• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbandingan Kualitas Jaringan 2G GSM Frekuensi 900 MHz Dan 1800 MHz Berdasarkan Data Drive Test

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Perbandingan Kualitas Jaringan 2G GSM Frekuensi 900 MHz Dan 1800 MHz Berdasarkan Data Drive Test"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

ANALISIS PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN 2G GSM FREKUENSI 900 MHz DAN 1800 MHz BERDASARKAN DATA DRIVE TEST

Oleh :

Teuku Fahkrudin

NIM : 060402079

Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan

pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

Sistem komunikasi bergerak (mobile) yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi. Untuk menjaga kualitas pelayanan di daerah pelayanan yang luas, cakupan area dibagi menjadi geografis unit terkecil yang disebut cell. Jika pengguna bergerak dari satu wilayah cell yang lain, maka memerlukan algoritma yang menjamin kelangsungan layanan komunikasi, ini disebut handover pada dedicated mode dan cell reselection untuk idle mode. Dalam mengamati algoritma handoff, operator melakukan drive test menggunakan komputer, handset, GPS dan perangkat khusus lainnya.

Tugas Akhir ini menganalisis hal-hal yang berkaitan dengan algoritma handoff, baik ketika dalam idle mode dan atau dedicated mode termasuk penyebab, proses dan hal - hal yang mempengaruhinya. Pengambilan data dilakukan melalui drive test menggunakan software TEMS pada site Malaha area kisaran. Acara diamati meliputi : rxlev, rxqual, dan sqi.

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan Nama ALLAH Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat ALLAH S.W.T

dimana atas berkah, karunia dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan

Tugas Akhir ini, dengan judul “ANALISIS PERBANDINGAN KUALITAS

JARINGAN 2G GSM FREKUENSI 900 MHz DAN 1800 MHz

BERDASARKAN DATA DRIVE TEST”. Tugas Akhir ini merupakan suatu

syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Departemen

Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Dengan selesainya Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini, antara lain kepada :

1. Ayahanda Teuku Vinus Usman dan Ibunda tercinta Cut Hasanah, ananda

hanturkan terima kasih atas doa yang tak pernah putus, kasih sayang yang

tulus tanpa pernah pupus dalam mengasuh, mendidik dan membimbing

penulis.

2. Bapak Ir.M.Zulfin MT, selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir, atas

bimbingan, pengarahan dan dukungannya.

3. Bapak Rachmad Fauzi ST,MT, selaku dosen wali penulis yang telah

membimbing penulis selama menjalani masa perkuliahan.

4. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.si selaku Kepala Jurusan Departemen

Teknik Elektro FT-USU dan Bapak Rachmad Fauzi ST,MT selaku

sekretaris Departemen Elektro FT-USU dan Juga dosen pembimbing

(4)

5. Saudara-saudariku adinda Popon Faisal, Cut Putri Chairunnisa, dan Teuku

Juliansyah yang selalu menjadi tempat berbagi cerita, baik dalam suka dan

duka.

6. Kiki Fatmala Sari Sembiring yang selalu memberi saya dukungan,

semangat dan doa yang tulus.

7. Sahabat dekat ku zia muhammad, faruzan, dino, bebek, bg fata, yang

selalu men-support saya untuk selalu semangat dalam menjalani hidup ini.

8. Rekan – rekan se-perjuangan Alfisyahrin, Hendra Fiari , Sammy, Indra,

Ijonk, Habibi, Fahmi, Faisal, Q-bar, Khalid, Azhari, Mitro, Fransiscus, dan

rekan – rekan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu.

9. Seluruh Staf Pengajar di Departemen Teknik Elektro USU dan Seluruh

Karyawan di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Elektro USU.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini belum sempurna karena masih

banyak terdapat kekurangan baik dari segi isi maupun susunan bahasanya. Saran

dan kritik dari pembaca dengan tujuan menyempurnakan dan mengembangkan

kajian dalam bidang ini sangat penulis harapkan.

Akhir kata, penulis berharap semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat

berguna memberikan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Medan, 01 Agustus 2011 Penulis,

(5)

DAFTAR ISI

I.6 Sistematika Penulisan... 3

BAB II GSM (GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE) ... 5

2.1 Pendahuluan... 5

2.1.1 Definisi GSM... 6

2.1.2 Sejarah Perkembangan GSM... 6

2.1.3 Spesifikasi Teknis GSM... 8

2.2 Arsitektur Jaringan GSM... 9

2.2.1 MS (Mobile Station)... 10

2.2.2 BSS (Base Station Sub-System)... 10

2.2.3 NSS (Network Sub-System)... 11

(6)

2.3 Keunggulan GSM Sebagai Teknologi 2G... 14

2.4 Modulasi Pada GSM... 15

2.4.1 Gaussian Filter... 16

2.5 Konsep Kanal pada GSM... 17

2.6 Handover pada GSM... 20

2.6.1 Klasifikasi Handover... 21

BAB III LEVEL KUALITAS SINYAL PADA GSM DENGAN FREKUENSI 900 MHz DAN 1800 MHz, SERTA PENGGUNAAN TEMS INVESTIGATION 4.1.1... 22

3.1 Frekuensi pada GSM... 22

3.2 Prinsip kerja sinyal 900 Mhz... 24

3.2.1 Pengulangan Frekuensi (Frequency RE-USE)... 25

3.3 Prinsip kerja sinyal 1800 Mhz... 26

3.4 Perbedaan GSM 900 dengan DCS 1800... 27

3.4.1 Standar DCS 1800... 28

3.5 Parameter – Parameter Kualitas Sinyal... 30

3.5.1 RxLevel... . 31

(7)

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS SINYAL 2G

900 MHz DAN 1800 MHz BERDASARKAN DATA

DRIVE TEST MENGGUNAKAN SOFTWARE

TEMS INSVESTIGATION 4.1.1... 45

4.1 Umum... . 45

4.2 RxLevel, RxQual, SQI Pada Level Frekuensi 900 MHz... 46

4.2.1 RxLevel Band 900 MHz... 46

4.2.2 RxQual Band 900 MHz... 47

4.2.3 SQI Band 900 MHz... 48

4.3 RxLevel, RxQual, SQI Pada Level Frekuensi 1800 MHz... 49

4.3.1 RxLevel Band 1800 MHz... 50

4.3.2 RxQual Band 1800 MHz... 51

4.3.3 SQI Band 1800 MHz... 52

4.4 Analisa Perbandingan Frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 55

5.1 Kesimpulan... 55

5.2 Saran... 56

DAFTAR PUSTAKA... 57

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Arsitektur Jaringan GSM... 9

Gambar 2.2 Bagian BSS (Base Station Sub-System)... .... 10

Gambar 2.3 Kanal Hirarki TDMA... ... 17

Gambar 2.4 Pembagian Kanal Logika... 18

Gambar 3.1 Arsitektur DCS 1800... ... 29

Gambar 3.2 Tampilan Bagian TEMS Investigation 4.1.1... .... 37

Gambar 3.3 Konfigurasi Peralatan TEMS Investigation 4.1.1... 40

Gambar 3.4 Koneksi TEMS... ... 40

Gambar 3.5 Replay Logfile TEMS Icon... .... 41

Gambar 3.6 Export Logfile... 42

Gambar 3.7 MapInfo dan MCOM... ... 43

Gambar 3.8 Tampilan umum layar TEMS Investigation 4.1.1... .... 44

Gambar 4.1 Hasil Ploting RxLevel Band 900 MHz... .... 46

Gambar 4.2 Hasil Ploting RxQual Band 900 MHz... .... 47

Gambar 4.3 Hasil Ploting SQI 1800 Band 900 MHz... ... 48

Gambar 4.4 Hasil Ploting RxLevel Band 1800 MHz... 50

Gambar 4.5 Hasil Ploting RxQual Band 1800 MHz... ... 51

Gambar 4.6 Hasil Ploting SQI Band 1800 MHz... ... 52

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Perbandingan Frekuensi pada GSM... 23

Tabel 3.2 Rentang RxLevel... 31

Tabel 3.3 Penetapan RxQual berdasarkan BER... 33

Tabel 3.4 Range Nilai RxQual pada Provider X... 34

(10)

DAFTAR SINGKATAN

AMPS = Advanced Mobile Phone System

BTS = Base Transciever Station

BSC = Base Station Centre

BSS = Base Station System

CSS7 = Common Signaling System No.7

DCS = Digital Communication System

GSM = Global System For Mobile

GPS = Global Positioning System

GPRS = General Packet Radio System

GMSK = Gaussian Minimum Shift Keying

HLR = Home Location Register

VLR = Visitor Location Register

ISDN = Integrated Services Digital Network

IP = Internet Protocol

IMEI = International Mobile Equipment Identity

KPI = Key Perfomance Indicator

MS = Mobile Station

ME = Mobile Equipment

MSC = Mobile Station Centre/ Mobile Switching Centre

NSS = Network Sub-System

PSK = Phase Shift Keying

RBS = Radio Base Station

SIM = Subcriber Identification Module

SQI = Speech Quality Index

TDMA = Time Division Multiple Access

TEMS = Test Mobile System

QOS = Quality of Service

OMC = Operation and Maintenance Center

OSS = Operation and Support System

(11)

ABSTRAK

Sistem komunikasi bergerak (mobile) yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi. Untuk menjaga kualitas pelayanan di daerah pelayanan yang luas, cakupan area dibagi menjadi geografis unit terkecil yang disebut cell. Jika pengguna bergerak dari satu wilayah cell yang lain, maka memerlukan algoritma yang menjamin kelangsungan layanan komunikasi, ini disebut handover pada dedicated mode dan cell reselection untuk idle mode. Dalam mengamati algoritma handoff, operator melakukan drive test menggunakan komputer, handset, GPS dan perangkat khusus lainnya.

Tugas Akhir ini menganalisis hal-hal yang berkaitan dengan algoritma handoff, baik ketika dalam idle mode dan atau dedicated mode termasuk penyebab, proses dan hal - hal yang mempengaruhinya. Pengambilan data dilakukan melalui drive test menggunakan software TEMS pada site Malaha area kisaran. Acara diamati meliputi : rxlev, rxqual, dan sqi.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, penggunaan sistem komunikasi radio berkembang

dengan pesat, seiring dengan peningkatan kebutuhan jasa telekomunikasi bagi

masyarakat modern. Hal ini mengakibatkan alokasi frekuensi radio yang

tersedia semakin lama akan semakin padat. Kondisi demikian ini akan dapat

menyebabkan permintaan hubungan komunikasi yang sangat besar tidak bisa

dilayani melalui jaringan yang berbasis lintas radio.

Setiap penyedia (provider) jaringan komunikasi bergerak, termasuk jaringan GSM berusaha memberikan pelayanan yang terbaik. Akan tetapi,

ditemukan berbagai permasalahan pada jaringan tersebut. Salah satu permasalahan

utama ialah kualitas panggilan yang tidak bagus. Hal ini merugikan pelanggan,

dan juga penyedia jaringan GSM yang bersangkutan. Indikator-indikator yang

menunjukkan terjadinya permasalahan yang berkaitan dengan kualitas panggilan

antara lain terjadinya dropped call, blocked call, kegagalan handover (handover failure), dan sebagainya.

Berdasarkan uraian diatas, maka akan dilakukan analisis kualitas

(13)

1.2 Perumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah pada Tugas Akhir ini adalah :

1) Berapa jarak sinyal yang dijangkau pada frekuensi 900 MHz dan

1800 MHz.

2) Bagaimana kualitas RxLevel, RxQual, dan SQI pada frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz.

3) Penyebab-penyebab permasalahan yang terjadi, pada masing

masing frekuensi.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah :

1) Mengukur dan membandingkan kualitas jaringan (call quality) dengan frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz pada GSM berdasarkan

data drive.

2) Mengetahui kegagalan handover pada time slot saat melakukan cell reselection sehingga perpindahan frekuensi 900 MHz ke 1800 MHz dapat diketahui atau sebaliknya.

3) Mengetahui RxLevel pada tiap – tiap frekuensi.

1.4 Batasan Masalah

Hal-hal yang akan dilakukan dalam dalam Tugas Akhir ini dibatasi pada

pembatasan masalah yang akan dibahas, yaitu:

(14)

2. Area yang akan dijadikan sebagai objek penelitian adalah Base Transceiver Station di Kisaran.

3. Tidak membahas fading, interferensi, penetapan jumlah kanal,

diversitas, performansi transmisi secara mendetail.

4. Pengambilan analisa dilaksanakan berdasarkan data-data yang

diperoleh di PT. Telkomsel.

1.5 Metode Penulisan

Metode Penulisan yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini :

1. Studi Literatur

Berupa tinjauan pustaka dari buku-buku, jurnal ilmiah yang berkaitan

dengan sistem transmisi komunikasi.

2. Studi Analisis

Yaitu menganalisa kinerja kualitas sinyal pada jaringan 2G dengan

frekuensi900 MHz dan 1800 MHz berdasarkan data drive. 3. Studi Lapangan

yaitu dengan melakukan penelitian pada perusahaan PT. Telkomsel.

1.6 Sistematika Penulisan

Tugas Akhir ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, tujuan

penulisan, batasan masalah, metodologi penulisan, serta

(15)

BAB II : GSM (Global System For Mobile)

Bab ini berisi tentang gambaran umum / dasar teori dari GSM,

konsep selular GSM, sistem pancar terima.

BAB III : Level Kualitas Sinyal pada GSM Frekuensi 900 MHz Dan

1800 MHz, Serta Penggunaan TEMS Insvestigation 4.1.1

Bab ini membahas tentang prinsip-prinsip Level sinyal seperti

RxLevel, RxQual, SQI serta pengaruh terhadap baik buruknya

kualitas sinyal pada masing-masing frekuensi dan membahas

tentang penggunaan software yang akan digunakan berupa TEMS Insvestigation 4.1.1.

BAB IV : Analisa Perbandingan Kualitas Sinyal 2G 900 MHz dan

1800 MHz Berdasarkan Data Drive Test Menggunakan

Software TEMS Investigation 4.1.1

Pada bab ini menjelaskan tentang analisa perbandingan kualitas

sinyal 900 MHz dan 1800 MHz serta mengetahui jarak level

yang dijangkau antar masing-masing frekuensi. Parameter yang

digunakan meliputi : Rx Level, Rx Qual dan SQI (Speech Quality Index).

BAB VI : Penutup

Berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil

(16)

BAB II

GSM (GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE)

2.1 Pendahuluan

GSM (Global system for Mobile) adalah generasi kedua dari standar system selular. Sistem selular yang tengah dikembangkan untuk mengatasi

problem fragmentasi yang terjadi pada standar pertama di negara Eropa. GSM

adalah sistem standar selular pertama didunia yang menspesifikasikan digital modulation dan network level architectures and service. Sebelum muncul standar GSM ini negara-negara di Eropa menggunakan standar yang berbeda-beda,

sehingga pada saat itu tidak memungkinkan seorang pelanggan menggunakan

single subscriber unit untuk menjangkau seluruh benua Eropa.

Pada awalnya sistem GSM ini dikembangkan untuk melayani sistem

seluler di Eropa dan menjanjikan jangkauan network yang lebih luas seperti

halnya penggunaan ISDN. Pada perkembangaannya sistem GSM ini mengalami

kemajuan pesat dan menjadi standar yang paling populer di seluruh dunia untuk

sistem seluler. Bahkan pertumbuhannya diprediksikan akan mencapai 20 sampai

50 juta pelanggan pada tahun 2000.

Penggunaan alokasi frekuensi 900 MHz oleh GSM ini diambil

berdasarkan rekomendasi GSM (Gropue special Mobile) comitte yang merupakan salah satu grup kerja pada confe'rence Europe'ene Postes des Telecommunication (CEPT). Namun pada akhirnya untuk alasan marketing GSM berubah namanya

(17)

GSM pertama kali diperkenalakan di Eropa pada tahun 1991 kemudian

pada akhir 1993, beberapa negara non Amerika seperti Amerika Selatan, Asia dan

Australia mulai mengadopsi GSM yang akhirnya menghasilkan standar baru yang

mirip yaitu DCS 1800, yang mendukung PCS (Personal Communication Service) pada frekuensi 1,8 GHz sampai 2 GHz[1].

2.1.1 Definisi GSM

Global System for Mobile Communication disingkat GSM adalah sebuah

teknologi komunikasi selular yang bersifat

diterapkan pad

memanfaatkan

waktu, sehingga sinyal

dijadikan standar

2.1.2 Sejarah dan Perkembangan GSM

Teknologi komunikasi selular sebenarnya sudah berkembang dan banyak

digunakan pada awal tahu

dikembangkan di

dikembangkan di

teknologinya yang masih

(18)

kompatibel dan menyebabkan mobilitas pengguna terbatas pada suatu area sistem

teknologi tertentu saja (tidak bisa melakukan

GSM muncul pada pertengahan

telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh (European Telecomunication Standard Institute). Pengoperasian GSM secar dapat dimulai pada awal kuartal terakhir

yang kompleks dan butuh pengkajian yang mendalam untuk bisa dijadikan

standar. Pad

dengan mempertimbangkan dan memasukkan puluhan item pengujian dalam

memproduksi GSM. Pada awal pengoperasiannya, GSM telah mengantisipasi

perkembangan jumlah penggunanya yang sangat pesat dan arah pelayanan per

area yang tinggi, sehingga arah perkembangan teknologi GSM adalah DCS

(Digital Cellular System) pada alokasi frekuensi

tersebut, akan dicapai kapasitas pelanggan yang semakin besar per satuan cell. Selain itu, dengan luas cell yang semakin kecil akan dapat menurunkan kekuatan daya pancar handphone, sehingga bahaya

kepala akan dapat di kurangi. Pemakaian GSM kemudian meluas ke

selular analog yang bernama

sistem komunikasi selular membuat sistem analog perlahan menghilang, tidak

hanya di Indonesia, tapi juga di

(19)

mencapai 1,5 triliun pelanggan. Akhirnya GSM tumbuh dan berkembang sebagai

sistem telekomunikasi seluler yang paling banyak digunakan di seluruh dunia[1].

2.1.3 Spesifikasi Teknis GSM

Di Eropa, pada awalnya GSM didesain untuk beroperasi pad

900

890–915 MHz, sedangkan frekuensi

935–960 MHz. yang digunakan adalah 25 MHz (915–890 = 960–935 = 25 MHz), dan lebar kanal sebesar 200 kHz. Dari

keduanya, maka didapatkan

dan satu kanal untuk sinyal. Pada perkembangannya, jumlah kanal 124 semakin

tidak mencukupi dalam pemenuhan kebutuhan yang disebabkan pesatnya

pertambahan jumlah pengguna. Untuk memenuhi kebutuhan kanal yang lebih

banyak, mak

frekuensi untuk GSM pada band frekuensi di

1710-1785 MHz sebagai frekuensi uplinks dan frekuensi 1805-1880 MHz sebagai frekuensi downlinks. GSM dengan frekuensinya yang baru ini kemudian dikenal dengan sebutan GSM 1800, yang menyediakan bandwidth sebesar 75 MHz (1880-1805 = 1785–1710 = 75 MHz). Dengan lebar kanal yang tetap sama yaitu

200 kHz sama, pada saat GSM pada frekuensi 900 MHz, maka pada GSM 1800 MHz ini akan tersedia sebanyak 375 kanal. Di Eropa, standar-standar GSM

kemudian juga digunakan untuk komunikasi

(20)

2.2 Arsitektur Jaringan GSM

Teknolog

sekitar delapan pengguna di dalam satu channel frekuensi sebesar 200 kHz per satuan waktu. Awalnya, frekuensi yang digunakan adalah 900 MHz. Pada

perkembangannya

Kelebihan dari GSM adalah interface yang lebih bagi para penggunanya. Selain itu, kemampuan roaming antar sesama provider membuat pengguna dapat bebas berkomunikasi. Arsitektur jaringan GSM seperti

ditunjukkan pada Gambar 2.1[2].

Gambar 2.1 Arsitektur Jaringan GSM

Pada Gambar 2.1 Arsitektur Jaringan GSM terdiri dari perangkat-perangkat yang

saling mendukung, dari 4 subsistem yang terkoneksi dan berinteraksi antar sistem

(21)

2.2.1 MS (Mobile Station)

MS merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk dapat

memperoleh layanan komunikasi bergerak. MS dilengkapi dengan sebuah smart

card yang dikenal dengan SIM ( Subscriber Identity Module ) yang berisi nomor identitas pelanggan[2].

2.2.2 BSS (Base Station Sub-System)

Terdiri atas Base Station Controller dan Base Transceiver Station. Dimana fungsi dari BSS adalah mengontrol tiap – tiap BTS yang terhubung kepadanya.

Sedangkan fungsi dari BTS adalah untuk berhubungan langsung dengan MS dan

juga berfungsi sebagai pengirim dan penerima sinyal. Memperlihatkan bagian BSS,

seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2[2].

Gambar 2.2 Bagian (Base Station Sub-System)

Terdiri dari tiga bagian:

1) BTS (Base Transceiver Station)

BTS merupakan perangkat pemancar dan penerima yang memberikan

(22)

2) BSC (Base Station Controller)

BSC membawahi satu atau lebih BTS serta mengatur trafik yang datang

dan pergi dari BSC menuju MSC atau BTS. BSC mengelola sumber radio

dalam pemberian frekuensi untuk setiap BTS dan mengatur handover ketika mobile station melewati batas antar cell.

3) TRAU (Transcoding and Rate Adaption Unit)

TRAU berfungsi untuk pengkodean pembicaraan (speech transcoding) dari BSC ke MSC dan sebaliknya serta melakukan penyesuaian kecepatan

(rate adaption) data atau suara dari 64 Kbps yang keluar dari MSC menjadi 16 Kbps yang menuju BSC untuk efisiensi kanal transmisi.

2.2.3 NSS (Network Sub-System)

Network Switching Sub-system merupakan komponen utama switching jaringan GSM. NSS juga terdiri dari database yang dibutuhkan untuk data

pelanggan dan pengaturan mobilitas. Fungsi utama dari NSS adalah mengatur

komunikasi antara jaringan GSM dengan jaringan telekomunikasi lain.

Komponen dari Network Switching Sub-system adalah :

1) MSC (Mobile Switching Center)

MSC sebagai komponen utama dari NSS memiliki peran yang sangat

kompleks di dalam aspek kontrol dan security sistem selular GSM, dimana

fasilitas yang harus ditawarkan kepada pelanggan. MSC memiliki fungsi berbeda

(23)

MSC : Call processing – termasuk mengontrol call set-up data / suara, handover inter BSS dan inter MSC dan mengontrol mobilitas pelanggan (Subscriber validation and location) Operation and Maintenance Support – termasuk database management, pencatatan dan pengukuran trafik Internetwork Interworking – Memanage interface antara jaringan GSM dengan PSTN (Public Switching Telephone Network), Billing – mencatat data tagihan panggilan.

2) HLR (Home Location Register)

HLR adalah database yang digunakan untuk menyimpan dan mengatur data-data pelanggan. HLR dianggap sebagai database yang paling penting sejak HLR dapat menyediakan data-data pelanggan tetap, termasuk status layanan

pelanggan, informasi lokasi pelanggan berada, dan status aktivasi pelanggan.

Ketika pelanggan membeli nomor dari sebuah operator seluler, mereka akan

teregistrasi dalam HLR milik operator tersebut. HLR dapat disatukan dengan

MSC/VLR atau sebagai HLR yang berdiri sendiri.

3) VLR (Visitor Location Register)

VLR merupakan database yang memiliki informasi pelanggan sementara

yang diperlukan oleh MSC untuk melayani pelanggan yang berkunjung dari area

lain. VLR selalu berintegrasi dengan MSC. Ketika sebuah MS berkunjung ke

sebuah MSC area yang baru, VLR akan terkoneksi ke MSC dan MSC akan

meminta data tentang MS tersebut dari HLR tempat MS teregistrasi. Selanjutnya,

jika MS membangun hubungan, VLR akan memberikan informasi yang

(24)

4) EIR (Equipment Identity Register)

EIR merupakan database yang mengandung informasi tentang identitas peralatan mobile yang mencegah calls dari pencurian, ketidakamanan, atau ketidakfungsian MS. AUC dan EIR diimplementasikan sebagai bagian yang

berdiri sendiri atau kombinasi bagian AUC/EIR.

5) AUC (Authentication Center)

Unit yang disebut AUC menyediakan parameter-parameter autentikasi dan

encryption yang memeriksa identitas pemakai dan memastikan kemantapan dari

setiap call. AUC melindungi operator network dari berbagai tipe penipuan yang ada dalam dunia seluler saat ini. AUC dapat diimplementasikan dalam HLR untuk

tipe GSM R6.1/R3.

6) IWF (Inter Working Function)

IWF melakukan adaptasi data rate antara PLMN (Public Land Mobile Network) dengan Jaringan lain yang sudah ada.

7) EC (Echo Canceller)

EC melakukan tugas untuk menekan Echo untuk semua kontak suara.

2.2.4 OSS (Operation and Support System)

(25)

ada pada jaringan selular termasuk kualitas pelayanan yang disediakan oleh

jaringan. Setiap element jaringan melaporkan status / kondisi, demikian bila

terjadi kerusakan atau masalah maka setiap kasus akan dilaporkan ke OMC

berupa alarm secara otomatis sehingga memudahkan untuk menentukan tindakan

tepat yang akan diambil guna mengatasi masalah pada jaringan[2].

2.3 Keunggulan GSM Sebagai Teknologi Generasi Kedua (2G)

GSM sebagai sistem telekomunikasi selular digital memiliki keunggulan

yang jauh lebih banyak dibanding sistem analog, di antaranya:

a. Kapasitas sistem lebih besar, karena menggunakan teknologi digital

dimana penggunaan sebuah kanal tidak hanya diperuntukkan bagi satu

pengguna saja. Sehingga saat pengguna tidak mengirimkan informasi,

kanal dapat digunakan oleh pengguna lain.

b. Sifatnya yang sebagai standar internasional memungkinkan international

roaming.

c. Dengan teknologi digital, tidak hanya mengantarkan suara, tapi

memungkinkan servis lain seperti teks, gambar, dan video.

d. Keamanan sistem yang lebih baik.

e. Kualitas suara lebih jernih dan peka.

Bagaimanapun, keunggulan GSM yang beragam pantas saja membuatnya

(26)

2.4 Modulasi Pada GSM

Modulasi dapat didefinisikan sebagai proses penyesuaian sinyal informasi

yang akan dikirimkan agar sesuai dengan karakteristik saluran transmisi tertentu

dengan memperhatikan tujuan dan efisiensi pengiriman sinyal tersebut. Efisiensi

yang dimaksud mencakup dimensi fisik, absorbsi daya, pemakaian bidang

frekuensi, ketahanan terhadap gangguan dari luar. Umumnya modulasi melibatkan

penerjemahan baseband sinyal pesan yang dilewatkan dalam bandpass sinyal yang

memiliki frekuensi jauh lebih tinggi dari sinyal informasi. Bandpass sinyal

tersebut yang disebut dengan sinyal termodulasi dan baseband sinyal yang disebut

dengan sinyal pemodulasi. Modulasi dapat dilakukan dengan memodulasi

amplitude, fase, atau frekuensi.

Teknik modulasi yang digunakan pada GSM adalah GMSK (Gaussian Minimum Shift Keying). Teknik ini bekerja dengan melewatkan data yang akan dimodulasikan melalui Filter Gaussian. Secara umum sistem modulasi terdiri dari

sebuah pemancar (transmitter), media transmisi, dan sebuah penerima (receiver) yang menghasilkan replika sinyal informasi yang ditransmisikan. Cara yang

paling mudah untuk menghasilkan GMSK adalah dengan melewatkan data NRZ

(non return-to-zero) melalui filter Gaussian yang memiliki respon impuls.

Teknik modulasi ini digunakan pada banyak implementasi analog maupun digital system US-CPDP dan pada sistem GSM. Dengan demikian, maka jika memiliki sinyal input rectangular maka tanggapan impuls keluaran setelah

dilewatkan filter menjadi :sehingga jika masukan berupa data NRZ, dengan an = ± 1, maka Sinyal GMSK dapat dideteksi secara koheren dengan detektor korelasi

(27)

Sistem ini akan mengeluarkan sinyal informasi yang terkandung dalam sinyal

carrier (untuk GMSK, umumnya menggunakan sinyal carrier 900 MHz. Metode yang sangat efektif namun tidak optimum untuk mendeteksi sinyal GMSK adalah

dengan mensampling output dari demodulator FM.

Modulasi GMSK dipilih dalam sistem GSM ini karena pertimbangan

efisiensi spektrum yang cukup tinggi mengingat sinyal informasi dengan format

NRZ mempunyai spektrum yang relatif lebar[3].

2.4.1 Gaussian Filter

Seperti yang diketahui bahwa menurut Fourier, Setiap sinyal periodik yang

bukan sinus murni akan mempunyai spektrum yang relatif lebar, Termasuk disini

sinyal digital bentuk NRZ yang merupakan sinyal voice atau data. Tentu saja

dengan spektrum yang lebar tersebut, maka energi total yang diperlukan sinyal itu

juga relatif besar. Filter Gaussian akan mengurangi spektral sinyal tersebut tanpa

mengurangi komponen frekuensi tinggi secara drastis seperti dihasilkan bila

digunakan sebuah LPF (Low Pass Filter) biasa. Akibat dari pengoperasian LPF biasa maka bentuk pulsa akan tumpul[3].

Secara spesifik kelebihan dari GMSK sendiri yaitu :

a. Efisiensi daya yang sangat baik, karena memiliki selubung yang konstan.

b. Efisiensi spektral yang sangat baik.

c. Relatif sederhana dan fleksibel.

d. Dapat terdeteksi secara koheren sebagai sinyal MSK dan secara non-koheren

(28)

2.5 Konsep Kanal Pada GSM

Pada jaringan GSM terdapat hirarki TDMA yang terdiri dari dua jenis

kanal yaitu kanal fisik dan kanal logika seperti ditunjukkan pada Gambar 2.3[3].

FCCH SCH BCCH PCH AGCH RACH SDCCH SACCH FACCH TCHF TCHH

BCH CCCH DDCH TCH

Common Channels DedicatedChannels

Logical Channels

Gambar 2.3 Kanal Hirarki TDMA

Pada Gambar 2.3 Hirarki TDMA memiliki dua jenis kanal, kanal fisik

yang didefinisikan sebagai timeslot dan kanal logika sebagai informasi seperti

(voice, signalling dan data) kanal fisik dan logika antara lain :

1. Kanal Fisik (Physical Channel)

Kanal fisik pada didefinisikan sebagai suatu timeslot. Frame TDMA ini membawa satu frekuensi pembawa (frequency carrier) yang berisi 8 timeslot dengan bandwidth 200 kHz dan disebut Kanal Frekuensi

(29)

setiap timeslot mempunyai kecepatan 0,577 ms, jadi satu frame

mempunyai kecepatan 8 x 0,577 ms = 4,615 ms.

2. Kanal Logika (Logical Channel)

Kanal logika digunakan sebagai informasi (suara, signalling dan

data). Kanal logika terbagi menjadi dua yaitu kanal bersama (Common Channel–CCH) dan kanal kontrol yang ditentukan (Dedicated Channel– DCH). Kanal–kanal tersebut mempunyai fungsi yang berbeda–beda seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.4[3].

Gambar 2.4 Pembagian Kanal Logika

Berikut penjelasan istilah dan fungsional pembagian kanal logika

(Logical Channel) terlihat pada Gambar 2.4 antara lain :

1. CCH (Common Channel) untuk membawa informasi signalling dan

sinkronisasi data. Kanal ini terbagi menjadi dua yaitu :

a. BCH (Broadcast Channel)

(30)

1. FCCH (Frequency Correction Channel), digunakan untuk mensinkronisasikan frekuensi yang digunakan MS dan frekuensi yang

dipakai oleh BTS tempat MS berada.

2. SCCH (Sinchronization Control Channel), digunakan untuk sinkronisasi MS ke timeslot pada saat MS mendapatkan frekuensi

pembawa.

3. BCCH (Broadcast Control Channel), digunakan untuk informasi tentang BTS yang digunakan oleh MS, seperti frekuensi hopping,

frekuensi yang digunakan, informasi neighbour cell, dan lain–lain.

b. CCCH (Common Control Channel)

CCCH digunakan untuk mengirimkan informasi jaringan dari MS ke BTS

dan sebaliknya (uplink – downlink). Kanal ini terbagi menjadi tiga, yaitu :

1. PCH (Paging Channel), digunakan MS sebagai isyarat adanya panggilan.

2. RACH (Random Access Channel), digunakan MS untuk merespon panggilan dari PCH dan meminta alokasi kanal.

3. AGCH (Access Grant Channel), digunakan BSS untuk mengalokasikan kanal bagi MS.

2.

DCH (Dedicated Channel), digunakan MS untuk pembentukan panggilan.

Kanal ini terbagi menjadi dua yaitu :

a. TCH (Traffic Channel)

(31)

b. DDCH(Dedicated Control Channel)

DCCH digunakan untuk membawa informasi antara MS ke BTS dan

sebaliknya uplink – downlink. Kanal ini terbagi menjadi tiga yaitu :

1.

SDCCH(Stand Alone Dedicated Control Channel),digunakan untuk mengalokasikan TCH seperti pada proses registrasi / autentikasi dan

digunakan dua arah uplink dan downlink.

2.

SACCH (Slow Associated Control Channel), digunakan untuk regulasi daya (power control) dari MS, perhitungan jarak MS ke BTS (Timing Advance) dan digunakan dua arah untuk uplink dan downlink.

3.

FACCH (Fast Associated Control Channel), digunakan untuk mengirimkan sinyal selama proses akan melakukan pembicaraan

(call setup), mengirimkan perintah – perintah handover dari BSC, mengakhiri pembicaraan setelah hubungan terputus dan digunakan

dua arah untuk uplink dan downlink.

2.6 Handover Pada GSM

Handover merupakan fungsionalitas dasar dari sebuah jaringan GSM. Handover memungkinkan MS tetap terhubung ke jaringan dalam keadaan idle maupun sedang melakukan panggilan meski posisi MS berpindah-pindah

(mobile). Hal ini sesuai dengan tujuan utama GSM, memberikan layanan kepada pelanggan untuk dapat melakukan/menerima panggilan dimana saja. Sasaran

(32)

2.6.1 Klasifikasi Handover

Pengambilan keputusan dari handover ditentukan oleh jenis handover-nya. Ada beberapa jenis handover berdasarkan tipologi (Bianchi), yaitu :

(33)

BAB III

LEVEL KUALITAS SINYAL GSM PADA FREKUENSI 900 MHz DAN

1800 MHz, SERTA PENGGUNAAN TEMS INVESTIGATION 4.1.1

3.1 Frekuensi pada GSM

Di Eropa, pada awalnya GSM didesain untuk beroperasi pada band

frekwensi 900 MHz, dimana untuk frekwensi uplinknya digunakan frekuensi

890-915 MHz, dan frekuensi downlinknya menggunakan frekuensi 935 – 960 MHz.

Dengan bandwidth sebesar 25 MHz yang digunakan ini (915 – 890 = 960 – 935 =

25 MHz), dan lebar kanal sebasar 200 kHz, maka akan didapat 125 kanal, dimana

124 kanal digunakan untuk voice dan 1 kanal untuk signalling.

Pada perkembangannya, jumlah kanal sebanyak 124 kanal tidak

mencukupi untuk memenuhi kebutuhan yang disebabkan pesatnya pertambahan

jumlah subscriber. Untuk memenuhi kebutuhan kanal yang lebih banyak ini, maka regulator GSM di Eropa mencoba menggunakan tambahan frekuensi untuk

GSM pada band frekuensi di range 1800 MHz, yaitu band frekwensi pada

1710-1785 MHz sebagai frekuensi uplink dan frekuensi 1805-1880 MHz sebagai

frekuensi downlinknya. Kemudian GSM dengan band frekuensi 1800 MHz ini

dikenal dengan sebutan GSM 1800. Pada GSM 1800 ini tersedia bandwidth

sebesar 75 MHz (1880-1805 = 1785-1710 = 75 MHz). Dengan lebar kanal tetap

sama seperti GSM 900, yaitu 200 kHz, maka pada GSM 1900 akan tersedia kanal

sebanyak 375 kanal[4].

GSM yang awalnya hanya digunakan di Eropa, kemudian meluas ke Asia

(34)

teknologi lain yang menggunakan frekuensi 900 MHz dan juga 1800 MHz,

sehingga frekuensi ini tidak dapat lagi digunakan untuk GSM. Maka regulator

telekomunikasi di sini memberikan alokasi frekuensi 1900 MHz untuk

peng-implementasian GSM di Amerika Utara. Pada GSM 1900 ini, digunakan frekuensi

1930-1990 MHz sebagai frekuensi downlink dan frekuensi 1850-1910 MHz

sebagai frekuensi uplinknya. Spesifikasi lengkap tentang GSM 900, GSM 1800,

dan GSM 1900. Untuk frekuensi yang sudah ditetapkan diseluruh dunia bahwa

terjadi pembagian frekuensi dan pembagian frekuensi tersebut seperti ditunjukkan

pada Tabel 3.1[4].

Tabel 3.1 Perbandingan Frekuensi pada GSM

GSM 900 GSM 1800 GSM 1900

Frekuensi TX

(MHz)

935-960 1805-1880 1930-1990

Frekuensi RX

(MHz)

890-915 1710-1785 1850-1910

Metode Multiple

Akses

TDMA/FDMA TDMA/FDMA TDMA/FDMA

Teknologi GSM yang kita pakai saat ini menggunakan frekuensi 900 Mhz

dengan daya jangkau 1,5 Km sampai 2 Km.

GSM di Indonesia berjalan di dua frekuensi yaitu 900 MHz dan 1800

MHz. Sebenarnya ada satu frekuensi lagi yaitu frekuensi 1900 MHz, namun di

Indonesia justru digunakan untuk menggelar jaringan CDMA kecuali salah satu

operator baru GSM yang memakai frekuensi 1900 MHz. Operator baru itu adalah

Hutchison dengan nama pasaran Three ( 3 ), yang menjalankan teknologi 3G di

(35)

3.2 Prinsip Kerja Sinyal 900 MHz

Di frekuensi 900 MHz, GSM memiliki 140 slot kanal frekuensi pembawa

dengan rentang nilai frekuensi:

 Uplink : 890 MHz – 915 MHz

 Downlink : 935 MHz – 960 MHz

Nilai rentang frekuensi untuk tiap slotnya adalah sebesar 200 kHz. Karena

penggunaan frekuensi ini tidak akan mampu memenuhi tuntutan pelanggan,

mengingat pertumbuhan jumlah pelanggan yang sangat pesat, maka digunakan

mekanisme frekuensi re-use. Mekanisme ini akan mengulang penggunaan frekuensi yang sama di suatu BTS yang memiliki jarak aman tertentu. Seorang

Optimization Engineer suatu operator akan bertanggung jawab untuk mendesain jaringannya dan penggunaan frekuensi bersama agar diperoleh desain jaringan

yang paling optimal.

Spesifikasi Teknis:

• Uplink 890 MHz – 915 MHz

• Downlink 935 MHz – 960 MHz

• Duplex Spacing 45 MHz

• Carrier Spacing 200 MHz

• Modulasi GMSK

(36)

3.2.1 Pengulangan Frekuensi (Frequency Re-use)

Dengan menggunakan pola pengulangan frekuensi, lebih banyak

panggilan telepon yang dapat dibuat. Frekuensi pembawa yang sama dapat

digunakan untuk percakapan pada beberapa cell berbeda pada saat bersamaan. Frekuensi radio yang tersedia dialokasikan sesuai pola reguler yang diulang pada

semua area cakupan. Dengan jalan ini setiap frekuensi pembawa digunakan secara

berulang sesuai pola frekuensi pengulangan yang telah ditentukan[4].

Frekuensi-frekuensi biasanya diulang setiap 2, 4 atau 7 cell, pola-pola ini menggabungkan kecukupan kepadatan cakupan dengan efisiensi penggunaan

spektrum frekuensi yang tersedia.

Dalam merencanakan penggunaan frekuensi harus diperhatikan terhadap posisi

cell yang menggunakan frekuensi yang sama harus cukup jauh satu dengan yang lain untuk menghindari terjadinya interference.

Interference sendiri dibagi dua: 1) Co-channel Interference

Co-channel interference terjadi bila kanal frekuensi yang digunakan pada satu cell dalam suatu cluster digunakan kembali pada cluster yang lain dimana sinyalnya saling bertemu.

2) Adjacent Channel Interference

(37)

3.3 Prinsip Kerja Sinyal 1800 MHz

GSM 1800 merupakan teknologi komunikasi bergerak terbaru saat ini.

GSM 1800 merupakan nama lain dari (Digital Cellular System), DCS1800 sebuah sistem komunikasi personal (Personal Communication Network) dari Eropa. Seperti halnya sebuah jaringan komunikasi digital, GSM 1800 memiliki prinsip kerja standar yang sama dengan GSM lain, tetapi teknologi ini

menggunakan frekuensi yang lebih tinggi. GSM900 yang ada saat ini bekerja pada

frekuensi 900 MHz sementara GSM 1800 menggunakan frekuensi 1800 MHz

(1,8 GHz)[5].

Pada DCS 1800, ada 374 kanal frekuensi pembawa yang bisa digunakan

untuk melayani pelanggan GSM. Kanal-kanal itu dibagi menjadi :

• Uplink: 1720 MHz - 1785 MHz

• Downlink: 1805 MHz - 1880 MHz

Teknologi GSM 1800 memiliki sejumlah keunggulan seperti kualitas suara

yang tinggi serta GOS (grade of services) yang lebih baik sebagai konsekuensi kecilnya probabilitas panggilan yang terputus. Sistem digital ini juga memiliki

kemampuan yang baik untuk mendukung aplikasi baru seperti data dan fax. Tingkat frekuensi yang lebih tinggi pada GSM 1800 memiliki pengaruh yang

positif dari aspek layanan. Untuk satu area layanan yang sama, GSM 1800 mampu

memberikan kapasitas sambungan yang lebih besar, hampir tiga kali lipat,

dibandingkan GSM biasa. Meskipun demikian, untuk area layanan yang sama

(38)

GSM 1800 beroperasi pada seluler yang bertipe dual band. GSM 1800 mampu mendukung berbagai aplikasi layanan bergerak, termasuk layanan –

layanan yang sudah ada pada GSM 900, Teknologi GSM 1800 menyediakan

layanan komunikasi bergerak dasar dengan kualitas yang lebih tinggi dari pada

GSM versi sebelumnya. Salah satu indikatornya adalah suara yang lebih jernih,

sehingga terkadang kita tidak bisa membedakannya dengan hubungan

telekomunikasi tetap seperti PSTN. Selain itu, GSM 1800 mampu mengurangi

panggilan gagal (drop calls) dan kegagalan koneksi akibat sibuknya jaringan (network busy), hal - hal yang sering terjadi pada jaringan komunikasi seluler saat ini.

GSM 1800 mulai dilihat sebagai platform teknologi seluler pilihan,

menggantikan GSM 900, seiring dengan perkembangan layanan - layanan

komunikasi bergerak derivatif yang begitu pesat. Perkembangan GSM 1800

merupakan teknologi komunikasi seluler digital generasi kedua (2G) setelah GSM

900. Meskipun GSM 1800 belum sepenuhnya dioperasikan di seluruh dunia,

berbagai upaya terus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan teknologi

tersebut, khususnya untuk mendukung aplikasi layanan berbasis multimedia[5].

3.4 Perbedaaan GSM 900 dengan DCS 1800

Sistem telepon bergerak digital telah diimplementasikan di Indonesia , saat

ini ada tiga perusahaan yang mengoperasikan teknologi GSM yaitu : Telkomsel,

Satelindo dan Exelcomindo[5].

(39)

Institution). Sistem ini merupakan turunan dari GSM 900 MHz yang merupakan standar seluler yang telah sukses digunakan di banyak negara di Eropa dan Asia.

Ada tiga hal yang berbeda dengan GSM, antara lain :

a. Frekuensi operasi dan jumlah kanal DCS mempunyai frekuensi alokasi

1710 – 1785 dan 1805-1880 MHz sehingga secara teoritis kapasitas

frekuensi pembawa adalah 375 buah dengan masing-masing 8 atau 16

kanal suara atau data.

b. Terminal pelanggan yang digunakan hanya memiliki dua tipe pesawat

genggam dengan daya pancar 1000 mW dan 250 mW .

c. National Roaming antar operator dengan coverage yang overlap

Perubahan ini memungkinkan DCS sebagai sistem yang sangat baik untuk

kapasitas besar dengan menggunakan pesawat genggam seperti kebutuhan

PCN.

3.4.1 Standar DCS 1800

Standar DCS meliputi keseluruhan network dan deskripsi pelayanan yang

dapat digunakan. Deskripsi interface antar subsistem memungkinkan pasar – pasar yang kompetitif untuk elemen network sehingga operator mempunyai

derajat kebebasan tinggi pada saat implementasi. Dalam DCS rekomendasi

termasuk juga standar untuk interworking, spesifikasi produk, type approval dan networkmanagement[5].

(40)

full rate adalah 13 kb/s dan sekarang masih dalam tahap pengembangan speech coder dengan kecepatan half rate. Untuk melindungi dari gangguan pada sistem radio maka dilengkapi dengan interleaving. Seluruh data ini kemudian dimodulasi secara GMSK. Arsitektur DCS sama halnya dengan arsitektur pada GSM yaitu

pembagian sistem yang digunakan suatu sistem BSS yang melengkapi seluruh

perangkat dalam BSS mulai dari BTS hingga ke MSC. Berikut contoh Arsitektur

DCS 1800 secara sederhana seperti pada Gambar 3.1[5].

Gambar 3.1 Arsitektur DCS 1800

Hal penting dari rekomendasi yang dikeluarkan oleh ETSI adalah

deskripsi sejumlah seri open standar interface dengan mengacu kepada OSI dan

penggunaan standar ISDN untuk signalling dan fungsional network. Beberapa filosofi telah dikembangkan untuk disesuaikan dengan kepentingan mobility.

(41)

Jadi feature yang paling penting dari HLR adalah manajemen mobilitas di dalam

network. VLR (Visitor Location Register) bersamaan dengan MSC menyimpan informasi seluruh pelanggan aktif yang berada di dalam areanya. Informasi ini

termasuk detail lokasi dari group base station atau biasa disebut location area.

Signalling antar sub sistem menggunakan CCS 7 dan pengembangannya untuk keperluan mobility atau biasa dikenal dengan nama MAP (Mobile Aplication Part). MAP ini diperlukan sebagai basis komunikasi antar MSC, HLR dan VLR[5].

3.5 Parameter-Parameter Kualitas Sinyal

Untuk kerja suatu sistem komunikasi tidak lepas dari pengaruh gangguan

(noise). Noise akan selalu ada di antara pemancar dan penerima suatu sistem komunikasi. Dampak utama dari adanya noise adalah bit error (kesalahan bit) data yang diterima pada sisi penerima. Untuk sistem komunikasi digital, data

sering disimbolkan dengan simbol 0 dan simbol 1. Bit error yang dimaksud adalah kesalahan data simbol 1 menjadi simbol 0 atau sebaliknya.

Terjadinya bit error diukur dengan cara membandingkan data keluaran pada sisi penerima dengan data asli pada sisi pengirim. Ketepatan pengiriman

(42)

3.5.1 RxLevel

RxLev adalah kuat sinyal penerimaan yang menyatakan besarnya sinyal

yang diterima pada sisi penerima MS (Mobile Station). Nilai RxLev merupakan suatu nilai yang menunjukkan level kekuatan sinyal yang ditunjukkan dalam rentang minus dBm. Semakin kecil nilai RxLev (semakin besar minus dBm pada

RxLev), semakin lemah kekuatan sinyal penerimaan pada MS[6].

Standar nilai RxLev pada masing- masing provider berbeda. Pada Tugas Akhir ini, digunakan standar nilai RxLev pada provider X, seperti ditunjukkan

pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Rentang RxLevel

Warna Rentang

Hasil RxLevel merupakan dari persamaan rumus BER. Dalam hal ini, KPI

(Key Performance Indicator) menyatakan standard hasil yang bagus atau dapat juga diartikan kebalikan dari rumus BER sebagai berikut :

...(1)

(43)

a

Namun untuk mencapai standard KPI dinyatakan sebagai berikut :

a

Standarisasi RxLevel yang bagus berdasarkan KPI (Key Performance Indicator) yaitu : 0 s/d -95 dBm dan Jumlah RxLevel KPI seluruhnya adalah 0 s/d -120 dBm. Dalam hal ini juga dapat digunakan untuk persamaan RxQual dan

SQI.

3.5.2 RxQual

RxQual yang merupakan tingkat kualitas sinyal penerimaan di MS

(Mobile Station) adalah kualitas sinyal suara ( voice ) yang diukur dalam BER, Persamaan BER (Bit Error Rate) tersebut dapat dihitung dengan rumus berikut :

...(2)

Nilai RxQual ini berfungsi sebagai penanda kualitas sinyal, apakah sudah

bagus atau belum. Rentang nilai RxQual adalah antara 0 hingga 7, dimana nilai

(44)

maka semakin buruk kualitas sinyalnya. Setiap nilai penetapan RxQual

berdasarkan oleh jumlah BER yang terjadi yang telah disesuaikan, seperti

ditunjukkan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Penetapan RxQual Berdasarkan BER

Pengukuran RxQual dapat digunakan untuk memverifikasi cakupan

site-site BS (Base Station) yang dipilih. Selain itu, dengan adanya nilai RxQual juga dapat diperlihatkan sebuah gambaran bagaimana cakupan yang bagus yang

disediakan dari site – site BS dan seberapa besar interferensi yang dihasilkan.

Tidak ada standar yang ditetapkan untuk nilai RxQual dan setiap operator

memiliki ambang yang berbeda-beda. Walaupun demikian, karena RxQual

digunakan sebagai ukuran perfomansi hubungan antara MS ( Mobile Station ) dan BS ( Base Station ), maka perlu ditentukan RxQual minimum untuk mendapatkan

RxQual

BER (

Bit Error Rate

)

0

< 0,2 %

1

0,2 % Hingga 0,4 %

2

0,4 % Hingga 0,8 %

3

0,8 % Hingga 1,6 %

4

1,6 % Hingga 3,2 %

5

3,2 % Hingga 6,4 %

6

6,4 % Hingga 12,8 %

(45)

perfomansi sistem yang memadai. Pada Tugas Akhir ini, digunakan standar nilai

RxQual pada provider X seperti ditunjukkan pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Range Nilai RxQual pada Provider X

Warna Rentang Nilai Golongan

Biru 0 s/d 2 Sangat Baik

Kuning 2 s/d 4 Baik

Coklat 4 s/d 6 Buruk

Merah 6 s/d 8 Sangat Buruk

3.5.3 SQI (Speech Quality Indicator)

SQI (Speech Quality Indicator) dapat diartikan sebagai indikator kualitas suara dalam keadaan menelepon (dedicated mode). Nilai SQI ini berkisar antara -20 hingga 30. Semakin besar nilai SQI, semakin baik pula kualitas suara. Nilai

SQI dihitung oleh TEMS secara otomatis yang di-update setiap 0.5 detik. SQI

dihitung berdasarkan FER dan BER. Pada persamaan BER merupakan persamaan

yang sama dengan RxQual diatas, kinerja pendekatan simulasi di atas adalah

diselidiki oleh perbandingan dengan analisis batas pada FER.

(46)

FER (Frame Error Rate) tersebut dapat dihitung dengan persamaan sederhana berikut [5] :

....(3)

Untuk Komunikasi suara FER yang masih diijinkan adalah dalam kisaran 1%

interference.

Standar nilai SQI pada masing - masing provider berbeda - beda. Pada Tugas Akhir ini, digunakan standar nilai SQI pada provider X, seperti ditunjukkan

pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Range Nilai SQI Pada Provider X

Warna Rentang

Nilai Golongan Hijau 30 s/d 18 Sangat Baik Kuning 18 s/d 0 Baik

Merah 0 s/d -20 Buruk

3.6 TEMS Investigation

Drive Test dalam dunia telekomunikasi adalah suatu istilah yang digunakan karena dalam pekerjaannya kita berada dalam mobil yg diam lalu

berjalan dan diam lagi sesuai dengan kebutuhan pengukuran tertentu. Perjalanan

pun dilengkapi dengan peta digital, GPS, handset dan software Drive Test semacam Nemo (Nokia) atau TEMS (Ericsson) Pada Tugas akhir ini,

(47)

software monitoring kinerja jaringan telekomunikasi yang dikeluarkan oleh perusahan Ericcson[7].

3.6.1 TEMS ( Test Mobile System ) Investigations 4.1.1

TEMS adalah peralatan Investigasi dan Maintenance yang digunakan untuk pengukuran dan pemeriksaan sinyal arah Air Interface dalam Network seluller GSM. Data dari pengukuran tersebut digunakan untuk menganalisa

suatu kerusakan atau kualitas system. Data dari semua pengukuran Drive Test akan disimpan dalam bentuk Log File, dengan tujuan untuk proses analisa setelah proses pengukuran. Didalam Log File terdapat 2 file yaitu :

a. Statistics File

Dari hasil Drive Test Log File akan di converts oleh FICS (File and Information Conveting System) ke statstics file, yang diantaranya terdapat parameter untuk Handover, Signal Strength dan Quality Distribution.

b. GIMS (Geographical Information Mobile Surveys)

GIMS merupakan file yang digunakan untuk memaparkan graphical dari hasil

Drive Test.

(48)

Bagian ini memberikan gambaran singkat dari antarmuka pengguna

TEMS Investigation versi 4.1.1, menunjukkan tampilan TEMS Investigation 4.1.1, 5 bagian yang saling berkaitan seperti yang telihat pada Gambar 3.2[7].

Gambar 3.2 Tampilan Bagian TEMS Investigation 4.1.1

a. Workspace dan Worksheets

Workspace dan Worksheet merupakan tampilan dari menu - menu yang lain, digunakan saat dalam sesi kerja. Dalam Workspace yang dapat

ditampilkan pada saat itu hanya satu, sehingga kita dapat membagi workspace

menjadi beberapa worksheet sampai dengan 10 worksheet dapat ditampilkan

secara simultan.

(49)

b. Toolbars

Pada Toolbar terdapat tombol - tombol yang dicerminkan atau ditampilkan pada Menu, hanya di Toolbar kita dapat langsung mengakses.

c. Status Bar

Status Bar menampilkan symbol dan pesan singkat yang

mengindikasikanstatus utama.

d. Menu Bar

Menu Bar merupakam menu cerminan dari menu Navigator.

e. Navigator

Dari Navigator kita dapat membuka jendela presentation dan mengubah

range warna dari informasi element, Navigator secara khusus digunakan untuk

mengkonfigurasikan Workspace pada saat sesi kerja.

Dalam pengukuran parameter-parameter, TEMS dapat bekerja dalam dua mode,

yaitu :

1. Drive Test

Informasi yang ditampilkan didapat dari perangkat TEMS secara online.

Untuk drive test dan perekaman/recording logfile, kondisi peralatan ter-connect.

2. Replay

Informasi yang ditampilkan dibaca dari logfile. Dalam mode ini kita bisa

replay logfile untuk inspeksi dan analisa. Kondisi peralatan tidak ter-connect.

(50)

dalam ruangan (indoor) menggunakan GPS (Global Positioning System) sebagai alat navigasi dan plotting parameter pada rute drive test yang dilalui[7].

3.6.2 Drive Test dengan TEMS Investigation 4.1.1

Sebelum melakukan drive test ada baiknya mempersiapkan terlebih dahulu peralatan yang akan digunakan seperti laptop (yang telah terinstall Software

TEMS Investigation 4.1.1), handphone, GPS, kabel data, dan scanner. Kemudian melakukan persiapan mapping yang meliputi rute dan posisi site yang akan diuji.

Hasil drivetest yang berupa data logfile kemudian di-export menggunakan

software TEMS yang selanjutnya bisa digunakan sebagai bahan analisis kualitas

panggilan menggunakan software bantu MapInfo Professional 8.0,

Langkah-langkah drive test meliputi: koneksi tools, parameter pengamatan yang dibahas pada Tugas Akhir ini antara lain RxLev, RxQual dan SQI (Speech Quality Index), drive test, logfile preview dan reporting[8].

a. Koneksi Tools

Langkah awal yang harus dilakukan adalah menghubungkan tools yang

akan digunakan seperti handphone atau GPS dengan laptop. Handphone

dihubungkan melalui kabel data dan GPS dihubungkan melalui bluetooth.

konfigurasi peralatan yang terhubung, Seperti yang diperlihatkan pada

(51)

Gambar 3.3 Konfigurasi Peralatan Pada TEMS 4.1.1

Apabila tools terhubung dengan baik maka akan terlihat device yang terdetect. Kemudian akan muncul tanda connect dan disconnect pada toolbar TEMS yang berwarna hijau atau merah. Memperlihatkan tanda koneksi peralatan

pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Koneksi TEMS

b. Parameter Pengamatan

Parameter kualitas panggilan pada jaringan GSM yang akan dibahas pada

Tugas Akhir ini adalah RxLev, RxQual, dan SQI. Berdasarkan ketiga parameter

tersebut kualitas panggilan pada jaringan GSM akan dapat diketahui pada

Frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz.

c. Drive Test

(52)

Tujuan Drive Test :

a) Mengetahui kondisi aktual gelombang radio (sinyal) dari suatu BTS

(Base Transceiver Station) maupun element BSS (Base Station Subsystem) pada khususnya, dan dari suatu Network Sellular pada umumnya.

b) Mengetahui Informasi-informasi optimisasi jaringan sellular

fundamental, seperti :

• level daya terima (RxLevel)

• kualitas sinyal terima (RxQual)

quality of voice base on user experiences (SQI)

d. Logfile Preview

Setelah drive test dilakukan, logfile yang telah tersimpan diputar kembali untuk mengamati hasil yang diperoleh sebelum diproses lebih lanjut. Untuk

memutar logfile yang tersimpan harus tidak ada tools yang berada dalam kondisi

connect. Menunjukkan icon pada TEMS yang digunakan untuk memutar kembali

logfile yang tersimpan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5 Replay logfile TEMS icon

e. Reporting

Setelah mengamati hasil drive test yang dilakukan maka langkah

(53)

menentukan kualitas jaringan yang diuji. Ada beberapa hal yang dilihat dalam

reporting untuk menganalisa kualitas jaringan 2G antara lain:

1. Ploting

Data yang di plot untuk diamati meliputi penerimaan sinyal (RxLev),

kualitas sinyal (RxQual), Cell ID dan SQI untuk melihat coverage BTS.

Untuk memplot hasil drive test, sebelumnya logfile di export ke map info dengan mengambil parameter yang ingin di plot dengan TEMS.

Memperlihatkan export logfile TEMS pada Gambar 3.6[8].

Gambar 3.6 Export Logfile

(54)

sendiri bersama MCOM. Dimana Mapinfo dan MCOM digunakan untuk

mapping. Memperlihatkan MapInfo dan MCOM pada Gambar 3.7[8].

Gambar 3.7 MapInfo dan MCOM

2. CSSR(Call Setup Success Rate) dan (Average Throughput)

CSSR adalah parameter suksesnya layanan yang diberikan. Provider

memiliki cara-cara tersendiri untuk melihat berapa persen CSSR yang

diperoleh. Salah satu cara adalah dengan mempersentasekan berapa

panggilan yang berhasil. Cara lain adalah dengan mengamati semua

signalling seperti protokol acknowladge yang terjalin dimana semua RRC

(Radio Resource Control) connection dihitung untuk melihat berapa banya RRC yang berulang yang biasanya akan berakibat pada jatuhnya panggilan

baik block call ataupun drop call. Selain itu juga diamati rata-rata transfer

(55)

3.6.3 Analisa Jaringan dengan TEMS Investigation GSM 4.1.1

TEMS Investigation digunakan untuk drive test diluar ruangan (outdoor) dan di dalam ruangan (indoor) menggunakan GPS (Global Positioning System) sebagai alat navigasi dan plotting parameter pada rute drive test yang dilalui. Berikut merupakan tampilan umum TEMS Investigation GSM 4.1.1 terlihat pada Gambar 3.8[8].

Gambar 3.8 Tampilan Umum Layar TEMS 4.1.1

Hal pertama yang dilakukan pada proses analisis data Logfile ialah menentukan sub rute yang akan diamati kualitas panggilan. Setelah menentukan

sub rute, diambil tiga titik pada sub rute yang telah dipilih untuk mengamati nilai

parameter-parameter GSM pada ketiga titik tersebut. Karena Tugas Akhir ini

bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas panggilan pada jaringan GSM

yang disediakan oleh provider X, parameter – parameter yang diamati ialah

(56)

BAB IV

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS SINYAL 2G 900 MHz DAN

1800 MHz BERDASARKAN DATA DRIVE TEST MENGGUNAKAN

SOFTWARE TEMS INVESTIGATION 4.1.1

4.1 Umum

Pada bab ini ditampilkan data yang ada pada BTS-BTS PT. Telkomsel

Area Kisaran dan data yang ditampilkan pada tanggal 8 Juni 2011. Dimana

setelah diamati pada BTS dengan nama SITE KIS558_MALAHA menunjukkan

perbandingan tingkat kualitas sinyal frekuensi antara 900 MHz dan 1800 MHz.

Dalam hal ini pengerjaan project yang dilakukan yaitu Newsite 2G yang dimaksudkan adalah penambahan antena pada DCS.

Karena pada Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan

kualitas panggilan pada jaringan 2G dengan frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz,

adapun parameter – parameter yang diamati meliputi RxLevel, RxQual dan SQI

(Speech Quality Index).

Dalam standarisasi Key Performance Indicator International tingkat kesuksesan suatu panggilan adalah sebagai berikut :

1. RxLevel adalah 95%

2. RxQual 94,5 %

3. SQI 93%

Setelah melakukan pengamatan dan pengkajian di PT. Telkomsel Area

Kisaran, maka data-data tersebut saya lampirkan dalam bentuk tabel dan grafik

(57)

4.2 RxLevel, RxQual, dan SQI Pada Level Frekuensi 900 MHz

Dari pengamatan yang telah dilakukan di PT. TELKOMSEL Area

Kisaran, Diperoleh data mengenai RxLevel, RxQual dan SQI. Sampel yang

diambil yaitu :

BSCNAME : BTBA2

BTSNAME : KIS558_MALAHA

CELL ID : KI4558A, KI4558B, KI4558C.

Dari hasil penelitian pengamatan menggunakan software TEMS Investigation 4.1.1 mendapatkan hasil exportlogfile dan hasil tersebut dilihat pada software MAPINFO Professional 8.0 sebagai berikut :

4.2.1 RxLevel Band 900 MHz

Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ploting RxLevel

seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.1.

(58)

Pada Gambar 4.1 Menunjukkan hasil RxLevel pada frekuensi 900 MHz.

Dari hasil tersebut kita dapat menentukan nilai key performance indicator sebagai berikut :

RxLevel = x 100% = 97,04 %

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai key performance indicator Rxlevel yang didapatkan adalah 97,04 %. Hasil tersebut merupakan hasil sampling – sampling drive test yang dilakukan di site malaha area kisaran. Hasil yang diperoleh tersebut sudah memenuhi standard KPI yaitu > 95%.

4.2.2 RxQual Band 900 MHz

Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ploting RxQual

seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.2.

(59)

Pada Gambar 4.2 Menunjukkan hasil RxQual pada frekuensi 900 MHz.

Dari hasil tersebut kita dapat menentukan nilai key performance indicator sebagai berikut :

RxQual = x 100% = 98,71 %

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai key performance indicator RxQual yang didapatkan adalah 98,71 %. Hasil tersebut merupakan hasil sampling – sampling drive test yang dilakukan di site malaha - kisaran. Hasil yang diperoleh tersebut sudah memenuhi standard KPI yaitu > 94,5%.

4.2.3 SQI Band 900 MHz

Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ploting SQI seperti

yang ditunjukkan pada Gambar 4.3.

(60)

Pada Gambar 4.3 Menunjukkan hasil SQI pada frekuensi 900 Mhz. Dari

hasil tersebut kita dapat menentukan nilai key performance indicator sebagai berikut :

SQI = x 100 % = 99,64 %

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai key performance indicator SQI yang didapatkan adalah 99,64 %. Hasil tersebut merupakan hasil sampling – sampling drive test yang dilakukan di site Malaha area kisaran. Hasil yang diperoleh tersebut sudah memenuhi standard KPI yaitu > 93 %.

4.3 RxLevel, RxQual, dan SQI Pada Level Frekuensi 1800 MHz

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan di PT. TELKOMSEL Area

Kisaran, Diperoleh data mengenai RxLevel, RxQual dan SQI. Sampel yang

diambil yaitu :

BSCNAME : BTBA2

BTSNAME : KIS558_MALAHA

CELL ID : KI4558F, KI4558G.

(61)

4.3.1 RxLevel Band 1800 MHz

Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ploting RxLevel

seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Hasil Ploting RxLevel Band 1800 MHz

Pada Gambar 4.4 Menunjukkan hasil RxLevel pada frekuensi 1800 MHz.

Dari hasil tersebut kita dapat menentukan nilai key performance indicator sebagai berikut :

RxLevel = x 100 % = 95,88 %

(62)

4.3.2 RxQual Band 1800 MHz

Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ploting RxQual

seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Hasil Ploting RxQual Band 1800 MHz

Pada Gambar 4.5 Menunjukkan hasil RxQual pada frekuensi 1800 MHz.

Dari hasil tersebut kita dapat menentukan nilai key performance indicator sebagai berikut :

RxQual = x 100% = 97 %

(63)

4.3.3 SQI Band 1800 MHz

Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ploting SQI seperti

yang ditunjukkan pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Hasil Ploting SQI Band 1800 MHz

Pada Gambar 4.6 Menunjukkan hasil SQI pada frekuensi 1800 MHz. Dari

hasil tersebut kita dapat menentukan nilai key performance indicator sebagai berikut :

SQI = x 100 % = 99,24 %

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai key performance indicator SQI yang didapatkan adalah 99,24 %. Hasil tersebut merupakan hasil sampling – sampling drive test yang dilakukan di site malaha - kisaran. Hasil yang

(64)

4.4 Analisis Perbandingan Frekuensi Antara 900 MHz dan 1800 MHz

Dari hasil pengamatan yang diperoleh penulis mendapatkan data CELL ID yang merupakan perbedaan jarak antara 900 MHz dan 1800 MHz. Perbedaan

tersebut merupakan hasil dari persamaan yang menyatakan bahwa semakin besar

frekuensi yang dipakai maka akan semakin kecil daya pancar yang dihasilkan. Hal

itu dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dimana :

f = Frekuensi

λ = Jarak Gelombang

Hasil diperoleh dari data yang sudah diploting menggunakan software MapInfo yang merupakan data Logfile dari TEMS Investigation 4.1.1 dapat dilihat pada Gambar 4.7.

(65)

Dari Gambar 4.7 Memperlihatkan bahwa penyebaran CELL ID pada site KIS558

CELL ID untuk 900 MHz dan DCS1800.

Pada antena DCS untuk sektor E terjadi perubahan handover pada jarak akhir pengambilan drive test, hal tersebut dikarenakan oleh letak teoritikal suatu daerah. Dalam hal ini pada jarak drive test terakhir terletak pada daerah dataran tinggi sehingga handover ke 1800.

Adapun perbedaaan yang dapat kita simpulkan antara 900 MHz dan 1800 MHz

adalah sebagai berikut :

1. Pada DCS1800 di sector E hanya mampu menjangkau 1,5 km, lalu

handover ke 900 MHz, tetapi pada jarak 2,5 km handover balik ke 1800

karena dalam keadaan loss dan pada dataran lebih tinggi.

2. Dikarenakan jumlah variasi ARFCN pada DCS lebih banyak daripada

jumlah ARFCN GSM, maka yang paling dominan mensurving area site tersebut adalah DCS. Hal itu dapat berakibat buruk walaupun pada DCS

level daya sinyalnya buruk tetap disurving oleh DCS, padahal setelah diamati level daya GSM mempunyai level daya yang jauh lebih bagus

daripada DCS.

3. Untuk user yang semakin padat akan mengakibatkan overload pada sinyal GSM, sehingga perlu penambahan antena DCS1800 agar bisa

mengimbangi user yang semakin padat pada area tersebut.

4. Penambahan DCS1800 dilakukan untuk memenuhi kebutuhan trafik yang

kian meningkat. Selain itu untuk meningkatkan kualitas dan pelayanan

Gambar

Gambar 2.1  Arsitektur Jaringan GSM
Gambar 2.2 Bagian (Base Station Sub-System)
Gambar 2.3  Kanal Hirarki TDMA
Gambar 2.4  Pembagian Kanal Logika
+7

Referensi

Dokumen terkait

 pemahaman dan pengertian yang ngertian yang sama serta m sama serta mengetahui tug engetahui tugas masing-masin as masing-masing dan standar g dan standar HES yang akan d HES

Sebagai catatan, bahwa pemahaman tersebut tidak memasuki secara rinci wilayah kajian dan konsep berbagai aliran humanisme, tetapi hanya menarik benang-merah dari aliran-aliran

Sehingga sangat penting menjaga keberlangsungan hidup bayi baru lahir dengan cara mencegah kehilangan panas, karena hipotermia dapat terjadi pada kelahiran dimana

Menggunakan ungkapan-ungkapan untuk menyatakan harapan atau doa sesuai situasi yang diberikan dengan benar..

Dari paparan di atas dapat disimpulkan model pembelajaran problem terbuka (Open Ended) merupakan suatu pembelajaran dimana seorang guru telah menyajikan suatu problem/masalah

Latar Belakang Program Kakak Bina Mahasiswa PSPD 2016 merupakan suatu gagasan yang dicetuskan oleh Dekanat FKUB yang diserahkan kepada HMPD khususnya Bidang 3

Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi pengaruh suhu blansing terhadap warna dan tekstur minuman gel lidah buaya dan menentukan suhu blansing yang dapat menghasilkan minuman

JMLH SAT 1 Penetapan rasio dosen dan mahasiswa sesuai standar ideal Terealisasi rasio dosen dibanding mahasiswa 1 : 20 1:20 Rasio 2 Meningkatnya penyerapan