(Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index) THE INFLUENCE OF ASSET STRUCTURE, FIRM SIZE, GROWTH
RATE, AND PROFITABILITY, ON THE CAPITAL STRUCTURE. (A Study on Companies Listed on The Jakarta Islamic Index)
Oleh
KHAFID FATKHUR ROHMAN 20120410230
FAKULTAS EKONOMI
i
THE INFLUENCE OF ASSET STRUCTURE,FIRM SIZE, GROWTH RATE, AND PROFITABILITY, ON THE
CAPITAL STRUCTURE.
(A Study on Companies Listed on The Jakarta Islamic Index)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh
KHAFID FATKHUR ROHMAN 20120410230
FAKULTAS EKONOMI
ii Nama : Khafid Fatkhur Rohman Nomor Mahasiswa : 20120410230
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul “ PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN DAN PROFITABLITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 27 Oktober 2016
iii
dan allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”
(QS Al-Baqarah : 216)
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat”
(QS Al-Baqarah 2:153)
“Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak
pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”
(QS. Al-ikhlas)
“Allah mengangkat orang beriman di antara kamu dan juga orang-orang yang dikaruniai ilmu pengetahuan hingga beberapa derajat”.
( QS. al-Mujadalah : 11 )
"Hubungan seorang mukmin dengan mukmin lainnya ibarat satu bangunan, sebagian yang setu mendukung/menguatkan bagian yang lainnya"
(HR. Bukhari-Muslim)
Hendaklah kamu semua mengusahakan ilmu pengetahuan itu sebelum dilenyapkan. Lenyapnya ilmu pengetahuan ialah dengan matinya
orang-orang yang memberikan atau mengajarkannya. Seorang-orang itu tidaklah dilahirkan langsung pandai, jadi ilmu pengetahuan itu pastilah harus dengan
belajar. ( Ibnu Mas’ud r.a )
iv
It only need one success to cover thousands of failures (Chairu Tanjung) hanya butuh satu kesuksesan untuk menutupi ribuan kegagalan. (Chairul
Tanjung)
All the future goals and ambitions can only be grasped if we want to continue to learn various things , anywhere and to anyone. (Chairul Tanjung) Semua cita-cita dan ambisi hanya bisa direngkuh apabila kita mau terus belajar berbagai hal, di mana pun dan kepada siapa pun. (Chairul Tanjung
"Orang yang pintar bukanlah orang yang merasa pintar, akan tetapi ia adalah orang yang merasa bodoh, dengan begitu ia tak akan pernah berhenti
v
Alhamdulillahi Robbil ‘alamin atas segala nikmat-MU....
Alhamdulillahi Robbil ‘alamin atas segala nikmat-MU....
Bersyukur kepada Alloh subhanau wata’ala atas segala limpahan nikmat dan kasih sayangNya tiada tara, yang jari ini tidak mampu untuk menghitung nikmatnya satu demi satu, serta sholawat bertagkaikan salam selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW, pada akhirnya skripsi yang sederhana serta masih banyak kekurangan ini bisa terselesaikan dengan baik, yang tak luput dari kesalahan. Semoga ini menjadi titik awal untuk melangkah maju menjadikan pondasi untuk menggapai cita cita serta impian besarku aammiiin.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang sangat kuhormati dan kusayangi..
Kedua orangtuaku
Sebagai tanda baktiku kepadamu, hormat dan serta kasih sayang yang tiada tara telah engkau berikan, kupersembahkan karya ilmiah yang sederhana ini kepada bapak dan ibu yang telah memberikan rasa kasih sayang , segala dukungan yang berbentuk moral maupun moril, do’a yang selalu menyertaimu hingga kesuksesan ini dapat aku raih. Cinta dan kasih sayang yang tidak bisa aku balas dengan untaian kata persembahan ini yang bertulikan terima kasih dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat bapak dan ibuk bahagia dan bangga karena kusadar, ku belum bisa berbuat lebih baik.
Terima kasih untuk dukungan, bimbingan, nasehat, do’a serta perhatian untukku menjadi yang lebih baik kedepannya
Terima kasih, terima kasih dan terima kasih tiada akhirnya untuk Bapak Teguh Rochim dan Ibu Sunarmi you’re my everthing...
Adikku Fani risqi Albana
Teruntuk adikku, tiada yang lebih indah melainkan berkumpul bersama kamu. Terimakasih atas do’a dan bantuan dari kalian selama ini, maaf belum bisa menjadi kakak yang baik sebagai panutan. Insyaallah saya akan berusaha menjadi yang orang yang lebih baik. Ditunggu sajaa hehehheee...
vi
ini, serta untaian do’amu sebagi penyemangat hidupku, serta keluarga kecilku yang telah membuat letih mejadi semangat, sedih menjadi senyuman. Kepada pahlawan kecil ayah Muhammad Ismail Alfatih yang telah membangunkan ayah setiap malam makasih nak, semoga kamu mejadi anak yang sholih berbakti kepada kedua orangtua, serta bermanfaat bagi umat..
Dosen pembimbing dan akademik
1. Terima kasih sebear-besarnya kepada Ibu Lela Hindasah, SE., M.si. yang tiada lelah membimbing saya hingga mencapai tahan skripsi yang sudah selesai ini.
2. Terima kasih juga untuk dosen pembimbing akademik , juga sebagai orang tua kedua, dan juga sebagai motivator saya , juga sebagai penasehat terbaik dikampus, Bunda Isthofaina astuti SE., M.si. terimah kasih saja saya merasa tidak cukup untuk membalas budi atas apa yang engkau telah berikan.
3. Terima kasih juga kepada dosen pembimbing Bapak wihandaru yang telah memberikan arahan, motivasi serta keteladanan dalam berilmu, tiada sesuatu yang dapat membalas kebaik beliau
Sahabat
1. Terima kasih teman-teman seperjuangan Kelas Manajemen F 2012 yang membuat warna warni dalam hidupku. “sahabat yang tak lekang oleh waktu”. Saprol, sajono, felis, arjun, rizal, muhajir, angga, ega, anam, ipunk, suryadi, dedy, udin, dan semua anggota kelas F yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
2. Terima kasih kepada HIMAMA keluarga besarku di umy- Musholi, Yayan, Saprol, Icha, Bunda bita, Fatika, rurul mualifah, zaenal, khudori, ela, robi, maya, serta anggota yang lain yang tidak saya sebutkan satu persatu, semoga HIMAMA kedepan menjadi yang lebih baik.
3. Terimakasih kontrakan cendana yang selalu bikin rame- chanif, felis, mahrus,shidiq dkk..
vii
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia
dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “PENGARUH STRUKTUR
AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN, PELUANG BERTUMBUH DAN
PROFITABLITAS TERHADAPSTRUKTUR MODAL(Study Perusahaan yang
Terdaftar di Jakarta Islamic Index)”
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan
informasi bagi para investor, manajemen, dan praktisi bisnis untuk acuan
pengambilan keputusan dalam berinvestasi di pasar modal Syariah.
Penyelesaian skripsi ini tidak dapat terlepas dari bimbingan dan dukungan
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang
telah memberikan petunjuk, bimbingan dan kemudahan selama penulis
menyelesaikan studi.
2. Ibu Dosen Lela Hindasah, S.E., M.si. yang penuh kesabaran telah
memberikan masukan dan bimbingan selama penyelesaian karya tulis ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen, staff serta karyawan
viii
doa. dorongan dan perhatian kepada penulis hingga dapat menyelesaikan
studi.
5. Sahabat-sahabatku dan teman-temanku di Manajemen 2012 yang
senantiasa memberikan motivasi dan doa kepada penulis hingga dapat
menyelesaikan studi dan skripsi ini.
6. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan, dan
semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi) ini.
Sebagai kata akhir, tiada gading yang tak retak, penulis menyadarari masih
banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran, dan
pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman
karya tulis yang sama dengan topik ini.
WassalamualaikumWr. Wb
Yogyakarta, september 2016
ix
HALAMAN PEGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERSEMBAHAN... vii
INTISARI ... ix
ABSTRAK ... x
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Batasan Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUTAKA ... A. Landasan Teori ... 9
1. Pasar Modal Syariah ... 9
2. Jakarta Islamic Index (JII) ... 10
3. Struktur Modal ... 12
4. Trade Off Theory ... 13
5. Pecking Order Theory ... 14
6. Signaling Theory ... 16
7. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 17
a. Struktur Aktiva ... 17
b. Ukuran Perusahaan ... 18
c. Tingkat Pertumbuhan (Growth) ... 20
d. Profitabilitas (ROA) ... 20
x
BAB III METODE PENELITIAN ...
A. Obyek Penelitian ... 34
B. Jenis Data ... 34
C. Teknik pengambilan Sampel ... 34
D. Teknik Pengumpulan Data ... 35
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 35
F. Teknik Analisis Data ... 38
G. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 47
B. Analisis Data ... 50
1. Regresi linier Berganda ... 50
2. Analisis Statistik Deskriptif ... 52
3. Uji Asumsi Klasik ... 53
4. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ... 57
5. Uji R2 ... 59
C. Pembahsan (Interpretasi) ... 60
BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... A. Simpulan ... 67
B. Saran ... 68
C. Keterbatasan penelitian ... 68 DAFTAR PUSTAKA
xi
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 52
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Sesudah di Ln ... 53
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi sesudah di Ln ... 54
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinraritas ... 55
Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sesudah di Ln ... 56
Tabel 4.8 Hasil Uji Nilai F ... 57
Tabel 4.9 Hasil Uji Parsial(Uji T)... 58
ix mengidentifikasi variabel dominan yang mempengaruhi Struktur Modal pada perusahaan yang termasuk di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2011-2014. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 19 perusahaan sebagai sampel penelitian dari 30 anggota populasi.Alat analisis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda (Multiple Regression).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor Struktur Aktiva, Size, Growth, dan Return On Assets (ROA) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal. Secara parsial, variabel Struktur Aktiva, Size,dan Growthtidak berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal. VariabelReturn On Assets(ROA) berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal. Sedangkan variabelReturn On Assets(ROA) yang mempunyai pengaruh dominan untuk mempengaruhi Struktur Modal.
x (JII) for the period of 2011-2014. The factors analyzed are asset structure, size,growth, and return on assets (ROA). The samples are taken using purposive sampling method with as many as 19 companies as the samples of the research. The analysis of the research is done using Multiple Linier Regression.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Peran pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan
maupun pemerintah jangka panjang dalam berbagai instrumen keuangan
yang diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar
modal memiliki fungsi ekonomi sebagai pasar yang menyediakan fasilitas
atau sarana dalam mempertemukan dua pihak yang memiliki kepentingan,
yaitu pihak investor yang kelebihan dana dan pihak emiten yang
memerlukan dana. Adanya pasar modal, maka investor dapat
menginvestasikan dananya dengan ekspektasi mendapatkan imbalan atas
investasinya (return).
Pasar modal syariah dapat dikatakan sebagai pasar modal yang
menerapkan prinsip-prinsip berbasis syariah. Oleh karena itu, instrumen
yang diperdagangkan didalamnya tidak boleh terkait dengan kegiatan bisnis
yang diharamkan seperti riba (bunga), perjudian, spekulasi, produsen
minuman keras, produsen makanan mengandung unsur babi, dan
sebagainya.
Saham syariah merupakan salah satu bentuk dari saham biasa yang
memiliki karakteristik khusus berupa kontrol yang ketat dalam hal kehalalan
ruang lingkup kegiatan usaha. Saham syariah dimasukkan dalam
perhitungan Jakarta Islamic Index (JII) merupakan indeks yang dikeluarkan
Saham Gabungan (IHSG). JII diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000. Bagi
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks (JII) paling tidak
mereka dinilai telah memenuhi penyaringan syariah dan kriteria untuk
indeks.
Keuangan merupakan salah satu fungsi perusahaan yang harus
dikelola dengan baik guna meningkatkan nilai perusahaan melalui
keputusan keuangan. Keputusan keuangan yang ditentukan oleh
perusahaan menjadi sangat penting, karena manajer memiliki tugas dalam
mewujudkan kesejahteraan pemilik perusahaan. Keputusan keuangan
dalam fungsi manajemen keuangan pada dasarnya terdiri dari keputusan
investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen. Menurut Husnan
dan Pudjiastuti (2006), keputusan investasi akan memengaruhi struktur
kekayaan perusahaan sedangkan kebijakan dividen dan keputusan
pendanaan memerhatikan dana yang tertanam dalam jangka waktu lama,
maka perbandingan tersebut disebut dengan struktur modal. Salah satu
keputusan pendanaan yang sangat menentukan kesejahteraan pemilik
perusahaan adalah tentang struktur modal.
Menurut Sartono (2010), struktur modal adalah perimbangan jumlah
hutang jangka pendek yang bersifat permanen atau perbandingan antara
hutang jangka panjang dan modal sendiri yang digunakan perusahaan.
Struktur modal yang optimal merupakan pilihan alternatif kombinasi modal
sendiri dan modal hutang jangka panjang serta menghasilkan nilai
Pengambilan keputusan struktur modal perlu dilakukan secara optimal
dan selektif, karena setiap sumber modal memiliki jangka waktu, tingkat
risiko dan biaya yang beragam. Semakin besar struktur modal
perusahaan tersebut berarti semakin besar pula risiko yang ditanggung
sebuah perusahaan karena semakin banyak biaya hutang yang ditanggung
untuk melakukan operasinya.
Struktur modal merupakan perimbangan antara hutang jangka
panjang dengan modal sendiri. Menurut Martono (2005), struktur modal
merupakan perbandingan atau imbalan pendanaan jangka panjang
perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan Struktur Aktiva jangka
panjang terhadap modal sendiri. Pendanaan dalam arti luas meliputi semua
aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan usaha mendapatkan dana yang
dibutuhkan oleh perusahaan beserta usaha untuk menggunakan dana
tersebut seefisien mungkin. Untuk memperoleh modal tersebut, perusahaan
harus membayar biaya. Biaya tersebut bisa bersifat eksplisit maupun
implisit. Bagi dana yang berasal dari Struktur Aktiva maka biaya modalnya
mudah diidentifikasikan, yaitu biaya bunga. Sedangkan bagi dana yang
berbentuk modal sendiri, biayanya tidak tampak yang biasanya berbentuk
keuntungan yang disyaratkan. Salah satu tugas manajer keuangan adalah
menentukan struktur modal yang tepat, yaitu biaya modal (cost of capital)
minimal yang dapat menghasilkan tingkat return on equity yang tinggi.
Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan usahanya.
perusahaan digunakan untuk membeli aktiva tetap yang nantinya digunakan
untuk memproduksi barang atau jasa, membeli bahan–bahan untuk
kepentingan produksi dan penjualan, untuk piutang dagang, untuk
mengadakan persediaan kas, dan membeli surat berharga yang sering
disebut efek atau sekuritas untuk kepentingan transaksi maupun untuk
menjaga likuiditas perusahaan.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan dana, perusahaan perlu
mempertimbangkan beberapa hal, antara lain berapa besar kebutuhan
dana tersebut, dalam bentuk apa sumber dana tersebut, dan berapa lama
dana itu akan digunakan. Kebutuhan dana untuk pengeluaran operasional
perusahaan dana jangka pendek. Sumber dana jangka pendek ini
digunakan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari, misalnya
membayar gaji pegawai, membeli bahan baku, membayar biaya
administrasi dan lain-lain. Dana yang dikeluarkan untuk keperluan
operasional ini diharapkan dapat kembali dalam jangka waktu relatif pendek
(kurang dari satu tahun) melalui hasil penjualan. Sementara itu, kebutuhan
dana untuk pengeluaran kapital (capital expenditure) dibiayai dengan
sumber dana jangka panjang. Sumber dana ini digunakan untuk perluasan
perusahaan dan modernisasi perusahaan. Sumber dana jangka panjang
antara lain adalah penerbitan saham, penerbitan obligasi, dan laba ditahan.
Hasil pengembaliannya dapat diterima kembali dalam jangka waktu yang
relatif lama (lebih dari satu tahun). Penggunaan sumber dana jangka
saham preferen), dan laba ditahan yang dilakukan oleh perusahaan akan
membentuk struktur modal perusahaan
Dalam melakukan keputusan pendanaan, perusahaan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Menurut
Brigham, et al (2001), faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal
adalah stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat
pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap
pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat, kondisi pasar, kondisi
internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan. Sedangkan menurut
Weston, et al dalam damayanti (2013), beberapa faktor yang mempengaruhi
modal perusahaan adalah stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage
operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap
manajemen, sikap pemberi pinjaman dan perusahaan penilai kredibilitas,
kondisi pasar, kondisi internal perusahaaan dan fleksibilitas perusahaan.
Perusahaan yang terdaftar didalam Jakarta Islamic index dipilih
dalam penelitian ini, karena Menurut Rizki Dwi Kurniawan dan Nadia
Asandimitra (2014) Menunjukkan perbandingan antara kinerja indeks
saham syariah dengan indeks saham konvensional. Pada Desember 2011
hingga 23 November 2012 pertumbuhan JII yang terdiri dari 30 saham
berhasil menunjukkan performa yang melebihi LQ45 yakni mencapai
13,17% dibandingkan LQ45 sebesar 10,82%. Dengan membandingkan
kinerja, diharapkan pertumbuhan indeks syariah semakin meningkat
mayoritas masyarakat Indonesia 85% muslim.Oleh karena itu, penelitian ini
merupakan penelitian replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Damayanti (2013) dengan judul “PENGARUH STRUKTUR
AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN, PELUANG BERTUMBUH DAN
PROFITABLITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL (Studi Pada
Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”, perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada populasi sampel
pada perusahaan yang terdaftar dijakarta Islamic index dan periode
pengamatan yaitu pada tahun 2011 hingga 2014.
B. Batasan Masalah
Peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini agar penelitian ini lebih
terarah dan tidak keluar batas dari apa yang akan dibahas sesuai dengan
judul, ada beberapa batasan masalah penelitian dengan uraian sebagai
berikut:
1. Objek penelitian
Perusahaan yang diteliti merupakan perusahaan yang terdaftar pada
kelompok Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia.
2.Periode tahun pengamatan
Periode pengamatan yang diteliti adalah tahun 2011-2014.
3.Variabel Penelitian
Variable penelitian ini hanya terbatas pada Struktur Aktiva, Size,
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap
struktur modal pada perusahaan yang termasuk di Jakarta Islamic
Index ?
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap struktur modal pada perusahaan yang termasuk di Jakarta
Islamic Index ?
3. Apakah peluang pertumbuhan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap struktur modal pada perusahaan yang termasuk di Jakarta
Islamic Index ?
4. Apakah profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
struktur modal pada perusahaan yang termasuk di Jakarta Islamic
Index ?
5. Apakah struktur aktiva, ukuran perusahaan, peluang pertumbuhan
dan profitabilitas secara simultan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap struktur modal pada perusahaan yang termasuk di Jakarta
Islamic Index ?
D. Tujuan Penelitian
1. Menguji pengaruh Struktur Aktiva terhadap struktur modal pada
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode
tahun 2011-2014.
2. Menguji pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap struktur modal pada
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode
tahun 2011-2014.
3. Menguji pengaruh Peluang Pertumbuhan terhadap Struktur modal
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode
tahun 2011-2014.
4. Menguji pengaruh Profitabilitas terhadap struktur modal pada
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode
tahun tahun 2011-2014.
5. Menguji pengaruh fundamental struktur aktiva, ukuran perusahaan,
peluang pertumbuhan dan profitabilitas secara simultan terhadap
Struktur modal pada perusahaan yang termasuk di Jakarta Islamic
Index (JII) periode tahun 2011-2014
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tentang studi faktor yang mempengaruhi struktur
modal ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
Digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan bagi penelitian
selanjutnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang
ini khususnya manajemen keuangan.
2. Bagi Investor
Penelitian ini digunakan oleh investor maupun calon investor untuk
memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan pengambilan
keputusan untuk berinvestasi pada saham syariah.
3. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan para pemilik
perusahaan untuk selalu menjaga struktur modalnya. Penelitian ini
juga diharapkan dapat memunculkan strategi-strategi baru bagi
manajer untuk menghadapi masalah keagenan. Dengan penelitian
ini, perusahaan dapat mengamati dan berkaca mengenai
permasalahan yang ada untuk diberikan solusi.
4. Bagi Masyarakat
Diharapkan mampu membantu mengamati kinerja pasar modal
dengan prinsip syariah melalui kinerja perusahaan yang termasuk
didalamnya sehingga mendapatkan informasi untuk berinvestasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pasar Modal Syariah
Pasar modal syariah lahir sebagai salah satu solusi alternatif
terhadap persoalan etis sekaligus ingin menerapkan perilaku bisnis
pasar modal sesuai dengan ajaran Islam. Lembaga keuangan yang
pertama kali memilih untuk mengoperasikan portofolionya dengan
manajemen syariah di pasar modal adalah Amanah Income Fund
yang didirikan pada bulan Juni 1986 oleh para anggota The North
American Islamic Trust yang bermaskas di Indiana, Amerika
Serikat.
Secara resmi instrument pasar modal syariah diluncurkan oleh
pemerintah pada tahun 2003, namun instrument pasar modal syariah
telah hadir di Indonesia pada tahun 1997. Hal ini ditandai dengan
peluncuran Danareksa Syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT. Danareksa
Investment Management. Selanjutnya Bursa Efek Indonesia
bekerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management
meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang
bertujuan untuk memandu investor ingin menanamkan dananya
secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para
pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana
industri pasar modal di dalam negeri lebih atraktif dan menarik bagi
investor (Sari, 2011)
2. Jakarta Islamic Index (JII)
Jakarta Islamic Index (JII) merupakan “Benchmark” bagi
saham-saham yang berisikan saham-saham likuid dan memenuhi
prinsip syariah islam. Tujuan pembentukan Jakarta Islamic Index
(JII) adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor untuk
melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan memberikan
manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah Islam untuk
melakukan investasi di Bursa Efek. Penentuan kriteria pemilihan
saham dalam Jakarta Islamic Index (JII) melibatkan Dewan
Pengawas Syariah PT. Danareksa Invesment Management (Widodo,
2007).
Suatu saham yang akan masuk dalam daftar Jakarta Islamic
Index (JII), harus melalui tahap seleksi terlebih dahulu. Seleksi yang
dilakukan menggunakan tiga pendekatan, yaitu dilihat dari sisi
apakah aktivitas dan proses produksinya sesuai dengan syariah,
kemudian apakah pendapatan dari emiten tersebut sesuai dengan
syariah, dan apakah struktur modal emiten tersebut sehat secara
ekonomi
Perkembangan pasar modal syariah menunjukkan kemajuan
seiring dengan meningkatnya indeks yang ditunjukkan dalam
Index (JII) walaupun nilainya tidak sebesar pada Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) tetapi kenaikan secara prosentase indeks
pada Jakarta Islamic Index (JII) lebih besar dari IHSG. Hal ini
dikarenakan adanya konsep halal, berkah dan bertambah pada pasar
modal syariah yang memperdagangkan saham syariah. Pasar modal
syariah menggunakan prinsip, prosedur, asumsi, instrumentasi, dan
aplikasi bersumber dari nilai epistemologi Islam (Auliyah,2006).
Kriteria saham bisa dikategorikan tidak melanggar ketentuan
syariah adalah berdasarkan 2 (dua) syarat (Ghozali, 2011), yaitu :
a. Perusahaan yang keberadaannya tidak bertentangan dengan
syariat islam. Yang dimaksud dengan perusahaan yang tidak
bertentangan dengan syariat islam yaitu perusahaan dengan
bidang usaha dan manajemen yang tidak bertentangan
dengan syariat islam, serta memliliki produk yang halal.
Perusahaan yang memproduksi minuman keras atau
perusahaan keuangan konvensional tidak memenuhi
kategori ini.
b. Semua saham yang diterbitkan memiliki hak yang sama.
Saham adalah bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan,
maka peran setiap pemilik saham ditentukan dari jumlah
lembar saham yang dimilikinya. Namun pada kenyataannya
ada perusahaan yang menerbitkan 2 (dua) macam saham,
suara namun punya hak untuk mendapatkan deviden yang
sudah pasti. Tentunya hal ini bertentangan dengan aturan
syariat islam tentang bagi hasil. Maka saham yang sesuai
dengan syariat islam adalah saham yang setiap pemiliknya
mempunyai hak yang proporsional sesuai dengan jumlah
lembar saham yang dimilikinya.
3. Struktur Modal
Struktur modal yang optimal adalah kombinasi utang dan
ekuitas yang akan memaksimalkan nilai perusahaan. Perusahaan
dalam praktiknya sulit untuk mendapatkan struktur modal yang
optimal. Namun manajemen perusahaan memiliki struktur modal
sasaran yang spesifik, yang apabila sasaran tersebut tercapai maka
dapat diasumsikan struktur modal perusahaan sudah optimal,
meskipun hal ini akan berubah dari waktu ke waktu(Ghia gaida,
2014)
Keputusan pendanaan merupakan pembiayaan operasional
perusahaan mengenai keputusan seberapa besar penggunaan utang
dibandingkan modal, sedangkan menurut Riyanto (2001) keputusan
pendanaan adalah keputusan yang menentukan perimbangan
pembelanjaan yang terbaik atau penentuan sumber modal optimal.
Manajer keuangan harus mengusahakan agar perusahaan dapat
memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan
sifat dan biaya dari masing- masing sumber dana yang akan dipilih
karena masing-masing sumber dana memiliki konsekuensi yang
berbeda. Dari hal tersebut, maka dapat disimpulkan pemilihan
keputusan pendanaan yang tepat kembali pada kondisi perusahaan
itu sendiri, sehingga manajer mampu memilih keputusan
pendanaan yang tepat bagi perusahaan.
Menurut Riyanto (2001) Struktur Modal adalah perimbangan
antara utang dengan modal yang dicerminkan dari pembelanjaan
permanen. Keputusan pendanaan berkaitan dengan struktur modal
perusahaan, karena struktur modal sangat menentukan bagaimana
suatu keputusan ditetapkan oleh perusahaan, apakah perusahaan
lebih cenderung menggunakan dana internal ataupun lebih
menggunakan dana eksternal.
4. Trade Off Theory
Sebelumnya Trade Off Theory ini dikenal dengan nama Balance
Theory. Teori Trade Off merupakan penyeimbang manfaat dan
pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan utang. Sejauh
manfaat yang dihasilkan lebih besar, porsi utang dapat ditambah.
Berdasarkan teori ini, perusahaan berusaha mempertahankan
struktur modal yang ditargetkan dengan tujuan memaksimumkan
nilai pasar.
Husnan (2005) mengatakan bahwa secara garis besar dapat
antara keuntungan penggunaan dana dari utnag dengan tngkat bunga
yang tinggi dan biaya kebangkrutan.
Teori Trade Off menjelaskan bahwa struktur modal optimal
ditemukan dengan menyeimbangkan keuntungan pajak denganbiaya
tekanan finansial dari penambahan utang, sehingga biaya dan
keuntungan dari penambahan utang di trade off (saling tukar antara
satu sama lain). Tekanan finansial biasanya terjadi hanya pada
perusahaan yang memiliki utang, perusahaan yang bebas dari utang
biasanya tidak mengalami tekanan finansial.
Teori trade off menjelaskan bahwa peningkatan rasio utang
pada struktur modal akan meningkatkan nilai total perusahaan
sebesar tarif pajak dikali dengan jumlah utang. Semakin besar akses
ke sumber dana semakin tersedia potensi dana, maka semakin besar
kemungkinan mengambil peluang investasi yang menguntungkan
sehingga keuntungan yang diperoleh semakin besar dan kinerja
perusahaan meningkat.
Kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan antara
resiko dan tingkat pengembalian. Menggunakan lebih banyak utang
berarti memperbesar resiko yang ditanggung pemegang saham dan
juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Resiko
yang mangkin tinggi diharapkan akan menaikan harga saham
keseimbangan antara resiko dan tingkat pengembalian yang
memaksimumkan harga saham.
5. Pecking Order Theory
Teori pecking order adalah teori yang menjelaskan bahwa
manajemen secarasistematis mendahulukan pendanaan investasi
dengan menggunakan dana internal (laba ditahan) daripada
penggunaan dana eksternal dan mendahulukan utang daripada
ekuitas jika pendanaan eksternal dibutuhkan.
Seorang akademisi, Donaldson (1961) melakukan pengamatan
terhadap perilaku struktur modal perusahaan Amerika Serikat.
Pengamatannya menunjukkan bahwa perusahaan yang mempunyai
keuntungan yang tinggi ternyata cenderung menggunakan utang
lebih rendah. (Mamduh, 2004) Secara spesifik perusahaan
mempunyai urutan-urutan preferensi dalam penggunaan dana.
Menurut Mamduh (2004), skenario urutan dalam Pecking Order
Theory adalah sebagai berikut.
a. Perusahaan memilih dana internal. Dana internal tersebut
diperoleh dari laba (keuntungan) yang dihasilkan dari kegiatan
perusahaan.
b. Perusahaan menghitung target rasio pembayaran didasarkan
pada perkiraan kesempatan investasi. Perusahaan berusaha
menghindari perubahan dividen yang tiba-tiba. Dengan kata
berubah terjadi secara gradual dan tidak berubah dengan
signifikan.
c. Karena kebijakan dividen konstan (stticky), digabung dengan
fluktuasi keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak bisa
diprediksi, akan menyebabkan aliran kas yang diterima oleh
perusahaan akan lebih besar dibandingkan dengan
pengeluaran investasi pada saat-saat tertentu, dan akan lebih
kecil pada saat yang lain. Jika kas tersebut lebih besar,
perusahaan akan membayar utang atau membeli surat
berharga. Jika kas tersebut kecil, perusahaan akan
menggunakan kas yang dipunyai atau menjual surat berharga.
d. Jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan
mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih
dahulu. Perusahaan akanmemulai dengan utang, kemudian
dengan surat berharga campuran (hybrid) seperti obligasi
konvertibel, dan kemudian barangkali saham sebagai pilihan
terakhir.
Teori pecking order tidak membahas tentang komposisi strukur
modal, namun menjelaskan mengenai urutan-urutan pendanaan.
Menurut teori ini, manajer keuangan tidak memperhitungkan tingkat
utang yang optimal, kebutuhan dana ditentukan oleh kebutuhan
intvestasi. Sehingga perusahaan yang memiliki keuntungan tinggi
yang lebih kecil bukan dikarenakan target utang perusahaan yang
kecil, namun karena mereka tidak membutuhkan dana eksternal.
Myers dkk. (2006) menjelaskan bahwa:
Tidak ada ditentukan penggabungan antara utang dengan
modal, karena mereka dua bagian yang terpisah. Pecking order
menjelaskan bahwa mengapa hampir seluruh perusahaan yang
profitable umumnya menggunakan sedikit utang sebagai target
pendanaan, karena mereka tidak membutuhkan dana eksternal.
Sementara untuk perusahaan yang kurang profitable akan
menerbitkan surat utang karena mereka tidak memiliki sumber dana
internal yang cukup. Sehingga kebijakan utang menjadi yang
pertama dari pendanaan eksternal
6. Agency Theory
Teori Keagenan (agency theory) merupakan dasar yang digunakan
untuk menjelaskan tentang kepemilikan manajerial. Di dalam teori
ini berisi tentang hubungan antara agent (manajer) dan principal
(pemilik). Menurut (Gitman, 2003) dalam (Noor, 2008): Dalam teori
keagenan dijelaskan bahwa manajemen (agen) adalah pihak yang
tepisah dari pemilik perusahaan yang menjalankan perusahaan,
sedangkan pemilik adalah pihak yang menyediakan sumber daya
yang dikelola. Karena pada umumnya manajemen tidak bersedia
kepentingannya tidak terpenuhi, maka timbullah apa yang disebut
dengan masalah keagenan (agency problem).
Menurut teori Jensen dan Meckling (1976) dalam
Wahidahwati. (2002) menyatakan bahwa “hubungan keagenan
adalah sebuah kontrak antara principal dan agent”. Inti dari
hubungan keagenan ini adalah terdapat pemisahan antara
kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. Dalam hal ini, agent
diberikan amanat atau kepercayaan oleh principal untuk
menjalankan bisnis perusahaan demi kepentingan principal. Sebagai
agent, manajer bertanggung jawab secara moral untuk
memaksimalkan keuntungan untuk para pemilik (principal) dengan
memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak.
Menurut Shinta (2011) dalam Verawati (2012), “kontrak
antara manajer dan pemilik menciptakan kewajiban dan hak bagi
masing-masing pihak”. Manajer berkewajiban untuk menjalankan
perusahaan serta melaporkannya kepada pemilik secara berkala,
lengkap dan terbuka atas apa saja yang telah dilakukan dan bersedia
menerima dan pengarahan dari pemilik. Manajer berhak untuk
menerima penghargaan yang telah dijanjikan pemilik atas kinerja
dan prestasinya. Sedangkan pemilik berkewajiban untuk
memperhatikan dan memberi penghargaan, bonus atau imbalan
kepada manajer, serta berhak untuk melakukakn pengawasan dan
manajemen dengan orang yang lebih mampu bila manajemen dinilai
tidak dapat melaksanakan tugas, dan menerima return yang layak
dari modalnya sehingga kesejahteraannya meningkat.
Teori keagenan mengasumsikan bahwa semua individu bertindak
atas kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham sebagai principal
diasumsikan hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah
atau investasi mereka diperusahaan. “Sedangkan para agent
diasumsikan termotivasi untuk memaksimalkan kompensasi yang
diterima dalam hubungan tersebut” (Elqorni, 2016). Hal ini yang
menimbulkan konflik kepentingan antara agent dan principal.
Hubungan antara principal dan agent dapat mengarah pada kondisi
ketidakseimbangan informasi karena agent mempunyai posisi yang
memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaan
dibandingkan principal. Informasi yang disampaikan terkadang
tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya. Konflik yang
terjadi antara principal dan agent tersebut di atas tentu akan berbeda
jika dalam struktur kepemilikan saham perusahaan terdapat
kepemilikan manajerial. “Kepemilikan manajerial adalah
kepemilikan saham perusahaan oleh manajer atau dengan kata lain
manajer tersebut sekaligus sebagai principal” (Christiawan dan
Tarigan, 2007).
Kepemilikan saham manajerial akan membantu penyatuan
manajerial akan mensejajarkan kepentingan manajemen dengan
pemegang saham, sehingga manajer ikut merasakan secara langsung
manfaat dari keputusan yang diambil dan ikut pula menanggung
kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang
salah. Sehingga permasalahan keagenan diasumsikan akan hilang
apabila seorang manajer adalah juga sekaligus sebagai seorang
pemilik. Asumsi tersebut mengindikasikan mengenai pentingnya
kepemilikan manajerial dalam struktur kepemilikan perusahaan..
7. Signaling Theory
Isyarat atau signal menurut (Brigham dan Houston, 2001) adalah
suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi
petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang
prospek perusahaan. Dalam (Brigham dan Houston, 2001),
perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba
menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru
yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan utang
yang melebihi target struktur modal yang normal. Perusahaan
dengan prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung untuk
menjual sahamnya. Pengumuman emisi saham oleh suatu
perusahaan umumnya merupakan suatu isyarat (signal) bahwa
manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram.
Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih
menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang
kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek
perusahaan cerah.
8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
a. Struktur Aktiva
Struktur aktiva (Tangible Assets) pada penelitian ini
diproyeksikan oleh Fixed Asset (FA) atau aktiva tetap. Menurut
Sartono (2003), menyatakan :Perusahaan yang memiliki asset
tetap alam jumlah besar dapat menggunakan utang dalam
jumlah besar hal ini disebabkan karena dari skalanya perusahaan
besar akan lebih mudah mendapatkan akses ke sumber dana
dibandingkan dengan perusahaan kecil.
Kebanyakan perusahaan manufaktur dimana sebagian besar
dari modalnya tertanam dalam aktiva tetap, akan mengutamakan
pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal yang permanen,
yaitu modal sendiri, sedangkan modal asing sifatnya adalah
sebagai pelengkap. Sementara itu, perusahaan yang sebagian
besar dari aktivanya adalah aktiva lancar akan mengutamakan
pemenuhan kebutuhan dananya dengan hutang jangka pendek
(Ade, 2011).
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009, PSAK no.16 par.
16.2) definisi aktiva tetap adalah aset berwujud yang dimiliki
jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan
administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari
satu periode. Menurut Sofyan Safri (2008) aktiva tetap sebagai
berikut : “aktiva tetap adalah aktiva yang menjadi hak milik
perusahaan dan dipergunakan secara terus menerus dalam
kegiatan menghasilkan barang dan jasa perusahaan”. Menurut
Mulyadi dan Kanaka Puradiredja (2002) aktiva tetap adalah
“kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai
manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh
perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan
untuk dijual kembali”. Dari ketiga definisi di atas dapat
diketahui bahwa yang dimaksud dengan aktiva tetap adalah
aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan,
yang bukan dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan
normal perusahaan dan aktiva tetap tersebut memiliki masa
manfaat lebih dari satu tahun(Ade, 2011).
b. Ukuran Perusahaan (SIZE)
Ukuran (size) perusahaan bisa diukur dengan menggunakan
total aktiva, penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut.
Salah satu tolok ukur yang menunjukkan besar kecilnya
perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan. Perusahaan
yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa
dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap
memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif
lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif
lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding
perusahaan dengan total asset yang kecil
Menurut Huang (2002) dalam Damayanti (2013)
menyatakan Ukuran perusahaan merupakan cerminan besar
kecilnya perusahaan yang diukur dengan logaritma natural dari
Sales. suatu perusahaan yang besar yang sahamnya tersebar
sangat luas, setiap perluasan modal saham hanya akan
mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan
hilangnya atau tergesernya pengendalian dari pihak yang
dominan terhadap perusahaan bersangkutan. Sebaliknya,
perusahaan yang kecil, dimana sahamnya tersebar hanya di
lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai
pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya kontrol
pihak yang dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan.
Perusahaan dengan ukuran lebih besar memiliki akses yang
lebih besar untuk mendapatkan sumber pendanaan, sehingga
untuk memperoleh pinjaman dari krediturpun akan lebih mudah
karena perusahaan dengan ukuran lebih besar memiliki
probabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau
kecil lebih fleksibel dalam menghadapi ketidakpastian, karena
peruahaan kecil lebih cepat bereaksi terhadap perubahan yang
mendadak.
Brigham dan Houston (2001) menyatakan ukuran
perusahaan adalah rata-rata total penjualan bersih untuk tahun
yang bersangkutan sampai beberapa tahun kemudian. Riyanto
(2001) menyebutkan bahwa besarnya suatu perusahaan juga
mempengaruhi struktur modal perusahaan. Ukuran perusahaan
dapat mempengaruhi struktur modal karena semakin besar
suatu perusahaan akan cenderung membutuhkan pendanaan
yang lebih besar pula. Setiap perluasan modal saham hanya akan
mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan
hilangnya atau tergesernya pengendalian dari dominan terhadap
perusahaan yang bersangkutan sehingga akan lebih berani untuk
mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya
untuk membiayai pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan
perusahaan kecil.
c. Peluang pertumbuhan (Growth)
Menurut Huston dan Brigham (2006) berpendapat bahwa
perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih
aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menangung
beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan
pertumbuhan penjualan, perusahaan harus mempunyai strategi
yang tepat agar dapat memenangkan pasar dengan menarik
konsumen agar selalu memilih produknya.untuk itu
faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan harus benar-benar
diperhatikan.dengan mengetahui faktor-faktor tersebut
perusahaan akan dapat menetapkan kebijaksanaan untuk
mengantisipasi kondisi tersebut sehingga perusahaan dapat
menjual produk dalam jumlah besar dan volume penjualan akan
meningkat pula. Dengan meningkatnya laba perusahaan, maka
keuntungan yang diperoleh para investor akan meningkat
d. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan untuk memperoleh laba.
Profit (laba) adalah hasil bersih setelah pajak dan biaya-biaya
operasional perusahaan. Return on Asset (ROA) digunakan
sebagai tolak ukur profitabilitas dalam penelitian ini karena
ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola
seluruh aktiva untuk menghasilkan laba. ROA adalah
perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva. Menurut
Brigham (2011), perusahaan yang mempunyai profitabilitas
tinggi cenderung menggunakan utang lebih sedikit. Hal ini
didukung oleh Atmaja (2002) bahwa perusahaan yang
profitabilitasnya tinggi menggunakan modal sendiri agar dapat
diatas maka dapat disimpulkan bahwa profitabilitas
berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Apabila laba
perusahaan bertambah, maka nilai struktur modal akan menurun
yang berarti modal sendiri perusahaan meningkat.
Meningkatnya modal sendiri dikarenakan adanya laba dan
pembayaran utang yang dilakukan perusahaan.
Rasio keuntungan adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan atau
merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu (biasanya semesteran, triwulanan
dan lain-lain) untuk melihat kemampuan perusahaan dalam
beroperasi secara efisien
e. NDT (Non-Debt Tax Shield)
Menurut Mamduh (2006). Berpendapat bahwa manfaaat
mata uang adalah bunga utang bisa dipakai sebagai pengurangan
pajak. Tetapi untuk mengurangi pajak, perusahaan bisa
mengunakan cara lain, seperti depresiasi (biaya tetap non
bunga), dana pensiun. Dengan demikian bisa dibuat prediksi
bahwa perusahaan denga ndt tinggi, maka perusahaan tidak
perlu menggunakan utang tinggi. Ada hubungan negatif antar
keduanya. NDT menggunakan rasio depresiasi terhadap total
aset sebagai proksinya.
Menurut Mamduh (2006). Berpendapat bahwa perusahaan
yang memiliki risiko default (bangkrut) tinggi sebaiknya
menggunakan utang yang lebih kecil. Fluktuasi (standar deviasi)
pendapatan operasional dibagi dengan total aset digunakan
sebagai proksi risiko bisnis.
g. Variabel keagenan yang Sering dipakai
Menurut Mamduh (2006) berpendapat bahwa ada delapan
faktor kegenan yang bisa mempengaruhi struktur modal
diantaranya:
1) Perusahaan keluarga. Satu sisi argumen mengatakan bahwa
komunikasi antaranggota keluarga lebih baik (dibandingkan
dengan non keluarga) sehingga bisa mengurangi biaya
keagenan. Karena itu utang yang dipakai semakin kecil,
karena persoalan keagenan tidak begitu besar. Dilain pihak,
perusahaan keluarga mempunyai kecenderungan merugikan
investor luar (minority atau investor publik). Untuk
memberikan signal kalau mereka tidak melakukan itu,
perusahaan akan menggunakan utang besar sehingga
investor luar percaya bahwa ada pihak lain yang ikut
mengawasi perusahaan. Pihak keluarga mungkin juga
memilih utang tinggi karena akan meningkatkan hak suara
2) Perusahaan konglomerasi. Satu sisi argumen mengatakan
bahwa konglomerasi cenderung terdevisifikasi lebih baik
sehingga menurunkan risiko, dan meingkatkan utang. Dilain
pihak, konglomerasi menurunkan asimetri antara pihak
internal dengan eksternal sehingga biaya asimetri penerbitan
saham berkurang. Sebagai akibatnya, perusahaan akan
menerbitkan saham baru.
3) Perusahaan asing. Investor asing individual tidak mempunyai
kemampuan memonitor dengan baik karena lokasi yang jauh.
Karena itu mereka lebih suka perusahaan dengan utang lebih
tinggi karena membantu pengawasan. Di lain pihak, investor
asing institusional melakukan pengawasan, sehingga
penggunaan utang berkurang begitu penting.
4) Perusahaan yang dimiliki pemerintah. Perusahaan yang
dimiliki oleh pemerintah barangkali menggunakan utang
lebih tinggi karena perusahaan tersebut dijamin pemerinta.
Alternatif penjelesan lain adalah manajemen perusahaan
pemerintah dikenal kurang berorintasi pada maksimal nilai
peusahaan. Utang diperlukan untuk mendisiplinkan mereka.
Kedua argumen tersebut memperkirakan hubungan positif
antara utang dan kepemilikan oleh pemerintah.
5) Reputasi. Perusahaan dengan reputasi baik bisa memperoleh
tersebut akan terus dipertahankan. Ada hubungan positif
antara reputasi dengan utang. Umur perusahaan dipakai
sebagai proksi reputasi.
6) Besarnya dewan direksi. Pengawasn bisa juga dilakukan
melalui pengawasan internal. Besarnya dewan direksi
diharapkan bisa mengefektifkan pengawasan sehingga
mekanisme pengawasan dari utang menjadi berkurang.
Dengan demikian diperkiran ada hubungan negatif antara
besarnya dewan direksi denga utang. Dewan direksi diukur
melalui log natural dari jumlah direksi.
7) Kepemilikan manajerial. Satu sisi argumen mengatakan
bahwa kepemilikan manajereial yang tinggi mendorong
aliansi kepentingan manajer dengan pemengang saham
semakin baik sehingga pendisiplinan melalui utang kurang
diperlukan. Manajer barang kali tidak menyukai utang
karena meningkatkan risiko manajer (jika gagal membayar
utang dan manajer dipecat). Di lain pihak, manajer
barangkali menyukai utang yang tinggi karena akan
meningkatkan kekuatan suara mereka (saham lebih sedikit)
Konsentrasi kepemilikan. Kepemilikan yang terkonsentrasi
membuat pengawasan semakin baik, karena insentif untuk
memonitor menjadi semakin besar. Pendisiplikan utang
juga sama, yaitu kepemilikan yang terkonsentrasi
meningkatkan pengawasan, kemudian menurukan
kemungkinan substitusi aset, sehingga utang sebagai signal
tidak diperlukan.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang
berhubungan dengan faktor fundamental dengan rasio keuangan terhadap
struktur modal dan memberikan hasil penelitian yang research gap antara
hasil penelitian yang satu dengan hasil penelitian yang lain, sehingga perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut.
Dalam penelitian Damayanti (2013) yang berjudul “Pengaruh Struktur
Aktiva, Ukuran Perusahaan, Peluang Pertumbuhan Dan Profitabilitas
Terhadap Struktur Modal (Studi Pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia”. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa
STRUKTUR AKTIVA berpengaruh negatif dan signifikan, SIZE
berpengaruh negatif dan signifikan, GROWTH berpengaruh positif dan
signifikan, dan ROA berpengaruh secara negatif dan signifikan.
Dewi Udayani dan Agung Suaryana (2013) dalam penelitian yang
berjudul “Pengaruh Profitabilitas Dan Investment Opportunity Set Pada
Struktur Modal”. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Profitabilitas
terbukti berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal,
terhadap struktur modal perusahaan Food and beveragess yang terdaftar di
BEI tahun 2009 sampai dengan 2011.
Ade (2011) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas
Dan Perputaran Aktiva Terhadap Struktur Modal”. Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa Profitabilitas (NPM) menunjukkan hasil yang positif,
dan signifikan. Perputaran Aktiva (TATO) berpengaruh secara signifikan
positif terhadap struktur modal perusahaan property dan real estate di BEI
Linda Agustina DKK (2014) dalam penelitian yang berjudul
“Faktor-Faktor Yang Mempegaruhi Struktur Modal Perusahaan Tekstil dan Garmen
di BEI”. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Profitabilitas (NPM)
tidak signifikan. Struktur Aktiva adanya pengaruh terhadap struktur modal
perusahaan, Sedangkan SIZE terbukti tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap struktur modal, karena semakin besar ukuran perusahaan atau asset
yang dimiliki maka semakin kecil pula ukuran struktur modalnya dalam hal
ini hutang perusahaan.
Putu Hary dan Bagus Wiksuana (2015) dalam penelitian yang berjudul
“Pengaruh Ukuran Perusahaan Penjualan, Dan Non-Debt Tax Shield
Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Telekomunikasi Di Bursa Efek
Indonesia”. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal pada
perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013,
pertumbuhan penjualan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
periode 2010-2013, Non-Debt Tax Shield (NDTS) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan Telekomunikasi di
Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.
Arlan dan Lisbeth (2015) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh
Pertumbuhan Penjualan, Struktur Aktiva Dan Ukuran Penjualan Terhadap
Stuktur Modal Pada Bank Pemerintah Kategori Buku 4”. Hasil dari
penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal. Hal ini berarti tidak terdapat
pengaruh signifikan antara pertumbuhan penjualan dengan struktur modal.
struktur aktiva berpengaruh negative signifikan terhadap struktur modal.
Ketika perusahaan memiliki proporsi aktiva berwujud yang lebih besar,
penilaian asetnya menjadi lebih mudah sehingga permasalahan asimetri
informasi menjadi lebih rendah. Dengan demikian,perusahaan akan
mengurangi penggunaan hutangnya ketika proporsi aktiva berwujud meni
angkat, sedangkan variabel ukuran perusahaan secara negatif
mempengaruhi struktur modal. Hasil ini sesuai dengan landasan teori yang
menyatakan bahwa ukuran perusahaan yang lebih besar akan lebih
menjamin memiliki akses yang lebih mudah untuk mendapatkan sumber
modalnya.
Ghia (2014) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Struktur Aktiva
Da Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Makanan Dan
Minuman”. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Profitabilitas bahwa
sedangkan profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur
modal pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI
periode 2007-2009.
C. Hipotesis
1. Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal
Struktur aktiva menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat
dijadikan jaminan (collateral of value assets). Brigham dan Houston
(2001) menyatakan bahwa secara umum perusahaan yang memiliki
jaminan terhadap hutang akan lebih mudah mendapatkan hutang
daripada perusahaan yang tidak memiliki jaminan. Asset yang dapat
dijaminkan merupakan asset yang diminta oleh kreditor sebagai
jaminan atas pinjaman. Jika Struktur Aktiva suatu perusahaan adalah
tinggi, maka aset aset ini bisa digunakan sebagai jaminan yang
menurunkan risiko pemberi pinjaman dari hutang sehingga nilai
struktur modal menurun. Menurut pecking order theory, struktur aktiva
mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal.
Menurut Elsas dan Florysiak (2008) dalam Herlina (2011),
aktiva tetap dapat dijadikan jaminan /collateral dalam melakukan
pinjaman utang, dan karenanya dapat mereduksi biaya dari kesulitan
keuangan (cost of financial distress) dan ini akan semakin
meningkatkan kapastitas tingkat utang yang dapat menguntungkan
perusahaan. Hipotesis ini sesuai dengan teori trade-off, dimana
penggunaan utang. Menurut Gaud et al. (2003) dalam Herlina (2011)
nilai likuidasi aktiva tetap biasanya akan lebih tinggi dari pada aktiva
tidak berwujud (intangible asset), sehingga ketika perusahaan
mengalami kebangkrutan, biaya kesulitan keuangan (cost of financial
distress) yang ditanggung oleh perusahaan lebih kecil dibandingkan
jika perusahaan tersebut memiliki aktiva tidak berwujud lebih tinggi.
Selain itu menurut Adrianto dan Wibowo (2007), aktiva berwujud yang
semakin besar akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memberikan jaminan yang lebih tinggi, sehingga dengan
mengasumsikan semua faktor lain konstan, perusahaan
akanmeningkatkan utang untuk mendapatkan keuntungan dari
penggunaan utang.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan semakin
tinggi Struktur Aktiva perusahaan menunjukan semakin tinggi
kemampuan dari perusahaan tersebut untuk dapat menjamin
pinjamannya.
Berdasarkan uraian diatas, hipotesis yang akan diuji sebagai berikut:
H1: Struktur Aktiva berpengaruh positif terhadap Struktur Modal
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan (Size) terhadap Struktur Modal
Ukuran perusahaan merupakan cerminan dari besar atau kecilnya
perusahaan yang nampak dalam nilai total aktiva perusahaan pada
besarnya asset yang dimiliki perusahaan. Penentuan ukuran perusahaan
ini didasarkan pada total aset perusahaan Sujoko dan Ugi ( 2007).
Ukuran perusahaan merupakan cerminan dari besar atau kecilnya
perusahaan yang nampak dalam nilai total aktiva perusahaan pada
neraca akhir tahun. Ukuran perusahaan juga merupakan ukuran atau
besarnya asset yang dimiliki perusahaan. Penentuan ukuran perusahaan
ini didasarkan pada total aset perusahaan Sujoko dan Ugi ( 2007).
Menurut Weston dan Brigham (2001) menyatakan bahwa suatu
perusahaan yang besar dan mapan (stabil) akan lebih mudah untuk ke
pasar modal. Kemudahan untuk ke pasar modal maka berarti
fleksibilitas bagi perusahaan besar lebih tinggi serta kemampuan untuk
mendapatkan dana dalam jangka pendek juga lebih besar daripada
perusahaan kecil. Kemudahan perusahaan besar mengakses ke pasar
modal berarti perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk
mendapatkan dana. Kemudahan ini mengindikasikan bahwa
perusahaan besar relatif mudah memenuhi sumber dana dari hutang.
Perusahaan yang semakin besar akan mendapatkan perhatian dan
pengawasan dari para stakeholdernya, sehingga perusahaan akan
terpacu untuk meningkatkan kinerjanya dan nilai perusahaan akan
meningkat
Menurut Rahmiati, Abel Tasman, dan Yulira Melda (2015) Jika
perusahaan memiliki ukuran (Firm Size) yang besar akan lebih banyak
yang lebih besar akan lebih mudah memperoleh pinjaman dibandingkan
perusahaan kecil sebab perusahaan yang lebih besar cenderung
memiliki tingkat leverage yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan kecil, dimana tingkat kebangkrutannya lebih rendah
dibandingkan dengan perusahaan kecil sehingga struktur modal juga
akan meningkat dikarenakan tingginya hutang. Perusahaan yang
berukuran besar cenderung lebih fleksibel dalam mengakses sumber
dana, sehingga akan meningkatkan hutangnya untuk memaksimalkan
struktur modal..
Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat dibangun hipotesa
sebagi berikut:
H2: Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Struktur Modal.
3. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan (Growth) terhadap Struktur Modal
Pertumbuhan perusahaan adalah perubahan (penurunan atau
peningkatan) total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Pertumbuhan
aset dihitung sebagai persentase perubahan aset pada saat tertentu
terhadap tahun sebelumnya (Saidi, 2004).
Perusahaan dengan tingkat penjualan yang relatif stabil dapat lebih
aman untuk memperoleh lebih banyak pinjaman, dan menanggung
beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang
tingkat pertumbuhan penjualannya rendah (Bringham & Houston,
2006). Selain itu perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan
tinggi tingkat penjualan yang berarti keuntungannya pun semakin
tinggi, maka besar kemungkinan perusahaan mampu memenuhi
kewajiban tetapnya (Kesuma, 2009). Artinya dengan pertumbuhan
penjualan yang semakin tinggi akan dapat menjadikan perusahaan
dapat membayar hutangnya sehingga besar hutang yang ditanggung
menjadi relatif aman untuk dilunasi. Menurut teori pecking order
perusahaan yang tumbuh dengan cepat membutuhkan modal yang besar
dan memiliki kesempatan untuk meminjam lebih besar.
Menurut Lusang Aji (2013), menemukan bahwa terdapat
hubungan positif dan signifikan terhadap struktur modal antara
pertumbuhan penjualan dangan struktur modal pada perusahaan
makanan dan minuman yang tercatat di BEI tahun 2005-2011.
Perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak
mengandalkan modal eksternal. Hal ini cukup menjadi alasan karena
perusahaan berkemungkinan dihadapkan oleh adanya biaya emisi
saham biasanya lebih mahal jika dibandingkan dengan biaya
pengeluaran obligasi.
Berdasarkan dari penjelasan tersebut maka dapat diajukan hipotesis
tentang pengaruh Growth terhadap Struktur Modal adalah :
H3: Pertumbuhan Perusahaan (Growth) berpengaruh positif terhadap
struktur modal.
4. Pengaruh Profitabilitas Return On Assets (ROA) Terhadap Struktur
Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas
investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat
pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian
besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara
internal. Semakin tinggi profitabilitas menunjukkan bahwa laba yang
diperoleh perusahaan juga tinggi. Jika laba perusahaan tinggi maka
perusahaan memiliki sumber dana dari dalam yang cukup besar
sehingga perusahaan lebih sedikit memerlukan hutang. Selain itu,
apabila laba ditahan bertambah, rasio hutang dengan sendirinya akan
menurun, dengan asumsi bahwa perusahaan tidak menambah jumlah
hutang. Berdasarkan uraian tersebut bahwa profitabilitas berpengaruh
negatif terhadap struktur modal. Dewi Udayani dan Suryana(2013).
Teori Pecking order yang lebih lanjut dikembangkan oleh Myers
dan Majluf (1984) dalam Herlina (2012), menyatakan bahwa
perusahaan akan lebih memilih pendanaan internal dibandingkan
pendanaan eksternal ketika perusahaan membutuhkan dana untuk
keperluan investasi. Semakin profitable suatu perusahaan, maka
semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk mendanai
kebutuhan investasi dari sumber internal seperti laba ditahan (retained
earning). Prioritas penggunaan dana internal dalam Pecking Order
Theory disebabkan penggunaan sumber dana internal terbebas dari
Variabel dipendent (+)
(+)
(+)
(-)
Menurut Damayanti (2013) bahwa profitabilitas mempunyai
pengaruh yang significant dengan arah negative terhadap struktur
modal. Kondisi ini memberikan suatu makna bahwa tingkat
profitabilitas dalam perusahaan mempengaruh struktur modalnya.
Berdasarkan dari penjelasan tersebut maka dapat diajukan hipotesis
tentang pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Struktur modal
adalah :
H4: return on assets (ROA) berpengaruh negatif terhadap Struktur
Modal
D. Model Penelitian
Dari kerangka teori yang telah diuraikan diatas, dapat digambarkan
pada model penelitian sebagai berikut :
Variabel Independen
[image:58.595.138.485.4