^TエQjMセQM|
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI GURU TENTANG KBK DAN MOTNASI KERJA GURU DI SDN PERCONTOHAN
SE-JAKARTA TIMUR
OLEH MASNUN
NIM:0018218302
JURUSAN KEPENDIDlKAN ISLAM
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UINSyAJtlFHIDAYATULLAH JAKARTA
SE·· JAI(ARTA TIMUR
SKRIPSI
Diajukan KepadaFakultas I1mu Tarbiyah dan KeguruClIl
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai
Gelar Smjana HmuTarbiyah dan Keguruan
DiSlISl.lll oIeh: MASNUN
NTM: 0018218302
Oi Bawah BimbingQrk0.RL<i,.
Jurusan Kependidikan Islam
Program Studi Manajemcn Pcndidil"an
FakuItas
limn
Tarbiyah Dan Keguruan
UIN SyarifHidayat'ullah
Jakal"ta
...:,...,.." .. ':'::l"""···.··· ···:····,:··:·..····1···,'
r..
• ••• : 1,
PENGESAHAN PANITIA
UJIAN
Skripsi yang beljuclul "HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI GURU
TENTANG KDK DAN MOTIVASI KERJA GURU Dr SUN PERCONTOHAN
SE- JAKARTA TIMUR" {elah diujikan dalam Siclang Munaqasyah Fakutas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif HidayatuIJah Jakarta pada tanggal 14 .J.di 200.:'.
skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelnr Progrllm
SIrata I (Salu) pada Jurusan Kcpendidikan Islam Program Sludi ['vt lIajclllcl1
Pendiclikan.
Jakarta, iNZNセ Juli ];05
Siclang Munaqasyah
Dcknn /
Kctua Merangkap Anggota
セ
tGiッエセセ。セセ
MilNIP: IJY231 3)6
Penguji I
Prof. Dr. H. Aminuddin Rasyad
NIP: 150011 333
Pcmbanlu Dckani
Sekretaris Merangkap A!\ggola
ヲイッイセZセセォ|
NIP: 1- 231 356
Anggol<1
Pcngu'i Ii
--1 '
Pagi, danN. Arimah, BA, Kepala Sekolah SDN Percontohan Utan Kayu Selatan
27 Pagi, yang telah membantu penulis melaksanakan penelitian Ulltuk
mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ayahanda dan Almarhumah Ibunda tercinta yang telah mendidik penulis dengan
penuh kasih sayang serta pengorbanan yangtakterhingga banyaknya, juga Ibunda
Siti Rohimah yang telah memberikan semangat kepada penulis.
6. Adik-adik tercinta yang selalu membantu dengan tulus ikhlas dan rnernberikan
dorongan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Sahabat-sahabat, ternan-ternan seangkatan yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, yang telah memberikan saran-saran dan sumbangan pemikiran dalam
penyernpurnaan skripsi ini.
Semoga bantuan Bapak/ IbuJ sahabat-sahabat serta adik-adik penulis tercinta
dibalas oleh Allah SWT dengan berlipat ganda. Sernoga skripsi ini bermanfaat
adanya. Amin Ya Rabbal Alamin.
Jakarta,JUDi2005
Penulis
DAFTARISI
KATAPENGANTAR. IV
DAFTAR lSI VI
DAFTAR TABEL... VIll
BAB I PENDAHULUAN... 1
BAB II
A Latar Belakang Masalah .
B Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah .
C Manfaat Hasil Penelitian " .
D Sistematika Penulisan .
KAnAN TEOR!, KERANGKA BERFIKIR, HJPOTESA ..
A KajianTeori .
1
5
6 7 9
9
1 Definisi Motivasi 9
a Teori-teori Motivasi 10
b Tujuan dan FungsiMotivasi... 16
c Ciri-ciri Motivasi 17
d Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi 19
e Macam-macam Motivasi 20
2 Definisi Persepsi 22
a Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi 25
b Hal-hal yang Menyebabkan Perbedaan Persepsi 27
c KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) 30
B Kerangka Berfikir 41
A Tujuan Penelitian 44 B Waktu dan Tempat Penelitian... 44
C Variabel Penelitian 45
D Populasi dan Sampel 47
E Teknik Penf,JUmpulan Data 49
F Teknik Anali sa Data "" .. .. 51
BAB IV BASIL PENELITIAN 53
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .. 1. SDN Percontohan Cipinang Cempedak02Pagi .. 2. SDN Percontohan Pondok Kelapa 10Pagi .
3. SDN Percontohan Utan Kayu Selatan 27 Pagi . B. Analisis dan Interpretasi Data .
C. Pengolahan Data ..
D. Analisis Data .
E. PenguJlan.. Rlpotesls. .
53 53 56 60
62
65 67 69
F. Interpretasi Data 70
BAB V PEN'UTUP . 72
A. Kesimpulan 72
B. Saran 72
• , ,.., .., ..•.,.,., ,,_•.:.,.__ .. ,._ セ.., •...•..!_... セ,BBGセBBGZBBBBBBGセBBBB ,.•..•.:.,.•..,-">I,.." ..'<t, " .•.,,., ! , .•..• , ".' " . " . , , ..,... .. , .-.• , ..'.' .. ', I '-.," .
DAFTAR TABEL
1. Matriks Variabel 46
2 Populasi... 48
3 Sampel... 48
4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian 48
5 Keadaan Guru dan Karyawan SDN Percontohan Cipinang Cempedak
02 Pagi... 55
6 Keadaan Siswa SDN Percontohan Cipinang Cempedak 02 Pagi 56
7 Keadaan Guru dan Karyawan SDN Percontohan Pondok Kelapa 10 Pagi 58
8 Keadaan Siswa SDN Percontohan Pondok Kelapa 10 Pagi... 59
9 Keadaan Guru dan Karyawan SDN Peercontohan Dtan Kayu Selatan
27 Pagi 60
10 Keadaan Siswa SDN Percontohan Dtan Kayu Selatan 27 Pagi 61
II lndeks Korelasi Product Moment 66
2. Lampiran 2 Surat Perpanjangan Bimbingan Skripsi... . 77
3. Lampiran 3 Surat Riset / Wawancara ke SDN Percontohan
Cipinang Cempedak 02 Pagi 78
4. Lampiran 4 Surat Riset / Wawancara ke SDN Percontohan
Pondok Kelapa 10 Pagi 79
5. Lampiran 5 Surat Izin Riset / Wawancara di SDN Percontohan
Utan Kayu Selatan 27 Pagi 80
6. Lampiran 6 Surat Keterangan Kepala Sekolah SDN Peercontohan
Pondok Kelapa 10 Pagi 81
7. Lampiran 7 Data Sebaran Angket __ .. 82
8. Lampiran 8 Angket Penelitian 83
9. Lampiran 9 Tabel Nilai Koefisien Korelasi "r" Product Moment 8&
10. Laampiran 10 Surat Keterangan Kepala Sekolah SDN Percontohan
Utan Kayu Selatan 27 Pagi 90
II. Lampiran 11 Surat Keterangan Kepala Sekolah SDN Percontohan
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perwujudan masyarakat berkualitas menjadi tanggung jawab pendidikan terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subyek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan professional pada bidangnya masing-masing. Dalam era globalisasi dan pasar bebas manusia dihadapkan pada perubahan-perubahan yang tidak menentu. Menghadapi hal tersebut perlu dilakukan penataan terhadap sistem pendidikan secara menyeluruh, terutama yang berkaitan dengan kualitas pendidikan, serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia keIja. Pendidikan adalah kehidupan, untuk itu kegiatan belajar harus dapat membekalipeserta didik dengan kecakapan hidup yang sesuai dengan lingkungan kehidupan dan kebutuhan peserta didik.
Dengan dikeluarkannya UU Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah serta Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, secara langsung berpengaruh terhadap pendidikan. Bila sebelumnya pengelolaan pendidikan merupakan wewenang pusat maka dengan berlakunya UU tersebut kewenangan berada pada pemerintah daerah kota/kabupaten. Pengelolaan pendidikan yang diwewenangkan tersebut mengarah pada pengelolaan pendidikan berbasis sekolah, dengan memberi kepercayaan yang lebih luas kepada sekolah untuk mengoptimalkan sumber daya yang tersedia bagi tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan. Pemberian otonomi pendidikan yang luas pada sekolah merupakan
kepedulian pemerintah terhadap gejala-gejala yang muncul dimasyarakat serta upaya
peningkatan mutu pendidikan secara umum. Pemberian otonomi ini menuntut
pendekatan kurikulum yang lebih kondusif di sekolah agar dapat rnengakomodasi
seluruh keinginan sekaligus rnemberdayakan seluruh komponen rnasyarakat secara
efek-tif, guna mendukung kernajuan dan sistem yang ada di sekolah. Dalam kerangka
inilah KBK (Kurikulurn Berbasis Kompetensi) tampil sebagai alternative kurikulum
yang ditawarkan.
Dalam pendidikan nasional terdapat dua jenis standar, yaitu standar akademis (academic content atandart) dan standar kornpetensi (performance standards). Standar akademis merefleksikan pengetahuan dan keterampilan esensial setiap disiplin ilmu yang harus dipelajari oleh peserta didik. Standar kompetensi ditujukan oleh bentuk proses dan hasil kegiatan yang didemonstrasikan oleh peserta didik
sebagai penerapan pengetahuan, sikap dan keterarnpilan yang telah dipelajarinya.1
Dalam bukunya yang berjudul Kurikulum Berbasis Kompetensi E Mulyasa
mendefinisikan KBK yaitu, "KBK adalah suatu konsep kurikulum yang menekankan
pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan
standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik,
berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.,,2 Dengan demikian
implementasi kurikulum dapat menumbuhkan tanggung jawab, dan partisipasi peserta
didik untuk belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan umum, serta mernberanikan
diri berperan serta dalam berbagai kegiatan, baik di sekolah maupun di masyarakat.
1E.Juhana W danA. TabraniR,KOtlsep dallStTaregiPelaksal1aal1KEf(, (Jakarta: Intimedia Nusantara, 2003), h. 12
3
Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menuntut kerjasama
yang optimal diantara para pengajar. Dengan kata lain KBK memerlukan pengajaran
berbentuk team dan menuntut keIjasama yang kompak diantara para anggota team.
Kerjasama antar para guru sangat penting dalam proses pendidikan yang akhir-akhir
ini mengalami perubahan yang sangat pesat. Dalam kehidupan suatu negara
pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan
hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan
dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
Kompetensi lulusan untuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah menurut
Depdiknas, 2000 antara lain:
Tamatan Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah diharapkan memiliki
kompetensi sebagai berikut:
a. Mengenali dan berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang diyakini.
b. Mengenali dan menjalankan hak dan kewajiban diri, beretos kerja, dan peduli terhadap lingkungan.
c. Berpikir secara logis, kritis, dan kreatif serta berkomunikasi melalui berbagai
media.
d. Menyenangi keindahan.
e. Membiasakan hidup bersih, bugar, dan sehat.
f Memiliki rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air.3
Penerapan KBK dimaksudkan untuk mendorong semua pihak, khususnya para
guru agar dalam pendidikan tidak hanya menekankan pada masukan dan proses,
tetapi yang paling penting pada akhimya adalah menghasilkan lulusan yang
berkompeten, SeSUal dengan yang ditargetkan dalam kurikulum. Dengan diberlakukannya KBK maka para guru dituntut untuk mempersiapkan diri agar berkualitas dan profesional, karena dalam KBK diperlukan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan yang baik agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien. Namun yang terjadi adalah masih banyak guru yang belum memahami mengenai KBK. Guru-guru sekarang rata-rata masih sangat dipengaruhi metode pembelajaran dengan pendekatan structural, mereka tinggal mengikuti persis seperti yang dibuku, sayangnya pendekatan pembelajaran tersebut tidak sejalan dengan KBK. Dntuk itu perlu adanya dorongan yang dapat membangkitkan motivasi kerja guru yang tinggi agar guru dapat bekerja secara maksimal dalam upaya pemberlakuan KBK.
Motivasi merupakan suatu dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu. Dengan motivasi akan tumbuh dorongan untuk melakukan sesuatu dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan. Adanya motivasi pada diri guru dapat meningkatkan keIja guru yang pada akhimya akan dapat meningkatkan mutu pendidikan dan tujuan dapat dicapai.
Pemberlakuan KBK direncanakan akan dimulai pada tahun ajaran 2004/2005
5
perslapan yang cukup maka motivasi kerja guru akan meningkat sehingga
peningkatan mutu pendidikan segera tercapai.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulls merasa tertarik
untuk menuangkan masalah tersebut dalam skripsi yang berjudul "HUBUNGAN
ANTARA PERSEPSI GURU TENTANG KBK DAN MOTIVASI KERJA GURU
SDN PERCONTOHAN SE- JAKARTA TlMUR."
B. Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berbagai masalah yang akan penulis kemukakan dalam tulisan 1m yaitu
sebagai berikut:
1. Apa yang dimiliki KBK yang dapat meningkatkan motivasi guru daJam
bekerja.
2. Apakah KBK dapat meningkatkan mutu pendidikan.
3. Apa saja yang menjadi prinsip-prinsip dalam KBK.
4. Bagaimana mengimplementasikan KBK dalam sekolah.
5. Faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan motivasi keIja guru.
6. Apakah persepsi dapat mempengaruhi motivasi.
7. Adakah hubungan yang positif antara persepsi guru tentang KBK dan
motivasi keIjanya.
9. Bagaimana motivasi kerja guru di SDN Percontohan yang terdapat di Jakarta
Timur.
10. Bagaimana caranya agar semua guru dapat mengimplementasikan KBK
dalam kegiatan belajar rnengajar
2. Pembatasan Masalah
Dari sekian banyak masalah yangュセョケ。ョァォオエ セイウセーウゥ guruエセョエ。ョァ KBK
dan hubungannya dengan motivasi kerja guru, maka mengingat keterbatasan
kemampuan, dan waktu, serta untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas,
maka penulis perlu membatasi masalah agar pembahasan dapat lebih terarah.
Perrnasalahan yang diteliti dibatasi pada motivasi keIja guru dan persepsinya
terhadapKBK.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang penulis kemukakan diatas maka
masalah yang diteliti dirumuskan sebagai berikut; yaitu apakah terdapat hublmgan
yang positif antara persepsi guru tentang KBK dan motivasi keIjanya.
C. Manfaat HasH Penelitian
a.
Bagi GuruDiharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi guru-guru
7
guru dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat memotivasi dirinya dalam melakukan pekerjaannya agar lebih baik.
b. Bagi Kepala Sekolah
Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan masukan kepada kepala sekolah bagaimana memberikan motivasi kepada guru agar dapat mengikuti aturan yang akan diberlakukan di sekolahnya.
D. Sistematika Penulisan
Untuk dapat menyederhanakan pada teknik penulisan maupun penuangan ide-ide pemikiran, sehingga dapat dengan jelas diikuti, maka penulis membuat sistematika penulisan menjadi tiga bagian yaitu:
BAB I yaitu berisi Pendahuluan yang terdiri dari Jatar belakang masalah, identifikasi masalah, pembahasan masalah, perumusan masalah, manfaat
BAB
penelitian serta sistematika penulisan.
[image:15.518.33.449.104.438.2]BAB III yaitu berisi Metodologi Penelitian, yang terdiri dari tujuan penelitian,
waktu dan tempat penelitian, metode penelitian, instrument pengumpulan
data, dan teknik analisa data.
BAB IV yaitu berisi hasil penelitian, yang menjelaskan dan menjabarkan hasil yang
didapat dari perhitungan penelitian pada bab tiga.
BAB V yaitu kesimpulan dari hasil penelitian, kritik dan saran.
BABII
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, HIPOTESA
t\.. Kajian Teori
1. Definisi Motivasi
Dalam bukunya yang beIjudul Perilaku Organisasi, Stephen P. Robbins memberikan pengertian motivasi yaitu "Motivasi sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individual.,,1
Callahan & Clark berpendapat bahwa motivasi adalah "Tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah suatu tujuan tertentu.,,2 Sedangkan menurut Wahjosumidjo dalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan dan Motivasi, yang dimaksud dengan motivasi yaitu "Suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antar sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang.,,3 Berdasarkan pendapat tersebut diatas maka yang dimaksud motivasi kerja menurut Moch. As'ad adalah "Segala sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja.,,4
I Stephen P. Robbins,Perilaku Organ;sasi,(Jakarta: PT. Prenhallindo, 2001) h. 166.
2E. Mulyasa, Kur;kulum Berbasis Kompetens;,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003) Cet. ke-2, h.
Il2.
3Wahjosumidjo,Kepem;mpinan dan Motivasi,(Jakarta: Ghalia Indonesia, 1987), Cet ke-3, h. 174.
4Moch. As'ad, Psikologi Industri,(Yogyakarta: Liberty, 1999), h. 45.
Maka dapatlah disimpulkan bahwa motivasi keIja guru adalah sesuatu yang
menimbulkan semangat atau dorongan agar semangat agar kekuatan atau energi yang
ada dalam diri seorang guru dapat direalisasikan dalam bentuk aktivitas keIja guna
mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan dan keberhasilan.
a. Teori-teori Motivasi
Dalam bukunya yang beIjudul Manajemen, T Hani Handoko
mengemukakan, "Teori-teori motivasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok yaitu petunjuk, lsi, dan proses.,,5 Teori-teori Petunjuk (prescriptive
theories) mengemukakan bagaimana motivasi. Teori ini didasarkan atas
pengalarnan coba-coba, sehingga teori ini tidak diliput dalam pembahasan.
1) Teori-teori lsi (content theories)
Kadang disebut teori-teori kebutuhan, adalah berkenaan dengan
pertanyaan apa penyebab-penyebab perilaku atau memusatkan pada
pertanyaan "apa" dari motivasi. Ada beberapa ahli yang mengemukakan
mengenai teori isi, yang terkenal diantaranya:
a) Teori Hierarki Kebutuhan dari Abraham Maslow
Menurut Stephen P Robbins, "Kebutuhan daIam hakekatnya berarti
suatu keadaan internal yang menyebabkan hasil-hasil tertentu tampak
menarik.,,6
5T. HaniHandoko,Manajemen,(Yogyakarta: BPFE, 1999), Cet ke-14, h. 255.
11
Abraham Maslow menghipotesiskan bahwa dalam diri semua manusia ada
limajenjang kebutuhan berikut:
1. Faali (fisiologis): antara lain rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan
perumahan), seks dan kebutuhan ragawi lainnya.
2. Keamanan: Antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.
3. Sosial: Mencakup kasih saying, rasa dimiliki, diterima baik, dan persahabatan.
4. Penghargaan: Mencak'Up faktor rasa honnat internal seperti harga diri, otonomi dan prestasi; dan faktor horrnat ekstemal seperti misalnya status, pengakuan dan perhatian.
5. Aktualisasi diri: Dorongan untuk menjadi apa yang ia mampu men)adi; mencakup pertumbuhan, mencapai potensialnya, dan pemenuhan diri.
Manusia akan didorong untuk memenuhi kebutuhan yang paling kuat
sesuai waktu. Dalam tingkatan ini kebutuhan yang harus dipenuhi terlebih
dahulu adalah kebutuhan fisiologis. Begitu tiap kebutuhan ini telah cukup
banyak dipuaskan, kebutuhan berikutnya menjadi dominan.
b) Teori Motivasi Pemeliharaan atau Higiene dari Frederick Herzberg
"Menurut Herzberg ada 2 kelompok faktor yang mempengaruhi kerja
seseorang, pertama, fak.--tor penyebab kepuasan kerja mempunyai pengaruh
pendorong bagi prestasi dan semangat kelja, dan kedua faktor-faktor
penyebab ketidak puasan kelja mempunyai pengaruh negatif"s
7Ibid,h. 167
Jadi teori Herzberg ini mengungkapkan apa yang disebut pemuas atau
disebut faktor intrinsik seperti prestasi, pengakuan, kerja itu sendiri, tanggung
jawab, kemajuan dan peningkatan mempunyai pengaruh peningkatan prestasi atau
dihubungkan dengan kepuasan kerja. Faktor intrinsic sebagai faktor positif dapat
memotivasi karyawan untuk melaksanakan keinginan manajer. Serta mengenai
faktor-faktor pemeliharaan atau faktor-faktor ekstrinsik seperti kebijakan dan
pimpinan perusahaan, kondisi kerja, hubungan kerja, keamanan keIja dan
penggajian dapat menimbulkan atau dihubungkan dengan ketidakpuasan kerja atau
menurunkan produktivitas. Faktor-faktor pemeliharaaan sebagai faktor negatif dapat
mengurangi dan menghilangkan ketidak puasan kerja dan menghindarkan masalah,
tetapi tidak dapat digunakan untuk memotivasi bawahan.
e) Teori Kebutuhan dari Me. Clelland
Teori ini memfokuskan pada tiga kebutuhan:
1). Kebutuhan akan prestasi: Dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan
dengan seperangkat standar, bergulat untuk sukses.
2). Kebutuhan akan kekuasaan: Kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara yang orang-orang itu (tanpa paksa) tidak akan berperilaku demikian.
3). Kebutuhan akan afiliasi: Hasrat hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab.9
Kebutuhan akan prestasi ini merupakan daya penggerak yang memotivasi
seseorang. Karena itu tuntutan akan prestasi membuat seseorang untuk
meningkatkan kreativitas, dan mengerahkan semua energi yang dimilikinya untuk
I '·,J
dimilikinya untuk mencapai prestasi yang diharapkannya. Seseorang yakin
dengan prestasi yang tinggi akan menghasilkan pendapatan yang besar yang
nantinya akan dapat memenuhi kebutuhannya.
Hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab akan menciptakan
lingkungan kerja yang menyenangkan, sikap saling menghormati dan merasa
dibutuhkan. Kebutuhan akan afiliasi ini akan memotivasi dan
mengembangkan dirinya serta memanfaatkan semua energinya untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik.
Sudah sifat dasar dari manusia untuk selalu ingin mendapatkan yang
lebih baik lagi dan tidak pemah merasa puas. Ego manusia yang ingin lebih
berkuasa dari manusia lainnya akan menimbulkan persaingan, persaingan ini
oleh atasan dibuat secara sehat dalam memotivasi bawahannya supaya mereka
dapat bekerja dengan giat.
2) Teon-teon Proses (process theories)
Teon-teori proses berkenaan dengan bagaimana perilal.'1l dimulai dan
dilaksanakan atau menjelaskan aspek bagaimana dan motivasi. Menurut Drs.
Malayu Hasibuan teon-teon proses mengenai "Bagaimana motivasi itu pada
dasarnya adalah menjawab pertanyaan bagaimana menguatkan, mengarahkan,
bekerja giat sesuai dengan keinginan manajer.,,10 Bila diperhatikan secara
mendalam teori ini merupakan proses sebab dan akibat, bagaimana seseorang
bekeIja serta hasil apa yang akan diperolehnya dengan pekerjaan yang dilakukannya
itu. Ada beberapa ahli yang mengemukakan mengenai teori-teori proses yang
terkenal diantaranya:
a) Teori Pengharapan dari Victor Vroom
"Teori pengharapan beragumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan
untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu
pengharapan bahwa tindakan itu kaan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada
daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu tersebut."ll Menurut Victor Vroom
orang dimotivasi bekerja bila mereka:
1). Mengharapkan usaha-usaha yang ditingkatkan akan mengarahkan ke balas jasa
tertentu'
2). Menilai balas jasa sebagai hasil dari usaha-usaha mereka.12
Teori harapan ini menyatakan bahwa yang dapat memotivasi seseorang
untuk giat bekerja yaitu tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang ia
harapkan dengan apa yang akan diberikan sebagai imbalan atas usaha yang
10Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Organisasi dan Mo/il'asi, (Jakarta: PI Bumi Aksara, 2003), Cet
ke-4, h. 116.
15
diberikan perusahaan. Apabila gaji yang diperolehnya besar maka motivasi
kerjanya akan semakin tinggi sehingga ia clapat giat bekerja.
b) Teori Pembentukan Perilaku dariB. F. Skinner
"Pendekatan ini didasarkan terutama atas hukum pengaruh (law of eftect)
yang menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan
konsekuensi-konsekuensi pemuasan cenderung diulang, sedangkan perilaku yang diikuti
konsekuensi-konsekuensi hukuman cenderung tidak diulang. Dengan
demikian perilaku individu di waktu mendatang dapat diperkirakan atau dipelajari dari pengalaman di waktu yang lalu.,,[3
Jadi perilaku (tanggapan) individu terhadap suatu situasi atau kejadian
(stimulus) adalah penyebab konsekuensi tertentu. Bila konsekuensi itu positif,
individu akan memberikan tanggapan sama terhadap situasi yang sama, tetapi
bila konsekunsi tidak menyenangkan individu akan cenderung merubah
perilakunya untuk menghindarkan dari konsekunasi tersebut.
c) Teon Keadilan
Pada teori keadilan Stephen P Robbins menekankan bahwa, "lndividu
membandingkan masukan dan keluaran pekerjaan mereka dengan masukan
dan keluaran orang lain dan kemudian berespons untuk menghapuskan setiap
ketidakadilan."[4
13Ibid,hal: 264
Teori lUI mengemukakan bahwa orang akan selalu cenderung
membandingkan antara masukan-masukan yang mereka berikan pada pekerjaannya
dalam bentuk pendidikan, pengalaman, latihan dan usaha dengan hasil-hasil
(penghargaan-penghargaan) yang mereka terima, seperti Juga mereka
membandingkan balas jasa yang diterima karyawan lain dengan yang diterima dirinya
untuk pekerjaan yang sarna.
b. Tujuan dan Fungsi Motivasi
Menurut Ngalim Purwanto, "Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan
motivasi adalah untuk menggerakkan, menggugah seseorang agar timbul
keingingan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat
memperoleh hasil atau tujuan tertentu.,,15
CIo Motif itu mendorong manusia untuk berbuatlbertindak. Motif itu berfungsi
sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.
• Motif itu menentukan arah perbuatan. Yakni ke arah perwujudan suatu
tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula terbentangjalan yang harus ditempuh.
• Motif itu menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan
perbuatan-perbuatan mana yang hams dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu. Seorang yang benar-benar ingin mencapai gelamya sebagai saIjana,
tidak akan menghambur-hamburkan waktunya dengan
berfoya-foyafbennain kartu, sebab perbuatan itu tidak cocok dengan tujuan. 16
15Ngalim Purwanto M.P.,Psikologi Pel1didikul1,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), Cet
ke-16, h. 73.
17
Menurut J Winardi, "Motivasi orang-orang tergantung pada kekuatan motif:'
motif mereka. Motif-motif kadang-kadang dinyatakan orang sebagai: kebutuhan,
keinginan, dorongan atau impuls-impuls yang muncul dalam diri seseorang
. d' 'd ,,17
In IVl U.
Agak suiit membedakan secara tegas antara motif dan motivasi, karena motif
adalah kebutuhan yang menjadi alasan atau dasar seorang individu befPerilaku atau
berbuat sesuatu, untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan dalam beberapa hal
istilah motivasi dapat pula dipakai untuk menggambarkan kemauan yang kuat dari
seseorang untuk berbuat sesuatu atau berperilaku. Motivasi merupakan timbulnya
perilaku yang mengarah pada tujuan tertentu dengan penuh komitmen sampal
tercapai tujuan yang dimaksud. Dalam kenyataannya motif seseorang dengan
motivasi memang tidak dapat terlepas antara satu dengan yang lain. Dalam hal ini
kalau motif individu itu begitu kuatnya, maka individu tersebut akan bangkit
semangatnya dalam berperilaku mencapai tuj uan, dan dapat dikatakan individu yang
bersangkutan kuat motivasinya.
c. Ciri-ciri Motivasi
Menurut Sardiman motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri
sebagai berik"Ut:
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekeIja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
17 J. Winardi, Mofivasi dan Pemolil'QsiQJI dalam Manajemen, (Jakarta: PT Raja Grafindo
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya.
3. Menunjukkan minat terhadap bennacam-macam masalah untuk orang dewasa
(misalnya masalah pembangunan agama, pohtik, ekonomi, keadilan,
pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral dan sebagainya).
4. Lebih senang bekeIja mandiri.
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). 7. Tidak mudah melepaskan yang diyakini itu.
8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.1s
Setiap orang yang memiliki cirri-ciri yang tersebut diatas adalah orang yang
memiliki motivasi yang tinggi. Hal tersebut sangat baik, karena akan dapat
meningkatkan produktivitas kerjanya. Dengan dia bersungguh-sungguh dalam
menjalankan tugas yang dilimpahkan kepadanya, maka tugas tersebut akan selesai
dengan baik. Setiap ada kesulitan dia tidak mudah putus asa sehingga dapat mencapai
tingkat prestasi yang tinggi. Orang yang memiliki ciri-ciri motivasi tersebut diatas
dalam kehidupan sosialnya dapat beradaptasi dengan teman-temannya karena sifatnya
yang selalu memiliki minat akan menciptakan hubungan baik dengan orang lain guna
mencapai tujuannya. Setiap pendapat yang diyakininya akan dihargai orang lain,
karena orang lain jugas udah yakin akan kemampuan dirinya.
Semua aktifitas tersebut ditunjang oleh motif-motif atau kebutuhan yang
dimiliki setiap orang yang menggerakkan dan mengarahkan dirinya untuk berperilaku
ISSardiman A.M.•/nteraksi dan Motiva'ii Be/ajar Mengajar,(Jakarta: CVr。ェ。キ。ャセ 1986),
20
Menurut Bedjo Siswanto, terdapat unsur-unsur atau faktor-faktor yang dapat
menggerakkan motivasi kerja, adalah "Prestasi, penghargaan, tantangan, tanggung
jawab, pengembangan, keterlibatan dan kesempatan.',20
Kebutuhan seseorang terhadap prestasi merupakan kunei keberhasilan
seseorang karena dengan adanya kebutuhan itu maka seseorang akan memiJiki
keberanian untuk mengambil resiko yang diperhitungkan dalam mencapai sasaran
yang telah ditentukan. Penghargaan atas suatu prestasi juga dapat mempengaruhi
motivasi kerjanya. Hal ini dimungkinkan karena pengakuan atas prestasi akan
memberikan kepuasan batin, yang iebih besar dari pada penghargaan dalam bentuk
materi atau hadiah. Sebagain orang juga menjadikan tantangan sebagai sesuatu yang
harus ditaklulckan sehingga tantangan juga dapat dijadikan fak.-tor yang
mempengaruhi motivasi keIja. Tantangan yang dihadapi seseorang akan dapat
menumbuhkan kegairahan untuk mengatasinya.
Tanggung jawab yang besar akan timbul jika orang tersebut diajak ik..ut serta
dalam suatu pekerjaan. Dengan keterlibatannya itu menimbulkan keinginan untuk:
mengembangkan kemampuannya melalui pengalaman kerjanya atau pemberian
kesempatan untuk lebih maju dan menerapkan idenya. Tanggung jawab itu akan
membuatnya berusaha sekuat tenaga dan mengembangkan diri dengan berbagai cara
agar dapat berhasil menyelesaikan tugas. KeterJibatannya memberikan kesempatan
untuk maju dan menerapkan ide-idenya akan membuatnya merasa dipercaya dan
menumbuhkan motivasi keIja.
e. Macam-macam Motivasi
Menurut Sumadi Suryabrata, "Berdasarkan jalarannya, maka orang
membedakan adanya dua macam motif, yaitu (l) motif ekstrinsik dan (2) motif
intrinsik.,,21
I. Motif Ekstrinsik
"Motif ekstrinsik yaitu motif-motif yang berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar, seperti misalnya orang belajar giat karena diberitahu bahwa
sebentar lagi akan ada ujian.,,22 Motivasi ekstrinsik umumnya tidak bertahan lama,
setelah tercapai tujuan yang dimaksud maka orang tersebut tidak akan termotivasi
lagi kecuali dengan menimbulkan motivasi ekstrinsik tersebut lagi. Motivasi
ekstrinsik timbul sebagai akibat dari pengaruh dari luar individu, apakah karena
adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang
demikian akhimya ia mau melakukan sesuatu.
2.Motif Intrinsik
"Motif intrinsik yaitu motif yang berfungsinya tidak usah dirangsang dari
Iuar. Memang dalam diri individu sendiri telah ada dorongan itu. Misalnya orang
gemar membaca yang tidak usah ada yang mendorongnya telah mencari sendiri
buku-buku untuk dibacanya.,,23 Motivasi intrinsik ini timbul sebagai akibat dari dalam diri
individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan
21 Sumadi Suryabrata,Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 200 I). Cet
ke-10, h.n
22
sendiri. Biasanya motivasi intrinsic lebih dapat bertahan lama, oleh karena itu agar
dapat terus termotivasi maka guru harns terns bernsaha untuk terus dapat
menumbuhkan motivasi intrinsiknya.
2. Definisi Persepsi
Persepsi diawali dari pengertian secara khusus terhadap suatu hal sehingga
dapat mengenal dan menilai obyek.Obyek-obyek di sekitar kita, kita tangkap melalui
alat-alat indera dan diproyeksikan pada bagian-bagian tertentu di otak sehingga kita
dapat mengamati obyek tersebut.
Pada seorang bayi yang barn lahir, bayangan-bayangan yang sampai ke otak
masih bercampur aduk, sehingga bayi belum dapat membeda-bedakan benda-benda
dengan jelas. Makin besar anak itu, makin baiklah struktur susunan syaraf otaknya,
dan ditambah dengan bertambahnya pengalaman anak tersebut mulai dapat mengenal
obyek-obyek satu persatu, membedakan antara satu benda dengan benda yang lainnya
dan p1engelompokkan benda-benda yang berdekatan atau sernpa. Ia mulai dapat
memfokuskan perhatiannya pada satu obyek, sedangkan obyek-obyek lain
disekitamya dianggap sebagai latar belakang. Berdasarkan pengertian diatas maka
DR. Sarlito Wirawan Sarwono mengemukakan pendapatnya mengenai persepsi yaitu
"Kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan dan
sebagainya itu, disebut sebagai kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan
. ,,74
atau perseps1.
-24Sariita Wirawan Sarwono,Penganlar Umum Psikologi,(Jakarta: Bulan Bintang, 1976)
Stephen Glenn& Jane Nelson mendefinisikan persepsi sebagai "Kesimpulan
yang dicapai setelah memperoleh waktu untuk merefleksikan pengalaman, dan
persepsi diakibatkan oleh proses pemikiran semata-mata.,,25
Jalaludin Rakhmat mendefinisikan persepsi sebagai "Pengalaman tentang
obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
infonnasi dan menafsirkan pesan.,,26 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia persepsi diartikan sebagai "Tanggapan (penerimaan) langsung dari
sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indera.,,27
Sedangkan Nochi Nasution berpendapat bahwa persepsi merupakan "Tanggapan
seseorang terhadap sesuatu hal.,,28
Berdasarkan pengertian yang diberikan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia yang mengartikan persepsi sebagai tanggapan, maka Drs. Wasty
Soemanto, M.Pd mengemukakan pendapatnya mengenai tanggapan. "Tanggapan
biasa didefinisikan sebagai bayangan yang menjadi kesan yang dihasilkan dari
25H. Stephen Glenn, lane Nelson, TUjllhKial Mengembangkan Kemamplian Anak, (Jakarta: Arcan,
2002), h.51
26lalaludin Rakhmat,Psikologi Komunikasi,(Bandung: Remadja Rosda Karya, 2002) h.5 27Depdikbud,Kamlls Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996) h.789
24
pengamatan.,,29 Menurut Johann Herbart "Tanggapan adalah merupakan unsur dasar
dari jiwa manusia.,,30
Berdasarkan beberapa definisi persepsi diatas maka penulis mengemukakan
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan persepsi atau tanggapan adalah
kemampuan seseorang untuk membeda bedakan, mengelompokkan, memfokuskan
dan menyimpulkan suatu pengalaman yang dihasilkan dari pengamatan yang
diterima seeara langsung melalui panea indera.
Persepsi yang muneul dalam diri seseorang dapat mendapat dukungan atau
mungkin juga rintangan dari dirinya sendiri. Dukungan terhadap persepsi akan
menimbulkan rasa senang, sedangkan rintangan terhadap persepsi akan
menimbulkan rasa tidak senang. Keeenderungan mempertahankan rasa senang dan
menghilangkan rasa tidak senang memaneing bekerjanya kekuatan kehendak atau
kemauan. Kemauan ini sebagai penggerak tingkah laku atau tindakan manusia.
Karena itu penting bagi guru untuk mengembangkan dan mengontrol
persepsi-persepsi yang dimilikinya, sehingga dengan demikian akan berkembang suatu
kondisi motivasi bagi perbuatan keIja guru.
29Wasty Soemanto,Psikologi Pendidikan,(Jakarta: Rineka Cipta, 1998), Cet ke-4, h. 25.
26
merasa terancam dengan keberadaan bawahan yang demikian akan mengancam
kepentingannya. Pengalamanpun akan mempengaruhi persepsi seseorang.
Hal-hal yang sudah berulang kali dialami seseorangakan dipandang berbeda dengan
orang lain yang baru pertama kali mengalaminya.
Harapan yang timbul dalam diri seseorang dapat mempengaruhi
persepsinya. Apapun yang dilihat seseorang, kadang sering dipersepsikan lain
supaya sesuai dengan apa yang diharapkannya. Persepsi seseorang tentang
seorang guru yang cerdas, berwibawa, tegas, dan berwawasan luas akan selalu
diterapkan kepada setiap guru yang dijumpainya, walaupun keadaannya tidak
semua guru demikian.
2. '"Sasaran persepsi tersebut. Sasaran tersebut mungkin berupa orang, benda,
atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi
orang yang melihatnya.,,32
Orang sering mengelompokkan sekelompok orang, benda atau peristiwa
yang sejenis sebagai dasar pembentukan persepsi. Dua orang karyawan yang
berhenti secara berbarengan dalam satu departemen akan dipersepsikan bahwa
ada sesuatu yang tidak beres terjadi pada departemen tersebut, padahal itu hanya
kebetulan saja. Kebetulan tersebut dapat menimbulkan persepsi tertentu
terhadap karyawan-karyawan yang lain.
..,..·.,... " ,'.>.."..,..'"· '".:".,,·,,,,v ", ",·..,<,.' -n"'.··,,·,···, ·,.· ·,·..,·.·.·,.:·.·,.·.·::·:·,··::'.\".·;.-.."'1"·,::.'::.":':' ,", , :,':.,'..::,.:"."., ,., ·,··,··,···;·.'.·,···.v·"··,,
28
belum tentu sama dengan fakta yang sebenarnya. Keinginan seseorang itulah yang
menyebabkan mengapa dua orang yang mengalami hal yang sarna, rnernberikan
interpretasi yang berbeda tentang apa yang dilihat atau dialarninya itu. Hal tersebut
disebabkan adanya perbedaan perhatian, set, kebutuhan, sistem nilai, cirri
kepribadian dan gangguan kejiwaan masing-rnasing orang tersebut. Penjelasan yang
lebih akan penulis jabarkan rnelalui contoh-contoh.
Biasanya kita tidak menangkap seluruh rangsang yang ada di sekitar kita
sekaligus, tetapi kita rnemfokuskan perhatian kita pada satu objek saja. Perbedaan
focus antara satu orang dengan orang lainnya rnenyebabkan perbedaan persepsi
antara rnereka. Dua orang yang sedang rnemperhatikan seorang penyanyi, orang
yang satu memperhatikan cara berpakaian sang penyanyi dan orang yang satunya
lagi mernperhatikan cara bernyanyi sang penyanyi tersebut. Maka persepsi kedua
orang tersebut akan berbeda tergantung dari apa yang diperhatikannya. Orang yang
rnernperhatikan penyanyi dari caranya berpakaian akan rnernpersepsikan penyanyi
tersebut bagus karena merniliki citra berpakaian yang baik. Sedangkan yang satunya
lagi mernpersepsikan penyanyi tersebut bagus karena suaranya yang bagus.
Set adalah harapan seseorang akan rangsang yang akan timbul. Pada seorang
pelari yang siap di garis start terdapat bahwa akan terdengar suara pistol disaat dia
hams mulai berlari. Kebutuhan juga mempengaruhi perbedaan persepsi seseorang,
pertokoan, yang satu ingin membeli pakaian, maka dia
。ィセL
セ・ャゥィ。エ
bahwa,r···
••••^セ•• ,.
pertokoan itu berderet etalase pakaian, sedangkan yang satu lagi ingin membeli arloji, maka dia akan melihat bahwa di pertokoan tersebut terdapat berderet etalase arloji. Dengan demikian kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan perbedaan persepsl.
Sistem ndai yang berlaku dalam suatu masyarakat akan mempengaruhi persepsi masyarakat tersebut. Masyarakat Timur menganggap bahwa pergaulan bebas itu sangat tidak lazim, sedangkan bagi masyarakat Barat pergaulan bebas sudah lazim mereka lakukan. Ciri kepribadian juga akan mempengaruhi persepsi. Dua orang karyawan yang memiliki kepribadian yang berbeda, karyawan yang satu pemalu dan karyawan yang satunya lagi seorang yang percaya diri akan mempersepsikan atasannya secara berbeda. Karyawan yang pemalu akan mempersepsikan atasanya sebagai orang yang galak dan disegani, sedangkan karyawan yang percaya diri akan mepersepsikan atasannya sebagai orang yang dapat diajak bekeIja sarna dan bersahabat.
31
pedornan penyelenggaraan kegiatan pernbelajaran untuk rnencapal tujuan
pendidikan tertentu.,,37
Berdasarkan definisi-definisi diatas rnernberikan pengertian bahwa
kurikulum yaitu seperangkat rencana dan pengaturan yang meliputi mata
pelajaran, dan segala usaha sekolah baik di dalam maupun di luar sekolah yang
dibakukan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
2. Definisi Kompetensi
"Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nitai
dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.,,38 McAshan
mengemukakan bahwa kornpetensi diartikan sebagai "Pengetahuan, keterampilan
dan kernarnpuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah rnenjadi bagian dari
dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan
psikornotorik dengan sebaik-baiknya.,,39 Selain itu Finch& Crunkilton rnengartikan
kornpetensi sebagai "Penguasaan terhadap suatu tugas, keterarnpilan, sikap dan
apresiasi yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik untuk dapat rnelaksanakan
tugas-tugas pernbelajaran sesuai denganjenjang pekeIjaan tertentu.,,40
37 Pusat Kurikulum,Kurikulum 2004 Kerangka Dasar, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, ZO04), h. 2
38E. Mulyasa,op. cit.,h. 37
39Ibid,h. 38
Berdasarkan pengertian kompetensi diatas maka dirumuskan pengertian KBK. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggungjawab.
3. KarakteristikKurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Depdiknas mengemukakan bahwa KBK memiliki karakteristik sebagai berikut: a) Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual
maupun klasikal.
b) berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
c) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
d) Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur educatif.
e) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian dalam kompetensi.41
Sesuai dengan kondisi negara, kebutuhan masyarakat, dan berbagai perkembangan serta perubahan yang sedang berlangsung dewasa ini, maka dalam pengembangan KBK perlu memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip:
...,.".,j.,:,.." , " ..,.,..".:,., , , ,.., ,..",.!.",.,." " ,..• , ." '.''''.1 ..'''.:..,""",,'"'",.,·,·,·, ".,, , ".. " ..:..,.."-'".<,."., .. "" ,\'" ·,·'·'..·,·,·:·.'i"'.'i'i';''''';\\''r',',·Y''''''''"":''''''''''.'
33
1. Keimanan, nilai, dan budi pekerti luhur 2. Penguatan integritas nasional
3. Keseimbangan etika, Iogika, estetika, dan kinestetika 4. Kesamaan memperoleh kesempatan
5. Abad pengetahuan dan teknologi informasi 6. Pengembangan ketennpilan hidup
7. Belajar sepanjang hayat
8. Berpusat pada anak dengan penilaian yang berkelanjutan dan komprehensif 9. Pendekatan menyeluruh dan kemitraan.42
Keimanan, nilai-nilai dan budi pekerti luhur yang dianut dan dijunjung tinggi perlu digali, dipahami, dan diamalkan oleh peserta didik pelalui pengembangan KBK untuk mewujudkan karakter dan martabat bangsa. Pengembangan KBK juga hams memperhatikan penguatan integritas nasional yang dicapai melalui pendidikan yang menumbuhkembangkan pemahaman terhadap perkembangan budaya dan peradaban masyarakat Indonesia yang majemuk dalam sumbangannya terhadap peradaban dunia.
Pengembangan KBK dalam merancang pembelajaran dirancang dengan memperhatikan keseimbangan pengalaman belajar peserta didik dengan etika, logika, estetika dan kinestikanya. Pengembangan KBK harns dapat memberikan kesempatan yang sama bagi semua peserta didik untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Walaupun kemampuan peserta didik berbeda, namun sistem belajar tuntas dalam KBK memberikan kesempatan bagi peserta didik yang tertinggal untuk dapat mengejar ketertinggalannya. Guru membantu peserta didik
34
yang tertinggal dengan melakukan reteaching dan bagi peserta didik yang sudah
menguasai harus menunggu dengan melakukan berbagai pengayaan.
Pada zaman sekarang ini dimana pengetahuan dan informasi cepat berubah
dan penuh ketidak pastian diperlukan kemampuan berfikir dan belajar yang tepat
untuk mengatasi hal tersebut. KBK memberikan pengembangan terhadap
kemampuan berfikir dan belajar peserta didik dengan cara mengakses, memilih dan
menilai pengetahuan yang merupakan kompetensi penting dalam menghadapi ilmu
pengetahuan dan teknologi informasi. Keterampilan untuk hidup atau kecakapan
hidup dimasukkan dalam pengembangan KBK. Berbagai
keterampilan-keterampilan dimasukkan dalam pengembangan KBK agar peserta didik dapat
menghadapi tantangan dan tuntutan kehidupan sehari-hari secara efektif
Pendidikan diarahkan pada proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik yang berlangsung sepanjang hayat untuk mengembangkan, menambah
kesadaran, dan selalu belajar memahami keadaan yang selalu berubah dalam segala
bidang. Oleh karena itu pengembangan KBK perlu memperhatikan kemampuan
belajar sepanjang hayat. Pengembangan KBK harus berupaya memandirikan peserta
didik untuk belajar. Kegiatan pembelajaran harus berpusat pada anak didik sehingga
mereka dapat percaya diri dan diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan,
sikap dan pengalamannya. Upaya tersebut haruslah berlangsung secara
35
dimensi yang disajikan secara berkesinambungan mulai dari usia taman
kanak-kanak sampai dengan pendidikan menengah. Pendekatan yang digunakan dalam
pengembangan KBK hams berfokus pada kebutuhan peserta didik yang berfariasi
dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu. Keberhasilan pencapaian
pengalaman belajar menuntut kemitraan bersama dan semaksimal mungkin
melibatkan unsur yang terkait yaitu peserta didik sendiri, guru, sekolah, orang tua,
perguruan tinggi, dunia usaha serta masyarakat pada umumnya.
4. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, koosep, kebijakan,
atau inovasi dalam suatu tindakan prak.-tis sehingga memberikan dampak, berupa
pembahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap. Maka
implementasi KBK merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan
kurikulum dalam suatu aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik dapat
mengetahui seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan
linglmngan.
Mulyasa menerangkan bahwa, "Dalam garis besamya implementasi
kurikulum berbasis kompetensi mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu
pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi.,.,43
Oleh karena itu sekolah mernberikan tugas kepada guru birnbingan
dan konseling yang bekerja sarna dengan guru mata pelajaran untuk
rnernbimbing para siswanya untuk dapat mengatasi masalahnya dalam hal-hal
kehidupannya tersebut.
b). Pelaksanaan Pembelajaran
Hakikat kegiatan belajar mengajar di dalarn kelas dan hakikat penilaian kelas akan berubah karena tujuan dasar program pembelajaran telah berubah. Di masa lalu tujuan program pemelajaran adalah untuk mendapatkan hasil-hasil yang baik pada akhir semester, akhir tahun, dan atau pada ujian akhir. Sedangkan tujuan program pembelajaran sekarang adalah mengembangkan kompetensi-kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum sepanjang wal-."1u
peresekolahan.45
Mulyasa berpendapat, "Umumnya pelaksanaan pembelajaran
mencakup tiga hal: pre tes, proses, dan post tes:,46 Pada umumnya
pelaksanaan proses pembalajaran dimulai dengan memberikan pre tes.
Pemberian pre tes ini ditujuakn untuk mengetahui kemampuan awal siswa
dalam menjajagi proses pembelajaran yang akan dilaksankan. Kegiatan
selanjutnya dalam pembelajaran yakni proses. Dalam kegiatan proses guru
dituntut untuk ak-tif dan kreatif dalam menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif agar para siswa dapat mencapai kompetensi-kompetensi yang telah
ditetapkan dalam KBK. Pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan post tes.
Post tes ditujukan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap
4SPusal KurikululU, op. cit., h. 5
38
kompetensi yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui siswa-siswa yang
kiranya perlu untuk kegiatan remedial atau pengayaan' juga sebagai acuan
untuk melakukan perbaikan-perbaikan.
c). Evaluasi Hasil Belajar
Mulyasa menjelaskan, "Evaluasi hasil belajar dalam implementasi
KBK dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir
satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, dan penilaian program.,,47
Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui hasil belajar
siswa yang dilakukan melalui pemberian ulangan harian, pemberian tugas dan
ulangan akhir. Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui
kemampuan merabaca, menulis dan berhitul1g siswa dan dilakukan pada akhir
tahun atau pada akhir ke!as. Pada akhir satuan pendidikan, sis\va diberikan
Surat Tanda Tamat Belajar sebagai Iaporandari hasil akhir pendidikarmya dan
selama satuan pendidikannya itu.
Untuk mengetahui seberapa efeh."tif dan efi.sisen kinerja sekolah, maka
SC8::'.;:'3. イイセQsゥcGZZZGセャi dapat di!akubm pe:nilaian tcrhadap proses dan hasil me!alui
benchmarking. Jadi benchmarking merupakurl ...-"'_...J"" ...
j|NNセNャNNNゥBBuNゥN
_ ...ᄋヲNBGャイセ⦅
イャゥNLNTNゥNvNゥZセN\ェBNサLNNNャNゥN
siswanya. Terakhir dalam evaiuasi :yaitu .... _ ... :1 ... :_._ ... _ .. _ .. _ ...セ .. _ .1:1_1, ...,1,. • . •
lJC111ii:.i.litii piugit-tUI GケセゥNゥゥァ uuセゥNkNャlゥBセゥNゥゥゥ
oleh Departell1en Pendidikan エセ。ウゥッdN。ャ dart
berkcsinambungan untuk I11cngctahui kesesuaian kurikulum dengan tuntutan
ーセイォ・ュ「[エョァ。ョ Illasyarakar.
Indikator KBK yang dalam pengembangu'1nya memberikan kewenangall sangat bcsar kepada se1wlah melalui pengambilan keputusan
partisipatif, sangat ditentukan oleh kepala sekolah, セセオイオL siswa, karyawan, orang tua sisv,:a, dan masyarakat yang terlibat secara langsung daJam pcngelolaan sekolah. Menurut Mulyasa Keberhasilan tersebut antara lain
dapatdilihat dad ゥョ、ゥォ。エッイセゥョ、ゥォQエッイ sebagai berikut:
I). Adanya peningkatan mutu pendidikan, yang dapat cicapai oleh sekolah melalui kemandirian dan inisiatif kepala sekolah dan guru dalam mengelold dan mendayagunakan sJ.llnber-sumber yang tersedia.
2). Adanya peningkatan etisicnsi dan efcktifitas pengeloJaan dan penggupuall sumber-sumber pendidikan, melalui pembagian tanggung jawab yang jdas, transparan, dan demokratis.
3). Adanya peningkatan perhatian serta partisipasi warga dan masyarakat sekitar sckohb dalum penyelenggaraan pendidikan dan セ・jti「・ャ。ェ。イ。ョ yang 、ゥセ。ー。ゥ
melalui pengambiJan kepu1usan bersama.
4). i\danya peningkatan tanggung jawab sekolah kcpada pemcrinlah, ッイ。ャセァ :ua peserta didik, dan masyarakat pu(ja ulllulllnya berkait3n dcngan mt:tu sckolah, bai k dalam jillra IlW Uplill ekst ra kllrikuIcr.
5). Adanya kOlllpctisi yang sehat antar sekolah daJam peningkatar mutu pendidikan mdalui upaya-upaya inovulif dengan dukungan orang エオセ pescrta didik, masyarakat, dan pcmerintah dacrah setcmpat.
6). Tumbuhnya kemandirian dan berkurangnya ketergantungan di ォ。ャ。GQァ。セャ warga sckolah, bcrsifat adaktif dan proaktif serta IllcmiJiki ji\va kewirausahaan tillggi (ulet, inovatif dan berani mengambil resiko).
40
8). Terciptanya iklirn sekolah yang arnan, nyarnan dan tertib, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan tenang dan rnenyenangkan (enjoyable learning)
9). Adanya proses evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan. Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui tingkat daya serap dan
kemampuan peserta didik, tetapi untuk memanfaatkan hasil evaluasi 「・ャセ。イ
tersebut bagi perbaikan dan penyempumaan proses pembelajaran di sekolah.4
Keberhasilan pelaksanaan KBK dengan beberapa indikator tersebut diatas
tergantung dari kerjasama semua pihak, dari mulai kepala sekolah, guru, murid,
orang tua, dan mayarakat termasuk juga pemerintah. Kepemimpinan kepala sekolah
sangat menentukan terwujudnya visi dan misi sekolah. Oleh karena itu kepala
sekolah dituntut untuk dapat mengkoordinasikan, menggerakkan dan menselaraskan
semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Disamping kepala sekolah guru juga
merupakan faktor penting yang sangat menentukan berhasil tidaknya peserta didik
dalam belajar. Memberikan kepercayaan pada guru dalam perumusan kurikulum
menjadi sangat penting untuk peningkatan kualitas proses pembelajaran rnenuju
pencapaian kualitas hasil belajar yang optimal.
Pelibatan siswa dalam belajar menjadi sangat penting dalam KBK. Setiap
siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda, mereka dikembangkan oleh guru
sesuai dengan kemampuannya masing-masing agar setiap siswa dapat mengetahui
kemampuannya dan dapat meningkatkan prestasinya dalam belajar. Guru juga harus
bekerja sarna dengan orang tua siswa agar setiap saat dapat mengetahui kondisi
siswa, apa yang menjadi hambatannya dalam belajar sehingga dapat dirundingkan
bersama untuk mencari jalan keluamya.
Masyarakat dan pemerintah juga merupakan faktor penentu keberhasilan
KBK, seperti yang diungkapkan oleh Dr. Dede Rosyada, MA:
Bahwa dalam KBK masyarakat menjadi mitra dan bersama-sama dengan pemerintah dalam merancang perencanaan kurikulum, khususnya kurikulum operasionaI di sekolah masing-masing. Pelibatan ini dihipotesiskan sebagi sebuah
langkah untuk mendongkrak kualitas hasil pendidikan dengan melibatkan
masyarakat secara luas, baik dalam perumusan program sekolah secara umum, kurikulum, maupun dalam evaluasinya, sehingga sekolah terus memperoleh control
yang kuat dari masyarakatnya sendiri.49
Dengan adanya pelibatan dari semua pihak ini maka KBK memberi peluang
kepada kepala sekolah, guru dan siswa unruk melakukan inovasi dan improvisasi
yang berkaitan dengan kurikulum, pembelajaran bahkan manajemen sekolah.
Partisipasi masyarakat dalam pengembangan kurikulum akan mendorong
pengelolaan sekolah secara Iebih transparan, demokratis dan bertanggungjawab.
B.
KERANGKA BERFIKIR
Guru merupakan kunci pokok keberhasilan mutu pendidikan, karena gurulah yang
bertugas sebagai pelaksana kurikulum, pengelola siswa, pengelola proses belajar mengajar,
melakukan penilaian dan lain-lain. Guru sebagai ujung tombak terdepan memerlukan
49Dede Rosyada,Paradigma Pelldidikall Demokratis,(Jakarta: Prenada Media, 2004), Cet ke-l,
42
kemampuan yang professional, yang tak kalah pentingnya dalam penyusunan kurikulum.
Oleh karena multi peran guru itulah guru harus mempunyai semangat mengajar yang tinggi.
Bagaimanapun seorang guru adalah manusia biasa yang juga perlu dorongan bagi dirinya
sendiri, bagaimana guru dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar kalau dirinya
sendiri tidak termotivasi dalam mengajar.
Sesempurna atau seideal apapun kurikulum yang dirancang tidak akan berhasil bila
tidak dapat dipahami oleh guru sebagai pelaksananya dilapangan. KBK merupakan
kurikulum yang dirancang pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
Tujuan utama penerapan KBK adalah memandirikan dan memberdayakan sekolah dalam
mengembangkan kompetensi peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi dan kondisi
lingkungan setempat. Pelaksanaan KBK menuntut dukungan tenaga kependidikan yang
berkualitas, oleh karena itu, para guru sebagai pelaksana kurikulum di lapangan harus
memiliki gairah dan semangat mengajar yang tinggi, semangat keIja yang tinggi dapat
tumbuh bila motivasi guru dalam bekeIja juga tinggi. Motivasi yang timbul dalam diri guru
dapat membantugurudalam memahami dan menerima segala sesuatu mengenai KBK demi
kemajuan prestasinya. Jadi persepsi guru tentang KBK adalah pemahaman, penerimaan,
dan respon dari guru untuk menanggapi KBK itu. Persepsi guru akan sangat berpengaruh
pada perilakunya dan perilaku akan sangat berpengaruh pada motivasinya.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi keIja guru salah satu diantaranya
「セャェ。ョケ。N Pengetahuan, penafsiran dan pcmuhaman tentang KBK yo.ng positif akan
beq)engaruh pada ll1eningkalnya nwtivasi kerja guru. Sed:mgkan pellgetalman,
penafsiran dan pcmahaman tentang KBK yang negatiC a!GlI1 bcrpengaruh pada
rncnurullnya motivasi kerja guru.
Persepsi guru tentallg KBK dapat dilihat dari perllahamannya tentang konsep
KBK, karakteristik KEK., prinsip-prinsip pengembangan KBK, ゥューセ・ュヲZョエ。ウゥ KBK,
dan indikator keberhasilan KBK. Sedangkan motivasi kcrja guru dapat dilihat dari
disiplin kerja guru, prestasi kcrja
gliru,
partisipasi datam keg:atan sekolah, keinginanbeJajar, keinginan berafiliasi, dan tanggungjawab guru.
C. Pengajuan Hipotesa
lkrdasarkan pl·:mb':l.hasan イクセョ、ゥャゥ。ョ dialHs, rnaka penLllis mengajukan hipotesa
sebagai berikut:
セャッ : Tidak tcrdapat hubungan positifyang Sip1ifikan antara persepsi guru tentang
KBKdan motivasi kcrjanya.
Hi : Terdapat hubungan positifyang signifikal1 antara persepsi guru tentang KBK dan
BAB III
1\1ETODOLOGT PENELtTtAN'
イセL..
';
A. Tujmlll Pcnelitian
I. Unluk mcngetahui lcbill dalall1 iGャセョァ・ョ。ゥ persepsi guru tcnrang KEK.
2. Ullluk menelaah bagaimana mOli\usi kClja guru dapat timl'ul.
3. Menganalisis apakah ada hubungan yang positif antara persesi guru tentang KBKdan motivasi ォ・iェ。ョケ。セ
4. Mcmperdalam pengetahuan penuhs mengenm KBK agar lebih Udpat direalisasikan dengan baik.
5. Memberikan masukan kepada para pelaksana pendidikan khususnva guru untuk lebih mantap dalam melabanakanKBK nya.
B. 'Vaktu dan Tcmpat Pcnclitiaa
(variabel X) dan motivasi kerja guru (variabel Y).
1. Variabel Bebas (Independent Variable), yaitu persepsi guru tentang KBK
yang ditandakan dengan huruf "X", yang secara operasionalnya dapat terlihat
dalam indikator-indikator sebagai berikut: memahami konsep KBK,
memahami karakteristik KBK,memahami prinsip-prinsip pengembangan
KBK, menyimpulkan pemahaman guru tentang KBK untuk
diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar, dan menyimpulkan
beberapa indicator yang dapat menunjang keberhasilan KBK.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable), yaitu motivasi kerja guru yang
ditandakan dengan huruf "Y", yang secara operasionalnya dapat dilihat dalam
indikator-indikator sebagai berikut: tekun menghadapi tugas, tidak lekas putus
asa, tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapai, minat terhadap masalah di sekolah, bekerja mandiri, kreatif, dapat mempertahankan pendapat,
senang memecahkan masalah.
[image:48.519.42.453.98.429.2]Untuk lebih jelasnya indikator-indikator variabel akan dijelaskan pada matriks
47
sckolah
セN Bekelja mandiri
Kreatif
s.
Daratpendapat
tHempertahankan
1. Senang memecahkan masalah
D. I)opulasi dan Sampcl
I'v1enurul Ine [ Amirman Yousda, "T)opulasi atau universe nanlah keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa orang, benda, kejadian, nilai m:.lupun hal-hal yang terjadi. Sedangkan sampd adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki."l
Pada penelitian ini yang merupakan populasi adalah selurul: guru-guru yang ada di SON Percontohan di Jakarta Timur. Karena keterbatasan kemampuan penuJis,
maka pcnulis hanya mcngambil ウ」「セァ。ゥ。ョ gu;u saja uniuk dljadibn sam pel. Pad1
pendiliall ini pt:llulis l11cnggunakan sampe1 klash:r. mエZャャセAイセャエ lbnu I!adjar, :·P:.!da
'.
tcknik sampel klaslersubyck dipilih d2ri kclompok-kcl{\ll1pok indlvidu dari populasi. Dalam menggunakan teknik ini, peneJiti pertama-tama memilih unit (kelompok individu SCC3W aeak). Bila unit telah terpilih, individu yang menjadi anggota unit tersebut secara otomatis dijasikan subyek penelitiannya.,,2 Cengan demikian rnaka,
lIne I Amirman Yousda dan Zainal Arifin, Penelitian dan Stat:stik Pendidikan, (Ja..\:arta: Bumu Aksara, 1993),eel ーセイエ。ュ。N h. 134
2Drs. Ibnu Hadjar, Dasar-dasar MelOdologi Pcnelitian Kwamitatif DaJam Pendidikan,
yaitu semua guru di SDN Percontohan Jakarta Timur dipilih tiga sekolah yang secara
otomatis semua guru yang ada di sekolah tersebut dijadikan sampel penelitian.
Berikut tabel populasi dan sampel:
Tabel2
Populasi
No. Populasi No Populasi
1. SDN Cipinang Cempedak 01 Pagi 6. SDN Cibubur 11 Pagi
2. SDN Pondok Kelapa 10 Pagi 7. SDN Makasar 06 Pagi
3. SDN Pekayon 11 Pagi 8. SDN Utan Kayu Selatan 27 Pagi
4. SDN Pondok Rangon 01 Pagi 9. SDN Ujung Menteng 04 Pagi
5. SDN Cibubur 11 Pagi 10. SDN IKIP Rawamangun
Tabel3
Sampel
No. Nama Sekolah Sampel
1. SDN Cipinang Cempedak 02 Pagi 18 orang guru
2. SDN Pondok Kelapa 10 Pagi 14 orang guru
3. SDN Utan Kayu Selatan 9 orang guru
[image:50.521.42.444.111.670.2]49
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang berhubungan dengan masalah yang akan
dibahas, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan beberapa cara yaitu:
1. Study kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dari buku-buku yang ada
hubungannya dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini.
2. Study lapangan, yaitu mengadakan penelitian lapangan dimana penulis teIjun
langsung untuk meneliti para guru di SDN yang bersangkutan untuk
mengumpulkan data dan memperoleh data secara langsung.
Adapun teknik-teknik yang dipakai dalam mengumpulkan data-data tersebut
yaitu dengan menggunakan:
1. Observasi
Observasi yaitu kegiatan pengamatan langsung di lapangan yang hasilnya
akan dijadikan bahan acuan dalam penyusunan laporan. Hal yang diamatai yaitu
berupa kegiatan, keadaan dan kondisi Iingkungan tempat penelitian.
2. Angket
Angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden.
Angket ditujukan kepada guru-guru yang dijadikan responden yang digunakan untuk
mendapatkan data dan infonnasi yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian
ini. Angket tersebut terdiri dua bagian, angket yang pertama yaitu mengenai persepsi
guru tentang KBK sebagai variabel (X) atau variabel bebas, dan angket yang kedua
angket adalah tertutup. Untuk lebih jelasnya berikut kisi-kisi dari angket yang disebarkan kepada guru.
Tabel セ
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
I
Variabel I
lndikator Item
Persepsi a. Memahami Konsep KBK 1,2,3,4,5,6 guru tentang b. Memahami Karakteristik KBK 7,8,9 KBK c. Memahami Prinsip-prinsip pengembangan 10, I 1, 12, 13
KBK
d. Menyimpulkan pemahaman guru tentang 14,15,16,17 KBK untuk diimplementasikan dalam
kegiatan belajar mengajar 1
I
I
e. Menyimpulkan beberapa indikator yang 18,19,20 dapat menunjang KBK
Motivasi a. Tekun menghadapi tugas 1,2,3 kerja guru b. Tidak lekas putus asa 4,5,6
c. Tidal<: lekas puas dengan prestasi yang 7,8 telah dicapai
d. Minat terhadap masalah di dekolah 9,10, II
e. Bekerja mandiri 12,13
[image:52.519.29.456.105.682.2]51
g. Dapat mempertahankan pendapat 17,8 h. Senang memecahkan masalah 19,20
.'
F. Telmil< Analisa Data
Sebelum menganalisis dengan menggunakan korelasi Product Moment, terlebih dahulu penulis menganalisis angket yang disebarkan kepada guru-guru sebagai responden. Pada pernyataan persepsi guru tentang KBK dan motivasi kerja guru yang terdapat dalam angket, penulis menyediakan alternatif jawaban:
SS
S
=
Sangat Setuju= Setuju
TS STS
=
Tidak SetujuSangat Tidak Setuju Karena data yang diperoleh bersifat kualitatif, maka untuk menganalisis setiap jawaban angket yang positifpenulis memberi skor untukjawaban, yaitu:
SS S
=
4 3 TS STS = 2Sedangkan untuk angket persepsi guru dan motivasi kerja guru yang negatif, penulis memberi skor untukjawaban, yaitu:
SS
S 2IS
SIS
=
3 4motivasi kerja guru. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. セQ・ョケゥ。ーォ。ョ tabel kerja yang terdiri dari enam kolom, yaitu:
1. Kolom 1= Subyek penelitian
2. Kolom 2= Skor variabel X
3. Kolom 3= Skor variabel Y
4. Kolom 4= Hasil pengkuadratan skor variabel X, yaitu X2
5. Kolom 5= Hasil pengkuadratan skor variabel Y, yaitu Y2
6. Kolom 6= HasiI perkalian antara skor variabel X dan skor variabel Y
b. Mencari angka korelasi "r" dengan menggunakan rumus korelasi Product
Moment dari Pearson, yaitu:
c. Memberi interpretasi terhadap angka indeks korelasi "r" Product Moment dengan
menarik kesimpulan, yaitu: tabeI rentangan r
0,00 - 0,20 variabel X dan Y terdapat kore1asi yang sangat lemah
0,21 - 0,40 variabel X dan Y terdapat korelasi yang rendah
0,41 - 0,70 variabeI X dan Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0,71 - 0,90 variabel X dan Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0,91-0,99 variabeI X dan Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
[image:54.524.59.451.111.432.2]A.
BABN
1. SDN Percontohan Cipinang Cempedak 02 Pagi
SDN Percontohan Cipinang Cempedak 02 Pagi yang terletak di J1. Otista
III Jatinegara Jakarta Timur awalnya adalah sekolah petang yang bukan
percontohan dengan nama SDN Cipinang Cempedak 02Petang. Pada tahun 1996
SDN Cipinang Cempedak 02 Petang digantikan SDN Cipinang Cempedak 02
Pagi. Lima tahun kemudian yaitu tahun 2001 SDN Cipinang Cempedak 02 Pagi
ditunjuk menjadi SDN Percontohan di kecamatan Jatinegara menggantikan SDN
Kampung Melayu 01 Pagi.I
a. Visi dan Misi
Visi:
"Sekolah sebagai pusat pengembangan infaq dan iptek serta seni dan
budaya, sehingga menghasilkan output yang berakhlak mulia serta memiliki
dasar intelektual yang mantap sebagai landasan dasar berpijak dalam rangka
membangun bangsa.,,2
ILataI' Belakang SDN Pel'colltohall Cipinang Cempedak 02 Pagi, h. 1 2Ibid,h. 1
Misi:
1. Memberikan kesempatan seluas-Iuasnya terhadap pengembangan akWak intelektual, seni dan kreativitas kepada seluruh komponen pendidikan sesuai dengan kedudukan dan kesempatan yang ada.
2. Sekolah sebagai bengkel ilmu pengetahuan. 3. Sekolah sebagai pelopor kebersihan lingkungan.
4. Sekolah turut berpartisipasi dalam membangun masyarakat sekitar melaLui jalur pendidikan.
5. Sekolah mengembangkan sistem kemitraan dalam rangka pemerataan
kesempatan belajar bagi siswa tidak mampu.3
b. Sarana dan Prasarana
SDN Cipinang Cempedak 02 Pagi adalah sekolah dasar negeri dan
memiliki gedung sekolah dengan dua lantai dan memiliki halaman sekolah
yang terIetak dalam satu halaman dengan SDN Cipinang Cempedak 01 Pagi.4
I. Keadaan ruang belajar semua terdiri dari 6 lokal, 3 lokal terletak di lantai satu dan 3 lokal Iagi terletak di lantai dua.
2. Selain ruang belajar sekolah juga dilengkapi dengan ruang UKS, laboratorium, gudang, ruang guru, ruang kepala sekolah, WC guru dan WC murid, rumah dinas penjaga sekolah yang semuanya terletak di lantai dasar.
3. Ruang serba guna dan ruang perpustakaan masing-masing di lantai satu dan dua yang sementara ini difungsikan sebagai ruang belajar karena kelas II dan kelas IV masih pararel.
4. Untuk menunjang KBM, Dinas telah menyediakan alat-alat peraga, buku pelajaran dan lain-lain yang dibutuhkan di sekolah dan dibantu dari dana swadaya masyarakat (orang tua siswa).5
SeIain sarana diatas sekolah juga memiliki kantin dengan luas 8m2,
ruang komputer dan ruang perpustakaan. Ruang komputer dengan luas 24m2
memiliki 10 unit komputer yang difungsikan 1 jam selama seminggu. Ruang
3Ibid,h. ] 4Ibid, h. 2
55
perpustakaan memiliki koleksi buku yang cukup banyak yaitu, untuk buku
pelajaran sejumlah 1352 buah dan untuk buku penunjang beIjumlah 134 buah jadi total ada 2006 buah buku di perpustakaan sekolah.
c. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa
Adapun jumlah guru pada saat ini sebanyak 18 orang g