• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pasangan Usia Subur (PUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi Di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pasangan Usia Subur (PUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi Di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TIDAK MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI DI DUSUN II

DESA TANJUNG ANOM KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG

OLEH ANDRIA 0951020241

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D – IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pasangan Usia Subur (PUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi Di Dusun II Desa

Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

Nama Mahasiswa : ANDRIA

NIM : 095102041

Program Studi : D-IV Bidan Pendidik

Pembimbing Penguji I

(dr. Juliandi Harahap, MA) (Farida L. S.Siregar, S kep, Ns, MKep) Penguji II

(dr. Christoffel L. Tobing, spOG (K))

Penguji III

(dr. Juliandi Harahap, MA)

Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai persyaratan kelulusan untuk Serjana Sains Terapan untuk D-IV Bidan Pendidik.

(Nur Asnah Sitohang, Skep, Ns, MKep) (dr. Murniati Manik, MSc, SpKK)

NIP. 19740505 200212 2 001 NIP.19530719 198003 2 001

(3)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, 18 JUNI 2010 Andria

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pasangan Usia Subur (PUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi Di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan

Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

ix + 47 hal + 7 tabel + 1 skema + 8 lampiran

Abstrak

Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga, kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi, alat atau obat-obatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pasangan usia subur (PUS) tidak menggunakan alat kontrasepsi Di Dusun II Desa Tanjung Anom Kec. Pancur Batu Kab. Deli Serdang. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 25 orang. Penelitian dilakukan pada tanggal 4 April 2010 sampai 20 April 2010. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi, pertanyaan dari faktor pengetahuan, faktor efek samping, faktor pendapatan keluarga dan faktor agama. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas segi demografi yaitu berdasarkan umur 26-30 tahun 12 0rang (48%), berdasarkan pekerjaan 15 orang (60%) bekerja, 21 orang (84%) beragama islam dan paritas melahirkan 3 kali 16 orang (64%), pengetahuan responden berada dalam klasifikasi cukup 17 responden (68%), 20 orang (80%) menyatakan bahwa ada efek samping sebagai akibat berKB, dari segi pendapatan keluarga mendukung sebanyak 15 orang (60%) untuk tidak berKB, mayoritas 20 responden (80%) dari segi agamanya mendukung untuk berKB, Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan setiap faktor masih mempengaruhi ketidak mauan pasangan usia subur dalam menggunakan alat kontrasepsi. Diharapkan adanya penyuluhan yang lebih giat supaya responden yang pengetahuannya baik bisa termotivasi menjadi peserta KB

Kata Kunci : faktor–faktor pengaruh, alat kontrasepsi

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya

tulis ilmiah ini dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pasangan Usia

Subur Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi Dusun II Desa Tanjung Anom

Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang” yang diajukan untuk memenuhi

salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan bimbingan,

masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat membuat Karya

Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapakan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, selaku dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara

2. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku ketua program studi D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. dr Juliandi Harahap, MA selaku pembimbing yang telah memberikan

(5)

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

5. Bapak Marsono selaku Kepala Desa Tanjung Anom yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis dalam melakukan penelitian.

6. Kedua orang tuaku, kakak, abang dan adik-adikku yang telah banyak

membantu baik moril maupun materil, memberikan dorongan dan semangat

serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam membuat Karya

Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih memiliki banyak

kekurangan, untuk itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan

demi perbaikan dimasa yang akan datang. Akhirnya hanya kepada Allah penulis

berserah diri, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2010

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL . ... vii

DAFTAR SKEMA ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

1. Tujuan Umum ... 5

2. Tujuan Khusus ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga Berencana 1. Pengertian ... ... 8

2. Tujuan Keluarga Berencana ... 9

3. Sasaran Program KB ... 10

4. Manfaat Usaha KB dipandang dari segi Kesehatan ... 11

B. Akseptor Keluarga Berencana 1. Pengertian ... 12

2. Jenis-Jenis Akseptor KB ... 12

C. Pengertian Pasangan Usia Subur D. kontrasepsi 1. Pengertian ... 13

(7)

4. Cara-Cara Kontrasepsi ... 16

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PUS Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi 1. Pengetahuan ... 18

2. Efek Samping ... 20

3. Pendapatan Keluarga ... 21

4. Agama ... 22

BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 24

B. Defenisi Operasional ... 25

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel ... 27

C. Tempat Penelitian ... 28

D. Waktu Penelitian ... 28

E. Pertimbangan Etik Penelitian ... 28

F. Instrument Penelitian ... 29

G. Pengumpulan Data ... 31

H. Analisa Data ... 33

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 35

1. Karakteristik ... 35

2. Pengetahuan ... 37

3. Efek Samping ... 37

4. Pendapatan Keluarga ... 38

(8)

B. Pembahasan

1. Pengetahuan ... 40

2. Efek Samping ... 42

3. Pendapatan Keluarga ... 43

4. Agama ... 43

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 47

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Defenisi Operasional ... 25

Tabel 1.1. PUS yang menggunakan dan tidak menggunakan KB di Dusun II Desa

Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ... 4

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik responden tidak

menggunakan alat kontrasepsi di Dusun II Desa Tanjung Anom

Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ... 36

Tabel 5.2. Distribusi frekuensi responden tidak menggunakan alat kontrasepsi yang

dipengaruhi oleh faktor pengetahuan di Dusun II Desa Tanjung Anom

Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ... 37

Tabel 5.3. Distribusi frekuensi responden tidak menggunakan alat kontrasepsi yang

dipengaruhi oleh faktor efek samping di Dusun II Desa Tanjung Anom

Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ... 38

Tabel 5.4. Distribusi frekuensi responden tidak menggunakan alat kontrasepsi yang

dipengaruhi oleh faktor pendapatan keluarga di Dusun II Desa Tanjung

Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ... 39

Tabel 5.5. Distribusi frekuensi responden tidak menggunakan alat kontrasepsi yang

dipengaruhi oleh faktor agama di Dusun II Desa Tanjung Anom

(10)

DAFTAR SKEMA

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Responden

Lampiran 2 : Kuesioner

Lampiran 3 : Surat Pernyataan Content Validity

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi

Lampiran 5 : Surat Pernyataan Editor Bahasa Indonesia

Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian dari DIV Bidan Pendidik

Lampiran 7 : Surat Balasan Izin Penelitian dan Telah Selesai Meneliti dari Desa

Tanjung Anom

(12)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, 18 JUNI 2010 Andria

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pasangan Usia Subur (PUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi Di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan

Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

ix + 47 hal + 7 tabel + 1 skema + 8 lampiran

Abstrak

Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga, kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi, alat atau obat-obatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pasangan usia subur (PUS) tidak menggunakan alat kontrasepsi Di Dusun II Desa Tanjung Anom Kec. Pancur Batu Kab. Deli Serdang. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 25 orang. Penelitian dilakukan pada tanggal 4 April 2010 sampai 20 April 2010. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi, pertanyaan dari faktor pengetahuan, faktor efek samping, faktor pendapatan keluarga dan faktor agama. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas segi demografi yaitu berdasarkan umur 26-30 tahun 12 0rang (48%), berdasarkan pekerjaan 15 orang (60%) bekerja, 21 orang (84%) beragama islam dan paritas melahirkan 3 kali 16 orang (64%), pengetahuan responden berada dalam klasifikasi cukup 17 responden (68%), 20 orang (80%) menyatakan bahwa ada efek samping sebagai akibat berKB, dari segi pendapatan keluarga mendukung sebanyak 15 orang (60%) untuk tidak berKB, mayoritas 20 responden (80%) dari segi agamanya mendukung untuk berKB, Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan setiap faktor masih mempengaruhi ketidak mauan pasangan usia subur dalam menggunakan alat kontrasepsi. Diharapkan adanya penyuluhan yang lebih giat supaya responden yang pengetahuannya baik bisa termotivasi menjadi peserta KB

Kata Kunci : faktor–faktor pengaruh, alat kontrasepsi

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang

termasuk Indonesia adalah masih tingginya laju pertumbuhan penduduk dan kurang

seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk. Keadaan penduduk yang

demikian telah mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

Semakin tinggi pertumbuhan penduduk, semakin besar usaha yang diperlukan untuk

mempertahankan tingkat tertentu kesejahteraan rakyat (Badan Koordinasi Keluarga

Berencana Nasional, 2004).

Pada awal tahun 2000, para pakar kependudukan memproyeksikan penduduk

Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 234,1 juta. Angka ini merupakan proyeksi

moderat yang mengasumsikan keberhasilan program Keluarga Berencaan (KB)

dalam menurunkan fertilitas pada periode 1997-2000 terus berlanjut.

Kepastiannya kita menunggu hasil sensus penduduk 2010 mendatang. Namun

dari gejala-gejala yang muncul proyeksi itu akan meleset dalam arti cendrung

membesar. Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003 dan

(14)

Bila tahun 2010 nanti penduduk kita 1 - 2 juta di atas proyeksi dan Contraceptive

Prevalence Rate (CPR) 5 tahun kedepan stagnan pada angka 57 – 58% maka,

penduduk tahun 2015 akan diatas 250 juta, apalagi kalau CPR mengalami penurunan,

tambahan penduduk itu bisa mencapai kisaran 16 -17 juta (BKKBN, 2009).

Meskipun program KB dinyatakan cukup berhasil di Indonesia, namun dalam

pelaksanaanya hingga saat ini masih mengalami hambatan-hambatan yang dirasakan

antara lain adalah masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) yang masih belum

menjadi peserta KB. Disinyalir ada beberapa faktor penyebab mengapa wanita PUS

enggan menggunakan alat kontrasepsi. Faktor-faktor tersebut dapat ditinjau dari

berbagai segi yaitu: segi pelayanan KB, segi ketersediaan alat kontrasepsi, segi

penyampaian konseling maupun KIE dan, hambatan budaya.

Dari hasil SDKI (2002) diketahui banyak alasan yang dikemukakan oleh

wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi adalah karena mereka menginginkan

anak (20%). Alasan yang cukup menonjol adalah karena efek samping dan masalah

kesehatan, dengan proporsi masing-masing sebesar 12 dan 11%, alasan karena

pasangannya menolak (8%), alasan karena masalah agama (0,5%) dan alasan yang

berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi yaitu biaya terlalu mahal (0,7%) (BKKBN,

2003).

Berdasarkan hasil presurvey BKKBN pada tahun 2009 di Sumatra Utara, jumlah

(15)

aktif pada Mei 2009 sebanyak 1.266.071 yakni peserta KB IUD sebanyak 2.488

peserta, Metode Operasi Wanita sebanyak 920 peserta, Metode Operasi Pria 257

peserta, Kondom 2.212 peserta, Implan 4.325 peserta, Suntik 9.974 peserta dan Pil

sebanyak 10.931 peserta. Sementara PUS yang bukan peserta KB ada sebanyak

716.739 yakni 73.863 jumlah pasangan usia subur yang sedang hamil, 213.653

jumlah pasangan usia subur yang ingin mempunyai anak segera (IAS), 249.586

jumlah pasangan usia subur tidak ingin anak lagi (TIAL), 179.637 jumlah pasangan

usia subur yang ingin anak ditunda (BKKBN,2009).

Secara umum alasan utama tidak ber KB yang paling dominan dikemukakan

wanita adalah merasa tak subur (28,5%), alasan berikutnya yang cukup menonjol

adalah alasan telah mengalami menopause (16,8%), alasan berkaitan dengan

kesehatan (16,6%). Alasan efek samping (9,6%), puasa kumpul (7,3%), merasa tidak

nyaman dalam ber KB (5,2%). Alasan berkaitan dengan akses ke pelayanan seperti

jarak jauh, tak tersedia provider (0,1–1,6%). Selain itu masih dijumpai alasan

mengenai larangan suami dan budaya/agama (2,6% dan 0,9%) (BKKBN, 2009).

Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti di Desa Tanjung Anom

Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang terdapat 1.833 KK. Sedangkan

untuk jumlah PUS sebanyak 1217. Jumlah setiap PUS yang menggunakan dan tidak

(16)

Tabel 1.1

PUS yang menggunakan dan tidak menggunakan alat kontrasepsi di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

No Dusun Jumlah Menggunakan % Tidak menggunakan

%

1. I 185 168 90,81 17 9,19

2. II 89 55 61,80 34 38,20

3. III 260 176 67,69 84 32,30

4. IV 99 65 65,65 34 34,34

5. V 341 221 64,80 130 38,12

6. VI 234 212 90,59 31 13,24

Sumber : Laporan Desa Tanjung Anom, 2009.

Dari tabel 1.1 di atas dusun II ternyata menduduki urutan tertinggi dimana

terdapat 38,20% (34) PUS yang tidak menggunakan alat kontrasepsi.

Target yang ingin dicapai untuk pemakaian alat kontrasepsi di Kecamatan

Pancur Batu sebanyak 80,55%, sedangkan target yang ingin dicapai untuk pemakaian

alat kontrasepsi di Desa Tanjung Anom sebanyak 80,50%. Di Desa Tanjung Anom

yang melayani pemakaiaan alat kontrasepsi ada 10 tempat, yakni satu Puskesmas

Pembantu, dua Balai Pengobatan dan tujuh Bidan Praktek Swasta, dan semua tempat

(17)

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pasangan usia subur (PUS) tidak

menggunakan alat kontrasepsi di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur

Batu Kabupaten Deli Serdang.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, bahwa masih terdapat

pasangan usia subur (PUS) tidak menggunakan alat kontrasepsi dengan berbagai

alasan tertentu. Maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

“Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pasangan usia subur (PUS) tidak

menggunakan alat kontrasepsi di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur

Batu Kabupaten Deli Serdang?

C. Tujuan Penelitian 1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pasangan usia subur

(PUS) tidak menggunakan alat kontrasepsi di Dusun II Desa Tanjung Anom

Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi karakteristik yang mempengaruhi pasangan usia

subur (PUS) tidak menggunakan alat kontrasepsi di Dusun II Desa Tanjung

(18)

b. Untuk mengidentifikasi faktor pengetahuan yang mempengaruhi pasangan

usia subur (PUS) tidak menggunakan alat kontrasepsi di Dusun II Desa

Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

c. Untuk mengidentifikasi faktor efek samping yang mempengaruhi pasangan

usia subur (PUS) tidak menggunakan alat kontrasepsi di Dusun II Desa

Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

d. Untuk mengidentifikasi faktor pendapatan keluarga yang mempengaruhi

pasangan usia subur (PUS) tidak menggunakan alat kontrasepsi di Dusun

II Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

e. Untuk mengidentifikasi faktor agama yang mempengaruhi pasangan usia

subur (PUS) tidak menggunakan alat kontrasepsi di Dusun II Desa

Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Petugas Kesehatan

Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan dalam rangka meningkatkan

pelayanan KB terutama pada pasangan usia subur (PUS) yang tidak

menggunakan alat kontrasepsi.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan bagi institusi pendidikan dalam keagiatan proses belajar

(19)

3. Bagi Masyarakat Desa

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pelayanan KB bagi masyarakat

terutama pasangan usia subur (PUS) yang tidak menggunakan alat

kontrasepsi.

4. Bagi Bidang Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi panduan atau bahan

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keluarga Berencana

1. Pengertian

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari

kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat

diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran

dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam

keluarga (Suratun, 2008).

Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya

peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia

perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,

peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Arum, 2008).

Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan jumlah dan jarak

(21)

Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang

mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi

ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan

kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya

perencanaan keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang

sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri

kehamilan dengan aborsi (Suratun, 2008).

2. Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan:

a. Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87

menjadi 2,69 per wanita (Hanafi, 2002). Pertambahan penduduk yang tidak

terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan sumber

daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan kesenjangan

penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk. Hal ini diperkuat

dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa pertumbuhan

manusia cenderung mengikuti deret ukur, sedangkan pertumbuhan bahan

(22)

b. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.

c. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah

lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini

memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.

d. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang

akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan

dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia

dan berkualitas.

e. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia

dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas

artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan,

papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Suratun, 2008).

3. Sasaran program KB

a. Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15 - 49

tahun, Karena kelompok ini merupakan pasangan yang aktif melakukan

(23)

kehamilan. PUS diharapkan secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberi efek langsung penurunan fertilisasi (Suratun, 2008).

b. Sasaran Tidak Langsung

1) Kelompok remaja usia 15 - 19 tahun, remaja ini memang bukan merupakan

target untuk menggunakan alat kontrasepsi secara langsung tetapi

merupakan kelompok yang beresiko untuk melakukan hubungan seksual

akibat telah berfungsinya alat-alat reproduksinya. Sehingga program KB

disini lebih berupaya promotif dan preventif untuk mencegah terjadinya

kehamilan yang tidak diinginkan serta kejadian aborsi.

2) Organisasi-organisasi, lembaga-lembaga kemasyarakatan, instansi-instansi

pemerintah maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama, wanita,

dan pemuda), yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto, 2004).

3) Sasaran wilayah dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi

(Prawirohardjo, 2005 A).

4. Manfaat Usaha KB dipandang dari segi kesehatan

Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah

satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang semakin tinggi

(24)

B. Akseptor Keluarga Berencana

1. Pengertian

Akseptor Keluarga Barencana (KB) adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang

menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi (BKKBN, 2007)

2. Jenis-jenis Akseptor KB

a. Akseptor Aktif adalah: Akseptor yang ada pada saat ini menggunakan salah

satu cara/alat kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri

kesuburan.

b. Akseptor Aktif Kembali adalah : Pasangan Usia Subur yang telah

menggunakan kontrasepsi selama tiga bulan atau lebih yang tidak diselingi

suatu kehamilan, dan kembali menggunakan cara alat kontrasepsi baik dengan

cara yang sama maupun berganti cara setelah berhenti/istirahat kurang lebih

tiga bulan berturut-turut dan bukan karena hamil.

c. Akseptor KB Baru adalah: Akseptor yang baru pertama kali menggunakan

alat/obat kontrasepsi atau PUS yang kembali menggunakan alat kontrasepsi

setelah melahirkan atau abortus.

d. Akseptor KB Dini adalah: Para ibu yang menerima salah satu cara kontrasepsi

(25)

e. Akseptor Langsung : Para Istri yang memakai salah satu cara kontrasepsi

dalam waktu 40 hari setelah melahirkan atau abortus.

f. Akseptor dropout adalah: Akseptor yang menghentikan pemakaian

kontrasepsi lebih dari 3 bulan (BKKBN, 2007).

C. Pengertian Pasangan Usia Subur

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun, Karena kelompok ini merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan

seksual dan setiap kegiatan seksual dapat mengakibatkan kehamilan. PUS diharapkan

secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif lestari sehingga memberi efek

langsung penurunan fertilisasi (Suratun, 2008).

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang istrinya berumur 15-49 tahun atau

pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau istri berumur

lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan) (BKKBN, 2009).

D. Kontrasepsi

1. Pengertian

Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti

“melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur

yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari

(26)

adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Untuk itu, berdasarkan maksud

dan tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang

aktif melakukan hubungan seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal

namun tidak menghendaki kehamilan (Suratun, 2008).

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu

dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi

merupakan variabel yang mempengaruhi fertilitas (Prawirohardjo, 2005 B)

Kontrasepsi atau antikonsepsi (conception control) adalah cara untuk

mencegah terjadinya konsepsi, alat atau obat-obatan (Mochtar, 1998).

2. Akseptor KB menurut sasarannya

Akseptor KB menurut sasarannya terbagi menjadi tiga fase yaitu

a. Fase menunda kehamilan

Masa menunda kehamilan pertama, sebaiknya dilakukan oleh pasangan

yang istrinya belum mencapai usia 20 tahun. Karena umur dibawah 20 tahun

adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai anak dulu karena berbagai

alasan. Kriteria kontrasepsi yang diperlukan yaitu kontrasepsi dengan

pulihnya kesuburan yang tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat terjamin

(27)

anak, serta efektifitas yang tinggi. Kontrasepsi yang cocok dan yang

disarankan adalah pil KB, AKDR dan cara sederhana.

b. Fase mengatur/menjarangkan kehamilan

Periode usia istri antara 20-30 tahun merupakan periode usia paling baik

untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran

adalah 2–4 tahun. Umur terbaik bagi ibu untuk melahirkan adalah usia antara

20-30 tahun. Kriteria kontrasepsi yang perlukan yaitu : efektifitas tinggi,

reversibilitas tinggi karena pasangan masih mengharapkan punya anak lagi,

dapat dipakai 3–4 tahun sesuai jarak kelahiran yang direncanakan, serta tidak

menghambat produksi air susu ibu (ASI). Kontrasepsi yang cocok dan

disarankan menurut kondisi ibu yaitu : AKDR, suntik KB, Pil KB atau Implan

c. Fase mengakhiri kesuburan/tidak hamil lagi

Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan umur istri lebih dari 30

tahun tidak hamil lagi. Kondisi keluarga seperti ini dapat menggunakan

kontrasepsi yang mempunyai efektifitas tinggi, karena jika terjadi kegagalan

hal ini dapat menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu

dan anak. Disamping itu jika pasangan akseptor tidak mengharapkan untuk

mempunyai anak lagi, kontrasepsi yang cocok dan disarankan adalah metode

(28)

3. Syarat-Syarat Kontrasepsi

Hendaknya Kontrasepsi memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya

b. Efek samping yang merugikan tidak ada

c. Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan

d. Tidak mengganggu hubungan persetubuhan

e. Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat selama

pemakaiannya

f. Cara penggunaannya sederhana

g. Harganya murah supaya dapat dijangkau oleh masyarakat luas

h. Dapat diterima oleh pasangan suami istri (Mochtar, 1998).

4. Cara-cara kontrasepsi

Cara-cara kontrasepsi dapat dibagi menjadi beberapa metode :

a. Pembagian menurut jenis kelamin pemakai

1) Cara atau alat yang dipakai oleh suami (pria)

2) Cara atau alat yang dipakai oleh istri (wanita)

b. Menurut pelayanannya

1) Cara medis dan non-medis

2) Cara klinis dan non-klinis

c. Pembagian menurut efek kerjanya

(29)

2) Menyebabkan infertilitas temporer (sementara)

3) Kontrasepsi permanen dengan infertilitas menetap

d. Pembagian menurut cara kerja alat/cara kontrasepsi

1) Menurut keadaan biologis: senggama terputus, metode kalender, suhu

badan dll

2) Memakai alat mekanis : kondom, diafragma,

3) Memakai obat kimiawi : spermisida

4) Kontrasepsi intrauterina : IUD

5) Hormonal : pil KB, suntikan KB, dan alat kontrasepsi bawah kulit

(AKBK)

6) Operatif : tubektomi dan vasektomi

f. Pembagian umum dan banyak dipakai adalah

1) Metode merakyat : senggama terputus, pembilasan pasca senggama,

perpanjangan masa laktasi

2) Metode tradisional : pantang berkala, kondom, diafragma dan

spermisida

3) Metode modren

a) Kontrasepsi hormonal : pil KB, suntik KB, alat kontrasepsi

bawah kulit.

b) Kontrasepsi intrauterina : IUD

4) Metode permanen operasi : tubektomi pada wanita dan vasektomi

(30)

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PUS Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Beberapa hal yang merupakan faktor sehingga pasangan usia subur tidak

menggunakan alat kontrasepsi antara lain:

1. Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan itu terjadi melalui panca indera manusia yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

penginderaan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan adalah Hasil tau dari manusia, yang sekedar menjawab

pertanyaan “what”, misalnya, apa air, apa manusia, apa alam dan sebagainya

(Notoatmodjo, 2005).

Menurut Soekidjo Notoadmodjo, pengetahuan dibagi menjadi enam

tingkatan yang tercakup dalam domain kognitif yaitu :

a. Tahu (know)

Dapat diartikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari

sebelumnya termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu (know) ini

(31)

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Seseorang yang

telah faham terhadap objek atau materi tersebut harus dapat

menyimpulkan dan menyebutkan contoh, menjelaskan, meramalkan,

dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus-rumus dan metode, prinsip dan sebagainya

dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Arti dari analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja

seperti menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

(32)

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian kepada suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu adalah

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi

yang ada, misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat

meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori

atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada misalnya dapat

membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang

kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya diare di suatu tempat,

dapat menafsirkan sebab-sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB dan

sebagainya (Notoatmodjo, 2003).

2. Efek Samping

Efek samping adalah perubahan fisik atau psikis yang timbul akibat dari

penggunaan alat/obat kontrasepsi, tetapi tidak berpengaruh serius terhadap

(33)

Menurut Hartanto (2004), dengan belum tersedianya metode kontrasepsi

yang benar-benar100% sempurna, maka ada 3 (tiga) hal yang sangat penting

untuk diketahui oleh calon akseptor KB yakni: efektivitas, keamanan dan efek

samping. Reaksi efek samping yang sering terjadi sebagai akibat penggunaan

alat kontrasepsi adalah:

a. Gangguan Haid (Amenorhoe): tidak datangnya haid setiap bulan pada

akseptor KB yang menggunakan suntik KB 3 (tiga) bulan berturut-turut.

b. Perubahan Berat Badan: biasanya kenaikan berat badan lebih sering

disebabkan karena pemakaian alat kontrasepsi pil dibanding suntik KB.

c. Pusing dan Sakit Kepala: timbul rasa sakit pada kepala namun ini hanya

bersipat sementara (Hartanto,2004).

3. Pendapatan Keluarga

Pendapatan adalah jumlah penghasilan seluruh anggota keluarga.

Pendapatan berhubungan langsung dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga,

penghasilan yang tinggi dan teratur membawa damfak positif bagi keluarga

karena keseluruhan kebutuhan sandang, pangan, papan dan transportasi serta

kesehatan dapat terpenuhi. Namun tidak demikian dengan keluarga yang

pendapatannya rendah akan mengakibatkan keluarga mengalami kerawanan

dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya yang salah satunya adalah

(34)

4. Agama

Agama adalah Merupakan keyakinan yang dianut seseorang yang

dijadikan pegangan dalam menjalani kehidupan. Agama menurut

juga disebut dengan nama

dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.

Para pemuka agama menyadari bahwa dalam membangun bangsa,

pengaturan masalah kependudukan merupakan masalah utama yang perlu

ditangani dengan cermat. Mereka memahami bahwa KB tidak bertentangan

dengan agama dan merupakan salah satu upaya untuk memerangi kemiskinan,

kebodohan, keterbelakangan dan ketidak pedulian masyarakat.

Agama-agama di Indonesia umumnya mendukung KB. Agama Hindu

memandang bahwa setiap kelahiran harus membawa manfaat. Untuk itu

kelahiran harus diatur jaraknya dengan berKB. Agama Buddha, yang

memandang setiap manusia pada dasarnya baik, tidak melarang umatnya

berKB demi kesejahteraan keluarga. Agama Kristen Protestan tidak melarang

umatnya berKB. Namun sedikit berbeda dengan agama Katolik yang

memandang kesejahteraan keluarga diletakkan dan diwujudkan dalam

pemahaman sesuai dengan kehendak Allah. Untuk mengatur kelahiran anak,

(35)

Katolik dibolehkan berKB dengan metode alami yang memanfaatkan masa

tidak subur. Jadi jelas bahwa Islam membolehkan KB karena penting untuk

menjaga kesehatan ibu dan anak, menunjang program pembangunan

kependudukan lainnya dan menjadi bagian dari hak asazi manusia. Program

KB di Indonesia, seperti halnya negara Islam lain, adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan dan kualitas hidup penduduknya dan agama bukan penghambat

untuk mencapai cita-cita ini. Mengingat peran penting tokoh agama dalam

mendukung Program KB Nasional, BKKBN di semua tingkat hendaknya

memperkuat kemitraannya dengan mereka. Tokoh-tokoh agama yang muda

melalui lembaga masing-masing atau bersama-sama agar diberdayakan dan

(36)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel,

baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti (Nursalam, 2003). Dari skema

dibawah ini dijelaskan bahwa pengetahuan, efek samping, pendapatan keluarga dan

agama/keyakinan merupakan faktor-faktor yang menyebabkan PUS tidak

menggunakan alat kontrasepsi di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur

Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.

Variabel independen Variabel dependen

Skema 1. Skema kerangka konsep Pengetahuan

Efek Samping

Pendapatan Keluarga

Agama/Keyakinan

Pasangan Usia Subur (PUS) Tidak Menggunakan

(37)

B. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.

Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam

penelitian. Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat diukur

dan ditentukan karakteristiknya (Hidayat, 2007).

No. Variabel Definisi Operasional

Cara Ukur

Alat

Ukur Hasil Ukur

Skala Ukur

1 Umur Umur PUS yang tidak menggunakan alat kontrasepsi dihitung sejak dilahirkan hingga penelitian ini dilakukan

Angket kuesioner 1= 21-25 tahun

2= 26-30 tahun

3= 31-35 tahun

4= 36-40 tahun

Interval

2 Paritas Jumlah anak yang pernah dilahirkan PUS yang tidak mengggunakan alat kontrasepsi

Angket kuesioner 1= Melahirkan 2 kali

2= Melahirkan 3 kali

3= Melahirkan > 4 kali

Ordinal

3 Pekerjaan Kegiatan yang dilakukan PUS tidak

menggunakan alat kontrasepsi

Angket Kuesioner 1=Bekerja

2=Tidak bekerja

(38)

4 Pengetahuan Pengetahuan adalah

Pengetahuan yang dimiliki PUS tentang keluarga berencana dan alat kontrasepsi

Angket Kuisioner Dikelompokkan berdasarkan kategori :

1. Kurang (skor 0-3)

2. Cukup (skor 4-6)

3. Baik (skor 7-9)

Ordinal

5 Efek samping

Tanggapan PUS terhadap akibat buruk dari berKB

Angket Kuisioner Setelah dilakukan penskoran untuk masing-masing pertanyaan terdapat kategori 1. Tidak Mendukung(1-2) 2. Mendukung (3-4)

Nominal

6 Pendapatan keluarga

Tanggapan

responden tentang KB yang berkaitan dengan pendapatan keluarga.

Angket Kuisioner Setelah dilakukan penskoran untuk masing-masing pertanyaan terdapat kategori 1. Tidak Mendukung(1-2) 2. Mendukung (3-4)

Nominal

7 Agama Merupakan keyakinan yang dianut seseorang yang dijadikan pegangan dalam menggunakan alat kontrasepsi.

Angket Kuisioner Setelah dilakukan penskoran untuk masing-masing pertanyaan terdapat kategori 1. Tidak mendukung(0-1) 2. Mendukung (2-3)

(39)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pada penelitian ini, menggunakan desain penelitian deskriptif dengan

pendekatan cross sectional untuk menggambarkan faktor-faktor yang

mempengaruhi PUS tidak menggunakan alat kontrasepsi. Penelitian ini diukur

satu kali saja dalam kurun waktu yang bersamaan (Hidayat, 2007)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasangan usia subur yang tidak

menggunakan alat kontrasepsi di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan

Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang sebanyak 34 PUS.

2.Sampel

Sampel dalam penelitian ini dengan cara sampling jenuh (total sampling)

yaitu keseluruhan jumlah populasi dijadikan sampel penelitian sebanyak 25

PUS dengan kriteria inklusi yang telah ditentukan yaitu :

1. Istri (Pasangan Usia Subur) yang tinggal di Dusun II Desa Tanjung Anom

2. Istri yang tidak mau menggunakan alat kontrasepsi

3. Ibu dengan paritas > 2

(40)

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan

Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, penulis tertarik memilih tempat penelitian

ini karena di Dusun II masih dijumpai PUS yang tidak menggunakan alat

kontrasepsi.

D. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-April 2010.

E. Pertimbangan Etik Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan

permasalahan etik, yaitu : peneliti memberikan penjelasan kepada calon

responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon

responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani

informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon

responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga

berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung.

Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak

menuliskan nama responden pada instrumen penelitian, tetapi menggunakan

inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk

(41)

F. Instrumen Penelitian

1. Kuesioner Penelitian

Alat pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah

kuesioner yang dimodifikasi oleh peneliti dan disusun secara literatur tertutup

sehingga responden hanya memilih jawaban yang ada.

Kuesioner ini berisi pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan PUS

tentang kontrasepsi. Bagian ini terdiri dari 9 pertanyaan. Untuk menilai

pengetahuan PUS, dilakukan penyekoran dengan jawaban benar diberi nilai 1

(satu) dan jawaban yang salah diberi nilai 0 (nol).

Untuk mendapatkan kriteria pengetahuan digunakan perhitungan berikut:

a) Menentukan skor terbesar dan terkecil. Skor terbesar : 9. Skor terkecil : 0;

b) Menentukan nilai rentang (R). Rentang = skor terbesar – skor terkecil

= 9-0 = 9

c) Menentukan nilai panjang kelas (i).

Panjang kelas (i) =

kelas banyaknya

R g

ntan ( )

Re

=

3 9

= 3

d) Menentukan skor kategori:

i) Kurang = 0 + 3 = 3 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar

(42)

ii) Cukup = 3 + 3 = 6 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar

menjawab 4-6 pertanyaan)

iii) Baik = 6 + 3 = 9 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar

menjawab 7-9 pertanyaan)

Untuk mendapatkan kriteria efek samping dan pendapatan keluarga

digunakan perhitungan berikut:

a) Menentukan skor terbesar dan terkecil. Skor terbesar : 4. Skor terkecil : 0;

b) Menentukan nilai rentang (R). Rentang = skor terbesar – skor terkecil

= 4-0 = 4

c) Menentukan nilai panjang kelas (i).

Panjang kelas (i) =

kelas banyaknya

R g

ntan ( )

Re

= 2 4

= 2

d)Menentukan skor kategori

i) Tidak mendukung = 0 + 2 = 2 (Dari jumlah pertanyaan, responden

hanya benar menjawab 1-2 pertanyaan)

ii) Mendukung = 2 + 2 = 4 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya

benar menjawab 3-4 pertanyaan)

(43)

a) Menentukan skor terbesar dan terkecil. Skor terbesar : 3. Skor terkecil : 0;

b) Menentukan nilai rentang (R). Rentang = skor terbesar – skor terkecil

= 3-0 = 3

e) Menentukan nilai panjang kelas (i).

Panjang kelas (i) =

kelas banyaknya

R g

ntan ( )

Re

= 2 3

= 1.5

f) Menentukan skor kategori

j) Tidak mendukung = 0 + 1 = 1 (Dari jumlah pertanyaan, responden

hanya benar menjawab 1 pertanyaan)

ii) Mendukung = 1 + 2 = 3 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya

benar menjawab 2-3 pertanyaan)

2. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas, dimaksudkan agar pertanyaan yang termuat dalam

kuesioner bisa mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh instrumen

atau kuesioner tersebut. Uji validitas sudah dilakukan dengan pakarnya

(Riyanto, 2009).

G. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan surat

(44)

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan mengajukan

surat permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Bapak Kepala Desa

Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang,setelah

mendapat izin dari Bapak Kepala Desa Tanjung Anom kec. Pancur Batu maka

peneliti akan menemui satu orang kader yang ada di Dusun II Desa Tanjung

Anom dengan tujuan meminta kesedian kader tersebut untuk membantu peneliti

dalam mendapatkan responden sesuai kriteria responden yang akan diteliti dan

menjelaskan apa tujuan dari penelitian tersebut. Setelah mendapat persetujuan

dari kader maka peneliti memberi arahan terlebih dahulu kepada kader tersebut

bagaimana cara dalam pengisian instrumen berupa kuesioner yang akan

digunakan sehingga kader dapat menjelaskan kepada responden cara pengisian

kuesioner yang akan digunakan.

Peneliti akan menemui kader untuk menanyakan pada saat kapan responden

dapat ditemui atau berada di rumah. Waktu telah ditetapkan yaitu pada saat sore

hari karena ada sebagian responden yang bekerja pada pagi hari.

Hari selanjutnya peneliti datang untuk menemui responden dari rumah ke

rumah dan dibantu oleh kader. Sesampai di rumah responden, peneliti

menjelaskan maksud kedatangan peneliti kerumah responden dan menjelaskan

tujuan dari peneliti tersebut dilakukan, kemudian peneliti meminta kesediaan ibu

untuk menjadi responden peneliti. Apabila responden telah menyetujui maka

(45)

consent), peneliti menjelaskan kepada responden cara pengisian kuesioner

kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner

dengan jujur dan agar mengisi seluruh pertanyaan, peneliti mendampingi

responden dalam pengisian kuesioner apabila ada pertanyaan yang kurang jelas

dalam pengisian kuesioner, lembar kuesioner diisi oleh masing-masing PUS yang

tidak menggunakan alat kontrasepsi. Kemudian peneliti memeriksa kelengkapan

data.

Dalam pengumpulan data dilakukan selama 2 minggu dari tanggal 4 April

sampai 20 April 2010. Pengumpulan data dilakukan di Dusun II Desa Tanjung

Anom yang dilakukan dari rumah kerumah. Tanggal 4 april 2010 didapat

sebayak 6 responden, tanggal 5 april 2010 sebanyak 8 responden, tanggal 9 April

2010 sebanyak 6 responden, tanggal 11 April 2010 sebanyak 5 responden.

Tanggal 13 April 2010 sebanyak 3 responden, tanggal 17 April 2010 sebanyak 6

Pada tanggal 20 April 2010 peneliti kembali datang dan menemui 1 responden

karena data yang diberikan kurang lengkap yaitu tidak mengisi jawaban pada

pertanyaan pengetahuan yaitu pertanyaan no 6.

H. Analisis Data

Dalam pengumpulan data dan langkah-langkah yang akan dilakukan

diantaranya

(46)

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Pada penelitian ini melakukan editing dengan

cara memeriksa kelengkapan, kesalahan pengisian dan konsistensi dari setiap

jawaban dan pertanyaan.

2. Coding (Pengkodean Data)

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik pada data yang terdiri

atas beberapa kategori. Untuk memudahkan dalam proses pembacaan yaitu :

Kode 0 jawaban salah, kode 1 jawaban benar.

3. Data entry

Masukkan data yang telah dikumpul kedalam master tabel atau database

komputer, kemudian membuat tabel kontingensi.

4. Melakukan tehnik analisis

Tehnik analisis yang digunakan adalah analisa univariat untuk mengetahui

frekuensi dan persentase masing-masing variabel yang akan diteliti.

(47)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi pasangan usia subur (PUS) tidak menggunakan alat

kontrasepsi di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten

Deli Serdang. Penelitian ini dilaksanakan mulai Januari-April 2010 terhadap 25

responden yang tidak menggunakan alat kontrasepsi.

Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pasangan usia subur

(PUS) tidak menggunakan alat kontrasepsi, peneliti menggunakan kuesioner yang

berisi 20 pernyataan untuk semua faktor.

1. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini karakteristik responden mencakup umur, pekerjaan, agama

dan jumlah paritas berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah

(48)
[image:48.612.170.466.184.487.2]

Tabel 5.1

Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik responden tidak menggu nakan alat kontrasepsi di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu

Kabupaten Deli Serdang

Berdasarkan tabel 5.1. dapat digambarkan bahwa sebagian besar responden

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi yakni 12 orang (48%) pada rentang usia

26-30 tahun, berdasarkan pekerjaan sebagian besar responden 15 orang (60%)

bekerja, berdasarkan agama 21 orang (84%) beragama Islam dan berdasarkan

paritas sebagian besar responden 16 orang (64%) melahirkan 3 kali, sampel pada

penelitian saya adalah responden yang seharusnya menggunakan alat kontrasepsi

yaitu responden dengan paritas >2.

Karakteristik Frekuensi Persentasi (%)

Umur 21-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 7 12 6 28 48 24

Jumlah 25 100

Pekerjaan Bekerja Tidak bekerja 15 10 60 40

Jumlah 25 100

Agama Islam Kristen 21 4 84 16

Jumlah 25 100

Jumlah Paritas Melahirkan 3 kali Melahirkan 4 kali Melahirkan >5 kali

16 8 1 64 32 4

(49)

2. Pengetahuan

Berbagai faktor mempengaruhi orang tidak berkontrasepsi, salah satunya

pengetahuan mempunyai peranan penting, pada penelitian saya pada pengetahuan

responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.2

Distribusi frekuensi responden tidak menggunakan alat kontrasepsi yang dipengaruhi oleh faktor pengetahuan di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan

Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

Berdasarkan tabel 5.2 di atas menyatakan bahwa mayoritas responden tidak

menggunakan alat kontrasepsi berada dalam klasifikasi pengetahuan cukup yaitu

17 responden (68%) dan minoritas responden tidak menggunakan alat kontrasepsi

berada dalam klasifikasi kurang sebanyak 1 responden (4%). Meskipun responden

berpengetahuan cukup, tetapi responden tidak mau menggunakan alat kontrasepsi.

3. Efek Samping

Adanya kemungkinan efek samping dari berKB sesuai dengan pengetahuan,

informasi dan pengalaman yang diperoleh dari orang lain pada responden yang

diteliti menyebabkan responden tidak menggunakan alat kontrasepsi, berdasarkan

hasil penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang

Cukup

Baik

1

17

7

4

68

28

(50)
[image:50.612.149.495.192.297.2]

Tabel 5.3

Distribusi frekuensi responden tidak menggunakan alat kontrasepsi yang dipengaruhi oleh faktor efek samping di Dusun II Desa Tanjung Anom

Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

Berdasarkan tabel 5.3 di atas menyatakan bahwa dari 25 orang yang tidak

menggunakan alat kontrasepsi ternyata ada 20 orang (80%) yang menyatakan

bahwa ada efek samping sebagai akibat berKB sehingga responden tidak

menggunakan alat kontrasepsi.

4. Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga sangat mempengaruhi responden tidak menggunakan

alat kontrasepsi walaupun pemerintah sudah menggalakkan KB gratis, tetapi masih

banyak responden yang tidak menggunakan alat kontrasepsi, berdasarkan hasil

penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Efek Samping Frekuensi Persentase (%)

Tidak mendukung

Mendukung

5

20

20

80

(51)
[image:51.612.149.494.195.301.2]

Tabel 5.4

Distribusi frekuensi responden tidak menggunakan alat kontrasepsi yang dipengaruhi oleh faktor pendapatan keluarga di Dusun II Desa Tanjung Anom

Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

Berdasarkan tabel 5.4 di atas menyatakan bahwa tanggapan responden dari

segi pendapatan keluarga (keuangan) mendukung sebanyak 15 orang (60%) untuk

tidak menggunakan alat kontrasepsi, walaupun pemerintah sudah menggalakkan

KB secara gratis, tetapi di Dusun II kebanyakan masyarakatnya melakukan KB di

tempat bidan praktek swasta. Dari 25 responden yang menyatakan sekiranya

mereka disuruh memilih beras dan pil KB, 19 responden memilih beras dengan

alasan beras merupakan kebutuhan pokok (primer).

5. Agama

Agama tidak melarang ummatnya untuk menggunakan alat kontrasepsi, tetapi

masih banyak responden yang tidak menggunakan alat kontrasepsi berdasarkan

faktor agama, berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Pendapatan keluarga Frekuensi Persentase (%)

Tidak mendukung

Mendukung

10

15

40

60

(52)
[image:52.612.153.500.189.294.2]

Tabel 5.5

Distribusi frekuensi responden tidak menggunakan alat kontrasepsi yang dipengaruhi oleh faktor agama di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan

Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

Berdasarkan tabel 5.5 di atas menyatakan bahwa dari 25 responden yang

diteliti yakni 21 responden beragama islam dan 4 responden beragama kristen,

ternyata mayoritas 20 responden (80%) dari segi agamanya mendukung untuk

menggunakan alat kontrasepsi, tetapi yang menjadi responden tidak menggunakan

alat kontrasepsi.

B. Pembahasan 1. Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor yang mempengaruhi (PUS) tidak

menggunakan alat kontrasepsi yang diteliti di Dusun II Kecamatan Pancur Batu

menyatakan bahwa mayoritas responden tidak menggunakan alat kontrasepsi

berada dalam klasifikasi pengetahuan cukup yaitu 17 responden (68%) dan

minoritas responden tidak menggunakan alat kontrasepsi berada dalam klasifikasi

kurang sebanyak 1 responden (4%).

Agama Frekuensi Persentase (%)

Tidak mendukung

Mendukung

5

20

20

80

(53)

Adanya pengetahuan akan menimbulkan kesadaran seseorang yang akhirnya

memicunya untuk berprilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya tersebut

(Notoatmojho, 2003). Semakin baik pengetahuan seseorang tentang suatu objek

maka akan semakin tinggi kesadarannya untuk melakukan tindakan yang sesuai

dengan pengetahuannya tersebut.

Menurut Notoatmojho (2003) pengetahuan yang tercakup dalam domain

kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis,

sintesis dan evaluasi. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat bahwa mayoritas

responden berpengetahuan cukup tentang KB, jadi pengetahuan PUS tentang KB

mayoritas hanya pada tingkatan memahami saja yaitu kemampuan untuk

menjelaskan, bukan pada tingkat mengaplikasikan yaitu kemampuan untuk

menggunakan materi yang dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Rifai (2008) yang menyatakan bahwa

semakin lama usia seseorang maka akan semakin banyak pengetahuan dalam

menggunakan alat kontrasepsi.

Menurut peneliti berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

meskipun responden berpengetahuan cukup, tetapi responden tidak mau

menggunakan alat kontrasepsi. seharusnya responden yang memiliki pengetahuan

(54)

2. Efek Samping

Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor yang mempengaruhi (PUS) tidak

menggunakan alat kontrasepsi yang diteliti di Dusun II Desa Tanjung Anom

Kecamatan Pancur Batu menyatakan bahwa dari 25 orang yang tidak

menggunakan alat kontrasepsi ternyata ada 20 orang (80%) yang menyatakan

bahwa ada efek samping sebagai akibat berKB sehingga responden tidak

menggunakan alat kontarsepsi.

Menurut Hartanto (2004), dengan belum tersedianya metode kontrasepsi yang

benar-benar100% sempurna, maka ada tiga hal yang sangat penting untuk

diketahui oleh calon akseptor KB yakni: efektivitas, keamanan dan efek samping.

Reaksi efek samping yang sering terjadi sebagai akibat penggunaan alat

kontrasepsi yaitu : amenorhoe, perubahan berat badan, pusing dan sakit kepala.

Sesuai dengan hasil SKDI (2002) diketahui banyaknya alasan yang

dikemukakan wanita tidak menggunakan alat kontrasepsi karena efek samping dan

masalah kesehatan dengan proporsi masing-masing 12 dan 11%.

Menurut peneliti efek samping itu sangat mempengaruhi responden untuk

tidak menggunakan alat kontrasepsi, semakin banyak efek samping yang diketahui

responden dari orang lain maka akan semakin banyak responden yang tidak

(55)

3. Pendapatan Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor yang mempengaruhi (PUS) tidak

menggunakan alat kontrasepsi yang diteliti di Dusun II Desa Tanjung Anom

Kecamatan Pancur Batu menyatakan bahwa tanggapan responden dari segi

pendapatan keluarga (keuangan) mendukung sebanyak 15 orang (60%) untuk

tidak berKB, walaupun pemerintah sudah menggalakkan KB secara gratis, tetapi di

Dusun II kebanyakan masyarakatnya melakukan KB di tempat bidan praktek

swasta. Dari 25 responden yang menyatakan sekiranya mereka disuruh memilih

beras dan pil KB, 19 responden memilih beras dengan alasan beras merupakan

kebutuhan pokok (primer).

Menurut Keraf (2001), menyatakan bahwa pendapatan berhubungan langsung

dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga, penghasilan yang tinggi dan teratur

membawa damfak positif bagi keluarga karena keseluruhan kebutuhan sandang,

pangan, papan dan transportasi serta kesehatan dapat terpenuhi. Namun tidak

demikian dengan keluarga yang pendapatannya rendah akan mengakibatkan

keluarga mengalami kerawanan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya yang salah

satunya adalah pemeliharaan kesehatan.

4. Agama

Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor yang mempengaruhi (PUS)

tidak menggunakan alat kontrasepsi yang diteliti di Dusun II Desa Tanjung Anom

(56)

21 responden beragama islam dan 4 responden beragama kristen, ternyata

mayoritas 20 responden (80%). dari segi agamanya mendukung untuk

menggunakan alat kontrasepsi, tetapi yang menjadi responden tidak menggunakan

alat kontrasepsi

Menurut pendapat Samekto (2008), menyatakan bahwa agama-agama di

Indonesia umumnya mendukung KB. Agama Hindu memandang bahwa setiap

kelahiran harus membawa manfaat. Untuk itu kelahiran harus diatur jaraknya

dengan berKB. Agama Buddha, yang memandang setiap manusia pada dasarnya

baik, tidak melarang umatnya berKB demi kesejahteraan keluarga. Agama Kristen

Protestan tidak melarang umatnya berKB. Namun sedikit berbeda dengan agama

Katolik yang memandang kesejahteraan keluarga diletakkan dan diwujudkan

dalam pemahaman sesuai dengan kehendak Allah. Untuk mengatur kelahiran anak,

suami-istri harus tetap menghormati dan menaati moral Katolik dan umat Katolik

dibolehkan berKB dengan metode alami yang memanfaatkan masa tidak subur.

jadi jelas bahwa Islam membolehkan KB.

Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Rifai (2008) yang menyatakan

faktor agama adalah salah satu penyebab responden tidak menggunakan alat

kontrasepsi karena masih adanya agama yanga melarang ummatnya menggunakan

(57)

Menurut peneliti berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Agama tidak melarang ummatnya untuk menggunakan alat kontrasepsi, tetapi

(58)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan pada bab sebelumnya dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Karakteristik responden tidak menggunakan alat kontrasepsi mayoritas

kelompok umur 26-30 tahun 12 0rang (48%), 15 orang (60%) bekerja, 21

orang (84%) beragama islam dan 16 orang (64%) melahirkan 3 kali.

2. Dari faktor pengetahuan mayoritas responden tidak menggunakan alat

kontrasepsi berada dalam klasifikasi pengetahuan cukup yaitu 17 responden

(68%).

3. Dari faktor efek samping menyatakan bahwa dari 25 orang yang tidak

menggunakan alat kontrasepsi ternyata ada 20 orang (80%) yang menyatakan

bahwa ada efek samping sebagai akibat berKB sehingga responden tidak

menggunakan alat kontrasepsi.

4. Dari faktor pendapatan keluarga menyatakan bahwa tanggapan responden dari

segi pendapatan keluarga (keuangan) mendukung sebanyak 15 orang (60%)

untuk tidak menggunakan alat kontrasepsi.

5. Dari faktor agama mayoritas 20 responden (80%) dari segi agamanya

mendukung untuk mengguna kan alat kontrasepsi, tetapi yang menjadi

(59)

B. Saran

1. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi pasangan usia subur (PUS) tidak menggunakan alat

kontrasepsi.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Mengadakan penyuluhan yang lebih giat lagi supaya memotivasi responden

yang sudah berpengetahuan bagus untuk mau menggunakan alat

kontrasepsi. Dan memberikan penjelasan yang lebih detail, tidak semua

efek samping itu dialami oleh semua orang. Jadi pengetahuan responden

tentang efek samping tidak keliru.

3. Bagi Institusi Akademik

Bahan masukan yang dapat dibuat untuk acuan dimasa yang akan datang

oleh institusi pendidikan.

4. Bagi Tokoh Agama

Diharapkan pemuka agama harus lebih memotivasi masyarakat tentang

penggunaan KB karena sebenarnya KB itu diperbolehkan dalam agama

(60)

DAFTAR PUSTAKA

Arum, S & Sujiyatini. (2008). Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini, Jogjakarta. Mitra Cendikia Press.

BKKBN. (2002). Buku istilah bidang kependudukan KB dan keluarga Sejahtera, Jakarta.

________. (2003). Buku Sumber Untuk Advokasi, Keluarga Berencana, Kesehatan Reproduksi, Gender dan Pembangunan kependudukan, Jakarta

________. (2004). Buku Kapita Selekta Peningkatan Pelayaan Kontrasepsi, Jakarta.

________. (2007). Kamus Istilah Program Keluarga Berencana Nasional, Jakarta

________. (2009). Cukilan Data Program KB KN Nomor 246 ISSN : 0120-0197, Jakarta

Hartanto, Hanafi. (2004). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Hidayat, A. Aziz, Alimul. (2007). Metode Penelitian Kebidanan teknik analisis Data, Jakarta : Selemba Medika.

Keraf. (2001). Ilmu Pengetahuan, Jakarta : Kanisius

Mochtar, Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri, Jilid 2, Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

____________. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

____________. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta : Selemba Medika.

Riyanto, Agus. (2009). Pengolahan dan analisis Data Kesehatan, Yogyakarta : Jazamedia.

Samekto, Bambang. (2008). Peranan Agama Dalam Program KB Nasional, http://pustaka.bkkbn.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id =109&Itemid=9, diperoleh 14 Nopember 2009

Sarwono, Prawirohardjo. (2005 A). Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

(61)

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Andria / 095102041 adalah mahasiswi D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang

melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pasangan Usia

Subur (PUS) Tidak Menggunakan Alat kontrasepsi Di Dusun II Desa Tanjung Anom

Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang”. Penelitian ini merupakan salah

satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan saudara untuk menjadi

responden dalam penelitian. Selanjutnya, saya mohon kesediaan saudara dalam

melakukan pelaksanaan tentang tujuan penelitian saya. Jika saudara bersedia silahkan

tanda tangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesediaan ibu.

Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga ibu bebas

untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Identitas pribadi ibu

dan semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk

keperluan penelitian ini.

(62)

Medan, April 2010

Peneliti Responden

(63)

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PUS Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi Di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu

Kabupaten Deli Serdang Petunjuk umum pengisian

1. Jawablah pertanyaan berikut dengan memberikan tanda checklist (√) pada lembar jawaban yang dianggap benar.

2. Semua pertanyaan harus dijawab

3. Tiap pertanyaan harus diisi dengan satu jawaban

4. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan kepada peneliti

Pertanyaan

Apakah saat ini ibu sedang menggunakan alat kontrasepsi?

Ya Tidak

A. Data Demografi

Hari/Tanggal :

No. Responden :

Umur :

Pekerjaan : Bekerja Tidak bekerja

Agama :

Jumlah Paritas : Melahirkan 3 kali

Melahirkan 4 kali

(64)

B. Kuesioner penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi PUS tidak menggunakan alat kontrasepsi

NO PERTANYAAN Pilihan Jawaban

Ya Tidak

A. PENGETAHUAN

1. Apakah keluarga berencana itu merupakan suatu usaha untuk menjarangkan kehamilan

2. Apakah keluarga berencana itu bertujuan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk

3. Apakah penggunaan kontrasepsi itu mengganggu hubungan persetubuhan

4. Apakah pasangan usia subur yang aktif melakukan hubungan seksual merupakan sasaran dari program KB

5. Apakah efek kerja dari metode kontrasepsi menyebabkan infertilitas temporer (tidak subur sementara)

6. Apakah perpanjangan masa laktasi (menyusui) merupakan metode kontrasepsi

7. Apakah kondom (karet KB) merupakan metode kontrasepsi tradisional

8. Apakah Kontrasepsi itu adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan

9. Apakah lembaga kemasyarakatan merupakan sasaran tidak langsung dari ber KB

B. EFEK SAMPING

(65)

2. Apakah perubahan berat badan merupakan efek samping KB

3. Efek samping KB adalah membuat suami tidak betah dirumah

4. Keputihan bukan merupakan efek samping KB

C. PENDAPATAN KELUARGA

1. Apakah menurut saudara KB itu mahal

2. Apakah kontrasepsi mantap hanya

diperuntukkan bagi orang-orang yang penghasilan tinggi

3. Apakah KB berpengaruh terhadap keadaan ekonomi keluarga

4. Apabila ibu memiliki uang Rp 5000 ibu disuruh membeli antara beras dan pil KB, apa yang ibu pilih?

<

Gambar

PUS yang menggunakan dan tidak menggunakan alat kontrasepsi di Desa Tanjung Tabel 1.1 Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang
Tabel 5.1
Tabel 5.3
Tabel 5.4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi yang digunakan Pasangan Usia Subur (PUS) di di wilayah

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur

faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi pada Pasangan Usia. Subur (PUS) di wilayah kerja Puskesmas

Keterlibatan suami dalam KB dapat diwujudkan antara lain dengan membantu istri memilih metode yang sesuai, membantu menggunakan kontrasepsi dengan benar, mencari pertolongan

The Effect of Family Size and Composition on Fertility Desires, Contraceptive Adoption, and Method Choice in South Asia.. Demographic and Health Research

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Pancur Batu Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deliserdang menunjukkan bahwa mayoritas ibu hamil yang mengalami