• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Modern Bioproses Terintegrasi Untuk Pengolahan Limbah Hasil Perikanan Pada Pusat Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Desain Modern Bioproses Terintegrasi Untuk Pengolahan Limbah Hasil Perikanan Pada Pusat Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

DESAIN MODERN BIOPROSES TERINTEGRASI

UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH HASIL PERIKANAN PADA

PUSAT PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN TRADISIONAL

BIDANG KEGIATAN : PKM-GT

Diusulkan oleh :

Vini Oktorina C34080069 2008 Ahmad Fattaya C14080028 2008 Intan Rukiyah C34080076 2008

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)

HALAMAN PENGESAHAN USUL PKM

1. Judul Kegiatan : Desain Modern Bioproses Terintegrasi untuk Pengolahan Limbah Hasil Perikanan pada Pusat Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional

2. Bidang Kegiatan : PKM-GT 3. Bidang Ilmu : Pertanian 4. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Vini Oktorina

b. NIM : C34080069

c. Jurusan : Teknologi Hasil Perairan d. Universitas : Institut Pertanian Bogor

e. Alamat Rumah : Jalan Anugrah 1 no. 27, Jati Cempaka, Bekasi f. No. Hp : 0813 9895 9398

g. Alamat E-mail : vinioktorina@yahoo.co.id

5. Anggota Pelaksana Kegiatan : 3 orang

Departemen Teknologi Hasil Perairan Ketua Pelaksana Kegiatan

(Dr. Ir. Nurjanah, MS) (Vini Oktorina)

NIP. 19591013 198601 2 001 NIM. C34080069

Wakil Rektor

Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Dosen Pendamping

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat rahmat dan karunia-Nya tulisan ini dapat diselesaikan dengan baik. Tulisan

ini mengambil judul : “Desain Modern Bioproses Terintegrasi untuk Pengolahan Limbah Hasil Perikanan pada Pusat Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional”.

Kami berharap tulisan ini dapat memberikan solusi terhadap permasalahan dalam

pengolahan limbah hasil perikanan pada pusat-pusat hasil perikanan tradisional

yang ada di seluruh Indonesia.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bambang Riyanto, S.Pi.,

M.Si. yang telah banyak mengarahkan, membimbing, dan memberikan masukan

serta inspirasinya untuk dapat menyelesaikan tulisan ini dengan baik.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada pihak DIKTI yang telah memberikan kesempatan dan memfasilitasi kami untuk dapat menuangkan ide-ide kreatif ke dalam suatu tulisan yang bermanfaat.

Bogor, 06 Maret 2011

(4)

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

RINGKASAN ... viii

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 2

Manfaat ... 2

GAGASAN... 3

Limbah Perikanan dan Karakteristiknya ... 3

Pengolahan Limbah Cair ... 5

Manajemen Limbah ... 6

Pengolahan Limbah secara Anaerobik ... 8

Sistem Desain dan Operasi Modern Bioproses Terintegrasi ... 9

KESIMPULAN ... 13

DAFTAR PUSTAKA ... 14

(5)

DAFTAR GAMBAR

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

(7)

RINGKASAN

Konsumsi air dan air limbah dari industri pengolahan ikan telah menjadi perhatian besar di seluruh dunia. Sejauh ini, pengelolaan limbah cair industri perikanan di Indonesia masih dilakukan secara parsial dan hanya digunakan untuk keperluan tertentu saja seperti pengambilan komponenn pemberi rasa mengambil asam amino saja. Diperlukan suatu inovasi baru dalam pengelolaan limbah cair perikanan secara holistik salah satunya dengan mengolahnya menjadi biogas. Pengolahan limbah cair perikanan menggunakan desain proses yang modern namun sederhana menjadi pilihan yang tepat untuk diaplikasikan.

(8)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Industri pengolahan hasil perikanan tradisional merupakan industri yang

banyak menghasilkan limbah. Limbah merupakan potensi berbahaya dalam sistem

air alami. Limbah berisi salah satu bahan organik yang dapat menyebabkan

aktivitas mikroba dan deoksigenasi, sekaligus merupakan racun bagi berbagai

bentuk kehidupan. Limbah proses tertentu dari industri makanan, dapat

mengandung beban polutan berat yang terdiri dari campuran kompleks bahan

kimia yang dapat berpengaruh terhadap berbagai bentuk sistem biologis.

Industri makanan dapat menghasilkan masalah pencemaran dengan

kandungan yang tinggi dan beragam bahan organik selama proses transformasi

jaringan dilakukan Industri perikanan dan pengolahan hasil perikanan

memberikan bagian dari polusi limbah yang mengandung bahan-bahan organik

terlarut. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa bahan baku untuk proses

pengolahan memiliki dampak yang besar pada karakteristik bidang pengolahan

hasil perikanan. Produk limbah biasanya terdiri dari beban organik COD antara 20

dan 90 g/l, salinitas sampai dengan 14 g Cl per l dan kadar amonia tinggi

mencapai 4,5 g/l (Achour et al. 2000).

Konsumsi air dan air limbah dari industri pengolahan ikan telah menjadi

perhatian besar di seluruh dunia. Namun, hanya sedikit penelitian yang dilaporkan

dalam literatur (Achour et al 2000). Oleh karena itu, diperlukan suatu inovasi

teknologi pengelolaan limbah cair perikanan. Sebagai contoh, N air telah

dijelaskan bahwa metode berbagai perlakuan dapat digunakan untuk pengendalian

polusi di Thailand. Hal ini dapat diaktifkan melalui konservasi air dan

penggunaan kembali air limbah. Studi-studi lain telah menganalisis pengaruh

masa simpan pada pemisahan COD dan produksi biogas menggunakan perlakuan

tersebut.

Sejauh ini, pengelolaan limbah cair industri perikanan di Indonesia masih

dilakukan secara parsial dan hanya digunakan untuk keperluan tertentu saja.

Melalui pemanfaatan ini, pada akhirnya tidak semua limbah terolah. Oleh karena

(9)

holistik salah satunya dengan mengolahnya menjadi biogas. Pengolahan limbah

cair perikanan menggunakan desain proses yang modern namun sederhana

menjadi pilihan yang tepat untuk diaplikasikan.

Tujuan

Tujuan karya tulis ini adalah mempelajari perancangan dan implementasi

modern bioproses terintegrasi untuk pengolahan limbah hasil perikanan pada

pusat pengolahan hasil perikanan tradisional.

Manfaat

Manfaat yang ingin dicapai melalui karya tulis ini adalah :

- Adanya gagasan baru pengelolaan limbah hasil perikanan, terutama pada

pusat-pusat pengolahan hasil perikanan tradisional.

- Mengembangkan gambaran sederhana pengelolaan limbah hasil perikanan

tradisional.

- Meningkatlkan kesadaran dan kepedulian pemerintah dan masyarakat nelayan

(10)

GAGASAN

Limbah Perikanan dan Karakteristiknya

Limbah cair perikanan banyak mengandung partikel tersuspensi,

kandungan bahan organik akan tinggi, lemak, dan partikel turunan nitrogen. Air

perebusan udang dan tuna memiliki kandungan polutan yang tinggi (Chemical

Oxygen Demand - COD – jumlahnya berkisar 5 dan 40 gO,/L) sehingga harus

diolah agar tidak mencemari lingkungan (Wijaranakul et al 1997).

Tingkat pencemaran limbah cair industri pengolahan perikanan sangat

tergantung pada tipe proses pengolahan dan spesies ikan yang diolah. River et al.

(1998) menyatakan bahwa jumlah debit air limbah pada efluen umumnya berasal

dari proses pengolahan dan pencucian. Setiap operasi pengolahan ikan akan

menghasilkan cairan dari pemotongan, pencucian, dan pengolahan produk. Cairan

ini mengandung darah dan potongan potongan kecil ikan dan kulit, isi perut,

kondensat dari operasi pemasakan, dan air pendinginan dari kondensor.

Selanjutnya River et al. (1998) menyatakan bahwa dari industri hasil

perikanan yang ada, kontribusi terbesar beban organik pada limbah perikanan

berasal dari industri pengalengan, dengan beban COD 37,56 kg/m3, disusul oleh

industri pengolahan fillet ikan salmon yang menghasilkan beban limbah 1,46 kg

COD/m3 dan selanjutnya industri pembekuan udang dengan beban COD yang

kecil. Perbandingan beban organik yang disumbangkan oleh industri pengalengan-

pemfiletan salmon dan krustasea adalah 74,3% dan 21,6%.

Pengolahan Limbah Cair

Tujuan pengolahan limbah cair secara biologis adalah menurunkan

komponen terlarut, khususnya senyawa organik sampai pada batas yang aman

terhadap lingkungan dengan memanfaatkan mikroba dan/atau tanaman. Dalam

rangka menyisihkan bahan organik yang terlarut, mikroorganisme yang ada akan

menggunakan bahan organik sebagai nutrien bagi pertumbuhannya menjadi

sel-sel baru dan karbondioksida. Proses biotransformasi terjadi dalam berbagai

macam cara sesuai dengan mikroorganisme yang berperan didalamnya, misalnya

(11)

konvensional pengolahan limbah cair mencapai sukses menurunkan BOD dan

COD, meskipun penyisihan senyawa nutrien (nitrogen dan fosfor) masih terus

dicarikan model dan cara yang efisien (Park et al. 2001).

Loosdrecht dan Jetten (1998) menyatakan akhir-akhir ini penyisihan

nitrogen dalam proses pengolahan limbah cair menjadi aspek yang sangat penting.

Jumlah nitrogen dengan konsentrasi yang tinggi dalam limbah cair dapat

memungkinkan terjadi reaksi yang sangat beragam. Banyaknya keragaman ini

telah menyebabkan terjadinya respirasi oksigen dan nitrat dalam waktu yang

bersamaan. Kondisi ini menunjukkan bahwa sesungguhnya flok lumpur aktif

berkondisi anaerobik sebagian, sehingga dapat dikatakan bahwa proses ini

merupakan denitrifikasi normal (Loosdrecht dan Jetten 1998).

Secara teoritis, ammonium dapat dioksidasi dengan berperan sebagai

elektron donor dalam reaksi denitrifikasi. Energi bebas dalam reaksi ini sebanding

dengan energi dari proses nitrifikasi, sehingga dalam prosesnya tidak

membutuhkan senyawa organik lain.

Manajemen Limbah

Limbah yang banyak terdapat pada industri perikanan yaitu air pencucian.

Masalah pembuangan limbah air pencucian dapat diminimalkan dengan beberapa

cara yaitu, mengoptimalkan penggunaan air, menggunakan air dimana air tersebut

dapat digunakan tanpa diberi perlakuan, mendaur ulang limbah pencucian untuk

digunakan kembali, mendesain pabrik agar air dapat digunakan seoptimal

mungkin.

Tingkat bahaya limbah dikategorikan menjadi infeksi (tidak berbahaya),

berbahaya, limbah cairan kimia dan farmasi, dan lain-lain (sitotoksik, radioaktif).

Perusahaan perikanan yang ingin efektif dalam menangani limbah perikanan harus

berkontribusi dalam melindungi lingkungan tanpa mengurangi keuntungan

perusahaan. Limbah dari perusahaan perikanan yang dikomersilkan dan

mendapatkan untung dapat menyebabkan masalah polusi lingkungan yang serius.

Terdapat cara yang dibutuhkan untuk menciptakan sistem untuk mengolah

(12)

menggunakan bahan baku seluruhnya tanpa tersisa dan mengolah by-product

sehingga meminimalkan limbah (Todd dan Josephson 1996).

Pengolahan Limbah secara Anaerobik

Pengolahan dengan cara anaerobik telah digunakan sejak lama untuk

menurunkan nilai BOD/COD yang tinggi. Metode ini digunakan untuk mengolah

limbah cair pengolahan cumi-cumi, dan berhasil menurunkan BOD secara nyata

mencapai 80% dengan laju peningkatan lumpur yang tinggi juga (Park et al.

2001). Balslev-Olesen et al. (1990) dan Mendez et al. (1992) mendapatkan

efisiensi penyisihan COD mencapai 75-80% dari limbah pengalengan tuna dan

kerang dengan beban limbah organik 4 kg/m3/hari.

Kelebihan dari pengolahan limbah dengan anaerobik :1) tidak diperlukan

penambahan nutrien, 2) ammonia yang diperoleh dari perombakan senyawa kaya

protein menyebabkan peningkatan alkalinitas dan membuat sistem menjadi lebih

stabil bila terjadi kelebihan beban organik. Berdasarkan hasil studi proses

anaerobik yang telah dilakukan, tidak ada yang melaporkan adanya penyisihan

nitrogen. Pengolahan dengan anaerobik merupakan hasil dari beberapa reaksi

yaitu beban organik dalam limbah dikonversi menjadi bahan organik terlarut yang

kemudian dikonsumsi oleh bakteri penghasil asam, kemudian menghasilkan asam

lemak mudah menguap, karbondioksida dan hidrogen. Senyawa yang dihasilkan

ini kemudian dikonsumsi oleh bakteri penghasil metana, Sementara teknologi

pengolahan dengan lumpur aktif yang relatif mahal untuk industri skala kecil,

maka saat ini perkembangan diarahkan pada pengolahan yang dapat

mengkondisikan terjadinya reaksi anaerobik dan aerobik sekaligus. Trickling

adalah salah satu cara yang telah dicobakan pada limbah cair perikanan. Pada

limbah cair pengolahan cumi-cumi diperoleh penyisihan BOD sampai 87%

dengan beban 3,5 lb BOD/1000 ft media/hari (Parker et al. 2001). Menurut

Battistoni et al. (1992) pada penelitian terhadap berbagai jenis ikan, efisiensi

penyisihan akan meningkat bila beban limbah menurun. Pemilihan teknologi

aerobik yang akan digunakan tergantung beberapa aspek, yaitu luas lahan yang

tersedia, kemampuan beroperasi berkala (intermitten) dengan pertimbangan

(13)

ketrampilan SDM, dan biaya (termasuk biaya investasi dan biaya operasi).

Sistem Desain dan Operasi Modern Bioproses Terintegrasi

Desain proses merupakan suatu konsep kerja yang bertujuan untuk

membangun, memperluas, atau menambah unit proses. Desain ini terdiri atas dua

aktivitas utama yakni proses sintesis dan proses analisis. Proses sintesis meliputi

pemilihan dan penyusunan perangkat unit operasi (tahapan proses) yang mampu

menghasilkan produk yang diinginkan dengan biaya dan kualitas yang dapat

diterima. Proses analisis meliputi kegiatan evaluasi dan perbandingan dari proses

sintesis yang berbeda (Petrides 2000).

Peninjauan dampak lingkungan sangat berkaitan erat dengan desain proses

dan perkiraan pembiayaan. Unit industri biokimia menghasilkan limbah cair,

padat, dan gas dalam jumlah yang banyak sehingga diperlukan perlakuan khusus

tehadap limbah sebelum pembuangan. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan

(sebanding dengan jumlah limbah yang ditreatment dan dibuang) semakin

meningkat dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan semakin ketatnya

peraturan tentang lingkungan. Biaya ini dapat dikurangi dengan cara

meminimalkan produksi limbah dari sumbernya. Bagaimanapun, limbah yang

berasal dari proses kimia maupun biokimia tergantung pada desain proses dan tata

cara produksi dimana proses tersebut berlangsung (Petrides 2000).

Desain konstruksi wadah pengolah limbah cair perikanan yang kami

ajukan mengadopsi model konstruksi penelitian Achour et al. (2000).

Konstruksinya terbilang cukup sederhana terdiri atas tiga bagian utama dengan

fungsi yang berbeda seperti terlihat pada gambar 1. Komponen utama perangkat

desain dan mekanisme kerja alat ditampilkan pada diagram alur proses.

Spesifikasi desain pengolah limbah cair perikanan

Konstruksi alat pengolah limbah cair perikanan ini terdiri atas tiga

(14)

Mekanisme kerja alat

Gambar 1. Desain konstruksi bioproses limbah cair perikanan

Tahap pertama pengolahan limbah adalah unit pra-perawatan fisik yang

terdiri dari dekanter dan sistem pemisah lemak, yang memungkinkan

penghapusan lemak produk dan total padatan tersuspensi dalam efluen dasar.

Dekanter ini terdiri dari silinder terhubung ke pompa penghisap. Masa tinggal dari

campuran (yang masuk) dalam botol yang memungkinkan pengendapan padatan

di bagian bawah dan lemak di bagian atas dengan efek gravitasi. Cairan efluen

yang diumpankan ke tahap perlakuan berikut ini ditarik dari bagian tengah

dekanter dalam rangka menghindari lemak atau padat terbawa. Suhu perlakuan

pada dekanter adalah sekitar 20 ° C.

Tahap kedua adalah tahap penguraian secara anaerob. Penguraian anaerob

ini merupakan langkah biologis pertama dan menghasilkan metana sebagai

biogas. Peristiwa ini mengurangi kapasitas perawatan yang dibutuhkan pada tahap

berikutnya. Digester adalah reaktor anaerob berbentuk silinder yang dipasang

secara vertikal dan tetap. Perancangan meliputi beberapa slot input dan output

yang digunakan untuk memberi makan (limbah) kedalam reaktor, untuk

mengukur dan mengontrol suhu dalam reaktor dan untuk mengeluarkan limbah

cair terolah serta gas yang dihasilkan. Biorector dijaga pada suhu yang moderat

(30 ° C) menggunakan koil pemanas di sekitar reaktor yang berisi air panas yang

(15)

melalui air yang terkandung dalam sebuah silinder kaca panjang. Volume gas

yang terdeteksi menggunakan sistem mengambang ditampung dalam silinder.

Bioreaktor lumpur aktif memungkinkan terjadinya penyisihan akhir dari

produk turunan organik dan nitrogen pada pengolahan akhir limbah. Bioreaktor

adalah sebuah silinder yang memiliki perangkat input oksigen di bagian bawah

yang memungkinkan terjadinya oksigenasi seragam. Masa tinggal cairan dalam

reaktor dikontrol dengan memvariasikan laju aliran. Saluran ditempatkan

mengikuti bioreaktor untuk memungkinkan pemulihan dan pendaurulangan

lumpur terpakai. Sistem daur ulang seperti ini dapat meminimalkan produksi

(16)

KESIMPULAN

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Achour M, Khelifi O, Bouazizi I, Hamdi M. 2000. Design of an integrated bioprocess for the treatment of tuna processing liquid effluents. Process Biochemistry 35: 1013-1017.

Balslev-Olesen, P., A Lynggaard, C Nikelsen. 1990. Pilot-Scale Experiments on Anaerobic Treatment of Wastewater from a Fish Processing Plant. Wat. Sci. Tech. 22: 463-474.

Battistoni P, G Fava, A Gato. 1992. Fish Processing Wastewater: Emission Factors and High Load Trickling Filters Evaluation. Wat Sci Tech Vol. 25(1): 1-8.

Loosdrecht, VMCM dan MSM Jetten. 1998. Microbiological Conversion in Nitrogen Removal. Wat. Sci. Tech. 38 (1), 1-7

Mendez R, F Omil, M Soto, JM Lema. 1992. pilot plant studies on the anaerobic treatment of different wastewaters from A fish-canning factory. Wat Sci Tech Vol. 25 (1): 37-44.

Park E, R Enander, SM Barnet, C Lee. 2001. Pollution Prevention and Biochemical Oxygen Demand Reduction in a Squid Processing Facility. Jour of Cleaner Production 9, 341-349.

Parker, et al. 2001. Plant species diversity and composition: experimental effects on marine epifaunal assemblages. Marine Ecology Progress Series 224:55-67

Petrides D. 2000. Bioprocess Design. Intelligen, Inc.

River, L; E. Aspe; M. Roeckel dan M. C. Marti. 1998. evaluation of clean technology process in the marine product processing industry. J. Chem. Technol. Biotechnol., 73, 217-226

Todd J, Josephson B. 1996. The design of living technologies for waste treatment. Ecological Engineering 6: 109-136.

(18)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Daftar Riwayat Hidup Ketua dan Anggota Pelaksana 1. Ketua Pelaksana Kegiatan :

a. Nama Lengkap : Vini Oktorina

b. Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 23 Oktober 1990

c. Alamat Asal : Jalan Anugrah 1 no. 27, Jati Cempaka, Bekasi

d. Alamat Bogor : Pondok Nuansa Sakinah, Jalan Babakan Tengah, Lingkar Kampus IPB Dramaga e. Pengalaman Organisasi : Fisheries Processing Club

f. Prestasi / penghargaan- : Finalis Paper Pertanian Berbahasa Inggris

TANDA TANGAN ….

d. Alamat Bogor : Kost Retno 2, Luewikopo

g. Pengalaman Organisasi : Ketua Remaja Masjid, Himpunan Mahasiswa Akuakultur

i. Prestasi / penghargaan- : Finalis Pencak Silat se-SMA

3. Anggota Pelaksana Kegiatan :

a. Nama Lengkap : Intan Rukiyah

b. Tempat, tanggal lahir : Natal, 2 Januari 1991

d. Alamat Bogor : Wisma Shinta, Babakan Tengah Darmaga, Bogor

a. Nama Lengkap dan Gelar : Bambang Riyanto, S.Pi. M.Si.

b. NIP : 19690603 199802 1 001

c. Pangkat/Golongan/Jabatan : Penata/IIIc/Lector

g. Fakultas/Program Studi : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Teknologi Hasil Perairan

j. Waktu untuk kegiatan PKM: 6 jam/minggu n. Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 3 Juni 1969 o. Agama/Jenis Kelamin : Islam/Laki-laki

(19)

Cilendek Timur, Bogor Barat, Kotamadya Bogor

q. E-mail : bambangriyanto_ipb@yahoo.com

TANDA TANGAN

Gambar

Gambar 1. Desain konstruksi bioproses limbah cair perikanan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara komunikasi interpersonal antar karyawan

User dapat mengetahui nama anggota beserta alamat anggota yang belum mengembalikan buku beserta tanggal buku tersebut harus di kembalikan Sistem harus dapat melakukan

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dalam menyelesaikan permasalahan CVRP menggunakan algoritma sweep, diperoleh total jarak tempuh kendaraan yaitu 142.9 km

Hasil penelitian menunjukkan variabel tingkat pendidikan (p=0,089), pekerjaan (p=0,813) dan motivasi ibu (p=0,251) tidak berhubungan dengan kelengkapan imunisasi

Mahasiswa mampu mengelola akun pribadi dalam aplikasi FOAP dan menerapkan strategi penjualan karya foto melalui aplikasi FOAP.. Fotografi Potret – Menciptakan Keindahan

Downloaded by [Universitas Maritim Raja Ali Haji] at 20:08 19 January

5 Desember Hari Leo Internasional – Mengadakan kegiatan bersama Leo Clubs MD 307 Indonesia dengan serentak di seluruh kota. 22 Desember: Hari Ibu Nasional, Hari Kesejahteraan

ini sering t€dihat be$€ai pelanggaran marka dan aturan pada persimpangan tersebut terutama jam sibuk' Salah satu penyebabnya adalah perilaku pengemudi yang berhenti