• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM EKTRAKURIKULER DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEPATUHAN AKAN TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BUMI AGUNG WAY KANAN TAHUN 2010/2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM EKTRAKURIKULER DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEPATUHAN AKAN TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BUMI AGUNG WAY KANAN TAHUN 2010/2011"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM EKSTRAKURIKULER DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEPATUHAN AKAN

TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BUMI AGUNG WAY KANAN

TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Skripsi)

Oleh

LELY SUGIARTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEPATUHAN AKAN TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI

SMA NEGERI 1 BUMI AGUNG WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

(Skripsi)

Oleh

Lely Sugiarti

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

BELAJAR TERHADAP KEPATUHAN AKAN TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BUMI AGUNG WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Nama Mahasiswa :

Lely Sugiarti

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743031020

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. KOMISI PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Samsi, M.Si Drs. Yon Rizal, M.Si

NIP 19610321 198603 1 003 NIP 19600818 198031 1 005

2. MENGETAHUI,

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Ekonomi

Drs. Buchori Asyik, M.Si Drs. Hi. Nurdin, M.Si.

(4)

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Samsi, M.Si ...

Penguji : Drs. I Komang Winatha, M.Si. ...

Sekretaris : Drs. Yon Rizal, M.Si ...

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adiwinarta, Sri Sukarsih. 1992. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Pusat Pembina Pengembangan Bahasa Depdikbud; Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. PT Rineka Cipta. Jakarta

A.M. Sadirman. 2008. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Rajawali pers. jakarta

Darrul Isnaini 2006. pengaruh nilai ujian SLTP dan partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler terhadap kepatuhan melaksanakan tata tetib sekolah pada siswa MA Mathla’ulanwar Kecapi Padang Cermin Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2005/2006. FKIP Unila Bandar Lampung

Hasbullah. 1999. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Hendri 2006. hubungan antara kontribusi keluarga dan motivasi belajar dengan peningkatan kepatuhan terhadap tata tertib sekolah pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2005/2006. FKIP Unila Bandar Lampung

Sumber: http://www.Depdiknas.go.id/2010/04/28

Sumber http://www.ppsupi.org./abstrakips2004.htm

Sumber http:/www.kedaulatanrakyat.com/2010/03/23

Sumber http://depdiknas.blogspot.co.id/2011/10/ktsp-upaya-kepatuhan.html.

(6)

Patmi Rohaida 2009. Pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah,program pengajaran, dan lingkungan kerja guru terhadap semangat kerja guru pada SMK Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009. FKIP Unila Bandar Lampung

Riduwan 2006. Pengantar statistik. Alfa Beta. Bandung

Riduwan 2010. Metode dan Tehnik Penyusunan Tesis. Alfa Beta. Bandung

Sadirman A.M. 2008. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Rajawali Pers. Jakarta

Sigit Arifin 2006. Hubungan antara ekstrakurikuler olahraga dan motivasi belajar dengan peningkatan prestasi belajar ekonomi/akuntansi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2006/2007. FKIP Unila Bandar Lampung

Sutopo Yuliardhi 2011. Pengaruh model, rencana pembelajaran dan disiplin kerja guru terhadap kinerja guru dalam melaksanakan KTSP pada SMA Negeri 4 Bandar Lampung Tahun 2010/2011. FKIP Unila Bandar Lampung

Sudarmanto, Raden Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linier Ganda dengan SPSS. Graha Ilmu. Yogyakarta

Sudjana 2005. Metode Statistik.Tarsito;Bandung

Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta. Bandung

Suryosubroto. B. 2002. Proses Belajar Mengajar Di sekolah. Rineka Cipta. yogyakarta

Soemanto, Wasty dan Hidayat Soetopo. 1982. Pengantar Oprasional Administrasi Pendidikan. Usaha Nasional. Surabaya

(7)

Motto

“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah SWT membantu orang-orang yang sabar”

(Al-Baqarah:153)

Mahkota seseorang itu adalah akalnya, derajat seseorang adalah agamanya dan harga diri seseorang adalah akhlaknya

(Lely)

Allah lah yang membuatmu mampu tersenyum walau dalam keadaan menangis, tempat bertahan ketika kamu merasa hendak menyerah,

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan Bismillahirohmanirohim

Kupersembahkan karya yang sederhana ini sebagai ungkapan rasa syukur dan bangga kepada:

Bapak Sukasmin S.Pd dan Ibu Rumiyati tercinta yang telah mendidikku sejak kecil, tiada pernah lelah memberi semangat dan

mendoakan aku, memberikan segenap dukungan moril maupun materil yang tak pernah henti, tanpa balasan sedikit pun

Adikku tersayang Amri Alfarizi, Bagus DK Ha’isman terimaksih untuk doa, kasih sayang, dukungan serta keceriyaan yang telah

kalian berikan pada ku,,,

Sahabat-sahabat ku terkasih dan tersayang Supiyanti, Wigati, Ukhti, (Ti4) terimakasih untuk smua yang telah kita lalui selama ini baik

suka maupun duka yang telah kita lalui ...

Semoga kesuksesan akan kita raih bersama,,,,,

Seseorang yang tepat menjadi pendamping ku dan (Insya Allah) nanti menjadi Imamku, terimakasih untuk semua yang telah kau berikan

pada ku,,,

(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Desa Sumber Asri, Kecamatan Buay

Madang Kabupaten Baturaja pada tanggal 20 Oktober 1989,

beragama islam dan merupakan anak pertama dari tiga

bersaudara dari pasangan Bapak Sukasmin S.Pd dan Ibu

Rumiyati.

Pendidikan formal yang telah diselesaikan oleh penulis adalah:

1. Sekolah Dasar Negeri 3 Pisang Indah Bahuga Way Kanan, diselesaikan pada

tahun 2001.

2. Madrasah Tsanawiyah Raudlatu Thalibin Bahuga Way Kanan, diselesaikan

pada tahun 2004.

3. Sekolah Menengan Atas Perintis 1 Bandar Lampung, diselesaikan pada

tahun 2007.

Pada tahun 2007 penulis diterima di Universitas Lampung dan terdaftar sebagai

mahasiswi Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Pada tanggal 24-31 Januari 2010,

penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Surabaya, Bali,

Yogyakarta. Pada bulan Juli sampai dengan bulan September 2011, penulis

melaksanakan Program Pengalaman Lapanagan (PPL) di SMP Negeri 6 Bandar

(10)

SANWACANA

Dengan mengucap Alhamdulilah penulis memanjatkan puji syukur kehadirat

Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat, taufik, dan hidayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan sekripsi ini. Sholawat serta salam kepada

suri teuladan terbaik sepanjang sejarah ummat manusia.

Sekripsi dengan judul “Pengaruh Partisipasi Siswa Dalam Ektrakurikuler Dan

Motivasi Belajar Terhadap Kepatuhan Akan Tata Tertib Sekolah Pada Siswa

Kelas XI SMA Negeri 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun 2010/2011” adalah salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan diprogram studi

Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak sekali mendapat bantuan,

bimbingan, motivasi, doa dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung.

2. Bapak Dr.M.Thoha B. Sampurna Jaya, M.Si., selaku Pembantu Dekan I

(11)

4. Bapak Drs. Iskandarsyah, M. H., selaku Pembantu Dekan III FKIP

Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Iskandarsyah, M. H., selaku ketua Jurusan Pendidikan IPS

yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi.

6. Bapak Drs. Nurdin, M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan

Ekonomi yang telah membantu, membimbing, memberikan saran, arahan,

masukan dan mencurahkan waktunya dalam membimbing penulis dengan

penuh kesabaran.

7. Bapak Drs. Samsi, M.Si., selaku Pembimbing I sekaligus Pembimbing

Akademik yang telah membantu, memberikan saran, arahan dan

mencurahkan waktunya dalam membimbing penulis.

8. Bapak Drs. Yonrizal, M.Si., selaku Pembimbing II yang telah membantu,

membimbing, memberikan saran dan mencurahkan waktunya dalam

membimbing penulis dengan penuh kesabaran.

9. Bapak Drs I Komang Winatha, M.Si selaku Penguji yang telah

memberikan banyak arahan, masukan dan bimbingannya kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi.

10.Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan

Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan

ilmunya kepada penulis.

11.Bapak dan Ibu bagian Akademik, kemahasiswaan, Keuangan,

(12)

di sekolah tersebut.

13.Kedua orang tuaku, Bapak Sukasmin S.Pd dan Ibu Rumiyati, Adiku Amri

Alfarizi, Bagus Dk Ha’isman yang telah mendukung, memotivasi dan

menyayangiku, serta doanya untuk keberhasilanku.

14.Sahabat-sahabat terbaik ku, ti4 Supiyanti, Wigati, Ukhti terimakasih untuk

semua kenangan indah yang telah kalian berikan pada ku. Semoga

kecerian dan kesedihan yang telah kita lalui bersama, menjadi doa untuk

kita semua dan keberhasilan akan kita capai bersama.amin

15.Teman-teman angkatan 2007: Sri, Eva, Erna, Sulis, Ucha, Else, Rofiqoh,

Rohmila, Wahyu, Suliyah, Wuri, Silvia, Kadek, Enti, Desi, Mevi, Putu

Ayu, Ade, Emi, Pujirahayu, Septi, Elya, Mulya, Dwi, Aline, Ari, Hendri,

Hendri, Hanafi, Doni, Arius, Mujahidin, Yuliardi, Mb Senja terimakasih

atas semuanya.

16.Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan ’05, ’06, ’07, ’08,

‘09, dan ’10 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

17.Keluarga kecil ku di Asrama 43A, Mb Inoel, Sonem, Mb Tari, Mb mia,

Ira, Vera, Yeni, Septi, Yopi. Terimakasih atas dukungan semangat dan

kebersamaan yang telah kalian bagi bersama ku.

18.Paklek, Bulek dan Mb Eva, makasih atas doa dan dukungannya, dan selalu

sabar mendengarkan keluh kesah ku, selama pembuatan karya kecil ku ini.

19.Sobat-sobat PPLku, Siswa SMP Negeri 6 Bandar Lampung, makasih atas

(13)

sedikit harapan semoga sekripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang

membacanya, khususnya bagi penulis pribadi. Amiin

Bandar Lampung, Februari 2012

Penulis.

(14)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Lely Sugiarti NPM : 0743031020

Program Studi : Pendidikan Ekonomi Jurusan : Ilmu Pengetahuan sosial

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Februari 2012 Yang Membuat Pernyataan

(15)

1. PENDAHULUAN

Bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian. Pembahasan secara rinci beberapa sub bab tersebut dikemukakan sebagai berikut.

A. Latar Belakang Masalah

(16)

tata tertib, suatu lembaga pendidikan tidak akan menjalankan fungsi yang selayaknya, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia seutuhnya. Pada kenyataannya masalah, yang sering terjadi dalam mentaati tata tertib yang berlaku disekolah tersebut. Seperti terlambat masuk sekolah, tidak masuk sekolah/ alpa, atau membolos pada saat jam pelajaran. Hal tersebut merupakan macam-macam pelanggaran tata tertib sekolah.

(17)

Kegiatan ektrakurikuler yang ada, kegiatan ekstrakurikuler olahraga merupakan kegiatan ektrakurikuler yang paling diminati. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga merupakan kegiatan yang dapat mendorong, membangkitkan mengembangkan, dan menmaupun rohani Siswa. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler olahraga juga dapat memberikan pemecahan terhadap permasalahan pengisian waktu senggang dengan memberikan kesantaian, hiburan, pengembangan kepribadiaan, serta untuk mengekspresikan diri sesuai dengan minat, bakat, serta keinginanny. Namun dari beberapa kegiatan ekstrakurikuler dalam pelaksanaannya terpaut dengan waktu, dimana waktu belajar Siswa di rumah akan berkurang serta mempunyai waktu belajar yang singkat. Siswa tidak dapat menggunakan dan mengatur waktu dengan baik, timbul dugaan bahwa kegiatan ekstrakurikuler dapat menyebabkan Siswa lalai dalam belajar, dan akan mengalami kesulitan dalam mengikuti dan memahami materi pelajaran yang diberikan. Sehingga prestasi belajarnya akan menurun.

(18)

proses belajar mengajar disekolah setiap Siswa harus memiliki kesadaran akan pentingnya kepatuhan melaksanakan peraturan dan tata tertib sekolah yang berlaku sehingga tujuan pembelajaran dapat mencapai target yang maksimal. Namun masih banyak pula siswa yang belum melaksanakan tugas mereka sebagai Siswa yang mentaati peraturan tata tertib sekolah. Bentuk-bentuk dari tingkah laku yang merupakan wujud dari pelanggaran kepetuhan terhadap tata tertib sekolah antara lain: Terlambat masuk sekolah, tidak seragam, membolos, berambut sondrong, tidak upacara, merokok di sekolah, berkelahi dan lain-lain. Berdasarkan pendapat di atas, maka tata tertib sekolah merupakan peraturan-peraturan yang mengatur kehidupan sekolah yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh setiap Siswa dan akan dikenakan sanksi jika melakukan pelanggaran.

(19)

penuh tanggung jawab. Guna menunjang kelancaran proses kegiatan ekstrakurikuler, sekolah membuat peraturan-peraturan yang lebih dikenal tata tertib, namun dalam pelaksanaannya peraturan tersebut tidak berarti tanpa adanya kepatuhan dari berbagai pihak yang terkait di dalamnya terutama siswa anggota ekstrakurikuler.

(20)

Proses belajar motivasi mempunyai peranan besar sebagai pendorong yang membuat Siswa melakukan kegiatan belajar, apabila Siswa mempunyai motivasi yang tinggi ia akan menungjukkan minatnya, aktivitasnya, dan partisipasinya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar atau pendidikan yang sedang ditempuh. Sering dijumpai Siswa yang kelihatan pandai tetapi memperoleh prestasi belajar yang rendah, atau sebaliknya Siswa yang kelihatan kurang pandai memperoleh prestasi belajar yang tinggi, karena motivasi yang kuat untuk dapat menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Motivasi tersebut akan menimbulkan dorongan yang kuat sehingga Siswa akan lebih aktif baik dirumah maupun disekolah. Namun agar tercipta proses belajar yang baik harus ada interaksi antara guru dengan murid dalam mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin terjadi dalam proses belajar mengajar. Dengan adanya sikap Siswa yang positif terhadap belajar maka akan berusaha untuk berperilaku sebaik-baiknya agar apa yang menjadi tujuannya dapat tercapai yaitu dengan mentaati semua tata tertib yang telah dibuat oleh sekolah.

(21)

Tabel 1. Rekapitulasi pelanggaran terhadap tata tertib sekolah yang dilakukan Siswa kelas XI SMA Negri 1 Bumi Agung Way Kanan Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010-2011

No Jenis Pelanggaran Jumlah Pelanggaran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Terlambat Masuk Sekolah Membolos pada jam pelajaran Tidak masuk tanpa keterangan Tidak seragam

Berambut gondrong/pirang Tidak ikut upacara

Atribut tidak lengkap Berkelahi

Membawa hal-hal yang tidak diperlukan disekolah Mengambil buku perpustakaan

10 20 46 5 4 9 7 3 5 1

Jumlah 110

Sumber : TU SMA Negri 1 Bumi Agung Way Kanan Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010-2011

(22)

Proses belajar mengajar disekolah setiap siswa harus memiliki kesadaran akan pentingnya kepatuhan melaksanakan peraturan dan tata tertib sekolah yang berlaku sehingga tujuan pembelajaran dapat mencapai target yang maksimal.

“Suatu sekolah yang mempunyai peraturan itu dapat berjalan dengan lancar maka harus ada tata tertib disekolah diharapkan kegiatan pendidikan dan pengajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah dicapai. Pengertian tata tertib adalah peraturan-peraturan yang ditaati dan dilaksanakan. Sedangkan menurut Intruksi Menteri pendidikan dan kebudayaan Tgl 1 Mei 1997 No 14/U/1974 “adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari dan mengandung sanksi terhadap pelanggaranya” (B. Suryosubroto,2008: 81)

Dengan demikian dapat disimpulkan tata tertip sekolah merupakan peraturan-peraturan yang mengatur kehidupan sekolah yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh setiap siswa dan akan dikenakan sanksi jika melakukan pelanggaran.

Tata tertib dan peraturan siswa disekolah mencakup aspek-aspek:

a. Tugas dan kewajiban

1. Dalam Kegiatan Intra Sekolah

- Masuk sekolah. Para pelajar harus dating disekolah sebelum pelajaran dimulai

- Waktu belajar, sebelum belajar dimulai pelajaran yang bersangkutan harus sudah siap untuk menerima pelajaran yang akan diberikan sesuai jadwal yang telah ditentukan

- Waktu Istirahat, para pelajar tiada dibenarkan tinggal didalam kelas tetapi tetap dalam halaman gedung sekolah

- Waktu Pulang, para pelajar pulang pada waktu pelajar sidah selesai - Kebersihan dan Keindahan Sekolah, setiap pelajar wajib memelihara

dan menjaga kebersihan sekolah

- Cara berpakaian, para pelajar wajib berpakaian sesuai yang ditentukan sekolah

2. Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler - OSIS

(23)

- PMR dll b. Larangan-larangan

1. Meninggalkan sekolah/pelajaran selama jam-jam pelajaran berlangsung, tanpa izin kepala sekolah/guru bersangkutan

2. Membawa rokok dan merokok

3. Berpakaiaan yang tidak senonoh dan bersolek yang berlebihan

4. Kegiatan-kegiatan lain yang bersifat mengganggu jalannya pelajaran/sekolah

c. Sanksi-sanksi Bagi Pelajar

1. Peringatan secara lisan langsung kepada pelajar

2. Peringatan tertulis kepada pelajar dengan tenbusan kepada orang tua 3. Dikeluarkan sementara

4. Dikeluarkan dari sekolah (B.Suryosubroto 2008: 82-83)

Berdasarkan defenisi tersebut, kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah adalah ketaatan dan kesadaran siswa untuk melaksanakan dan mentaati tata tertib yang berlaku disekolah atas dasar rasa hormat dan kesadaran sendiri demi tercapainya tujuan pendidikan.

Berdasarkan latar belakang diatas untuk mengetahui adakah pengaruh partisipasi siswa terhadap ekstrakurikuler dan motivasi belajar dalam kepatuhan akan tata tertib sekolah maka peneliti mengambil judul “Pengaruh Partisipasi Siswa Terhadap Ekstrakurikuler Dan Motivasi Belajar Terhadap Kepatuhan Akan Tata Tertib Sekolah Pada Siswa Kelas XI SMA 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011”.

B. Identifikasi Masalah

(24)

1. Sebagian besar siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung kurang aktif dalam mengikuti kepatuhan tata tertib disekolah sehingga banyak siswa yang tidak mengikuti kegiatan ektrakurikuler

2. Rendahnya partisipasi siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang menyebabkan siswa tidak mematuhi kepatuhan tata tertib sekolah.

3. Sebagian besar siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung kurang motivasi belajarnya yang menyebabkan diri siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar.

4. Sebagian besar siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung masih banyak yang melanggar tata tertib sekolah.

5. Penerapan mengikuti ekstrakurikuler disekolah menyebabkan siswa merasa jenuh sehingga perlu meningkatkan yang bervariasi didalam kegiatan ekstrakurikuler.

6. Motivasi belajar siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung masih kurang baik sehingga masih banyak siswa yang kurang berpartisipasi dalam meningkatkan tata tertib sekolah.

(25)

8. Sebagian besar siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung masih kurang partisipasinya dalam ekstrakurikuler dan motivasi belajarnya yang menyebabkan siswa tidak mematuhi kepatuhan tata tertib sekolah.

9. Adanya siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung yang tidak mematuhi tata tertib sebagian melakukan perkelahian disekolah dikenakan sanksi diskorsing atau diberhentikan dari sekolah.

10. Sebagian besar siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung yang masih melanggar tata tertib sekolah diberikan sanksi terhadap siswa yang naik kelas dengan surat perjanjian.

11. Sebagian besar SMA Negeri 1 Bumi Agung masih kurang baik partisipasinya terhadap ektrakurikuler kegiatan tambahan diluar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan.

12. Sebagian siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung tidak dapat menggunakan dan mengatur waktu dengan baik dalam kegiatan ektrakurikuler yang menyebabkan siswa lalai dalam belajar.

C. Pembatasan Masalah

(26)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh partisipasi Siswa dalam ekstrakurikuler terhadap kepatuhan akan tata tertib sekolah pada Siswa kelas XI SMA Negari 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011?

2. Apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap kepatuhan akan tata tertib sekolah pada Siswa XI SMA Negari 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011?

3. Apakah ada pengaruh partisipasi Siswa dalam ekstrakurikuler dan motivasi belajar terhadap kepatuhan akan tata tertib sekolah pada siswa XI SMA Negari 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011?

E. Tujuan Penelitian

Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Mengetahui pengaruh partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler terhadap kepatuhan akan tata tertib sekolah pada siswa kelas XI SMA Negari 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011.

(27)

3. Mengetahuai pengaruh partisipasi siswa dalam ekstrakurikuler dan motivasi belajar terhadap kepatuhan akan tata tertib sekolah pada siswa XI SMA Negari 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011.

F. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai informasi bagi SMA Negeri 1 Bumi Agung Way Kanan dalam meningkatkan disiplin sekolah.

2. Sebagai bahan masukan untuk para guru dalam rangka meningkatkan kepatuhan siswa terhadap pelaksanaan tata tertib sekolah, guna mencapai tujuan yang diharapkan.

3. Sebagai bahan masukan bagi semua pihak yang berkepentingan untuk memperoleh informasi secara teoristis serta bahan acuan dan bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya.

4. Sebagai salah satu prasyarat kelulusan program strata satu (S-1) untuk meraih gelar sarjana.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian terdiri atas :

1. Objek Penelitian

(28)

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa XI SMA Negari 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011 kelas XI yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMA Negari 1 Bumi Agung Way Kanan.

4. Waktu penelitian

(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan tinjauan pustaka, pengaruh

antara variabel bebas ( partisipasi siswa dalam ekstrakurikuler dan motivasi belajar )

dengan variabel terikat ( kepatuhan akan tata tertib sekolah ), penelitian yang relevan,

kerangka pikir, dan diakhiri dengan hipotesis. Pembahasan secara rinci beberapa

subbab tersebut dikemukakan sebagai berikut.

A. Tijauan Pustaka

1. Pengertian Kepatuhan Melaksanakan Tata Tertib

1.1 Pengertian Kepatuhan

Kepatuhan adalah ketaatan kepada suatu perintah atau aturan. Sedangkan ketaatan

yang didasrkan pada rasa hormat, bukan rasa rasa takut. Namun kepatuhan dalam

dimensi pendidikan adalah kerelaan dalam tindakan terhadap perintah-perintah dan

keinginan dari kewibawaan seperti orang tua atau guru. (http://www.depdiknas.go.id)

Proses belajar mengajar disekolah dapat berjalan dengan lancer apabila tata tertib

yang telah ditetapkan dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Guna menunjang

(30)

yang lebih dikenal tata tertib, namun dalam pelaksanaannya peraturan tersebut tidak

berarti tanpa adanya kepatuhan dari berbagai pihak yang terkait di dalamnya terutama

siswa sebagai peserta didik.

Demikian kepatuhan siswa disekolah merupakan serangkaian prilaku sisiwa dalam

melaksanakan atau mentaati tata tertib yang berlaku disekolah atas dasar rasa hormat

dan kesadaran sendiri demi tercapainya tujuan pendidikan. Melihat pengertian

kepatuhan maka di dalam kepatuhan terdapat sejumlah unsure.

1. Menerima normal/nilai-nilai. “seseorang dikatakan patuh apabila yang bersangkutan menerima baik kehadiran norma-norma/nilai-nilai dari suatu peraturan meskipun peraturan tertulis.

2. Penerapan norma-norma/nilai-nilai itu dalam hehidupan. “seseorang dikatakan patuh jika norma-norma atau nilai-nilai dari suatu peraturan diwujudkan dalam perbuatan, bila norma atau nilai itu dilaksanakannya maka dapt dikatakan bahwa ia patuh.

3. Menginstropeksi diri. Instropeksi diri adalah suatu perbuatan yang menelaah kebelakang mengenai perbuatan yang pernah dilakukan. “seseorang yang berkeinginan untuk melihat perbuatannya yang lalu dan melakukan perbaikan merupakan suatu sifat bahwa ia berusaha untuk mengikuti aturan-aturan/nilai-nilai yang dinut dalam masyarakat atau kelompok orang.

(Yunita,Erna 2002:23)

Kepatuhan dapat dikatakan sebagai alat kontrol agar tujuan dapat dicapai oleh anak

didik dengan baik dan siswa tunduk pada peraturan sehingga proses belajar mengajar

tidak mengalami hambatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (1993:119)

bahwa kepatuhan merupakan suatu masalah yang penting, tanpa adanya kesadaran

akan keharusan melaksanakan aturan yang sudah ditentukan sebelumnya pengajaran

(31)

moral tindak kesadaran dari kepatuhan seseorang berawal dari karena takut pada

orang, kekuasan atau paksaan, ingin dipuji, kiprah umum, adanya aturan hukum,

adanya manfaat dan kesenangan, memuaskan baginya, hingga sampai pada tingkat

dasar prinsip etis yang layak secara universal (http://www.depdiknas.go.id).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keberhasilan proses belajar mengajar

disekolah setiap siswa harus memiliki kesadara akan pentingnya kepatuhan

melaksanakan peraturan dan tata tertib sekolah yang berlaku sehingga tujuan

pembelajaran dapat mencapai target yang maksimal.

Suatu sekolah yang mempunyai peraturan itu dapat berjalan dengan lancar maka

harus ada tata tertib disekolah diharapkan kegiatan pendidikan dan pengajaran dapat

berjalan sesuai dengan tujuan yang telah dicapai. Pengertian tata tertib adalah

peraturan-peraturan yang ditaati dan dilaksanakan. Sedangkan menurut Intruksi

Menteri pendidikan dan kebudayaan Tgl 1 Mei 1997 No 14/U/1974 “adalah

ketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari dan mengandung

sanksi terhadap pelanggaranya (B. Suryosubroto,2008: 81)

Berdasarkan pendapat di atas, maka tata tertip sekolah merupakan

peraturan-peraturan yang mengatur kehidupan sekolah yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh

setiap siswa dan akan dikenakan sanksi jika melakukan pelanggaran.

(32)

a. Tugas dan kewajiban

1. Dalam Kegiatan Intra Sekolah

- Masuk sekolah. Para pelajar harus dating disekolah sebelum pelajaran dimulai

- Waktu belajar, sebelum belajar dimulai pelajaran yang bersangkutan harus sudah siap untuk menerima pelajaran yang akan diberikan sesuai jadwal yang telah ditentukan

- Waktu Istirahat, para pelajar tiada dibenarkan tinggal didalam kelas tetapi tetap dalam halaman gedung sekolah

- Waktu Pulang, para pelajar pulang pada waktu pelajar sidah selesai - Kebersihan dan Keindahan Sekolah, setiap pelajar wajib memelihara

dan menjaga kebersihan sekolah

- Cara berpakaian, para pelajar wajib berpakaian sesuai yang ditentukan sekolah

2. Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler - OSIS

- Kepramukaan - Keolahragaan - Kesenian - PMR dll b. Larangan-larangan

1. Meninggalkan sekolah/pelajaran selama jam-jam pelajaran berlangsung, tanpa izin kepala sekolah/guru bersangkutan

2. Membawa rokok dan merokok

3. Berpakaiaan yang tidak senonoh dan bersolek yang berlebihan

4. Kegiatan-kegiatan lain yang bersifat mengganggu jalannya pelajaran/sekolah

c. Sanksi-sanksi Bagi Pelajar

1. Peringatan secara lisan langsung kepada pelajar

2. Peringatan tertulis kepada pelajar dengan tenbusan kepada orang tua 3. Dikeluarkan sementara

4. Dikeluarkan dari sekolah (B.Suryosubroto 2008: 82-83)

Berdasarkan defenisi tersebut, kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah adalah

ketaatan dan kesadaran siswa untuk melaksanakan dan mentaati tata tertib yang

berlaku disekolah atas dasar rasa hormat dan kesadaran sendiri demi tercapainya

(33)

1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Siswa Di Sekolah

Kepatuhan siswa di sekolah maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Faktor-faktor yang menyebabkan siswa melanggar tata tertib

sekolah tersebut berbeda-beda antara individu yang satu dengan yang lainnya. Secara

garis besarnya dapat dibedakan menjadi dua faktor baik yang bersumber dari dalam

diri siswa maupun yang bersumber dari luar diri siswa. Menurut Singgih D. Gurnasa

(1982:82) mengatakan bahwa yang mempengaruhi kepatuhan siswa adalah:

1. Yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri antara lain a. Kesehatan siswa

b. Ketidakmampuan anak dalam mengikuti pelajaran disekolah c. Kemampuan intellectual yang dimiliki oleh anak

2. Yang bersumber dari luar diri siswa yakni antara lain a. Keadaan keluarga yang meliputi

- Suasana keluarga

- Cara orang tua menanamkan disiplin kepada anaknya - Harapan dari orang tua

b. Bimbingan yang diberikan oleh orang tua 3. Keadaan Sekolah

Hubungan anak dengan sekolah dapat dilihat dalam hubungannya dengan anak lain dan guru yang menyebabkan ia tidak senang sekolah.

(Yunita,Erna 2002 :25)

Menurut Soemanto (1982:146) pelanggaran tata tertib sekolah disebabkan oleh

beberapa faktor seperti:

a. Faktor guru b. Faktor lingkungan

c. Faktor peraturan yang berlaku

d. Faktor sangsi terhadap pelanggarannya

Menurut Ametembun dalam Yusniati (1996 : 56) faktor-faktor yang mempengaruhi

(34)

a. Gaya kepemimpinan kepala sekolah

b. Gaya kepemimpinan guru

c. Lingkungan sekolah

Dengan demikian dapat disimpulkan kepatuhan siswa dalam melaksanakan tata tertib

di sekolah dapat timbul baik dari dalam diri siswa atau karena pengaruh orang lain

atau lingkungan siswa itu sendiri. Sesuai dengan pendapat Arikunto (1993:119)

bahwa kepatuhan merupakan suatu masalah yang penting, tanpa adanya kesadaran

akan keharusan melaksanakan aturan yang sudah ditentukan sebelumnya pengajaran

tidak mungkin dapat mencapai targel maksimal

Kepatuhan siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah adalah penting untuk

keberhasilan siswa itu sendiri dalam mengikuti pendidikannya apabila siswa tidak

mematuhi peraturan sekolah, kegiatan proses belajar mengajar tidak dapat terlaksana

dengan baik. Patuhnya siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah akan

menciptakan suasana pembelajaran yang efektif sehingga tujuan pendidikan dapat

tercapai. Dalam hal ini, pelanggaran tata tertib dilakukan oleh Siswa adalah tidak

masuk tanpa keterangan, terlambat masuk, membolos pada jam pelajaran, tidak

seragam, berambut gondrong/pirang, tidak ikut upacara, atribut tidak lengkap,

berkelah, membawa hal-hal yang tidak diperlukan sekolah, menghilangkan buku

perpustakaan. Sebagai tindak lanjut terhadap Siswa yang melanggar tata tertib

(35)

dan bagi Siswa yang berkelahi disekolah dikenakan sanksi diskorsing atau

diberhentikan dari sekolah.

2. Partisipasi Siswa Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler

2.1 Pengertian partisipasi

Moelyarto Tjokrowinoto partisipasi adalah pernyataan mental dan emosi seseorang di

dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk mengembangkan daya pikir

dan perasaan mereka bagi tercapainya tujuan-tujuan, bersama bertanggung jawab

terhadap tujuan tersebut. (Suryasubroto, 2002 :278).

Partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam situasi

kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan

kelompok dan berbagai janggung jawab pencapaian tujuan itu. Partisipasi yang

dimaksud dalam penelitian ini dalah partisipasi siswa, yaitu keikutsertaan atau

keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah.

2.2 Pengertian Kegiatan Ektrakurikuler

Aspek intelektualitas Siswa dapat ditingkatkan melalui kegiatan kurikuler. Namun

untuk mengembangkan potensi Siswa agar dapat berkembang secara maksimal pihak

sekolah menyediakan berbagai macam kegiatan ektrakurikuler yang diharapkan

mampu menjadi wahana bagi Siswa dalam mengembangkan diri. Kegiatan

ektrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran yang

(36)

(wahjosumidjo, 2005: 197). Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk

mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa,

misalnya olahraga, kesenian, berbagai macam ketrampilan dan kepramukaan

diselenggarakan disekolah diluar jam pelajaran biasa. Sedangkan menurut Arikunto

kegiatan ektrakurikuler adalah kegiatan tambahan diluar setruktur program yang pada

umumnya merupakan kegiatan pilihan. (Suryosubroto,2002 :271)

Kegiatan ektrakurikuler merupakan seperangkat pengalaman belajar yang memiliki

nilai-nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian siswa, kegiatan ekstrakurikuler

harus dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan siswa (kognetif, efektif,

psikomotor) keterampilan melalui hoby dan minatnya serta pengembangan sikap

siswa.

Kegiatan ektrakurikuler harus direncanakan dan dikembangkan agar dapat menunjang

kegiatan kurikuler. Sehingga pihak sekolah tidak hanya mengutamakan kegiatan

belajar mengajar tetapi juga mendukung kegiatan ektrakurikuler demi pengembangan

siswa secara utuh. Hal ini sesuai pendapat Hasbullah (1999: 116) menyatakan bahwa

aktifitas-aktifitas yang mengandung gejala pendidikan antara lain iyalah organisasi

siswa intra sekolah (OSIS), pelajaran olahraga, kerja bakti, baris berbaris, pramuka,

keterampilan dan sebagainya.

Berdasarkan uraian tersebut dapat kita ketahui bahwa kegiatan ektrakurikuler adalah

kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran, dilaksanakan disekolah atau diluar

(37)

penerapan pengetahuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran yang

merupakan tanggung jawab sekolah sebagai pelaksanaan kegiatan.

2.3 Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler

Direktorat Pendidikan Menengah dalam Suryosubroto (2002: 272) menyatakan

bahwa tujuan kegiatan ekstrakurikuler adalah

1. Kegiatan ektrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognetif, afektif, dan psikomotor.

2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.

3. Dapat mengetahui mengenal serta membedakan antar hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.

Ekrtakurikuler diadakan untuk menambah ilmu atau ketrampilan selain ilmu dibidang

akademik. Sealain itu ektrakurikuler dapat digunakan sebagai keahlian yang berguna

sehingga dapat mengambangkan potensi dan prestasi siswa

(http:/www.kedaulatanrakyat.com). Selanjutnya menurut wahjosumidjo (2005: 256)

tujuan dari kegiatan ektrakurikuler adalah untuk memperluas pengetahuan,

memahami keterkaitan antara berbagai mata pelajaran, penyaluran bakat dan minat

serta dalam rangka usaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan para siswa

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kesadaran berbangsa dan bernegara berbudi pekerti

luhur dan sebagainya.

Berdasarkan pendapat diatas kegiatan ekstrakurikuler selain berguna untuk mengisi

waktu luang siswa, kegiatan tersebut juga bertujuan meningkatkan keimanan dan

(38)

filateli, olahraga, bekerja, melatih jiwa kepemimpinan bersosialisasi sehingga

diharapkan dapat menambah motivasi sekolah meningkatkan prestasi akademik

siswa.

2.4 Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

Menurut Amir Daien dalam Suryosubroto (2002 : 272) kegiatan ektrakurikuler dibagi

dua jenis yaitu:

1. Kegiatan ektrakurikuler yang bersifat rutin. Kegiatan ektrakurikuler yang bersifat rutin adalah bentuk kegiatan ektrakurikuler yang dilakukan secara terus-menerus, seperti: latihan bola voly, latihan sepak boladan sebagainya.

2. Kegiatan ektrakurikuler yang bersifat periodik. Kegiatan ektrakurikuler yang bersifat periodik adalah bentuk kegiatan yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga dan sebagainya.

Menurut Haddari Nawawi (1985: 176 - 187) jenis kegiatan ektrakurikuler berupa 1. Pramuka sekolah

2. Olah raga dan kesenian

3. Kebersihan dan keamanan sekolah 4. Tabungan pelajar dan pramuka 5. Majalah sekolah

6. Warung/kantin sekolah 7. Usaha kegiatan sekolah

Menurut Wahjosumidjo (2005: 198) jenis kegiatan ektrakurikuler dapat berupa

kepramukaan, Usaha Kegiatan Sekolah (UKS), Olahraga, Wisata siswa, Palang

Merah Remaja (PMR), siswa teladan paskibra dan sebagainya. Berdasarkan uraian

diatas dapat diketahui bahwa jenis-jenis kegiatan dapat di bagi menjadi dua jenis

(39)

1. Kegiatan ektrakurikuler yang bersifat atau berkelanjutan, yaitu jenis kegiatan ektrakurikuler yang dilaksanakan secara terus menerus selama satu periode tertentu. Untuk menyelesaikan satu program kegiatan ektrakurikuler ini biasanya diperlukan waktu yang lama.

2. Kegiatan ektrakurikuler yang bersifat periodik atau sesaat, yaitu kegiatan ektrakurikuler yang dilaksanakan waktu-waktu tertentu saja.

2.5 Bentuk Partisipasi Siswa Dalam Kegiatan Ektrakurikuler

Partisipasi masing-masing siswa dalam suatu kegiatan ektrakurikuler berbeda antara

yang satu dengan yang lainnya, baik dalam usaha maupun cara mencapai tujuan yang

diharapkan. Menurut Dusseldrop dalam Suryosubroto (2002: 286)

Kegiatan ektrakurikuler siswa terdiri atas 1. Mendatangi pertemuan

2. Melibatkan diri dalam diskusi

3. Melibatkan diri dalam aspek organisasi dari proses partisipasi, misalnya: mengikuti kegiatan yang dilaksanakan, menyelenggarakan pertemuan kelompok. 4. Mengambil bagian dalam proses keputusan dengan cara menyatakan pendapat atau

masalah, misalnya: tujuan yang harus dicapai oleh kelompok, cara mencapai tujuan, mengalokasikan sumber yang langka, pemilihan perorangan yang mewakili kelompok, penilaian efektivitas-efesiensi dan relevansi kegiatan.

5. Ikut serta memanfaatkan hasil, program misalnya: ikuti serta dalam latihan program atau dengan ikut serta dalam memanfaatkan keuntungan.

Suryosubroto (2002: 288) menyimpulkan bahwa untuk mengukur partisipasi

ditentukan oleh beberapa hal sebagai berikut :

1. Kritik, usul, saran dan pendapat dari anggota yang terbuka 2. Ketepatan melaksanakan tugas dan kewajiban

3. Kehadiran dalam rapat

(40)

Maka dapat disimpulkan untuk mengukur tingkat partisipasi siswa dalam kegiatan

ektrakurikuler meliputi :

1. Minat terhadap ektrakurikuler

2. Motivasi mengikuti kegiatan ektrakurikuler 3. Kehadiran

4. Keterlibatan dalam kegiatan 5. Partisipasi dalam memberikan ide

6. Ketepatan melaksanakan tugas dan kewajiban

Kegiatan ektrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran

yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan

sekolah (wahjosumidjo, 2005: 197).

Berdasarkan uraian tersebut dapat kita ketahui bahwa kegiatan ektrakurikuler adalah

kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran, dilaksanakan disekolah atau diluar

sekolah untuk memperkaya pengetahuan dan peningkatan sikap dalam rangka

penerapan pengetahuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran yang

merupakan tanggung jawab sekolah sebagai pelaksanaan kegiatan. Kurangnya

partisipasi siswa dalam ekstrakurikuler, maka perlu diadakan Kegiatan

ekstrakurikuler bertujuan untuk membentuk watak disiplin, kerjasama, tanggung

jawab dan yang terutama menumbuhkan semangat patriotisme. Kegiatan

ekstrakurikuler juga didalamnya mempelajari tentang kecakapan-kecapan peserta

didik yang memiliki potensi diri masing-masing anggota ekstrakulikuler. Dengan

adanya kegiatan ekstrakulikuler yang diikuti oleh Siswa diharapkan tidak menggangu

(41)

kegiatan ekstarkulikuler diharapkan ada perubahan dalam prilaku Siswa yang akan

membentuk Siswa memiliki rasa inisiatif, kreatif rasional dan objektif dalam

memecahkan masalah.

3. Motivasi Belajar

Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang dengan sengaja diciptakan untuk

kepentingan anak didik. Agar anak didik senang dan bergairah, guru berusaha

menyediakan lingkungan belajar yang konduktif dengan memanfaatkan semua

potensi kelas yang ada. Keinginan ini selalu ada pada setiap diri guru di manapun dan

kapanpun. Hanya sayangnya, tidak semua keinginan guru itu terkabul semuanya

karena berbagai faktor penyebabnya. Masalah motivasi adalah salah satu dari

sederetan faktor yang menyebabkan itu. Dalam belajar siswa harus aktif, karena tanpa

aktivitas tidak mungkin proses belejar mengajar dapat berjalan dengan baik. Aktivitas

yang dilakukan siswa tentunya berbeda-beda, ada yang malas ada pula yang rajin

dalam belar. Hal ini dipengaruhi oleh rasa keinginan dalam diri siswa untuk

melakukan aktivitas, siswa yang tidak melakukan aktivitas perlu dirangsang atau

diberi motivasi agar siswa tersebut melakukan aktivitas.

Motivasi merupakan kekuatan atau tenaga dan kesiap sediaan dalam diri individu

untuk bergerak kearah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari. Mc

Donnald memberikan definisi motivasi sebagai suatu perubahan tenaga di dalam

(42)

mencapai tujuan. Dorongan afektif yang dimaksud sering terlihat nyata dalam tingkah

laku seseorang.

Pendapat di atas, motivasi terjadi sebelum suatu tujuan tercapai dengan kata lain

motivasi itu timbul pada saat proses pencapaian tujuan. Oleh karena itu motivasi

merupakan faktor penting dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Dengan adanya

motivasi setiap individu diharapkan dapat memperoleh hasil yang memuaskan dalam

setiap kegiatan.

Menurut Ivor K. Davis (1991:214), motivasi ialah kekuatan yang tersenbunyi dalam

diri seseorang, yang mendorongnya untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara

yang khas. Kadang kekuatan itu berpangkal dari naluri, kadang pula berpangkal pada

suatu keputusan rasional. Menurut Woodworth dan Marques, motivasi adalah tujuan

jiwa yang mendorong individu untuk aktivitas-aktivitas tertentu dan tujuan-tujuan

tertentu terhadap situasi sekitarnya. Berdasarkan dua pendapat di atas, motivasi erat

kaitannya dengan suatu situasi kondisi yang berbeda dapat menimbulkan motivasi

yang berbeda pula.

Motivasi belajar dapat menimbulkan rasa senang dan semangat dalam kegiatan

belajar sehingga siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan mendorong

mereka untuk melakukan kegiatan belajar dalam skala yang lebih tinggi pula. Dengan

usaha yang tekun dan tidak mudah menyerah dan dilandasi oleh motivasi yang kuat,

maka siswa yang belajar akan menghasilkan prestasi yang baik. Intensitas seseorang

(43)

(2008:75), mengemukakan bahwa, motivasi belajar adalah keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa untuk menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

kelangsungan diri kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek

belajar itu dapat dicapai. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang

bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas dalam hal penumbuhan-penumbuhan

gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi

kuat, akan mempunyai banyak energy untuk melakukan kegiatan belajar.

Siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar akan memunculkan minat

yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar.

Kesulitan-kesulitan yng dihadapi dalam proses belajar tidak akan membuat mereka putus asa,

justru dengan kesulitan-kesulitan tersebut mereka akan lebih tertantang untuk mencari

solusinya. Apabila dalam menghadapi kesulitan itu mereka mudah menyerah, maka

dapat dikatakan bahwa mereka memiliki motivasi belajar yang rendah. Mereka akan

menampakkan keengganan, cepat bosan dan berusaha menghindar dari kegiatan

belajar.

Adapun ciri-ciri orang yang memiliki motivasi yang tinggi adalah sebagai berikut: 1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama,

tidak pernah berhenti sebelum selesai)

2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)

3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah 4. Lebih senang bekerja sendiri

5. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)

6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu) 7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya itu

(44)

Jadi motivasi belajar merupakan salah satu faktor penting di dalam menentukan

keberhasilan belajar. Dengan adanya motivasi belajar menyebabkan kesiapan siswa

dalam belajar yang berarti dapat menghindari siswa dari pelanggaran terhadap tata

tertib sekolah. Motivasi itu bersumber pada kebutuhan. Oleh karena itu, untuk

memahami motivasi perlu memahami berbagai jenis kebutuhan manusia. Menurut

Moslow, kebutuhan manusia dapat diuraikan dari hal yang paling mendasar hingga

yang paling tinggi, yaitu:

1. Kebutuhan fisik biologis (makan, minum, pakaian)

2. Kebutuhan rasa aman (perlindungan, jaminan keamanan, kemerdekaan)

3. Kebutuhan sosial (persahabatan, kerjasama, mencitai dan dicintai, pengakuan, perhatian)

4. Kebutuhan harga diri (penghargaan, pengakuan atas prestasi, pujian)

5. Kebutuhan mengaktualisasikan diri pribadi (bekerja buka semata-mata upah, membantu orang lain tanpa penghargaan imbalan, mencintai keindahan, ingin dekat dan mengabdi kepada Tuhan YME)

Mengingat pentingnya makna motivasi bagi siswa, kepada sekolah dapat melakukan

hal-hal sebagai berikut:

1. Ciptakan iklim kerja keras 2. Jadikan prestasi sebagai acuan

3. Tumbuhkan semangat persaingan positif 4. Aktifkan mengenai berbagai kontes 5. Ciptakan semangat cinta almamater 6. Kembangkan nilai seni

7. Tekanan keimanan dan ketakwaan

8. Tradisikan mencipta karya dalam berbagai bentuk (Nursisto, 2002:53)

Untuk memotivasi para siswa, keidak bias pada sekolah dan guru-guru harus

(45)

agar dalam diri mereka terbentuk pribadi yang dinamis. Sebagaimana dikemukakan

oleh Carl G. Goeller dan William O. Uraneck, pribadi yang dinamis mempunyai

ciri-ciri sebagai berikut :

1. Subur dengan ide-ide, banyak memiliki gairah hidup serta pandai memupuk bakatnya sendiri

2. Selalu ingin maju 3. Tidak bisa tinggal diam

4. Percaya penuh atas kemampuan diri sendiri untuk memecahkan masalah 5. Memiliki daya cipta yang kuat serta ingin menemukan sesuatu yang baru 6. Memiliki semangat yang besar

7. Memantapkan tujuan, nilai, dan gagasan 8. Mendahulukan apa-apa yang penting 9. Bersifat tahan ujian

(Nursisto, 2002:52-53)

Dua tipe motivasi yang juga sama dikemukakan oleh Ivor K. Davis, yaitu :

1. Motivasi intrinsik, mengacu pada faktor-faktor dari dalam, tersirat baik dalam tugas itu sendiri maupun pada diri siswa. Kebanyakan teori pendidikan modern mengambil motivasi intrinsik sebagai pendorong bagi aktifitas dalam pengajaran dan dalam pemecahan soal. Ini tidak mengherankan, kerena keinginan untuk melacak merupakan factor intrinsik pada semua orang.

2. Motivasi ekstrinsik, mengacu pada faktor-faktor dari luar dan diterapkan pada tugas atau pada siswa oleh guru atau orang lain. Motivasi intrinsik biasa berupa penghargaan, pujian, hukuman, atau celaan.

(Ivor K. Davis, 1991:216)

Berdasarkan pengertian dua tipe motivasi di atas, dapat dikatakan bahwa motivasi

intrinsik dapat menemukan tujuan seseorang. Ada beberapa bentuk dan cara untuk

menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar, yaitu :

1. Memberi angka 2. Hadiah

(46)

5. Memberi ulangan 6. Mengetahui hasil 7. Pujian

8. Hukuman

9. Hasrat untuk belajar

10. Minat dengan menggunakan berbagai macam bentuk belajar 11. Tujuan yang diakui

(Sardiman AM, 2008: 91-94)

Berdasarkan berbagai pengertian motivasi yang telah dikemukakan diatas, maksud

dari motivasi belajar adalah segala usaha yang timbul baik dari dalam maupun dari

luar diri pribadi, untuk melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang ada. Dalam hal

ini seseorang yang memiliki motivasi belajar yang tinggi ia akan lebih cenderung

untuk mematuhi tata tertib yang ada di sekolah. Rendahnya motivasi belajar di SMA

Negeri 1 Bumi Agung Way Kanan kami melakukan penelitian, Siswa yang

mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar akan memunculkan minat yang besar

dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar. Kesulitan-kesulitan yng

dihadapi dalam proses belajar tidak akan membuat mereka putus asa, justru dengan

kesulitan-kesulitan tersebut mereka akan lebih tertantang untuk mencari solusinya.

Dengan adanya motivasi belajar menyebabkan kesiapan siswa dalam belajar yang

berarti dapat menghindari siswa dari pelanggaran terhadap tata tertib sekolah.

2. Penelitian Yang Relevan

Pada bagian ini diungkapakan beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan

pokok masalah ini, yang dijadikan dasar penelitian relevan dalam penelitian masalah

(47)

1. Darrul Isnaini (2006) dengan judul “pengaruh nilai ujian SLTP dan partisipasi

siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler terhadap kepatuhan melaksanakan tata tetib

sekolah pada siswa MA Mathla’ulanwar Kecapi Padang Cermin Lampung

Selatan Tahun Pelajaran 2005/2006”. Dalam penelitian ini mengemukakan

bahwa pengaruh nilai ujian SLTP dan partisipasi siswa dalam kegiatan

ekstrakurikuler terhadap kepatuhan melaksanakan tata tetib sekolah.

2. Hendri (2006) dengan judul “hubungan antara kontribusi keluarga dan motivasi

belajar dengan peningkatan kepatuhan terhadap tata tertib sekolah pada siswa

kelas VIII di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran

2005/2006”. Dalam penelitian ini mengemukakan ada hubungan antara

kontribusi keluarga dan motivasi belajar dengan peningkatan kepatuhan terhadap

tata tertib sekolah.

3. Sigit Arifin (2006) dengan judul “hubungan antara ekstrakurikuler olahraga dan

motivasi belajar dengan peningkatan prestasi belajar ekonomi/akuntansi siswa

kelas XI IPS di SMA Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2006/2007”.

Dalam penelitian ini mengemukakan bahwa ada hubungan antara ekstrakurikuler

(48)

B. Kerangka Pikir

Terjadinya pelanggaran kepatuhan siswa terdapat tata tertib sekolah secara basar

dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor yang bersumber dari diri siswa itu sendiri

dan faktor yang bersumber dari luar diri siswa itu sendiri. Faktor yang bersumber dari

diri siswa itu sendiri diantaranya adalah kesehatan anak, ketidakmampuan anak

mengikuti pelajaran di sekolah, kemampuan intelektual yang dimiliki anak, serta

kurangnya motivasi belajar, sedangkan faktor yang bersumber dari luar diri siswa

diantaranya yaitu: kedaan atau kondisi dan lingkungan sekolah serta masyarakatnya.

Kegiatan ektrakurikuler merupakan kegiatan diluar jam pelajaran sekolah, kegiatan

ini memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembetukan kepribadian siswa. Melalui kegiatan

ektrakurikuler siswa diharapkan mampu menambah pengetahuan, keterampilan

melalui hobi dan minatnya serta pengembangan sikap dalam rangka penerapan

pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari diberbagai mata pelajaran, tujuan

dari kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk memperluas pengetahuan, memahami

keterkaitan antara berbagai mata pelajaran, penyaluran bakat dan minat serta dalam

rangka usaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan para siswa terhadap

Tuhan Yang Maha Esa, kesadaran berbangsa dan bernegara, berbudi pekerti luhur

dan sebagainya. Namun kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan seperangkat

pengalaman belajar memiliki nilai-nilai mafaat bagi pembentukan kepribadian siswa.

Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ektrakurikuler, harus dapat meningkatkan

kemampuan siswa beraspek kognetif, efektif dan psikomotor. Mengembangkan bakat

(49)

mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan

mata pelajaran lainnya. Dalam penelitian ini diduga salah satu faktor yang

mempengaruhi kepatuhan siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah adalah

kegiatan ekstrakurikuler.

Kemampuan intelektual siswa dapat dilihat dari motivasi bejarnya, siswa yang

memiliki kemampuan intelektual baik mampu mempertahankan dan meningkatkan

kemampuannya, hal ini bisa tercapai jika proses belajar mengajar berjalan dengan

baik dan proses belajar mengajar akan berjalan baik jika tata tertib sekolah dipatuhi

oleh setiap siswanya, kepatuhan merupakan suatu masalah yang penting, tanpa

adanya kesadaran akan keharusan melaksanakan aturan yang sudah ditentukan

sebelumnya pengajaran tidak mungkin dapat mencapai targel maksimal. Dalam

penelitian ini diduga salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan siswa dalam

melaksanakan tata tertib sekolah adalah motivasi belajar siswa.

Berdasarkan uraian hubungan antara variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada

[image:49.612.140.525.561.699.2]

paradigm berikut:

Gambar 1. Paradigma hubungan Variabel bebas X1 dan X2 terhadap Y

r1

R

r2

Sumber: Sugiyono (2010: 68) Partisipasi siswa dalam ektrakurikuler (X1)

Motivasi belajar (X2)

(50)

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dan perlu dibuktikan kebenarannya dengan

menggunakan data atau fakta di lapangan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ada pengaruh partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler terhadap

kepatuhan akan tata tertib sekolah pada siswa kelas XI SMA Negari 1 Bumi

Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Ada pengaruh motivasi belajar terhadap kepatuhan akan tata tertib sekolah pada

siswa XI SMA Negari 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011.

3. Ada pengaruh partisipasi siswa dalam ekstrakurikuler dan motivasi belajar

terhadap kepatuhan akan tata tertib sekolah pada siswa XI SMA Negari 1 Bumi

(51)

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi

Antara 0.400 sampai dengan 0,599 : cukup tinggi

Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah (tidak valid) (Suharsimi Arikunto 2009:75)

1. Hasil Coba Uji Reliabilitas

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya

atau diandalkan. Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan rumus alpha.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan manual, tingkat reliabel masing-masing

variabel setelah diuji coba sebagai berikut.

1. Partisipasi Siswa Dalam Esktrakurikuler X1

Berdasarkan perhitungan Manual, diperoleh hasil rhitung > rtabel, yaitu 0,872 >

0,444. Hal ini berarti, alat instrumen yang digunakan adalah reliabel. Jika dilihat

pada kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya r = 0,872, maka memiliki

tingkat reliabilitas sangat tinggi.(Lampiran.3)

2. Motivasi Belajar Siswa X2

Berdasarkan perhitungan Manual, diperoleh hasil rhitung > rtabel, yaitu 0,755 >

(52)

pada kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya r = 0,755 maka memiliki

tingkat reliabilitas tinggi.(Lampiran.4)

3. Kepatuhan Akan Tata Tertip Sekolah Y

Berdasarkan perhitungan Manual, diperoleh hasil rhitung > rtabel, yaitu 0,833 >

0,444. Hal ini berarti, alat instrumen yang digunakan adalah reliabel. Jika dilihat

pada kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya r = 0,833 maka memiliki

tingkat reliabilitas sangat tinggi. Dari hasil perbandingan dengan kreteria tersebut,

maka dinyatakan bahwa tingkat reliabilitas dari instrumen X1, X2 dan Y tergolong

sangat tinggi.(Lampiran.5)

A. Teknik Pengujian Analisis Data

Sehubungan data dalam instrumen penelitian ini masih berbentuk ordinal, maka

digunakan Methode Of Successive Interval (MSI) yaitu suatu metode yang digunakan

untuk menaikan atau mengubah tingkat pengukuran dari data ordinal menjadi

interval. Untuk menguji analisis data menggunakan uji statistik parametrik apabila

syaratnya terpenuhi yaitu uji normalitas dan uji homogenitas

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data hasil penelitian dengan uji Kolomogrov-Smirnov,

dilakauakan dengan langkah langkah sebagi berikut:

a). Perumusan hipotesis

(53)

H1: sampel berasl dari populasi berdsitribusi tidak normal b). Data diurutkan dari yang terkecil ke yang terbesar c). Menentukan kumulatif proporsi(kp)

d). Data ditransformasikan ke skor baku Zi: e). Menentukan luas kurva Z (Z – tabel) f). Menentukan a1 dan a2:

a2: selisish Z tabel dan kp pada batas atas (a2=absolut(kp- z-tab ))

a1: selisih Z tabel dan kp pada batas bawah( a1= absolute (a2- fi/n)

g). Nilai mutlak maksimum dari a1 dan a2 dinotasikan dengan D0

h). Menentukan harga D-tabel i ). Kriteria pengujian

Jika D0 ≤ D- tabel maka H0 diterima

Jika D0 ≥ D- tabel maka H0 ditolak

j). Kesimpulan

D0 ≤ D- tabel: sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

D0 ≥ D- tabel : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

( Kadir 2010: 109 )

Kelebihan dari uji ini adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi

dari antara satu pengamat yang lain, yang sering terjadi pada uji normalitas

Kalmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji

normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data

yang telah di tranformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Jadi

sebenarnya uji Kolmogorov Semirnov adalah uji beda antara data yang di uji beda

antara data yang diuji normalitasnya dengan normal baku.

2. Uji Homogenitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh memiliki varians

yang sama sebaliknya. Ujian ini digunakan uji Barlett, dengan langkah-langkah

sebagai berikut

(54)

S2 = ∑( )

∑( )

2. Menghitung harga satuan B dengan rumus:

B = (log S2).∑(ni-1)

3. Menggunakan uji Chi Kuadrat untuk Uji barlett dengan rumus :

χ 2

hitung = (Ion10)[B − ∑( )Log ]

Ion 10 = 2,3026 disebut logaritma aslidari bilang 10

Kreteria penguji jika χ2 hitung > χ2tabel maka variabel tersebut berdistribusikan tidak

normal (Sudjana,2005:263).

Pengujian homogebitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data sampel

diperoleh dari populasi yang bervarians homogeny atau tidak, uji homogenitas

dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa kelompok data sapel berasal dari populasi

yang dimiliki varians yang sama. Pada analisis regresi, persyaratan analisis yang

dibutuhkan adalah bahwa galat regresi untuk setiap pengelompokan berdasarkan

variabel terikatnya memiliki variasi yang sama. Uji Bartlett digunakan karena sebaran

data simetris/normal.

F. Uji Keberatian dan Uji Asumsi Klasik untuk Regresi Ganda

1. Uji Keberartian

Uji kelinieran regresi linier multiple dengan mengunakan st

(55)

Keterangan :

: varians regresi : varians sisa

Dengan dk 1 dan dk penyebut n-2 dengan = 0,05 kreteria uji, apabila Fh > Ft maka

Ho ditolak yang menyatakan arah regresi berarti. Sebaliknya apabila Fh < Ft maka

Ho diteriama yang menyatakan koefisien arah regresi tidak berarti. Untuk mencari F

[image:55.612.112.503.366.560.2]

hitungan digunakan tabel ANAVA berikut :

Tabel 9. Tabel Analisa Varians

Sumber Varians Dk Jumlah

kuadart (JK)

Kuadart tengah

(KT)

F hitung

Total N -

Regresi (a)

Regresi (b/a)

Residu

1

1

n-2

( ∑ ) /n

JK ( b/a)

JK (s)

( ∑ ) /n

= JK(b/a)

= ( )

(Sudjana, 2005: 332)

JK ( a) = ( ∑ ) /N

JK b/a = b ∑ − (∑ )(∑ )

JK (S) = JK (T) – JK (a) – JKb/a

(56)

Keterangan :

reg = varian regresi sis = varian sisa = banyak responden (Sudjana, 2005: 332)

Uji keberartian digunakan untuk mengetahui keberartian r (uji korelasi) dan untuk

menerima atau menolak hipotesis yang telah diajukan.

2. Uji Kelinieran

Uji Kelineran regresi linier multiple dengan mengunakan statistik F dengan rumus

F =

G S TC S 2 2 Keterangan : TC

S2 = varian tuan cocok

G

S2 = varian galat

Yang akan di pakai untuk menguji tuna cocok regresi linier. Dalam hal ini kita tolak

hipotesisi model regresi linier jika F ≥ F (1-a) (k-2, n-2)

[image:56.612.118.511.590.710.2]

Untuk mencari F hitung digunakan tabel ANAVA Sebagi berikut:

Tabel 10. Analisis Varians Sumber

varians dk Jumlah kuadrat JK

Kuadrat tengah F hitung

Tuan cocok k-2 JK(TC)

2 ) ( 2   k TC JK TC S G S TC S 2 2

Galat n –k JK (E) res = ( )

(57)

Keterangan :

JK ( a) = ( ∑ ) /n

JK b/a = b ∑ − (∑ )(∑ )

JK (T) = JK (a) –JKb/a JK(T) = ∑

JK (E) = ∑ ∑ − (∑ )

JK (TC) = JK(S) – JK (G) reg = varian regresi sis = varian sisa = banyak responden (Riduwan, 2010:186)

3. Uji Multikolinieritas

Menurut Sudarmanto (2005: 136), uji asumsi tentang multikolonieritas dimaksudkan

untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel

bebas (independen) yang satu dengan variabel variabel bebas (independen) lainnya.

Lebih lanjut, Sudarmanto (2005: 138) menyatakan ada atau tidaknya korelasi

antarvariabel independen dapat diketahui dengan memanfaatkan statistik korelasi

product moment dari Pearson, sebagai berikut.

 

N X2 X 2

N Y2

 

Y 2

Y X XY

N rxy

   

 

(58)

Keterangan:

xy

r = koefisien korelasi antara gejala X dan gejala Y X = skor gejala X

Y = skor gejala Y N = jumlah sampel (Suharsimi Arikunto, 2006:146)

Dengan df = N-1-1dengan tingkat alpha yang ditetapkan, kriteria uji apabila rhitung<

tabel

r , maka tidak terjadi multikorelasi antarvariabel independen, apabila rhitung>rtabel,

maka terjadi multikorelasi antarvariabel independen. (Sudarmanto, 2005: 141).

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan korelasi antara anggota seri observasi yang disusun

menurut observasi waktu (seperti data time series) atau urutan tempat/ruang (data

cross section) atau yang timbul pada dirinya sendiri. (Sudarmanto, 2005:143).

Pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara

data pengamatan atau tidak. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam

penelitian ini, dilakukan dengan uji Durbin-Watson dengan kreteria uji bila nilai

statistic Durbin-Watson mendekati angka 2 maka dapat pengamatan tersebut tidak

memiliki autokorelasi dan sebaliknya.

a. Tentukan hipotesis nol dan alternatif. Hipotesis nol adalah variabel gangguan tidak mengandung autokorelasi dan hipotesis altenatifnya adalah variabel gangguan autokorelasi.

b. Hitung besarnya statistik DW dengan rumus

(59)

c. Bandingkan nilai statistik DW dengan nilai teoritik DW sebagai berikut untuk ρ > 0 (autokorelasi positif)

1. Bila DW ≥ du (dengan df n – K – 1) : adalah banyaknya variabel bebas ang

digunakan : H0 diterima jadi ρ = 0 berarti tidak ada autokorelasi pada model regresi itu.

2. Bila DW ≤ dL (dengan df n – K – 1) : Ho ditolak, jadi ρ ≠ 0 berarti ada

autokorelasi positif pada model itu.

3. Bila dL < DW < du : uji itu hasilnya tidak konklusif, sehingga tidak dapat

ditentukan apakah terdapat autokorelasi atau tidak pada model itu. d. Untuk ρ < 0 (autokorelasi negatif)

1. Bila (4- DW) ≥ du ; h0 diterima jadi ρ = 0 berarti tidak ada autokorelasi pada

model itu

2. Bila (4- DW) ≤ dL ; h0 ditolak, jadi ρ ≠ 0 berrti ada autokorelasi positif pada

model itu

3. Bila dL < (4-DW) < du ; uji itu hasilnya tidak konklusif sehingga tidak dapat

ditentukan apakah terdapat autokorelasi atau tidak pada model itu. (Muhamad Firdaus : 100-101)

5. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah variani residual absolut

sama atau tidak sama untuk semua pengamatan. Pendekatan yang digunakan untuk

mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu rank korelasi dari Spearman.

Kriteria yang digunakan untuk menyatakan apakah terjadi heteroskedastisitas atau

tidak menggunakan harga koefesien signifikansi dengan membandingkan tingkat

alpha yang ditetapkan maka dapat dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas

diantara data pengamatan tersebut dan sebaliknya (Sudarmanto, 2005:158)

Pengujian rank korelasi Spearman koefisien korelasi rank dari Spearman

didefinisikan sebagai berikut:

 <

Gambar

Tabel 1. Rekapitulasi pelanggaran terhadap tata tertib sekolah yang dilakukan Siswa kelas XI  SMA Negri 1 Bumi Agung Way Kanan Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010-2011
Gambar 1. Paradigma hubungan Variabel bebas X1 dan X2 terhadap Y
Tabel 9. Tabel Analisa Varians
Tabel 10. Analisis Varians
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil evaluasi administrasi, teknis, evaluasi harga serta evaluasi penilaian kualifikasi penawaran oleh Pokja ULP Pengadaan Barang/Jasa Bidang Bina Marga Dinas

Sejumlah ahli manajemen mengatakan bahwa manusia dewasa rata-rata membuat 300 keputusan per hari, dari yang sepele sampai yang penting dan menentukan hidup mereka. Artinya, setiap

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui susunan lapisan bawah permukaan tanah, sehingga dapat diketahui adanya lapisan pembawa air tanah atau akuifer yang ada di Kampus Tegal

bagaimana media sosial Suara Surabaya dapat menjadi Ruang Publik sesuai dengan. teori ruang

Intervening Variable : internal consumer response (Z) summarizes that an ad should have capability to influence the consumer and attract them to the product offered, which is

Di antara dasar dasar utama kerajaan Malaysia adalah Dasar Perindustrian, Dasar Penswastaan, Dasar Penerapan Nilai Islam Dalam Pentadbiran [

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya guru wali kelas VI dalam menangani school

Berdasarkan hasil data penelitian tindakan kelas tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mealui kegiatan bermain dengan media kertas lipat dapat meningkatkan fisik motorik