Tesis Magister
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU HAMIL
TERHADAP KEHAMILAN RISIKO TINGGI
DI RSUP. H. ADAM MALIK
MEDAN
OLEH :
TIGOR P. HASUGIAN
PEMBIMBING :
1. Dr. RUSLI P. BARUS, Sp.OG.K
2. Dr. YUSUF SURBAKTI, Sp.OG.K
PENYANGGAH :
1. Dr. HERBERT SIHITE, Sp.OG.K
2. Dr. M. RHIZA TALA, Sp.OG.K
3. Prof. Dr. M. FAUZIE SAHIL, Sp.OG.K
DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RSUP.H.ADAM MALIK
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih
Lagi Maha Penyayang, Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat karunia-Nya
penulisan tesis ini dapat diselesaikan.
Tesis ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh keahlian dalam bidang Obstetri dan Ginekologi.
Sebagai manusia biasa, saya menyadari bahwa tesis ini banyak
kekurangannya dan masih jauh dari sempurna, namun demikian besar
harapan saya kiranya tulisan sederhana ini dapat bermanfaat dalam
menambah perbendaharaan bacaan khususnya tentang :
” PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU HAMIL TERHADAP KEHAMILAN RESIKO TINGGI DI RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN”
Dengan selesainya laporan penelitian ini, perkenankanlah saya
menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat :
1. Rektor Universitas Sumatera Utara dan Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan kepada
saya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas
Kedokteran USU Medan.
2. Prof. Dr. Delfi Lutan, MSc, SpOG (K), Kepala Departemen Obstetri dan
Ginekologi FK-USU Medan; Dr. M. Fidel Ganis Siregar, SpOG (K),
Sekretaris Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan; Dr. Henry
Salim Siregar, SpOG (K), Ketua Program Studi Dokter Spesialis Obstetri
dan Ginekologi FK-USU Medan, Dr. M. Rhiza Tala, SpOG (K), Sekretaris
Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan;
dan juga Prof. Dr. Djaffar Siddik, SpOG (K), Prof. Dr. Hamonangan
Hutapea, SpOG(K), Prof. DR. dr. M. Thamrin Tanjung, SpOG (K), Prof. Dr.
R. Haryono Roeshadi, SpOG (K), Prof. Dr. T.M. Hanafiah, SpOG (K), Prof.
Dr. Budi R. Hadibroto, SpOG (K), dan Prof. Dr. Daulat H. Sibuea, SpOG
(K), Prof. M. Fauzie Sahil, SpOG(K) yang telah bersama-sama berkenan
menerima saya untuk mengikuti pendidikan spesialis di Departemen
3. Dr. Rusli P. Barus, SpOG (K), dan Dr. Yusuf R. Surbakti, SpOG(K) selaku
pembimbing atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk
melakukan penelitian tentang
” PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU HAMIL TERHADAP KEHAMILAN RESIKO TINGGI DI RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN”
4. Dr. Rusli P. Barus, SpOG (K), dan Dr. Yusuf R. Surbakti, SpOG(K) selaku
pembimbing, Dr. Herbet Sihite, SpOG, Dr. M. Rhiza Tala, SpOG(K), Prof.
M. Fauzie Sahil, SpOG(K) selaku penyanggah , yang penuh dengan
kesabaran telah meluangkan waktu yang sangat berharga untuk
membimbing, memeriksa, dan melengkapi penulisan tesis ini hingga
selesai.
5. Dr. Herbet Sihite, SpOG selaku Bapak Angkat saya selama menjalani
masa pendidikan, yang telah banyak mengayomi, membimbing dan
memberikan nasehat-nasehat yang bermanfaat kepada saya dalam
menghadapi masa-masa sulit selama pendidikan.
6. Direktur RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan kesempatan
dan sarana untuk bekerja sama selama mengikuti pendidikan di
Departemen Obstetri dan Ginekologi.
7. Direktur RSUD dr. Pirngadi Medan dan dr. Rushakim Lubis, SpOG sebagai
Ketua SMF Obgyn RSU dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan
kesempatan dan sarana untuk bekerja sama selama mengikuti pendidikan
di Departemen Obstetri dan Ginekologi.
8. Seluruh Staf Pengajar di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU
Medan, yang secara langsung telah banyak membimbing dan mendidik
saya sejak awal hingga akhir pendidikan.
9. Dan kepada seluruh sejawat PPDS terima kasih banyak atas bantuan,
kerjasama, dan kebersamaan kita selama ini.
Sembah sujud, hormat dan terima kasih yang tidak terhingga saya
sampaikan kepada kedua Orang Tua Saya yang terkasih, J.Hasugian (alm)
dan T br Situmorang, yang telah membesarkan, membimbing, mendoakan,
serta mendidik saya dengan penuh kasih sayang dari masa kanak-kanak
Mertua saya A. Napitupulu, MBA dan P br Simanungkalit saya ucapkan
terima kasih atas dukungan dan doa yang diberikan kepada saya.
Kepada istri saya tercinta Drg. Meli Novriyanti dan anak-anakku tersayang
Putri Ivana Hasugian, Juan Patrick Hasugian dan Mikhael Salomo Hasugian
saya ucapkan terima kasih yang tak terhingga atas waktu dan kasih
sayangnya yang telah banyak mendukung selama pendidikan, walaupun
waktu selalu terasa kurang untuk kalian.
Kepada saudara/i saya, Gokma Ch. R. Hasugian,SE,Ak, Bontor P.
Hasugian,ST, Riris LM Hasugian serta saudara-saudara ipar saya, Doharman
Simangunsong, SE,Ak, Lita Manurung, drs. Presto Sianturi. Joshua
Silaban/Novaria, Fransman,ST/Nora, Andri Napitupulu,ST/YM Siregar, David
Napitupulu,SE/Fanny Samosir . Akhirnya kepada seluruh keluarga handai
tolan yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu, baik secara
langsung maupun tidak langsung, yang telah banyak memberikan bantuan,
baik moril maupun materil, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Semoga Allah yang Maha Baik senantiasa memberikan berkah-Nya kepada
kita semua.
Medan, April 2012
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN……….. 1
1.1 Latar Belakang ………. 1
1.2 Perumusan Masalah ……….4
1.3 Tujuan Penelitian ……….… 4
1.4 Manfaat Penelitian ………... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………...…… 6
2.1 KEHAMILAN RESIKO TINGGI ...………. 6
2.1.1 Definisi ... ……….... 6
2.1.2 Frekuensi .... ………... 6
2.1.3 Menentukan Kehamilan Resiko Tinggi .………. 6
2.1.4 Faktor Risiko ... 8
2.2 PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU ……….... 9
2.2.1 Pengetahuan ……….……… 9
2.2.2 Sikap ...……….……….11
2.2.3 Perilaku ...………...13
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ………...……….... 17
3.1 Rancangan Penelitian ………. 17
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ……….17
3.3 Populasi Penelitian ………17
3.4 Sampel Penelitian …..………...17
3.5 Kriteria Sampel ………. 18
3.5.2 Kriteria Eksklusi ………. ……. 19
3.6 Cara Kerja ...………. 19
3.7 Kerangka Penelitian ...……… 19
3.8 Analisa Data ……...……….. 20
3.9 Batasan Operasional ……….……….. 20
3.10 Etika Penelitian ... 22
BAB 4 HASIL PENELITIAN . ………. 23
BAB 5 PEMBAHASAN………. 29
5.1 Karakteristik Responden ... 29
5.2 Pengetahuan Responden tentang Kehamilan Resiko Tinggi ... 29
5.3 Sikap Responden tentang kehamilan resiko tinggi ... 30
5.4 Prilaku Responden tentang kehamilan resiko tinggi ... 30
5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Dan Pengetahuan Tentang Kehamilan Resiko Tinggi ... 30
5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Dan Sikap Tentang Kehamilan Resiko Tinggi ... 31
5.7 Hubungan Antara Peengetahuan, Sikap Dan Prilaku Responden Tentang Kehamilan Resiko Tinggi………. . 31
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 32
6.1 Kesimpulan ... 32
6.2 Saran ... 33
DAFTAR PUSTAKA ... 34
DAFTAR TABEL
TABEL 4.1 Karakteristik Responden ... 23
TABEL 4.2 Pengetahuan Responden tentang Kehamilan resiko tinggi ... 24
TABEL 4.3 Sikap Responden tentang kehamilan resiko tinggi ... 24
TABEL 4.4 Perilaku Responden tentang Kehamilan Resiko Tinggi ... 24
TABEL 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik dan Pengetahuan tentang Kehamilan Resiko Tinggi ……….. 25
TABEL 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik dan Sikap Responden Tentang Kehamilan Resiko Tinggi ……… 26
TABEL 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik dan Perilaku Responden Tentang Kehamilan Resiko Tinggi ………. 27
TABEL 4.8 Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Responden tentang Kehamilan Resiko Tinggi ……….. 28
ABSTRAK
Tujuan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil tentang kehamilan risiko tinggi.
Tempat : Penelitian dilakukan di poliklinik ibu hamil RSUP H. Adam Malik Medan, Rumkit Kesdam Putri Hijau Medan, dan RS Haji Mina Medan. Penelitian dimulai pada bulan Februari 2012 sampai dengan besar sampel terpenuhi.
Rancangan : “cross sectional” dengan suatu penelitian survey deskriptif .
Metode : Subyek penelitian adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di poliklinik ibu hamil di RSUP H. Adam Malik Medan, Rumkit Kesdam Putri Hijau Medan, RS Haji Mina Medan dan memenuhi kriteria penelitian. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang didalamnya memuat beberapa kelompok pertanyaan mengenai : karakteristik responden, pengetahuan, sikap dan tindakan yang berhubungan dengan kehamilan risiko tinggi. Analisa data dilakukan dengan menggunakan program di komputer meliputi pemasukan data dan tabulasi data. Data yang dikumpulkan disajikan dalam bentuk tabel distribusi ferkuensi dan untuk menguji hipotesis digunakan uji chi-square.
Hasil : Dari hasil penelitian didapatkan 86 responden yang memenuhi kriteria penelitian dengan tingkat pengetahuan yang baik pada ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi hanya dijumpai sebanyak 16 responden (18,6%) sedangkan dengan tingkat penegetahuan yang kurang mencapai 33 responden (38,4%). Sikap ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi, yang bersikap kurang hanya 8,1 % sedangkan yang bersikap baik 44,2% dan cukup 47,7%. Perilaku ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi dijumpai sebanyak 57 responden yang sudah mempunyai perilaku baik (66,3%).
Kesimpulan : berdasarkan analisa koefisien korelasi, terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi (p= 0,017) dan hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan prilaku ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi (p=0,022) serta hubungan yang bermakna antara sikap, prilaku ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi (p=0,043).
ABSTRAK
Tujuan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil tentang kehamilan risiko tinggi.
Tempat : Penelitian dilakukan di poliklinik ibu hamil RSUP H. Adam Malik Medan, Rumkit Kesdam Putri Hijau Medan, dan RS Haji Mina Medan. Penelitian dimulai pada bulan Februari 2012 sampai dengan besar sampel terpenuhi.
Rancangan : “cross sectional” dengan suatu penelitian survey deskriptif .
Metode : Subyek penelitian adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di poliklinik ibu hamil di RSUP H. Adam Malik Medan, Rumkit Kesdam Putri Hijau Medan, RS Haji Mina Medan dan memenuhi kriteria penelitian. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang didalamnya memuat beberapa kelompok pertanyaan mengenai : karakteristik responden, pengetahuan, sikap dan tindakan yang berhubungan dengan kehamilan risiko tinggi. Analisa data dilakukan dengan menggunakan program di komputer meliputi pemasukan data dan tabulasi data. Data yang dikumpulkan disajikan dalam bentuk tabel distribusi ferkuensi dan untuk menguji hipotesis digunakan uji chi-square.
Hasil : Dari hasil penelitian didapatkan 86 responden yang memenuhi kriteria penelitian dengan tingkat pengetahuan yang baik pada ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi hanya dijumpai sebanyak 16 responden (18,6%) sedangkan dengan tingkat penegetahuan yang kurang mencapai 33 responden (38,4%). Sikap ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi, yang bersikap kurang hanya 8,1 % sedangkan yang bersikap baik 44,2% dan cukup 47,7%. Perilaku ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi dijumpai sebanyak 57 responden yang sudah mempunyai perilaku baik (66,3%).
Kesimpulan : berdasarkan analisa koefisien korelasi, terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi (p= 0,017) dan hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan prilaku ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi (p=0,022) serta hubungan yang bermakna antara sikap, prilaku ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi (p=0,043).
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan
oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas.
Oleh karena itu, Kehamilan Risiko Tinggi masih menjadi masalah pelayanan
kesehatan khususnya dalam bidang obstetri oleh karena dapat meningkatkan
morbiditas dan mortalitas baik maternal maupun perinatal yang masih tinggi.
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya
bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin yang
dikandungnya selama masa kehamilan, persalinan dan nifas.
Angka kematian ibu yang masih tinggi menunjukkan bahwa kesehatan
reproduksi para ibu masih memprihatinkan. WHO (Nopember 1999)
melaporkan hampir 600.000 ibu hamil dan bersalin meninggal setiap tahun di
seluruh dunia. Peristiwa ini sebagian besar (95%) terjadi di negara-negara
berkembang termasuk Indonesia. Di negara-negara maju angka kematian ibu
pertahun hanya 27 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara-negara
sedang berkembang angka kematian ibu rata-rata dapat mencapai 18 kali
lebih tinggi, yaitu 480 per 100.000 kelahiran hidup. Ini disebabkan karena di Sampai saat ini
kehamilan risiko tinggi masih menjadi ancaman yang besar bagi upaya
meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin dimana saja di seluruh dunia.
Namun pada beberapa negara maju angka intensitas ancaman tersebut kian
negara-negara sedang berkembang, termasuk Indonesia, hampir 85%
persalinan masih ditangani dukun dan bidan yang kurang terlatih. Dalam hal
ini, penanganan yang kurang memadai tersebut dapat mengakibatkan
meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak. Data angka
kematian ibu di Indonesia menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
tahun 2003 adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup. Di RS dr. Pirngadi
Medan, Tobing dalam penelitiannya tahun 1984-1989 menemukan kematian
maternal pada 67,9% kelompok tidak terdaftar. Yang dimaksud dengan
kelompok tidak terdaftar adalah kelompok ibu hamil yang memeriksakan
dirinya kurang dari 4 kali selama kehamilannya. Akibat kurangnya
pemeriksaan antenatal yang dilakukan oleh tenaga medis terlatih (bidan,
dokter dan dokter ahli) banyak kasus dengan penyulit kehamilan tidak
terdeteksi. Hal ini tentu saja akan menyebakan terjadinya komplikasi yang
lebih besar dalam perjalanan kehamilan dan persalinannya sehingga pada
akhirnya akan mengakibatkan morbiditas dan mortalitas yang lebih besar pada
ibu dan janin.
Menurut World Health Organization (WHO) Antenatal care untuk mendeteksi
dini terjadinya risiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat
menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Idealnya bila
tiap wanita hamil mau memeriksakan kehamilannya, yang bertujuan untuk
mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada
kehamilan tersebut cepat diketahui, dan segera dapat diatasi sebelum
berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan
Dalam upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir, oleh
pemerintah telah dikembangkan fasilitas kesehatan yang berjenjang, mulai
dari masyarakat pedesaan dengan bidan di desa dan Posyandu, Polindes dan
KPKIA (kelompok peminat KIA) untuk ibu hamil, nifas, menyusui dan Keluarga
Berencana, di tiap kecamatan dengan satu atau dua Puskesmas dengan
dokter dan bidannya, serta di kabupaten dengan Rumah Sakit dan Dokter
Spesialisnya.
Faktor pelayanan kesehatan yang cukup berpengaruh dalam hal ini antara lain
adalah kurangnya kemudahan untuk pelayanan kesehatan maternal, asuhan
medik yang kurang baik serta kurangnya tenaga dan obat-obatan yang
tersedia. Sedangkan faktor sosial ekonomi yang sangat berpengaruh adalah
kemiskinan, ketidaktahuan, kebodohan dan rendahnya status wanita.
Apabila seorang ibu hamil memiliki pengetahuan yang lebih tentang risiko
tinggi kehamilan maka kemungkinan besar ibu akan berpikir untuk
menentukan sikap, dan berperilaku untuk mencegah, menghindari atau
mengatasi masalah risiko kehamilan tersebut. Dan ibu memiliki kesadaran
untuk melakukan kunjungan antenatal untuk memeriksakan kehamilannya,
sehingga apabila terjadi risiko pada masa kehamilan tersebut dapat ditangani
secara dini dan tepat oleh tenaga kesehatan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana seorang ibu
hamil mengetahui upaya pengawasan dan dimulai dari pemahaman ibu hamil
tersebut terhadap suatu kehamilan risiko tinggi. Dengan mengetahui tingkat
pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil terhadap kehamilan risiko tinggi
peningkatan kesejahteraaan ibu hamil dan janin dalam rangka menurunkan
angka kematian ibu yang cukup tinggi di Indonesia.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut: Apakah ada hubungan antara
pengetahuan dengan sikap, pengetahuan dengan perilaku, sikap dengan
perilaku tentang kehamilan risiko tinggi?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 TUJUAN UMUM
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan
perilaku ibu hamil tentang kehamilan risiko tinggi.
1.3.2 TUJUAN KHUSUS
1. Mengetahui karakteristik ibu hamil yang berkunjung ke poli ibu hamil
meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan.
2. Mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan sikap, pengetahuan
dengan perilaku, sikap dengan perilaku tentang kehamilan risiko tinggi.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat menjadi informasi bagi masyarakat
terutama ibu hamil untuk menambah pengetahuan tentang kehamilan risiko
tinggi dimana hal ini mempunyai peranan dalam menentukan keputusan
dan tindakan ini berpengaruh terhadap kesakitan dan kesehatan, kehidupan
dan kematian ibu dan bayinya sehingga dapat dilakukan upaya untuk
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. KEHAMILAN RISIKO TINGGI
2.1.1 Defenisi
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya
bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin yang
dikandungnya selama kehamilan, persalinan ataupun nifas bila dibandingkan
dengan kehamilan, persalinan dan nifas normal.
2.1.2 Frekuensi
Frekuensi kehamilan risiko tinggi yang dilaporkan oleh beberapa peneliti
berbeda-beda, tergantung dari cara penilaian faktor yang dimasukkan dalam
kehamilan risiko tinggi. Rochjati (1977) dari RS dr. Sutomo Surabaya
melaporkan frekuensi kehamilan risiko tinggi 30,8%. Daely (1979) dari RS dr.
Pirngadi Medan melaporkan frekuensi kehamilan risiko tinggi 69,7% dengan
kriteria tersendiri yaitu dari jumlah kasus-kasus persalinan sebagai penyebut.
Tingginya angka kehamilan risiko tinggi di RS dr. Pirngadi Medan mungkin
karena banyaknya kasus patologi yang dirujuk setelah ditangani di luar dan
setelah terjadi komplikasi.
2.1.3 Menentukan Kehamilan Risiko Tinggi
Cara penentuan KRT dapat dengan memakai kriteria dan juga dikelompokkan
dari berbagai institut berbeda, namun dengan tujuan yang sama mencoba
mengelompokkan kasus-kasus risiko tinggi.
Rochyati, dkk mengemukakan kriteria KRT adalah: primimuda, primitua, umur
35 tahun atau lebih, tinggi badan kurang dari 145 cm,grandemulti, riwayat
persalinan yang buruk, bekas seksio sesaria, pre-eklampsia, hamil serotinus,
perdarahan antepartum, kelainan letak, kelainan medis, dan lain-lain.
Daely (Medan) memakai kriteria kehamilan risiko tinggi terbagi berdasarkan:
a. Komplikasi Obstetrik :
• Umur (≤19 tahun atau > 35 tahun)
• Paritas (primigravida atau para lebih dari 6)
• Riwayat kehamilan yang lalu :
- ≥ 2 kali abortus
- ≥ 2 kali partus prematur
- Kematian janin dalam kandungan atau kematian perinatal
- Perdarahan paska persalinan
- Pre-eklampsi dan eklampsi
- Kehamilan mola
- Pernah ditolong secara obstetri operatif
- Pernah operasi ginekologik
- Pernah inersia uteri
• Disproporsi sefalo pelvik, perdarahan antepartum, pre-eklampsi dan
eklampsi, kehamilan ganda, hidramnion, kelainan letak pada hamil tua,
inkompetensi serviks, postmaturitas, hamil dengan tumor (mioma atau
kista ovarii), uji serologis lues positif.
b. Komplikasi medis
• Anemia, hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus, obesitas,
penyakit saluran kencing, penyakit hati, penyakit paru dan
penyakit-penyakit lain dalam kehamilan.
2.1.4 Faktor Risiko
Faktor risiko merupakan situasi dan kondisi serta keadaan umum ibu selama
kehamilan, persalinan dan nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan
dan jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya. Keadaan dan kondisi tersebut
bisa digolongkan sebagai faktor medis dan non medis.
Faktor non medis antara lain adalah kemiskinan, ketidak tahuan, adat, tradisi,
kepercayaan, dan lain-lain. Hal ini banyak terjadi terutama pada negara
berkembang, yang berdasarkan penelitian ternyata sangat mempengaruhi
morbiditas dan mortalitas. Dimasukkan pula dalam faktor non medis adalah
sosial ekonomi rendah, kebersihan lingkungan, kesadaran memeriksakan
kehamilan secara teratur, fasilitas dan sarana kesehatan yang serba
kekurangan.
Faktor medis antara lain adalah penyakit-penyakit ibu dan janin, kelainan
obstetri, gangguan plasenta, gangguan tali pusat, komplikasi persalinan,
Menurut Backett faktor risiko itu bisa bersifat biologis, genetika, lingkungan
atau psikososial. Namun dalam kesehatan reproduksi kita dapat membaginya
secara lebih spesifik, yaitu:
1. Faktor demografi: umur, paritas dan tinggi badan
2. Faktor medis biologis: underlying disease, seperti penyakit jantung dan
malaria.
3. Faktor riwayat obstetri: abortus habitualis, SC, dan lain-lain.
4. Faktor lingkungan: polusi udara, kelangkaan air bersih, penyakit
endemis, dan lain-lain.
5. Faktor sosioekonomi budaya : pendidikan, penghasilan.
Seharusnya faktor risiko dikenali oleh ibu hamil serta keluarga sehingga
ibu-ibu dengan kehamilan risiko tinggi mendapat pertolongan yang semestinya.
2.2 PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU
2.2.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui pancaindera manusia. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan hal yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang. Dalam hal ini yang dimaksud
adalah pengetahuan yang berkenaan dengan kehamilan risiko tinggi.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu:
1) Tahu (know) hal ini diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh
bahan dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu
tahu ini merupakan tempat pengetahuan yang paling rendah.
2) Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (aplication) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
sebenarnya.
4) Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam
suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu dengan yang
lain.
5) Sintesis (synthesis), menunjukkan kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru.
6) Evaluasi (evaluation), hal ini berkaitan dengan kemampuan melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi/objek.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
atau responden.
Aspek-aspek pengetahuan tentang kehamilan risiko tinggi yang dinilai meliputi
:
1. Pengertian tentang kehamilan risiko tinggi
3. Faktor yang berpengaruh pada kehamilan risiko tinggi.
4. Tanda-tanda kehamilan risiko tinggi
5. Tujuan pengawasan kehamilan.
6. Pengaruh kehamilan risiko tinggi pada kesehatan ibu dan janin.
7. Keluhan yang mengarah pada kehamilan risiko tinggi.
8. Hal-hal yang bisa membahayakan kesehatan ibu dan janin saat
kehamilan, melahirkan dan nifas.
Pengetahuan dinilai berdasarkan total skoring dari nilai yang diberikan pada
setiap pertanyaan. Kemudian total skoring diklasifikasikan dalam tingkat
pengetahuan: kurang, cukup, baik.
2.2.2 Sikap
Merupakan reaksi/respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
stimulus/objek. Manifestasi sikap ini tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.
Newcomb, seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap merupakan
kesiapan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.
Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan
predisposisi tindakan suatu perilaku.
Allport menjelaskan bahwa sikap ini mempunyai 3 komponen pokok:
kepercayaan/keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek. Kehidupan
emosionil atau evaluasi terhadap suatu objek. Kecenderungan untuk bertindak
yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan,
pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan yang penting.
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan
yaitu:
1. Menerima (receiving) diartikan bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
2. Merespon (responding), memberi jawaban bila ditanya, mengerjakan
dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari
sikap.
3. Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan sesuatu masalah.
4. Bertanggung jawab (responsible), bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan
responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan
dengan pernyataan-pernyataan hipotesis.
Aspek-aspek sikap yang dinilai pada kehamilan risiko tinggi meliputi:
1. Manfaat pemeriksaan kehamilan yang teratur.
2. Bahaya kehamilan usia muda dan usia tua.
3. Peranan KB dalam mencegah kehamilan risiko tinggi.
4. Penyuluhan kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil
5. Keterlambatan mencari pertolongan.
7. Pentingnya penyuluhan kehamilan risiko tinggi pada saat pranikah.
2.2.3 PERILAKU
Yang dimaksud dengan perilaku adalah suatu tindakan atau aktifitas manusia
itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain berjalan,
berbicara, menangis dan lain-lain. Dari uraian diatas maka yang disebut
perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat
diamati langsung maupun yang tidak diamati pihak luar. Skinner seorang ahli
psikologi, merumuskan bahwa perilaku adalah merupakan respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulus, membedakan ada 2 tipe respon:
1) Responden respons (reflexive) adalah respon yang ditimbulkan oleh
rangsangan tertentu.
2) Operant respons (instrumental repons) yakn respon yang timbul dan
berkembang yang kemudian diikuti oleh stimulus tertentu.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini maka perilaku dibedakan
menjadi:
1) Perilaku tertutup (covert behavior)
Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada
perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi
pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati
secara jelas oleh orang lain. Misalnya seorang ibu hamil tahu
pentingnya periksa kehamilan.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan
atau praktek, yang dengan mudah dapat dilihat atau diamati orang lain.
Misal seorang ibu memeriksakan kehamilannya secara teratur.
Berdasarkan batasan perilaku dari Skinner tersebut maka perilaku kesehatan
adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan
dengan sakit/penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman
serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan
menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance)
Adalah perilaku atau usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga
kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana
sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan terdiri dari 3
aspek yaitu :
a) Perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan bila sakit serta
pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.
b) Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam
keadaan sehat.
c) Perilaku gizi, dimana makanan dan minuman dapat
mempengaruhi kesehatan seseorang.
2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan
kesehatan atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (health
seeking behavior). Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan
3. Perilaku kesehatan lingkungan adalah bagaimana seseorang merespon
lingkungan baik fisik maupun sosial budaya dan sebagainya, sehingga
lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya.
Proses adopsi perilaku, dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat bertahan lama daripada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Rogers (1974)
mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam
diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yaitu :
1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui stimulus/objek terlebih dahulu.
2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
3. Evaluation, menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya.
4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5. Adoption, kemudian orang mulai mencoba berperilaku baru sesuai
dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa
perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap diatas.
Cara mengukur indikator perilaku atau memperoleh data atau informasi
tentang indikator perilaku dapat dilakukan melalui pengamatan (observasi) dan
dapat pula melalui wawancara lewat rangkaian pertanyaan.
Aspek-aspek perilaku yang dinilai tentang kehamilan risiko tinggi meliputi:
1. Informasi tentang kehamilan risiko tinggi
3. Kehamilan yang direncanakan.
4. ANC selama hamil.
5. Tindakan terhadap kehamilan risiko tinggi.
6. Rujukan pasien dengan kehamilan risiko tinggi.
7. Tindakan yang dilakukan berkaitan dengan anjuran petugas kesehatan.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan suatu penelitian survey deskriptif dengan rancangan
cross sectional.
3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian dilakukan di poliklinik ibu hamil RSUP H. Adam Malik Medan,
Rumkit Kesdam Putri Hijau Medan, dan RS Haji Mina Medan. Penelitian akan
dimulai pada bulan Februari 2012 sampai dengan besar sampel terpenuhi.
3.3 POPULASI PENELITIAN
Populasi penelitian adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di
poliklinik ibu hamil di RSUP H. Adam Malik Medan, Rumkit Kesdam Putri Hijau
Medan, RS Haji Mina Medan dan memenuhi kriteria penelitian.
3.4 SAMPEL PENELITIAN
Besar sampel pada penelitian ini dihitung dengan rumus :
(
)
2 2
2 / 5 , 0
d
pq
Dimana :
Z2
Nilai α = 0,05 Z = 1,96
(0,5 – α / 2) = nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya tergantung
nilai α yang ditentukan
P = Proporsi kehamilan ibu yang berisiko tinggi
Berdasarkan jumlah kunjungan ANC selama periode
Januari – Desember 2011 di PIH RSUP H. Adam Malik
Medan sebanyak 1629 kunjungan pasien, dan dijumpai
kasus KRT 241 kunjungan pasien, maka proporsi
kehamilan risiko tinggi 14,79%
Nilai α q = 1 – p 1 – 0,1479 = 0,8520
d = tingkat ketepatan 0,075
( ) (
) (
)
(
)
orangn 86,05 86
075 , 0
8520 , 0 1479 , 0 96 , 1
2 2
≈ =
≥
3.5 KRITERIA SAMPEL
3.5.1 KRITERIA INKLUSI
a. Pasien yang memeriksakan kehamilannya di RSUP. H. Adam Malik,
Rumkit Kesdam Putri Hijau, dan RS Haji Mina.
b. Pendidikan minimal SMP atau sederajat
c. Menyetujui mengikuti penelitian dengan menandatangani informed
3.5.2 KRITERIA EKSKLUSI
Tidak bersedia ikut dalam penelitian
3.6 CARA KERJA
Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang
didalamnya memuat beberapa kelompok pertanyaan mengenai: karakteristik
responden, pengetahuan, sikap dan prilaku yang berhubungan dengan
kehamilan risiko tinggi. Kuesioner diisi oleh responden setelah diberi
penjelasan tentang cara pengisian kuesioner dengan jelas.
3.7 KERANGKA PENELITIAN
Peserta ibu hamil yang datang berkunjung ke poli ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi
Dilakukan pendataan, wawancara, peserta penelitian.
Dilakukan analisa data terhadap hasil anamnese dengan pengisian
3.8 ANALISA DATA
Analisa data dilakukan dengan menggunakan program di komputer meliputi
pemasukan data dan tabulasi data. Data yang dikumpulkan disajikan dalam
bentuk tabel distribusi ferkuensi dan untuk menguji hipotesis digunakan uji
chi-square.
3.9 BATASAN OPERASIONAL
• Usia adalahlama hidup sejak lahir dinyatakan dengan tahun
• Pendidikan adalah jenjang pengajaran yang dipelajari atau sedang
dicapai oleh responden melalui pendidikan formal.
• Kehamilan Risiko Tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan
terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu
maupun janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, persalinan
ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan, persalinan dan
nifas normal.
• Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berhubungan
dengan kehamilan risiko tinggi, yang berhubungan dengan banyaknya
informasi yang dimiliki. Tingkat pengetahuan responden terhadap
kehamilan risiko tinggi dinilai berdasarkan jawaban kuesioner
penelitian, dan penilaian berdasarkan skoring yang diberikan. Untuk
setiap jawaban yang benar diberikan nilai 1, sedangkan setiap jawaban
yang salah diberikan nilai 0.
Tingkat pengetahuan :
Cukup : jika jumlah nilai 60% - 80% jumlah nilai
keseluruhan
Baik : jika jumlah nilai > 80% jumlah nilai keseluruhan
• Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk menunjukkan perasaan,
keyakinan dan perilaku yang menetap, yang ditunjukkan terhadap orang
konsep, objek, dan pendapat tertentu. Pengukuran sikap dengan
menggunakan skala Likert, setuju diberikan nilai 2, tidak setuju
diberikan nilai 1, dan tidak tahu diberikan nilai 0.
Tingkat Sikap :
Kurang : jika jumlah nilai < 60% jumlah nilai keseluruhan
Cukup : jika jumlah nilai 60% - 80% jumlah nilai keseluruhan
Baik : jika jumlah nilai > 80% jumlah nilai keseluruhan.
• Perilaku/tindakan adalah kegiatan atau aktifitas manusia baik dapat
diamati secara langsung ataupun tidak langsung. Tingkat perilaku
responden terhadap kehamilan risiko tinggi dinilai berdasarkan jawaban
kuesioner penelitian, dan penilaian berdasarkan skoring yang diberikan.
Untuk jawaban a diberikan nilai 2, jawaban b diberikan nilai 1
sedangkan jawaban c diberi nilai 0.
Tingkat Perilaku :
Kurang : jika jumlah nilai < 60% jumlah nilai keseluruhan
Cukup : jika jumlah nilai 60% - 80% jumlah nilai keseluruhan
3.10 Etika Penelitian
Setiap peserta penelitian yang memenuhi kriteria penerimaan akan diberikan
penjelasan mengenai tujuan penelitian dan cara penelitian yang dijalankan
pada penelitian ini. Penelitian dilakukan setelah mendapat persetujuan
sukarela dari masing-masing peserta dengan menandatangani formulir
pernyataan persetujuan penelitian tanpa paksaan. Setiap peserta penelitian
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dari hasil penelitian diperoleh 86 responden yang memenuhi kriteria
penerimaan. Hasil penelitian disusun menurut distribusi karateristik responden
[image:33.595.102.534.219.671.2]dan kemudian disajikan dalam bentuk tabel.
TABEL 4.1.Karateristik Responden
Karateristik Responden Jumlah % Umur
< 20 tahun
20-24 tahun
25-29 tahun
30-34 tahun ≥ 35 tahun
Pendidikan
SMP
SMA
Sarjana
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga
Petani
Karyawan Swasta
PNS
Lainnya
Tempat Tinggal Dari RS
Dekat dgn fasilitas kesehatan
Jauh dari fasilitas kesehatan
Harus melewati pegunungan
0 5 23 26 32 39 34 13 6 8 23 5 44 54 27 5 0 5,8 26,7 30,2 37,2 45,3 39,5 15,1 7 9,3 26,7 5,8 51,2 62,8 31,4 5,8
Pada tabel 4.1 memperlihatkan karateristik responden terbanyak adalah usia
responden ≥ 35 tahun sebanyak 32 responden ( 37,2 % ), pendidikan SMP
sebanyak 34 ( 39,5 % ) responden dan SMA sebanyak 39 responden (45,3
%), pekerjaan lainnya 50 responden ( 58,1 % ), tempat tinggal dekat dengan
TABEL 4.2.Pengetahuan Responden Tentang Kehamilan Resiko Tinggi Tingkat Pengetahuan Jumlah %
Kurang Cukup Baik Jumlah 33 37 16 86 38,4 43,0 18,6 100
Pada tabel 4.2 memperlihatkan bahwa pengetahuan responden tenteng
kehamilan risiko tinggi adalah baik sebanyak 16 responden ( 18,6 % ) dan
[image:34.595.108.532.298.426.2]pengetahuan cukup sebanyak 37 responden ( 43,0 % ).
TABEL 4.3.Sikap Responden Tentang Kehamilan Resiko Tinggi Sikap Responden Jumlah %
Kurang Cukup Baik Jumlah 7 41 38 86 8,1 47,7 44,2 100
Tabel 4.3 memperlihatkan sikap responden terhadap kehamilan resiko tinggi
yang terbanyak adalah sikap cukup sebanyak 41 responden ( 47,7 % ), sikap
baik sebanyak 38 responden ( 44,2 % ), dan sikap negatif sebanyak 7
[image:34.595.104.534.545.677.2]responden ( 8,1 % ).
TABEL 4.4.Perilaku Responden Tentang Kehamilan Resiko Tinggi Perilaku Responden Jumlah %
Kurang Cukup Baik Jumlah 2 27 57 86 2,3 31,4 66,3 100
Tabel 4.4 memperlihatkan perilaku responden terhadap kehamilan resiko
sebanyak 27 responden ( 31,4 % ), dan kurang sebanyak 2 responden( 2,3
[image:35.595.101.532.142.541.2]%).
TABEL 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik dan Pengetahuan Tentang Kehamilan Resiko Tinggi
Variabel Bebas Pengetahuan Jumlah Kurang ( % ) Cukup (%) Baik (%)
Umur
< 20 tahun 20 – 24 tahun 25 – 29 tahun 30 – 34 tahun ≥ 35 tahun
Pendidikan
SMP SMA Sarjana
Pekerjaan
Ibu Rmh Tangga Petani Karyawan Swasta PNS Lainnya Tempat Tinggal Dari RS
Dekat faslts kshtn Jauh faslts kshtn Melewati gunung
0 ( 0 ) 3 ( 60 ) 12 ( 52,2 )
6 ( 23,1 ) 12 (52,2 )
18( 46,2) 10 ( 29,4 )
5 ( 38,5)
3 ( 50 ) 3 ( 37,5 )
4 (17,4 ) 4 ( 80 ) 19 ( 43,2 )
22 (40,7) 11 (40,7 )
0 (0)
0 ( 0 ) 1 (20) 7( 30,4 ) 14 ( 53,8 ) 15 ( 46,9 )
14 ( 35,9 ) 19 ( 55,9 ) 4 ( 30,8 )
2 ( 33,3 ) 3 ( 37,5 ) 16 ( 69,6 )
1 ( 20) 15 ( 34,1 )
21(38,9) 13 (48,1)
3 (60)
0 ( 0 ) 1 (20) 4 ( 17,4 ) 6 ( 23,1 ) 5 ( 15,6 )
7 ( 17,9 ) 5 ( 14,7 ) 4 ( 30,8 )
1 ( 16,7 ) 2 ( 25 ) 3 ( 13 ) 0 ( 0 ) 10 ( 62,5 )
11 (20,4) 3 (11,1) 2 (40) 0 5 23 26 32 39 34 13 6 8 23 5 44 54 27 5
TABEL 4.6.Distribusi Responden Berdasarkan Karateristik dan Sikap Responden Tentang Kehamilan Resiko Tinggi
Variabel Bebas Sikap Jumlah
Kurang ( % ) Cukup (%) Baik (%) Umur
< 20 tahun 20 – 24 tahun 25 – 29 tahun 30 – 34 tahun ≥ 35 tahun
Pendidikan
SMP SMA Sarjana
Pekerjaan
Ibu Rmh Tangga Petani Karyawan Swasta PNS Lainnya Tempat Tinggal Dari RS
Dekat faslts kshtn Jauh faslts kshtn Melewati pegunungan 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 7 (21,9) 5(12,8) 2 (5,9) 0 (0) 0 (0) 2 (25) 0 (0) 0 (0) 5 (10) 4 (7,4) 3 (11,1) 0 (0) 0 (0) 3 (60) 14 (60,9) 9 (39,1) 15 (46,9) 14 (35,9) 18 (52,9) 9 (69,2)
1 ( 16,7) 2 (25) 12 (52,2) 5 (100) 22 (44) 26 (48,1) 13 (48,1) 2 (40) 0 (0) 2 (40) 9 (39,1) 17 (65,4) 10 (31,4) 20 (51,3) 14 (41,2) 4 (30,8) 5 (83,3) 4 (50) 11 (47,8) 0 (0) 23 (46) 24 (44,4) 11 (40,7) 3 (44,2) 0 5 23 26 32 39 34 13 6 8 23 5 50 54 27 5
TABEL 4.7.Distribusi Responden Berdasarkan Karateristik dan Perilaku Responden Tentang Kehamilan Resiko Tinggi
Variabel Bebas Perilaku Jumlah Kurang ( % ) Cukup (%) Baik (%)
Umur < 20 tahun 20 – 24 tahun 25 – 29 tahun 30 – 34 tahun ≥ 35 tahun
Pendidikan
SMP SMA Sarjana
Pekerjaan
Ibu Rmh Tangga Petani Karyawan Swasta PNS Lainnya Tempat Tinggal Dari RS
Dekat faslts kshtn Jauh faslts kshtn Melewati pegunungan 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 2 (6,3) 0 (0) 2 (5,9) 0 (0) 0 (0) 2 (25) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 2 (3,7) 0 ( 0 )
0 (0) 0 (0) 2 (40) 0 (0) 14 (53,8) 11 (34,4)
8 ( 20,5 ) 17 ( 50 ) 2 ( 15,4 )
0 (0) 0 (0) 9 ( 39,1 )
1 ( 20 ) 17 (34)
14 ( 25,9) 12 ( 44,4 )
1 (20)
(0) 3 (60) 23 ( 100 ) 12 ( 46,2 ) 24 ( 59,4 )
31 ( 79,5 ) 15 ( 44,1 ) 11 ( 84,6 )
6 (100) 6 ( 75 ) 14 ( 60,9 )
4 ( 80 ) 27 ( 61,4 )
38 (70,4) 15 (55,6) 4 (80) 0 5 23 26 32 39 34 13 6 8 23 5 44 54 27 5
Hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku dianalisis berdasarkan uji analisis statistik dengan Pearson Chi-Square.
TABEL 4.8.Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Responden tentang Kehamilan Resiko Tinggi
Sikap Pengetahuan Jumlah
Kurang ( % ) Cukup (%) Baik (%)
Kurang Cukup Baik Jumlah 5 (71,4) 21 (51,2) 7 (18,4) 33 (38,4) 0 (0) 14 (34,1) 23 (60,5) 37(43) 2 (28,6) 6 (14,6) 8 (21,1) 16 (18,6) 7 41 38 86
Dengan uji analisis statistik pearson chi square diperoleh nilai p < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap responden terhadap kehamilan resiko tinggi.
TABEL 4.9. Hubungan antara Pengetahuan Dan Prilaku Responden tentang Kehamilan Resiko Tinggi
Prilaku Pengetahuan Jumlah Kurang ( % ) Cukup (%) Baik (%)
Kurang Cukup Baik Jumlah 0 (0) 6 (22,2) 27 (47,4) 33 (38,4) 0 (0) 17 (63) 20 (35,1) 37 (43) 2 (100) 4 (14,8) 10 (17,5) 16 (18,6) 2 27 57 86
Pada tabel 4.9 setelah dilakukan uji statistik dengan pearson chi square
[image:38.595.99.535.381.574.2]BAB V PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden
Dari hasil penelitian sejak Februari 2012 dan Maret 2012 didapatkan 86
responden yang memenuhi kriteria penelitian. Berdasarkan karakteristik
responden dari kelompok umur terbanyak adalah kelompok usia > 35 tahun
sebanyak 32 responden (37,2 %). Bila ditinjau dari tingkat pendidikan
responden, tingkat pendidikan SMP terbanyak sebanyak 39 responden (45,3
%). Dalam penelitian ini kami dapatkan perbedaan antara tingkat pendidikan
dan tingkat pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi. Hal ini nampak dari
hasil penelitian pada tingkat pendidikan SMP dengan pengetahuan kurang
sebanyak 18 responden (46,2 %) tingkat pendidikan SMA dengan
pengetahuan kurang sebanyak 10 responden (29,4%) dan pada tingkat
pendidikan perguruan tinggi dengan pengetahuan kurang sebanyak 5
responden (38,5%).
Beberapa pendapat mengatakan bahwa tingkat pendidikan responden
dapat berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap dan prilaku seseorang.
Dengan semakin tingginya pendidikan diharapkan memiliki wawasan
pemikiran yang lebih luas pula dan pendapat ini juga terjadi sesuai dengan
hasil penelitian yang kami dapatkan walaupun demikian faktor eksternal dan
tetap berpengaruh.
Berdasarkan tempat tinggal responden dijumpai sebaran data
terbanyak bertempat tinggal dekat rumah sakit sebanyak 54 responden
(62,8%). Jauh/dekatnya tempat tinggal dapat merupakan salah satu unsur
untuk mendapatkan akses informasi tentang kehamilan resiko tinggi. Namun
hal ini bukan merupakan unsur utama. Fasilitas dan pengalaman penting
sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan, sikap dan
prilaku responden terhadap kehamilan resiko tinggi.
5.2. Pengetahuan responden tentang kehamilan resiko tinggi
Pada tingkat pengetahuan responden didapat tingkat pengetahuan
cukup 37 responden (43%) dan tingkat pengetahuan baik sebanyak 16
mencapai 33 responden (38,4%). Dari evaluasi kuesioner pada 86 responden
pada pertanyan tentang hal-hal yang dapat menyebabkan kehamilan resiko
tinggi hanya 6 responden (6,9%) yang dapat menjawab secara benar.
Sedangkan usia sewaktu hamil yang merupakan kehamilan resiko tinggi
sebanyak 32 responden (37,2%) mengetahuinya.
5.3 Sikap Responden tentang kehamilan resiko tinggi
Pada penelitian tentang sikap responden diperoleh sebanyak 38
responden (44,2%) yang bersikap baik artinya menyadari bahwa kehamilan
resiko tinggi dapat mempengaruhi kehamilan. Dan sebanyak 7 responden
(8,1 %) bersikap kuramg terhadap akibat dari kehamilan resiko tinggi.
5.4 Prilaku responden tentang kehamilanm resiko tinggi
Pada penelitian tentang prilaku responden diperoleh sebanyak 57
responden (66,3 %) yang memperlihatkan prilaku baik, sebanyak 49
responden (56,9%) sering mencari informasi tentang kehamilannya sebanyak
50 responden (58,1%) sering bertanya kepada petugas kesehatan tentang
kondisi kehamilannya dan sebanyak 44 responden (51,1%) melakukan kontrol
kehamilan dirumah sakit secara teratur. Sebanyak 5 responden (5,8%)
mengikuti saran dan anjuran dokter.
5.5. Distribusi responden berdasarkan karakteristik dan pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi.
Hubungan karakteristik responden dengan pengetahuan responden
terbanyak mempunyai tingkat pengetahuan baik terbanyak dijumpai pada
kelompok umur 25-29 tahun (23,1 %), SMA (17,9%), pekerjaan lainnya
(62,5%) dan tempat tinggal dekat dengan fasilitas kesehatan (20,4%). Tingkat
pengetahuan kurang adalah pada kelompok umur responden 20-24 dan ≥ 35
tahun masing-masing (52,2%), tingkat pendidikan SMP (46,2%), pekerjaan
lainnya (43,2%) dan tempat tinggal dekat dengan fasilitas kesehatan (40,7%).
Kalau dilihat dari tingkat pendidikan bahwa pengetahuan kurang
terbanyak dijumpai pada tingkat SMP (46,2%) dan semakin berkurang dengan
pada tingkat pendidikan yang semakin tinggi dimana perguruan tinggi hanya
pendidikan perguruan tinggi (30,8%), terlihat bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan maka pengetahuan responden terhadap kehamilan resiko tinggi
semakin baik.
5.6. Distribusi responden berdasarkan karakteristik dan sikap responden tentang kehamilan resiko tinggi.
Hubungan karakteristik responden berdasarkan karakteristik dan sikap
yang mempunyai sikap negatif dijumpai hanya pada kelompok umur ≥ 35
(21,9%), sedangkan menurut tingkat pendidikan terbanyak dijumpai pada SMA
(12,8%), menurut pekerjaan terbanyak pada pekerjaan lainnya (10%), menurut
tempat tinggal terbanyak pada jarak dekat dari fasilitas kesehatan (7,4%).
Responden dengan sikap positif terbanyak dijumpai pada kelompok umur
30-34 tahun (65,4%), tingkat pendidikan SMA (51,3%), pekerjaan Ibu Rumah
Tangga dan tempat timpat tinggal dekat dari fasilitas kesehatan (44,4%).
5.7 Hubungan antara pengetahuan, sikap dan prilaku responden tentang kehamilan resiko tinggi
Dengan uji analisis statistik Pearson Chi-square untuk melihat
hubungan antara pengetahuan sikap dan prilaku responden terhadap
kehamilan resiko tinggi diperoleh hubungan yang bermakna antara
pengetahuan, sikap (p= 0,017), hubungan antara pengetahuan dan prilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan penelitian “Pengetahuan, Sikap, Dan
Prilaku Ibu Hamil Terhadap Kehamilan Resiko Tinggi Di RSUP H. Adam Malik
Medan” dapat disimpulkan:
1. Tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi masih
kurang dimana tingkat pengetahuan baik hanya dijumpai sebanyak 16
responden (18,6%).
2. Sikap ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi, yang bersikap kurang
hanya 8,1 % sedangkan yang bersikap baik 44,2% dan cukup 47,7%.
3. Prilaku ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi sebagian besar
sudah mempunyai prilaku baik (66,3%).
4. Pada analisa koefisien korelasi, terdapat hubungan yang bermakna
antara pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap kehamilan resiko
tinggi (p= 0,017) hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan
prilaku ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi (p=0,022) dan
hubungan yang bermakna antara sikap, prilaku ibu hamil terhadap
6.2 Saran
1. Perlu dilakukan penyuluhan dengan strategi pendekatan resiko
berbasis keluarga dimana ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan
kehamilan diberikan formulir tentang hal-hal yang termasuk kehamilan
resiko tinggi dan peningkatan upaya gerakan pemeriksaan antenatal
yang berkualitas dalam upaya mencari kasus-kasus kehamilan resiko
tinggi.
2. Perlu dilakukan suatu gerakan yang dapat meningkatkan pengawasan
ibu hamil.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada instansi
terkait dalam menurunkan angka kematian ibu, misalnya Dinas
kesehatan dan LSM.
DAFTAR PUSTAKA
1. Roeshadi RH. Gangguan dan penyulit pada masa kehamilan.
Available at
2. Rochjati P. Sistem rujukan dalam pelayanan kesehatan reproduksi Dalam Bunga rampai obstetri dan ginekologi sosial. Martadisoebrata D. dkk. Ed.Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.Jakarta.2005: 258-75.
3. Tobing B. Luaran ibu dan anak pada persalinan terdaftar dan
tidak terdaftar di RSUP H. Adam Malik dan RS. Dr. Pirngadi
Medan.Tesis. Universitas Sumtera Utara. Medan. 1999.
4. Surjaningrat S. Kematian maternal. Dalam: llmu Kebidanan. Edisi
III,Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta, 1999:
22-7.
5. Saifuddin A.B. Upaya Safe Motherhood dalam Buku Acuan
nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Penerbit
JNPKR-POGI dan YBPSP Jakarta . 2002:1-9.
6. Manuaba IBG, Rochjati P, Martaadisoebrata D. Strategi
pendekatan resiko. Dalam: Bunga rampai obstetri dan ginekologi
sosial. Martaadisoebrata D.(Ed.). Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.Jakarta. 2005:243-57.
7. Saifuddin AF. Kesehatan dalam perspektif sosial. Dalam: Bunga
rampai obstetri dan ginekologi sosial. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2005: 21-35.
8. Sadli S.Kesehatan reproduksi perempuan dan hak asasi
manusia. Dalam: Bunga rampai obstetri dan ginekologi sosial.
Martadisoebrata D. dkk. Ed. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.Jakarta.2005: 48-63.
9. Muchtar R. Kasus-kasus resiko tinggi. Dalam: Lutan D. Ed.
Sinopsis obstetri: Obstetri operatif, obstetri sosial. Ed. 2. Jilid 2.
EGC. 1998: 201-06.
10. World Health Organization (WHO). Maternal Mortality in 2000.
Department of Reproductive Health and Research WHO, Geneva
. 2004.
maternal mortality. Institute of Development studies, Brighton.
1996.
12. The white ribbon alliance. Awarneness, mobilization, and action
for safe motherhood: A field guide. 2000. Available at:
13. Praptohardjo U. Mengapa angka kematian ibu di Indonesia
masih tertinggi di Asean. Dibacakan di PIT XVI, Mataram, 2007.
14. Sojonoes A. Audit maternal perinatal. Dalam: Bunga rampai
obstetri dan ginekologi sosial. Martaadisoebrata D. dkk. Ed.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Jakarta.2005:
276-90.
15. Notoatmodjo S. Konsep perilaku dan perilaku kesehatan.
Dalam: Pendidikan dan perilaku kesehatan. Rieneka cipta.
Jakarta. 2003:114-34.
16. Grady GR.,Tanfer K.,Billy JOG., Hanson JL Mens perception of
their roles and responsibilities regarding sex.contraception and
childrearing. Familiy Planning Perspectives, 28,1996: 221-26.
17. Pillai G. Reducing deaths from pregnancy and childbirth Asia.
Available at:
18. Maria Stopes International: Safe motherhood, essential
healthcare and human right. Available at:
19. Urassa E., Massawe., Linmark G., Nystrom L. Operational
factors affecting maternal mortality in Tanzania,
Health Policy and Planning. 12(1). 1997: 50-7. Juntu.
Pengetahuan, sikap dan Perilaku suami tentang kehamilan
resiko tinggi. Tesis. Universitas Samratulangi. Manado. 2006.
20. Pardede MNA. Pengetahuan, dan sikap perilaku suami terhadap
kehamilan resiko tinggi di RSUP. H. Adam Malik dan RSUD. Dr.
Pirngadi Medan. Tesis. Universitas Sumatera Utara. Medan.
2007.
Lampiran I
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Kepada saya telah diberikan penjelasan mengenai prosedur penelitian
“Pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil terhadap kehamilan resiko
tinggi di RSUP H. Adam Malik Medan”
dan saya telah memahaminya.
Maka dengan sadar saya menyatakan bersedia untuk mengikuti penelitian ini.
Medan, ………2012
Yang memberi persetujuan,
Lampiran II
KUESIONER PENELITIAN
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU HAMIL
TERHADAP KEHAMILAN RISIKO TINGGI
DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
No. kuesioner :
Karakteristik responden :
1. Berapa usia ibu sekaranga. < 20 tahun b. 20-24 tahun c. 25-29 tahun d. 30-34 tahun e. ≥ 35 tahun
2. Pendidikan terakhir yang pernah dilalui a. SMP
b. SMA c. Sarjana
3. Pekerjaan ibu sekarang a. Ibu rumah tangga b. Petani
c. Karyawan swasta d. PNS
e. Lain (sebutkan)
4. Dimana tempat tinggal saat ini
(Buat tanda (
√ ) pada tempat jawaban sesuai dengan pendapat ibu
PENGETAHUAN
Benar Salah
1
Umur yang baik untuk merencanakan
kehamilan adalah diatas umur 20 tahun dan
sebelum umur 35 tahun.
2
Jika hamil lebih dari 5x mungkin akan
mempunyai resiko yang besar bagi ibu dan
janinnya
3
Adanya penyakit saat hamil dapat
membahayakan bagi janin dan ibunya
4
Melahirkan di usia remaja (15-19 tahun) lebih
beresiko karena belum siap secara fisik
maupun mental
5
Kalau keguguran lebih dari 2x maka kehamilan
berikutnya harus betul-betul dipersiapkan
6
Jika persalinan sebelumnya operasi cesar
maka persalinan berikutnya tidak harus operasi
juga
7
Kalau ada perdarahan sewaktu hamil maka
harus segera memeriksakan diri ke
bidan/dokter
8
Bayi mati di dalam kandungan bukan karena
diguna gunain orang lain yang tidak suka
kepada kita
9
Kontrol kehamilan sebaiknya paling sedikit 4x
selama kehamilan
10 Kalau diketahui kehamilan kita beresiko tinggi
maka kita harus lebih sering kontrol hamil
dibanding hamil normal
Bagaimana pendapat ibu mengenai pernyataan-pernyataan berikut:
SIKAP
Keterangan:
STJ : Setuju
TSTJ : Tidak setuju
TT :
Tidak tahu
PERNYATAAN
STJ TSTJ TT
1. Sebaiknya hamil pada saat usia ibu > 20
tahun
2. Jika anda termasuk peserta KB maka dapat
mengurangi kehamilan risiko tinggi
3. Pemeriksaan dan perawatan kehamilan
secara teratur pada petugas kesehatan
dapat mengetahui adanya kehamilan risiko
tinggi
4. Kontrol ke bidan/dokter sebaiknya waktu
hamil tua atau jika ada tanda-tanda mau
melahirkan saja
5. Terlambatnya mencari pertolongan sering
disebabkan ketidaktahuan tanda bahaya
kehamilan
6. Pemanfaatan posyandu/puskesmas dapat
membantu untuk mengetahui kehamilan
risiko tinggi.
7. Kontrol ke dokter spesialis hanya untuk
USG mengetahui jenis kelamin bayi
8. Jika kehamilan sebelumnya bermasalah,
misalnya keguguran, darah tinggi atau
persalinan dengan operasi maka kontrol
kehamilan berikutnya harus ke dokter atau
dokter spesialis
9. Kontrol kehamilan di bidan tua lebih bagus
daripada kontrol ke dokter spesialis yang
masih muda
1. Apakah ibu sering melakukan pemeriksaan kehamilan?
PERILAKU
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Cukup sekali saja
2. Apakah ibu pernah mencari informasi tentang kodisi
kehamilan sekarang?
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
3. Saat pemeriksaan kehamilan, apakah ibu aktif menanyakan
kondisi kesehatan ibu pada petugas kesehatan?
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
4. Bila mengetahui kehamilan ibu berisiko tinggi, apa yang ibu
lakukan?
a. Kontrol kehamilan di Rumah Sakit secara teratur
b. Kontrol kehamilan ke tempat terdekat, mis. di posyandu
c. Kontrol kehamilan saat ada keluhan saja.
5. Bila dokter menyatakan bahwa kehamilan ibu berisiko tinggi
dan memberikan beberapa anjuran, yang ibu lakukan adalah:
a. Mengikuti saran dan anjuran dokter
b. Mencari tahu bagaimana pendapat orang-orang yang
pernah mengalami
c. Tidak perduli, yang penting harus partus normal
6. Bila ibu mengetahui kehamilan ibu berisiko tinggi, ibu akan
melahirkan di
a. Rumah Sakit
b. Klinik bidan, tergantung bidannya mau dirujuk atau
tidak