The Influence Of Dividend Payment and
Return on Equity To Share Price
At PT Kimia Farma Ltd.
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia
Oleh :
HIDYA PRATAMI LASTARI 21207047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
Pengembalian Modal Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada PT Kimia Farma Tbk Tahun 2003-2010)”, Dibawah Bimbingan Linna Ismawati, SE.,M.Si
Pembayaran dividen dan tingkat pengembalian modal (ROE) menjadi salah satu tolak ukur para investor dalam mengambil keputusan untuk menanamkan modalnya dalam suatu perusahaan. PT Kimia Farma Tbk pada tahun 2008 mengalami kenaikan laba hal ini disebabkan karena asset dan penjualan bersih meningkat. Adanya kenaikan laba diperusahaan dalam rangka untuk mempertahankan kepercayaan para investor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan pembayaran dividen, tingkat pengembalian modal dan harga saham, untuk mengetahui pengaruh pembayaran dividen terhadap tingkat pengembalian modal dan untuk mengetahui pengaruh pembayaran dividen dan tingkat pengembalian modal terhadap harga saham secara parsial dan simultan pada PT Kimia Farma Tbk.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif (kualitatif) dengan menggunakan analisis perkembangan dan metode penelitian verifikatif (kuantitatif) dengan menggunakan analisis uji statistik yaitu analisis jalur, korelasi pearson, uji determinasi dan pengujian hipotesisnya menggunakan uji t untuk menguji secara parsial dan tingkat signifikasi 5% dengan menggunakan bantuan program SPSS 17 for windows.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kondisi perkembangan dividen, tingkat pengembalian modal dan harga saham pada PT Kimia Farma Tbk pada tahun 2003-2010 terus mengalami fluktuasi. Hubungan pembayaran dividen dengan tingkat pengembalian modal adalah kuat tapi tidak searah. Hubungan pembayaran dividen dan tingkat pengembalian modal dengan harga saham secara parsial rendah dan tidak searah. Sedangkan secara simultan untuk pengaruh pembayaran dividen dan tingkat pengembalian modal terhadap harga saham adalah sangat rendah yaitu hanya berpengaruh sebesar 3,8%.
Dividend payments and return on equity (ROE) to be one benchmark for investors in making decisions to invest in a company. PT Kimia Farma Ltd in 2008 to increase profits this is because the asset and net sales increased. An increase in profit in the company in order to maintain investor confidence. The purpose of this study was to determine the progress of dividend payment, the return on equity, to determine the effect of dividend payment, return on equity and to determine the effect of dividend payment and return on equity on share price partially and simultaneously at PT Kimia Farma Ltd
the research method used in this research is descriptive research method (qualitative) by using analysis verifikatif development and research methods (quantitative) by using a statistical test analysis of the path analysis, pearson correlation, a test of determination and hypothesis testing using t test to test partial and 5% significancelevel using SPSS 17 for windows.
The result of these research show that growth conditions of dividend payment, return on equity and share price on PT Kimia Farma Ltd in 2003-2010 continued to fluctuate. Dividend payments relation with the return on equity is strong but not direction. Relation dividend payments and return on equity with share price be partially is low and unidirectional. While simultaneously for the effect of dividend payments and return on equity is very low at only effect of 3,8%.
vii
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena atas berkat
serta rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi guna melengkapi tugas dan
memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Ilmu Ekonomi di
Universitas Komputer Indonesia Bandung. Adapun judul yang penulis ambil
adalah “Pengaruh Pembayaran Dividen dan Tingkat Pengembalian Modal
Terhadap Harga Saham pada PT. Kimia Farma Tbk.
Penulis sadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, baik dalam
pembahasan materi maupun teknik penulisannya. hal ini karena keterbatasan
wawasan dan kemampuan serta pengetahuan yang penulis miliki. Sehingga semua
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak diharapkan penulis.
Penulisan skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak,
Rasa hormat dan terima kasih yang tidak terhingga atas segala bantuan dari semua
pihak juga penulis sampaikan kepada :
1. Dr.Ir.Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof.Dr.Hj. Umi Narimawati, Dra.,SE.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia dan dosen penguji yang telah meluangkan
viii
4. Raeny Dwisanty, SE., M.Si, selaku dosen penguji Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
5. Kedua Orang Tua tercinta serta adik-adiku yang telah memberikan dukungan
dan semangat. Dengan doa dan kepercayaan yang mereka berikan, sehingga
penulis dapat menyelesaikannya.
6. Kepada Rizki, yang selalu setia menemani, membantu mendukung dan
memberi semangat kepada penulis.
7. Kepada seluruh sahabat dan teman anak MN-2 Angkatan 2007 yang sudah
memberikan semangat dan doanya untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam penelitian ini yang
tidak bisa disebutkan satu persatu.
Bandung, Juli 2011
Penulis
1
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif membutuhkan
keikutsertaan para pelaku usaha untuk lebih aktif dalam menarik investor
domestik dan mancanegara. Pasar modal merupakan tempat bertemunya antara
pihak yang memerlukan modal dengan pemilik modal baik perorangan maupun
kelompok. Pasar modal mempunyai peranan penting untuk dapat memenuhi
kebutuhan modal bagi dunia usaha agar tetap eksis dalam perekonomian global.
Pasar modal menduduki posisi yang sangat strategis, karena dapat menjadi sarana
yang handal untuk mobilitas dana dari masyarakat dan dapat berperan sebagai
modal penyerta (saham), maupun dana pinjaman (obligasi) dalam jumlah yang
besar. Khusus sebagai dana penyertaan akan dapat memperbaiki struktur modal
bagi perusahaan, dan mempunyai kelonggaran dalam menggunakan dana, karena
keterikatan dana tidak ada jatuh temponya.
PT. Kimia Farma Tbk. Merupakan sebuah perusahaan pelayanan
kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir, yaitu : industri, marketing,
distribusi, ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan. Sebagai perusahaan
publik sekaligus BUMN, Kimia Farma berkomitmen penuh untuk melaksanakan
tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban
Seorang investor yang rasional melakukan analisa sebelum membuat
keputusan untuk menginvestasikan dananya di pasar modal (dengan membeli
sekuritas diperdagangan di bursa). Investor tersebut harus percaya bahwa
informasi yang diterimanya adalah informasi yang benar, sistem perdagangan
dibursa dapat dipercaya, serta tidak ada pihak lain yang memanipulasi dari
perdagangan tersebut. Ada jenis informasi yang merupakan sinyal penting bagi
investor untuk menilai prospek perusahaan yang bersangkutan yaitu laba per
lembar (Earning Per Share) dan dividen per lembar saham (Dividen Per Share).
Informasi ini amat berguna bagi investor atau calon investor dalam melakukan
penelitian perusahaan sebab pada umumnya manajemen tidak akan mengambil
resiko dengan membayar dividen yang tinggi pada suatu waktu tertentu. Bila
menurut estimasi mereka perusahaan tidak mampu mempertahankannya dimasa
yang akan datang. Dalam kondisi ketidakpastiaan yang tinggi dividen bisa
menjadi proxy yang baik terhadap trend pendapatan (Alexander, et al dalam
Noventri Musthikawati, 2010).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurmala (2006), menyatakan bahwa kebijakan dividen sangat penting karena mempengaruhi kesempatan
investasi perusahaan, harga saham, struktur finansial, arus pendanaan dan posisi
likuiditas. Dengan perkataan lain, kebijakan dividen menyediakan informasi
mengenai performa (performance) perusahaan.
Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividend payout rationya
yaitu persentase laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai, artinya besar
pemegang saham dan disisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan.
Pertimbangan mengenai dividend payout ratio ini diduga sangat berkaitan dengan
kinerja keuangan perusahaan. Bila kinerja keuangan perusahaan bagus maka
perusahaan tersebut akan mampu menetapkan besarnya dividend payout ratio
sesuai dengan harapan pemegang saham dan tentu saja tanpa mengabaikan
kepentingan perusahaan untuk tetap sehat dan tumbuh (Levy dan Sarnat, dalam
Andri Purwanto, 2009).
Pembagian dividen perusahaan terhadap pemegang saham mempengaruhi
harga saham di bursa efek. Semakin besar dividen yang diberikan oleh
perusahaan, maka saha perusahaan tersebut sangat diminati para investor atau
calon investor. Hal ini berarti akan mendorong permintaan terhadap saham
perusahaan, yang ada pada akhirnya akan melambungkan harga saham perusahaan
tersebut.
Selain itu dalam mengukur kinerja perusahaan investor biasanya melihat
kinerja keuangan yang tercermin dari berbagai macam rasio. Return On Equity
adalah merupakan salah satu indikator penting yang sering digunakan oleh
investor untuk menilai tingkat profitabilitas perusahaan sebelum melakukan
investasi. Menurut penelitian Standard and Poor 500 di Amerika rata – rata tingkat Return On Equity perusahaan – perusahaan di Amerika berkisar 10 sampai dengan 15 persen dan Return On Equity yang tinggi mempengaruhi harga saham
perusahaan - perusahaan tersebut (Raja Lambas J. Panggabean, 2005).
Profitabilitas perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat
Jika kondisi perusahaan dikategorikan menguntungkan atau menjanjikan
keuntungan di masa mendatang maka banyak investor yang akan menanamkan
dananya untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dan hal itu tentu saja
mendorong harga saham naik menjadi lebih tinggi (Haryanto dan Toto Sugiarto. S, 2003).
Tingkat profitabilitas perusahaan pada analisis fundamental biasanya
diukur dari beberapa aspek, diantaranya adalah dengan menggunakan Return On
Equity. Return On Equity merupakan perbandingan antara Earning After Taxes
dengan Modal sendiri. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang
perusahaan, jika proporsi utang semakin besar maka rasio ini juga akan makin
besar.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yunina, Nazir, dan Ghazali Syamni (2009) menyatakan bahwa Return on Equity merupakan teknik lain untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Return on equity secara eksplisit
menganalisis profitabilitas perusahaan bagi pemilik saham biasa. Laba yang
diperoleh suatu perusahaan biasanya dibagi-bagi kepemilik modal, seperti hutang
Tabel 1.1
Return on Equity dan Harga Saham Tahun 2003 – 2010 pada PT Kimia Farma Tbk.
Tahun ROE
( % )
Harga Saham ( Dalam Rupiah )
2003 6,03 210
2004 9,55 205
2005 6,26 145
2006 5,05 165
2007 5,75 305
2008 5, 84 76
2009 6,28 127
2010 12,45 159
Sumber : data yang diolah laporan keuangan PT.Kimia Farma Tbk
Kinerja sejumlah perusahaan farmasi pada tahun 2008 mulai mengalami
pertumbuhan yang lambat karena kenaikan laba yang kecil. Meski kecil, beberapa
diantaranya masih dapat mempertahankan pertumbuhan laba namun ada juga yang
terpaksa mengalami penurunana laba. Hal ini pula dialami oleh PT. Kimia Farma
Tbk yang pada tahun 2008 mendapatkan kenaikan laba (keuntungan) walaupun
kecil. Kenaikan laba ini disebabkan karena asset dan penjualan bersih yang
mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Adanya kenaikan laba di
perusahaan dalam rangka mempertahankan kepercayaan para investor.
Walaupun PT. Kimia Farma Tbk pada tahun 2008 mengalami kenaikan
laba tetapi harga saham justru mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu
dari Rp. 305 per lembar saham turun menjadi Rp. 76 per lembar saham.
Berdasarkan survey PT Kimia Farma tbk dihadapkan pada dampak krisis
Pergerakan harga saham sangat dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari
dalam perusahaan. Hal ini disebabkan karena investor memiliki harapan atas
sejumlah pengembalian dari nilai investasinya, harapan dari investor atas
pengembalian tersebut biasanya berbentuk dividen. Pembayaran dividen yang
besar tentu diharapakan oleh para investor. Pengembalian itu tentunya tergambar
jelas pada performa perusahaan, jika dari tahun ke tahun perusahaan mengalami
keuntungan yang signifikan tentu pula investor cenderung memiliki harapan yang
cukup optimis akan pengembalian yang pasti didapatnya, sementara itu jika
perusahaan pada tahun-tahun terakhir mengalami kerugian maka secara otomatis
terbayang didalam benak investor sejumlah kerugian yang dihitungnya (Haryanto
dan Toto Sugiarto. S, 2003).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menelaah secara
lebih mendalam pada PT. Kimia Farma Tbk mengetahui sampai sejauh mana
pengaruh pembayaran dividen dan tingkat pengembalian modal (ROE) terhadap
harga saham perusahaan PT. Kimia Farma Tbk yang akan dituangkan dalam
bentuk skripsi yang berjudul :
“Pengaruh Pembayaran Dividen Dan Tingkat Pengembalian Modal
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka peneliti
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
Kenaikan laba yang dialami perusahaan disebabkan karena asset dan
penjualan bersih yang mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya
Adanya kenaikan laba di perusahaan maka dapat meningkatkan pembayaran
dividen, hal tersebut dilakukan dalam rangka mempertahankan kepercayaan
para investor. Tetapi tidak direspon positif oleh transaksi di pasar modal,
sementara harga saham justru mengalami penurunan. Terjadinya krisis global
menjadi salah satu faktor tidak stabilnya harga saham pada PT. Kimia Farma
tbk.
1.2.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Bagaimana Pembayaran Dividen pada PT. Kimia Farma tbk.
2. Bagaimana Tingkat Pengembalian Modal (ROE) PT. Kimia Farma tbk.
3. Bagaimana Harga Saham pada PT. Kimia Farma tbk.
4. Bagaimana pengaruh Pembayaran Dividen dan Tingkat Pengembalian
Modal (ROE) pada PT. Kimia Farma tbk.
5. Bagaimana pengaruh Pembayaran Dividen dan Tingkat Pengembalian
Modal (ROE) secara parsial dan simultan terhadap Harga Saham PT.
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah agar peneliti dapat memperoleh
informasi dan pengetahuan mengenai bagaimana pengaruh pembayaran
dividen dan tingkat pengembalian modal (ROE) terhadap harga saham pada
PT. Kimia Farma tbk.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan penulisan dari penelitian
yang dilakukan penulis adalah :
1. Untuk mengetahui Pembayaran Dividen pada PT. Kimia Farma tbk.
2. Untuk mengetahui Tingkat Pengembalian Modal (ROE) PT. Kimia Farma
tbk.
3. Untuk mengetahui Harga Saham pada PT. Kimia Farma tbk.
4. Untuk mengetahui pengaruh Pembayaran Dividen dan Tingkat
Pengembalian Modal (ROE) pada PT. Kimia Farma tbk.
5. Untuk mengetahui pengaruh Pembayaran Dividen dan Tingkat
Pengembalian Modal (ROE) secara parsial dan simultan terhadap Harga
Saham PT. Kimia Farma tbk.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
tingkat pengembalian modal (ROE), sehingga dapat dijadikan umpan
balik dan informasi bagi kemajuan perusahaan yang akan datang.
2. Bagi Investor
Bagi Investor yang tertarik menanam modalnya di bursa efek,
maka hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi
dalam mempertimbangkan keputusan investasi
1.4.2 Kegunaan Akademis
1. Bagi Penulis
Bagi penulis kegunaan penelitian ini adalah untuk menambah
wawasan dan menambah informasi pengetahuan mengenai pasar modal
terutama tentang pengaruh pembayaran dividen dan tingkat
pengembalian modal (ROE) terhadap harga saham
2 Bagi pihak lain
Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi pedoman dan
referensi dalam penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pembayaran
dividen dan tingkat pengembalian modal (ROE) terhadap harga saham.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian
Dalam rangka mendapatkan data untuk penelitian ini, penulis
mengadakan penelitian pada PT Kimia Farma tbk yang berlokasi di Jalan
1.5.2 Waktu Penelitian
Penelitian dimulai dari bulan Februari 2011 sampai dengan bulan
Juli 2011. Secara lebih rinci waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 1.2
dibawah ini :
Tabel 1.2 Jadwal Kegiatan
No
Bulan Feb`11 Mar’11 Apr’11 Mei’11 Juni’11 Juli’11
Kegiatan/
Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
a.Penyusunan UP
b.Bimbingan
c.Pendaftaran Seminar UP
d.Seminar UP
e.Perbaikan
2 Pengumpulan Data
3 Pengolahan Data
4 Penyusunan Laporan dan Bimbingan
5 Pendaftaran Ujian Sidang Skripsi
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kebijakan Dividen
Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak
dikurangi dengan laba ditahan (retained earning) yang ditahan sebagai cadangan
bagi perusahaan. Dividen ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham
sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Apabila peusahaan penerbit saham
mampu menghasilkan laba yang besar maka ada kemungkinan pemegang
sahamnya akan menikmati keuntungan dalam bentuk dividen yang besar pula.
Keputusan tentang besarnya laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham
sebagai deviden biasa disebut dengan kebijakan dividen.
Menurut Sartono (2001:281) menyatakan bahwa “Kebijakan dividen
adalah keputusan apakah laba yang di peroleh perusahaan akan dibagikan kepada
pemegang saham sebagai dividen atau ditahan dalam bentuk laba ditahan guna
pembiayaan dimasa datang.”
Menurut Lukas (2008:285-288) ada lima teori untuk menentukan kebijakan dividen yaitu:
1. Dividen Tidak Relevan
Menurut Modigliani dan Miller (MM), nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya DPR, tapi ditentukan oleh laba bersih
dividen adalah tidak relevan. Pernyataan MM ini didasarkan pada
beberapa asumsi penting yang “lemah” seperti :
a. Pasar modal sempurna dimana semua investor adalah rasional
b. Tidak ada biaya emisi saham jika perusahaan menerbitkan saham baru
c. Tidak ada pajak
d. Kebijakan investasi
2. Bird in the hand Theory
Gordon dan Linther menyatakan bahwa biaya modal sendiri (Ks)
perusahaan akan naik jika DPR rendah karena investor lebih suka
menerima dividen daripada capital gains. Modigliani dan Miller
menganggap argumen Gordon dan Lintner ini merupakan suatu kesalahan (MM menggunakan istilah “The Bird in the hand Fallacy”.
Menurut MM, pada akhirnya investor akan kembali menginvestasikan
dividen yang diterima pada perusahaan yang sama atau perusahaan yang
memiliki risiko yang hampir sama.
3. Teori Perbedaan Pajak
Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Mereka menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividend an
capital gains, para investor lebih menyukai capital gains karena dapat
menunda pembayaran pajak.
4. Teori “Signaling Hypothesis”
Seperti teori dividen yang lain, teori “Signaling Hypothesis” ini juga sulit
mengandung beberapa informasi. Tapi sulit dikatakan apakah kenaikan
dan penurunan harga setelah adanya kenaikan dan penurunan dividen
semata-mata disebabkan oleh efek “sinyal” atau disebabkan karena efek “sinyal” dan preferensi terhadap dividen.
5. Teori “Clientele Effect”
Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang saham yang
berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan
dividen perusahaan. Bukti empiris menunjukan bahwa efek dari
“Clientele” ini ada. Efek ini hanya mengatakan bahwa bagi sekelompok
pemegang saham, kebijakan dividen tertentu lebih menguntungkan
mereka.
Dalam penelitian yang dilakukan Noventri Musthikawati (2010)
menyebutkan bahwa ada beberapa jenis dividen yaitu sebagai berikut:
a) Dividen Tunai (cash dividend)
Merupakan dividen yang dibagikan dalam bentuk kas. Yang perlu
diperhatikan oleh manajemen sebelum membuat pengumuman adanya pemabgian
dividen tunai adalah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pembagian
dividen tersebut.
b) Dividen Aktiva selain Kas (Property dividend)
Merupakan dividen yang dibagikan dalam bentuk aktiva selain kas. Aktiva
yang dibagikan dapat berbentuk surat-surat berharga perusahaan yang dimiliki
perusahaan, barang dagangan, real estate, atau investasi bentuk lain yang
c) Dividen dengan Utang Wesel (Script Dividend)
Dividen utang wesel timbul apabila perusahaan tidak membayar dividen
sekarang dikarenakan saldo kas yang ada tidak mencukupi, sehingga manajemen
perusahaan akan mengeluarkan script dividend yaitu janji tertulis untuk membayar
jumlah tertentu diwaktu yang akandatang. Script dividend ini mungkin berbunga
mungkin tidak.
d) Dividen Likuidasi (Liquidating Dividend)
Merupakan dividen yang sebagian merupakan pengembalian dari
investasi/modal pemegang saham. Apabila perusahaan membagi dividen likuidasi,
maka para pemegang saham harus diberitahukan mengenai berapa jumlah
pembagian laba dan berapa yang merupakan pengembalian modal sehingga para
pemegang saham bisa mengurangi investasinya. Dengan demikian transaksi
identik dengan penarikan modal sendiri oleh pemegang saham.
e) Dividen Saham (Stock Dividend)
Merupakan pembagian tambahan saham tanpa dipungut pembayaran
kepada para pemegang saham sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya.
Dividen saham kurang lebih merupakan penyusunan kembali modal perusahaan
(rekapitalisasi), sedangkan proporsi kepemilikan tidak mengalami perubahan.
2.1.1.1 Dividen Payout Ratio
Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan dalam
perusahaannya, namun di satu pihak perusahaan juga harus membayarkan dividen
kepada para pemegang sahamnya. Semakin tinggi tingkat dividen yang
adalah menghambat tingkat pertumbuhan dalam pendapatan dan harga sahamnya.
Jika perusahaan ingin menahan sebagian besar dari pendapatannya tetap di dalam
perusahaan, berarti bagian dari pendapatan yang tersedia untuk pembayaran
dividen adalah makin kecil.
Menurut Gitman (2003:570) mengatakan bahwa :
Devidend payout ratio menunjukkan persentase dari setiap dolar yang diterima yang didistribusikan kepada pemilik dalam bentuk uang tunai. Hal ini dihitung dengan membagi dividen kas perusahaan per saham dengan laba per saham perusahaan.
Sedangkan menurut Riyanto (1993:201) menyatakan bahwa “Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash
dividend disebut dividend payout ratio.”
Lukas (2008:85) menjelaskan bahwa persentase dividen yang dibagikan dari laba setelah pajak disebut “Dividen Payout Ratio”.
Adapun rumus dari Dividen Payout Ratio(DPR) adalah sebagai berikut:
(Lukas , 2008:85)
Jika dividend payout ratio berkurang dapat menggambarkan laba
perusahaan yang makin berkurang. Akibatnya sinyal buruk akan muncul karena
mengindikasikan bahwa perusahaan kekurangan dana. Kondisi ini akan
menyebabkan preferensi investor akan suatu saham berkurang karena investor
memiliki preferensi yang sangat kuat atas dividen. Sehingga perusahaan akan
selalu berupaya untuk mempertahankan dividend payout ratio meskipun terjadi
penurunan jumlah laba yang diperolehnya. Walaupun pada kenyataan yang terjadi DPR =Dividen yang Dibagi
tidak selalu demikian, turunnya rasio DPR belum tentu keuntungan perusahaan
juga menurun, tetapi tidak dibagikan dalam bentuk dividen, melainkan menjadi
laba ditahan oleh perusahaan. Namun demikian, rasio DPR tetap menjadi sinyal
bagi investor yang mengharapkan keuntungan dalam bentuk dividen.
2.1.2 Laporan keuangan
Perusahaan dan penyedia modal-kreditur dan investor selalu melakukan
analisis laporan keuangan. Jenis analisis bervariasi menurut masing-masing pihak.
Secara internal, manajemen juga menggunakan analisis keuangan untuk
pengendalian modal mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
Laporan keuangan senantiasaa melaporkan apa yang sebenarnya terjadi
pada aset, laba, dan dividen selama beberapa tahun terakhir. Laporan keuangan
pada hakekatnya merupakan suatu output dan hasil akhir dari proses akuntansi,
yang disajikan sebagai bahan informasi bagi para pemakai yang berkepentingan
terhadap laporan keuangan tersebut yang mana didalamnya terdapat suatu
pertanggungjawaban atau accountability yang disajikan sebagai suatu indikator
kesuksesan suatu perusahaan.
Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban keuangan pimpinan
atas perusahaan yang telah dipercayakan kepadanya. Kondisi keuangan dan
hasil-hasil operasi perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan,
pada hakekatnya merupakan hasil akhir dari kegiatan perusahaan yang mana dapat
Adapun pengertian laporan keuangan seperti yang dikemukakan, menurut
Zaki Baridwan (2004:17) menyatakan bahwa :
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, dan merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan, yang dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan, serta digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan.
Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2010:84) menyatakan bahwa
“Laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang
tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan aset-aset nyata yang
berada di balik angka tersebut.”
Dari uraian kedua pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
laporan keuangan adalah kumpulan data dan infomasi transaksi-transaksi
keuangan perusahaan yang terjadi selama satu tahun dan dapat menjadi tolak ukur
kinerja suatu perusahaan. Bagi para analisi, laporan keuangan merupakan media
penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan.
2.1.2.1 Fungsi Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu perusahaan dan
kegiatan-kegiatannya kepada mereka yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut.
Dari laporan keuangan manajemen dapat memperoleh berbagai informasi yang
Adapun menurut Muwanir (2002:3) mengemukakan bahwa :
Fungsi laporan keuangan adalah untuk mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan, untuk menentukan/mengukur efisiensi tiap-tiap bagian agar dapat mengetahui derajat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, untuk menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang diserahi wewenang dan tanggung jawab, dan untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Disamping fungsi tersebut di atas, laporan keuangan juga berfungsi
sebagai alat pertanggungjawaban manajemen kepada semua pihak yang
menanamkan dan mempercayakan pengelolaan dananya dalam perusahaan
tersebut terutama kepada para pemilik melalui laporan keuangan yang diterbitkan
oleh perusahaan.
2.1.2.2 Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan memiliki tujuan untuk mengetahui apakah
keadaan keuangan perusahaan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan
antara unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu
dari tahun ketahun untuk mengetahui perkembangan perusahaan.
Hasil analisis laporan keuangan akan membantu menginterprestasikan
berbagai hubungan kunci dan kecenderungan yang dapat memberikan dasar
pertimbangan mengenai potensi keberhasilan dasar pertimbangan mengenai
potensi keberhasilan perusahaam dimasa yang akan datang.
Ada beberapa pendapat para ahli di bidang ekonomi yang menjelaskan
Menurut Susan Irawati (2004:30) mengemukakan bahwa “Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos
laporan keuangan dengan pos keuangan lainnya yang mempunyai hubungan yang
relevan.”
Sedangkan menurut M.Fraser dan Ormiston (2004:170) mengemukakan bahwa:
Analisis laporan keuangan dari sudut pandang manajemen mengaitkan semua pertanyaan yang diajukan oleh kreditor, karena pemakai laporan keuangan ini harus mengetahui kemampuan perusahaan untuk memperoleh modal yang dibutuhkan.
Dari uraian pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa analisis
laporan keuangan merupakan laporan analisis yang sering digunakan oleh para
analisis untuk menganalisis data dan informasi yang ada dalam laporan keuangan
dengan tujuan mengetahui kondisi keuangan agar perusahaan dapat mengambil
keputusan yang tepat.
2.1.2.3 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Pada dasarnya laporan keuangan dibuat untuk menyediakan informasi
keuangan mengenai suatu badan usaha yang akan dipergunakan oleh pihak-pihak
yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan didalam pengambilan
keputusan ekonomi.
Menurut Harnanto (2002:14) menyatakan bahwa ada beberapa tujuan laporan keuangan yaitu :
Informasi kinerja keuangan perusahaan terutama profitabilitas, diperlukan
untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin
dikendalikan di masa yang akan datang. Informasi perubahan posisi keuangan
juga bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi selama
periode pelaporan. Informasi ini berguna bagi pemakai sebagai dasar dalam
menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta kebutuhan
perusahaan untuk memanfaatkan arus kas.
Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen
atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa
yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen, agar mereka dapat
membuat keputusan ekonomi.
2.1.2.4 Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Dibawah ini terdapat beberapa penjelasan para ahli di bidang ekonomi
yang menjelaskan tentang jenis-jenis analisis laporan keuangan.
Sedangkan menurut Lukas (2008:415) menyatakan bahwa :
Rasio keuangan didesain untuk memperlihatkan hubungan antara item-item pada laporan keuangan (neraca dan laporan rugi-laba). Ada 5 jenis rasio keuangan yaitu, leverage ratios untuk memperlihatkan berapa hutang yang digunakan perusahaan, liquidity ratios untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo, efficiency atau asset management ratios untuk mengukur seberap efektif perusahaan mengelola aktiva, profitability ratios untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan market value ratios untuk memperlihatkan bagaimana perusahaan dinilai oleh investor pasar modal.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa rasio
keuangan yang sering digunakan oleh perusahaan terdiri dari Rasio Likuiditas,
Aktivitas, Solvabilitas dan Profitabilitas. Namun dalam penelitian ini hanya akan
membahas tentang rasio profitabilitas.
2.1.2.5 Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Adapun beberapa jenis rasio keuangan yang umum digunakan oleh para
analis perusahaan dikelompokkan menjadi :
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio Likuditas menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi
tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar.
2. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio)
Rasio Solvabilitas mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan
hutang. Rasio ini mempunyai beberapa implikasi, (1) kredit mengharapkan dana
yang sediakan pemilik perusahaan sebagai margin keamanan, bila pemilik
hanyamenyediakan sebagian kecil modalnya maka resiko bisnis sebagian besar
masih dapat mengendalikan perusahaan; (3) bila perusahaan mendapatkan
keuntungan lebih besar dari dana yang dipinjamnya dibandingkan biaya bunga
yang harus dibayar, maka pengambilan kepada pemilik dapat diperbesar.
3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Rasio Aktivitas ini mengukur tingkat efektivitas pemanfaatan sumber daya
perusahaan. Rasio ini membandingkan tingkat penjualan dengan investasi dalam
berbagai rekening aktiva seperti perputaran persediaan, perputaran piutang, dan
perputaran aktiva tetap, juga biaya perputaran total aktiva.
4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio Profitabilitas mengukur tingkat efektivitas pengelolaan (manajemen)
perusahaan yang ditunjukkan oleh jumlah keuntungan yang dihasilkan dari
penjualan dan investasi. Rasio ini juga menggambarkan kemampuan perusahaan
untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada di
perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang
ada di perusahaan seperti kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan
sebagainya.
2.1.2.6 Analisis Profitabilitas
Secara umum rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur efektivitas
suatu manajemen perusahaan dan hasilnya dapat dilihat dari pengembalian yang
dihasilkan dari penjualan investasi. Aliran arus kas yang akan datang adalah hasil
dari sejumlah besar kebijakan dan keputusan. Yang dapat menjadi ukuran-ukuran
kinerja suatu perusahaan agar dapat mencerminkan keputusan-keputusan strategis,
Menurut Mahmud M. Hanafi (2001:30) rasio profitabilitas adalah “Rasio Profitabilitas, rasio ini mengukur perusahaan menghasilkan keuntungan
(profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu.”
Sedangkan menurut Sofyan (2008:304) menyatakan bahwa “Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua
kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah
karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.”
Untuk mengukur nilai profitabilitas dapat menggunakan rasio-rasio seperti
Retun On Asset (ROA), Retun On Equity (ROE), Gross Profit Margin dan Net
Profit Margin. Namun rasio yang sering dibicarakan, yaitu Return On Equity
(ROE), Return On Total Asset (ROA) dan Return On Investment (ROI).
Return On Investment (ROI) merupakan rasio perbandingan antara
pendapatan bersih (earning after tax) dengan total aktiva (total asset).
(Beni, 2009 : 200)
Return On Equity (ROE) merupakan pengukuran kemampuan suatu
perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan
laba. Return On Equity (ROE) atau Return On Net Work juga merupakan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang
saham, dimana persentase rasio ini dinyatakan oleh rumus sebagai berikut : ROI =Laba Setelah Pajak
(Sawir, 2001: 20)
Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat dibedakan antara Return On
Investment (ROI) dan Return On Equity (ROE), dimana Return On Investment
(ROI) merupakan kemampuan menghasilkan laba dengan mempergunakan asset
dari perusahaan sementara Return On Equity (ROE) merupakan modal yang
dimiliki oleh pemegang saham atau pemilik saham. Adapun rumus yang
digunakan oleh peneliti adalah Return On Equity (ROE).
2.1.2.7 Return On Equity
Hasil pengembalian atas ekuitas mengukur pengembalian nilai buku
kepada pemilik perusahaan. Return On Equity (ROE) merupakan suatu “rasio
tujuan akhir” (bottom line ratio). Menurut Brigham dan Houston (2010:149)
Pemegang saham berharap mendapatkan pengembalian atas uang mereka, dan
Return On Equity (ROE) ini menunjukan pengembalian tersebut.
Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005:225) menyatakan bahwa “Return On Equity (ROE) membandingkan laba bersih setelah pajak (dikurangi
dividen saham biasa) dengan ekuitas yang telah diinvestasikan pemegang saham
di perusahaan.”
Rumus untuk Return On Equity (ROE) dibawah ini.
(Sawir, 2001: 20)
ROE =
Modal Sendiri x 100%
ROE =Laba Setelah Pajak
Rasio ini menunjukan daya untuk menghasilkan laba atas investasi
berdasarkan nilai buku para pemegang saham, dana sering kali digunakan dalam
membandingkan dua atau lebih perusahaan dalam sebuah industri yang sama.
ROE yang tinggi sering kali mencerminkan penerimaan perusahaan atas peluang
investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif. Akan tetapi, jika
perusahaan tersebut telah memilih untuk menerapkan tingkat utang yang tinggi
berdasarkan standar industri, ROE yang tinggi hanyalah merupakan hasil dari
asumsi risiko keuangan yang berlebihan.
2.1.3 Saham
Saham merupakan sekuritas yang paling populer dipasar modal karena
saham bisa memberikan keuntungan dalam jumlah yang besar dengan jangka
waktu yang relative singkat. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan
atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham
adalah berupa kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik
perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut.
Menurut Eduardus Tandelilin (2001:6) mengemukakan bahwa:
Saham merupakan surat bukti atas kepemilikan aset-ast perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan.
Dari uraian pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa saham
merupakan tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan, dimana dengan
dimilikinya saham tersebut maka investor akan mendapatkan keuntungan.
2.1.3.1 Jenis-jenis Saham
Berdasarkan hak atas klaim, saham terdiri dari 2 macam. Adapun
jenis-jenis saham menurut Eduardus Tandelilin (2001:18) memaparkan bahwa “Saham dapat dibedakan menjadi saham preferen dan saham biasa.“
Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005:115) menyatakan bahwa : Saham preferen adalah jenis saham yang (biasanya) menjanjikan dividen tetap, akan tetapi jumlahnya bergantung pada dewan direksi. Saham tersebut memiliki preferensi atas saham biasa dalam hal pembayaran dividend dan klaim atas berbagai aktiva perusahaan.
Selain itu Van Horne dan Wachowicz (2005:116) menjelaskan bahwa “Saham biasa adalah surat berharga yang mencerminkan posisi kepemilikan (dan
risiko) dalam sebuah perusahaan.”
2.1.3.2 Karakteristik Saham
Terdapat beberapa pendapat mengenai karakteristik saham biasa, yang
menyatakan bahwa saham biasa merupakan saham yang memeberikan pendapatan
berupa dividend an capital gain yang tidak tetap, memberikan hal suara dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan pemegangnya memiliki residual
Menurut Sulistyastuti (2003:3) menyatakan bahwa saham memiliki 5 karakteristik :
Berhak atas pendapatan perusahaan yang berupa dividen, berhak atas harta perusahaan ketika perusahaan penerbitnya dilikuidasi, berhak mengeluarkan suara, tanggung jawab terbatas dan hak memesan efek terlebih dahulu.
2.1.3.3 Keuntungan dan Resiko Investasi Pada Saham 2.1.3.3.1 Keuntungan Investasi Pada Saham
Seorang investor akan membeli saham dengan harapan akan mendapatkan
keuntungan dimasa yang akan datang. Keuntungan investasi dari saham
diantaranya adalah :
1. Kenaikan harga saham (Capital Gain), yaitu keuntungan dari hasil jual beli
saham berupa kelebihan nilai jual dari nilai beli saham.
2. Pembagian Deviden, merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan
kepada pemegang saham. Kebijakan dividen akan menyangkut keputusan
pembagian laba atau menahan guna diinvestasikan kembali pada perusahaan.
2.1.3.3.2 Resiko Investasi Pada Saham
Seorang investor menanamkan modal pada saham suatu perusahaan
dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang, namun
masa yang akan datang penuh dengan ketidakpastian. Menurut Panji dan Ninik (1995:58) menyatakan bahwa dalam investasi saham terdapat berbagai resiko, yaitu :
1. Resiko Finansial, yaitu resiko yang diderita sebagai akibat dari
ketidakmampuan emiten memenuhi kewajiban membayar dividen serta pokok
2. Resiko Pasar, yaitu akibat menurunnya harga pasar baik keseluruhan saham
maupun suatu saham secara individu.
3. Resiko psikologis, yaitu resiko bagi investor yang bertindak secara emosional
dalam menghadapi perubahan harga saham berdasarkan optimisme dan
pesimisme yang dapat mengakibatkan penurunan harga saham.
2.1.3.4 Definisi Harga Saham
Dalam melakukan investasi pada pasar modal, khususnya saham,
perubahan harga pasar menjadi perhatian penting bagi para investor, selain
kondisi emiten dan keadaan perekonomiannya. Harga saham yang digunakan
dalam melakukan transaksi di pasar modal merupakan harga yang terbentuk dari
mekanisme pasar yaitu permintaan dan penawaran pasar.
Menurut Sartono (2001:41) mendefinisikan harga saham sebagai berikut
“Harga saham adalah sebesar nilai sekarang atau present value dari aliran kas
yang diharapkan akan diterima.”
Sedangkan pengertian harga saham menurut Ridwan (2003:349)
menyatakan bahwa “Harga saham adalah saham yang nilai per lembarnya telah
tercantum dalam akta pendirian perusahaan.”
Saham biasanya diperdagangkan di lantai bursa dengan harga pasar yang
akan berbeda-beda pada tiap-tiap waktunya, hal ini akan berkaitan dengan nilai
2.1.3.5Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham
Harga pasar saham di pasar modal dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor yang mempengaruhi harga saham diantaranya adalah informasi. Informasi
yang mempengaruhi harga saham terdiri dari :
1. Investor yang berkaitan dengan faktor fundamental, yaitu kemampuan
meminjam perusahaan, prospek perusahaan, prospek pemasaran,
perkembangan teknologi dan kemampuan menghasilkan keuntungan.
2. Infomasi yang berkaitan dengan teknis, yaitu perkembangan kurs, keadaan
pasar dan kekuatan pasar.
3. Informasi lingkungan ekonomi, sosial, dan politik yaitu tingkat inflasi,
kebijakan moneter, neraca pembayaran dan APBN, kondisi ekonomi
perusahaan dan kondisi politik.
2.1.3.6 Penilaian Harga Saham
Terdapat beberapa jenis nilai saham yang dapat mempengaruhi dalam
penetapan harga saham, salah satu diantaranya adalah menurut apa yang
dipaparkan oleh Eduardus Tandelilin (2001:183) berbagai jenis nilai saham yaitu:
a. Nilai nominal Pari atau Nominal (Par Value/Face Value) adalah nilai yang
tercantum dalam sertifikat saham dan pencantumannya berdasarkan keputusan
dan dari hasil pemikiran perusahaan yang mempunyai saham tersebut. Jadi
nilai nominal sudah ditentukan pada waktu saham itu diterbitkan.
b. Nilai Buku (Book Value) artinya nilai buku merupakan hasil perhitungan dari
kemudian dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Nilai buku sering kali
lebih tinggi daripada nilai nominalnya.
c. Nilai Intrinsik atau Riil (Fair Value/Reasonable Value) merupakan nilai yang
mengandung unsur kekayaan perusahaan pada saat sekarang dan unsur potensi
perusahaan untuk menghimpun laba dimasa yang akan datang.
d. Nilai Pasar adalah harga saham biasa yang terjadi dipasar selembar saham
biasa adalah harga yang dibentuk oleh penjualan dan pembelian ketika mereka
memperdagangkan saham.
2.1.3.7Analisis Terhadap Harga Saham
1. Analisis Fundamental
Analisis ini digunakan untuk mengevaluasi prospek masa mendatang,
pertumbuhan dan profil perusahaan dalam kaitannya dengan perekonomian secara
makro ekonomi nasional, pertimbangan industri perusahaan dan kondisi
perusahaan itu sendiri. Analisis fundamental akan membandingkan nilai instrinsik
suatu saham dengan harga pasarnya guna menentukan apakah harga pasar saham
sudah benar-benar mencerminkan nilai yang seharusnya.
2. Analisis Teknikal
Analisis ini merupakan upaya memperkirakan harga saham di masa
mendatang dengan mengamati perubahan harganya diwaktu yang lalu. Analisis ini
juga merupakan suatu anallisis mengenai perilaku yang berlangsung dan
menggabungkannya dengan pola-pola perdagangan saham. Analisis ini
laku investor yang tidak rasional. Investor cenderung untuk mengikuti permintaan
dan penawaran yang dipengaruhi faktor psikologis.
2.1.4 Hubungan Pembayaran Dividen, Profitabilitas (ROE) dan Harga Saham
2.1.4.1 Hubungan Pembayaran Dividen dengan Profitabilitas (ROE)
Menurut Van Horne dan Wachowicz (2007:288) menyebutkan bahwa “Ketika laba naik hingga mencapai suatu tingkat yang baru, perusahaan
meningkatkan dividen hanya jika perusahaan merasa dapat mempertahankan
kenaikan labanya.”
2.1.4.2 Hubungan Pembayaran Dividen dengan Harga Saham
Menurut Brigham dan Houston (2010:393) mengemukakan bahwa “Meskipun nilai suatu saham diturunkan dari dividen yang diharapkan, ini bukan
berarti perusahaan dapat meningkatkan harga saham hanya dengan meningkatkan
dividen.”
2.1.4.3 Hubungan Profitabilitas (ROE) dengan Harga Saham
Menurut Brigham dan Houston (2010:150) mengemukakan bahwa “Return On Equity (ROE) yang tinggi umumnya memiliki korelasi positif dengan harga saham yang tinggi.”
2.1.4.4 Hubungan Pembayaran Dividen dan Profitabilitas dengan Harga Saham
harga saham akan naik. Meskipun demikian kenaikan harga saham tersebut adalah
disebabkan karena kenaikan laba dan bukan kenaikan pembayaran dividen.”
2.1.5 Penelitian Terdahulu
1. Penelitian Njo Anastasia (2003)
Investasi di bidang properti pada umumnya bersifat jangka panjang dan
akan bertumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Namun sejak krisis
ekonomi tahun 1998, banyak perusahaan pengembang mengalami kesulitan
karena memiliki hutang dolar Amerika dalam jumlah besar. Suku bunga kredit
melonjak hingga 50% sehingga pengembang kesulitan membayar cicilan kredit.
Menurunnya kinerja perusahaan akan direspon investor di pasar modal sehingga
mempengaruhi harga pasar saham
Secara empiris terbukti bahwa faktor fundamental (ROA,ROE,BV,DER,r)
dan risiko sistematik (beta) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga
saham perusahaan properti secara bersama-sama. Secara empiris terbukti bahwa
hanya variabel book value yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
harga saham perusahaan properti secara parsial.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa apabila para investor
ingin mencoba berinvestasi saham disektor bidang properti maka investor harus
mempertimbangkan faktor fundamental dan psikologi pasar saham secara umum.
karena dari hasil penelitian yang dilakukan Njo Anastasia menyatakan bahwa
2. Penelitian Noer Sasongko & Nila Wulandari (2006)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali pengaruh EVA (Economic Value
Added) dan rasio-rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA (Return on Asset), ROE
(Return on Equity), ROS (Return on Sales), EPS (Earning Per Share), dan BEP (Basic
Earning Power) terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta
untuk periode 2001-2002.
Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa return on asset, return on equity, return
on sale, basic earning power, dan economic value added tidak berpengaruh terhadap
harga saham. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang ditolak padataraf signifikansi 5%
(p>0,05). Artinya ROA, ROE, ROS, BEP, dan EVA tidak dapat digunakan untuk
menentukan nilai perusahaan.
Jadi dapat disimpulkan penelitian yang dilakukan Noer Sasongko & Nila
Wulandari menguji tentang pengaruh EVA dan profitabilitas terhadap harga
saham diperusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Setelah dilakukan
penelitian didapatkan hasil bahwa EVA dan profitabilitas tidak berpengaruh
terhadap harga saham. Hal ini menunjukan bahwa EVA dan profitabilitas tidak
dapat digunakan untuk menentukan nilai suatu perusahaan sedangkan yang dapat
menentukan nilai suatu perusahaan adalah EPS.
3. Penelitian Raja Lambas J. Panggabean (2005)
Selain itu dalam mengukur kinerja perusahaan investor biasanya melihat
kinerja keuangan yang tercermin dari berbagai macam rasio. Return On Equity
(ROE) adalah merupakan salah satu indikator penting yang sering digunakan oleh
investor untuk menilai tingkat profitabilitas perusahaan sebelum melakukan
tingkat Return On Equity perusahaan – perusahaan di Amerika berkisar 10 sampai dengan 15 persen dan Return On Equity yang tinggi mempengaruhi harga saham
perusahaan - perusahaan tersebut.
Raja Lambas J. Panggabean meneliti Perbandingan antara korelasi EVA
dan ROE terhadap Harga Saham. Tingkat profitabilitas suatu perusahaan dapat
menarik para investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan. Apabila
profitabilitas perusahaan semakin meningkat tiap tahunnya dan hal ini akan
memancing datangnya para investo sehingga akan berdampak pada harga saham
perusahaan akan naik. Setelah dilakukan penelitian, hasil penelitian Raja Lambas
J. Panggabean ternyata tingkat profitabilitas (Return On Equity) mempengaruhi
harga saham suatu perusahaan.
4. Penelitian Nurmala (2006)
Laba yang ditahan (retained earnings), yaitu laba yang tidak dibagikan
sebagai dividen. Keuntungan yang diperoleh perusahaan seluruhnya digunakan
untuk keperluan pendanaan operasionalnya. Perusahaan harus memeriksa
relevansi antara laba yang ditahan untuk diinvestasikan kembali (retained earning
to be reinvested) dengan laba yang dibagikan kepada para pemegang sahamnya
dalam bentuk dividen (revenue that divided to the share holders as divided).
Pertumbuhan perusahaan dan dividen adalah kedua hal yang diinginkan
perusahaan tetapi sekaligus merupakan suatu tujuan yang berlawanan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh
terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang telah go publik di Bursa
Dari penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen tidak
mempengaruhi harga salam melainkan ada faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi harga saham diantaranya adalah kondisi makro dan mikro
ekonomi. Kondisi makro tersebut antara lain pertumbuhan ekonomi, tingkat
inflansi, kebijakan fiskal, kondisi sosial politik, tingkat bunga serta kondisi sosial
politik luar negeri. Kondisi makro tersebut antara lain agio saham, adanya over
suplai sekuritas (kelebihan penawaran saham) serta peristiwa-peristiwa yang
terjadi dipasar modal.
5. Penelitian Kanwal Anil Dan Sujata Kapoor (2008)
Penelitian ini meneliti tentang tentang faktor-faktor penentu pembayaran
dividen diperusahaan IT india. setelah tahun 2006 return on equitypada sector ini
sangat tinggi dibandingankan sektor-sektor ekonomi lain di india. sebelumnya
pada tahun 2003 profitabilitas perusahaan hanya sedikit sehingga berdampak pada
pembayaran dividen. ada 2 faktor yang menyebabkan hal tersebut, pertama
peluang perusahaan untuk berkembang sangat besar namun mereka harus
meningkatkan laba untuk menarik para investor. kedua, kebanyakan perusahaan
industry mengalami arus pendapatan yang menghalangi mereka untuk membayar
dividen kepada para pemegang saham lebih banyak.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kenaikan pembayaran
dividen dapat dihubungkan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi dan tingkat
2.2 Kerangka Pemikiran
Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal atau dana pada bidang
tertentu dengan harapan akan memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang.
Pasar modal merupakan salah satu wadah untuk mengumpulkan dan investasi
dana investasi secara tepat. Investor di pasar modal sangat memperhatikan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan, menunjang, dan meningkatkan
profit. Di pasar modal, para investor dapat menanamkan modalnya melalui
berbagai bentuk investasi seperti obligasi, warrant, saham dan derivatifnya.
Namun didalam penulisan skripsi ini, penulis hanya membahas mengenai
penanaman modal dalam bentuk saham, yakni saham biasa (common stock).
Kegiatan dalam perusahaan diantaranya adalah untuk mencari modal dan
melakukan pembelanja yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan
dengan tujuan agar memperoleh keuntungan. Modal perusahaan berasal dari
modal asing dan modal sendiri. Apabila perusahaan ingin dapat meningkatkan
nilai perusahaannya maka perusahaan harus meningkatkan laba (keuntungan)
yang akan menarik minat para investor.
Dalam menanamkan investasi pada suatu perusahaan, para investor
memiliki tujuan yaitu memperoleh tingkat pengembalian (return) yang
diharapkan. Laba yang ada diperusahaan diantaranya adalah laba ditahan yang
digunakan untuk tingkat pengembalian modal (ROE) dan laba yang dibagikan
dalam bentuk dividen kepada para pemegang saham. Tingkat pengembalian yang
diharapkan investor tersebut biasanya berupa dividen, untuk mengetahui besarnya
payout ratio. Suatu perusahaan dalam melakukan pembayaran dividen terlebih
dahulu hal utama yang harus dimiliki adalah kemampuan memperoleh
keuntungan. Untuk mengukur kemampuan perusahaan tersebut dapat diukur
dengan menggunakan rasio profitabilitas (ROE).
Jika perusahaan memperoleh keuntungan yang maksimal kemungkinan
besar akan meningkatkan pembayaran dividen kepada para pemegang saham, hal
itu bisa mempengaruhi naiknya harga saham perusahaan tersebut. Berdasarkan
penjelasan diatas hal pertama yang harus dilakukan perusahaan untuk menaikkan
harga saham adalah dengan cara meningkatkan pembayaran dividennya. Rasio
yang dapat digunakan untuk mengukur pembayaran dividen dapat menggunakan
dividend payout ratio. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
saham. Tetapi pada garis besarnya cara tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data
perubahan harga dimasa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga sekuritas
dimasa yang akan datang, sedangkan analisis fundamental berkaitan dengan penilaian
kinerja perusahaan tentang efektifitas dan efisiensi perusahaan mencapai sasaran.
Perusahaan dapat membayarkan dividen kepada pemegang saham karena
memperoleh laba yang tinggi. Oleh karena itu ketika perusahaan mengalami
kenaikan laba maka perusahaan dapat meningkat pembayaran dividen kepada para
pemegang saham. Namun perusahaan harus mampu mempertahankan kenaikan
laba dengan stabil agar dapat mempertahanan kepercayaan para invetor dan juga
untu menarik minat para calon invetor untuk menanamkan modalnya.
Pengukuran efektivitas perusahaan dan kemampuannya untuk
secara efektif mengelola investasinya dan mampu memperoleh laba akan
mendatangkan keuntungan bagi para investor. Oleh karena itu, investor membeli
saham dari perusahaan yang mempunyai Return On Equity (ROE) yang baik
dalam waktu jangka panjang. Jika nilai Return On Equity (ROE) meningkat maka
perusahaan kemungkinan besar akan meningkatkan dividen payout ratio, hal
tersebut akan mengakibatkan pergerakan harga saham menjadi naik.
Tingkat pengembalian modal (return on equity) biasanya berpengaruh
positif dalam pergerakan harga saham perusahaan, apabila laba naik maka harga
sahampun akan ikut naik sedangkan pengaruh kebijakan dividen sangat kecil
berpengaruh terhadap pergerakan harga saham. Jika perusahaan mampu
meningkatkan pembayaran dividen karena peningkatan laba, harga saham akan
naik. Meskipun demikian kenaikan harga saham tersebut adalah disebabkan
Berdasarkan pemikiran yang ada, maka dapat dibuat skema kerangka
[image:46.595.89.565.184.554.2]pemikiran sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Kegiatan
Perusahaan
Pendanaan :
Modal Asing
Modal Sendiri
Operasional untuk
Profit Oriented
(keuntungan) Pembelanjaan : Alokasi Aktiva (Asset)
Modal Sendiri :
Saham
Saldo Laba
Right, Warrant, dan Opsi atas Saham
Laba
Laba yang dibagikan (Dividen) Laba ditahan untuk
tingkat pengembalian modal
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dapat dibuat paradigma
penelitian sebagai berikut :
(Brigham dan Houston, 2010:393)
(Horne dan Wachowicz, 2007:288)
(Suad dan Enny, 2002:334)
[image:47.595.82.558.190.547.2]
(Brigham dan Houston, 2010:150)
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
Dividend Payout Ratio
Laba setelah pajak Dividen yang dibagi
(Lukas, 2008:85)
Return On Equity
Laba Setelah Pajak Modal sendiri(Sawir, 2001:20)
Harga Saham
Harga Pasar Penutupan2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2007:93) mengemukakan bahwa pengertian hipotesis penelitian adalah sebagai berikut “Hipotesis penelitian merupakan jawaban
sementara terhadap yang diberikan, baru didasarkan pada teori yang relevan
bukan didasarkan pada faktor-faktor empiris yang diperoleh dari pengumpulan
data.”
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka penulis dapat menarik
kesimpulan hipotesis sebagai berikut :
“Pembayaran Dividen dan Tingkat Pengembalian Modal (ROE) berpengaruh
secara parsial dan secara simultan terhadap Harga Saham pada PT. Kimia Farma
No Peneliti dan Judul Variabel dan Alat Analisis Subjek Penelitian
Kesimpulan Persamaan Perbedaan
1 Njo Anastasia (2003)
“Analisis Faktor Fundamental Dan Risiko Sistematik Terhadap Harga
Saham “
Variabel Bebas (X1): faktor fundamental
Variabel Bebas (X2): Risiko sistematik
Variabel Terikat (Y): Harga Saham
Alat analisis : uji BLUE, uji autokorelasi, Uji normalitas, .
Perusahaan Properti yang terdaftar di BEJ
Faktor fundamental
(ROA,ROE,BV,DER,r)dan risiko sistematik (beta) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga
saham perusahaan
properti
Sama-sama meneliti Return On Equity terhadap Harga Saham
Penelitian tersebut meneliti terntang faktor fundamental dan risiko sistematik terhadap harga saham sedangkan penelitian ini juga meneliti tentang pembayaran dividen terhadap harga saham.
2
Raja Lambas J. Panggabean (2005)
“Analisis Perbandingan korelasi EVA dan ROE terhadap Harga
Saham”
Variabel Bebas (X) : EVA dan ROE
Variabel Terikat (Y) : Harga Saham
Alat analisis : Uji statistik,Uji Normalitas, Uji outlier, Uji Linieritas,
Perusahaan dalam LQ 45 di BEJ
EVA perusahaan dalam LQ 45 mempunyai korelasi yang signifikan dengan harga sahamnya sedangkan ROE perusahaan dalam LQ
45 tidak mempunyai
korelasi yang signifikan dengan harga saham.
Sama–sama meneliti pengaruh
ROE terhadap
Harga Saham.
Penelitian tersebut meneliti
tentang EVA dan ROE
sedangkan dalam penelitian ini meneliti tentang ROE dan pembayaran dividen.
3
Noer Sasongko & Nila Wulandari (2006)
“Pengaruh Eva dan Rasio-Rasio Profitabilitas terhadap Harga
Saham”
Variabel Bebas (X) : EVA,
ROA, ROE dan EPS
Variabel Terikat (Y) : Harga Saham
Alat analisis : Analisis Regresi Linier Berganda, Uji Goodness of Fit (R2)
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEJ
Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa return on equity tidak
berpengaruh terhadap
harga saham.
Sama–sama meneliti pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham”
[image:49.842.66.811.143.500.2]Alat analisis: analisis korelasi Spearman Rank
tentang ROE terhadap harga saham
5
Kanwal Anil Dan Sujata Kapoor (2008)
“Determinants of Dividend Payout Ratios-A Study of Indian Information Technology Sector”
Variabel Bebas dan Variabel Terikat : Determinants of Dividend Payout Ratios Alat analisis : analisis linier berganda
Perusahaan IT yang ada di India
Menjelaskan bahwa
kenaikan pembayaran
dividen dapat dihubungkan
dengan tingkat
profitabilitas yang tinggi dan tingkat likuiditas yang tinggi
Sama-sama meneliti pengaruh pembayaran
dividen dan
profitabilitas.
Penelitian tersebut hanya meneliti tentang pengaruh factor-faktor yang pembayaran dividen sedangkan penelitian ini meneliti pembayaran
dividen dan tingkat
44
3.1 Objek Penelitian
Pengertian objek penelitian menurut Husein Umar (2005:303), menerangkan bahwa “Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa
yang menjadi obyek penelitian. Juga di mana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa
juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.”
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian
adalah proses penjelasan tentang apa dan siapa yang akan menjadi objek
penelitian. Maka dalam penyusunan penelitian ini objek penelitiannya adalah
Pembayaran Dividen, Tingkat Pengembalian Modal (ROE) dan Harga Saham
pada PT.Kimia Farma, Tbk. yang berlokasi di Jalan Padjadjaran No. 29-31
Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Metodologi Penelitian merupakan suatu teknik atau cara untuk mencari,
mengungkapkan, memperoleh atau mencatat data, baik berupa data sekunder yang
digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian
menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok permasalahan
sehingga akan diperoleh suatu kebenaran data.
Menurut Sugiyono (2010:2) mengemukakan metode penelitian sebagai berikut “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.
Pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Umi Narimawati (2007:61) adalah sebagai berikut “Menggambarkan atau menguraikan hasil penelitian melalui mengungkapkan berupa narasi, grafik maupun gambar”.
Sedangkan pendekatan Kualitatif menurut Sugiyono (2008:14) adalah sebagai berikut:
Merupakan metode análisis yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagi instrumen kunci. Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif ini digunakan
untuk menjawab tujuan penelitian (1) mengenai Pembayaran Dividen, (2)
mengetahui Tingkat Pengembalian Modal dan (3) mengetahui Harga Saham.
Adapun Penelitian Verifikatif menurut Umi Narimawati (20