• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tayangan Iklan Di Televisi Dan Persepsi Mahasiswa (Studi Deskriptif Mengenai Tayangan Iklan Sampoerna A Mild Versi go ahead di Televisi dan Persepsi Mahasiswa USU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tayangan Iklan Di Televisi Dan Persepsi Mahasiswa (Studi Deskriptif Mengenai Tayangan Iklan Sampoerna A Mild Versi go ahead di Televisi dan Persepsi Mahasiswa USU)"

Copied!
163
0
0

Teks penuh

(1)

TAYANGAN IKLAN DI TELEVISI DAN PERSEPSI MAHASISWA

(Studi Deskriptif Mengenai Tayangan Iklan Sampoerna A Mild Versi go

ahead di Televisi dan Persepsi Mahasiswa USU)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Strata Satu (S1)

Di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disusun Oleh : WIDYA DEVEGA

060904042

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan: Nama : Widya Devega

Nim : 060904042 Depatemen : Ilmu Komunikasi

Judul : Tayangan Iklan Di Televisi Dan Persepsi Mahasiswa

(Studi Deskriptif Mengenai Tayangan Iklan Sampoerna A Mild Versi go ahead di Televisi dan Persepsi Mahasiswa USU)

Medan, 19 April 2010

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Dra. Dewi Kurniawati , Msi Drs. Amir Purba M. Si NIP. 199505241989032001 NIP. 195102191987011001

A.n. Dekan Pembantu Dekan I

(3)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul Tayangan Iklan Sampoerna A Mild Versi go ahead di Televisi dan Persepsi Mahasiswa USU (Studi Deskriptif Mengenai Tayangan Iklan Sampoerna A Mild Versi go ahead di Televisi dan Persepsi Mahasiswa USU). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) terhadap tayangan iklan Sampoerna a mild versi go ahead di televisi.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah teori media massa, AIDDA, dan teori persepsi. Perancangan alat ukur adalah kuesioner. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 7.235 orang. Untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, sehingga jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 99 orang.

Langkah-langkah dalam pengambilan sampel menggunakan Proportional

stratified sampling serta purposive sampling. Lalu peneliti melakukan

pengumpulan data dilapangan dan studi kepustakaan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis tabel tunggal melalui SPSS (Statistical Product Service Solution) 15.00.

Hasil penelitian menunjukkan gambaran bahwa sebagian besar responden menyatakan mereka tertarik pada tayangan iklan sampoerna a mild vesri go ahead di televisi.

Hasil penelitian juga memberikan gambaran bahwa pada dasarnya tidak ada perbedaan persepsi antara mahasiswa Fakultas Teknik dan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara mengenai iklan Sampoerna a mild versi go ahead di televisi. Mayoritas mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara memberikan tanggapan bahwa mereka sangat tertarik pada iklan sampoerna a mild versi go ahead, terutama pada setiap adegan yang ada dalam tayangan iklan tersebut. Namun sangat disayangkan karena pada hampir dari setengah responden menyatakan mereka tidak dapat menginterpretasikan maksud dari setiap adegan dalam iklan tersebut, sehingga mereka tidak dapat menangkap maksud dan tujuan dari iklan sampoerna a mild versi go ahead ini.

Mahasiswa dari kedua fakultas ini juga sama-sama menyatakan bahwa motto/ slogan pada tayangan iklan a mild verdi go ahead, yakninya “go ahead” dapat memotivasi mereka untuk selalu berpikir ke depan, agar bisa terus maju.

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia serta kesempatan yang telah diberikan-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Tayangan Iklan Sampoerna A Mild Versi go ahead di Televisi dan Persepsi Mahasiswa USU (Studi Deskriptif Mengenai Tayangan Iklan Sampoerna A Mild Versi go ahead di Televisi dan Persepsi Mahasiswa USU). Shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW, contoh tauladan dan pembawa berkah bagi seluruh umat manusia. Sripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang dalam penulisan skripsi ini mengingat terbatasnya waktu, pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang nantinya berguna pada waktu yang akan datang.

(5)

saudara penulis (Afriyona Devani, Triyolanda Saputra, M. Fatih Alfaruq) yang telah banyak memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

Terima kasih yang setulusnya juga penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Amir Purba, MA selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, Msi selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sumatera Utata dan sekaligus selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis. Terima kasih atas pengetahuan dan wawasan yang telah diberikan kepada penulis, semuanya sangat berarti bagi penulis.

4. Ibu Dra. Fatmawardy Lubis, MA selaku dosen wali penulis.

5. Seluruh dosen/ staf pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, khususnya para dosen Departemen Ilmu Komunikasi. Terima kasih yang tulus penulis sampaikan atas jasa-jasa yang telah diberikan selama perkuliahan.

6. Kak Icut, Kak Maya, Kak Ros yang selalu setia di Departemen membantu penulis dalam menyelesaikan urusan administrasi.

7. Sahabat penulis, “Happy Yummy Slurpp” (Ika, Mel,Qi, Wana, Yuli)

(6)

8. Temen penulis “gank soulmate”, terima kasih atas dukungan, semangat dan kehadirannya pada masa-masa jenuh, i’ll be missing u guys. My bi (Iit), terima kasih sudah mau jadi tempat curahan penulis, yang selalu setia menemani bergadang. Jelek, you’re always here, savely deep in my heart. 9. Anak-anak “gang Aritha”, terima kasih atas support dan dukungan penuh dan

semangatnya.

10. Teman-teman Ilmu Komunikasi Stambuk 2006.

11. Semua pihak yang telah ikut membantu menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan, semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya dengan limpahan rahmat kepada kita semua. Jika terdapat kesalahan penulis memohon maaf dan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, April 2010

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR BAGAN ... x

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang Masalah ... 1

I.2. Perumusan Masalah ... 7

I.3. Pembatasan Masalah ... 8

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

I.4.1 Tujuan Penelitian ... 8

I.4.2 Manfaat Penelitian ... 8

I.5. Kerangka Teori ... 9

I.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa ... 9

I.5.2. Komunikasi Pemasaran ... 11

I.5.3. Media Massa ... 13

I.5.4. Televisi ... 14

I.5.5. Iklan ... 15

I.5.6. Model AIDDA ... 17

I.5.7. Persepsi ... 17

I.6. Kerangka Konsep ... 20

I.7. Model Teoritis ... 21

I.8. Konsep Operasioal ... 21

I.9. Definisi Variabel Operasional ... 22

BAB II: URAIAN TEORITIS ... 24

II.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa ... 24

II.1.1. Komunikasi ... 24

(8)

II.1.1.2. Proses Komunikasi ... 25

II.1.1.3. Unsur-unsur Komunikasi ... 26

II.1.1.4. Bentuk Komunikasi ... 27

II.1.1.5. Sifat Komunikasi ... 28

II.1.1.6. Konteks Komunhikasi ... 28

II.1.1.7. Fungsi Komunikasi ... 30

II.1.1.8. Metode Komunikasi ... 30

II.1.1.9. Tujuan Komunikasi ... 31

II.1.1.10. Dampak Komunikasi ... 31

II.1.2. Komunikasi Massa ... 31

II.1.2.1. Pengertian Komunikasi massa ... 32

II.1.2.2. Karakteristik Komunikasi Massa ... 32

II.1.2.3. Proses Komunikasi Massa ... 33

II.1.2.4. Fungsi Komunikasi Massa ... 34

II.2. Komunikasi Pemasaran ... 36

II.2.1. Sarana-Sarana komunikasi Pemasaran ... 38

II.2.2. Tujuan Komunikasi Pemasaran ... 39

II. 3. Media Massa ... 40

II.3.1. Karakteristik Media Massa ... 40

II.3.2. Fungsi Media Massa ... 41

II.3.3. Arti Penting Media Massa ... 41

II.4. Televisi ... 42

II.4.1. Sejarah Televisi ... 43

II.4.2. Teknologi Televisi ... 44

II.4.3. Perkembangan Televisi Di Indonesia ... 46

II.4.4. Karakteristik Televisi ... 48

II.5. Iklan ... 50

II.5.1. Definisi Periklanan ... 51

II.5.2. Sejarah Periklanan ... 51

II.5.3. Klasifikasi Periklanan ... 54

II.5.4. Fungsi Perikalanan ... 56

(9)

II.5.6. Kelebihan Dan Kekurangan Periklanan ... 57

II.5.7. Kritik Terhadap Iklan ... 58

II.6. Model AIDDA ... 59

II.7. Persepsi ... 61

II.7.1. Kekeliruan Dan Kegagalan Persepsi ... 66

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ... 69

III.1. Metode Penelitian ... 69

III.2. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 69

III.2.1. Sejarah Universitas Sumatera Utara ... 69

III.2.2. Profil Universitas Sumatera Utara ... 71

III.2.2.1.Visi dan Misi USU ... 71

III.2.2.2 Tujuan ... 72

III.2.2.3 Program Studi USU ... 72

III.2.3. Profil Universitas Sumatera Utara ... 73

III.2.4. Lokasi Kampus ... 73

III.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 74

III.4. Populasi dan Sampel ... 74

III.4.1 Populasi ... 74

III.4.2 Sampel ... 75

III.5. Tekhnik Penarikan Sampel ... 76

III.5.1. Sampel Stratifikasi Proporsional ... 76

III.5.2. Purposive Sampling ... 78

III.6. Teknik Pengumpulan Data ... 79

III.7. Teknik Analisa Data ... 79

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN ... 81

IV.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data di Lapangan ... 81

IV.2. Teknik Pengolahan Data ... 81

IV.3. Analisis Tabel Tunggal ... 83

IV.3.1. Karakteristik Responden ... 83

(10)

BAB V: PENUTUP ... 108 V.1. KESIMPULAN ... 108 V.2. SARAN ... 109

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Konsep Operasional ... 22

Tabel 2 Perbandingan Media ... 48

Tabel 3 AIDDA ... 60

Tabel 4 Distribusi Mahasiswa Fakultas Tekhnik ... 74

Tabel 5 Distribusi Mahasiswa Fakultas Pertanian ... 75

Tabel 6 Distribusi Sampel ... 77

Tabel 7 Jenis Kelamin ... 83

Tabel 8 Usia ... 83

Tabel 9 Departemen/ jurusan ... 84

Tabel 10 Angkatan/ Stambuk ... 85

Tabel 11 Frekuensi Menonton Televisi ... 85

Tabel 12 Frekuensi Menonton Televisi di Atas Pukul 21.00 ... 86

Tabel 13 Ketertarikan Menonton Iklan di Televisi ... 87

Tabel 14 Kehadiran Iklan Di Televisi ... 88

Tabel 15 Adanya Iklan Di Televisi ... 88

Tabel 16 Frekuensi Menonton Iklan Rokok Di Televisi ... 89

Tabel 17 Ketertarikan Terhadap Iklan-Iklan Rokok di Televisi ... 90

Tabel 18 Kewajaran Iklan Rokok di Televisi ... 90

Tabel 19 Pengetahuan Terhadap Rokok Sampoerna A Mild ... 91

Tabel 20 Frekuensi Menonton Iklan Sampoerna A Mild ... 92

Tabel 21 Frekuensi Menyaksikan Iklan “go ahead di” ... 92

Tabel 22 Pemahaman Terhadap Maksud Iklan ... 93

Tabel 23 Ketertarikan Terhadap Ilustrasi/ adegan Iklan ... 94

Tabel 24 Ketertarikan Terhadap Slogan Iklan ... 94

Tabel 25 Ketertarikan Terhadap Jingle Iklan ... 95

Tabel 26 Kejelasan Lirik Iklan ... 95

Tabel 27 Ketepatan Waktu Penayangan Iklan ... 96

Tabel 28 Pengaruh Merek Terhadap Ketertarikan ... 97

Tabel 29 Durasi dan Ketertarikan ... 97

Tabel 30 Ketepatan Durasi Penayangan Iklan ... 98

Tabel 31 Ketertarikan Terhadap Iklan “ go ahead “... 98

Tabel 32 Ketertarikan Responden Untuk Melihat Kembali Iklan ... 99

Tabel 33 Kewajaran Setiap Adegan Dalam Iklan ... 100

Tabel 34 Bagian Iklan Yang Paling Menarik ... 100

Tabel 35 Bagian Iklan yang paling mengingatkan ... 101

(12)

DAFTAR BAGAN

(13)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul Tayangan Iklan Sampoerna A Mild Versi go ahead di Televisi dan Persepsi Mahasiswa USU (Studi Deskriptif Mengenai Tayangan Iklan Sampoerna A Mild Versi go ahead di Televisi dan Persepsi Mahasiswa USU). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) terhadap tayangan iklan Sampoerna a mild versi go ahead di televisi.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah teori media massa, AIDDA, dan teori persepsi. Perancangan alat ukur adalah kuesioner. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 7.235 orang. Untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, sehingga jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 99 orang.

Langkah-langkah dalam pengambilan sampel menggunakan Proportional

stratified sampling serta purposive sampling. Lalu peneliti melakukan

pengumpulan data dilapangan dan studi kepustakaan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis tabel tunggal melalui SPSS (Statistical Product Service Solution) 15.00.

Hasil penelitian menunjukkan gambaran bahwa sebagian besar responden menyatakan mereka tertarik pada tayangan iklan sampoerna a mild vesri go ahead di televisi.

Hasil penelitian juga memberikan gambaran bahwa pada dasarnya tidak ada perbedaan persepsi antara mahasiswa Fakultas Teknik dan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara mengenai iklan Sampoerna a mild versi go ahead di televisi. Mayoritas mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara memberikan tanggapan bahwa mereka sangat tertarik pada iklan sampoerna a mild versi go ahead, terutama pada setiap adegan yang ada dalam tayangan iklan tersebut. Namun sangat disayangkan karena pada hampir dari setengah responden menyatakan mereka tidak dapat menginterpretasikan maksud dari setiap adegan dalam iklan tersebut, sehingga mereka tidak dapat menangkap maksud dan tujuan dari iklan sampoerna a mild versi go ahead ini.

Mahasiswa dari kedua fakultas ini juga sama-sama menyatakan bahwa motto/ slogan pada tayangan iklan a mild verdi go ahead, yakninya “go ahead” dapat memotivasi mereka untuk selalu berpikir ke depan, agar bisa terus maju.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Kehidupan modern saat ini sangat tergantung pada iklan. Tanpa iklan para produsen dan distributor tidak akan dapat menjual barangnya, sedangkan di sisi lain konsumen tidak memiliki informasi yang memadai mengenai produk-produk barang dan jasa yang tersedia di pasar.

Jika sebuah perusahaan ingin mempertahankan tingkat keuntungannya, maka ia harus melangsungkan kegiatan-kegiatan periklanan secara memadai dan terus menerus. Produksi massal menuntut adanya suatu tingkat konsumsi yang juga bersifat massal dan prosesnya mau tidak mau harus melibatkan berbagai kegiatan periklanan melalui mediamedia iklan yang diarahkan ke pasar-pasar yang juga bersifat massal.

Sebagian besar orang menilai iklan itu membosankan. Kita boleh saja membenci iklan, karena iklan dianggap sebagai pengganggu ketika sedang serius menikmati suatu acara atau program maupun berita. Namun iklan juga ibarat darah yang menghidupi suatu media massa, karena iklanlah yang membuat media massa dapat tetap hidup dan bertahan. Khusunya media televisi.

(15)

stasiun televisi hidup dari iklan khususnya televisi swasta, tanpa iklan tidak mungkin mereka bisa beroperasi.

Perkembangan dunia periklanan di Indonesia tak dapat dilepaskan dari perkembangan media massa dalam satu dekade terakhir ini. Pendekatan komunikasi yang digunakan media massa mampu mempengaruhi khalayak tentang sesuatu yang penekanannya terdapat dalam salah satu prinsipnya, yaitu aspek pengulangan (redudancy) yang menyatakan bahwa media massa memiliki efek yang besar (all powerfull) dalam mempengaruhi opini, sikap dan perilaku khalayak.

Selain itu, daya jangkau beriklan di media massa sangat luas, terutama televisi. Media yang satu ini sangat efektif menjadi tempat untuk iklan dan promosi. Televisi dapat menjangkau khalayak yang luas dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Iklan televisi merupakan sebuah karya budaya yang mampu menyuguhkan tontonan yang atraktif, fantastis dan impresif dengan rekayasa audio-visualnya. Penyajiannya yang informatif dan persuasif menjadi tontonan menarik. Sebab, selain menyuguhkan aneka ragam kebutuhan yang dinamis, juga menunjukkan akrobatik peragaan yang mengundang selera masyarakat. Berbagai warna kehidupan ditawarkan oleh “tipuan atau trik-trik” gambar yang tersaji. Yang tanpa disadari telah menggiring terpaan iklan yang disaksikan oleh media televisi.

(16)

mengarahkan penontonnya memberikan respons secara suka rela, dan pada akhirnya ia memiliki andil yang kuat dalam pembentukan lingkungan atau perilaku manusia untuk bersikap hedonis.

Iklan merupakan media untuk mengenalkan suatu produk tertentu agar konsumen mengetahui keunggulan dari produk tersebut. Iklan sekaligus menjadi suatu kebutuhan para pemasang iklan agar produknya laku di pasaran, sehingga ada hubungan saling menguntungkan antara produsen dan konsumen. Saat ini, iklan tidak sekedar alat promosi, tetapi juga menjadi referensi dalam pola hidup yang konsumtif dan dinamis. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, pendapat, pemikiran dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek.

Diperkirakan belanja iklan di media massa hingga akhir tahun 2009 akan mencapai angka Rp 50 triliun. Sementara Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) memproyeksikan nilai bisnis industri periklanan tahun ini malah bisa menembus Rp 53 triliun berkat kontribusi besar iklan telekomunikasi dan partai politik. Perkiraan tersebut didasarkan oleh survey yang dilakukan Nielsen

Company Indonesia.

Nielsen telah melakukan penelitian pada 24 stasiun televisi, 103 koran, dan 165 majalah serta tabloid. Berdasarkan hasil survey The Nielsen, selama kuartal I/2009 total belanja iklan mencapai Rp 10,3 triliun atau mengalami kenaikan 19 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2008 lalu. Dari penelitian tersebut, selama sembilan bulan pertama tahun ini, total belanja iklan mencapai Rp 35,5 triliun. Ika Jatmikasari, Associate Director Client

(17)

mengalami puncak di kuartal ketiga dan mengalami penurunan di tiga bulan terakhir.

Secara keseluruhan media televisi masih menguasai kue iklan dengan pangsa pasar (market share ) 59 persen, walaupun pada semester I-2008 bisa mencapai 62 persen. Belanja iklan melalui koran dari Januari-Juni 2009 menguasai 37 persen atau naik dari periode yang sama tahun 2008 yang hanya mencapai 34 persen. Banyaknya media yang ada di Indonesia dari elektronik, baik televisi maupun radio, serta media cetak dan internet merupakan faktor yang memicu naiknya nilai belanja iklan di tahun 2009.

Nilai belanja iklan tertinggi disumbang oleh sektor telekomunikasi yaitu sebesar Rp 845 miliar, iklan perusahaan naik 40 persen atau mencapai Rp 405 miliar. Sektor lain yang belanja iklannya masih naik adalah ritel (20 persen), produk rokok (18 persen), makanan (19 persen), minuman (20 persen), kosmetik (10 persen), pakaian dan aksesoris (16 persen) serta pendidikan (14 persen). Berdasarkan medianya, selama kuartal I/2009, pemasang iklan lebih banyak memilih media televisi (55 persen), koran (43 persen) dan majalah 2 (persen).

Perolehan iklan itu penting karena biaya operasional stasiun televisi yang seluruhnya bersandar dari pemasangan iklan itu relatif mahal. Bidang ini memang terlihat menggiurkan, akan tetapi mengakibatkan persaingan untuk mendapat porsi “kue iklan” itu menjadi semakin ketat.

(18)

iklan akan mengakibatkan rebutan pangsa pasar iklan yang disediakan oleh televisi, maka dapat dibanyangkan perebutan kue iklan oleh 11 stasiun televisi yang ada.

Dengan adanya perebutan kue iklan tersebut, mendorong para pelaku di bidang periklanan menjadi lebih kreatif dalam membuat sebuah iklan televisi. Perkembangan kreatif iklan dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Perkembangan dunia periklanan memang tidak bisa dilepaskan dari tingkat perkembangan teknologi yang semakin pesat.

Periklanan yang baik adalah periklanan yang mampu menghasilkan daya tarik. Sampoerna (a mild) dikenal dengan produk yang tak segan memanfaatkan kreatifitas dalam iklan-iklannya. Selain itu mereka juga tak haram menggunakan sindiran. Seperti saat ini, sampoerna a mild menghadirkan iklan terbarunya yang tidak kalah kreatif dengan iklan sebelumnya, yaitu versi go ahead.

PT H.M. Sampoerna Tbk., salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia, masuk dalam jajaran perusahaan keluarga terbesar di dunia yang masih tetap berkiprah dari generasi ke generasi. Sejarah perusahaan ini tidak dapat dipisahkan dari keberadaan keluarga Sampoerna secara turun menurun.

Sejarah perusahaan ini di mulai jauh sebelum 1913 ketika Liem Seeng Tee (generasi pertama) dan istrinya, Tjiang Nio, mendirikan perusahaan bernama Handel Maastchapij Liem Seeng Tee yang kemudian berubah menjadi NV Handel Maastchapij Sampoerna (H.M. Sampoerna).

Rangkaian produk awal yang dibuat Sampoerna antara lain Sampoerna

Star, Summer Palace, dan Statue of Liberty. Mulai awal 1940, bisnis H.M.

(19)

Generasi kedua Liem Sien Nio dan Liem Hwee Nio putera dari Liem Seeng Tee melanjutkan roda usaha perusahaan, Pada 16 Juni 1968 Aga Sampoerna mulai memproduksi

rokok kretek bermerek Sampoerna A di Denpasar, Bali. Kini merek tersebut lebih dikenal dengan sebutan Sampoerna Hijau. Di masa itu pula muncul merk Panamas Kuning. Kini sigaret kretek tangan buatan Surabaya tersebut lebih banyak beredar di wilayah Sumatera.

Generasi Ketiga, Putera Sampoerna, putera kedua Liem Swie Ling mulai aktif dalam perusahaaan pada awal 70-an. Dengan kian berkembangnya perusahaan, ruang untuk produksi di Taman Sampoerna dan di Malang menjadi kian terbatas, sehingga pada tahun 1982 manajemen memutuskan pemindahan pusat usaha ke kawasan industri Rungkut Surabaya. Pada saat itu telah banyak prestasi yang berhasil dicetak, antara lain pendirian laboratorium kontrol untuk memenuhi standar internasional dan perolehan lisensi untuk transportasi komersial bagi PT Sampoerna Transportasi Nusantara (STN). STN dimanfaatkan untuk keperluan distribusi produk-produk Sampoerna. Pada tahun 1989, muncul ide brilian Putera Sampoerna dalam mengembangkan jajaran merk rokok berlabel “A”, ditandai dengan peluncuran A Mildrokok dengan kadar tar dan nikotin terendah.

(20)

Pada 27 Juni 2001, Michael Joseph Sampoerna (generasi keempat) memduduki posisi sebagai Presiden Direktur sebagai Chief Operating dan Chief

Financial Officer PT. H.M. Sampoerna Tbk.

Putera Sampoerna kini tetap aktif di perusahaan sebagai Presiden Komisaris PT H. M. Sampoerna Tbk.

Sampoerna sejak awal berdirinya menunjukkan perkembangan yang sangat significant. Pelan tapi pasti, dengan Slogan How Low Can You Go -nya perusahaan ini merangkak naik, menembus posisi satu persatu saingannya.

Sampoerna sangat jeli dalam melihat tanda-tanda zaman yang tidak bisa diambil para pesaingnya. Perusahaan yanng satu ini sangat proaktif dalam mencari celah.

Dan saat ini Sampoerna adalah salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia. Sampoerna telah memproduksi rokok kretek dengan kadar rendah tar dan nikotin yang pertama di Indonesia, yaitu Sampoerna A-Mild. Banyak orang ragu dengan kesuksesan produk ini karena menganngap rokok ini untuk Banci. Padahal salah satu fungsi rokok menunjukkan kejantanan pria. Pada zaman tersebut tidak ada rokok seperti itu, namun keyakinan bahwa di masa depan konsumen lebih mengerti akan kesehatan, mendorong A Mild pro-aktif memasuki segmen pasar ini, di mana tidak satu pun pesaingnya memikirkannya.

(21)

A Mild adalah produk Sampoerna yang paling muda yakni diluncurkan sekitar 14 tahun silam atau dimulai tahun 1989. Namun A Mild adalah produk yang paling berhasil di kelasnya, karena keunggulannya yakni low tar dan low

nikotine.

Rokok Sampoerna A Mild adalah pioner rokok ringan dalam kadar tar dan nikotin yang meraih sukses dan mampu bertahan sampai saat ini di Indonesia. Berbagai merek rokok ringan bermunculan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan memperebutkankan pangsa pasar rokok ringan .

A mild adalah sebuah brand dengan karakter berjiwa muda, hip, cool,

trendy, unik, selain lively, fun, bersahabat dan rendah hati. Dengan karakter

tersebut a mild butuh untuk dikomunikasikan dengan nilai-nilai kreatif sebagai

trendsetter, cerdas dan tidak mudah diterka. Maka tidak heran bila tidak sedikit

orang yang mempertanyakan maksud pesan-pesan kampanye iklan a mild. Kini produk rokok itu menjadi begitu matang dengan iklan-iklan kreatifnya yang berangkat dari kejelian melihat kenyataan, kemauan untuk merenungkan dan memikirkan ulang hal-hal yang dianggap biasa dan sering terlewat oleh kita.

Iklan Sampoerna a mild memang selalu menarik dan penuh dengan kreativitas. Dan hebatnya lagi setiap periode tertentu, ada perubahan cerita, topik, dan tema. Dan biasanya, dalam iklan tersebut tersimpan sesuatu hal yang tersurat dan tersirat. Tak lupa, pesan moral pun disisipkan. Iklan-iklan unik yang menarik untuk disimak.

(22)

Sampoerna a mild versi “go ahead” yang menggambarkan seorang pria gendut yang ingin loncat indah, cowok dan cewek yang ingin berkenalan, seorang pemuda yang berjalan santai ke kantor serta anak muda yang ingin sekali surfing, tapi semuanya takut atau semacam ada kekhawatiran. Dan yang sangat menarik adalah ada makhluk-makhluk hitam legam yang diibaratkan sebagai bayangan mereka. Bayangan tersebut mendahului mereka melakukan keinginan tersebut.

Tampilan gambar bergerak tersebut diiringi dengan backsound go ahead, yang diiringi oleh gerakan para model mengikuti apa yang sudah dilakukan oleh bayangannya.

Bagaimana pemirsa mempersepsikan pesan yang ditimbulkan dari tayangan iklan tersebut tergantung dari bagaimana image a mild itu sendiri di mata pemirsanya. Tidak ada koridor yang membatasi untuk mempersepsikan iklan a mild tersebut.

Berdasarkan berbagai hal yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui persepsi mahasiswa mengenai tayangan iklan Sampoerna a mild versi go ahead di televisi. Sedangkan mengenai responden penelitian, penulis memilih mahasiswa USU.

I.2. Perumusan Masalah

(23)

I.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti, yaitu:

1. Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan menggambarkan secara

sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek terentu.

2. Penelitian terbatas hanya pada tayangan iklan Sampoerna a mild versi go

ahead di berbagai stasiun televisi (stasiun televisi tidak dibatasi)

3. Objek penelitian adalah mahasiswa FT dan FP Universitas Sumatera Utara

(USU) angkatan 2007-2009 yang pernah menyaksikan tayangan iklan Sampoerna a mild versi go ahead di televisi.

4. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2009, dengan lama penelitian yang akan disesuaikan dengan kebutuhan.

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tanggapan mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) mengenai penayangan iklan Sampoerna a mild versi go ahead di televisi.

2. Untuk mengetahui persepsi mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) terhadap tayangan iklan Sampoerna a mild versi go ahead di televisi. 3. Untuk mengetahui frekuensi mahasiswa Universitas Sumatera Utara

(24)

I.4.2 Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, penelitian ini diharapakan dapat memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan di lingkungan FISIP Universitas Sumatera Utara (USU).

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapakan dapat memberikan kontribusi khususnya yang berkaitan dengan ilmu komunikasi.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapakan menjadi masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

I.5. Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yamg memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 2001: 40)

(25)

I.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris disebut commnunication berasal dari kata Latin “communicatio”, dan bersumber dari kata communis yang artinya sama. Sama ini maksudnya adalah sama makna.

Menurut Carl Hovland ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk meneruskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap (Effendy, 2005: 10)

Sedangkan menurut Harold Lasswell komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek baru. Jadi komunikasi itu meliputi lima unsur, yaitu komunikator (communicator, source, sender), pesan (message), media (channel,

media), komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient), efek

(effect, impact, influence).

Sahnnon dan Weaver (1949) mengatakan bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja.

Pada hakekatnya proses komunikasi merupakan penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran tersebut bisa berupa gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.

(26)

Menurut Werner Severin dan James Tankard dalam bukunya

Communication Theories, Origins, Methods, Uses mengatakan bahwa komunikasi

massa adalah sebagian keterampilan, sebagian kesenian, dan sebagian ilmu. Ia adalah keterampilan dalam pengertian bahwa ia meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi, mengoperasikan tape recorder, atau mencatat ketika berwawancara. Ia adalah seni dalam pengertian ia meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah, atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Ia adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlansungnya komunikasi yang dapat dikukuhkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik.

Rakhmat (2000 : 189) mengatkan bahwa komunikasi massa dapat diartikan sebagau jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar secara heterogen dan anonim melalui media cetak atau media elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serempak dan sesaat.

Dari definisi-definisi di atas, maka ciri-ciri dari komunikasi massa yaitu, pertama komunikasi massa berlansung satu arah. Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator. Kalaupun ada, umpan baliknya bersifat tertunda dan jarang sekali terjadi.

(27)

Ketiga, pesan pada komunikasi massa bersifat umum. Hal ini adalah karena pesan yang disampaikan ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi tidak ditujukan kepada perseorangan atau kepada sekelompok orang tertentu.

Keempat, media kommunikasi massa menimbulkan keserempakan pada khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan. Kelima, komunikan komunikasi massa bersifat heterogen dan anonim. Keberadaannya terpencar-pencar, dimana satu sama lainnya tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi. Masing-masing berbeda dalam berbagai hal (jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, dll).

Komuniasi massa berfungsi menyebarluaskan informasi, media sosialisasi, motivasi, bahan diskusi, pendidikan, memajukan kebudayaan, hiburan serta integrasi (Cangara, 2005: 57).

I.5.2 Komunikasi Pemasaran

(28)

Komunikasi pemasaran adalah salah satu kegiatan pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan atau produk agar bersedia menerima, membeli, dan setia kepada produk yang ditawarkan produsen.

Pada kenyataannya tidak semua konsumen mengetahui bagaimana cara memenuhi kebutuhannya atau tidak tidak menyadari adanya produk yang mampu memenuhi kebutuhannya. Konsumen mungkin akan aktif mencari informasi tersebut. Pada sisi lain produsen menyadari situasi tersebut sehingga berusaha mengirim dan menyebarkan informasi tentang produk (adanya produk baru, manfaat dan kegunaan produk, harga, dimana dan kapan dapat dibeli, dsb) kepada mereka.

Meskipun telah mengetahui informasi (well informed), belum tentu konsumen akan memilih atau membeli kembali produk perusahaan (karena belum bersedia membeli sekarang, adanya produk lain yang sejenis, adanya barang pemgganti, merasa harga terlalu mahal, kurang dapat memenuhi kebutuhan, dsb). Produsen perlu membujuk dan mengingatkan selalu mereka agar bersedia membeli maupun memilih kembali produk perusahaan. Untuk semua itu produsen perlu melakukan kegiatan promosi dan berkomunikasi kepada konsumen. Karena kegiatan promosi pada dasarnya adalah proses komunikasi antara produsen dengan konsumen, maka pemahaman komunikasibagi produsen sangat diperlukan.

(29)

tujuan-tujuan komunikasi ke dalam bentuk-bentuk pesan yang akan dikirimkan kepada penerima (agency iklan, tenaga penjualan, iklan, personal selling, sales

promotion, public relation, dan direct merketing), ketiga adalah tranmisi, yaitu

penyampaian pesan mnelalui media (radio, tv, surat kabar, majalah dan brosur), keempat adalah decoding, yaitu tindakan konsumen sebagai penerima pesan (respons dan interpretasi dari penerima), kelima adalah feedback (tindakan) yaitu umpan balik atas pesan yang dikirimkan.

I.5.3 Media Massa

Media massa merupakan salah satu media yang digunakan sebagai penghubung dalam melakukan suatu proses komunikasi. Media massa merupakan sumber informasi, pengetahuan dan bahkan menjadi sarana hiburan bagi manusia. Media massa selalu mengalami berbagai perkembangan, selanjutnya perubahan-perubahan yang terjadi pada media massa tersebut semakin memudahkan manusia untuk mendapatkan berbagai informasi yang sangat bermanfaat.

Media massa merupakan saluran atau media yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada kahalayak (penerima) dengan menggunkan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, televisi.

Tiga fungsi utama media massa menurut Harold D. Laswell, dalam J. B Wahyudi (1986: 43-44) yaitu:

(30)

2. Menekankan pada seleksi, evaluasi dan interpretasi dari media massa. Peranan media massa adalah melakukan seleksi mengenai apa yang perlu dan apa yang tidak perlu disiarkan. Pemilihan dilakukan oleh editor dan pengelola media massa.

3. Sebagai sarana untuk mengindahkan nilai dan warisan budaya dari

generasi ke generasi.

Dapat diambil kesimpulan bahwa pesan yang disampaikan melalui media massa akan diterima oleh individu berdasarkan kepentingan mereka sendiri, ditafsirkan dan diingat sesuai dengan kepentingan makna pesan itu bagi masing-masing individu.

Robert Avery dalam tulisannya yang berjudul ”communication nad the

mediaí” yang dimuat dalam buku “a reader in human communication” (J. B

Wahyudi, 1986: 46)memberikan karakterisik media massa dibandingakan dengan komunikasi yang lain, yaitu:

1. Komunikator tidak dapat berhungan lansung dengan massa komuikan,

karena saluran yang dipakai media elektronik atau media cetak.

2. Sistem komunikasinya sangat kompleks, termasuk organisasi pelaksanaannya.

3. Komunikasi berlansung satu arah. Umpan balik bersifat tertunda.

4. Pesan singkat komunikator melalui media massa dapat diterima oleh

(31)

5. Komunikannya bersifat heterogen, anonim dan luwes tersebar luas, meskipun pada umumnya komunikan mempunyai persamaan perhatian, kepentingan dan orientasi.

6. Media massa dapat mengirimkan pesan kepada komunikan yang berbeda tempat di seluruh dunia secara mendadak dan berurutan.

I.5.4 Televisi

Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele (yunani) yang berarti jauh, dan visi (videre, bahasa Latin) yang berarti penglihatan. Jadi, televisi berarti gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat dan dapat dilihat di tempat lain melalui sebuah perangkat penerima (televisi set).

Televisi adalah salah satu bentuk media komuniaksi massa yang mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur kata-kata, musik dan sound

effect, juga memiliki keunggulan yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang

dapat memberikan kesan mendalam bagi pemirsanya dan mempengaruhi khalayak dengan jalan menggugah emosi dan membuka pikiran pemirsa. Selain itu penonton juga bisa dengan leluasa menentukan siaran mana yang mereka senangi. Televisi mampu mengatasi jarak ruang dan waktu, sehingga khalayak yang tinggal di daerah terpencil pun dapat menikmati siaran televisi. Televisi lebih mempunyai kemampuan menonjol dibanding media lain.

(32)

ANTEVE dan stasiun TV lainnya yang lebih banyak menawarkan konten-konten yang lebih ke hiburan dan gaya hidup.

Televisi, seperti media massa yang lain televisi mempunyai lima fungsi pokok, yaitu:

1. Pengawasan situasi masyarakat dan dunia (fungsi informasi)

Fungsi Televisi disini adalah mengawasi kejadian di dalam masyarakat dan kemudian melaporkannya sesuai dengan kenyataan yang ditemukan. 2. Menghubungkan satu dengan yang lain

Televisi dapat menghubungkan hasil pengawasan yang satu dengan hasil pengawasan yang lain secara jauh lebih gampang daripada sebuah dokumen tertulis.

3. Menyalurkan kebudayaan 4. Hiburan

5. Pengerahan masyarakat untuk bertindak dalam keadaan darurat (Ruedi Hofmann, 1999: 54-58)

I.5.5 Iklan

(33)

Secara filosofis, kata iklan (advertising) berasal dari bahasa Yunani, yang artinya menggiring orang pada gagasan. Iklan secara komprehensif (luas) adalah semua bentuk aktifitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang atau jasa secara umum, iklan berwujud perjanjian informasi nonpersonal tentang suatu produk, merek, perusahaan atau toko yang dijalankan dengan kompensasi biaya tertentu. Jadi, iklan meruapakm suatu proses komunikasi yang bertujuan membujuk orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan.

Secara sederhana, Rhenald Kasali mendefinisikan iklan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media (1992).

Defunisi lain dari AMA (American Marketing Association) menyatakan iklan adalah setiap bentuk penyajian dan promosi mengenai gagasan, barang atau jasa kepada khalayak (non personal) oleh sponsor yang jelas dan untuk itu dikenakan biaya.

Berdasarkan uraian dari definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa iklan adalah sebagai suatu proses berkomunikasi yang berfungsi untuk menyebarkan informasi, ide, ataupun jasa seperti produk melalui media tertentu yang bertujuan untuk mempengaruhi khalayak.

Empat unsur penting yang membedakan iklan dengan bentuk komunikasi lain, yaitu:

(34)

Iklan sangat terkait dengan barang atau jasa, namun iklan bisa juga menerupakan presentasi dari gagasan misalnya iklan layanan masyarakat, kesehatan, korupsi, dan masalah sosial lainnya.

• Khalayak/ non personal

Mengikat iklan ditayangkan melalui media massa, tentu calon konsumen atau khalayak yang terterpa iklan non personal atau heterogen (tidak saling mengenal dan berbeda dalam berbagai karakteristiknya).

• Sponsor yang jelas

Tertera sponsor secara nyata menjadikan iklan berbeda dengan propaganda karena apa yang termuat dalam pesan iklan dapat dipertanggungjawabkan oleh sponsor.

• Pembayaran

Iklan yang dipasang di media, maka akan dikenai biaya pembayaran kepada lembaga sponsor yang memasang iklan, namun untuk hal terakhir ini ada pengecualian untuk iklan layanan masyarakat.

(35)

I.5.6 Model AIDDA

Model ini disebut juga Adaption Process atau juga A-A Procedure

(Attention Action Procedure). AIDDA merupakan singktan dari Acttention

(perhatian), interest (minat), Desire (hasrat), Decision (keputusan), Action (tindakan). Proses ini dimulai dengan adanya kegiatan untuk membangkitkan perhatian, menumbuhkan minat melalui pesan yang berisi informasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dan akhirnya diambil keputusan untuk bertindak terhadap pesan itu (Effendy, 1986:31)

Penelitian ini hendak melihat bagaimana persepsi yang timbul dalam diri khalayak setelah mendapat terpaan berupa tayangan iklan Sampoerna a mild versi

go ahead di televisi. Penelitian ini hanya sampai pada Interest (minat).

I.5.7 Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses pengamatan seseorang terhadap suatu informasi yang disampaikan oleh orang lain yang sedang saling berkomunikasi, berhubungan, atau kerjasama. Jadi setiap orang tidak terlepas dari proses persepsi. Persepsi, menurut Rakhmat Jalalluddin (1998: 51), adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sebagai cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap stimulus.

(36)

dan penerjemahan atau penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap, sehingga orang dapat cenderung menafsirkan perilaku orang lain sesuai dengan keadaannya sendiri (Gibson).

Menurut John R. Wenburg dan William W. Wilmot, persepsi dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna. Sedangkan menurut Rudolph F. Verderber persepsi adalah proses penafsiran informasi inderawi. (Deddy Mulyana, 2005: 167)

Secara umum, persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan ransangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita.

Istilah persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan dari sumber lain (yang dipersepsi). Melalui persepsi kita dapat mengenali dunia sekitar kita, yaitu seluruh dunia yang terdiri dari benda serta manusia dengan segala kejadian-kejadiannya.

Persepsi tidak timbul begitu saja, akan tetapi dipengaruhi oleh bebarapa faktor. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan mengapa dua orang yang melihat sesuatu yang sama mungkin memberikan interpretasi yang berbeda tentang apa yang mereka lihat tersebut. Faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain:

(37)

b. Sasaran persepsi tersebut. Sasaran itu bisa berupa orang, benda, atau peristiwa. Sifa-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi orang yang melihatnya. Dengan kata lain, gerakan, suara, ukuran, tindak tanduk dan ciri-ciri lain dari sasaran persepsi itu turut menentukan cara pandang orang melihatnya.

c. Faktor situasi. Persepsi harus dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana persepsi itu timbul perlu juga mendapat perhatian. Situasi merupakan faktor yang berperan dalam pertumbuhan persepsi seseorang (Siagian, 1989: 101).

Jalaluddin Rakhmat, dalam bukunya, Psikologi Komunikasi (2005) mengungkapakan bahwa persepsi dipengaruhi oleh faktor atruktural yang berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkan pada sistem saraf individu dan faktor fungsional yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lau, dan hal-hal lain yang termasuk faktor personal.

Dalam Sobur (2003: 446), dijelaskan bahwa dalam persepsi terdapat tiga komponen utama yaitu:

1. Seleksi, merupakan proses penyaringan oleh indera terhadap ransangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

(38)

yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana.

3. Reaksi, merupakan persepsi yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi.

Persesi adalah inti dari komunikasi, sedangakan penafsiram (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian-balik (decoding) dalam proses komunikasi.

Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengana efektif.persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antarindividu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi.

Dalam Deddy Mulyana (2005: 168-170), persepsi meliputi:

1. Penginderaan (sensasi) melalui alat-alat indera (inderra peraba, indera penglihat, indera pencium, indera pengecap dan indra pendengar. Sensasi merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak melalui penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman dan pengecapan. Reseptor inderawi adalah penghubung antara otak manusia dan lingkungan sekitar.

2. Atensi. Atensi tidak terelakkan karena sebelum kita merespon atau menafsirkan kejadian atau ransangan apapun, kita harus terlebih dahulu memperhatikan kejadian atau ransangan tersebut.

(39)

menginterpretasikan makna informasi yang anda percayai mewakili objek tersebut.

I.6 Kerangka Konsep

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan hasil penelitian yang akan dicapai dan dapat mengantar penelitian pada rumusan hipotesa (Nawawi, 2001 : 40).

Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1995 : 57).

Jadi kerangka konsep adalah hasik pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesa, yang sebenarnya jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (X)

(40)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tayangan iklan Sampoerna a mild versi go ahead di televisi.

2. Variabel Terikat (Y)

Variable terikat adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada ataupun muncul dipengaruhi atau ditentukan dengan adanya variable lain (Nawawi, 2001 : 57).

Variabel terikat dalam penelitian ini persepsi mahasiswa FT dan FP Universitas Sumatera Utara (USU).

I.7 Model Teoritis

Berdasarkan variabel yang ada dalam kerangka konsep, maka terbentuklah model teoritis untuk penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

I.8 Konsep Operasioal

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang di atas, maka untuk membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian dibuatlah operasionalisasai variabel-variabelnya,yaitu:

Variabel Bebas (X) Tayangan iklan a mild versi go

ahead di televisi

Variabel Terikat Persepsi Mahasiswa FT dan

(41)
[image:41.595.108.516.129.397.2]

Tabel 1 Konsep Operasional

Variabel Teoritis Indikator

Tayangan Iklan Sampoerna A Mild Versi go ahead di Televisi (X)

Persepsi Mahasiswa FT dan FP USU (Y)

• Penyajian isi pesan ikaln • Kejelasan isi pesan iklan

• Ilustrasi/ adegan iklan

• Motto/slogan produk iklan

• Musik/ jingle iklan • Penginderaan (sensasi)

• Atensi

• Interpretasi

I.9 Definisi Variabel Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1995 : 46).

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (tayangan iklan Sampoerna a mild versi go ahead di televisi), terdiri dari:

1. Penyajian isi pesan, merupakan cara mengemas informasi tentang produk dalam iklan.

(42)

3. Ilustrasi/ adegan, yaitu apakah ilustrasi/ gambar yang ditayangkan dalam iklan dapat menarik dan diterima oleh responden dengan jelas.

4. Motto/ slogan, merupakan penggunaan kata-kata untuk menjelaskan produk dan mempermudah mengingat produk.

5. Musik/ jingle iklan, yaitu susunan kata-kata yang disertai dengan iringan musik dalam iklan

2.Variabel Terikat (Persepsi mahasiswa FT dan FISIP USU), terdiri dari:

1. Penginderaan (sensasi), merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak melalui penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman dan pengecapan. Reseptor inderawi adalah penghubung antara otak manusia dan lingkungan sekitar.

2. Atensi, yaitu perhatian terhadap suatu kejadian atau ransangan.

(43)

BAB II

URAIAN TEORITIS II. 1. Komunikasi dan Komunikasi Massa

II. 1. 1. Komunikasi

II. 1. 1. 1. Pengertian Komunikasi

Manusia adalah makhluk sosial yang hidup dan menjalankan seluruh kehidupannya sebagai individu dalam kelompok sosial, komunitas, organisasi, maupun masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia berinteraksi, membangun relasi dan transaksi sosial dengan orang lain. Itulah sebabnya manusia tidak dapat menghindari komunikasi dalam kehidupannya.

Komunikasi secara mudah diartikan sebagai proses transfer pesan dalam penyaluran informasi atau message melalui sarana atau saluran komunikasi kepada komunikan yang tertuju. (Ilham Prisgunanto, 2006: 1)

Secara etimogis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin “communicatio”, dan perkataan ini bersumber pada kata “communis”. Arti communis disini adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal. Jadi komunikasi berlansung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan.

Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Komunikasi melibatkan sejumlah orang dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada oranng lain.

(44)

berkenaan dengan pemahaman tentang bagaimana orang berperilaku dalam menciptakan, mempertukarkan serta menginterpretasikan pesan-pesan.

Sedangkan Karlfried Knapp mengatakan bahwa komunikasi merupakan interaksi yang menggunakan sistem simbol linguistik, seperti sistem simbol verba (kata-kata), verbal dan non-verbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara lansung/ tatap muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). (Alo Liliweri, 2009: 4)

Menurut Hybels dan Weafer II, komunnikasi merupakan setiap proses pertukaran informasi, gagasan dan perasaan. Proses ini meliputi informasi yang disampaikan baik secara lisan maupun tertulis dengan kata-kata, atau yang disampaikan dengan bahasa tubuh, gaya maupun penampilan diri, menggunakan alat bantu di sekeliling kita sehingga sebuah pesan menjadi lebih kaya. (Alo Liliweri, 2009: 5)

Komunikasi adalah proses yang melibatkan seseorang untuk menggunakan tanda-tanda (alamiah atau universal) berupa simbol-simbol (berdasarkan perjanjian manusia) verbal atau non-verbal yang disadari atau tidak disadari yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap orang lain.

II. 1. 1. 2. Proses Komunikasi

Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap (Effendy, 2004 : 11), yaitu:

(45)

Merupakan proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Bahasa merupakan media yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi, hal ini adalah karena bahasalah yang mampu “menerjemahkan” pikiran seseorang kepada orang lain.

2. Proses komunikasi secara sekunder

Merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Media yang sering digunakan sebagai media kedua dalam komunikasi antara lain surat, telepon, surat kabat, majalah, radio, televisi, film dan lain- lain.

II. 1. 1. 3. Unsur-unsur Komunikasi

Unsur-unsur komunikasi dalam Alo Liliweri (2009: 18) antara lain:

1. Pengirim (sender) atau sumber (source) atau komunikator adalah individu, kelompok, atau organisasi yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

2. Penyandian (encoding), yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.

3. Pesan (message) merupakan pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

(46)

5. Decoding adalah pengawasandi, yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

6. Penerima (receiver), yaitu komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

7. Response, merupakan tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan.

8. Umpan balik (feed back), yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaiakn kepada komunikator.

Jenis-jenis feedback menurut Ralph Webb (Teguh Meinanda, 1981:7): Zero feedback, yaitu feedback yang diterima komunikator dari

komunikan, oleh komunikator tidak dapat dimengerti tentang apa yang dimaksud oleh komunikan.

Positive feedback, yaitu pesan yang dikembalikan komunikan

kepada komunikator dapat dimengerti dan mencapai persetujuan, komunikan bersedia berpartisipasi memenuhi ajakan seperti yang termuat dalam pesan yang diterimanya.

Neutral feedback, yaitu feedback yang tidak memihak, artinya

pesan yang dikembalikan oleh komunikan kepada komunikator tidaklah relevan atau tidak ada hubungannya dengan masalah yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.

Negative feedback, yaitu pesan yang dikembalikan kembali oleh

(47)

10. Gangguan (noise) merupakan gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikator kepadanya.

11. Bidang pengalaman (field of experience) yakni bidang atau ruang yang menjadi latar belakang informasi dari pengirim maupun penerima.

12. Pertukaran makna (shared meaning) merupakan bidang atau ruang pertemuan (tumpang tindih) yang tercipta karena kebersamaan.

13. Konteks (context) adalah situasi, suasana atau lingkungan fisik, non-fisik (sosiologis-antropologis, psikologis, politik, ekonomi, dan lain-lain)

II. 1. 1. 4. Bentuk Komunikasi

Bentuk komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy (2005: 6-7), yaitu: a. Komunikasi Persona (personal communication)

1) Komunikasi intrapersona (intrapersonal communication) 2) Komunikasi antarpesona (interpersonal coommunication) b. Komunikasi Kelompok (group communication)

a. Komunikasi kelompok kecil (small group commuication) a) Ceramah (lecture)

b) Diskusi panel (panel discussion) c) Simposium (symposium)

d) Forum e) Seminar

(48)

b. Komunikasi kelompok besar (large group communication/ public

speaking)

c. Komunikasi Massa (mass communication) 1) Pers

2) Radio 3) Televisi 4) Film

5) Dan lain-lain

d. Komunikasi medio (medio communication) 1) Surat

2) Telepon 3) Pamflet 4) Poster 5) Spanduk 6) Dan lain-lain

II. 1. 1. 5. Sifat Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy (2005: 6-7) sifat-sifat komunikasi adalah sebagai berikut:

Komunikasi tatap muka (face-to-face-communication)

Komunikasi ini dilakukan apabila kita mengharapkan efek perubahan tingkah laku dari komunikan.

(49)

Banyak digunakan untuk komunikasi informatif karena tidak begitu ampuh untuk mengubah tingkah laku, tapi dapat mencapai komunikan dalam jumlah yang banyak.

II. 1. 1. 6. Konteks Komunhikasi

(50)

Kategori Jumlah Derajat Kedekatan Saluran Kesegeraan Komunikator Fisik Inderawi Umpan Balik

Yang Tersedia

Banyak Rendah Minimal Paling

Tertunda Komunikasi

Massa

Komunikasi Organisasi

Komunikasi Publik (Pidato)

Komunikasi Kelompok Kecil

Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi Intrapribadi

[image:50.595.109.510.80.618.2]

Satu Tinggi Maksimal Paling Segera

(51)

II. 1. 1 .7. Fungsi Komunikasi

Secara umum tujuan utama komunikasi yaitu: 1. Penyebarluasan informasi mengetahui

2. Pendidikan (edukasi) menambah pengetahuan 3. Instruksi mewajibkan atau melarang

4. Persuasi mengubah persepsi, sikap dan

perilaku 5. Menghibur (entertaint) menikmati

Sedangkan fungsi komunikais dalam Onong Uchjana Effendy (2005: 8), antara lain:

a. Menyampaikan informasi (to inform) b. Mendidik (to educate)

c. Menghibur (to entertaint) d. Mempengaruhi (to influence)

II. 1. 1. 8. Metode Komunikasi

Dalam Onong Uchjana Effendy (2005: 7-8) metode komunikasi yaitu: a. Jurnalistik (journalism)

1) Jurnalistik cetak (printed journalism)

2) Jurnalistik elektronik (electronic journalism) Jurnalistik radio (radio journalism)

(52)

c. Periklanan (advertising)

d. Pameran (exhabition/ exposition) e. Publisitas (publicity)

f. Propaganda

g. Perang urat saraf (psychological warfare) h. Penerangan

II. 1. 1. 9. Tujuan Komunikasi

Dalam Onong Uchjana Effendy (2005:8) a. Perubahan sikap (attitude change) b. Perubahan pendapat (opinion change) c. Perubahan perilaku (behavior change) d. Perubahan sosial (social change)

II. 1. 1. 10. Dampak Komunikasi

Bagian terpenting dalam berkomunikasi adalah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikator. Dampak yang timbul dapat diklasifikasikan:

a. Dampak kognitif, yaitu dampak yang timbul dalam diri komunikan yang menyebabkan komunikan menjadi tahu atau meningkatnya intelektualitas komunikan.

(53)

c. Dampak behavioral, yaitu dampak yang timbul pada diri komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.

Keberhasilan komunikasi selama ini sangat ditentukan oleh teknik pengelolaan pesan yang ‘apik’ dan diasosiasikan sebagai usaha pihak komunikator. Kemampuan adaptasi dalam hubungannya mengenal dan penciptaan simbol, gambaran lingkungan dari diri mereka adalah mutlak perlu. Komunikasi adalah pola berbagi atau sharing antara pihak-pihak yang berinteraksi sehingga proses transfer pesan dan informasi dapat dengan mudah berjalan.

II. 1. 2. Komunikasi Massa

II. 1. 2. 1. Pengertian Komunikasi massa

Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas.

Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses menggunakan sebuah medium massa untuk mengirim pesan kepada audiens yang luas untuk tujuan memberi informasi, menghibur atau membujuk (John Vivian, 2008:450)

Joseph A. Devito dalam bukunya, Communicology: An Introduction to the

Study of communication, mengatakan bahwa pertama, komunikasi massa adalah

(54)

didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi massa yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila disefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita (Onong Uchjana Effendy, 1990: 8).

Menurut Jalaluddin Rakhmat (Darwanto, 2007: 30) komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronis sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

II. 1. 2. 2. Karakteristik Komunikasi Massa

Onong Uchjana Effendy (2005: 22-26) dalam bukunya “Ilmu Komunikasi” menyebutkan karakteristik komunikasi massa, yaitu:

1. Komunikasi massa berlansung satu arah

Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator. Kalaupun ada arus baliknya bersifat tertunda (delayed

feedback), yang sangat jarang sekali terjadi.

2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga

Media massa merupakan suatu institusi atau organisasi. Sebagai konsekuensi dari sifat komunikator yang melembaga ini, peranannya dalam proses komunikasi ditunjang oleh orang-orang lain.

(55)

Pesannya bersifat umum karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum, tidak kepada perseorangan atau kepada kelompok tertentu.

4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan

Media massa mampu menimbulkan keseremapakan pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan.

5. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen

Khalayak merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen. Mereka berada pada tempat yang terpencar-pencar, satu sama lainnya tidak saling mengenal, berbeda dalam hal jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman, kebudayaan, pandangan hidup, keinginan, cita-cita dan sebagainya.

II. 1. 2. 3. Proses Komunikasi Massa

Yang dimaksud dengan proses komunikasi massa adalah gambaran tentang bagaimana cara kerja atau rangkaian aktivitas komunikasi dalam komunikasi massa.

Karena sifatnya yang melibatkan banyak orang, maka proses komunikasinya sangat komopleks dan rumit. Menurut McQuail (1992:33), proses komuniksi massa terlihat berproses dalam bentuk:

(56)

dalam skala yang besar, sekali siaran, pemberitaan yang disebarkan dalam jumlah yang luas, dan diterima oleh massa yang besar pula.

2. Proses komunikasi massa juga dilakukan melalui satu arah, yaitu dari komunikator ke komunikan. Kalau terjadi interaktif di antara mereka, maka proses komunikasi (balik) yang disampaikan oleh komunikam kepada komunikator sifatnya sangat terbatas, sehingga tetap saja didominasi oleh komunikator.

3. Proses komunikasi massa berlansung secara ansimetris di antara komunikator dan komunikan, menyebabkan komunikasi di antara mereka berlansung datar dan bersifat sementara. Kalau terjadi kondisi emosional yang disebabkan karena pemberitaan yang sangat agitatif, maka sifatnya sementara dan tidak berlansung lama dan tidak permanen.

4. Proses komunikasi juga berlansung impersonal (nonpribadi) dan tanpa nama. Proses ini menjamin, bahwa komunikasi massa akan sulit diidentifikasi siapa penggerak dan menjadi motor dalam sebuah gerakan massa di jalan.

5. Proses komunikasi massa juga berlansung berdasarkan pada hubungan-hubungan kebutuhan (market) di masyarakat. Seperti, televisi dan radio melakukan penyiaran mereka karena adanya kebutuhan masyarakat tentang pemberitaan-pemberitaan massa yang ditunggu-tunggu. Dengan demikian maka agenda acara televisi dan radio juga sangat ditentukan oleh

rating, yaitu bagaimana masyarakat menonton atau mendengar acara itu,

(57)

II. 1. 2. 4. Fungsi Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah salah satu aktivitas sosial yang berfungsi di masyarakat. Wilbur Schramm (Wiryanto, 2000: 10) menyatakan, komunikasi massa berfungsi sebagai :

a. Decoder

b. Interpreter

c. Encoder

Komunikasi massa men-decode lingkungan sekitar untuk kita, mengawasi kemungkinan timbulnya bahaya, mengawasi terjadinya persetujuan dan juga efek-efek dari hiburan. Komunikasi massa menginterpretasikan hal-hal yang di-decode sehingga dapat mengambil kebijakan terhadap efek, menjaga berlansungnya interaksi serta membantu anggota-anggota masyarakat menikmati kehidupan. Komunikasi massa juga meng-encode pesan-pesan yang memelihara hubungan kita dengan masyarakat lain serta menyampaikan kebudayaan baru kepada anggota-anggota masyarakat. Peluang ini dimungkinkan karena komunikasi massa mempunyai kemampuan memperluas pandangan, pendengaran dalam jarak yang hampir tidak terbatas, dan dapat melipatgandakan suara dan kata-kata secara luas.

Sedangkan menurut Charles R. Wright (Wiryanto, 2000: 11), fungsi komunikasi massa ada emapt, yaitu:

a. Surveillance

(58)

b. Correlation

Meliputi fungsi interpretasi pesan yang menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian-kejadian. Untuk sebagian, fungsi ini diidentifikasikan sebagai fungsi editorial atau propaganda.

c. Transmission

Menunjukkan pada fungsi mengkomunikasikan informasi, nilai-nilai dan norma-norma sosial budaya dari satu generasi ke generasi yang lain atau dari anggota-anggota suatu masyarakat kepada pendatang baru. Fungsi ini diidentifikasikan sebagai fungsi pendidikan.

d. Etertainment

Menunjuk pada kegiatan-kegiatan komunikatif yang dimaksudkan untuk memberikan hiburan tanpa mengharapkan efek-efek tertentu.

Effendy (2002: 27-28) menyebutkan komunikasi massa dapat berfungsi untuk:

1. Informasi

Yakninya kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses, penyebaran data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan, orang lain dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

2. Sosialisasi

(59)

yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.

3. Motivasi

Yankinya menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang untuk menentukan pilihan dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.

4. Perdebatan dan Diskusi

Yakninya menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik.

5. Pendidikan

Yakninya pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

6. Memajukan kebudayaan

Yakninya penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan membangun imajinasi dan mendorong kreativitas serta kebutuhan estetikanya.

7. Hiburan

(60)

dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan juga individu.

8. Integrasi

Yakninya menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat saling kenal dan mengerti serta menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.

II. 2. Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran, secara luas disebutkan berguna untuk membantu bagaimana manusia melakukan pemasaran barang dan jasa. Dalam hal ini, keberadaan komunikasi pemasaran terletak pada perpaduan antara komunikasi organisasi dan komunikasi antarpribadi (Ilham Prisgunanto, 2006: 4).

Dalam komunikasi pemasaran, strategi dan taktik pesan menjadi sesuatu yang perlu guna efektivitas penyampaian pesan komunikasi pemasaran. Komunikasi adalah sebagai bagian yang menyatu dalam strategi pemasaran perusahaan.

Menurut AMA (American Marketing Association), pemasaran diartikan sebagai berikut:

”The process of planning and executing the conception, pricing

promotion, and distribution of ideas, goods, and service to create exchange that

(61)

Definisi ini lebih menekankan pada exchange (pertukaran) sebagai konsep utama pada pemasaran. Proses pertukaran apapun dalam pemasaran dimaksud memerlukan kemampuan berkomunikasi.

Banyak akademisi dan praktisi mendefenisikan komunikasi pemasaran sebagai:

“Semua elemen-elemen promosi dari marketing mix yang melibatkan komunikasi antarorganisasi dan target audience pada segala bentuknya yang ditujukan untuk performance pemasaran”. (Ilham Prisgunanto, 2006: 8)

Istilah komunikasi pemasaran sering disamaartikan dengan promosi. Bahkan, marketing communication mix disamaartikan dengan promotion mix atau

promotional mix. Croiser menjelaskan bahwa istilah-istilah tersebut sering

disamaartikan karena terdapat konteks pengertian yang sama dalam memahami proses untuk konteks pijakan dasar 4Ps (price, Place, placements, dan promotion). (Ilham Prisgunanto, 2006: 9)

Pada dasarnya, marketing communication mix memiliki 4 elemen dasar, yang dirumuskan oleh Belch tahun 1995. 4 kegiatan dasar tersebut yaitu:

Komunikator dalam komunikasi pemasaran haruslah bisa menciptakan keintimn dan nuansa pertukaran dalam berkomunikasi dengan komunikan sehingga tidak menimbulkan anggapn negatif. Inilah inti komunikasi pemasaran dalam efektivitas hubungannya dengan perubahan sikap manusia dalam membuat keputusan pembelian terhadap produk atau jasa.

Public Relation

Sales promotio Advertisi

ng

(62)

Komunikasi disini juga harus lebih diartikan sebagai kemampuan manusia dalam menyatukan pemikiran antara komunikator dengan komunikan atau yang ditujukan dalam menerima pesan. Hasil akhir dari komunikasi adalah adanya perubahan sikap lawan bicara dengan kata lain komun

Gambar

Tabel 1
Gambar: kategori-kategori yang digunakan dengan pendekatan situasional untuk
Tabel 2 Perbandingan Media
Tabel 3 AIDDA
+7

Referensi

Dokumen terkait

masyarakat dalam hal panduan mitigasi bencana, berita artikel & event mitigasi dan layanan interaksi Lapor Bencana & Tanya Bencana serta memberikan peta

Pembangunan BCP harus diselaraskan dengan IT Disaster Recovery Plan (IT DRP). b) Service Design, merupakan perancangan layanan servis TI yang bermanfaat pada bisnis utama yang

“Proses nasionalisasi yang terjadi telah menyebabkan pengabaian terhadap keberadaan kebudayaan yang beragam, baik berupa budaya materi yang begitu kaya di

Dapat menjadi masukan bagi PT Perkebunan Mitra Ogan Palembang dalam meningkatkan komunikasi eksternal melalui peran humas, sehingga untuk selanjutnya, tercipta

ivalen pada struktur gedung tidak beraturan. Suatu cara analisis statik 3 dimensi linier dengan meninjau beban- beban gempa statik ekuivalen yang telah dijabarkan

RANCANG BANGUN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS GAME PUZZLE MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PADA MATA PELAJARAN JARINGAN DASAR SMK.

Hipersomnia mungkin merupakan akibat dari penyakit mental, penyakit organik (termasuk obat-obatan) atau idiopatik. Gangguan ini merupakan kebalikan dari insomnia. Seringkali