• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan atas penerimaan pajak penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Cicadas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan atas penerimaan pajak penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Cicadas"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Dellyana Sumarni

Tempat Tanggal Lahir : Jelarai Selor, 02 Desember 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Komplek Gempol Asri GA. 1 No. 95

Email : Dellyanasumarni@rocketmail.com

SDN 007 Ulujami-Jakarta 1999-2004

SMPN 3 Tanjung Selor-Kaltim 2004-2007

SMAK BPK Kebon Jati-Bandung 2007-2010

(5)

TINJAUAN ATAS PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN

DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BANDUNG

CICADAS

TOP REVIEWS TAX FILING INCOME TAX OFFICE IN (KPP) PRATAMA BANDUNG CICADAS

Tugas Akhir

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Tugas akhir Diploma (D-III) Program Studi Akuntansi.

Disusun Oleh : Dellyana Sumarni

21310051

PROGRAM STUDI AKUNTANSI D3

FAKULTAS EKONOMI

(6)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia, serta pelindungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagai salah satu syarat menempuh Program Diploma III Fakultas Ekonomi Program Study Akuntansi di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

Adapun judul yang diambil oleh penulis untuk menjadi bahan laporan adalah “Tinjauan Atas Penerimaan Pajak Penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas”

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis menyadari masih banyak kekurangan karena keterbatasan yang ada pada penulis, namun penulis berharap Tugas Akhir ini bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi banyak orang terutama bagi para pembaca.

Rasa hormat dan terima kasih yang tidak terhingga atas segala bantuan dari semua pihak juga penulis sampaikan kepada

1. Dr.Ir.Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Ernie Trisnawati Sule, SE., M. Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

(7)

ii

4. Lilis Puspitawati,SE.,M.Si.,Ak, selaku Dosen Wali Program Studi Akuntansi kelas AK-7 serta selaku

5. Juan Kasma, SE.M.AK.BKP selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

6. Seluruh Staf dosen Progran Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

7. Endang Sri Martuti selaku pimpinan KPP Pratama Bandung Cicadas yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk saya.

8. Ibu Endah selaku Staf KPP Pratama Bandung Cicadas.

9. Orang Tua tercinta yang telah memberikan dukungan yang tulus kepada saya dan selalu memberikan semangat kepada saya dalam setiap pekerjaan yang saya lakukan dengan doa dan kepercayaan yang mereka berikan, saya dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini.

10. Teman-teman terbaiku Chatrien, Yeni K, Mia, Nurul, Lini, Fitri, Novita, Rifka dan Juga seluruh teman-teman di kelas AK-7 Angkatan 2010 yang tidak di sebutkan semuanya yang telah memberikan bantuannya.

(8)

iii

Mohon maaf kepada pihak-pihak yang tidak tertulis dalam ucapan terimakasih ini, tidak ada maksud penulis untuk melupakan anda semua. Terima kasih.

Semoga perhatian, dukungan dan kebaikannya menjadi contoh bagi penulis untuk selalu memberikan yang terbaik untuk sesama dan semua pihak yang sudah banyak membantu juga mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Bandung, Juli 2013 Penulis

(9)

iv DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Rumusan Masalah ... 3

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka ... 7

2.1.1 Pengertian Pajak ... 7

2.1.2 Fungsi Pajak ... 9

(10)

v

2.1.4 Ciri-ciri Pajak ... 14

2.1.5 Wajib Pajak ... 15

2.1.6 Sistem Pungutan Pajak ... 16

2.1.7 Tarif Pajak ... 17

2.1.8 Pajak Penghasilan ... 19

2.1.9 Pengertian Penerimaan Pajak ... 27

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 28

3.2 Metode Penelitian ... 29

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.2.2 Sumber Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 33

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 33

4.1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 33

4.1.1.2 Struktur Organisasi ... 39

4.1.1.3 Uraian Tugas ... 41

4.1.1.4 Aktivitas Perusahaan ... 43

(11)

vi

4.1.2.1 Tingkat Penerimaan Pajak Penghasilan di KPP Pratama Bandung Cicadas ... 44

4.1.2.2 Upaya dalam meningkatkan Penerimaan Pajak Penghasilan di KPP Pratama Bandung Cicadas ... 47

4.2 Pembahasan ... 48

4.2.1Tingkat Penerimaan Pajak Penghasilan di KPP Pratama Bandung

Cicadas ... 48

4.2.2 Upaya Meningkatkan Penerimaan Pajak di KPP Pratama Bandung

Cicadas ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

Daftar Pustaka

Dedi Rudaedi., 2012 “ Penerimaan Pajak Masih terhambat 3 masalah”. Jakarta

Infobanknews.com

Diaz Priantara., 2012 “Perpajakan Indonesia (edisi 2)”. Mitrawacana media

Djoko Muljono., 2010 “Hukum Pajak-Konsep Aplikasi Penuntun Praktisi”. Andi Yogyakarta

Djajadiningrat .,2011 “HukumPajak (Konsep, Aplikasi, PenuntunPraktis)”. Andi Yogyakarta

Fuad Ruhmani., 2012. “Pajak Penghasilan, penerimaan tertinggi” . Jakarta kompas.com

Gustian Djuanda, Irwansyah Lubis., 2006 Pelaporan Pajak Penghasilan

Gramedia Pustaka Utama

Kurnia Rahayu Siti., 2010 “Perpajakan Teori dan Teknis Perhitungan “. Graha Ilmu

Mardiasmo, 2011 “Perpajakan Edisi revisi” Andi Yogyakarta

Mardiasmo , 2006 Perpajakan”. Andi Yogyakarta

Madiasmo, 2006 “ Pengelompokan pajak, Tarif pajak, Pengertian Penagihan

pajak, Pejabat dan juru sita pajak, Pengertian surat paksa”. Edisi Revisi, Andi

(13)

Siti Resmi., 2008 Perpajakan teori dan kasus. Salemba Empat Jakarta

Suryadi., 2006 http://www.bppk.depkeu.go.id/artikelvol4no1_suryadi.pdf

Waluyo dan Wirawan B. Ilyas., 2008 Perpajakan Indonesia. Salemba Empat, Fokusmedia., 2008 “Undang-undang ketentuan umum dan tata cara perpajakan (KUP)”.CV.Fokusmedia

(14)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pajak merupakan sumber utama dalam penerimaan Negara disamping penerimaan dari sumber migas dan non migas sehingga pemerintah berusaha semaksimal mungkin agar target penerimaan pajak dapat tercapai. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan penerimaan pajak adalah dengan menggunakan self assessment system hal ini dilakukan agar wajib pajak menjadi patuh dan siap dalam menghadapi uji kepatuhan yaitu pemeriksaan pajak. Selain itu pemerintah juga melakukan beberapa kebijakan dalam meningkatkan penerimaan pajak diantaranya dengan melakukan penyempurnaan perundang-undangan, penerbitan peraturan-peraturan baru di bidang perpajakan, serta menggali sumber-sumber pajak lain.

Berbagai upaya diatas tentunya belum dapat menghasilkan peningkatan pajak yang signifikan bagi penerimaan Negara, terbukti Pada tahun 2012 penerimaan pajak mengalami penurunan hal ini disebabkan karna pada tahun 2012 empat usaha sektoral seperti sektor industri manufaktur, sektor industri pertambangan, keuangan serta perkebunan yang selama ini menjadi penyetor pajak terbesar mengalami penurunan akibat krisis global (Fuad Ruhmany : 2012).

(15)

2

perlu dihubungkan dengan kondisi sekarang ini. Kedua, DJP perlu membenahi struktur organisasi, sehingga masyarakat semakin percaya kepada DJP dalam menyalurkan pajak. Ketiga ,masih minimnya kesadaran masyarakat untuk membayar pajak (Dedi Rudaedi:2012).

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas adalah kantor yang memiliki tugas untuk melaksanakan pelayanan, pengawasan administrasi dan pemeriksaaan sederhana terhadap wajib pajak di bidang Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dan Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL) dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Setelah dilakukan pengamatan melalui data dan wawancara ternyata terdapat masalah pada KPP Pratama Bandung Cicadas dalam penerimaan pajak khususnya pajak penghasilan tahun 2011 dan 2012 terjadi penurunan yang disebabkan oleh adanya wajib pajak yang tidak patuh dalam membayar kewajibannya dan kurangnya kesadaran wajib pajak dalam membayar kewajibannya (sumber Tangguh Dewantara, Seksi Pengolahan Data dan Informasi) pada KPP Pratama Bandung Cicadas.

(16)

3

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, serta mengingat luasnya permasalahan penerimaan pajak maka penulis membatasi masalah dengan membahas beberapa masalah sebagai berikut :

1. Kurangnya penerimaan pajak penghasilan di KPP Pratama Bandung Cicadas.

2. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak di KPP Pratama Bandung Cicadas.

3. Terjadinya penurunan penerimaan pajak penghasilan di KPP Pratama Bandung Cicadas

1.2.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana tingkat penerimaan pajak penghasilan di KPP Pratama Bandung Cicadas?

2. Upaya apa sajakah yang dilakukan dalam meningkatkan penerimaan pajak penghasilan di KPP Pratama Bandung Cicadas.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

(17)

4

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang saya buat adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tingkat penerimaan pajak di KPP Pratama Bandung

Cicadas.

2. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan dalam meningkatkan penerimaan pajak di KPP Pratama Bandung Cicadas.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini penulis berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak antara lain :

1.4.1 Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak dan diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran sebagai alternative pemecahan masalah dalam meningkatkan penerimaan pajak.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman berharga bagi penulis di dalam melakukan penelitian sehingga menjadi bekal dasar untuk kegiatan-kegiatan penelitian lainnya dijenjang yang lebih tinggi.

1.4.2 Kegunaan Akademis

(18)

5

1. Kegunaan bagi Penulis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan gambaran yang lebih jelas mengenai Tinjauan atas Penerimaan Pajak Penghasilan.

2. Kegunaan bagi Instansi

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan yang bermanfaat mengenai Tinjauan atas penerimaan pajak penghasilan untuk mengembangkan sistem yang sudah ada lebih baik lagi kedepannya. 3. Kegunaan bagi Pembaca

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai Tinjauan Atas Penerimaan Pajak Penghasilan. Sehingga hal tersebut dapat dipergunakan sebagai referensi untuk penelitian lainnya yang berkaitan dengan judul dari tugas akhir ini.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dan pengumpulan data dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Cicadas.

1.5.2 Waktu Penelitian

(19)

6

1. Membuat outline dan proposal tugas akhir

2. Mengambil formulir penyusunan tugas akhir 3. Menentukan tempat penelitian 2 Tahap Pelaksanaan :

1. Mengajukan outline dan tugas akhir

1. Menyiapkan draf tugas akhir 2. Sidang tugas akhir

3. Penyempurnaan laporan tugas akhir

(20)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai perpajakan, penulis menyajikan definisi tentang pajak itu sendiri. Dalam kajian pustaka ini dijelaskan tentang pajak secara umum serta teori yang diperlukan dalam penelitian ini.

2.1.1 Pengertian Pajak

Pada umumnya pengertian pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran. Di bawah ini adalah beberapa definisi dari para ahli sebagai berikut :

Menurut Adriani dalam Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010:1): “Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. ”

Menurut Rocmat Soemitro dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:22) pengertian pajak sebagai berikut:

(21)

8

Sedangkan Menurut Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) Undang-undang no. 28. (2008:15) :

“Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran”.

Dari ketiga pengertian tentang pajak tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

1. Iuran rakyat kepada negara

Yang berhak memungut pajak hanyalah negara baik dipungut oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

2. Berdasarkan Undang – undang.

Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksaannya, sehingga dapat di paksakan.

3. Tanpa jasa timbal balik atau kontra presentasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjukan dalam hal yang individual. Dalam pembayaran pajak tidak dapat hanya ditunjukan adanya kontra presepsi oleh pemerintah.

(22)

9

2.1.2 Fungsi Pajak

Fungsi pajak adalah kegunaan pokok dan manfaat pokok pajak. Sebagai alat untuk menentukan politik perekonomian, pajak memiliki kegunaan dan manfaat pokok dalam meningkatkan kesejahteraan umum, suatu negara tidak akan mungkin menghendaki merosotnya kehidupan ekonomi masyarakat, adapun fungsi pajak menurut Mardiasmo (2006:1) dalam bukunya yang berjudul Perpajakan, terbagi menjadi 2 yaitu:

1. Fungsi Anggaran (budgetair)

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

2. Fungsi mengatur (regular)

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Contoh:

a) Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman kerasuntuk mengurangi konsumsi minuman keras.

b) Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah untuk mengurangi gaya hidup konsumtif.

c) Tarif pajak untuk kegiatan Ekspor sebesar 0% hal ini untuk mendorong ekspor produk-produk Indonesia dipasar internasional.

(23)

10

1. Fungsi Anggaran (budgetair)

Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Sebagai contoh yaitu dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.

2. Fungsi Mengatur (Reguler)

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Sebagi contoh yaitu dikenakannya pajak yang lebih tinggi terhadap minuman keras, dapat ditekan. Demikian pula terhadap barang mewah”.

Dari fungsi diatas pajak mempunyai fungsi untuk mengatur dalam bidang sosial dan ekonomi serta menganggarkan dana untuk membiayai pengeluaran- pengeluaran yang diperlukan pemerintah.

2.1.3 Jenis Pajak

Menurut Mardiasmo dalam bukunya yang berjudul Perpajakan (2005 : 5-6) jenis pajak di kelompokkan menjadi 3 bagian yaitu :

1. Pajak menurut golongannya

(24)

11

a. Pajak langsung

Yaitu pajak yang harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat di bebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak Penghasilan.

b. Pajak tidak langsung

Yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada oranglain. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai.

2. Pajak menurut Sifatnya

Menurut sifatnya, pajak dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu Pajak Subyektif dan Pajak Objektif.

a. Pajak Subjektif

Yaitu pajak yang berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak contoh : Pajak Penghasilan b. Pajak Objektif

Yaitu pajak yang berdasarkan objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai.

3. Pajak Menurut Lembaga Pemungutannya

Menurut lembaga pemungutannya, pajak di kelompokan menjadi dua yaitu Pajak Pusat Dan Pajak Daerah .

a. Pajak Pusat

(25)

12

Contoh : Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Bea Materai.

b. Pajak Daerah

Yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

Pajak daerah terdiri atas :

 Pajak Propinsi, contoh : Pajak kendaraan bermotor dan pajak

bahan bakar kendaraan bermotor .

 Pajak Kabupaten / Kota, Contoh : Pajak Hotel, Pajak Restoran,

Pajak Hiburan.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pajak langsung adalah pajak harus menjadi beban sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan. Sedangkan pajak tidak langsung adalah pajak yang dapat dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Pajak tidak langsung terjadi jika terdapat suatu kegiatan, peristiwa, perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak, misalnya terjadi penyerahan barang atau jasa.

(26)

13

A. Menurut sifatnya pajak dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1. Pajak Subjektif, adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan pada keadaan pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak yang memperhatikan keadaan subyeknya.

2. Pajak Objektif, adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan pada objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memperhatikan keadaan pribadi subjek pajak (wajib pajak) maupun tempat tinggal.

B. Menurut lembaga pemungutannya, pajak dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1. Pajak Negara (pajak pusat), adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya.

2. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik daerah tingkat I maupun daerah tingkat II dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing.

(27)

14

keadaan atau kondisi wajib pajak, tarif pajak ditentukan berdasarkan nilai dari objek pajak tersebut.

Sedangkan, menurut lembaga pemungutnya pajak dikelompokkan menjadi dua yaitu pajak pusat dan pajak daerah. Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk keperluan negara, contoh pajak penghasilan. Sedangkan pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk keperluan daerah, contoh pajak kendaraan bermotor.

2.1.4 Ciri – Ciri Pajak

Menurut Siti Resmi (2003:2) ciri-ciri pajak adalah sebagai Berikut :

1. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaanya.

2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

3. Pajak dipungut oleh negara baik oleh pemerintah pusat maupun daerah. 4. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran pemerintah, yang bila dari

pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai publik investment pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaanya sehingga dapat dipaksakan.

(28)

15

2.1.5 Wajib Pajak

Wajib pajak merupakan orang pribadi atau badan yang telah menerima atau memperoleh penghasilan dan sudah memenuhi kewajiban subjektif dan objektif.Pengertian wajib pajak menurut Mardiasmo (2006 : 20) dalam bukunya yang berjudul Perpajakan Indonesia adalah sebagai berikut :

”Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu”.

Menurut Waluyo dan Wirawan B Ilyas (2003 : 25) dalam bukunya berjudul Perpajakan Indonesia adalah sebagai berikut :

“Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungutan pajak atau pemotongan pajak tertentu”

Sedangkan menurut Undang-undang No.28 Tahun 2007 Pasal 1 ayat (1) Tentang Tata Cara Perpajakan bahwa yang dimaksud dengan Wajib Pajak

(tax payer) adalah sebagai berikut:

“Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu”.

(29)

16

dilaksanakan dengan lebih rapi, terkendali, sederhana dan mudah untuk dipahami oleh anggota masyarakat wajib pajak.

2.1.6 Sistem Pemungutan Pajak.

Sistem Pemungutan Pajak dapat dibagi menjadi 3 bagian. Menurut Djoko Muljono (2010 :19) menuliskan bahwa:

1. Self Assesment System. 2. Official Assessment System. 3. Withholding Tax System.

Dari Sistem pemungutan pajak yang dikemukakan Djoko Muljono dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Self Assessment System

Sistem pemungutan pajak yang memberi kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak yang terutang.

b. Official Assessment System.

Sistem pemungutan pajak yang dibayar oleh wajib pajak setelah terlebih dahulu ditetapkan oleh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk melalui Surat Ketetapan Pajak Daerah atau dokumen lain yang dipersamakan, seperti karcis dan atau nota pesanan (bill).

c. Withholding Tax System.

(30)

17

2.1.7 Tarif Pajak

Ada empat macam tarif pajak menurut Mardiasmo (2006:9) yaitu:

a) Tarif Sebanding/ Proposional

Tarif berupa persentase yang tetap, terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang proposional terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak.

b) Tarif Tetap

Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap. c) Tarif Progresif

Persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar. Menurut Undang-undang No.36 tahun 2008 pasal 17 tentang pajak penghasilan dalam undang-undang pajak (2001), tarif yang diterapkan atas penghasilan kena pajak bagi:

a. Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negri Tabel 2.1

Tarif Pajak Orang Pribadi

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak Sampai dengan Rp 50.000.000.00 5% Diatas Rp 50.000.000.00 s/d Rp 250.000.000.00 15% Diatas Rp 250.000.000.00 s/d Rp 500.000.000.00 25%

(31)

18

b. Wajib Pajak Badan dalam Negri dan Bentuk Usaha Badan tetap(BUT)

Tabel 2.2

Tarif Pajak Badan dalam Negri dan Bentuk Usaha Badan Tetap (BUT)

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak Tahun 2009 (berapapun nilai PKP nya) 28% Tahun 2010 (berapapun nilai PKP nya) dan

selanjutnya

25%

d) Tarif Degresif

Persentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar.

2.1.8 Pajak Penghasilan 2.1.8.1 Pengertian Penghasilan

Menurut Undang-undang No. 17 tahun 2000 pasal 4 ayat (1) tentang Pajak Penghasilan dalam undang-undang pajak (2001: 80) mendefinisikan:

“Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun”.

(32)

19

“Penghasilan (income) adalah penambahan aktiva atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”.

2.1.8.2Pengertian Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Ditinjau dari lembaga pemungutnya pajak penghasilan dikategorikan sebagai pajak pusat, tetapi ditinjau dari sifatnya pajak penghasilan dikategorikan sebagai pajak subjektif dan ditinjau dari golongannya pajak penghasilan adalah pajak langsung. Berikut beberapa pengertian pajak penghasilan menurut beberapa ahli :

Pengertian Pajak Penghasilan Menurut Suandy (2006: 12) menyatakan bahwa :

“Pajak penghasilan adalah pajak atas laba atau penghasilan kena pajak yang dapat mengurangi besarnya penghasilan bersih setelah pajak (after tax return).”

Sedangkan menurut Mardiasmo (2011:10) menyatakan :

(33)

20

Menurut Diaz Priantara (2012 : 115) menyatakan:

“Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikelola oleh pemerintah pusat

dan memberikan kontribusi signifikan kepada penerimaan Negara”.

2.1.8.3 Subjek dan Non Subjek Pajak Penghasilan

A. Subjek Pajak Penghasilan

Menurut Djuanda dan Lubis (2006:28), yang termasuk subjek pajak penghasilan adalah :

1) Orang pribadi dan warisan yang belum terbagi sebagai suatu kesatuan menggantikan yang berhak.

2) Badan

3) Bentuk Usaha Tetap (BUT).

Menurut Undang-undang No. 17 tahun 2000 pasal 2 tentang pajak penghasilan dalam Undang-undang pajak (2001) menyatakan bahwa subjek pajak adalah :

1) Subjek pajak dalam negri yaitu :

(34)

21

c. Warisan belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak.

2) Subjek pajak luar negri yaitu :

a. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

b. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

B . Non Subjek Pajak Penghasilan

Menurut Undang-undang No.17 tahun 2000 pasal 3 tentang pajak penghasilan dalam Undang-undang pajak (2001) yang tidak termasuk subjek pajak sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 2 yaitu :

1) Badan perwakilan negara asing.

(35)

22

mereka dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain diluar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta Negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik.

3) Organisasi-organisasi internasional yang ditetapkan dengan Keputusan Mentri Keuangan, dengan syarat :

a. Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut.

b. Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia selain pemberian pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasala dari iuran para anggota.

4) Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan dengan Keputusan Mentri Keuangan dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia.

2.1.8.4 Objek dan Non Objek Pajak Penghasilan

A. Objek Pajak Penghasilan

Menurut Mardiasmo (2006:10), yang termasuk objek pajak sebagaimana yang tercantum dalam pasal 4 ayat (1) UU PPh tahun 2000 adalah sebagai berikut :

(36)

23

b) Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan. c) Laba usaha

d) Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk : 1. Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan,

persekutuan dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal.

2. Keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan dan badan lainnya karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu atau anggota.

3. Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan atau pengambil alihan usaha.

4. Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu drajat dan badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Mentri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan.

e) Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya.

(37)

24

g) Deviden dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk deviden dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa hasil usaha koperasi.

h) Royalti

i) Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta. j) Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.

k) Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

l) Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing. m) Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva. n) Premi asuransi

o) Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas. p) Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum

dikenakan pajak.

B. Non Objek Pajak Penghasilan

Masih menurut Mardiasmo (2006 : 12), yang tidak termasuk objek pajak sebagaimana yang tercantum dalam pasal 4 ayat (3) UU PPh tahun 2000 adalah sebagai berikut :

a) Bantuan sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan para penerima zakat yang berhak.

(38)

25

c) Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) huruf b sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal.

d) Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan kenikmatan dari wajib pajak atau pemerintah.

e) Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna dan asuransi beasiswa.

f) Deviden atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai wajib pajak dalam negri, koperasi, BUMN/BUMD, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia :

1. Deviden berasal dari cadangan laba di tahan.

2. Bagi PT, BUMN dan BUMD yang menerima deviden, kepemilikan saham pada badan yang memberikan deviden paling rendah 25% dari jumlah modal disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham tersebut.

(39)

26

h) Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun sebagaimana dimaksud pada huruf g, dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Mentri Keuangan.

i) Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, pesekutuan, perkumpulan, firma dan kongsi.

j) Bunga Obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan reksadan selama 5 tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian izin usaha.

k) Pengasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut :

1. Merupakan perusahaan kecil, menengah atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkan dengan Keputusan Mentri Keuangan.

2. Sahamnya tidak di perdagangkan di bursa efek di Indonesia.

2.1.9 Pengertian Penerimaan Pajak

(40)

27

dalam melaksanakan pembangunan.Dibawah ini adalah beberapa definisi tentang penerimaan pajak yaitu :

Menurut Suryadi (2006:105) menyatakan penerimaan pajak adalah: “Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang

dominan baik untuk belanja rutin maupun pembangunan”

Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002:23) Pendapatan atau penerimaan adalah suatu hasil yang ingin di capai oleh setiap perusahaan secara optimal.Pendapatan di definisikan sebagai berikut :

“Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima

atau yang dapat diterima.”

Dari beberapa definisi singkat diatas, dikatakan bahwa penerimaan dapat menjadi sumber pembiayaan pembangunan untuk menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah dan dilaksanakan secara efektif dan efisien guna kemakmuran rakyat, sesuai ketetapan Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Jawa Barat I penerimaan dapat diukur yaitu dengan cara membandingkan Rencana atau target penerimaan pajak dan realisasi penerimaan pajak. Berikut adalah rumus yang digunakan dalam menghitung jumlah penerimaan pajak penghasilan.

Realisasi penerimaan PPh X 100 Rencana Penerimaan PPh

(41)

28

(42)

29 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 ObjekPenelitian

Objek Penelitian merupakan permasalahan yang diteliti, dan sasaran untuk mendapatkan tujuan tertentu mengenai suatu hal yang akan dibuktikan secara objektif. Objek penelitian ini dilakukan di KPP Bandung Cicadas atas pertimbangan bahwa KPP ini memiliki data yang dibutuhkan dalam penyusunan tugas akhir. Berikut adalah pengertian mengenai objek penelitian menurut beberapa ahli diantaranya adalah :

Sugiyono (2009:38) mengatakan bahwa objek penelitian adalah:

“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, Objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Menurut Nur Indrianto dan Bambang Supono (2007:56) pengertian Objek Penelitian adalah:

(43)

30

Sedangkan menurut Husein Umar (2005 : 303) mengatakan bahwa objek penelitian adalah sebagai berikut :

“Objek Penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi obyek penelitian. Juga di mana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika di anggap perlu”. Dapat disimpulkan bahwa objek penelitian adalah sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti datanya dan dapat ditarik kesimpulannya. Dari penjelasan diatas yang menjadi objek penelitian ini adalah Tinjauan Atas Penerimaan Pajak Penghasilan di KPP Pratama Bandung Cicadas.

3.2 MetodePenelitian

Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang dipergunakan untuk melakukan penelitian sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian.

Adapun pengertian metode penelitian menurut Sugiyono (2009:2) mendefinisikan bahwa :

“Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

(44)

31

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif. Metode deskriftif yaitu metode yang mengungkapkan gambaran masalah yang terjadi saat penelitian ini dilakukan. Menurut Sugiyono (2009:35), menyatakan bahwa:

“Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variable mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain”.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa metode deskriptif digunakan untuk penelitian karena dapat menggambarkan serta menganalisis hasil dari penelitian yang telah dilakukan peneliti. Metode deskriptif digunakan peneliti untuk dapat menggambarkan mengenai Tinjauan Penerimaan Pajak Penghasilan di KPP Pratama Bandung Cicadas. Sedangkan metode kuantitatif menurut Andi Supangat (2007:1), metode kuntitatif adalah :

“Metode kuantitatif adalah informasi dalam bentuk pernyataan bilangan (jumlah) yang didasarkan pada hasil perhitungan maupun hasil pengukuran dalam bentuk angka (bilangan)”.

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam menyusun laporan tugas akhir ini, antara lain sebagai berikut:

1. Penelitian Lapangan (field research)

(45)

32

penelitian dengan maksud untuk memperoleh data dan informasi dimana data yang diperoleh merupakan data primer yang diperoleh langsung dari pihak-pihak yang memiliki keterkaitan dengan objek yang diteliti. Teknik ini dilakukan dengan tiga (3) cara, yaitu :

a. Observasi (observation)

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung dan nyata terhadap objek yang akan diteliti agar data yang diperoleh benar-benar aktual dan terpercaya, terutama pada bagian seksi pengolahan data dan informasi di KPP Pratama Bandung Cicadas.

b. Wawancara (interview)

Yaitu teknik pengumpulan data dan informasi yang dilakukan dengan cara tanya-jawab (komunikasi secara langsung) dengan responden (dalam hal ini yang memiliki informasi) terutama pada bagian seksi pengolahan data dan informasi di KPP Pratama Bandung Cicadas dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk penelitian.

(46)

33

3.2.2 Sumber Data

Sumber data yang telah diperoleh peneliti untuk mendapatkan data mengenai objek yang akan diteliti didapat langsung dari kantor pelayanan pajak (KPP) Pratama Bandung Cicadas. Untuk menunjang hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis mengelompokkan data yang diperlukan kedalam dua golongan yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Adapun pengertian data primer menurut Husein Umar (2007:42), adalah :

“Data Primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu seperti hasil wawancara atau pengisian kuisioner yang bisa dilakukan peneliti”.

Data primer ini bisa didapatkan dari hasil wawancara yang dilakukan kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Bandung Cicadas. Masih menurut Husein Umar (2007:42), pengertian data sekunder ialah :

(47)

54 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari seluruh uraian dan pembahasan yang telah dikemukakan mulai dari BAB I sampai dengan BAB IV yang berkaitan dengan Tinjauan Atas Penerimaan Pajak Penghasilan maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat penerimaan pajak penghasilan di KPP Pratama Bandung Cicadas dalam periode 2008 hingga 2012 relative stabil, hanya pada tahun 2011 dan 2012 saja yang tidak mencapai target, hal itu dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat dan wajib pajak dalam membayar pajaknya sertakurangnya pengetahuan dan wawasan masyarakat mengenai system dan peraturan perpajakan yang berlaku. 2. Adapun upaya yang dilakukan KPP Pratama Bandung Cicadas dalam

(48)

55

5.2Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai Tinjauan Atas Penerimaan Pajak Penghasilan pada KPP Pratama Bandung Cicadas penulis ingin memberikan saran kepada semua pihak yang terkait yang mungkin dapat menjadi bahan masukan dan alternative dalam pemecahan masalah yang terjadi antara lain :

1. Tingkat penerimaan pajak penghasilan sudah relative stabil, meskipun ada penurunan pada tahun 2011 dan 2012, untuk menanggulanginya dapat melakukan peningkatan kesadaran wajib pajak berupa peningkatan sistem internal yaitu peningkatan kualitas pelayanan agar wajib pajak percaya dalam membayar pajaknya, merealisasikan program sensus perpajakan nasional serta meningkatkan wajib pajak aktif guna penerimaan pajak.

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 2.1 Tarif Pajak Orang Pribadi

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, yang dapat disingkat SKPDLB, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena

[r]

TES has nine activities as follows: (1) Strengthening the manufacture of evacuation planning in the area including the tsunami hazard map or tsunami risk map which more detailed

Kesimpulan dari penelitian ini adalah dapat melakukan pengurutan terhadap data bilangan bulat positif dengan alat bantu algoritma dan prototype sebagai alat

Guru yang bermutu tidak hanya senang membantu siswa yang cerdas, tetapi juga terhadap siswa yang memerlukan waktu lebih lama untuk mempelajari. sesuatu fakta

In this article, a rapid visualization method of SDOG-ESSG model is proposed, which is based on layers and blocks storage model, data culling, LOD control and

DQE reports are circulated to various mission teams as feedback on daily basis. However, it is required to systematically archive the quality information during various phases