1. Observasi Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran
Tabel 2. Observasi untuk Angket Siswa

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

negatif yang berarti tidak spontan maka reaksi yang terjadi pada sel elektrolisis. Penelitian yang

Ketiga, pelayanan pemerintahan terhadap masyarakat juga meningkatn setelah Pemekaran jorong Padang Bintungan nagari Sialang Gaung kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya,

Mahyar, Andry., “Tinjauan Yuridis Terhadap Peran Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Dalam Mencegah dan Memberantas Tindak Pidana Pencucian Uang ( Money

Penetrasi jaringan (perkutan) atau permukosa: tertusuk jarum, penggunaan ulang peralatan medi yang terkontaminasi, penggunaan bersama pisau cukur dan silet,

Evaluasi ini meliputi evaluasi dari flowchart penjualan buku secara tunai yang terdapat pada toko, pengendalian internnya, dan berbagai contoh dokumen, formulir, dan

Dalam al-Qur’an banyak terdapat ayat yang memberikan penjelasan tentang tauhid (meng-esa-kan) Allah. Salah satu dari ayat tersebut adalah surah al-Baqarah: 255 atau dikenal

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) manakah yang meghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik, model pembelajaran problem posing ,

a) Hasil dari sebuah penelitian yang dilakukan ini secara teoristis menggunakan fokus salah satu kajian mata kuliah prodi Ilmu Pemerintahan bidang “Pelayanan Publik”