• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Dosis Polymethylolcarbamide Pada Leaching Out Nutrien Dan Pertumbuhan Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Dosis Polymethylolcarbamide Pada Leaching Out Nutrien Dan Pertumbuhan Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei)"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2016

EVALUASI DOSIS

POLYMETHYLOLCARBAMIDE

PADA

LEACHING OUT

NUTRIEN DAN PERTUMBUHAN UDANG

VANAME (

Litopenaeus vannamei

)

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Evaluasi dosis polymethylolcarbamide pada leaching out nutrien dan pertumbuhan udang vaname (Litopenaeus vannamei) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2016

(4)

ii

RINGKASAN

AZHARI TARMIZI. Evaluasi dosis polymethylolcarbamide pada leaching out nutrien dan pertumbuhan udang vaname (Litopenaeus vannamei). Dibimbing oleh

MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI, NUR BAMBANG PRIYO UTOMO dan

JULIE EKASARI.

Salah satu kriteria dalam evaluasi kualitas pakan buatan pada udang adalah stabilitas pakan di dalam air. Binder sebagai bahan perekat dalam formulasi pakan buatan diperlukan untuk meningkatkan stabilitas pakan dan menurunkan tingkat leaching out nutrien pakan udang. Carboxymethy cellulose (CMC) merupakan binder yang umumnya digunakan pada pakan ikan dan udang dengan dosis 2%-3%, namun penggunaan binder CMC kurang ekonomis dan tidak efektif karena harganya yang sangat mahal sehingga dapat meningkatkan biaya pakan. Polymethylolcarbamide (PMC) adalah jenis binder sintetis berbentuk tepung berwarna putih yang memiliki daya rekat yang kuat pada pakan udang dan memiliki harga yang relatif murah.

Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi dosis binder pakan udang yaitu PMC dengan dosis sebesar 0.3% dan 0.6% pada uji stabilitas pakan, leaching out nutrien (protein, asam amino dan lemak) dan kinerja pertumbuhan udang vaname. Kedua dosis PMC sebagai perlakuan pakan dan pakan komersil sebagai kontrol dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Uji leaching out dilakukan dengan menggunakan 50 g sampel pakan direndam selama setengah jam, satu jam dan dua jam. Udang vaname yang digunakan memiliki bobot rata-rata 3.1±0.32 g dengan kepadatan 30 ekor/wadah dan dipelihara selama 42 hari pada kondisi semi outdoor. Data hasil uji leaching out pakan dan nutrien pakan dianalisis menggunakan one way repeated ANOVA, sedangkan hasil uji pertumbuhan dibandingkan dengan

Student’s t-test. Analisis statistik dengan menggunakan program SPSS ver 16.0 for

Windows.

Hasil leaching out pakan selama perendaman setengah jam menunjukkan pakan kontrol memiliki tingkat leaching out pakan lebih rendah dibanding pakan dengan PMC 0.6% dan PMC 0.3% yaitu sebesar 10.60% (p<0.05), namun terlihat tidak berbeda nyata dengan pakan PMC 0.6% pada perendaman satu jam dan pakan PMC 0.3% pada perendaman dua jam (p>0.05). Stabilitas pakan PMC 0.6% selama perendaman satu jam tidak berbeda nyata dengan perendaman setengah jam dan dua jam, namun perendaman setengah jam berbeda nyata dengan perendaman dua jam yaitu sebesar 11.20% (p<0.05). Setelah perendaman dua jam, menunjukkan pakan PMC 0.6% memiliki leaching out pakan yang lebih rendah dibanding pakan PMC 0.3% dan pakan kontrol (p<0.05). Waktu perendaman pada parameter leaching out pakan menunjukkan pengaruh yang signifikan pada stabilitas pakan (p<0.05).

(5)

dibanding pakan kontrol yaitu sebesar 23.21%-29.69% pada perendaman setengah jam dan sebesar 6.87%-10.67% pada perendaman dua jam (p<0.05). Pakan PMC 0.6% memiliki tingkat leaching out protein lebih rendah dibanding pakan PMC 0.3% dan pakan kontrol setelah perendaman satu jam yaitu sebesar 62.49-64.81% (p<0.05). Tingkat leaching out lemak pakan kontrol secara signifikan berbeda nyata dengan pakan PMC 0.3% dan pakan PMC 0.6% pada semua waktu perendaman (p<0.05). Leaching out asam amino pada pakan PMC 0.6% pada semua waktu perendaman menunjukkan hasil yang lebih baik dibanding pakan PMC 0.3% dan pakan kontrol.

Udang yang diberi pakan PMC 0.3% dan pakan PMC 0.6% menunjukkan kinerja pertumbuhan yang tidak berbeda nyata. Meskipun demikian, udang yang diberi pakan PMC 0.6% menunjukkan nilai retensi protein dan retensi lemak yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan PMC 0.3% yaitu sebesar 32.32%, 33.83% (p<0.05).

(6)

iv

SUMMARY

AZHARI TARMIZI. Evaluation of polymethylolcarbamide levels on leaching out nutrient and growth performance of litopenaeus vannamei. Supervised

by MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI, NUR BAMBANG PRIYO UTOMO and

JULIE EKASARI.

One of the criteria in evaluating shrimp feed quality is water stability. Improving pellet water stability and reducing the level of nutrient leaching out in shrimp feed would require the addition of a binder as an adhesive component in artificial feed. Carboxymethy cellulose (CMC) is commonly used as a binder in aquaculture feed with a lower level (2-3%) of inclusion, however as a food grade product, the price of CMC is rather high and therefore might not cost effective. Polymethylolcarbamide (PMC) is an example of a synthetic binder, which has fine particle and free-flowing. The adhesive effect of a binder is determined based on the solution and the polymerization of the material.

This study aimed to evaluate PMC as a shrimp feed binders at 0.3% and 0.6% levels on feed water stability, nutrient leaching out (protein, amino acid and lipid) and growth performance of Pacific white shrimp. These treatments were compared to commercial shrimp feed as the control, each with three replicates. Water stability experiment was done by submerging 50 g of experimental feed at three time intervals half hour, one hour and two hours. A 42-days semi-outdoor growth trial was conducted using shrimp juvenile (3.1±0.32 g individual body weight) distributed at a stocking density of 30 shrimp per tank. One-way repeated ANOVA was used to analyze the water stability and nutrient leaching out data and

Student’s t-test was used to compare the data of shrimp growth performance.

Statistical analyses were conducted using SPSS version 16.

The results showed that feed leaching out of the commercial feed used as the control in this experiment was 10.60% lower than the PMC treatments after half hour of soaking (p<0.05), but was not significantly different with those in PMC 0.6% treatment after one hour of soaking and PMC 0.3% treatment after two hours of soaking (p>0.05). The water stability of the feed of PMC 0.6% treatment after one hour of soaking was not significantly different from those after half hour and two hours of soaking, however the water stability of this feed after half hour was 11.20% and was significantly different from that after two hours of soaking (p<0.05). After two hours of soaking, the feed of PMC 0.6% treatment showed lower feed leaching out than those of the control and PMC 0.3% treatment (p<0.05). Soaking time significantly affected the feed water stability (p<0.05).

(7)

compared to the PMC 0.3% and the control feed after one hour of soaking were 62.49-64.81% (p<0.05). The lipid leaching out of the control feed used in this experiment was significantly higher (p<0.05) than those of the PMC 0.3% and PMC 0.6% feed at all soaking periods tested. The essential amino acid leaching out levels of PMC 0.6% feed in all soaking time were better than those of PMC 0.3% and the control feed.

The shrimp was fed PMC 0.3% and PMC 0.6% diets showed that growth performance was not significantly different. Nonetheless PMC 0.6% showed some increases in protein and lipid retention as compare to PMC 0.3% were 32.32%, 33.83% (p<0.05).

(8)

vi

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(9)

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada

Program Studi Ilmu Akuakultur

EVALUASI DOSIS

POLYMETHYLOLCARBAMIDE

PADA

LEACHING OUT

NUTRIEN DAN PERTUMBUHAN UDANG

VANAME (

Litopenaeus vannamei

)

AZHARI TARMIZI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(10)

viii

(11)

Judul Tesis : Evaluasi dosis polymethylolcarbamide pada leaching out nutrien dan pertumbuhan udang vaname (Litopenaeus vannamei)

Nama : Azhari Tarmizi NIM : C151140091

Disetujui oleh

Komisi Pembimbing

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Ilmu Akuakultur

Dr Ir Widanarni, MSi

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: 19 Agustus 2016 Tanggal Lulus: Dr Ir Muhammad Agus Suprayudi, MSi

Ketua

Dr Ir Nur Bambang Priyo Utomo, MSi Anggota I

(12)

x

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelsaikan karya ilmiah yang berjudul Evaluasi dosis polymethylolcarbamide pada leaching out nutrien dan pertumbuhan udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada Mayor Ilmu Akuakultur, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr Ir Muhammad Agus Suprayudi, MSi, Dr Ir Nur Bambang Priyo Utomo, MSi dan Dr Julie Ekasari, SPi, MSc selaku dosen pembimbing atas waktu, kebijaksanaan, bimbingan, perhatian, kesabaran, nasehat, semangat dan masukan-masukan yang telah diberikan kepada penulis sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Prof Dr Ir Muhammad Zairin Junior, MSc sebagai dosen penguji luar komisi dan Dr Ir Widanarni, MSi sebagai komisi program studi yang telah memberikan saran dalam ujian sidang tesis ini.

Rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Direktur Program Diploma Dr Ir Bagus Priyo Purwanto, MAgr dan Ketua Program Keahlian Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Diploma Institut Pertanian Bogor Dr Ir Irzal Effendi, MSi atas bantuan fasilitas selama penelitian.

Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada ayahanda Rahman dan ibunda Majnan atas doa, kasih sayang, semangat dan dukungan yang tiada henti kepada penulis. Adik-adikku Rosi Pratiwi, Yanuardi Baehaqi, Amelia soliha Anjali atas doa dan semangatnya

Rasa terima kasih yang tidak terlupakan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian dan memberikan ide dan masukannya yang membangun, Wiyoto, MSc, Andri Hendriana MSi, Giri Maruto Darmawangsa SPi, Kang Narya, Teguh, Kang Adi, Ibu Retno, Pak Wasjan, Kang Yosi, Kurniawan Wahyu Hidayat, Heri Murtawan serta teman-teman mahasiswa Program Studi Ilmu Akuakultur Angkatan 2014 atas kebersamaan dan kekompakan dalam menempuh studi.

Akhir kata, semoga karya ilmiah ini bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan secara umum dan khususnya pada bidang Perikanan Budidaya Indonesia.

Bogor, Agustus 2016

(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL Vi

DAFTAR LAMPIRAN Vi

1.PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 2

Hipotesis 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

2. BAHAN DAN METODE 3

Waktu dan Tempat Penelitian 3

Rancangan Penelitian 3

Pakan Uji 3

Pemeliharaan Hewan Uji 4

Pengujian Stabilitas Pakan dan leaching out Nutrien Pakan 4

Analisis Kimia Pakan 5

Parameter Uji 5

Analisis Data 7

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Hasil 7

Pembahasan 10

4. KESIMPULAN DAN SARAN 14

Kesimpulan dan Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 15

(14)

xii

DAFTAR TABEL

1. Formulasi pakan uji 3

2. Komposisi proksimat pakan uji dan pakan komersil (pakan pembanding) 4 3. Tingkat signifikansi pengaruh jenis pakan dan waktu perendaman

terhadap nilai leaching out pakan, protein dan lemak 7 4. Nilai leaching out pakan (%) (±SD) udang vaname dengan dosis

polymethylolcarbamide (PMC) 0.3% dan 0.6% dan pakan komersil (kontrol) selama perendaman setengah jam, satu jam dan dua jam 8 5. Nilai leaching out protein pakan (%) (±SD) udang vaname dengan dosis

polymethylolcarbamide (PMC) 0.3% dan 0.6% dan pakan komersil (kontrol) selama perendaman setengah jam, satu jam dan dua jam 8 6. Nilai leaching out lemak pakan (%) (±SD) udang vaname dengan dosis

polymethylolcarbamide (PMC) 0.3% dan 0.6% dan pakan komersil (kontrol) selama perendaman setengah jam, satu jam dan dua jam 9 7. Nilai leaching out asam amino pakan (%) (±SD) udang vaname dengan

dosis polymethylolcarbamide (PMC) 0.3% dan 0.6% dan pakan komersil (kontrol) selama perendaman setengah jam, satu jam dan dua jam 9 8. Nilai parameter kinerja pertumbuhan udang vaname (%) (±SD) yang

diberi pakan dengan tingkat penambahan binder PMC yang berbeda

(0.3% dan 0.6%) selama 42 hari pemeliharaan 10

DAFTAR LAMPIRAN

1. Analisis statistik 18

(15)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu kriteria dalam evaluasi kualitas pakan buatan pada udang adalah stabilitas pakan di dalam air. Stabilitas pakan di dalam air didefinisikan sebagai daya tahan fisik pakan terhadap kemungkinan kehilangan nutrien pakan ketika terendam di dalam air selama kurun waktu tertentu (Obaldo et al. 2002). Leaching out merupakan kehilangan komponen nutrien pakan yang disebabkan oleh perendaman selama kurun waktu tertentu di dalam air. Tingginya leaching out nutrien pakan secara langsung berdampak pada turunnya kualitas pakan, kualitas air media pemeliharaan dan secara tidak langsung dapat menurunkan efisiensi pakan, kinerja pertumbuhan serta kelangsungan hidup (Obaldo et al. 2002; Ali et al. 2005). Leaching out nutrien pakan terutama sangat penting dalam pemeliharaan udang karena udang memiliki respon terhadap pakan yang diberikan lebih lambat dibandingkan dengan ikan, sehingga menyebabkan pakan terpapar di dalam air lebih lama dan peluang terjadinya leaching out nutrien menjadi lebih tinggi(Epa et al. 2007). Dengan demikian, formulasi pakan buatan yang diberikan pada udang dalam bentuk pelet kering seharusnya tidak mudah hancur dalam air. Pakan udang dapat menyerap air sampai menjadi bentuk lunak, namun pakan harus tetap bertahan sedikitnya dua jam sebelum dikonsumsi oleh udang (Ali et al. 2005).

Binder sebagai bahan perekat dalam formulasi pakan buatan diperlukan untuk meningkatkan stabilitas pakan dan menurunkan tingkat leaching out nutrien pakan udang (Dominy et al. 2003; Ali et al. 2005, 2010; Suarez et al. 2009; Guevara dan Poveda 2013; Lim, 1994). Carboxymethy cellulose (CMC), corn starch, guar gum, wheat gluten, agar-agar dan karagenanadalah beberapa jenis binder yang umumnya digunakan dalam formulasi pakan ikan dan udang (Ruscoe et al. 2005; Lim, 1994). CMC merupakan binder yang umumnya digunakan pada pakan ikan dan udang dengan dosis 2%-3%, namun penggunaan binder CMC kurang ekonomis dan tidak efektif karena harganya yang sangat mahal sehingga dapat meningkatkan biaya pakan (Simon, 2009). Untuk itu, perlu dipilih bahan perekat sintetis lainnya untuk menggantikan bahan perekat tersebut yang memiliki harga yang relatif murah, ketersediaannya banyak, mempunyai daya rekat yang tinggi, mudah dicerna oleh organisme, dapat bersatu dengan bahan baku pakan dan tidak mengandung racun (Retnani et al. 2010).

(16)

2

sebesar 2% dari PMC kurang efektif (Pascual, 1990). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemberian binder PMC dengan dosis 0.75% memiliki leaching out protein yang rendah yaitu sebesar 26.82%, namun kinerja pertumbuhan yang dihasilkan rendah yaitu sebesar 5.52% dengan kelangsungan hidup sebesar 91%. Sementara itu, pemberian dosis PMC 0.3% memiliki leaching out protein yang tinggi yaitu sebesar 40.95%, namun kinerja pertumbuhan yang dihasilkan tinggi yaitu sebesar 6.99% dengan kelangsungan hidup sebesar 100% (Dominy et al. 2003). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mencari dosis terbaik dari binder PMC pada dosis 0.3% dan 0.6% selama waktu perendaman tertentu pada formulasi pakan udang vaname (Litopenaeus vannamei). Penggunaan dosis PMC yang tepat diharapkan dapat meningkatkan stabilitas pakan di dalam air dan menurunkan tingkat leaching out nutrien sehingga pakan yang diberikan dapat berkontribusi besar pada kinerja pertumbuhan udang vaname.

Perumusan Masalah

Udang vaname membutuhkan pakan dengan stabilitas yang tinggi di dalam air. Rendahnya stabilitas pakan secara langsung berdampak pada turunnya kualitas pakan, kualitas air media pemeliharaan dan secara tidak langsung dapat menurunkan efisiensi pakan, kinerja pertumbuhan serta kelangsungan hidup udang. Salah satu penentu stabilitas pakan udang di dalam air adalah jenis dan dosis binder yang tepat. Pemberian dosis PMC yang tinggi dapat meningkatkan stabilitas pakan udang vaname, namun dapat menurunkan pertumbuhan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan PMC dengan dosis yang berbeda untuk meningkatkan stabilitas pakan dan pertumbuhan udang vaname.

Hipotesis

Pemberian binder PMC dengan dosis berbeda selama waktu perendaman tertentu dapat berpengaruh pada stabilitas pakan dan tingkat leaching out nutrien serta pertumbuhan udang vaname.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh dosis binder PMC pada pakan udang vaname dengan waktu perendaman berbeda terhadap stabilitas pakan, tingkat leaching out nutrien dan kinerja pertumbuhan udang.

Manfaat Penelitian

(17)

2 METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai dengan bulan April 2016 bertempat di Laboratorium Lapangan Program Keahlian Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Program Diploma dan di Laboratorium Nutrisi Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap. Tahap satu yaitu menguji pengaruh pemberian dosis PMC sebesar 0.3% dan 0.6% pada pakan udang vaname yang direndam selama 0.5, 1 dan 2 jam. Tahap dua adalah menguji kinerja pertumbuhan udang vaname yang diberi pakan dengan dosis PMC sebesar 0.3% dan 0.6% dan dipelihara selama 42 hari. Pakan komersil digunakan sebagai pakan kontrol pada uji leaching out nutrien dan pakan pembanding pada uji pertumbuhan udang.

Pakan Uji

Formulasi pakan uji menggunakan beberapa bahan baku pakan dengan penambahan dosis PMC yaitu sebesar 0.3% dan 0.6% disajikan pada Tabel 1. Hasil proksimat pakan uji dan pakan komersil sebagai pakan pembanding yang digunakan pada uji stabilitas pakan dan leaching out nutrien serta pertumbuhan udang vaname disajikan pada Tabel 2.

Tabel 1 Formulasi pakan uji

Bahan baku pakan Polymethylolcarbamide (%)

0.30 0.60

*Keterangan: Premiks terdiri dari (%) : vitamin 17.63, mineral 33.24, kolestrol 5.03, astaxanthin

(18)

4

Tabel 2 Komposisi proksimat pakan uji dan pakan komersil (pakan pembanding).

Komposisi Nutrien Pakan pembanding Perlakuan

PMC 0.3 % PMC 0.6 %

Keterangan: 1). BETN = Bahan ekstrak tanpa nitrogen. 2). GE = Gross energy; dihitung dengan asumsi 1 g protein = 5.6 kkal, 1 g lemak = 9.4 kkal, 1 g protein = 4.1 kkal, (Watanabe, 1988). 3). C/P = Rasio energi/protein.

Pemeliharaan Hewan Uji

Udang vaname yang digunakan pada uji pertumbuhan diperoleh dari Laboratorium Lapangan Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Program Diploma, Institut Pertanian Bogor dengan bobot rata-rata sebesar 3.1±0.32 g/ekor. Udang vaname diadaptasikan selama satu minggu dan kemudian dipuasakan selama 24 jam untuk menghilangkan pengaruh pakan selama proses adaptasi. Udang ditimbang untuk mengetahui bobot awal dan selanjutnya dipindahkan ke wadah pemeliharaan dengan kepadatan 30 ekor/wadah. Udang vaname dipelihara selama 42 hari pada bulan Desember 2015 sampai dengan Februari 2016 di Laboratorium Lapangan Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Program Diploma, Institut Pertanian Bogor. Wadah yang digunakan sebanyak 12 bak fiber yang diisi air laut dengan salinitas 22 g/L sebanyak 270 L wadah-1 dengan ketinggian air 80 cm dan dilengkapi dengan aerasi.

Pemberian pakan dilakukan sebanyak empat kali sehari pada pukul 07.00, 11.00, 16.00 dan 22.00 WIB dengan feeding level 7.73% dan selanjutnya disesuaikan berdasarkan hasil sampling (Guevara dan Poveda 2013). Pemberian pakan menggunakan anco (feeding tray) yang ditempatkan pada setiap bak fiber. Pengukuran kualitas air seperti salinitas, suhu, kandungan oksigen terlarut (dissolved oxygen, DO) dan pH selama masa pemeliharaan dipantau secara berkala (Lampiran 2). Salinitas media pemeliharaan dipertahankan pada 22 g/L dengan pergantian air total selama satu minggu sekali. Penimbangan dilakukan selama 14 hari sekali untuk mengetahui kinerja pertumbuhan udang vaname.

Pengujian Stabilitas Pakan dan Leaching Out Nutrien Pakan

(19)

waktu perendaman selesai, anco diangkat dari akuarium kemudian pakan yang tersisa dikumpulkan. Pakan yang tersisa selanjutnya dikeringkan pada oven pada suhu 100 ºC selama 24 jam dan setelah itu sampel ditimbang untuk mengetahui total sisa bahan kering (Epa et al. 2007). Perbedaan persentase sampel pakan sebelum dan setelah perendaman dijadikan dasar untuk menghitung persentase kehilangan berat kering yang merupakan ukuran stabilitas pakan selama interval waktu tertentu (Ighwela et al. 2013). Nilai leaching out protein, asam amino dan lemak dinyatakan dengan persentase nutrien yang tersisa setelah perendaman dibagi dengan nutrien awal (Obaldo et al. 2002).

Analisis Kimia Pakan

Analisis proksimat dilakukan pada pakan awal dan pakan setelah perendaman untuk mengetahui kadar air, protein, lemak, abu, serat kasar, BETN pada pakan uji. Bahan kering dihitung menggunakan analisis gravimetri dalam oven pengering pada suhu 100 ºC selama 24 jam. Pengukuran kadar protein dilakukan berdasarkan Takeuchi (1988). Pengujian leaching out nutrien yaitu protein dan lemak masing-masing dilakukan dengan menggunakan metode microkjeldahl dan soxhlet. Komposisi asam amino pakan dianalisis menggunakan high perpormance liquid chromatography HPLC yang mengacu pada AOAC (2005).

Parameter Uji

Leaching out Pakan

Leaching out pakan untuk keseluruhan bahan kering dihitung dengan rumus sebagai berikut (Obaldo et al. 2002):

Stabilitas pakan (%) =

B

B x 100

Leaching out Nutrien

Leaching out nutrien yang terdiri dari protein, asam amino, lemak dan energi dihitung dengan rumus sebagai berikut (Obaldo et al. 2002):

Leaching out nutrient (%) = [ ] −g nutrien tersisa/g pellet tersisag nutrien awal/g pellet awal x 100

Laju Pertumbuhan Harian

(20)

6

Wo = bobot rata-rata udang pada awal penelitian (g) t = Lama pemeliharaan (hari)

Rasio Konversi Pakan (feed conversion ratio)

Konversi pakan atau feed convertion ratio (FCR) dihitung dengan menggunakan rumus (Zonneveld et al. 1991):

Tingkat kelangsungan hidup dihitung dengan rumus seperti berikut:

100

Keterangan: TKH = Tingkat kelangsungan hidup udang (%) Nt = Jumlah udang pada akhir pemeliharaan (ekor) N0 = Jumlah udang pada awal pemeliharaan (ekor)

Retensi Protein

Retensi protein pada hewan uji dihitung berdasarkan rumus yang dikemukakan oleh Watanabe (1988):

RP (%) = J −J w

J y x 100

Retensi Lemak

(21)

RP (%) = J −J w

J y x 100

Analisis Data

Data yang diperoleh ditabulasi dengan MS. Office Excel 2013. Uji normalitas dilakukan dengan Kolmogorov smirnov dan uji homogenitas dilakukan dengan one way ANOVA Levene statistic menggunakan program SPSS version 16.0 for Windows. Uji leaching out pakan dan nutrien pakan dianalisis menggunakan one way repeated ANOVA, sedangkan hasil uji pertumbuhan dibandingkan dengan

Student’s t-test. Perbedaan antara perlakuan dapat diketahui melalui hasil pengujian

menggunakan analisis sidik ragam dengan selang kepercayaan 95%. Apabila uji F memberikan hasil yang berbeda nyata, maka dilakukan uji lanjut dengan uji Tukey.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil analisis p-value pada parameter leaching out pakan, protein dan lemak disajikan pada Tabel 3. Hasil analisis menunjukkan semua parameter dipengaruhi oleh jenis pakan dan waktu perendaman. Interaksi yang signifikan antara dosis PMC dan waktu perendaman menunjukkan bahwa pengaruh jenis pakan terhadap leaching out pakan dan protein tergantung pada waktu perendaman, sedangkan pengaruh jenis pakan pada leaching out lemak konsisten pada semua waktu perendaman.

Tabel 3 Tingkat signifikansi pengaruh jenis pakan dan waktu perendaman terhadap nilai leaching out pakan, protein dan lemak.

Parameter Leaching Out Protein 0.001 0.000 0.000 Leaching Out Lemak 0.000 0.007 0.509

(22)

8

dengan pakan kontrol pada perendaman satu jam. Pada perendaman dua jam pakan PMC 0.6% menunjukkan tingkat leaching out pakan lebih rendah dibanding pakan PMC 0.3% dan pakan kontrol yaitu sebesar 12.22% dan 11.50% (p<0.05).

Tabel 4 Nilai leaching out pakan (%) (±SD) udang vaname dengan dosis polymethylolcarbamide (PMC) 0.3% dan 0.6% dan pakan komersil (kontrol) selama perendaman setengah jam, satu jam dan dua jam. Perlakuan

Pakan

Waktu Perendaman (Jam)

0.50 1.00 2.00

Kontrol 10.60±0.76C c 14.19±0.59B b 17.04±0.96A a PMC 0.3 15.16±0.46A b 15.57±0.47A b 17.18±0.64A a PMC 0.6 13.39±0.55B b 14.01±0.35B ab 15.08±0.36B a

Keterangan: Huruf besar yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan nyata diantara perlakuan (p<0.05). Huruf kecil yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata di antara waktu perendaman (p<0.05).

Nilai leaching out protein selama perendaman setengah jam, satu jam dan dua jam disajikan pada Tabel 5. Waktu perendaman pakan menunjukkan bahwa tingkat leaching out protein cendrung meningkat seiring dengan lamanya waktu perendaman (p<0.05). Hasil leaching out protein pada perendaman setengah jam menunjukkan pakan PMC 0.3% dan pakan PMC 0.6% memiliki tingkat leaching out protein yang lebih rendah dibanding pakan kontrol yaitu sebesar 23.21%-29.69% (p<0.05), namun pada perendaman satu jam pakan PMC 0.6% memiliki tingkat leaching out protein yang lebih rendah dibanding pakan PMC 0.3% dan pakan kontrol yaitu sebesar 62.49% dan 64.81% (p<0.05). Sementara itu, pada perendaman dua jam pakan PMC 0.6% tidak berbeda nyata dengan pakan PMC 0.3%, akan tetapi berbeda nyata dengan pakan kontrol sebesar 10.67% (p<0.05).

Tabel 5 Nilai leaching out protein pakan (%) (±SD) udang vaname dengan dosis polymethylolcarbamide (PMC) 0.3% dan 0.6% dan pakan komersil (kontrol) selama perendaman setengah jam, satu jam dan dua jam. Perlakuan

Pakan

Waktu Perendaman (Jam)

0.50 1.00 2.00

Kontrol 7.41±0.49A c 34.84±2.05A b 52.28±1.74A a PMC 0.3 5.69±0.11B c 32.69±2.65A b 48.69±0.40B a PMC 0.6 5.21±0.84B c 12.26±0.11B b 46.70±0.29B a

Keterangan: Huruf besar yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan nyata diantara perlakuan (p<0.05). Huruf kecil yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata di antara waktu perendaman (p<0.05).

(23)

Keterangan: Huruf besar yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan nyata diantara perlakuan (p<0.05). Huruf kecil yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan nyata di antara waktu perendaman (p>0.05).

Leaching out asam amino pakan uji dan kontrol disajikan pada Tabel 7. Waktu perendaman pakan menunjukkan bahwa leaching out asam amino pakan semakin menurun seiring dengan lamanya perendaman. Hasil leaching out asam amino pakan menunjukkan bahwa pakan PMC 0.6% memiliki rata-rata leaching out asam amino esensial dan asam amino non esensial lebih rendah dibanding pakan PMC 0.3% dan pakan kontrol.

Tabel 7 Nilai leaching out asam amino pakan (%) (±SD) udang vaname dengan dosis polymethylolcarbamide (PMC) 0.3% dan 0.6% dan pakan komersil (kontrol) selama perendaman setengah jam, satu jam dan dua jam.

Asam Tabel 6 Nilai leaching out lemak pakan (%) (±SD) udang vaname dengan dosis polymethylolcarbamide (PMC) 0.3% dan 0.6% dan pakan komersil (kontrol) selama perendaman setengah jam, satu jam dan dua jam.

Perlakuan Pakan

Waktu Perendaman (Jam)

0.50 1.00 2.00

(24)

10

Hasil pengukuran parameter kinerja pertumbuhan selama pemeliharaan 42 hari disajikan pada Tabel 8. Hasil analisis statistik pada perlakuan PMC 0.3% menunjukkan bobot rata-rata akhir (Wt), laju pertumbuhan harian (LPH), konversi pakan (FCR), kelangsungan hidup (KH) tidak berbeda nyata dengan PMC 0.6% (p>0.05), namun perlakuan PMC 0.6% menunjukkan nilai retensi protein dan retensi lemak yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan PMC 0.3% yaitu sebesar 32.32%, 33.83% (p<0.05).

Tabel 8 Nilai parameter kinerja pertumbuhan udang vaname (%) (±SD) yang diberi pakan dengan tingkat penambahan binder PMC yang berbeda (0.3% dan 0.6%) selama 42 hari pemeliharaan.

Parameter uji Pakan Komersil Perlakuan Dosis PMC (%) PMC 0.3% PMC 0.6%

Keterangan: Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata (p<0.05). Bobot rata-rata awal (Wo), bobot rata-rata akhir (Wt), jumlah konsumsi pakan (JKP), laju pertumbuhan harian (LPH), feed conversion ratio (FCR), retensi protein (RP), retensi lemak (RL), tingkat kelangsungan hidup (TKH).

Pembahasan

(25)

bahan baku pakan, ukuran partikel bahan baku pakan, jenis dan dosis binder yang digunakan dan teknik pengolahan pakan.

Menurut Dominy et al. (2003), pakan udang vaname mudah larut di dalam air dan bahan penyusun pakan lebih cepat hancur sehingga memerlukan dosis binder yang lebih tinggi agar dapat menghasilkan pakan dengan stabilitas yang tinggi. Rendahnya stabilitas pakan berdampak terhadap tingginya tingkat kehancuran pakan dan dapat menyebabkan berkurangnya ketersediaan pakan yang dikonsumsi oleh udang. Menurut Ali (1988), jika pakan udang terlalu keras maka akan sulit untuk dikonsumsi oleh udang, namun jika pakan mengalami kekurangan dosis binder maka pakan mudah hancur yang mengarah ke pemborosan pakan dan menimbulkan limbah pada media pemeliharaan. Lebih lanjut, Ali et al. (2010) menambahkan bahwa pemberian dosis PMC yaitu sebesar 0.5% dapat meningkatkan stabilitas pakan lebih baik dibanding pemberian dosis 2.0% guar gum dan 5.0% wheat gluten.

Nilai stabilitas pakan tertinggi yang dihasilkan oleh PMC 0.6% berkorelasi positif terhadap rendahnya nilai leaching out protein yang dihasilkan selama perendaman setengah jam, satu jam dan dua jam dibandingkan dengan pakan kontrol (p<0.05). Hasil tersebut membuktikan bahwa semakin tinggi stabilitas pakan maka leaching out protein pakan yang dihasilkan semakin rendah. Menurut Dominy et al. (2003), pemberian dosis PMC yang lebih tinggi yaitu 0.75% pada pakan udang vaname dapat meningkatkan stabilitas pakan dan menurunkan tingkat leaching out protein dibanding penambahan dosis PMC yang lebih rendah yaitu 0.3%. Falayi et al. (2004), menambahkan nilai stabilitas pakan sebesar 88.80%-66.52% memiliki tingkat leaching out protein sebesar 13.88%-19.46% selama perendaman setengah jam dan satu jam. Sementara hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat leaching out protein pakan dengan PMC 0.6% setelah masa perendaman yang sama adalah sebesar 5.21% dan 12.26%, lebih rendah daripada penelitian Falayi et al. (2004). Tingginya leaching out protein pakan selama perendaman berdampak pada ketersediaan protein pakan yang dapat dimanfaatkan oleh udang. Udang harus mendapatkan protein melalui pakannya dalam jumlah yang cukup untuk memberikan pasokan asam amino esensial yang difungsikan untuk pemeliharaan dan pertumbuhannya. Jika pakan mengalami kekurangan protein, maka dapat menurunkan pertumbuhan dan bahkan akan mengalami penurunan bobot tubuh dalam waktu yang cepat karena udang akan menarik protein dari beberapa jaringan untuk mempertahankan fungsi jaringan lain yang lebih penting (Davis, 2000).

(26)

12

semakin besar seiring dengan lamanya waktu perendaman. Menurut Carvalho dan Nunes (2006), pemberian pakan udang vaname sebesar 1 ton di dalam tambak memiliki tingkat leaching out pakan sebesar 62 kg dan protein sebesar 18 kg selama perendaman dua jam.

Nilai leaching out lemak menunjukkan pemberian dosis PMC sebesar 0.6% pada pakan udang dapat menurunkan tingkat leaching out lemak dibandingkan dosis PMC 0.3% dan pakan kontrol (Tabel 6). Menurut Bages dan Sloane (1981), total kehilangan lemak pakan udang windu selama perendaman enam jam mencapai 38%-76%. Nilai leaching out lemak pada perlakuan pakan kontrol sesuai dengan penelitian Bages dan Sloane (1981), sedangkan pakan dengan PMC menunjukkan nilai leaching out lemak yang jauh lebih rendah. Rendahnya leaching out lemak pakan PMC diduga terkait dengan kelarutan lemak yang digunakan pada masing-masing pakan. Falayi et al. (2004), menambahkan nilai leaching out lemak pakan akan meningkat seiring dengan meningkatnya waktu perendaman yang dapat mengindikasikan kehilangan asam lemak bebas pakan. Menurut Davis (2000), lemak merupakan komponen terpenting dalam pakan udang, karena lemak menyediakan sumber energi dan menyediakan asam lemak esensial seperti DHA (Docosahexaenoic acid) dan EPA (Eicosapentaenoic acid). Kedua asam lemak tersebut merupakan struktur dan komponen terpenting di dalam membran sel yang berfungsi menyerap vitamin larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K. Lebih lanjut, Davis (2000) menyatakan lemak juga berfungsi sebagai prekursor dalam mengatur proses metabolisme seperti hormon prostaglandin, tromboksan dan prostasiklin yang mendukung dalam proses kematangan gonad, proses molting dan pertumbuhan udang. Selain itu, lemak juga berkontribusi terhadap palatabilitas dan attraktabilitas pakan.

Rendahnya leaching out protein pakan sejalan dengan rendahnya leaching out asam amino yang dihasilkan oleh pakan PMC 0.6%. Menurut Falayi et al. (2004), leaching out protein akan meningkat seiring meningkatnya waktu perendaman yang menunjukkan potensi kehilangan asam amino pakan. Penambahan tingkat PMC 0.6% dapat menurunkan leaching out asam amino esensial lebih rendah dibanding PMC 0.3% dan kontrol pada semua waktu perendaman (Table 6). Sementara itu, pakan PMC 0.6% memiliki tingkat leaching out asam amino pembatas jenis lisin dan metionin jauh lebih rendah dibanding pakan PMC 0.3% dan pakan kontrol pada semua waktu perendaman. Kedua asam amino tersebut memiliki ketersediaan yang rendah diantara jenis asam amino lainnya dan sering sekali ketersediaannya dapat menghambat kinerja pertumbuhan (Gatlin et al. 2007). Suares et al. (2009), melaporkan bahwa pakan uji pada formulasi pakan udang vaname memiliki tingkat leaching out asam amino dari jenis metionin dan lisin selama perendaman satu jam yaitu masing-masing sebesar 21% dan 13%. Sementara hasil yang didapat pada penelitian ini menunjukkan bahwa PMC 0.6% memiliki tingkat leaching out metionin sebesar 13.51% dan lisin sebesar 11.54% selama perendaman satu jam.

(27)

udang membutuhkan asam amino esensial dalam jumlah yang cukup dalam pakan. Lebih lanjut, Lemme (2010) menambahkan bahwa jika ketersediaan asam amino pakan rendah akibat dari tingginya leaching out asam amino maka dikhawatirkan akan menurunkan sintesis protein yang berakibat pada rendahnya pertumbuhan. Sehingga salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk menurunkan leaching out asam amino pakan adalah dengan penambahan dosis binder.

Tingginya stabilitas pakan dan rendahnya leaching out nutrien pakan seperti protein, asam amino dan lemak dapat berperan dalam meningkatkan pertumbuhan udang selama 42 hari pemeliharaan. Hal ini ditandai dengan peningkatan biomassa tubuh akhir (Wt), laju pertumbuhan harian (LPH), retensi protein (RP), retensi lemak (RL) dan tingkat kelangsungan hidup (TKH) pada udang yang diberi pakan dengan dosis binder PMC sebesar 0.6% yang lebih baik dibanding perlakuan PMC 0.3% (Tabel 8). Menurut Guevara dan Poveda (2013), pemberian dosis binder yang rendah dapat mengurangi daya rekat pakan yang menyebabkan pakan mudah hancur di dalam air dan menurunnya kualitas air serta menghilangkan nutrien penting yang dibutuhkan oleh udang vaname untuk meningkatkan pertumbuhannya. Sementara itu, Dominy et al. (2003), melaporkan pemberian dosis PMC sebesar 0.9% dalam pakan dapat meningkatkan rata-rata pertumbuhan udang yaitu sebesar 6.80 g/individu selama 56 hari pemeliharaan, namun penambahan dosis PMC sebesar 1.00% menyebabkan penurunan pertumbuhan menjadi 4.76 g/individu. Nilai retensi protein dan lemak yang dihasilkan oleh PMC 0.6% lebih baik dibanding PMC 0.3% yaitu masing-masing sebesar 32.32%, 33.83% (p<0.05). Tingginya retensi protein dan lemak serta rendahnya FCR yang dihasilkan oleh udang pada perlakuan pakan PMC 0.6% dapat berkontribusi besar terhadap peningkatan pertumbuhan dibandingkan perlakuan pakan PMC 0.3% dan pakan komersil (Tabel 8). Hasil tersebut diduga karena udang dapat memperoleh nutrien pakan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan pemeliharaan tubuhnya. Tingginya retensi protein juga berkaitan erat dengan rendahnya leaching out asam amino yang dihasilkan oleh pakan PMC 0.6% dibanding pakan PMC 0.3% dan pakan kontrol (Tabel 7). Menurut Heptarina et al. (2010), semakin tinggi leaching out nutrien pakan maka akan mengurangi kesempatan udang vaname memperoleh nutrien yang optimal dari pakan tersebut.

(28)

14

4 SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penambahan binder PMC 0.6% dapat meningkatkan stabilitas pakan, menurunkan leaching out protein, lemak dan asam amino pakan selama perendaman setengah jam, satu jam dan dua jam, sehingga dapat menghasilkan bobot rata-rata akhir, laju pertumbuhan harian, kelangsungan hidup, nilai konversi pakan yang lebih baik yaitu masing-masing sebesar 12.54%, 3.42%, 97%, 1.50%.

Saran

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Ali SA, Gopal C, Ramana JV, Nazer AR. 2005. Effect of different sources of starch and guar gum on aqua stability of shrimp feed pellets. Indian J. Fish. 52: 301-305.

Ali SA, Gopal C, Ramana JV, Sampoornam B,Vasu AC, Vaitheeswaran TP, Selvakumar P. 2010. Evaluation of selected binders in a ring die pellet mill for processing shrimp feed pellets. Indian J. Fish. 57: 103-106.

[AOAC] Association of Official Analytical Chemists. 1999. Official Methods of Analysis of AOAC Intl .16th ed. Maryland (US): Association of Official Analytical Chemists.

Bages M, dan Sloane L. 1981. Effects of dietary protein and starch levels on growth and survival of Penaeus monodon Fabricius postlarvae. Aquaculture. 25: 117-128.

Carvalho EA, Nunes AJP. 2006. Effects of feeding frequency on feed leaching loss and grow-out patterns of the white shrimp Litopenaeus vannamei fed under a diurnal feeding regime in pond enclosures. Aquaculture. 252: 494-502. Davis DA.2005.Nutrient Requirements of Penaeid Shrimp. GAA. 72-24.

Dominy WG, Cody JJ, Terpstra HJ, Obaldo LG, Chai MK,Takamori TI, Larsen B, Forster IP. 2003. A Comparative Study of the Physical and Biological Properties of Commercially-Available Binders for Shrimp Feeds. J. Appl. Aquacult. 14: 81-99.

Epa UPK, Wijeyaratne MJS, De Silva SS. 2007. A comparison of proximate composition and water stability of three selected shrimp feeds used in Sri lanka. Asian Fish. Sci. 20:7-22.

Falayi BA, Sadiku, Soe, Okaeme AN, Eyo AA.2004. Preliminary investigation into the implication of a single cell organism In fish feed buoyancy and flotation. Di dalam: Falayi BA, Sadiku, Soe, Okaeme AN, Eyo AA. 19th Annual Conference of the Fisheries Society of Nigeria (FISON), 2004 November 29-December 03, Ilorin, Nigeria. halm 493-499.

Gatlin DM, Barrows FT, Brown P, Dabrowski K, Gaylord TG, Hardy RW, Herman E, Hu GS, Krogdahl A, Nelson R, Overturf K, Rust M, Sealey W, Skonberg D, Souza EJ, Stone D, Wilson R, Wurtele E. 2007. Expanding the utilization of sustainable plant products in aquafeeds: a review. Aquac. Res. 38: 551-579.

Guevara WA, Poveda CM. 2013. Effect of binder type and concentration on prepared feed stability, feed ingestion and digestibility of Litopenaeus vanamei broodstock diets. Aquac. Nutr. 19: 515-522.

Heptarina D, Suprayudi MA, Mokoginta I, Yaniharto D.2010. Pengaruh pemberian pakan dengan kadar protein berbeda terhadap pertumbuhan yuwana udang putih Litopenaeus vannamei. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. 721-727.

Ighwela KA, Ahmed AB, Abol Munafi AB. 2013. Water stability and nutrient leaching of different levels of maltose formulated fish pellets. J. Glob. Vet. 10: 638-642.

(30)

16

DAV, Delgado JG. editor. Avances en Nutrición Acuícola X Memorias del Décimo Simposio Internacional de Nutrición Acuícola, 2010 November 8-10; Universidad Autónoma de Nuevo León, Monterrey, México. hlm 264-275.

Lim C. 1994. Water stability of shrimp pellet: a review. Asian Fish. Sci. 7: 115-127.

Muñoz O. 2011. New Technologies in Extrusion Process for Shrimp Feed. Di dalam: Suárez LEC, Marie DR, Salazar MT, López MGN, Cavazos DAV, Delgado JG, Hernández LH. Editor. Avances en Nutrición Acuícola XI Memorias del Décimo Primer Simposio Internacional de Nutrición Acuícola, 2011 November 23-25, Universidad Autónoma de Nuevo León, Monterrey, México. hlm 28-45

Obaldo LG, Divakaran S, Tacon AG. 2002. Method for determining the physical stability of shrimp feeds in water. Aquac. Res. 33: 369-377.

Pascual FD. 1990. Polymethylolcarbamide as binder of prawn diets. Fish. Res. J. Philipp. 15: 75-79.

Ruscoe IM, Jones CM, Jones PL, Caley P. 2005. The effects of various binders and moisture content on pellet stability of research diets for freshwater Crayfish. Aquac. Nut. 11:87-93

Retnani Y, Hasanah N, Rahmayeni, Herawati L. 2010. Uji sifat fisik ransum ayam broiler bentuk pellet yang ditambahkan perekat onggok melalui proses penyemprotan air. J.Agripet.10: 13-18.

Simon CJ. 2009. The effect of carbohydrate source, inclusion level of gelatinised starch, feed binder and fishmeal particle size on the apparent digestibility of formulated diets for spiny lobster juveniles Jasus edwardsii. Aquaculture. 296: 329-336.

Sudaryono A. 2001. Pellet water stability studies on lupin meal based shrimp (Penaeus monodon) aquaculture feeds : comparison of lupin meal with other dietary protein source. J. Coast. Develop. 4 (3):129-140

Takeuci T. 1988. Laboratory work chemical evaluation of dietary nutrients. In: p. 179-229. In watanabe T. Fish Nutrition and Mariculture JICA Textbook the general aquaculture course. Tokyo: Kanagawa International Fisheries Training Center. hlm 179-225.

Watanabe T. 1988. Nutrition and Mariculture JICA Textbook the General Aquaculture Course. Tokyo (JP): University of Fisheries. Department of Aquatic Bioscience.

(31)
(32)
(33)

Lampiran 1 Analisis statistik Greenhouse-Geisser 22.379 1.021 21.928 61.927 .015 Huynh-Feldt 22.379 1.084 20.645 61.927 .012 Lower-bound 22.379 1.000 22.379 61.927 .016 Error (TRIAL)

Sphericity Assumed .723 4 .181

Greenhouse-Geisser .723 2.041 .354

Huynh-Feldt .723 2.168 .333

Lower-bound .723 2.000 .361

TIME

Sphericity Assumed 51.584 2 25.792 29.841 .004 Greenhouse-Geisser 51.584 1.002 51.457 29.841 .032 Huynh-Feldt 51.584 1.010 51.081 29.841 .031 Lower-bound 51.584 1.000 51.584 29.841 .032 Error (TIME)

Sphericity Assumed 3.457 4 .864 Greenhouse-Geisser 3.457 2.005 1.724

Huynh-Feldt 3.457 2.020 1.712

Lower-bound 3.457 2.000 1.729

TRIAL * TIME

Sphericity Assumed 22.089 4 5.522 28.878 .000 Greenhouse-Geisser 22.089 1.323 16.701 28.878 .017

Huynh-Feldt 22.089 2.905 7.604 28.878 .001

Lower-bound 22.089 1.000 22.089 28.878 .033 Error (TRIAL*TIME)

Sphericity Assumed 1.530 8 .191 Greenhouse-Geisser 1.530 2.645 .578

Huynh-Feldt 1.530 5.810 .263

(34)

20 Greenhouse-Geisser 500.578 1.139 439.321 82.977 .008 Huynh-Feldt 500.578 1.648 303.726 82.977 .002 Lower-bound 500.578 1.000 500.578 82.977 .012 Error (TRIAL)

Sphericity Assumed 12.066 4 3.016 Greenhouse-Geisser 12.066 2.279 5.295

Huynh-Feldt 12.066 3.296 3.660

Lower-bound 12.066 2.000 6.033

TIME

Sphericity Assumed 8372.955 2 4186.477 6.154E3 .000 Greenhouse-Geisser 8372.955 1.639 5107.742 6.154E3 .000 Huynh-Feldt 8372.955 2.000 4186.477 6.154E3 .000 Lower-bound 8372.955 1.000 8372.955 6.154E3 .000 Error (TIME)

Sphericity Assumed 2.721 4 .680 Greenhouse-Geisser 2.721 3.279 .830

Huynh-Feldt 2.721 4.000 .680

Lower-bound 2.721 2.000 1.361

TRIAL * TIME

Sphericity Assumed 486.821 4 121.705 65.982 .000 Greenhouse-Geisser 486.821 1.160 419.796 65.982 .009 Huynh-Feldt 486.821 1.760 276.605 65.982 .002 Lower-bound 486.821 1.000 486.821 65.982 .015 Error (TRIAL* TIME)

(35)

Leaching out lemak pakan

Sphericity Assumed 5951.709 2 2975.855 138.260 .000 Greenhouse-Geisser 5951.709 1.142 5209.488 138.260 .004 Huynh-Feldt 5951.709 1.665 3575.488 138.260 .001 Lower-bound 5951.709 1.000 5951.709 138.260 .007 Error (TRIAL)

Sphericity Assumed 86.094 4 21.524 Greenhouse-Geisser 86.094 2.285 37.679 Huynh-Feldt 86.094 3.329 25.861 Lower-bound 86.094 2.000 43.047 TIME

Sphericity Assumed 377.025 2 188.513 21.729 .007 Greenhouse-Geisser 377.025 1.241 303.904 21.729 .028 Huynh-Feldt 377.025 2.000 188.513 21.729 .007 Lower-bound 377.025 1.000 377.025 21.729 .043 Error (TIME)

Sphericity Assumed 34.703 4 8.676 Greenhouse-Geisser 34.703 2.481 13.986

Huynh-Feldt 34.703 4.000 8.676

Lower-bound 34.703 2.000 17.351 TRIAL * TIME

Sphericity Assumed 142.346 4 35.587 .896 .509 Greenhouse-Geisser 142.346 1.097 129.793 .896 .448

Huynh-Feldt 142.346 1.428 99.663 .896 .461

Lower-bound 142.346 1.000 142.346 .896 .444 Error (TRIAL* TIME)

(36)

22

(37)

Dua jam

Uji lanjut waktu perendaman pada leaching out pakan dengan Tukey

Pakan PMC 0.3% Tukey HSD

Waktu perendaman Ulangan Subset for alpha = 0.05

1 2

Waktu perendaman Ulangan Subset for alpha = 0.05

(38)

24

Pakan kontrol

Tukey HSD

Waktu perendaman Ulangan Subset for alpha = 0.05

1 2 3

0.5 Jam 3 10.6000

1 Jam 3 14.1900

2 Jam 3 17.0400

Sig. 1.000 1.000 1.000

Uji lanjut leaching out protein pakan dengan Tukey

(39)

Uji lanjut waktu perendaman pada leaching out protein pakan dengan Tukey

Pakan PMC 0.3% Tukey HSD

Waktu perendaman Ulangan Subset for alpha = 0.05

1 2 3

Waktu perendaman Ulangan Subset for alpha = 0.05

1 2 3

Waktu perendaman Ulangan Subset for alpha = 0.05

1 2 3

0.5 Jam 3 7.4133

1 Jam 3 34.8400

2 Jam 3 52.2767

Sig. 1.000 1.000 1.000

Uji lanjut leaching out lemak pakan dengan Tukey

(40)

26

Uji lanjut waktu perendaman pada leaching out lemak pakan dengan Tukey

(41)

Pakan kontrol Tukey HSD

Pakan Ulangan Subset for alpha = 0.05

1

0.5 Jam 3 35.4100

1 Jam 3 45.2700

2 Jam 3 51.5900

Sig. .087

Uji independen-samples t-test Wo, Wt, LPH, FCR, RP, RL, KH. Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df Sig.

(2-tailed)

Wo Equal variances assumed 2.100 .197 1.517 6 .180

1.517 5.065 .189

Wt Equal variances assumed 3.501 .111 -1.897 6 .107

-1.897 3.350 .144

JKP Equal variances assumed 8.322 .028 -.962 6 .373

-.962 3.009 .407

LPH Equal variances assumed 3.134 .127 -2.338 6 .058

-2.338 3.340 .093

FCR Equal variances assumed .805 .404 1.737 6 .133

1.737 4.805 .145

RP Equal variances assumed .322 .591 -4.056 6 .007

-4.056 5.176 .009

RL Equal variances assumed .506 .504 -2.683 6 .036

-2.683 4.457 .049

KH Equal variances assumed .978 .361 -1.943 6 .100

(42)

28

Lampiran 2 Data kualitas air selama 42 hari pemeliharaan

Waktu

Pengamatan Parameter

Komersil Perlakuan

PMC 0.3% PMC 0.3% Min Max Min Max Min Max

08.00 AM

Suhu ºC 24.0 25.0 24.0 25.5 24.0 25.0 DO mg/L 3.2 4.0 4.1 5.6 4.0 6.3

pH 7.8 8.6 7.7 8.5 7.7 8.4

Salinitas g/L 22.0 22.0 22.0 22.0 22.0 22.0

12.00 PM

Suhu ºC 24.5 27.0 24.5 27.0 24.5 27.0 DO mg/L 4.5 7.1 3.9 7.2 4.0 8.0

pH 7.5 8.6 7.5 8.5 7.6 8.4

Salinitas g/L 22.0 22.0 22.0 22.0 22.0 22.0

17.00 PM

Suhu ºC 25.0 26.0 25.0 27.0 25.0 27.0 DO mg/L 4.1 5.9 4.2 6.9 4.5 7.1

pH 7.7 8.6 7.5 8.6 7.4 8.4

Salinitas g/L 22.0 22.0 22.0 22.0 22.0 22.0

23.00 PM

Suhu ºC 25.0 26.0 25.0 27.0 25.0 27.0 DO mg/L 5.0 6.6 3.5 6.8 5.1 8.1

pH 7.7 8.6 7.7 8.5 7.6 8.3

(43)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lombok Barat pada tanggal 16 Februari 1991 dari Bapak Rahman dan Ibu Majenan. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan akademik di Unram (Universitas Mataram) melalui jalur test mandiri pada tahun 2008 pada program studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian.

Pada tahun 2014, penulis melanjutkan studinya dengan menempuh Program Magister pada program studi Ilmu Akuakultur, Sekolah Pascasarjana, IPB. Penelitian yang dilakukan penulis dalam menyelesaikan studi magister berjudul

(44)

Gambar

Tabel 1 Formulasi pakan uji
Tabel 7 Nilai leaching out asam amino pakan (%) (±SD) udang vaname dengan
Tabel 8 Nilai parameter kinerja pertumbuhan udang vaname (%) (±SD) yang diberi

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan mineral kalsium dalam media selama tahap aklimasi ke salinitas rendah merupakan nilai kebaruan dalam penelitian ini, sementara pemberian potasium dan pakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pemberian mikrokapsul sinbiotik sebanyak 2% melalui pakan merupakan dosis terbaik untuk pencegahan vibriosis pada udang vaname,

dilihat dari tidak adanya sisa pakan pada wadah pemeliharaan, selain itu pakan diduga memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga mencukupi untuk kebutuhan

dilihat dari tidak adanya sisa pakan pada wadah pemeliharaan, selain itu pakan diduga memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga mencukupi untuk kebutuhan

Hal ini menunjukan bahwa flok yang terbentuk dimanfaatkan oleh udang vaname untuk pertumbuhan karena adanya pakan alami dari flok, flok juga yang terbentuk membuat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan kitosan pada pakan komersial terhadap laju pertumbuhan spesifik dan retensi protein udang

Penghematan penggunaan pakan untuk udang vaname dapat dilakukan dengan cara pergiliran pakan dua hari pakan protein rendah (28%) digilir dengan pakan protein tinggi (37%-39%) yang

Hal ini diduga karena bahan pakan dengan perbandingan tepung ikan 80% dan tepung usus ayam 20% pada perlakuan B belum memenuhi subtitusi pakan terhadap