• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Karakteristik Individu dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Karakteristik Individu dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN IKLIM

ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PERAWAT

DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR DJASAMEN

SARAGIH KOTA PEMATANGSIANTAR

TESIS

Oleh

ANNA IRENE RISMA MURNIHATI MANULLANG

087019057/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011

S

E K O L A H

P A

S C

A S A R JA

(2)

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN IKLIM

ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PERAWAT

DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR DJASAMEN

SARAGIH KOTA PEMATANGSIANTAR

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

ANNA IRENE RISMA MURNIHATI MANULLANG

087019057/IM

SEKOLAH PACASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR DJASAMEN SARAGIH KOTA PEMATANGSIANTAR Nama Mahasiswa : Anna Irene Risma Murnihati Manullang

Nomor Pokok : 087019057

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui,

Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS) (Dr. Sitti Raha Agoes Salim, M.Sc)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(4)

Tanggal lulus: 18 Februari 2011 Telah diuji pada

Tanggal : 18 Februari 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Paham Ginting, MS

Anggota : 1. Dr. Sitti Raha Agoes Salim, M.Sc

2. Dr. Prihatin Lumbanraja, M.Si

3. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul:

“Pengaruh Karakteristik Individu dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Perawat

di Ruang Rawat Inap RSUD dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar”

Adalah benar hasil karya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh siapapun

juga sebelumnya.

Sumber-sumber data yang diperoleh dan digunakan telah dinyatakan secara jelas

dan benar.

Medan, 18 Februari 2011 Yang membuat pernyataan,

(6)

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PERAWAT

DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr. DJASAMEN SARAGIH KOTA PEMATANGSIANTAR

Anna Irene Risma Murnihati Manullang, Prof. Dr. Paham Ginting, MS dan Dr. Sitti Raha Agoes Salim, M.Sc

ABSTRAK

Keterkaitan karakteristik individu perawat yang bekerja di rumah sakit dengan mutu pekerjaan sangat erat, karena apa yang dimiliki atau apa yang menjadi karakter dalam diri perawat secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi pemahaman serta penguasaan tugas dan pelayanannya terhadap pasien. Faktor iklim organisasi merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi perilaku individu, sehingga perlu diciptakan suatu iklim organisasi rumah sakit yang baik, yang mampu menumbuhkan semangat kerja yang tinggi yang mampu mewujudkan kepuasan kerja perawat. Iklim organisasi salah satunya dipengaruhi oleh kepemimpinan. Oleh karena itu kepemimpinan yang baik juga akan mempengaruhi terciptanya iklim organisasi yang baik.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik individu dan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap RSUD Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar, dan untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap iklim organisasi di RSUD Dr. Djasamen Saragih kota Pematangsiantar.

Teori yang digunakan adalah perilaku organisasi dan manajemen sumber daya manusia yang berkaitan dengan karakteristik individu, iklim organisasi, kepuasan kerja dan kepemimpinan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan survey, jenis penelitian deskriptif kuantitatif, dan sifat penelitiannya adalah penjelasan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara (interview), daftar pertanyaan (questionnaire), dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan pada hipotesis pertama adalah regresi linier berganda dan pada hipotesis kedua menggunakan analisis regresi linier sederhana. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di ruang rawat inap RSUD Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar yang berstatus Pegawai Negeri Sipil yang berjumlah 81 orang.

Hasil penelitian pada pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel karakteristik individu dan iklim organisasi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap RSUD dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar dan secara parsial iklim organisasi lebih dominan daripada karakteristik individu. Pada pengujian hipotesis kedua, kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap iklim organisasi di RSUD Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar.

(7)

ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF INDIVIDUAL CHARACTERISTICS AND ORGANIZATIONAL CLIMATE ON JOB SATISFACTION OF THE NURSES

WORKING IN THE IN PATIENT WARDS OF DR. DJASAMEN SARAGIH HOSPITAL IN PEMATANGSIANTAR

Anna Irene Risma Murnihati Manullang, Prof. Dr. Paham Ginting, MS and Dr. Sitti Raha Agoes Salim, M.Sc

ABSTRACT

Individual characteristic is one of determining factors of the work quality, because what belong to nurse or anything become their characters directly or indirectly will influence their understanding of their duty and how they serve the patients. Organizational climate is one of determining factors of the nursing satisfaction, so it’s important to create a condusif climate in hospital, which can build high working enthusiasm, and a good leadership can create the condusif organizational climate.

The purpose of this research is to analyze the influence of individual characteristic and organizational climate on job satisfaction of nurses who work at RSUD Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar. And also to analyze the influence of leadership on organizational climate of RSUD Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar

The theory used in this research was theory of organizational behavior and human resource management particularly related to individual characteristic, organizational climate, job satisfaction and leadership.

The research method used in this quantitative descriptive study was survey approach. The method of data collection included interview, questionnaire and documentary study. The analysis technique used in this study is multiple regression for first hypothesis and the second test used simple regression. The population of this study consisted of nurses who work at RSUD Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar were all 81 respondents.

The result of the first hypothesis test showed that the variable individual characteristic and organizational climate simultaneously had significant effect on the working satisfaction, and partially the variable of organizational climate had more dominant effect than individual characteristic. The second hypothesis showed that the leadership has significant effect on organizational climate.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, yang selalu melimpahkan rahmat dan kasih-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Judul penelitian ini adalah: “Pengaruh Karakteristik Individu dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar”.

Selama melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, penulis banyak memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mnenyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc. (CTM), SpA(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS selaku Ketua Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus selaku Ketua Komisi Pembimbing.

4. Ibu Dr. Sitti Raha Agoes Salim, M.Sc selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan bantuan sampai selesainya penulisan tesis ini. 5. Ibu Dr. Prihatin Lumbanraja, M.Si., Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA., dan

Bapak Drs. Syahyunan, M.Si. selaku Komisi Pembanding atas saran dan kritik yang diberikan.

6. Bapak dan ibu dosen serta pegawai di Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarajana Universitas Sumatera Utara.

(9)

8. Ibu dr. Ria Novida Telaumbanua, M.Kes selaku Direktur RSUD Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar.

9. Teman-teman di RSUD Dr. Djasamen Saragih terutama Naek dan Desi yang membantu penulis dalam mengumpulkan data-data penelitian.

10. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada suamiku E. Siagian, S.Si dan anak-anakku tersayang Agatha, Evan, Elina juga adikku Nani dan Juni atas dukungan, kesabaran, dan doa yang diberikan kepada penulis selama perkuliahan sampai selesainya penulisan tesis ini.

11. Ayahanda dan Ibunda tercinta M.F.T. Manullang dan M.Br. Siahaan yang selalu memberikan dukungan dan doa.

12. Teman-temanku Melda, Eva, Epta, Lita, Dina dan Yessi yang begitu kompak dan saling perhatian dan selalu mendorong penulis terutama selama masa-masa sulit penulisan tesis sampai selesainya pendidikan.

13. Seluruh teman-temanku mahasiswa Angkatan XV di Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara atas kerjasamanya selama penulis menempuh studi.

Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna dan banyak memiliki kekurangan, namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat kepada seluruh pembaca. Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita semua. Amin.

Medan, 18 Februari 2011 Penulis

(10)

RIWAYAT HIDUP

Anna Irene Risma Murnihati Manullang, dilahirkan di Pematangsiantar pada tanggal 24 Juni 1977, anak keempat dari lima bersaudara dari pasangan Ayahanda M.F.T. Manullang dan Ibunda M. Br. Siahaan.

Pendidikan dimulai di Sekolah Dasar RK. Budi Luhur Medan, tamat dan lulus tahun 1989. Menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 11 Medan, tamat dan lulus tahun 1992. Menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 8 Medan, tamat dan lulus tahun 1995. Melanjutkan kuliah di Politeknik Negeri Medan, Program Studi Perbankan dan Keuangan Jurusan Akuntansi, tamat dan lulus tahun 1998. Pada tahun 1999 melanjutkan pendidikan di Fakultas Ekonomi Program Studi S1-Extension Universitas Sumatera Utara, tamat dan lulus tahun 2002. Pada tahun 2008 melanjutkan pendidikan di Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Tahun 1999 sampai dengan Juni 2006 bekerja sebagai Kasie Administrasi dan Accounting di PT. Multi Artha Universindo Medan. Pada Agustus 2006 sampai Mei 2008 bekerja sebagai staf pada Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kota Pematangsiantar. Juni 2008 hingga sekarang bertugas sebagai staf Bagian Keuangan RSUD Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar.

Medan, 18 Februari 2011

(11)

DAFTAR ISI

2.2.1. Pengertian dan Faktor-faktor Karakteristik Individu... 8

2.3. Iklim Organisasi... 12

2.3.1. Pengertian Iklim Organisasi... 12

2.3.2. Dimensi Iklim Organisasi ... 13

2.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Iklim Organisasi ... 15

2.4. Kepuasan Kerja ... 18

2.4.1. Pengertian Kepuasan Kerja... 18

2.4.2. Teori-teori Kepuasan Kerja... 19

2.4.3. Faktor Kepuasan Kerja ... 22

2.4.4. Pengaruh dari Kepuasan Kerja... 24

2.5. Kepemimpinan ... 25

2.5.1. Pengertian Kepemimpinan... 25

(12)

2.5.3. Keterampilan Kepemimpinan ... 28

3.6. Identifikasi dan Operasionalisasi Variabel ... 36

3.6.1. Identifikasi Variabel... 36

3.6.2. Operasionalisasi Variabel ... 38

3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 39

3.7.1. Uji Validitas ... 39

3.7.1.1. Uji validitas instrumen variabel karakteristik individu ... 40

3.7.1.2 Uji validitas instrumen variabel iklim organisasi ... 41

3.7.1.3. Uji validitas instrumen variabel kepuasan kerja... 42

3.7.1.4 Uji validitas instrumen variabel kepemimpinan... 43

3.7.2. Uji Reliabilitas ... 44

3.8. Model Analisis Data Penelitian... 45

3.8.1. Model Analisis Data Hipotesis Pertama ... 45

3.8.2. Model Analisis Data Hipotesis Kedua... 48

3.9. Uji Asumsi Klasik... 49

3.9.1. Uji Normalitas... 49

3.9.2 Uji Multikolinearitas... 50

3.9.3. Uji Heteroskedastisitas... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

(13)

4.1.1. Gambaran Umum RSUD Dr. Djasamen Saragih

Kota Pematangsiantar ... 51

4.1.2. Visi dan Misi RSUD Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar ... 52

4.1.3. Analisis Deskriptif ... 54

4.1.4. Karakteristik Responden... 56

4.1.4.1. Karakteristik responden berdasarkan usia ... 56

4.1.4.2. Karakteristik responden berdasarkan status pernikahan... 58

4.1.4.3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan... 59

4.1.4.4. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja... 60

4.1.5. Penjelasan Responden Atas Variabel Penelitian... 60

4.1.5.1. Penjelasan responden atas variabel karakteristik individu ... 60

4.1.5.2. Penjelasan responden atas variabel iklim organisasi ... 66

4.1.5.3. Penjelasan responden atas variabel kepuasan kerja... 71

4.1.5.4. Penjelasan responden atas variabel kepemimpinan... 76

4.1.6. Pengujian Hipotesis Pertama ... 79

4.1.6.1 Pengujian asumsi klasik ... 79

4.1.6.2 Hasil analisis regresi berganda... 82

4.1.6.3. Koefisien Determinasi (R Square) ... 83

4.1.6.4. Uji serempak (uji F) hipotesis pertama ... 84

4.1.6.5. Uji parsial (uji t) hipotesis pertama... 85

4.1.7. Pengujian Hipotesis Kedua ... 87

4.1.7.1 Hasil analisis regresi sederhana ... 87

4.1.7.2 Uji parsial (uji t) hipotesis kedua ... 88

4.2. Pembahasan ... 89

4.2.1. Pengaruh Karakteristik Individu dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja ... 89

(14)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 93

5.1. Kesimpulan ... 93

5.2. Saran ... 94

(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1. Jumlah Perawat Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Djasamen Saragih

Kota Pematang Siantar ... 34

3.2. Pengambilan Sampel Penelitian Berdasarkan Ruangan Rawat Inap .... 35

3.3. Operasionalisasi Variabel ... 38

3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Karakteristik Individu ... 40

3.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Iklim Organisasi... 41

3.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kepuasan Kerja ... 42

3.7. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kepemimpinan... 43

3.8. Uji Reliabilitas ... 44

4.1. Deskriptif Statistik Variabel Karakteristik Individu, Iklim Organisasi dan Kepuasan Kerja ... 54

4.2. Deskriptif Statistik Variabel Kepemimpinan... 56

4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 57

4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ... 58

4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan... 59

4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 60

4.7. Tanggapan Responden Atas Variabel Karakteristik Individu ... 61

4.8. Tanggapan Responden Atas Variabel Iklim Organisasi ... 66

4.9. Tanggapan Responden Atas Variabel Kepuasan Kerja ... 71

4.10. Tanggapan Responden Atas Variabel Kepemimpinan ... 76

4.11. Hasil Uji Multikolinieritas Hipotesis Pertama... 81

4.12. Hasil Uji Koefisien Regresi Berganda Hipotesis Pertama... 83

4.13. Nilai Koefisien Determinasi (R2) Hipotesis Pertama... 84

4.14. Hasil Uji Serempak (Uji F) Hipotesis Pertama... 84

4.15. Hasil Uji Parsial (Uji t) Hipotesis Pertama ... 86

4.16. Hasil Uji Koefisien Regresi Hipotesis Kedua... 87

(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama dan Kedua ... 32

4.1. Histogram Uji Normalitas Hipotesis Pertama... 79

4.2. P Plot Uji Normalitas Hipotesis Pertama... 80

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Surat Permohonan Kuesioner Penelitian ... 99

2. Statistik Deskriptif ... 105

3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 106

4. Pengujian Regresi Hipotesis I... 110

(18)

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PERAWAT

DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr. DJASAMEN SARAGIH KOTA PEMATANGSIANTAR

Anna Irene Risma Murnihati Manullang, Prof. Dr. Paham Ginting, MS dan Dr. Sitti Raha Agoes Salim, M.Sc

ABSTRAK

Keterkaitan karakteristik individu perawat yang bekerja di rumah sakit dengan mutu pekerjaan sangat erat, karena apa yang dimiliki atau apa yang menjadi karakter dalam diri perawat secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi pemahaman serta penguasaan tugas dan pelayanannya terhadap pasien. Faktor iklim organisasi merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi perilaku individu, sehingga perlu diciptakan suatu iklim organisasi rumah sakit yang baik, yang mampu menumbuhkan semangat kerja yang tinggi yang mampu mewujudkan kepuasan kerja perawat. Iklim organisasi salah satunya dipengaruhi oleh kepemimpinan. Oleh karena itu kepemimpinan yang baik juga akan mempengaruhi terciptanya iklim organisasi yang baik.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik individu dan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap RSUD Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar, dan untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap iklim organisasi di RSUD Dr. Djasamen Saragih kota Pematangsiantar.

Teori yang digunakan adalah perilaku organisasi dan manajemen sumber daya manusia yang berkaitan dengan karakteristik individu, iklim organisasi, kepuasan kerja dan kepemimpinan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan survey, jenis penelitian deskriptif kuantitatif, dan sifat penelitiannya adalah penjelasan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara (interview), daftar pertanyaan (questionnaire), dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan pada hipotesis pertama adalah regresi linier berganda dan pada hipotesis kedua menggunakan analisis regresi linier sederhana. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di ruang rawat inap RSUD Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar yang berstatus Pegawai Negeri Sipil yang berjumlah 81 orang.

Hasil penelitian pada pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel karakteristik individu dan iklim organisasi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap RSUD dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar dan secara parsial iklim organisasi lebih dominan daripada karakteristik individu. Pada pengujian hipotesis kedua, kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap iklim organisasi di RSUD Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar.

(19)

ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF INDIVIDUAL CHARACTERISTICS AND ORGANIZATIONAL CLIMATE ON JOB SATISFACTION OF THE NURSES

WORKING IN THE IN PATIENT WARDS OF DR. DJASAMEN SARAGIH HOSPITAL IN PEMATANGSIANTAR

Anna Irene Risma Murnihati Manullang, Prof. Dr. Paham Ginting, MS and Dr. Sitti Raha Agoes Salim, M.Sc

ABSTRACT

Individual characteristic is one of determining factors of the work quality, because what belong to nurse or anything become their characters directly or indirectly will influence their understanding of their duty and how they serve the patients. Organizational climate is one of determining factors of the nursing satisfaction, so it’s important to create a condusif climate in hospital, which can build high working enthusiasm, and a good leadership can create the condusif organizational climate.

The purpose of this research is to analyze the influence of individual characteristic and organizational climate on job satisfaction of nurses who work at RSUD Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar. And also to analyze the influence of leadership on organizational climate of RSUD Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar

The theory used in this research was theory of organizational behavior and human resource management particularly related to individual characteristic, organizational climate, job satisfaction and leadership.

The research method used in this quantitative descriptive study was survey approach. The method of data collection included interview, questionnaire and documentary study. The analysis technique used in this study is multiple regression for first hypothesis and the second test used simple regression. The population of this study consisted of nurses who work at RSUD Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar were all 81 respondents.

The result of the first hypothesis test showed that the variable individual characteristic and organizational climate simultaneously had significant effect on the working satisfaction, and partially the variable of organizational climate had more dominant effect than individual characteristic. The second hypothesis showed that the leadership has significant effect on organizational climate.

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk menciptakan kesadaran, kemauan dan

kemampuan setiap orang untuk hidup sehat, sehingga dapat mewujudkan derajat

kesehatan yang optimal dalam kehidupannya. Rumah sakit umum merupakan salah satu

fasilitas pelayanan kesehatan yang memegang peranan yang cukup penting dalam

pembangunan kesehatan.

Rumah sakit sebagai unit pelayanan kesehatan bagi masyarakat, senantiasa

dituntut untuk memberikan pelayanan yang optimal bagi masyarakat. Karena fungsi

utama sebuah rumah sakit adalah melaksanakan pelayanan kesehatan, maka pengelolaan

sumber daya manusia adalah bagian yang sangat penting dalam manajemen rumah sakit.

Di antara semua kategori sumber daya manusia di rumah sakit, perawat

merupakan tenaga mayoritas, dan peranannya sangat menentukan baik buruknya mutu

pelayanan kesehatan di rumah sakit. Perawat-perawat yang mendapatkan kepuasan kerja

akan memberikan pelayanan yang lebih baik dan bermutu kepada pasien-pasien rumah

sakit sehingga kepuasan pasien akan terpenuhi.

Kepuasan kerja merupakan wujud dari persepsi karyawan yang tercermin dalam

sikap dan terfokus pada perilaku terhadap pekerjaan. Kepuasan juga merupakan suatu

bentuk interaksi manusia dengan lingkungan pekerjaannya.

(21)

Kepuasan kerja yang tinggi merupakan tanda bahwa orang telah melakukan

manajemen perilaku yang efektif. Bila perawat banyak mengalami ketidakpuasan kerja

maka akan berdampak pada buruknya pelayanan rumah sakit.

Terdapat berbagai penyebab terjadinya ketidakpuasan kerja tersebut, antara lain

adalah rendahnya gaji atau imbalan yang diterima. Para perawat merasa tingkat gaji yang

mereka terima tidak sesuai dengan yang mereka harapkan. Selain itu ketidakpuasan kerja

tersebut juga berasal dari kesempatan untuk promosi yang sangat terbatas dan kurang

transparan, yang menurunkan semangat para perawat untuk meningkatkan kualitas kerja,

menambah pengetahuan dan wawasan. Mereka merasa tidak perlu untuk melakukan hal

tersebut, karena tidak akan mempengaruhi karir mereka sama sekali.

Karakteristik individu merupakan variabel yang sangat penting karena keterkaitan

karakteristik individu perawat yang bekerja di rumah sakit dengan mutu pekerjaan sangat

erat, karena apa yang dimiliki atau yang menjadi karakter dalam diri perawat secara

langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi pemahaman serta penguasaan

tentang cara kerja pelayanan keperawatan yang berlaku di unit kerjanya. Setiap perawat

sebagai individu memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan ini menggambarkan

bahwa karakteristik individu tidak sama antara seorang perawat dengan perawat lainnya.

Perbedaan kemampuan, baik kemampuan intelektual maupun kemampuan fisik akan

membedakan perawat dalam melayani pasien, yang akhirnya akan menunjukkan kualitas

yang berbeda untuk pekerjaan yang sama.

Kemampuan yang dimiliki seorang perawat juga mempengaruhi kepuasan kerja

perawat. Ketidaksesuaian pekerjaan dengan kemampuan yang dimiliki perawat dapat

(22)

disyaratkan dapat juga mengurangi kepuasan kerja perawat bila perawat sangat berhasrat

menggunakan kemampuannya dan ia akan frustasi oleh keterbatasan pekerjaan itu.

Profesi sebagai perawat menuntut para perawat untuk dapat bertindak cepat dan

tepat, stamina yang cukup baik, dan terutama mempunyai kemampuan untuk dapat

memahami apa yang menjadi kebutuhan pasien, Selama ini banyak keluhan pasien

sehubungan dengan kemampuan para perawat yang bekerja di ruang rawat inap RSUD

Dr. Djasamen Saragih. Para perawat sebagian besar dinilai kurang tanggap terhadap

keluhan pasien, kurang dapat bertindak cepat.

Untuk dapat mencapai sasaran dan tujuannya, RSUD dr. Djasamen Saragih

tentunya harus mendapatkan dukungan penuh dari seluruh karyawannya, baik tenaga

medis maupun non medis. Sehingga jika menginginkan para karyawan tersebut bekerja

dengan baik dan profesional, perlu diciptakan suatu iklim organisasi rumah sakit yang

baik, yang mampu menumbuhkan semangat kerja yang tinggi, rasa tanggung jawab yang

besar, loyalitas pada organisasi, kerjasama yang baik, yang pada akhirnya dapat

mewujudkan kepuasan kerja karyawan.

Perawat menginginkan iklim yang menyenangkan dan kondusif yang akan

memberikan mereka kepuasan kerja. Di RSUD dr. Djasamen Saragih para perawat

merasa prestasi yang mereka capai kurang dihargai oleh atasan.

Belum ada bentuk penghargaan yang diberikan untuk perawat-perawat yang

mempunyai prestasi dan kinerja yang baik, sehingga hal ini membuat para perawat

kurang termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya. Sebagian perawat juga merasa

(23)

Terwujudnya suatu iklim organisasi yang baik sangat dipengaruhi oleh

kemampuan dan wibawa seorang pemimpin dalam melaksanakan kepemimpinannya.

Sebagian perawat merasa perhatian pimpinan terhadap para perawat kurang, terutama

kurangnya perhatian pimpinan dalam mendengarkan masukan-masukan/keluhan-keluhan

dari perawat, dan kurangnya komunikasi pimpinan dengan bawahan terutama yang

berkaitan dengan pelaksanaan tugas sehari-hari, juga kurangnya motivasi yang diberikan

pimpinan dalam melaksanakan tugas.

Bertitik tolak dari pentingnya kepuasan kerja dalam kaitannya dengan

karakteristik individu dan iklim organisasi, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Karakteristik Individu dan Iklim Organisasi

Terhadap Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Djasamen

Saragih Kota Pematangsiantar.”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan apa yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh karakteristik individu dan iklim organisasi terhadap

kepuasan kerja perawat di unit rawat inap RSUD Dr. Djasamen Saragih kota

Pematangsiantar?

2. Bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap iklim organisasi di RSUD Dr.

Djasamen Saragih kota Pematangsiantar?

(24)

a. Untuk menganalisis pengaruh karakteristrik individu dan iklim organisasi

terhadap kepuasan kerja para perawat ruang rawat inap RSUD Dr. Djasamen

Saragih kota Pematangsiantar.

b. Untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap iklim organisasi di

RSUD Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar.

1.4. Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak manajemen RSUD Dr.

Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar dalam pengambilan keputusan yang

berkaitan dengan kegiatan pengelolaan sumber daya manusia, khususnya yang

menyangkut pengaruh karakteristik individu dan iklim organisasi terhadap

kepuasan kerja perawat.

b. Sebagai bahan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya disiplin

ilmu manajemen yang menyangkut pemberdayaan tenaga perawat di rumah

sakit, dan memperkaya penelitian ilmiah di Sekolah Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara, khususnya Program Studi Ilmu Manajemen.

c. Sebagai menambah wawasan bagi peneliti dalam aplikasi keilmuan di bidang

manajemen rumah sakit.

d. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji masalah

(25)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Penelitian Terdahulu

Rivani (2003) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Iklim Organisasi

dan Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja Perawat RSUD Pasar Rebo”. Data umum

perawat diolah dengan menggunakan tabulasi silang, dan untuk mengetahui apakah ada

pengaruh iklim organisasi, kompensasi dan kepuasan kerja perawat dilakukan pendekatan

analisis correlation bivariate dengan Spearman’s rho correlation coefficient dan tingkat

signifikansi pada α 0.000. Penelitian ini menyimpulkan bahwa iklim organisasi

mempunyai pengaruh yang positip dan signifikan terhadap kepuasan kerja perawat, dan

iklim organisasi merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi kepuasan kerja

perawat dibanding kompensasi.

Kosasih (2002) melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Iklim

Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Perawat Unit Rawat Inap Rumah Sakit “X” Medan.

Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 50 orang perawat pelaksana di unit

rawat inap rumah sakit “X”. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif jenis survey

dan studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan ada

hubungan searah dan bermakna (p<0,05) antara dimensi-dimensi struktur, dukungan dan

komitmen dengan kepuasan kerja. Hubungan antara dimensi-dimensi standar, tanggung

jawab dan pengakuan dengan kepuasan kerja sangat lemah dan tidak terbukti secara

statistic (p>0,05).

(26)

Lumbanraja (2007), melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Karakteristik

Individu, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja dan

Komitmen Organisasi (Studi Pada Pemerintah Daerah di Propinsi Sumatera Utara)”.

Sebanyak 16 dari 25 Pemda Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara menjadi sampel

dalam penelitian ini dengan unit analisis adalah pegawai eselon II, III & IV. Teknik

sampling dilakukan secara multistage yaitu berdasarkan cluster, stratified dan purposive.

Dengan menggunakan rumus Slovin diperoleh besaran sampel 326 responden. Analisis

data dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) untuk

melihat berbagai hubungan antar variabel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kepuasan kerja dan komitmen organisasi dipengaruhi oleh karakteritik individu,

gaya kepemimpinan dan budaya organisasi, akan tetapi karakteristik individu dan gaya

kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap budaya organisasi.

2.2. Karakteristik Individu

2.2.1. Pengertian dan Faktor-faktor Karakteristik Individu

Individu membawa ke dalam tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan

pribadi, pengharapan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Ini semuanya adalah

karakteristik yang dipunyai individu, dan karakteristik ini akan dibawa olehnya manakala

memasuki sesuatu lingkungan baru, yakni organisasi atau lainnya (Thoha, 2008).

Karakteristik tersebut antara lain meliputi: karakteristik biografis (seperti usia,

gender, ras dan masa jabatan), kemampuan (kemampuan intelektual dan fisik), nilai,

(27)

Menurut Maslow dalam Gibson et. al. (2000), menggambarkan karakteristik

individu yang didefinisikan sebagai orang yang beraktualisasi diri mengenai:

1. Kemampuan mempersepsi orang dan kejadian-kejadian dengan akurat.

2. Kemampuan melepaskan diri sendiri dari kekalutan hidup.

3. Orientasi masalah tugas.

4. Kemampuan untuk memperoleh kepuasan pribadi dari pengembangan pribadi dalam

melakukan suatu hal yang berharga.

5. Kapasitas untuk mencintai dan mengalami kehidupan dengan cara yang sangat

mendalam.

6. Ketertarikan pada tujuan apa yang mereka sedang kerjakan.

7. Kreatifitas yang tinggi dalam bekerja.

Faktor karakteristik individu dalam penelitian ini menekankan pada kemampuan.

Hal ini didasarkan oleh adanya pemikiran bahwa perbedaan dalam hal kemampuan akan

berpengaruh terhadap kinerja individu.

Muchlas (2005) menyatakan,“Kemampuan berarti kapasitas individu dalam

menyelesaikan berbagai tugas dalam sebuah pekerjaan.“

Suprihanto (2003) menyatakan bahwa, “Kemampuan merupakan kapasitas orang

individu untuk melaksanakan berbagai tugas dan pekerjaannya atau penilaian terhadap

apa yang dapat dilakukan oleh seorang individu sekarang. Kemampuan seorang individu

secara keseluruhan terdiri dari dua kemampuan yaitu kemampuan intelektual dan

(28)

Menurut Robbins & Judge (2008), “Kemampuan (ability) adalah kapasitas

seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan

keseluruhan seorang individu pada dasarnya terdiri atas dua kelompok faktor yaitu:

1. Kemampuan Intelektual

Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan atau

menjalankan kegiatan mental. Ada 7 (tujuh) dimensi yang membentuk kemampuan

intelektual, yakni:

a) Kecerdasan numerik adalah kemampuan berhitung dengan cepat dan tepat.

b) Pemahaman verbal yaitu kemampuan memahami apa yang dibaca atau

didengar serta hubungan kata satu sama lain.

c) Kecepatan perseptual yaitu kemampuan mengenali kemiripan dan perbedaan

visual dengan cepat dan tepat

d) Penalaran induktif adalah kemampuan mengenal suatu urutan logis dalam satu

masalah dan pemecahannya.

e) Penalaran deduktif yaitu kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi

dari suatu argumen.

f) Visualisasi ruang yaitu kemampuan membayangkan bagaimana suatu obyek akan

tampak seandainya posisi dalam ruang diubah.

g) Ingatan adalah berupa kemampuan menahan dan mengenang kembali

pengalaman masa lalu.

2. Kemampuan Fisik

Kemampuan fisik adalah kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan

(29)

Kemampuan intelektual memainkan peran yang lebih besar dalam

pekerjaan-pekerjaan rumit yang menuntut persyaratan pemrosesan informasi, sementara

kemampuan fisik sangat diperlukan untuk melakukan pekerjaan yang keberhasilannya

menuntut stamina, kecekatan tangan, kekuatan tungkai atau bakat-bakat yang serupa.

Berbagai riset mengenai persyaratan-persyaratan yang diperlukan dalam ratusan

pekerjaan telah mengidentifikasi sembilan kemampuan dasar yang dilibatkan dalam

melakukan tugas-tugas jasmani, dimana kesembilan kemampuan dasar tersebut dibagi

ke dalam tiga kelompok, antara lain:

1. Faktor-faktor kekuatan, meliputi:

a. Kekuatan dinamis, yaitu kemampuan menggunakan kekuatan otot secara

berulang atau terus-menerus.

b. Kekuatan tubuh, yaitu kemampuan memanfaatkan kekuatan otot

menggunakan otot tubuh (khususnya otot perut).

c. Kekuatan statis, yaitu kemampuan menggunakan kekuatan terhadap objek

eksternal.

d. Kekuatan eksplosif, yaitu kemampuan mengeluarkan energi maksimum dalam

satu atau serangkaian tindakan eksplosif.

2. Faktor-faktor fleksibilitas, meliputi:

a. Fleksibilitas luas, yaitu kemampuan menggerakkan otot punggung sejauh

mungkin.

b. Fleksibilitas dinamis, yaitu kemampuan membuat gerakan-gerakan yang cepat

dan berulang-ulang.

(30)

a. Koordinasi tubuh, yaitu kemampuan mengkoordinasikan tindakan secara

bersamaan dari bagian-bagian tubuh yang berbeda.

b. Keseimbangan, yaitu kemampuan mempertahankan keseimbangan meskipun

terdapat gaya yang mengganggu keseimbangan.

c. Stamina, kemampuan mengerahkan upaya maksimum yang membutuhkan

usaha berkelanjutan.

Kemampuan intelektual atau fisik tertentu yang dibutuhkan untuk melakukan

pekerjaan dengan memadai bergantung pada persyaratan kemampuan dari pekerjaan

tersebut. Dan pekerjaan sebagai perawat membutuhkan pemahaman verbal dan penalaran

yang cukup baik, serta koordinasi tubuh dan stamina yang cukup baik.

2.3. Iklim Organisasi

2.3.1. Pengertian Iklim Organisasi

Setiap organisasi perjalanannya selalu dipengaruhi oleh lingkungannya, baik

internal maupun eksternal, karena organisasi merupakan sebuah sistem sosial.

Menurut Litwin dan Stringer, 1968 yang dikutip Stringer (2002), “Iklim

organisasi adalah suatu konsep yang menerangkan kualitas lingkungan organisasi yang

dirasakan atau dialami oleh anggota-anggotanya dan dapat diukur dengan menggunakan

kuesioner yang tepat”.

Wirawan (2008) menyatakan bahwa “iklim organisasi adalah persepsi anggota

organisasi mengenai lingkungan internal organisasinya”.

Menurut Swansburg (2001), “iklim organisasi adalah status emosi yang

(31)

menerima, percaya dan sebagainya. Iklim ini adalah impresi subyektif karyawan atau

persepsi tentang organisasi mereka.

Iklim tidak dapat dilihat dan disentuh, tapi iklim ada dan dapat dirasakan. Iklim

dipengaruhi oleh hampir semua hal yang terjadi dalam organisasi. Iklim merupakan suatu

konsep sistem yang dinamis yang mencerminkan keseluruhan gaya hidup suatu

organisasi.

2.3.2. Dimensi Iklim Organisasi

Iklim organisasi secara obyektif berada dalam suatu organisasi, tetapi ia hanya

bisa dijelaskan dan diukur secara tidak langsung melalui persepsi dari pada para

anggota-angotanya (Stringer, 2002).

Kesulitan pokok timbul dalam usaha memahami dimensi iklim organisasi, karena

keanekaragaman lingkungan tiap jenis organisasi, sehingga terdapat perbedaan

pandangan dalam mengidentifikasi beberapa dimensi inti yang memiliki relevansi bagi

semua organisasi.

Banyak penelitian telah dilakukan untuk menetapkan iklim organisasi, dalam

bisnis, industri dan organisasi pelayanan kesehatan. Karena iklim mewakili sekumpulan

persepsi-persepsi subyektif terhadap suatu organisasi, maka bisa dijumpai banyak variasi

iklim organisasi. Penelitian mengenai iklim organisasi diawali oleh Stringer dan Litwin

(1968) di Harvard Business School . Setelah itu kuesioner yang mereka gunakan dalam

penelitian telah mengalami beberapa kali revisi dan sejak 1986 Stringer mengembangkan

(32)

Kuesioner iklim organisasi yang dikembangkan dan telah digunakan Stringer

dalam 15 tahun terakhir ini yang dikelompokkan ke dalam 6 (enam) dimensi yaitu

Struktur, Standar, Tanggung jawab, Pengakuan, Dukungan dan Komitmen.

(a). Struktur (Structure)

Struktur menerangkan dan mengukur persepsi karyawan terhadap kejelasan

pembagian kerja serta peranan dan tanggung jawab mereka dalam unit organisasi

masing-masing.

(b). Standar (Standards)

Standar menerangkan dan mengukur tekanan yang dirasakan oleh karyawan untuk

meningkatkan kinerjanya dan kebanggaan yang dirasakan oleh karyawan karena

telah melakukan tugas dengan baik.

(c). Tanggung jawab (Responsibility)

Tanggung jawab menerangkan dan mengukur persepsi karyawan tentang

kesanggupan menyelesaikan suatu masalah tanpa dikontrol oleh orang lain.

(d). Pengakuan (Recognition)

Pengakuan menerangkan dan mengukur persepsi karyawan terhadap penghargaan

yang diterima karena telah melakukan tugas dengan baik, demikian juga kritik dan

hukuman yang diterima karena telah melakukan kesalahan.

(33)

Dukungan menerangkan dan mengukur persepsi karyawan terhadap kepercayaan

dan kerjasama saling mendukung yang ada dalam satu kelompok kerja.

(f). Komitmen (Commitment)

Komitmen menerangkan dan mengukur perasaan kebanggaan karyawan sebagai

bagian dari organisasi dan tingkat komitmen mereka dalam mencapai tujuan

organisasi.

2.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Iklim Organisasi

Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat 5 (lima) faktor yang

menyebabkan terjadinya iklim suatu organisasi, yaitu kepemimpinan, strategi, pengaturan

organisasi, sejarah organisasi dan lingkungan eksternal. Masing-masing faktor ini sangat

menentukan, oleh karena itu orang yang ingin mengubah suatu iklim organisasi harus

mengevaluasi masing-masing faktor tersebut.

1. Kepemimpinan

Kebanyakan penelitian menyebutkan bahwa faktor utama terpenting yang

menentukan iklim organisasi adalah tingkah laku sehari-hari para pemimpin

organisasi. Manajer atau kepala suatu unit kerja mempunyai pengaruh yang sangat

kuat terhadap harapan para karyawan dalam unit kerja tersebut. Kepala unit kerja

biasanya menentukan aturan-aturan kerja, standar kinerja, pemberian penghargaan

dan hukuman serta aturan-aturan informal lainnya. Jadi cara yang paling tepat untuk

merubah iklim organisasi adalah merubah gaya kepemimpinan para manajernya.

2. Strategi Organisasi

Strategi organisasi yang berbeda menimbulkan pola iklim organisasi yang berbeda.

(34)

telah dikomunikasikan kepada seluruh karyawannya, maka dimensi standar dan

dimensi tanggung jawab dalam iklim organisasinya akan menjadi “tinggi”. Suatu

perusahaan yang strateginya tidak jelas akan mempunyai dimensi struktur dan

dimensi komitmen yang rendah.

3. Pengaturan Organisasi.

Pengaturan organisasi yaitu aspek-aspek organisasi yang formal, termasuk disini

adalah pembagian tugas dan pekerjaan, sistem ganjaran, kebijakan-kebijakan dan

prosedur-prosedur, dan penempatan orang-orang dalam organisasi.

4. Kekuatan sejarah

Semakin tua umur suatu organisasi semakin kuat pengaruh kekuatan sejarahnya.

Pengaruh tersebut dalam bentuk tradisi dan ingatan yang membentuk harapan anggota

organisasi dan mempunyai pengaruh terhadap iklim organisasinya.

Menurut Stringer, terdapat lima aspek sejarah suatu organisasi:

a. Nilai-nilai sejarah, yaitu cara karyawan mengakses sifat, aktivitas, atau perilaku

tertentu sebagai baik atau buruk dan produktif atau pemborosan.

b. Kepercayaan, yaitu pengertian karyawan mengenai cara organisasi bekerja dan

kemungkinan konsekuensi atau tindakan yang mereka lakukan.

c. Mite, yaitu bahwa cerita atau legenda yang terus berlangsung mengenai organisasi

dan para pemimpinnya mampu memperkuat nilai-nilai inti dan kepercayaan.

d. Tradisi, yaitu kejadian-kejadian penting yang berulang dalam suatu organisasi

e. Norma, yaitu peraturan-peraturan informal yang ada dalam suatu organisasi

(35)

Dimensi iklim organisasi yang dipengaruhi oleh kekuatan sejarah adalah standar,

dukungan, tanggung jawab dan komitmen.

5. Lingkungan eksternal.

Industri atau bisnis yang sama mempunyai iklim organisasi umum yang sama.

Kesamaan faktor umum tersebut disebabkan pengaruh lingkungan eksternal

organisasi. Walaupun lingkungan eksternal mempengaruhi keenam dimensi iklim

organisasi, menurut Stringer terdapat pengaruh langsung yang paling banyak terhadap

tiga dimensi: struktur, tanggung jawab dan komitmen.

Field dan Abelson dalam Jewel dan Siegall (1998) menggambarkan Model Iklim

Organisasi Sebab dan Akibat, yang menunjukkan ada 3 faktor yang mempengaruhi iklim

organisasi, yaitu:

1. Faktor eksternal yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosio budaya

2. Secara organisasi yaitu sentralisasi, konfigurasi, formalisasi, pembakuan, ukuran,

struktur dan teknologi.

3. Orang yaitu perilaku manajerial, kepemimpinan dan penghargaan/kendali.

2.4. Kepuasan kerja

2.4.1. Pengertian Kepuasan Kerja

Terdapat bermacam-macam pengertian atau batasan tentang kepuasan kerja.

Pertama, pengertian yang memandang kepuasan kerja sebagai suatu reaksi emosional

yang kompleks. Reaksi emosional ini merupakan akibat dari dorongan, keinginan,

tuntutan dan harapan-harapan karyawan terhadap pekerjaan yang dihubungkan dengan

realitas-realitas yang dirasakan karyawan, sehingga menimbulkan suatu bentuk reaksi

(36)

Kedua, pengertian yang menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah suatu sikap karyawan

terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan situasi kerja, kerjasama antar karyawan,

imbalan yang diterima dalam kerja, dan hal-hal yang menyangkut faktor fisik dan

psikologis.

Sikap terhadap pekerjaan ini merupakan hasil dari sejumlah sikap khusus

individu terhadap faktor-faktor dalam pekerjaan, penyesuaian diri individu, dan

hubungan sosial individu di luar pekerjaan sehingga menimbulkan sikap umum individu

terhadap pekerjaan yang dihadapinya.

Sehubungan dengan pengertian kepuasan kerja, Luthans (2006) menyatakan

bahwa “Kepuasan kerja adalah keadaan emosi yang senang atau emosi positif yang

berasal dari penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja seseorang”. Kepuasan kerja

adalah hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan mereka

memberikan hal yang dinilai penting.

Menurut Kreitner dan Kinicki (2003) “Kepuasan kerja adalah suatu efektivitas

atau respons emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan”. Definisi ini berarti bahwa

kepuasan kerja bukanlah suatu konsep tunggal. Sebaliknya, seseorang dapat relatif puas

dengan suatu aspek dari pekerjaannya dan tidak puas dengan salah satu atau lebih aspek

yang lainnya.

Robbins & Judge (2008) menyatakan, “Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah

suatu perasaan positip tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah

evaluasi karakteristiknya.” Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi

memiliki perasaan-perasaan positip tentang pekerjaan tersebut, sementara seseorang yang

(37)

Menurut Newstrom (2002), “Kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan

pegawai tentang menyenangkan atau tidak menyenangkan pekerjaan mereka”. Kepuasan

kerja menunjukkan kesesuaian antara harapan seseorang yang timbul dan imbalan yang

disediakan pekerjaan.

2.4.2. Teori-teori Kepuasan Kerja

Menurut Munandar dalam bukunya Psikologi Industri dan Organisasi, 2001 ada 3

(tiga) teori kepuasan kerja, yaitu:

1. Teori Pertentangan (Discrepancy Theory)

Teori pertentangan dari Locke (Munandar, 2001) menyatakan bahwa kepuasan atau

ketidakpuasan terhadap beberapa aspek dari pekerjaan mencerminkan penimbangan

dua nilai: 1. pertentangan yang dipersepsikan antara apa yang diinginkan seseorang

individu dengan apa yang dia terima, dan 2. pentingnya apa yang diinginkan bagi

individu.

Kepuasan kerja secara keseluruhan bagi seorang individu adalah jumlah dari

kepuasan kerja dari setiap aspek pekerjaan dikalikan dengan derajat pentingnya

aspek pekerjaan bagi individu. Menurut Locke seseorang individu akan merasa

puas atau tidak puas merupakan sesuatu yang pribadi, tergantung bagaimana ia

mempersepsikan adanya kesesuaian atau pertentangan antara

keinginan-keinginannya dan hasil keluarannya.

2. Model dari Kepuasan Bidang/Bagian (Facet Satisfaction)

Model Lawler dari kepuasan bidang berkaitan erat dengan teori keadilan dari

Adams. Menurut model Lawler (Munandar, 2001), orang akan puas dengan bidang

(38)

jumlah dari bidang mereka persepsikan harus mereka terima untuk melaksanakan

kerja mereka sama dengan jumlah yang mereka persepsikan dari yang secara aktual

mereka terima.

Menurut Lawler, jumlah dari bidang yang dipersepsikan orang sebagai sesuai

tergantung dari bagaimana orang mempersepsikan masukan pekerjaan, ciri-ciri

pekerjaannya dan bagaimana mereka mempersepsikan masukan dan keluaran darim

orang lain yang dijadikan pembanding bagi mereka. Tambahan lagi, jumlah dari

bidang yang dipersepsikan orang dari apa yang secara aktual mereka terima

tergantung dari hasil keluaran yang dipersepsikan dari orang dengan siapa mereka

bandingkan diri mereka sendiri. Untuk menentukan tingkat kepuasan tenaga kerja,

Lawler memberikan nilai bobot kepada setiap bidang sesuai dengan nilai

pentingnya bagi individu, kemudian ia mengkombinasikan semua skor kepuasan

bidang yang dibobot ke dalam satu skor total.

3. Teori Proses Bertentangan (Opponent-Process Theory)

Teori proses betentangan dari Landy memandang kepuasan kerja dari perspektif

yang berbeda secara mendasar daripada pendekatan yang lain. Teori ini

menekankan bahwa orang ingin mempertahankan suatu keseimbangan emosional

(emotional equilibrium).

Teori proses bertentangan menyatakan kepuasan atau ketidakpuasan kerja (dengan

emosi yang berhubungan) memacu mekanisme fisiologikal dalam sistem pusat saraf

yang membuat aktif emosi yang bertentangan atau berlawanan. Teori ini

menyatakan bahwa jika orang memperoleh ganjaran pada pekerjaan mereka merasa

(39)

Setelah beberapa saat rasa senang menurun dan dapat menurun sedemikian rupa

sehingga orang merasa agak sedih sebelum kembali ke normal. Ini demikian karena

emosi tidak senang (emosi yang berlawanan) berlangsung lebih lama. Berdasarkan

asumsi bahwa kepuasan kerja bervariasi secara mendasar dari waktu ke waktu,

akibatnya ialah bahwa pengukuran kepuasan kerja perlu dilakukan secara periodik

dengan interval waktu yang sesuai.

2.4.3. Faktor Kepuasan Kerja

Banyak sekali pendapat-pendapat dari para ilmuwan yang mengemukakan tentang

dimensi-dimensi kepuasan kerja. Faktor ini dianggap sebagai unsur yang dapat

menimbulkan kepuasan kerja. Pendapat-pendapat yang berkembang sangat beragam, ada

yang memiliki unsur kesamaan, ada juga yang berbeda.

Menurut Burt dalam As’ad (2000) mengemukakan bahwa ada tiga faktor yang

mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu:

1. Faktor hubungan antar karyawan, antara lain:

a. Hubungan antara manager dengan karyawan

b. Faktor fisik dan kondisi kerja

c. Hubungan sosial di antara karyawan

d. Sugesti dari teman sekerja

e. Emosi dan situasi kerja

(40)

a. Sikap orang terhadap pekerjaannya

b. Umur orang sewaktu bekerja

c. Jenis kelamin

3. Faktor-faktor luar (ekstern), yang berhubungan dengan:

a. Keadaan keluarga karyawan

b. Rekreasi

c. Pendidikan (training, up grading dan sebagainya)

Gilmer (1956) dalam As’ad (2000) juga menyampaikan faktor-faktor kepuasan

kerja yang berbeda dengan Blum, sebagai berikut:

1. Kesempatan untuk maju

2. Keamanan kerja

3. Gaji

4. Perusahaan dan manajemen yang mampu memberikan situasi dan kondisi kerja

yang stabil

5. Pengawasan (supervisi)

6. Faktor intrinsik pekerjaan

7. Kondisi kerja

8. Aspek sosial dalam pekerjaan

9. Komunikasi

10. Fasilitas

Luthans (2006) menyebutkan faktor-faktor kepuasan kerja yang diringkas dalam

(41)

1. Pekerjaan itu sendiri, dalam hal dimana pekerjaan memberikan tugas yang menarik,

kesempatan untuk belajar dan kesempatan untuk menerima tanggung jawab.

2. Gaji, sejumlah upah yang diterima dan tingkat dimana hal ini bisa dipandang

sebagai hal yang dianggap pantas dibandingkan dengan orang lain dalam

organisasi.

3. Kesempatan promosi, kesempatan untuk maju dalam organisasi

4. Pengawasan, kemampuan penyelia untuk memberikan bantuan teknis dan

dukungan perilaku.

5. Rekan kerja, tingkat dimana rekan kerja pandai secara teknis dan mendukung

secara sosial.

Para peneliti di Cornell University mengembangkan Job Descriptive Index (JDI)

untuk menilai kepuasan kerja seseorang dengan dimensi kerja berikut: pekerjaan, upah,

promosi, pengawasan dan rekan kerja.

2.4.4. Pengaruh dari Kepuasan Kerja

Robbins (2002) menyampaikan pengaruh kepuasan kerja terhadap pekerjaan

sebagai berikut:

1. Terhadap produktivitas

Hasil riset menghasilkan bahwa ada hubungan yang sangat erat untuk hubungan

timbal balik antara kepuasan dan produktivitas. Dikatakan bahwa organisasi yang

karyawannya lebih puas cenderung lebih efektif daripada organisasi yang

karyawannya kurang puas.

(42)

Karyawan-karyawan yang tingkat kepuasannya rendah, cenderung tingkat

ketidakhadirannya (absen) tinggi. Alasan yang dikemukakan sering tidak logis dan

bersifat subyektif, demikian menurut Mangkunegara (2000, 118).

3. Terhadap turn over

Model meninggalkan pekerjaan dari Mobley, Horner dan Hollingwoth

menunjukkan bahwa setelah tenaga kerja menjadi tidak puas terjadi beberapa tahap

(misalnya berpikir untuk meninggalkan pekerjaan) sebelum keputusan untuk

meninggalkan pekerjaan itu diambil. Dari penelitian dengan menggunakan model

ini mereka menemukan bukti yang menunjukkan bahwa tingkat dari kepuasan kerja

berkorelasi dengan pemikiran-pemikiran untuk meninggalkan pekerjaan, dan bahwa

niat untuk meninggalkan kerja berkorelasi dengan meninggalkan pekerjaan secara

aktual.

2.5. Kepemimpinan

2.5.1. Pengertian Kepemimpinan

Dalam suatu organisasi, faktor kepemimpinan memegang peranan yang penting

karena pemimpin itulah yang akan menggerakkan dan mengarahkan organisasi dalam

mencapai tujuan dan sekaligus merupakan tugas yang tidak mudah. Tidak mudah, karena

harus memahami setiap perilaku bawahan yang berbeda-beda.

Ada bermacam-macam pengertian mengenai kepemimpinan yang diberikan para

ahli. Siagian (2002), mengatakan “Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk

mempengaruhi orang lain, dalam hal ini para bawahannya sedemikian rupa sehingga

orang lain itu mau melakukan kehendak pimpinan meskipun secara pribadi hal itu

(43)

Anoraga (2005) mengemukakan bahwa “Kepemimpinan adalah kemampuan

untuk mempengaruhi pihak lain, melalui komunikasi, baik langsung maupun tidak

langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang-orang agar dengan penuh

pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti kehendak pimpinan itu”.

Robbins dan Judge (2008) mendefenisikan “Kepemimpinan sebagai kemampuan

untuk mempengaruhi suatu kelompok guna mencapai sebuah visi atau serangkaian tujuan

yang ditetapkan”.

Menurut Sulvian dan Decker (1989) dalam Suyanto (2009), bahwa

“Kepemimpinan merupakan penggunaan keterampilan seseorang dalam mempengaruhi

orang lain, untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan

kemampuannya”. Kepemimpinan merupakan interaksi antar kelompok dan proses

mempengaruhi kegiatan suatu organisasi dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan adalah

proses interpersonal yang mempengaruhi kegiatan orang lain dalam memilih dan

mencapai tujuan.

Berdasarkan pandangan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

merupakan kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat

mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan dan kalau perlu

memaksa ortang lain agar dapat berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan organisasi.

2.5.2. Pendekatan Teori Kepemimpinan

Secara garis besar pendekatan teori kepemimpinan dibagi tiga aspek, yaitu teori

sifat (trait theory), teori perilaku (behavior theory) dan teori kepemimpinan situasional

(situasional theory).

(44)

Teori sifat (trait theory), bahwa seseorang yang dilahirkan sebagai pemimpin karena

memiliki sifat sebagai pemimpin. Namun pandangan teori ini juga tidak memungkiri

bahwa sifat-sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan, tetapi dapat juga dicapai

melalui pendidikan dan pengalaman.

Para penganut teori sifat ini berusaha menggeneralisasi sifat-sifat umum yang dimiliki

oleh pemimpin, seperti fisik, mental, dan kepribadian. Dengan asumsi pemikiran,

bahwa keberhasilan seseorang sebagai pemimpin ditentukan oleh kualitas sifat atau

karakteristik tertentu yang dimiliki dalam diri pemimpin tersebut, baik berhubungan

dengan fisik, mental, psikologis, personalitas dan intelektualitas.

2. Pendekatan Teori Perilaku

Teori perilaku ini dilandasi pemikiran, bahwa kepemimpinan merupakan interaksi

antara pemimpin dengan pengikut, dan dalam interaksi tersebut pengikutlah yang

menganalisis dan memersepsikan apakah menerima atau menolak kepemimpinannya.

Pendekatan perilaku menghasilkan dua orientasi, yaitu perilaku pemimpin yang

berorientasi pada tugas atau yang mengutamakan penyelesaian tugas dan perilaku

pemimpin yang berorientasi pada orang atau yang mengutamakan penciptaan

hubungan-hubungan manusiawi.

Perilaku pemimpin yang berorientasi pada tugas menampilkan gaya kepemimpinan

autokratik, sedangkan perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan

manusia menampilkan gaya demokratis atau partisipatif.

3. Pendekatan Teori Situasi

Teori situasi mencoba mengembangkan kepemimpinan sesuai dengan situasi dan

(45)

kebutuhan organisasi yang dapat menjadi pemimpin yang efektif. Teori situasi

kontingensi berusaha meramalkan efektivitas kepemimpinan dalam segala situasi.

Menurut model ini, pemimpin yang efektif karena pengaruh motivasi mereka yang

positif, kemampuan untuk melaksanakan dan kepuasan pengikutnya.

Seorang pemimpin yang efektif harus memperhatikan dengan baik sumber daya

manusia yang ada dalam organisasi, menciptakan iklim dimana orang dapat

bekerjasama untuk mencapai hasil yang diharapkan.

2.5.3. Keterampilan Kepemimpinan

Luthans (2006) mengemukakan 10 keterampilan kepemimpinan yang efektif:

1. Komunikasi verbal (termasuk mendengarkan)

2. Manajemen waktu dan stress

3. Mengelola keputusan pribadi

4. Mengenali, mendefenisi, dan menyelesaikan masalah

5. Memotivasi dan mempengaruhi orang lain

6. Mendelegasi

7. Menentukan tujuan dan mengartikulasikan sebuah visi

8. Kepekaan pribadi

9. Pembentukan tim

(46)

Whetten dan Cameron dalam Luthans (2006) mengembangkan model keterampilan

kepemimpinan, yaitu:

1. Keterampilan personal, meliputi kepekaan pribadi, manajemen stress, dan

penyelesaian masalah secara kreatif

2. Keterampilan interpersonal, meliputi komunikasi yang suportif, memotivasi orang

lain, dan manajemen konflik.

2.6. Kerangka Berpikir

Rivai (2004) menyatakan bahwa “Karakteristik individu adalah ciri-ciri khusus,

sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang dimiliki seseorang yang

membedakannya dengan orang lain”.

Muchlas (2005) menyatakan bahwa variabel-variabel individu dapat berupa

karakteristik biografik, kemampuan, kepribadian dan proses belajar.

Robbins (2002) menyebutkan bahwa ada 4 (empat) variabel karakteristik individu

yaitu karakteristik biografis (meliputi usia, jenis kelamin, status kawin, banyaknya

tanggungan dan masa kerja), kemampuan (meliputi kemampuan intelektual dan

kemampuan fisik), kepribadian dan pembelajaran. Disebutkan pula bahwa kemampuan

mempengaruhi langsung kepuasan seorang karyawan lewat kesesuaian

kemampuan-pekerjaan.

Menurut Swansburg (2001) menyatakan bahwa “Iklim organisasi adalah status

emosi yang ditunjukkan oleh anggota sistem”. Iklim ini dapat formal, rileks, defensif,

berhati-hati, menerima, percaya dan sebagainya. Iklim ini adalah impresi subyektif

(47)

Jewell dan Siegall (1998) menyatakan bahwa “iklim organisasi menunjukkan

konsensus dari persepsi para anggota mengenai bagaimana organisasi dan/atau

subsistemnya berurusan dengan anggotanya dan lingkungan luarnya”. Field dan Abelson

dalam Jewell dan Siegall (1998) menggambarkan bahwa iklim organisasi akan

mempengaruhi perilaku kerja yaitu: motivasi, unjuk kerja dan kepuasan.

Werther dan Davis (2004) menyatakan bahwa “Iklim organisasi dapat

mempengaruhi motivasi, prestasi dan kepuasan kerja”. Steers (2005) juga menyatakan

bahwa “Iklim organisasi dapat mempengaruhi prestasi kerja dan kepuasan kerja”.

Menurut Robbins & Judge (2008), “Kepuasan kerja yaitu suatu perasaan positif

tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya.

Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan-perasaan positif

tentang pekerjaan tersebut, sementara seseorang yang tidak puas memiliki

perasaan-perasaan yang negatif tentang pekerjaan tersebut.

Menurut Schermerhorn (2000) bahwa “Kepuasan kerja adalah derajat sampai

dimana seorang individu merasa secara positif atau secara negatif tentang berbagai

macam aspek pekerjaan. Umar (2008) menyatakan bahwa “Kepuasan kerja adalah

seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka”.

Ada beberapa aspek penting dari suatu pekerjaan yang dapat mempengaruhi kepuasan

kerja seseorang yaitu: kepuasan dengan bayaran, kepuasan dengan tugas-tugas, kepuasan

dengan pengawasan, kepuasan dengan rekan-rekan kerja, dan kepuasan dengan peluang

kemajuan.

Stringer (2002) mengidentifikasi 5 (lima) faktor yang menentukan dan

(48)

terdapat tiga alasan mengapa kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap iklim

organisasi:

1. Kepemimpinan merembes ke semua unit dan aktivitas organisasi. Faktor-faktor

penentu iklim organisasi lainnya seperti pengaturan organisasi dan strategi

dikomunikasikan kepada anggota organisasi melalui kata-kata dan tindakan manajer

atau pemimpin kelompok yang diekspresikan sebagai kepemimpinan.

2. Penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan mempunyai pengaruh paling besar

terhadap iklim organisasi.

3. Kepemimpinan merupakan faktor penentu iklim organisasi yang paling mudah

dirubah.

Field dan Abelson dalam Jewel dan Siegall (1998) menggambarkan Model Iklim

Organisasi Sebab dan Akibat, yang menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi iklim

organisasi, diantaranya kepemimpinan.

Secara skematis, pengaruh karakteristik individu dan iklim organisasi terhadap

(49)

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama dan Kedua

2.7. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Karakteristik individu dan iklim organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

kerja perawat di ruang rawat inap RSUD Dr. Djasamen Saragih kota

Pematangsiantar.

2. Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap iklim organisasi di RSUD Dr.

Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar. Karakteristik Individu

Iklim Organisasi

Kepuasan Kerja

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di RSUD Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar

yang beralamat di Jl. Dr. Sutomo Pematangsiantar.

Penelitian dilakukan dari bulan November 2010 sampai dengan Februari 2011.

3.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Menurut Kuncoro (2003) bahwa

“Penelitian deskriptif kuantitatif meliputi pengumpulan data untuk menguji hipotesis atau

menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian”.

Sifat penelitian adalah penelitian menjelaskan (deskriptif explanatory) fenomena

yang terjadi di objek penelitian mengenai pengaruh karakteristik individu dan iklim

organisasi terhadap kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap RSUD Dr. Djasamen

Saragih Kota Pematangsiantar.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di ruang rawat

inap pada RSUD Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar yang berstatus Pegawai

(51)

Tabel 3.1. Jumlah Perawat Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar

No Nama Ruangan Populasi

(Orang)

Sumber: Kota Pematangsiantar, Bagian Kepegawaian RSUD Dr. Djasamen Saragih

Umar (2008) menyatakan bahwa untuk menentukan ukuran sampel dari suatu

populasi dapat digunakan rumus Slovin sebagai berikut:

2 N = jumlah populasi

e = tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel

Jumlah populasi (N) sebanyak 81 orang dan tingkat kesalahan 10 % maka

(52)

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik stratified random

sampling. Untuk menentukan besarnya sampel pada tiap strata dapat menggunakan

rumus sebagai berikut (Nazir, 2003):

n

ni = jumlah sampel stratum ke-i Ni = besarnya populasi tiap stratum N = populasi

n = jumlah sampel

Pengambilan sampel penelitian berdasarkan rumus di atas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2. Pengambilan Sampel Penelitian Berdasarkan Ruangan Rawat Inap

No Nama Ruangan Populasi

(Orang)

(53)

3.4. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara (interview) kepada pihak-pihak yang berwenang untuk memberikan

informasi dan keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

2. Daftar pertanyaan (questionaire), diberikan kepada perawat yang dijadikan

sampel dalam penelitian ini untuk mengetahui gambaran karakteristik individu,

iklim organisasi dan kepuasan kerja perawat.

3. Studi dokumentasi, baik yang eksternal yaitu jurnal-jurnal yang relevan dengan

penelitian ini, maupun internal yaitu dokumen-dokumen yang diperoleh dari

pihak RSUD Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar sehubungan dengan

informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

3.5. Jenis dan Sumber Data

1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari responden melalui wawancara

langsung dan kuesioner.

2. Data sekunder yaitu data yang mendukung data primer yang diperoleh melalui

studi dokumentasi.

3.6. Identifikasi dan Operasionalisasi Variabel

3.6.1 Identifikasi Variabel

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah karakteristik individu dan iklim

organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap

RSUD Dr. Djasamen Saragih kota Pematangsiantar

Berdasarkan hipotesis tersebut, maka variabel-variabel yang akan diuji pada

(54)

a. Variabel terikat (dependent variable) adalah kepuasan kerja perawat (Y).

b. Variabel bebas (independent variable), yang terdiri dari karakteristik individu (X1)

dan iklim organisasi (X2)

Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah kepemimpinan berpengaruh

signifikan terhadap iklim organisasi di RSUD Dr. Djasamen Saragih kota

Pematangsiantar.

Dari hipotesis tersebut, maka:

a. Variabel terikat (dependent variable) adalah iklim organisasi, selanjutnya disebut

sebagai variabel Y.

b. Variabel Bebas (independent variable) adalah kepemimpinan, selanjutnya disebut

sebagai variabel X.

3.6.2. Operasionalisasi Variabel

Tabel 3.3. Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Variabel

Dimensi Indikator Skala

Ukuran

- pemahaman terhadap perintah atasan - kekuatan dinamis

- penetapan standar kinerja yang tinggi - tekanan untuk meningkatkan kinerja

(55)

rawat inap mengambil keputusan - kebebasan untuk me- nyelesaikan pekerjaan sendiri

- sistem promosi - penghargaan ter- hadap prestasi perawat

- kerjasama antara sesa- ma perawat

- rasa saling percaya antar sesama perawat - perasaan bangga men- jadi bagian dari rumah sakit

- komitmen perawat

Lanjutan Tabel 3.3

Variabel Definisi Variabel

Dimensi Indikator Skala

Ukuran

- sesuai dengan pendi- dikan

- sesuai dengan kete- rampilan

- sesuai dengan kemam- puan

- sesuai dengan waktu kerja

- jasa medis yang cukup memuaskan

- berdasarkan prestasi kerja

- aspek keadilan - pengarahan kepada bawahan

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama dan Kedua
Tabel 3.1.  Jumlah Perawat Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar
Tabel 3.2. Pengambilan Sampel Penelitian  Berdasarkan Ruangan Rawat Inap
Tabel 3.3. Operasionalisasi Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Variabel yang paling berhubungan dengan kinerja perawat pelaksana adalah budaya organisasi artinya perawat pelaksana yang memiliki budaya organisasi mempunyai

Dari hasil uji statistic dengan menggunakan uji chi square dan α= 0,05 diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja

Indeks Kepuasan Masyarakat Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Terhadap Pelayanan Puskesmas Banyuurip Kabupaten Purworejo.. Program Studi Ilmu Administrasi

Bertitik tolak dari pentingnya kepuasan kerja dalam kaitannya dengan iklim organisasi, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis pengaruh

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Kepuasan Kerja berpengaruh signifikan dalam menjembatani Iklim Organisasi terhadap Kinerja Karyawan ini dibuktikan dengan nilai

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama diperoleh hasil yang menyatakan bahwa karakteristik individu berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian

Hasil pengujian menunjukkan bahwa 1 secara parsial variabel iklim organisasi kepemimpinan dan kepuasan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja PNS pada Badan Kepegawaian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik individu dengan kinerja perawat di ruang rawat inap penyakit dalam RSUD Datoe Binangkang