FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TIDAK MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI DI DUSUN II
DESA TANJUNG ANOM KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG
OLEH ANDRIA 0951020241
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D – IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pasangan Usia Subur (PUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi Di Dusun II Desa
Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang
Nama Mahasiswa : ANDRIA
NIM : 095102041
Program Studi : D-IV Bidan Pendidik
Pembimbing Penguji I
(dr. Juliandi Harahap, MA) (Farida L. S.Siregar, S kep, Ns, MKep) Penguji II
(dr. Christoffel L. Tobing, spOG (K))
Penguji III
(dr. Juliandi Harahap, MA)
Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai persyaratan kelulusan untuk Serjana Sains Terapan untuk D-IV Bidan Pendidik.
(Nur Asnah Sitohang, Skep, Ns, MKep) (dr. Murniati Manik, MSc, SpKK)
NIP. 19740505 200212 2 001 NIP.19530719 198003 2 001
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, 18 JUNI 2010 Andria
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pasangan Usia Subur (PUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi Di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang
ix + 47 hal + 7 tabel + 1 skema + 8 lampiran
Abstrak
Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga, kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi, alat atau obat-obatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pasangan usia subur (PUS) tidak menggunakan alat kontrasepsi Di Dusun II Desa Tanjung Anom Kec. Pancur Batu Kab. Deli Serdang. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 25 orang. Penelitian dilakukan pada tanggal 4 April 2010 sampai 20 April 2010. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi, pertanyaan dari faktor pengetahuan, faktor efek samping, faktor pendapatan keluarga dan faktor agama. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas segi demografi yaitu berdasarkan umur 26-30 tahun 12 0rang (48%), berdasarkan pekerjaan 15 orang (60%) bekerja, 21 orang (84%) beragama islam dan paritas melahirkan 3 kali 16 orang (64%), pengetahuan responden berada dalam klasifikasi cukup 17 responden (68%), 20 orang (80%) menyatakan bahwa ada efek samping sebagai akibat berKB, dari segi pendapatan keluarga mendukung sebanyak 15 orang (60%) untuk tidak berKB, mayoritas 20 responden (80%) dari segi agamanya mendukung untuk berKB, Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan setiap faktor masih mempengaruhi ketidak mauan pasangan usia subur dalam menggunakan alat kontrasepsi. Diharapkan adanya penyuluhan yang lebih giat supaya responden yang pengetahuannya baik bisa termotivasi menjadi peserta KB
Kata Kunci : faktor–faktor pengaruh, alat kontrasepsi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pasangan Usia
Subur Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi Dusun II Desa Tanjung Anom
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang” yang diajukan untuk memenuhi
salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan bimbingan,
masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat membuat Karya
Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapakan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Dedi Ardinata, selaku dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara
2. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku ketua program studi D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
3. dr Juliandi Harahap, MA selaku pembimbing yang telah memberikan
4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D-IV Bidan Pendidik
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
5. Bapak Marsono selaku Kepala Desa Tanjung Anom yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis dalam melakukan penelitian.
6. Kedua orang tuaku, kakak, abang dan adik-adikku yang telah banyak
membantu baik moril maupun materil, memberikan dorongan dan semangat
serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam membuat Karya
Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih memiliki banyak
kekurangan, untuk itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan
demi perbaikan dimasa yang akan datang. Akhirnya hanya kepada Allah penulis
berserah diri, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juni 2010
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL . ... vii
DAFTAR SKEMA ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
1. Tujuan Umum ... 5
2. Tujuan Khusus ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga Berencana 1. Pengertian ... ... 8
2. Tujuan Keluarga Berencana ... 9
3. Sasaran Program KB ... 10
4. Manfaat Usaha KB dipandang dari segi Kesehatan ... 11
B. Akseptor Keluarga Berencana 1. Pengertian ... 12
2. Jenis-Jenis Akseptor KB ... 12
C. Pengertian Pasangan Usia Subur D. kontrasepsi 1. Pengertian ... 13
4. Cara-Cara Kontrasepsi ... 16
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PUS Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi 1. Pengetahuan ... 18
2. Efek Samping ... 20
3. Pendapatan Keluarga ... 21
4. Agama ... 22
BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 24
B. Defenisi Operasional ... 25
BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 27
B. Populasi dan Sampel ... 27
C. Tempat Penelitian ... 28
D. Waktu Penelitian ... 28
E. Pertimbangan Etik Penelitian ... 28
F. Instrument Penelitian ... 29
G. Pengumpulan Data ... 31
H. Analisa Data ... 33
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 35
1. Karakteristik ... 35
2. Pengetahuan ... 37
3. Efek Samping ... 37
4. Pendapatan Keluarga ... 38
B. Pembahasan
1. Pengetahuan ... 40
2. Efek Samping ... 42
3. Pendapatan Keluarga ... 43
4. Agama ... 43
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 46
B. Saran ... 47
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Defenisi Operasional ... 25
Tabel 1.1. PUS yang menggunakan dan tidak menggunakan KB di Dusun II Desa
Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ... 4
Tabel 5.1. Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik responden tidak
menggunakan alat kontrasepsi di Dusun II Desa Tanjung Anom
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ... 36
Tabel 5.2. Distribusi frekuensi responden tidak menggunakan alat kontrasepsi yang
dipengaruhi oleh faktor pengetahuan di Dusun II Desa Tanjung Anom
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ... 37
Tabel 5.3. Distribusi frekuensi responden tidak menggunakan alat kontrasepsi yang
dipengaruhi oleh faktor efek samping di Dusun II Desa Tanjung Anom
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ... 38
Tabel 5.4. Distribusi frekuensi responden tidak menggunakan alat kontrasepsi yang
dipengaruhi oleh faktor pendapatan keluarga di Dusun II Desa Tanjung
Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ... 39
Tabel 5.5. Distribusi frekuensi responden tidak menggunakan alat kontrasepsi yang
dipengaruhi oleh faktor agama di Dusun II Desa Tanjung Anom
DAFTAR SKEMA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Responden
Lampiran 2 : Kuesioner
Lampiran 3 : Surat Pernyataan Content Validity
Lampiran 4 : Lembar Konsultasi
Lampiran 5 : Surat Pernyataan Editor Bahasa Indonesia
Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian dari DIV Bidan Pendidik
Lampiran 7 : Surat Balasan Izin Penelitian dan Telah Selesai Meneliti dari Desa
Tanjung Anom
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, 18 JUNI 2010 Andria
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pasangan Usia Subur (PUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi Di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang
ix + 47 hal + 7 tabel + 1 skema + 8 lampiran
Abstrak
Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga, kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi, alat atau obat-obatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pasangan usia subur (PUS) tidak menggunakan alat kontrasepsi Di Dusun II Desa Tanjung Anom Kec. Pancur Batu Kab. Deli Serdang. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 25 orang. Penelitian dilakukan pada tanggal 4 April 2010 sampai 20 April 2010. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi, pertanyaan dari faktor pengetahuan, faktor efek samping, faktor pendapatan keluarga dan faktor agama. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas segi demografi yaitu berdasarkan umur 26-30 tahun 12 0rang (48%), berdasarkan pekerjaan 15 orang (60%) bekerja, 21 orang (84%) beragama islam dan paritas melahirkan 3 kali 16 orang (64%), pengetahuan responden berada dalam klasifikasi cukup 17 responden (68%), 20 orang (80%) menyatakan bahwa ada efek samping sebagai akibat berKB, dari segi pendapatan keluarga mendukung sebanyak 15 orang (60%) untuk tidak berKB, mayoritas 20 responden (80%) dari segi agamanya mendukung untuk berKB, Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan setiap faktor masih mempengaruhi ketidak mauan pasangan usia subur dalam menggunakan alat kontrasepsi. Diharapkan adanya penyuluhan yang lebih giat supaya responden yang pengetahuannya baik bisa termotivasi menjadi peserta KB
Kata Kunci : faktor–faktor pengaruh, alat kontrasepsi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang
termasuk Indonesia adalah masih tingginya laju pertumbuhan penduduk dan kurang
seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk. Keadaan penduduk yang
demikian telah mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.
Semakin tinggi pertumbuhan penduduk, semakin besar usaha yang diperlukan untuk
mempertahankan tingkat tertentu kesejahteraan rakyat (Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional, 2004).
Pada awal tahun 2000, para pakar kependudukan memproyeksikan penduduk
Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 234,1 juta. Angka ini merupakan proyeksi
moderat yang mengasumsikan keberhasilan program Keluarga Berencaan (KB)
dalam menurunkan fertilitas pada periode 1997-2000 terus berlanjut.
Kepastiannya kita menunggu hasil sensus penduduk 2010 mendatang. Namun
dari gejala-gejala yang muncul proyeksi itu akan meleset dalam arti cendrung
membesar. Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003 dan
Bila tahun 2010 nanti penduduk kita 1 - 2 juta di atas proyeksi dan Contraceptive
Prevalence Rate (CPR) 5 tahun kedepan stagnan pada angka 57 – 58% maka,
penduduk tahun 2015 akan diatas 250 juta, apalagi kalau CPR mengalami penurunan,
tambahan penduduk itu bisa mencapai kisaran 16 -17 juta (BKKBN, 2009).
Meskipun program KB dinyatakan cukup berhasil di Indonesia, namun dalam
pelaksanaanya hingga saat ini masih mengalami hambatan-hambatan yang dirasakan
antara lain adalah masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) yang masih belum
menjadi peserta KB. Disinyalir ada beberapa faktor penyebab mengapa wanita PUS
enggan menggunakan alat kontrasepsi. Faktor-faktor tersebut dapat ditinjau dari
berbagai segi yaitu: segi pelayanan KB, segi ketersediaan alat kontrasepsi, segi
penyampaian konseling maupun KIE dan, hambatan budaya.
Dari hasil SDKI (2002) diketahui banyak alasan yang dikemukakan oleh
wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi adalah karena mereka menginginkan
anak (20%). Alasan yang cukup menonjol adalah karena efek samping dan masalah
kesehatan, dengan proporsi masing-masing sebesar 12 dan 11%, alasan karena
pasangannya menolak (8%), alasan karena masalah agama (0,5%) dan alasan yang
berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi yaitu biaya terlalu mahal (0,7%) (BKKBN,
2003).
Berdasarkan hasil presurvey BKKBN pada tahun 2009 di Sumatra Utara, jumlah
aktif pada Mei 2009 sebanyak 1.266.071 yakni peserta KB IUD sebanyak 2.488
peserta, Metode Operasi Wanita sebanyak 920 peserta, Metode Operasi Pria 257
peserta, Kondom 2.212 peserta, Implan 4.325 peserta, Suntik 9.974 peserta dan Pil
sebanyak 10.931 peserta. Sementara PUS yang bukan peserta KB ada sebanyak
716.739 yakni 73.863 jumlah pasangan usia subur yang sedang hamil, 213.653
jumlah pasangan usia subur yang ingin mempunyai anak segera (IAS), 249.586
jumlah pasangan usia subur tidak ingin anak lagi (TIAL), 179.637 jumlah pasangan
usia subur yang ingin anak ditunda (BKKBN,2009).
Secara umum alasan utama tidak ber KB yang paling dominan dikemukakan
wanita adalah merasa tak subur (28,5%), alasan berikutnya yang cukup menonjol
adalah alasan telah mengalami menopause (16,8%), alasan berkaitan dengan
kesehatan (16,6%). Alasan efek samping (9,6%), puasa kumpul (7,3%), merasa tidak
nyaman dalam ber KB (5,2%). Alasan berkaitan dengan akses ke pelayanan seperti
jarak jauh, tak tersedia provider (0,1–1,6%). Selain itu masih dijumpai alasan
mengenai larangan suami dan budaya/agama (2,6% dan 0,9%) (BKKBN, 2009).
Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti di Desa Tanjung Anom
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang terdapat 1.833 KK. Sedangkan
untuk jumlah PUS sebanyak 1217. Jumlah setiap PUS yang menggunakan dan tidak
Tabel 1.1
PUS yang menggunakan dan tidak menggunakan alat kontrasepsi di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang
No Dusun Jumlah Menggunakan % Tidak menggunakan
%
1. I 185 168 90,81 17 9,19
2. II 89 55 61,80 34 38,20
3. III 260 176 67,69 84 32,30
4. IV 99 65 65,65 34 34,34
5. V 341 221 64,80 130 38,12
6. VI 234 212 90,59 31 13,24
Sumber : Laporan Desa Tanjung Anom, 2009.
Dari tabel 1.1 di atas dusun II ternyata menduduki urutan tertinggi dimana
terdapat 38,20% (34) PUS yang tidak menggunakan alat kontrasepsi.
Target yang ingin dicapai untuk pemakaian alat kontrasepsi di Kecamatan
Pancur Batu sebanyak 80,55%, sedangkan target yang ingin dicapai untuk pemakaian
alat kontrasepsi di Desa Tanjung Anom sebanyak 80,50%. Di Desa Tanjung Anom
yang melayani pemakaiaan alat kontrasepsi ada 10 tempat, yakni satu Puskesmas
Pembantu, dua Balai Pengobatan dan tujuh Bidan Praktek Swasta, dan semua tempat
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pasangan usia subur (PUS) tidak
menggunakan alat kontrasepsi di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur
Batu Kabupaten Deli Serdang.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, bahwa masih terdapat
pasangan usia subur (PUS) tidak menggunakan alat kontrasepsi dengan berbagai
alasan tertentu. Maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
“Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pasangan usia subur (PUS) tidak
menggunakan alat kontrasepsi di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur
Batu Kabupaten Deli Serdang?
C. Tujuan Penelitian 1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pasangan usia subur
(PUS) tidak menggunakan alat kontrasepsi di Dusun II Desa Tanjung Anom
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.
2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi karakteristik yang mempengaruhi pasangan usia
subur (PUS) tidak menggunakan alat kontrasepsi di Dusun II Desa Tanjung
b. Untuk mengidentifikasi faktor pengetahuan yang mempengaruhi pasangan
usia subur (PUS) tidak menggunakan alat kontrasepsi di Dusun II Desa
Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.
c. Untuk mengidentifikasi faktor efek samping yang mempengaruhi pasangan
usia subur (PUS) tidak menggunakan alat kontrasepsi di Dusun II Desa
Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.
d. Untuk mengidentifikasi faktor pendapatan keluarga yang mempengaruhi
pasangan usia subur (PUS) tidak menggunakan alat kontrasepsi di Dusun
II Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.
e. Untuk mengidentifikasi faktor agama yang mempengaruhi pasangan usia
subur (PUS) tidak menggunakan alat kontrasepsi di Dusun II Desa
Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Petugas Kesehatan
Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan dalam rangka meningkatkan
pelayanan KB terutama pada pasangan usia subur (PUS) yang tidak
menggunakan alat kontrasepsi.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan bagi institusi pendidikan dalam keagiatan proses belajar
3. Bagi Masyarakat Desa
Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pelayanan KB bagi masyarakat
terutama pasangan usia subur (PUS) yang tidak menggunakan alat
kontrasepsi.
4. Bagi Bidang Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi panduan atau bahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keluarga Berencana
1. Pengertian
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari
kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran
dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam
keluarga (Suratun, 2008).
Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Arum, 2008).
Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan jumlah dan jarak
Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang
mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi
ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan
kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya
perencanaan keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang
sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri
kehamilan dengan aborsi (Suratun, 2008).
2. Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan:
a. Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87
menjadi 2,69 per wanita (Hanafi, 2002). Pertambahan penduduk yang tidak
terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan sumber
daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan kesenjangan
penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk. Hal ini diperkuat
dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa pertumbuhan
manusia cenderung mengikuti deret ukur, sedangkan pertumbuhan bahan
b. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.
c. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah
lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini
memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.
d. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang
akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan
dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia
dan berkualitas.
e. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia
dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas
artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan,
papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Suratun, 2008).
3. Sasaran program KB
a. Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15 - 49
tahun, Karena kelompok ini merupakan pasangan yang aktif melakukan
kehamilan. PUS diharapkan secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberi efek langsung penurunan fertilisasi (Suratun, 2008).
b. Sasaran Tidak Langsung
1) Kelompok remaja usia 15 - 19 tahun, remaja ini memang bukan merupakan
target untuk menggunakan alat kontrasepsi secara langsung tetapi
merupakan kelompok yang beresiko untuk melakukan hubungan seksual
akibat telah berfungsinya alat-alat reproduksinya. Sehingga program KB
disini lebih berupaya promotif dan preventif untuk mencegah terjadinya
kehamilan yang tidak diinginkan serta kejadian aborsi.
2) Organisasi-organisasi, lembaga-lembaga kemasyarakatan, instansi-instansi
pemerintah maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama, wanita,
dan pemuda), yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto, 2004).
3) Sasaran wilayah dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi
(Prawirohardjo, 2005 A).
4. Manfaat Usaha KB dipandang dari segi kesehatan
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah
satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang semakin tinggi
B. Akseptor Keluarga Berencana
1. Pengertian
Akseptor Keluarga Barencana (KB) adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang
menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi (BKKBN, 2007)
2. Jenis-jenis Akseptor KB
a. Akseptor Aktif adalah: Akseptor yang ada pada saat ini menggunakan salah
satu cara/alat kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri
kesuburan.
b. Akseptor Aktif Kembali adalah : Pasangan Usia Subur yang telah
menggunakan kontrasepsi selama tiga bulan atau lebih yang tidak diselingi
suatu kehamilan, dan kembali menggunakan cara alat kontrasepsi baik dengan
cara yang sama maupun berganti cara setelah berhenti/istirahat kurang lebih
tiga bulan berturut-turut dan bukan karena hamil.
c. Akseptor KB Baru adalah: Akseptor yang baru pertama kali menggunakan
alat/obat kontrasepsi atau PUS yang kembali menggunakan alat kontrasepsi
setelah melahirkan atau abortus.
d. Akseptor KB Dini adalah: Para ibu yang menerima salah satu cara kontrasepsi
e. Akseptor Langsung : Para Istri yang memakai salah satu cara kontrasepsi
dalam waktu 40 hari setelah melahirkan atau abortus.
f. Akseptor dropout adalah: Akseptor yang menghentikan pemakaian
kontrasepsi lebih dari 3 bulan (BKKBN, 2007).
C. Pengertian Pasangan Usia Subur
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun, Karena kelompok ini merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan
seksual dan setiap kegiatan seksual dapat mengakibatkan kehamilan. PUS diharapkan
secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif lestari sehingga memberi efek
langsung penurunan fertilisasi (Suratun, 2008).
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang istrinya berumur 15-49 tahun atau
pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau istri berumur
lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan) (BKKBN, 2009).
D. Kontrasepsi
1. Pengertian
Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti
“melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur
yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari
adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Untuk itu, berdasarkan maksud
dan tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang
aktif melakukan hubungan seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal
namun tidak menghendaki kehamilan (Suratun, 2008).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu
dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi
merupakan variabel yang mempengaruhi fertilitas (Prawirohardjo, 2005 B)
Kontrasepsi atau antikonsepsi (conception control) adalah cara untuk
mencegah terjadinya konsepsi, alat atau obat-obatan (Mochtar, 1998).
2. Akseptor KB menurut sasarannya
Akseptor KB menurut sasarannya terbagi menjadi tiga fase yaitu
a. Fase menunda kehamilan
Masa menunda kehamilan pertama, sebaiknya dilakukan oleh pasangan
yang istrinya belum mencapai usia 20 tahun. Karena umur dibawah 20 tahun
adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai anak dulu karena berbagai
alasan. Kriteria kontrasepsi yang diperlukan yaitu kontrasepsi dengan
pulihnya kesuburan yang tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat terjamin
anak, serta efektifitas yang tinggi. Kontrasepsi yang cocok dan yang
disarankan adalah pil KB, AKDR dan cara sederhana.
b. Fase mengatur/menjarangkan kehamilan
Periode usia istri antara 20-30 tahun merupakan periode usia paling baik
untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran
adalah 2–4 tahun. Umur terbaik bagi ibu untuk melahirkan adalah usia antara
20-30 tahun. Kriteria kontrasepsi yang perlukan yaitu : efektifitas tinggi,
reversibilitas tinggi karena pasangan masih mengharapkan punya anak lagi,
dapat dipakai 3–4 tahun sesuai jarak kelahiran yang direncanakan, serta tidak
menghambat produksi air susu ibu (ASI). Kontrasepsi yang cocok dan
disarankan menurut kondisi ibu yaitu : AKDR, suntik KB, Pil KB atau Implan
c. Fase mengakhiri kesuburan/tidak hamil lagi
Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan umur istri lebih dari 30
tahun tidak hamil lagi. Kondisi keluarga seperti ini dapat menggunakan
kontrasepsi yang mempunyai efektifitas tinggi, karena jika terjadi kegagalan
hal ini dapat menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu
dan anak. Disamping itu jika pasangan akseptor tidak mengharapkan untuk
mempunyai anak lagi, kontrasepsi yang cocok dan disarankan adalah metode
3. Syarat-Syarat Kontrasepsi
Hendaknya Kontrasepsi memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya
b. Efek samping yang merugikan tidak ada
c. Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan
d. Tidak mengganggu hubungan persetubuhan
e. Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat selama
pemakaiannya
f. Cara penggunaannya sederhana
g. Harganya murah supaya dapat dijangkau oleh masyarakat luas
h. Dapat diterima oleh pasangan suami istri (Mochtar, 1998).
4. Cara-cara kontrasepsi
Cara-cara kontrasepsi dapat dibagi menjadi beberapa metode :
a. Pembagian menurut jenis kelamin pemakai
1) Cara atau alat yang dipakai oleh suami (pria)
2) Cara atau alat yang dipakai oleh istri (wanita)
b. Menurut pelayanannya
1) Cara medis dan non-medis
2) Cara klinis dan non-klinis
c. Pembagian menurut efek kerjanya
2) Menyebabkan infertilitas temporer (sementara)
3) Kontrasepsi permanen dengan infertilitas menetap
d. Pembagian menurut cara kerja alat/cara kontrasepsi
1) Menurut keadaan biologis: senggama terputus, metode kalender, suhu
badan dll
2) Memakai alat mekanis : kondom, diafragma,
3) Memakai obat kimiawi : spermisida
4) Kontrasepsi intrauterina : IUD
5) Hormonal : pil KB, suntikan KB, dan alat kontrasepsi bawah kulit
(AKBK)
6) Operatif : tubektomi dan vasektomi
f. Pembagian umum dan banyak dipakai adalah
1) Metode merakyat : senggama terputus, pembilasan pasca senggama,
perpanjangan masa laktasi
2) Metode tradisional : pantang berkala, kondom, diafragma dan
spermisida
3) Metode modren
a) Kontrasepsi hormonal : pil KB, suntik KB, alat kontrasepsi
bawah kulit.
b) Kontrasepsi intrauterina : IUD
4) Metode permanen operasi : tubektomi pada wanita dan vasektomi
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PUS Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Beberapa hal yang merupakan faktor sehingga pasangan usia subur tidak
menggunakan alat kontrasepsi antara lain:
1. Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007) Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan itu terjadi melalui panca indera manusia yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
penginderaan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan adalah Hasil tau dari manusia, yang sekedar menjawab
pertanyaan “what”, misalnya, apa air, apa manusia, apa alam dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2005).
Menurut Soekidjo Notoadmodjo, pengetahuan dibagi menjadi enam
tingkatan yang tercakup dalam domain kognitif yaitu :
a. Tahu (know)
Dapat diartikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari
sebelumnya termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu (know) ini
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Seseorang yang
telah faham terhadap objek atau materi tersebut harus dapat
menyimpulkan dan menyebutkan contoh, menjelaskan, meramalkan,
dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya).
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus-rumus dan metode, prinsip dan sebagainya
dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
Arti dari analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di
dalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja
seperti menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian kepada suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu adalah
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi
yang ada, misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat
meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori
atau rumusan-rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada misalnya dapat
membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang
kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya diare di suatu tempat,
dapat menafsirkan sebab-sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2003).
2. Efek Samping
Efek samping adalah perubahan fisik atau psikis yang timbul akibat dari
penggunaan alat/obat kontrasepsi, tetapi tidak berpengaruh serius terhadap
Menurut Hartanto (2004), dengan belum tersedianya metode kontrasepsi
yang benar-benar100% sempurna, maka ada 3 (tiga) hal yang sangat penting
untuk diketahui oleh calon akseptor KB yakni: efektivitas, keamanan dan efek
samping. Reaksi efek samping yang sering terjadi sebagai akibat penggunaan
alat kontrasepsi adalah:
a. Gangguan Haid (Amenorhoe): tidak datangnya haid setiap bulan pada
akseptor KB yang menggunakan suntik KB 3 (tiga) bulan berturut-turut.
b. Perubahan Berat Badan: biasanya kenaikan berat badan lebih sering
disebabkan karena pemakaian alat kontrasepsi pil dibanding suntik KB.
c. Pusing dan Sakit Kepala: timbul rasa sakit pada kepala namun ini hanya
bersipat sementara (Hartanto,2004).
3. Pendapatan Keluarga
Pendapatan adalah jumlah penghasilan seluruh anggota keluarga.
Pendapatan berhubungan langsung dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga,
penghasilan yang tinggi dan teratur membawa damfak positif bagi keluarga
karena keseluruhan kebutuhan sandang, pangan, papan dan transportasi serta
kesehatan dapat terpenuhi. Namun tidak demikian dengan keluarga yang
pendapatannya rendah akan mengakibatkan keluarga mengalami kerawanan
dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya yang salah satunya adalah
4. Agama
Agama adalah Merupakan keyakinan yang dianut seseorang yang
dijadikan pegangan dalam menjalani kehidupan. Agama menurut
juga disebut dengan nama
dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.
Para pemuka agama menyadari bahwa dalam membangun bangsa,
pengaturan masalah kependudukan merupakan masalah utama yang perlu
ditangani dengan cermat. Mereka memahami bahwa KB tidak bertentangan
dengan agama dan merupakan salah satu upaya untuk memerangi kemiskinan,
kebodohan, keterbelakangan dan ketidak pedulian masyarakat.
Agama-agama di Indonesia umumnya mendukung KB. Agama Hindu
memandang bahwa setiap kelahiran harus membawa manfaat. Untuk itu
kelahiran harus diatur jaraknya dengan berKB. Agama Buddha, yang
memandang setiap manusia pada dasarnya baik, tidak melarang umatnya
berKB demi kesejahteraan keluarga. Agama Kristen Protestan tidak melarang
umatnya berKB. Namun sedikit berbeda dengan agama Katolik yang
memandang kesejahteraan keluarga diletakkan dan diwujudkan dalam
pemahaman sesuai dengan kehendak Allah. Untuk mengatur kelahiran anak,
Katolik dibolehkan berKB dengan metode alami yang memanfaatkan masa
tidak subur. Jadi jelas bahwa Islam membolehkan KB karena penting untuk
menjaga kesehatan ibu dan anak, menunjang program pembangunan
kependudukan lainnya dan menjadi bagian dari hak asazi manusia. Program
KB di Indonesia, seperti halnya negara Islam lain, adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas hidup penduduknya dan agama bukan penghambat
untuk mencapai cita-cita ini. Mengingat peran penting tokoh agama dalam
mendukung Program KB Nasional, BKKBN di semua tingkat hendaknya
memperkuat kemitraannya dengan mereka. Tokoh-tokoh agama yang muda
melalui lembaga masing-masing atau bersama-sama agar diberdayakan dan
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat
dikomunikasikan dan membentuk teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel,
baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti (Nursalam, 2003). Dari skema
dibawah ini dijelaskan bahwa pengetahuan, efek samping, pendapatan keluarga dan
agama/keyakinan merupakan faktor-faktor yang menyebabkan PUS tidak
menggunakan alat kontrasepsi di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur
Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.
Variabel independen Variabel dependen
Skema 1. Skema kerangka konsep Pengetahuan
Efek Samping
Pendapatan Keluarga
Agama/Keyakinan
Pasangan Usia Subur (PUS) Tidak Menggunakan
B. Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.
Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam
penelitian. Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat diukur
dan ditentukan karakteristiknya (Hidayat, 2007).
No. Variabel Definisi Operasional
Cara Ukur
Alat
Ukur Hasil Ukur
Skala Ukur
1 Umur Umur PUS yang tidak menggunakan alat kontrasepsi dihitung sejak dilahirkan hingga penelitian ini dilakukan
Angket kuesioner 1= 21-25 tahun
2= 26-30 tahun
3= 31-35 tahun
4= 36-40 tahun
Interval
2 Paritas Jumlah anak yang pernah dilahirkan PUS yang tidak mengggunakan alat kontrasepsi
Angket kuesioner 1= Melahirkan 2 kali
2= Melahirkan 3 kali
3= Melahirkan > 4 kali
Ordinal
3 Pekerjaan Kegiatan yang dilakukan PUS tidak
menggunakan alat kontrasepsi
Angket Kuesioner 1=Bekerja
2=Tidak bekerja
4 Pengetahuan Pengetahuan adalah
Pengetahuan yang dimiliki PUS tentang keluarga berencana dan alat kontrasepsi
Angket Kuisioner Dikelompokkan berdasarkan kategori :
1. Kurang (skor 0-3)
2. Cukup (skor 4-6)
3. Baik (skor 7-9)
Ordinal
5 Efek samping
Tanggapan PUS terhadap akibat buruk dari berKB
Angket Kuisioner Setelah dilakukan penskoran untuk masing-masing pertanyaan terdapat kategori 1. Tidak Mendukung(1-2) 2. Mendukung (3-4)
Nominal
6 Pendapatan keluarga
Tanggapan
responden tentang KB yang berkaitan dengan pendapatan keluarga.
Angket Kuisioner Setelah dilakukan penskoran untuk masing-masing pertanyaan terdapat kategori 1. Tidak Mendukung(1-2) 2. Mendukung (3-4)
Nominal
7 Agama Merupakan keyakinan yang dianut seseorang yang dijadikan pegangan dalam menggunakan alat kontrasepsi.
Angket Kuisioner Setelah dilakukan penskoran untuk masing-masing pertanyaan terdapat kategori 1. Tidak mendukung(0-1) 2. Mendukung (2-3)
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Pada penelitian ini, menggunakan desain penelitian deskriptif dengan
pendekatan cross sectional untuk menggambarkan faktor-faktor yang
mempengaruhi PUS tidak menggunakan alat kontrasepsi. Penelitian ini diukur
satu kali saja dalam kurun waktu yang bersamaan (Hidayat, 2007)
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pasangan usia subur yang tidak
menggunakan alat kontrasepsi di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang sebanyak 34 PUS.
2.Sampel
Sampel dalam penelitian ini dengan cara sampling jenuh (total sampling)
yaitu keseluruhan jumlah populasi dijadikan sampel penelitian sebanyak 25
PUS dengan kriteria inklusi yang telah ditentukan yaitu :
1. Istri (Pasangan Usia Subur) yang tinggal di Dusun II Desa Tanjung Anom
2. Istri yang tidak mau menggunakan alat kontrasepsi
3. Ibu dengan paritas > 2
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, penulis tertarik memilih tempat penelitian
ini karena di Dusun II masih dijumpai PUS yang tidak menggunakan alat
kontrasepsi.
D. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-April 2010.
E. Pertimbangan Etik Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan
permasalahan etik, yaitu : peneliti memberikan penjelasan kepada calon
responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon
responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani
informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon
responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga
berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung.
Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak
menuliskan nama responden pada instrumen penelitian, tetapi menggunakan
inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk
F. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner Penelitian
Alat pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah
kuesioner yang dimodifikasi oleh peneliti dan disusun secara literatur tertutup
sehingga responden hanya memilih jawaban yang ada.
Kuesioner ini berisi pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan PUS
tentang kontrasepsi. Bagian ini terdiri dari 9 pertanyaan. Untuk menilai
pengetahuan PUS, dilakukan penyekoran dengan jawaban benar diberi nilai 1
(satu) dan jawaban yang salah diberi nilai 0 (nol).
Untuk mendapatkan kriteria pengetahuan digunakan perhitungan berikut:
a) Menentukan skor terbesar dan terkecil. Skor terbesar : 9. Skor terkecil : 0;
b) Menentukan nilai rentang (R). Rentang = skor terbesar – skor terkecil
= 9-0 = 9
c) Menentukan nilai panjang kelas (i).
Panjang kelas (i) =
kelas banyaknya
R g
ntan ( )
Re
=
3 9
= 3
d) Menentukan skor kategori:
i) Kurang = 0 + 3 = 3 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar
ii) Cukup = 3 + 3 = 6 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar
menjawab 4-6 pertanyaan)
iii) Baik = 6 + 3 = 9 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar
menjawab 7-9 pertanyaan)
Untuk mendapatkan kriteria efek samping dan pendapatan keluarga
digunakan perhitungan berikut:
a) Menentukan skor terbesar dan terkecil. Skor terbesar : 4. Skor terkecil : 0;
b) Menentukan nilai rentang (R). Rentang = skor terbesar – skor terkecil
= 4-0 = 4
c) Menentukan nilai panjang kelas (i).
Panjang kelas (i) =
kelas banyaknya
R g
ntan ( )
Re
= 2 4
= 2
d)Menentukan skor kategori
i) Tidak mendukung = 0 + 2 = 2 (Dari jumlah pertanyaan, responden
hanya benar menjawab 1-2 pertanyaan)
ii) Mendukung = 2 + 2 = 4 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya
benar menjawab 3-4 pertanyaan)
a) Menentukan skor terbesar dan terkecil. Skor terbesar : 3. Skor terkecil : 0;
b) Menentukan nilai rentang (R). Rentang = skor terbesar – skor terkecil
= 3-0 = 3
e) Menentukan nilai panjang kelas (i).
Panjang kelas (i) =
kelas banyaknya
R g
ntan ( )
Re
= 2 3
= 1.5
f) Menentukan skor kategori
j) Tidak mendukung = 0 + 1 = 1 (Dari jumlah pertanyaan, responden
hanya benar menjawab 1 pertanyaan)
ii) Mendukung = 1 + 2 = 3 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya
benar menjawab 2-3 pertanyaan)
2. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas, dimaksudkan agar pertanyaan yang termuat dalam
kuesioner bisa mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh instrumen
atau kuesioner tersebut. Uji validitas sudah dilakukan dengan pakarnya
(Riyanto, 2009).
G. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan surat
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan mengajukan
surat permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Bapak Kepala Desa
Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang,setelah
mendapat izin dari Bapak Kepala Desa Tanjung Anom kec. Pancur Batu maka
peneliti akan menemui satu orang kader yang ada di Dusun II Desa Tanjung
Anom dengan tujuan meminta kesedian kader tersebut untuk membantu peneliti
dalam mendapatkan responden sesuai kriteria responden yang akan diteliti dan
menjelaskan apa tujuan dari penelitian tersebut. Setelah mendapat persetujuan
dari kader maka peneliti memberi arahan terlebih dahulu kepada kader tersebut
bagaimana cara dalam pengisian instrumen berupa kuesioner yang akan
digunakan sehingga kader dapat menjelaskan kepada responden cara pengisian
kuesioner yang akan digunakan.
Peneliti akan menemui kader untuk menanyakan pada saat kapan responden
dapat ditemui atau berada di rumah. Waktu telah ditetapkan yaitu pada saat sore
hari karena ada sebagian responden yang bekerja pada pagi hari.
Hari selanjutnya peneliti datang untuk menemui responden dari rumah ke
rumah dan dibantu oleh kader. Sesampai di rumah responden, peneliti
menjelaskan maksud kedatangan peneliti kerumah responden dan menjelaskan
tujuan dari peneliti tersebut dilakukan, kemudian peneliti meminta kesediaan ibu
untuk menjadi responden peneliti. Apabila responden telah menyetujui maka
consent), peneliti menjelaskan kepada responden cara pengisian kuesioner
kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner
dengan jujur dan agar mengisi seluruh pertanyaan, peneliti mendampingi
responden dalam pengisian kuesioner apabila ada pertanyaan yang kurang jelas
dalam pengisian kuesioner, lembar kuesioner diisi oleh masing-masing PUS yang
tidak menggunakan alat kontrasepsi. Kemudian peneliti memeriksa kelengkapan
data.
Dalam pengumpulan data dilakukan selama 2 minggu dari tanggal 4 April
sampai 20 April 2010. Pengumpulan data dilakukan di Dusun II Desa Tanjung
Anom yang dilakukan dari rumah kerumah. Tanggal 4 april 2010 didapat
sebayak 6 responden, tanggal 5 april 2010 sebanyak 8 responden, tanggal 9 April
2010 sebanyak 6 responden, tanggal 11 April 2010 sebanyak 5 responden.
Tanggal 13 April 2010 sebanyak 3 responden, tanggal 17 April 2010 sebanyak 6
Pada tanggal 20 April 2010 peneliti kembali datang dan menemui 1 responden
karena data yang diberikan kurang lengkap yaitu tidak mengisi jawaban pada
pertanyaan pengetahuan yaitu pertanyaan no 6.
H. Analisis Data
Dalam pengumpulan data dan langkah-langkah yang akan dilakukan
diantaranya
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Pada penelitian ini melakukan editing dengan
cara memeriksa kelengkapan, kesalahan pengisian dan konsistensi dari setiap
jawaban dan pertanyaan.
2. Coding (Pengkodean Data)
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik pada data yang terdiri
atas beberapa kategori. Untuk memudahkan dalam proses pembacaan yaitu :
Kode 0 jawaban salah, kode 1 jawaban benar.
3. Data entry
Masukkan data yang telah dikumpul kedalam master tabel atau database
komputer, kemudian membuat tabel kontingensi.
4. Melakukan tehnik analisis
Tehnik analisis yang digunakan adalah analisa univariat untuk mengetahui
frekuensi dan persentase masing-masing variabel yang akan diteliti.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi pasangan usia subur (PUS) tidak menggunakan alat
kontrasepsi di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten
Deli Serdang. Penelitian ini dilaksanakan mulai Januari-April 2010 terhadap 25
responden yang tidak menggunakan alat kontrasepsi.
Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pasangan usia subur
(PUS) tidak menggunakan alat kontrasepsi, peneliti menggunakan kuesioner yang
berisi 20 pernyataan untuk semua faktor.
1. Karakteristik Responden
Pada penelitian ini karakteristik responden mencakup umur, pekerjaan, agama
dan jumlah paritas berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik responden tidak menggu nakan alat kontrasepsi di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu
Kabupaten Deli Serdang
Berdasarkan tabel 5.1. dapat digambarkan bahwa sebagian besar responden
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi yakni 12 orang (48%) pada rentang usia
26-30 tahun, berdasarkan pekerjaan sebagian besar responden 15 orang (60%)
bekerja, berdasarkan agama 21 orang (84%) beragama Islam dan berdasarkan
paritas sebagian besar responden 16 orang (64%) melahirkan 3 kali, sampel pada
penelitian saya adalah responden yang seharusnya menggunakan alat kontrasepsi
yaitu responden dengan paritas >2.
Karakteristik Frekuensi Persentasi (%)
Umur 21-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 7 12 6 28 48 24
Jumlah 25 100
Pekerjaan Bekerja Tidak bekerja 15 10 60 40
Jumlah 25 100
Agama Islam Kristen 21 4 84 16
Jumlah 25 100
Jumlah Paritas Melahirkan 3 kali Melahirkan 4 kali Melahirkan >5 kali
16 8 1 64 32 4
2. Pengetahuan
Berbagai faktor mempengaruhi orang tidak berkontrasepsi, salah satunya
pengetahuan mempunyai peranan penting, pada penelitian saya pada pengetahuan
responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.2
Distribusi frekuensi responden tidak menggunakan alat kontrasepsi yang dipengaruhi oleh faktor pengetahuan di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.
Berdasarkan tabel 5.2 di atas menyatakan bahwa mayoritas responden tidak
menggunakan alat kontrasepsi berada dalam klasifikasi pengetahuan cukup yaitu
17 responden (68%) dan minoritas responden tidak menggunakan alat kontrasepsi
berada dalam klasifikasi kurang sebanyak 1 responden (4%). Meskipun responden
berpengetahuan cukup, tetapi responden tidak mau menggunakan alat kontrasepsi.
3. Efek Samping
Adanya kemungkinan efek samping dari berKB sesuai dengan pengetahuan,
informasi dan pengalaman yang diperoleh dari orang lain pada responden yang
diteliti menyebabkan responden tidak menggunakan alat kontrasepsi, berdasarkan
hasil penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Kurang
Cukup
Baik
1
17
7
4
68
28
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi responden tidak menggunakan alat kontrasepsi yang dipengaruhi oleh faktor efek samping di Dusun II Desa Tanjung Anom
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.
Berdasarkan tabel 5.3 di atas menyatakan bahwa dari 25 orang yang tidak
menggunakan alat kontrasepsi ternyata ada 20 orang (80%) yang menyatakan
bahwa ada efek samping sebagai akibat berKB sehingga responden tidak
menggunakan alat kontrasepsi.
4. Pendapatan Keluarga
Pendapatan keluarga sangat mempengaruhi responden tidak menggunakan
alat kontrasepsi walaupun pemerintah sudah menggalakkan KB gratis, tetapi masih
banyak responden yang tidak menggunakan alat kontrasepsi, berdasarkan hasil
penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Efek Samping Frekuensi Persentase (%)
Tidak mendukung
Mendukung
5
20
20
80
Tabel 5.4
Distribusi frekuensi responden tidak menggunakan alat kontrasepsi yang dipengaruhi oleh faktor pendapatan keluarga di Dusun II Desa Tanjung Anom
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.
Berdasarkan tabel 5.4 di atas menyatakan bahwa tanggapan responden dari
segi pendapatan keluarga (keuangan) mendukung sebanyak 15 orang (60%) untuk
tidak menggunakan alat kontrasepsi, walaupun pemerintah sudah menggalakkan
KB secara gratis, tetapi di Dusun II kebanyakan masyarakatnya melakukan KB di
tempat bidan praktek swasta. Dari 25 responden yang menyatakan sekiranya
mereka disuruh memilih beras dan pil KB, 19 responden memilih beras dengan
alasan beras merupakan kebutuhan pokok (primer).
5. Agama
Agama tidak melarang ummatnya untuk menggunakan alat kontrasepsi, tetapi
masih banyak responden yang tidak menggunakan alat kontrasepsi berdasarkan
faktor agama, berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Pendapatan keluarga Frekuensi Persentase (%)
Tidak mendukung
Mendukung
10
15
40
60
Tabel 5.5
Distribusi frekuensi responden tidak menggunakan alat kontrasepsi yang dipengaruhi oleh faktor agama di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.
Berdasarkan tabel 5.5 di atas menyatakan bahwa dari 25 responden yang
diteliti yakni 21 responden beragama islam dan 4 responden beragama kristen,
ternyata mayoritas 20 responden (80%) dari segi agamanya mendukung untuk
menggunakan alat kontrasepsi, tetapi yang menjadi responden tidak menggunakan
alat kontrasepsi.
B. Pembahasan 1. Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor yang mempengaruhi (PUS) tidak
menggunakan alat kontrasepsi yang diteliti di Dusun II Kecamatan Pancur Batu
menyatakan bahwa mayoritas responden tidak menggunakan alat kontrasepsi
berada dalam klasifikasi pengetahuan cukup yaitu 17 responden (68%) dan
minoritas responden tidak menggunakan alat kontrasepsi berada dalam klasifikasi
kurang sebanyak 1 responden (4%).
Agama Frekuensi Persentase (%)
Tidak mendukung
Mendukung
5
20
20
80
Adanya pengetahuan akan menimbulkan kesadaran seseorang yang akhirnya
memicunya untuk berprilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya tersebut
(Notoatmojho, 2003). Semakin baik pengetahuan seseorang tentang suatu objek
maka akan semakin tinggi kesadarannya untuk melakukan tindakan yang sesuai
dengan pengetahuannya tersebut.
Menurut Notoatmojho (2003) pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis,
sintesis dan evaluasi. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat bahwa mayoritas
responden berpengetahuan cukup tentang KB, jadi pengetahuan PUS tentang KB
mayoritas hanya pada tingkatan memahami saja yaitu kemampuan untuk
menjelaskan, bukan pada tingkat mengaplikasikan yaitu kemampuan untuk
menggunakan materi yang dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Rifai (2008) yang menyatakan bahwa
semakin lama usia seseorang maka akan semakin banyak pengetahuan dalam
menggunakan alat kontrasepsi.
Menurut peneliti berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
meskipun responden berpengetahuan cukup, tetapi responden tidak mau
menggunakan alat kontrasepsi. seharusnya responden yang memiliki pengetahuan
2. Efek Samping
Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor yang mempengaruhi (PUS) tidak
menggunakan alat kontrasepsi yang diteliti di Dusun II Desa Tanjung Anom
Kecamatan Pancur Batu menyatakan bahwa dari 25 orang yang tidak
menggunakan alat kontrasepsi ternyata ada 20 orang (80%) yang menyatakan
bahwa ada efek samping sebagai akibat berKB sehingga responden tidak
menggunakan alat kontarsepsi.
Menurut Hartanto (2004), dengan belum tersedianya metode kontrasepsi yang
benar-benar100% sempurna, maka ada tiga hal yang sangat penting untuk
diketahui oleh calon akseptor KB yakni: efektivitas, keamanan dan efek samping.
Reaksi efek samping yang sering terjadi sebagai akibat penggunaan alat
kontrasepsi yaitu : amenorhoe, perubahan berat badan, pusing dan sakit kepala.
Sesuai dengan hasil SKDI (2002) diketahui banyaknya alasan yang
dikemukakan wanita tidak menggunakan alat kontrasepsi karena efek samping dan
masalah kesehatan dengan proporsi masing-masing 12 dan 11%.
Menurut peneliti efek samping itu sangat mempengaruhi responden untuk
tidak menggunakan alat kontrasepsi, semakin banyak efek samping yang diketahui
responden dari orang lain maka akan semakin banyak responden yang tidak
3. Pendapatan Keluarga
Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor yang mempengaruhi (PUS) tidak
menggunakan alat kontrasepsi yang diteliti di Dusun II Desa Tanjung Anom
Kecamatan Pancur Batu menyatakan bahwa tanggapan responden dari segi
pendapatan keluarga (keuangan) mendukung sebanyak 15 orang (60%) untuk
tidak berKB, walaupun pemerintah sudah menggalakkan KB secara gratis, tetapi di
Dusun II kebanyakan masyarakatnya melakukan KB di tempat bidan praktek
swasta. Dari 25 responden yang menyatakan sekiranya mereka disuruh memilih
beras dan pil KB, 19 responden memilih beras dengan alasan beras merupakan
kebutuhan pokok (primer).
Menurut Keraf (2001), menyatakan bahwa pendapatan berhubungan langsung
dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga, penghasilan yang tinggi dan teratur
membawa damfak positif bagi keluarga karena keseluruhan kebutuhan sandang,
pangan, papan dan transportasi serta kesehatan dapat terpenuhi. Namun tidak
demikian dengan keluarga yang pendapatannya rendah akan mengakibatkan
keluarga mengalami kerawanan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya yang salah
satunya adalah pemeliharaan kesehatan.
4. Agama
Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor yang mempengaruhi (PUS)
tidak menggunakan alat kontrasepsi yang diteliti di Dusun II Desa Tanjung Anom
21 responden beragama islam dan 4 responden beragama kristen, ternyata
mayoritas 20 responden (80%). dari segi agamanya mendukung untuk
menggunakan alat kontrasepsi, tetapi yang menjadi responden tidak menggunakan
alat kontrasepsi
Menurut pendapat Samekto (2008), menyatakan bahwa agama-agama di
Indonesia umumnya mendukung KB. Agama Hindu memandang bahwa setiap
kelahiran harus membawa manfaat. Untuk itu kelahiran harus diatur jaraknya
dengan berKB. Agama Buddha, yang memandang setiap manusia pada dasarnya
baik, tidak melarang umatnya berKB demi kesejahteraan keluarga. Agama Kristen
Protestan tidak melarang umatnya berKB. Namun sedikit berbeda dengan agama
Katolik yang memandang kesejahteraan keluarga diletakkan dan diwujudkan
dalam pemahaman sesuai dengan kehendak Allah. Untuk mengatur kelahiran anak,
suami-istri harus tetap menghormati dan menaati moral Katolik dan umat Katolik
dibolehkan berKB dengan metode alami yang memanfaatkan masa tidak subur.
jadi jelas bahwa Islam membolehkan KB.
Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Rifai (2008) yang menyatakan
faktor agama adalah salah satu penyebab responden tidak menggunakan alat
kontrasepsi karena masih adanya agama yanga melarang ummatnya menggunakan
Menurut peneliti berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Agama tidak melarang ummatnya untuk menggunakan alat kontrasepsi, tetapi
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Karakteristik responden tidak menggunakan alat kontrasepsi mayoritas
kelompok umur 26-30 tahun 12 0rang (48%), 15 orang (60%) bekerja, 21
orang (84%) beragama islam dan 16 orang (64%) melahirkan 3 kali.
2. Dari faktor pengetahuan mayoritas responden tidak menggunakan alat
kontrasepsi berada dalam klasifikasi pengetahuan cukup yaitu 17 responden
(68%).
3. Dari faktor efek samping menyatakan bahwa dari 25 orang yang tidak
menggunakan alat kontrasepsi ternyata ada 20 orang (80%) yang menyatakan
bahwa ada efek samping sebagai akibat berKB sehingga responden tidak
menggunakan alat kontrasepsi.
4. Dari faktor pendapatan keluarga menyatakan bahwa tanggapan responden dari
segi pendapatan keluarga (keuangan) mendukung sebanyak 15 orang (60%)
untuk tidak menggunakan alat kontrasepsi.
5. Dari faktor agama mayoritas 20 responden (80%) dari segi agamanya
mendukung untuk mengguna kan alat kontrasepsi, tetapi yang menjadi
B. Saran
1. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pasangan usia subur (PUS) tidak menggunakan alat
kontrasepsi.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Mengadakan penyuluhan yang lebih giat lagi supaya memotivasi responden
yang sudah berpengetahuan bagus untuk mau menggunakan alat
kontrasepsi. Dan memberikan penjelasan yang lebih detail, tidak semua
efek samping itu dialami oleh semua orang. Jadi pengetahuan responden
tentang efek samping tidak keliru.
3. Bagi Institusi Akademik
Bahan masukan yang dapat dibuat untuk acuan dimasa yang akan datang
oleh institusi pendidikan.
4. Bagi Tokoh Agama
Diharapkan pemuka agama harus lebih memotivasi masyarakat tentang
penggunaan KB karena sebenarnya KB itu diperbolehkan dalam agama
DAFTAR PUSTAKA
Arum, S & Sujiyatini. (2008). Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini, Jogjakarta. Mitra Cendikia Press.
BKKBN. (2002). Buku istilah bidang kependudukan KB dan keluarga Sejahtera, Jakarta.
________. (2003). Buku Sumber Untuk Advokasi, Keluarga Berencana, Kesehatan Reproduksi, Gender dan Pembangunan kependudukan, Jakarta
________. (2004). Buku Kapita Selekta Peningkatan Pelayaan Kontrasepsi, Jakarta.
________. (2007). Kamus Istilah Program Keluarga Berencana Nasional, Jakarta
________. (2009). Cukilan Data Program KB KN Nomor 246 ISSN : 0120-0197, Jakarta
Hartanto, Hanafi. (2004). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Hidayat, A. Aziz, Alimul. (2007). Metode Penelitian Kebidanan teknik analisis Data, Jakarta : Selemba Medika.
Keraf. (2001). Ilmu Pengetahuan, Jakarta : Kanisius
Mochtar, Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri, Jilid 2, Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
____________. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
____________. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta : Selemba Medika.
Riyanto, Agus. (2009). Pengolahan dan analisis Data Kesehatan, Yogyakarta : Jazamedia.
Samekto, Bambang. (2008). Peranan Agama Dalam Program KB Nasional, http://pustaka.bkkbn.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id =109&Itemid=9, diperoleh 14 Nopember 2009
Sarwono, Prawirohardjo. (2005 A). Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bernama Andria / 095102041 adalah mahasiswi D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang
melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pasangan Usia
Subur (PUS) Tidak Menggunakan Alat kontrasepsi Di Dusun II Desa Tanjung Anom
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang”. Penelitian ini merupakan salah
satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan saudara untuk menjadi
responden dalam penelitian. Selanjutnya, saya mohon kesediaan saudara dalam
melakukan pelaksanaan tentang tujuan penelitian saya. Jika saudara bersedia silahkan
tanda tangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesediaan ibu.
Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga ibu bebas
untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Identitas pribadi ibu
dan semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk
keperluan penelitian ini.
Medan, April 2010
Peneliti Responden
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PUS Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi Di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu
Kabupaten Deli Serdang Petunjuk umum pengisian
1. Jawablah pertanyaan berikut dengan memberikan tanda checklist (√) pada lembar jawaban yang dianggap benar.
2. Semua pertanyaan harus dijawab
3. Tiap pertanyaan harus diisi dengan satu jawaban
4. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan kepada peneliti
Pertanyaan
Apakah saat ini ibu sedang menggunakan alat kontrasepsi?
Ya Tidak
A. Data Demografi
Hari/Tanggal :
No. Responden :
Umur :
Pekerjaan : Bekerja Tidak bekerja
Agama :
Jumlah Paritas : Melahirkan 3 kali
Melahirkan 4 kali
B. Kuesioner penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi PUS tidak menggunakan alat kontrasepsi
NO PERTANYAAN Pilihan Jawaban
Ya Tidak
A. PENGETAHUAN
1. Apakah keluarga berencana itu merupakan suatu usaha untuk menjarangkan kehamilan
2. Apakah keluarga berencana itu bertujuan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk
3. Apakah penggunaan kontrasepsi itu mengganggu hubungan persetubuhan
4. Apakah pasangan usia subur yang aktif melakukan hubungan seksual merupakan sasaran dari program KB
5. Apakah efek kerja dari metode kontrasepsi menyebabkan infertilitas temporer (tidak subur sementara)
6. Apakah perpanjangan masa laktasi (menyusui) merupakan metode kontrasepsi
7. Apakah kondom (karet KB) merupakan metode kontrasepsi tradisional
8. Apakah Kontrasepsi itu adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan
9. Apakah lembaga kemasyarakatan merupakan sasaran tidak langsung dari ber KB
B. EFEK SAMPING
2. Apakah perubahan berat badan merupakan efek samping KB
3. Efek samping KB adalah membuat suami tidak betah dirumah
4. Keputihan bukan merupakan efek samping KB
C. PENDAPATAN KELUARGA
1. Apakah menurut saudara KB itu mahal
2. Apakah kontrasepsi mantap hanya
diperuntukkan bagi orang-orang yang penghasilan tinggi
3. Apakah KB berpengaruh terhadap keadaan ekonomi keluarga
4. Apabila ibu memiliki uang Rp 5000 ibu disuruh membeli antara beras dan pil KB, apa yang ibu pilih?
<