SKRIPSI
PENGARUH STRUKTUR MODAL, KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN
YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)
(Studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di JII periode 2008 - 2011 )
Di Susun Oleh :
Yandri Arviansyah
108082000141
JURUSAN AKUNTANSI
WAYAT HIDUP
A. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Yandri Arviansyah
Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 8 November 1989
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat Rumah : Jl. Sd Inpres Rt. 02 Rw. 07 No.10, Kel: Pondok karya, Kec: Pondok Aren, Tangerang, Banten.
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Nama Orang Tua : Ayah : Sayuti
Ibu : Nawiyah
Email :[email protected]
B. PENDIDIKAN
1. SDN Pondok Karya II (1996-2002)
2. SMP Perwira Jakarta (2002-2005)
3. SMAN 87 Jakarta (2005-2008)
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2008-2013)
C. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota OSIS SMP Perwira jakarta
2. Anggota ROHIS SMAN 87 Jakarta
,
( )
( !"#$ ! %! &$' '$ " % & '( '') * ')+" % ', '% ! $ " %! - " 200.- 2011 )
') %! %/! ')& * '(
ABSTRACT
The purpose of this to analiyze the influence capital structure, company finance performance, growth of company and size firm to firm value at manufacturing business in Jakarta Islamic Index (JII), at a periode 2008 to 2011. This research uses purposive sampling method with sample number are 11 company. This research uses multiple linear regression method with level of significant alpha 5%. The data of this research was obtained from companies annual report that available in Indonesian Stock Exchange for period on 2008-2011. The result of capital structure and company finance performance has significantly positif influence to firm value and the growth of company and size firm hasn t significantly influence to firm value.
01 2345 678 9 5 6 :9 65;<=4 >, :?2 15 @ 4:1 642342015 6847 44 2 A 0159 6 ;B 674 201 5684 744 2=426: 65 42015 6 847 44 29 157 4 =4 02?> 4 ?
015 6 84 744204 =4015684 74 4 2C4 239 15=4 D9 45=?@4: 4594? 8 >4;? E ?2 =1 F(@ ??)
(8 GHI JKLM JNJOM PI PMKNH O PQ PPR SPRTGKN I PU GPNI J@ ? ?M KN JVIK 200W- 2011 )
CPR IN J4NXJPROSPQ
4B 8 95 4:
Y Z[Z\ ]^ ]_[ ][] `Za^ bcb_[ b [^bd eZ [f_ [_\ ]g ] g hZ[f_abi g^abd^ ba e jk_\, hZa^b e`b i_ [ hZab g_ i_ _ [ld ] [Za c_dZb _[f_ [hZab g _ i__ [ k_ [bdb a_ [hZ ab g_ i_ _[^Za i_k_h[]\_ ]hZab g_i_ _ [h_ k_ hZab g_ i_ _ [ m_[ f ^ Z ak_n^ _a k] o _d_a^_ pg\ _ e]q p[kZx (JII). Metode pengambilan data yang digunakan adalah rst r uvw v xyr z{ |}~ Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2008 sampai 2011 dengan sampel berjumlah 11 perusahaan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan signifikan alpha 0,05. Data dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang tersedia di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011. Hasil penelitian menunjukkan struktur modal dan kinerja keuangan perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Assalamu alaikum Wr. Wb.
Bismillahirrahmanirrahim
P y SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah
-Nya kepada kita semua sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.
Shalawat serta salam tak lupa juga peneliti sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarga, sahabat, dan pengikut-Nya, yang telah membawa kita ke zaman kebaikan dan
terang benderang.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu pemenuhan syarat kelulusan di Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan atas ijin Allah SWT peneliti telah
menyelesaikan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah peneliti haturkan atas
kekuatan yang telah Allah SWT anugerahkan. Dan tidak lupa pula rasa terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya peneliti berikan kepada:
1. Kedua orangtuaku tercinta yang selalu memberikan doa, didikan, kasih sayang dan dukungan
yang tiada terhingga, sehingga anakmu ini mampu meraih cita-cita untuk menjadi sarjana.
Peneliti tidak mampu membalas jasa kalian yang tak terhingga, semoga Allah SWT membalas
semua jasa yang telah kalian curahkan.
2. Untuk adik-adikku Debbie Saraswati, Aprilia Rahmawati dan Fachri Darmawan yang selalu
memberikan dukungan dan inspirasi tiada terputus untuk menyemangati dan mendoakan
3. T ¡ ¢ K£¤ H. ¥ ¡ ( ¡) ¤ Ny HJ. H ¤ y
¥ ¡ ¢ ¤ £ ¤ ¤ ¥¤y .
4. U¤ ¥ M K ¦ § ¢ M ruf (alm), Mama Maryamah, Baba Leman, Mama Zubaidah,
Baba Iban (alm), Cing Atih, Cing Nawih, Cing Juju, Cing Iyan, Cing Udin, Cing Suryani,
Cing Arih, Cing Santi, Para Kakak Sepupu, dan Adik sepupu.
5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Dr. Rini, SE., M. Si., Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak selaku
Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Prof. Dr.Ahmad Rodoni, selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan
waktunya memberikan kesempatan, perhatian serta bimbingan dan masukan untuk
terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
8. Bu Yulianti, SE., M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya,
mencurahkan perhatian dan memberikan banyak masukan untuk kesempurnaan penelitian ini.
9. Bu Rahmawati, SE., MM, selaku Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu saya memberikan masukan serta doa dalam
penyelesaian penelitian ini.
10. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi peneliti dan seluruh karyawan Fakultas
11. S¨©¨ª¨« « ¬ª¨ ®¯¯ ° ±² ³³® ¬ Faisal, Toni Kurniawan, Nanda Tri putra, Ahmad Ferdiansyah,
Riko Sumaryo, Fakhdian pamungkas, Muahammad Farhan Mansyur, Heri Supriyadi, Piki
Maulana atas doa, semangat dan kebersamaannya selama ini dalam suka dan duka.
12.Teman-teman akuntansi D 2008, akuntansi konsentrasi manajemen dan akuntansi angkatan
2008 atas semangat, dukungan dan kebersamaannya selama di UIN.
Tangerang, Mei 2013
st utv wxy xv z{ |z { }z ~zuz {
¡¢ £¤ ¥
´µ ¶µ· ¸¹º ¹· »¼ ½» ¼ ¾» ¿»¶» ¼ À Á Âà ÄÅÆÇÈÉÅÉÂÊËÂà ÂÌÅÍÎÏ ÂÐ ÂÂÊÑÅÍ ÂÒÓ ªÔÕÊ ÉÅ ¨ÖÕÕ××ר ××ר ÙÚ Û
ÜÂÏ ªÆÌÅÍÐ ªÓÎÊÝÂÊ© Âͪ ÂÞÅÆÁÓÍ ÎÒÓÎÍßÈ ÉÂÆ××××××××××ר Ùà á ÜÂÏ ªÆÌÅÍÐªÓ ÎÊÝÂÊâ Âͪ ÂÞÅÆÇªÊÅÍã ÂÒÅÎ ÂÊÝÂÊÌÅÍ Î ÏÂÐ ÂÂÊ×××××ØØ ÙÙ ä ÜÂÏ ªÆÌÅÍÐ ªÓÎÊÝÂÊâÂÍ ªÂÞÅÆÌÅÍÓ ÎÃÞÎÐ ÂÊÌÅÍ ÎÏ ÂÐ Â ÂÊ××××××ØØØØØ Ùå æ ÜÂÏ ªÆÌÅÍÐ ªÓÎÊÝÂÊâÂÍ ªÂÞÅÆçÒÎÍ ÂÊÌÅÍ ÎÏÂÐ Â ÂÊ× ××××××××ØØ åè Ú ÜÂÏ ªÆÌÅÍÐ ªÓÎÊÝÂÊâÂÍ ªÂÞÅÆË ªÆ ª ÌÅÍ ÎÏÂÐ Â ÂÊ×××× ×××××ØØØØØ åÀ
ëìëí îïð ñì òó ôóìð
ì. Latar belakang Penelitian
Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada
beberapa hal yang mengemukakan tujuan dari berdirinya sebuah perusahaan.
Tujuan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal. Tujuan
yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik
saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai
perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan
tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja
penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara
yang satu dengan yang lainnya (Harjito dan Martono, 2005 dalam Alfredo
Mahendra DJ (2011:1).
Berkembangnya bisnis dalam bentuk perdagangan saham di pasar modal
menjadikan informasi tentang kondisi perusahaan õö÷øù ú (emiten) sangat berharga bagi para investor maupun calon investor. Setiap informasi yang
relevan tentang emiten, dengan cepat (ùnstûüý ) diserap oleh pasar dan dengan cepat pula pasar mengekspresikannya dalam bentuk harga atau perubahan
harga saham. Dalam mekanisme tersebut para investor mengharapkan þ ÿturn (keutungan) dari saham yang telah atau akan dikuasai, oleh sebab itu
pengambilan keputusan yang akan diambil didasarkan pada pemilihan
berharga bagi para investor salah satunya adalah informasi tentang struktur
modal dan nilai perusahaan dalam suatu periode atau waktu tertentu yang
merupakan bentuk informasi fundamental. Para investor menggunakan
informasi tersebut sebagai dasar penilaian harga ( turn ) saham, keputusan membeli atau menjual saham (Handayani, 2008:100).
Ada tujuan lain yang diharapkan oleh investor saat ingin melakukan
investasi pada saham yaitu mengharapkan deviden pada saham dan
mengharapkan t n dari saham tersebut berupa peningkatan harga saham sehingga ada beberapa respon yang dilakukan oleh investor ketika
menerima informasi tentang pertumbuhan perusahaan. Investor dan manajer
perusahaan tertarik kepada pertumbuhan perusahaan karena memberikan
aspek yang positif, pertumbuhan perusahaan merupakan signal atau tanda
bahwa perusahaan memliki prospek yang menguntungkan bagi investor
(Sriwardany, 2006:1).
Efisiensi penggunaan dana secara langsung dan tidak langsung akan
menentukan besar kecilnya tingkat keuntungan yang dihasilkan investasi dan
akan dapat mempengaruhi pertumbuhan perusahaan. Hal ini sesuai dengan
prinsip ekonomi yaitu dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya akan
mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Dalam hal ini ketika besar
atau kecilnya dana yang dikeluarkan oleh perusahaan diharapkan akan
menghasikan keuntungan yang semaksimal mungkin dengan memperhatikan
resiko di berbagai aspek. Untuk itu salah satu upaya yang dilakukan untuk
republik Indonesia nomor 19 tahun 2003 pasal 36 tentang maksud dan tujuan
didirikannya perusahaan umum dan peraturan menteri nomor
Per-21/MBU/2012 tentang pedoman penerapan akuntabilitas keuangan Badan
Usaha Milik Negara.
Manajemen keuangan harus dapat bijaksana dalam penggunaan dana dan
dituntut untuk mencari alternatif lain apabila penggunaan dana tidak dapat
dilakukan. Dana atau investasi yang digunakan oleh manajemen keuangan
dapat memberikan hal positif bagi pertumbuhan perusahaan dan berpengaruh
pula terhadap nilai perusahaan yang diberikan. Dalam hal ini keputusan
manajemen keuangan sangat penting, karena harus dapat menentukan
keputusan investasi. Keputusan investasi dimulai dengan identifikasi peluang
investasi yang sering disebut dengan proyek investasi modal. Manajer
keuangan harus membantu perusahaan mengidentifikasi proyek-proyek yang
menjanjikan dan memutuskan berapa banyak akan diinvestasikan dalam tiap
proyek. Keputusan investasi juga disebut dengan keputusan penganggaran
modal, karena sebagian besar perusahaan mempersiapkan anggaran tahunan
yang terdiri dari investasi modal yang disahkan. Namun, tidak semua investasi
modal itu sukses karena pengembalian dana investasi itu jarang sekali pasti.
Oleh sebab itu, manajer keuangan harus memperhatikan waktu pengembalian
proyek, bukan hanya jumlah komulatifnya saja. Suatu proyek baru bisa
merupakan sukses besar atau kegagalan yang menyakitkan. Selanjutnya,
tanggung jawab utama kedua manajer keuangan adalah menggalang dana yang
pendanaan. Ketika suatu perusahaan perlu mendapatkan dana, perusahaan itu
bisa mengundang para investor untuk menanamkan uang kas sebagai ganti
bagian laba di masa depan, atau menjanjikan untuk melunasi kas investor itu
plus tingkat bunga tetap (Brealey et al.,2008:4).
Memahami dasar-dasar teori struktur modal sangatlah penting, karena
pemilihan bauran pendanaan ( mx ) merupakan inti startegis bisnis secara keseluruhan. Struktur modal adalah bauran sumber pendanaan
permanen (jangka panjang) yang digunakan perusahaan. Tujuan manajemen
struktur modal adalah menciptakan suatu sumber dana permanen sedemikian
rupa agar mampu memaksimalkan harga saham dan agar tujuan manajemen
keuangan untuk memaksimalkan nilai perusahaan tercapai. Struktur modal
perusahaan merupakan salah satu faktor fundamental dalam operasi
perusahaan. Struktur modal suatu perusahaan ditentukan oleh kebijakan
pembelanjaan ( pol y ) dari manajer keuangan yang senantiasa dihadapkan pada pertimbangan baik yang bersifat kualitatif maupun
kuantitatif yang mencakup tiga unsur penting, yaitu : pertama, keharusan
untuk membayar balas jasa atas penggunaan modal kepada pihak yang
menyediakan dana tersebut, atau sifat keharusan untuk pembayaran biaya
modal. Kedua, sampai seberapa jauh kewenangan dan campur tangan pihak
penyedia dana itu dalam mengelola perusahaan. Ketiga, resiko yang dihadapi
perusahaan (Safrida, 2008:1)
Sementara itu dalam memaksimumkan nilai perusahaan, menurut Murtini
kebijakan pendanaan, investasi dan dividen. Kebijakan pendanaan adalah
kebijakan manajemen keuangan untuk mendapatkan dana (baik dari pasar
uang maupun pasar modal). Setelah mendapatkan dana, manajemen keuangan
akan menginvestasikan dana yang diperoleh ke dalam perusahaan. Keputusan
pendanaan didefinisikan sebagai keputusan yang menyangkut komposisi
pendanaan yang dipilih oleh perusahaan. Peningkatan hutang diartikan oleh
pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di
masa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah (Brigham dan
Houston, 2001 dalam Wijaya, dkk., 2010:7).
Kebijakan lain yang berkenaan dengan nilai perusahaan adalah keputusan
investasi, dimana keputusan investasi dalam hal ini adalah investasi jangka
pendek dan jangka panjang. Menurut Hidayat (2010:458) keputusan investasi
merupakan faktor penting dalam fungsi keuangan perusahaan, dimana nilai
perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat
tersebut dapat diartikan bahwa keputusan investasi itu penting, karena untuk
mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan kemakmuran pemegang
saham hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan. Tujuan
keputusan investasi adalah memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi
dengan tingkat risiko tertentu. Keuntungan yang tinggi disertai dengan risiko
yang bisa dikelola, diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan, yang berarti
menaikkan kemakmuran pemegang saham (Rohman, 2012:2).
Penelitian mengenai struktur modal yang mempengaruhi nilai perusahaan
1. Meythi (2012:30) menemukan bukti bahwa struktur modal mempunyai
pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, yang memberi arti bahwa
jika kebijaksanaan struktur modal perusahaan lebih banyak menggunakan
hutang maka akan terjadi kenaikan harga saham, sedangkan pertumbuhan
perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai
perusahaan.
2. Menurut Kusumajaya (2011:101) memberikan kesimpulan bahwa
struktur modal memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hutang yang akan
memberikan sinyal positif kepada investor sehingga dapat meningkatkan
nilai perusahaan.
Berdasarkan pada fakta empiris dalam penelitiannya menjelaskan bahwa
pada masa krisis, para pelaku pasar memahami bahwa peningkatan hutang
disebabkan oleh faktor eksternal (kurs valuta asing dan suku bunga) yang
tidak dapat dikontrol oleh perusahaan. Para pelaku pasar yakin bahwa
apabila pengaruh eksternal ini kembali normal, maka perusahaan akan
kembali membaik dan nilai pasar ekuitas ditentukan oleh permintaan dan
penawaran.
Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera
pemilik perusahaan. Sedangkan penggunaan kebijakan hutang bisa digunakan
untuk menciptakan nilai perusahaan yang diinginkan, namun kebijakan
hutang juga tergantung dari pertumbuhan perusahaan yang juga terkait
tingkat pertumbuhan perusahaan yang baik relatif lebih mudah untuk
mengakses kepasar modal. Kemudahaan ini mengindikasikan bahwa
perusahaan besar relatif lebih mudah memenuhi sumber dana dari hutang
melalui pasar modal, perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan
perusahaan yang baik menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar
bunga hutang jika menggunakan hutang untuk menjalankan operasional
perusahaan tersebut (Safrida, 2008:2).
Selain itu faktor yang dapat menentukan nilai perusahaan adalah ukuran
perusahaan. Ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai
perusahaan. Karena semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan
semakin mudah pula perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang
bersifat internal maupun eksternal. Ukuran perusahaan merupakan hal yang
penting dalam proses pelaporan keuangan. Ukuran perusahaan dalam
penelitian dapat dilihat dengan menghitung seberapa besar aset yang dimiliki
oleh sebuah perusahaan. Aset yang dimiliki perusahaan ini menggambarkan
hak dan kewajiban serta permodalan perusahaan. Perusahaan besar pada
dasarnya memiliki kekuatan finansial yang lebih besar dalam menunjang
kinerja, tetapi disisi lain, perusahaan dihadapkan pada masalah keagenan
yang lebih besar. Shofwatul (2011) dalam penelitiannya menemukan bukti
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Perusahaan dengan aset besar biasanya akan
mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat. Hal ini akan menyebabkan
Perusahaan diharapkan akan selalu berusaha menjaga stabilitas kinerja
keuangan mereka. Pelaporan kondisi keuangan yang baik ini tentu tidak serta
merta dapat dilakukan tanpa melalui kinerja yang baik dari semua lini
perusahaan (Bukhari, 2012:4).
Peningkatan pada nilai perusahaan juga dipengaruhi oleh sistem kinerja
keuangan perusahaan. Baik atau buruknya nilai perusahaan tergantung pada
kinerja keuangan perusahaan itu sendiri. Bila kinerja keuanagan perusahaan
semakin membaik maka akan diikutsertakan oleh nilai perusahaan. Kinerja
keuangan perusahaan dapat dilihat dari sudut bagaimana perusahaan
menghadapi pangsa pasar diluar dan juga dapat dilihat dari bagaimana
perusahaan menciptakan hubungan yang saling menguntungkan baik pada
perusahaan lain atau kepada para konsumen. Hal ini dapat dilihat ketika
kebutuhan konsumen dan kebutuhan perusahaan lain dapat terpenuhi. Jika
sudah ada kerjasama yang baik maka perusahaan dan konsumen tersebut akan
semakin tertarik untuk menciptakan hubungan yang baik. Selanjutnya akan
menarik pada perusahaan lainnya untuk bekerja sama. Namun, apabila suatu
perusahaan kinerja keuangan perusahaannya memburuk, itu dapat dilihat dari
semakin sedikitnya konsumen dan para investor bekerja sama dengan
perusahaan. Baik atau buruknya kinerja perusahaan juga berimbas pada nilai
perusahaan. Keputusan-keputusan yang dilakukan manajer keuangan akan
merubah sistem kinerja keuangan perusahaan karena akan membawa
perusahaan, apakah semakin baik ataukah akan semakin memperburuk
perusahaan untuk mengolah perusahaanya. Sehingga nilai perusahaan akan
berada di kondisi yang lebih baik.
Penelitian ini mengacu pada penelitian oleh Kusumajaya (2011).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terdapat pada
variabel independen, objek penelitian dan periode penelitian. Adapun
perbedaan-perbedaan tersebut sebagai berikut:
1. Variabel independen
Variabel independen yang digunakan pada penelitian Kusumajaya
(2011) adalah struktur modal dan pertumbuhan perusahaan. Adapun
variabel independen yang digunakan pada penelitian ini adalah struktur
modal yang merujuk pada penelitian Handayani (2008). Pertumbuhan
perusahaan yang terdapat dalam penelitian ini di proksikan kedalam turn o
n t (ROA) yaitu rasio laba sebelum pajak terhadap total aset, berbeda dengan perhitungan yang dilakukan oleh Pratheepkanth (2011) dalam
penelitiannya yang menggunakan variabel independen kinerja perusahaan
dan struktur modal. Kemudian Bukhari (2012) menambahkan variabel
ukuran perusahaan pada penelitiannya. Dengan demikian variabel
independen yang digunakan pada penelitian ini adalah struktur modal,
kinerja perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan.
Variabel independen yang terdapat pada penelitian ini digunakan karena
adanya perbedaan dari hasil penelitian maupun kombinasi variabel
2. Periode penelitian
Periode penelitian pada penelitian ini adalah selama periode 2008
sampai dengan 2011, sedangkan periode penelitian Kusumajaya (2011)
adalah periode 2006 sampai dengan 2009.
3. Objek penelitian
Objek penelitian yang dilakukan oleh Kusumajaya (2011) adalah
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Sedangkan Objek pada
penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index
(JII) yang lebih mengutamakan kriteria syariah islam.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diungkapkan maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh
Struktur Modal, Kinerja Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan
Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada
Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) .
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, peneliti mencoba meneliti dengan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan?
2. Bagaimana pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap nilai
perusahaan?
3. Bagaimana pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap nilai
4. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan?
5. Variabel independen (Struktur modal, pertumbuhan perusahaan,
kinerja perusahaan, ukuran perusahaan) manakah yang paling dominan
mempengaruhi nilai perusahaan?
C. Tujuan dan Manfaat penelitian
1. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam melakukan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis pengaruh struktur modal terhadap nilai
perusahaan.
b. Untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan perusahaan
terhadap nilai perusahaan.
c. Untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap
nilai perusahaan.
d. Untuk menaganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai
perusahaan.
e. Untuk menganalisis variabel independen yang paling dominan
mempengaruhi nilai perusahaan.
2. Manfaat penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
a. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang
berarti, dan menjadi referensi tambahan serta sebagai literatur
untuk peneliti selanjutnya.
b. Calon Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan
masukan kepada para calon investor yang ingin menanamkan
modal dalam bentuk saham keperusahaan-perusahaan yang
dijadikan sampel.
c. Perusahaan
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan
kontribusi bagi para pemegang kepentingan untuk dijadikan
masukan, pedoman pengambilan keputusan atas kebijakan
akuntansi yang digunakan.
d. Pemegang Saham
Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaaat
kepada para pemegang saham perusahaan-perusahaan yang
dijadikan sampel dalam mengambil keputusan terkait saham yang
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Literatur
a. Struktur Modal
Manajemen keuangan melalui aktivitas perusahaan yang bersangkutan
dengan upaya mendapatkan dana dan menggunakan dana tersebut
seefisien mungkin. Modal merupakan komponen dana jangka panjang
suatu perusahaan yang meliputi semua komponen di sisi kanan neraca
perusahaan kecuali hutang lancar.
t t (struktur modal) didefinisikan sebagai komposisi modal perusahaan dilihat dari sumbernya khususnya yang menunjukkan
porsi dari modal perusahaan yang berasal dari sumber utang (kreditur) dan
sekaligus porsi modal yang berasal dari pemilik sendiri (owrs quity ). struktur modal diukur menggunakan tiga indikator, yaitu leverage, debt to
equity, dan collateralizable assets. Leverage mencerminkan penggunaan
sumber dana yang berasal dari utang jangka panjang (modal asing) yang
menimbulkan beban tetap bagi perusahaan, seperti beban bunga. Nilai dari
indikator ini ditentukan menggunakan long-term debt to total assets ratio
(Sugeng, 2009:41).
Menurut Handayani (2008:3) struktur modal merupakan perimbangan
antara hutang dengan modal yang dimiliki perusahaan. Kemudian Brealey,
penggalangan dana yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan untuk investasi
dan kegiatan operasional perusahaannya.
Sjahrial (2008:179) mendefinisikan struktur modal sebagai
perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari utang
jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang dengan
modal sendiri yang terdiri dari saham preferen dan saham biasa. Struktur
modal yang optimal yang secara langsung akan mempengaruhi nilai
perusahaan. Menurut Rodoni dan Nassaruddin (2007: 45) Struktur modal
(capital structure) adalah sesuatu yang berkaitan dengan struktur
pembelanjaan permanen perusahaan yang terdiri atas hutang jangka
panjang dan modal sendiri.
Robert (1997) dalam Kusumajaya (2011:40) mengungkapkan, struktur
modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka
panjang dengan modal sendiri. Oleh karena itu, struktur modal diukur
dengandebt to equity ratio(DER). DER merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total
shareholder s equityyang dimiliki perusahaan.
Menurut Mahendra (2011:2) struktur modal adalah pendanaan
permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan
modal pemegang saham. Struktur modal perusahaan secara umum terdiri
1. Hutang jangka panjang yaitu hutang yang masa jatuh tempo
pelunasannya lebih dari 10 tahun. Komponen ini terdiri dari hutang
hipotek dan obligasi.
2. Modal pemegang saham terdiri dari saham preferen (preferred
stock) dan saham biasa (common stock).
Dari pandangan tersebut dapat dikatakan bahwa struktur modal
merupakan pembelanjaan permanen yang mencerminkan perimbangan
antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri baik dari sumber
internal maupun eksternal.
Pada tahun 1958, Franco Modigliani dan Merton Miller (yang
selanjutnya disebut MM) mempublikasikan salah satu teori keuangan
modern yang paling mengejutkan. Mereka menyimpulkan bahwa nilai
suatu perusahaan semata-mata tergantung pada arus penghasilan di masa
mendatang (future earning) berdasarkan besarnya ekspektasi return yang
dikapitalisasi dengan discount rate sesuai dengan tingkat risikonya. Oleh
karena itu nilainya tidak tergantung pada struktur modal (perbandingan
utang dan modal sendiri) perusahaan. (Kodrat dan Herdinata, 2009:3).
Akan tetapi, studi MM didasarkan pada beberapa asumsi yang tidak
realistik, termasuk hal-hal berikut:
1. Tidak ada biaya pialang.
2. Tidak ada pajak.
4. Investor dapat meminjam pada tingkat yang sama dengan
perusahaan.
5. semua investor memiliki informasi yang sama dengan
menajemen tentang peluang-peluang investasi perusahaan
dimasa depan.
6. Earnings Before Interest and Taxes (EBIT) tidak terpengaruh
oleh penggunaan hutang.
Meskipun beberapa asumsi di atas jelas-jelas merupakan suatu hal
yang tidak realistis, hasil ketidakrelevanan MM memiliki arti yang sangat
penting. Dengan menunjukkan kondisi-kondisi di mana struktur modal
tersebut tidak relevan, MM juga telah memberikan petunjuk mengenai
hal-hal apa yang dibutuhkan agar membuat struktur modal menjadi relevan
yang selanjutnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil karya MM
menandai awal penelitian struktur modal modern, dengan penelitian
selanjutnya berfokus pada melonggarkan asumsi-asumsi MM guna
mengembangkan suatu teori struktur modal yang lebih realistis.
1) Pengaruh Perpajakan
MM menerbitkan makalah lanjutan pada tahun 1963 di mana di
dalamnya mereka melonggarkan asumsi tidak adanya pajak
perusahaan. Peraturan perpajakan memperbolehkan perusahaan untuk
mengurangkan pembayaran bunga sebagai suatu beban, akan tetapi
pengurangan pajak. Perbedaan perlakuan ini mendorong perusahaan
menggunakan hutang dalam struktur modalnya. Tentu MM
mendemontrasikan bahwa jika seluruh asumsi mereka lain yang tetap
berlaku, perlakuan yang berbeda ini akan mengarah pada terjadinya
suatu situasi dimana perusahaan didanai 100 persen oleh hutang.
2) Pengaruh Potensi Terjadinya Kebangkrutan.
Hasil irelevansi MM juga tergantung pada asumsi bahwa
perusahaan tidak akan bangkrut, sehingga tidak akan ada biaya
kebangkrutan. Namun, kebangkrutan pada praktiknya terjadi, dalam
hal ini sangat mahal biayanya. Perusahaan yang bangkrut akan
memiliki beban akuntansi dan hukum yang sangat tinggi, dan juga
mengalami kesulitan untuk mempertahankan pelanggan, pemasok dan
karyawannya. Masalah-masalah yang berhubungan dengan
kebangkrutan kemungkinan besar akan timbul ketika sebuah
perusahaan memasukkan lebih banyak hutang dalam struktur
modalnya. Karena itu, biaya kebangkrutan menahan perusahaan
mendorong penggunaan hutangnya hingga ke tingkat yang berlebihan.
3) Teori Pertukaran.
Fakta bahwa bunga adalah beban pengurangan pajak menjadikan
hutang lebih murah dari pada saham biasa atau saham preferen.
Akibatnya, secara tidak langsung pemerintah akan membayarkan
sebagian biaya dari modal hutang, atau dengan cara lain, hutang
menggunakan hutang, maka semakin tinggi nilai dan harga sahamnya,
menurut asumsi tulisan Moddigliani- Miller dengan pajak, harga
saham sebuah perusahaan akan mencapai nilai maksimal jika
perusahaan sepenuhnya menggunakan hutang 100 persen. Dalam dunia
nyata, perusahaan jarang menggunakan hutang 100 persen. Alasan
utama perusahaan membatasi penggunaan hutang adalah untuk
menjaga biaya-biaya yang berhubungan dengan kebangkrutan tetap
rendah.
4) Teori Pengisyaratan.
MM berasumsi bahwa investor memiliki informasi yang sama
tentang prospek sebuah perusahaan seperti para manajernya, hal ini
disebut informasi simetris (symmetric information). Namun
kenyataanya, para manajer seringkali memiliki informasi yang lebih
dari pada pihak luar. Hal ini disebut informasi asimetris (asymmetric
information), dan memiliki pengaruh yang penting pada struktur modal
yang optimal.
5) Menggunakan Pendanaan Hutang untuk Membatasi Manajer.
Perusahaan dapat mengurangi arus kas yang berlebihan dengan
beragam cara. Salah satunya adalah dengan menyalurkan kembali
kepada pemegang saham melalui deviden yang lebih tinggi atau
pembelian kembali saham. Alternatif yang lain adalah untuk mengubah
struktur modal ke arah hutang dengan harapan adanya persyaratan
lebih disiplin. Jika hutang tidak tertutupi seperti yang diharuskan,
perusahaan akan terpaksa dinyatakan bangkrut. Pembelian melalui
hutang (laverage buyout-LBO) adalah satu cara untuk mengurangi
kelebihan arus kas. Dalam suatu LBO hutang digunakan untuk
mendanai pembelian saham sebuah perusahaan, dimana selanjutnya
akan dimiliki secara pribadi.
Pada dasarnya, keputusan pendanaan (financing) perusahaan berkaitan
dengan penentuan sumber-sumber dana yang digunakan untuk membiayai
usulan-usulan investasi yang telah diputuskan sebelumnya. Pemenuhan
kebutuhan dana tersebut dapat disediakan atau diperoleh dari sumber
internal maupun eksternal perusahaan. Apabila perusahaan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dananya dari sumber internal, maka perusahaan
tersebut melakukan pendanaan internal (internal financing) yaitu dalam
bentuk laba ditahan. Sebaliknya, jika perusahaan memenuhi kebutuhan
dananya dari sumber eksternal, maka perusahaan tersebut melakukan
pendanaan eksternal (external financing). Pemenuhan kebutuhan dana
secara eksternal dipisahkan menjadi 2 yaitu pembiayaan hutang (debt
financing) dan pendanaan modal sendiri (equity financing). Pembiayaan
hutang diperoleh melalui pinjaman, sedangkan pendanaan modal sendiri
b. Pertumbuhan perusahaan
Pertumbuhan dinyatakan sebagai pertumbuhan total aset dimana
pertumbuhan aset masa lalu akan menggambarkan profitabilitas yang akan
datang dan pertumbuhan yang datang. Tingkat pertumbuhan perusahaan
akan menunjukkan seberapa jauh perusahaan akan menggunakan hutang
sebagai sumber pembiayaannya. Dalam hubungannya dengan leverage,
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi sebaiknya
menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaannya agar tidak terjadi
biaya keagenan (agency cost) antara pemegang saham dengan manajemen
perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang
rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai sumber pembiayannya
karena penggunaan hutang akan mengharuskan perusahaan tersebut
membayar bunga secara teratur (Sriwardany, 2006:11).
Menurut Kallapur dan Trombley (2001) dalam Sriwardany (2011)
mengatakan bahwa pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan
perusahaan untuk meningkatkan sizedan tingkat pertumbuhan perusahaan
dapat diukur dari beberapa variabel seperti Price/Earning ratio (Price per
share/Earning per share), Price/Cash Flow ratio (Price per share/ Cash
Flow per share), Market/ Book Ratio (Market price per share/ book value
per share), Tobin q, biaya pengembangan (R & D Expense) dibagi dengan
total penjualan.
Pertumbuhan adalah dampak atas arus dana perusahaan dari
volume usaha. Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak
internal maupun eksternal perusahaan, karena pertumbuhan yang baik
memberi tanda bagi perkembangan perusahaan. Dari sudut pandang
investor, pertumbuhan suatu perusahaan merupakan tanda perusahaan
memiliki aspek yang menguntungkan, dan investor pun akan
mengharapkan tingkat pengembalian (rate of return) dari investasi yang
dilakukan menunjukkan perkembangan yang baik (Safrida, 2008:34).
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam
hubungannya dengan leverage, sebaliknya menggunakan ekuitas sebagai
sumber pembiayaannya agar tidak terjadi biaya keagenan (agency cost)
antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan, sebaliknya
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah sebaliknya
menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya karena penggunaan
hutang akan mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga secara
teratur. Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin besar
kebutuhan dana untuk ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk
pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk
menahan laba. Jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak
membagikan laba sebagai deviden tetapi lebih baik digunakan untuk
ekspansi. Potensi pertumbuhan ini dapat diukur dari besarnya biaya
penelitian dan pengembangan. Semakin besar R&D costnya maka berarti
Safrida (2008:91) menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan
mempunyai pengaruh langsung dan positif terhadap perusahaan harga
saham, yang artinya bahwa informasi tentang adanya pertumbuhan
perusahaan direspon positif oleh investor, sehingga akan meningkatkan
harga saham.
c. Nilai Perusahaan
Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan
mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk
memproduksi barang dan atau jasa untuk dijual. Perusahaan ada karena
akan menjadi sangat tidak efisien dan mahal bagi pengusaha untuk masuk
dan membuat kontrak dengan pekerja dan para pemilik modal, tanah dan
sumber daya lain untuk setiap tahap produksi dan distribusi yang terpisah.
Sebaliknya, pengusaha biasanya masuk dalam kontrak yang besar dan
berjangka panjang dengan tenaga kerja untuk mengerjakan berbagai tugas
dengan upah tertentu dan berbagai tunjangan lain. Kontrak yang umum
semacam itu jauh lebih murah ketimbang sejumlah kontrak spesifik dan
sangat menguntungkan baik bagi pengusaha maupun pekerja dan pemilik
sumber daya lain. Perusahaan ada karena untuk menghemat biaya
transaksi semacam itu. Dengan menginternalisasi berbagai transaksi (yaitu
dengan menjalankan berbagai fungsi dalam perusahaan), perusahaan juga
pemerintah yang berlaku hanya untuk transaksi antar perusahaan
(Kusumajaya, 2011: 30).
Nilai dari perusahaan bergantung tidak hanya pada kemampuan
menghasilkan arus kas, tetapi juga bergantung pada karakteristik
operasional dan keuangan dari perusahaan yang diambil alih. Beberapa
variabel kuantitatif yang sering digunakan untuk memperkirakan nilai
perusahaan menurut Keown dan John ( 2011 :240) adalah sebagai berikut:
1. Nilai Buku
Nilai buku (book value) merupakan nilai dari aktiva yang
ditunjukkan pada laporan neraca perusahaan. Nilai ini menggambarkan
biaya historis asset dari pada nilai sekarang. Sebagai contoh, nilai buku
saham preferen suatu perusahaan adalah jumlah yang dibayarkan oleh
investor yang awalnya untuk membayar saham tersebut dan jumlah
yang di terima oleh perusahaan ketika saham diterbitkan.
2. Nilai Likuiditas
Nilai likuiditas adalah sejumlah uang yang dapat direalisasikan
jika aset di jual secara individual dan bukan sebagai bagian dari
keseluruhan perusahaan. Contohnya, jika operasional perusahaan
dihentikan dan asetnya di bagi serta di jual, maka harga jual tersebut
3. Nilai harga pasar
Nilai harga pasar dari suatu aset adalah nilai yang teramati untuk
aktiva yang ada dipasaran. Nilai ini ditentukan oleh kekuatan
penawaran dan permintaan yang bekerja sama di pasaran, di mana
pembeli dan penjual menegoisasikan harga yang diterima untuk aktiva
tersebut. Sebagai contoh, harga pasar untuk saham biasa Ford Motor
Company pada tanggal 5 November 2002 adalah $8,90. Harga ini di
capai oleh sejumlah besar pembeli dan penjual yang bekerja sama di
New York Stock Exchange. Dalam hal ini suatu harga pasar ada untuk
semua aktiva. Akan tetapi, banyak aktiva yang belum memiliki harga
pasar yang jelas karena perdagangan jarang terjadi.
Sedangkan menurut Breayley dkk. (2008:165) nilai buku
mencatat berapa yang dibayar perusahaan untuk asetnya, dikurangi
pengurangan untuk penyusutan. Nilai ini tidak meliputi nilai bisnis
sebenarnya. Nilai Likuiditas adalah berapa yang bisa di jaring
perusahaan dengan menjual asetnya dan melunasi utang-utangnya. Ini
tidak meliputi nilai perusahaan sebagai usaha yang terus berjalan.
Sedangkan nilai pasar adalah jumlah yang bersedia di bayar oleh
investor untuk saham perusahaan. Ini tergantung pada kekuatan
menangguk laba dari aset saat ini serta perkiraan profitabilitas
Menurut Susanti (2010) dalam Mahendra (2011: 18), nilai
perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi
akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi
harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang
tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai
yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi.
Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga
pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi
pendanaan (financing) dan manajemen asset.
d. Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja keuangan perusahaan mempunyai pengaruh langsung dan
positif terhadap perusahaan harga saham, yang artinya bahwa informasi
tentang adanya pertumbuhan direspon positif oleh investor, sehingga akan
meningkatkan harga saham. Kegiatan memaksimalkan revenue disebut
juga peningkatan profitabilitas, sedangkan menekan expense disebut juga
peningkatan efisiensi. Kinerja keuangan perusahaan akan lebih baik jika
saham perusahaan dimiliki oleh manajer. Manajer merasa lebih memiliki
perusahaan. Manajer tidak lagi sebagai tenaga professional yang digaji
tetapi juga sebagai pemilik perusahaan. Kinerja perusahaan yang baik akan
berdampak pada deviden yang akan diterima pemegang saham, karena
adalah ukuran kinerja keuangan perusahaan. Manajer yang memiliki
saham perusahaan akan menikmati pembagian deviden ini.
Menurut Simamora (2004) dalam Sitorus (2009:33) menyatakan
bahwa kinerja mengacu kepada kadar pencapaian tugas-tugas yang
membentuk sebuah pekerjaan pegawai. Sedangkan Soeprihanto (2001)
dalam Sitorus (2009:33) menyatakan bahwa kinerja atau prestasi kerja
adalah hasil kerja seseorang selama periode tertentu dibandingkan dengan
berbagai kemungkinan, misalnya standar, target/ sasaran.
Jadi dengan demikian kinerja keuangan perusahaan adalah suatu
hasil yang telah dikerjakan oleh perusahaan dalam rangka mencapai tujuan
atau target yang dilaksanakan secara legal, tidak melanggar hukum serta
sesuai dengan tanggung jawab.
Dari penjelasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja
perusahaan tanpa kepemilikan manajerial akan berbeda dengan perusahaan
dengan kepemilikan manajerial.
e. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap
nilai perusahaan suatu perusahaan. Dalam hal ukuran perusahaan dilihat
dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan, yang dapat dipergunakan
untuk kegiatan operasi perusahaan. Jika perusahaan memiliki total aset
yang besar, pihak manajemen lebih leluasa dalam mempergunakan aset
sebanding dengan kekhawatiran yang dilakukan oleh pemilik atas asetnya.
Jumlah aset yang besar akan menurunkan nilai perusahaan jika dinilai dari
sisi pemilik perusahaan. Akan tetapi jika dilihat dari sisi manajemen,
kemudahan yang dimilikinya dalam mengendalikan perusahaan akan
meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian mengenai hubungan antara
ukuran perusahaan dengan nilai perusahaan sudah dilakukan oleh
Desemliyanti (2003) dalam Shofwatul (2012). Ia meneliti tiga variabel
yang dianggap mempengaruhi nilai perusahaan, yakni ukuran perusahaan
(total aset), hutang dan bunga. Penelitian ini memberikan hasil bahwa
ukuran perusahaan memiliki hubungan yang negatif dengan nilai
perusahaan, dan bunga memberikan hubungan yang positif dengan nilai
perusahaan. Investor dalam penyertakan modalnya juga perlu untuk
melihat ukuran perusahaan. Pada penelitian ini jumlah aktivasi log untuk
B. Penelitian terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu terkait dengan nilai perusahaan, antara lain:
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu
No Peneliti Judul Variabel Hasil
Persamaan Perbedaaan
1. struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan
2. pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan
2 Bestari Dwi
Terdapat bukti pola pendanaan perusahaan manufaktur di Indonesia mengikuti hipotesis
agensi.
Tabel 2.1 (lanjutan) Penelitian terdahulu
No Peneliti Judul Variabel Hasil
Persamaan Perbedaaan danagency costtidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hanya struktur modal yang hampir signifikan (p-value 0.05).
Koefisien positif menunjukkan penggunaan hutang dalam struktur modal membawa dampak yang baik terhadap kinerja perusahaan. Ukuran
1) Struktur modal mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap profitabilitas.
2) Pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. 3) Struktur modal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Tabel 2.1 (lanjutan) Penelitian terdahulu
No Peneliti Judul Variabel Hasil
Persamaan Perbedaaan
Analisis Korelasi menjelaskan, ada hubungan positif yang lemah antara laba kotor dan modal. Struktur (0,360) pada saat yang sama, ada hubungan negatif antara laba bersih dan modal. Struktur (-0,110) itu mencerminkan. biaya keuangan tinggi di antara perusahaan. ROI dan ROA juga memiliki negatif
Tabel 2.1 (lanjutan) Penelitian terdahulu
No Peneliti Judul Variabel Hasil
C. Kerangka Pemikiran
1. Pengaruh struktur modal dengan nilai perusahaan
Pengambilan keputusan pendanaan berkenaan dengan struktur modal
yang benar-benar harus diperhatikan oleh perusahaan, karena struktur
penentuan perusahaan akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Struktur modal menunjukkan perbandingan jumlah hutang jangka panjang
dengan modal sendiri. Perusahaan yang menggunakan hutang dalam
operasinya akan mendapat penghematan pajak, karena pajak dihitung dari
laba operasi setelah dikurangi bunga hutang, sehingga laba bersih yang
menjadi hak pemegang saham akan menjadi lebih besar dibandingkan
dengan perusahaan yang tidak menggunakan hutang (Meythi, 2012).
Dengan demikian nilai perusahaan pun juga menjadi lebih besar. Ini
berarti semakin besar struktur modalnya maka nilai perusahaan juga akan
semakin meningkat. Akan tetapi perusahaan tidak akan mungkin
mengunakan hutang 100% dalam struktur modalnya. Hal itu disebabkan
karena semakin besar hutang berarti semakin besar pula resiko keuangan
perusahaan. Resiko yang dimaksud adalah resiko financial yaitu resiko
yang timbul karena ketidakmampuan perusahaan membayar bunga dan
angsuran pokok dalam keadaan ekonomi yang buruk. Dalam kondisi
demikian semakin besar hutang maka nilai perusahaan akan menurun.
Perusahaan harus mampu menentukan besarnya hutang, karena dengan
adanya hutang sampai batas tertentu akan dapat meningkatkan nilai
akan menurunkan nilai perusahaan. Jadi dapat diketahui bahwa struktur
modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dimana pernyataan ini di
dukung oleh teori MM yaitu struktur modal mempengaruhi nilai
perusahaan.
2. Pengaruh kinerja perusahaan terhadap nilai perusahaan
Parker (1996:3) dalam Sadjiarto (2000) menyebutkan bahwa sering
kali keputusan yang diambil perusahaan dilakukan dalam keterbatasan
data dan berbagai pertimbangan internal serta tekanan dari pihak-pihak
yang berkepentingan. Proses pengembangan pengukuran kinerja keuangan
perusahaan ini akan memungkinkan suatu perusahaan untuk menentukan
misi dan menetapkan tujuan pencapaian hasil tertentu. Disamping itu dapat
juga dipilih metode pengukuran kinerja keuangan perusahaan untuk
melihat kesuksesan program yang ada. Disisi lain adanya kinerja keuangan
perusahaan membuat pihak legislatif dapat memfokuskan perhatian dan
hasil yang didapat, memberikan evaluasi yang benar terhadap pelaksanaan
anggaran serta melakukan diskusi mengenai usulan-usulan program baru.
Selain itu dengan adanya kinerja perusahaan, secara otomatis akan
tercipta akuntabilitas di seluruh lini perusahaan, dari lini terbawah sampai
lini teratas. Lini teratas pun kemudian akan bertanggung jawab kepada
3. Pengaruh pertumbuhan perusahaan dengan nilai perusahaan
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam
hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai
sumber pembiayaannya agar tidak terjadi biaya keagenan antara pemegang
saham dengan manajer perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan yang lebih rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai
sumber pembiayaannya, karena penggunaan hutang akan mengharuskan
perusahaan tersebut membayar bunga secara teratur. Pertumbuhan
perusahaan yang cepat maka semakin besar dan untuk ekspansi. Semakin
besar kebutuhan untuk pembiayaan yang akan datang maka semakin besar
keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang sedang
tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden tetapi lebih
baik digunakan sebagai ekspansi.potensi perkembangan ini dapat diukur
dari besarnya biaya penelitian dan pengembangan (Safrida, 2008:33).
Jadi, pertumbuhan adalah dampak atas arus dana perusahaan dari
perubahan operasional yang disebabkan oleh pertumbuhan atau penurunan
volume usaha. Dari penjelasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
kinerja perusahaan tanpa kepemilikan manajerial akan berbeda dengan
4. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini merupakan cerrminan besar
kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai total aktiva perusahaan.
Dengan semakin besar ukuran perusahaan, maka ada kecenderungan lebih
banyak investor yang menaruh perhatian pada perusahaan tersebut. Hal ini
disebabkan karena perusahaan yang besar cenderung memiliki kondisi
yang lebih stabil. Kestabilan tersebut menarik investor untuk memiliki
saham perusahaan tersebut. Kondisi tersebut menjadi penyebab atas
naiknya harga saham perusahaan di pasar modal. Investor memiliki
ekspektasi yang besar terhadap perusahaan besar. Ekspektasi insvestor
berupa perolehan dividen dari perusahaan tersebut. Peningkatan
permintaan saham perusahaan akan dapat memacu pada peningkatan harga
Gambar Kerangka Pemikiran 2.1
Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan
Perusahaan dan Ukuran Perusahaaan terhadap Nilai Perusahaan pada
Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII)
Basis Teori: Struktur modal, kinerja keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan, ukuran
perusahaan, nilai perusahaan
Variabel Independen
Variabel Dependen Struktur modal (X1)
Dewa Kadek Oka Kusumajaya (2011), Meythi (2012), Puwanthiren Pratheepkanth
(2011)
Nilai perusahaan (Y)
Bestari Dwi Handayani (2008), Simon Oke et
al.(2011) Kinerja perusahaan (X2)
Khaira Amalia Fachrudin (2011)
Pertumbuhan perusahaan (X3)
Eli Safrida (2008), Danise et al. (2009)
Ukuran Perusahaan (X4)
Iqbal Bukhari (2012),Rajeev
Gambar 2.1 (Lanjutan)
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas. Maka hipotesis yang diuji adalah :
1. H1= struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
2. H2 = kinerja keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan.
3. H3 = pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
4. H4 = ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
5. H5 = Struktur modal paling dominan mempengaruhi nilai
perusahaan.
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Saran Uji Asumsi Klasik
Model Regresi Uji Normalitas
Uji Autokorelasi
Uji Multikolonieritas
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian
ini adalah termasuk jenis penelitian eksplanasi (explanatory research).
Penelitian eksplanasi adalah untuk menguji hubungan antar variabel yang
dihipotesiskan. Penelitian ini berusaha untuk menganalisis pengaruh tiga
variabel bebas, yaitu struktur modal (X1), kinerja keuangan perusahaan
(X2), pertumbuhan perusahaan (X3) dan ukuran perusahaan (X4) terhadap
nilai perusahaan (Y) yang merupakan variabel terikat.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan laporan keuangan tahunan
perusahaaan manufaktur periode 2008-2011 yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index (JII) dan telah diaudit oleh auditor independen. Peneliti
menggunakan laporan keuangan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index
(JII) karena perusahaan-perusahaan yang terdaftar di JII telah memenuhi
kriteria prinsip-prinsip syari ah Islamic, sehingga dapat memberikan
kepercayaan para investor untuk mengembangkan investasi dan ekuity
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Jakarta Islamic
Index (JII) mulai Januari 2008 sampai November 2011. Dengan demikian,
pengambilan sampel dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang
terdaftar di JII diharapkan dapat mendeteksi nilai perusahaan yang
menggunakan prinsip-prinsip syari ah. Metode penentuan sampel ini
adalah Purposive Sampling Method yaitu: pengambilan data disesuaikan
dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun
kriterianya sebagai berikut:
1. Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode
tahun 2011.
2. Perusahaan yang aktif dalam perhitungan saham di Jakarta Islamic
Index (JII) selama periode pengamatan dari tahun 2008 sampai
2011.
3. Perusahaan menggunakan mata uang rupiah dalam laporan
keuangan perusahaan selama periode tahun 2008 sampai dengan
tahun 2011.
4. Perusahaan yang tidak mengalami rugi selama periode pengamatan
dari tahun 2008 sampai tahun 2011.
5. Perusahaan memiliki data-data lengkap untuk data variabel selama
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan untuk menganalisis masalah dalam
penelitian ini adalah:
Data kuantitatif adalah data berupa angka-angka yang memiliki
satuan hitung dan dapat dihitung secara matematik. Informasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang
diperoleh dalam bentuk sudah jadi, telah dikumpulkan dan diolah pihak
lain.
Data pada penelitian ini dapat diperoleh melalui Indonesian Capital
Market Directory (ICMD), dari tahun 2008-2011, Pusat Referensi Pasar
Modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu data dan
informasi lain diperoleh dari jurnal, textbook, surat kabar dan internet..
Mengacu pada jenis data yang hendak dikumpulkan dalam penelitian kali
ini, maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah teknik
dokumentasi.
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
beberapa teknik sebagai berikut:
1. Studi Lapangan (Field Research)
Pengumpulan data yang didapat langsung di Indonesian Capital
Market Directory (ICMD) di Index Exchange (Bursa Efek Indonesia).
Data yang diambil berupa laporan keuangan tahun periode 2008-2011
2. Studi Kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan data dalam penelitian ini berupa bahan-bahan teori
atau konsep yang didapat dari www.idsaham.com dan perpustakaan
berupa literatur, dan artikel/jurnal ilmiah (English and Indonesian
journals) yang dapat mendukung sebagai bahan kajian penelitian dan
juga sebagai landasan untuk menganalisa permasalahan.
D. Metode Analisis
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif kuantitatif merupakan analisis data yang
dilakukan untuk mengetahui dan menjelaskan variabel yang diteliti
yang berupa angka-angka sebagai dasar untuk berbagai pengambilan
keputusan, dimana dalam penelitian ini terdiri dari rata-rata, standar
deviasi, minimum, dan maksimum.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel mengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat
histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusannya jika data
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka
3. Uji Model regresi berganda
Sebelum melakukan uji regresi berganda maka akan dilakukan uji
asumsi klasik, yang terdiri dari:
a. Uji Multikolinieritas
Multikolonieritas merupakan fenomena situasi dimana ada
korelasi antara variabel independen satu dengan yang lainnya.
Konsekuansi praktis yang timbul sebagai akibat adanya
multikolonieritas ini adalah kesalahan standar penaksir semakin
besar dan probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah
semakin besar sehingga mengakibatkan diperolehnya kesimpulan
yang salah. Dalam asumsi klasik OLS (Ordinasy Least Square)
diterangkan bahwa tidak ada multikolonieritas yang sempurna
antar variabel independen. Jika terdapat nilai korelasi diantara
variabel independen adalah satu maka koefisiennya : (a) koefisien
untuk nilai-nilai regresi tidak dapat diperkirakan (b) nilai standard
error dari setiap nilai koefisien regresi menjadi nilai yang tak
terhingga.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dapat
dilihat dari (1) Nilai tolerance (TOL) dan lawannya (2) variance
inflation factor (VIF). Nilai tolerance yang rendah sama dengan
nilai VIF yang tinggi (karena VIF=1/Tolerance). NilaiCut offyang
nilai Tolerance <0,10 atau sama dengan nilai VIF>10 (Ghazali,
2012).
Cara mengatasi multikolonieritas adalah (a) transformasi
variabel. Jika terlihat pada model awal dengan adanya gejala
multikolonieritas maka dapat dilakukan transformasi variabel yang
bersangkutan kedalam bentuk logaritma natural atau bentuk-bentuk
tranformasi lainnya, sehingga nilai t hitung yang dihasilkan secara
individu variabel independen dapat secara signifikan
mempengaruhi variabel terikat, (b) Meningkatkan jumlah data
sampel. Dengan adanya peningkatan jumlah data sampel
diharapkan mampu menurunkan standar error disetiap variabel
independen dan akan diperoleh yang benar-benar bisa menaksirkan
koefisien regresi secara tepat.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas menunjukan bahwa varians dari setiap
error bersifat heterogen yang berarti melanggar asumsi klasik yang
mensyaratkan bahwa varians dari error harus bersifat homogennya.
H0: tidak ada heteroskedastisitas
H1: ada heteroskedastisitas
Dalam pengujian dilakukan dengan menggunakan uji individu
(t-test) untuk masing-masing variabel. Pengambilan keputusan
tersebut dilakukan dengan kriteria :
Jika signifikan (probabilitas) dari thitung< 0,05 maka H0ditolak
Jika signifikan (probabilitas) dari thitung> 0,05 maka H1diterima
c. Uji autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t -1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan antara satu dengan
lainnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari
autokorelasi (Ghozali, 2012). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
autokorelasi, dilakukan dengan uji Durbin Watson. Pengambilan
keputusan mengenai ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai
berikut:
1. Bila nilai D-W terletak antara angka -2 sampai +2,
maka koefisien pada regresi tidak terdapat
2. Bila D-W lebih rendah atau di bawah angka -2,
maka koefisien pada regresi mengalami
autokorelasi positif.
3. Bila nilai D-W lebih besar atau di atas angka +2,
maka koefisien pada regresi mengalami
autokorelasi negatif.
4. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggnakan software SPSS for windows versi 17.0, dimana metode
analisis yang digunakan untuk meguji hipotesis adalah metode regresi
berganda, yaitu untuk memperkirakan atau meramalkan bilai dari
variabel dependen (Y) dengan memperhitungkan variabel-variabel
dependen.
Untuk meramalkan variabel dependen (Y) apabila semua nilai
variabel bebas (X) diketahui, maka dapat mempergunakan persamaan
regresi berganda sebagai berikut :
Y = a + b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4+ e
Dimana:
Y = nilai perusahaan
a = Konstanta
X1 = Struktur Modal
X2 = Kinerja Keuangan Perusahaan
X4= Ukuran Perusahaan
b1 = Koefisien Regresi Struktur Modal
b2 = Koefisien Regresi Kinerja Perusahaan
b3 = Koefisien Regresi Pertumbuhan Perusahaan
b4= Koefisien Regresi Ukuran Perusahaan
e = Standar error
dalam pengujian hipotesis analisis dilakukan melalui :
a. Uji t-statistik
Uji t-statistik pada dasaranya menunjukkan seberapa jauh
prediksi satu variabel penjelas/variabel independen secara
individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Untuk
mengetahui prediksi variabel independen terhadap variabel
dependen adalah apabila jumlah degrre of freedom (df) adalah 20
atau lebih, dan derajat kepercayaannya sebesar 5% maka H0dapat
ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut).
Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel.
Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan
nilai t tabel, maka hipotesis alternatif diterima (Ghazali, 2012).
b. UjiAdjusted R square
Uji Adjusted R square digunakan karena dalam penelitian
ini variabel independen jumlahnya lebih dari satu, yaitu dua
variabel independen. Uji adjusted R square digunakan untuk
variabel dependen. Jika nilai Adjusted R squaresebesar 1 berarti,
fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh
variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan
fluktuasi variabel dependen. Jika nilai Adjusted R square berkisar
diantara 0 sampai dengan 1, berarti semakin kuat kemampuan
variabel independen dapat menjelaskan fluktuasi variabel
dependen. Sedangkan jika nilai adjusted R square semakin
mendekati 0 berarti semakin lemah kemampuan variabel
independen dapat dijelaskan fluktuasi variabel dependen (Ghazali,
2012).
E. Operasional variabel penelitian
1. Variabel Independen (X)
a. Struktur modal
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen
adalah struktur modal. Struktur modal merupakan perbandingan
total hutang yang dimiliki perusahaan terhadap total ekuitas
perusahaan. Struktur modal diukur dengan Debt to Equity Ratio
(DER). Debt to Equity Ratio adalah suatu upaya untuk
memperlihatkan dalam format lain, proporsi relatif dari klaim
pemberi pinjaman terhadap hak kepemilikan, dan digunakan
sebagai ukuran hutang (Helfert, 1997).