• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL BANTUAN TEMAN DAN MODEL KOOPERATIF TIPE TS-TS (TWO STAY TWO STRAY)TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR ROLL KIP DALAM SENAM LANTAI PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL BANTUAN TEMAN DAN MODEL KOOPERATIF TIPE TS-TS (TWO STAY TWO STRAY)TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR ROLL KIP DALAM SENAM LANTAI PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

ii ABSTRAK

PENGARUH MODEL BANTUAN TEMAN DAN MODEL KOOPERATIF TIPE TS-TS (TWO STAY- TWO STRAY)TERHADAP KETERAMPILAN

GERAK DASAR ROLL KIP DALAM SENAM LANTAI PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh

NI WAYAN SISTA RESTIANA

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh model bantuan teman dan model kooperatif tipe TS-TS (Two Stay Two Stray) terhadap ketrampilan gerak dasar Roll Kip dalam senam lantai pada siswa kelas VII di SMP N 7 Bandar Lampung.

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Dengan populasi adalah siswa SMP N 7 Bandar Lampung kelas VII yang berjumlah 240 siswa, dan diambil sampel berjumlah 60 siswa menggunakan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan tes keterampilan gerak dasar Roll Kip dalam senam lantai. Teknik analisis data menggunakan Analisis Varians ( ANAVA).

Hasil penelitian menunjukkan: bahwa ada pengaruh yang signifikan dari model bantuan teman dan model kooperatif tipe TS-TS (Two Stay Two Stray) terhadap ketrampilan gerak dasar Roll Kip dalam senam lantai pada siswa kelas VII di SMP N 7 Bandar Lampung.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah model kooperatif tipe TS-TS (Two Stay Two Stray) lebih baik dari pada model bantuan teman terhadap ketrampilan gerak dasar Roll Kip.

Implementasi untuk para mahasiswa dan guru pendidikan jasmani dapat menerapkan model kooperatif tipe TS-TS (Two Stay Two Stray) sebagai salah satu acuan dalam program pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar Roll Kip dalam senam lantai.

(2)

PENGARUH MODEL BANTUAN TEMAN DAN MODEL KOOPERATIF TIPE TS-TS (TWO STAY TWO STRAY) TERHADAP KETERAMPILAN

GERAK DASAR ROLL KIP DALAM SENAM LANTAI PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

OLEH

NI WAYAN SISTA RESTIANA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

PENGARUH MODEL BANTUAN TEMAN DAN MODEL KOOPERATIF TIPE TS-TS (TWO STAY TWO STRAY) TERHADAP KETERAMPILAN

GERAK DASAR ROLL KIP DALAM SENAM LANTAI PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2012/2013 .

(Skripsi)

Oleh

NI WAYAN SISTA RESTIANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Rangkaian Gerak Roll Kip ... 14

2. Rencana Penelitian ... 23

3. Tes Awal dan Akhir Model Bantuan Teman ... 35

4. Tes Awal dan Akhir Model Kooperatif tipe TSTS ... 36

(5)
(6)

xiv

E. Populasi dan Sampel ... 25

1. Populasi ... 26

2. Sampel ... 26

F. Teknik Pengambilan Data ... 27

G. Prosedur Penelitian ... 27

H. Instrumen Penelitian ... 29

I. Teknik Analisis Data ... 30

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 34

1. Deskripsi Data ... 34

2. Analisis Data ... 37

3. Pengujian Hipotesis ... 40

1. Hipotesis 1... 40

2. Hipotesis 2... 41

3. Hipotesis 3... 42

B. Pembahasan ... 42

V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 46

B. Saran... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 48

(7)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Program Pembelajaran ... 51

2. Pembagian Kelompok Berdasarkan Tes Awal ... 54

3. Pengolahan Data Uji Coba Instrumen ... 55

4. Instrumen Penilaian Gerak Dasar Roll Kip ... 63

5. Pedoman Penilaian Gerak Dasar Roll Kip ... 65

6. Data Tes Awal Tes Akhir... 67

7. Analisis Data Statistik ... 69

8. Perhitungan Analisis Data Varian... 70

9. Tabel Ringkasan Anava Satu Jalur ... 72

10. Pengujian Hipotesis 1... 73

11. Pengujian Hipotesis 2 ... 74

12. Pengujian Hipotesis 3 ... 75

13. Tabel F ... 76

(8)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rumus Anava Tunggal ... 31

2 Hasil Pengukuran Tes kemampuan Gerak Dasar Roll Kip ... 35

3. Hasil Pengukuran Nilai Beda ... 38

4. Hasil Nilai Mean ... 39

(9)
(10)
(11)
(12)

MOTO

“Belajarlah mengalah

sampai tak seorangpun yang bisa mengalahkanmu !

“Belajarlah merendah

sampai tak seorangpun yang bisa merendahkanmu !

“Orang Hebat “

Tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan atau kenyamanan tetapi mereka di bentuk melalui

“Kesukaran, Tantangan dan Air mata”

(13)

PERSEMBAHAN

Dengan Mengucapkan Om Awighenam Astu Namah Sidhem

Ku persembahkan karya ku ini Kepada :

Orang tua adalah segala-galanya bagi kebahagian hidupku Merekalah yang dapat memahami segala kekurangan pada diriku

Diiringi dengan do’a tulus, keberhasilan ini dapat kuraih Bapak dan Ibu ku

Di dalam tubuh ku mengalir darah Ibu Dan keringat Bapak

Adik - adikku Ni Made Rika dan Nyoman Handy yang selalu setia menemaniku, terimakasih atas suplai motivasi, kesabaran, serta curahan kasih sayangnya.

Adik - adikku di kostan Ayu, Tuti, Novi, Rilly, Alit, Yoga dan adik – adik tingkatku Febri, Azry, Desna, Dito yang selalu memberikan semangat dan

mendoakan keberhasilanku.

Sahabat tercinta Dewi , Yanti, Ketut, Ninuk, Nur, Yuli, Agesty, Ajeng dan Hesti thank’s for all cos you can help me every time

Teman-teman angkatan 2008 terimakasih atas segala kasih sayang dan perhatian kalian sehingga membuat aku semakin dewasa

Dan seseorang yang semoga kelak Tuhan takdirkan untuk mendampingiku mengarungi suka duka jalannya kehidupan

(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bandar Lampung pada tanggal 03 Aguatus 1989, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, bapak Wayan Gine, S.Pd dan Ibu Ni Wayan Yasminiati.

Pendidikan Taman kanak-kanak (TK) Dharma Pertiwi, Lampung Tengah diselesaikan tahun 1996, Sekolah Dasar (SD) di SDN 1 Restu Baru, Lampung Tengah diselesaikan pada tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP N 1 Rumbia diselesaikan pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Rumbia pada tahun 2008.

Tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Unila melalui jalur PKAB. Pada Tahun 2011, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata di desa Sekincau Kecamatan Sekincau Lampung Barat, Pada tahun 2011 Penulis

(15)

vi

SANWACANA

Om Swastyastu,

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang penulis susun ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi Pendidikan Jasmani dan kesehatan FKIP Unila. Dengan Judul “ pengaruh model bantuan teman dan model kooperatif tipe TS-TS (two stay- two stray) terhadap ketrampilan gerak dasar roll kip dalam senam lantai pada siswa kelas vii di smp negeri 7 bandar lampung tahun pelajaran 2012/2013

Dalam Penulisan skripsi ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si, selaku dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Drs. Baharudin Risyak, M. Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan (IP)

FKIP Universitas Lampung.

3. Dr. Rahmat Hermawan, M. Kes selaku Pembimbing Pertama yang telah memberikan bimbingan, pengarahan serta motivasi kepada penulis.

4. Drs. Ade Jubaedi, M. Pd selaku Pembimbing Kedua yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, serta kepercayaan kepada penulis.

(16)

vii

6. Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan saat penulis menyelesaikan perkuliahan.

7. Bapak dan Ibu staf tata usaha FKIP Unila.

8. Kepala SMP Negeri 7 Bandar Lampung yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

9. Semua Sahabat ( Dewi, Yanti, Dwi, Ayu, Yoga, Tuty, Novi, Alit, Rilly, Ninuk, Agesty, Ajeng, Nur, Hesty, Yuli, Rofi, Kiki) serta teman – teman seperjuangan angkatan 2008 yang selalu memberikan semangat.

10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dengan tulus dan ikhlas semoga diberikan kebaikan dari Tuhan Yang Maha Esa, Svaha.

Akhir Kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua, Svaha.

Om Santih, Santih, Santih Om.

Bandar Lampung, 18 Februari 2014 Penulis

(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan tumbuhnya kesadaran masyarakat akan manfaat olahraga, mendorong manusia untuk memikirkan dasar-dasar tujuan olahraga yang semakin jelas dan mantap arahnya. Usaha untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam bidang olahraga hendaknya dimulai dari olahraga pendidikan melalui jalur-jalur pendidikan di sekolah sedini mungkin.

Sedangkan pendidikan jasmani sendiri adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam pelaksanaannya aktifitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar dan melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai tujuan pendidikan olahraga prestasi.

Tujuan pendidikan jasmani meliputi : (1) mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial, (2) mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang

(18)

2

(3) mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisifasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.

Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Untuk itu dalam Pendidikan Jasmani diperlukan sarana dan prasarana yang memadai dan penggunaannya dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa yang menggunakannya agar guru dapat memberikan materi pelajaran dengan baik dan siswa mampu menguasai tugas gerak pada berbagai cabang olahraga, meningkatkan kualitas unjuk kerja (performance) dan kemampuan belajar dan kesehatannya.

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah belum

mencapai hasil yang optimal. Masalah ini disebabkan karena terbatasnya sumber - sumber yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran pendidikan jasmani. Hal ini berhubungan dengan orientasi guru dalam mengajar yang lebih ditujukan kepada pencapaian prestasi tanpa melakukan modifikasi khususnya pada teknik keterampilan cabang olahraga.

(19)

3

sebagai pelajaran wajib disekolah. Dengan sendirinya senam sebagai bagian dari penjaskes juga diajarkan disekolah. senam terdiri menjadi 3 (tiga) bagian yaitu; senam artistik, senam rytmik, dan senam aerobik. Salah satunya adalah senam artistik. Dimana gerakan-gerakan pada senam tersebut memerlukan teknik dan gerakan yang benar dan irama yang tepat, sehingga gaya yang digunakan dapat dilakukan secara aman, efisien, dan efektif. Dalam cabang olahraga senam khususnya senam artistik terdapat beberapa gerakan. Salah satunya gerakan senam lantai yaitu roll kip.

Roll Kip merupakan suatu bentuk gerakan dengan cara bertumpu pada tengkuk atau pundak, kedua telapak tangan ikut menolak serta dibantu lentingan kedua kaki ke atas dengan kuat dan cepat dan lecutan pinggul dan pinggang serta merupakan gabungan dua gerakan dasar senam lantai yaitu roll depan dan kip atau lenting.

Gerakan roll kip dimulai dari sikap berbaring telentang. Kedua telapak tangan diletakkan di samping kepala, selebar bahu. Kedua kaki diangkat, sehingga lutut berada di atas kepala. Dari sikap tersebut kedua kaki dilentingkan ke depan dan ke atas dibantu dengan tolakan kedua tangan, sehingga kedua kaki mendarat di lantai atau matras dengan sikap setengah jongkok atau berdiri membungkuk. Pada waktu ke dua tangan bertolak, ujung jari-jari tangan menghadap ke depan atau ke arah tubuh.

(20)

4

mengajarkan pelajaran senam disekolah. Pola pelajaran yang kurang variatif dan cenderung membosankan membuat siswa menjadi malas dalam mempelajari pelajaran senam khususnya pada gerak dasar Roll kip. Kesulitan siswa dalam melakukan pelajaran senam khususnya gerak dasar Kip atau lenting menyebabkan kendala pada mata pelajaran senam, selanjutnya pelajaran berjalan tidak efektif. Untuk itu perlu mengadakan perbaikan dalam metode atau model pembelajaran agar tercapai

keberhasilan pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut perlu ditentukan metode belajar yang tepat agar perbaikan dalam hal pendekatan atau model yang digunakan untuk meningkatkan gerak dasar Roll kip. Model yang berorientasi pada prinsip latihan yang disesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan siswa serta alat bantu yang diharapkan dapat meningkatkan gerak dasar Roll kip.

(21)

5

Maka dengan model pembelajaran bantuan teman dan model kooperatif tipe TSTS diharapkan dapat memudahkan siswa dalam menguasai gerak dasar dalam senam lantai terutama gerak dasar Roll kip.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis akan mengadakan penelitian tentang ” Pengaruh model bantuan teman dan model kooperatif tipe TSTS terhadap keterampilan gerak dasar roll kip dalam senam lantai pada siswa kelas VII di SMP Negeri 7 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Rendahnya kemampuan gerak dasar Roll kip pada siswa kelas VII di SMP N 7 Bandar Lampung.

2. Belum digunakannya model bantuan teman dan model kooperatif tipe TSTS dalam proses pembelajaran.

3. Masih kurangnya pemahaman guru tentang model bantuan teman dan model kooperatif tipe TSTS dalam proses pembelajaran.

C. Rumusan Masalah

(22)

6

1. Seberapa besar pengaruh model bantuan teman terhadap ketrampilan gerak dasar roll kip pada siswa kelas VII di SMP N 7 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013?

2. Seberapa besar pengaruh model kooperatif tipe TSTS terhadap

kemampuan gerak dasar roll kip pada siswa kelas VII di SMP Negeri 7 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013?

3. Manakah yang lebih efektif antara model bantuan teman, model kooperatif tipe TSTS dan kelompok kontrol terhadap ketrampilan gerak dasar roll kip pada siswa kelas VII di SMP Negeri 7 bandar lampung?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh model bantuan teman terhadap keterampilan gerak dasar roll kip pada siswa kelas VII di SMP Negeri 7 Bandar Lampung.

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh model kooperatif tipe TS-TS (two stay-two stray) terhadap keterampilan gerak dasar roll kip pada siswa kelas VII di SMP Negeri 7 Bandar Lampung.

(23)

7

keterampilan gerak dasar roll kip pada siswa kelas VII di SMP Negeri 7 Bandar Lampung.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak– pihak yang terkait :

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengalaman untuk mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar roll kip. Dan juga sebagai salah satu untuk mengkaji ulang mengenai peran ilmu dasar kepelatihan, dalam menunjang peningkatan kemampuan gerak dasar roll kip.

2. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar roll kip.

3. Bagi guru

(24)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan guru memegang peranan yang sangat penting untuk mencerdaskan siswanya, sebab salah satu komponen yang menyebabkan berhasil atau tidaknya siswa dalam belajar ditentukan oleh proses pembelajaran yang dilakukan guru.

Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan seorang guru untuk membantu siswa dalam proses belajar, sehingga terjadi perubahan dari kondisi tidak mengerti menjadi mengerti.

Dimyati dan Mudjiono (2002 : 297), mendefinisikan “Pembelajaran

adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”. Sedangkan menurut Satori (dalam skripsi Ninuk Suhartati) berpendapat bahwa “Pembelajaran adalah proses membantu siswa belajar, yang ditandai dengan perubahan perilaku baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor”.

(25)

9

terjadi proses belajar pada siswa untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran.

B. Teori Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri individu yang sedang belajar, baik potensial maupun aktual. Perubahan tersebut dalam bentuk kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu yang cukup lama. Dan perubahan itu terjadi karena berbagai usaha yang dilakukan oleh individu yang bersangkutan.

Menurut S. Nasution, 1982 (dalam Sugiyanto, 1999:267) mengemukakan bahwa belajar adalah : ”perubahan urat-urat, perubahan pengetahuan, dan perubahan perilaku yang dihasilkan dari pengalaman dan latihan”.

Robert N. Gagne, 1977 (dalam Sugiyanto, 1999:267) mendefinisikan bahwa belajar adalah: ” suatu perubahan

pembawaan atau kemampuan yang bertahan dalam jangka waktu tertentu dan tidak semata-mata disebabkan oleh proses

pertumbuhan”.

(26)

10

tingkah laku yang relatif permanen, yang merupakan hasil dan berbuat berulangulang”.

Kesimpulan dari beberapa teori diatas bahwa belajar adalah suatu proses, fungsi, dan hasil dari perubahan-perubahan. Perubahan yang terjadi bisa bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama, maksudnya adalah perubahan itu tidak langsung hilang sesudah kegiatan selesai dilakukan

C. Pendidikan Jasmani

Sudirman Husin (2008:1) menjelaskan bahwa “Pendidikan Jasmani

memuat berbagai permainan olah gerak jasmani yang dapat merangsang peserta didik aktif, kreatif dan menarik sesuai dengan jiwa perkembangan anak yang merasa senang dalam bermain dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah maupun di sekolah”.

Tamat dan Mirman Muekarto (2005:8) mendefinisikan pendidikan jasmani merupakan ”usaha untuk mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak ke arah kehidupan yang sehat jasmani dan rohani, usaha tersebut berupa kegiatan jasmani atau fisik yang di program secara ilmiah, terarah, dan sistematis”.

(27)

11

sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotorik, kognitif, dan afektif setiap siswa.

D. Pengertian Senam

Senam yang dikenal dalam bahasa indonesia sebagai salah satu cabang olahraga merupakan terjemahan langsung dari bahasa inggris Gymnastics, atau belanda Gymnastiek. Gymnastics sendiri adalah bahasa aslinya merupakan serapan kata dari bahasa yunani,gymnos, yang berarti telanjang. Orang yunani kuno melakukan latihan senam diruangan khusus yang disebut ”Gymnasium” atau Gymnasion”.

Tujuannya ialah untuk mendapatkan kekuatan dan keindahan jasmani. Cara berpakaiannya minim atau telanjang maksudnya agar dapat leluasa bergerak.

Imam Hidayat ,1995( dalam Ade Jubaedi,2008:9), mendefininsikan senam sebagai: ”suatu latihan tubuh yang sipilih dan dikonstruk

dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani,

mengembangkan keterampilan,dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual”.

(28)

12

exercises on the floor or apparatus that is designed to promote endurance, sternght, flexibility, agility, coordination,and body

control”. Dalam pengertian bebas definisinya berbunyi: ”senam dapat diartikan sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai pada alat yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi, dan kontrol tubuh.

Maka senam merupakan aktivitas fisik yang dilakukan baik sebagai cabang olahraga tersendiri maupun sebagai latihan untuk cabang olahraga lainnya yang memerlukan keleluasaan gerak sehingga perlu dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang. Berlainan dengan cabang olahraga lain umumnya yang mengukur hasil aktivitasnya pada obyek tertentu, dan bertujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan,dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual. Senam mengacu pada bentuk gerak yang dikerjakan dengan kombinasi terpadu dan menjelma dari setiap bagian anggota tubuh dari komponen-komponen kemampuan motorik seperti: kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelentukan, kelincahan, daya tahan, dan ketepatan.

Tujuan dari senam lantai adalah :

1. Menambah pengetahuan dan pengertian tentang pentingnya senam.

(29)

13

3. Menambah kemampuan untuk menilai bagaimana gerakan itu seharusnya.

4. Menambah kelentukan, kekuatan, daya tahan,ketrampilan, dan efisiensi gerak.

5. Menambah kemampuan mempelajari motor-skill. 6. Menambah kemampuan untuk relax.

E. Jenis Gerakan Senam Lantai

Senam lantai pada umumnya disebut floor exercise, tetapi ada juga yang menamakan tumbling. Senam lantai merupakan salah satu rumpun dari senam. Senam lantai adalah latihan senam yang dilakukan pada matras. Yang dimana terdiri dari beberapa gerakan yaitu : Roll Depan, Roll Belakang, Tiger Sprong, Handstaien Roll, Stut, Meroda, Round Off, Handspring, serta Roll Kip.

F. Roll Kip

Roll kip merupakan suatu bentuk gerakan dengan cara bertumpu pada tengkuk atau pundak, kedua telapak tangan ikut menolak serta

dibantu lentingan kedua kaki ke atas dengan kuat dan cepat dan lecutan pinggul dan pingan serta merupakan gabungan 2 gerakan dasar senam lantai yaitu roll depan dan kip atau lenting.

Cara melakukan gerakan roll kip sebagai berikut :

(30)

14

2. Posisi Menumpu Bungkukkan badan sambil meletakan kedua telapak tangan di atas matras.

3. Posisi Guling Depan bengkokan kedua siku kesamping kemudian masukan kepal diantara kedua lengan dan letakan tengkuk kepermukaan matras.

4. Posisi Meluruskan Tungkai setelah memulai guling depan usahakan tungkai lurus ke depan.

5. Posisi Kip posisi dimana punggung menyetuh mataras dan pada saat itu juga dengan sekuat dan secepat-cepatnya kedua tungkai dilecutkan ke atas depan bersamaan dengan lecutan pinggul dan pinggang serta dibantu dengan kedua tolakan lengan.

6. Posisi Pendaratan Setelah melenting diusahakan mendarat dengan kedua kaki bersamaan dengan posisi badan berdiri tegak atau sekurang-kurangnya jongkok.

7. Posisi Akhir berdiri tegak kedua lengan diangkat keatas samping atau berdiri dengan kedua lengan rapat di samping badan.

(31)

15

Gambar 1. Rangkaian Gerakan Roll Kip dari Tahapan Awal, Pelaksanaan dan Akhir

Menurut Surtiyo Utomo dan Suwandi (Penjasorkes) terdapat beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan saat melakukan gerak dasar roll kip, antara lain:

1. meletakkan tangan terlalu lebar. 2. kaki diangkat tidak sampai belakang. 3. saat menggangkat kaki kedua lutut ditekuk

4. sebelum pinggul dan pinggang terangkat kedua tungkai sudah dilecutkan.

5. melecutkan tungkai kurang kuat.

6. tidak dibantu dengan lecutan pinggul pinggang dan tolakan kedua lengan.

7. kedua kaki diangkat terlalu ke belakang.

(32)

16

merupakan gabungan 2 gerakan dasar senam lantai yaitu roll depan dan kip atau lenting.

Melihat masih banyaknya siswa kelas VII di SMP Negeri 7 Bandar Lampung yang belum menguasai gerak dasar roll kip, maka dalam penelitian ini upaya yang dilakukan peneliti untuk membantu siswa melakukan gerak dasar roll kip adalah dengan membelajarkan gerak dasar roll kip menggunakan model bantuan teman dan model kooperatif tipe TSTS. Diharapkan dengan adanya perubahan model pembelajaran yang digunakan maka siswa dapat berlatih gerak dasar roll kip dengan optimal.

G. Model Pembelajaran

Dick dan Carey 1990(dalam Uno,2007:1) menjelaskan bahwa “model pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi

pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu peseta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu”.

(33)

17

H. Model Pembelajaran Bantuan Teman

Bantuan teman berarti barang yang dipakai untuk membantu, pertolongan, sokongan ( Depdiknas, 2001 : 105 ). Teman berarti kawan, sahabat ( Depdiknas, 2001 : 1164 ). Bantuan teman dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai pertolongan yang dilakukan oleh kawan sekelasnya.

Bantuan teman memiliki makna tersendiri, bantuan berasal dari kata “bantu”,dalam kamus umum Bahasa Indonesia karangan

Poerwadarmita (1986:89) dinyatakanbahwa kata bantu bermakna “tolong, penolong, member dukungan atau sokongan supaya kuat

atau berhasil lebih baik”. Sedangkan kata teman menurut kamus Umum Bahasa Indonesia karangan Poerwadarmita (1986:89) mempunyai makna “sahabat atau teman” atau “orang yang sama

bekerja”. Jadi bantuan dapat didefinisikan sebagai “pertolongan atau

dukungan yang diberikan oleh sahabat/kawan sekelas”.

(34)

18

I. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS

Spencer Kagan 1990 (dalam Miftahul Huda 2011 ) TSTS berasal dari bahasa Inggris yang berarti “dua tinggal dua tamu”. Teknik ini

memberi kesempatan kepada siswa untuk membagikan hasil informasi dengan kelompok lain (Isjoni, 2009).

Menurut Suprijono 2009 (dalam Miftahul Huda 2011) model

pembelajaran kooperatif tipe TSTS atau dua tinggal dua tamu diawali dengan pembagian kelompok. Setelah kelompok terbentuk guru memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang harus mereka diskusikan jawabannya. Setelah diskusi intrakelompok selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain. Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas sebagai duta (tamu) mempunyai

kewajiban menerima tamu dari suatu kelompok. Tugas mereka adalah menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada tamu tersebut. Dua orang yang bertugas sebagai tamu diwajibkan bertamu kepada semua kelompok. Jika mereka telah selesai melaksanakan tugasnya, mereka kembali ke kelompoknya masing-masing. Setelah kembali ke

(35)

19

J. Kerangka Pikir

Menurut Soekamto (1984:24) “Kerangka pikir adalah konsep yang

memerlukan abstraksi dan hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya berdimensi sosial yang dianggap relevan dengan peneliti”.

Orientasi pendidikan jasmani khususnya dalam pembelajaran keterampilan gerak dasar roll kip pada anak sekolah menengah pertama selama ini cenderung lebih menitik beratkan pada hasil banyaknya gerakan roll kip yang dilakukan oleh siswa, tanpa melihat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan gerak roll kip. Orentasi pembelajaran yang seperti ini tidaklah efektif, sebab dengan orentasi pembelajaran yang seperti ini kemampuan siswa tidak tergali secara baik.

Dalam proses pembelajaran gerak dasar roll kip pada siswa kelas VII SMP Negeri 7 Bandar Lampung, peneliti melihat masih kurang efektif dan optimal proses pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang kesulitan melakukan gerak dasar roll kip dan hasil belajar yang kurang memuaskan. Adapun hal-hal yang menyebabkan siswa kesulitan dalam melakukan gerak dasar roll kip adalah: kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar roll kip, kurangnya sarana dan prasarna olahraga untuk

(36)

20

pembelajaran bantuan teman dan model kooperatif tipe TSTS dalam proses pembelajaran gerak dasar roll kip.

Diharapkan dengan penggunaan model pembelajaran bantuan teman dan model kooperatif tipe TSTS pada gerak dasar roll kip, siswa dapat belajar gerak dasar roll kip dengan optimal sehingga indikator pembelajaran dapat tercapai.

K. Hipotesis

Menurut Arikunto (1998 : 67), hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul, oleh karena itu suatu hipotesis perlu diuji guna mengetahui apakah hipotesis tersebut terdukung oleh data yang menunjukkan kebenarannya atau tidak. Sukardi (2003 : 42) hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat sementara dan bersifat teoritis.

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho1: Tidak ada pengaruh yang signifikan dari model bantuan teman

terhadap ketrampilan gerak dasar roll kip dalam senam lantai.

H1 : Ada pengaruh yang signifikan dari model bantuan teman

(37)

21

Ho2 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dari model kooperatif tipe

TSTS terhadap ketrampilan gerak dasar roll kip dalam senam lantai.

H2 : Ada pengaruh yang signifikan dari model kooperatif tipe TSTS

terhadap ketrampilan gerak dasar roll kip dalam senam lantai.

Ho3 : Model kooperatif tipe TSTS lebih baik di bandingkan dengan

model bantuan teman serta kelompok kontrol terhadap keterampilan gerak dasar roll kip dalam senam lantai..

H3: Model bantuan teman lebih baik di bandingkan dengan model

(38)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen murni yaitu untuk mengetahui pengaruh setiap variabel bebas terhadap variabel terikat. “Penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat” (Riduwan, 2005:50).

Penulis mengadakan eksperimen untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran bantuan teman dan model kooperatif tipe TSTS terhadap kemampuan gerak dasar roll kip.dalam senam lantai pada siswa kelas VII di SMP Negeri 7 Bandar Lampung. Dan tujuan penggunaan metode ini adalah untuk melatih mengajar berdasarkan variabel dengan mengajarkan kepada siswa. Penulis akan mengabil sejumlah siswa untuk diteliti. Dan penulis akan menggunakan tes untuk pengambilan datanya.

B. Variabel Penelitian

(39)

23

penelitian ini menggunakan 2 (dua) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat.

a. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran bantuan teman (X1) dan model kooperatif tipe TSTS (X2). b. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel akibat. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan gerak dasar roll kip.

Rancangan penelitaian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

X1 Treatment A T2 P S T1 OP X2 Treatment B T2

X0 T2

Gambar 2. Rencana Penelitian Pengaruh Model Bantuan Teman dan Model Kooperatif Tipe TSTS Terhadap Kemampuan Gerak Dasar Roll Kip.

Keterangan :

P = Populasi S = Sampel

OP = Ordinal Pairing (Pengelompokan) T1 = Tes awal

T2 =Tes akhir

X1 = Kelompok Eksperimen A X2 = Kelompok Eksperimen B X0 = Kelompok Kontrol

(40)

24

Treatment B = model kooperatif tipe TS-TS

Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada kelompok model pembelajaran bantuan teman dan model kooperatif tipe TSTS dan tanpa perlakuan. Tes awal yaitu tes roll kip, dari hasil tes direngking dari yang terjauh sampai yang terdekat, kemudian dibagi dan dimasukkan dalam kelompok A, kelompok B dan kelompok C kemudian dipasangkan dengan rumus A-B-C-C-B-A. Sehingga nantinya akan terbagi 3 kelompok yang sama rata. Kelompok A diberi perlakuan model pembelajaran bantuan teman , kelompok B diberi perlakuan model kooperatif tipe TSTS dan kelompok C tidak diberi perlakuan.

Bentuk latihan yang akan di berikan untuk kedua kelompok A dan B meliputi latihan roll depan , push up untuk kekuatan otot lengan , latihan kayang untuk gerakan lenting.

C. Data

Menurut sumber pengambilannya, data dibedakan atas dua, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang

memerlukannya. data primer disebut juga data asli atau data baru. 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari

(41)

25

D. Definisi Operasioanal Variabel

Moh. Nazir mengatakan bahwa: “Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. Dengan kata lain definisi operasional merupakan unsur penelitian yang

memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1989:46). Dapat disimpulkan bahwa definisi operasional adalah semacam

petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.” (Moh.

Nazir, 1983:152).

Pembelajaran dengan model latihan roll kip dengan bantuan teman dan model kooperatif tipe TS-TS dalam menyamakan persepsi mengenai variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini, maka perlu dipaparkan dalam definisi operasional sebagai berikut :

(42)

26

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Arikunto (1998:115) populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian.

Menurut pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh subjek yang diteliti yang menghasilkan nilai pengukuran. Dan dalam penelitian ini yang digunakan sebagai objek penelitian adalah siswa/siswi SMP N 7 Bandar Lampung kelas VII yang berjumlah 240 siswa/i.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah seluruh objek yang akan menjadi bahan penelitian. Dalam suatu proses penelitian, tidak perlu seluruh populasi diteliti, akan tetapi dapat dilakukan terhadap sebagian dari jumlah populasi tersebut.

Adapun besarnya sampel yang akan diteliti, Suharsimi Arikunto

(43)

27

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik proporsional random sampling, maksudnya pengambilan sampel dengan memperhatikan jumlah populasi dalam tiap-tiap kelas yang dirandom (diacak) untuk menentukan jumlah sampel tiap-tiap kelasnya.

F. Teknik Pengambilan Data

Metode pengumpilan data adalah suatu metode untuk memperoleh keterangan yang benar sehingga dapat di pertanggung jawabkan. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode eksperimen lapangan melalui tes dan pengukuran.

Menurut Suharismi Arikunto (1998:53) tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan yang sudah ditentukan. Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur keterampilan gerak dasar roll kip siswa sebelum kegiatan pembelajaran (pre test) dan setelah kegiatan pembelajaran

dilaksanakan (post test), sedangkan menurut S.Margono (2010 : 170) tes ialah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Jadi tes adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan untuk menetapkan skor angka.

G. Prosedur Penelitian

(44)

28

b. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan c. Mempersiapkan tenaga pembantu

d. Membagi kelompok dengan urutan rangking dengan menggunakan teknik ordinal pairing berdasarkan hasil pre – test

e. Menyusun dan mengkoordinasikan jadwal latihan, hari, tanggal. Maupun waktu dengan pihak sekolah

Prosedur penelitian tentang pembelajaran ketrampilan gerak dasar Roll Kip menggunakan model bantuan teman dan model kooperatif tipe TS-TS (Two Stay-Two Stray) dilakukan dalam 18 kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2 x 45 menit. Dari 18 kali pertemuan tersebut pada pertemuan pertama didahului pre test / tes awal, 16 pertemuan berikutnya diberikan program pembelajaran dan pada akhir pertemuan diadakan post test. Adapun kegiatan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tes Awal (Pre Test)

Tes awal (pre test) dilakukan sebelum kegiatan ketrampilan gerak dasar Roll Kip menggunakan model bantuan teman dan model kooperatif tipe TS-TS (Two Stay-Two Stray) dilakukan. Tujuan dari pre test adalah untuk mengetahui kemampuan awal dari masing-masing siswa sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung.

2. Kegitan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran ketrampilan gerak dasar Roll Kip menggunakan model bantuan teman dan model kooperatif tipe TS-TS (Two Stay-Two Stray) ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu:

(45)

29

Sebelum pemanasan siswa dipimpin berdo’a, kemudian diberikan

pengantar mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan. Bentuk latihan pemanasan meliputi : stretching, senam penguluran,

perenggangan, kelentukan, dan penguatan. Alokasi waktu yang digunakan untuk pemanasan ini kurang lebih 10 menit.

b. Kegiatan Inti

Inti dari pembelajaran disini adalah belajar ketrampilan gerak dasar Roll Kip pada senam lantai pelaksanaanya, kelompok eksperimen 1

diberikan pembelajaran ketrampilan gerak dasar Roll Kip menggunakan model bantuan teman dan kelompok eksperimen 2 diberikan

pembelajaran ketrampilan gerak dasar Roll Kip menggunakan model kooperatif tipe TS-TS (Two Stay-Two Stray), sedangkan Kelompok kontrol tidak di berikan perlakuan. alokasi waktu yang digunakan untuk kegiatan ini kurang lebih 60 menit.

c. Penenangan / colling down

Tujuan dari penenangan adalah mengembalikan kondisi anak sesudah latihan, pelaksanaan colling down dengan senam relaksasi atau stretching, evaluasi jalanya pembelajaran dan koreksi secara umum. Alokasi waktu yang digunakan untuk kegiatan ini kurang lebih 10 menit.

3. Tes Akhir (Post Test)

(46)

30

H. Instrumen Penelitian

Instrumenadalah alat atau fasilitas yang digunakan penelitian dalam

mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, sehingga mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2002: 136). Tujuan test ini adalah untuk mengukur kemampuan roll kip siswa sebelum dan setelah menggunakan model pembelajaran bantuan teman dan model kooperatif tipe TSTS.

I. Teknik Analisis Data

Data yang dianalisis adalah data dari hasil tes awal dan akhir. Menghitung hasil tes awal dan akhir model pembelajaran bantuan teman dan model kooperatif tipe TS-TS (two stay-two stray) terhadap keterampilan gerak dasar Roll Kip menggunakan teknik analisis data uji F. Adapun syarat dalam menggunakan uji F adalah.

Anava (Analisis Varians) Untuk menguji perbedaan mean terhadap dua kelompok, yang satu memperoleh perlakuan, yang lain tidak. Dengan menggunakan test (uji-t), kita memeriksa efektivitas perlakuan. Dengan t-test hanya dapat dilihat perbedaan mean dua kelompok.

Apabila misalnya kita memiliki tiga sampel, yaitu sampel X, Sampel X2, dan sampel Xo maka pengujian perbedaan mean tidak dapat dilakukan sekaligus, tetapi berpasangan dua-dua secara berpasangan.

(47)

31

c. Ketiga, menguji perbedaan mean sampel X2 dengan X0

Untuk dapat membandingkan ketiga mean sekaligus, harus digunakan teknik lain, yaitu F-tes, atau analisi varians, catatan :

a. t-tes diajukan oleh Gossett, diambil huruf paling belakang huruf t. b. F-tes diajukan oleh Fisher, diambil huruf paling depan huruf F

Dengan mengunakan F-test, dapat diuji perbedaan mean dari tiga sampel secara serentak. Dengan demikian, maka ditinjau dari segi waktu penggunaan F-tes lebih efisien. Disamping itu, dengan F-test dapat diketahui gambaran menegani interaksi antara variabel-variabel yang menjadi pusat perhatian. Analisis Varians yang digunakan adalah Analisis Varians kalsifikasi tunggal karna tidak terdapat variabel baris hanya terdapat kolom, yg juga disebut anava satu jalan adapun rumus anava tunggal sebagai berikut :

Tabel 1. Rumus Anava Tunggal

Keterangan :

= jumlah subyek dalam kelompok k = banyak kelompok

N = jumlah subyek seluruhnya

(48)

32

= ∑X2T

2. Menghitung Jumlah Kuadrat Kelompok ( ) dengan rumus :

3. Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam ) dengan rumus : =

4. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Total ( ) dengan rumus :

5. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Kelompok ( ) dengan rumus :

6. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Dalam ( ) dengan rumus :

7. Menghitung Jumlah Mean Kelompok ( ) dengan rumus :

8. Menghintung Jumlah Mean Kuadrat Dalam ( ) dengan rumus :

9. Mencari FHitung dengan rumus :

= dengan = lawan

10. Mencari FTabel masing-masing kelompok dengan menggunakan α =

0,05

11. Menyusul Tabel Ringkasan Anava Satu Jalur untuk dasar penarikan kesimpulan analisis.

(49)

33

=

Pengujian taraf signifikan perbedaan antara kelompok eksperimen model bantuan teman dan model kooperatif tipe TS-TS (two stay-two stray) adalah apabila tabel berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok model bantuan teman, model kooperatif tipe TS-TS (two stay-two stray) dan kelompok kontrol sebaliknya bila

ㅥberarti terdapat perbedaan yang signifikan antara

(50)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa :

1. Metode Bantuan Teman memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan gerak dasar roll kip dalam senam lantai pada siswa kelas VII di SMP N 7 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.

2. Metode Kooperatif tipe TSTS memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan gerak dasar roll kip dalam senam lantai pada siswa kelas VII di SMP N 7 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.

3. Metode Kooperatif tipe TSTS lebih baik dari pada Metode Bantuan Teman dan kelompok kontrol terhadap keterampilan gerak dasar roll kip dalam senam lantai pada siswa kelas VII di SMP N 7 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.

B. Saran

1. Kepada para Mahasiswa dan Guru Pendidikan Jasmani diharapkan

(51)

48

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Revisi ke-V. Jakarta: Rineka Cipta.

. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Revisi ke-VI. Rineka Cipta. Jakarta.

. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Dirjen Dikti Depdikbud RI. Jakarta.

Huda, Miftahul, M.Pd. 2011. Cooperative Learning.Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Husin, Sudirman. 2008. Falsafah Pendidikan Jasmani. Disajikan dalam Seminar

Lokakarya Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandar Lampung. Jubaedi, Ade. 2008 . Bahan Ajar Senam I. Bandar Lampung: UNILA.

Jubaedi, Ade. 2009 . Bentuk Metode Latihan Senam Artistik. Bandar Lampung: UNILA.

Margono. 2007. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Soekamto, T dan Winataputra, Udin.1997. Teori Belajar dan Model- Model Pembelajaran. Dekdikbud. Jakarta.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung

Sugiyanto. 1999. Metode Belajar Mengajar. Universitas Terbuka. Bandar Lampung

(53)

50

Tamat dan Mirman Muekarto. 2005. Pendidikan Jasmani. Universitas Terbuka. Bandar Lampung.

Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajaran. Bumi Aksara. Gorontalo

Wikipedia. 1999. (http://id.wikipedia.org/wiki/gerak dasar). Diakses tanggal 25 Agustus 2012, Pukul 13.30 WIB.

(http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/14/model-pembelajaran-pair-checksspencer - kagen1993/). Diakses tanggal 13 Agustus 2012. Pukul 12.35

(http://syariffauzan.blogspot.com/2011/11/model-pembelajaran-paircheck. html). Diakses tanggal 13 Agustus 2012. Pukul 12.50

http://www.damandiri.or.id/file/sudirmanupibab5.pdf. Diakses tanggal 6 Mei 214. Pukul 21.05

Gambar

Gambar 1. Rangkaian Gerakan Roll Kip dari Tahapan Awal, Pelaksanaan dan Akhir
Gambar 2. Rencana Penelitian Pengaruh Model Bantuan Teman dan Model Kooperatif Tipe TSTS Terhadap Kemampuan Gerak Dasar Roll Kip
Tabel 1. Rumus Anava Tunggal

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penelitian ini dilatarbelakangi karena rendahnya hasil belajar siswa kelas III di MI Al-Fudlola Porong Sidoarjo pada mata pelajaran matematika terutama

Dari pembahasan sebelumnya, penelti mencoba menganalisis dengan metode analisis SWOT ( Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threaths ) yaitu suatu metode

Lingkungan kerja modern yang penuh dengan resiko tinggi mengharuskan adanya jaminan perlindungan atas keamanan, keselamatan dan kesehatan bagi para pekerja. Karena

Segala puji bagi allah sang pemilik jagat raya yang menciptakan manusia dalam bentuk sebaik baiknya, yang melengkapi manusia dengan akal sehingga dia dapat berpikir dan

Seorang wanita P1A0 datang dengan perdarahan jalan lahir 2 jam yang lalu pasien baru saja melahirkan , bayi dan plasenta lahir normal, dari pemeriksaan Kontraksi

Penelitian ini bertujuan menghasilkan lintasan belajar untuk membantu siswa dalam pembelajaran luas permukaan prisma menggunakan kemasan produk di kelas VIII SMP. Penelitian

Dengan adanya kemampuan untuk perbaikan secara mandiri pada konstruksi beton yang mengalami keretakan, beton dengan struktur yang lebih tahan lama dapat dihasilkan, serta