• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Sitem Informasi Penjualan Pada Distro 204 Flatland Bandung Berbasis Web

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Sitem Informasi Penjualan Pada Distro 204 Flatland Bandung Berbasis Web"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA

DISTRO 204 FLATLAND BANDUNG BERBASIS

WEB

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program Strata 1 Program Studi Sistem Informasi

Disusun Oleh:

DEDE SUPRIATNO 1.05.07.673

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

i

Penelitian ini dilakukan pada Distro 204 Flatland Bandung. Distro 204 Flatland berdiri pada tahun 1998, merupakan salah satu jenis perusahan yang bergerak pada bidang penjualan pakaian dan aksesoris. Adapun permasalahan yang terjadi pada Distro tersebut yaitu karena belum adanya media promosi yang mampu meningkatkan minat pelanggan untuk melakukan pemesanan produk, belum adanya sistem yang mampu mengelola data produk untuk membantu kerja petugas dan menangani proses penjualan dengan baik. Dimana pelanggan yang ingin melakukan pemesanan produk diharuskan untuk datang ke distro 204 Flatland secara langsung. Tentunya hal ini akan sangat merepotkan bagi pelanggan yang berada diluar kota bandung. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem yang sedang berjalan, untuk merancang Sistem Informasi Penjualan, untuk melakukan testing terhadap sistem informasi penjualan yang telah dirancang, untuk melakukan implementasi Sistem Informasi Penjualan yang telah dirancang pada Distro 204 Flatland Bandung Berbasis Web.

Desain penelitian yang digunakan yaitu dengan metode deskriptif dengan teknik pengumpulan datanya adalah observasi dan wawancara, dan juga metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan ialah Prototype, dimana pengembangan sistem ini menggunakan pendekatan untuk membuat sesuatu program dengan cepat dan bertahap sehingga dapat segera dievaluasi oleh pemakai (user). Serta pendekatan yang dilakukan berorientasi pada objek, dan pemodelan sistemnya menggunakan Unifield Modelling Language (UML), dengan alat bantu pemodelan Use Case Diagram, Activity diagram, Collaboration diagram, Class diagram, Sequence diagram, dan deployment diagram. Dibantu dengan pengujian perangkat lunak menggunakan metode black box testing.

Hasil penelitian terhadap sistem yang sedang berjalan memang sudah baik, akan tetapi masih belum dapat membantu petugas mempercepat dalam proses pengelolaan data produk, belum mampu menangani proses pemesanan dari luar kota Bandung, dan belum mampu mencetak laporan-laporan yang dibutuhkan atasan(owner) dengan cepat dan tepat. Adapun sistem informasi penjualan berbasis web yang diusulkan telah mampu menjawab semua permasalahan-permasalahan yang terjadi pada sistem yang sedang berjalan, dengan hasil pengujian terhadap sistem yang diusulkan adalah baik yaitu dapat memeriksa dan mengurangi intensitas kesalahan pada sistem informasi penjualan yang dirancang/ diusulkan, dan proses implementasi dengan hasil sesuai dengan apa yang diharapkan oleh user.

(3)

ii ABSTRACT

The research was conducted on 204 Flatland Distro Bandung. 204 Flatland distributions established in 1998, is one type of companies engaged in the sale of clothing and accessories. The problems that occurred in these distributions is due to the lack of media campaign that could increase the interest of the customer to order the products, the lack of a system capable of managing data products to assist officers and handle the sales process as well. Where customers who want to order the products are required to come to the distro 204 Flatland directly. Surely this will be very inconvenient for customers who are outside the city of Bandung. The purpose of this study was to determine how the system is running, to design the Sales Information System, to conduct testing of information systems sales that have been designed, to implement the Sales Information System has been designed at 204 Flatland Distro Bandung Web-Based.

The study design used is descriptive method with data collection techniques were observation and interviews, as well as software development method used is Prototype, which uses a system development approach to create something quickly and phased program so it can be evaluated by the user (user ). And the approach taken on the object-oriented, and modeling the system using the unified Modeling Language (UML), the modeling tool Use Case Diagrams, Activity diagrams, Collaboration diagrams, Class diagrams, Sequence diagrams, and deployment diagrams. Assisted with testing software using black box testing methods.

The results of the running system is already good, but still can not help officers speed up the process of data management products, has not been able to handle the ordering process from outside the city of Bandung, and have not been able to print required reports boss (owner) quickly and precise. The web-based information system of the proposed sale has been able to answer all the problems that occur on the running system, with the results of testing of the proposed system is a good that is able to check and reduce the intensity errors on the sales information system designed / proposed, and the process implementation of the results in accordance with what is expected by the user.

(4)

Segala Puji dan S

Rahmat Hidayah dan

limpahkan kepada Na

sahabatnya dan para p

sehingga penulis dapa hambatan, yang mana p

kekeliruan dalam peny

pengetahuan, kemampua

penulis mengharapkan k

yang bersifat membangu

Dari lubuk hat

kerendahan hati penuli

bantuan tanpa balas jas

menyampaikan terima k

n Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

n Karunianya. Sholawat serta salam senantias

Nabi besar Muhammad SAW beserta kelua

pengikutnya yang selalu setia dan taat pada

pat menyelesaikan skripsi dengan berbagai co penulis akan diajukan untuk menempuh sidang S

memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Prog

Universitas Komputer Indonesia Bandung. Ada

l adalah PERANCANGAN SISTEM INF

A DISTRO 204 FLATLAND BANDUNG B

t menyadari ternyata masih banyak kekura

nyusunan laporan ini, hal itu dikarenakan ke

uan serta pengalaman yang penulis miliki. Oleh

n kritik dan saran yang berguna bagi penulis da

gun.

ati yang paling dalam, dengan segala keikh

lis sampaikan terima kasih atas segala sumba

jasa yang diberikan oleh semua pihak. Untuk i

kasih yang sebesar–besarnya kepada :

(5)

1. Allah SWT, yang telah membukakan jalan dan memberikan segala

kemudahan atas segala kehendakNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer

Indanesia.

3. Dr. Arry Akhmad Arman, selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

4. Dadang Munandar, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi Sistem

Informasi Universitas Komputer Indonesia.

5. R. Fenny Syafariani, S.T., M.Stat, selaku dosen wali Penulis (MI-14).

6. Citra Noviyasari, S.Si., MT, selaku dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan bantuan dan pengarahan serta masukan yang sangat berharga

kepada penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

7. Kedua orang tua penulis (Ibu Sukiah dan Bpk Maryono) yang telah

memberikan dorongan semangat serta do’a nya, semoga Allah SWT

membalas semua amal kebaikannya, Amin.

8. Kakak-kakak tercinta (Marsini, Sumaryanto, wasino dan Surahman) dan sodara-sodara yang tak henti-hentinya memberikan motivasi kepada penulis.

9. Seluruh staff dosen dan sekjur pada jurusan Sistem Informasi.

10. Rekan-rekan mahasiswa/i MI angkatan 2007 khususnya MI 14 dan

kakak-kakak senior khususnya kepada Jujun Juharsa dan Richi Viando, rekan-rekan

kosan 23b, dan warga RT 03/ 01 Tuisba atas kebersamaan, dorongan, dan

(6)

12. Seluruh civitas akademika Universitas Komputer Indonesia.

13. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian laporan skripsi ini yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Bandung, Agustus 2011

(7)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Seiring pesatnya perkembangan teknologi informasi, sebagai media penyedia berbagai kebutuh informasi. Salah satunya internet yang merupakan media yang mampu menyediakan informasi yang di butuhkan. Kini internet bukan lagi sesuatu alat yang sulit di jumpai, melalui internet berbagai macam informasi terhangat dan aktual dapat diperoleh secara cepat dan fleksibel, kapanpun dan dimanapun di saat dapat melakukan koneksi ke internet. Tidak hanya data berupa informasi saja yang dapat di peroleh, namun seiring perkembangannya, banyak perusahaan bisnis yang melakukan proses bisnisnya melalui internet, misalkan penjualan online dan lain sebagainya. Dengan kata lain, internet menjadi bagian yang sangat membantu sebagai media atau sarana promosi dan proses bisnis lainnya.

Dengan adanya internet ini, tentu saja perusahaan akan lebih mudah dalam mengembangkan proses bisnisnya. Karena melalui jaringan internet, akan sangat mudah bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi kepada Konsumen ataupun calon konsumen mengenai produk perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan internet dapat diakses dari manapun.

(8)

sebuah kebutuhan bagi mereka yang senantiasa membutuhkan informasi yang cepat, hangat, dan akurat. Bahkan bagi perusahaan-perusahaan berkembang yang ingin melebarkan daerah pemasaran dan promosinya.

Mengingat hal tersebut, tidak sedikit perusahaan yang diuntungkan terhadap pemanfaatan internet ini dalam proses bisnisnya. Demikian pula, akan penulis coba terapkan pada Distro (distribution outlet) 204 Flatland. Dimana distro ini mencoba menerapkan sebuah sistem penjualan yang selama ini berjalan secara manual menjadi terkomputerisasi. Dengan memanfaatkan layanan internet melalui sebuah website, Distro 204 Flatland mencoba melebarkan daerah pemasarannya yang selama ini masih sebatas di Kota Bandung, meskipun ada yang sampai keluar kota, itu hanya mereka yang benar-benar sudah mengenal Distro 204 Flatland.

Distro 204 Flatland ini merupakan sebuah distro asal kota kembang Bandung yang sudah lama berdiri dan memiliki banyak pelanggan khusunya kalangan anak muda Bandung. Adapun produk yang ditawarkan yaitu beraneka macam pakaian khususnya pakaian remaja dan juga berbagai aksesoris perlengkapanya.

(9)

3

Disini meskipun dapat melakukan pemesanan jarak jauh, namun tetap saja pada proses transaksinya harus dilakukan secara face to face. Dikarenakan tidak adanya sistem yang mampu melayani proses bisnis tersebut secara efektif dan efesien.

Guna lebih memperkenalkan lagi Distro 204 Flatland ke masyarakat luas. Berbagai upaya pun telah dilakukan oleh Distro 204 Flatland diantaranya adalah dengan memasang banner-banner, pembuatan katalog-katalog produk, hingga mensponsori sebuah acara-acara musik khususnya di daerah Bandung. Namun selama ini upaya yang telah ditempuh hanya mampu memperkenalkan Distro 204 Flatland didaerah Kota Bandung saja. Maka dari itu diharapkan adanya sebuah sistem informasi melalui suatu media yang mampu mengangkat nama Distro 204 Flatland lebih dikenal lagi hingga diluar Kota Bandung.

Diharapkan pula dari sistem tersebut mampu membantu proses pengelolaan barang dengan baik, mulai dari jumlah barang yang keluar dan jumlah barang yang masuk hingga stock barang yang masih ada guna memudahkan dalam proses pengelolaannya.

Berdasarkan uraian diatas, maka di Distro 204 Flatland perlu adanya suatu program aplikasi yang mampu mengolah sistem informasi. Sehingga penulis memutuskan untuk menetapkan judul penelitian sebagai berikut :

(10)

1.2. Identifikasi Dan Rumusan Masalah

Demi terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan informasi terhadap pelanggan, Distro 204 Flatland pun terus berusaha dengan berbagai upaya. Namun tetap saja tidak luput dari berbagai halangan dan hambatan, demikian pula yang dialami oleh Distro 204 Flatland Bandung. Maka dari itu penulis mengindetifikasikan permasalahan sebagai berikut :

1. Belum adanya sistem yang mampu mengelola data produk dengan baik untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan kinerja Petugas Distro 204 Flatland Bandung.

2. Belum adanya sistem penjualan yang dapat memudahkan proses pemesanan produk bagi pelanggan yang berada diluar daerah pada Distro 204 Flatland Bandung.

3. Lambatnya proses pembuatan rekapitulasi data produk, pemesanan dan penjualan sehingga menghambat pula dalam proses pembuatan keputusan bagi atasan(owner).

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan diatas, maka Penulis merumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana Sistem penjualan yang sedang berjalan pada Distro 204 Flatland Bandung.

(11)

5

3. Bagaimana pengujian Sistem Informasi penjualan yang diusulkan pada Distro 204 Flatland Bandung berbasis web.

4. Bagaimana implementasi Sistem Infromasi penjualan yang diusulkan pada Distro 204 Flatland Bandung berbasis web.

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah Untuk membangun “Sistem Informasi penjualan pada Distro 204 Flatland Bandung berbasis web”, guna mempermudah dan membantu permasalahan yang terjadi. Dengan harapan dapat memecahkan masalah sistem penjualan yang timbul pada Distro 204 Flatland Bandung.

Sedangkan Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Sistem yang sedang berjalan pada Distro 204 Flatland Bandung.

2. Untuk membuat perancangan Sitem Informasi penjualan pada Distro 204 Flatland Bandung berbasis web.

3. Untuk melakukan pengujian terhadap Sistem Informasi penjualan pada Distro 204 Flatland Bandung berbasis web.

(12)

1.4 Kegunaan Penelitian

Diharapkan hasil penelitian yang penulis lakukan ini, dapat bermanfaat sebagai referensi penelitian berikutnya di masa yang akan datang. Atau pun untuk dikembangkan kembali sebagai bahan laporan berikutnya.

1.4.1 Kegunaan Praktis

1. Untuk memudahkan petugas Distro 204 Flatland Bandung dalam melakukan pengelolaan data produk.

2. Memudahkan para konsumen untuk melihat-lihat dan memperoleh informasi tentang produk-produk terbaru, dan melakukan transaksi penjualan secara online.

3. Untuk mempercepat atasan(owner) dalam pengambilan keputusan.

1.4.2 Kegunaan Akademis

1 Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, memperluas khasanah sistem informasi berbasis web khususnya untuk sistem penjualan.

2. Bagi Penulis, sebagai bentuk pengaplikasian dari proses belajar selama ini dan guna menambah pengetahuan dan pengalaman tentang sistem informasi berbasis web di dalam suatu perusahaan.

(13)

7

1.5 Batasan Masalah

Pembatasan masalah dilakuka guna menghindari kesalahan dalam penafsiran terhadap program yang penulis rancang. Berikut batasan masalahnya :

1. Perancangan aplikasi ini hanya membahas tentang persediaan produk.

2. Aplikasi yang di rancang hanya dapat melayani penjualan produk dengan harga yang telah ditetapkan tanpa adanya perubahan harga dikemudian hari. 3. Pada perancangan sistem informasi penjualan ini, hanya dibahas tentang

rekapitulasi persediaan produk, pemesanan dan penjualan produk.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Distro 204 Flatland yang berlokasi di Jl. Phh Mustofa 204 Bandung.

(14)
(15)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem

Pengertian sistem sangatlah luas dan mempengaruhi semua aspek

kehidupan. Sistem sangat diperlukan dalam melakukan kinerja yang baik dan

terstruktur terhadap manajemen. Keterpaduan sistem ini memungkinkan

terciptanya kerjasama untuk menghasilkan informasi yang cepat, tepat dan akurat.

Pengertian sistem menurut Jogiyanto (2005 : 1) yang lebih menekankan

pada prosedurnya didefinisikan sebagai berikut :

“Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”.

Sedangkan pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari

prosedur lebih menekankan urut-urutan operasi di dalam sistem. Prosedur

(procedure) didefinisikan oleh Richard F. Neuschel yang disadur oleh Jogiyanto

(2005 : 1) mendefinisikan sebagai berikut :

“Prosedur adalah suatu urut-urutan operasi klerikal (tulis-menulis) biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis terjadi”.

Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sistem

merupakan suatu koordinasi dari komponen-komponen yang saling berhubungan

(16)

2.1.1 Elemen Sistem

Semua sistem meliputi tiga elemen utama yaitu input, transformasi dan

output. Sebagian sistem dapat mengendalikan operasi mereka sendiri yang disebut

sebagai sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem lingkaran tertutup

mencakup suatu mekanisme kontrol, tujuan dan lingkaran umpan balik (feedback

loop) disamping tiga elemen utama. Sistem yang tidak memiliki kemampuan

pengendalian disebut sistem lingkaran terbuka (open-loop system), dalam arti

mereka berhubungan dengan lingkungan mereka. Perusahaan adalah suatu contoh

sistem terbuka dan sistem lingkaran tertutup.

2.1.2 Karakteristik Sistem

Karakteristik atau sifat-sifat suatu sistem dapat dilihat seperti pada

Gambar 2.1 berikut ini:

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

(17)

11

Adapun karakteristik ataupun sifat-sifat dari sistem tertentu yaitu :

1. Komponen Sistem (Components)

Komponen-komponen ini saling berhubungan dan bekerja sama sehingga

tercipta satu kesatuan fungsi dari sistem. Sehingga sistem dapat mencapai

tujuannya.

2. Batas Sistem (Boundary)

Daerah pemisah antara satu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan

sistem lingkungan luarnya. Batasan sistem, maka dapat dipisahkan dan

dibedakan satu sistem dengan sistem yang lainnya maupun sistem dengan

lingkungan luar.

3. Lingkungan Luar (Environment)

Segala sesuatu yang berada diluar batas sistem, namun jika terdapat

ketidak-serasian antara lingkungan luar sistem dengan sistem maka dapat

menyebabkan terganggunya fungsi sistem tersebut. Oleh karena itu haruslah

senantiasa tercipta keharmonisan antara sistem dengan lingkungan luarnya.

4. Penghubung Sistem (System Interface)

Media perantara antara subsistem yang satu dengan subsistem yang lain.

Melalui penghubung sistem ini, maka dapat saling memberi dan menerima

sumber daya sehingga terjalin kerja sama dan dapat membentuk satu kesatuan

(18)

5. Masukan Sistem (Input)

Bahan atau energi yang dimasukkan kedalam sistem. Energi ini dimasukkan

kedalam sistem untuk diproses oleh sistem sesuai dengan fungsi dari sistem

agar dapat menghasilkan proses keluaran.

6. Keluaran Sistem (Output)

Hasil dari proses pengolahan input. Keluaran dapat merupakan masukan untuk

subsistem yang lain atau kepada subpra sistem.

7. Pengolahan Sistem (Proces)

Mesin yang digunakan secara mekanisme ataupun manual untuk mengubah

masukan menjadi keluaran atau data menjadi informasi.

8. Sasaran dan Tujuan

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran yang harus dicapai oleh

sistem. Suatu sistem dapat dikatakan berhasil menjalankan fungsinya jika

berhasil mencapai sasaran dan tujuan sistem tersebut.

2.1.3 Klasifikasi Sistem

Sistem menurut Azhar Susanto (2004) dapat diklasifikasikan dari beberapa

sudut pandang, terbagi menjadi :

1. Sistem terbuka dan tertutup

Suatu sistem dikatakan terbuka menurut Ludwig Von Bertalanffy bila

aktivitas didalam sistem tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, sedangkan

suatu sistem dikatakan tertutup bila aktivitas-aktivitas didalam sistem tersebut

(19)

13

2. Sistem buatan manusia dan Tuhan

Suatu sistem bila diklasifikasikan berdasarkan asalnya, sistem tersebut bisa

diklasifikasikan sebagai sistem yang ada secara alamiah (buatan Tuhan) atau

buatan manusia. Sebagai contoh sistem tata surya, adalah sistem yang secara

alamiah, sedangkan organisasi perusahaan adalah sistem buatan manusia.

3. Sistem berjalan dan konseptual

Suatu sistem yang belum diterapkan disebut sistem konseptual. Suatu sistem

konseptual yang dapat diterima oleh pemakai sistem sehingga pemakai sistem

tersebut menggunakannya untuk menunjang operasi sehari-hari maka sistem

tersebut berubah menjadi sistem berjalan.

4. Sistem sederhana dan Kompleks

Sebuah sistem yang sederhana merupakan sebuah sistem yang terbentuk dari

sedikit tingkatan dan komponen atau subsistem serta hubungan antara mereka

sangat sederhana, misalnya sistem yang digunakan oleh pengantar koran.

Sebuah sistem yang kompleks jelas terdiri dari banyak komponen atau

tingkatan yang dihubungkan dalam berbagai cara yang berbeda, seperti

perusahaan.

5. Kinerja bisa yang dapat dan tidak dapat dipastikan

Sebuah sistem yang dapat dipastikan kinerjanya artinya ditentukan pada saat

sistem akan dan sedang dibuat. Sedangkan sistem yang tidak dapat dipastikan

kinerjanya artinya tidak dapat ditentukan dari awal tergantung kepada situasi

(20)

6. Sistem sementara dan selamanya

Suatu sistem yang mungkin digunakan untuk selamanya mungkin juga

digunakan untuk periode waktu tertentu.

7. Sistem secara pisik dan abstrak

Sistem dapat dilihat dari wujudnya misalnya kendaraan bermotor, sedangkan

yang abstrak seperti organisasi.

8. Sistem, subsistem dan super sistem

Subsistem adalah sistem yang lebih kecil dalam sebuah sistem, sedangkan

super sistem adalah sistem yang lebih besar.

9. Sistem yang bisa beradaptasi dan tidak bisa beradaptasi

Berdasarkan fleksibilitasnya, karakteristik suatu sistem dapat dibedakan

apakah sistem tersebut dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi

dilingkungannya atau tidak.

2.2 Konsep Dasar Informasi

Informasi adalah data yang telah diproses dan memiliki arti atau manfaat

bagi penggunanya. Informasi sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu

organisasi sangatlah penting karena informasi merupakan landasan untuk

mengambil suatu keputusan dan data merupakan sumber dari informasi.

Konsep dasar informasi menurut Jogiyanto (2005 : 8) adalah data yang

(21)

15

Dari pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa informasi

merupakan suatu hasil (output) dari suatu data yang diolah dengan metode

pendekatan dan pengembangan tertentu.

2.2.1 Siklus Informasi

Data merupakan fakta atau kejadian yang belum berguna bagi

penerimanya, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui dengan suatu

metode pendekatan dan pengembangan tertentu untuk dihasilkan suatu informasi.

Data diolah sehingga menghasilkan informasi, kemudian penerima

menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan,

yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat suatu

data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat

sebuah model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini oleh John Burch

disebut dengan siklus informasi (information cycle), siklus ini disebut juga dengan

siklus pengolahan data (data processing cycle).

2.2.2 Kualitas Informasi

Baik buruknya kualitas suatu informasi menurut Jogiyanto (2005 : 10)

dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain :

1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias

atau menyesatkan. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi

sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise)

yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.

2. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak

(22)

karena informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi.

Informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila

pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk

organisasi. Dewasa ini mahalnya informasi disebabkan harus cepatnya

informasi tersebut didapat, sehingga diperlukan teknologi-teknologi mutakhir

untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya.

3. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan lainnya berbeda.

Misalnya informasi mengenai sebab-musabab kerusakan mesin produksi

kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila

ditujukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya informasi mengenai

harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang

relevan, tetapi relevan untuk akuntan.

2.2.3 Nilai Informasi

Menurut Jogiyanto (2005 : 11), nilai dari informasi (value of information)

ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu

informasi dikatakan bernilai apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan

dengan biaya mendapatkannya. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi hal

ketidakpastian di dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan.

Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan didalam suatu

informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Sehingga tidak

memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada

(23)

17

informasi tidak dapat persis ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang,

tetapi dapat ditaksir dari nilai efektifitasnya.

2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi

Informasi diperoleh dari sistem informasi (information system) atau

processing system. Sistem informasi menurut Robert A Letch dan K. Roscoe

Davis, disadur oleh Jogiyanto (2005 : 11) :

“Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

Dari pengertian diatas, sistem informasi dapat didefinisikan pula sebagai

suatu kesatuan dari berbagai bagian atau elemen-elemen atau subsistem-subsistem

yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya untuk mencapai suatu

tujuan tertentu.

2.3.1 Komponen Sistem Informasi

Jogiyanto (2005 : 12), dalam buku Analisis Dan Desain, John Burch dan

Gary Grudnitski mengemukakan bahwa sistem informasi terdiri dari

komponen-komponen yang disebutnya dengan istilah blok bangunan (building block), yaitu :

1. Blok Masukan (Input Block)

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi, input disini

termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan

(24)

2. Blok Model (Model Block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang

akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan

cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok Keluaran (Output Block)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang

berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen

serta semua pemakai sistem.

4. Blok Teknologi (Technology Block)

Teknologi merupakan Toolbox dalam sistem informasi. Teknologi digunakan

untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,

menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari

sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi

(brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

5. Blok Basis Data (Database Block)

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling

berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras

komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu

disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyedian informasi lebih

lanjut.

6. Blok Kendali (Controls Block)

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya bencana

(25)

19

kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, tidak efisien, sabotase dan

sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk

meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun

bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.4 Definisi Penjualan Distro Online

Penjualan distro online merupakan sutau aktivitas dalam suatu perusahaan

yang bergerak dibidang pakaian atau aksesoris guna memperoleh pendapatan

melalui media yang terkoneksi ke internet.

Definisi-definisi berikut merupakan penjabaran dari teori yang penulis

gunakan dalam penyusunan laporan ini.

2.4.1 Definisi Penjualan

Penjualan adalah suatu aktivitas perusahaan yang utama dalam

memperoleh pendapatan, baik untuk perusahaan besar maupun perusahaan kecil.

Penjualan merupakan sasaran akhir dari kegiatan pemasaran, karena pada bagian

ini ada penetapan harga, diadakan perundingan dan perjanjian serah terima

barang, maupun perjanjian cara pembayaran yang disepakati oleh kedua belah

pihak, sehingga tercapai suatu titik kepuasan (Mulyadi, 2001).

2.4.2 Definisi Sistem Penjualan

Sistem Penjualanadalah sistem yang melibatkan sumberdaya dalam suatu

organisasi, prosedur, data, serta sarana pendukung untuk mengoperasikan sistem

penjualan, sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi pihak

(26)

2.4.3 Definisi Sistem Informasi Penjualan

Sistem Informasi Penjualandiartikan sebagai suatu pembuatan pernyataan

penjualan, kegiatan akan dijelaskan melalui prosedur-prosedur yang meliputi

urutan kegiatan sejak diterimanya pesanan dari pembeli, pengecekan barang ada

atau tidak ada dan diteruskan dengan pengiriman barang yang disertai dengan

pembuatan faktur dan mengadakan pencatatan atas penjualan yang berlaku.

2.4.4 Definisi Distro

Distro adalah singkatan dari distribution store atau kurang lebih sama

dengan FO (factory outlet) semacam toko yang menjual pakaian atau asesoris

dengan merek-merek tertentu (atau memiliki merek sendiri) dan pangsa pasar

tertentu. Biasanya barang yang dijual jumlah dan jenisnya terbatas atau tidak

dijual di tempat lain dan harga kadang lebih murah karena barangnya lebih

banyak yang langsung dikirim dari pabrik atau hasil produk sendiri dan juga bisa

di artikan Sebuah usaha yang biasanya bergerak pada bidang garment dan di

kelola oleh anak muda dengan menyediakan berbagai kebutuhan sandang yang

berbasiskan desain unik yang di khususkan untuk kalangan muda ataupun

dewasa.

Distro sebagai sekadar wadah atau perwujudan hasil kreasi dari berbagai

clothing. Di sisi lain, tidak semua clothing memproduksi aneka busana dan

aksesori yang berkaitan dengan anak muda. Sekadar informasi, clothing yaitu

produsen sekaligus pemasok aneka busana dan aksesorinya ke berbagai distro.

(27)

21

2.4.5 Poin Penting Pada lingkup Distro

Merek dalam distro dan clothing adalah hal yang sangat penting bagi

produk jasa maupun barang. Merek bisa menarik minat konsumen untuk memakai

produk tersebut. Bahkan keberadaan merek menjadi pilar yang menunjang

keberhasilan suatu bisnis, sama hal nya dengan para bloger yang memberi merek,

nama, atau judul blog dengan kata yang unik dan menarik.

Ada beberapa cara untuk membuat atau memilih nama merek, mulai dari

menemukan dari ide sendiri atau menggunakan jasa konsultan. Berbagai definisi

menekankan bahwa adanya hubungan antara konsumen dengan merek(consumer

to brand relationship) dimana merek dalam kenyataanya tidak hanya sekedar

logo, nama atau simbol. Ada aspek emosional yang bermain di sana sebagaimana

halnya faktor-faktor fisikal yang menunjukan bahwa merek memiliki ekuitasnya

sendiri yang dibagi menjadi beberapa konteks dan dapat dikategorikan menjadi:

1. Loyalitas Merek (Brand loyalty)

Yaitu sebuah merek menjadi suatu ciri khas yang harus konsisten dengan konsep,

karakter produk tersebut.

2. Kedekatan Merek (Brand Awareness)

Hal ini berkaitan dengan merek dan kebutuhan konsumennya. Dimana merek dan

produk melakukan penyesuaian kebutuhan konsumen yang berkaitan dengan

(28)

3. Kualitas Penerimaan (preceived quality)

Nilai dari produk dan kualitas dari merek harus terjaga, pada saat mengurangi

sedikit nilai penerimaan konsumen maka akan mengurangi kepercayaan terhadap

merek.

4. Paten dan Trademark

Memposisikan diri dan menghargai poduk dan karya kita sebagai sesuatu yang

legal dan terdaftar di mata hukum.

2.4.6 Definisi Online

Arti istilah online[http://www.total.or.id] dianggap berkaitan erat dengan

pengertian terhubung, terkoneksi, aktif dan siap untuk operasi, dapat

berkomunikasi dengan atau dikontrol oleh komputer. Online ini juga bisa

diartikan sebagai suatu keadaan di mana sebuah device (komputer) terhubung

dengan device lain, biasanya melalui modem.

2.5 Definisi Internet

Internet adalah sebuah jaringan besar yang terdiri dari berbagai jaringan

yang meliputi jaringan bersifat bisnis, pendidikan dan riset serta menghubungkan

jutaan komputer didalam jaringan-jaringan tersebut. URL merupakan singkatan

dari Uniform Resources Locator adalah cara standar yang digunakan untuk

menentukan situs atau halaman pada internet. URL merupakan cara standar untuk

menampilkan informasi tentang jenis isi dan lokasi file : nama file, lokasi

komputer di internet, letak file di dalam komputer, dan protokol internet yang

(29)

23

2.6 E-Commerce

E-commerce, atau Electronic Commerce merupakan salah satu teknologi

yang berkembang pesat dalam dunia per-internet-an. Penggunaann sistem E-Com,

begitu biasanya Ecommerce disingkat, sebenarnya dapat menguntungkan banyak

pihak, baik pihak konsumen, maupun pihak produsen dan penjual (retailer). Di

Indonesia, sistem E-com ini kurang populer, karena banyak pengguna internet

yang masih menyangsikan keamanan sistem ini, dan kurangnya pengetahuan

mereka mengenai apa itu E-Com yang sebenarnya.

Bagi pihak konsumen, menggunakan E-Com dapat membuat waktu

berbelanja menjadi singkat. Tidak ada lagi berlama-lama mengelilingi pusat

pertokoan untuk mencari barang yang diinginkan. Selain itu, harga barang-barang

yang dijual melalui E-Com biasanya lebih murah dibandingkan dengan harga di

toko, karena jalur distribusi dari produsen barang ke pihak penjual lebih singkat

dibandingkan dengan toko konvensional.

Online shopping menyediakan banyak kemudahan dan kelebihan jika

dibandingkan dengan cara belanja yang konvensional. Selain bisa menjadi lebih

cepat, di internet telah tersedia hampir semua macam barang yang biasanya dijual

secara lengkap. Selain itu, biasanya informasi tentang barang jualan tersedia

secara lengkap, sehingga walaupun kita tidak membeli secara online, kita bisa

mendapatkan banyak informasi penting yang diperlukan untuk memilih suatu

(30)

2.6.1 Mekanisme E-Commerce

Pembeli yang hendak memilih belanjaan yang akan dibeli bisa

menggunakan ‘shopping cart’ untuk menyimpan data tentang barang-barang yang

telah dipilih dan akan dibayar. Konsep ‘shopping cart’ ini meniru kereta belanja

yang biasanya digunakan orang untuk berbelanja di pasar swalayan. ‘Shopping

cart’ biasanya berupa formulir dalam web, dan dibuat dengan kombinasi CGI,

database, dan HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke shopping cart

masih bisa di-cancel, jika pembeli berniat untuk membatalkan membeli barang

tersebut.

Jika pembeli ingin membayar untuk barang yang telah dipilih, ia harus

mengisi form transaksi. Biasanya form ini menanyakan identitas pembeli serta

nomor kartu kredit. Karena informasi ini bisa disalahgunakan jika jatuh ke tangan

yang salah, maka pihak penyedia jasa e-commerce telah mengusahakan agar

pengiriman data-data tersebut berjalan secara aman, dengan menggunakan standar

security tertentu.

Setelah pembeli mengadakan transaksi, retailer akan mengirimkan barang

yang dipesan melalui jasa pos langsung ke rumah pembeli. Beberapa cybershop

menyediakan fasilitas bagi pembeli untuk mengecek status barang yang telah

(31)

25

2.6.2 Tipe-tipe Bisnis E-commerce

1. B2B ( Bussines to Bussines )

B2B adalah transaksi secara elektronik antara entitas atau obyek bisnis

yang satu ke obyek bisnis lainnya, dapat disimpulkan B2B disebut juga transaksi

antar perusahaan, transaksinya menggunakan EDI (Electronic Data Interchange)

dan email untuk pembelian barang dan jasa, informasi & konsultasi, dan

digunakan untuk pengiriman dan permintaan proposal bisnis.

2. B2C (Bussines to Consument )

adalah kegiatan E-businesses dalam pelayanan secara langsung kepada

konsumen melalui barang atau jasa. Dengan penjualan langsung di internet dan

pemesanan dapat langsung dilakukan oleh konsumen karena biaya sudah

tercantum. kelebihan dari B2C adalah sebagai berikut : disebut dengan transaksi

pasar, konsumen mempelajari produk yang ditawarkan melalui publikasi,

membeli dengan electronic cash & system secure payment, dan memintaagar

barang dikirimkan.

3. C2C ( Consumer to Consumer )

C2C adalah model e-commerce yang menjamur di Indonesia saat ini.

Contoh dari C2C adalah iklan baris dan toko-toko buku online dadakan (dimiliki

(32)

C2C terjadi seorang individu melakukan penjualan produk/ jasa langsung kepada

individu lainnya.

4. B2B2C ( Bussines to Bussines & Bussines to Consument )

B2B2C adalah campuran dari keduanya, di mana terdapat perusahaan yang

menyediakan produk/ jasa mereka kepada klien/ agen dan di lain sisi klien/ agen

tersebut juga mempunyai customer tempat mereka menjual produk/ jasa tersebut.

5. B2E ( Bussines to Employee )

B2E adalah layanan yang disediakan sebuah perusahaan pada

karyawannya untuk memudahkan urusan karyawan dengan perusahaan. Misalkan

seorang karyawan yang ingin mengambil cuti, tidak perlu lagi menghadap bagian

kepegawaian. Ia dapat mengakses situs resmi perusahaan dan mengajukan

permohonan cuti tersebut. Atau seorang karyawan yang ingin mendapatkan

tunjangan kesehatan karena dirawat di rumah sakit, cukup mengakses situs resmi

perusahaan dan mengisi formulir secara online.

2.7 Konsep Dasar Objek

Munawar (2005 : 34), mengemukakan bahwa konsep object oriented

dibangun atas beberapa prinsip dasar. Objek adalah contoh atau instance dari

sebuah class. Beberapa objek mempunyai attribute dan operation yang sama akan

(33)

27

Adapun karakteristik dari pemrograman berorientasi objek adalah sebagai

berikut:

1. Abstraction (Abstraksi) merupakan Prinsip untuk merepresentasikan dunia

nyata yang kompleks menjadi satu bentuk model yang sederhana dengan

mengabaikan aspek-aspek lain yang tidak sesuai dengan permasalahan.

2. Encapsulation (Pembungkusan) adalah Pembungkusan atribut data dan

layanan (operasi-operasi) yang dipunvai objek. untuk menyembunyikan

implementasi dan objek sehingga objek lain tidak mengetahui cara kerjanya.

3. Polymorphism (Polimorfisme) adalah Kemampuan suatu objek untuk

digunakan di banyak tujuan yang berbeda dengan nama yang sama sehingga

menghemat baris program.

4. Inheritance merupakan Mekanisme yang memungkinkan satu objek (baca:

kelas’) mewarisi sebagian atau seluruh definisi dan objek lain sebagai bagian

dan dirinya.

5. Reusabilily merupakan Pemanfaatan kembali objek yang sudah didefinisikan

untuk suatu permasalahan pada permasalahan lainnva yang melibatkan objek

tersebut.

6. Generalisasi dan Spesialisasi Menunjukkan hubungan antara kelas dan objek

yang umum dengan kelas dan objek yang khusus.

7. Komunikasi Antar Objek, Komunikasi antar objek dilakukan lewat pesan

(34)

2.8 Perangkat Lunak Pendukung

Penulis menggunakan beberapa perangkat lunak pendukung yang

digunakan untuk pengembangan sistem, dibawah ini akan dijelaskan

perangkat-perangkat lunak yang penulis gunakan.

2.8.1 Hyper Text Markup Language (HTML)

Qcollege (2004 : 1-6), mengemukakan HTML adalah bahasa standar

penulisan dokumen web. Semua informasi yang akan diletakkan di web

menggunakan format penulisan HTML. File HTML adalah file teks yang

dilengkapi simbol-simbol untuk keperluan display. Simbol-simbol tadi disebut

tag. HTML kependekan dari Hyper Text Marhup languange. Dokumen HTML

adalah file teks murni yang dapat dibuat dengan editor teks sembarang. Dokumen

ini dikenal sebagai webpage. Dokumen HTML merupakan dokumen yang

disajikan dalam browser web surfer. Dokumen ini umumnya berisi informasi

ataupun interface aplikasi di dalam internet.

Dokumen HTML disusun oleh elemen-elemen. Elemen merupakan istilah

bagi komponen-komponen dasar pembentuk dokumen pembentuk HTML.

Beberapa contoh HTML adalah: head, body, table, paragraph, dan list.

Untuk menandai berbagai elemen dalam suatu dokumen HTML, dapat

menggunakan tag. Tag HTML terdiri atas sebuah kurung sudut kiri (<. Tanda

lebih kecil), sebuah nama tag, dan sebuah kurung sudut kanan (>, tanda lebih

besar). Tag umumnya berpasangan (misalnya <H1> dengan </H1>, tag yang

(35)

29

menunjukan tag awal yang berarti awal elemen, dan yang kedua menunjukan tag

akhir, berarti akhir elemen.

Elemen yang dibutuhkan untuk membuat suatu dokumen HTML

dinyatakan dengan tag <html>,<head>, dan <body> berikut tag pasangannya.

Setiap dokumen terdiri atas tag head dan body. Elemen head berisi informasi

tentang dokumen tersebut, dan elemen body berisi tentang teks yang sebenarnya

yang tersusun dari link, grafik, paragraf, dan elemen lainya.

2.8.2 Hypertext Preprocessor (PHP)

PHP (Hypertxt Preprocessor) adalah sebuah bahasa pemrograman yang

berbentuk scripting, sistem kerja program ini adalah sebagai interpreter bukan

sebagai Compiler. PHP menurut Syafii (2004 : v) merupakan bahasa

pemrograman berbasis web yang terbukti sangat reliable penggunaannya dan

mempunyai dukungan yang kuat.

2.8.3 MySQL Database

MySql merupakan salah satu perangkat lunak sistem pengelola basis data

DBMS (Data Base Management System). MySQL merupakan sebuah hubungan

Data Base Management System (DBMS) yang membantu sebuah model data yang

terdiri atas kumpulan hubungan nama (named relation).Database MySQL adalah

salah satu database yang open source. Database ini banyak dipasangkan dengan

script PHP. Penyebab utama MySQL begitu populer di kalangan Web karena

cocok bekerja di lingkungan tersebut, selain itu karena :

1 MySQL tersedia di berbagai platform dan kompatibel dalam berbagai sistem

(36)

2 Fitur-fitur yang dimiliki MySQL merupakan fitur-fitur yang biasanya banyak

dibutuhkan dalam aplikasi web.

3 MySQL memiliki overhead koneksi yang rendah, sehingga kecepatan koneksi

relatif tinggi.

2.8.4 Apache

Apache merupakan web server yang paling banyak digunakan saat ini.

Apache digunakan karena faktor kecepatan, kinerja yang stabil, dan performansi.

Apache sebagai web server mempunyai fungsi untuk melayani permintaan data

dalam protocol HTTP. Apache melayani permintaan data dalam bentuk/ format

teks, gambar, suara, animasi dan video.

2.8.5 Macromedia Dream Weaver 8

Macromedia Dreamweaver 8.0 [http://ms.wikipedia.org] adalah sebuah

software web design yang menawarkan cara mendesain website dengan dua

langkah sekaligus dalam satu waktu, yaitu mendesain dan memprogram.

Macromedia Dreamweaver merupakan editor visual yang proporsional

untuk membuat, menambah dan mengelola situs web dan halaman-halaman

HTML. Dengan Dreamweaver sangat mudah membuat dan mengedit lintas

platform termasuk lintas platform browser. Dreamweaver menyediakan desain

tingkat tinggi dan tools untuk layout, kemudian juga sangat mudah menggunakan

kemampuan Dynamic HTML seperti animasi layer dan behaviours tanpa perlu

(37)

31 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Dalam menentukan objek penelitian, penulis malakukannya pada Distro 204 Flatland yang beralamat di Jl. Phh Mustofa 204 Bandung.

Dimana Distro tersebut belum memiliki media dalam mempromosikan, penjualan produk pada konsumen dan berupa proses pemesanan produk secara online. Maka penulis akan melakukan penelitian pada distro tersebut untuk

membangun sebuah sistem online (website) sebagai sarana informasi dan proses bisnis.

3.1.1. Sejarah singkat Distro 204 Flatland Bandung

Pada era awal di mulai berdirinya distro-distro di Bandung, sebuah tim BMX Bandung dengan sebuah bengkelnya terinspirasi untuk mengembangkan eksistensinya dengan membuat sebuah usaha Distro. Nama Distro 204 Flatland ini diambil dari nama sebuah tim BMX dan bengkelnya yaitu 204 Flatland yang di pelopori oleh Bpk. Ipunk dan juga sekaligus pemilik Distro 204 Flatland yang berdiri pada tahun 1998.

(38)

akhirnya usaha tersebut menjadi kerajaan kecil milik bersama yang berkembang pesat dan bertahan hingga sekarang dengan lini usaha distro (distribution outlet) 204 Flatland sebagai usaha tambahan yang menjadi prioritas saat ini dalam perkembangannya.

Awal tujuan dari didirikan distro ini tiada lain adalah sebagai tempat berkumpulnya komunitas sepeda dan para rider tim BMX 204 Flatland, tetapi lama kelamaan produk yang di hasilkan di distro ini pun banyak di gemari kalangan anak muda khususnya Kota Bandung. Hingga memutuskan untuk memperbesar produksi dan usaha ini di karenakan permintaan yang semakin naik, sudah banyak Tim-tim sepeda Bandung yang di-endorse oleh distro ini, tidak hanya itu distro ini pun ramai di kunjungi oleh komunitas band-band Bandung, dikarenakan dahulunya pemilik distro ini sempat eksis didunia musik Bandung. Sehingga para Buyer pun banyak yang tertarik untuk belanja ataupun berkunjung untuk sekedar melihat-lihat produk terbaru distro 204 flatland.

3.1.2. Visi dan Misi Distro

Untuk mengembangkan style dikalangan penggemar musik Underground dan para penggemar sepeda MTB, BMX, dan Lowrider.

3.1.3. Struktur Organisasi Distro

Setiap Perusahaan tentunya dalam menjalankan tugasnya selalu berusaha menciptakan suatu tata kerja yang baik, teratur dan rapi sebagai alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan digariskan oleh Perusahaan itu sendiri.

(39)

33

baik pula, yaitu struktur organisasi yang sederhana dapat bekerja secara efisien serta memungkinkan adanya pemisahan tugas, tanggung jawab dan wewenang yang jelas pada setiap bagian yang ada dalam distro itu sendiri.

Berikut ini adalah Struktur Organisasi Distro 204 Flatland, berlaku hingga

Desember 2012 :

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Distro 204 Flatland Bandung.

3.1.4. Deskripsi Tugas

Setiap distro dalam menjalankan tugas dan kegiatannya selalu berusaha mempunyai job description yang baik yang dibuat oleh distro tersebut.

Adapun uraian tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang pokok organisasi Distro 204 Flatland adalah sebagai berikut :

1. PEMILIK/ Owner

Adalah pemilik yang mempunyai hak untuk membuat keputusan di dalam aktifitas di dalam distro tersebut.

PEMILIK

Owner

PENANGGUNG JAWAB

(40)

2. PENANGGUNG JAWAB DISTRO

Tugas dari penanggung jawab distro ini adalah sebagai penanggung jawab sekaligus pengelola barang produksi yang sudah di buat dan juga memberi tugas kepada pegawai sesuai dengan bidangnya masing masing.

3. DESAINER

Posisi Desainer disini adalah membuat design barang produksi.

4. PEGAWAI

Mempunyai tugas melayani pelanggan atau konsumen yang datang.

5. KASIR

Mempunyai tugas dan melayani konsumen di bidang transaksi keuangan dalam penjualan barang.

6. PRODUKSI

Mempunyai tugas untuk membuat produk berdasarkan desain yang telah dibuat oleh desainer.

7. GUDANG

Mempunyai tugas di gudang untuk mengecek barang dan mengatur segala macam aktifitas gudang.

3.2. Metode Penelitian

(41)

35

Metode yang digunakan dalam melaksanakan penelitian merupakan dasar penyusunan rancangan penelitian dan merupakan penjabaran dari metode ilmiah secara umum.

3.2.1. Desain Penelitian

Dengan metode deskriptif pada pendekatan kasus pada Distro 204 Flatland, yaitu suatu metode dengan tujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada suatu objek penelitian tertentu. Pada tahap pertama penulis melakukan dengan cara mengumpulkan data dan bahan yang diperlukan terlebih dahulu, dan pada tahap berikutnya penulis mengolah dan membahas sampai pada suatu kesimpulan yang pada akhirnya dapat dibuat suatu laporan untuk melampirkan semua kegiatan yang dikerjakan selama dilakukannya penelitian di Distro 204 Flatland.

3.2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data sebagai bahan laporan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara.

3.2.2.1 Sumber Data Primer

(42)

1. Wawancara

Wawancara proses untuk mendapatkan data dengan melakukan dialog langsung kepada orang yang dianggap bisa memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penulis yaitu bagi Penanggung Jawab Distro.

2. Observasi

Proses untuk mendapatkan data dengan mengamati objek yang akan diteliti secara langsung di tempat penelitian yaitu di Distro 204 Flatland.

3.2.2.2 Sumber Data Sekunder

Data sekunder yaitu data – data yang diperoleh secara tidak langsung yang dapat dijadikan data pendukung sumber data primer. Data sekunder yang penulis ambil yaitu struktur organisasi, sejarah distro, serta dokumen dokumen yang diperoleh dari tempat penelitian.

3.2.3 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

Metode pendekatan dan pengembangan sistem menggambarkan tahapan-tahapan dalam proses penelitian guna memecahkan masalah penelitian dari awal perencanaan hingga tercapainya tujuan penelitian dan pengembangan sistem.

3.2.3.1 Metode pendekatan Sistem

(43)

37

mengorganisasikan perangkat lunak sebagai kumpulan objek yang berisi data dan operasi yang diberlakukan terhadapnya.

3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem

Desain penelitian ini dimodelkan dengan menggunakan model proses prototype. Model proses prototype merupakan suatu metode dalam pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat sesuatu program dengan cepat dan bertahap sehingga dapat segera dievaluasi oleh pemakai (user). Berikut gambar dari metode pengembangan yang digunakan penulis :

Gambar 3.2 Metode Pendekatan Prototype Paradigma

(Sumber : Pressman, Roger S., 2002, Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi jilid Dua, Penerbit: Andi Offset, Yogyakarta).

(44)

masukan-masukan sehingga sistem informasi yang dihasilkan betul-betul sesuai dengan yang diinginkan.

Metode protoype dirancang agar dapat menerima perubahan-perubahan dalam rangka menyempurnakan prototype yang sudah ada sehingga pada akhirnya

dapat menghasilkan sistem informasi yang dapat diterima dan memberikan gambaran bagaimana penggunaan sistem tersebut kepada pemakai setelah sistem tersebut disetujui. Berikut adalah langkah-langkah penulis dalam merancang sebuah sistem yang menggunakan mekanisme pengembangan sistem dengan prototype, langkah-langkah antara lain :

a. penulis akan mengidentifikasi kebutuhan User, supaya penulis bisa merancang sistem yang akan dibangun sesuai dengan yang diharapkan User. Sebelum pada tahap perancangan, penulis menganalisis sistem dengan cara melakukan pengumpulan data yaitu dengan research method (metode penelitian)/ observasi, dan interview (wawancara) dan dengan cara literature yaitu dengan dokumentasi terhadap kebutuhan yang diinginkan pemakai. b. Pada tahap kedua, penulis membuat prototype sistem tersebut untuk

memperlihatkan kepada user model sistem yang akan dirancang.

c. Pada tahap ketiga, penulis melakukan uji coba sistem yang telah dirancang untuk memastikan bahwa sistem tersebut dapat digunakan dengan baik dan benar, sesuai kebutuhan pemakai.

(45)

39

dikerjakan, penulis akan kembali lagi pada tahap ketiga yaitu melakukan pengujian prototype kembali.

Seluruh metode pengembangan sistem memiliki kelebihan dan kekurangan, berikut adalah kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan dari

metode prototype : 1. Kelebihan

a. Pendefinisian kebutuhan pemakai lebih baik karena keterlibatan pemakai yang lebih intensif.

b. Memperkecil kesalahan disebabkan pada setiap versi prototype kesalahan segera terdeteksi oleh pemakai.

c. Pemakai mempunyai kesempatan dalam meminta perubahan-perubahan. d. Mempersingkat waktu dalam mengembangkan sistem secara keseluruhan e. Menghemat biaya jika dibandingkan dengan metode SDLC tradisional. 2. Kekurangan

a. Sistem akan baik jika pemakai sungguh-sungguh meluangkan waktunya untuk menggarap prototype.

b. Dokumentasi sering terabaikan karena pengembang lebih berkonsentrasi pada tahap pengujian dan pembuatan prototype.

c. Waktu yang singkat menghasilkan sistem yng tidak lengkap dan kurang teruji.

(46)

e. Apabila prototype tak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan prototype tak pernah berakhir karena usulan perubahan terlalu sering

dipenuhi.

3.2.3.3Alat Bantu Analisis dan Perancangan

Alat bantu pemodelan yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan UML. Unfied Modelling Language (UML) menurut Martin Fowler (2005 : 1) adalah keluarga notasi grafis yang didukung oleh meta-model tunggal, yang membantu pendeskripsian dan desain sistem perangkat lunak, khususnya sistem yang dibangun menggunakan pemrograman berorientasi objek (OO). UML merupakan standar yang relatif terbuka yang dikontrol oleh Object Management Company (OMG), sebuah konsorsium terbuka yang terdiri dari banyak

perusahaan.

3.2.3.3.1 Use Case Diagram

Use Case menurut Martin Fowler (2005 : 141) adalah teknik untuk

merekam persyaratan fungsional sebuah sistem. Use Case mendeskripsikan interaksi tipikal antara para pengguna sistem dengan sistem itu sendiri, dengan memberi sebuah narasi tentang bagaimana sistem tersebut digunakan. Use Case Diagram menampilkan aktor mana yang menggunakan use case mana, uses case

mana yang memasukkan use case lain dan hubungan antara aktor dan use case.

3.2.3.3.2 Activity diagram

Activity diagram menurut Martin Fowler (2005 : 163) adalah teknik untuk

(47)

41

prinsip antara notasi diagram alir adalah activity diagram mendukung behavior paralel. Node pada sebuah activity diagram disebut sebagai action, sehingga diagram tersebut menampilkan sebuah activity yang tersusun dari action.

3.2.3.3.3 Class Diagram

Class diagram menurut Munawar (2005 : 28) merupakan himpunan dari

objek-objek yang sejenis. Sebuah objek memiliki keadaan sesaat (state) dan perilaku (behavior). State sebuah objek adalah kondisi objek tersebut yang dinyatakan dalam attribute/ properties. Sedangkan perilaku suatu objek mendefinisikan bagaimana sebuah objek bertindak/ beraksi dan memberikan reaksi.

3.2.3.3.4 Sequence Diagram

Sequence diagram menurut Munawar (2005 : 187) adalah grafik dua

dimensi dimana obyek ditunjukkan dalam dimensi horizontal, sedangkan lifeline ditunjukkan dalam dimensi vertikal.

3.2.3.3.5 Collaboration Diagram

Collaboration diagram menurut Munawar (2005 : 101) adalah perluasan

dari objek diagram. Objek diagram menunjukkan objek-objek yang hubungannya satu dengan yang lain. Collaboration diagram menunnjukkan mesage-message objek yang dikirim satu sama lain.

3.2.3.3.6 Component Diagram

Component diagram menurut Munawar (2005 : 119), mempresentasikan

(48)

fisik dari sebuah sistem karena menetap di komputer. Component diagram mengandung component, iterface dan relationship.

3.2.3.3.7 Deployment Diagram

Deployment diagram menurut Munawar (2005 : 125), menunjukkan tata

letak sebuah sistem secara fisik, menampakkan bagian-bagian software yang berjalan pada bagian-bagian hardware.

3.2.4 Pengujian Prangkat Lunak

Metode pengujian perangkat lunak adalah cara atau teknik untuk menguji perangkat lunak, mempunyai mekanisme untuk mementukan data uji yang dapat menguji perangkat lunak secara lengkap dan mempunyai kemungkinan tinggi untuk menemukan kesalahan. Dengan menggunakan metode pengujian black box testing yang berarti pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Pengujian black box merupakan metode perancangan uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak yang meliputi 3 (tiga) faktor pengujian yang dilakukan secara internal terhadap “perancangan sistem informasi penjualan pada Distro 204 Flatland Bandung berbasis web”.

1. Authorization

(49)

43

2. File Integrity

Menekankan pada data yang dimasukan melalui aplikasi akan tidak bisa diubah. Procedure yang akan memastikan bahwa file yang digunakan benar dan data di dalam file tersebut akan disimpan sekuensial dan benar.

3. Correctness

(50)

4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan

Analisis terhadap sistem yang berjalan dimaksudkan untuk mempelajari

secara seksama terhadap suatu sistem yang sedang dijalankan oleh suatu

organisasi, sehingga mampu memperkirakan dan merincikan seluruh dokumen

ataupun prosedur yang terlibat dan membuat rekomendasi untuk organisasi

dengan memperhitungkan segi penyelesaian yang akan dicapai.

4.1.1 Analisis Prosedur yang berjalan

Analisis terhadap prosedur-prosedur yang sedang berjalan hendaknya

perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukannya perancangan terhadap

sistem yang akan diusulkan. Dan harus pula dilakukan analisis terhadap hal-hal

yang menjadi tujuan pemakai sehingga masalah tersebut dapat didefinisikan

secara jelas.

4.1.1.1 Use Case Diagram

Use case diagram menggambarkan siapa saja aktor yang melakukan

prosedur dalam sistem serta fungsi-fungsi (proses) yang terlibat dalam

transformasi pada sistem tersebut. Adapun use case diagram yang berjalan saat ini

(51)

Gambar 4.1 Use Case Diagram Sistem Informasi Penjualan yang Sedang

Berjalan pada Distro 204 Flatland.

4.1.1.2 Skenario Use Case

Peran skenario use case yaitu guna memudahkan dalam menganalisa

skenario yang akan kita gunakan pada fase-fase berikutnya dengan melakukan

penilaian terhadap skenario tersebut. Adapun tahapan-tahapan sekenario use case

yang sedang berjalan pada Distro 204 Flatland Bandung adalah sebagai berikut :

1. Nama Use Case : Lihat Produk

Aktor : Pelanggan

Tujuan : Melihat produk

Tabel 4.1Tabel skenario use case Melihat Produk

Pelanggan Sistem

1. Berkunjung untuk melihat-lihat

produk yang tersedia

2. Menampilkan atau memajang

(52)

Tujuan : Melakukan transaksi penjualan produk

Tabel 4.2Tabel skenario use case Transaksi penjualan Produk

Pelanggan Pegawai

1. Melakukan pemesanan produk

2. Memeriksa persediaan produk

3. Menerima informasi tentang

persediaan dan harga produk

4. Menyimpan informasi dari proses

transaksi penjualan produk

5. Membuat dan mencetak Struk

Penjualan

6. Menerima Struk Penjualan

3. Nama Use Case : Mengelola persediaan produk

Aktor : Pegawai

(53)

Tabel 4.3Tabel skenario use case mengelola persediaan produk

Pegawai Sistem

1. Melakukan manipulasi

persediaan produk.

2. Menyimpan informasi perubahan

persediaan produk

4. Nama Use Case : Membuat rekapitulasi persediaan produk

Aktor : Pegawai

Tujuan : Membuat dan mencetak rekapitulasi persediaan

produk

Tabel 4.4Tabel skenario use case membuat rekapitulasi persediaan produk

Sistem Pegawai

1. Menampilkan data-data

persediaan produk

2. Membuat dan mencetak

rekapitulasi persediaan produk

5. Nama Use Case : Membuat rekapitulasi transaksi penjualan produk

Aktor : Pegawai

Tujuan : Membuat dan mencetak rekapitulasi transaksi

(54)

Pegawai Sistem

1. Menampilkan informasi-informasi

transaksi penjualan produk

2. Membuat dan mencetak

rekapitulasi transaksi penjualan

produk

4.1.1.3 Activity Diagram

Activitydiagram digunakan untuk menggambarkan kegiatan-kegiatan yang

ada di dalam suatu sistem. Agar dapat lebih memahami tentang sistem yang akan

dibuat, maka perlu dibuatkan activity diagram tentang sistem yang sedang

berjalan, yaitu:

Gambar 4.2 ActivityDiagram Lihat Produk yang Sedang Berjalan pada Distro

204 Flatland Bandung.

Pada activity diagram lihat produk yang sedang berjalan ini,

menggambarkan dimana pelanggan datang langsung ke distro untuk melihat-lihat

produk yang tersedia dan terpajang di dalam distro 204 flatland. Berkunjung untuk melihat-lihat

produk yang tersedia

Menampilkan atau memajang produk yang tersedia

(55)

Gambar 4.3 ActivityDiagram Transaksi Penjualan Produk yang Sedang Berjalan

pada Distro 204 Flatland Bandung.

Dalam activity diagram transaksi penjualan produk yang sedang berjalan ini,

menggambarkan bagaimana pelanggan melakukan pemesanan suatu produk dan

pegawai distro memeriksa persedian produk yang dipesan. Apabila produk

tersedia maka transaksi dilanjutkan dan pegawai menyimpan semua informasi dari

proses transaksi penjualan lalu membuat dan mencetak struk untuk kemudian

diserahkan kepada pelanggan.

Gambar 4.4 Activity Diagram Mengelola Persediaan Produk yang Sedang

Berjalan pada Distro 204 Flatland Bandung. Melakukan

(56)

Gambar 4.5 ActivityDiagram Rekapitulasi Persediaan Produk yang Sedang

Berjalan pada Distro 204 Flatland Bandung.

Pada activity diagram ini, sistem menampilkan data-data persediaan

produk dan pegawai membuat dan mencetak laporan persediaan produk.

Gambar 4.6 ActivityDiagram Rekapitulasi Transaksi Penjualan Produk yang

Sedang Berjalan pada Distro 204 Flatland Bandung.

Dimana sistem menampilkan informasi-informasi transaksi penjualan

produk lalu pegawai membuat dan mencetak laporan transaksi penjualan produk.

4.1.2 Evaluasi Sistem yang sedang berjalan

Evaluasi terhadap sistem yang sedang berjalan dimaksudkan guna

memperoleh solusi terbaik terhadap perubahan sistem yang lebih baik, dan

evaluasi ini dilakukan setelah tahap proses analisis terhadap sistem yang sedang Menampilkan data-data

persediaan produk

Membuat dan mencetak rekapitulasi persediaan produk

Pegawai Sistem

Menampilkan informasi-informasi transaksi penjualan produk

Membuat dan mencetak rekapitulasi persediaan produk transaksi penjualan produk

Gambar

Tabel 4.2 Tabel skenario use case Transaksi penjualan Produk
Tabel 4.4 Tabel skenario use case membuat rekapitulasi persediaan produk
Gambar 4.4 Activity Diagram Mengelola Persediaan Produk yang Sedang
Tabel 4.6 Evaluasi Sistem yang Sedang Berjalan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara latihan menendang menggunakan Rubber Resistance dan latihan menendang menggunakan bending

Penurunan tingkat stres dapat terbukti dari besarnya prosentase tingkat stres normal setelah dilakukan hipnoterapi yaitu sebanyak 16 responden (53,33%) dari 0

Forced Delisting yang dialami emiten akibat emiten yang tidak melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip yang berlaku di Pasar Modal akan memberikan dampak

Hasil penelitian ini adalah kebijakan yang dilakukan Kepolisian Resor Kota Bandar Lampung dalam menanggulangi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor adalah

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan, maka hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: umur perusahaan, ukuran perusahaan, leverage,

[r]

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola makan dengan angka kejadian penyakit gigi dan mulut (stomatitis dan karies gigi) pada anak usia 8 sampai 12

belum tentu dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia memiliki potensi gerak yang dapat dikembangkan sampai maksimal, tetapi dalam kenyataannya gerak