• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan PSK dalam Menanggulangi Penyakit Kelamin.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan PSK dalam Menanggulangi Penyakit Kelamin."

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN PSK DALAM MENANGGULAGI

PENYAKIT KELAMIN

(Studi Atropologi di Daerah Jalan Setia Budi, Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan )

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Dalam Bidang Antropologi

Oleh:

SULIA RIMBI

050905034

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan

Oleh:

Nama : Sulia Rimbi

Nim : 050905034

Judul : Pengetahuan PSK dalam Menanggulangi Penyakit Kelamin

Pembimbing a.n Ketua Departemen Sekretaris

Nurman Achnad,S.Sos.M.Soc

NIP. 19671118 199512 1 002 NIP 19641104 199103 1 002 Drs. Irfan, M.Si

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.,

atas limpahan karunia yang di berikan-Nya kepada penulis. Terutama nikmat

kesehatan dan kesempatan yang masih dilimpahkan dengan kesempatan

dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 bidang

Antropologi Sosial di Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Judul skripsi yang diambil penulis

yaitu “Pengetahuan PSK Dalam Menanggulangi Penyakit Kelamin”. Isi dari

sekripsi ini telah banyak pihak yang membantu.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih yang tulus

atas perhatian dan peranserta kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Drs.Irfan,M.Si selaku seketaris Departemen Antropologi

Sosial FISIP USU yang telah banyak membantu mulai awal

perkuliahan hingga penulisan skripsi.

3. Bapak Drs.Ermansyah, M.Hum. selaku dosen wali peneliti, atas

kesabaran, nasehat dan kebaikan selama masa perkuliahan hinggan

penyelesaian sekripsi ini.

4. Bapak Nurman Achnad,S.Sos.M.Soc. sebagai Pembimbing Utama,

(4)

membimbing penulis dan telah memberikan bekal ilmu yang sangat

berharga bagi penulis.

5. Seluruh staf pengajar Departemen Antropologi FISIP USU yang telah

membantu peneliti dalam kelancaran proses perkuliahan sehingga

dapat menyelesaikan sekripsi ini.

6. Kepada Kepala Kelurahan Simpang Selayang Bapak Drrs. Mawardi

dan seluruh pegawai Kelurahan Simpang Selayang, terimah kasih

atas informasinya dalam melengkapi data skripsi ini.

7. Terimah kasih kepada bapak dan ibu tercinta. Terimah kasih atas

kesabaran dan dukungan serta doa kepada penulis sampai sekripsi ini

selesai.

8. Terimah kasih kepada abang Suhendrik ST, Sufitria SE, Suningsih

Amd dan adik-adik Q Suliahartika, Suhafriswan yang telah

memberikan semangat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Kepada rekan-rekan informan Ayu, Rani, Bella, Ratna, Karin, Maya,

Hesti, Uci, Ika. Terimah kasih yang sudah membantu peneliti untuk

menyelesaikan sekripsi ini hingga selesai.

10.Kepada sahabat-sahabat Q Minartina Saragih Sos, Eva Yanti

Manurung Sos, Naoumi Nova Susanti Aritonang, Erna D. Aritonang,

Alisha Yanaki Attar dan Ipda Nafrizal. Terimah kasih atas dukungan

semangat buat penulis hingga sekripsi ini selesai.

11.Kepada abang Q Praka Indra Sumarno terimah kasih atas dukungan

(5)

12.Kerabat-kerabat mahasiswa/i Antropologi Fisip USU yakni Sri

Wedari, Fera Syahnidar, Fitria, Heri Manurung, Heri Sianturi, Dani

Syahpani, Andri, Tasvin, Fauzi Akbar, Risa, Remaja Barus, Sri Ulina

Girsang, Tika, Meiny Saragih, Santi, Minarwati, Toni Manurung,

Roseva, Salsa, Tuti, Darwin Najogi dan seluruh anak Antropologi

2005 yang tidak dapat penulis sebutkan terima kasih atas dorongan

dan semangat serta bantuan yang diberikan dalam lapangan dan

dalam penyelesaian skripsi ini.

13.Terimah kasih kepada abang- abang Q Andre (olim), jogi, darwin,

herfan, putra, yang bersedia membantu mencarikan informan dalam

pembuatan sekripsi hingga selesai.

14.Terimah kasih kepada teman-teman Q SMU Fahri, Resti, Romi, Ane,

Hendy, Herfan, Lilik, Rina, Solihin, Hervian Atas dukungan selama

sekripsi ini selesai.

15. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan pada kesempatan

ini, yang telah membantu penulisan dan proses studi.

Akhir kata, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila,

terdapat kekurangan dan kesalahan dalam isi skripsi ini. Semoga segala

kebaikan pihak yan membantu penulis akan di balas oleh yanh di atas

sesuai dengan kebaikan yang di berikan.

Medan, Juni 2010

(6)

DAFAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah………...1

1.2 Ruang Lingkup Masalah... 19

1.3 Lokasi Penelitian ... 19

1.4 Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 19

1.5 Tinjauan Pustaka ... 20

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Lokasi Penelitian………...24

2.2 Sejarah Singkat PSK Jalan Setia Budi……….25

2.3 Latar Belakang PSK………...………. 32

2.4 Golongan Pengunjung Di Jalan Setia Budi...………...…...34

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian………....38

3.2 Intrumen P enelitian………..………38

3.2.1 Observasi………..………..38

3.2.2 Wawancara………...………..…39

3.2.3 Analisa Data………..……….40

3.3 Informan Penelitian………..………40

3.4 Pengalaman Dilapangan………..……….41

BAB IV KARAKTERISTIK PSK DI JALAN SETIA BUDI

4.1 Identitas Informan ………43

4.1.1 Berdasarkan Agama………45

4.1.2 Berdasarkan Etnis………46

4.1.3 Berdasarkan Golongan Umur PSK………..47

4.1.4 Berdasarkan Pendidikan………..47

4.2 Interaksi Sosial PSK di Jalan Setia Bud……….48

4.3 Asal Mula Menjadi PSK……….50

4.4 Pandangan Keluarga PSK………...56

(7)

BAB V PENGETAHUAN PSK DAN PENYAKIT KELAMIN

5. 1 Penyakit Menular Seksual Yang Di Jalan Setia Budi…………..…61

5. 2 Pengetahuan PSK Mengenai Penyakit Kelamin………..…63

5. 3

Resiko Penyakit Kelamin Bagi Para PSK………68

5. 4 C ara PSK Menghindari Penyakit Kelamin………..70

5 .5 Sikap PSK Dalam MenanggulangiPenyakit Kelamin……….75.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1KESIMPULAN………..…78

6.2SARAN………80

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN

SURAT IZIN PENELITIAN

DAFTAR INFORMAN

(8)

DAFTAR TABEL

01 Latar Belakang Menjadi PSK

02 Jumlah Informan

03 Jumlah Informan Menurut Umur

04 Pendapatan Informan

05 Berdasarkan Informan

06 Berdasarkan Agama

07 Berdasarkan Etnis

08 Bedasarkan Golongan Umur PSK

09 Berdasrkan Pendidikan

10 Asal Mula Menjadi PSK

(9)

ABSTRAK

Sulia Rimbi, 2010, judul “Pengetahuan PSK Dalam Menanggulangi Penyakit Kelamin”. Skripsi ini terdiri dari 6 bab, 94 halaman, 18 daftar pustaka, 6 sumber lain terdiri dari internet, dan beberapa lampiran surat izin penelitian dan di lengkapi dengan photo lokasi penelitian.

Penelitian ini dengan judul Pengetahuan PSK Dalam Menanggulangi

Penyakit Kelamin. Penelitian ini mengambil lokasi di Daerah Jalan Setia

Budi, Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan. Tidak

dipungkiri dari zaman dahulu kala sudah ada PSK. Seseorang memiliki

profesi sebagai PSK di karenakan berbagai macam alasan.

Penelitian ini mengungkapkan permasalahan, resiko dan cara

menghindari penyakit kelamin. Penelitian ini di lakukan dengan memakai

metode kualitatif yang bersifat deskritif. Teknik yang di gunakan untuk

memperoleh informasi di lapangan dengan memakai teknik observasi dan

deep interview. Observasi berupa observasi pengamatan tidak terlibat untuk

mengetahui pengetahuan dan penyakit kelamin bagi para PSK yang di Jalan

Setia Budi.

Dalam jaringan PSK terdapat peran-peran yang berbeda. Di antara

peran mucikari yang melindungi kepentingan PSK. Perantara orang yang

menghubungkan PSK dengan konsumen, konsumen bisa meminta seperti apa

yang di inginkan maka perantara akan menjeput PSK sesuai keinginan

konsumen. PSK di Jalan Setia Budi dapat di ketahui melalui tingkah laku

mereka yang energik, berpenampilan seksi dengan dandanan yang sedikit

menor. Hubungan antara sesama PSK hanya saling kenal saja, tidak memiliki

hubungan yang akrab antara satu sama lainnya. Latar belakang mereka

menjadi PSK juga berlainan namun sebagian besar karena himpitan ekonomi,

ingin mendapatkan banyak uang tanpa ha

(10)

ABSTRAK

Sulia Rimbi, 2010, judul “Pengetahuan PSK Dalam Menanggulangi Penyakit Kelamin”. Skripsi ini terdiri dari 6 bab, 94 halaman, 18 daftar pustaka, 6 sumber lain terdiri dari internet, dan beberapa lampiran surat izin penelitian dan di lengkapi dengan photo lokasi penelitian.

Penelitian ini dengan judul Pengetahuan PSK Dalam Menanggulangi

Penyakit Kelamin. Penelitian ini mengambil lokasi di Daerah Jalan Setia

Budi, Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan. Tidak

dipungkiri dari zaman dahulu kala sudah ada PSK. Seseorang memiliki

profesi sebagai PSK di karenakan berbagai macam alasan.

Penelitian ini mengungkapkan permasalahan, resiko dan cara

menghindari penyakit kelamin. Penelitian ini di lakukan dengan memakai

metode kualitatif yang bersifat deskritif. Teknik yang di gunakan untuk

memperoleh informasi di lapangan dengan memakai teknik observasi dan

deep interview. Observasi berupa observasi pengamatan tidak terlibat untuk

mengetahui pengetahuan dan penyakit kelamin bagi para PSK yang di Jalan

Setia Budi.

Dalam jaringan PSK terdapat peran-peran yang berbeda. Di antara

peran mucikari yang melindungi kepentingan PSK. Perantara orang yang

menghubungkan PSK dengan konsumen, konsumen bisa meminta seperti apa

yang di inginkan maka perantara akan menjeput PSK sesuai keinginan

konsumen. PSK di Jalan Setia Budi dapat di ketahui melalui tingkah laku

mereka yang energik, berpenampilan seksi dengan dandanan yang sedikit

menor. Hubungan antara sesama PSK hanya saling kenal saja, tidak memiliki

hubungan yang akrab antara satu sama lainnya. Latar belakang mereka

menjadi PSK juga berlainan namun sebagian besar karena himpitan ekonomi,

ingin mendapatkan banyak uang tanpa ha

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Pekerja seks komersil adalah bagian dari dunia pelacuran yang

termaksuk dengan istilah WTS atau wanita tunasusila. Pelacuran atau

Prostitusi merupakan salah satu bentuk penyakit masyarakat yang harus

dihentikan penyebarannya, tanpa mengabaikan usaha pencegahan dan

perbaikan. Pelacuran berasal dari bahasa latin pro-stituere atau pro-stauree,

yang membiarkan diri berbuat zina, melakukan persundalan, percabulan, dan

pergendakan (Kartini, 2007:207).

Menurut Feldman, seseorang menjadi PSK yang terlibat dalam

hubungan seks demi uang sebagai mata pencarian (Fildman dalam Koentjoro,

2004:31). Lebih lanjutnya, Koentjaraningrat (2004:34) mendefenisikan

seseorang menjadi PSK karena berhubungan badan demi uang,

perselingkuhan, dan tidak acuh secara emosional. Dari sudut antropologi

ekonomi, PSK memerlukan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup dan PSK

sering kali dianggap membahayakan kepribadian seseorang dan

memperburuk kehidupan keluarga dan pernikahan menyebarkan penyakit dan

mengakibatkan diorganisasi sosial, (Koentjoronigrat 2004 : 41).

Banyak wanita yang hidup semata-mata dalam kemiskinan menjadi

PSK untuk memperoleh makanan, pakaian dan perlindungan atau yang

(12)

alasan mereka mengambil jalan pintas untuk mendapatkan uang guna

memenuhi kebutuhannya dan keluarga. Hal ini juga oleh karena faktor

pendidikan yang rendah sehingga tidak memungkinkan memperoleh

pekerjaan yang memberikan penghasilan yang cukup misalnya pada sektor

formal.

Mengenai soal dan macam serta jumlah dorongan naluri manusia,

yang membentuk kepribadian dan dipertegas melalui pola interaksinya antara

lain seperti yang di gambarkan oleh Koentjaranigrat dalam bukunya Pengatar

Ilmu Antropologi (1990:108), adalah:

Dorongan untuk mempertahanan hidup, dorongan ini memang merupakan

suatu kekuatan biologi yang juga ada pada sesama makhluk di dunia ini dan

menyebabkan mampu mempertahankan hidup.

1. Dorongan seks, bahwa dorongan seks timbul pada setiap individu yang normal tanpa terpengaruh pengetahuan sebagai landasan biologis.

2. Dorongan untuk usaha mencari makan, sebagai sikap dasar setiap manusia yang tidak di pengaruhi oleh landasan pengetahuan.

3. Dorongan untuk bergaul dan berinteraksi dengan sesama manusia dorongan ini merupakan landasan biologi dan kehidupan masyarakat manusia

sebagai makhluk kolektif.

Sebenarnya dorongan naluri manusia untuk membentuk kepribadian

ada 7 faktor, tetapi ke empat dorongan ini yang cenderung membuat

responden menjadi PSK, dorongan naluri manusia dalam lingkungan

(13)

berbagai pandangan yang berbeda antara manusia yang satu dengan yang

lainnya, Saragih (2008 : 13).

Dalam bersosialisasi antara PSK dengan masyarakat akan banyak

hal didapat oleh PSK seperti, cara pandang masyarakat setempat terhadap

mereka, pandangan masyarakat yang menganggap rendah dan memojokkan

PSK dalam kehidupan sehari-hari. Adanya anggapan, bahwa apabila

bersosialisasi dengan seorang PSK dapat mempengaruhi kepribadian

seseorang. Fakta dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang tidak mau

bergaul dan menganggap rendah pekerjaan PSK, khususnya para istri. Para

istri merasa tidak senang dengan PSK, sebab PSK dianggap sebagai peretak

rumah tangga.

Dari pengertian di atas jelas bahwa pekerja seks komersil adalah

suatu perbuatan di mana seorang wanita menyerahkan dirinya untuk

berhubungan badan dengan mengharapkan bayaran, baik berupa uang

maupun bentuk lainnya.

Disini Kartono (1992:207) mengemukakan defenisi PSK sebagai

berikut:

1. Prostitusi adalah bentuk penyimpangan seksual dengan pola-pola

organisasi implu/dorongan seks yang tidak wajar dan tidak terintegrasi,

dalam bentuk pelampiasan nafsu-nafsu seks tanpa kendali dengan banyak

(14)

2.PSK merupakan peristiwa penjualan diri dengan jalan

memperjual-belikan bada, kehormatan dan kepribadian kepada banyak orang untuk

memuaskan nafsu-nafsu seks dengan imbalan pembayaran.

3. PSK ialah perbuatan perempuan atau laki-laki yang menyerahkan

badannya untuk berbuat cabul secara seksual dengan mendapatkan upah.

PSK diartikan sebagai kurang beradab karena keroyalan relasi

seksualnya dalam bentuk penyerahan diri pada banyak laki-laki untuk

pemuasan seksual dan mendapatkan imbalan jasa atau uang bagi

pelayanannya. PSK itu juga bisa diartikan sebagai salah satu tingkah, tidak

susila atau gagal menyesuaikan diri terhadap norma-norma susila. Maka

pelacuran itu adalah wanita yang tidak pantas kelakuannya dan bisa

mendatangkan mala/celaka dan penyakit, baik kepada orang lain yang

bergaul dengan dirinya, maupun kepada diri sendiri.

PSK merupakan profesi yang sangat tua usianya, setua umur

kehidupan manusia itu sendiri. Yaitu berupa tingkah laku lepas bebas tanpa

kendali dan cabul, karena adanya pelampiasan nafsu seks dengan lawan

jenisnya tanpa mengenal batas-batas kesopanan. PSK selalu ada pada semua

negara berbudaya, sejak zaman purba sampai sekarang. Dan senantiasa

menjadi masalah sosial atau menjadi objek urusan hukum dan tradisi.

Selanjutnya, dengan perkembangan teknologi, industri dan kebudayaan

manusia, turut berkembang pula pelacuran dalam pelbagai bentuk dan

(15)

Sejak zaman dahulu para pelacur selalu dikecam atau dikutuk oleh

masyarakat, karena tingkah lakunya yang asusila dan dianggap mengotori

sakralitas hubungan seks. Mereka disebut sebagai orang-orang yang

melanggar norma-norma, adat dan agama dan memyebabkan penyebaran

penyakit kelamin. Adapun hal yang mendasari PSK terjun ke dunia pelacuran

karena berbagai alasan, salah satunya faktor ekonomi dan masalah pribadi.

(Agustina : 2008) Menyatakan di samping itu, keterbatasan lapangan

pekerjaan bagi perempuan juga menghentikan mereka sebagai salah satu pilar

penyokong ekonomi keluarga.

Salah satu pilihan pekerjaan mudah bagi perempuan dengan

keterampilan dan pendidikan rendah, tetapi dengan harapan mendapat

kehidupan yang layak adalah dengan menjalani profesi sebagai Pekerja Seks

Komersil (PSK). Kesulitan-kesulitan dalam situasi tertentu mempengaruhi

kondisi mental/moral seseorang dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut;

yang bertentangan dengan akhlak, moral, dan agama, menjadi faktor

banyaknya para wanita menjadi seorang PSK (Triono, 2008:12).

Jika dilihat dari sudut pandang kehidupan sosial tidak semua

masyarakat bisa menerima posisi PSK dalam lingkungan masyarakat, karena

dapat mempengaruhi kepribadian masyarakat, khususnya anak-anak yang

sedang berkembang. Secara tidak langsung, PSK yang juga manusia biasa,

dalam bergaul dengan yang lain mengalami diskriminasi dalam berteman,

PSK tersebut dijauhi dalam pergaulan masyarakat. Hal ini menunjukkan PSK

(16)

saja. PSK juga dipandang sebahagiaan masyarakat sebagai merusak rumah

tangga orang dan penyebar penyakit.

Salah satu akibat yang ditimbulkan dari aktivitas seksual yang tidak

sehat adalah munculnya Penyakit Menular Seksual (PMS). Penyakit ini

disebut juga venereal, berasal dari kata venus, yaitu Dewi Cinta dari Romawi

kuno. Penularan penyakit ini biasanya terjadi karena seringnya seseorang

melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan

(Ajen,2003:86).

Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan salah satu infeksi

saluran reproduksi (ISR) yang ditularkan melalui hubungan kelamin. Kuman

penyebab infeksi tersebut dapat berupa jamur, virus dan parasit. Perempuan

lebih mudah terkena infeksi saluran reproduksi (ISR) dibanding dengan

laki-laki, karena saluran reproduksi perempuan lebih dekat ke anus dan saluran

kencing. ISR pada perempuan juga sering tidak diketahui karena gejalanya

kurang jelas dibandingkan laki-laki (Widyastuti,2009:38).

Melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang sebelumnya

telah terjangkit Penyakit Menular Seksual ini jelas sangat berbahaya.

Pengobatan untuk setiap jenis penyakit berbeda-beda, di antaranya tidak

dapat disembuhkan. Untuk mengetahui lebih lanjut, dibawah ini akan dibahas

beberapa beberapa Penyakit Menular Seksual. Seperti Gonorhoe, sifilis,

(17)

Penyakit Gonorhoe ini ditularkan melalui hubungan seksual. Sebutan

lain penyakit ini adalah kencing nanah. Penyakit ini menyerang organ seks

dan organ kemih. Selain itu, akan menyerang selaput lendir mulut, mata,

anus, dan beberapa organ tubuh lainnya. Bakteri yang membawa penyakit ini

dinamakan gonococcus.

Pada perempuan berjangkitnya penyakit ini akan terlihat setelah 5-20

hari melakukan hubungan seksual. Tanda-tandanya tidak dapat terlihat,

bahkan perempuan tersebut tidak menyadari jika dirinya telah terjangkit.

Tiba-tiba dia akan merasakan sakit di bagian kelamin wanita akan keluar

nanah (Dianawati, 2003:87). Jika penyakit ini belum sempat diobati dan dia

mengalami kehamilan, bayi yang ada dalam kandungannya dapat terancam

kebutaan karena gonorhoe ini bisa menjalar dan menyerang selaput lendir

mata bayi ini juga dapat menyebabkan kemandulan. Sedangkan pada

laki-laki, penyakit ini dapat terlihat setelah 3-7 hari melakukan hubungan seksual.

Gejala yang terlihat saat ujung kepala penis terlihat merah karena meradang

dan mengeluarkan nanah dan merasa sakit ketika kencing. Untuk

menanggulangi penyakit ini, penderita akan diberi obat antibiotik atas resep

dokter dan melakukan diagnosis yang tepat dan teratur melalui dokter

spesialis penyakit kulit dan kelamin.

Sifilis dikenal juga dengan sebutan raja singa. Penyakit ini sangat

berbahaya. Penyakit ini di tularkan melalui hubungan seksual atau

penggunaan barang-barang dari seseorang yang tertular (seperti baju, handuk,

(18)

seperti selaput lendir, anus, bibir, lidah, dan mulut. Penularannya penyakit ini

akan terlihat sekitar 3-4 minngu bahkan terkadang sampai 3 bulan setelah

melakukan hubungan seksual, gejala yang terlihat adanya luka kecil bernanah

disertai rasa sakit dan terjadinya pembengkakan kelenjar getah bening yang

mengeras di sekitar luka, seperti di lipatan paha dan luka-luka kecil berwarna

merah di sekitar permukaaan kulit, dari kulit kepala hingga telapak tangan

dan kaki. Gejala lainnya sakit tenggorokan, pusing, lesu, nyeri otot, terjadi

kerontokan rambut, dan kulit kepala akan terasa gatal.

HIV ialah Human Immuno Deficienncy Virus. HIV merupakan

sejenis parasit obligat yang dapat hidup di dalam cairan. HIV hidup dan

berkembang dalam sel darah putih manusia, dimana cairan yang mengandung

sel darah putih seperti : darah, cairan sperma, cairan vagina, sum-sum

belakang dan lain sebagainya. Penyakit menular seperti HIV dan AIDS itu

tidak ada cara penyembuhannya. Kadar-kadar virus HIV yang ada dalam

tubuh seseorang hanya dapat diturunkan dengan ARV yaitu Anti Retrovirus.

ARV Anti Retrovirus tidak dapat menyembuhkan seseorang, melainkan

hanya mampu menurunkan kadar virus dalam darah; tetapi virus HIV tetap

berda dalam darah. Obat ARV tidak dapat diberikan pada setiap penderita

AIDS, hanya pada setiap penderita dengan kriteria tertentu yaitu seseorang

yang menderita gejala AIDS pada saat tes darah (tes kadar daya tahan tubuh).

Obat ARV ini dikomsumsi seumur hidup pada penderita berhenti karena

(19)

AIDS memilliki kepanjangan Acqired Immune Deficiency

Syindrome. AIDS adalah sindroma atau kumpulan gejala menurunnya

kekebalan tubuh yang di sebabkan oleh virus HIV. Sifilis, HIV/AIDS

merupakan penyakit yang di sebabkan oleh infeksi organisme. Hal ini dalam

penyebarannya, sangat di pengaruhi oleh pola perilaku dan gaya hidup

seseorang. Secara tidak langsung sifilis, HIV dan AIDS juga merupakan

penyakit perilaku. IMS ialah Infeksi Menular Seksual dan sering juga disebut

penyakit kelamin. IMS infeksi menular seksual ialah infeksi yang di tularkan

terutama melalui hubungan seks.

Jenis-jenis Infeksi Menular Seksual (IMS) antara lain, yaitu.

1. Sifilis disebut dengan raja singa. Sifilis memiliki gejala apabila muncul

luka yang tidak terasa sakit. Penyakit ini sangat berbahaya dan penyakit ini di

tularkan melalui hubungan seksual. Penyebab timbulnya penyakit ini adanya

kuman Treponema pallidum. Kuman ini menyerang organ-organ penting

tubuh lainnya, seperti selaput lendir, anus, bibir, lidah dan mulut.

Adapun ciri-ciri penyakit sifilis sebagai berikut:

•Di sebabkan oleh bakteri, akan muncul bakteri antara 3 minggu

sampai 3 bulan setelah berhubungan intim dengan penderita penyakit

ini.

•Luka terlihat seperti lubang pada kulit dengan tepi yang lebih tinggi

pada umumnya tidak terasa sakit.

•Luka akan hilang setelah beberapa minggu, tetapi virus akan

(20)

pada seluruh tubuh Lecet-lecet ini akan hilang juga, dan virus akan

menyerang bagian tubuh lain.

•Pada wanita lesi dapat tersembunyi pada vagina

•Keluhan sakit pada tenggorokan, pusing, lesu, nyeri otot, terjadi

kerontokan rambut, dan kulit kepala terasa gatal.

•Perempuan yang hamil bisa saja terserang penyakit ini, sehingga bayi

yang akan lahir mengalami kelumpuhan fisik dan mental, itu pun jika

mereka dapat bertahan hidup. Biasanya, bayi-bayi ini akan meninggal

dalam kandungan jika kuman menyerang uterus. Kalaupun bisa lahir,

bayi-bayi ini akan meninggal 1 minggu setelah kelahirannya.

Sayangnya, obat untuk menyelamatkan para bayi yang terserang

penyakit ini samapai sekarang belum ada.

2. Herpes memiliki gejala muncul bintik berisi cairan dan bersifat kambuhan.

Virus herpes penularannya di mulai ketika luka-luka sudah terlihat, luka-luka

itu sendiri mungkin terjadi selam 1-2 hari sebelum kelihatan, mungkin juga

terjadi saat terserang. Herpes cepat sekali penularannya, yaitu melalui

hubungan langsung antara bagian tubuh penderita yang terkena infeksi

dengan selaput lendir, termaksud kulit yang terluka pada bagian tubuh orang

lain.

3. Kencing nanah (Gonore/GO) memiliki gejala sakit saat kencing dan keluar

nanah dari alat kelamin. Penyakit ini di tularkan melalui hubungan seksual.

Penyakit ini menyerang organ seks dan organ kemih. Selain itu akan

(21)

lainnya. Penyakit Gonorea pada perempuan akan terlihat setelah 5-20 hari

melalui hubungan seksual. Jika penyakit ini belum sempat di obati dan dia

mengalami kehamilan, bayi yang ada dalam kandungannya dapat terancam

kebutaan karena gonorea ini bisa menjalar dan menyerang selaput lendir

mata bayi. Selain itu penyakit ini juga dapat menyebabkan kemandulan.

Pada laki-laki, penyakit ini dapat terlihat setelah 3-7 hari melakuan hubungan

seksual. Gejala yang terlihat mengeluarkan nanh dan merasakan sakit ketika

kencing, ujung kepala penis terlihat merah meradang.

4. AIDS / HIV dapat terjadi karena hubungan intim yang berganti-ganti dan

menyebabkan tidak bekerjanya sistem kekebalan tubuh.

AIDS / HIV dapat terjadi karena hubungan intim yang berganti-ganti dan

menyebabkan tidak bekerjanya sistim kekebalan tubuh.

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome.

Artinya, suatu gejala menurunnya sistem kekebalan tubuh seseorang.

Memang, pada dasarnya setiap orang mempunyai sistem kekebalan tubuh

yang dapat melindunginya dari berbagai serangan,seperti virus, kuman dan

penyakit lainnya. Jadi, sebenarnya AIDS ini hanyalah suatu gejala penyakit

atau sindrom. Dengan itu akan lebih mudah terserang berbagai penyakit

tersebut.

Proses penularan AIDS melalui hubungan seksual dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

1. Melakukan aktifitas seksual seperti anal seks atai oral seks. Aktivitas seks

(22)

menyebabkan penularan HIV bukan hanya melalui sperma dan cairan vagina,

melainkan dapat juga melalui darah jika terdapat kemungkinan luka-luka

kecil di sekitar anus, rongga mulut, dan organ seksual yang tidak diketahui

sebelumnya

2. Melakukan aktivitas seksual melalui hubungan seksual umumnya dapat

menyebabkan seseorang tertular virus ini. Aktivitas tersebut dapat

memungkinkan terjadinya infeksi pada dinding organ seksual, sehingga

memudahkan penularannya melalui darah.

Gejala-gejala seseorang tertular AIDS terbagi ke dalam 2 jenis sebagai

berikut.

1. Gejala –gejala umum sebagai berikut.

•menurunnya berat badan, sekitar 10% dalam waktu singkat.

•Demam yang berkepanjangan selama 1 bulan atau lebih

•Diare yang terus-menerus selama 1 bulan lebih.

2. Gejala-gejala tambahan sebagai berikut

•Batuk yang tidak sembuh-sembuh selama 1 bulan lebih.

•Perubahan kulit dan iritasi atau gatal.

•Herpes simpleks yang menyebar dan semangkin parah

•Infeksi jamur pada rongga mulut dan kerongkongan.

•Terjadinya pembengkaan kelenjar getah bening di sekujur tubuh,

(23)

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu

sejenis Virus yang menyebabkan AIDS. Proses HIV menjadi AIDS melalui

cara sebagai berikut.

1. Setelah seseorang terinfeksi HIV, dalam waktu 2-3 bulan tubuhnya baru

akan menghasilkan antibodi. Masa ini disebut” periode jendela”. Berdasarkan

hasil tes darah yang dilakukan, barulah dapat diketahui seseorang tadi

mengidap HIV positif (+) atau HIV negatif (-). Disebut HIV (+) jika dalam

darahnya terkandung HIV. Disebut HIV (-) jika dalam darahnya terkadang

HIV. Disebut HIV (-) jika dalam darahnya tidak terkandung HIV. Kondisi

HIV (+) dan HIV (-) disebut “ status HIV seseorang”. Jika ternyata orang

tersebut mengandung HIV (+), gejala yang terlihat belum ada, hanya

merasakan sakit ringan biasa flu. Masa-masa ini disebut “masa laten”, dapat

berlangsung selama 7-10tahun. Baik pada masa periode jendela maupun pada

masa laten, seseorang tersebut sudah dapat menularkan HIV kepada orang

lain.

2. Setelah melewati masa laten, orang yang terinfeksi HIV tadi mulai

diramalkan bahwa orang tersebut hanya dapat berthan hidup selama 2 tahun,

sejak didapatkan gejala-gejala AIDS.

HIV ini menyerang sel-sel darah putih dalam tubuh, sehingga jimlah

sel darah putih semakin berkurang dan menyebabkan sistem kekebalan tubuh

menjadi melemah. Padahal, fungsi sel darah putih adalah sebagai pelindung

tubuh dari serangan luar, seperti kuman, virus, atau penyakit yang masuk ke

(24)

yang khas untuk penyakit tersebut. Bahkan sel darah putih mampu

memproduksi antibodi yang dapat melindungi tubuh seumur hidup.

Penularan HIV sama dengan penularan AIDS, dengan cara sebagai berikut.

1. Hubungan seksual

2. Jarum suntik dari seseorang yang tertular HIV

3. Transfusi darah yang tercemar HIV

4. Adanya hubungan perintal atau ibu dengan bayi yang dikandung atau

disusuinya.

Meskipun telah dilakukan berbagai percobaan untuk mengembangkan

vaksin HIV ini, sampai detik ini belum dapat ditemukan pengobatan yang

maksimal terhadap pencegahan HIV ataupun AIDS.

Orang yang mengidap penyakit IMS Infeksi Menular Seksual

memiliki resiko lebih besar untuk infeksi HIV karena luka yang terbuka

memberi jalan masuk bagi HIV. Hubungan seksual yang berkaitan dengan

kehamilan dan kelahiran anak merupakan fungsi prokreasi dari hubungan

seksual tersebut. Untuk melakukan fungsi rekreasi tersebut, maka telah

berkembang berbagai metode kontrasepsi yang dapat di pergunakan oleh

masyarakat luas. Berbagai macam metode kontrasepsi atau cara-cara

mencegah kehamilan juga telah diketahui oleh remaja sekarang. Kategori

pengetahuan kontrasepsi di dasarkan pada metode kontrasepsi keluarga

(25)

Kondom sudah ada dalam jaman Mesir kuno. Sebenarnya kondom

yang kita kenal sekarang dikembangkan oleh dokter kerajaan Inggris, The

Earl of Condom, atas pemerintah Raja Charles II, sebagai upaya

perlindungan raja dari penularan sifilis. Pertama kali, dikembangkan dari

usus halus domba yang dilumuri dengan cairan pelicin. Temuan kondom

Raja Charles II di sambut meriah dan juga bikin heboh. Mulailah timbul

kecemasan peningkatan perilaku seks sebelum menikah, peningkatan

kunjungan ke penjaja seks, dan kondom dapat dianggap merutuhkan

nilai-nilai keagungan perkawinan (Triono, 2008:11).

Sejak awal abad 19, kondom sudah dibuat dengan bahan karet alam,

kuat dan elastis. Sehingga kondom dapat dipakai ulang oleh kaum lelaki

setelah dicuci, pakai ulan sampai kondomnya bocor atau rusak sehingga tak

dapat dipakai lagi. Pada awal perkembangan kondom, memang manfaat

perlindungannya terhadap kehamilan dan infeksi masih rendah, karena cara

pakai ulang tersebut, sehingga higienis juga tidak terjaga (Triono, 2008:11).

Sekitar tahun 1930 an, kondom dibuat dari bahan lateks, terciptalah

kondom yang lebih tipis, kuat dan lebih murah dan sekali pakai. Persis

seperti kondom yang kita kenal sekarang. Peningkatan penggunaan kondom

yang bermutu, semakin tipis, mudah dipakai dan harga terjangkau. Pada

tahun 1950-an, kondom yang tipis dan sesuai dipakai serta ada tonjolan

kantung diujungnya, bertambah populer sebagai alat untuk mencegah

(26)

HIV – virus penyebab AIDS – mendorong kondom sebagai salah satu alat

pencegahan yang utama (Triono, 2008:11).

Fungsi kondom antara lain :

1.Efektif sebagai alat kontrasepsi bila dipakai dengan baik dan benar

2.Murah dan mudah di dapat tanpa resep dokter dan dapat didistibusikan

oleh dan untuk masyarakat (community based)

3.Praktis dan dapat dipakai sensiri

4.Tidak ada efek hormonal

5.Dapat mencegah kemungkinan Penularan Penyakit Menular Seksual

termaksud HIV/AIDS (www. Bkkbn.go.id/gema pria/artikel-detail).

Berdasarkan fenomena gunung es 1 (satu) orang HIV positif

sebenarnya mewakili 100 orang HIV positif yang belim terdeteksi tes darah

HIV di masyarakat. Kenyataan ini membuktikan bahwa kasus HIV/AIDS,

sebenarnya sudah mulai meluas ke masyarakat umum. Infeksi HIV memang

terus merangkak naik, namun cara penyebarannya masih menunjukkan pola

yang tetap. Hal ini dapat terbukti dari riset Departemen Kesehatan RI pada

tahun 2001 yang memperlihatkan bahwa perilaku seksual tetap menduduki

peringkat teratas dalam penularan HIV/AIDS (61,7%), diusul dengan Intra

Drug User (IDU) (20,3%), homoseksual-biseksual (15,7%), perintal (1,6%),

transfusi darah (0,5%) dan hemofili (0,2%). (www. health Irc.or.id)

Kasus AIDS pertama kali ditemukan di Indonesia di Bali pada

tanggal 15 April 1987, yakni seorang turis asal belanda ( Edward Hop,44

(27)

2007. dua tahun kemudian tercatat 13 orang positif terinfeksi VIV dan dari

tahun ke tahun, jumlah ini terus mengalami peningkatan.

Jumlah kasus AIDS di Indonesia adalah 8988 orang. Penderita HIV+

sebanyak 5640 orang. Kasus AIDS di 32 Provinsi, dengan kasus tertinggi

dimulai dari DKI Jakarta, Papua, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat,

Bali, Sumatra Utara, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, dan Sulawesi Selatan.

Penderita yang meninggal akibat AIDS adalah sebanyak 1.994 orang

(Triono, 2008:16).

Di Sumatera Utara, data yang diperoleh sejak tahun 1994-2007

january lebih banyak warga negara Indonesia, dibandingkan dengan warga

negara Indonesia asing. WNI (Warga Negara Indonesia) yang mengidap HIV

adalah 445 orang. AIDS diderita oleh 330 orang. Jumlah keseluruhannya

yaitu 775 orang. WNA ( Warga Negara Asing) yang mengidap HIV adalah

25 orang, yang mengidap AIDS adalah 1 orang, dan jumlah keseluruhannya

yaitu 26 orang. Jumlah keseluruhannya yang mengidap AIDS pada WNA

dan WNI adalah 331 orang. Akibat sari AIDS terdapat 80 orang meninggal

(Triono, 2008:16).

Kasus dimulai dari kota Medan yang berjumlah 226 orang, Pematang

Siantar berjumlah 14 orang, Tanjung Balai 1 orang, Tebing Tinggi 6 orang,

Sibolga 1 orang, Deli Serdang 20 orang, Langkat 4 orang, Karo 5 orang,

Simalungun 9 orang, Asahan 5 orang, Labuhan batu 7 orang, Tapanuli Utara

(28)

orang. Jumlah keseluruhan di Sumatera Utara ialah 331 orang yang terkena

HIV/AIDS (Triono,2008:16).

Sementara April 2007, penderita HIV+ sebanyak 531 orang.

Sebanyak 337 orang berjenis kelamin laki-laki dan 135 orang berjenis

kelamin perempuan dan 19 orang yang tidak diketahui. Penderita AIDS

sebanyak 56 orang berjenis kelamin perempuan, sebanyak 307 orang berjenis

kelamin laki-laki dan yang tidak diketahui ada 5 orang. Jumlah penderita

AIDS sebanyak 368 orang. Jumlah keseluruhan penderita HIV+ dan AIDS

adalah sebanyak 899 orang (Triono, 2008:16).

Berdasarkan kasus di atas, diketahui bahwa terdapat masyarakat

Indonesia yang tidak mau menggunakan kondom saat berhubungan intim.

Oleh karena PSK memiliki resiko tinggi terhadap bahayanya HIV/AIDS dan

IMS lainnya, mereka harus memiliki kesadaran untuk menghindari penyakit

ini. Seharusnya PSK berusaha dan selalu menawarkan kondom kepada setiap

pelanggan yang datang.

Pada lokasi penelitian penderita PMS Penyakit Menular Seksual tidak

menemukan satu PSK pun yang menderita penyakit kelamin. Hal ini lah yang

menjadi alasan penulis ingin meneliti tentang pengetahuan PSK dalam

menanggulangi penyakit kelamin. Di mana PSK yang terdapat di lokasi

penelitian tersebut tidak ada yang terkena penyakit kelamin. Hal ini

menunjukkan adanya pengtahuan pada PSK dalam menjaga kesehatan dalam

(29)

1. 2 Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya maka

permasalahan yang diajukan adalah bagaimana pengetahuan Pekerja Seks

Komersil dalam menanggulangi penyakit kelamin? Rumusan masalah

tersebut di uraiakan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian yakni:

1. Apa yang diketahui PSK mengenai penyakit kelamin?

2. Apa resiko penyakit kelamin yang diketahui pekerja PSK?

3. Bagaimana cara PSK menghindari berbagai penyakit kelamin?

1. 3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Daerah Jalan Setia Budi, Kelurahan

Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Madya Medan. Hal

ini dikarenakan Daerah Kelurahan Simpang Selayang merupakan salah satu

daerah yang dikenal cukup “rawan” pada malam hari bagi wanita remaja. Di

daerah selayang ini merupakan salah satu daerah yang dikenal banyak wanita

yang melambaikan tangan untuk menawarkan jasa sebagai PSK. Jumlah para

PSK sekitar 60 wanita yang ada di pinggir Jalan Setia Budi.

1. 4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. 4.1. Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan PSK dalam

menghindari resiko penyakit kelamin, tercakup didalamnya cara-cara

(30)

Secara akademis, peneliti dapat mengetahui dengan berpedoman pada ruang

lingkup masalah di atas.

1. 4.2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini, mencakup dua hal

pokok yaitu secara teoritis dan akademis, seperti di bawah ini:

a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memperkaya

keberagamaan bahan bacaan dan tema penelitian sosial di Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara Medan.

b. Secara akademis, peneliti ini dapat menjadi sumbangan pemikiran kepada

masyarakat dalam melihat sebuah realitas sosial tentang keberadaan PSK dan

sekaligus menjadi tambahan wawasan bagi peneliti dalam melaksanakan

penelitian tentang fenomena ini.

1.5 Tinjauan Pustaka.

Penelitian ini membahas pengetahuan PSK dalam menanggulangi

penyakit kelamin, PSK diartikan sebagai kurang beradab karena keroyalan

relasi seksualnya dalam bentuk penyerahan diri pada banyak laki-laki untuk

pemuasan seksual dan mendapatkan imbalan jasa atau uang bagi

pelayanannya. PSK itu juga bisa diartikan sebagai salah satu tingkah, tidak

susila atau gagal menyesuaikan diri terhadap norma-norma susila. Maka

(31)

mendatangkan malapetaka dan penyakit, baik kepada orang lain yang bergaul

dengan dirinya, maupun kepada diri sendiri (Kartini, 2007:207).

PSK merupakan profesi yang sangat tua usianya, setua umur

kehidupan manusia itu sendiri. Dapat diihat melalui tingkah laku, lepas bebas

tanpa kendali, hal ini karena, adanya pelampiasan nafsu seks dengan lawan

jenisnya tanpa mengenal batas-batas kesopanan. Senantiasa menjadi masalah

sosial atau menjadi objek urusan hukum. Hal ini dikarenakan perkembangan

PSK sudah menjadi budaya serta tradisi pada berbagai negara sekarang ini,

serta teknologi, industri dan kebudayaan manusia, serta turut berkembang

pelacuran dalam berbagai bentuk dan tingkatannya (Kartini,2007:208).

Sejak zaman dahulu para pelacur selalu dikecam atau dikutuk oleh

masyarakat, karena tingkah lakunya yang tidak susila dan dianggap

mengotori sakralitas hubungan seks. Mereka disebut sebagai orang-orang

yang melanggar norma-norma, adat dan agama dan menyebabkan

penyebaran penyakit kelamin. Adapun hal yang mendasari PSK terjun ke

dunia pelacuran karena berbagai alasan, salah satunya faktor ekonomi dan

masalah pribadi. (Agustina : 2008) Menyatakan Di samping itu, keterbatasan

lapangan pekerjaan bagi perempuan juga menghentikan mereka sebagai salah

satu pilar penyokong ekonomi keluarga.

Salah satu pilihan pekerjaan mudah bagi perempuan dengan

keterampilan dan pendidikan rendah tetapi dengan harapan mendapat

kehidupan yang layak adalah dengan menjalani profesi sebagai Pekerja Seks

(32)

kondisi mental/moral seseorang dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut;

yang bertentangan dengan akhlak, moral, dan agama, menjadi faktor

banyaknya para wanita menjadi seorang PSK (Triono, 2008:12).

konsep yang digunakan dalam penelitian ini yaitu konsep Spradley

mengenai kebudayaan. Spradley (1997:xix-xx), mendefenisikan kebudayaan

sebagai sebuah sistem pengetahuan yang diperoleh manusia melalui proses

belajar, yang mereka gunakan untuk menginterprestasikan dunia sekeliling

mereka dan sekaligus untuk menyusun straregi perilaku dalam menghadapi

dunia sekeliling mereka.

Pengertian yang senada dengan Spradley juga telah dikemukakan

oleh Goodenough yang mengatakan bahwa budaya suatu masyarakat terdiri

atas segala sesuatu yang harus diketahui atau dipercayai seseorang agar dia

dapat berperilaku sesuai dengan cara yang diterima oleh masyarakat. Budaya

bukanlah suatu fenomena material, budaya tidak terdiri atas benda-benda,

manusia, perilaku, atau emosi. Budaya adalah suatu hal ihwal yang dipunyai

manusia dalam pikiran (mind), model yang mereka punya untuk

mempersepsikan, menghubungkan, dan seterusnya (Marzali dalam Spradley

1997, hal:xix).

Penelitian ini mempergunakan pendekatan antropologi kognitif,

kebudayaan dianggap sebagai seperangkat pengetahuan yang diperoleh

manusia yang dipergunakan untuk menginterpretasikan pengalaman dan

menghasilkan tingkah laku (Spradley, 1980). Manusia memperoleh

(33)

sekitarnya atau melalui komunikasi dengan sesamanya. Pengetahuan yang

telah dimiliki oleh manusia tidak dapat diamati secara langsung.

Spradley menjelaskan bahwa budaya berada dalam pikiran manusia

yang didapatkan dengan proses belajar dan menggunakan budaya tersebut

dalam kehidupan. Proses belajar tersebut menghasilkan

pengetahuan-pengetahuan yang berasal dari pengalaman-pengalaman individu atau

masyarakat.

Straus dan Quinn mengatakan bahwa pengetahuan yang dimiliki

individu diperolehnya melalui proses belajar yang bersifat informal atau

melalui pengamatan (penerimaan rangsangan) sehari-hari dan bukan dari

(34)

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di jalan Setia Budi Kelurahan Simpang Selayang.

Kecamatan Medan. Adapun jarak Kelurahan Simpang Selayang dengan Kota

Kecamatan sekitar 10 Km, dari Ibu Kota Kabupaten sekitar 6 Km dan dari

Ibu Kota Propinsi sekitar 30 Km. Lebih dekat dengan dengan Ibu kota

Kapubaten, daerah jalan setia budi ini memiliki batas-batas wilayah yaitu

Batas Wilayah Kelurahan Simpang Selayang, yakni sebagai berikut:

a. Sebelah Utara Kelurahan Sempa Kata Tanjung Sari

b. Sebelah Selatan Kelurahan Tanjung Tani

c. Sebelah Timur kelurahan Mangga

d. Sebelah Barat Kelurahan Tanjung Selamat

Luas wilayah kelurahan simpang selayang ini sekitar 512 Ha, dengan

rincian: 3,36 Ha luas pemukiman, 00,4 Ha luas kuburan, 1,40 Ha luas

perkarangan, 00,7 Ha luas tanam, 0,30 Perkantoran. Jarak kelurahan simpang

selayang dari kota Medan sekitar 50 Km. Jarak Kelurahan Simpang Selayang

dengan Medan sekitar 5 Km. Untuk mendapatkan lokasi penelitian peneliti

bisa menggunakan Angkutan umum yang diawali dengan menaiki angkutan

umum 108,94 membutuhkan waktu sekitar 45 menit dan ongkosnya Rp 3000.

(35)

Selain menggunakanan angkutan umum juga bisa menggunakan becak

dengan ongkos sekitar 25.000 tergantung tawar menawar

dengan tukang becaknya dan membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Lokasi

penelitian juga dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan sendiri

seperti sepeda motor dan membutuhkan waktu sekitar 30 menit.

2. 2 Sejarah Singkat PSK di Jalan Setia Budi

Jalan Setia Budi, kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan

Tuntungan, adalah jalan lalu lintas yang selalu dilewati banyak orang setiap

harinya. Jalan setia budi ini termaksud jalan utama bagi tiap berkendara yang

melintasinya. Dari tahun 1988 jalan setia Budi ini tempat melintasnya orang

yang berkendara, sebelum ada hotel selayang pandang jalan setia budi selalu

ramai dilintasi orang banyak. Sampai saat ini jalan selalu padat dilintasi

berkendara roda dua, empat dan tukang becak lainnya.

Di Kelurahan Simpang Selayang banyak sekali tempat hiburan malam

seperti hotel, karaoke, oukup dan bilyar tempat-tempat ini banyak dijumpain

disepanjang jalan setia budi, di daerah ini mulai banyaknya tempat-tempat

hiburan malam pada tahun 2001- 2002 dan banyaknya wanita malam yang

ada di sepanjang jalan setia budi, kelurahan simpang selayang.

Banyaknya tempat-tempat hiburan malam sangat meresahkan warga

sekitar yang mempunyai seorang anak terutama anak wanita karena orang tua

takut anaknya akan terjerumus apabila mereka berteman dengan wanita

(36)

tetapi warga saat ini sangat takut karena sekarang banyak sekali wanita

malam yang mengekos dilingkungan masing-masing dan saat ini banyak

sekali tempat hiburan malam begitu juga banyak PSK yang dijumpain di

sepanjang jalan setia budi. Semangkin banyak tempat hiburan atau

tempat-tempat lainnya membuat resah keluarga yang mempunyai anak wanita.

Pada tahun 1988 di sepanjang jalan Setia Budi tidak ada jumpai

tempat-tempat hiburan malam malah yang kita jumpain saat itu hotel

selayang pandang dan penginapan helvicona. Pada tahun 1988 saat itu yang

ada hanya hotel dua saja. Inilah gambar hotel selayang pandang yang sejak

ada pada tahun 1988 sampai saat ini. Yang kita lihat dari gambar pada waktu

siang hari tidak ada satu pun orang yang ada di gambar ini. Lokasi ini akan

ramai sekitar jam 23.00 wib karena PSK mulai bekerja di jam-jam tengah

malam. Dimalam hari banyak sekali wanita yang akan kita jumpain

(37)

Gambar 1

Hotel selayang pandang

Sumber : (koleksi photo pribadi)

Tampak Depan Tampak Samping

Gambar yang kita lihat saat ini adalah gambar dari samping hotel

selayang pandang yang berada di pinggir jalan setia budi. Jarak antara hotel

ke simpang empat pemda sekitar 100 m. Hotel Selayang Pandang saat ini

sudah 3 kali merenofasi tempatnya. Bangunan hotel selayang pandang ini

sudah cukup lama sekali berdiri, dan hotel ini yang pertama kali ada di

sepanjang jalan hotel selayang pandang. Pada tahun 1988 hotel selayang

pandang sangat terkenal tetapi hotel ini sudah kurang peminatnya karena saat

(38)

Pada saat ini banyak hotel-hotel baru dan mewah begitu juga banyak

tempat oukup (pemijatan) yang saat ini terang-terangan menyedikan wanita

untuk melayanin pelanggan yang datang untuk pemijatan terutama pria.

Oukup yang dikenal tempat pemijatan biasa yang banyak di datangin

wanita-wanita yang ingin merawat tubuh tetapi saat ini oukup tidak seperti

dulu karena oukup sekarang sudah tidak wanita saja yang jadi pelanggan

melainkan pria-pria hidung belang yang mencari kenikmatan ditempat oukup

(pemijatan).

Hotel selayang pandang dengan wisma penginapan Helvicona

sama-sama berdirinya pada tahun 1988. Hotel selayang pandang dengan wisma

Helvicona jaraknya hanya 300 m. Kedua tempat tersebut sudah bangunan

lama yang telah berdiri pada tahun 1988. Hotel dan wisma, Seperti yang di

tuturkan oleh mami ika selayang pandang;

“Saya sudah cukup lama menjadi PSK hampi18 tahun saya bekerja menjadi wanita malam dan sampai saat ini saya tetap menjadi PSK biar pun umur saya tidak pantas lagi. Tetapi ditempat ini saya adalah penampung wanita yang memputuhkan pekerjaan. Bisa disebut mami atau mucikari”.

Gambar II

(39)

Gambar yang ada di atas tempat penginapan yang sudah ada sejak

pada tahun 1988. Bangunan sama yang bersih dan terasa nyaman sekali

sewaktu melihat dari gambar. Penginapan helvicona yang terlihat dari

gambar sangat nyaman dan sejuk sekali dengan warna cat hijau dan

pepohonan di sekitar tempat. Pada gambar di atas ini ada seorang pria yang

baru siap mengobrol dengan mucikari helvicona. Pria ini membutuhkan

seorang wanita penghibur untuk besok malam acara mereka Dilokasi tempat

penelitian yang peneliti lakukan banyak sekali tempat-tempat hiburan dan

sebagainya yang kita lewati di sepanjang jalan setia budi, di sepanjang jalan

setia budi di kanan kiri di padatin dengan tempat-tempat hiburan malam yang

bisa kita lihat sendiri sewaktu melintasi daerah ini.

Di sepanjang jalan setia budi banyak sekali tempat-tempat hiburan

seperti oukup, café, hotel, karokean dan sebagainya. Tahun 2000 dan 2001 di

daerah jalan setia budi sangat banyak tempat-tempat yang dianggap warga

sekitar tidak pantas ada di lingkungan mereka karena warga takut

terpengaruh dengan anak wanita mereka, terutama anak yang baru mengenal

dunia malam, tempat seperti café, oukup, karokean membutuhkan pegawai

wanita untuk melayanani para-para tamu yang datang ketempat mereka.

Warga takut anaknya bekerja di tempat itu karena kebanyakan tempat-tempat

seperti itu pekerjanya tidak hanya melayani saja melainkan lebih dari itu.

Semangkin banyaknya tempat-tempat seperti itu semangkin banyak pula para

PSK di daerah jalan setia budi dan semangkin banyaknya akan penyakit

(40)

Penginapan helvicona pada saat ini sudah ada yang terkena penyakit

sifilis. Dari beberapa PSK hanya biasa dapat di wawancarai 3 orang mereka

hanya memberikan data sedikit buat peneliti tentang penyakit kelamin. Dari 3

orang informan salah satunya ada infprman yang sudah pernah terkena

penyakit sifilis, tetapi penyakit sifilis dapat di sembuhkan dengan anjuran

dokter. Pada saat itu informan sangat di takuti dengan penyakit yang iya

derita saat ini takut tidak dapat di sembuhkan, dengan anjuran dokter

akhirnya penyakit yang pernah ada dalam tubunh informan akhirnya dapat

sembuh. Tetapi penyakit sifilis dapat kembali lagi apa bila para PSK tidak

menjaga kesehatan atau aturan-aturan yang di anjurkan dokter. Para PSK

yang sudah pernah terkena penyakit kelamin tidak bisa sembarangan dalam

berhubungan badan karena penyakit sifilis akan datang dengan sendirinya

apa bila PSK tidak merawat dirinya dengan baik, tetapi PSK tidak jerah

dengan mereka meliburkan diri untuk beberapa bulan saja karena untuk

menyembuhkan penyakit yang ada di dalam tubuh mereka.penyakit sifilis

yang di deritanya

PSK tidak takut akan kembali penyakit sifilis karena sampai saat ini

PSK melanjutkan pekerjaannya menjadi wanita penghibur di tempat PSK

mangkal.

Seperti yang di tuturkan oleh hesti

“saya terkena penyakit sifilis awalnya dari mantan suami

(41)

tahun dan selama terkena penyakit itu saya harus rutin meminum obat dan mengkomsumsi lobak setiap harinya”

Dan ayu juga menambahkan

“saya juga salah satu PSK yang pernah terkena penyakit ifilis tetapi penyakit itu sudah tidak ada lagi di dalam tubuh saya, tetapi penyakit itu bisa datang apa bila saya tidak menjaga yang di anjurkan oleh dokterr kepada saya. Saya juga tidak mau ke dua kali terkena penyakit kelamin. Karena untuk saat ini saya tetap menjaga kesehatan agar tidak terkena lagi”.

Pada tahun 1988 penginapan dan hotel sangat jarang sekali di

jumpain di sepanjang jalan setia budi pada saat itu. Tetapi pada tahun 2001

banyak bangunan-bangunan baru seperti tempat-tempat oukup, karaokean,

bilyar hotel dan sebagainya. Semangkin banyaknya tempat-tempat seperti itu

semakin banyak wanita yang di butuhkan bekerja sebagai PSK dilokasi yang

peneliti lakukan.

Lokasi yang sedang peneliti lakukan pada tahun 1988 tidak sebanyak

saat ini karena tahun 1988 hanya ada hotel selayang pandang dan wisma

helvicona hanya ada dua tempat penginapan di sepanajang jalan setia budi.

Tetapi di sepanjang jalan setia budi pada saat di padati dengan tempat-tempat

hiburan malam dan jarang sekali terlihat akan rumah warga pada saat ini.

Sangat berbeda dengan waktu dulu yang di padati dengan rumah penduduk

tetapi malah sebaliknya di padati dengan tempat-tempat hiburan malam di

jalan setia budi.

(42)

2. 3 Latar Belakang PSK

Para pekerja seks komersial atau yang sering disebut dengan PSK

yang berada di daerah jalan Setia Budi berjumlah 60 orang, sebagian dari

mereka ada yang telah berstatus belum menikah bahkan ada pula yang telah

menjadi janda. Keseluruhan dari mereka yang telah menjadi janda sebanyak

25 orang, sedangkan yang belum menikah sebanyak 35 orang. Jika dilihat

dari latar belakang pendidikan mereka juga berbeda-beda mulai dari yang

tidak pernah merasakan bangku sekolahan sampai ketingkat perguruan tinggi.

Latar belakang mereka ataupun alasan mereka memilih pekerjaan

sebagai PSK antara lain disebabkan karena permasalahan ekonomi keluarga,

masalah pribadi hingga permasalahan dalam keluarga. Menjadi PSK

kebanyakkan wanita yang mengalami kegagalan cinta dan tidak tahu harus

bagaimana menjalnin hidup tanpa kekasih yang menodai dan tidak

bertanggung jawab atas perbuatannya, Seperti bisa kita lihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel. 2. 3.1 latar belakang menjadi PSK

No Alasan Jumlah

(43)

Dari tabel di atas dapat diketahui Masalah ekonomi 35 orang,

masalah pribadi 15 orang dan masalah keluarga 10. Dapat diketahui bahwa

faktor ekonomi merupakan penyebab utama mereka memilih pekerjaan

sebagai PSK karena menurut mereka pekerjaan yang cepat dan menghasilkan

uang banyak untuk kebutuhan sehari-hari ya bekerja sebagai PSK. Terutama

bagi para PSK yang sudah janda dan mempunyai anak tidak tahu bekerja apa

yang banyak menghasilkan uang hanya dengan pekerjaan menjadi wanita

malam yang mudah medapatkan uang secara cepat.

Para PSK yang telah memiliki anak biasanya selalu menitipkan

anak-anak mereka kepada sanak saudaranya dan tetangga atau orang-orang

terdekat mereka, tetapi mereka tidak menerimanya secara gratis karena para

PSK selalu memberikan biaya untuk menjaga anak-anak mereka. Alasan

mereka menitipkan anak pada sanak saudara maupun tetangga antara lain :

1. Dikarenakan mereka malu akan pekerjaan yang ditekuninya,

2. Agar si anak tidak menganggu mereka saat bekerja

3. Tidak ingin si anak mengetahui pekerjaan yang dijalani mereka.

Ketiga alasan di atas seperti yang telah dituturkan oleh Ayu :

(44)

Begitu juga yang di ungkapkan oleh ratna

“Sewaktu saya bekerja dimalam hari anak saya titipkan

kepada tetangga karena saya tidak mau anak saya mengetahui pekerjaan saya apa, saya pun tidak mau sebetulnya menghidupi dengan uang-uang yang tidak halal seperti menjadi PSK tapi saya tidak tahu dengan bekerja apa yang mencukupi sehari-hari. Saya tidak mau anak saya berhenti sekolah karena saya tidak mau anak saya bodoh seperti saya. Apa yang terjadi pada ibunya saya tidak ingin terjadi pada anak saya”.

Dari alasan informan tersebut, dapat diketahui informan menyayangi

anak-anaknya, oleh karena itu informan menitipkan anak-anaknya kepada

orang-orang terdekat mereka apabila ada pelanggan yang datang dan agar

tidak mengganggu saat informan bekerja.

2. 4 Golongan Pengunjung Di Jalan Setia Budi

Golongan pengunjung di jalan Setia Budi kelurahan Simpang

selayang kecamatan Medan Tuntungan biasanya kelompok masyarakat yang

golongannya menengah ke bawah, dengan pengunjung yang beragam mulai

dari mereka yang bekerja serabutan yang hanya bermodalkan uang Rp 50

ribu sampai pada kelompok pengunjung yang menengah keatas seperti orang

kantoran. PSK yang ada di jalan setia budi sangat beragam harga karena

wanita yang ada disini masih ada yang tarip 50 ribu bagi pengunjung yang

membutuhkan kehangatan seorang wanita.

Akan tetapi, ada juga kelompok pengunjung yang memang

meyediakan waktu dan uang mereka agar dapat menikmati harga standar

(45)

dengan pengamatan selama penelitian, usia PSK dari 14 tahun sampai umur

65 tahun. Mulai dari pelanggan yang remaja dan berumur 17 sampai separuh

bayah umur 50 tahun yang ingin menikmati tubuh para PSK.

PSK mengatakan bahwa banyak para pelanggan yang berbeda-beda

golongan ada golongan yang menegah dengan pekerjaan yang bagus dan ada

juga pegawai kantoran biasa dan pekerjaan lainnya termaksud para tukang

becak sendiri juga sering menikmati tubuh para PSK.

Seperti yang dituturkan oleh bella

kebanyakan pelanggan saya sampai saat ini selalupelanggan yang berkelas dan saya suka pelanggan yang hidup sehat dalam berhubungan, kebanyakan pelanggan saya menganjurkan menggunakan kondom dalam berhubungan karena baik buat kedua-duanya dan jauh dari penyakit apa lagi saya baru menjadi PSK dan sampai saat ini saya tetap menjaga kesehatan dengan pelanggan.”

Seperti yang di ungkapkan oleh bella di atas masih ada pelanggan

yang mau menjaga kesehatan dengan menggunakan alat pengaman. Banyak

para pelanggan yang menjaga kesehatan tetapi lebih banyak yang

sembarangan dalam berhubungan. PSK selalu menjelaskan pada para

pelanggan agar menggunakan kondom sewaktu berhubungan dari beberapa

pelanggan ada yang mau dan ada juga yang tidak mau kalau sewaktu

berhubungan menggunakan kondom. Banyak pelanggan yang tidak nyaman

dalam menggunakan kondom.

Disini salah satu pelanggan mengungkapkan

(46)

setiap harinya pastikan dalam satu malam bisa empat atau tiga orang yang mereka temenin. Tapi saya sudah berlangganan di tempat ini sudah 7 tahun dan tidak ada masalah pada diri saya. Tetapi saya akui jarang sekali menggunakan kondom dalam melakukan berhubungan badandengan para PSK karena saya tidak nyaman dalam berhubungan”.

Golongan yang ada di jalan setia budi tidak semua dari golongan

pelanggan yang menengah ke atas kebanyakkan malah sebaliknya di daerah

jalan setia budi lebih banyak golongan biasa saja karena bisa dilihat dari

kondisi tempat mereka mencari uang lain dengan tempat yang ada di nibung

raya tempat surganya uang karena jarang orang biasa yang main disana

karena kebanyakkan disana dari golongan menengah ke atas, satu-satu yang

golongan biasa. Golongan menengah sangat menjaga kebersihan dan

kesehatan karena kebanyakan para laki-laki hanya mencari kepuasan dan

mencari hiburan baru pada PSK tetapi pelanggan juga selalu menjaga

kesehatan untuk menggunakan kondom dalam berhubungan dengan PSK

karena pelanggan takut PSK tidak bersih.

Seperti yang di ungkapkan oleh Rudi

“Saya sering bermain di daerah ini hanya untuk mencari kepuasan dengan para PSK karena saya mau mencari hiburan baru dengan wanita-wanita ini. Tetapi saya melakukan hubungan badan dengan PSK saya tidak pernah kalau tidak menggunakan kondom karena saya takut terkena penyakit”.

PSK yang ada di Jalan Setia Budi beragam tipe pelanggan yang

berbeda-beda golongan. Pada saat ini ada salah satu PSK yang bernasib

mujur karena PSK yang satu ini baru terjun kedunia ini baru lima bulan

(47)

juta atau pun lebih dari 5 juta, tetapi wanita ini tidak mau menjadi informan

saya karena si x takut data dirinya di pamerkan ke tiap orang, sedangkan

bella baru tiga bulan terjun menjadi PSK tetapi tidak bisa mencapai uang

seperti si x padahal wajah bella lebih cantik ketimbang si x. Disini bisa

dilihat bahwa persaingan antar PSK begitu getat dalam mencari pelanggan,

disini bella dan si x masih dijaga oleh mucikari dalam hal mencari

pelangga n, tetapi mengapa bella lebih sedikit pendapatannya padahal si x

sudah lama ketimbang bella, si x sudah hampir jalan 5 bulan dibandingkan si

bella yang baru jalan 3 bulan tetapi penghasilan lebih banyak si x ketimbang

bella

Seperti yang dituturkan oleh si x

“ Saya menjadi PSK sudah hampir 5 bulan tetapi bukan saya sombong penghasilan perbulan hampir mencapai 5 juta pertiap bulannya. Kalau di bilang saya tidak cantik tapi saya akui banyak pelanggan yang suka dengan saya karena dengan body saya yang bahenol kali. Banyak anak baru yang tidak suka dengan saya padahal saya tidak tahu apa salah saya”.

Dari petikan si x mentuturkan bahwa dalam pekerjaan mereka saat ini

ada juga teman yang tidak suka dengan si x karena banyak yang

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN 3. 1 Pendekatan Penelitian

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif yang bersifat deskritif. Di mana peneliti mencari tahu

bagaimana cara PSK menghindari penyakit kelamin, apa saja faktor yang

menyebabkan menjadi PSK, cara apa yang di gunakan para PSK agar

pelanggan mau menggunakan kondom dan termaksud di dalamnya

pengetahuan apa saja yang di ketahui PSK mengenai penyakit kelamin,

apakah mereka mengetahui hanya sebatas pengertian atau sebatasnya saja.

3.2 Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

observasi dan wawancara.

3.2.1 Observasi

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Obsevasi tanpa

partisipasi. Observasi tanpa partisipasi adalah dimana peneliti tidak ikut

berpartisipasi dengan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas yang

ditelitinya (informan). Dalam obsevasi tanpa partisipasi peneliti hanya

mengamati dari luar tanpa melibatkan diri dalam segala kegiatan para PSK.

Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai pengetahuan

PSK mengenai penyakit kelamin. Hal-hal yang di amati peneliti yaitu

(49)

hal bagaimana cara PSK menarik perhatian pelanggan, cara berpakaian PSK,

cara berinteraksi dengan pelanggan, jam berapa para PSK berada di lokasi.

Hasil pengamatan di tuangkan ke dalam catatan lapangan. Hal tersebut dapat

memudahkan peneliti untuk membaca kembali hal-hal apa yang di amati di

lapangan. Obsevarsi ini dilakukan agar dapat ditemukan hal-hal yang

diperlukan untuk melengkapi data di lapangan.

3.2.2 Wawancara

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

mendalam (deep interview). Dimana dalam wawancara ini peneliti mencari

tahu bagaimana cara PSK menghindari Penyakit Kelamin, apakah PSK

mengetahui penyakit kelamin dan cara apa PSK mengantisipasi penyakit

kelamin. Disini peneliti melakukan wawancara dengan sembilan orang (9)

informan dari enam puluh orang (60) PSK yang ada di jalan setia bud.

Wawancara ini juga dilengkapi dengan alat perekam yaitu (tape recorde )

sebagai alat bantu peneliti untuk merekam segala informasi saat

mewawancarai para informan. Peneliti juga menggunakan kamera fhoto

sebagai alat bantu untuk mendokumentasikan hal-hal yang ditemukan di

lapangan yang juga berkaitan dengan masalah penelitian. Seperti yang di

bawah ini salah poto di mana PSK sedang tawar-menawar harga dengan

(50)

3.2.3 Analisa Data

Analisa Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisa

secara kualitatif yang menganalisis tentang Pengetahuan PSK Dalam

Menanggulangi Penyakit Kelamin. Data yang di dapat dari hasil observasi,

wawancara, dan sumber keperpustakaan di susun berdasarkan pemahaman

atau bersadarkan kategori-kategori yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Kemudian hasil pencatatan tersebut, disusun dan berupaya menggabungkan

dan menghubungkan atas jawaban dari informan sehingga mencapai tujuan

penelitian, dan sesuai dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini

peneliti mencoba untuk bersikap objektif, data yang di peroleh tidak di

kurangi, di tambah atau pun dirubah, sehingga tidak mengurangi keaslian

data yang di peroleh dari di lapangan.

3. 3 Informan Penelitian

Dalam pemilihan informan peneliti memilih sembilan (9) orang PSK,

penulis berpedoman sebaga berikut:

1. lamanya PSK bekerja di dunia malam

Disini peneliti hanya bisa mendapatkan informan sebanyak 9 PSK

dari 60 orang. Peneliti mencari lamanya PSK bekerja menjadi wanita

malam dan ada juga informan yang baru bergabung menjadi PSK.

(51)

Peneliti mendapatkan informan yang pernah terkena penyakit

kelamin sifilis dari sembilan informan yag peneliti lakukan ternyata ada

dua orang informan yang pernah terkena penyakit sifilis.

3. Mengapa mau menjadi PSK

Kebanyak kan para informan melakukan pekerjaan menjadi PSK

karena terpaksa dan faktor ekonomi yang selalu kekurangan dalam

kebutuhan sehari-hari.

Dalam penelitian yang peneliti lakukan inilah informan yang dapat

peneliti berikan. Kebanyakan para PSK melakukan pekejaan menjadi

wanita penghibur karena faktor ekonomi, ada juga PSK yang baru

bergabung dan PSK yang terkena penyakit kelamin.

3.4 Pengalaman Di Lapangan

untuk mendukung pengumpilan data yang akurat, peneliti telah

melihat secara langsung keadaan lokasi yang di jalan setia budi khususnya

pada malam hari, dimana pada saat itu antara PSK. Peneliti melihat secara

langsung bagaimana masing-masing PSK mencoba menarik perhatian kepada

pelanggan dan berusaha agar pelanggan mau dengan PSK nya.

Para PSK pada umumnya melakukan berbagai cara atau trik yang

bisa membuat pelanggan tertarik pada PSK tersebut.

Misalnya : PSK menggoda para pelanggan dengan rayuan masing-masing

(52)

kondom geratis pada pelanggan dan mengurangi sedikit tarif pada

pelanggan.

Hal ini menjadi suatu ketertarikan tersendiri bagi peneliti untuk

melakukan penelitian ini. Untuk lebih jelasnya peneliti melakukan penelitian

ke lapangan dan mengumpulkan data terkait dengan pengetahuan PSK dalam

menanggulangi penyakit kelamin. Hambatan pada peneliti yakni, adanya

beberapa informan yang kurang memuaskan dari hasil wawancara dengan

PSK sehingga terlihat adanya sifat terutup dari berbagai PSK tersebut.

Peneliti juga mengungkapkan pengalaman sewaktu dilapangan

Mengambil judul pengetahuan PSK tentang penyakit kelamin sebenarnya sangat menyeramkan dimana pada waktu pertama kali peneliti melakukan penelitian di lokasi jalan setia budi, ada pelanggan yang menghampiri saya karna di kira nya saya salah satu PSK.

Inilah menurut saya pengalaman yang ga bisa saya lupakan

(53)

BAB IV

KARAKTERISTIK PSK DI JALAN SETIA BUDI

4. 1 Identitas Informan

Informan dalam penelitian ini adalah Pekerja Seks Komersil (PSK).

Jalan Setia Budi, meliputi kehidupan sosial ekonomi, interaksi keluarga dan

peran, tugas dan fungsi mucikari dalam interaksi sosial yang berlangsung

dalam lingkungan mereka.

Melalui penelitian ini, akan digambarkan tentang kehidupan sosial,

meliputi interaksi antar PSK di Jalan Setia Budi, bagaimana mereka bergaul

dan mengatasi persaingan yang semangkin ketat dalam kehidupan malam

dengan pasar yang semangkin terbuka lebar. Kemudian juga interaksi, yakni

hubungan mereka dengan keluarga ayah, ibu dan keluarga lainnya dalam

keberadaan mereka tertentu bertentangan dengan norma agama, adat istiadat

dan beragam hal lainnya yang terpelihara dengan baik dalam lingkungan

kekeluargaan juga menggambarkan peran, tugas dan fungsi mucikari, para

perantara yang memiliki motif ekonomi dengan juga motif seksual dalam

mengambil keuntungan dari titik-titik tersebut.

Tabel berikut ini akan menggambarkan populasi Informan yakni

informan PSK yang di Jalan Setia Budi yang melaksanakan aktivitas dengan

Gambar

Gambar yang kita lihat saat ini adalah  gambar dari samping hotel
Gambar II
Tabel. 2. 3.1  latar belakang menjadi PSK
Tabel. 1 Jumlah Informan  No Uraian
+6

Referensi

Dokumen terkait

Banyak orang memuji saya ganteng, dan banyak perempuan yang naksir sama saya, padahal tadi sudah saya ceritakan bahwa saya sebelum bekerja saya adalah orang normal, dari kecil

Jawab:Ya partisipasi yang dilakukan oleh para PSK kalau menurut saya sudah cukup baik, karena partisipai mereka bisa membantu kegiatan-kegiatan sosial, mereka sering

Berdasarkan hasil rancangan pada DFD level 0 dan 1 dihasilkan tabel-tabel yang dibutuhkan oleh sistem yang dibuat dalam bentuk struktur tabel yang terdiri dari

Saya ucapkan terima kasih banyak sudah pernah berjuang bersama dan sudah mau meluangkan waktu membantu selama menempuh pendidikan di Geodesi ITN Malang.. Sehat dan Sukses

Rangkaian ucapan terima kasih ini berakhir untuk seseorang yang sudah menemani saya selama 6 bulan pada masa-masa sulitku, seseorang yang menemani hidupku dalam

Sudah banyak konsumen kami yang telah membuktikan paket Obat Kutil Tanpa Ke Dokter Obati Dengan Obat Alternatif , pengalaman rata-rata pasien kami mereka sudah

Saat ini banyak orang yang beranggapan jika saya atau pasangan tidak berganti-ganti pasangan, maka saya tidak mungkin terkena infeksi HPV.. Pandangan ini sebenarnya salah,

Dosen Wali Ibu Sri Haryati, terima kasih banyak atas arahan dan nasihat yang diberikan selama proses studi saya selama 8 semester ini dan terimakasih sudah