HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 0 - 12 BULAN
DI LINGKUNGAN IX KELURAHAN SIDORAME BARAT II MEDAN PERJUANGAN
TAHUN 2012
NAMA : YUSNIDAR NIM : 115102140
FAKULTAS KEPERAWATAN PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul : Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II Medan Perjuangan Tahun 2012
Nama : Yusnidar
Jurusan : Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
Tahun : 2012
Abstrak
Latar belakang: Masih kurangnya cakupan imunisasi di Indonesia menjadi masalah penting dalam menurunkan angka kematian bayi. Tingkat pengetahuan ibu yang masih kurang tentang imunisasi berpengaruh pada prilaku dan tindakan ibu untuk membawa bayinya ke fasilitas kesehatan guna mendapatkan imunisasi.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan kelengakapan imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan.
Metodelogi Penelitian: menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan dan yang membawa bayinya ke posyandu. Pengambilan sampel
menggunakan tehnik consecutive sampling, yaitu sebanyak 39 orang ibu yang
mempunyai bayi usia 0-12 bulan. Analisis data menggunakan uji chi square
Hasil penelitian: Dari data demografi pada 39 orang responden, mayoritas berumur antara 20-35 tahun sebanyak 24 orang (61,5%), pendidikan tingkat menengah sebanyak 27 orang (69,2%), tidak bekerja sebanyak 25 orang (64,1%), dan jumlah anak adalah multipara sebanyak 21 orang (23,9%). Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar sebagian besar adalah cukup yaitu 20 orang (51,3%). Kelengkapan imunisasi dasar pada bayi sebagian besar adalah lengkap yaitu 30 orang (76,9%). Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan di Lingkungan IX Kelurahan
Sidorame Barat II Medan Perjuangan tahun 2012 (p<0,05).
Saran: diharapkan petugas kesehatan agar memberikan penyuluhan tentang imunisasi dasar terutama tentang imunisasi BCG, melalui kegiatan promosi kesehatan maupun kegiatan PKK supaya pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar menjadi lebih baik.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanallaahhu Wata’ala, yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis ILmiah ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang
Imunisasi Dasar Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0 – 12 bulan
di Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II Medan Perjuangan Tahun 2012”
yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
pada program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
Dalam penyusunan proposal penelitian ini penulis mendapatkan bimbingan,
masukan dan arahan ari berbagai pihak, sehingga penulis dapat membuat Karya
Tulis ILmiah ini tepat pada waktunya. Dalam penelitian ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara
2. Nur Asnah Sitohang, S.kep, Ns, M.kep selaku Ketua Program D IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
3. dr. Rina Amelia, MARS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, bantuan dan arahan selama penyusunan proposal penelitian
4. dr. Sarma Lumban Raja SpOG ( K ) selaku Penguji I
5. Evi Karota, SKp, MNS selaku Penguji II
6. seluruh staf dan dosen pengajar Program D IV Bidan Pendidik Fakultas
7. Bapak Muhammad selaku Kepala Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat
II yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di Lingkungan
tersebut
8. Teristimewa kepada orang tua dan suami tercinta yang telah memberikan
dukungan moril dan materil serta doa yang selalu menyertai penulis dan
merupakan kekuatan terbesar bagi penulis sehingga penulis mampu
menyelesaikan proposal penelitian ini
9. Teristimewa anak – anakku tercinta ( Ayu, Rafi dan Khansa ) yang menjadi
sumber inspirasi dan motivasi penulis selama penyusunan proposal penelitian
ini
10.Sahabat dan rekan-rekan sekalian yang merupakan tempat berbagi dalam
suka maupun duka
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan proposal penelitian
ini masih memerlukan perbaikan untuk kesempurnaan penelitian, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
sempurnanya proposal penelitian ini.
Medan, 2012
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan buah hati yang sangat berharga, yang akan menjadi pengganti
orang tuanya dikemudian hari, maka sering dikatakan anak adalah penerus bangsa.
Untuk mempersiapkannya diperlukan anak-anak Indonesia yang sehat baik fisik
maupun mental sehingga bermanfaat untuk bangsa dan negara. Maka disamping
pengobatan yang diberikan apabila seorang anak menderita penyakit, upaya
pencegahan melalui imunisasi merupakan pilihan. Imunisasi dilakukan untuk
kepentingan dua arah yaitu mencegah penyakit bagi individu yang rentan dan
membentuk kekebalan penyakit bagi masyarakat luas atau disebut Herd Immunity
(IDAI, 2011, hal. 4).
Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003 Angka
Kematian Bayi (AKB ) di Indonesia masih tinggi, 80% diakibatkan oleh Pneumonia.
Hal tersebut juga ditegaskan oleh Strategic Advisory Group of Experts (SAGE)
kelompok penasehat utama WHO untuk vaksinasi dan imunisasi didunia dalam
pertemuan di Swiss, November 2006 menyatakan Pneumokokus merupakan
penyebab utama morbititas dan mortalitas didunia dan vaksinasi merupakan upaya
terbaik untuk mencegah penyakit Pneumokokus (Lisnawati, 2011, hal. 110).
Berdasarkan KepMenkes RI no.482/MenKes/SK/4/2010, cakupan imunisasi
dasar pada tahun 2009 menunjukkan bahwa dari jumlah sasaran 4.461.341 bayi,
cakupan imunisasi BCG 93,8%, DPT 1 69,6%, Polio 1 76,6%, Polio 4 92,4%,
campak 91%. Dengan angka Drop Out sebesar 43,5%, angka Drop Out ini
mendapatkan imunisasi lengkap setiap tahunnya, Sehingga berdampak pada cakupan
Universal Child Immunization (UCI). Hal ini dapat dilihat dari persentasi UCI di Indonesia tahun 2008 sebesar 68, 2% mengalami penurunan menjadi 68% pada tahun
2009 (Profil Kesehatan Indonesia, DepKes RI, 2010).
Data Departemen Kesehatan Republik Indonesia penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD31) tahun 2009, target yang dicapai sebesar 90%, untuk
Sumatera Utara HB 0 48,5%, BCG 68,3%, Polio1 91,2%, Polio2 86,9%, Polio3
85,0%, polio4 82,0%, DPT-HB 88,4%, DPT HB 2 85,6%, DPT HB 3 82,9%,
campak 81,6% (Depkes, 2009, hal.24).
Cakupan UCI 2008 di Sumatera Utara mencapai 79% dari rata-rata UCI di
Indonesia yaitu 78% dengan tingkat Drop Out di Sumatera Utara sebesar 5,3% (Pusat
Data dan Informasi DepKes, 2010). Cakupan imunisasi dasar pada bayi di Dinas
Kesehatan kota Medan tahun 2009 menunjukkan bahwa dari jumlah sasaran bayi
sebanyak 49.742 bayi yakni: BCG sebesar 94,0%, DPT dan HB1 sebesar 99,9%,
DPT3 dan HB3 95,0%, Polio4 95,2%, campak 96,4% dan Hipatitis B 99,9%.
Program imunisasi akan berhasil jika tercapai cakupan imunisasi dasar lengkap yang
tinggi pada bayi ≥ 90%, namun secara umum kota Medan telah berhasil melakukan
kegiatan Imunisasi sehingga angka cakupan bayi yang diimunisasi lengkap sebesar
96,40%. Harapannya pada tahun yang akan datang, tidak ada lagi kecamatan yang
cakupan imunisasi bayinya di bawah 90% (Profil dinas Kesehatan kota Medan,
2010, hal 54).
Meskipun seluruh imunisasi dasar sudah diberikan secara gratis selama
puluhan tahun, cakupan imunisasi belum memenuhi UCI dengan berbagai alasan
seperti: pengetahuan yang salah tentang imunisasi, rendahnya kesadaran ibu
lengkap, dikarenakan takut anaknya sakit, ada pula yang merasa bahwa imunisasi
tidak perlu bagi bayinya, kurangnya informasi, kurangnya motivasi juga karena
kurangnya pengetahuan ibu tentang imunisasi (Conan, 2007, hal.64).
Berdasarkan hasil pengamatan sementara ke Puskesmas Sentosa Baru Medan
Perjuangan cakupan imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan sudah baik, dan dari
survei langsung ke Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II mayoritas bayi
sudah mendapat imunisasi dasar, namun masih ada sekitar 10 (23%) bayi yang belum
mendapat imunisasi dasar. Salah satu sebabnya adalah pengetahuan ibu tentang
imunisasi dasar yang belum benar.
Data dan uraian diatas menunjukkan bahwa cakupan imunisasi dasar yang
berdampak terhadap percepatan penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Lingkungan IX Keluruhan Sidorame Barat II Medan Perjuangan belum 100%.
Dari data tersebut, penulis ingin melakukan penelitian dengan judul Hubungan
Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar dengan Kelengkapan Imuniasi Dasar pada
Bayi usia 0–12 Bulan di Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II Medan
Perjuangan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
Bagaimanakah hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan di Lingkungan IX Kelurahan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi
dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan di
Lingkungan IX Kelurahan Sidoreme Barat II Medan Perjuangan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di
Lingkungan Kelurahan Sidorame Barat II Medan Perjuangan
b. Untuk mengetahui kelengkapan imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan
di Lingkungan IX Kelurahan Sidoreme Barat II Medan Perjuangan
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Untuk mengetahui dan mendapatkan pengalaman yang nyata dalam
melakukan penelitian dibidang keperawatan anak khususnya yang
berhubungan dengan imunisasi.
2. Bagi Instansi
Bagi instansi terkait disini adalah Puskesmas dan Lingkungan IX Kelurahan
Sidoreme Barat II Medan Perjuangan, untuk mengetahui gambaran tingkat
pengetahuan ibu dalam pemberian imunisasi sehingga dapat termotivasi
untuk memberikan pelayanan yang optimal.
3. Bagi Ibu
Sebagai tambahan pengetahuan dan salah satu upaya untuk meningkatkan
4. Bagi Petugas Kesehatan di Lingkungan IX Kelurahan Sidoreme Barat II
Medan Perjuangan
Sebagai bahan masukan dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatan anak dengan memantau kelengkapan dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi
melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Martin (dalam Kusrini, 2006) pengetahuan merupakan kemampuan
untuk membentuk mental yang menggambarkan obyek dengan tepat dan
mempresentasikannya dalam aksi yang dilakukan terhadap obyek. Pengetahuan
adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh menusia melalui pengamatan
inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal
budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat
atau dirasakan sebelumnya. Atau dengan pengertian lain bahwa pengetahuan adalah
informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang.
1. Cara Mendapatkan Pengetahuan
Menurut Gulo (2000) ada beberapa cara yang dipergunakan manusia untuk
memperoleh pengetahuan, antara lain :
a. Metode keteguhan (tenacity). Dengan metode ini orang menerima suatu
kebenaran karena merasa yakin akan kebenarannya.
b. Metode otoritas. Sesuatu diterima kebenarannya karena sumbernya
c. Metode a priori atau intuisi. Sesuatu diterima sebagai kebenaran semata-mata berdasarkan intuisi.
d. Metode tradisi. Seseorang menerima kebenaran dari tradisi yang berlaku di
lingkungannya.
e. Metode trial and error. Metode ini diperoleh langsung dari pengalaman.
f. Metode ilmiah. Metode ini dilakukan melalui proses deduksi dan induksi
yang dilakukan secara sistematis
2. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Hidayat (2005) ada 6 (enam) tingkatan pengetahuan yang dicakup
dalam domain kognitif, yaitu:
a. Tahu (Know), dimana subjek hanya dapat mengingat, menyebutkan tentang
materi yang dipelajarinya
b. Memahami (comprehension), dimana subjek dapat menjelaskan dan
menginterpretasikan, menyimpulkan, memberi contoh dan meramalkan
terhadap objek yang sudah di pelajari.
c. Aplikasi (application), Subjek dapat menerapkan atau menggunakan materi
yang sudah di pahami dalam kondisi sebenarnya
d. Analisis (analysis), subjek dapat menggambarkan, membedakan,
menjabarkan materi kedalam komponen yang masih dalam satuan yang
terkait, misalnya dengan membuat suatu bagan tentang apa yang sudah
diketahuinya secara benar.
e. Sintesis (synthesis) adalah subjek dapat menunjukkan kemapuan untuk
meletakkan hubungan atau meringkas materi dalam suatu bentuk baru
f. Evaluasi (evaluation), kemampuan subjek menilai materi atau objek dengan
3. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
sesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Arikunto (2006 dalam Machfoedz, 2010) terhadap data yang bersifat
kuantitatif, peneliti dapat mengolhnya dengan cara statistik dan non-statistik. Apa
yang dimaksud sebagai analisis non-statistik adalah mencari proporsi, mencari
persentasi dan ratio. Dan terhadap pekerjaan analisis ini, orang yang menyebutnya
sebagai analisis statistik sederhana, sehingga hasil pengukuran pengetahuan dapat
dikategorikan menjadi :
1). Baik, jika menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak >76-100%
2). Cukup, jika menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak 56-75%
3). Kurang, jika menjawab pertanyaan dengan benar <56%
B. IMUNISASI
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa
tidak terjadi penyakit. Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal bayi pada
usia 0-12 bulan untuk mencapai kadar kekebalan di atas ambang perlindungan
(Ranuh, 2008).
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah
yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam
tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak, dan melalui mulut seperti
vaksin Polio (Hidayat, 2005).
2.Tujuan Dan Manfaat Imunisasi
Tujuan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang,
dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau
bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti imunisasi cacar variola
(Ranuh, 2005).
Pemberian imuniasi pada anak yang mempunyai tujuan agar tubuh kebal
terhadap penyakit tertentu, kekebalan tubuh juga dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya terdapat tingginya kadar antibodi pada saat di lakukan imunisasi,
potensi antigen yang disuntikkan, waktu antara pemberian imunisasi, mengingat
efektif dan tidaknya imunisasi tersebut akan tergantung pada faktor yang
mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan pada diri anak
(Hidayat, 2005).
Menurut Marimbi (2010) manfaat imunisasi antara lain :
a. Untuk Anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan
kemungkinan cacat atau kematian.
b. Untuk Keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak
sakit. Mendorong pembentukan keluarga sejahtera apabila orang tua yakin bahwa
anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
c. Untuk Negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat
3. Jenis Imunisasi
Imunisasi sebagai salah satu cara untuk menjadikan kebal pada bayi dan anak
dari berbagai penyakit, diharapkan anak atau bayi tetap tumbuh dalam keadaan sehat.
Imunisasi dibagi menjadi dua yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
a. Imunisasi Aktif
Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu
proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifikyang
akan menghasilkan respons seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori,
seehingga apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat
merespons.
Dalam imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap
vaksinnya.
1) Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa
polisakarida, toksoid atau virus dilemahkan atau bakteri dimatikan.
2) Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan.
3) Preservatif, stabiliser, antibiotika yang berguna untuk menghindari tumbuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen.
4) Adjuvan yang terdiri dari garam alumanium yang berfungsi untuk
meningkatkan imonugenitas antigen.
b. Imunisasi Pasif
Merupakan pemberian zat (imunoglobulin) yaitu suatu zat yang dihasilkan
melalui suatu proses infeksi yang dapat bersal dari plasma manusia atau binatang
yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk ke dalam tubuh
C. Imunisasi Dasar Pada Bayi
1. Macam- macam Imunisasi Dasar pada Bayi
Menurut Maryunani (2010) ada beberapa jenis imunisasi yang perlu di berikan:
a. Imunisasi BCG (Bacillus Calmate Guerin)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan da[at
terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG. Frekuensi pemberian BCG adalah
satu kali dan waktu pemberian imunisasi BCG pada umur 0-11 bulan, akan tetapi
pada umunnya diberikan pada umur 2 atau 3 bulan, kemudian pemberian imunisasi
BCG melalui intrakutan. Efek samping pada BCG dapat terjadi ulkus pada daerah
suntikan dan dapat terjadi limfadenetis regional, dan reaksi panas.
b. Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis dan Tetanus)
Merupakan imuniasasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
difteri. Imunisasi DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri
yang telah dihilangkan sifat racunnya akan tetapi masih dapat merangsang
penbentukan zat anti (toksoid). Waktu pemberian imunisasi DPT antara umur 2-11
bulan dengan interval 4 minggu. Cara pemberian imunisasi DPT melaui intra
muskular. Efek samping pada DPT biasanya, hanya gejala - gejala ringan, seperti
sedikit demam saja dan rewel selama 1-2 hari, kemerahan, pembengkakan, agak
nyeri atau pegal - pegal pada tempat suntikan, yang akan hilang sendiri dalam
beberapa hari.
c. Imunisasi Polio
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak, kandungan vaksin ini
pemberian vaksin polio adalah 0-11 bulan dengan interval pemberian 4 minggu. Cara
pemberian vaksin polio melalui oral.
d. Campak
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit campak pada
anak karena penyakit ini sangat menular, kandungan vaksin ini adalah virus yang
dilemahkan. Frekuensi pemberian campak adalah satu kali. Waktu pemberian
imunisasi campak pada umur 9-11 bulan. Cara pemberian imunisasi campak melalui
subkutan. Efek sampingnya adalah dapat terjadi ruam pada suntikan dan panas.
e. Hepatitis B
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
hepatitis. Yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi
pemberian hepatitis 3 kali. Waktu pemberian imunisasi hepatitis B pada umur 0 -11
bulan. Cara pemberian imunisasi hepatitis ini adalah intra muskular.
2. Jadwal Pemberian Imunisasi pada Bayi
Tabel 2.1
Jadwal Imunisasi Dasar Lengkap
Sumber : Buku KIA (2010)
Umur Jenis Imunisasi
0-7 hari HB 0
1 Bulan BCG, Polio 1
2 Bulan DPT/HB 1, Polio 2
3 Bulan DPT/HB 2, Polio 3
4 Bulan DPT/HB 3, Polio 4
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Imunisasi Dasar Pada Bayi
Menurut Mariaty (2003) keberhasilan pemberian imunisasi kepada bayi
memerlukan kerja sama dan dukungan dari semua pihak terutama kesadaran ibu-ibu
yang mempunyai bayi untuk membawa bayinya ke pelayanan imunisasi. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi imunisasi dasar pada bayi yaitu :
a. Tingkat pengetahuan
Seorang ibu akan membawa bayinya untuk diimunisasi bila seorang ibu
mengerti apa manfaat imunisasi tersebut bagi bayinya, pemahaman dan pengetahuan
seorang ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar terhadap bayi akan memberikan
pengaruh terhadap imunisasi bayinya.
b. Jumlah anak
Keluarga yang memiliki hanya satu orang anak biasanya akan mampu
memberikan perhatian penuh kepada anaknya, segala kebutuhan baik fisik maupun
mental mereka berikan secara baik. Akan tetapi perhatian kepada anak akan terbagi
bila lahir anak yang berikutnya, perhatian ibu akan terbagi sejumlah anak yang
dilahirkannya. Hal ini sering kali mengakibatkan pemberian imunisasi tidak sama
untuk semua anaknya. Hasil SDKI 2003 terlihat bahwa anak yang tidak pernah di
imunisasi terbesar adalah anak bungsu.
c. Urutan kelahiran
Dari hasil SDKI 2003 terlihat bahwa berdasarkan urutan kelahiran yang
diimunisasi lengkap adalah anak I sebesar 56,6%, anak ke 2-3 sebesar 62,1%, anak
d. Jenis efek samping imunisasi
Pemberian imunisasi mempunyai beberapa efek samping yang berbeda untuk
setiap jenis imunisasi, sering kali ibu bayi tidak percaya bahwa reaksi yang timbul
setelah bayi diimunisasi hanya sebagai pertanda reaksi vaksin dalam tubuh bayi. Jika
tingkat pengetahuan ibu rendah akan menyebabkan ketakutan pada ibu untuk
membawa bayinya imunisasi.
e. Penilaian pelayanan imunisasi
Dalam hal ini pelayanan kesehatan pemberian imunisasi pada bayi sangat penting,
karena apabila pelayanan yang diberikan kurang memuaskan maka si ibu merasa
enggan membawa bayinya untuk imunisasi.
f. Jarak pelayanan
Jarak antara pelayanan kesehatan dengan rumah ibu biasanya menjadi
pertimbangan untuk membawa bayinya imunisasi. Apabila jaraknya jauh dari rumah,
transportasi yang sulit maka ibu merasa enggan membawa bayinya imunisasi ke
tempat pelayanan imunisasi.
4. Vaksinasi
Vaksin adalah suspensi berisi organisme mati atau tidak aktif yang ketika
dicerna atau disuntikkan, dapat mencegah, mengurangi atau mengobati infeksi atau
penyakit. Vaksinasi merupakan suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan
paparan dengan antigen yang berasal dari mikroorganisme patogen (Ranuh, 2008).
a. Jenis- jenis Vaksin
Menurut Proverawati (2010). Beberapa jenis vaksin dibuat berdasarkan
1). Vaksin hidup (live attenuated vaccine)
Vaksin yang terdiri dari kuman atau virus yang dilemahkan, masih antigenik
namun tidak patogenik contohnya adalah virus polio oral.
2). Vaksin mati (killed vaccine/inactivated vaccine)
Vaksin mati jelas tidak potegenik dan tidak berkembang biak dalam tubuh
oleh karena itu diperlukan pemberian beberapa kali.
3). Rekombinan
Susunan vaksin ini (misal, hepatitis B) memerlukan epitop organisme yang
patogen. Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan
kode gena epitop bagi sel penerima vaksin
4). Toksoid
Bahan yang bersifat immonogenik dibuat dari toksin kuman. Pemanasan dan
penamabahan formalin biasanya digunakan dalam proses pembuatannya.
5). Vaksin Plasma DNA ( Plasmid DNA vaccine)
Vaksin ini berdasarkan isolasi DNA mikroba yang mengandung kode antigen
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL, HIPOTESIS DAN DEFENISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep untuk penelitian yang berjudul hubungan pengetahuan
ibu tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi usia 0-12
bulan di Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II Medan Perjuangan pada tahun
2012 yang dijelaskan dalam bentuk bagan seperti berikut ini :
Variabel Independen Variabel Dependen
Skema 1: Kerangka Konsep Penelitian
B. Hipotesis Penelitian
Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan. Pengetahuan
•Baik
•Cukup
•Kurang
Kelengkapan
Imunisasi Dasar Pada
C. Defenisi Operasional
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional, jenis penelitian ini tujuannya untuk menemukan ada
atau tidak adanya hubungan. Rancangan penelitian ini untuk mengidentifikasi
hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi
dasar pada bayi usia 0-12 bulan di Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II
Medan Perjuangan. Penelitian ini dilakukan hanya pada satu periode tertentu dan
pengambilan sampel dilakukan dalam sekali waktu saja, tidak ada pengulangan
dalam pengambilan data, dimana responden hanya mendapat satu kali kesempatan
untuk menjadi responden.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi serta
memiliki KMS (Kartu Menuju sehat) dan membawa bayinya imunisasi dasar di
Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II Medan Perjuangan, yaitu sebanyak
43 orang.
2. Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik consecutive
jumlah sampel terpenuhi. Jenis sampling ini merupakan jenis non probability
sampling.
Dengan penentuan besar sampel digunakan rumus :
Dimana :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d = Tingkat signiifikansi ( 0,05 ).
n = 43
1 + 43 ( 0,05 )
n = 43
2
1 + 43 ( 0, 0025 )
n = 43
1 + 0, 1075
n = 38, 8 dibulatkan menjadi 39
maka jumlah sampel 39 orang.
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah :
1. Ibu yang mempunyai bayi usia 0 – 12 bulan
2. Mempunyai KMS ( Kartu Menuju Sehat )
3. Berdomisili tetap di Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II
n= N
C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Tempat Penelitian dilakukan di Lingkungan IX Kelurahan Sidorame
Barat II Medan Perjuangan. Alasan peneliti mengambil lokasi tersebut
sebagai lahan penelitian adalah karena cakupan imunisasi belum memenuhi
target.
2. Waktu Penelitian
Adapun penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Mei sampai
dengan Juni 2012.
D. Pertimbangan Etika Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan setelah mendapat surat izin dari program studi D
IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan
persetujuan dari Kepala Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II Medan
perjuangan. Setelah mendapat izin dalam pengumpulan data, selanjutnya akan
dilakukan pendekatan kepada responden dan menjelaskan tujuan dan prosedur
penelitian yang akan dilakukan kepada responden. Peneliti mengakui hak-hak
responden dalam menyatakan kesediaan atau ketidaksediaan untuk menjadi subjek
penelitian. Responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (Informed
Consent) penelitian atau responden dapat menyatakan secara verbal.
Peneliti melindungi subjek dari kerugian material, nama baik, bebas dari
tekanan fisik dan psikologis yang mungkin timbul akibat penelitian ini. Untuk
menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak mencantumkan nama
responden pada lembar kuesioner, tetapi dengan memberi kode pada masing-masing
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
kuesioner tertutup yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan literatur yang ada
dan dikonsultasikan kepada pembimbing. Dimana pada bagian pertama instrumen
berisi data demografi responden yang berisi umur, pendidikan terakhir, pekerjaan,
jumlah anak dan faktor lain yang mempengaruhi pelaksanaan imusasi.
Bagian kedua instrumen berisi pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan
responden tentang imunisasi, bagian ini terdiri dari 20 pertanyaan. Dimana
pertanyaan no 1 sampai 2 tentang pengertian dan tujuan imunisasi, pertanyaan no 3
sampai 5 tentang imunisasi BCG, pertanyaan no 6 sampai 9 tentang imunisasi DPT,
pertanyaan no 10 sampai 14 tentang imunisasi Polio, pertanyaan no 15 dan 17
tentang imunisasi Hepatitis B, dan pertanyaan no 18 sampai 20 tentang imunisasi
Campak. Pengisian kuesioner dengan cara memberi tanda silang pada jawaban yang
benar. Jawaban yang benar diberi nilai 5 dan jawaban yang salah di beri nilai 0.
Menentukan kategori berdasarkan perolehan nilai Menurut Arikunto ( 2002)
Baik : apabila nilai yang di peroleh >76-100%
Cukup : apabila nilai yang diperoleh 56-75%
Kurang Baik : apabila nilai yang diperoleh <56%
Bagian ketiga adalah bukti kelengkapan imunisasi yaitu dengan
menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) yang dimiliki bayi.
F. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen 1. Uji Validitas
Uji coba kuesioner dilakukan sebelum digunakan pada subjek penelitian
dilakukan pada 15 responden di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal
yang memiliki karekteristik yang sama dengan subjek penelitian.
Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur yang digunakan yaitu dengan content validity. Uji validity
dilakukan sebanyak tiga kali yang diuji oleh dokter Spesialis Anak Dr. Terapul
Tarigan, S.SpA (K) sehingga instrument yang digunakan tersebut dinyatakan valid
dan mampu mengukur variable yang akan diukur. Suatu instrument pengukur dapat
dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat terebut menjalankan fungsi
ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud yang dilakukan
pengukuran tersebut. kuesioner dinyatakan valid dengan CVI (Content Validity
Indeks ) sebesar 0,629 dan taraf signifikansi 95%. Dengan ketentuan apabila nilai r hitung > r tabel (0,361) maka dinyatakan valid (Syarifuddin, 2009).
Sedangkan uji reliabilitas, dianalisa dengan uji Cronbach’s alfa dan
instrumen diujikan pada 15 responden yang akan diuji, kemudian jawaban responden
akan diolah dengan menggunakan alpha cronbach. Dengan ketentuan, apabila
r hitung > r tabel (p) > 0,06 maka instrumen dinyatakan reliabel (Hidayat, 2007).
Setelah jawaban diolah dengan menggunakan alpha cronbach, instrumen dinyatakan
reliabel dengan nilai alpha cronbach sebesar 0,928.
G. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti setelah mendapat surat izin
penelitian dari Program DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara dan mengajukan permohonan izin kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kota Medan, kemudian mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada
menjumpai para responden dan menjelaskan tentang prosedur penelitian, manfaat
penelitian, dan cara pengisian kuesioner kepada respoden. Peneliti meminta
kesediaan responden untuk mengikuti penelitian. Setelah mendapat persetujuan
responden, pengumpulan data dimulai. Peneliti memberikan instrumen penelitian
berupa kuesioner kepada responden yang terdiri dari kuesioner demografi,
pengetahuan, dan pelaksanaan. Setelah selesai pengisian, peneliti kemudian
memeriksa kelengkapan data, jika ada data yang kurang atau belum diisi maka dapat
langsung dilengkapi.
H. Pengolahan Data
Data yang diperoleh kemudian diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Editing
Memeriksa kuesioner dengan tujuan agar data yang dimaksud dapat diolah
secara benar sehingga pengolahan data dapat memberi hasil yang
menggambarkan masalah yang telah diteliti kemudian dikelompokkan dengan
menggunakan aspek pengukuran. Dalam penelitian ini peneliti tidak menemui
hambatan dalam proses editing, karena semua pertanyaan yang diberikan
pada responden seluruhnya dijawab.
2. Coding
Dalam langkah ini penelti memberi kode pada jawaban responden yang
berhubungan dengan variabel penelitian untuk memudahkan dalam
pengolahan data.
3. Tabulating
Proses tabulating yaitu memasukkan data kedalam table untuk mempermudah
memasukkan data kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Selanjutnya
entry data dalam computer dan dilakukan pengolahan data dengan teknik komputerisasi.
I. Analisa Data
Setelah semua data terkumpul, maka dilakukan analisa data dengan
teknik analisa kuantitatif melalui beberapa tahap, pertama pengecekan
kelengkapan data responden yaitu memastikan bahwa semua data yang
dibutuhkan telah lengkap. Selanjutnya dengan mengklasifikasikan data
dengan mentabulasi data yang telah terkumpul. Untuk mengolah data terlebih
dahulu setiap data diberi kode. Selanjutnya entry data dalam komputer dan
dilakukan pengolahan data dengan teknik komputerisasi dengan
menggunakan program komputerisasi.
1. Analisis Univariat
Analisa data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase
tiap variabel yang diteliti. Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi
frekuensi variabel independent yaitu ngetahuan ibu dan variabel dependent yaitu
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.
Setelah kuisioner diisi dengan baik, kemudian ditabulasi dan disajikan dalam
bentuk tabel frekuensi, Kemudian dihitung dengan rumus :
P = F X 100%
N
Keterangan : P = persentase
F = frekuensi data
N = Jumlah responden
Kategori baik : 76 - 100%
Kategori cukup : 56 – 75%
Kategori kurang : < 56%
2. Analisis Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk menguji hubungan antara kedua
variabel tersebut yaitu pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi. Dalam menganalisa data secara
bivariat, pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistik yaitu chi
square yakni menghubungkan pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi. Dengan taraf signifikan yang
digunakan yaitu 95% (α= 0,05). Pedoman dalam menerima hipotesis: apabila
nilai P value <0,05 maka hipotesis ditolak tetapi apabila P value >0,05 maka
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di Lingkungan IX Kelurahan
Sidorame Barat II Medan Perjuangan pada bulan Maret-Mei 2012, dengan jumlah
responden sebanyak 39 ibu yang mempunyai bayi usia 0–12 bulan, dan yang
membawa bayinya ke posyandu di lingkungan IX, telah didapatkan hasil penelitian
melalui pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuesioner dan melihat
kelengkapan data imunisasi bayi di KMS. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk
analisa univariat dan analisa bivariat. Untuk lebih jelasnya peneliti menyajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi.
1. Analisa Univariat.
a. Karakteristik Responden
Berdasarkan karakteristik responden yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan,
responden yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 39 orang. Data
karakteristik responden meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, dan paritas. Hal ini
Tabel 5.1.
Distribusi Karakteristik Responden di Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II Medan Perjuangan Tahun 2012
No Karakteristik Responden Jumlah
(Orang)
Rendah (Tidak Sekolah & SD) Menengah (SMP dan SMA) Tinggi (Diploma dan S1)
7
Bekerja (PNS, Wiraswasta, dll) Tidak Bekerja (Ibu Rumah Tangga)
14
Dari Tabel 5.1. menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia antara
20 – 35 tahun yaitu sebanyak 24 orang (61,5%). Pendidikan responden sebagian
besar tingkat menengah (SMP dan SMA) yaitu sebanyak 27 orang (69,2%). Sebagian
besar responden adalah ibu yang tidak bekerja yaitu sebanyak 25 orang (64,1%) dan
sebagian besar responden adalah multipara (> 2 orang anak) yaitu sebanyak 15
(38,5%).
b. Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden tentang imunisasi dasar
digunakan kuesioner sebanyak 20 pertanyaan. Dari sejumlah pertanyaan yang telah
Tabel 5.2.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu berdasarkan kuesioner yang dibagikan di Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II
Medan Perjuangan Tahun 2012
No
. Pertanyaan
Pilihan jawaban
Benar Salah
F % F %
Pengetahuan Tentang Pengertian, Tujuan, Manfaat Macam – Macam Imunisasi
1 Tindakan imunisasi adalah tindakan Memberi
kekebalan tubuh terhadap penyakit
35 89.7 4 10.3
2 Tujuan imunisasi adalah mencegah penyakit 29 74.4 10 25.6
Pengetahuan Tentang Imunisasi BCG
3 Imunisasi BCG diberikan untuk mencegah
penyakit TBC
Pengetahuan Tentang Imunisasi DPT
6 Imunisasi DPT yang diberikan kepada bayi dapat
mencegah penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus
25 64.1 14 35.9
7 Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali 33 84.6 6 15.4
8 Imunisasi DPT diberikan pada bayi 3 – 9 bulan 25 64.1 14 35.9
9 Imunisasi DPT diberikan pada bayi yang sehat 30 76.9 9 23.1
Pengetahuan Tentang Imunisasi Polio
10 Penyakit polio adalah suatu penyakit yang dapat menyebabkan Kelumpuhan
29 74.4 10 25.6
11 Imunisasi polio yang diberikan pada bayi dan anak dapat mencegah penyakit Polio
26 66.7 13 33.3
12 Imunisasi polio di puskesmas dan posyandu diberikan dengan cara ditetes kemulut
32 82.1 7 17.9
13 Imunisasi polio diberikan pada bayi 26 66.7 13 33.3
14 Berapa kali imunisasi polio diberikan 4 kali 27 69.2 12 30.8
Pengetahuan Tentang Imunisasi Hepatitis B
15 Imunisasi Hepatitis B yang diberikan kepada bayi dan anak bermanfaat untuk Mencegah penyakit Hepatitis B
29 74.4 10 25.6
16 Imunisasi Hepatitis B diberikan pada Bayi usia 0-9 bulan
27 69.2 12 30.8
17 Berapa kali Imunisasi Hepatitis B diberikan 3 kali 29 74.4 10 25.6
Pengetahuan Tentang Imunisasi Campak
18 Imunisasi campak diberikan untuk mencegah penyakit campak
25 64.1 14 35.9
19 Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 kali 32 82.1 7 17.9
20 Imunisasi campak diberikan pada bayi usia 9 bulan
Berdasarkan Tabel 5.2 di atas dapat dilihat bahwa distribusi jawaban
responden mengenai pengetahuan tentang imunisasi dasar sebagian besar menjawab
benar adalah pertanyaan nomor satu dengan pertanyaan tindakan imunisasi adalah
tindakan Memberi kekebalan tubuh terhadap penyakit yaitu sebanyak 35 responden
(89,7%), sedangkan yang paling sedikit jawaban responden yang benar adalah
pertanyaan nomor 4 dengan pertanyaan Imunisasi BCG diberikan pada bayi (Usia
0 – 3 bulan) yaitu sebanyak 24 responden (61,5%).
Berdasarkan instrumen penelitian yang diberikan kepada responden, dapat
dilihat secara spesifikasi hasil jawaban responden terhadap pertanyaan tentang
masing-masing imunisasi dasar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang klasifikasi imunisasi dasar secara spesifik berdasarkan kuesioner yang dibagikan di Lingkungan IX
Kelurahan Sidorame Barat II Medan Perjuangan Tahun 2012
No. Pertanyaan Benar (%) Salah (%)
1
Pengetahuan tentang
pengertian, tujuan, manfaat dan macam – macam imunisasi
68,8 31,2
2 Pengetahuan tentang
imunisasi BCG 45,6 54,4
3 Pengetahuan tentang
imunisasi DPT 46,7 53,3
4 Pengetahuan tentang
imunisasi Polio 45,9 54,1
5 Pengetahuan tentang
imunisasi Hepatitis B 47,7 52,3
6 Pengetahuan tentang
imunisasi Campak 52,8 47,2
Total 51,3% 48,7 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden lebih mengetahui
Sementara masih sedikit responden mengetahui tentang imunisasi BCG yaitu
sebanyak 45,6%.
Dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner,
maka tingkat pengetahuan responden tentang imunisasi dasar dapat dikategorikan
baik, cukup dan kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar pada bayi usia 0-12 bulan di Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II
Medan Perjuangan Tahun 2012
No Pengetahuan Ibu Jumlah (orang) Persentase (%)
1
Dari Tabel 5.3. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang imunisasi dasar pada bayi yaitu sebanyak 20 orang
(51,3%).
c. Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi usia 0-12 bulan
Dari penelitian yang dilakukan terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada
bayi usia 0-12 bulan di Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II Medan
Perjuangan Tahun 2012 diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Kelengkapan Imunisasi Dasar Bayi usia 0-12 bulan di Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II
Medan Perjuangan
No Status Imunisasi Bayi Jumlah (Orang) Persentase (%)
1
Dari Tabel 5.4. Menunjukkan bahwa sebagian besar status imunisasi bayi
adalah lengkap sebanyak 30 orang (76,9%) dan yang paling sedikit adalah status
2. Analisa Bivariat
Pada analisa bivariat, peneliti akan melihat hubungan antara pengetahuan ibu
tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi usia 0-12
bulan di Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II Medan Perjuangan dengan
menggunakan uji chi-square. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 5.6
Tabel silang hubungan pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar dengan Kelangkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12 Bulan di Lingkungan IX
Kelurahan Sidorame Barat II Medan Perjuangan Tahun 2012
No Pengetahuan
Dari hasil Tabel Silang di atas diketahui bahwa dari 15 responden (50%)
dengan status imunisasi bayi yang lengkap adalah dari ibu yang berpengetahuan
baik, dan 15 responden (50%) dengan status imunisasi bayi yang lengkap juga
didapat dari ibu yang berpengetahuan cukup dan tidak terdapat status imunisasi bayi
lengkap dari ibu yang berpengetahuan kurang baik tentang imunisasi dasar.
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square, diperoleh hasil
p value 0,002 (p<0,05) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar pada
bayi usia 0-12 bulan di Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II Medan
B. Pembahasan
1. Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar Bayi
Berdasarkan data distribusi jawaban responden mengenai pengetahuan
tentang imunisasi dasar diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden mempunyai
pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 20 orang (51,3%). Hasil ini dapat dikaitkan
dengan pendidikan responden. Dalam penelitian yang telah dilaksanakan didapat
sebagian besar pendidikan responden adalah tingkat menengah (SMP dan SMA).
Dimana pendidikan tersebut berpengaruh kepada cara berpikir, tindakan dan cara
pengambilan keputusan seseorang dalam melakukan suatu perbuatan. Hal ini sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Fatmiyati (2009) yang mengemukakan
bahwa semakin tinggi pendidikan ibu semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang
imunisasi, maka semakin tinggi pula kesadaran ibu untuk membawa anaknya untuk
memperoleh imunisasi sehingga sangat berperan dalam kelengkapan imunisasi anak.
Dari hasil penelitian diketahui sebagian besar umur responden adalah dewasa
madya (20-35 tahun) yaitu sebanyak 24 orang (61,5%). Dimana pada usia tersebut,
pola pikir seseorang sudah cukup dewasa, sehingga mempengaruhi tingkat
pengetahuan responden tentang imunisasi dasar. Sehingga dalam penelitian
didapatkan sebagian besar tingkat pengetahuan responden adalah cukup yaitu
sebanyak 20 orang (51,3%). Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Notoatmodjo (2007) bahawa usia ibu menjadi indikator kedewasaan dalam setiap
pengambilan keputusan untuk melakukan sesuatu yang mengacu pada setiap
pengalamannya.
Dalam penelitian ini didapatkan bahwa pengetahuan ibu adalah dalam
kategori cukup yaitu sebanyak 20 orang (51,3%). Hal ini dapat dikaitkan dengan
sebagian besar jumlah anak lebih dari 2 orang (multipara) yaitu sebanyak 21 orang (53,9%). Keadaan paritas seorang ibu menggambarkan pengalaman dan pengetahuan
ibu dalam menghadapi suatu permasalahan, termasuk kesehatan bayi khususnya
imunisasi. Semakin banyak pengalaman seorang ibu dalam membawa anaknya ke
posyandu untuk melakukan imunisasi akan menambah wawasan dan pengetahuan
ibu tentang imunisasi dasar.
Hasil penelitian ini didukung oleh teori Notoatmodjo (2007) menyatakan
terdapat kecenderungan ibu yang berparitas lebih tinggi akan lebih mengetahui
kesehatan bayi atau anaknya dikarenakan telah banyak belajar dari pengalaman.
2. Kelengkapan Imunisasi Dasar Bayi
Berdasarkan hasil penelitian tentang kelengkapan imunisasi dasar pada bayi
usia 0-12 bulan di lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II Medan Perjuangan
diperoleh dari 39 bayi sebagian besar status imunisasi dasar bayi adalah lengkap
yaitu sebanyak 30 bayi (76,9%). Dari data demografi responden didapatkan sebagian
besar responden adalah ibu yang tidak bekerja yaitu sebanyak 25 orang (64,1%).
Sehingga ibu mempunyai cukup banyak waktu dan kesempatan untuk membawa
bayinya ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan imunisasi dasar. Hal ini
mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di Lingkungan IX Kelurahan
Sidorame Barat II Medan Perjuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan Ali (2002) mengenai pengetahuan, sikap dan prilaku ibu bekerja dan
ibu tidak bekerja tentang imunisasi yang menyebutkan bahwa ibu yang tidak bekerja
akan lebih sering membawa bayinya kefasilitas kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan termasuk imunisasi.
Dalam penelitian ini didapatkan jarak pelayanan dengan tempat responden
bayinya ketempat pelayanan imunisasi. Hal ini mempengaruhi kelengkapan
imunisasi dasar pada bayi di Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II Medan
Perjuangan. Dalam penelitian diketahui sebagian besar bayi mendapatkan imunisasi
dasar lengkap yaitu sebanyak 30 bayi (76,9%). Sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan Mariaty (2003) bahwa jarak antara pelayanan kesehatan dengan rumah
ibu biasanya menjadi pertimbangan untuk membawa bayinya imunisasi. Apabila
tempat pelayanan kesehatan jauh dari rumah dan transportasi yang sulit maka ibu
merasa enggan untuk membawa bayinya imunisasi ketempat pelayanan.
3. Hubungan Pengetahuan ibu tentang Imunisasi Dasar dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Bayi di Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II Medan Perjuangan tahun 2012
Berdasarkan hasil penelitian didapat 15 responden (50%) dengan status
imunisasi yang lengkap adalah dari ibu yang berpengetahuan baik, dan 15 responden
(50%) dengan status imunisasi yang lengkap juga didapat dari ibu yang
berpengetahuan cukup dan tidak terdapat status imunisasi bayi yang lengkap dari ibu
yang berpengetahuan kurang baik tentang imunisasi dasar.
Hasil analisa hubungan dengan menggunakan uji statistik chi-square
diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang
imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan di
Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II Medan Perjuangan, Hal ini sejalan
dengan teori yang dikemukakan oleh Notoadmodjo (2007) yang menyatakan bahwa
pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya perilaku seseorang. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil
Dasar dengan Status Imunisasi Bayi Di Puskesmas Namorambe dimana terdapat
hubungan antara pengetahuan ibu dengan status imunisasi bayi.
Hasil kelengkapan imunisasi dasar bayi dalam penelitian ini adalah sebesar
76,9%. Kelengkapan imunisasi ini juga tidak hanya di pengaruhi oleh pengetahuan
ibu tentang imunisasi dasar tetapi juga di pengaruhi oleh motivasi dan dukungan dari
keluarga juga faktor jarak antara fasilitas dengan rumah respoden. Hasil tersebut
belum mencapai program pemerintah yang seharusnya kelengkapan imunisasi dasar
bayi harus mencapai standar UCI sebesar 80%. Hal ini dikarenakan pengetahuan ibu
tentang imunisasi dasar masih tergolong cukup, menurut analisa peneliti sesuai
dengan pengamatan langsung ke tempat penelitian didapatkan bahwa ibu-ibu yang
datang ke posyandu, hanya untuk menimbang berat badan bayinya dan hanya untuk
mendapatkan suntikan imunisasi. Setelah mendapatkan suntikan imunisasi,
responden segera meninggalkan tempat pelayanan imunisasi sehingga responden
tidak mendapatkan informasi yang lebih banyak tentang imunisasi dasar pada bayi.
Responden juga tidak mendapatkan penyuluhan dan informasi tentang imunisasi
dasar bayi dari tenaga kesehatan yang berada di tempat pelayanan imunisasi tersebut.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Conan (2007)
bahwa cakupan imunisasi yang belum memenuhi UCI disebabkan berbagai alasan
seperti, pengetahuan yang kurang tentang imunisasi, rendahnya kesadaran ibu
membawa anaknya ke posyandu untuk mendapatkan imunisasi yang lengkap, dan
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi
dasar dengan kelengkapan imunisasi bayi usia 0-12 bulan di Lingkungan IX
Kelurahan Sidorame Barat II Medan Perjuangan Tahun 2012 dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar sebagian besar dalam kategori cukup
sebanyak 20 orang (51,3%).
2. Status imunisasi bayi sebagian besar dalam kategori lengkap sebanyak 30 orang
(76,9%).
3. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan Ibu tentang imunisasi dasar
dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan di Lingkungan
IX Kelurahan Sidorame Barat II Medan Perjuangan Tahun 2012 dengan nilai p
value 0,002 (< 0,05).
B. Saran-saran
1. Bagi Responden
Diharapkan agar mencari informasi yang tepat dan akurat tentang imunisasi dasar
pada bayi, lebih meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang pentingnya
imunisasi dasar pada bayi dan selalu membawa bayi ke posyandu maupun
fasilitas kesehatan lainnya.
2. Bagi Profesi Kebidanan
Agar lebih meningkatkan pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan tentang
3. Petugas Puskesmas
Diharapkan memperbanyak lagi kegiatan-kegiatan penyuluhan kesehatan
tentang imunisasi dasar pada masyarakat khususnya di Lingkungan IX
Kelurahan Sidorame Barat II Medan Perjuangan, terutama tentang imunisasi
BCG dan DPT, melalui kegiatan-kegiatan program kesehatan maupun kegiatan
PKK.
4. Kepada Peneliti Selanjutnya
Diharapkan untuk melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan ibu di
Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II Medan Perjuangan dengan jenis
DAFTAR PUSTAKA
Ali,M., (2003), Pengetahuan, Sikap, dan Prilaku Ibu bekerja dan Ibu tidak Bekerja
tentang imunisasi, Bagian Ilmu kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas SumateraUtara, Medan: tidak dipublikasikan
Arikunto S (2002), Prosedur penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V,
Jakarta: Rineka Cipta
Banister C (2006), Pedoman Obat Buku Saku Bidan, Jakarta: EGC
Conan (2007), Imunisasi Pada Balita, Jakarta: Sarikata
Depkes RI (2005), Draft Ringkasan laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan
Pembanngunan Milinium indonesia, Depertemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta: tidak dipublikasikan
__________(2005), Glossarium Data dan Infofrmasi kesehatan, Pusat Data dan
Informasi, Deprtemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta: tidak dipublikasikan
Gulo W (2000), Metode Penelitian, Jakarta: Grasindo
Hidayat A. A. A (2008), Buku Saku Praktikum Keperawatan Anak, Jakarta: EGC
Hidayat A. A. A (2008), Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Jakarta: Salemba
Medika
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 482/Menkes/Sk/IV
(2010), Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional, Universal Child
Immunization 2010-2014 (GAIN UCI 2010-2014), Jakarta: tidak di publikasikan
Kusrini S (2006), Sistem Pakar Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: Andi Offset
Lisnawati L (2011), Generasi Sehat Melalui Imunisasi, Jakarta: TIM
Machfoedz I (2010), Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Yogyakarta:
Fitra Maya
Markum A. H. (2002), Imunisasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta: tidak dipublikasikan
Notoadmodjo,S (2002), Metodologi Penelitian Kesehatan, Cetakan Pertama, Jakarta: Rineka Cipta
Notoadmaodjo, S (2005), Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta:
Rineka Cipta
Dinas Kesehatan Kota Medan, (2010), Profil Dinas Kesehatan Kota Medan
Tahun 2007, Medan: tidak dipublikasikan
Proverawati, dkk (2010) Imunisasi dan Vaksinasi, Yogyakarta: Nuha Offset
Ranuh dkk (2008), Pedoman Imunisasi di Indonesia, Jakarta: Satgas Imunisasi-IDAI
Ranuh I. G. N (2005), Imunisasi Upaya Pencegahan Primer dalam Pedoman
Imunisasi di Indonesia, Edisi kedua, Jakarta: tidak dipublikasikan
Wahab A, dkk (2002), Sistem Imun, Imunisasi, dan Penyakit Imun, Jakarta: Widya
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN
Assalamu’alaikum Wr.Wb/ Salam Sejahtera
Dengan Hormat
Nama Saya Yusnidar sedang menjalani pendididkan di program D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang
berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dengan Kelengkapan
Imunisasi Dasar Pada Bayi”.
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa
tidak terjadi penyakit. Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal bayi pada
usia 0-12 bulan untuk mencapai kadar kekebalan di atas ambang perlindungan
(Ranuh, 2008).
Pemberian imuniasi pada anak yang mempunyai tujuan agar tubuh kebal
terhadap penyakit tertentu, mengingat efektif dan tidaknya imunisasi tersebut akan
tergantung pada faktor yang mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat
diharapkan pada diri anak (Hidayat, 2005).
Menurut Marimbi (2010) manfaat imunisasi antara lain :
d. Untuk Anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan
kemungkinan cacat atau kematian.
e. Untuk Keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak
sakit. Mendorong pembentukan keluarga sejahtera apabila orang tua yakin bahwa
anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
f. Untuk Negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat
Tujuan penelitian ini adalah hubungan Pengetahuan ibu tentang imunisasi
dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi
Saya akan melakukan wawancara terstruktur kepada ibu tentang:
a. Pengetahuan ibu mengenai imunisasi dasar
b. Kelengkapan imunisasi dasar pada bayi akan dilihat dari kelengkapan
imunisasi pada KMS bayi.
Partisipasi ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada
dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan akan digunakan untuk kepentingan
peneliti. Untuk penelitian ini ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila ibu
membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya:
Nama :
Alamat :
No. HP :
Terima Kasih saya ucapkan kepada ibu yang telah ikut berpartisipasi pada
penelitian ini. Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu
yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
Setelah memahami berbagai hal yang akan menyangkut penelitian ini
diharapkan ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.
Medan, 2012
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Umur :
Alamat :
Telp/HP :
Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang penelitian “ Hubungan
Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar
Pada Bayi”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan
bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Medan 2012
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 0-12 BULAN
Petunjuk pengisian :
1. Isilah data anda dengan benar
2. Berilah tanda silang (X) untuk jawaban yang menurut anda benar
3. Setelah selesai, kembalikan kuesioner ini kepada peneliti atau petugas yang
memberikan kepada anda.
UMUR :
PENDIDIKAN TERAKHIR :
PEKERJAAN :
JUMLAH ANAK :
1. Tindakan untuk memberikan perlindungan ( kekebalan ) di dalam tubuh
bayi dan anak biasa dikenal dengan nama....
a. Imunisasi
b. Minum susu
c. Minum Vitamin
2. Penyakit polio adalah suatu penyakit yang dapat menyebabkan...
a. Kelumpuhan kaki pada bayi dan anak
b. Perut bayi kembung
c. Muntah – muntah
3. Imunisasi polio yang diberikan pada bayi dan anak dapat mencegah
penyakit..
a. Polio
b. Campak
4. Imunisasi polio diberikan dengan cara...
a. Ditetes kemulut
b. disuntik
c. dikunyah
5. Imunisasi polio diberikan pada bayi dan anak usia...
a. 0 – 12 bulan
b. 1 – 2 tahun
c. 2 -3 tahun
6. Berapa kali imunisasi polio diberikan....
a. 2 kali
b. 3 kali
c. 4 kali
7. Imunisasi Hepatitis B yang diberikan kepada bayi dan anak bermamfaat
untuk
a. Mencegah penyakit Hepatitis
b. Mencegah penyakit kangker
c. Mencegah penyakit demam berdarah
8. Imunisasi Hepatitis B diberikan pada bayi usia...
a. 0 – 6 bulan
b. 7 – 10 bulan
c. 11 – 12 bulan
9. Berapakah kalikah Imunisasi Hepatitis B diberikan...
a. 2 kali
b. 4 kali
c. 3 kali
10.Imunisasi BCG diberikan untuk mencegah penyakit...
a. Polio
b. Campak
c. TBC
11.Imunisasi BCG diberikan pada bayi usia ...
a. 0 – 3 bulan
b. 4 – 6 bulan
12.Berapa kali imunisasi BCG diberikan...
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
13.Penyakit Pertusis disebut juga penyakit...
a. Batuk rejan ( batuk seratus hari )
b. Demam berdarah ( DHF )
c. Tuber kulosis ( TBC )
14.Penyakit Diftery, Pertusis dan Tetanus dapat dicegah dengan imunisasi..
a. DPT
b. BCG
c. Campak
15.Imunisasi DPT diberikan sebanyak...
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
16.Imunisasi DPT diberikan pada bayi usia...
a. 2 – 6 bulan
b. 6 – 12 bulan
c. 1 – 2 tahun
17.Imunisasi Campak diberikan untuk mencegah penyakit...
a. Polio
b. Campak
c. Tetanus
18.Imunisasi campak diberikan sebanyak...
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
19.Imunisasi Campak diberikan pada bayi usia...
a. 7 bulan
b. 8 bulan
c. 9 bulan
20.Ibu dapat memperoleh imunisasi untuk bayinya di...
b. Apotik
c. Toko obat
BAYI
a. Nama bayi :
b. Umur bayi :
c. Tanggal lahir :
d. Tempat lahir :
e. Berat badan lahir :
STATUS IMUNISASI DASAR Umur
bayi
Jenis imunisasi Status imunisasi HB BCG DPT Polio Campak Lengkap Tidak lengkap
0-7 hari
1 Bulan
2 Bulan
3 Bulan
4 Bulan
9 Bulan
MASTER DATA
PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR Skor
Ket:
Umur 1=<20 tahun 2=20-30 tahun 3= 31-40 tahun 4=>40 tahun
Pendidkan: 1=SD&SMP 2=SMA 3=PT
Pekerjaan 1=PNS
2=Pegawai Swasta 3=IRT
Jumlah anak 1=1 orang 2=2 orang 3=3 orang 4=> 3 orang
Pengetahuan Ibu 1=Baik
2=Cukup 3=Kurang