• Tidak ada hasil yang ditemukan

Restore the Forgotten History in Royale Heritage

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Restore the Forgotten History in Royale Heritage"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

OLEH

M TAUFIK AKBAR

110406128

DEPARTEMEN ARSITEKTUR USU

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

SKRIPSI

OLEH

M TAUFIK AKBAR

110406128

DEPARTEMEN ARSITEKTUR USU

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur

Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

OLEH

M TAUFIK AKBAR

110406128

DEPARTEMEN ARSITEKTUR USU

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(4)

RESTORE THE FORGOTTEN HISTORY IN ROYALE HERITAGE

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 25 Agustus 2015

(5)

Judul Skripsi : RESTORE THE FORGOTTEN HISTORY IN ROYALE HERITAGE

Nama Mahasiswa : M TAUFIK AKBAR Nomor Pokok : 110406128

Departemen : Arsitektur

Menyetujui Dosen Pembimbing

Ir. Nurlisa Ginting, M. Sc, Ph.D

Koordinator Skripsi, Ketua Program Studi,

Ir. N. Vinky Rahman, M.T. Ir. N. Vinky Rahman, M.T.

(6)

Telah diuji pada Tanggal: 14 Juli 2015

__________________________________________________________________

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Hj.Ir. Nurlisa Ginting, M. Sc, Ph.D Anggota Komisi Penguji : 1. Ir. Tavip Kuriniadi Mustafa ,. IAI

(7)

KATA PENGANTAR

Perancang bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya dimampukan untuk menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur pada Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

Perancang ingin menyampaikan penghargaan dan terima-kasih kepada:

1. Ibu Hj.Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc, PhD, selaku Dosen Pembimbing yang telah Memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penulisan skripsi dan telah membimbing dalam proses perancangan mata kuliah Perancangan Arsitektur 6. 2. Bapak Ir. Bauni Hamid, M.Des, Ph.D., selaku dosen yang telah membantu Memberikan pengarahan dalam proses perancangan mata kuliah Perancangan Arsitektur 6.

3. Bapak Ir. N. Vinky Rahman M.T, selaku Dosen Koordinator Skripsi dan ketua jurusan Teknik Arsitektur.

4. Bapak Ir. Tavip Kurniadi Mustafa IAI selaku Profesional Arsitek yang telah membimbing dalam proses perancangan mata kuliah Perancangan Arsitektur 6. 5. Ibu Dr. Hilma Tamiami F., ST.,MSc selaku Dosen Penguji yang telah Memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi dan proses perancangan mata kuliah Perancangan Arsitektur 6.

6. Seluruh dosen USU terutama yang mengajar di Fakultas Teknik Arsitektur USU beserta stafnya.

7. Ke orang tua saya yaitu Ayahanda Hamdi Syakban dan Ibunda Erti Pasari yang telah memberikan semangat, dorongan dan bantuan untuk menyelesaikan studi dan skripsi di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

8. Kepada kakak-kakak saya Ratu Fortuna S. Hut dan Citra Primadona B.Sc dan yang telah memberikan semangat moril sehingga skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.

9. Kepada teman-teman kelompok 1 (satu) Perancangan Arsitektur 6 Yoga, Okta dan Dana yang telah bekerjasama sehingga skripsi ini dapat selesai.

(8)

10. Seluruh teman-teman mahasiswa stambuk 2011 yang telah memberikan dukungan dan membantu dalam menyelesaikan studi dan skripsi di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

Perancang menyadari bahwa penyusun skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga perancang sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sebagai bahan penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, perancang berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya, terutama mahasiswa Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Medan, Agustus 2015

(9)

DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xv

ABSTRACT ... xvi

PROLOG ... 1

BAB I INTRODUCING ... 5

BAB II FIRST IMPRESSION ... 12

BAB III FAMILIAR FEELING ... 23

BAB IV TO KNOW MORE ... 33

BAB V LET'S BE FRIEND ... 44

BAB VI CONFLICT AND TOLERANCE ... 70

BAB VII IT’S OKE ... 82

BAB VIII LET ME RESTORE... 84

EPILOG... 87

(10)

DAFTAR TABEL

No Judul Hal.

3.1 Tabel Studi Banding Bangunan Sejenis ... 26

3.2. Tabel Studi Banding Bangunan dengan Konsep Metafora ... 29

(11)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal.

1.1 Gurney Paragon (Penang, Malaysia)... 7

1.2 Pasar malam tempat pengumpulan dana GNP ... 9

2.1 Peta Kota Medan, Kec. Medan Perjuangan dan lokasi site... 12

2.2 Kondisi Jalan Sutomo yang banjir setelah hujan ... 14

2.3 Kondisi Jalan Veteran yang banjir setelah hujan ... 14

2.4 Kondisi Jalan Martinus Lubis yang becek setelah hujan ... 15

2.5 Kondisi Jalan Seram yang becek setelah hujan... 15

2.6 Penyebaran pasar liar disekitar site ... 16

2.7 Pasar tumpah yang berada di Jalan Veteran ... 17

2.8 Pasar tumpah yang berada di Jalan Martinus Lubis ... 17

2.9 Pendestrian dan bahu jalan yang dijadikan tempat parkir ... 18

2.10 Pedestrian yang dijadikan tempat untuk berjualan... 18

2.11 Kondisi sampah yang berserakan di lokasi site... 19

2.12 Drainase yang sudah beralih fungsi sebagai tempat sampah ... 19

2.13 Peta site yang menunjukan letak-letak bangunan bersejarah. ... 20

2.14 Gedung Nasional Pemuda Tampak depan ... 21

2.15 Pintu masuk gedung Olahraga Tampak depan ... 21

2.16 Tugu Apolo Medan Area ... 22

2.17 Gedung Radio Republik Indonesia (RRI) ... 22

4.1 Street network design Jalan Sutomo ... 36

(12)

4.3 Street network design Jalan Martinus Lubis ... 38

4.4 Street network design Jalan Seram ... 38

4.5 Fasiltas umum disekitar site ... 39

4.6 Open space disekitar site ... 40

4.7 Plaza dan open space pada Royale Heritage... 41

4.8 Pasar atau royale market pada lokasi Royale Heritage ... 42

4.9 Parking area untuk outdoor ... 43

5.1 Analogi tema arsitektur yang digunakan... 45

5.2 Penzoningan pada tapak ... 47

5.10 Denah lantai 1 dibawah podium ... 54

5.11 Denah lantai 2 dibawah podium ... 55

5.12 Denah Podium Hotel ... 56

5.13 Denah lantai 2 podium ... 57

5.14 Denah tipikal lantai 3 sampai lantai 14 ... ... 58

5.15 Denah Superior Room ... ... 59

(13)

5.17 Denah Super Deluxe Room ... ... 59

5.30 Perspektif bangunan hotel dari jalan Sutomo... ... 68

5.31 Perspektif bangunan hotel dari jalan Veteran ... ... 68

5.32 Perspektif bangunan hotel dari jalan M. Yamin... ... 69

5.33 Perspektif eksterior bangunan dari roof garden luar... ... 69

5.34 Perspektif eksterior bangunan dari kolam renang ... ... 69

6.1 Sistem katilever yang terdapat pada bangunan ... ... 70

6.2 Tampak atas sistem struktur bangunan hotel ... ... 71

6.3 Axonometric sistem struktur bangunan hotel ... ... 71

6.4 Peletakan kolam renang pada lantai 16 sebelum perbaikan ... ... 72

(14)

6.6 Groundplan sebelum perbaikan... ... 73

6.7 Groundplan setelah perbaikan ... ... 73

6.8 Sistem struktur bangunan podium dan hotel bintang lima ... ... 75

6.9 Denah Core... ... 75

6.10 Detail kolom dan balok ... ... 76

6.11 Detail Dilatasi... ... 76

6.12 Detail roof garden ... ... 77

6.13 Detail prinsip bangunan hotel ... ... 77

6.14 Skema pendistribusian listrik pada bangunan hotel ... ... 78

6.15 Skema pendistribusian air pada bangunan ... ... 79

6.16 Pembagian zona public, privat dan semi private ... ... 80

6.17 Tangga kebakaran ... ... 81

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Hal.

1. Tabel luas ruangan bangunan hotel ... 90

2. Fortopolio perancangan arsitektur 6... 93

3. Fortopolio perancangan arsitektur 6 ... 94

4. Fortopolio perancangan arsitektur 6... 95

5. Fortopolio perancangan arsitektur 6 ... 96

6. Fortopolio perancangan arsitektur 6... 97

7. Fortopolio perancangan arsitektur 6... 98

8. Fortopolio perancangan arsitektur 6... 99

9. Fortopolio perancangan arsitektur 6... 100

10. Fortopolio perancangan arsitektur 6... 101

11. Fortopolio perancangan arsitektur 6... 102

12. Fortopolio perancangan arsitektur 6... 103

13. Fortopolio perancangan arsitektur 6... 104

14. Fortopolio perancangan arsitektur 6... 105

15. Fortopolio perancangan arsitektur 6... 106

16. Fortopolio perancangan arsitektur 6... 107

(16)
(17)

ABSTRACT

There are many historic buildings and places in the city of Medan. One of the historic sites in the city of Medan is located in the former function of the building blocks: the National Building, Gymnasium (GOR), RRI, Medan Area roundabout monument and part of the Market Center. Lack of attention and concern for the community and the government so that the region looks very rundown unkempt and smells due to the presence of spilled market. In keeping with the theme of "Sustainablity Architecture and Symbiosis" is still little found in the city of Medan, became one of the potential to increase the interest of tourists and local people to visit the location of Royale Heritage with the use of "Urban Heritage Tourism" in addition to increasing the revenues of the city, to improve the value of tourism in the city of Medan and can introduce the historical buildings in Medan to the public. As a metropolitan city that continues to grow in terms of both social and economic terms. This development will continue to attract investors to the city of Medan to invest and develop. Along with the increase perekonomi of Medan, the hotel occupancy rate in the city field will also increase. Investment Opportunities in the five-star hotel is still wide open field along with the lack of government restrictions on the five-star hotel. The theme chosen designer is Restore the forgotten history in Herige Royale. In accordance with the design of the location of the group 1 (one) is the region Royale Heritage which will be returned back its function as a historical site in the city of Medan. The approach chosen architectural theme for the addition of hotel facilities by using architecture as a metaphor with a bullet object formed by the mass of the building. By revitalizing back Royale Heritage area, where there are two historic buildings, namely the National Building and Sports Hall. So that will be able to improve the return of this region as a tourist destination and historical sites in the city of Medan.

Keywords : Architecture Metaphor , five-star hotel , Historical Area , Bullets , heritage attractions of Medan.

(18)

PROLOG

Kata “Restore” atau dalam bahasa Indonesia memiliki arti “mengembalikan”

merupakan kata yang tepat untuk digunakan untuk mengembalikan keberadaan

suatu objek ke bentuk yang semula. Sesuai dengan lokasi perancangan kelompok

1 (satu) yaitu kawasan Royale Heritage yang akan dikembalikan kembali

fungsinya sebagai situs sejarah di Kota Medan. Kenapa dinamakan Royale

Heritage? dalam bahasa Indonesia Royale memiliki arti “kerajaan” dan Heritage

yang memiliki arti “warisan”, secara keseluruhan memiliki arti warisan kerajaan.

Lokasi ini pernah menjadi saksi sejarah terjadinya pertempuran oleh

masyarakat Kota Medan melawan sekutu (Belanda) yang ingin kembali

menguasai Indonesia pasca kemerdekaan April 1946 sampai bulan Februari 1947,

pertempuran ini dinamakan pertempuran Medan Area, karna berlokasi di Kec.

Medan Area, (www.wikipedia.com). Untuk memperingati pertempuran tersebut

Pemerintah Kota Medan mendirikan Tugu Medan Area yang berada di tengah

persimpangan Jalan Sutomo dan Jalan Veteran. Terdapat beberapa bangunan

bersejarah yang berdiri tidak jauh dari Tugu Medan Area diantaranya Gedung

Nasional pemuda, Gedung Olahraga (GOR) dan bekas Gedung RRI.

Saat ini kunjungan pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan

dalam suatu kota, terutama di Kota Medan. Dimana wisatawan dari berbagai kota

maupun mancanegara akan mengunjungi tempat ini untuk hanya sekedar melihat

hal yang menarik maupun berbelanja, berbisnis (membuka peluang usaha) dan

wisatawan juga berkunjung ke tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah yang

(19)

Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian yang telah menjadi andalan

potensial dan prioritas pengembangan bagi sejumlah negara, terlebih bagi negara

berkembang seperti Indonesia yang memiliki potensi wilayah yang luas dengan

daya tarik wisata yang cukup besar, banyaknya keindahan alam, aneka warisan

sejarah budaya, dan kehidupan masyarakat (etnik). Pariwisata di Indonesia

merupakan salah satu penunjang perekonomian yang memilki prospek yang cerah,

tetapi hingga dewasa ini belum memperlihatkan peranan yang sesuai dengan

harapan dalam proses pembangunan di Indonesia (Zain dan Taufik, 2011).

Terdapat banyak objek wisata di Sumatra Utara khususnya Kota Medan yang

wajib dikunjungi oleh para wisatawan domestik maupun mancanegara diantaranya

Istana Maimun, Lapangan Merdeka, Mesjid Raya Medan, Rumah Tjong A Fie

dan masih banyak lagi yang lainnya. Tempat-tempat tersebut merupakan

peninggalan massa penjajahan Jepang dan Belanda di Indonesia kecuali Istana

Maimun yang merupakan peninggalan Kerajaan Sultan Deli. Sedangkan lokasi

Royale Heritage yang berada tidak jauh dari Lapangan Merdeka mempunyai

banyak nilai sejarah dalam terbentuknya Kota Medan menjadi Kota Metropolitan

sampai saat sekarang ini. Namun keberadaannya cendrung dilupakan bahkan tidak

diperhatikan lagi oleh pemerintah Kota Medan sampai saat ini sehingga kawasan

tersebut tampak kumuh, tidak terawat kotor dan bau.

Mempertahankan dan meningkatkan identitas warisan sejarah sebagai tempat

pariwisata sangat penting untuk dilakukan agar dapat bertahan hidup dan

meningkatkan serta memberikan dampak yang baik bagi kesejahteraan

(20)

Berdasarkan teori tersebut untuk mengembalikan fungsi dan kelestarian nilai

sejarah di lokasi ini maka direncanakan penambahan pembangunan fasilitas

pendukung yang sesuai untuk menarik minat para wisatawan diantaranya Hotel

Bintang Lima dan Apartemen. Fasilitas yang direncanakan bukan tanpa alasan,

mengapa ke-dua fasilitas tersebut yang dipilih untuk menarik minat wisatawan?

Jika dilihat dari lokasi Royale Heritage yang mempunyai nilai sejarah yang sangat

tinggi di masa lalu sangat berpotensi jika kawasan ini dijadikan situs sejarah dan

cagar budaya sebagai daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Kota Medan.

Selain itu fasilitas ini secara tidak lansung dapat menambah pendapatan daerah

Kota Medan dari sektor pariwisata.

Terdapat juga beberapa fasilitas tambahan untuk menunjang segala kebutuhan

penghuni hotel maupun apartemen diantaranya pasar yang menjual segala

kebutuhan, convention hall sebagai tempat pameran, taman sebagai tempat

rekreasi dan ruang terbuka sebagai tempat pertunjukan seni bagi para

seniman-seniman di Kota Medan. Sehingga tidak hanya penghuni hotel maupun apartemen

yang dapat menikmati fasilitas semua ini tetapi masyarakat luar yang hanya ingin

sekedar melihat-lihat juga bisa menikmatinya.

Untuk saat sekarang ini perhatian serta dukungan pemerintah sudah mulai ada

pada lokasi ini yaitu dengan penertiban para pedagang liar yang menggelar pasar

tumpah disepanjang jalan pada lokasi site yang kemudian dipindahkan ke pasar

induk Medan Tuntungan sehingga tempat ini secara perlahan-lahan mulai tertata.

(21)

Medan mengingat banyak masalah yang terjadi akibat keberadaan pasar tumpah

tersebut.

Lokasi Royale Heritage yang sangat dekat dengan pusat Kota yaitu Lapangan

Merdeka yang menjadi landmark Kota Medan serta Stasiun kareta api yang

terintegrasi lansung ke Bandara Internasional Kuala Namu. Hal tersebut tentu

akan menjadi faktor penunjang mengapa lokasi ini layak dijadikan objek wisata

yang sangat berpontesial.

Pendekatan tema arsitektur yang dipilih untuk penambahan fasilitas Hotel

dengan menggunakan Arsitektur Metafora, arsitektur ini menggunakan analogi

benda atau suatu subjek sebagai bentuk bangunan. Analogi atau subjek yang

digunakan untuk perencanaan pada bentuk bangunan ialah kata "Restore atau

mengembalikan" dengan objek peluru sebagai bentukan massa bangunannya.

Karena tujuan dari penambahan fasilitas Hotel pada lokasi Royale Heritage adalah

mengembalikan kembali nilai serta fungsi bangunan sejarah yang keberadaanya

sudah lama dilupakan dan dibiarkan begitu saja hingga sampai saat sekarang ini.

Sehingga nantinya akan dapat meningkatkan kembali kawasan ini sebagai tujuan

(22)
(23)

ABSTRACT

There are many historic buildings and places in the city of Medan. One of the historic sites in the city of Medan is located in the former function of the building blocks: the National Building, Gymnasium (GOR), RRI, Medan Area roundabout monument and part of the Market Center. Lack of attention and concern for the community and the government so that the region looks very rundown unkempt and smells due to the presence of spilled market. In keeping with the theme of "Sustainablity Architecture and Symbiosis" is still little found in the city of Medan, became one of the potential to increase the interest of tourists and local people to visit the location of Royale Heritage with the use of "Urban Heritage Tourism" in addition to increasing the revenues of the city, to improve the value of tourism in the city of Medan and can introduce the historical buildings in Medan to the public. As a metropolitan city that continues to grow in terms of both social and economic terms. This development will continue to attract investors to the city of Medan to invest and develop. Along with the increase perekonomi of Medan, the hotel occupancy rate in the city field will also increase. Investment Opportunities in the five-star hotel is still wide open field along with the lack of government restrictions on the five-star hotel. The theme chosen designer is Restore the forgotten history in Herige Royale. In accordance with the design of the location of the group 1 (one) is the region Royale Heritage which will be returned back its function as a historical site in the city of Medan. The approach chosen architectural theme for the addition of hotel facilities by using architecture as a metaphor with a bullet object formed by the mass of the building. By revitalizing back Royale Heritage area, where there are two historic buildings, namely the National Building and Sports Hall. So that will be able to improve the return of this region as a tourist destination and historical sites in the city of Medan.

Keywords : Architecture Metaphor , five-star hotel , Historical Area , Bullets , heritage attractions of Medan.

(24)

BAB I

INTRODUCING

Sesuai dengan tugas yang diberikan dalam mata kuliah Studio Perancangan

Arsitektur 6 (enam) yaitu revitalisasi berbasis pengembangan kawasan

multi-fungsi terpadu dengan tema besar “Sustainability Architecture and Symbiosis”.

Dalam kesempatan ini kawasan yang diajukan kelompok 1 (satu) adalah

revitalisasi kawasan yang berlokasi di Blok bekas fungsi bangunan: Gedung

Nasional, Gedung Olah Raga (GOR), RRI, bundaran Tugu Medan Area dan

sebagian Pusat Pasar yang akan dijadikan sebagai tujuan wisata bersejarah di Kota

Medan.

Dalam bahasa Indonesia kata Sustainability memiliki arti “berkelanjutan”, Architecture memiliki arti “arsitektur” dan Symbiosis yang berasal dari bahasa

yunani memiliki arti interaksi antara 2 (dua) organisme atau dalam arsitektur

hubungan antara dua fungsi atau lebih, yang dapat berdiri sendiri namun juga

dapat berinteraksi antara keduanya dan dapat saling menguntungkan. Dikutip dari

buku James Steele, Suistainable Architecture adalah, ”Arsitektur yang memenuhi

kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang, dalam

memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Secara keseluruhan “Sustainability Architecture and Symbiosis” dapat diartikan sebagai arsitektur yang dapat

memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan generasi dimassa yang akan

datang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri, serta dapat berinteraksi antara

(25)

Tentunya dari tema yang diberikan, perancang memperkirakan tugas ini akan

berlokasi disekitar tempat bersejarah khususnya yang barada di kota Medan.

Banyak sekali bangunan dan tempat besejarah yang berada di Kota Medan. Salah

satu tempat bersejarah di Kota Medan berlokasi di Blok bekas fungsi bangunan:

Gedung Nasional, Gedung Olah Raga (GOR), RRI, bundaran Tugu Medan Area

dan sebagian Pusat Pasar. Namun karna kurangnya perhatian dan kepedulian

masyarakat dan pemerintah Kota sehingga wilayah tersebut terlihat sangat kumuh

tidak terawat dan bau.

Wilayah tersebut sangat berpotensi dijadikan fungsi komersial serta publik

space mengingat tempatnya yang sangat strategis berada dekat dengan pusat Kota

Medan. Selain itu terdapat tiga bangunan dan satu tugu yang akan dijadikan cagar

budaya Kota Medan yaitu Museum RRI, Gelanggang Olahraga, Museum

nasional,bekas markas psms dan Tugu Medan Area yang menjadi salah satu ikon

Kota Medan pada zaman dulu (Medanberita, 2015). Selain itu kawasan ini juga

dekat dengan Stasiun kereta api yang menghubung Medan dengan daerah-daerah

lain yang berada di Sumatra Utara, serta terintegrasi lansung ke Bandara

Internesional Kuala Namu..

Lokasi ini nantinya dapat dijadikan suatu potensi yang dapat dikembangkan

baik dari pihak pemerintah kota maupun pihak swasta untuk bersama-sama

menjadi pelopor dalam mengembangkan serta menata kawasan ini dengan lebih

baik lagi sehingga dapat mengubah pandangan negatif masyarakat terhadap

(26)

Contoh kasus nyatanya adalah Hotel Gurney Paragon yang barada di Penang,

Malaysia. Dikawasan ini terdapat bangunan heritage yang dijadikan sebagai

potensi baik dalam bidang pariwisata maupun bidang bisnis (gambar 1.1).

Gambar 1.1 Gurney Paragon (Penang, Malaysia)

(Sumber: Gurneyparagon.com)

Kawasan ini sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun

mancanegara karna terdapat berbagai fasilitas diantaranya Dancing Fountain,

shopping mall, cafe dan plaza yang barada dalam satu kawasan selain itu itu

wisatawan juga dapat berjalan – jalan disekililing bangunan sambil menikmati

indahnya panorama laut. Sehingga tempat ini sangat cocok dijadikan salah satu

objek wisata terkemuka di Kota Penang. Hal ini dapat diwujudkan berkat kerja

sama pemerintah Malaysia dengan pihak swasta bersama-sama meningkatkan

Kota Penang sebagai tujuan wisata terkemuka. United Nations World Tourism

Organization (UNWTO) pada tahun 2005 mencatat bahwa kunjungan ke obyek

wisata warisan budaya dan sejarah telah menjadi salah satu kegiatan wisata yang

(27)

Bedasarkan tema “ Sustainablity Architecture dan Symbiosis” yang masih

sedikit ditemui di kota Medan, menjadi salah satu potensi untuk meningkatkan

minat para wisatawan dan masyarakat sekitar untuk berkunjung ke lokasi Royale Heritage dengan pemanfaatan "Urban Heritage Tourism" selain untuk

meningkatkan pendapatan kota, untuk meningkatkan nilai pariwisata di kota

Medan serta dapat memperkenalkan bangunan bersejarah kota Medan kepada

masyarakat luas (Kristiningrum, 2014).

Urban Heritage Tourism merupakan sebuah konsep pariwisata yang

sebenarnya sederhana dengan memanfaatkan lingkungan binaan maupun alam

yang dimiliki oleh sebuah kota, yang memiliki nilai historis tersendiri. Para

penikmat dan pemerhatinya diajak untuk mengapresiasi serta menginterpretasi

objek-objek yang diamati. Dengan demikian, selain berfungsi sebagai sarana

pendidikan dan rekreasi masyarakat, aktivitas ini sekaligus pula sebagai sarana

pelestari dari kekayaan kota itu sendiri (Martana, Salmon Priaji. 2003).

Jika dielaborasikan antara tema “Sustainability Architecture dan Simbiosis

serta “Urban heritage tourism” adalah bagaimana mempertahankan serta

melestarikan bangunan sejarah yang ada tanpa merusak bentuk fungsi maupun

nilainya yang dijadikan suatu potensi wisata untuk membuat keduanya saling

berketerkaitan serta saling menguntungkan dengan memberikan suatu ruang

publik sebagai tempat interaksi sosial dalam kehidupan bermasyarakat di wilayah

Kota Medan.

Menurut Pemerintah Kota Medan Gedung Nasional dan Gedung Olah Raga

(28)

tinggi serta merupakan salah satu simbol pejuangan rakyat Medan dalam

mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Hal ini dapat dijadikan sebagai

landasan dalam menjadikan bangunan ini sebagai Sustainable Architecture dan Symbiosis, sebab bangunan yang bersejarah ini sudah semestinya untuk dilindungi

dan dilestarikan agar nilai, bentuk serta fungsi sejarah yang terkandung

didalamnya tidak berubah bahkan hilang dengan begitu saja akibat tergerus oleh

zaman. Identitas tempat yang kuat akan menjadi modal terbesar untuk

mengembangkan aktivitas di tempat itu, tentu saja, itu akan menjadi dampak yang

besar bagi kesejahteraan masyarakat setempat, (Ginting dan Wahid, 2014).

Berdasarkan sejarah Kota Medan Gedung Nasional yang berada

dipersimpangan Jalan Sutomo dan Veteran dibangun oleh SM Amin Nasution

sebagai Gubenur Sumatra Utara yang pertama pada tahun 1954 dengan dana

swadaya masyarakat (gambar 1.2).

Gambar 1.2 Pasar malam tempat pengumpulan dana gedung nasional

(29)

Gagasan itu sudah ada sejak 1935 dengan luas lahan 5.290 m. Tujuan

pembangunan gedung ini sebagai ikon Kota Medan dan pertama kalinya Kota

Medan memiliki gedung berasitektur modern pada zamannya Kawasan ini juga

merupakan Hotel Belinun yang dulunya bernama Hotel Wilhelmina, ada prasasti

perang Medan Area. Disamping Gedung Nasional terdapat Gedung Olah Raga

(GOR). Bangunan tua ini pernah dipakai sebagai perhelatan akbar PON III di

Medan sekitar tahun 1953 silam (Medansib, 2015). Banyak cabang olahraga

dipertandingkan kala itu seperti Basket, Badminton, Tinju, Angkat Besi dan

Binaraga.

Penambahan fasilitas dan bangunan bersejarah sebagai potensi yang

direncanakan pada lokasi – lokasi bersejarah di Kota Medan diharapkan dapat

menarik minat para wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berkunjung

ke Kota Medan khususnya. Dengan menambahkan beberapa fasilitas yang sangat

perlu melihat tempat ini sangat stategis jika dijadikan sebagai fungsi komersial

dan ruang publik. Untuk itu fasilitas-fasilitas yang direncanakan oleh perancang

berdasarkan lokasi sebagai warisan sejarah Kota Medan diantara Gedung Nasional

Pemuda dan Gedung olahraga adalah hotel berbintang dan apartemen. Tujuan dari

perencanaan penambahan fungsi hotel berbintang dan apartemen, agar dapat

membuat kawasan ini menjadi lebih hidup serta semakin bernilai dan dapat

mengundang para wisatawan untuk menginap menginap sambil mengenali dan

mempelajari lagi akan nilai-nilai sejarah yang terdapat pada lokasi bekas pusat

(30)

Untuk perencanaan bangunan bersejarah Gedung Nasional Pemuda dan

gedung Olahraga sebagai potensi, maka perancang merencanakan akan ada ruang

publik dengan fungsi pendukung diantaranya pasar, taman, dan plaza serta

convention hall yang akan direncanakan pada gedung olahraga dan museum pada

Gedung Nasional Pemuda. Masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke

Kawasan ini diharapkan mendapatkan banyak pembelajaran setelah menikmati

bangunan bersejarah Gedung Nasional dan gedung Olahraga secara keseluruhan

ditambah lagi dengan penataan landscape yang baik sesuai dengan tema dan

konsep yang telah direncanakan oleh perancang. Sehingga para pengunjung dapat

menikmati wisata edukasi dan rekreasi dengan nyaman yang terdapat pada lokasi

dan lingkungan disekitarnya.

Diharapkan dengan adanya rencana penyediaan fasilitas-fasilitas tersebut

dapat menjadi sebuah ruang interaksi sosial bagi kehidupan masyarakat perkotaan

yang ada di kota Medan. Sehingga dengan penambahan beberapa fasilitas tersebut

akan memberikan dampak baik bagi masyarakat khususnya yang berada di Kota

Medan. Pemanfaatan bangunan-bangunan bersejarah sebagai daya tarik bagi

pengunjung hotel maupun apartemen serta masyarakat yang hanya sekedar jalan –

jalan ke tempat ini sesuai dengan tujuan utama perancang.

Dalam kesempatan ini, cakupan yang akan dirancang adalah pembangunan

hotel berbintang dan apartemen pada kawasan Royale Heritage. Sebelum

merancang dilakukan terlebih dahulu studi lapangan untuk mengetahui kondisi

eksisting lokasi tempat perancangan. Untuk lebih lengkapnya akan dibahas pada

(31)

BAB II

FIRST IMPRESSION

Selanjutnya perancang melakukan survey ke lapangan, lokasi perancangan

berada di Jalan Sutomo, Kelurahan Pandau, Kec Medan Perjuangan Kota Medan

(gambar 2.1).

(32)

Batas-batas site :

bangunan memiliki ketinggian 1-4 lantai berdasarkan peraturan kawasan ini

diperuntukan untuk bangunan rendah (4 lantai), diukur dengan radius yang

lebih jauh lagi terdapat bangunan tinggi lebih dari 20 lantai.

Kesimpulan : Bangunan dapat dibangun lebih dari 20 lantai (20-25 lantai)

(33)

Hal pertama yang kita rasakan ketika sampai ke lokasi, perancang melihat

kondisi lokasi perancangan yang terkesan sangat kumuh dan bau. Perancang

melakukan survey ke lokasi pas saat hujan lebat terjadi yang mengakibatkan

banjir yang menggenangi seluruh permukaan jalan disekitar lokasi site (gambar

2.2), (gambar 2.3), (gambar 2.4) dan (gambar 2.5).

(Gambar 2.2 Kondisi Jalan Sutomo yang banjir setelah hujan)

(34)

(Gambar 2.4 Kondisi Jalan Martinus Lubis yang becek setelah hujan)

(Gambar 2.5 Kondisi Jalan Seram yang becek setelah hujan)

Pada areal disekitar site terdapat pasar liar terutama Jalan Veteran yang

berkembang sehingga menyebabkan kawasan ini menjadi kotor akibat sampah

yang dibuang sesudah berjualan. Penjual yang tidak teratur serta peran pemerintah

yang kurang menyebabkan tempat ini tidak tertata. Pasar ini mulai beraktifitas

pukul 04.00 wib pagi hari dan tutup 16.00 wib sore harinya dan terus bukan

(35)

Gambar 2.6 Penyebaran pasar liar disekitar site

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa pedagang yang berjualan pada

pasar tersebut, diketahui bahwa pasar tersebut tidak dikelola oleh pemerintah

melainkan pihak swasta sehingga mereka membayar uang penyewaan kepada

pihak swasta tersebut.

Masyarakat sekitar yang mayoritas bekerja pedagang menjadikan lokasi ini

sebagai tempat mereka dalam mencari nafkah sehingga waktu terjadi penggusuran

oleh Pemerintah Kota Medan beberapa waktu yang lalu melakukan penertiban dan

penggusuran pasar tumpah diwilayah ini karna sangat mengganggu ketertiban

umum namun banyak dari mereka yang tidak menerima bahkan melakukan

perlawanan karna menolak untuk dipindahkan. Hal tersebut dilatar belakangi

lokasi pasar yang sekarang yaitu Kecamatan Medan Tuntungan yang mereka

rasakan sangat jauh sehingga mereka tidak mempunyai kendaraan dan biaya untuk

berjualan disana. Pada gambar 2.7 dan 2.8 merupakan kondisi pasar tumpah di

(36)

(Gambar 2.7 Pasar tumpah yang berada Di Jalan Veteran)

(Gambar 2.8 Pasar tumpah yang berada Di Jalan Martinus Lubis)

Selain itu fungsi pedestrian dan bahu jalan yang berubah menjadi tempat

parkir dan tempat berjualan membuat tidak ada ruang bagi pejalan kaki untuk

mencapai tempat ini sehingga tidak heran pada jam-jam sibuk pagi dan sore hari

(37)

(Gambar 2.9 Pendestrian dan bahu jalan yang dijadikan tempat parkir)

Gambar 2.10 Pedestrian yang dijadikan tempat untuk berjualan

Ditambah lagi sampah hasil limbah pasar dibiarkan berserak begitu saja

sehingga tempat ini menjadi bau, kumuh dan kotor (gambar 2.11). Sistem drainase

(38)

mengakibat aliran air menjadi tersumbat sehingga tidak heran tempat ini selalu

banjir apabila turun hujan gambar 2.12).

Gambar 2.11 Kondisi sampah yang berserakan di lokasi site

Gambar 2.12 Drainase yang sudah beralih fungsi sebagai tempat sampah

Pada lokasi site perancangan terdapat 2 (dua) bangunan yang bersejarah

(39)

dari lokasi site terdapat 2 (dua) bangunan bersejarah lagi yaitu Gedung bekas RRI

dan Tugu Medan Area (gambar 2.13).

Gambar 2.13 Peta site yang menunjukan letak-letak bangunan bersejarah.

Pada lokasi site terdapat dua bangunan bersejarah yaitu Gedung Nasional

Pemuda (gambar 2.14) dan gedung olahraga (gambar 2.15). Kedua bangunan

tersebut sudah beralih fungsi menjadi gudang karena ada aktifitas pasar tumpah

disekitar site dan lebih parah lagi kondisi bangunan yang terlihat tidak terawat

(40)

Gambar 2.14 Gedung Nasional Pemuda Tampak depan

Gambar 2.15 Pintu masuk gedung Olahraga Tampak depan

Selain itu tidak jauh dari lokasi Gedung Nasional dan Gedung Olahraga juga

terdapat bangunan – bangunan bersejarah yang mempunyai nasib yang sama yaitu

tidak terawat, kumuh, rusak dan beralih fungsi diantaranya Tugu Apolo Medan

Area (gambar 2.16) yang beralih fungsi menjadi tempat mangkalnya gerobak

sayur para pedagang pasar saat mereka berjualan tidak hanya itu aroma pesing

ditempat ini (Medanbagus.com, 2014). Gedung bekas Radio Republik Indonesia

(41)

bangunan ini yang hancur dan hanya menyisakan kerangkan bangunan serta

beberapa pembatas dinding yang masih ada (gambar 2.17).

Hal tersebut terjadi karna kurangnya perhatian serta tanggung jawab dari

pemerintah dan masyarakat sekitar yang terkesan membiarkan dan lepas tangan

terhadap bangunan bersejarah ini (Medanberita, 2015). Padahal apabila dilihat

kedua bangunan tersebut memiliki arsitektur yang sangat indah dan banyak makna

yang terkandung dari setiap detail-detail bangunan tersebut.

Gambar 2.16 Tugu Apolo Medan Area

(42)

BAB III

FAMILIAR FEELING

Berdasarkan hasil survey lapangan (studi lapangan) yang telah dilakukan oleh

perancang dalam berbagai aspek yang terdapat pada lokasi Royale Heritage telah

dilakukan. Tahapan selanjutnya dalam proses perancangan penambahan fasilitas

pada lokasi adalah studi kasus proyek sejenis dan tema sejenis. Pencarian studi

kasus proyek sejenis dan tema sejenis akan sangat membantu perancang dalam

memasuki tahap perancangan, karena studi kasus yang dipilih perancang pada

proyek tentunya memiliki nilai-nilai positif yang dapat diambil untuk di

implementasikan pada tahap berikutnya, seperti menentukan jumlah ruangan,

penataan ruang, organisasi ruang, struktur bangunan, teknologi bangunan yang

dipakai, tampak bangunan, sirkulasi kendaraan, kepekaan seorang arsitek terhadap

lingkungan sekitar serta potensi-potensi yang diterapkan pada bangunan.

Penambahan fasilitas yang dipilih perancang adalah hotel berbintang 5 (lima),

kenapa hotel berbintang 5 (lima)?. Hal ini didukung dengan lokasi site yang luas

sekitar 41.550 m² berada di pusat Kota Medan yang letaknya sangat strategis dari

segi business. Sebagai kota metropolitan yang terus berkembang baik dari segi

sosial maupun dari segi ekonomi. Perkembangan ini akan terus mendatangkan

investor ke Kota Medan untuk berinvestasi dan melakukan pengembangan.

Seiring dengan peningkatan perekonomi Kota Medan, tingkat hunian hotel di

kota medan juga akan mengalami peningkatan. Peluang Investasi hotel berbintang

di medan masih terbuka lebar seiring dengan belum adanya pembatasan dari

(43)

pembangunan hotel pasok masih kurang kalau Sabtu dan Minggu sangat sulit

mendapatkan kamar hotel di Medan,”ungkap Wakil Wali Kota Medan Zulmi

Eldin (bisnis-sumatra.com, 2013).

Perkembangan hotel di Medan memberikan sebuah respon positif dimana

makin dibutuhkannya sebuah hotel setelah dibukanya bandara Kuala Namu.

Kompetitor pada pasar hotel berbintang 5 di Medan masih sedikit, dimana hanya

tedapat 6 hotel dengan standar hotel bintang 5 di Medan.

Hotel merupakan sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan

memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta

akomodasi dengan syarat pembayaran (Lawson,1976:27). Hotel merupakan suatu

bangunan atau suatu lembaga yang menyediakan kamar untuk menginap, makan

dan minum serta pelayanan lainnya untuk umum (kamus Webster). Jadi, dapat

disimpulkan pengertian hotel adalah suatu bangunan yang menyediakan jasa

penginapan, makanan dan minuman, serta jasa lainnya yang diperuntukan bagi

umum dan dikelola secara komersial.

Keputusan menteri KepMenbudpar No KM03/HK.001/MKP.02 yang berisi

bahwa proses klasifikasi perbintangan hotel di Indonesia dilakukan oleh PHRI

atau Perhimpunan Hotel Republik Indonesia. Jika dalam keputusan meteri

sebelumnya, mutu pelayanan hotel menjadi hal terakhir dalam penentuan bintang

hotel, maka dalam Kepmen baru ini disebutkan bahwa mutu pelayanan adalah

kriteria utama dalam pengklasifikasian. Di dalam Kepmen tahun 2002 inilah

muncul istilah Hotel Bintang dan Hotel Melati. Hotel berbintang (1 sampai 5)

(44)

PHRI dan Gubernur, sedangkan sertifikat Melati akan diurus oleh PHRI Provinsi

(Badan Pimpinan Daerah).

Terdapat beberapa kriteria fasilitas hotel berbintang 5 diantaranya minimal

terdapat 4 jenis kamar suite room dengan jumlah kamar tipe standart minimum

100 kamar, memiliki kamar mandi pribadi didalam kamar, luas kamar standar

minimum 26 m² dan luas kamar suite minimum 52 m², tempat tidur dan perabot

didalam kamar kualitas nomor satu, menyediakan restoran dengan 3 jenis yang

berbeda salah satunya coffee shop dan terdapat pusat kebugaran, valet parking dan

service dari concierge dengan pengalaman yang matang (Jenishotel.info, 2014).

Untuk studi banding hotel bintang lima perancang memilih hotel yang berada

dikota besar di Indonesia seperti Jakarta diantaranya Hotel Indonesia serta Hotel

JW Marriot (tabel 3.1). Hotel ini berada dipusat kota yang sangat dekat pusat

bisnis serta mudah dalam pencapaiannya. Sesuai dengan lokasi site yang berada di

Kota Medan yang merupakan Kota metropolitan terbesar ketiga diIndonesia.

Sedangkan untuk studi banding terhadap tema konsep bangunan perancang

memilih Hotel Burj Al Arab yang berada di Dubai, dan 30 ST Mary Axe yang

berada di Kota London (table 3.2). Kedua bangunan ini dikembangkan dengan

tema arsitektur. Kedua bangunan ini berhasil menjadi ikon pada kota

masing-masing. Hal tersebut terbukti pada Hotel Burj Al Arab yang menjadi hotel paling

mewah didunia dengan kelas bintang tujuh satu-satunya didunia. Sedangkan 30

ST Mary Axe pernah menjadi predikat dengan bangunan paling cantik didunia

dan bangunan tertinggi kedua di Kota London dengan perkantoran mewah

(45)
(46)

Orientasi

shading device jenis egg crate (lihat gambar)

Penghuni Pebisnis, ekspatriat, turis Pebisnis, turis

(47)

Fasilitas

(48)
(49)
(50)

Orientasi

(51)

Nilai positif yang dapat diambil dari studi banding Hotel Indonesia

Kempenski dan Hotel JW Marriot apabila dikaitkan dengan penambahan fungsi

pada lokasi proyek Royale Heritage adalah rancangan yang dibuat harus peka

terhadap konteks lingkungan sekitar dengan aksesbilitas yang dapat ditempuh dari

Akses utama kota Medan. Sehingga memberikan kenyamanan bagi para penghuni

hotel untuk melakukan aktifitas kesehariannya di kota Medan. Dengan

memberikan fasilitas yang super lengkap sehingga dapat menarik jumlah

wisatawan untuk berkunjung ke hotel ini nantinya serta Royale Heritage Hotel

dapat menjadi bintang lima terkemuka di kota Medan.

Sedangkan nilai positif yang dapat diambil dari studi banding Hotel Burj Al

Arab dan bangunan perkantoran 30 ST Mary Axe yang menjadi ikon kota Dubai

dan London apabila dikaitkan dengan penambahan fungsi pada lokasi proyek

Royale Heritage adalah rancangan yang dibuat nantinya dapat menjadi ikon baru

Kota Medan yang berbentuk bangunan dengan konsep modern dan unik.

Apabila kita ke masa lalu ikon kota Medan yang menjadi objek wisata pada

saat ini bisa dibilang itu ke itu saja tanpa dilakukan regenerasi kedepan

diantaranya Istana Maimun, Mesjid Raya, Rumah Chong Afie dan lain

sebagainya. Kebanyakan semua bangunan tersebut merupakan peninggalan

sejarah pada masa kerajaan Sultan Deli serta penjajahan Belanda. Bukan

bermaksud untuk menghilangkan sejarah bangunan diatas di masa depan atau

menyainginya tetapi perancang bertujuan untuk mengangkat kembali

bangunan-bangunan sejarah di Kota Medan dengan cara penggabungan fungsi bangunan-bangunan

(52)

BAB IV

TO KNOW MORE

Dari pembahasan pada BAB III mengenai studi banding proyek sejenis yang

dilakukan oleh perancang, terdapat beberapa hal yang nantinya akan berguna bagi

proyek yang akan dilaksanakan. Berdasarkan rencana untuk penambahan fasilitas

hotel bintang lima pada lokasi Royale Heritage. Langkah yang dilakukan untuk

memudahkan perancang dalam menyelesaikan proyek ini adalah melakukan

pemograman. Sebab, dalam pemograman perancang akan menentukan beberapa

hal, pada hotel berbintang yang perlu diperhatikan adalah penentuan jumlah

bintang pada hotel, perhitungan jumlah kamar dan batasan kamar hotel tersebut,

jumlah parkir kendaraan, tingkatan kelas kamar hotel dan jumlah restoran pada

hotel dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk hunian hotel seperti kolam

renang, fitness center dan lain-lain.

Seperti yang telah dijelaskan pada BAB II mengenai luas lokasi Royale Heritage sekitar 41.550 m² dan luas lokasi yang direncanakan untuk

pembangunan sekitar 24.930 m². Dari data dan tinjauan lokasi secara tidak

langsung memiliki suatu batasan dalam merancang hotel bintang. Jika dilihat dari

kondisi lokasi disekitar Royale Heritage yang sangat strategis berada di tengah

pusat kota dan dekat dengan fasilitas publik lainnya. Sehingga tidak heran harga

tanah yang menjadi cukup tinggi ± 15-20 juta per m² yang saat ini didominasi oleh

pertokoan dengan aktivitas perdagangan. Kurang cocok apabila tempat ini

dijadikan fungsi lain atau hunian dengan kelas menengah kebawah, maka

(53)

menegah keatas. Kawasan Royale Heritage ini nantinya akan terbuka untuk umum

khususnya bagi yang berkunjung ke hotel kami ini terutama kalangan menengah

keatas dan tidak menutup kemungkinan bagi mereka kalangan menegah kebawah

juga bisa menikmati semua fasilitas yang berada di lokasi ini.

Pemilihan hotel bintang lima sebagai fasilitas tambahan pada lokasi ini

dengan klasifikasi ekslusif, Karena lokasi yang akan dibangun memiliki bangunan

bersejarah yang berada di pusat kota dan sangat cocok apabila disandingkan

dengan hotel bintang lima sebagai fasilitas tambahannya mengingat masih

kurangnya jumlah hotel bintang lima di Medan sehingga perlu dilakukan

penambahan. Hotel ini dalam konsepnya memiliki suatu tema sehingga wisatawan

yang datang akan merasakan suasana yang berbeda dengan hotel lain.

Menampilkan kesan klasik seperti mengingatkan sejarah masa lalu tetapi tetap

mengedepankan kemewahannya.

Saat sekarang ini terdapat terdapat 6 hotel bintang lima dikota medan

diantaranya Hotel J.W Marriot, Grand Aston, Grand Angkasa, Aryaduta, Grand

Swiss Belhotel dan Hotel Danau Toba dengan jumlah kamar keseluruhannya

sekitar 1508 kamar. Jika dibagi jumlah kamar dengan jumlah hotel yang ada maka

rata-rata hotel berbintang 5 terdapat 251 kamar hotel.

Berdasarkan statistik okupansi hotel 2014, Grand Aston City Hall Medan

menghitung tingkat hunian kamar sebesar 77%. Pihaknya memprediksi, statistik

okupansi kamarnya meningkat jadi 83% di 2015. Rata-rata okupansi dari 2 tahun

adalah sebesar 80%. Dari rata-rata okupansi tersebut akan ditemui jumlah kamar

(54)

kamar hotel. Untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung hotel maka dilakukan

penambahan 40% sehingga menjadi 281 kamar.

Berdasarkan perhitungan luas serta jumlah lantai bangunan maka dilakukan

perzoningan dan pembagian jumlah kamar. Kamar hotel yang direncanakan ini

nantinya terbagi menjadi 6 tipe atau kelas kamar yang berbeda (tabel 4.1).

Tabel 4.1 Tipe kamar hotel

`Type Luas (m²) Jumlah Kamar

Superior Room 35 m² 48

Deluxe Room 46 m² 96

Super Deluxe Room 62 m² 96

Executive Suite Room 98 m² 20

Junior Suite Room 113 m² 20

President Suite Room 184 m² 4

Fasilitas yang terdapat di dalam hotel ini memenuhi kriteria standar hotel

bintang lima yang ada di Indonesia diantaranya terdapat kamar dengan tipe

standar dengan jumlah 144 kamar yaitu 48 kamar tipe superior room dan 96

kamar dengan tipe deluxe room. Selain itu terdapat 4 kamar dengan tipe suite

room diantaranya super deluxe room, eksekutif suite room, junior suite room dan

president suite room. Selain itu terdapat 3 jenis restoran yang berbeda diantaranya

restoran Indonesia, restoran Jepang, restoran Barat dan Coffee Shop serta lounge

(55)

kapasitas tempat duduk sekitar 2000 orang. Untuk lebih jelasnya tentang

programming hotel ini dapat dilihat pada lampiran pertama.

Untuk menjadikan lokasi Royale Heritage dan lingkungan sekitar lebih teratur

maka dibuat Urban Design Guide Line oleh kelompok 1 (satu). Tim kelompok 1

mendesain beberapa jalan yang dapat terakses ke lokasi Royale Heritage.

Berdasarkan Tata ruang kota Medan tahun 2010, selanjutnya kelompok 1

merencanakan street networkdesign pada jalan yang mengelilingi lokasi site.

Jalan Sutomo yang mempunyai lebar 16,5 m sirkulasi jalan satu arah dengan

4 travel line dengan lebar masing-masing 3,25 m, pada bagian sisi kiri jalan

terdapat jalur sepeda dengan lebar 1,5 m pada bagian sisi kiri dan kanan jalan

terdapat pedestrian dengan lebar masing masing 2 m, pejalan kaki hanya dapat

meyebrang melalui zebra croos, Garis Sepadan Bangunan (GSB) pada jalan ini

adalah 7 m (gambar 4.1).

(56)

Jalan Veteran yang mempunyai lebar 10,8 m sirkulasi jalan satu arah dengan

3 travel line dengan lebar masing-masing 3,25 m, pada bagian sisi kiri jalan

terdapat jalur sepeda dengan lebar 1,5 m pada bagian sisi kiri dan kanan jalan

terdapat pedestrian dengan lebar masing masing 2 m, pejalan kaki hanya dapat

meyebrang melalui zebra croos, Garis Sepadan Bangunan (GSB) pada jalan ini

adalah 6 m (gambar 4.2).

Gambar 4.2 Street network design Jalan Veteran

Jalan Martinus Lubis yang mempunyai lebar 8 m sirkulasi jalan satu arah

dengan 2 travel line dengan lebar masing-masing 3,25 m, pada bagian sisi kiri

jalan terdapat jalur sepeda dengan lebar 1,5 m pada bagian sisi kiri dan kanan

jalan terdapat pedestrian dengan lebar masing masing 2 m, pejalan kaki hanya

dapat meyebrang melalui zebra croos, Garis Sepadan Bangunan (GSB) pada jalan

(57)

Gambar 4.3 Street network design Jalan Martinus Lubis

Pada Jalan Seram mempunyai lebar 5 m dan dilengkapi dengan marka jalan,

sirkulasi kendaraan satu arah dan mempunyai 1 travel line, pada sisi kiri jalan

terdapat jalur sepeda, Garis Sepadan Bangunan yaitu 2 m (gambar 4.4).

(58)

Untuk menunjang sarana perlengkapan umum maka tim kelompok 1

menambahkan beberapa fasilitas umum diantaranya halte bus supaya kendaraan

umum tidak sembangan lagi menaik turunkan penumpang di pinggir jalan. Untuk

tetap menjaga kebersihan disekitar Royale Heritage maka perancang meletakan

tempat sampah pada setiap sudut pedestrian. Selain itu juga terdapat penanda jalan

diantaranya rambu-rambu lalu lintas serta zebra croos untuk tempat menyebrang

(gambar 4.5).

Gambar 4.5 Fasiltas umum disekitar site

Terdapat 2 (dua) open space yang barada disekitar site, diantaranya Tugu

Apollo Medan Area dan bekas Gedung RRI. Tugu Apollo Medan Area

guidelinenya akan dijadikan sebagai open space yang merupakan pedestrian

(59)

open space, bangunan ini akan digunakan sebagai museum RRI, public space pada

lingkungan site merupakan pedestrian heritage di Kota Medan (gambar 4.6).

Gambar 4.6 Open space disekitar site

Selanjutnya pada lokasI Royale Heritage terdapat plaza dan open space

terdapat 3 taman (garden) diantaranya Gedung Nasional Garden, Royale Garden

dan Royale Solace Garden. Pertama Gedung Nasional Garden mempunyai

guideline yaitu akses ke Gedung Nasional Garden hanya bisa dilewati melalui

jalur pedestrian, taman ini merupakan point of view dari Royale Heritage, pada

taman ini bisa dapat langsung masuk kedalam Gedung Nasional yang difungsikan

sebagai museum dan café.

Kedua Royale Garden mempunyai guideline taman ini merupakan yang

(60)

hall ke hotel, pada taman ini terdapat banyak sculpture dari seniman lokal Medan

dan merupakan public art sekaligus juga bisa digunakan sebagai temapat pameran

dan event lainnya, selain itu pada taman ini nantinya terdapat dancing fountain.

Ketiga Royale Solace Garden mempunyai guideline yaitu taman ini

merupakan one stop entertainment, pada taman ini terdapat amphitheatre yang

difungsikan sebagai pegelaran seni dan event outdoor, juga terdapat colour

fountain yang menyala pada malam hari, terdapat tempat makan untuk menyantap

makanan pada areal pasar dan taman ini memiliki akses terbuka dari semua

pedestrian (gambar 4.7).

Gambar 4.7 Plaza dan open space pada Royale Heritage

Untuk pasar atau royal market guidelinenya yaitu tersedia display sebanyak

600 buah dengan ukuran 2 x 2 m diantaranya 200 display untuk pedagang

(61)

dan ikan, 30 display untuk kuliner dan 30 display untuk pedagang souvenir,

tersedia loading dock yang berada di Jalan Seram, terdapat toilet umum dan pos

pengamanan, memiliki information centre sekaligus marketing office, tersedia

penampungan sampah untuk pasar, untuk pedagang sayur, buah, daging dan ikan

berlansung dari ham 5 pagi sampai dengan jam 10 siang (gambar 4.8)

Gambar 4.8 Pasar atau royale market pada lokasi Royale Heritage

Pada parking area yang berada di lokasi ini guidelinenya adalah total parkir

outdoor yang tersedia adalah 200 buah dan parkir sepeda motor sekitar 100 buah,

terdapat parkir sepeda motor dan parkir disabilitas, mempunyai parkir basement

untuk penghuni hotel dan apartemen, mempunyai valet parkir untuk pengunjung

convention hall, serta valet parking untuk pengguna podium hotel dan apartemen

(62)

Gambar 4.9 Parking area untuk outdoor

Menurut Juwana (2005), dalam buku berjudul "Sistem bangunan Tinggi",

untuk 5 kamar hotel memerlukan 1 parkir kendaraan roda 4 sehingga total parkir

kendaraan untuk 281 kamar hotel adalah 56 parkir kendaraan roda 4, pengunjung

Convention Room dengan kapasitas 2000 orang diperlukan 300 parkir kendaraan

roda 4 dan staff hotel dari 281 diasumsikan 10% yang menggunakan kendaraan

roda 4 maka memerlukan 28 parkir kendaraan roda 4. Total parkir kendaraan roda

4 yang dibutuhkan untuk hotel ini adalah sekitar 384 tempat parkir. Untuk lift

pengunjung hotel setiap 75 kamar hotel memerlukan 1 lift sehingga dalam fasilitas

hotel ini yang memiliki 281 kamar maka dibutuhkan 3 sampai 4 lift penumpang

dan 1 lift servis.

Tahapan selanjutnya dalam proses perancangan penambahan fasilitas hotel

berbintang lima di lokasi ini adalah membuat konsep dan ide rancangan yang akan

(63)

BAB V

LET'S BE FRIEND

Kata dasar yang dijadikan Perancang sebagai judul perencanaan rancangan

adalah Restore yang berarti mengembalikan. Dengan judul perencanaan

rancangan tersebut diharapkan dapat mengembalikan kembali nilai sejarah dan

fungsi bangunan-bangunan yang berada dikawasan Royale Heritage ke bentuk

semula seperti massa kejayaannya yang dulu. Sesuai dengan tujuan dari

perencanaa penataan kawasan ini sebagai situs sejarah di Kota Medan.

Terdapat juga beberapa fasilitas tambahan untuk menunjang segala kebutuhan

penghuni hotel maupun apartemen diantaranya pasar, convention hall, taman dan

ruang terbuka. Sehingga tidak hanya penghuni hotel maupun apartemen yang

dapat menikmati fasilitas semua ini tetapi masyarakat luar yang hanya ingin

sekedar melihat-lihat juga bisa menikmatinya.

Pendekatan teori arsitektur yang digunakan dalam konsep perancangan

bangunan pada lokasi Royale Heritage adalah Arsitektur Metafora. Arsitektur

metafora merupakan arsitektur yang berasal dari analogi suatu objek atau benda

yang kemudian diterapkan dalam bangunan sehingga ketika bangunan tersebut

dilihat dengan mata secara visual terkesan berupa suatu bentuk. Menurut Anthony

C. Antoniades (1990) dalam ”Poethic of Architecture” mengatakan bahwa "Suatu

cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang lain sehingga

dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam

pembahasan. Dengan kata lain,menerangkan suatu subyek dengan subyek lain,

(64)

Arsitektur metafora dibagi menjadi 3 bagian yaitu Tangible Metaphors,

Intangible Metaphors dan Combined Metaphors. Tangible Methaphors adalah

yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi

manusia atau kualitas - kualitas khusus (individual, naturalistis, komunitas, tradisi

dan budaya) - Intangible Metaphors adalah dapat dirasakan karakter visual atau

material - Combined Metaphors adalah gabungan dimana secara konsep dan

visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan

untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.

Analogi objek atau subjek yang digunakan untuk perencanaan pada bentuk

bangunan adalah “peluru” (gambar 5.1). Benda kecil berbentuk selinder memiliki

ujung yang runcing ini menyebabkan banyaknya korban meninggal akibat

peperangan pada saat itu. Terjadi ketidakseimbangan senjata yang kita miliki

dengan senjata lawan yang cendrung lebih modern dan canggih. Bangunan ini

direncanakan nantinya dapat menjadi ikon baru Kota Medan sebagai bangunan

unik yang masih jarang kita temui di Indonesia khususnya di Kota Medan.

Gambar 5.1 Analogi tema arsitektur yang digunakan

(65)

Dari analogi yang telah disebutkan maka arsitektur metafora masuk kedalam

bagian Tangible Metaphors. Hal ini dikarenakan bangunan yang direncanakan ini

nantinya akan dapat mengingatkan kita kembali akan sejarah perjuangan masa

lalu dikarenakan bentuknya yang menyerupai peluru. Jika dilihat secara seksama

pada gambar, peluru yang dimaksud seolah-olah dapat megingatkan kita kembali

sejarah betapa bentuk kecil ini yang menyebabkan banyak korban jiwa yang gugur

di medan pertempuran kala itu. Selain itu hotel itu nantinya dapat menjadi simbol

baru Kota Medan seperti halnya menara petronas yang berada di Malaysia,

Marina Bay Sand yang berada di singapure, Menara Pisa yang berada di Itali dan

banyak lagi yang lain. Sehingga dengan kehadiran bangunan hotel bintang lima

ini nantinya akan semakin meningkatkan eksistensi lokasi Royale Heritage

sebagai tujuan pariwisata kota Medan.

Terdapat beberapa tahap yang dilakukan oleh perancang dalam perencanaan

siteplan yaitu tahap awal pembagian zoning (gambar 5.2). Pada tahap ini

perancang melihat kondisi lokasi yang cendrung simetris dan tidak ada masalah

berarti baik kondisi tanah maupun bentuk site. Dimana lokasi hotel yang akan

dibangun ini berada pada bagian kiri site, terdapat dua bangunan tua dibelakang

dan disamping kanan site. Berdasarkan diskusi kelompok kami memutuskan

lokasi ini terbagi menjadi 8 bagian yaitu zona A merupakan bangunan tua

Monumen Nasional yang nantinya akan difungsikan sebagai Museum Kota

Medan, zona B merupakan tempat podium hotel beserta tower hotelnya, zona C

merupakan bekas Gedung Olahraga yang nantinya akan difungsikan sebagai

(66)

terdiri dari pasar buah, sayur, daging dan kebutuhan lainnya, zona F merupakan

taman rekreasi dan tempat pertunjukan nantinya,zona G merupakan tempat

podium Apartemen nantinya sedangkan sisanya H dan yang lain dijadikan areal

hijau serta tempat parkir.

Gambar 5.2 Penzoningan pada tapak

Setelah pembagian zona pada tapak selesai, tahap selanjutnya adalah

pembagian ruang terbuka hijau yang direncanakan oleh perancang pada lokasi

tapak. Tempat yang cocok dijadikan ruang terbuka hijau adalah pada bagian

depan Gedung Nasional Pemuda dan disamping Gedung Olahraga (GOR) yang

menjadi ruang publik. Untuk pola bentuk jalur pada ruang publik akan dibuat

mengikuti teori arsitektur yang pernah dipakai sehingga bentuk dari jalur tersebut

dirancang melengkung. Hal ini bertujuan agar bangunan dan ruang publik yang

nantinya direncanakan pada Blockplan akan kelihatan seperti menyatu. Area

publik ini dapat dinikmati oleh seluruh kalangan karena nantinya akan terkoneksi

lansung dengan kedua bangunan bersejarah tersebut yaitu Gedung Nasional

Pemuda dan Gelanggang Olahraga (GOR), sehingga pejalan kaki dapat menikmati

(67)

disediakan. Akan terdapat dua akses masuk dan keluar menuju Royale Heritage

bagi kendaraan baik mobil maupun motor untuk parkir basement dan parkir

ground melalui fly over yang disediakan (gambar 5.3).

Gambar 5.3 Blockplan

Pada kawasan sekeliling site, eksisting bangunan memiliki ketinggian 1-4

lantai dan berdasarkan peraturan lahan Kecamatan masuk dalam blok peruntukan

bangunan rendah (4 lantai), namun apabila dianalisa lagi dengan radius yang lebih

jauh lagi terdapat beberapa bangunan yang berkembang dengan ketinggian lebih

dari 20 lantai (gambar 5.4).

(68)

Akses kendaraan pengunjung tamu hotel dan pemilik apartemen akan masuk

melalui gerbang utama yang telah disediakan. Gerbang tersebut selanjutnya akan

diteruskan menuju fly over yang akan terintegrasi kelantai 3 podium yang terdapat

lobby utama hotel. Akses ini hanya dikhususnya untuk kendaraan yang menuju

hotel maupun apartemen khususnya mobil. Hal tersebut tentu akan memudahkan

mereka untuk drop off dihotel maupun apartemen sehingga pengguna jalan yang

lain merasa nyaman dan tidak terganggu (gambar 5.5).

Gambar 5.5 Rencana Sirkulasi

Dari segi struktur bangunannya sendiri untuk hotel menggunakan

menggunakan sistem rangka kaku dan kantilever. Struktur rangka kaku adalah

struktur yang terdiri atas elemen-elemen linier, umumnya balok dan kolom, yang

saling dihubungkan pada ujung-ujungnya oleh joint yang dapat mencegah rotasi

(69)

(cantilever ) adalah suatu balok disangga atau dijepit hanya pada salah satu

ujungnya sedemikian sehingga sumbu balok tidak dapat berputar pada titik

tersebut,maka balok tersebut disebut balok gantung (cantilever beam).

Susunan yang digunakan untuk bangunan yang berbentuk lurus dan

melengkung adalah susunan kolom persegi dan radial dengan menggunakan dua

titik acuan sebagai acuan yang kemudian di tarik sesuai dengan jarak yang

diinginkan. Untuk core bangunan direncanakan akan diletakan pada bagian

tengah bangunan sebagai struktur intinya sehingga akan menambah kekuatan

bangunan itu sendiri (gambar 5.6).

Gambar 5.6 Konsep Sistem Struktur Bangunan

Pada konsep massa bangunan akan mengikuti teori arsitektural yang

berhubungan dengan peluru sebagai analoginya. Bentukan massa yang dibuat

perancang tidak mengambil bentuk asli dari peluru yang berbentuk selinder

dengan ujung yang runcing. Tetapi ditransformasi lagi menyerupai elips bertujuan

untuk menghilangkan ruangan mati atau sisa ditengah nantinya, mengingat fungsi

bangunan ini nantinya adalah hotel. Bentuk bangunan ini terbagi kedalam 3

bagian yaitu besar, sedang dan kecil yang artinya makin keatas bangunan ini akan

semakin kecil. Sedangkan pada puncak bangunan ini nantinya akan diletakan

(70)

visual yang menyerupai peluru yang sangat besar meskipun dari jarak kejauhan

(gambar 5.7).

Gambar 5.7 Ide atau Konsep bentuk dasar bangunan

Selanjutnya mengelaborasikan tema serta kebutuhan ruang dalam

perencanaan ruang setiap lantai atau denah skematik. Untuk jalur masuk menuju

hotel ada dua akses yakni melalui fly over dan juga basement. Untuk fly over

dapat diakses melalui Jalan Veteran yaitu pintu masuk gerbang utama sedangkan

untuk basement dapat diakses melalui Jalan Sutomo.

Perencanaan Groundplan sendiri dengan penambahan fasilitas bangunan pada

lokasi Royale Heritage (gambar 5.8). Pada bagian kiri site merupakan podium

hotel yang berada dilantai tiga dan empat sedangkan dibawah podium itu sendiri

(71)

Gambar 5.8 Groundplan

Perancang merencanakan bahwa nantinya pengunjung semi private dapat

masuk melalui Gedung Nasional Pemuda yang difungsikan sebagai museum

sejarah Kota Medan yang terhubung lansung menuju Royale Garden terdapat

banyak pilihan setelah mereka sampai disini, bisa menuju podium hotel, royale

solace garden dan Convention Hall. Sedangkan untuk pengunjung private mereka

dapat lansung menuju lobby utama hotel yang berada di podium hotel tepatnya

lantai tiga melewati gerbang utama yang melewati fly over yang bisa diakses dari

Jalan Veteran. Sedangkan untuk menuju Convention Hall dapat melalui pintu

masuk utama sama dengan pintu masuk hotel bagi kendaraan, sedangkan bagi

tamu hotel yang ingin menuju ke convention dapat diakses melalui podium hotel

yang nantinya terdapat ruang konektifitas yang akan terhubung langsung ke

convention hall melalui koridor yang telah disediakan.

Pembahasan mengenai perencanaan tata letak ruang hotel bintang lima pada

Gambar

Gambar 2.1 Peta Kota Medan, Kec. Medan Perjuangan dan lokasi site
Gambar 2.6 Penyebaran pasar liar disekitar site
Tabel 3.1. Studi Banding Bangunan Sejenis
Gambar 4.3 Street network design Jalan Martinus Lubis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga hebisida dengan bahan aktif parakuat diklorida dapat dijadikan salah satu alternatif untuk mengendalikan gulma pada tanaman ubi kayu hingga 8 MSA bila dilihat dari

Berdasarkan pertanyaan didalam kuesioner terlihat ketidaksiapan para siswi dalam menghadapi menarche adalah kurangnya informasi atau pengetahuan tentang menarche yaitu

TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR, Bandung dapat dilihat dari banyaknya pelanggan yang mengirim atau menggunakan jasa pengiriman paket TIKI dengan melihat target dan realisasi

Berdasarkan data-data tersebut, maka terjadi kesesuaian dengan penelitian ini yang juga menunjukkan bahwa mayoritas responden yang pernah melihat iklan laksatif di

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir “Penguatan Kelembagaan Koperasi Rukun Tetangga untuk Meningkatkan Keberdayaan Anggota: Kasus Desa Kudi, Kecamatan Batuwarno,

Istilah wanita karir dapat diartikan sebagai wanita yang ikut berperan dalam kegiatan profesi (usaha, perkantoran, dan sebagainya). Selain itu, karir dapat diartikan sebagai

• Adalah suatu teknik pengambilan gambar yang dilakukan juru kamera dengan posisi kamera diatas ketinggian objek yang

Laporan Akhir ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui penilaian sikap konsumen dalam minat memilih jasa logistik pada PT POS Indonesia cabang Merdeka