• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Eksperimental Kondensor Untuk Mesin Pendingin Siklus Adsorpsi Tenaga Surya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kajian Eksperimental Kondensor Untuk Mesin Pendingin Siklus Adsorpsi Tenaga Surya"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN EKSPERIMENTAL KONDENSOR UNTUK

MESIN PENDINGIN SIKLUS ADSORPSI

TENAGA SURYA

SKRIPSI

Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

DONNY OSMOND SAMOSIR

NIM. 060401062

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KAJIAN EKSPERIMENTAL KONDENSOR UNTUK

MESIN PENDINGIN SIKLUS ADSORPSI TENAGA

SURYA

DONNY OSMOND SAMOSIR

NIM. 060401062

Diketahui / Disahkan : Disetujui :

Departemen Teknik Mesin Dosen Pembimbing,

Fakultas Teknik USU

Ketua,

Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri Tulus B. Sitorus, ST. MT

(3)

KAJIAN EKSPERIMENTAL KONDENSOR UNTUK

MESIN PENDINGIN SIKLUS ADSORPSI TENAGA

SURYA

DONNY OSMOND SAMOSIR

NIM. 060401062

Telah Disetujui Dari Hasil Seminar Skripsi

Periode ke 604 pada Tanggal 13 Juli 2011

Pembanding I, Pembanding II,

Ir. Syahril Gultom, MT Ir. Mulfi Hazwi , M.Sc

(4)

KAJIAN EKSPERIMENTAL KONDENSOR UNTUK

MESIN PENDINGIN SIKLUS ADSORPSI TENAGA

SURYA

DONNY OSMOND SAMOSIR NIM. 060401062

Telah disetujui oleh, Pembimbing

Tulus B. Sitorus, ST. MT NIP. 197209232000121003

Penguji I Penguji II

Ir. Mulfi Hazwi , M.Sc Dr. Eng. Himsar Ambarita, ST, MT NIP. 194910121981031002 NIP. 197206102000121001

Diketahui oleh :

Departemen Teknik Mesin

Ketua,

(5)

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK USU M E D A N

TUGAS SKRIPSI

N A M A : DONNY OSMOND SAMOSIR

N I M : 060401062

MATA PELAJARAN : Termodinamika Teknik

SPESIFIKASI : Rancang bangun dan pabrikasi kondensor yang

digunakan pada mesin pendingin siklus adsorpsi tenaga

surya. Data-data yang berhubungan diambil dari :

data-data penelitian, literatur dan internet.

DIBERIKAN TANGGAL : 10/ 04 / 2011

SELESAI TANGGAL : / / 2011

MEDAN, Juli 2011

KETUA DEPARTEMEN TEKNIK MESIN, DOSEN PEMBIMBING,

Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri Tulus B. Sitorus, ST. MT

NIP. 196412241992111001 NIP. 197209232000121003

AGENDA : 1013/ TS / 2011 DITERIMA TGL :

(6)

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK USU

MEDAN

KARTU BIMBINGAN

TUGAS SARJANA MAHASISWA

NO. 1013 / TS / 2011

Sub. Program Studi : Konversi Energi Bidang Studi : Termodinamika Teknik

Judul Tugas : Kajian Eksperimental Kondensor Untuk Mesin Pendingin Siklus Adsorpsi Yang Digerakkkan Energi Surya

Diberikan Tanggal : 10 April 2011 Selesai Tanggal :

Dosen Pembimbing : Tulus B. Sitorus, ST. MT Nama Mhs : Donny O Samosir NIM : 060401062

NO Tanggal KEGIATAN ASISTENSI BIMBINGAN Tanda Tangan Dosen Pembimbing

1. 18-02-2011 Menerima Spesifikasi Tugas

2. 21-02-2011 Survei bahan dan alat penguji metanol

3. 24-02-2011 Perancangan alat penguji adsorpsi metanol

4. 10-03-2011 Asistensi perancangan alat penguji adsorpsi metanol

5. 21-03-2011 Assembling alat penguji metanol

6. 28-03-2011 Pengujian alat adsorpsi metanol

7. 30-03-2011 Survei dan pemilihan bahan mesin pendingin

8. 10-04-2011 Pabrikasi kondensor

9. 25-04-2011 Assembling mesin pendingin

10. 16-05-2011 Uji vakum mesin pendingin

11. 30-05-2011 Pengujian mesin pendingin

12. 06-06-2011 Asistensi laporan

13. 14-06-2011 Asistensi laporan

14. 24-06-2011 Asistensi laporan

15. 01-07-2011 Asistensi laporan

16. 05-07-2011 ACC seminar

CATATAN : Diketahui,

1. Kartu ini harus diperlihatkan kepada Dosen Ketua Departemen Teknik Mesin Pembimbing setiap asistensi FT. USU

2. Kartu ini harus dijaga bersih dan rapi

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan

karuniaNya serta nikmat kesehatan yang diberikanNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Sarjana ini dengan sebaik-baiknya dan dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya.

Tugas Sarjana ini merupakan salah satu syarat yang harus dilaksanakan

mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan agar memperoleh gelar sarjana di

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Adapun Tugas

Sarjana yang dipilih dengan judul “KAJIAN EKSPERIMENTAL KONDENSOR

UNTUK MESIN PENDINGIN SIKLUS ADSORPSI TENAGA SURYA”

Dalam menyelesaikan Tugas Sarjana ini penulis banyak mendapat dukungan

dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis ingin

menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua dan keluarga tercinta (Ayah) Pangiringan Samosir dan (Ibu)

Sarmawaty Sitanggang yang senantiasa memberikan kasih sayang, dukungan,

motivasi dan nasihat yang tak ternilai harganya. Serta kepada abang-abang saya

yaitu Michael Davincy Samosir, Jefferson Maranzano Samosir dan adik saya

Frans Wijaya Samosir.

2. Bapak Tulus Burhanuddin Sitorus, ST. MT, selaku Dosen Pembimbing yang

telah banyak meluangkan waktunya membimbing, memotivasi, dan membantu

penulis dalam menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

3. Bapak Dr.Ing Himsar Ambarita yang juga banyak membantu dalam penelitian

dalam perancangan ini.

4. Bapak Prof.Dr.Ir. Bustami Syam, MSME (Dekan Fakultas Teknik USU), beserta

segenap staf dan jajarannya.

5. Bapak Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri, selaku Ketua Departemen Teknik

Mesin Fakultas Teknik USU.

6. Bapak/Ibu Staff Pengajar dan Pegawai di Departemen Teknik Mesin Fakultas

Teknik USU.

7. Rekan satu tim Masrin Damanik dan Marlundu Naibaho atas kerja sama yang

(8)

8. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Departemen Teknik Mesin, khususnya kepada

kawan-kawan seperjuangan Angkatan 2006 yang tidak dapat disebutkan satu per

satu yang telah banyak membantu dan memberi masukan yang berguna demi

kelengkapan Tugas Sarjana ini, "Solidarity Forever".

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dalam penulisan

maupun penyajian Tugas Sarjana ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan

saran-saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Tugas Sarjana ini

dikemudian hari.

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis memanjatkan doa kepada

Tuhan Yang Maha Esa semoga Tugas Sarjana ini bermanfaat untuk kita semua.

Medan, Juni 2011

Penulis

(9)

ABSTRAK

Perancangan mesin pendingin pada tugas akhir ini terdiri dari

kolektor/generator, kondensor dan evaporator. Pada tugas akhir ini penulis bertanggung

jawab pada perancangan kondensor. Kondensor merupakan alat penukar kalor pada

sistem refrigerasi yang berfungsi untuk melepas kalor ke lingkungan. Kondensor

dirancang dari bahan stainless steel dimana kondensor ini memiliki 17 buah sirip yang

betujuan agar konveksi alamiah terjadi. Sehingga proses pendinginan terjadi secara

sempurna. Sumber energi yang dipakai pada perancangan ini adalah energi matahari.

Matahari ditangkap oleh kolektor masuk ke kondensor kemudian menuju evaporator.

Mesin pendingin ini menggunakan siklus adsorpsi, memakai karbon aktif (arang)

sebagai absorber dan methanol sebagai absorbat. Hasil yang diharapkan dari

perancangan mesin pendingin ini terbentuknya es yang berguna bagi penduduk

pedesaan yang belum mendapat pasokan listrik dalam pengaplikasian kebutuhan

sehari-hari. Hal itulah yang melatarbelakangi kami dalam melakukan penelitian ini.

(10)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…... i

ABSTRAK ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR NOTASI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan Penelitian ... 3

1.2.1. Tujuan Umun ... 3

1.2.2. Tujuan Khusus ... 3

1.3. Batasan Masalah ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Definisi Kondensor ... 6

2.2. Klasifikasi Ekspansi ... 7

2.3. Prinsip Kerja Kondensor ... 11

2.4. Adsorpsi ... 12

2.5. Pemanasan dan Pendinginan ... 16

2.6. Perpindahan Kalor ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.1. Metode Pelaksanaan Penelitian... 23

3.2. Tempat Penelitian ... 24

3.3. Bahan dan Alat ... 24

3.4. Perancangan Alat Penelitian ... 29

3.5. Analisa Data Pengujian Alat Adsorpsi ... 30

3.6. Perancangan Mesin Pendingin ... 32

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA DATA ... 41

4.1. Hasil Pengujian ... 41

4.2. Analisa Data ... 49

(11)

5.1. Kesimpulan ... 53

5.2. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAFTAR NOTASI

Simbol Keterangan Satuan

COP Coeficient Of Performance -

QCool P kJ/kg °C

QDrive Cubic feet per minute ft3min

∆H Perubahan entalpi kJ/kg

∆S Perubahan entropi kJ/kgK

COA coefficient of amplification -

Cv Kalor spesifik volume tetap J/kg. K

Cp Kalor spesifik tekanan tetap J/kg. K

QL Kalor laten J

Le Kapasitas kalor spesifik laten J/kg

m Massa zat kg

Qs Kalor sensibel J

ΔT Beda temperatur K

Qsp Kapasitas pendinginan spesifik kJ/s/m2

H Panas yang diserap karbon aktif kJ/kg

A Luas total penampang plat dan fin m2

x

∆ Jarak pusat karbon aktif ke plat

k Koefisien konduksi W/mK

G

T

Temperatur tengah saat

perhitungan

t Interval waktu S

G

T

Temperatur generator pada waktu K

perhitungan

0

G

T temperatur generator sebelum K

perhitungan

A Luas total penampang plat dan fin

(13)

x

∆ arak antara pusat karbon aktif ke plat pada gambar nilainya sebesar 2,5

×

10-2

k = Koefisien perpindahan panas konduksi dari karbon aktif. Besaran ini sangat jarang

dijumpai. Untuk melengkapi data ini dilakukan studi literatur, dan dijumpai 2 buah

(14)

ABSTRAK

Perancangan mesin pendingin pada tugas akhir ini terdiri dari

kolektor/generator, kondensor dan evaporator. Pada tugas akhir ini penulis bertanggung

jawab pada perancangan kondensor. Kondensor merupakan alat penukar kalor pada

sistem refrigerasi yang berfungsi untuk melepas kalor ke lingkungan. Kondensor

dirancang dari bahan stainless steel dimana kondensor ini memiliki 17 buah sirip yang

betujuan agar konveksi alamiah terjadi. Sehingga proses pendinginan terjadi secara

sempurna. Sumber energi yang dipakai pada perancangan ini adalah energi matahari.

Matahari ditangkap oleh kolektor masuk ke kondensor kemudian menuju evaporator.

Mesin pendingin ini menggunakan siklus adsorpsi, memakai karbon aktif (arang)

sebagai absorber dan methanol sebagai absorbat. Hasil yang diharapkan dari

perancangan mesin pendingin ini terbentuknya es yang berguna bagi penduduk

pedesaan yang belum mendapat pasokan listrik dalam pengaplikasian kebutuhan

sehari-hari. Hal itulah yang melatarbelakangi kami dalam melakukan penelitian ini.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dasar dari penggunaan sistem pendinginan adalah untuk mengembalikan gas

menjadi cairan dan selanjutnya kembali menguap menjadi gas. Dalam bidang teknik,

istilah pendinginan harus dibayangkan lebih dari sekedar pendingin atau menjaga

sesuatu tetap dingin, melainkan suatu sistem yang menghasilkan perpindahan kalor dari

sumber (source) yang lebih dingin ke penyerap (sink) yang lebih panas dimana hal

tersebut membutuhkan masukan berupa kerja atau energi tambahan.

Proses pendinginan merupakan suatu usaha untuk menurunkan suhu pada

ruangan ataupun pada suatu material, dengan kata lain mendapatkan kondisi yang

diinginkan oleh produk atau material, dalam hal ini temperatur yang rendah agar produk

atau material dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama, baik untuk konsumsi,

produksi, maupun perdagangan. Penyimpanan dan transportasi bahan pangan, proses

pengolahan makanan dan minuman, pembuatan es (ice making) merupakan beberapa

contoh kegiatan yang memerlukan proses pendinginan dan pembekuan. Proses

pendinginan merupakan proses pengambilan kalor / panas suatu ruang atau benda untuk

menurunkan suhunya dengan jalan memindahkan kalor yang terkandung dalam ruangan

atau benda tersebut. Sehingga proses pendinginan merupakan rangkaian proses pindah

panas. Proses pindah panas dapat terjadi secara konveksi, konduksi maupun radiasi.

Jika dilihat dari tingkat konsumsi energi di seluruh dunia saat ini, penggunaan

energi diprediksikan akan meningkat sebesar 70 persen antara tahun 2000 sampai 2030.

(16)

dunia dari tahun ketahun (pertumbuhan konsumsi energi tahun 2004 saja sebesar 4,3

persen), serta tuntutan untuk melindungi bumi dari pemanasan global dan polusi

lingkungan membuat tuntutan untuk segera mewujudkan teknologi baru bagi sumber

energi yang terbaharukan. Energi yang dikeluarkan oleh sinar matahari sebenarnya

hanya diterima oleh permukaan bumi sebesar 69 persen dari total energi pancaran

matahari. Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi

sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x 1024 joule per tahun, energi ini setara

dengan 2 x 1017 Watt. [7]

Salah satu opsi yang cukup potensial memanfaatan energi surya termal adalah

untuk menggerakkan siklus adsorpsi untuk daerah-daerah yang tidak mempunyai aliran

listrik. Sementara banyak desa-desa di Indonesia yang sangat membutuhkan mesin

pendingin (refrigerasi) untuk membantu aktivitas ekonomi. Misalnya untuk pengawetan

dan pembuatan makanan, atau untuk penyimpanan vaksin dan lain-lain. Oleh karena itu

mesin pendingin yang dapat digerakkan energi matahari dan tidak memerlukan listrik

sangat dibutuhkan terutama untuk daerah-daerah pedesaan di Indonesia. [7]

Skripsi ini berjudul Kajian Eksperimental Kondensor Untuk Mesin Pendingin

Siklus Adsorpsi Tenaga Surya. Skripsi ini merupakan tahap lanjutan dari skripsi

sebelumnya. Namun dibedakan pada bahan dan ukuran perancangan. Di mana material

yang digunakan adalah stainless steel dan ukuran dari perancangan lebih mini dari

(17)

1.2 Tujuan Penelitian

1.2.1. Tujuan umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk merancang sebuah mesin

pendingin yang bekerja berdasarkan siklus adsorpsi dan memanfaatkan energi

matahari sebagai sumber tenaganya. Komponen-komponen utama siklus adsorpsi

ini terdiri dari evaporator, kondensor, dan solar kolektor yang sekaligus sebagai

generator. Semua komponen ini akan dirancang, dipabrikasi dan dirakit mejadi 1

unit prototipe mesin pendingin kemudian dilakukan pengujian.

1.2.2. Tujuan khusus

Penelitian ini dikerjakan oleh satu tim yang terdiri dari 3 orang, termasuk

penulis. Secara khusus penulis bertanggung jawab pada perancangan dan pabrikasi

kondensor. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk merancang, membuat dan

menguji kondensor pada mesin pendingin.

1.3 Batasan Masalah

Dalam skripsi ini penulis mengambil batasan untuk memperjelas ruang lingkup

permasalahan. Batasan itu antara lain :

• Pembahasan dalam skripsi ini hanya pada kondensor

• Teori yang dipakai adalah teori siklus adsorpsi dan desorpsi

Menggunakan material dari stainless steel

(18)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Menciptakan teknologi alternatif pendingin yang ramah terhadap ligkungan

2. Dapat membantu pemenuhan pendingin bagi penduduk yang belum terjangkau oleh

listrik. Pendingin ini nantinya dapat dipakai untuk pengawetan vaksin, daging dan

sayuran

3. Menambah referensi di Laboratorium Pendingin Departemen Teknik Mesin,

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

1.5 Sistematika Penulisan

Skripsi ini dibagi menjadi beberapa bab dengan garis besar tiap bab sebagai

berikut :

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini akan membahas latar belakang penulisan skripsi, perumusan

masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat serta sistematika penulisan skripsi.

Bab II Tinjauan Pustaka

Pada bab ini membahas tentang definisi kondensor, klasifikasi ekspansi,

prinsip kerja kondensor, adsorpsi, pemanasan dan pendinginan, perpindahan kalor.

Bab III Metodologi Penelitian

Pada bab ini penulis membahas tentang alat dan bahan yang digunakan dalam

(19)

Bab IV Hasil Pengujian dan Analisa

Pada bab ini penulis membahas tentang data yang didapat dari pengujian alat

dan perhitungan teknik hasilnya.

Bab V Kesimpulan

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari skripsi yang telah selesai

dikerjakan dan saran-saran yang diperlukan untuk penyempurnaan hasil penelitian.

Daftar Pustaka

Daftar Pustaka berisikan literatur-literatur yang digunakan untuk menyusun

laporan ini.

Lampiran

Lampiran berisikan data dari hasil penelitian yang didapatkan dan gambar

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kondensor

Kondensor adalah suatu alat untuk terjadinya kondensasi refrigeran uap dari

kompresor dengan suhu tinggi dan tekanan tinggi. Kondensor sebagai alat penukar kalor

berguna untuk membuang kalor dan mengubah wujud refrigeran dari uap menjadi cair.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas kondensor adalah :

1. Luas muka perpindahan panasnya meliputi diameter pipa kondensor, panjang

pipa kondensor dan karakteristik pipa kondensor

2. Aliran udara pendinginnya secara konveksi natural atau aliran paksa oleh fan

3. Perbedaan suhu antara refrigeran dengan udara luar

4. Sifat dan karakteristik refrigeran di dalam sistem [1]

Kondensor ditempatkan di luar ruangan yang sedang didinginkan, agar dapat

melepas keluar kepada zat yang mendinginkannya. Tekanan refrigeran yang

meninggalkan kondensor harus cukup tinggi untuk mengatasi gesekan pada pipa dan

tahanan dari alat ekspasi, sebaliknya jika tekanan di dalam kondensor sangat rendah

(21)

2.2 Klasifikasi Ekspansi

Menurut zat yang mendinginkannya, kondensor dapat dibagi menjadi tiga jenis

yaitu:

1. Kondensor berpendingin udara (Air Cooled Condenser)

Air Cooled Condenser adalah kondensor yang menggunakan udara sebagai

cooling mediumnya, biasanya digunakan pada sistem berskala rendah dan sedang

dengan kapasitas hingga 20 ton refrigerasi. Air Cooled Condenser merupakan peralatan

AC (Air Conditioner) standard untuk keperluan rumah tinggal (residental) atau

digunakan di suatu lokasi di mana pengadaan air bersih susah diperoleh atau mahal.

Untuk melayani kebutuhan kapasitas yang lebih besar biasanya digunakan multiple air

colled condenser.

Udara sebagai pendingin kondensor dapat mengalir secara alamiah atau dialiri

paksa oleh fan. Kulkas pada umumnya menggunakan kondensor berpendingin udara

secara alamiah (konveksi natural) yang umum disebut sebagai kondensor statis. Fan

dapat meniupkan udara kearah kondensor dalam jumlah yang lebih besar, sehingga

dapat memperbesar kapasitas pelepasan panas oleh kondensor.

Refrigeran dari kompresor pada suhu dan tekanan tinggi dialirkan ke bagian

paling atas kondensor. Di dalam kondensor, refrigeran melepas kalor embunnya

sehingga mengembun, wujudnya berubah dari uap menjadi cair. Refrigeran dengan

tekanan tinggi ini dialirkan dari bagian bawah kondensor ke saringan dan alat ekspansi.

(22)

Kondensor berpendingin udara bentuknya sederhana, tidak memerlukan

perawatan khusus. Ini adalah keuntungan dari kondensor berpendingin udara. Sistem

refrigerasi yang berkapasitas kurang dari 1 kW umumnya menggunakan kondensor

[image:22.595.118.508.206.472.2]

jenis ini. [1]

Gambar 2.1 Kondensor berpendingin udara

2. Kondensor berpendingin air (Water Cooled Condenser)

Kondensor jenis ini digunakan pada system yang berskala besar untuk keperluan

komersil di lokasi yang mudah memperoleh air bersih. Kondensor jenis ini menjadi

pilihan yang ekonomis bila terdapat suplai air bersih mudah dan murah.

Pada umumnya kondensor seperti ini berbentuk tabung yang di dalamnya berisi

pipa (tubes) tempat mengalirnya air pendingin. Uap refrigeran berada di luar pipa tetapi

(23)

condenser. Air yang menjadi panas, akibat kalor yang dilepas oleh refrigeran yang

mengembun, kemudian air yang telah menjadi panas ini didinginkan di dalam alat yang

disebut menara pendingin (cooling tower). Setelah keluar dari cooling tower, air

menjadi dingin kembali dan disalurkan dengan pompa kembali ke kondensor. Dengan

cara inilah pendingin disirkulasikan. Kondensor jenis ini biasanya digunakan pada

[image:23.595.96.507.299.453.2]

sistem berkapasitas besar. [1]

Gambar 2.2 Kondensor berpendingin air

3. Kondensor berpendingin campuran udara dan air (Evaporative Condenser)

Kondensor jenis ini merupakan kombinasi dari kondensor berpendingin udara

dan kondensor berpendingin air. Koil kondensor ini diletakkan berdekatan dengan

media pendinginnya yang berupa udara tekan dan air yang disemprotkan melalui suatu

lubang nozzle.

Kondensor jenis ini disebut juga evaporative condenser. Kondensornya sendiri

berbentuk seperti kondensor dengan pendingin air, namun diletakkan di dalam menara

(24)

dari refrigeran yang mengembun diterima oleh air dan kemudian diberi pada aliran

udara yang mengalir dari bagian bawah ke bagian atas menara. Sebagai akibatnya air

yang telah menjadi panas tersebut diatas, didinginkan oleh aliran udara, sehingga pada

saat air mencapai bagian bawah menara, air ini sudah menjadi dingin kembali.

Selanjutnya air dingin ini dipompakan ke bagian atas menara demikian seterusnya.

Dalam Negara yang bemusim empat, pada musim dingin sering kali tidak dibutuhkan

percikan air dari atas menara, karena udara sudah cukup dingin dan mampu secara

langsung menerima beban kondensor. Dalam keadaan seperti ini, dikatakan bahwa

evaporative condenser dioperasikan secara kering. Dengan cara ini maka evaporative

condenser dioperasikan secara kering. Maka evaporative condenser ini akan berfungsi

[image:24.595.138.463.396.658.2]

seperti kondensor berpendingin udara. [1]

(25)

Pada sistem refrigerasi siklus adsorpsi ini akan digunakan kondensor yang

menggunakan jenis Air Cooled Condenser, dimana media pendingin yang digunakan

udara yang nantinya udara itu akan digerakkan menggunakan angin, sehingga efek

pendinginannya akan lebih efektif. Alasan mengapa digunakan kondensor tipe tersebut

adalah mudah proses pembuatannya tidak terlalu rumit, tempatnya yang memang hanya

memungkinkan untuk tipe kondensor jenis ini.

2.3 Prinsip Kerja Kondensor

Uap refrigeran yang keluar dari generator akan memasuki kondensor. Uap yang

bersuhu tinggi ini sebelum masuk ke evaporator terlebih dahulu didinginkan di

kondensor. Panas uap dari refrigeran secara konveksi akan mengalir ke pipa kondensor.

Panas akan mengalir ke sirip-sirip kondensor sehingga panas tersebut dibuang ke udara

bebas melalui sirip dengan cara konveksi alamiah.

Sehingga untuk memperluas daya konveksi maka luas sirip dirancang

semaksimal mungkin. Suhu uap refrigeran didalam kondensor ini akan turun tetapi

tekanannya tetap tidak berubah. Bila penurunan suhu gas mencapai titik

pengembunannya maka akan terjadi proses pengembunan (kondensasi), dalam hal ini

terjadi perubahan wujud gas menjadi liquid yang tekanan dan suhunya masih cukup

tinggi (tekanan kondensing).

Proses pendinginan dikondensasikan tersebut menghasilkan refrigeran berbentuk

cairan (liquid). Proses kondensasi yang terjadi selama proses percobaan tidak stabil

karena menggunakan pendingin udara yang kecepatan udaranya tidak konstan. Jika

(26)

2.4 Adsorpsi

Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun

gas) terikat kepada suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis)

pada permukaan padatan tersebut. Berbeda dengan absorpsi, dimana fluida terserap oleh

fuida lainnya dengan membentuk suatu larutan.

Sistem pendingin adsorpsi dapat menggunakan panas tingkat rendah dan

menggunakan refrigeran dengan nol ODP dan GWP. Keuntungan dari adsorpsi adalah

sebagai berikut :

1. Sistem pendingin adsorpsi dapat didukung oleh sumber dengan kisaran temperatur

yang luas. Suhu 50 0C sudah dapat digunakan sebagai sumber panas untuk sistem

adsorpsi, tetapi dalam sistem absorpsi sumber harus setidaknya pada 70 oC, bahkan

jika dua tahap siklus diadsorpsi. Sumber panas mendekati suhu 500 oC dapat

digunakan secara langsung dalam adsorpsi tanpa menghasilkan masalah korosi,

sedangkan dalam sistem absorpsi, korosi akan mulai terjadi pada suhu di atas 200

o

C. [2]

2. Sistem pendingin adsorpsi cocok untuk kondisi dengan getaran yang kuat, seperti di

perahu nelayan dan lokomotif, tapi pada sistem absorpsi karena bahan penyerapnya

(absorben) dalam bentuk cairan mengalami masalah karena absorben dapat mengalir

dari generator ke evaporator atau dari absorber ke kondensor. Ketika absorben

berpindah, refrigeran menjadi tercemar dan sistem tidak dapat bekerja secara normal.

(27)

3. Sistem adsorpsi jauh lebih sederhana dibandingkan dengan sistem absorpsi. Sebagai

contoh, dalam sistem adsorpsi NH3-H2O, peralatan dephlegmate harus digabungkan

ke dalam sistem karena titik didih air mirip dengan amonia. [2]

Walaupun adsorpsi biasanya dikaitkan dengan perpindahan dari suatu gas atau

cairan ke suatu permukaan padatan, perpindahan dari suatu gas ke suatu permukaan

cairan juga terjadi. Substansi yang terkonsentrasi pada permukaan didefinisikan sebagai

adsorbat dan material pada mana adsorbat terakumulasi didefinisikan sebagai adsorben.

[3]

Pada dasarnya adsorben dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Adsorben yang mengadsorpsi secara fisik (karbon aktif, silika gel dan zeolit) [2]

2. Adsorben yang mengadsorpsi secara kimia (calcium chloride, metal hydrides

dan complex salts ) [2]

3. Adsorben yang mengadsorpsi secara kimia dan fisik (composite adsorbent) [2]

1. Adsorben yang mengadsorpsi secara fisik (karbon aktif, silika gel dan zeolit)

Pada adsorpsi jenis ini, adsorpsi terjadi tanpa adanya reaksi antara

molekul-molekul adsorbat dengan permukaan adsorben. Molekul-molekul-molekul adsorbat terikat

secara lemah karena adanya gaya van der Waals. Adsorpsi ini relatif berlangsung

cepat dan bersifat reversibel (reversible). Karena dapat berlangsung di bawah

temperatur kritis adsorbat yang relatif rendah, maka panas adsorpsi yang dilepaskan

juga rendah. Adsorbat yang terikat secara lemah pada permukaan adsorben, dapat

(28)

fisika menyebabkan molekul-molekul gas yang teradsorpsi mengalami kondensasi.

Besarnya panas yang dilepaskan dalam proses adsorpsi fisika adalah kalor

kondensasinya. [3]

Proses adsorpsi fisik terjadi tanpa memerlukan energi aktivasi, sehingga proses

tersebut membentuk lapisan jamak (multilayers) pada permukaan adsorben. Ikatan

yang terbentuk dalam adsorpsi fisika dapat diputuskan dengan mudah, yaitu dengan

[image:28.595.144.455.306.478.2]

cara degassing atau pemanasan pada temperatur 150-200 0C selama 2-3 jam. [3]

Gambar 2.4 Siklus refrigerasi adsorpsi (Clapeyron diagram) [2]

Keterangan Gambar :

Dalam adsorber 1-2, panas masuk (pemanasan isosteric); 2-3, panas masuk (pemanasan

isobarik dan desorpsi); 3-4, panas keluar (pendinginan isosteric) 3-4-1, panas keluar

(pendinginan dan isobarik adsorpsi).

Dalam evaporator - kondensor 2’-3’ panas keluar (kondensasi isobarik); 3’-4’-1, efek

(29)

2. Adsorben yang mengadsorpsi secara kimia (calcium chloride, metal hydrides dan

complex salts )

Untuk adsorpsi kimia antara adsorben dan refrigeran, kekuatan pasang kerja

adsorpsi kimia umumnya meliputi fungsi kompleksasi, koordinasi, hidrogenasi dan

oksidasi. Siklus adsorpsi kimia mencakup empat proses dibagi menjadi dua fase

[image:29.595.140.428.281.494.2]

dekomposisi, kondensasi, evaporasi dan sintesis yang ditunjukkan dalam Gambar 2.3

Gambar 2.5 Adsorpsi kimia titik 1, dekomposisi (Desorpsi); titik 2 kondensasi;

(30)

3. Adsorben yang mengadsorpsi secara kimia dan fisik (composite adsorbent)

Pasangan kerja utama adsorpsi komposit adalah silika gel / klorida / air.

Adsorben komposit dengan silika gel biasanya dihasilkan aditif klorida. pasangan

kerja Klorida/ air, misalnya CaCl2/H2O, bukan merupakan adsorpsi padat karena

CaCl2 mencair setelah menyerap sejumlah air, tetapi kuantitas adsorpsi tertinggi

CaCl2/H2O sekitar enam kali nilai yang didapat dengan silika gel. [2]

Menurut Aristov et al, karakteristik adsorpsi dari adsorben komposit silika gel dapat

dimodifikasi dengan:

a. mengubah struktur pori silika gel

b. mengubah jenis garam

c. mengubah proporsi antara garam dan silika gel [2]

2.5 Pemanasan dan pendinginan

Dua sistem A dan B yang berbeda suhunya, bila dihubungkan satu sama lain

akan terjadi perubahan suhu sampai suhu keduanya sama besar (setimbang). Perubahan

suhu itu terjadi karena aliran panas atau perpindahan dari A ke B atau sebaliknya. Dari

percobaan dan penelitian Count Rumford (1753-1814) serta Sir Janes Prascolt Youle

(1818-1889) muncul suatu pendapat bahwa aliran panas itu tidak lain adalah suatu

perpindahan energi :

……….(1)[4]

(31)

m = massa benda (kg)

c = panas jenis (kJ/kg0C)

= selisih temperatur (0C)

Pada peristiwa melebur atau meleleh, panas yang diserap atau dikeluarkan oleh

benda yang mengalami perubahan fase tersebut. Demikian juga pada peristiwa

mendidih, mengembun dan sublimasi. Banyaknya panas persatuan massa benda pada

waktu terjadi perubahan fase disebut panas laten (L). [4]

……….(2)[4]

dengan : Q = panas yang diserap atau dikeluarkan pada waktu perubahan fase

(kJ)

m = massa benda (kg)

L = panas laten (kJ/kg)

Perhitungan panas yang dilepas air persatuan massa dapat dirumuskan sebagai

berikut:

……….(3)[4]

dengan : Z = panas yang dilepas air per satuan massa (kJ/kg)

Cpw = panas jenis air (kJ/kg.K)

Cpes = panas jenis es (kJ/kg.K)

(32)

t3 = temperatur akhir rata-rata es (K)

2.6 Perpindahan Kalor

Perpindahan panas merupakan perpindahan energi dari suatu daerah ke daerah

lain yang terjadi karena perbedaan suhu. Panas ini akan mengalir dari tempat yang

mempunyai temperatur tinggi ke tempat yang mempunyai temperatur rendah hingga

tercapai temperatur yang sama. Perpindahan panas secara garis besar dapat dibagi

menjadi 3 bagian :

a. Konduksi

b. Konveksi

c. Radiasi

2.6.1 Konduksi

Konduksi adalah proses perpindahan panas yang mengalir melalui suatu

bahan padat dari daerah yang bersuhu lebih tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah

di dalam suatu medium (padat, cair atau gas). Peristiwa ini menyangkut pertukaran

energi pada tingat molekuler. Pegamatan gejala fisika dan serentetan pemikiran telah

menghasilkan laju aliran kalor untuk konduksi. Kepadatan aliran (flux) energi

perpindahan kalor secara konduksi disebuah batangan padat, sebanding dengan beda

suhu dan luas penampang serta berbanding terbalik dengan panjangnya.

Pengamatan dibuktikan dengan serentetan percobaan sederhana. Fourter telah

memberikan sebuah model matematika untuk proses ini. Dalam hal satu dimensi, model

(33)

……….(4)[4]

dengan : Q = laju aliran energi (W)

A = luas penampang (m2)

∆t = beda suhu (K)

L = panjang (m)

k = daya hantar (konduktivitas) termal (W/mK)

Daya hantar termal merupakan suatu karakteristik dari bahan dan

perbandingan K/l disebut hantaran (konduktivitas) yang ditentukan oleh struktur

molekul bahan. Semakin rapat dan tersusun rapinya molekul-molekul yang umumnya

terdapat pada logam akan memindahkan energi yang semakin cepat dibandingkan

dengan susunan yang acak dan jarang yang pada umumnya terdapat terdapat pada bahan

bukan logam. [4]

Persamaan untuk laju perpindahan kalor konduksi secara umum dinyatakan

dengan bentuk persamaan diferensial di bawah ini :

……….(5)[4]

2.6.2 Konveksi

Perpindahan kalor konveksi bergantung pada konduksi antara permukaan

(34)

secara konveksi telah diajukan oleh Newton pada tahun 1701 yang berasal dari

pengamatan fisika. [4]

……….(6)[4]

dengan : hc = koefisien konveksi (W/m2K)

ts = suhu permukaan (0C)

tf = suhu fluida (0C)

Beberapa parameter yang telah diuji dan mengenal bentuk korelasi yang

banyak digunakan untuk menentukan koefisien konveksi (hc)z yaitu :

a. Bilangan Reynold (Re)

Bilangan Reynold digunakan sebagai kriteria untuk menunjukkan

aliran fluida itu laminer dan turbulen. Untuk bilangan Re<2300

dikatakan aliran laminar; Re>2300 dikatakan aliran turbulen. [4]

……….(7)[4]

dengan : = rapat massa (kg/m3)

v = kecepatan aliran fluida (m/s)

D = diameter aliran fluida (m)

µ = viskositas fluida (Pa.det)

(35)

Bilangan Prandtl adalah bilangan tanpa dimensi yang merupakan

fungsi dari sifat-sifat fluida. Bilangan Prandtl didefinisikan sebagai

perbandingan viskositas kinematik terhadap difusitas thermal fluida

yaitu :

……….(8)[4]

dengan : Cp = panas spesifik fluida (J/kg.K)

µ = viskositas fluida (Pa.det)

k = konduktivitas thermal (W/m2K)

c. Bilangan Nusselt (Nu)

……….(9)[4]

dengan : hc = koefisien konveksi (W/m2K)

D = diameter efektif aliran fluida (m)

k = konduktifitas thermal fluida (W/mK)

Banyak rumusan yang telah dikembangkan untuk susunan aliran tertentu

sehingga hubungan antara bilangan Nusselt, Reynolds dan Prandtl dapat dirumuskan :

Nu = C (Ren) (Prm) ……….(10)[4]

2.6.3 Radiasi

Perpindahan energi secara radiasi berlangsung akibat foton-foton dipancarkan

(36)

lain. Pada saat mencapai permukaan lain, foton yang diradiasikan juga diserap,

dipantulkan atau diteruskan (ditransmisikan) melalui permukaan tersebut. [4]

Energi yang diradiasikan dari suatu permukaan ditentukan dalam bentuk daya

pancar (emissive power) yang secara termodinamika dapat dibuktikan bahwa daya

pancar tersebut sebanding dengan pangkat empat dari temperatur absolutnya. Untuk

radiator ideal, biasanya berupa benda hitam (black body).

Daya pancar :

Eb = σ. T4

……….(11) [4]

dimana : Eb = daya pancar benda hitam (W/m2)

σ = tetapan Stefan-Boltzmann = 5.669 x 10 -8 W/m2K4

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pelaksanaan Penelitian

Dalam pelaksaan penelitian ini dilakukan kegiatan-kegiatan yang meliputi

tahapan yaitu:

Mulai

Tahapan persiapan

Survei lapangan

Perancangan alat adsorpsi karbon aktif metanol

Pengujian alat adsorpsi karbon aktif metanol

Perancangan adsorber / kolektor

Pengujian mesin pendingin siklus adsorpsi

Analisa data

Selesai

Assembling mesin pedingin

(38)

3.2 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Pendingin Departemen Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

3.3 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Pelat Stainless Steel 2 lembar

2. Katup/Valve 5 buah

3. Manometer Vakum 3 buah

4. Elbow pvc ½” sebanyak 5 buah

5. Karbon aktif 13 kg

6. Methanol 3,5 liter

7. Pipa PVC ½” 50 cm

8. Selang Karet 1 meter

9. Busa 1 lembar 1x1 meter

10.Lem Araldite untuk menyambung dan menghindari kebocoran

11.Papan 1 lembar

12.Paku 2” 100 gram

13.Pelat Kaca ukuran tebal 3 mm

14.Pelat Besi Siku

15.Cat Warna Hitam

16.Gelas Ukur 1 buah

17.Tabung Besi 1 buah

(39)

19.Tong tempat pemanasan air

20.Kawat nyamuk

21.Balok kayu

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Pompa vakum, untuk memvakumkan dan mengeluarkan

partikel-partikel/kotoran dan mengeluarkan air dari generator, kondensor dan

[image:39.595.201.452.306.485.2]

evaporator.

Gambar 3.1 PompaVakum

Spesifikasi:

• Merk : Robinair

• Model No. : 15601

Capacity : 142 l/m

• Motor h.p. : ½

(40)
[image:40.595.212.440.142.378.2]

2. Thermometer

Gambar 3.2 Termometer

Spesifikasi :

• Titik beku air raksa : -38.83 °C

• Max. temperature : 100 °C

• Min. temperature : 0 °C

Akurasi : 1 °C

Ukuran : Panjang 300 mm, Tebal 7 mm [5]

3. Agilent

Agilent adalah suatu alat yang mencatat data akuistik secara komputerisasi.

Dimana data yang dihasilkan oleh alat ini akan tersimpan otomatis ke dalam

(41)
[image:41.595.139.455.108.276.2]

Gambar 3.3 Agilent

Spesifikasi :

• Mempunyai 3 saluran utama

• Dapat memindai data hingga 250 saluran per detik

• Mempunyai 8 tombol panel dan sistem kontrol

• Fungsional antara lain pembacaan suhu termokopel, RTD dan

termistor, arus listrik AC/DC, resistensi, frekuensi dan periode

• Dapat menyimpan data hingga 50 k

• Mempunyai alarm [6]

4. Station data log Hobo Micro Station

HOBO Micro Station adalah sebuah alat pencatat data dari 3 sensor

pencatat microclimates multi channel (Intensitas radiasi matahari, kecepatan,

angin, dan kelembaban relatif). Mikro station ini menggunakan sebuah jaringan

(42)

pengukuran. Terdiri dari Sebuah data logger yang terhubung dengan perangkat

[image:42.595.200.399.139.386.2]

komputer dan beberapa sensor yang dipasang pada sebuah penyangga.

Gambar 3.4 Hobo Micro ger.

[image:42.595.178.419.455.684.2]
(43)

Dengan spesifikasi :

- Skala Pengoperasian : -200 – 500C dengan baterai alkalin

-400 – 700C dengan baterai litium

- Input Sensor : 3 buah sensor pintar multi channel monitoring

- Ukuran : 8,9 cm x 11,4 cm x 5,4 cm

- Berat : 0,36 kg

- Memori : 512K Penyimpanan data nonvolatile flash.

- Interval Pengukuran : 1 detik – 18 jam (tergantung pengguna)

- Akurasi waktu : 0 sampai 2 detik untuk titik data pertama dan ±5 detik untuk setiap minggu pada

suhu 25oC [5]

3.4 Perancangan Alat Penelitian

Dalam penelitian ini sebelum merancang mesin pendingin, terlebih dahulu

melakukan uji adsorpsi yang berfungsi untuk mengetahui sifat dari metanol dan karbon

[image:43.595.78.535.555.669.2]

aktif.

Table 3.1 Alat Penguji Adsorpsi

Parameter Dimensi/kapasitas

Gelas ukur 1 liter

Tabung besi Panjang 500 mm diameter 24 mm/ 5 kg karbon aktif dan metanol 1 liter

Pipa ¾ “ 800 mm

(44)
[image:44.595.136.460.83.300.2]

Gambar 3.6 Skema alat uji siklus adsorpsi

Keterangan :

1. Tabung besi berisi karbon aktif

2. Katup

3. Katup

4. Manometer vakum

5. Gelas ukur berisi methanol

6. Pipa berpori

3.5 Analisa Data Pengujian Alat Adsorpsi

Dalam pengujian alat ini dilakukan pemanasan dengan menggunakan kompor.

Tabung besi yang berisi karbon aktif dimasukkan kedalam wadah yang berisi air

kemudian air tersebut dipanaskan selama 8 jam dan dijaga temperatur air konstan.

Pemanasan ini dilakukan bertujuan supaya karbon aktif yang di dalam tabung tersebut

panas. Sehingga setelah karbon aktif dipanaskan diharapkan karbon aktif tersebut

(45)
[image:45.595.144.453.113.297.2]

Gambar 3.7 Alat Pengujian Adsorpsi

Pemanasan dilakukan dari jam 11 dan temperatur air maksimum adalah 93 OC.

Setelah dilakukan pemanasan selama 8 jam kemudian pada pukul 19.00 WIB dilakukan

pemvakuman dengan pompa vakum selama 20 menit, pada saat pemvakuman katup

antara gelas ukur dan tabung karbon aktif ditutup. Pada saat pemvakuman methanol

diisi pada gelas ukur sebanyak 1 liter. Kemudian setelah 20 menit kemudian katup

tersebut dibuka sampai methanol tersebut kelihatan mendidih, setelah methanol

mendidih kemudian pemvakuman dihentikan dan katup penutup ditutup.

Proses absorpsi diharapkan terjadi pada malam hari seiring dengan menurunnya

temperatur lingkungan yang diikuti menurunnya temperatur tabung karbon aktif

tersebut. Setelah dibiarkan selama satu malam, pada pukul 09.00 WIB karbon aktif telah

berkurang dan berpindah ke karbon aktif. Dan proses ini pun dibiarkan hingga malam

hari ternyata methanol telah berpindah seluruh nya ke karbon aktif. Sehingga dapat

disimpulkan karbon aktif tersebut dapat menyerap methanol. Pada saat proses

(46)

tersebut turun lagi menjadi -66 cmHg. Penurunan tekanan ini dikarenakan oleh

penurunan temperatur.

3.6 Perancangan Mesin Pendingin

3.6.1 Perancangan Sirip

Kondensor terdiri dari 17 buah sirip yang terbuat dari bahan stainless steel

dengan ukuran sirip 400 mm x 100 mm dan tebal plat 1 mm. Udara disirkulasikan ke

sirip kondensor sehingga uap refrigeran yang berada di dalam pipa akan memindahkan

[image:46.595.120.461.397.479.2]

panas ke udara pendingin melalui permukaan sirip tersebut.

Gambar 3.8 Perancangan Sirip

1. Plat Stainless Steel

Lplat = P . L = ( 400 . 100 ) mm = 40.000

(47)

= 1266,1265 mm2

Luas penampang untuk 1 plat : (40.000 mm2 – 1266,1265 mm2)

= 38733,8735 mm2

Luas penampang untuk 17 plat : 17 x 38733,8735mm2

= 658475,8495mm2

2. Pipa ½ ‘’

Keliling pipa 1 : 2 π r L = 2 (3,14) (6,35) x 349,2 = 13925,398 mm2

Keliling pipa 2 : 2 π r L = 2 (3,14) (6,35) x 50 = 1993,9 mm2

Untuk 5 pipa 1 : 5 x 13925,398 = 69626,99 mm2

Untuk 2 pipa 2 : 2 x 1993,9 = 3987,8 mm2

3. Pipa 1”

Keliling pipa : = 2 (3,14) (12,7) x 400

= 31902,4 mm2

Untuk 2 pipa : 2 x 31902,4 = 63804,8 mm2

Maka Atotal = Lplat + Lpipa ½’’ + Lpipa1’’

= 658475,8495 mm2+(69626,99 mm2+3987,8mm2) + 63804,8 mm2

= 795895,4395 mm2

(48)
[image:48.595.112.477.152.562.2]
(49)
[image:49.595.88.481.85.529.2]
(50)
[image:50.595.89.478.84.457.2]
(51)
[image:51.595.113.486.84.451.2]

Gambar 3.12 Kondensor

Sebelum dilakukan pengujian, komponen dari mesin pendingin dihubungkan/dirangkai

antara kondensor dengan evaporator. Pada pipa sambungan dilem dengan baik untuk

(52)
[image:52.595.87.475.85.510.2]
(53)
[image:53.595.86.478.120.712.2]

Gambar 3.14 Instalasi alat dengan nomor panel agilent

16

20

19

17

18

12

11

13

14

15

6

7

8

9

10

1

2

3

4

(54)

KATUPMANOMETER

PIPA PENGHUBUNG ANTARA KONDENSOR DENGAN EVAPORATOR

(55)

BAB IV

HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

4.1 Hasil Pengujian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Pendingin Fakultas Teknik Universitas

Sumatera Utara. Proses penelitian ini juga berkaitan dengan data HOBO yang terdapat

pada lampiran. Karena selama proses penelitian dilakukan sumber tenaga yang

digunakan adalah matahari. Dimana HOBO mengukur temperatur matahari, radiasi

matahari dan kelembapan. Berikut data dari HOBO pada hari I, II dan III.

Data HOBO pada hari I (02-06-2011)

• temperatur rata-rata didapat 31,67 oC

• rata-rata radiasi matahari didapat 492,2 W/m2

• rata-rata kelembapan siang hari 65,4153 %

• rata-rata kelembapan malam hari 95,61306 %

Data HOBO pada hari II (03-06-2011)

• temperatur rata-rata didapat 31,25 oC

• rata-rata radiasi matahari didapat 452,22 W/m2

• rata-rata kelembapan siang hari 69.005281%

• rata-rata kelembapan malam hari 90.5749 %

Data HOBO pada hari III (04-06-2011)

• temperatur rata-rata didapat 31,32 oC

• rata-rata radiasi matahari didapat 386,40 W/m2

• rata-rata kelembapan siang hari 69.217 %

(56)

Dari data HOBO diatas menunjukkan bahwa pada hari I, II dan III temperatur

rata-rata matahari berkisar 31,25 – 31,67 oC. Dimana temperatur maksimal didapat pada

hari I yaitu 31,67 oC. Sedangkan temperatur minimal didapat pada hari II yaitu 31,25

o

C. Radiasi matahari tertinggi didapat pada didapat pada hari I yaitu 492,2 W/m2.

Sedangkan radiasi matahari terendah didapat pada hari III yaitu 386,40 W/m2.

Kelembapan pada siang hari tertinggi pada hari III yaitu 69,217 %. Sedangkan

kelembapan pada malam siang hari terendah terjadi pada hari I yaitu 65,4153 %. Untuk

kelembapan pada malam hari tertinggi terjadi pada hari I yaitu 95,61306 %. Sedangkan

(57)
[image:57.842.89.731.91.435.2]
(58)

Gambar 4.1 diatas merupakan temperatur yang terjadi di kondensor pada hari

pertama. Dari gambar grafik diatas temperatur paling tinggi pada yaitu T13 karena titik

termokopel diletakkan berdekatan dengan kolektor dimana panas dari kolektor yang

terjadi pada pukul 14.00 WIB merupakan penyebab temperatur T13 tinggi. Sedangkan

temperatur paling rendah yaitu pada T15 terjadi pada pukul 06.00 WIB dimana letak

titik termokopel tersebut berada diatas evaporator. Temperatur pada evaporator yang

(59)
[image:59.842.87.738.90.436.2]
(60)

Gambar 4.2 diatas merupakan temperatur yang terjadi pada hari kedua. Dari

gambar grafik diatas temperatur pada T13 dan T14 mengalami kenaikan pada pukul

12.00 WIB s/d 14.00 WIB. Namun pada T13 mengalami temperatur puncak 52oC

disebakan panas yang terjadi di kolektor turun ke kondensor. Sedangkan temperatur

yang paling rendah terjadi pada T15 pukul 01.00 WIB disebabkan pengaruh dari

(61)
[image:61.842.92.749.92.423.2]
(62)

Gambar 4.3 diatas merupakan temperatur yang terjadi di kondensor pada hari

ketiga. Dari grafik diatas temperatur yang paling tinggi pada T9 terjadi pada pukul

09.30 WIB. Pada pukul 16.00 WIB – 20.00 WIB terjadi penurunan temperatur di T15,

T10, T14, T13, T6, T8 dan T9. Dari pukul 20.00 WIB s/d 06.00 WIB titik termokopel

yang diletakkan pada kondensor kelihatan konstan disebabkan proses pendinginan

(63)

4.2 Analisa Data

Persamaan-persamaan yang berlaku pada perpindahan panas ini adalah sebagai

berikut:

• Tebal lapisan batas

25 , 0 25 , 0 2 Pr Pr 952 , 0 936 ,

3  × −

  

 +

= L GrL

δ

dimana : Pr adalah bilagan Prandtl untuk udara yaitu 0,72.

GrL adalah bilangan Grasholf yang dihitung dengan persamaan :

2 3 2 ) ( µ β

ρ g T T L

Gr s

L

− =

Dari tebal lapisan batas ini nanti ditentukan apakah pola aliran masih dalam kondisi

boundary layer atau telah berkembang penuh. Jika aliran masih berkembang, 2

δ

lebih

kecil dari jarak kedua plat.

• Laju perpindahan panas pada permukaan plat dihitung dengan persamaan:

25 , 0 549 , 0 ) ( Ra L k T T A h

q′= s − ∞ =

dimana : Ra adalah bilangan Rayleigh, dapat dihitung dengan menggunakan

persamaan berikut:

να

β 3

) (

Pr g T T L

Gr

Ra= × = sr

Jika aliran telah berkembang penuh, syaratnya2

δ

lebih besar atau sama dengan jarak
(64)

µ β ρ

24 )

( 2 2

2 D T T c g

q′= p s − ∞

dimana : D = Jarak antar sirip, dimana pada perancangan ini sebesar 2 cm.

Ts =430C.

= 300C.

= 1,165 kg/m3

= 1,86 x 10-5 kg/sm

Cp = 1006 J/kg.K

k = 0,026 W/mK

• Menghitung Bilangan Grasholf dengan cara :

GrL = = 5,003 x 107

• Menghitung tebal lapisan batas yaitu :

25 , 0 25 , 0 2 Pr Pr 952 , 0 936 ,

3  × −

  

 +

= L GrL

δ

(65)

2 = 2 x 0.0627 = 0.1254 < jarak kedua plat. Maka aliran yang terjadi masih

berkembang.

• Mengitung perpindahan panas pada satu permukaan plat vertikal, dengan

menggunakan persamaan :

25 , 0 549 , 0 ) ( Ra L k T T A h

q′= s − ∞ =

5,003 x 107 x 0.72)0.25

= 11,06 W/m

Jumlah plat pada kondensor ada 17 buah, setiap plat mempunyai 2 permukaan,

panjang tiap plat 0,4 m maka laju perpindahan panas total dari kondensor adalah :

Qtotal = 11,06 x 17 x 2 x 0,4 = 150.416 W

Menghitung laju aliran methanol pada kondensor.

• Pengujian hari pertama

qu = 155,06 W/m2 (diperoleh dari perhitungan adsorber)

=

= = = 1,29 kg/jam = 0.000358 kg/s

Maka, laju aliran methanol pada kondensor adalah 0.000358 kg/s

• Pengujian hari kedua

(66)

= = = 1,79 kg/jam = 0.000497 kg/s

Maka, laju aliran methanol pada kondensor adalah 0.000497 kg/s

• Pengujian hari ketiga

qnett = 143,35 W/m2

= = = 2,42 kg/jam = 0.000497 kg/s

(67)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pada penelitian ini air belum dapat diubah menjadi es. Analisa yang

memungkinkan penyebab tidak terjadinya es yaitu dan sekaligus untuk tahap

penyempurnaan berikutnya.

a. Karbon aktif pada penelitian ini tidak dapat menyerap seluruh methanol.

b. Metanol yang digunakan pada penelitian ini termasuk jenis metanol yang

ekonomis.

c. Alat ukur termokopel dimana proses penyambungan termokopel dengan alat

perancangan sebaiknya menggunakan perekat yang lebih bagus.

d. Isolasi pada penelitian ini isolasi yang digunakan terbuat dari busa setebal 10

mm. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya digunakan isolasi yang lebih

tebal. Agar suhu dari alat terjaga dari suhu lingkungan.

2. Dari hasil pengujian dan perhitungan didapat laju perpindahan panas total dari

kondensor sebesar 150.416 W.

3. Temperatur tertinggi dari kondensor adalah 52 oC sedangkan temperatur

(68)

4. Laju aliran methanol pada hari pertama sebesar 0,000358 kg/s. Pada hari kedua

didapat 0,000497 kg/s. Dan pada hari ketiga didapat 0,000497 kg/s.

5.2 Saran

1. Untuk kelanjutan penelitian berikutnya sebaiknya analisa penyebab tidak

tercapainya es supaya diperhatikan.

2. Untuk perancangan kondensor sebaiknya memakai bahan dan teknik pengelasan

(69)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Stoecker, Wilbert F. W Jones, Jerold, Refrigerasi dan Pengkondisian

Udara, aIih bahasa Ir. Supannanhara, Edisi Kedua PT. Erlangga, Jakarta,1996

[2] L.Wang, R.Z.Wang, R.G.Oliveira, A review on Adsorption Working Pairs for

Refrigerant, Renewable and Sustainable Energy Review (2007)

[3] Nishio Ambarita, Modifikasi Mesin Pendingin Adsorpsi pada Komponen

Kondensor, Reservoir, Katup Ekspansi dan Evaporator, FT UI (2008)

[4] Incropera, Franc P. DeWitt, David P, Introduction to Heat Transfer,Second Edition John

Wiley & Sons, 1990

[5] Buku Pedoman Penggunaan Alat

[6

(70)
(71)

DATA AGILENT

HARI PERTAMA

Time T6 T7 T8 T9 T10 T13 T14 T15

06/03/2011 11:30 3.20E+01 3.19E+01 3.16E+01 3.23E+01 3.22E+01 3.27E+01 3.18E+01 3.08E+01

06/03/2011 11:40 3.21E+01 3.17E+01 3.17E+01 3.21E+01 3.25E+01 3.29E+01 3.22E+01 3.14E+01 06/03/2011 11:50 3.29E+01 3.23E+01 3.24E+01 3.26E+01 3.31E+01 3.37E+01 3.28E+01 3.19E+01 06/03/2011 12:00 3.30E+01 3.22E+01 3.24E+01 3.28E+01 3.32E+01 3.40E+01 3.27E+01 3.20E+01

06/03/2011 12:10 3.27E+01 3.20E+01 3.21E+01 3.27E+01 3.29E+01 3.35E+01 3.25E+01 3.20E+01 06/03/2011 12:20 3.36E+01 3.30E+01 3.34E+01 3.40E+01 3.37E+01 3.46E+01 3.34E+01 3.28E+01 06/03/2011 12:30 3.40E+01 3.31E+01 3.35E+01 3.43E+01 3.43E+01 3.51E+01 3.40E+01 3.30E+01 06/03/2011 12:40 3.52E+01 3.44E+01 3.47E+01 3.61E+01 3.52E+01 3.59E+01 3.50E+01 3.38E+01 06/03/2011 12:50 3.41E+01 3.30E+01 3.31E+01 3.41E+01 3.42E+01 3.50E+01 3.35E+01 3.30E+01

06/03/2011 13:00 3.35E+01 3.29E+01 3.31E+01 3.38E+01 3.38E+01 3.48E+01 3.33E+01 3.30E+01 06/03/2011 13:10 3.35E+01 3.35E+01 3.31E+01 3.34E+01 3.43E+01 3.43E+01 3.47E+01 3.37E+01 06/03/2011 13:20 3.45E+01 3.36E+01 3.34E+01 3.57E+01 3.53E+01 3.50E+01 3.49E+01 3.54E+01 06/03/2011 13:30 3.48E+01 3.33E+01 3.34E+01 3.55E+01 3.50E+01 3.54E+01 3.47E+01 3.54E+01

06/03/2011 13:40 3.40E+01 3.28E+01 3.31E+01 3.44E+01 3.41E+01 3.51E+01 3.35E+01

06/03/2011 13:50 3.35E+01 3.23E+01 3.28E+01 3.39E+01 3.37E+01 3.46E+01 3.31E+01 3.36E+01 06/03/2011 14:00 3.52E+01 3.40E+01 3.47E+01 3.70E+01 3.55E+01 3.62E+01 3.49E+01 3.62E+01

06/03/2011 14:10 3.58E+01 3.45E+01 3.52E+01 4.28E+01 3.61E+01 3.67E+01 3.53E+01 3.70E+01 06/03/2011 14:20 3.57E+01 3.43E+01 3.41E+01 4.36E+01 3.58E+01 3.60E+01 3.55E+01 3.76E+01 06/03/2011 14:30 3.65E+01 3.46E+01 3.47E+01 3.77E+01 3.58E+01 3.69E+01 3.56E+01 3.63E+01 06/03/2011 14:40 3.48E+01 3.30E+01 3.31E+01 3.40E+01 3.45E+01 3.54E+01 3.38E+01 3.41E+01 06/03/2011 14:50 3.48E+01 3.30E+01 3.30E+01 3.46E+01 3.37E+01 4.88E+01 4.37E+01 3.40E+01

06/03/2011 15:00 3.49E+01 3.31E+01 3.31E+01 3.43E+01 3.40E+01 3.91E+01 3.53E+01 3.37E+01 06/03/2011 15:10 3.43E+01 3.32E+01 3.27E+01 3.49E+01 3.40E+01 3.56E+01 3.46E+01 3.30E+01 06/03/2011 15:20 3.30E+01 3.17E+01 3.15E+01 3.26E+01 3.29E+01 3.34E+01 3.29E+01 3.24E+01 06/03/2011 15:30 3.19E+01 3.14E+01 3.13E+01 3.18E+01 3.22E+01 3.24E+01 3.19E+01 3.11E+01

06/03/2011 15:40 3.19E+01 3.13E+01 3.13E+01 3.21E+01 3.21E+01 3.21E+01 3.18E+01 3.07E+01 06/03/2011 15:50 3.45E+01 3.14E+01 3.13E+01 3.27E+01 3.21E+01 3.20E+01 3.20E+01 3.07E+01 06/03/2011 16:00 3.27E+01 3.15E+01 3.15E+01 3.27E+01 3.24E+01 3.26E+01 3.23E+01 3.09E+01

Time T6 T7 T8 T9 T10 T13 T14 T15

06/03/2011 01:03 2.60E+01 2.60E+01 2.57E+01 2.67E+01 2.59E+01 2.61E+01 2.60E+01 2.42E+01 06/03/2011 01:33 2.66E+01 2.68E+01 2.66E+01 2.69E+01 2.64E+01 2.66E+01 2.66E+01 2.47E+01 06/03/2011 02:03 2.62E+01 2.60E+01 2.60E+01 2.67E+01 2.63E+01 2.66E+01 2.65E+01 2.45E+01

06/03/2011 02:33 2.71E+01 2.68E+01 2.65E+01 2.68E+01 2.66E+01 2.68E+01 2.68E+01 2.49E+01 06/03/2011 03:03 2.68E+01 2.68E+01 2.68E+01 2.71E+01 2.71E+01 2.68E+01 2.68E+01 2.52E+01 06/03/2011 03:33 2.61E+01 2.59E+01 2.56E+01 2.66E+01 2.63E+01 2.63E+01 2.64E+01 2.44E+01 06/03/2011 04:03 2.62E+01 2.62E+01 2.63E+01 2.67E+01 2.63E+01 2.64E+01 2.63E+01 2.48E+01 06/03/2011 04:33 2.64E+01 2.63E+01 2.62E+01 2.67E+01 2.64E+01 2.66E+01 2.66E+01 2.48E+01

(72)

06/03/2011 16:40 3.29E+01 3.12E+01 3.10E+01 3.27E+01 3.22E+01 3.30E+01 3.24E+01 3.13E+01 06/03/2011 16:50 3.28E+01 3.14E+01 3.15E+01 3.32E+01 3.21E+01 3.35E+01 3.25E+01 3.13E+01

Time T6 T7 T8 T9 T10 T13 T14 T15

06/03/2011 17:20 3.10E+01 3.02E+01 3.01E+01 3.07E+01 3.23E+01 3.12E+01 3.10E+01 3.06E+01

06/03/2011 17:30 3.01E+01 2.98E+01 2.99E+01 3.00E+01 3.00E+01 3.14E+01 3.09E+01 2.87E+01 06/03/2011 17:40 2.97E+01 2.96E+01 2.95E+01 2.97E+01 2.85E+01 2.98E+01 2.96E+01 2.73E+01 06/03/2011 17:50 2.94E+01 2.95E+01 2.94E+01 2.95E+01 2.81E+01 2.91E+01 2.91E+01 2.71E+01

06/03/2011 18:00 2.93E+01 2.95E+01 2.94E+01 2.94E+01 2.74E+01 2.91E+01 2.91E+01 2.77E+01 06/03/2011 18:10 2.92E+01 2.91E+01 2.91E+01 2.91E+01 2.75E+01 2.91E+01 2.90E+01 2.77E+01 06/03/2011 18:20 2.91E+01 2.91E+01 2.90E+01 2.91E+01 2.85E+01 2.91E+01 2.90E+01 2.77E+01 06/03/2011 18:30 2.92E+01 2.92E+01 2.92E+01 2.92E+01 2.91E+01 2.92E+01 2.91E+01 2.76E+01

06/03/2011 18:40 2.92E+01 2.91E+01 2.91E+01 2.91E+01 2.92E+01 2.92E+01 2.91E+01 2.75E+01 06/03/2011 18:50 2.92E+01 2.93E+01 2.93E+01 2.92E+01 2.93E+01 2.93E+01 2.91E+01 2.73E+01 06/03/2011 19:00 2.67E+01 2.61E+01 2.62E+01 2.61E+01 2.70E+01 2.68E+01 2.68E+01 2.62E+01 06/03/2011 19:10 2.55E+01 2.52E+01 2.53E+01 2.51E+01 2.58E+01 2.56E+01 2.56E+01 2.54E+01 06/03/2011 19:20 2.50E+01 2.51E+01 2.52E+01 2.42E+01 2.55E+01 2.53E+01 2.52E+01 2.49E+01

06/03/2011 19:30 2.48E+01 2.49E+01 2.51E+01 2.42E+01 2.52E+01 2.51E+01 2.50E+01 2.45E+01 06/03/2011 19:40 2.47E+01 2.47E+01 2.49E+01 2.41E+01 2.51E+01 2.50E+01 2.48E+01 2.43E+01 06/03/2011 19:50 2.45E+01 2.47E+01 2.48E+01 2.40E+01 2.50E+01 2.48E+01 2.47E+01 2.40E+01

06/03/2011 20:00 2.46E+01 2.49E+01 2.49E+01 2.43E+01 2.51E+01 2.49E+01 2.47E+01 2.40E+01 06/03/2011 20:10 2.48E+01 2.49E+01 2.50E+01 2.45E+01 2.51E+01 2.49E+01 2.47E+01 2.38E+01 06/03/2011 20:20 2.48E+01 2.49E+01 2.50E+01 2.47E+01 2.51E+01 2.49E+01 2.47E+01 2.37E+01 06/03/2011 20:30 2.46E+01 2.48E+01 2.48E+01 2.46E+01 2.50E+01 2.48E+01 2.47E+01 2.37E+01

06/03/2011 20:40 2.47E+01 2.48E+01 2.49E+01 2.47E+01 2.50E+01 2.48E+01 2.47E+01 2.36E+01 06/03/2011 20:50 2.47E+01 2.49E+01 2.49E+01 2.47E+01 2.51E+01 2.48E+01 2.47E+01 2.33E+01 06/03/2011 21:00 2.47E+01 2.48E+01 2.49E+01 2.47E+01 2.51E+01 2.49E+01 2.48E+01 2.34E+01 06/03/2011 21:10 2.49E+01 2.51E+01 2.52E+01 2.49E+01 2.53E+01 2.51E+01 2.49E+01 2.32E+01 06/03/2011 21:20 2.50E+01 2.52E+01 2.52E+01 2.50E+01 2.54E+01 2.52E+01 2.50E+01 2.29E+01

06/03/2011 21:30 2.51E+01 2.53E+01 2.54E+01 2.52E+01 2.55E+01 2.53E+01 2.51E+01 2.31E+01 06/03/2011 21:40 2.51E+01 2.53E+01 2.54E+01 2.51E+01 2.55E+01 2.53E+01 2.51E+01 2.30E+01 06/03/2011 21:50 2.52E+01 2.53E+01 2.54E+01 2.52E+01 2.55E+01 2.53E+01 2.52E+01 2.32E+01

06/03/2011 22:00 2.51E+01 2.53E+01 2.53E+01 2.51E+01 2.55E+01 2.53E+01 2.51E+01 2.31E+01 06/03/2011 22:10 2.52E+01 2.53E+01 2.54E+01 2.52E+01 2.55E+01 2.53E+01 2.52E+01 2.31E+01 06/03/2011 22:20 2.52E+01 2.53E+01 2.54E+01 2.52E+01 2.55E+01 2.53E+01 2.52E+01 2.31E+01 06/03/2011 22:30 2.52E+01 2.53E+01 2.54E+01 2.51E+01 2.55E+01 2.53E+01 2.52E+01 2.30E+01

06/03/2011 22:10 2.52E+01 2.53E+01 2.54E+01 2.52E+01 2.55E+01 2.53E+01 2.52E+01 2.31E+01 06/03/2011 22:20 2.52E+01 2.53E+01 2.54E+01 2.52E+01 2.55E+01 2.53E+01 2.52E+01 2.31E+01 06/03/2011 22:30 2.52E+01 2.53E+01 2.54E+01 2.51E+01 2.55E+01 2.53E+01 2.52E+01 2.30E+01 06/03/2011 22:40 2.52E+01 2.52E+01 2.53E+01 2.51E+01 2.54E+01 2.52E+01 2.51E+01 2.30E+01 06/03/2011 22:50 2.51E+01 2.53E+01 2.54E+01 2.51E+01 2.55E+01 2.53E+01 2.51E+01 2.27E+01

06/03/2011 23:00 2.51E+01 2.52E+01 2.53E+01 2.51E+01 2.54E+01 2.52E+01 2.51E+01 2.29E+01 06/03/2011 23:10 2.50E+01 2.52E+01 2.54E+01 2.50E+01 2.55E+01 2.53E+01 2.51E+01 2.27E+01 06/03/2011 23:20 2.50E+01 2.52E+01 2.53E+01 2.51E+01 2.54E+01 2.52E+01 2.51E+01 2.26E+01

(73)

HARI KEDUA

06/04/2011 00:00:25:787 2.49E+01 2.50E+01 2.51E+01 2.48E+01 2.52E+01 2.50E+01 2.49E+01 2.28E+01

06/04/2011 00:10:25:768 2.47E+01 2.49E+01 2.50E+01 2.46E+01 2.51E+01 2.49E+01 2.48E+01 2.28E+01 06/04/2011 00:20:25:788 2.47E+01 2.49E+01 2.49E+01 2.46E+01 2.50E+01 2.48E+01 2.47E+01 2.28E+01

06/04/2011 00:30:25:771 2.46E+01 2.47E+01 2.48E+01 2.45E+01 2.50E+01 2.47E+01 2.46E+01 2.30E+01

06/04/2011 00:40:25:779 2.45E+01 2.47E+01 2.48E+01 2.45E+01 2.49E+01 2.46E+01 2.45E+01 2.27E+01 06/04/2011 00:50:25:768 2.44E+01 2.46E+01 2.47E+01 2.44E+01 2.48E+01 2.46E+01 2.45E+01 2.26E+01

06/04/2011 01:00:25:768 2.44E+01 2.48E+01 2.48E+01 2.44E+01 2.50E+01 2.47E+01 2.45E+01 2.24E+01

06/04/2011 01:10:25:819 2.45E+01 2.48E+01 2.49E+01 2.44E+01 2.50E+01 2.47E+01 2.45E+01 2.22E+01 06/04/2011 01:20:25:768 2.45E+01 2.48E+01 2.48E+01 2.44E+01 2.49E+01 2.46E+01 2.45E+01 2.25E+01

06/04/2011 01:30:25:774 2.44E+01 2.46E+01 2.46E+01 2.43E+01 2.49E+01 2.45E+01 2.44E+01 2.25E+01 06/04/2011 01:40:25:768 2.44E+01 2.46E+01 2.46E+01 2.43E+01 2.48E+01 2.45E+01 2.44E+01 2.25E+01

06/04/2011 02:00:25:787 2.44E+01 2.47E+01 2.47E+01 2.44E+01 2.48E+01 2.45E+01 2.45E+01 2.27E+01

06/04/2011 01:50:25:768 2.44E+01 2.46E+01 2.46E+01 2.44E+01 2.48E+01 2.45E+01 2.44E+01 2.26E+01 06/04/2011 02:10:25:768 2.43E+01 2.45E+01 2.46E+01 2.42E+01 2.48E+01 2.45E+01 2.44E+01 2.26E+01

06/04/2011 02:20:25:768 2.42E+01 2.45E+01 2.46E+01 2.41E+01 2.47E+01 2.45E+01 2.43E+01 2.23E+01

06/04/2011 02:30:25:797 2.42E+01 2.45E+01 2.46E+01 2.40E+01 2.47E+01 2.45E+01 2.43E+01 2.22E+01 06/04/2011 02:40:25:768 2.42E+01 2.44E+01 2.45E+01 2.41E+01 2.46E+01 2.44E+01 2.42E+01 2.19E+01

06/04/2011 02:50:25:805 2.42E+01 2.44E+01 2.45E+01 2.41E+01 2.46E+01 2.44E+01 2.42E+01 2.19E+01 06/04/2011 03:10:25:815 2.41E+01 2.43E+01 2.45E+01 2.42E+01 2.45E+01 2.44E+01 2.41E+01 2.18E+01

06/04/2011 03:00:25:789 2.41E+01 2.42E+01 2.44E+01 2.39E+01 2.45E+01 2.43E+01 2.41E+01 2.18E+01

06/04/2011 03:20:25:799 2.41E+01 2.42E+01 2.44E+01 2.41E+01 2.44E+01 2.43E+01 2.41E+01 2.18E+01 06/04/2011 03:30:25:787 2.41E+01 2.42E+01 2.43E+01 2.40E+01 2.44E+01 2.42E+01 2.41E+01 2.18E+01

06/04/2011 03:40:25:794 2.40E+01 2.42E+01 2.43E+01 2.39E+01 2.44E+01 2.42E+01 2.41E+01 2.18E+01

06/04/2011 03:50:25:784 2.39E+01 2.40E+01 2.41E+01 2.38E+01 2.43E+01 2.41E+01 2.40E+01 2.19E+01 06/04/2011 04:00:25:817 2.38E+01 2.40E+01 2.40E+01 2.38E+01 2.41E+01 2.40E+01 2.39E+01 2.20E+01

06/04/2011 04:10:25:805 2.37E+01 2.39E+01 2.39E+01 2.37E+01 2.41E+01 2.39E+01 2.38E+01 2.21E+01 06/04/2011 04:20:25:781 2.37E+01 2.37E+01 2.38E+01 2.36E+01 2.40E+01 2.38E+01 2.37E+01 2.21E+01

06/04/2011 04:30:25:779 2.36E+01 2.37E+01 2.38E+01 2.36E+01 2.38E+01 2.37E+01 2.36E+01 2.18E+01

06/04/2011 04:40:25:779 2.34E+01 2.36E+01 2.37E+01 2.34E+01 2.38E+01 2.37E+01 2.35E+01 2.17E+01 06/04/2011 04:50:25:805 2.35E+01 2.36E+01 2.37E+01 2.34E+01 2.37E+01 2.36E+01 2.35E+01 2.19E+01

06/04/2011 05:00:25:816 2.34E+01 2.36E+01 2.37E+01 2.34E+01 2.37E+01 2.35E+01 2.35E+01 2.19E+01

06/04/2011 05:20:25:768 2.34E+01 2.36E+01 2.37E+01 2.34E+01 2.37E+01 2.36E+01 2.35E+01 2.18E+01 06/04/2011 05:10:25:768 2.34E+01 2.37E+01 2.37E+01 2.34E+01 2.38E+01 2.35E+01 2.35E+01 2.18E+01

06/04/2011 05:30:25:808 2.34E+01 2.37E+01 2.38E+01 2.35E+01 2.38E+01 2.36E+01 2.35E+01 2.18E+01 06/04/2011 05:40:25:817 2.34E+01 2.36E+01 2.37E+01 2.35E+01 2.38E+01 2.36E+01 2.35E+01 2.17E+01

06/04/2011 05:50:25:773 2.34E+01 2.37E+01 2.38E+01 2.35E+01 2.38E+01 2.36E+01 2.36E+01 2.15E+01

06/04/2011 06:00:25:809 2.34E+01 2.37E+01 2.38E+01 2.34E+01 2.38E+01 2.37E+01 2.35E+01 2.15E+01 06/04/2011 06:10:25:814 2.35E+01 2.37E+01 2.38E+01 2.34E+01 2.39E+01 2.37E+01 2.36E+01 2.13E+01

06/04/2011 06:20:25:781 2.36E+01 2.39E+01 2.39E+01 2.36E+01 2.40E+01 2.37E+01 2.36E+01 2.17E+01

06/04/2011 06:30:25:818 2.38E+01 2.40E+01 2.40E+01 2.38E+01 2.41E+01 2.39E+01 2.39E+01 2.18E+01 06/04/2011 06:40:25:811 2.40E+01 2.42E+01 2.42E+01 2.40E+01 2.43E+01 2.41E+01 2.40E+01 2.16E+01

06/04/2011 06:50:25:775 2.43E+01 2.46E+01 2.45E+01 2.44E+01 2.46E+01 2.45E+01 2.44E+01 2.16E+01

(74)

Time T6 T7 T8 T9 T10 T13 T14 T15 06/04/2011 09:02:37:425 3.01E+01 2.94E+01 2.85E+01 2.99E+01 2.95E+01 2.93E+01 3.03E+01 2.76E+01

06/04/2011 09:10:37:443 3.06E+01 2.98E+01 2.96E+01 3.07E+01 3.01E+01 3.04E+01 3.06E+01 2.81E+01

06/04/2011 09:20:37:443 3.13E+01 3.04E+01 2.95E+01 3.10E+01 3.09E+01 3.05E+01 3.17E+01 2.85E+01 06/04/2011 09:30:37:418 3.09E+01 2.98E+01 2.97E+01 3.02E+01 3.04E+01 3.04E+01 3.09E+01 2.86E+01

06/04/2011 09:50:37:432 3.11E+01 3.07E+01 3.02E+01 3.11E+01 3.14E+01 3.06E+01 3.16E+01 2.93E+01

06/04/2011 10:00:37:415 3.13E+01 3.15E+01 3.10E+01 3.10E+01 3.19E+01 3.11E+01 3.19E+01 3.10E+01 06/04/2011 10:10:37:419 3.18E+01 3.17E+01 3.17E+01 3.13E+01 3.23E+01 3.21E+01 3.20E+01 3.37E+01

06/04/2011 10:20:37:414 3.13E+01 3.09E+01 3.06E+01 3.06E+01 3.19E+01 3.20E+01 3.11E+01 3.39E+01

06/04/2011 10:30:37:444 3.21E+01 3.22E+01 3.23E+01 3.20E+01 3.29E+01 3.27E+01 3.24E+01 3.53E+01 06/04/2011 10:40:37:433 3.28E+01 3.25E+01 3.24E+01 3.24E+01 3.35E+01 3.36E+01 3.26E+01 3.38E+01

06/04/2011 10:50:37:410 3.28E+01 3.20E+01 3.21E+01 3.20E+01 3.34E+01 3.49E+01 3.30E+01 3.33E+01

06/04/2011 11:00:37:431 3.37E+01 3.30E+01 3.30E+01 3.37E+01 3.42E+01 3.54E+01 3.51E+01 3.35E+01 06/04/2011 11:10:37:447 3.53E+01 3.38E+01 3.41E+01 3.49E+01 3.53E+01 4.00E+01 3.76E+01 3.45E+01

06/04/2011 11:20:37:462 3.80E+01 3.40E+01 3.41E+01 3.51E+01 3.57E+01 4.06E+01 4.26E+01 3.45E+01

06/04/2011 11:30:37:416 3.80E+01 3.39E+01 3.43E+01 3.51E+01 3.58E+01 4.18E+01 4.28E+01 3.49E+01 06/04/2011 11:40:37:415 3.78E+01 3.33E+01 3.39E+01 3.42E+01 3.56E+01 4.37E+01 4.10E+01 3.45E+01

06/04/2011 11:50:37:410 3.55E+01 3.27E+01 3.33E+01 3.37E+01 3.44E+01 4.29E+01 4.12E+01 3.45E+01

06/04/2011 12:00:37:418 3.73E+01 3.39E+01 3.41E+01 3.47E+01 3.52E+01 4.31E+01 4.35E+01 3.46E+01 06/04/2011 12:10:37:424 3.81E+01 3.41E+01 3.42E+01 3.54E+01 3.53E+01 4.28E+01 4.42E+01 3.47E+01

06/04/2011 12:20:37:423 3.68E+01 3.35E+01 3.40E+01 3.47E+01 3.52E+01 4.24E+01 4.09E+01 3.47E+01

06/04/2011 12:30:37:444 3.65E+01 3.44E+01 3.45E+01 3.57E+01 3.58E+01 4.30E+01 3.99E+01 3.48E+01 06/04/2011 12:40:37:460 3.66E+01 3.45E+01 3.50E+01 3.64E+01 3.55E+01 4.15E+01 3.68E+01 3.49E+01

06/04/2011 12:50:37:432 3.66E+01 3.48E+01 3.45E+01 3.62E+01 3.59E+01 4.38E+01 4.59E+01 3.49E+01

06/04/2011 13:00:37:447 4.01E+01 3.42E+01 3.35E+01 3.63E+01 3.56E+01 4.48E+01 4.65E+01 3.54E+01 06/04/2011 13:10:37:447 4.39E+01 3.54E+01 3.44E+01 3.85E+01 3.66E+01 4.71E+01 4.86E+01 3.66E+01

06/04/2011 13:20:37:453 4.54E+01 3.50E+01 3.46E+01 3.81E+01 3.62E+01 4.85E+01 4.73E+01 3.69E+01

06/04/2011 13:30:37:410 4.60E+01 3.56E+01 3.52E+01 3.84E+01 3.70E+01 4.82E+01 5.05E+01 3.77E+01 06/04/2011 13:40:37:442 4.66E+01 3.59E+01 3.57E+01 3.87E+01 3.71E+01 4.91E+01 5.13E+01 3.87E+01

06/04/2011 13:50:37:420 4.29E+01 3.49E+01 3.46E+01 3.80E+01 3.62E+01 4.86E+01 4.73E+01 3.84E+01

06/04/2011 14:00:37:426 4.27E+01 3.55E+01 3.47E+01 4.28E+01 3.73E+01 4.90E+01 4.95E+01 3.91E+01 06/04/2011 14:10:37:440 4.10E+01 3.61E+01 3.65E+01 4.42E+01 3.74E+01 4.84E+01 4.77E+01 3.93E+01

06/04/2011 14:20:37:459 3.83E+01 3.40E+01 3.35E+01 3.69E+01 3.58E+01 4.74E+01 4.60E+01 3.73E+01

06/04/2011 14:30:37:418 3.71E+01 3.33E+01 3.31E+01 3.42E+01 3.54E+01 4.28E+01 4.23E+01 3.54E+01 06/04/2011 14:40:37:410 3.48E+01 3.27E+01 3.24E+01 3.36E+01 3.44E+01 3.77E+01 3.59E+01 3.47E+01

06/04/2011 14:50:37:440 3.40E+01 3.31E+01 3.30E+01 3.37E+01 3.41E+01 3.60E+01 3.45E+01 3.42E+01

06/04/2011 15:00:37:410 3.32E+01 3.24E+01 3.22E+01 3.30E+01 3.33E+01 3.42E+01 3.34E+01 3.35E+01 06/04/2011 15:10:37:421 3.13E+01 2.92E+01 3.04E+01 2.91E+01 3.13E+01 3.18E+01 3.09E+01 3.25E+01

06/04/2011 15:20:37:450 2.97E+01 2.88E+01 2.91E+01 2.92E+01 2.98E+01 3.00E+01 2.98E+01 3.11E+01

06/04/2011 15:30:37:417 2.86E+01 2.88E+01 2.89E+01 2.83E+01 2.90E+01 2.86E+01 2.88E+01 3.00E+01 06/04/2011 15:40:37:459 2.96E+01 2.94E+01 3.01E+01 2.92E+01 2.97E+01 2.94E+01 2.94E+01 3.02E+01

06/04/2011 15:50:37:422 2.93E+01 2.88E+01 2.92E+01 2.91E+01 2.95E+01 2.96E+01 2.90E+01 3.01E+01

(75)

Time T6 T7 T8 T9 T10 T13 T14 T15

06/04/2011 17:40:31:433 3.12E+01 3.09E+01 3.10E+01 3.12E+01 2.92E+01 3.08E+01 3.09E+01 2.99E+01

06/04/2011 17:50:31:454 3.10E+01 3.09E+01 3.10E+01 3.12E+01 2.98E+01 3.07E+01 3.06E+01 2.94E+01

06/04/2011 18:00:31:448 3.09E+01 3.08E+01 3.08E+01 3.10E+01 3.03E+01 3.06E+01 3.06E+01 2.92E+01

06/04/2011 18:10:31:457 3.08E+01 3.06E+01 3.06E+01 3.08E+01 3.04E+01 3.07E+01 3.06E+01 2.90E+01

06/04/2011 18:20:31:462 3.07E+01 3.05E+01 3.05E+01 3.06E+01 3.04E+01 3.06E+01 3.05E+01 2.88E

Gambar

Gambar 2.1 Kondensor berpendingin udara
Gambar 2.2 Kondensor berpendingin air
Gambar 2.3 Kondensor berpendingin campuran udara dan air
Gambar 2.4 Siklus refrigerasi adsorpsi (Clapeyron diagram) [2]
+7

Referensi

Dokumen terkait

,emisivitas) dan diserap ( α ,sbsorpsivitas),misalnya,perpindahan panas yang terjadi dalam sebuah kolektor surya adalah perpindahan panas radiasi dari pelat penyerap ke pelat

Energi surya tersebut dimanfaatkan sebagai sumber energi utama pada mesin. pendingin siklus adsorpsi untuk menghasilkan efek

Mesin Pendingin Siklus Adsorpsi Tenaga

Proses adsorpsi menghasilkan efek pendinginan yang terjadi pada botol labu kedua, dimana pada tekanan rendah panas dari lingkungan diserap untuk menguap adsorbat (d) sampai

Adapun Tugas Sarjana yang dipilih dengan judul “PENGUJIAN KEMAMPUAN ADSORPSI DARI ADSORBEN ALUMINA AKTTIF UNTUK MESIN PENDINGIN TENAGA SURYA”.. Dalam menyelesaikan Tugas

Adapun Tugas Sarjana yang dipilih dengan judul “PENGUJIAN K EMAMPUAN ADSORPSI DARI ADSORBEN KARBON AKTIF DAN ALUMINA AKTIF YANG DIGUNAKAN UNTUK MESIN PENDINGIN TENAGA

Karena mesinnya harus diimpor, medium pendingin yang digunakan juga harus diimpor dengan harga yang mahal.Pada penelitian ini dilakukan pengujian sistem refrigerasi adsorpsi

dimana unjuk kerja mesin pendingin menggunakan udara, air tawar, yamacoolant, powercoolant, dan prestone memiliki penyerapan dan pembuangan panas yang berbeda-beda dan jenis media