PENENTUAN TOTAL SUSPENDED SOLID ( TSS ) DI
LABORATORIUM BALAI RISET STANDARDISASI INDUSTRI
MEDAN
KARYA ILMIAH
SITI AMINAH RAMBE 052401032
DEPERTEMEN KIMIA
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA ANALIS
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENENTUAN TOTAL SUSPENDED SOLID ( TSS ) DI LABORATORIUM BALAI RISET STANDARDISASI INDUSTRI
MEDAN
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya.
SITI AMINAH RAMBE 052401032
DEPARTEMEN KIMIA
PROGRAM DIPLOMA III KIMIA ANALIS
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iii
PERSETUJUAN
Judul : PENENTUAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS)
PADA LABORATORIUM BALAI RISET STANDARDISASI INDUSTRI MEDAN
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
( FMIPA ) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disetujui di , Medan, Desember 2008
Disetujui oleh :
Program Studi D3 Kimia Analis Dosen pembimbing Ketua,
(Dr. Matpongahtun, MSc) (Dr. Marpongahtun, MSc)
NIP :131796151 NIP : 131796151
Disetujui oleh
Departemen Kimia FMIPA USU Ketua
PERNYATAAN
PENENTUAN TOTAL SUSPENDED SOLID ( TSS )
DI LABORATORIUM BALAI RISET STANDARDISASI INDUSTRI MEDAN
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.
Medan, 2008
v
PENGHARGAAN
Syukur Alhamdulillah penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik, serta shalawat beriring salam tak lupa penulis sampaikan kepada Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah memberikan Suri Teladan yang baik kepada umat manusia.
Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk melengkapi persyaratan penyelesaian perkuliahan di jurusan Kimia Analis Program Diploma III Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa tanpa petunjuik dan bimbingan dari Dosen serta bantuan dari pihak lain maka sulit bagi penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. Untuk itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Rumondang Bulan Nst MS selaku Ketua Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Marpongahtun MSc selaku dosen pembimbing penulis yang telah menyediakan waktu dan pikiran dalam memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam penulisan karya ilmiah ini.
3. Ibunda tercinta R br Siregar ayahanda tercinta D Rambe, kakak, abang, adik, beserta keluarga yang senantiasa mendo’akan dan memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Universitas Sumatera Utara pada Program Diploma 3. 4. Sahabat-sahabat penulis : Diyyah, Nina, Karti, Icut, Cici, Ratih, Yuli, Winda, dan
teman-teman yang lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung dan membantu penulis dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
5. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Medan, 2008
ABSTRAK
vii
TOTAL SUSPENDED SOLID ANALISIS OF BALAI RISET AND STANDARDISASI LABORATORY WASTE WATER
MEDAN
ABSTRACT
The pollutant and waste water which come from the industrial activities are the maintain reason be water polluted. Analyze of solid matter in water is very important for water component determination completely either for planning and controlling cultivation process in drinking water or waste water. The indicator that using for show the
DAFTAR ISI 1.4. Manfaat Penelitian 1.5. Metodologi Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Pencemar Air
2.1.1. Sumber Pencemar 2.1.2. Bahan Pencemar
2.2. Penyebab Menurunnya Kualitas Air
2.2.1. Faktor – Faktor Penyebab Menurunnya Kualitas Air 2.3. Mengenal Perubahan Kualitas Air
ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat 3.1.2. Bahan 3.2. Prosedur Analisa
3.2.1. Penimbangan Kertas Saring
3.2.2. Penyaringan Sampel dan Penimbangan Residu Tersuspensi BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
vi
ABSTRAK
TOTAL SUSPENDED SOLID ANALISIS OF BALAI RISET AND STANDARDISASI LABORATORY WASTE WATER
MEDAN
ABSTRACT
The pollutant and waste water which come from the industrial activities are the maintain reason be water polluted. Analyze of solid matter in water is very important for water component determination completely either for planning and controlling cultivation process in drinking water or waste water. The indicator that using for show the
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air menutupi sekitar 70 % permukaan bumi dengan jumlah sekitar 1,368 juta km ( Angel And Wolseley, 1992 ). Air terdapat dalam berbagai bentuk misalnya uap air, es, cairan, dan salju. Air tawar terutama terdapat di sungai, danau. Air tanah dan gunung es. Semua badan air di daratan dihubungkan dengan laut dan atmosfer melalui siklus hidrologi yang berlangsung secara kontiniu.
3
Air memiliki karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia yang lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut ( Dugan, 1972 ; Hutchinson, 1975 ; Miller 1992 ).
a. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan yakni 00 C ( 32 0 F ) 100 0
b. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpan panas yang sangat baik
C air berwujud cair
c. Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan d. Air merupakan pelarut yang baik
e. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi
Air merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat di alam secara berlimpah ruah. Namun, ketersedian air yang memenuhi syarat bagi keperluan manusia relatif sedikit karena dibatasi oleh berbagai faktor .
Siklus hidrologi air tergantung pada proses evaporasi dan presipitasi. Air yang terdapat di permukaan bumi berubah menjadi uap air di lapisan atmosfer melalui proses evaporasi ( penguapan ) air sungai, danau , dan laut , serta proses evapotranspirasi atau penguapan oleh tanaman.
Kuantitas air yang mampu diserap oleh tanah sangat tergantung pada kondisi fisik tanah , misalnya bobot isi ( bobot tanah tiap satuan volume tanah ), permeabilitas ( daya tanah melalukan air ), infiltrasi ( daya tanah meresapkan air ), porositas
( jumlah volume udara yang terkandung dalam tanah ), dan struktur tanah ( bentukan hasil penyusunan butiran – butiran tanah ). (Effendi,H., 2003)
Air buangan yang bersifat asam atau basa dapat menurunkan daya pembersih alam yang dipunyai air penampungnya. Air buangan yang mengandung bahan kimia dan sisa-sisa pelumas dapat merubah warna, bahkan dapat mengakibatkan matinya makhluk-makhluk air yang sangat penting artinya bagi kehidupan manusia.
3
Parameter yang digunakan untuk menunjukkan karakter air buangan industri kain dapat disamakan dengan karakter air buangan industri tekstil yang meliputi parameter fisika seperti zat padat, suhu, warna dan bau : parameter kimia seperti lemak, minyak, pelemas zat aktif permukaan, zat warna, fenol, sulfur, pH, krom, tembaga, senyawa racun dan sebagainya.
Parameter Fisika
Padatan total adalah zat padat yang tertinggal apabila air buangan dipanaskan atau diuapkan pada suhu 103 0 C sampai 105 0 C padatan ini terdiri dari padatan tersuspensi, padatan koloidal dan padatan terlarut.
Padatan tersuspensi merupakan padatan dengan ukuran lebih besar dari 1 milimikron dapat mengendap sendiri tanpa bantuan zat tambahan ( koagulan ) meskipun dalam waktu agak lama.
Padatan koloidal merupakan padatan dengan ukuran antara 1milimikron sampai 1 mikron tidak dapat mengendap tanpa bantuan koagulan.kekeruhan air buangan antara lain disebabkan adanya partikel-partikel koloidal .
1.2. Permasalahan
Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah kadar Total Suspended Solid ( TSS ) Telah memenuhi baku mutu air limbah..
1.3.Tujuan Penelitian
1.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar Total Suspended Solid ( TSS ) pada laboratorium kimia lingkungan yang dilakukan secara gravimetri.
2. Apakah kadar ( TSS ) yang diperoleh sesuai dengan baku mutu air limbah.
1.4.Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
- Untuk mengetahui kadar Total Suspended Solid ( TSS ) pada air limbah di laboratorium secara gravimetri
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik Badan Air
Badan air dicirikan oleh tiga komponen utama, yaitu komponen hidrologi,
komponen fisika-kimia, dan komponen biologi. Penilaian kualitas suatu badan air harus
mencakup ketiga komponen tersebut, yaitu :
A.
Air tawar berasal dari dua sumber, yaitu air permukaan dan air tanah. Air
permukaan adalah air yang berada di sungai, danau, waduk, rawa, dan badan air lain,
yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Sekitar 69% air yang masuk ke sungai
berasal dari hujan, pencairan es/salju, dan sisanya berasal dari air tanah. Air Permukaan
Air hujan yang jatuh ke bumi dan menjadi air permukaan memiliki kadar
bahan-bahan terlarut atau unsur hara yang sangat sedikit. Air hujan biasanya besifat asam,
dengan nilai pH sekitar 4,2. Hal ini disebabkan air hujan melarutkan gas-gas yang
terdapat di atmosfer. Setelah jatuh ke permukaan bumi, air hujan mengalami kontak
dengan tanah dan melarutkan bahan-bahan yang terkandung di dalam tanah.
Perairan permukaan diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu badan
air tergenang dan badan air mengalir.
1. Perairan tergenang
Perairan tergenang meliputi danau, kolam, waduk, rawa, dan sebagainya. Perairan
perbedaan intensitas cahya dan perbedaan suhu pada kolom air yang terjadi secara
vertikal. Arus air danau dapat bergerak ke berbagai arah. Paerairan danau biasanya
memiliki stratifikasi kualitas air secara vertikal. Stratifikasi ini tergantung pada
kedalaman dan musim.
Berdasarkan intensitas cahaya yang masuk ke perairan, stratifikasi vertikal kolom
air pada perairan tergenang dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
a. Lapisan eufotik, yaitu lapisan yang masih mendapatkan cukup cahaya matahari.
b. Lapisan kompensasi, yaitu lapisan dengan intensitas cahaya sebesar 1% dari
intensitas cahaya permukaan.
c. Lapisan profundal, yaitu lapisan di bawah lapisan kompensasi, dengan intensitas
cahaya sangat kecil atau bahkan tidak ada cahaya (afotik).
Tiupan aingin dan perubahan musim yang mengakibatkan perubahan intensita
cahaya matahari dan perubahan suhu dapat mengubah atau menghancurkan stratifikasi
vertikal kolom air. Fenomena perubahan stratifikasi vertikal ini dapat diamati dengan
jelas pada perairan tergenang yang terdapat di wilayah ugahari yang memiliki empat
musim.
2. Perairan mengalir
Salah satu contoh perairan mengalir adalah sungai. Sungai dicirikan oleh arus
yang searah relatif kencang, dengan kecepatan berkisar antara 0,1 – 1,0 m/detik, serta
sangat dipengaruhi oleh waktu, iklim, dan pola drainase. Pada perairan sungai, biasanya
terjadi percampuran massa air secara menyeluruh dan tidak terbentuk stratifikasi vertikal
7
merupakan fenomena yang biasa terjadi di sungai sehingga kehidupan flora dan fauna
sangat dipengaruhi oleh ketiga variabel tersebut.
B.
Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah. Air tanah
ditemukan pada akifer. Pergerakan air tanah sangat lambat; kecepatan arus berkisar
antara 10 Air Tanah
-10
– 10 -3
Air tanah biasanya memiliki kandungan besi relatif tinggi. Jika air tanah
mengalami kontak dengan udara dan mengalami oksigenasi, ion ferri pada ferri m/detik dan dipengaruhi oleh porositas, permeabilitas dari lapisan
tanah, dan pengisian kembali air. Karakteristik utama yang membedakan air tanah dari air
permukaan adalah pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal yang sangat lama,
dapat mencapai puluhan bahkan ratusan tahun. Karena pergerakan yang lama tersebut, air
tanah akan sulit untuk pulih kembali jika mengalami pencemaran.
Jika laju pengambilan air tanah pada akifer melebihi laju pengisiannya maka akan
terjadi penurunan volume air tanah dan penambahan volume udara yang besarnya setara
dengan volume air yang dikeluarkan dari akifer. Kondisi ini memunkinkan terjadinya
penurunan muka tanah. Pengambilan air tanah akan mengubah aliran air tanah.
Bersamaan dengan keluarnya air dari akifer, tekanan hidrostatik air tanah mengalami
penurunan sehingga aliran air tanah dari arah laut akan mengisi daerah yang disedot
airnya tersebut.
Air tanah yang berasal dari lapisan deposit pasir memiliki kandungan
karbondioksida tinggi dan kandungan bahan terlarut rendah. Air tanah yang berasal dar
lapisan deposit kapur juga memiliki kadar karbondioksida yang rendah, namun memiliki
hidroksida [Fe(OH)3] yang banyak terdapat dalam air tanah akan teroksidasi menjadi ion
ferro, dan segera mengalami presipitasi serta membentuk warna kemerahan pada air.
Oleh karena itu, sebelum digunakan untuk nernagai kebutuhan, sebaiknya air tanah yang
baru disedot didiamkan terlebih dahulu selama beberapa saat untuk mengendapkan besi
(Effendi,H.2003 ).
2.2. Sumber Pencemaran Air
Sumber pencemaran ( polutan ) dapat berupa suatu lokasi tertentu ( point source )
atau tak tertentu/ tersebar ( non – point / diffuse source). Sumber pencemar point source
misalnya knalpot mobil, cerobong asap pabrik , dan saluran limbah industri. Pencemar
yang berasal dari point source bersifat local. Efek yang ditimbulkan berdasarkan
karakteristik spasial kualitas air. Volume pencemar dari point source biasanya reaktip
tetap.
Sumber pencemar non – point source dapat berupa point source dalam jumlah
yang banyak. Misalnya ; limpasan dari daerah pertanian yang mengandung pestisida dan
pupuk, limpasan dari daerah pemukiman ( domestik ) dan limpasan dari daerah
perkotaan.
2.2.1. Bahan Pencemar
Bahan pencemar (polutan ) adalah bahan – bahan yang bersifat asing bagi alam
atau bahan yang berasal dari alam itu sendiri yang memasuki suatu tatanan ekosistem
sehingga mengganggu peruntukan ekosistem tersebut, berdasarkan cara masuknya ke
dalam lingkungan. Polutan dikelompokan menjadi dua yaitu polutan alamiah dan polutan
9
Polutan alamiah adalah polutan yang memasuki suatu lingkungan ( misalnya
badan air) secara alamiah misalnya akibat letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir,
dan fenomena alam yang lain. Polutan yang memasuki suatu ekosistem secara alamiah
sukar dikendalikan.
Polutan antropogenik adalah polutan yang masuk ke dalam air akibat aktivitas
manusia, misalnya kegiatan domestik ( rumah tangga ), ( kegiatan urban perkotaan ),
maupun kegiatan industri. Intansitas polutan antropogenik dapat dikendalikan dengan
cara mengontrol aktivitas yang menyebabkan timbulnya polutan tersebut.
Bahan pencemar atau polutan adalah bahan – bahan yang bersifat asing bagi alam
atau bahan yang berasal dari alam itu sendiri yang memasuki suatu tatnan ekosistem
sehingga menggangu penentuan ekosistem tersebut .
Berdasarkan sifat toksiknya, polutan / pencemar dibedakan menjadi dua , yaitu
polutan tak toksik ( non- toxic pollutans ) dan polutan toksik ( toxic pollutans).
1. Polutan tak toksik
Polutan /pencemar tak toksik biasanya telah berada pada ekosistem secara alami.
Sifat destruktif pencemar ini muncul apabila berada dalam jumlah yang berlebihan
sehingga dapat mengganggu kesetimbangan ekosistem melalui perubahan proes fisika-
kimia perairan. Polutan tak toksik terdiri atas bahan- bahan tersuspensi dan nutrient.
2. Polutan toksik
Polutan toksik dapat mengakibatkan kematian ( lethal ) maupun bukan kematian (
sub- lethal), misalnya terganggunya pertumbuhan , tingkah laku, dan karakteristik
morfologi berbagai organisme akuatik. Polutan toksik ini biasanya berupa bahan-bahan
Mason ( 1993 ) mengelompokan pencemar toksik menjadi lima, sebagai berikut :
a. Logam ( metals), meliputi :lead ( timbale ), nikel, cadmium, zinc, copper, dan
merkuri. Logam berat diartikan sebagai logam dengan nomor atom 20, tidak
termasuk logam alkali, alkali tanah, lantanida, dan aktinida.
b. Senyawa organik, meliputi pestisida organoklorin, hebisida, PCB,
hidrokarbon alifatik berklor, pelarut ( solvent ), surfaktan rantai lurus,
hidrokarbon petroleum, aromatic polinuklir, dibenzodioksin berklor, senyawa
organometalik, fenol, dan formaldehida. Senyawa ini berasal dari kegiatan
industri, pertanian, dan domestik
c. Gas misalnya klorin dan ammonia
d. Anion, misalnya sianida, flousida, sulfide, dan sulfat.
e. Asam dan alkali ( Effendi, 2003 ).
2.3. Penyebab Menurunnya Kualitas Air
Air dari alam atau natural water secara fundamental berbeda kondisinya dengan
Air dari tempat budidaya ( kolam/ tambak ).Jumlah biota di tambak / kolam air
umumnya jauh lebih banyak dibandingkan jumlah air ,akibatnya material sisa
metabolisme ( metabolit ) yang dikeluarkan biota berupa kotoran dan urine tidak dapat
seimbang. Di samping itu , di dalam air juga terjadi proses lain secara biologis Pada
organisme hidup lain seperti plankton . Dengan begitu tingkat penurunan ualitas air
sangat cepat.
Kualitas air tambak / kolam mengalami penurunan disebabkan oleh banyak faktor
Baik faktor internal ( di dalam tambak / kolam ) seperti pengolahan air , pakan ,
11
2.3.1. Faktor-faktor penyebab menurunnya kualitas air 1. padat penebaran
2. pakan yang berlebihan
3. akumulasi bahan organik
4. pengelolaan sebelum penebaran
5. pengelolaan air
6. kondisi air sumber
7. perubahan cuaca
2.4. Mengenal Perubahan Kualitas Air
Pada umumnya pengontrolan kualitas air terhadap parameter kimia dan fisika
dengan analisis laboratorium.Namun, bagi petani ikan atau teknisi yang cukup
berpengalaman tanpa peralatan laboratorium pun sudah bisa mengetahui mutu air Di
dalam wadah budidaya ( tambak / kolam ) . sedangkan bagi mereka yang belum Cukup
berpengalaman sulit melakukannya. Ada cara yang sederhana dan mudah dilakukan
untuk mengontrol kualitas air di kolam dan tambak,termasuk mengenal Perubahan
kualitas air,yaitu memanfaatkan indikator primer.
Ada 3 indikator primer ( utama ) yang dapat digunakan oleh teknisi atau petani
Ikan / petambak untuk mengontrol mutu air yaitu warna air, kondisi wadah budidaya,
(tambak / kolam) dan kondisi biota budidaya.
2.5. Indikator pencemaran air
Air merupakan kebutuhan proses bagi kehidupan manusia di bumi ini,Sesuai
untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk sanitasi dan air Untuk
transportasi, baik di sungai maupun di laut.
Dalam kegiatan industri dan teknologi , air digunakan antara lain sebagai berikut :
a. air proses
b. air pendingin
c. air ketel uap penggerak turbin
d. air utilitas dan sanitasi
Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya
perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui :
1. adanya perubahan suhu air
2. adanya perubahan pH atau konsentrsi ion hidrogen
3. adanya perubahan warna,bau dan rasa air
4. timbulnya endapan , koloidal , bahan terlarut
5. adanya mikroorganisme
6. meningkatnya radioaktif air lingkungan
2.5.1. Perubahan Suhu Air
Air sungai yang suhunya naik akan menggangu kehidupan hewan air dan organisme
air lainnya kaena oksigen yang terlarut dalam air akan turun bersamaan
Dengan kenaikan suhu,oksigen yang terlarut dalam air berasal dari udara yang secara
lambat terdisfusi ke dalam air.Makin tinggi kenaikan suhu air makin sedikit oksigen yang
13
2.5.2. Perubahan pH
Air yang mempunyai pH yang lebih kecil dari pH normal akan bersifat asam
sedangkan air yang mempunyai pH yang lebih besar dari normal akan bersifat basa. Air
limbah dan bahan buangan dari kegiatan industri yang dibuang ke sungai akan mengubah
pH air yang pada akhirnya sangat mengganggu kehidupan Organisme di dalam air.
2.5.3. Perubahan Warna , Bau , dan Rasa air
Bahan buangan dan air limbah dari kegiatan industri yang berupa bahan
anorganik dan bahan organik seringkali dapat larut di dalam air.Bahan buangan Industri
yang bersifat organik atau bahan buangan dan air limbah dari kegiatan Indusrti
pengolahan bahan makanan seringkali menimbulkan bau yang sangat menyengat hidung.
Mikroba di dalam air akan mengubah bahan buangan organik terutama gugus
protein,secara degradasi menjadi bahan yang mudah menguap dan berbau.
2.5.4. Timbulnya endapan , koloidal , dan bahan terlarut
Endapan koloidal serta bahan terlarut berasal dari adanya bahan buangan industri
Yang berbentuk padat.Bahan buangan industri yang berbentuk padat kalau tidak dapat
larut sempurna akan mengendap di dasar sungai dan yang dapat larut sebagian akan
menjadi koloidal.
Endapan dan koloidal yng melayang di dalam air akan menghalangi masuknya sinar
matahari ke dalam lapisan air.padahal sinar matahari sangat diperlukan oleh
Apabila endapan dan koloidal yang terjadi berasal dari bahan buangan organik, maka
mikroorganisme , dengan bantuan oksigen yang terlarut di dalam air akan melakukan
degradasi bahan organik tersebut sehingga menjadi bahan yang lebih sederhana.
2.5.5. Mikroorganisme
Pada perkembangbiakan mikroorganisme ini tidak tertutup kemungkinan bahwa
mikroba patogen ikut berkembang pula.mikroba patogen adalah penyebab timbulnya
berbagai macam penyakit . Pada umumnya industri pengolahan bahan makanan
berpotensi untuk menyebabkan berkembang biaknya mikroorganisme termasuk mikroba
patogen.
2.5.6. Meningkatnya Radioaktif Air Lingkungan
Mengingat bahwa zat radioaktif dapat menyebabkan berbagai macam kerusakan
biologis apabila tidak ditangani dengan benar , baik melalui efek langsung maupun efek
tertunda , maka tidak dibenarkan dan sangat tidak etis bila ada yang membuang bahan
sisa radioaktif ke lingkungan.
Secara nasional sudah ada peraturan perundang-undangan yang mengatur masalah
bahan sisa ( limbah ) radioaktif . Mengenai hal ini Badan Tenaga Atom Nasional
(BATAN ) ( Wardhana, 2004 ).
2.6.Limbah
Pada dasarnya limbah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber
15
ekonomi bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatif. Menurut sumber-nya
limbah dapat dibagi menjadi tiga yaitu: (a) limbah domestik (rumah tangga) yang berasal
dari perumahan, perdagangan, dan rekreasi: (b) limbah industri: dan (c) limbah rembesan
dan limpasan air hujan. Sesuai dengan sumbernya maka limbah mempunyai komposisi
yang sangat bervariasi bergantung kepada bahan dan proses yang dialami-nya.
Limbah industri sangat beragam, sesuai dengan jenis industri. Berbagai jenis
industri berpotensi mencemari lingkungan diantaranya adalah industri tekstil, cat,
penyamakan kulit, farmasi, dan industri pangan. Limbah industri pangan dapat
menimbulkan masalah dalam penanganannya karena mengandung sejumlah besar
karbohidrat, protein, lemak, garam-garam mineral, dan sisa-sisa bahan kimia yang
digunakan di dalam proses produksi. Contoh beberapa industri pangan yang
menghasilkan limbah seperti ini adalah produk susu, pengalengan dan pengawetan
buah-buahan dan sayur-sayuran, pengalengan dan pengawetan hasil laut, pemurnian gula,
permen, produk daging, pengawetan dan pengalengan daging, serta penggilingan
biji-bijian.
Pada umumnya limbah industri pangan tidak membahayakan kesehatan
masyarakat, akan tetapi kandungan bahan organiknya yang tinggi dapat bertindak sebagai
sumber bahan makanan untuk pertumbuhan mikroba. Limbah yang langsung dibuang ke
perairan tanpa pengolahan terlebih dahulu dapat menyebabklan penurunan kualitas air
sungai dengan mekanisme pertumbuhan mikroorganisme yang berlimpah. Meningkatnya
jumlah mikroorganisme dapat menyebabkan berkurangnya nilai oksigen terlarut “disulfed
oxygen” (DO), karena sebagian besar oksigen dipakai untuk respirasi mikroorganisme
air lainnya. Selain itu, buangan limbah ke perairan juga dapat menimbulkan bau yang
tidak enak dan terjadinya “eutro-fikasi”
Limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak terpakai lagi, yang merupakan
hasil dari berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Dengan semakin bertambah dan
meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatannya, maka jumlah air limbah juga
mengalami peningkatan. Pada umumnya limbah cair dibuang melebihi kemampuan alam
untuk menerima atau menampungnya, maka akan terjadi kerusakan lingkungan.
Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang limbah
cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti industri pulp
dan kertas, teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah
memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang. Namun demikian,
mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan limbah cair bagi kehidupan,
penting bagi sektor industri kehutanan untuk memahami dasar-dasar teknologi
pengolahan limbah cair.
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan.
Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang
dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi
teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat
yang bersangkutan
2.6.1. Sifat Limbah
Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat da terutama terdiri
17
sampah sisa-sisa kain buruk dan pasir terdapat di dalam campuran larutan cairan encer
ini, yang kelihatannya kelam dan hanya sedikit berbau selama masih segar (baru). Air
cucian dari jalan dan atap rumah dan air tanah yang merembes ke dalam selokan-selokan
yang jarang sekali mempunyai sambungan-sambungan yang kedap air memberi
sumbangan yang berarti pada apa yang tersebut di atas ini dan kadarnya pun dapat
dirubah selanjutnya dengan adanya sampah-sampah yang dihasilkan oleh perdagangan.
Pelimbahan itu banyak berbeda dalam kekuatan dan komposisinya dari suatu kota ke kota
yang lain disebabkan oleh perbedaan-perbedaan yang nyata dalam kebiasaan-kebiasaan
masyarakat yang berbeda-beda, sifat makanan mereka dan pemakaian air per kapita.
Tidak ada dua jenis sampah yang benar-benar sama. Pelimbahan pada kota-kota non
industri kebanyakan terdiri dari sampah domestik yang murni.
Limbah domestik terdiri dari pembuangan air kotor dari kamar-kamar mandi,
kakus, dan dapur. Kotoran-kotoran itu merupakan campuran yang rumit dari zat-zat
bahan mineral dan organik dalam banyak bentuk, partikel-partikel besar dan kecil, benda
padat, sisa-sisa bahan-bahan larutan dalam keadaan terapung dan dalam bentuk kolloid
dan setengah kolloid.
2.6.2. Komposisi Limbah
Kadar air sampah adalah sangat tinggi, yaitu 99,9% atau lebih. Benda-benda padat
dalam sampah dapat berbentuk organik maupun anorganik. Zat organik dalam sampah
terdiri dari bahan-bahan nitrogen, karbohidrat, lemak dan sabun. Mereka bersifat tidak
sampah dan menyebabkan kesulitan-kesulitan yang maha besar dalam pembuangannya.
Benda-benda padat anorganik biasanya tidak merugikan.
2.6.3. Sampah-sampah Industri
Sampah yang masih baru hanya sedikit berwarna keruh tetapi kemudian menjadi
semakin kelam dan tajam. Sampah yang baru berisi sedikit oksigen larut dan
kadang-kadang sejumlah kecil nitrit dan nitrat, khususnya setelah hujan. Sampah yang baru hanya
mengandung sedikit alkali tetapi selama oksidasi terjadilah pengurangan kandungan
alkali. Sampah yang basi menyebabkan bau-bau yang memuakkan yang bersumber pada
hidrogen sulfida dan gas-gas lainnya. Biasanya ia tidak mengandung oksigen yang telah
terurai. Apabila sampah membusuk, gelembung-gelembung gas dapat terlihat memancar
keluar dari permukaan. Jadi penting sekali untuk segera membuang secara tuntas sampah
domestik dari daerah-daerah pemukiman untuk melindungi kesehatan lingkungan.
Dengan cara yang sama, pembuangan sampah indutsri pun penting. Adalah lebih mudah
dan hampir selalu lebih murah untuk membenahi limbah industri itu sendiri secara
terpisah.
Hal ini disebabkan oleh karena secara umum mudah untuk merubah bentuk
campuran sampah dengan limbah perdagangan menjadi satu aliran yang memenuhi
standar-standar yang telah disyaratkan sedangkan apabila limbah perdagangan dibenahi
19
2.6.4.Sumber Limbah Cair
Pada dasarnya limbah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber
hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam dan atau belum mepunyai nilai
ekonomi bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatif. Menurut sumber-nya
limbah dapat dibagai menjadi :
1. Aktivitas bidang rumah tangga
A. Aktivitas manusia
Aktivitas manusia yang menghasilkan limbah cair sangat beraga, sesuai dengan
kebutuhan hidup manusia yang sangat beragam pula. Beberapa aktivitas manusia yang
menghasilkan limbah cair diantaranya adalah aktivitas dalam bidang rumah tangga,
perkantoran, perdagangan, perindustrian, pertanian, dan pelayanan jasa.
Sangat banyak aktivitas rumah tangga yang menghasilkan limbah cair, antara lain
mencuci pakaian, mencuci alat peralatan makan/minum, memasak, mandi, mencuci
kendaraan, penggunaan toliet, dan sebagainya. Semakin banyak jenis aktivitas yang
dilakukan, semakin besar volume limbah cair yang dihasilkan.
2. Aktivitas bidang perkantoran
Aktivitas perkantoran pada umumnya merupakan aktivitas penunjang kegiatan
pelayanan masyarakat. Limbah cair dari sumber ini biasanya dihasilkan dari aktivitas
kantin yang menyediakan makanan dan minuman bagi pegawai, aktivitas penggunaan
3. Aktivitas bidang perdagangan
Kegiatan dalam bidang perdagangan yang menghasilkan limbah cair, yaitu
pengepelan lantai gedung, pencucia alat makan dan minum di restoran, penggunaan
toilet, pencucian pakaian, pencucian kendaraan, dan sebagainya.
4. Aktivitas bidang perindustrian
Aktivitas bidang perindustrian juga sangat bervariasi. Variasi kegiatan bidang
perindustrian dipengaruhi antara lain oleh faktor jenis bahan baku yang diolah, jenis
barang atau bahan jadi yang dihasilkan, kapasitas produksi, teknik proses produksi
yang diterapkan. Jenis aktivitas utama yang menghasilkan limbah cair dan sifat
pencemaran yang potensial.
5. Aktivitas bidang pertanian
Aktivitas bidang pertanian menghasilkan limbah cair karena digunakannya air untuk
mengairi lahan pertanian. Secara alamiah dan dalam kondisi normal, limbah cair
pertanian sebenarnya tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan, namun
dengan digunakannya fertilizer serta pestisida yang kadang-kadang dilakukan secara
berlebihan, sering menimbulkan dampak negatif pada keseimbangan ekosistem air
pada badan air penerima.
6. Aktivitas bidang pelayanan jasa
Sangat banyak dan bervariasi aktivitas di berbagai jenis badan usaha pelayanan jasa,
berakibat sangat bervariasinya kuantitas serta kualitas limbah cair.
B.
Hujan merupakan aktivitas alam uang menghasilkan limbah cair yang disebut air
21
sebagian besar lainnya akan mengalir di permukaan tanah menuju sungai, telaga, atau
tempat lain yang lebih rendah. Air larian yang jumlahnya berlebihan sebagai akibat dari
hujan yang turun dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang lama dapat
menyebabkan saluran air hujan teraliri dalam jumlah yang melebihi kapasitas, dan dapat
menyebabkan terjadinya banjir. Atas dasar itu, air hujan perlu diperhitungkan dalam
perencanaan sistem saluran limbah agar dapat dihindari hal-hal yang tidak diinginkan
dari adanya air hujan, baik bagi lingkungan maupun bagi kesehatan masyarakat
(Soeparman, 2001 ).
2.7.TOTAL SUSPENDED SOLID
2.7.1. Defenisi Total Suspended Solid ( TSS )
Dalam larutan ditemui dua kelompok zat , yaitu zat terlarut seperti garam dan
molekul organis , dan zat padat tersuspensi dan koloidal seperti tanah liat,kwarts.
Perbedaan pokok antara kedua kelompok zat ini ditentukan melalui ukuran/ diameter
partikel – partikel tersebut.
Dalam metode analisa zat padat, pengertian Zat Padat Total adalah semua zat – zat
yang tersisa sebagai residu dalam suatu bejana , bila sampel air dalam bejana tersebut
dikeringkan pada suhu tertentu. Zat padat total terdiri dari zat padat terlarut dan zat padat
tersuspensi yang dapat bersifat organis dan inorganis.
Zat padat tersuspensi dapat diklasifikasikan antara lain zat padat terapung yang selalu
bersifat organis dan zat padat terendap yang dapat bersifat organis dan inorgnis . Zat
padat terendap adalah zat padat dalam suspensi yang dalam keadaan tenang dapat
2.7.2. Prinsip Analisa
Prinsip Total Suspended Solid yaitu : sampel disaring dengan filter kertas; filter yang
mengandung zat tersuspensi dikeringkan pada 105 0
Analisis gravimetri adalah penentuan kuantitatif berdasarkan bobot, proses isolasi
serta penimbangan suatu unsur atau senyawaan tertentu dari unsur tersebut dalam bentuk
yang semurni mungkin. Unsur atau senyawaan itu dipisahkan dari suatu porsi zat yang
sedang diselidiki, yang telah ditimbang. Sebagian besar penetapan – penetapan pada
analisa gravimetri menyangkut pengubahan unsur atau radikal yang akan ditetapkan
menjadi sebuah senyawaan yang murni dan stabil . yang dapat dengan mudah diubah
menjadi satu bentuk yang sesuai untuk ditimbang . Lalu bobot unsur atau radikal itu
dengan mudah dapat dihitung dari pengetahuan kita tentang rumus senyawaanya serta C selama 2 jam.
Dalam analisa Total Suspended Solid (TSS) sangat diperlukan ketelitian, bilamana
sampel mengandung zat tersuspensi tinggi , maka penyimpanan baku yang relatif adalah
5 sampai 20 %. Bilamana sampel mengandung zat tersuspensi yang tidak dapat
mengendap yaitu tetap tersebar secara merata dalam larutan, maka penyimpanan baku
yang relatif hanya 2 sampai 5 % atau kurang lebih 4 mg/l, ergantung pada kepekaan
timbangan.
Cara pengmbilan sampel juga sangat diperhatikan. Sampel yang dianalisa harus
representatif yaitu dengan cara pengambilannya yang benar , sampel harus dikocok
terlebih dahulu , sehingga zat – zat yang terkandung di dalamnya tersebar secara merata
dan homogen.
23
bobot atom ubsur – unsur penyusunannya ( konstituennya ). Pemisahan unsur atau
senywaan yang mengandungnya dapat dicapai dengan beberapa metode.
Bahan yang akan ditetapkan diendapkan dari suatu larutan dalam bentuk yang begitu
sedikit dapat larut , sehingga tak terjadi kehilangan yang berarti bila diendapkan
dipisahkan dengan menyaringnya danditimbang. Faktor – faktor yang menentukan
analisis dengan pengendapan yang berhasil , adalah :
1. Endapan harus begitu tak dapat larut, sehingga tak akan terjadi kehilangan yang
berarti, bila endapan dikumpulkan dengan menyaringnya. Dalam praktek
ini,biasanya berarti bahwa jumlah zat itu , yang tetap tertinggal dalam larutan, tak
melampaui jumlah minimum yang terdeteksi oleh neraca analitik biasa , yaitu 0,1
mg.
2. Sifat fisika endapan harus sedemikian , sehingga endapan dapat dengan mudah
dipisahkan dari larutan dengan penyaringan, dan dapat dicuci sampai bebas dari
zat pengotor yang larut. Kondisi ini menuntut bahwa partikelnya berukuran
sedemikian, sehingga tak lolos melalui medium penyaring, dan bahwa ukuran
partikelnya tak dipengaruhi ( atau sediitnya tak berkurang oleh proses pencucian).
3. Endapan harus dapat diubah menjadi suatu zat murni dengan komposisi kimia
yang tertentu. Ini dapat dicapai dengan pemijaran atau dengan operasi – operasi
kimia yang sederhana, seperti penguapan bersama cairan yang sesuai.
Selama ini dianggap bahwa senyawaan yang memisah dari larutan adalah murni
kimia, tetapi tak selalu sedemikian halnya. Kemurnian endapan bergantung
anatara lain pada zat – zat yang ada dalam larutan , baik sebelum maupun setelah
tepat. Namun, tidak semua cara gravimetri didasarkan pada pembentukan endapan
; ada juga yang didasarkan pada pengusiran suatu komponen sebagai gas , lalu
hasil reaksi itu ditimbang.
Dapat juga disebutkan kelebihan yang penting dari analisis gravimetri,
dibandingkan analisis titrimetri adalah bahwa bahan penyusun zat telah diisolasi ,
dan jika perlu dapat diselidiki terhadap ada tidaknya zat pengotor , dan diadakan
koreksi; kekurangan (dari) metode gravimetri adalah bahwa metode ini umumnya
lebih memakan waktu ( Alaerts,2003 ).
2.8. Usaha Penanggulangan Dampak Pencemaran Lingkungan
Telah disadari bahwa kemajuan industri dan teknologi yang mampu
meningkatkan kesejahteraan manusia itu ternyata juga menimbulkan pencemaran
terhadap lingkungan yang akhirnya juga berdampak terhadap manusia. Oleh karena itu
penerapan kemajuan industri dan teknologi tersebut dapat memberikan hasil dan manfaat
yang lebih baik bagi kelangsungan hidup manusia.
Oleh karena pencemaran lingkungan mempunyai dampak yang sangat luas dan
sangat merugikan manusia maka perlu diusahakan pengurangan pencemaran lingkungan
atau bila mungkin meniadakannya sama sekali. Usaha untuk mengurangi dan
menanggulangi pencemaran tersebut ada 2 macam cara, yaitu :
2.8.1. Penanggulangan Secara Non teknis
Dalam usaha mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan dikenal
istilah penanggulangan secara non teknis, yaitu suatu usaha untuk mengurangi dan
25
yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan
industri dan teknologi sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan.
Peraturan perundangan yang dimaksudkan hendaknya dapat memberikan gambaran
secara jelas tentang kegiatan industri dan teknologi yang akan dilaksanakan di suatu
tempat yang antara lain meliputi ;
a. Penyajian Informasi Lingkungan
Penyajian Informasi Lingkungan ini diberikan sebelum Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan dilaksanakan. Berdasarkan penyajian informasi lingkungan ini
akan diketahui secara cepat apakah AMDAL yang diusulkan perlu segera dilaksanakan.
Secara umum PIL akan memuat tentang : kegiatan yang diusulkan, kondisi yang akan
dianalisa, dampak yang mungkin terjadi akibat kegiatan yang diusulkan serta tindakan
yang direncanakan untuk mengendalikannya.
b. Analisis Mengenai Damapak Lingkungan ( AMDAL )
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ( AMDAL ) adalah suatu studi tentang
beberapa masalah yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang diusulkan. Dalam hal
ini studi yang dilakukan meliputi kemungkinan terjadinya berbagai macam perubahan,
baik perubahan sosial-ekonomi maupun perubahan biofisik lingkungan sebagai akibat
adanya kegiatan yang diusulkan tersebut. Semua data yang diberikan dalam AMDAL
akan sangat membantu manakala terjadinya pencemaran dampak lingkungan
c. Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi
Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi dimaksudkan agar jika
cepat sehingga penanggulangannya dapat dilakukan secara terpadu, dan daya dukung
alam lingkungan sekitarnya tetap terjamin bagi kelangsungan hidup manusia.
d. Pengaturan dan Pengawasan Kegiatan
Dalam rangka mengurangi dan menanggulangi dampak pencemaran lingkungan,
perlu diadakan pengaturan dan pengawasan atas segala macam kegiatan industri dan
teknologi.
e. Menanamkan Perilaku Disiplin
Seringkali terjadi pencemaran lingkungan karena tidak disiplinnya petugas yang
menangani kegiatan industri dan teknologi. Pembungan limbah dari pabrik atau tempat
kerja tanpa terlebih dahulu melalui proses pengolahan limbah seringkali dijumpai
sebagai kasus utama penyebab terjadinya pencemaran lingkungan. Sudah menjadi
tanggung jawab moral pemilik pabrik, teknisi dan semua karyawan pabrik yang
potensial untuk menimbulkan pencemaran sangat diharapkan untuk mencegah
terjadinya pencemaran.
2.8.2. Penanggulangan Secara Teknis
Banyak macam dan cara yang dapat ditempuh dalam penanggulangan secara
teknis. Dapat diperoleh beberapa cara dalam hal penanggulangan secara teknis, antara
lain adalah sebagai berikut :
a. Mengubah Proses
Apabila dalam suatu proses industri dan teknologi terdapat bahan buangan
(limbah) yang berupa zat-zat kimia, baik melalui pencemaran udara, pencemaran air,
27
mengubah proses yang ada dan dalam kegiatan industri dan teknologi sudah ada yang
melakukan cara ini dan ternyata berhasil baik.
b. Mengganti Sumber Energi
Sumber energi yang digunakan pada berbagai kegiatan industri dan teknologi
sebagian besar masih mengandalkan pada pemakaian bahan bakar fosil, baik minyak
maupun batubara, seperti telah diuraikan bahwa pemakaian bahan bakar fosil
menghasilkan komponen pencemar udara yang berupa gas SO2, NO2, H2
c. Mengelola Limbah
S dsb.Hal ini
bias dikurangi dengan memakai bahan bakar LNG (Liquid Natural Gases) yang
menghasilkan gas buangan yang lebih bersih.
Semua kegiatan industri dan teknologi selalu akan menghasilkan limbah yang
menimbulkan masalah bagi lingkungan. Pengolahan limbah dari bahan buangan industri
dan teknologi dimaksudkan untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Cara pengolahan
limbah ini sering disebut dengan Waste Treatment atau Waste Management. Cara
mengelola limbah industri dan teknologi tergantung pada sifat dan kandungan limbah
serta tergantung pula pada rencana pembuangan olahan limbah secara permanen.
d. Menambah Alat Bantu
Untuk melengkapi cara penanggulangan pencemaran lingkungan secara teknis
dilakukan dengan menambahkan alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran. Alat
BAB 3
BAHAN DAN METODE
3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat
1. Cawan GOUCH yang dilengkapi alat penghisap
2. Kertas saring berpori 0,45 mm
3. Cawan Petri
4. Oven
5. Desikator
6. Penjepit
7. Neraca analitis
8. Pipet volume 100 ml
9. Kaca arloji
3.1.2. Bahan 1. Aquades
2. Sampel
29
3.2. Prosedur Analisa
3.2.1 Penimbangan kertas saring kosong
1. Diletakan kertas saring kedalam alat penyaring
2. Dibilas kertas saring dengan air suling dan dioperasikan alat penyaringnya
3. Kemudian diulangi pembilasan hingga bersih dari partikel-partikel halus yang
terdapat pada kertas saring
4. Lalu kertas saring diambil dengan menggunakan penjepit dan ditaruh di atas kaca
arloji
5. Kertas saring dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 C selama 1 jam
6. Didinginkan kertas saring di dalam desikator selama 1 jam
7. Kemudian kertas saring ditimbang dengan menggunakan neraca analitis sampai
diperoleh bobot tetap
3.2.2. Penentuan Kadar Total Suspended Solid
1. Kertas saring yang telah diketahui bobotnya disiapkan dan diletakan ke dalam alat
penyaring
2. Kemudian dibilas kertas saring dengan air suling dan dioperasikan alat penyaring
3. Sampel dikocok hingga merata, kemudian dipipet sample sebanyak 100 ml
(tergantung pekat atau tidaknya sample tersebut) dan dimasukan ke dalam alat
penyaring kemudian alat dioperasikan
4. Kertas saring diambil dengan menggunakan penjepit dan diletakkan di atas kaca
arloji
5. Sample dikeringkan dalam oven pada suhu 105 C selama 1 jam
6. Lalu didinginkan di dalam desikator selama 1 jam
8. Lalu ditentukan kadar Total Suspended Solid (TSS)
9. Kemudian diulangi perlakuan yang sama untuk sample yang lain.
Maksud dari cara kerjanya yaitu:
1. Panaskan filter kertas di dalam oven pada suhu 105 C selama 1 jam, didinginkan
dalam desikator selama 15 menit dan kemudian timbang dengan cepat.
Pemanasan biasanya cukup 1 jam . Namun, pemanasan perlu diulang sampai di
dapatkan berat yang konstan atau kehilangan berat sesudah pemanasan ulang
kurang dari 0,5 mg
2. Sampel yang sudah dikocok merata, sebanyak 100 ml dipindahkan dengan
menggunakan pipet ke dalam alat penyaring atau cawan gouch yang sudah ada
filter kertas di dalamnya. Kemudian saring dengan sistem vakum.
3. Filter kertas diambil dari alat penyaring dengan hati-hati dan kemudian
ditempatkan di atas jaring-jaring yang diletakan pada cawan lalu dimasukan
dalam oven untuk dipanaskan pada suhu 105 C, selama 1 jam. Dinginkan dalam
desikator dan kemudian timbang dengan cepat. Ulangi pemanasan dan
penimbangan sampai beratnya konstan atau berkurangnya berat sesudah
31
3.2.3. Flowchart
a. Penimbangan Kertas Saring Kosong
diletakan ke dalam alat penyaring
dibilas dengan air suling dan dioperasikan
alat penyaring
diulangi pembilasan hingga kertas saring
bersih dari partikel-partikel halus yang
terdapat pada kertas saring
diambil dengan penjepit dan diletakkan di
atas kaca arloji
dikeringkan di dalam oven pada suhu 1050
didinginkan kertas saring di dalam desikator
selama 1 jam
C
selama 1 jam
ditimbang bobotnya dengan neraca analitis Kertas saring whatman
b. Penentuan Kadar Total Suspended Solid
diletakan ke dalam alat penyaring
dibilas dengan air suling dan dioperasikan
alat penyaring
dipipet sample sebanyak 100 ml dan dimasu
kan ke dalam alat penyaring
dioperasikan alat penyaring
diambil kertas saring dengan alat penjepit
dan diletakan di atas kaca arloji
dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 0
didinginkan di dalam desikator selama 1 jam C
selama 1 jam
ditimbang bobotnya dengan neraca analitis
sampai bobot tetap
ditentukan kadar TSS nya
diulangi perlakuan yang sama untuk sample
yang lain Kertas saring yang telah
diketahui bobotnya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1 Data Hasil Analisa TSS
Hasil TSS pada limbah laboratorium BARISTAND dari Minggu ke-I sampai
Minggu ke-IV tanggal 14 Januari 2008 sampai tanggal 14 Februari 2008 adalah sebagai
berikut :
dimana : A = Berat kosong kertas saring
Sampel Outlet
B : 32 mg
A : 31,25mg
V Sampel : 50 mL
Nilai TSS = (32 – 31,25) x 1000 50
35
4.2. Pembahasan
Dengan semakin berkembangnya industri di berbagai bidang termasuk adanya
suatu laboratorium analisa maka limbah yang dihasilkan juga semakin banyak. Limbah
padat dan cair harus diolah terlebih dahulu sampai kandungannya sesuai dengan syarat
baku mutu limbah cair laboratorium BARISTAND dan ternyata limbah cairnya
memenuhi syarat air buangan dan tidak menyebabkan pencemaran linkungan.
Dalam proses pengendalian dan pengoperasian limbah cair yang perlu
diperhatikan adalah pengolahannya yang betul – betul dipantau agar pertumbuhan dan
pembiakan mikroorganisme yang diberikan hidup dan bekerja secara optimal untuk
merombak senyawa – senyawa organik yang terlarut maupun yang tidak terlarut sehingga
pengolahan limbahnya maksimal.
Pemeriksaan TSS diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air
buangan penduduk atau industtri dan untuk mendesain sistem – sistem pengolahan
biologis bagi air yang tercemar tersebut. Penguraian zat adalah peristiwa alamiah, kalau
suatu badan air dicemari oleh zat organik, bakteri dapat mengakibatkan kematian ikan –
ikan dalam air dan keadaan menjadi anaerobik dan dapat menimbulkan bau busuk pada
air tersebut.
Total Suspended Solids (TSS) mungkin termasuk sebagian besar penggunaan
secara luas dari uji coba nonspesifik. Pada dasarnya uji coba mengukur jumlah oksigen
yang digunakan oleh mikroorganisme selama pembusukan aerobik terhadap polutan
organik. Pemeriksaan TSS didasarkan atas dasar atas pengeringan, penimbangan terhadap
kertas saring dari proses tersebut berlangsung karena adanya bakteri aerobik. Sebagai
digunakan merupakan pengukuran tak langsung dari jumlah unsur organik yang mampu
mengalami biodegradasi yang tersaji dalam sampel yang diberikan (Minear, 1984).
Sebaiknya beberapa zat organik maupun inorganik dapat bersifat racun terhadap
bakteri (misalnya sianida, tembaga dan sebagainya) dan harus dikurangi sampai batas
yang diinginkan. Derajat keracunan ini juga dapat diperkirakan melalui analisa TSS.
Kalau sampel TSS mengandung zat racun, pertumbuhan bakteri terhalang
(inhibsi) maka angka TSS rendah. Cara lain untuk mendeteksi gangguan tersebut adalah
dengan pengenceran sampel supaya dosis zat beracun dapat berada dibawah konsentrasi
yang berbahaya, memang cara ini terbatas, hingga pengenceran maksimum yang
diperbolehkan adalah kira – kira 10 kali.
Demikian, jumlah zat organik yang ada di dalam air diukur melalui jumlah
oksigen yang dibutuhkan bakteri untuk mengoksidasi zat organik tersebut. Karena reaksi
TSS dilakukan dalam botol tertutup, maka jumlah oksigen yang telah dipakai adalah
perbedaan antara kadar oksigen di dalam larutan pada saat t=0 (Santika, 1987).
Nila TSS yang diperoleh ketika menganalisa limbah laboratorium pada Minggu I :
15 mg/L, Minggu II :0 mg/L, Minggu III : 20 mg/L, Minggu IV : 3 mg/L. Nilai yang
berubah – ubah pada tiap minggunya disebabkan kandungan senyawa organik dan
kebutuhan mikroba akan oksigen dalamair limbah yang berubah – ubah.
Dari hasil uji yang dilakukan terhadap sampel limbah cair laboratorium
BARISTAND dengan parameter TSS ternyata limbah cair laboratorium BARISTAND
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Kadar Total Suspended Solid (TSS) pada limbah cair :
Inlet minggu I : 19 mg/l
Outlet minggu I : 15 mg/l
Inlet minggu II : 1mg/l
Outlet minggu II : 0 mg/l
Inlet minggu III : 24 mg/l
Outlet minggu III : 20 mg/l
Inlet minggu IV : 2 mg/l
Outlet minggu IV : 3 mg/l
5.2. Saran
Sebaiknya kertas saring yang berisi sampel langsung dimasukkan kedalam oven,
agar tidak terkontaminasi dengan udara sehingga tidak mempengaruhi berat sampel pada
Alaerts,G.1989. Metode Penelitian Air. Indonesia : Penerbit Usaha Nasional.
Arya Wardhana ,W.2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Cetakan Keempat. Yogyakarta : Penerbit Andi
Efendi , H . 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan . Yogyakarta : Penerbit Kanisius
http:// rubiyah.com/ index.php?option =com_content&task.
Kordi , H. 2004. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budi Daya Perairan. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta
Mahida, U.N. 1984. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta : Penerbit Rajawali.
Soeparman. 2001. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Lampiran -1 : BAKU MUTU LIMBAH INDUSTRI
LAMPIRAN A : KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN
HIDUP
NOMOR : 03/MENKLH/II/1991
TENTANG : BAKU MUTU AIR LIMBAH CAIR BAGI
KEGIATAN YANG TELAH BEROPERASI
TANGGAL : FEBRUARI 1991
BAKU MUTU AIR LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN YANG TELAH BEROPERASI
No Parameter Satuan
Golongan Baku Mutu Air Limbah
I II III IV
1 pH - 6-9 6-9 6-9 6-9
2 BOD5 mg/L 20 50 150 300
3 COD mg/L 40 100 300 600
4 Zat Padat Tersuspensi mg/L 100 200 400 500
5 Amonia Bebas mg/L 0,02 1 5 20
6 Nitrat mg/L 10 20 30 50
IBUKOTA JAKARTA
NOMOR : 1608
TENTANG : BAKU MUTU AIR LIMBAH INDUSTRI/
PERUSAHAAN/ BADAN DI DKI JAKARTA
TANGGAL : 26 SEPTEMBER 1988
BAKU MUTU AIR LIMBAH INDUSTRI/ PERUSAHAAN/ BADAN DI DKI
JAKARTA
No Parameter Bakumutu Satuan
1 BOD 75 mg/L
2 COD (Bichromat) 100 mg/L
3 Padatan Tersuspensi 100 mg/L
4 Amonia 5,0 mg/L
5 Nitrat 10 mg/L
6 Nitrit 1,0 mg/L