• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengaman Rumah Digital Dengan Menggunakan Metode Sensor Gerak Dan Calling Seluler

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Pengaman Rumah Digital Dengan Menggunakan Metode Sensor Gerak Dan Calling Seluler"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENGAMAN RUMAH DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE SENSOR GERAK DAN CALLING SELULER

TUGAS AKHIR

DWI ROSA KARUNIA AL-WASIN SIREGAR 072408013

FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI D-III FISIKA INSTRUMENTASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

SISTEM PENGAMAN RUMAH DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE SENSOR GERAK DAN CALLING SELULER

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar ahli madya

DWI ROSA KARUNIA AL-WASIN SIREGAR 072408013

FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI D-III FISIKA INSTRUMENTASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

PERSETUJUAN

Judul : SISTEM PENGAMAN RUMAH DIGITAL

DENGAN MENGGUNAKAN METODE SENSOR GERAK DAN CALLING SELULER.

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : DWI ROSA KARUNIA AL-WASIN SIREGAR

Nomor Induk Mahasiswa : 072408013

Program Studi : DIPLOMA TIGA (D3) FISIKA INSTRUMENTASI

Departemen : FISIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (MIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Medan, Juli 2010 Disahkan / Disetujui Oleh:

Ketua Program Studi

D3 Fisika Instrumentasi: Dosen Pembimbing:

Drs. Syahrul Humaidi, M.Sc.

(4)

PERNYATAAN

SISTEM PENGAMAN RUMAH DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE

SENSOR GERAK DAN CALLING SELULER

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2010

DWI ROSA KARUNI AL-WASIN SIREGAR 072408013

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahuwata’ala Yang Maha Pengasih serta Maha Penyayang atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang merupakan sebagian syarat guna mencapai gelar Ahli Madya. Shalawat dan salam tak lupa penulis hadiahkan kehadiran nabi Muhammad SAW yang merupakan suri tauladan yang seharusnya dicontoh untuk mendapatkan kehidupan yang bahagia di akhir kelak nanti.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapakan terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang telah memberikan dukungannya baik moril maupun materil. Untuk itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Keluarga tercinta yang paling penulis sayangi dan cintai, terima kasih selama ini telah memberikan cinta dan kasih sayang yang sangat besar kepada penulis, Ayahanda Mukhsin Siregar dan ibunda tercinta Wahyu Nazli yang telah bersusah payah bermandikan keringat memberikan yang terbaik kepada penulis sehingga penulis dapat mengartikan arti hidup dan cinta yang sesungguhnya, abangku yang ku sayang Hardi Karunia Al-Wasin Siregar yang senantiasa selalu mendukung penulis, dan Adikku Srikandi Surya Pertiwi K.A.W Siregar, yang selalu memberi keceriaan untuk penulis, kakak sangat menyayangi mu. (I love my family)

2. Keluarga besar Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Fisika : a. Ketua Departemen Fisika: Dr. Marhaposan Situmorang

b. Ketua Program Studi D3 Fisika Instrumentasi: Drs. Syahrul Humaidi, M.Sc. c. Sekretaris Departemen Fisika: Dra. Yustinon, M.Si,

d. Dan seluruh staf pengajar pada Fakulta MIPA

3. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing: Drs. Syahrul Humaidi, M.Sc , yang telah mempermudah penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

(6)

(walupun kita semua pernah terjadi selisih paham, tapi kalian tetap terbaik) kifli, imeh, wiwik, ulan, linik, hilaria, dea, asenk, tuya, leo, taufik, iwan, otonk, astir, Montana(mr.ndy) yang selalu ngajari penulis b.inggris thanks so much dan semua anak fin 07 semuanya yang tidak bias penulis sebutin satu persatu, semoga persahabatan kita tetap abadi selamanya karena kalian lah sahabat-sahabat terbaikku, dan yang spesial ku persembahkan untuk someone ku yang selalu menemaniku, selalu ada untukku baik dalam keadaan suka, dan duka, yang selalu sabar menghadapi ku dan terus mensupportku untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. Thank’s, u’re is the best my doe.

Hanya Allah lah yang dapat membalas semua kebaikan kalian semua mudah-mudahan kita menjadi orang yang sukses. Amin!

Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengharap kritik dan saran dari semua pihak atas segala kekurangan yang penulis sadari sepenuhnya dalam Tugas Akhir ini, guna perbaikan dikemudian hari.

Wassalam

Medan, Juli 2010 Penulis

072408013

(7)

ABSTRAK

Di zaman sekarang ini kebanyakan orang sibuk dengan aktivitasnya diluar rumah. Sehingga lebih sering menghabiskan waktu diluar rumah dibandingkan didalam rumah. Sehingga keamanan rumah tidak lagi terjaga dengan baik. Dan dapat mengundang orang jahat untuk berbuat kriminal. Jadi untuk zaman sekarang ini sangat dibutuhkan alat/sistem untuk menjaga keamanan rumah.

Dari pengalaman diatas maka penulis membuat suatu solusi untuk membantu menjaga keamanan rumah, yaitu suatu Sistem Pengaman Rumah Digital Dengan

Menggunakan Metode Sensor Gerak dan Calling Seluler ini lebih dapat membantu

si pemilik rumah untuk menjaga rumah dari orang yang tidak dikenal. Walaupun pemilik rumah tidak ada dirumah.

(8)

DAFTAR ISI

1.5 Sistematika Penulisan 3

BAB 2 Landasan Teori 5

2.1 Perangkat Keras 5

2.1.1 Mikrokontroler 5

2.1.2 Mikrokontroler AT89S51 6

2.2 Perangkat Lunak 9

2.2.1 Software 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE) 9 2.2.2 Software Downloader (ISP – Flash Programmer 3.0a) 10 2.2.3 Software Desain PCB (Printed Circuit Board) Eagle 4.13r 14

2.3 Komponen – Komponen Pendukung 15

2.3.1 Resistor 15

2.3.2 Kapasitor 16

2.3.3 Transistor 17

2.4 Motor Langkah (Motor Stepper) 20

2.5 Photodioda 24

2.6 Relay 28

BAB 3 Perancangan Alat dan Cara Kerja 30

3.1 Diagram Blok Rangkaian 30

3.1.1 Perancangan Power Supply 31 3.1.2 Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 32 3.1.3 Rangkaian Display Seven Segment 33

3.1.4 Rangkaian Sensor 34

3.1.5 Rangkaian Pengendali Motor Stepper 36 3.1.6 Rangkaian Pengendali Alarm 38 3.1.7 Rangkaian Pengendali Keypad 40

(9)

BAB 4 Pengujian Rangkaian dan Program 43 4.1 Pengujian Rangkaian Mikrokontroller AT89S51 43 4.2 Pengujian Rangkaian Display Seven Segment 44

4.3 Pengujian Rangkaian Relay 47

4.4 Pengujian Rangkaian Sensor 49

4.5 Pengujian Sensor Keypad 51

4.6 Pengujian Rangkaian Driver Motor Stepper 54

BAB 5 Kesimpulan dan Saran 58

5.1 Kesimpulan 58

5.2 Saran 59

Daftar Pustaka 60

LAMPIRAN : 1. Program

2. Gambar Rangkaian Lengkap 3. Data Sheet

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Susunan Pin IC Mikrokontroler AT89S51 7 Gambar 2.2 8051 Editor, Assembler, Simulator 9

Gambar 2.3 ISP – Flash Programmer 3.0a 10

Gambar 2.4 Software Desain PCB (Printed Circuit Board) Eagle 4.13r 14

Gambar 2.5 Resistor Karbon 15

Gambar 2.6 Skema Kapasitor 16

Gambar 2.7 Electrolytic Kapasitor (ELCO) 17

Gambar 2.8 Cramic Capasitor 17

Gambar 2.9 Simbol Tipe Transistor 18

Gambar 2.10 Transistor Sebagai Saklar ON 19 Gambar 2.11 Transistor Sebagai Saklar OFF 19

Gambar 2.12 Diagram Motor Stepper 21

Gambar 2.13 Pemberian Data/Pulsa Pada Motor Stepper 22 Gambar 2.14 Kontruksi Motor Stepper Bipolar 23 Gambar 2.15 Kontruksi Motor Stepper Unipolar 23

Gambar 2.16 Simbol Photodioda 25

Gambar 2.17 Rangkaian Dasar Photodioda 25

Gambar 2.18 Respon Penerimaan Sensor Infra Merah 26

Gambar 2.19 Prinsip Kerja Relay 28

Gambar 3.1 Blok Diagram Rangkaian 30

Gambar 3.2 Rangkaian Power Supplay (PSA) 31 Gambar 3.3 Rangkaian Mikrokontroler AT 89S51 32 Gambar 3.4 Rangkaian Display Seven Segment 33 Gambar 3.5 Rangkaian Pemancar Inframerah 35 Gambar 3.6 Rangkaian Penerima Sinar Inframerah 36 Gambar 3.7 Rangkaian Pengendali Motor Stepper 37

Gambar 3.8 Rangkaian Pengendali Alarm 39

Gambar 3.9 Rangkaian Keypad 40

Gambar 4.1 Rangkaian Penguji Display Seven Segment 45

Gambar 4.2 Rangkaian Penguji Relay 48

Gambar 4.3 Rangkaian Penguji Penerima Sinar Infra Merah 51

Gambar 4.4 Rangkaian Penguji Keypad 52

(11)

ABSTRAK

Di zaman sekarang ini kebanyakan orang sibuk dengan aktivitasnya diluar rumah. Sehingga lebih sering menghabiskan waktu diluar rumah dibandingkan didalam rumah. Sehingga keamanan rumah tidak lagi terjaga dengan baik. Dan dapat mengundang orang jahat untuk berbuat kriminal. Jadi untuk zaman sekarang ini sangat dibutuhkan alat/sistem untuk menjaga keamanan rumah.

Dari pengalaman diatas maka penulis membuat suatu solusi untuk membantu menjaga keamanan rumah, yaitu suatu Sistem Pengaman Rumah Digital Dengan

Menggunakan Metode Sensor Gerak dan Calling Seluler ini lebih dapat membantu

si pemilik rumah untuk menjaga rumah dari orang yang tidak dikenal. Walaupun pemilik rumah tidak ada dirumah.

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Penggunaan peralatan manual sedikit demi sedikit mulai tergantikan dengan peralatan

otomatis. Selain sistem kerjanya yang sama, peralatan otomatis dapat melakukan

pekerjaannya sendiri tanpa harus dikendalikan oleh pengguna.

Penggunaan peralatan otomatis sangatlah efisien, jika menggunakan peralatan

yang manual, maka satu peralatan harus dikendalikan oleh satu orang, ini sangatlah

tidak efisien. Berbeda dengan peralatan otomatis, dimana satu orang dapat

mengendalikan beberapa peralatan otomatis sekaligus, hanya butuh waktu yang sedikit

untuk memantau peralatan tersebut, apakah bekerja dengan benar atau tidak.

Salah satu peralatan otomatis yang sudah mulai banyak digunakan adalah

Sistem pengaman rumah digital menggunkan sensor gerak dan calling seluler, sistem

pengaman rumah ini banyak digunakan di rumah rumah mewah, gedung perkantoran,

museum yang memiliki barang barang berharga.

Sistem pengaman rumah digital menggunkan sensor gerak dan calling seluler

tersebut akan mengeluarkan suara alarm apabila ada orang tidak dikenal masuk

kedalam rumah dan sistem akan memberitahukan kepada si pemilik rumah dengan cara

(13)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang di atas, maka dalam tugas akhir

ini akan dibuat sebuah Sistem pengaman rumah digital menggunkan sensor gerak dan

calling seluler tersebut akan mengeluarkan suara alarm apabila ada orang tidak dikenal

masuk kedalam rumah dan sistem akan memberitahukan kepada si pemilik rumah

dengan cara calling seluler.

Pada alat ini akan digunakan sebuah mikrokontroler AT89S51, 1 buah motor.

Mikrokontroler AT89S51 sebagai otak dari system yang berfungsi menerima sinyal

dari sensor.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah

1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan program Diploma Tiga

(D-III) Fisika Instrumentasi FMIPA Universitas Sumatera Utara.

2. Membuat sebuah Sistem pengaman rumah digital menggunkan sensor

gerak dan calling seluler, yang bertujuan untuk pengamanan rumah dari

orang asing yang masuk.

3. Untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari perkuliahan

(14)

1.4 Batasan Masalah

Penulisan tugas akhir ini dibatasi pada:

1. Studi cara kerja rangkaian yang meliputi diagram blok dan menguraikan

secara umum fungsi dari masing-masing komponen utama dalam blok

tersebut

2. motor steper merupakan suatu alat untuk menggerakan minuman kaleng

tersebut secara outomatis.

3. Mikrokontroler yang digunakan yaitu AT89S51, jadi hanya mikrokontroler

ini yang akan diuaraikan cara kerjanya dan cara pemrogramannya.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat sistematika

pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari Sistem pengaman rumah digital

menggunakan sensor gerak dan calling seluler, maka penulis menulis laporan ini

sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, tujuan penulisan, batasan masalah,

(15)

BAB II. LANDASAN TEORI

Landasan teori, dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan

untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian Teori pendukung itu antara lain

tentang mikrokontroler AT89S51 (hardware dan software), bahasa program yang

digunakan, serta cara kerja dari pemancar infra merah, cara kerja potodioda dan

rangkaian penerimanya.

BAB III. ANALISA RANGKAIAN DAN KERJA SISTEM

Analisa rangkaian dan sistem kerja, dalam bab ini dibahas tentang sistem kerja per-blok

diagram dan sistem kerja keseluruhan.

BAB IV PENGUJIAN RANGKAIAN

Pada bab ini akan dibahas pengujian rangkaian dan sistem kerja alat, penjelasan

mengenai program-program yang digunakan untuk mengaktifkan rangkaian, penjelasan

mengenai program yang diisikan ke mikrokontroler AT89S51.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari pembahasan yang

(16)

dan dikembangkan perakitannya pada suatu metode lain yang mempunyai sistem kerja

yang sama.

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Perangkat Keras

Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras

(hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Mikrokontroler merupakan salah satu jawabannya. Vendor dari mikrokontroler ini ada

beberapa macam, diantaranya yang paling terkenal adalah Atmel, Motorola dan

Siemens. Selain mengunakan mikrokontroler juga digunakan ADC 0804 sebagai

pengkonversi besaran analog menjadi besaran digital dan sensor SHARP GP2D12.

2.1.1 Mikrokontroler

Dalam merancang aplikasi elektronika digital dibutuhkan sebuah alat/komponen yang

dapat menghitung, mengingat, dan mengambil pilihan dan digunakan sebagai otaknya.

Kemampuan ini dimiliki oleh sebuah komputer, namun tidaklah efisien jika harus

menggunakan komputer hanya untuk keperluan tersebut. Untuk itu komputer dapat

digantikan dengan sebuah mikrokontroler. Mikrokontroler sebenarnya adalah

(17)

instrumentasi sederhana. Mikrokontroler seri MCS-51 termasuk sederhana, murah dan

mudah didapat dipasaran. Salah satu mikrokontroler seri MCS-51 adalah

mikrokontroler AT89S51.

2.1.2 Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler AT89S51 adalah mikrokontroler keluaran ATMEL.Inc. Mikrokontroler

ini kompatibel dengan keluaran mikrokontroler 80C51. Mikrokontroller AT89S51

terdiri dari 40 pin dan sudah memiliki memory flash didalamnya, sehingga sangat

praktis untuk digunakan. Beberapa kemampuan (fitur) yang dimiliki adalah sebagai

berikut :

• Memiliki 4K Flash EPROM yang digunakan untuk menyimpan program. Flash EPROM(Erasable Programmable Read Only Memory) dapat ditulis dan

dihapus sebanyak 1000 kali (menurut manual).

• Memiliki internal RAM 128 byte.

RAM (Random Access Memory), suatu memori yang datanya akan hilang bila

catu padam, diakses secara random, tidak sekuensial, artinya dialamat mana

saja dapat dicapai secara langsung dengan cepat.

4 buah 8-bit I/O (Input/Output) port

Port ini berfungsi sebagai terminal input dan output. Selain itu, dapat

digunakan sebagai terminal komunikasi paralel, serta komunikasi serial (pin10

dan 11).

• Dua buah timer/counter 16 bit.

• Tegangan operasi dinamis dari 2,7 volt hingga 6 volt. • Operasi clock dari 0 hingga 24 MHz

(18)

• Menangani 6 sumber interupsi.

Ada kemampuan Idle mode dan Down mode

Berikut adalah gambar susunan pin pada Mikrokontroller AT89S51:

1

Gambar 2.1 Susunan Pin IC Mikrokontroller AT89S51

Keterangan fungsi-fungsi masing-masing pin adalah sebagai berikut :

Pin 40 Vcc, Masukan catu daya +5 volt DC

Pin 20 Gnd, Masukan catu daya 0 volt DC

Pin 32-39 P0.0-P0.7, Port input/output delapan bit dua arah yang juga

dapat berfungsi sebagai bus data dan bus alamat bila

mikrokontroler menggunakan memori luar (eksternal).

Pin 1-8 P1.0-P1.7, Port input/output dua arah delapan bit dengan internal

pull up.

Pin 10-17 P3.0-P3.7Port input/output delapan bit dua arah, selain itu Port 3

(19)

RXD (pin 10) Port komunikasi input serial

TXD (pin 11) Port komuikasi output serial

INT0 (pin 12) Saluran Interupsi eksternal 0 (aktif rendah)

INT1 (pin 13) Saluran Interupsi eksternal 1 (aktif rendah)

T0 (pin 14) Input Timer 0

T1 (pin 15) Input Timer 1

WR (pin 16) Berfungsi sebagai sinyal kendali tulis, saat

prosesor akan menulis data ke memori I/O

luar.

RD (pin 17) Berfungsi sebagai sinyal kendali baca, saat

prosesor akan membaca data dari memori I/O

luar.

Pin 9 RESET, Pin yang berfungsi untuk mereset mikrokontroller

AT89S51 ke keadaan awal.

Pin 30 ALE (Address Latch Enable), berfungsi menahan sementara

alamat byte rendah pada proses pengalamatan ke memori

eksternal.

Pin 29 PSEN (Program Store Enable), Sinyal pengontrol yang berfungsi

untuk membaca program dari memori eksternal.

Pin 31 EA, Pin untuk pilihan program, menggunakan program internal

atau eksternal. Bila ‘0’, maka digunakan program eksternal.

Pin 19 X1, Masukan ke rangkaian osilator internal. Sumber osilator

(20)

Pin 18 X2, Masukan ke rangkaian osilator internal, koneksi quartz

crystal atau tidak dikoneksikan apabila digunakan eksternal

osilator.

2.2 Perangkat Lunak

Perangkat lunak (software) adalah seperangkat intruksi yang disusun menjadi sebuah

program untuk memerintahkan microcomputer melakukan suatu pekerjaan.

Dalam merancang suatu program mikrokontroler dibutuhkan suatu software yang dapat

menulis program dan mengubahnya menjadi bilangan heksadesimal. Untuk menulis

program dapat digunakan Software 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE). Untuk

men-download program heksadesimal ke dalam mikrokontroler dapat digunakan

Software Downloader (ISP – Flash Programmer 3.0a). untuk mendesain skematik dan

layout PCB dapat digunakan Software EAGLE 4.16r.

2.2.1 Software 8051 Editor, Assembler, Simulator

Instruksi-instruksi yang merupakan bahasa assembly tersebut dituliskan pada sebuah

(21)

Gambar 2.2 8051 Editor, Assembler, Simulator

Setelah program selesai ditulis, kemudian di-save dan kemudian di-Assemble

(di-compile). Pada saat di-assemble akan tampil pesan peringatan dan kesalahan. Jika

masih ada kesalahan atau peringatan, itu berarti ada kesalahan dalam penulisan

perintah atau ada nama subrutin yang sama, sehingga harus diperbaiki terlebih dahulu

sampai tidak ada pesan kesalahan lagi.

Software 8051IDE ini berfungsi untuk merubah program yang kita tuliskan ke dalam

bilangan heksadesimal, proses perubahan ini terjadi pada saat peng-compile-an.

Bilangan heksadesimal inilah yang akan dikirimkan ke mikrokontroller.

2.2.2 Software Downloader

Untuk mengirimkan bilangan-bilangan heksadesimal ini ke mikrokontroller digunakan

software ISP- Flash Programmer 3.0a yang dapat didownload dari internet.

Tampilannya seperti gambar di bawah ini

(22)

Cara menggunakannya adalah dengan meng-klik Open File untuk mengambil

file heksadesimal dari hasil kompilasi 8051IDE, kemudian klik Write untuk mengisikan

hasil kompilasi tersebut ke mikrokontroller.

Instruksi Transfer Data

Instruksi transfer data terbagi menjadi dua kelas operasi sebagai berikut :

Transfer data umum ( General Purpose Transfer ), yaitu : MOV, PUSH

dan POP.

Transfer spedifik akumulator ( Accumulator Specific Transfer ), yaitu :

XCH, XCHD, dan MOVC.

Instruksi transfer data adalah intruksi pemindahan /pertukaran data antara operand

sumber dengan operand tujuan. Operand-nya dapat berupa register, memori atau lokasi

suatu memori. Penjelasan instruksi transfer data tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut.

MOV : Transfer data dari Register satu ke Register yang lainnya, antara Register

dengan Memory.

PUSH : Transfer byte atau dari operand sumber ke suatu lokasi dalam stack yang

alamatnya ditunjuk oleh register penunjuk.

POP : Transfer byte atau dari dalam stack ke operand tujuan.

XCH : Pertukaran data antara operand akumulator dengan operand

sumber.

XCHD : Pertukaran nibble orde rendah antara RAM internal ( lokasinya

(23)

Instruksi Aritmatik

Operasi dasar aritmatik seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian

dimiliki oleh AT89S51 dengan mnemonic : INC, ADD, SUBB, DEC, MUL dan DIV.

Penjelasan dari operasi mnemonic tersebut dijelaskan sebagai berikut :

INC : Menambah satu isi sumber operand dan menyimpan hasilnya ke operand

tersebut

ADD : Penjumlahan antara akumulator dengan sumber operand dan hasilnya

disimpan di akumulator

SUBB : Pengurangan akumulator dengan sumber operand, hasilnya disimpan

dalam operand tersebut.

DEC : Mengurangi sumber operand dengan 1. dan hasilnya disimpan pada

operand tersebut.

MUL : Perkalian antara akumulator dengan Register B.

DIV : Pembagian antara akumulator dengan Register B dan hasilnya disimpan

dalam akumulator, sisanya di Register B.

Instruksi Logika

Mikrokontroller AT89S51 dapat melakukan operasi logika bit maupun operasi logika

byte. Operasi logika tersebut dibagi atas dua bagian yaitu :

Operasi logika operand tunggal, yang terdiri dari CLR, SETB, CPL, RL, RR,

dan SWAP.

Operasi logika dua operand seperti : ANL, ORL, dan XRL.

Operasi yang dilkukan oleh AT89S51 dengan pembacaan instruksi logika tersebut

dijelaskan dibawah ini :

CLR : Menghapus byte atau bit menjadi nol.

(24)

CPL : Mengkomplemenkan akumulator.

RL : Rotasi akumulator 1 bit ke kiri.

RR : Rotasi akumulator ke kanan.

SWAP : Pertukaran nibble orde tinggi.

Instruksi Transfer Kendali

Instruksi transfer kendali (control transfer) terdiri dari (3) tiga kelas operasi yaitu :

Lompatan tidak bersyarat ( Unconditional Jump ) seperti : ACALL, AJMP,

LJMP,SJMP

Lompatan bersyarat ( Conditional Jump ) seperti : JZ, JNZ, JB, CJNE, dan

DJNZ.

• Insterupsi seperti : RET dan RET1.

Penjelasan dari instruksi diatas sebagai berikut :

ACALL : Instruksi pemanggilan subroutine bila alamat subroutine tidak

lebih dari 2 Kbyte.

LCALL : Pemanggilan subroutine yang mempunyai alamat antara 2 Kbyte –

64 Kbyte.

AJMP : Lompatan untuk percabangan maksimum 2 Kbyte.

LJMP : Lompatan untuk percabangan maksimum 64 Kbyte.

JNB : Percabangan bila bit tidak diset.

JZ : Percabangan akan dilakukan jika akumulator adalah nol.

JNZ : Percabangan akan dilakukan jika akumulator adalah tidak nol.

(25)

CJNE : Operasi perbandingan operand pertama dengan operand kedua,

jika tidak sama akan dilakukan percabangan.

DJNZ : Mengurangi nilai operand sumber dan percabangan akan

dilakukan apabila isi operand tersebut tidak nol.

RET : Kembali ke subroutine.

RET1 : Kembali ke program interupsi utama.

2.2.3. Software Desain PCB (Printed Circuit Board) Eagle 4.13r

Untuk mendesain PCB dapat digunakan software EAGLE 4.13r yang dapat

di-download di internet secara gratis. Tampilan software EAGLE 4.13r dapat dilihat pada

gambar 2.4. di bawah ini :

Gambar 2.4. Software Desain PCB (Printed Circuit Board) Eagle 4.13r

Cara menggunakan software ini terlebih dahulu yang dikerjakan adalah

(26)

dan mendesain tata letak komponen sesuai keinginan tetapi harus sesuai jalur

rangkaiannya agar rangkaian dapat berfungsi sesuai dengan skematiknya.

Setelah selesai di desain layout PCBnya, barulah siap di-print dan di-transfer ke

PCB. Pada proses pentransferan layout PCB ke PCB dapat digunakan kertas Transfer

Paper.

2.3 Komponen – Komponen Pendukung

2.3.1 Resistor

Resistor komponen pasif elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang

mengalir. Berdasarkan kelasnya resistor dibagi menjadi 2 yaitu : Fixed Resistor dan

Variable R esistor Dan umumnya terbuat dari carbon film atau metal film, tetapi tidak

menutup kemungkinan untuk dibuat dari material yang lain.

Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan

tembaga perak emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil.

Bahan–bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan

konduktor. Kebalikan dari bahan yang konduktif, bahan material seperti karet, gelas,

karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran elektron dan disebut

sebagai insulator seperti ditunjukkan pada gambar 2.5 berikut :

(27)

2.3.2 Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur

sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan

dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum,

keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka

muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki elektroda metalnya dan

pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu

lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya

muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif karena terpisah oleh bahan

elektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini “tersimpan” selama tidak ada

konduktif pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas phenomena kapasitor terjadi pada

saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif diawan. Skema kapasitor dapat

dilihat pada gambar 2.6 dibawah ini.

dielektrik

Elektroda Elektroda

Gambar 2.6 Skema Kapasitor.

Kapasitor merupakan komponen pasif elektronika yang sering dipakai didalam

merancang suatu sistem yang berfungsi untuk mengeblok arus DC, Filter, dan

penyimpan energi listrik. Didalamnya 2 buah pelat elektroda yang saling berhadapan

dan dipisahkan oleh sebuah insulator. Sedangkan bahan yang digunakan sebagai

(28)

listrik disimpan pada tiap elektrodanya. Selama kapasitor melakukan pengisian, arus

mengalir. Aliran arus tersebut akan berhenti bila kapasitor telah penuh. Yang

membedakan tiap-tiap kapasitor adalah dielektriknya. Berikut ini adalah jenis– jenis

kapasitor yang dipergunakan dalam perancangan ini. Seperti ditunjukkan pada gambar

2.7 dan 2.8 berikut :

Gambar 2.7. Gambar 2.8.

Electrolytic Capacitor (ELCO) Ceramic Capacitor

2.3.3 Transistor

Transistor adalah komponen elektronika yang mempunyai tiga buah terminal. Terminal

itu disebut emitor, basis, dan kolektor. Transistor seakan-akan dibentuk dari

penggabungan dua buah dioda. Dioda satu dengan yang lain saling digabungkan

dengan cara menyambungkan salah satu sisi dioda yang senama. Dengan cara

penggabungan seperti dapat diperoleh dua buah dioda sehingga menghasilkan transistor

(29)

Bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan bahan N dan bahan P adalah

silikon dan germanium. Oleh karena itu, dikatakan :

1. Transistor germanium PNP

2. Transistor silikon NPN

3. Transistor silikon PNP

4. Transistor germanium NPN

Semua komponen di dalam rangkaian transistor dengan simbol anak panah yang

terdapat di dalam simbol menunjukkan arah yang melalui transistor.

Gambar 2.9. Simbol tipe transistor

Keterangan :

C = kolektor

E = emiter

B = basis

Transistor sebagai saklar.

Didalam pemakaiannya transistor dipakai sebagai komponen saklar (switching) dengan

memanfaatkan daerah penjenuhan (saturasi) dan daerah penyumbatan (cut off) yang

ada pada karakteristik transistor. Pada daerah penjenuhan nilai resistansi persambungan

kolektor emiter secara ideal sama dengan nol atau kolektor dan emiter terhubung

langsung (short). Keadaan ini menyebabkan tegangan kolektor emiter (VCE) = 0 Volt C

B

E

C

B

E

(30)

pada keadaan ideal, tetapi pada kenyataannya VCE bernilai 0 sampai 0,3 Volt. Dengan

menganalogikan transistor sebagai saklar, transistor tersebut dalam keadaan on seperti

pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.10. Transistor sebagai Saklar ON

Pada daerah penyumbatan, nilai resistansi persambungan kolektor emiter secara ideal

sama dengan tak terhitung atau terminal kolektor dan emiter terbuka (open). Keadaan

ini menyebabkan tegangan (VCB) sama dengan tegangan sumber (Vcc), tetapi pada

kenyataannya Vcc pada saat ini kurang dari Vcc karena terdapat arus bocor dari

kolektor ke emiter. Dengan menganalogikan transistor sebagai saklar, transistor

tersebut dalam keadaan off seperti gambar dibawah ini.

Saklar Off Vcc

Vcc

IC R

RB

VB

IB VBE

VCE

Saklar On Vcc

Vcc

IC R

RB

VB

IB VBE

(31)

Gambar 2.11. Transistor Sebagai Saklar OFF

2.4 Motor Langkah (Stepper)

Motor langkah ( Motor Stepper ) banyak digunakan dalam berbagai aplikasi,

dipergunakan apabila dikehendaki jumlah putaran yang tepat atau di perlukan sebagian

dari putaran motor. Suatu contoh dapat di jumpai pada disk drive, untuk proses

pembacaan dan/atau penulisan data ke/dari cakram(disk), head baca-tulis ditempatkan

pada tempat yang tepat di atas jalur atau track pada cakram, untuk head tersebut di

hubungkan dengan sebuah motor langkah.

Aplikasi penggunaan motor langkah dapat juga di jumpai dalam bidang industri

atau untuk jenis motor langkah kecil dapat di gunakan dalam perancangan suatu alat

mekatronik atau robot. Motor langkah berukuran besar digunakan, misalnya, dalam

proses pengeboran logam yang menghendaki ketepatan posisi pengeboran, dalam hal

ini di lakukan oleh sebuah robot yang memerlukan ketepatan posisi dalam gerakan

lengannya dan lain-lain.

Pada dasarnya prinsip kerja motor stepper sama dengan motor DC, yaitu

membangkitkan medan magnet untuk memperoleh gaya tarik ataupun gaya tolak

menolak dengan menggunakan catu tegangan DC pada lilitan/kumparannya. Motor

stepper menggunakan gaya tarik untuk menarik fisik kutub magnet yang berlawanan

(32)

Pada gambar di bawah ditunjukkan dasar susunan sebuah motor langkah (stepper).

Gambar 2.12. Diagram Motor Stepper

Magnet permanen N-S berputar kearah medan magnet yang aktif. Apabila

kumparan stator dialiri arus sedemikian rupa, maka akan timbul medan magnet dan

rotor akan berputar mengikuti medan magnet tersebut.setiap pengalihan arus ke

kumparan berikutnya menyebabkan medan magnet berputar berputar menurut suatu

sudut tertentu, biasanya informasi besar sudut putar tertulis pada badan motor langkah

yang bersangkutan. Jumlah keseluruhan pengalihan menentukan sudut perputaran

motor. Jika pengalihan arus di tentukan, maka rotor akan berhenti pada posisi terakhir.

A

D B

A C

B U

(33)

Jika kecepatan pengalihan tidak terlalu tinggi, maka slip akan dapat dihindari. Sehingga

tidak di perlukan umpan balik (feedback) pada pengendalian motor langkah.

Motor langkah yang akan di gunakan memiliki 4 fase (pole atau kutub),

pengiriman pulsa dari mikrokontroler ke rangkaian motor langkah dilakukan secara

bergantian, masing-masing 4 data (sesuai dengan jumlah phase-nya), sebagian di

tunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar .2.13. Pemberian Data / Pulsa pada Motor Stepper

Pada saat yang sama ,untuk tiap motor langkah, tidak boleh ada 2 (dua)

masukan atau lebih yang mengandung pulsa sama dengan 1 (high), atau dengan kata

lain, pada suatu saat hanya sebuah masukan yang bernilai 1 (satu) sedangkan lainnya

bernilai 0 (nol).

Dilihat dari lilitannya motor stepper terbagi menjadi 2 jenis yaitu :

a. Motor Stepper Bipolar

b. Motor Stepper Unipolar

Perbedaan antara Motor stepper bipolar dan Motor stepper unipolar adalah:

a. Pada motor stepper bipolar memiliki empat kabel masukan. Namun untuk

menggerakan motor stepper tipe ini lebih rumit jika dibandingkan dengan

(34)

menggerakan motor stepper tipe unipolar. Sebagai gambaran dapat dilihat

konstruksi motor stepper bipolar pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.14. Konstruksi Motor Stepper Bipolar

b. Motor Stepper Unipolar

Motor stepper unipolar terdiri dari dua lilitan yang memiliki center tap. Center

tap dari masing masing lilitan ada yang berupa kabel terpisah sudah terhubung

didalamnya sehingga center tap yang keluar hanya satu kabel. Center tap dari

motor stepper dapat dihubungkan ke ground atau dapat juga yang

menghubungkannya ke +Vcc, tergantung pada driver yang digunakan. Sebagai

gambaran dapat dilihat konstruksi motor stepper unipolar pada gambar dibawah

ini:

(35)

2.5 Photodioda

Photodioda sejenis dengan dioda pada umumnya. Perbedaan pokok pada photodioda

ini adalah dipasangnya sebuah lensa pemfokus sinar. Lensa ini berfungsi untuk

memfokuskan sinar jatuh pada pertemuan pn. Konduktivitas dioda ditentukan

langsung oleh cahaya yang jatuh padanya. Energi pancaran cahaya yang jatuh pada

pertemuan pn menyebabkan sebuah elektron berpindah ke tingkat energi yang lebih

tinggi. Elektron berpindah ke luar dari valensi band meninggalkan "hole" sehingga

membangkitkan pasangan elektron bebas dan hole. Gambar 2.9 menunjukkan simbol

photodiode.

Rangkaian dasar photodioda ditunjukkan dengan gambar 2.10 Photodioda

dihubungkan seri dengan sebuah R dan dicatu dengan cumber tegangan DC. Arus

balik akan bertambah besar bila sebuah cahaya jatuh pada pertemuan pn photodioda

dan arus balik(Iλ) akan menjadi sangat kecil bila pada pertemuan pn photodioda tidak terdapat cahaya yang jatuh padanya. Arus yang mengalir pada kondisi gelap disebut

"dark current" sedangkan resistansinya ditentukan dengan hukum Ohm sebagai

berikut:

R

R =

V R

I

(36)

Gambar 2.16. Gambar 2.17.

Simbol Photodioda Rangkaian dasar Photodioda.

Sinar infra merah yang dipancarkan oleh pemancar infra merah tentunya

mempunyai aturan tertentu agar data yang dipancarkan dapat diterima dengan baik di

receiver. Oleh karena itu baik di transmitter infra merah maupun receiver infra merah

harus mempunyai aturan yang sama dalam mentransmisikan (bagian transmitter) dan

menerima sinyal tersebut kemudian mendekodekannya kembali menjadi data biner

(bagian receiver).

Komponen yang dapat menerima infra merah ini merupakan komponen yang peka

cahaya yang dapat berupa dioda (photodioda) atau transistor (phototransistor).

Komponen ini akan merubah energi cahaya, dalam hal ini energi cahaya infra merah,

menjadi pulsa-pulsa sinyal listrik. Komponen ini harus mampu mengumpulkan sinyal

infra merah sebanyak mungkin sehingga pulsa-pulsa sinyal listrik yang dihasilkan

kualitasnya cukup baik. Semakin besar intensitas infra merah yang diterima maka

sinyal pulsa listrik yang dihasilkan akan baik jika sinyal infra merah yang diterima

(37)

(light collector) yang cukup baik dan sinyal pulsa yang dihasilkan oleh sensor infra

merah ini harus dikuatkan. Pada prakteknya sinyal infra merah yang diterima

intensitasnya sangat kecil sehingga perlu dikuatkan. Selain itu agar tidak terganggu

oleh sinyal cahaya lain maka sinyal listrik yang dihasilkan oleh sensor infra merah

harus difilter pada frekeunsi sinyal carrier yaitu pada 30KHz sampai 40KHz.

Selanjutnya baik photodioda maupun phototransistor disebut sebagai photodetector.

Dalam penerimaan infra merah, sinyal ini merupakan sinyal infra merah yang

termodulasi. Pemodulasian sinyal data dengan sinyal carrier dengan frekuensi tertentu

akan dapat memperjauh trasnmisi data sinyal infra.

Gambar 2.18. Respon Penerimaan Sensor Infra Merah

Komponen photodetector mempunyai karakteristik seperti komponen yang dinamakan

‘solar cell’, yang merubah energi cahaya menjadi energi listrik. Jika photo detector ini

mendapat cahaya maka akan menghasilkan tegangan sekitar 0.5 volt dan arus yang

dihasilkan tergantung dari intensitas cahaya yang masuk pada photo detector tersebut.

Teknik ini biasa disebut sebagai ‘unbiased current sourcing’ atau ‘photovolataic

mode’. Teknik ini jarang digunakan karena tidak efisien dan mempunyai respon yang

(38)

Konfigurasi photo detector yang umum dipakai adalah teknik yang dikenal

sebagai ‘reserved biased’ atau ‘photoconductive mode’. Pada mode reverse bias/bias

terbalik, photo detector dibias dengan tegangan external mulai dari beberapa volt

sampai sekitar 50 volt (tergantung karakteristik photo detector). Jika karakteristik

photodetector tidak diketahui maka bias tegangan dapat diberi 12V agar tidak merusak

photodetector tersebut.

Ketika photo detector ini mendapat cahaya, dalam hal ini cahaya infra merah

maka terdapat arus bocor yang relatif kecil. Besar-kecilnya arus bocor ini tergantung

dari intensitas cahaya infra merah yang mengenai photodetector tersebut.

Sebuah photodioda, biasanya mempunyai karakteristik yang lebih baik daripada

phototransistor dalam responya terhadap cahaya infra merah. Biasanya photo dioda

mempunyai respon 100 kali lebih cepat daripada phototransistor. Oleh sebab itulah para

designer cenderung menggunakan photodioda daripada menggunakan phototransistor.

Tetapi sebuah phototransistor tetap mempunyai keunggulan yaitu mempunyai

kemampuan untuk menguatkan arus bocor menjadi ratusan kali jika dibandingkan

dengan photodioda.

Respond time dari suatu dioda infra merah (penerima) mempunyai waktu respon

yang biasanya dalam satuan nano detik. Respond time ini mendefinisikan lama agar

dioda penerima infra merah merespon cahaya infra merah yang datang pada area

penerima. Sebuah dioda penerima infra merah yang baik paling itdak mempunyai

respond time sebesar 500 nano detik atau kurang. Jika respond time terlalu besar maka

dioda infra merah ini tidak dapat merespon sinyal cahaya yang dimodulasi dengan

sinyal carrier frekuensi tinggi dengan baik. Hal ini akan mengakibatkan adanya data

(39)

2.6 Relay

Relay adalah dimana ada sebuah koil elektronika dan dua buah switch Normally Open

dan Normally Close. Yang dimana jika sebuah koil diberi arus atau tegangan, maka

akan terjadi medan magnet yang menyebabkan posisi awal/normally close tertarik

menjadi terbuka(normally open) dan begitu juga sebaliknya pada normally open akan

tertarik menjadi tertutup (normally close).

Gambar 2.19. Prinsip Kerja Relay

Di dalam relay Terdapat :

1. Gulungan kawat tembaga (coil) dengan ujung2 kawat diberi nomer 85 dan 86

2. Mekanisme saklar seperti gambar kawat terputus dengan ujung2 nya diberi

nomer 30 dan 87

Gulungan atau coil digunakan untuk menciptakan medan magnet pada inti besi coil,

jika 85 diberi arus + dan 86 diberi arus - atau sebaliknya maka akan tercipta medan

magnet pada ujung inti besi coil itu. Jika medan magnet sudah terbentuk (gambar 3)

(40)

magnet, sehingga mekanisme saklar yang tadinya terbuka / terputus menjadi tertutup/

menyambung, sehingga 30 dan 87 menjadi satu kesatuan seolah2 seperti seutas kawat/

seperti saklar yang sedang di aktifkan. Membuka dan menutupnya 30 dan 87 inilah

(41)

BAB 3

PERANCANGAN ALAT DAN CARA KERJA

3.1 Diagram Blok Rangkaian

Secara garis besar alat ini terdiri dari 8 blok utama, yaitu rangkaian H-Bridge, Display,

Tombol (Tombol open, close, close2,dan reset), keypad, rangkaian sensor, alarm dan

hp. Diagram blok dari alat ini ditunjukkan oleh gambar 3.1 berikut ini

Gambar 3.1. Blok Diagram Rangkaian

M

ikr

okont

rol

er

A

T

89S

51

H-Bridge

Keypad

Rangkaian Sensor

Alarm

Hp Tombol

(42)

3.1.1 Perancangan Power Supplay (PSA)

Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang ada.

Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt, keluaran

5 volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian. Rangkaian power

supplay ditunjukkan pada gambar 3.2 berikut ini :

Gambar 3.2. Rangkaian Power Supplay (PSA)

Trafo CT merupakan trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan

tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan

disearahkan dengan menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan

diratakan oleh kapasitor 2200 μF. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan

masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP

TIP 32 disini berfungsi untuk mensupplay arus apabila terjadi kekurangan arus pada

rangkaian, sehingga regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika

rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari

(43)

3.1.2 Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh system yang ada. Rangkaian

mikrokontroler ditunjukkan pada gambar berikut ini:

Gambar 3.3. Rangkaian Mikrokontroller AT89S51

Pin 31 External Access Enable (EA) diset high (H). Ini dilakukan karena

mikrokontroller AT89S51. tidak menggunakan memori eskternal. Pin 18 dan 19

dihubungkan ke XTAL 12 MHz dan capasitor 33 pF. XTAL ini akan mempengaruhi

kecepatan mikrokontroller AT89S51. dalam mengeksekusi setiap perintah dalam

program. Pin 9 merupakan masukan reset (aktif tinggi). Pulsa transisi dari rendah ke

tinggi akan me-reset mikrokontroller ini. Pin 32 sampai 39 adalah Port 0 yang

merupakan saluran/bus I/O 8 bit open collector dapat juga digunakan sebagai

(44)

eksternal. Pada port 0 ini masing masing pin dihubungkan dengan resistor 4k7 ohm.

Resistor 4k7 ohm yang dihubungkan ke port 0 befungsi sebagai pull up( penaik

tegangan ). Pin 1 sampai 8 adalah port 1. Pin 21 sampai 28 adalah port 2. Dan Pin 10

sampai 17 adalah port 3.. Pin 20 merupakan ground dihubungkan dengan ground pada

power supplay. Pin 40 merupakan sumber tegangan positif dihubungkan dengan + 5

volt dari power supplay.

3.1.3 Rangkaian Display seven segment

Untuk menampilkan jumlah orang yang masuk ke dalam ruangan diperlukan suatu

rangkaian display yang dapat menampilkan jumlah orang yang masuk ke dalam

ruangan tersebut

Rangkaian display yang digunakan untuk menampilkan jumlah orang yang masuk ke

dalam ruangan terlihat pada ganbar berikut:

(45)

Display ini menggunakan 3 buah seven segment yang dihubungkan ke IC HEF

4094BP yang merupakan IC serial to paralel. IC ini akan merubah 8 bit data serial yang

masuk menjadi keluaran 8 bit data paralel. Rangkaian ini dihubungkan dengan P3.0 dan

P3.1 AT89S51. P3.0 merupakan fasilitas khusus pengiriman data serial yang

disediakan oleh mikrokontroler AT89S51. Sedangkan P3.1 merupakan sinyal clock

untuk pengiriman data serial. Pada rangkaian display ini digunakan dua buah dioda

yang berfungsi untuk menurunkan tegangan supply untuk seven segment. Satu buah

dioda dapat menurunkan tegangan sekitar 0,6 volt. Jadi, apabila dioda yang digunakan

dua buah maka tegangan yang dapat diturunkannya adalah 1,8 volt. Tegangan ini

diturunkan agar umur seven segment lebih tahan lama dan karena tegangan maksimum

seven segment adalah 3,7 volt.

3.1.4 Rangkaian Sensor

Untuk dapat mendeteksi orang yang lewat, maka alat dilengkapi dengan 2 buah sensor.

Ke-2 sensor ini mempunyai rangkaian yang sama, hanya penempatannya saja yang

berbeda.

Masing-masing sensor dinding menggunakan 2 buah pemancar infra merah dan sebuah

potodioda. Sensor ini memanfaatkan pantulan dari pemancar infra merah yang diterima

oleh potodioda. Digunakan 2 buah pemancar infra merah pada masing-masing sensor

bertujuan agar sinyal pantulan semakin kuat, sehingga sensor benar benar dapat

mendeteksi orang yang melewatinya. jika tidak ada orang yang melewati sensor, maka

pancaran sinar infra merah tidak mengenai potodioda. Perbedaan intensitas pantulan

(46)

Setiap pantulan yang diterima oleh potodioda akan diolah dan dijadikan data

digital, sehingga bila potodioda mendapatkan pantulan dari pemancar infra merah,

maka akan mengirimkan sinyal low ke mikrokontrolert AT89S51. Dengan demikian

mikrokontroler dapat mendeteksi sensor yang mengirimkan sinyal low dan mengambil

tindakan untuk menampilkan jumlah orang yang masuk ke dalam ruangan.

Rangkaian pemancar infra merah tampak seperti gambar di bawah ini:

Gambar 3.5. Rangkaian Pemancar infra merah

Pada rangkaian di atas digunakan 2 buah LED infra merah yang diparalelkan, dengan

demikian maka intensitas yang dipancarkan oleh infra merah semakin kuat, karena

merupakan gabungan dari buah LED infra merah. Resistor yang digunakan adalah 100

ohm sehingga arus yang mengalir pada masing-masing LED infra merah adalah

sebesar: 5 0, 05 50

100

V

i A atau mA

R

= = =

Dengan besarnya arus yang mengalir ke LED infra merah, maka intensitas pancaran

infra merah akan semakin kuat, yang menyebabkan jarak pantulannya akan semakin

jauh.

Pantulan dari sinar infra merah akan diterima oleh fotodioda, kemudian akan

diolah oleh rangkaian penerima agar menghasilkan sinyal tertentu, dimana jika

(47)

ini akan mengeluarkan logika low (0), namun jika fotodioda tidak menerima pantulan

sinar infra merah, maka output dari rangkaian

penerima akan mengeluarkan logika high (1). Rangkaian penerima infra merah seperti

gambar di bawah ini:

Gambar 3.6. Rangkaian Penerima sinar infra merah

3.1.5 Rangkaian Pengendali Motor Stepper

Motor stepper digunakan agar dapat mebuka dan menutup pintu secara otomatis pada

aplikasi yang dirancang. Dan Untuk mengendalikan perputaran motor stepper

dibutuhkan sebuah driver. Driver ini berfungsi untuk memutar motor stepper searah

dengan jarum jam atau berlawanan arah dengan jarum jam. Rangkaian ini dihubungkan

ke port 0 dari mikrokontroler AT89S51. sehingga untuk memutar motor, harus

diberikan logika high secara bergantian ke port 0. Sedangkan untuk memutar motor ke

arah sebaliknya, maka logika high yang diberikan secara bergantian tersebut harus

berlawanan arah dengan sebelumnya. Dengan demikian maka pergerakan motor

(48)

Gambar 3.7. Rangkaian Pengendali Motor Stepper

Rangkaian driver motor stepper ini terdiri dari empat masukan, dimana

masing-masing masukan dihubungkan dengan mikrokontroler AT89S51 dan keluarannya

dihubungkan ke motor stepper. Rangkaian ini akan bekerja memutar motor stepper jika

diberi sinyal high (1) secara bergantian pada ke-4 masukannya.

Rangkaian ini terdairi dari 2 buah transistor NPN TIP 122 dan 2 buah transistor

PNP TIP 127. Masing-masing transistor dihubungkan ke P0.0, P0.1, P0.2 dan P0.3

pada mikrokontroler AT89S51. Basis dari masing-masing transistor diberi tahanan 10

Kohm untuk membatasi arus yang masuk ke transistor. Kolektor dihubungkan dengan

kumparan yang terdapat pada motor stepper, kemudian kumparan dihubungkan dengan

sumber tegangan 12 volt.dan emitor dihubungkan ke ground.

Jika P0.0 diberi logika high (1), yang berarti basis pada transistor TIP 122

mendapat tegangan 5 volt, maka transistor akan aktip. Hal ini akan menyebabkan

terhubungnya kolektor dengan emitor, sehingga kolektor mendapatkan tegangan 0 volt

dari ground. Hal ini menyebabkan arus akan mengalir dari sumber tegangan 12 volt ke

(49)

akan menarik logam yang ada pada motor, sehingga motor mengarah pada kumparan

yang memiliki medan magnet tesebut.

Jika kemudian P0.0 di beri logika low (0), yang berarti transistor tidak aktip dan

tidak ada arus yang mengair pada kumparan, sehingga tidak ada medan magnet pada

kumparan. Dan disisi lain P0.1 diberi logika high (1), sehingga kumparan yang

terhubung ke P0.1 akan menghasilkan medan magnet. Maka motor akan beralih kearah

kumparan yang terhubung ke P0.1 tersebut. Seterusnya jika logika high diberikan

secara bergantian pada input dari driver motor stepper, maka motor stepper akan

berputar sesuai dengan arah logika high (1) yang diberikan pada inputnya.

Untuk memutar dengan arah yang berlawanan dengan arah yang sebelumnya,

maka logika high (1) pada input driver motor stepper harus diberikan secara bergantian

dengan arah yang berlawanan dengan sebelumnya.

3.1.6 Rangkaian Pengendali Alarm

Rangkaian pengendali relay pada alat ini berfungsi untuk memutuskan atau

menghubungkan sumber tegangan 12 volt dengan alarm. Gambar rangkaian pengendali

(50)

Gambar 3.8. Rangkaian Pengendali Alarm

Output dari relay yang satu dihubungkan ke sumber tegangan 12 volt dan yang

lainnya dihubungkan ke heater. Hubungan yang digunakan adalah normally close.

Prinsip kerja rangkaian ini pada dasarnya memanfaatkan fungsi transistor sebagai

saklar elektronik. Tegangan atau sinyal pemicu dari transistor berasal dari

mikrokontroler Port 1.0 (P1.0). Pada saat logika pada port 1.0 adalah tinggi (high),

maka transistor mendapat tegangan bias dari kaki basis. Dengan adanya tegangan bias

ini maka transistor akan aktip (saturation), sehingga adanya arus yang mengalir ke

kumparan relay. Hal ini akan menyebabkan saklar pada relay menjadi terbuka,

sehingga hubungan sumber tegangan 12 volt ke buzzer / alarm akan terhubung dan

alarm akan menyala. Begitu juga sebaliknya pada saat logika pada P1.0 adalah rendah

(low) maka relay tidak dialiri arus. Hal ini akan menyebabkan saklar pada relay

terputus, sehingga sumber tegangan 12 volt dengan alarm akan terputus dan alarm tidak

(51)

3.1.7 Perancangan rangkaian keypad

Rangkaian Keypad berfungsi sebagai tombol untuk memasukan nilai password.

Kemudian data yang diketikkan pada keypad akan diterima oleh mikrokontroler

AT89S51 untuk kemudian diolah dan diotampilkan pada display seven segmen.

Rangkaian keypad ditunjukkan pada gambar berikut ini :

Gambar 3.9. Rangkaian Keypad

Rangkaian keypad yang digunakan adalah rangkaian keypad yang telah ada

dipasaran. Keypad ini terdiri dari 12 tombol yang hubungan antara tombol-tombolnya

seperti tampak pada gambar di atas. Rangkaian ini dihubungkan ke port 2

(52)
(53)

Program diawali dengan start yang berarti rangkaian diaktifkan. Kemudian

sensor akan mendeteksi ada tidaknya orang yang masuk. Jika ada orang yang masuk

maka alarm berbunyi dan hp akan memanggil.

Masukkan password pada keypad yang ditampilkan ke display seven segment,

jika password benar maka pintu akan terbuka, namun apabila password salah maka

alarm akan berbunyi satu kali saja, tapi jika sampai tiga kali salah maka alarm akan

berbunyi terus dan hp akan memanggil.

Tombol open ditekan untuk membuka pintu dan sistem akan nonaktif. Tombol

close ditekan untuk menutup pintu dan sistem pengaman rumah akan aktif kembali.

Pada saat memasukkan password benar maka pintu akan terbuka dan sistem nonaktif,

untuk mengaktifkannya kembali maka tekan tombol close2 yang berada didalam

(54)

BAB 4

PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM

4.1 Pengujian Rangkaian Mikrokontroller AT89S51

Untuk mengetahui apakah rangkaian mikrokontroller AT89S51 telah bekerja dengan

baik, maka dilakukan pengujian. Pengujian bagian ini dilakukan dengan cara

menghubungkan sebuah LED ke pin P0.0 dan memberikan program sederhana pada

mikrokontroller AT89S51. Programnya adalah sebagai berikut:

Loop:

Setb P0.0

Acall tunda

Clr P0.0

Acall tunda

Sjmp Loop

Tunda:

Mov r7,#255

Tnd: Mov r6,#255

Djnz r6,$

Djnz r7,tnd

(55)

Program di atas bertujuan untuk menghidupkan LED yang terhubung ke P0.0

detik kemudian mematikannya secara terus menerus (flip – flop). Perintah Setb P0.0

akan menjadikan P0.0 berlogika high yang menyebabkan LED menyala. Acall tunda

akan menyebabkan LED ini hidup selama beberapa saat. Perintah Clr P0.0 akan

menjadikan P0.0 berlogika low yang menyebabkan LED akan mati. Perintah Acall

tunda akan menyebabkan LED ini mati selama beberapa saat. Perintah Sjmp Loop

akan menjadikan program tersebut berulang, sehingga akan tampak LED tersebut

tampak berkedip. jika program tersebut diisikan ke mikrokontroller AT89S51,

kemudian mikrokontroller dapat berjalan sesuai dengan program yang diisikan, maka

rangkaian minimum mikrokontroller AT89S51 telah bekerja dengan baik.

4.2 Pengujian Rangkaian Display Seven Segment

Pengujian pada rangkaian ini dapat dilakukan dengan menghubungkan rangkaian ini

dengan rangkaian mikrokontroler, kemudian memberikan data tertentu pada port serial

dari mikrokontroler. Seven segmen yang digunakan adalah common anoda, dimana

semen akan menyala jika diberi logika 0 dan sebaliknya segmen akan mati jika diberi

(56)

Gambar 4.1. Rangkaian Penguji Display Seven Segment

Dari hasil pengujian diperoleh data yang harus dikirimkan ke port serial untuk

(57)

Angka Data yang dikirim

1 0ECH

2 18H

3 88H

4 0C4H

5 82H

6 02H

7 0E8H

8 0h

9 80H

0 20H

Program yang diisikan pada mikrokontroler untuk menampilkan nilai-nilai

tersebut adalah sebagai berikut:

bil0 equ 20h

bil1 equ 0ech

bil2 equ 18h

bil3 equ 88h

bil4 equ 0c4h

bil5 equ 82h

bil6 equ 02h

bil7 equ 0e8h

bil8 equ 0h

bil9 equ 80h

Loop:

mov sbuf,#bil0

(58)

Clr ti

sjmp loop

Program di atas akan menampilkan angka 0 pada semua seven segment.

Sedangkan untuk menampilkan 3 digit angka yang berbeda pada seven segment adalah

dengan mengirimkan ke 3 data angka yang akan ditampilkan pada seven segment.

Programnya adalah sebagai berikut :

Loop:

mov sbuf,#bil1

Jnb ti,$

Clr ti

mov sbuf,#bil2

Jnb ti,$

Clr ti

mov sbuf,#bil3

Jnb ti,$

Clr ti

sjmp loop

Program di atas akan menampilkan angka 1 pada seven segmen ketiga, angka 2 pada seven segment kedua dan angka 3 pada seven segment pertama.

4.3 Pengujian Rangkaian Relay

Pengujian rangkaian relay dapat dilakukan dengan memberikan tegangan 5 volt dan 0

volt pada basis transistor C945. Transistor C945 merupakan transistor jenis NPN,

transistor jenis ini akan aktif jika pada basis diberi tegangan > 0,7 volt dan tidak aktif

(59)

Pada rangkaian ini relay digunakan untuk memutuskan hubungan buzzer dengan

sumber tegangan 12 volt, dimana hubungan yang digunakan adalah normally close

(NO), dengan demikian jika relay aktip maka hubungan buzzer ke sumber tegangan

akan terhubung, sebaliknya jika relay tidak aktif, maka hubungan buzzer ke sumber

tegangan akan terputus.

Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan 5 volt pada basis transistor,

jika relay aktif dan buzzer berbunyi, maka rangkaian ini telah berfungsi dengan baik.

Pengujian selanjutnya dilakukan dengan menghubungkan input rangkaian ini

ke mikrokontroler pada P2.2

Gambar 4.2. Rangkaian Pengujian Relay

Kemudian memberikan program sederhana pada mikrokontroler AT89S51.

(60)

Setb P0.1

...

Perintah di atas akan memberikan logika high pada P0.1, sehingga P0.1 akan

mendapatkan tegangan 5 volt. Tegangan 5 volt ini akan mengaktipkan transistor C945,

sehingga relay juga menjadi aktif dan heater menyala. Berikutnya memberikan program

sederhana untuk menonaktifkan relay. Programnya sebagai berikut:

Clr P0.1

...

Perintah di atas akan memberikan logika low pada P0.1, sehingga P0.1 akan mendapatkan tegangan 0 volt. Tegangan 0 volt ini akan menonaktifkan transistor C945, sehingga relay juga menjadi tidak aktif dan heater tidak menyala.

4.4 Pengujian Rangkaian Sensor

Fotodioda dioperasikan pada bias balik, dimana fotodioda ini akan memiliki hambatan

sekitar 15 s/d 20 Mohm jika tidak terkena sinar infra merah, dan hambatannya akan

berubah menjadi sekitar 80 s/d 300 Kohm jika terkena sinar infra merah tergantung dari

besarnya intensitas yang mengenainya. Semakin besar intensitasnya, maka

hambatannya semakin kecil.

Pada gambar 4.3, output dari fotodioda diumpankan ke basis transistor tipe NPN C945,

ini berarti untuk membuat transistor tersebut saturasi maka tegangan yang keluar dari

fotodioda harus lebih besar dari 0,7 volt. Syarat ini akan terpenuhi jika fotodioda

mendapatkan sinar infra merah. Analisanya sebagai berikut:

Jika tidak ada sinar infra merah yang mengenai fotodioda, maka hambatan pada

(61)

2 330.000

R1 = Nilai hambatan minimum pada saat fotodioda tidak terkena cahaya

(15 s/d 20 MΩ)

R2 = Nilai resistor pada rangkaian

Vcc = Sumber tegangan

Vout akan diumpankan ke basis dari transistor C945, karena tegangannya hanya 0,107

Volt maka transistor tidak saturasi.

Jika ada sinar infra merah yang mengenai fotodioda, maka hambatan pada fotodioda

300 Kohm, sehingga:

2 330.000

R1 = Nilai hambatan maksimum pada saat fotodioda terkena cahaya

(80 s/d 300 KΩ)

R2 = Nilai resistor pada rangkaian

Vcc = Sumber tegangan

Vout akan diumpankan ke basis transistor C945, karena tegangannya lebih besar dari

0,7 volt yaitu 2,619 Volt maka transistor akan saturasi.

Emiter transistor C945 diinputkan ke Op Amp LM 358 untuk diperkuat. LM358

(62)

akan diperkuat sampai maksimal 100 kali penguatan, penguatan ini dapat diatur

dengan mengatur hambatan pada potensio. Output Op Amp pertama akan diperkuat

lagi sampai maksimum 100 kali penguatan. Dengan demikian penguatan dapat diatur

sesuai dengan yang dikehendaki. Dan Sesuai dengan prinsip :

Ω =

K R A Potensio

V

1 maka

dapat diketahui besar penguatan yang telah di lakukan. LED akan menyala jika sensor

menerima sinar infra merah, dan akan mati jika sensor tidak menerima sinar infra

merah

Gambar 4.3. Rangkaian Penguji Penerima Sinar Infra Merah.

4.5 Pengujian Rangkaian Keypad

Pengujian rangkaian tombol ini dapat dilakukan dengan menghubungkan rangkaian ini

dengan mikrokontroler AT89S51, kemudian memberikan program sederhana untuk

mengetahui baik/tidaknya rangkaian ini. Rangkaian dihubungkan ke port 2. Untuk

Mengecek penekanan pada 4 tombol yang paling atas, maka data awal yang

dimasukkan ke port 2 adalah FEH. Dengan demikian maka pin P2.0 akan mendapat

(63)

Gambar 4.4. Rangkaian Penguji Keypad

Jika terjadi penekanan pada Tbl 1, maka P2.0 akan terhubung ke P2.4 yang

menyebabkan P2.4 juga akan mendapatkan logika low (0). Seperti berikut,

P2.7 P2.6 P2.5 P2.4 P2.3 P2.2 P2.1 P2.0

1 1 1 0 1 1 1 0

Data pada port 2 akan berubah menjadi EEH. Data inilah sebagai indikasi adanya

penekanan pada tombol 1.

Jika terjadi penekanan pada Tbl 2, maka P2.0 akan terhubung ke P2.5 yang

(64)

P2.7 P2.6 P2.5 P2.4 P2.3 P2.2 P2.1 P2.0

1 1 0 1 1 1 1 0

Data pada port 2 akan berubah menjadi DEH. Data inilah sebagai indikasi adanya

penekanan pada tombol 2. Demikian seterusnya untuk tombol-tombil yang lain.

Program yang diisikan pada mikrokontroler untuk menguji rangkaian keypad

adalah sebagai berikut:

Tombol1:

Mov P1,#0FEH

Mov a,P0

Cjne a,#0EEH,Tombol2

Setb P0.0

Sjmp Tombol1

Tombol2:

Cjne a,#0DEH,Tombol1

Clr P0.0

Sjmp Tombol1

Program diatas akan menunggu penekanan pada tombol 1 dan tombol 2, jika

tombol 1 ditekan, maka program akan menyalakan LED yang ada pada P3.7. Jika

tombol 2 ditekan, maka program akan mematikan LED yang ada pada P3.7.

Jika rangkaian telah berjalan sesuai program yang diberikan, maka rangkaian

(65)

4.6 Pengujian Rangkaian Driver Motor Stepper

Rangkaian driver motor stepper ini terdiri dari empat masukan dan empat keluaran,

dimana masing-masing masukan dihubungkan dengan mikrokontroler AT89S51 dan

keluarannya dihubungkan ke motor stepper. Rangkaian ini akan bekerja memutar motor

stepper jika diberi sinyal high (1) secara bergantian pada ke-4 masukannya.

Rangkaiannya seperti gambar di bawah :

Gambar 4.5. Rangkaian Penguji Driver Motor Stepper

Rangkaian ini terdairi dari 2 buah transistor NPN TIP 122 dan 2 buah transistor

PNP TIP 127. Masing-masing transistor dihubungkan ke P0.0, P0.1, P0.2 dan P0.3

pada mikrokontroler AT89S51. Basis dari masing-masing transistor diberi tahanan 10

Kohm untuk membatasi arus yang masuk ke transistor. Kolektor dihubungkan dengan

kumparan yang terdapat pada motor stepper, kemudian kumparan dihubungkan dengan

sumber tegangan 12 volt.dan emitor dihubungkan ke ground.

Jika P0.0 diberi logika high (1), yang berarti basis pada transistor TIP 122

(66)

terhubungnya kolektor dengan emitor, sehingga kolektor mendapatkan tegangan 0 volt

dari ground. Hal ini menyebabkan arus akan mengalir dari sumber tegangan 12 volt ke

kumparan, sehingga kumparan akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini

akan menarik logam yang ada pada motor, sehingga motor mengarah pada kumparan

yang memiliki medan magnet tesebut.

Jika kemudian P0.0 di beri logika low (0), yang berarti transistor tidak aktip dan

tidak ada arus yang mengair pada kumparan, sehingga tidak ada medan magnet pada

kumparan. Dan disisi lain P0.1 diberi logika high (1), sehingga kumparan yang

terhubung ke P0.1 akan menghasilkan medan magnet. Maka motor akan beralih kearah

kumparan yang terhubung ke P0.1 tersebut. Seterusnya jika logika high diberikan

secara bergantian pada input dari driver motor stepper, maka motor stepper akan

berputar sesuai dengan arah logika high (1) yang diberikan pada inputnya.

Untuk memutar dengan arah yang berlawanan dengan arah yang sebelumnya,

maka logika high (1) pada input driver motor stepper harus diberikan secara bergantian

dengan arah yang berlawanan dengan sebelumnya.

Program yang diberikan pada driver motor stepper untuk memutar motor

stepper adalah sebagai berikut :

mov a,#11h

putar:

mov P0,a

acall tunda

Rl a

jmp putar

Program diawali dengan memberikan nilai 11h pada pada accumulator (a), kemudian

(67)

nilai port 0 adalah 11h. ini berarti P0.0 dan P0.4 mendapatkan logika high sedangkan

yang lainnya mendapatkan logika low, seperti table di bawah ini,

P0.7 P0.6 P0.5 P0.4 P0.3 P0.2 P0.1 P0.0

P0 0 0 0 1 0 0 0 1

Logika Pada Motor Stepper

Program dilanjutkan dengan memanggil rutin tunda. Lamanya tunda akan

mempengaruhi kecepatan perputaran motor. Semakin lama maka tunda, maka

perputaran motor akan semakin lambat. Perintah berikutnya adalah Rl a,perintah ini

akan memutar nilai yang ada pada accumulator (a), seperti tampak pada table di bawah

ini,

a 0 0 0 1 0 0 0 1

Rl

a 0 0 1 0 0 0 1 0

Dst...

Nilai pada accumulator (a) yang awalnya 11h, setelah mendapat perintah Rl a, maka

nilai pada accumulator (a) akan merubah menjadi 22h. Kemudian program akan

melihat apakah kondisi sensor buka pintu dalam keadaan high (1) atau low (0). Jika

high (1),

Nilai yang ada pada accumulator (a), akan kembali diisikan ke port 0, maka

nilai di port 0 akan berubah menjadi 22h, ini berarti P0.1 dan P0.5 mendapatkan logika

(68)

P0.7 P0.6 P0.5 P0.4 P0.3 P0.2 P0.1 P0.0

P0 0 0 1 0 0 0 1 0

Logika Pada Motor Stepper

Sebelumnya telah dibahas bahwa P0.0, P0.1, P0.2, dan P0.3 dihubungkan ke masukan

driver motor stepper, dengan program di atas maka P0.0, P0.1, P0.2, dan P0.3 akan

mendapatkan nilai high (1) secara bergantian. Hal ini menyebabkan motor stepper akan

berputar membuka pintu.Hal yang sama juga berlaku ketika motor berputar kaearah

sebaliknya, perbedaannya hanya pada perintah rotate. Jika pada perintah berlawanan

arah jarum jam digunakan rotate left ( Rl ), maka pada perintah searah jarum jam

digunakan perintah rotate right ( Rr). Perputaran perintah Rr diperlihatkan pada table

berikut,

a 1 0 0 0 1 0 0 0

R r

a 0 1 0 0 0 1 0 0

(69)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari evakuasi hasil kerja alat dapat diambil beberapa kesimpulan dalam penelitian ini.

Kesimpulan yang diambil oleh penulis adalah:

1. Jika hambatan pada fotodioda lebih besar dari 15Mohm maka arus akan

kecil dan jika hambatan lebih kecil dari 300Kohm maka arus akan lebih

besar.

2. Besar hambatan pada fotodioda lebih besar bila tidak terkena cahaya

dibanding terkena cahaya.

3. Sistem tidak mampu bekerja/berfungsi bila tidak ada daya, maka diperlukan

daya cadangan.

4. Alat yang sudah dirancang ini termasuk kedalam alat friendly/yang mudah

Gambar

Gambar  2.3  ISP- Flash Programmer 3.a
Gambar 2.4. Software Desain PCB (Printed Circuit Board) Eagle 4.13r
Gambar 2.5. Resistor Karbon
Gambar 2.6 Skema Kapasitor.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Domain .ID memiliki beberapa ekstensi yang dapat digunakan sebagai identitas dunia maya seperti .co.id untuk nama domain perusahaan (berbadan hukum), .sch.id untuk

Kuesioner dikelompokkan menjadi tujuh (7) kelompok pertanyaan yaitu kualitas informasi (information quality), kualitas sistem (system quality), kualitas layanan (service

Tanda-tandanya pada perkembangan seni rupa dan karya visual masa kini tercermin pada kemunculan misalnya media baru seperti seni rupa video ( video art, video

Berdasarkan dari keadaan tersebut, maka pada penelitian ini akan dilihat bagaimana kadar glukosa darah pada pasien sepsis yang mendapat insulin, yang.. nantinya

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) sebagai unit yang bertanggung jawab mengelola bidang penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan pengembangan

Adapun fokus masalah yang diangkat dalam penelitian ini diantaranya: Bagaimana proses pembelajaran tari dengan menggunakan media properti pada siswa kelas X-6 SMAN

Wajib Pajak Orang Pribadi yang peredaran usahanya telah mencapai Rp600 juta atau lebih dalam suatu tahun pajak wajib menyelenggarakan pembukuan dan tidak diperkenankan

National Housing Act, 1954. Cara yang dijalankan ialah dengan membangunkan semula sesuatu kawasan tersebut dengan membina semula jalan, utiliti dan kemudahan