iv
Analisis Pemberian Kredit Dampaknya Terhadap Kredit Macet Di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung.
Dibawah Bimbimgan : Trustorini Handayani, SE.,M.Si.
Pemberian kredit yang dilakukan oleh PD. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kota Bandung tidak mudah, ada persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh kreditur. Ketika melakukan wawancara kepada pihak BPR Kota Bandung tentang pemberian kredit bahwa dalam pengembalian dana kreditnya terdapat permasalahan-permasalahan terutama kredit macet yang dapat menghambat perputaran dana dan kerugian bagi PD. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kota Bandung.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tentang pemberian kredit dampaknya terhadap kredit macet di PD. Bank Perkreditan rakyat Kota bandung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dalam pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif analisis yaitu suatu metode pengambilan data yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu pendekatan yang ada dalam ilmu sosiologi. Pendekatan ini menekankan pada prosedur yang ketat dalam menentukan variabel-variabel penelitiannya. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan studi kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (Field Research) Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam pemberian kredit dampaknya terhadap pengembalian dana kredit di PD. Bank Perkreditan rakyat Kota bandung dinilai cukup baik.
Kesimpulan penelitian ini adalah perkembangan pemberian kredit dan kredit macet mengalami naik turun, terjadinya kredit macet karena adanya faktor dari sisi debitur, internal dan ekternal.
1 1.1 Latar Belakang Penelitian
Perbankan merupakan sasaran pembangunan ekonomi, dimana perbankan
diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di Indonesia.
Khususnya dalam meningkatkan pemerataan kesejahteraan rakyat banyak, dalam
hal ini bukan kesejahteraan segolongan orang atau perorangan saja melainkan
kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Hal tersebut menandakan
bahwa bank sangat penting dalam pembangunan nasional karena fungsi bank
dalam Pasal 1 angka 2 UU perbankan mendefinisikan fungsi bank adalah Badan
Usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Perbankan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk
berpartisipasi dalam pembangunan dengan mengadakan pengumpulan dana
melalui usaha-usaha yang dijalankan perbankan, seperti tabungan, deposito, giro
maupun kredit. Adanya tabungan, deposito, maupun kredit menimbulkan
terjadinya perputaran uang di masyarakat sehingga dapat dipergunakan untuk
pembangunan. Salah satu lembaga keuangan perbankan yang memberikan kredit
Kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
adalah sebagai berikut :
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit; menyediakan pembiayaan dan penempatan dana, sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
3. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia, deposito
berjangka, sertifikat deposito dan atau tabungan pada bank lain.
Usaha-usaha diatas, terutama dimaksudkan untuk mendukung pelaksanaan
pembangunan nasional di segala bidang. Usaha perkreditan dalam dunia
perbankan merupakan kegiatan usaha yang paling utama, karena pendapatan
terbesar dalam usaha perbankan berasal dari pendapatan kegiatan usaha kredit.
Ruang lingkup kredit sebagai kegiatan perbankan tidak semata-mata hanya
menyangkut kegiatan peminjaman kepada nasabah, melainkan sangat komplek,
menyangkut keterkaitan unsur-unsur yang cukup banyak diantaranya meliputi:
alokasi dana, perjanjian kredit, organisasi dan manajemen perkreditan,
kredit-kredit bermasalah dan penyelesaian kredit-kredit-kredit-kredit bermasalah tersebut.
Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau
mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan
pada suatu jangka waktu yang disepakati. Kredit merupakan salah satu program
bank mewujudkan pembangunan nasional dibidang ekonomi yang diharapkan
dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak. Menurut Undang-Undang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kredit
yang diberikan oleh bank kepada rakyat mengandung risiko sehingga dalam
pemberiannya harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat berdasarkan
prinsip kehati-hatian. Untuk itu sebelum memberikan kredit bank harus
melakukan penilaian yang seksama terhadap berbagai aspek khususnya dalam
penilaian terhadap jaminan.
PD. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kota Bandung adalah badan usaha
milik daerah yang diharapkan dapat meningkatkan pembangunan ekonomi kota
Bandung, salah satunya dapat memperluas kesempatan kerja dan berusaha melalui
penyaluran kredit dengan bunga kompetitif dan agunan yang tidak memberatkan.
Usaha dalam pemberian kredit saat ini terus berkembang pesat terumata di PD.
Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung sehingga memicu persaingan antar bank
untuk mengembangkan usaha kreditnya dengan baik. Namun PD. Bank
Perkreditan Rakyat Kota Bandung harus tetap berhati-hati dalam melayani
nasabah, hal ini disebabkan dalam pemberian kredit banyak mengalami
permasalahan .
Pemberian kredit yang dilakukan oleh PD. Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) Kota Bandung tidak mudah, ada persyaratan-persyaratan yang harus
dipenuhi oleh debitur. Ketika melakukan wawancara kepada pihak BPR Kota
Bandung tentang pemberian kredit bahwa dalam pengembalian dana kreditnya
menghambat perputaran dana dan kerugian bagi PD. Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) Kota Bandung.
Berikut ini adalah tampilan tabel mengenai perkembangan pemberian
kredit dan perkembangan kredit macet di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota
Bandung selama 3 tahun (tahun 2006 s/d tahun 2009), yang menjadi dasar
mengenai latar belakang pengambilan judul penelitian.
Perkembangan pemberian kredit dan perkembangan kredit macet di PD.
Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini :
Tabel 1.1
Perkembangan Pemberian Kredit dan Kredit Macet Di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung
(dalam ribuan rupiah)
Sumber : PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung
Tabel diatas menjelaskan bahwa pada periode tahun 2007-2008
perkembangan pemberian kredit dan kredit macet mengalami peningkatan yang
cukup tinggi, fluktuasi % peningkatan kredit macet lebih besar dari pada
192.893.967 49.033.238 34,08% 38.345.978 11.498.301 42,83%
Tahun 2009
pemberian kredit kemudian pada periode tahun 2009 pemberian kredit dan kredit
macet mengalami penurunan, fluktuasi % penurunan kredit macet lebih besar dari
pada pemberian kredit.
Berdasarkan fenomena yang ada, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang dituangkan dalam tugas akhir dengan judul :
“ANALISIS PEMBERIAN KREDIT DAMPAKNYA TERHADAP KREDIT MACET DI PD. BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG ”.
1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah banyaknya nasabah kredit yang tidak tepat dalam
menggunakan fasilitas kreditnya yang diberikan oleh PD. Bank Perkreditan
Rakyat Kota Bandungsehingga terjadi kredit macet.
1.2.2 Rumusan Masalah
Sesuai identifikasi masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :
1. Bagaimana perkembangan pemberian kredit di PD. Bank Perkreditan Rakyat
Kota Bandung.
2. Bagaimana perkembangan kredit macet di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota
3. Seberapa besar dampak pemberian kredit terhadap kredit macet di PD. Bank
Perkreditan Rakyat Kota Bandung.
1.3 Maksud dan TujuanPenelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Sesuai dengan identifikasi yang telah dikemukakan diatas maka maksud
dari diadakannya penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi
mengenai pemberian kredit dampaknya terhadap kredit macet di PD. Bank
Perkreditan Rakyat Kota Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan peneliti ini adalah :
1. Untuk mengetahui perkembangan pemberian kredit di PD. Bank Perkreditan
Rakyat Kota Bandung.
2. Untuk mengetahui perkembangan kredit macet di PD. Bank Perkreditan
Rakyat Kota Bandung.
3. Untuk mengetahui seberapa besar dampak pemberian kredit terhadap kredit
macet di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian ini di harapkan diperoleh hasil rumusan atau
informasi yang akurat serta relevan yang dapat memberikan kegunaan. Adapun
1.4.1 Kegunaan Praktis 1. Bagi Perusahaan
Sebagai tolak ukur kegiatan operasional bank dalam menganalisis pemberian
kredit dampaknya terhadap kredit macet di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota
Bandung.
2. Bagi Nasabah
Diharapkan dapat menjadi masukan bagi nasabah untuk mengetahui lebih jauh
tentang pemberian kredit dampaknya terhadap kredit macet suatu bank khususnya
di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung
1.4.2 Kegunaan Akademis 1. Bagi pengembangan ilmu
Diharapkan dapat dijadikan masukan yang bermanfaat dan bernilai khususnya
bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang kegiatan pada suatu bank terutama
tentang kredit.
2. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan bagi dunia ilmu pengetahuan
agar berguna bagi mereka yang memerlukannya terutama mahasiswa-mahasiswi.
3. Bagi peneliti lain
Dapat dijadikan sebagai bahan referensi tambahan bagi mahasiswa-mahsiswi
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penulis melaksanakan kegiatan penelitian ini di PD. Bank Perkreditan
Rakyat Kota Bandung di jalan Naripan No. 29 Bandung untuk mendapatkan
data-data tertulis dan informasi lainnya sebagai bahan penyusunan penelitian.
Waktu penelitian yang dilaksanakan di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota
Bandung di jalan Naripan No. 29 Bandung yaitu selama 6 bulan mulai dari bulan
Januari – Juli 2010.
Tabel 1.2
Time Schedul Penelitian Tahun Akademik
2009 / 2010
N
O URAIAN
FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan
Penelitian
2 Pelaksanaan Penelitian
3 Bimbingan TA
9 2.1 Kajian Pustaka
Lembaga perbankan memegang peranan yang sangat penting dan
dibutuhkan oleh masyarakat. Perbankan melayani kebutuhan pembiayaan dan
memperlancar sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian yang
diarahkan bagi kesejahteraan rakyat banyak. Hal tersebut menjelaskan bahwa
perbankan membutuhkan pengelolaan yang baik agar menjadi perusahaan yang
lebih maju.
2.1.1 Pengertian Bank
Berdasarkan pasal 1 Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 tentang
perubahan Undang – Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Bank adalah
badan usaha yang menghimpun dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
Strategi bank dalam menghimpun dana adalah dengan memberikan
penarik bagi nasabahnya berupa balas jasa yang menarik dan menguntungkan.
Balas jasa tersebut dapat berupa bunga bagi bank yang berdasarkan prinsip
konvensional dan bagi hasil untuk bank yang berdasarkan prinsip syariah.
Penarikan lainnya dapat berupa cendra mata, hadiah, undian, dan sebagainya yang
2.1.1.1 Fungsi Bank
Bank memiliki fungsi pokok sebagai berikut ( Dahlan Siamat 2001 : 88) :
1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam
kegiatan ekonomi.
2. Menciptakan uang.
3. Menghimpun dana dan menyalurkan kepada masyarakat.
4. Menawarkan jasa-jasa keuangan lain.
5. Menyediakan fasilitas untuk perdagangan intemasional.
6. Menyediakan pelayanan penyimpanan untuk barang-barang berharga.
7. Menyediakan jasa-jasa pengelolaan dana.
2.1.1.2 Jenis Bank
Berdasarkan pasal 5 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang
Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan menyatakan
terdapat dua jenis bank yaitu :
1. Bank umum adalah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama
menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dalam usahanya terutama
dalam memberikan kredit jangka pendek.
2. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
2.1.2 Pengertian Kredit
Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun
1998 adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga”.
2.1.2.1 Unsur – unsur Kredit
Ada beberapa unsur kredit menurut Kasmir (2006:74) yaitu :
1. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberian kredit (Bank) bahwa kredit yang
diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima
kembali dimasa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh Bank,
karena sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan
yang mendalam tentang nasabah. Penelitian dan penyelidikan dilakukan untuk
mengetahui kemampuannya dalam membayar kredit yang disalurkan.
2. Kesepakatan
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing –
masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing- masing.
Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yang ditangani
3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka
waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Hampir
dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu.
4. Risiko
Faktor risiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu risiko kerugian
yang diakibatkan nasabah sengaja tidak membayar kreditnya padahal mampu
dan risiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu
akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. Penyebab tidak tertagih
sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu pengembalian (jangka
waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit semakin besar risikonya
tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan
Bank, baik resiko yang disengaja maupun resiko yang tidak disengaja.
2.1.2.2 Tujuan kredit
Tujuan kredit adalah :
1. Untuk mencari keuntungan bagi bank atau kreditur, berupa pemberian bunga,
imbalan, biaya administrasi, provisi dan biaya-biaya lainnya yang dibebankan
kepada nasabah debitur.
2. Untuk meningkatkan usaha nasabah debitur. Bahwa dengan adanya
pemberian kredit berupa pemberian kredit investasi atau kredit modal kerja
3. Untuk membantu Pemerintah yaitu dengan banyaknya kredit yang disalurkan
oleh bank-bank, hal ini berarti dapat meningkatkan pembangunan disegala
sektor, khususnya sektor ekonomi.
2.1.2.3 Fungsi kredit
Menurut Thomas Suyatno (1995 : 16), fungsi kredit adalah :
a. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari uang.
b. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari barang.
c. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
d. Kredit adalah salah satu stabilitas ekonomi.
e. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat.
f. Kredit adalah jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional.
g. Kredit adalah juga sebagai alat hubungan ekonomi internasional.
2.1.2.4 Jenis Kredit
a. Kredit berdasarkan jenisnya
1. Kredit konsumtif adalah kredit yang diajukan oleh seorang debitur kepada
kreditur guna memenuhi kebutuhan pribadinya.
2. Kredit produktif adalah kredit yang diajukan oleh mereka bergerak dalam
usaha atau mereka yang mempunyai bisnis dan membutuhkan dana dalam
usahanya. Umumnya kredit ini dibagi dua yaitu :
- Kredit investasi adalah kredit yang saat diajukan oleh seorang debitur
kepada kreditur dengan tujuan akan dipergunakan untuk membeli
- Kredit modal kerja adalah kredit yang saat diajukan oleh debitur kepada
kreditur dengan tujuan akan dipergunakan dananya khusus untuk membeli
bahan baku atau kebutuhan suku cadang.
3. Kredit perdagangan adalah kredit yang dananya dipergunakan untuk
keperluan perdagangan. Kredit perdagangan diajukan dengan maksud
untuk membuat agar barang yang telah diproduksi tersebut menjadi lebih
berguna dan bisa dipakai oleh banyak orang. Umumnya kredit
perdagangan ini dapat dibagi menjadi dua yaitu :
- Kredit perdagangan dalam negeri.
- Kredit perdagangan luar negeri atau disebut dengan kredit ekspor dan
impor.
b. Kredit menurut jangka waktunya
1. Kredit jangka pendek adalah kredit yang memiliki jangka waktu
selama-lamanya 1 (satu) tahun atau maksimum 1 (satu) tahun.
2. Kredit jangka menengah adalah kredit yang memiliki jangka waktu antara
1 (satu) sampai dengan 3 (tiga) tahun.
3. Kredit jangka panjang adalah kredit yang memiliki jangka waktu lebih
dari 3 (tiga) tahun.
c. Kredit berdasarkan jaminan
1. Kredit dengan jaminan adalah kredit yang kepemilikan dananya berasal
dari bank dan debitur bertugas untuk menjamin risiko yang akan timbul ke
- Jaminan kebendaan yang bersifat tangible, terdiri dari benda – benda
bergerak maupun yang tidak bergerak seperti mesin, kendaraan bermotor,
tanah, bangunan dan sebagainya.
- Jaminan perseorangan adalah kredit yang jaminannya dijamin oleh
seseorang atau badan dimana mereka bertindak sebagai pihak yang
bertanggung jawab untuk menjamin bahwa kredit tersebut akan mampu
untuk dilunasi tepat pada waktunya.
- Jaminan berbentuk commercial paper (surat berharga) seperti saham dan
obligasi.
2. Kredit tanpa jaminan adalah kredit yang diberikan kepada debitur tanpa
adanya jaminan tetapi atas dasar kepercayaan saja karena debitur dianggap
mampu untuk mengembalikan pinjaman tersebut.
d. Jenis kredit berdasarkan kualitas
1. Kredit performing adalah kredit yang dikategorikan pada dua kualitas
yaitu pertama kredit dengan kualitas lancar dan kedua kredit dengan
kualitas yang harus mendapat perhatian khusus.
2. Kredit nonperforming adalah kredit yang dikategorikan dalam tiga kualitas
yaitu pertama kredit dengan kualitas yang kurang lancar, kedua kredit
dengan kualitas yang diragukan dan ketiga kredit macet.
2.1.2.5. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit
Kasmir (2002: 117) menyebutkan kriteria penilaian umum dan harus
diberikan, dilakukan dengan analisis 5 C (Character, Capacity, Capital,
Conditiondan Colleteral).
a. Character
Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari
orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dapat dipercaya. Untuk
membaca watak atau sifat dari calon debitur dapat dilihat dari latar belakang
nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi
seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hoby dan
jiwa sosial. Dari sifat dan watak ini dapat dijadikan suatu ukuran tentang kemauan
nasabah untuk membayar.
b.Capacity
Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam
membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam
mengelola bisnis. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang pendidikan
dan pengalaman selama ini dalam mengelola usahanya, sehingga akan terlihat
“kemampuannya” dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Capacity sering
juga disebut dengan nama Capability.
c. Capital
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak, dapat dilihat
dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) yang disajikan dengan
melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitas, rentabilitas dan
ukuran lainnya. Analisis kapital juga harus menganalisis dari sumber mana saja
membiayai proyek yang akan dijalankan, beberapa modal sendiri dan beberapa
modal pinjaman.
d. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial dan
politik yang ada sekarang dan prediksi untuk masa yang akan datang. Penilaian
kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki
36 prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif
kecil.
e.Colleteral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah naik yang bersifat fisik
maupun non fisik. Jaminan hendakya melebihi jumlah kredit yang diberikan.
Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah,
maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
Kasmir (2002) menyebutkan penilaian suatu kredit dapat pula dilakukan
dengan analisis 7P dengan unsur penilaian sebagai berikut :
a. Personality
Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari
maupun kepribadiaannya masa lalu. Penilaian personality juga mencakup sikap,
emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan
menyelesaikannya.
b.Party
Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau
digolongkan ke dalam golongan tertentu akan mendapatkan fasilitas yang bebeda
dari bank.
c. Perpose
Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis
kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat
bermacam-macam sesuai kebutuhan. Misalnya untuk modal kerja, investasi, konsumtif,
produktif dan lain-lain.
d. Prospect
Menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan atau
tidak atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini peting
mengingat jika suatu fasilitas kredit tanpa mempunyai prospek, bukan hanya
pemberi kredit yang rugi akan tetapi juga nasabah.
e.Payment
Ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil
atau dari sumber mana saja dana untuk pengembilian kredit. Semakin banyak
sumber penghasilan debitur maka maka semakin baik. Sehingga jika salah satu
usahanya rugi akan dapat ditutupi oleh usaha lainnya.
f.Profitability
Untuk menganalisis bagaimana mengukur kemampuan nasabah dalam
mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode, apakah akan tetap sama
g.Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan
mendapat jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar-benar
aman. Perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau
orang atau jaminan asuransi.
2.2 Kerangka Pemikiran
PD. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kota Bandung adalah badan usaha
milik daerah yang diharapkan dapat meningkatkan pembangunan ekonomi kota
Bandung, salah satunya dapat memperluas kesempatan kerja dan berusaha melalui
penyaluran kredit dengan bunga kompetaitif dan agunan yang tidak memberatkan.
PD. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kota Bandung memberikan layanan kredit
diantaranya kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumtif . Namun
dalam pengembangan usaha kredit ini tidak mudah karena membutuhkan sikap
yang teliti, cermat dan selektif bagi pihak bank dalam pemberian kreditnya. Salah
satu permasalaahannya yaitu kredit macet dan penyimpangan dana yang
dilakukan oleh nasabah.
2.2.1 Analisis Kelayakan Kredit
Menurut Kasmir (2002) disamping menggunakan 5 C dan 7 C dalam
membuat analisis kelayakan kredit agar menjadi lebih kuat maka perlu
diperhatikan yaitu aspek-aspek dalam kajian kelayakan kredit yang terdiri dari :
a. Aspek Yuridis/Hukum
Dalam aspek ini yang dinilai adalah legalitas badan usaha serta izin-izin
pendirian perusahaan sehingga dapat diketahui pemilik dan besarnya modal
masing-masing pemilik, kemudian juga diteliti keabsahannya seperti :
- Surat Izin Usaha Industri (SIUI) untuk sektor industri.
- Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk sektor perdagangan.
- Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
- Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
- Keabsahan surat-surat yang dijaminkan misalnya sertifikat tanah.
- Hal-hal yang dianggap pentin lainnya.
b. Aspek Pemasaran
Dalam aspek ini yang dinilai adalah permintaan terhadap produk yang
dihasilkan sekarang ini dan untuk masa yang akan datang, yang perlu diteliti
dalam aspek ini diantaranya :
- Pemasaran produknya minimal 3 bulan yang lalu atau 3 tahun lalu.
- Rencana penjualan dan produksi minimal 3 bulan atau 3 tahun mendatang.
- Peta kekuatan pesaing yang ada.
- Prospek produk secara keseluruhan.
c. Aspek Keuangan
Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk
membiayai usahanya dan penggunaan dana tersebut. Disamping itu hendaknya
d. Aspek Teknis
Aspek ini membahas nasabah yang berkaitan dengan produksi seperti
kapasitas mesin yang digunakan, masalah lokasi, lay out ruangan dan
mesin-mesin termasuk jenis mesin-mesin yang digunakan.
e. Aspek Manajemen
Untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang
dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya manusianya.
f. Aspek Sosial Ekonomi
Menganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakat umum
seperti :
- Meningkatkan ekspor barang.
- Mengurangi pengangguran.
- Meningkatkan pendapatan masyarakat.
- Membuka isolasi daerah tertentu.
g. Aspek Amdal
Menyangkut analisis terhadap lingkungan baik darat, air atau udara, jika
proyek atau usaha tersebut dijalankan analisis ini dilakukan secara mendalam
apabila kredit tersebut disalurkan maka proyek yang dibiayai akan mengalami
pencemaran lingkungan sekitarnya.
2.2.2 Kredit Macet
Kredit macet adalah kredit yang tidak lancar dan telah sampai pada jatuh
temponya belum dapat juga diselesaikan oleh nasabah bersangkutan. Kredit macet
adanya faktor-faktor atau unsur-unsur kesengajaan atau karena kondisi diluar
kemampuan debitur. Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kredit macet
adalah piutang yang tak tertagih atau kredit yang mempunyai kriteria kurang
lancar, diragukan karena mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya
faktor-faktor tertentu.
Menurut kasmir (2000;155) Kredit bermasalah adalah kredit yang
didalamnya terdapat hambatan yang disebabkan oleh dua unsur yakni dari pihak
perbankan dalam menganalisis maupun dari pihak nasabah yang dengan sengaja
atau tidak sengaja dalam kewajibannya tidak melakukan pembayaran
sebagaimana mestinya. Kredit macet dapat diartikan suatu kredit atau angsuran
yang tidak mampu diselesaikan/dilunasi oleh pihak peminjam dalam jangka waktu
yang sudah disepakati.
Menurut Bank Indonesia (2007:2) Kredit macet adalah apabila telah
diusahakan oleh bank dengan membayarkan perpanjangan waktu atau kelonggaran,
utang debitur tetap tidak dibayar. Senada dengan itu menurut Basuki (dalam Panitia
Urusan Piutang Negara; 2007:2) kredit macet adalah apabila debitur tidak membayar
utangnya menurut ketentuan yang tercantum dalam perjanjian kredit.
2.2.3 Hubungan Antara Analisis Kalayakan Kredit Dengan Kredit Macet Menurut Zulverdi (2004a), periode kelebihan penawaran akan kredit
dipicu oleh beberapa faktor, yaitu perbaikan dalam modal perbankan selama
proses program restrukturisasi, perbaikan struktur aset perbankan, perbaikan rasio
kredit macet, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang rendah dan penurunan biaya
Semakin berkembangnya kesadaran akan pentingnya pasar kredit dalam
mekanisme kebijakan moneter dan kinerja perekonomian, maka fokus perhatian
pastilah tertuju pada dampak dari melemahnya sektor keuangan, kegagalan
perbankan, kredit macet (NPLs), dan pembatasan kredit atas efektivitas dari
proses transmisi (Blinder, 1987; Bernanke dan Blinder, 1988; Brunner dan
Metzler, 1988). Sistem perbankan memainkan peranan yang sangat penting dalam
pembiayaan pembangunan ekonomi.
Perkembangan pemberian kredit yang tidak baik bagi pihak bank adalah
apabila kredit yang diberikan ternyata menjadi kredit bermasalah, hal ini
disebabkan oleh kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk
membayar angsuran pokok kredit beserta bunga yang telah disepakati oleh kedua
belah pihak dalam perjanjian kredit (Lukman dendawijaya, 2001)
Penyebab Kredit macet Suyatno (1997) menyebutkan penyebab macetnya
kredit dapat berupa hal-hal yang bersifat teknis perusahaan maupun kejadian
diluar kemampuan perusahaan.
a. Faktor Internal
1. Aspek Pemasaran Aspek pemasaran merupakan penyebab kesulitan yang
sering sulit diatasi. Ada satu ungkapan yang mengatakan “ menjual lebih sulit
daripada membuat“. Jadi kurang lakunya produk yang dihasilkan dapat
disebabkan karena kondisi perusahaan.
2. Aspek Pengaturan Keuangan Kebijaksanaan yang kurang serasi dalam
ketiga dapat menimbulkan kesulitan yang dapat mengganggu likuiditas
ataupun rentabilitas.
3. Aspek Dana Kesulitan keuangan mungkin disebabkan kekurangan dana untuk
skala perusahaan tersebut baik dana untuk keperluan modal kerja maupun
tambahan investasi.
4. Aspek Teknis Hal-hal yang menyebabkan kesulitan di dalam kaitan dengan
teknis ini dapat merupakan kondisi intern, misalnya : desain model, dan
sebagainya yang tidak menarik lagi dan ketuaan mesin. Di samping itu ada
pula sebab-sebab ekstern, misalnya: perkembangan teknologi, seperti
penciptaan mesin-mesin baru sehingga operasi perusahaan tidak efisien lagi
dan produknya sudah ketinggalan dan kesulitan bahan baku.
5. Aspek Manajemen Kesulitan yang diakibatkan oleh organisasi dan
manajemen, antara lain berupa : konflik diantara pimpinan, tenaga yang
kurang terampil dan kurang berpengalaman, itikad yang tidak baik, seperti
manipulasi dan korupsi serta tidak efisien (pemborosan bahan, kelebihan
tenaga kerja dan sebagainya).
b. Faktor Eksternal
1. Kebijakan Pemerintah (devaluasi atau menurunnya nilai rupiah, revaluasi atau
menaiknya nilai rupiah, kenaikan BBM, kenaikan bahan baku, peraturan
pemerintah dalam rangka peremajaan alat-alat).
2. Perkembangan Teknologi.
3. Persaingan.
Menurut Kasmir (2002) kredit macet dapat disebakan oleh 2 unsur yaitu :
1. Dari pihak perbankan
Dalam melakukan analisis kredit, pihak analisis kurang teliti sehingga apa
yang seharusnya terjadi tidak diprediksikan sebelumnya. Dapat pula terjadi akibat
kolusi dari pihak analis kredit dengan pihak debitur sehingga dalam analisnya
dilakukan secara subjektif.
2. Dari Pihak Nasabah
Kredit macet yang terjadi dari pihak nasabah terdapat 2 hal yaitu :
- Adanya unsur kesengajaan. Dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak
bermaksud membayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit yang
diberikan macet.
- Adanya unsure tidak sengaja. Artinya debitur ingin membayar akan tetapi
tidak mampu misalnya kredit yang dibiayai mengalami musibah, terjadi
kebakaran, kena hama, kebanjiran dan lain-lain sehingga kemampuan untuk
membayar kredit tidak ada.
Teknik Penyelesaian Kredit Macet Kasmir (2002) menjelasakan
penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara antara lain:
a. Rescheduling
Tindakan yang diambil dengan cara memperpanjang jangka waktu kredit
atau jangka waktu angsuran. Dalam hal ini si debitur diberikan keringanan dalam
masalah jangka waktu kredit pembayaran kredit, misalnya perpanjangan jangka
waktu kredit dari 6 bulan menjadi 1 tahun sehingga si debitur mempunyai waktu
dengan jangka waktu angsuran kreditnya diperpanjang pembayaranyapun missal
36 kali menjadi 48 kali dan hal itu tentu saja jumlah angsurannya pun menjadi
mengecil seiring dengan penambahan jumlah angsuran.
b. Reconditioning
Maksudnya adalah bank mengubah berbagai persyaratan yang ada
seperti :
1. Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan hutang pokok.
2. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu. Dalam hal ini penundaan
pembayaran bunga sampai waktu tertentu, maksudnya hanya bunga yang dapat
ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjamannya tetap harus dibayar
seperti biasa.
3. Penurunan suku bunga. Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih
meringgankan beban nasabah. Sebagai contoh jika bunga per tahun
sebelumnya dibebankan 20 % per tahun diturunkan menjadi 18% per tahun.
Hal ini tergantung dari pertimbangan bank yang bersangkutan. Penurunan suku
bunga akan mempengaruhi jumlah angsuran yang semakin mengecil, sehingga
diharapkan dapat membantu meringankan nasabah.
4. Pembebasan bunga. Dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah
dengan pertimbangan nasabah tidak mampu lagi membayar kredit tersebut.
Akan tetapi nasabah tetap mempunyai kewajiban untuk membayar pokok
c. Restructuring
Restructuring merupakan tindakan bank kepada nasabah dengan cara
menambah modal nasabah dengan pertimbangan nasabah memang membutuhkan
tambahan dana dan usaha yang dibiayai memang masih layak. Tindakan ini
meliputi dengan menambah jumlah kredit yaitu menambah equity dengan
menyetor uang tunai atau tambahan dari pemilik.
d. Kombinasi
Merupakan kombinasi dari ketiga jenis di atas. Seorang nasabah dapat saja
diselamatkan dengan kombinasi antara Recheduling dengan Restructuring
misalnya jangka waktu diperpanjang pembayaran bunga ditunda atau
Reconditioning dengan Rescheduling misalnya jangka waktu diperpanjang modal
ditambah.
e. Penyitaan jaminan
Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah
benar-benar tidak punya etikad baik ataupun sudah sudah tidak mampu lagi untuk
membayar semua hutang-hutangnya.
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Pemberian Kredit
Kasmir (2002)
Kredit Macet
28 BAB III
OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian yang akan penulis teliti adalah pemberian kredit
dampaknya terhadap kredit macet di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Dalam pemecahan masalah yang ada pada suatu penelitian diperlukan
penyelidikan yang hati-hati, teratur dan terus-menerus. Sedangkan untuk
mengetahui bagaimana seharusnya langkah-langkah penelitian yang dilakukan
penulis menggunakan metode penelitian. Menurut Moh. Nazir (2003;54) metode
deskriftif : “ suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia suatu objek,
suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa, gambaran
atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
hubungan antara fenomena yang diselidiki “.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dalam
pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif yaitu suatu bentuk pengumpulan data
yang bertujuan menggambarkan, memaparkan suatu keadaan atau suatu masalah,
dimana data yang diambil dianalisis sebenarnya.
”Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel
mandiri yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan varibel
pendekatan yang ada dalam ilmu sosiologi. Pendekatan ini menekankan pada
prosedur yang ketat dalam menentukan variabel-variabel penelitiannya. Keketatan
pendekatan ini sudah terlihat dari asumsi dasar penelitian kuantitatif. Pembahasan
asumsi dasar yang dipakai dalam penelitian kuantitatif. Asumsi dasar itu meliputi
ontologim epistemologim hakikat dasar manusia serta aksiologi.
1. Asumsi Dasar Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif, didasarkan pada empat asumsi, yaitu ontologi
(hakikat dasar gejala sosial), epistemologi (hakikat dasar ilmu pengetahuan),
hakikat dasar manusia, serta aksiologi (tujuan dilakukannya suatu penelitian).
2. Implikasi Pemakaian Pendekatan Kuantitatif Dalam Penelitian
Penggunaan pendekatan kuantitatif, membuat peneliti harus mengikuti
suatu pola yang sesuai dengan karakteristik pendekatan kuantitatif. Implikasi yang
terjadi, antara lain pola linear yang terjadi dalam tahap-tahap penelitian. Pola
linear ini juga berakibat peneliti harus melakukan tahap demi tahap yang ada di
dalam suatu proses penelitian.
Data-data yang dikumpulkannya adalah data yang berkaitan dengan
analisis pemberian kredit dampaknya terhadap kredit macet di PD. Bank
Perkreditan Rakyat Kota Bandung.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang maupun objek
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel/sub
variabel
Konsep Variabel Indikator Skala
Pemberian Kredit
(X)
Kredit adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. “Undang-Undang Perbankan
Kredit macet adalah apabila telah diusahakan oleh bank dengan
3.2.3 Jenis dan Metode Pengumpulan Data 3.2.3.1 Jenis pengumpulan data
Jenis pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
1. Data primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data (Sugiono : 2008 : 402). Dalam data ini sumber data
2. Data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data (Sugiono : 2008 : 402). Dalam
penelitian ini data sekundernya adalah data-data yang diperoleh melalui
laporan-laporan atau data-data yang secara langsung dari perbankan dan literatur yang
berkaitan dengan analisis pemberian kredit dampaknya terhadap kredit macet di
PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung.
3.2.3.2 Metode Pengumpulan Data
Dalam Pelaksanaan penelitian, untuk memperoleh data yang diperlukan
dilakukan dengan cara pengumpulan data sebagai berikut :.
1. Dokumentasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencatat peristiwa-peristiwa
yang sudah berlalu. Seperti berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.
2. Penelitian kepustakaan ( liberary research )
Yaitu teknik pengumpulan data-data dengan cara membaca berbagai literature
seperti buku, ketetapan-ketetapan (peraturan yang ada) yang berhubungan dengan
pokok bahasan.
3. Wawancara
Yaitu dengan melakukan Tanya jawab kepada pihak yang ditunjuk atau
pejabat berwenang yang ada relevansinya dengan data dan penjelasan masalah
4. Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan penelitian secara
langsung terhadap objek penelitian.
3.2.4 Metode Analisis
Rancangan analisis data merupakan tahapan yang penting dalam
penelitian. Dikatakan demikian, rancangan analisis data adalah tahapan
berlangsungnya proses penentuan pengukuhan pendapatan dalam sebuah
penelitian. Analisa data adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan. S
Nasution (1996:126) menjelaskan bahwa menyusun data berarti
menggolongkannya kedalam pola, tema atau kategori sehingga dengan demikian
tidak akan terjadi chaos. Tafsiran atau interpretasi data artinya memberikan
makna kepada analisis, menjelaskan pola atau kategori, mencari hubungan antara
berbagai konsep yang mencerminkan pandangan atau perspektif peneliti, dan
bukan kebenaran. Kebenaran hasil penelitian masih harus dinilai orang lain dan
diuji dalam berbagai situasi lain.
Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk
analisis deskriptif dalam pendekatan kuantitatif. Teknik ini digunakan untuk
memberikan gambaran tentang analisa pemberian kredit dampaknya terhadap
kredit macet di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung.
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini antara lain :
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema polanya (Sugiono : 2000 : 92). Aplikasi
reduksi data yang telah diaplikasikan oleh penulis adalah memilih data yang
pokok yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti tentang “analisis
pemberian kredit dampaknya terhadap kredit macet di PD. Bank Perkreditan
Rakyat Kota Bandung” dan membuang data yang tidak diperlukan dalam
penelitian. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data
yang diperlukan.
2. Data Display (Penyajian data)
Adapun tujuan penyajian data adalah memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami
tersebut. Dalam aplikasi penyajian data peneliti melakukannya dalam bentuk
uraian singkat dan flowchart.
3. Conclusion Drawing
Langkah ketiga dalam analisis data menurut Miles dan Huberman adalah
conclusion drawing (penarikan kesimpulan). Sejak semula peneliti berusaha
mencari makna data atau kesimpulan dari data yang telah dikumpulkan. Untuk itu
perlu dicari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul, dan
34 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan
PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung didirikan pada tanggal 1
Agustus 1968 dengan Intruksi Walikotamadya Bandung, Nomor 47/67/DPP
dengan nama Bank Pasar Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung yang statusnya
merupakan seksi dari dinas pendapatan daerah.
Tanggal 22 Oktober 1996 PD. Bank Pasar Kotamadya Daerah Tingkat II
Bandung berubah nama menjadi PD. Bank Perkreditan Rakyat Kotamadaya
Daerah Tingkat II Bandung, sesuai keputusan surat Walikotamadya Bandung
nomor : 593/SK 642-BDG/1996.
Beberapa PERDA yang terkait erat dengan oprasional, modal dasar dan
modal disetor PD. BPR Kota Bandung adalah :
1. PERDA Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung No. 24 tahun 1994 tentang
Perusahaan Daerah Perkreditan Rakyat Kotamadya Daerah Tingkat II
Bandung berisi perubahan nama bank menjadi Perusahan Daerah Bank
Perkreditan Rakyat. Perubahan Modal dasar menjadi Rp. 3.000.000.000,- dan
Modal disetor menjadi 835.753.000,-.
2. PERDA Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung No. 3 tahun 1999 tentang
pertam PERDA No. 24 tahun 1994dimana modal dasar bank diubah menjadi
3. PERDA Kota Bandung No. 21 tahun 2002 tentang BPR Kota Bandung
dilakukan lagi perubahan modal dasar dari Rp. 10.000.000.000,00 menjadi
25.000.000.000,00.
4. PERDA Kota Bandung No. 05 tahun 2005 tentang BPR Kota Bandung
tantang perubahan kedua PERDA Kota Bandung No. 21 tahun 2002 dilakukan
lagi perubahan modal dasar dari Rp. 10.000.000.000,00 menjadi
50.000.000.000,00.
5. PERDA No. 04 tahun 2009 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan
Rakyat Kota Bandung.
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Sebuah badan usaha tidak dapat melakukan aktifitasnya dengan baik
tanpa adanya struktur organisasi. Karena struktur organisasi adalah alat untuk
menentukan dan menujukkan jabatan, fungsi, tugas, serta wewenang
masing-masing bagian. Selain itu struktur organisasi akan mempermudah koordinasi dan
pengawasan.
Berikut struktur organisasi PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung
Struktur Organisasi PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung
Sumber : PD. BPR Kota Bandung Bagian Umum 2009
Gambar 4.1
STRUKTUR ORGANISASI PD. BPR KOTA BANDUNG
4.1.3 Job Description
1. Direktur utama bertugas antara lain :
a. Memimpin, mengatur, membina, mengendlikan, dan mengkoordinasikan
kegiatan penyelenggaraan bidang jasa perbankan PD. Bank Perkreditan
Rakyat.
b. Menyusun rencana kerja perusahaan berdasarkan kebijakan Walikota
Pemerintah kota Bandung dan Dewan Pengawas.
c. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas dan bawahan.
d. Membina dan memotivasi bawahan dalam upaya peningkatan
produktivitas dan kinerja.
e. Mengevalusi hasil kerja bawahan sebagai bahan pembinaan dalam
penyelenggaraan jasa perbankan.
f. Menelaah pelaksanaan sistem pelayanaan dan usaha PD. Bank Perkreditan
Rakyat untuk perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut.
g. Merumuskan kebijakan teknis, pengelolaan, dan pelayanaan kepada
masyarakat berdasarkan kebijakan Walikota dan Dewan Pengawas.
h. Membuat neraca rugi laba perusahaan.
i. Membuat perjanjian atau tindakan hukum lainnya hubungan kerj antara
pihak PD. Bank Perkreditan Rakyat dengan pihak lain berdasarkan
ketentuan perundang-undanganyang berlaku.
j. Menandatangani surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh PD. Bank
Perkreditan Rakyat Kota Bandung antara lain bilyet deposito dan
k. Bertindak atas dan nama PD. Bank Perkreditan Rakyat kota Bandung
dalam hubungan kerja terhadp instansi atau badan lainnya.
l. Mengkoordinasikan tugas PD. Bank Perkreditan Kota Bandung dengan
pejabat instansi lain yang terkait.
m. Memberikan informasi / sasaran pertimbangan dan usulan tentang kondisi
dan situasi PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung kepada Walikota
melalui Dewan Pengawas untuk proses lebih lanjut.
n. Menyampaikan laporan kegiatan PD. Bank Perkreditan RakyatKota
Bandung kepada Walikota dan Dewan Pengawas sebagai pertanggung
jawaban pelaksanaan tugas.
o. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Walikota dan
Dewan Pengawas dengan bidang dan tugasnya.
2. Direktur bertugas antara lain:
a. Memimpin, mengatur, membina, mengendalikan, dan mengkoordinasikan
penyelenggaraan bidang jasa perbankan PD. Bank Perkreditan Rakyat
Kota Bandung.
b. Bersama direktur utama menyusun rencana kerjaperusahaan berdasarkan
kebijakan Walikota Pemerintah Kota Bandungdan dewan pengawas.
c. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas pada bawahan.
d. Membina dan memotivasi bawahan dalam upaya peningkatan
produktivitas.
e. Mengevaluasi hasil kerja bawahan sebagai bahan pembinaan dalam
f. Menelaah pelaksanaan sistem pelayanaan dan usaha PD. Bank Perkreditan
Rakyat untuk perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut.
g. Merumeskan kebijakan teknis dalam pengelolaan dan pelayanaan kepada
masyarakat berdasarkan kebijakan walikota dan dewan pengawas.
h. Bersama dirut menyusun anggaran perusahaan yang akan ditetapkan oleh
dewan pengawas.
i. Bersama direktur utama membuat neraca rugi labaperusahaan.
j. Mengkoordinasikan tugas PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung
dengan pejabat instansi lain yang terkait.
k. Memberikan informasi / saran / prtimbangan dan usulan tentang kondisi
dan situasi PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung kepada walikota
melalui dewan pengawas untuk proses lebih lanjut.
l. Melaporkan pelaksanaan tugas pada atasan.
m. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh walikota atau
dewan pengawas sesuai dengan bidang tugasnya.
3. Kepala Bagian Umum bertugas antara lain :
a. Menyusun rencana dan program kerja bidang kepegawaian dan logistic.
b. Memimpin, mengatur, mengendalikan, dan mengkoordinasikan kegiatan
penyelenggaraan bidang kepegawain dan RTP.
c. Membagi dan member petunjuk pelaksanaan tugas bawahan.
d. Mengatur kegiatan RTP meliputi perencanaan kebutuhan pengadaan,
penyimpanan, pemeliharaan, dan pendistribusian barang serta mengatur
e. Membina penginventaris dan penyimpanan penghapusan barang serta
mengatur kegiatan rumah tangga perusahaan.
f. Melaksanakan pembinaan administrasi kepegawaian dan kesejahteraan
pegawai.
g. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada direksi sebagai pertanggung
jawaban.
h. Membuat laporan kepada direksi mengenai kebutuhan biaya oprasional
untuk:
1) Upah / Gaji
2) Perlengkapan / Peralatan
3) Pemeliharaan
4) Lain-lain yang menunjang kelancaran oprasioanl perusahaan
i. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan atau atas perintah
atasan sesuai bidang tugasnya.
4. Seksi Personalia bertugas antara lain :
a. Menyusun rencana kerja kepegawaian berdasarkan program kerja kepala
bagian umum.
b. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas dan bawahan.
c. Membantu dan mengendalikan kegiatan bawahan.
d. Mengevaluasi hasil kerja bawahan.
1. Mengatur dan membuta surat-surat keputusan tentang penerimaan,
pengangkatan, kenaikan pangkat / golongan, mutasi dan promosi para
pegawai.
2. Membuat dan melaksanakan perhitungan dan pembayaran hak-hak
pegawai berupa :
a) Upah / Gaji / Honor
b) Tunjangan-tunjangan
c) Lembur
d) Dan lain-lainnya menurut ketentun yang berlaku
3. Membuat dan melaksanakan administrasi urusan kesejahteraan
pegawai.
4. Membuat dan melaksanakan administrasi urusan pendidikan dan
latihan (diklat) para pegawai.
5. Mengatur dan menyelenggarakan ketertiban dalam bekerja berupa :
a) Mengatur jam kerja
b) Absensi
c) Kelengkapan seragam kerja
f. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan.
g. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan atau atas perintah
atasan sesuai bidang tugasnya.
5. Seksi RTP bertugas antara lain :
b. Meneliti surat yang akan ditanda tangani pimpinan untuk mengetahui
kebenaran ketikan maupun kelengkapannnya.
c. Menyusun dan memantau acara pimpinan untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas pimpinan.
d. Mengatur arus tamu pimpinan untuk jadwal acara pimpinan.
e. Melaksanakan pengetikan surat-surat kelompok dan klasifikasi surat.
f. Mengarsipkan surat-surat sesuai kelompok klasifikasi surat.
g. Menerima dan menyampaikan informasi melalui surat telepon lisan dari
pimpinan.
6. Kepala Bagian Akunting bertugas antara lain :
a. Menyusun rencana kerja dan program kerja dibidang akunting.
b. Menyimpan, mengatur, membina, mengendalikan, dan mengkoordinasikan
kegiatan penyelenggaraan bidang akuntansi / pembukuan.
c. Membagi dan member petunjuk pelaksanaan tugas pada bawahan.
d. Mengkoordinasikan seluruh pembukuan yang ada pada seluruh unit kerja.
e. Menganalisa seluruh transakasi keuangan dan biaya yang dikeluarkan
perusahaan.
f. Menganalisa seluruh pembukuan , posisi keuangan sebagai bahan laporan
dan kebijakan direksi.
g. Menyajikan seluruh data pembukuan yang diperlukan baik keperluan
pengawasan intern maupun pengawasan ekstern sesuia dengan norma
h. Menyusun, membantu realisasi anggaran secara periodik sebagai bagan
laporan.
i. Mengkoordinir pelayanan pemeriksaan intern maupun internal audit,
petugas akuntan dalam masalah pembukuan.
j. Menelaah seluruh kebijakan pelaksanaan pembukuan sesuai dengan
prinsip dan norma akuntansi perbankan guna penyempurnaan lebih lanjut.
k. Membuat konsep anggaran perusahaan sebagai pertimbangan dan
kebijakan.
l. Membuat neraca harian, neraca rugi laba bulanan serta rasio perbandingan
keuntungan perusahaan sebagai bahan pertimbangan laporan keuangan
dari kebijakan dan pertimbangan direksi.
m. Mengkoordinir pembuatan / penyimpanan laporan ekstern sesuai
ketentuan yang telah di gariskan oleh Bank Indonesia.
n. Bertanggung jawab atas kebenaran laporan ekstern neraca dan rugi laba
perusahaan.
o. Bertanggung jawab atas keamanan dalam penyimpanan buku besar /
dokumen lainnya yang menyangkut kegiatan administrasi dan pembukuan
perusahaan.
p. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan dan atau atas
perintah atasan yang sesuai dengan bidang tugasnya.
7. Seksi Pembukuan bertugas antara lain :
a. Menyusun rencana kerja bidang pembukuan berdasarkan program kerja
b. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas pada bawahan.
c. Membantu dan mengendalikan kegiatan bawahan.
d. Mengevaluasi hasil kerja bawahan.
e. Meneliti, menelaah , dan membukukan semua transaksi keuangan baik
penerimaan maupun pengeluaran / pemindahaan atau perubahan sesuai
ketentuan administrasi pembukuan.
f. Turut membantu melayani pemeriksaan internal / internal audit dalam
pemeriksaan pengawasan.
g. Bertanggung jawab atas seluruh arsip dokumen dan buku besar
pembukuan dalam penyimpanannya.
h. Melaporkan pelaksanaan tugas pada atasan.
i. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atau atas perintah atasan
sesuai dengan bidang tugasnya.
8. Seksi Pelaoparan Anggaran Bertugas antara lain :
a. Menyusun rencana kerja bidang anggaran dan pelaporan sesuai dengan
program kerja kepala bagian akunting.
b. Mendistribusikan dan member petunjuk pelaksanaan tugas kepada
bawahan.
c. Memantau dan mengendalikan kegiatan bawahan.
d. Mengevaluasi hasil kerja bawahan.
e. Meneliti dan memeriksa kembali kebenaran data pembukuan yang
meliputi data penerimaan, data pengeluaran, pemindahan atau perubahan
f. Menyusun dan membuat laporan keuangan, neraca laporan rugi laba dan
realisasi anggaran yang berjalan sesuai ketentuan.
g. Menyusun knsep rencana anggaran rumah.
h. Menyusun rencana rugi / laba, cahs flow, debt ratio perbandingan
keuangan sebagai bahan laporan data keuangan keseluruhan secara
berkala, mingguan, bulanan dan tahunan.
i. Turut membantu dan melayani pemeriksaan internal maupun eksternal
audit dalam pemeriksaan dan pengawasan.
j. Melaporkan pelaksanaan tugas pada atasan.
k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan dan atau tasa
perintah atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
9. Bagian Kredit bertugas antara lain :
a. Menyusun rencana dan program kerja dibidang perkreditan.
b. Memimpin, mengatur, membina, mengendalikan, dan mengkoordinasikan
kegiatan penyelenggaraan bidang perkreditan.
c. Membagi dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas pada bawahan.
d. Menelaah, memeriksa tentang pelayanan dan pengambilan ( cicilan )
kredit meliputi :
1. Permohonan kredit
2. Persyaratan kredit
3. Proses analisa
4. Administrasi pencairan
6. Penyelesaian akhir kredit
e. Menyusun dan menetapkan pemberian kredit kepada calon pemohon
kredit dan kepada calon pemohon kredit dan penetapan jumlah serta
pengambilan kredit untuk proses lebih lanjut.
f. Menyusun proses perjanjian kredit yang disetujui untuk ditanda tangani
oleh kedua belah pihak antara PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota
Bandung dengan debitur.
g. Memutuskan, menetapkan plafond pemberian kredit sesuai dengan tingkat
kewenangannya.
h. Memberikan rekomendasi hasil pemeriksaan / analisa kredit kepala direksi
dalam pemberian kredit yang menjadi kewenangan direksi.
i. Mengawasi pengawasan administrasi pemberian dan pengembalian kredit
agar sesuai dengan program kerja bagian kredit.
j. Menelaah semua data pinjaman, khususnya yang dianggap bermasalah
untuk diselesaikan lebih lanjut meliputi:
1. Data pinjaman kredit
2. Surat perjanjian
3. Kondisi pembayaran / saldo akhir
4. Ketentuan-ketentuan yang berlaku pada peraturan yang berlaku dalam
bidang perkreditan.
k. Menyelesaikan, mengkoordinasikan penyelesaian kredit bermasalah baik
secara intern maupun ekstern ( jalur hukum )
m. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan dan atau atas perintah
atasan sesuai bidang tugasnya.
10.Seksi Analisa bertugas antara lain :
a. Menyusun tenaga kerja bagian analisa berdasarkan program kerja kepala
bagian kredit .
b. Mendistribusikan dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada
bawahan.
c. Memantau dan mengendalikan kegiatan bawahan.
d. Mengevaluasi hasil kerja bawahan.
e. Menelaah semua data permohonan pengajuan kredit meliputi :
1. Permohonan kredit
2. Surat jaminan
3. Ketentuan-ketentuan lain yang berlaku dalam perkreditan
f. Menganalisa permohonan kredit.
g. Melakukan wawancara kepada calon permohonan kredit yang menyangkut
teknis pemberian kredit.
h. Melakukan kunjungan kepada calon permohnan kredit sebagai pembuktian
langsung atas data yang tertera dalam permohonan kredit ( menyangkut
jaminan & usaha ).
i. Menyampaikan hasil analias berupa rekomendasi pemberian / penolakan
kredit yang dianjurkan pemohon kredit pada atasan disertai dengan alas an
j. Melakukan pembinaan dan bimbingan terhadap nasabah menyangkut
penyaluran kredit yang telah diberikan.
k. Melaprkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.
l. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang yang diberikan dan atau atas
perintah atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
11.Seksi Administrasi Kredit bertugas antara lain :
a. Menyusun rencana kerja pelayanan kredit berdasarkan program kerja
kepala bagian kredit.
b. Memantau dan memberi petunjuk pelaksanaan kerja pada bawahan.
c. Memantau dan mengendalikan kegiatan bawahan.
d. Mengevaluasi hasil kerja bawahan.
e. Menelaah semua permohonan kredit yang dianggap layak diberikan kredit
untuk proses lebih lanjut meliputi :
1. Persyaratan
2. Jaminan
3. Rekomendasi pemberian atau pencairan kredit dari atasan
f. Membuat konsep perjanjian kredit dan perlengkapannya bagi pemohon
kredit untuk diproses penciran kredit.
g. Menyelenggarakan administrasi kredit, menyimpan serta memelihara
semua proses pencairan kredit.
h. Bertanggung jawab atas keamana semua berkas atau dokumen kredit.
i. Mebuat laporan atas semua pengambilan kredit dari debitur sesuai dengan
j. Melaporkan pelaksanaan tugas pada atasan.
k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan atau atas perintah
atasan sesui dengan bidang tugasnya.
12.Seksi Kredit Bermasalah bertugas antara lain :
a. Menyusun rencana kerja bermasalah berdasarkan program karja kepala
bagian kredit.
b. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksana tugas pada bawahan.
c. Memantau dan mengendalikan kegiatan bawahan.
d. Mengevaluasi hasil kerja bawahan.
e. Menelaah dan memeriksa serta melakukan evaluasi atas nama kredit
bermasalah.
f. Memeriksa kembali semua berkas atau dokumen yang bermasalah untuk
dilakukan penelitian menyangkut perjanjian yang telah disepakati.
g. Menyusun semua tunggakan kredit dengan menghitung semua
kewajibannya yang belum terselesaiikan oleh debitur.
h. Melakukan upaya penyelesaian dengan debitur sesuai dengan ketentuan
yang berlaku berupa pemanggilan langsung debitur.
i. Melakukan koordinasi sebelum dan sesudah setiap penyelesaian kredit
bermasalah.
j. Menyusun, menyiapkan berkas kredit bermasalah dalam penyelesaian jalur
hokum diluar PD. BPR Kota Bandung.
k. Melakukan administrasi kredit bermasalah dengan menyimpan,
l. Melaporkan semua pelakasana tugas pada atasan.
m. Melaksanakan tugas kedinasaan lainnya yang diberikan atau atas perintah
atasan yang sesuai dengan bidang tugasnya.
13.Kepala Bagian Dana dan Kas bertugas antara lain :
a. Menyusun rencana program kerja bagian dana dan kas.
b. Memimpin, mengatur, membina, mengendalikan, dan mengkoordinir
kegiatan penyelenggaraan bidang dana dank as.
c. Membagi dan member petunjuk pelaksana tugas kepada bawahan.
d. Memeriksa data informasi dan posisi keuangan secara keseluruhan dan
digunakan sebagai bahan penganalisa masalah keuangan.
e. Membuat konsep untuk memelihara dan menjaga likuiditas, solvabilitas,
rentabilitas secara cash flow perusahaan.
f. Memeriksa. Menelaah, pengadimistrasian, dan pengelolaan data tabungan,
deposito atau simpanan lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
g. Menyusun konsep yang berkaitan pengarahan dana dan perhitungan beban
bunga.
h. Menyusun konsep penggalian dana.
i. Menelaah, menghitung nilai tingkat suku bunga, sesuai dengan perusahaan
sebagai bahan untuk direksi dalam penetuan kebijakan tingkat suku bunga
deposito dan tabungan yang diberlakukan.
j. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan.
k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan dan atau atas
14.Seksi Dana bertugas antara lain :
a. Menerima dan mencatat rekapitulasi harian simpanan tabungan, deposit
atau simpanan lainnya dari seluruh kkp kedalam sub buku besar.
b. Mencetak atau membuat bilyet deposito berdasarkan permohonan yang
masuk untuk proses penandatanganan oleh direksi.
c. Mendistribusikan bilyet deposito yang sudah lengkap ke kkp
masing-masing.
d. Membuat laporan seluruh kegiatan menyangkut posisi simpanan berupa
tabungan, deposito atau simpanan lainnya.
e. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada atasan.
f. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan dan atau atas
perintah atasan sesuia bidang tugasnya.
15.Seksi Kas
Tanggung Jawab :
a. Menjamin kelancaran, efisiensi dan keramahan dalam pelayanan kas yang
dilakukan oleh kantor pelayanan kas.
b. Menjamin bahwa semua transakasi laporan-laporan dan aktivitas lain telah
dilaksanakan sesuai dengan prosedur oprasional dalam batas-batas
kewenangan yang dimilikinya.
c. Menjamin bahwa pelaksanaan proses akhir telah dilakukan sesuai dengan
prosedur oprasional yang telah ditetapkan.
d. Menjamin bahwa seluruh transakasi telah diproses dan laporan-laporan
e. Membuat dan melaksanakan rencana kerja dan anggaran sesuai dengan
jadwal dan anggaran yang telah ditetapkan.
f. Memberikan perhatian atsa saran-saran perbaikan atas temuan
pemeriksaan baik intern maupun ekstern auditor.
g. Mengadakan pembinaan pegawai pada unit kerja yang dipimpinnya.
h. Mengadakan komunikasi dengan unit kerja intern PD.BPR maupun
dengan intansi lain sesuai dengan kewenangannnya.
Tugas-Tugas:
a. Mengkoordinir semua kantor pelayanan kas agar dapat melayani nasabah
dengan efektif, efisien, dan ramah.
b. Mengadakan pembinaan secara rutin terhadap para petugas kantor
pelayanan kas.
c. Memberikan pelayanan yang memuaskan kepada nasabah dengan
mendekatkan pelayanan melalui kas kantor.
d. Melaksanakan transaksi-transaksi keuangan yang sah baik penerimaan
maupun pembayaran di kantor pelayanan kas.
e. Memeriksa atasa transaksi-transaksi yang terjadi sesuai dengan prosedur
oprasional dan dalam batas-batas kewenangannnya.
f. Menyiapkan den memelihara kerjakan register-register, kartu-kartu, hasil
print out komputer, laporan-laporan serta menyimpannya dengan baik.
g. Menerima laporan transakasi hari itu, bukti-bukti kas dan