DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, Dan Karo. 2011. Presiden Republik indonesia. Jakarta
Perkembangan Pariwisata Dan Transportasi Sumatera Utara Desember 2015, No. 08/02/12/Thn. XIX. 2016, Badan pusat statistik provinsi sumatera utara, Medan.
The Future Airport City and Aerotropolis in Indonesia, case: Kualanamu Internasional Airport, Angkasa Pura II Indonesia's Airport Company. Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia
Nomor Pm.53/Hm.001/Mpek/2013 Tentang Standar Usaha Hotel. 2013. Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Jakarta.
Juwana, Jimmy E (2004); Sistem Bangunan Tinggi, Jakarta: Erlangga Amri, Sjamsu (1990); Data Arsitek Jilid Edisi Kedua, Jakarta : Erlangga Tjahjadi, Sunarto & Chaidir, Ferryanto; Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33,
Jakarta: Erlangga
Littlefield, David (2008) ; Metric Handbook Planning And Desaign Data Thrid Edition, London: Elsevier Ltd.
Pickard, Quentin (2002); The Architects Handbook, London: Blackwell Science Ltd
Pemerintah Kabupaten Del Serdang, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (2009); Studi Perkembangan Penggunaan Tanah Di Sekitar Bandara Kualanamu Deli Serdang
Chiara, De Joseph & Callender, John,(1983); Time Saver Standart For Building Types Second Edition, Singapore: Mcgraw-Hill Book
Badan pengkajian dan penerapan teknologi, kelair: Sistem Pemanfaatan Air Hujan (SPAH) dan Pengolahan Air Siap Minum (ARSINUM)
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 57 Tahun 2007 tentang Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) bandara Kualanamu
50 BAB III
METODOLOGI
3.1 Metode Perancangan
Metode perancangan yang dipakai untuk penyusunan skripsi ini adalah metoda glassbox. Metode glassbox yaitu metode yang bersifat rasional dimana setiap tahapan maupun prosesnya direncanakan secara sistematis dan matang serta sesuai dengan tahapan-tahapan dalam proses perancangan arsitektur.
Beberapa tahapan dalam merancang dengan menggunakan metode Glass Box, antara lain:
Metoda eksplorasi situasi/permasalahan desain (Divergensi).
Metoda penelitian dan penemuan idea desain (Divergensi dan transformasi).
Metoda eksplorasi pemecahan masalah (Transformasi). Metoda evaluasi (Konvergensi).
Metoda perancangan ini digunakan untuk mencapai tujuan yaitu merancang sebuah Hotel Transit Kualanamu, di Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Data merupakan kumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan, dapat berupa angka, lambang atau sifat. Berdasarkan sumbernya data terbagi atas 2 yaitu:
a. Data primer yaitu data yang didapat dengan cara mencari data langsung ke lokasi/daerah perancangan. Adapun metode pengumpulan data primer yang dilakukan dalam penelitian ini:
Survei lapangan dengan cara pengamatan kejadian yang ditemukan di lapangan dengan mencatat sebagai data penelitian dan pengambilan gambar-gambar eksisting mengenai kondisi sekitar lokasi site perancangan.
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui pihak lain. Adapun metode pengumpulan data sekunder yang dilakukan adalah:
51 Mencari teori dari beberapa sumber terpercaya tentang fakta yang terkait dengan hotel khususnya hotel transit yang akan diterapkan dalam proses perencanaan dan perancangan Hotel transit kualanamu. Mencari data dengan studi literatur tentang bangunan hotel sejenis
yaitu hotel transit dan bangunan dengan tema sejenis yaitu Arsitektur Hijau.
Mencari informasi mengenai lokasi site perancangan yaitu berupa peraturan Rencana Detail Tata Ruang kawasan (RDTRK) lokasi site yaitu Kecamatan Beringin, Kualanamu dan peraturan tentang Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) Kualanamu karena lokasi site yang berada dekat dengan bandara kualanamu.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data yang dilakukan adalah:
a. Mulai dari survey untuk medapatkan foto, keadaan dan kondisi eksisting site perancangan, serta data lain yang dianggap perlu untuk mempermudah analisa yang akan dilakukan. Dengan melakukan survey lapangan didapat potensi dan masalah yang ada pada site perancangan. b. Data yang diperoleh dari studi literatur dan studi pustaka dihubungkan
dengan hasil pengamatan dari survey lapangan, sehingga muncul masalah dan potensi yang bisa dikembangkan untuk perancangan bangunan terhadap kondisi eksisting tapak
c. Dengan rangkaian analisis diatas, didapat solusi untuk masalah perancangan yang ada pada tapak dan banguan.
3.4 Prosedur /Pelaksanaan Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data primer dimulai dengan melakukan survey ke lokasi site perancangan untuk menggali informasi tentang kondisi site yang akan dirancang. Survey yang sudah dilakukan sebanyak 2 kali, yakni:
a. Hari : Kamis, 25 Februari 2016 Waktu : 11.00 WIB – selesai
Lokasi : Kecamatan Batang kuis, Kabupaten Deli Serdang b. Hari : Selasa, 15 Maret 2016
52 Waktu : 10.30 – selesai
Lokasi : Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang c. Hari : Kamis, 21 April 2016
Waktu : 10.00 – selesai
Lokasi : Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang
53 BAB IV
ANALISA PERANCANGAN
4.1 ANALISA KONDISI TAPAK DAN LINGKUNGAN 4.1.1 Lokasi
Gambar 4.1 Lokasi Site Perancangan Sumber.Pengolahan data primer
54 Kecamatan Batang Kuis berada di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan ini terletak di 3035 - 3041 LU dan 410 - 460 BT dengan ketinggian 4-30 meter diatas permukaan laut, memiliki topografi yang relatif datar. Kecamatan ini memiliki iklim tropis dengan suhu minimum 22,40 C dan suhu maksimum 320 C dengan tingkat penguapan 4,08 mm/tahun.Curah hujan di kecamatan Batang Kuis sebesar 1.821mm/tahun dan kecepatan angin sebesar 1,33 mm/tahun.
a. Kondisi lahan
Judul proyek : Hotel Transit Kualanamu Status proyek : Fiktif
Lokasi Tapak : Jalan Pringgan, Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten
Deli Serdang.
Batas – batas Site
Utara : perkebunan Selatan : Jalan Pringgan
Timur : rumah penduduk
Barat : rumah penduduk
Luas Lahan : ± 9000 m2 Kontur : relative datar
KLB : 9
KDB : 70% (RDTR kawasan disekitar
Kualanamu)
Luas Bangunan : ± 9000 m2 Ketinggian Bangunan : ± 46 meter Bangunan Existing : Tidak ada b. Potensi lokasi
Berada dikawasan Bandara Kuala Namu
Akses yang mudah dicapai baik dari bandara Kualanamu, Tol Balmehra, maupun Jalan Tol Medan, Tebing Tinggi, Kualanamu
55 Tingkat kemacetan rendah
Jauh dari kebisingan kota 4.1.2 Tata Guna Lahan
a. Tata guna lahan radius 0,8 km
: Site
: Rumah penduduk : Instansi pemerintah : Komersial
: Lahan kosong dan kebun
Gambar 4.2 Tata guna lahan radius 0,8 km Sumber.Pengolahan data primer
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa dalam radius 0,8 km meter belum tersedianya fasilitas hotel transit, hanya ada penginapan seperti rumah kos dan dalam radius itu didominasi oleh rumah penduduk satu lantai, sehingga sangat berpotensi untuk di bangun sebuah hotel transit yang juga dekat dengan bandara.
56 b. Kondisi sekitar site
: Site
: Rumah penduduk : Instansi pemerintah : Komersial
Gambar 4.3 Bangunan sekitar site Sumber.Pengolahan data primer
1. Rumah tak berpenghuni 2. Bagian depan lokasi site di samping kanan site
3. Rumah tak berpenghuni 4. Kantor desa Tumpatan Nibung
di samping kiri site
57 5. Rumah warga di depan site 6. Penginapan dan kosan di depan
site
7. perumahan warga depan site
Sekitar lokasi site didominasi oleh rumah warga dan lahan-lahan perkebunan, hanya sedikit bangunan dengan fungsi komersial di sekitar site.
4.1.3 Sirkulasi a. Lalu lintas
58 Gambar 4.4 Kondisi lalu lintas Jl. Pringgan
Sumber. Pengolahan data primer
Lokasi proyek Hotel Transit Kualanamu hanya dilewati oleh 1 jalan yaitu jalan Desa Tumpatan Nibung, jalan ini merupakan jalan lokal dengan lebar jalan 5 meter. Jalan yang ada didepan site ini tidak pernah mengalami kemacetan dan kondisinya sepi.
b. Pejalan kaki
59 Gambar 4.5 Kondisi badan jalan untuk pedestrian dijalan Pringgan
Sumber: Pengolahan data primer
Eksisting: Kondisi jalur pedestrian di depan site yang tidak tertata sampah berserakan, dan ditumbuhi rumput-
rumput liar.
Tanggapan: Belum memadai fasilitas pedestrian pada jalan Batang Kuis-Kualanamu sehingga perlu disediakan agar pejalan kaki dapat mengakses lokasi Hotel Transit Kualanamu dengan mudah. 4.1.4 Pencapaian
Gambar 4.6 Pencapaian ke lokasi site Sumber: Pengolahan data primer
60 Pencapaian menuju lokasi proyek Hotel Transit Kualanamu dapat dicapai dengan beberapa moda transportasi yang ada di kota Medan baik melalui angkutan pribadi maupun angkutan umum. Berikut ini adalah jalan yang bisa ditempuh ke lokasi proyek Hotel transit Kualanamu besarta jenis kendaraannya.
Jl. tol Balmehra Medan-Belawan--Jl. tol Balmehra Medan-Tj. Morawa--Simpang Kayu Besar--Jl. Batang Kuis.
Kendaraan: mobil, angkutan umum.
Jl. tol Balmehra Medan-Tj. Morawa-- Simpang Kayu Besar-- Jl. Batang Kuis.
Kendaraan: mobil, angkutan umum.
Akses jalan non tol Medan-Tj.Morawa-- Simpang Kayu Besar-- Jl. Batang Kuis
Kendaraan : mobil, sepeda motor, angkutan umum, becak. Lubuk pakam--Tanjung Morawa--Simpang Kayu Besar-- Jalan Batang Kuis--Jl. Batang Kuis Kualanamu.
Kendaraan: mobil, sepeda motor, angkutan umum, becak. Jl. Batang Kuis-Kualanamu dari bandara Kualanamu Kendaraan: mobil, sepeda motor, angkutan umum. Jl. Batang Kuis-Kualanamu dari bandara Kualanamu Kendaraan: mobil, sepeda motor, angkutan umum.
Jl. Letda Sujono--Jl. Raya Tembung-- Jl. Batang Kuis-Kualanamu Kendaraan: mobil, angkutan umum.
Jl. Bakaran Batu,Lubuk Pakam--Jl. Batang Kuis-Lubuk Pakam--Jl. Batang Kuis--Kualanamu
Kendaraan: mobil, sepeda motor, angkutan umum, becak.
Lubuk Pakam--Jl. Pantai Labu--Jl. Pantai Labu-Batang Kuis--Jl. Batang Kuis-Kualanamu.
Kendaraan: mobil, sepeda motor, angkutan umum, becak.
61 4.1.5 Kebisingan
Gambar 4.7 kebisingan disekitar site
Sumber: Pengolahan data primer
Jalan di depan site yang memiliki tingkat kebisingan yang rendah
karena hanya di lalui arus kendaraan warga sekitar dan pesawat yang melintasi daerah tersebut.
Tanggapan: Menambahkan buffer berupa pepohonan didepan site untuk megurangi intensitas kebisingan dari jalan Desa Tumpatan Nibung dan dari pesawat udara.
62 4.1.6 Vegetasi
Tanggapan: Pada area dalam site terdapat tanaman jagung dan tanaman-tanaman liar sehingga permukaan tanah tidak terlihat, untuk itu perlu pembersihan site untuk
membersihkan tanaman liat dan tanaman jagung.
Gambar 4.8 vegetasi didalam dan luar site
Sumber: Pengolahan data primer
Tanggapan: Pada area depan site terdapat beberapa pohon yang tidak tertata rapi sehingga perlu penataan kembali, pohon bagian site bisa sebagai penyaring debu dan kebisingan dari depan jalan Desa Tumpatan Nibung.
63 4.1.7 Matahari
Jam 06.00 WIB Jam 09.00 WIB
Jam 10.00 WIB Jam 12.00 WIB
Jam 15.00 WIB Jam 18.00 WIB
Gambar 4.9 Pembayangan pada site
Sumber: Pengolahan data primer
Tanggapan: Lokasi site perancangan menghadap jalan Batang Kuis Kualanamu dan berorientasi pada arah utara, sehingga bagian depan site tidak terkena terik panas
matahari, dan pada sisi samping bangunan yang terkena
64 terik panas matahari akan diberi bufferuntuk
mengurangi panas yang masuk. 4.1.8 View
a. View ke dalam site
Gambar 4.10 View ke dalam site yang merupakan kebun jagung Sumber: Pengolahan data primer
A B
C D
65 b. View keluar site
Gambar 4.11 View ke luar site Sumber: Pengolahan data primer
A B C
D E
F G
66
4.2 ANALISA FUNGSIONAL
4.2.1 Analisa Kebutuhan Kamar
Wisatawan mancanegara yang datang ke ke Sumatera Utara melalui bandara Kualanamu berdasarkan Sumatera Utara Dalam Angka 2015 adalah:
Tabel 4.1 Wisman yang datang ke Sumatera Utara melalui bandara Kualanamu
Sumber: Sumatera Utara dalam angka 2015
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Wiasatawan (orang)
162.410 192.650 205.845 225.550 234.724
Tabel 4.2 Pertumbuhan Wisatawan Mancanegara Di Sumatera Utara
Sumber: Pengolahan Data Primer
Tahun Jumlah wisman Pertumbuhan wisman
jiwa Persen(%)
2010 162.410 - -
2011 192.650 30.240 15,69
2012 205.845 13.198 6,41
2013 225.550 19.705 8,73
2014 234.724 9174 3,9
Jumlah 72.317 34,73
Jadi, angka pertumbuhan wisatawan mancanegara di sumatera utara adalah 34,73% dalam 5 tahun dan untuk per tahun adalah 6,95%.
Dengan menerapkan metoda geometrik untuk mengetahui jumlah wisatawan mancanegara di Sumatera Utara dengan proyeksi 10 tahun kedepan, maka pada tahun 2025 dapat dihitung pertumbuhannya, adapun cara menghitungnya sebagai berikut:
Pn = Po (1+r)n
Dimana: Pn = jumlah wisatawan mancanegara pada tahun ke-n Po = jumlah wisatawan mancanegara pada tahun awal 1 = angka konstan
67 r = angka pertumbuhan (%)
n = Jumlah rentang dari tahun awal ke tahun-n Sehingga untuk tahun 2025 adalah:
P25= P14(1+r)2025-2014
P25= 234.724 (1+0,0695)11
P25= 234.724 (1,0695) 11
P25= 491.525,63≈491.526
Jadi, proyeksi jumlah wisatawan mancanegara di Sumatera utara tahun 2025 adalah 491.526 orang.
Gambar 4.12 Jumlah Hotel dan Akomodasi menurut kelas dan Kabupaten/Kota 2014
Sumber: Pengolahan data primer
Berdasarkan data Sumatera Dalam Angka 2015 jumlah hotel bintang 3 yang ada di kabupaten Deli Serdang hanya ada 1 hotel, kurang untuk perkembangan pembangunan yang ada di deli serdang dimana akan dikembangkannya bandara Kualanamu menjadi aerotropolis, dengan justifikasi itu penulis merancang hotel bintang 3 didaerah kawasan Kualanamu.
Rata-rata persentasi wisatawan mancanegara Sumatera Utara yang menginap di hotel bintang 3 pada tahun 2014 adalah sebesar 5,68%, maka jumlah wisatawwan yang di proyeksikan :
491.526 x 8,56%= 42.074,59 orang
68 Jumlah kebutuhan kamar hotel bintang 3 tahun 2025 dapat ditentukan sebagai berikut:
Tabel 4.3 Lama menginap tamu pada hotel bintang 3 Sumber: Sumatera Utara dalam angka 2015
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata
Lama menginap
2,15 2,76 2,63 2,25 2,1 2,37
untuk menghitung kebutuhan tempat tidur berdasarkan periode kunjungan pertahun, rumus yangdigunakan sebagai berikut (Lawson & Boud-Bovy, 1998:194).
Bf = Ty x Sn 365Of
Dimana: Bf: Jumlah tempat tidur yang dibutuhkan
N: Jumlah wisatawan per periode waktu (yang menginap pada hotel bintang)
Sn: Rata-rata lama menginap Of : Faktor peluang menginap
Nilai 365 adalah jumlah hari dalam periode waktu yang digunakan. Faktor peluang menginap adalah adalah nilai kemungkinan menginap menggunakan fasilitas akomodasi. Asumsi mengenai faktor peluang ini dapat bervariasi, tetapi untul kebutuhan tempat tidur pertahun digunakan faktor 60%. Diasumsikan bahwa tidak 100% wisatwan menginap di hotel bintang 3, kemungkinan ada yang menginap di hotel berbintang lainnya atau hotel melati.
Dengan demikian jumlah tempat tidur yang dibutuhkan untuk hotel bintang 3 pada tahun 2025 di kabupaten deli serdang adalah:
Bf = . , x , � %
Bf = ,
69 Berdasarkan kondisi yang ada di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2014, jumlah tempat tidur hotel yang tersedia adalah 136 tempat tidur.
Untuk menghitung kebutuhan jumlah kamar adalah: Rf = Bf Pr
Dimana: Rf: Total jumlah kamar yang diperlukan Bf : Total jumlah tempat tidur yang diperlukan
Pr : Jumlah rata-rata nilai hunian kamar (jumlah orang perkamar)
Nilai rata – rata hunian kamar yang biasa digunakan adalah 1,7 dengan asumsi bahwa setiap kamar biasanya lebih banyak ditempati oleh 2 orang. Sedangkan untuk orientasi bisnis, nilai yang digunakan lebih rendah yaitu 1,2 dengan asumsi bahwa satu kamar biasanya ditempati oleh 1 orang (Inskeep,1991:136). hotel ini berorientasi bukan pada bisinis jadi nilai rata-rata hunian kamar yang digunakan adalah 1,7.
Rf = ,,
Rf = , ≈ 268 kamar
Untuk perancangan hotel transit kualanamu diasumsikan dapat menampung 38 % dari kapasitas yang dibutuhkan yaitu:
38% x 268 kamar=101.8≈102 kamar
Dalam buku Sistem Bangunan Lanjut luas lantai bruto hotel bintang 3 adalah 100 m2 per kamar , jadi untuk Hotel Transit Kualanamu yang memiliki kamar sebanyak 102 kamar memiliki luas bruto keseluruhan sebesar 10.200 m2. 4.2.2 Analisa Kegiatan
Deskripsi kegiatan pengguna hotel akan dijabarkan sebagai berikut : a. Kegiatan Utama
Kegiatan utama adalah kegiatan yang berhubungan tamu hotel yang menginap di hotel.
70 Gambar 4.13 Alur Kegiatan Tamu Hotel
Sumber: Pengolahan data primer
b. Kegiatan Pelayanan
Kegiatan pelayanan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengelola hotel untuk melayani tamu. Kegiatan pelayanan dikelompokan menjadi tiga yaitu: pengelolaan, penerimaan dan servis
Gambar 4.14 Alur Kegiatan Pelayanan Hotel
Sumber: Pengolahan data primer Datang
Parkir
Reseptionist,
Check In Kamar
Menikmati Fasilitas Check Out
Pergi
Datang
Parkir
Ganti Pakaian Bekerja
Pengelolaan
Menerima Tamu
Melayani Tamu Istirahat
Bekerja Pulang
71 4.2.3 Diagram Organisasi Ruang
Gambar 4.15 Diagram Organisasi Ruang
Sumber: Pengolahan data prime
72 4.2.4 Zoning
Gambar 4.16 Zoning
Sumber: Pengolahan data primer
Keterangan: : Zona Publik : Zona Servis : Zona privat 4.2.5 Progam Ruang
Standar, kapasitas, jumlah, luas ruang pada desain akan dijabarkan sebagai berikut:
73 Tabel 4.4 Program ruang front of the house
Sumber: Pengolahan data primer
Front of the house
Fasilitas kegiatan
Kebutuhan
ruang Standar
Jumlah
(unit) Kapasitas
Luas pada desain sumber Guest room Standart
room 24m
2/unit 54 2 1296m2 MHPD
Suite Room 48 m2/unit 48 4 2302m2 NAD Total 3600 m2 Sirkulasi 30% 1080 m2 Total luas keseluruhan 4680 m2
Lobby
Lobby/ hall 1,0 m2/unit 1 102 unit 102 m2 AH Lounge/
seating area 1,4 m
2/seat 1 110 seat 154 m 2
m2 MHPD
Bellman
station 1 6 orang 4 m
2 Analisa
Car call 1 3 orang 4m2 Analisa
Security dan
cctv 2 3 orang 20 m
2 Analisa
Registration 0,3 m 2/
kamar 1
102
kamar 30,6 m
2 NAD Telephone
operator
0,4
m2/kamar 1 102kamar 40,8 m
2 NAD
Mail message
0,3 m2/
kamar 1 102kamar 30,6 m
2 NAD
Toilet 1.02m²/
orang 2 16 orang
16,32
m2 NAD
elevator 0.36m²/
orang 4 16orang
23,04
m2 SBT
74
Emergency
stair 1 2 unit 40 m
2 Analisa Total 465,36m2 Sirkulasi 30% 139,6 m2 Total luas keseluruhan 604,96 m2
Fitness and gym, sauna
Ruang
fitness 5m²/orang 1 45 orang 200 m² NAD
Ruang
sauna 1 20 orang 96 m² NAD
Mushalla
Mushalla 1,25/orang
berdiri 30 orang 36m² Analisa
Tempat
wudhu 2 10 orang 20 m² Analisa
Total 352 m² Sirkulasi 30% 105,6 m² Total luas keseluruhan 457,6 m²
Retail/ rented space
Travel agent 0.8m²/
kamar 2
102
kamar 163 m
2 AH
Money changer
0.8m²/
kamar 2
102
kamar 163 m
2 AH
ATM 1 5 unit 10 m² Analisa
Drug store 79,65m²/
unit 1 1 unit
79,65
m² AH
Klinik 1 5 orang 36 m2 Analisa
Mini market 50 orang 90 m2 Analisa
Toko souvenir
0.8m²/
kamar 3
102 kamar
224,8
m2 AH
75 Total 766,45 m² Sirkulasi 30% 229,935 m² Total luas keseluruhan 996,38 m²
Food and beverage
restaurant
seat area 2 m
2/seat 1 80 seat 160 m2 MHPD
restaurant kitchen
Cooking area
1,4m²/ jumlah orang yang dilayani
1 80 orang 112 m2 MHPD
Gudang peralatan dan perlengkapan
0,4 m2/
kamar 1
102
kamar 40,8 m
2 MHPD
Room service
0,2 3m²/ jumlah orang yang dilayani
1 80 orang 18,4 m2 NAD
Ruang saji
0,2 3m²/ jumlah orang yang dilayani
1 80 orang 18,4
m2 NAD
Ruang saji coffee shop
0,3m²/ jumlah orang yang
dilayani
1 80 orang 24 m2 NAD
Diswahing
area 1 1unit 20 m² Analisa
Gudang kering
0,4 m2/
kamar 1
102
kamar 40,8m
2 MHPD
Gudang dingin
0,4 m2/
kamar 1
102
kamar 40,8 m
2 MHPD
76 restoran
khusus 2 m²/orang 1 50 orang 100 m
2 NAD
Coffee shop
Dapur
0,6 m²/ jumlah orang yang
dilayani
1 60 orang 36 m2 MHPD
Ruang makan
2.25x1.8
m²/4 orang 1 60 orang
60,75
m2 NAD
Toilet 1.02m²/
orang 2 8 8,16 m² NAD
Kasir 1 5 9 m² Analisa
Total 689,06m2 Sirkulasi 30% 206,71 m2 Total luas keseluruhan 895,77 m2
Tabel 4.5 Program Ruang Back Of The House
Sumber: Pengolahan Data Primer
Back of the house
Fasilitas kegiatan
Kebutuhan
ruang Standar
Jumlah (unit) Kapasi tas Luas pada desain sumber Administr ation area
General
manager 18,5 m
2/ unit 1 1 unit 18,5 m2 MHPD
Assistant general manager
9,5 m2/unit 1 1 unit 9,5 m2 MHPD
Secretaries 9,5 m2/unit 1 1unit 9,5 m2 MHPD
Front Front office 11,5 m2/unit 1 1unit 11,5 m2 MHPD
77 office manager
front office
staff 1 1unit 40 m
2 Analisa
HRD
Ruang manager HRD
11,5 m2/unit 1 1unit 11,5 m2 MHPD
Ruang
training 1 1unit 40 m
2 Analisa
Sales and marketing
Ruang manager marketing
11,5 m2/unit 1 1unit 11,5 m2 MHPD
Ruang staff 1 1unit 40 m2 Analisa
Financial Ruang
manager 11,5 m
2/unit 1 1unit 11,5 m2 MHPD
Ruang staff 1 1unit 40 m2 Analisa
Food and bavarage
Ruang
manager 11,5 m
2/unit 1 1unit 11,5 m2 MHPD
Ruang staff 1 1unit 40 m2 Analisa
Engineer manager
Ruang
manager 11,5 m
2/unit 1 1unit 11,5 m2 MHPD
Ruang staff 1 1unit 40 m2 Analisa
Security departeme nt
Ruang chief and staff
11,5 m2/unit 1 1unit 11,5 m2 MHPD
78
Pos satpam 3 1unit 36 m2 Analisa
Total 394 m2 Sirkulasi 30% 118,2 m2 Total luas keseluruhan 512,2 m2
Servis karyawan
Ruang makan dan istirahat
1 m2/ kamar 1 102
kamar 102 m
2 NAD
Ruang
locker 1
60
orang 42 m
2 Analisa
Pantry 1 5 orang 32 m2 TSS
Toliet 1.02m²/
orang 2
10
orang 20 m
2 NAD
Total 196 m2 Sirkulasi 30% 58,8 m2 Total luas keseluruhan 254,8 m2
House keeping and laundry
Linen storage and sorting
0.4m²/
kamar 2
140
kamar 112 m² NAD
Solid linen room
0.4m²/
kamar 2
120
kamar 112 m² NAD Laundry 59 m²/ unit 1 1 unit 59 m² NAD Valet
laundry 1
30
orang 36 m² Analisa Room boys
station and janitor
1 6 orang 60 m² Analisa
Housekeepi
ng 9,5 m²/unit 1 1 9,5 m² MHPD
79 Total 388,5 m² Sirkulasi 30% 116,55 m² Total luas keseluruhan 505,05 m²
Receiving and storage
Loading
dock 24 m
2/ mobil 1 2 mobil 48 m2 NAD
Receiving area and office
1 5 orang 32 m2 Analisa
Purchasing
office 1 5 orang 37,5 m
2 Analisa
general store and check point
12m²/unit 1 2 orang 12 m2 NAD
Total 179,5 m2 Sirkulasi 30% 53,85 m2 Total luas keseluruhan 233,35 m2
Mekanikal elektrikal
Ruang
pompa 1
140
kamar 32 m² Analisa
Ruang STP 1 1 unit 50 m² Analisa
Ruang PLN 1 140
kamar 32 m² Analisa Transformat
or room 1 1 unit 20 m² Analisa
electrical switch main room MDP
1 140
kamar 20 m² Analisa
Distribution
panel 1 8 unit 24 m² Analisa
80 Generator
set 1 2 unit 40 m² Analisa
Chiller 2 2 unit 80 m² Analisa
Air handling unit
2 2 unit 40 m² Analisa
Cooling
tower 1 4 unit 3 m² Analisa
Elevator machine room
26m2/ 12
orang 4
24
orang 51 m² SBT
Telephone equipment room
1 60 unit 30 m² Analisa
Ruang
sampah 50 m²/unit 1 1 unit 50 m² MHPD
Total 472 m² Sirkulasi 30% 141,6 m² Total luas keseluruhan 613,6 m²
Total 4.6 Kebutuhan Ruang Dan Besaran Ruang Secara Keseluruhan
Kebutuhan ruang Luas ruang
Front of the house
Guest room 4680 m2
Lobby 604,96 m2
Fitness and gym, sauna dan Mushalla
457,6 m²
Retail/ rented space 996,38 m² Food and beverage 895,77 m2
Back of the house Administration area 512,2 m2
81 Servis karyawan 379,08 m2
Receiving and storage 233,35 m2 House keeping and
laundry 254,8 m²
Mekanikal elektrikal 613,6 m² Total luas kebutuhan 9617,74 m² Sumber: Pengolahan data primer
Keterangan: NAD : neufert architect's data jilid 1 dan 2 SBT : Struktur Bangunan Tinggi
MHPD : Metric Handbook Planning and Design Data
AH : Architect handbook
TSS : Time saver standart for building types Analisa
Kebutuhan area parkir Hotel Transit Kualanamu
Dalam buku Struktur Bangunan Tinggi, standar parkir untuk hotel bintang 3 dihitung 1 slot parkir untuk 7 unit kamar. Jadi, jumlah parkir Hotel Transit Kualanamu yang memliki jumlah kamar sebanyak 102 kamar adalah: 102/7= 14,57 ≈ 15 slot parkir.
Total luasan parkir roda 4 untuk tamu Hotel Transit Kualanamu adalah: 15 x12,5 m2= 187,5 m2
Untuk jumalah parkir bus diasumsikan tersedia 2 parkir bus, jadi total luasan untuk parkir bus adalah: 2x30=
60 m2
Untuk parkir kendaraan roda 4 pengelola/karyawan dihitung perkamar, 1 slot parkir diasumsikan untuk 10 kamar. Jadi, jumlah parkir pengelola/karyawan yang memiliki jumlah kmar sebnayak 102 kamar adalah: 102/10= 10 slot parkir. Total Luasan parkir roda 4 untuk pengelola/karyawan Hotel transit Kualanamu adalah 10x12,5 m2= 125 m2
82 Untuk parkir kendaraan roda 2 karyawan diasumsikan 70 slot parkir,
sehingga luas parkir roda 2 adalah: 70x2m2=140 m2
Total luas areal parkir Hotel transit Kualanamu adalah: 187,5 m2 +60 m2 +125 m2 +140 m2 = 512,5 m2. Dengan sirkulasi 30%, maka total luasan parkir untuk Hotel Transit Kualanamu adalah: 512,5 m2 + (30%x512 m2 ) = 666,25 m2. Jadi, total luas keseluruhan bangunan Hotel Transit Kualanamu adalah 9617,74 m² + 666,25 m2=10.283,99m2
4.2.6 Bentuk
Dari unsur geometri t diketahui bahwa bentuk-bentuk umum adalah berupa lingkaran dan berbagai variasi tak terbatas dari bentuk polygonal yang dapat dimasukkan kedalam lingkaran tersebut.Dari sekian banyak bentuk tersebut, dapat dikenali sebagai bentuk dasar adalah lingkaran, segitiga, dan bujur sangkar. (Form, Space, and Order (D.K. Ching, Francis. 1996 : 38)
a. Lingkaran
Lingkaran memiliki sifat terpusat dan terkesan dinamis. Lingkaran adalah suatu yang terpusat, berarah ke dalam dan pada umumnya bersifat stabil dan dengan sendirinya menjadi pusat dari lingkungannya. Penempatan sebuah lingkaran pada pusat suatu bidang akan memperkuat sifat dasarnya sebagai poros. Menempatkan garis lurus atau bentuk-bentuk bersuduat lainnya disekitar bentuk lingkaran atau menempatkan suatu unsure menurut arah kelilingnya, dapat menimbulkan perasaan gerak putar yang kuat.
83 b. Bujur sangkar
Bujur sangkar menunjukkan sesuatu yang murni dan rasional. Bentuk ini merupakan bentuk yang statis dan netral serta tidak memiliki arah tertentu.Bentuk-bentuk segi empat lainnya dapat dianggap sebagai variasi dari bentuk bujur sangkar-yang berubah dengan penambahan tinggi atau lebarnya.Seperti juga segitiga, bujur sangkar tampak stabil jika berdiri pada salah satu sisinya dan dinamis jika berdiri pada salah satu sudutnya. c. Segitiga
Segitiga menunjukkan stabilitas dan kuat.Apabila terletak pada salah satu sisinya, segitiga merupakan bentuk yang sangat stabil. Jika diletakkan berdiri pada salah satu sudutnya, dapat menjadi seimbang bila terletak dalam posisi yang tepat pada suatu keseimbangan, atau menjadi tidak stabil dan cederung jatuh ke salah satu sisinya.
Tabel 4.7 Analisa Bentuk Dasar Bangunan
Kriteria Bentuk dasar massa bangunan
Lingkaran Persegi Segitiga
Kesesuaian bentuk Baik Baik Kurang baik
Orientasi bangunan Baik, orientasi jelas
Baik, orientasi kesegala arah
Tidak jelas
Efisiensi ruang Efisien Kurang
efisien Tidak efisien
[image:36.596.140.506.548.720.2]84 Sistem struktur dan
kontruksi bangunan Lebih mudah Cukup sulit mudah
Kesan yang dicapai Baik Baik Kurang baik
Ekonomi bangunan Lebih hemat Hemat Tidak ekonomis Sumber: Arsitektur: Bentuk Ruang dan Susunannya
4.3 ANALISA TEKNOLOGI
4.3.1 Analisa Struktur
[image:37.596.210.442.321.507.2]Ketentuan yang perlu diperhatikan pada bangunan tinggi adalah perbandingan antara tinggi bangunan dan lebar bangunan.Hal ini dimaksudkan agar bangunan aman terhadap gaya lateral dan proposional.
Gambar 4.17 Struktur Dengan Bahan Baja
Sumber: Sistem Bangunan Tinggi
Gambar diatas memperlihatkan sistem struktur untuk bangunan tinggi yang menggunakan bahan beton (beton bertulang). Terlihat bahwa portal kaku (rigid Frame) hanya dapat digunakan untuk bangunan dengan ketinggian maksimal 20 lantai. Jika bangunan ingin mencapai ketinggian sampai 50 lantai, maka portal harus diperkaku dengan dinding geser ( rigid rame-shear wall). bangunan dengan struktur beton hanya dapat digunakan untuk ketinggian maksimal 80 lantai.
85 Gambar 4.18 Struktur Dengan Bahan Baja
sumber: Sistem bangunan tinggi
Bangunan tinggi yang menggunakan bahan struktur baja (baja komposit dapat digunakan sampai ketinggian 140 lantai. Dari kedua bangunan di atas dapat disimpulkan bahwa bahan struktur baja lebih mampu mendukung bangunan yang lebih tinggi dibandingkan sistem yang sama pada struktur beton. Pada struktur baja yang perlu dilindungi terhadap bahaya kebakaran dengan bahan-bahan yang dapat meredam panas, seperti beton, beton ringan, gipsum atau lapisan vermiculite.
a. Struktur Pondasi
Struktur pondasi utama bangunan ini menggunakan pondasi tiang pancang. Pondasi ini dipilih karena proyek Hotel Transit Kulanamu adalah bangunan tinggi 8 lantai, sehingga diperlukan pondasi yang kuat untuk menahan beban yang ada.
b. Sistem sirkulasi
Terdapat dua sistem sirkulasi yaitu sirkulasi vertikal dan horizontal. Sistem sirkulasi vertikal yang digunakan pada bangunan ini adalah tangga dan lift., untuk sistem sirkulasi horizontal pada hotel adalah koridor.
c. Pemisah bangunan (dilatasi)
Dilatasi baik digunakan pada pertemuan antara bangunan yang rendah dengan yang tinggi, antara bangunan induk dengan bangunan sayap dan bagian bangunan lain yang mempunyai kelemahan geometris. Suatu
86 bangunan yang besar perlu dibagi menjadi menjadi beberapa bangunan yang lebih kecil, dimana tiap bangunan dapat bereaksi secara kompak dan kaku dalam menghadapi pergerakan bangunan yang terjadi.
4.3.2 Analisa Utilitas
a. Plumbing
Sistem air bersih
Kebutuhan air dalam sehari dapat dihitung berdasarkan peralatan dan banyaknya orang yang memakai peralatan tersebut. Pemenuhan air bersih direncanakan berasal dari PAM dan air hujan untuk kebutuhan cadangan.
1. PDAM
Sirkulasi aliran bersih pertama berasal dari PDAM menuju meteran kemudian ke penampung air sentral dilanjutkan ke pompa dan terakhir dialirkan ke penampungan air penunjang lainnya.
Jenis pendistribusian air bersih : Up Feed Riser System
Air dari PAM atau sumur masuk reservoir, yang kemudian dipompakan ke atas, disebarkan ke seluruh ruangan. Sistem ini menggunakan energi listrik dengan bantuan pompa listrik.
Down Feed Riser System
Air dari PAM atau sumur dipompakan ke atas, baru kemudian dialirkan turun ke seluruh ruangan. Sistem ini memanfaatkan gravitasi dan membutuhkan ruangan khusus untuk tangki pada lantai-lantai atas.
2. Air hujan
Sistem pemanfaatan air hujan (SPAH) terdiri atas sistem penampungan air hujan dan sistem pengolahan ai r hujan. Sistem pemanenan air hujan terdiri dari tiga elemen dasar yaitu area lokasi, sistem alat angkut dan fasilitas penyimpanan. Sistem pengangkutan biasanya terdiri dari talang atau pipa yang mengalirkan air hujan ke tangki penyimpanan. Air disimpan dalam tangki penyimpanan yang
87 terbuat dari bahan inert. Beton bertulang, fiberglass atau stainless steel adalah bahan yang cocok.
Sistem air kotor
Sistem air kotor pada bangunan akan diproses dulu sebelum akhirnya di alurkan melalui saluran pembuangan kota.
b. Elektrikal
Sumber daya listrik utama bangunan berasal dari PLN melalui jaringan listrik kota
c. Pengkondisian Udara
Pengkondisian udara yang akan diterapkan pada bangunan ini yaitu pengkondisian alami serta pengkondisian buatan. Pada pengkondisian alami menggunakan udara luar dalam bangunan dengan cara ventilasi silang. Pengkondisian buatan digunakan untuk ruang tertutup yang membutuhkan kondisi udara yang stabil dan nyaman.
4.4 ANALISA PENERAPAN TEMA
Penerapan tema Arsitektur hijau pada bangunan yang dirancang dapat dilakukan melalui cara sebagai berikut :
a. Mewujudkan suatu kawasan dengan perbandingan antara luas hijau dengan lahan terbangun yang sesuai.
b. Mengembangkan tata vegetasi yang baik.
c. Mengembangkan bangunan hijau yang terigrentasi dengan alam dan mengkonversi energi.
d. Melakukan proses Recycle, Reuse, dan Reduce untuk air dan limbah. Penerapan tema arsitektur hijau pada bangunan proyek Hotel Transit Kualanamu yang akan dirancang dapat dilakukan melalui berbagai cara sebagai berikut:
1. Membuat atap hijau ( roof – garden atau green roof )
Green roof adalah atap bangunan yang ditanami oleh vegetasi atau media tanaman. Green roof dapat membantu dalam mengoptimalkan suhu udara sekitar bangunan dan mengurangi nilai suhu yang akan masuk ke dalam bangunan. Roof Garden menjadi solusi peningkatan area hijau tanpa
88 mengubah lahan. Roof garden dimanfaatkan seefektif mungkin sebagai penghijauan, perputaran udara, dan sebagai penghalang panas berlebih kepada bangunan.
Gambar 4.19 Detail Roof Garden
Sumber:
http://www.lib.uchicago.edu/e/webexhibits/sustainability/images/sust31.jpg
2. Pengolahan air hujan
Pengolahan air hujan adalah sistem pengolahan air hujan. menangkap dan menyimpan air hujan dalam kuantitas besar yang digunakan untuk keperluan bangunan. Sistemnya sangat gampang dan cepat untuk dipasang. Dengan sistem ini dapat diprediksikan menyelamatkan konsumsi air sebesar 50%. Dengan penerapan seperti ini secar tidak langsung akan ,membantu penghematan penggunaan air bersih.
3. Menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan
Material yang akan digunakan untuk pembangunan Hotel Transit Kualanamu ini adalah material yang ramah lingkungan dan memiliki dampak paling minimal terhadap lingkungan. Material termasuk material ramah lingkungan adalah material yang tahan lama dan dapat didaur-ulang, material juga dapat berupa material yang member efek positif terhadap lingkungannya, seperti pada udara, tanah, dan
89 air.Berikut adalah kriteria pemilihan bahan bangunan yang ramah lingkungan.
Bahan bangunan dapat dipakai kembali
Pemakaian kembali bahan bangunan pada lokasi pembangunan memberikan keuntungan yang besar pada alam dari pada membuangnya. Material bangunan harus dapat di pakai kembali untuk mengurangi sampah.
Kemampuan material untuk diolah kembali dapat dilihat pada saat material telah digunakan. beberapa materian yang dipakai kembali adalah rangka bajadan beton bertulang, gypsum wallboard dan facing paper, pane; plafon akustik dan sistem penggantungnya.
4. Menggunakan perabot dalam bangunan yang hemat energi
Seiring berkembangnya teknologi saat ini, banyak perabot-perabot yang mengusung konsep eco-friendly, dimana dalam konsep ini meminimalkan penggunaan, bahan dan material perabot terhadap lingkungan, ini menunjukan bahwa perabot eco-friendly ini cocok digunakan untuk bangunan dengan tema arsitektur hijau.
90
4.5 KESIMPULAN
Kesimpulan dari analisa di atas adalah:
a. Luas kebutuhan ruang untuk Hitel Transit Kualanamu ini adalah sebesar 10.283,99m2
b. Bentuk dasar dari massa bangunan yang akan dipakai adalah persegi karena efisiensi ruang, kesesuaian bentuk , dan orientasi baik dan ekonoi bangunannya lebih hemat.
c. Hotel Transit kualanamu ini memakai struktur rigid frame karena jumlah lantainya kurang dari 20 lantai
d. Hotel transit ini menerapkan tema arsitektur hijau.Penerapan tema green architecture pada bangunan dilakukan melalui berbagai cara sebagai berikut:
Membuat atap hijau ( roof – garden atau green roof ) Sistem penampungan dan pengolahan air hujan
Menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan yang dapat didaur ulang dan dipakai kembali
Menggunakan perabot dalam bangunan yang hemat energi
91 BAB V
KONSEP
5.1 PENERAPAN TEMA DALAM BANGUNAN
5.1.1 Orientasi Bangunan
Orientasi Tapak bangunan menghadap ke selatan, sehingga menguntungkan dalam orientasi bangunan. Bangunan dirancang menghindari sinar matahari dengan tujuan utama untuk mengurangi jumlah panas yang masuk ke dalam bangunan.
5.1.2 Roof Garden
Roof Garden berperan mengurangi panas yang masuk ke dalam bangunan sebab tumbuh-tumbuhan dapat menyerap panas di sekitarnya dan menguapkannya, sehingga suhu atap dapat lebih rendah. . Roof Garden menjadi solusi peningkatan area hijau tanpa mengubah lahan. Roof garden dimanfaatkan seefektif mungkin sebagai penghijauan, perputaran udara, dan sebagai penghalang panas berlebih kepada bangunan.
Roof garden juga didesain dengan tujuan menjadi alternatif tempat istirahat bersama yang merangkap tempat sosialisasi bagi para tamu hotel.
5.2 KONSEP SITE 5.2.1 Zona Ruang luar
Zona ruang luar bangunan di bagi menjadi 2, yaitu publik yang peruntukannya untuk tamu hotel dan servis.
92 Gambar 5.1 Zona ruang luar Bangunan secara horizontal
Sumber: penulis Keterangan:
: zona untuk tamu hotel : zona untuk servis 5.2.2 Sirkulasi ruang luar
Hotel Transit Kualanamu memiliki jenis pencapaian langsung yaitu jenis pencapaian yang langsung ke arah bangunan. Site hanya di lalui satu jalan yaitu jalan pringgan jadi pintu masuk ke site hanya satu, sehingga perlu dipisah antara sirkulasi untuk publik dan servis sehingga tidak terjadi cross sirkulasi di ruang luar bangunan.
[image:45.596.166.489.97.345.2]93 Gambar 5.2 Sirkulasi Bangunan secara horizontal
Sumber: penulis Keterangan:
: sirkulasi untuk tamu hotel : Sirkulasi untuk servis
5.3 KONSEP BANGUNAN
5.3.1 Massa Bangunan
Bentukan massa bangunan merupakan organisasi ruang didalamnya yang terpusat, sehingga cenderung berbentuk beraturan. Struktur hotel yang berbentuk rigid juga mempengaruhi bentuk bangunan. Selain itu bentuk site yang memanjang dari selatan ke utara juga berpengaruh.
Bentukan massa untuk kamar tidur pada hotel merupakan bagian terbesar dalam bangunan maka kunci perancangannya.
[image:46.596.159.494.84.331.2]94 Gambar 5.3 bentukan massa untuk kamar tidur tipikal hotel
Sumber: Data arsitek Jilid satu edisi kedua
Bentukan A: Memungkinkan untuk dikembangkan menurut bentuk L dan U, yang diterapkan pada lahan yang lapangdan membentuk taman di tengah, bentuk ini hanya memerlukan 2 daerah untuk tangga.
Bentukan B: Memungkinkan dibangun menyilang, cukup ekonomis walaupun dibutuhkan 3 tangga
Bentukan C: Dapat juga dikembangkan menjadi bentuk L dan U diatsa lahan yang lapang dengan taman di tenah tetapi tidak ekonomis dan tidak banyak di pakai.
Bentukan D: sirkulasi semua ditengah, bentuk cukup terpadu, dapat diterapkan di lahan yang sempit, dan memungkinkan pengembangan bentuk menara.
Bentukan E dan F: membutuhkan 3 tangga, strukturnya lebih rumit dibandigkan dengan bentuk massa yang tegas.
Bentukan G dan H: lengkungan cekung menyebabkan peletakan kamar tidur pada sisi luar kamar mandi yang menyempit sehingga terlihat kaku.
[image:47.596.274.407.98.326.2]95 Berdasarkan penjelasan diatas dapat di simpulkan bahwa bentukan massa yang sesuai dengan stuktur rigid adalah bentukan D. peletakan sirkulasi vertikal ditengah (core) baik untuk sirkulasi tamu hotel dan sirkulasi servis.
Gambar 5.4 bentukan massa hotel Sumber: penulis
5.3.2 Zoning Bangunan
Ruang-ruang yang termasuk ke zona publik di lantai dasar antara lain; entrance, resepsionis, lounge, restoran, coffee shop, atm centre, kamar mandi dan mushalla. Pada area resepsionis, ruang yang bersifat publik antara lain; bell man and car call, cctv and security, mail massage, dan operator telepon. satu, pada lantai termasuk kedalam zona semi publik yang penggunanya hanya untuk para tamu hotel, sedangkan unit-unit kamar yang sifatnya privat terletak di lantai-lantai di atasnya.
[image:48.596.191.467.163.478.2]96 Gambar 5.5 Zoning Bangunan secara horizontal
Sumber: penulis Keterangan:
: Zona Publik : Zona servis
5.3.3 Sirkulasi dalam Bangunan
Gambar 5.6 Sirkulasi Bangunan secara horizontal Sumber: penulis
[image:49.596.171.490.80.283.2] [image:49.596.118.544.405.677.2]97 Keterangan:
: sirkulasi untuk tamu hotel : Sirkulasi untuk servis
Sirkulasi horizontal pada bangunan di bagi menjadi 2 yaitu sirkulasi untuk tamu hotel dan sirkulasi untuk servis. Sirkulasi untuk tamu hotel dirancang jelas dan terarah, tamu hotel masuk dari depan sedangkan untuk sirkulasi servis dari bagian belakang bangunan. Sirkulasi vertikal berupa lift terletak yang di tengah bangunan dan juga di bagi menjadi sirkulasi untuk tamu hotel dan sirkulasi untuk servis.
5.4 KONSEP STRUKTUR 5.4.1 Struktur Bangunan
Struktur utama bangunan berupa kolom-kolom yang berpola grid. Sistem struktur ini dipilih karena ideal untuk bangunan dibawah 20 lantai dan ideal untuk tipe kamar hotel yang tipikal. Dengan struktur ini maka dapat disusun layout ruang-ruang dalam yang lebih efisien.
Berikut penjelasan elemen-elemen struktur bangunan: a. Pondasi
Struktur bangunan bagian pondasi ini menggunakan pondasi tiang pancang. Pondasi tiang pancang adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu.
Gambar 5.7 Pondasi Tiang pancang sumber: google
[image:50.596.257.369.543.680.2]98 b. Dinding
Struktur pada dinding menggunakan dinding hebel precast, kemudian diakhiri dengan pembuatan tekstur maupun cat tembok. Alasan pemilihan dinding hebel precast karena lebih ringan sehingga mengurangi beban struktur serta waktu pengerjaan yang cepat sehinnga bisa menghemat waktu Selain itu juga terdapat bahan penutup dinding lainnya seperti kaca, kayu untuk menampilkan kesan alami dari suatu bangunan.
c. Lantai
Struktur lantai pada bangunan hotel transit kualanamu ini menggunakan steel deck. Penggunaan steel deck bisa menghemat penggunaan perancah atau tiang-tiang penyangga saat proses pengerjaan.
5.5 KONSEP UTILITAS BANGUNAN 5.5.1 Sistem Air Bersih
Kebutuhan air bersih pada bangunan direncanakan berasal dari PDAM dan air hujan.
a. PDAM
Sirkulasi aliran bersih pertama berasal dari PDAM menuju meteran kemudian ke penampung air sentral dilanjutkan ke pompa dan terakhir dialirkan ke penampungan air penunjang lainnya.
99 Gambar 5.8. Diagram skema air bersih
Sumber : pengolahan data primer b. Air Hujan
Sistem pemanfaatan air hujan (SPAH) terdiri atas sistem penampungan air hujan dan sistem pengolahan air hujan .
kelebihan
dialirkan
melaui pipa
Gambar 4.9 Skema penampungan air hujan
Sumber: KelAir Badan pengkajian dan penerapan teknologi, pengolahan data sekunder T oilet Sprinkler Fire House Chiller Pompa Reservoir Bawah M eteran PDAM
Pompa Fire Hydrant Dapur restoran Kamar Reservoir Atas
Air hujan
Bak
penampungan Disaring menggunakan
media pasir dan kerikil dan masuk ke unit sistem pengolahan air hujan menjadi air bersih sumur resapan
[image:52.596.125.539.76.666.2] [image:52.596.161.525.81.336.2]100 Gambar 4.10 Skema pengolahan air hujan
Sumber: KelAir Badan pengkajian dan penerapan teknologi, pengolahan data sekunder
5.5.2 Pengolahan Limbah a. Air Kotor
a.
Gambar 4.11 Skema air kotor Sumber: pengolahan data prime Air hujan di bak
penampungan Statix mixer
multimedia filter berisi kerikil pasir silika, mangan zeolit
filter ion, menghilangkan kalsium logam berat
dan warna catrigde filter,
menyaring kotoran lembut tangki
penampungan air bersih
ultrafiltrasi bak penampungan
air bersih unit mikrofilter
unit sterilisator ultraviolet Air siap minum
dan siap pakai
Dapur Toilet kamar
Penampung Sewage
Treatment Plan
Saluran Pembuangan
Kota
Washtafle Menyiram
tanaman
[image:53.596.119.531.108.452.2]101 b. Limbah padat
Gambar 4.12 Skema Limbah padat Sumber: pengolahan data primer 5.5.3 Sistem Elektrikal
Sumber daya listrik utama bangunan berasal dari PLN melalui jaringan listrik kota
Gambar 4.13 Skema elektrikal dengan sumber PLN Sumber: pengolahan data prime
PLN
Gardu Meteran Main Panel
Generator Panel Lighting Panel Power Panel Pompa Panel AC Panel Fire Alarm a Pompa Mesin AC Distribusi panel
lift Mesin lift Panel
Panel
Distribusi
Distribusi
Septic Tank Pompa
Saluran Pembuangan
Kota Kloset
[image:54.596.122.514.342.665.2]102 5.5.4 Sistem Transportasi Vertikal
Bangunan Hotel Transit Kualanamu dirancang terdiri dari beberapa level / lantai. Oleh karena itu, dibutuhkan fasilitas sirkulasi vertikal yang memadai yaitu berupa lift. Kelebihan menggunakan lift antara lain:
- Pencapaian langsung ke tiap lantai - Waktu tempuh lebih singkat
- Kapasitas bergantung pada ukuran, jumlah, dan kecepatan lift - Mampu mengangkat banyak orang sekaligus dan tidak melelahkan.
103 BAB VI
PERANCANGAN ARSITEKTUR
6.1 GAMBAR ARSITEKTURAL
6.1.1 PERSPEKTIF
[image:56.1191.180.981.213.668.2]104
105 6.1.2 SITE PLAN
106 6.1.3 GROUNDPLAN
107 6.1.4 DENAH
108
109
110
111
112 6.1.5 TAMPAK
113
114
115
116 6.1.6 POTONGAN
117
118
6.2 GAMBAR STRUKTURAL
6.2. 1 PONDASI
[image:71.1191.199.1064.136.728.2]119 6.2. 2 PEMBALOKAN
120
121 6.3 GAMBAR UTILITAS
6.3.1 SANITASI
[image:74.1191.205.1073.119.728.2]122
123
124
125
126
127 6.3.2 ELEKTRIKAL
128
129
130
131 6.3.3 KEBAKARAN
a. Smoke Detector
132
133
134
135 b. Sprinkle
136
137
138
139 6.3.4 TELEPON
140
141
142
143 6.4 FOTO MAKET
6 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TERMINOLOGI JUDUL
Judul dari proyek ini adalah Hotel Transit Kualanamu, akan di diskripsikan sebagai berikut:
Hotel Transit adalah hotel yang terletak dekat dengan bandara yang diperuntukkan bagi pengguna bandara yang menginap untuk sementara atau dalam jangka waktu yang pendek.
Jadi, Kualanamu's Transit Hotel adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang akomodasi yang berlokasi dekat dengan kawasan bandara Kulanamu di peruntukkan bagi wisatawan domestik dan mancanegara, pengusaha, penumpang domestik dari luar kota medan dan awak pesawat yang mengalami transit atau perjalanan panjang dari luar kota medan dengan penyediaan pelayanan makan dan minum serta fasilitas-fasilitas penunjang lainnya.
2.2 TINJAUAN UMUM PROYEK
2.2.1 Pengertian Hotel
Menurut SK Menparpostel No.KM 34/HK 103/MPPT-87, hotel merupakan suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan dalam keputusan pemerintah.
Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan RI No., PM 10/PW-301/Phb. 77, tanggal 12 Desember 1977, hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan dan minum.
Menurut Prof. Fred Lawson dalam bukunya yang berjudul Hotel, Motels and Condominiums, hotel adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa akomodasi serta pelayanan makan dan minum bagi para pelancong dengan memberi imbalan jasa kepada pemilik jasa akomodasi.
7 2.2.2 Klasifikasi Hotel
Aktivitas yang diwadahi dalam sebuah hotel adalah sama, tetapi setiap hotel memiliki keunikan rancangan yang berbeda-beda. Baik dari kelengkapan ruang, layanan, penampilan bangunan, dan suasana yang dirancang. Maka, proses perancangan sebuah hotel perlu memperhatikan beberapa pengelompokan hotel sebagai berikut:
a. Berdasarkan lamanya tamu hotel menginap, hotel diklasifikasikan sebagai barikut:
Hotel Transit : Hotel dengan waktu menginap tamu
rata-rata semalam.
Hotel Semi-residential : Hotel dengan waktu menginap tamu lebih dari satu hari tetapi tetap
dalam jangka waktu pendek
Hotel Residential : Hotel dengan waktu menginap tamu
cukup lama.
b. Dari segi lokasi hotel dapat dibedakan menjadi:
City Hotel : Hotel yang terletak di kota-kota besar
terutama ibukota
Urban Hotel : Hotel yang terletak dekat kota.
Suburb Hotel : Hotel yang terletak di pinggiran kota/ kota
satelit
Resort Hotel :Hotel yang terletak didaerah peristirahatan,
misalnya:
- Beach hotel di beach resort.
- Mountain hotel di mountain resort. - Lake hotel di lake resort.
Airport Hotel : Hotel yang terletak di bandara. c. Dari segi aktivitas tamu hotel, dapat dibedakan menjadi:
Sport Hotel : Hotel yang yang merupakan bagian dari satu kompleks olahraga kota.
8 Business Hotel : Hotel yang dirancang dengan tujuan
memberi fasilitas untuk melakukan bisnis. Pleasure Hotel : Hotel yang sebagian fasilitasnya ditujukan
untuk memberi fasilitas kepada pengunjung
untuk berekreasi.
Ski Hotel : Hotel khusus untuk tamu yang bermain ski. Convention Hotel : Hotel sebagai bagian dari komplek
konvension.
d. Pengelompokan Hotel Menurut Jumlah Kamar:
Small Hotel : Merupakan hotel yang memiliki jumlah kamar yang kecil (maksimal 25 kamar) biasanya terletak di daerah dengan
angka kunjungan rendah.
Medium Hotel : Merupakan hotel yang memiliki jumlah kamar yang sedang sekitar 29-299 kamar), biasanya terletak di daerah dengan angka
kunjungan sedang.
Large Hotel : Merupakan hotel yang memiliki jumlah kamar yang besar (minimum 300 kamar), biasanya terletak di daerah dengan angka
kunjungan tinggi.
e. Klasifikasi Hotel Sesuai dengan Bintang
Pelayanan hotel ditentukan dalam 5 (lima) golongan kelas berdasarkan kelengkapan dan kondisi bangunan, peralatan, pengelolaan, serta mutu pelayanan sesuai penggolongan hotel sebagaimana yang ditetapkan dalam lampiran Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi tentang Ketentuan Usaha dan Penggolongan Hotel. Hotel bintang satu (*)
- Jumlah kamar standar minimum 15 kamar - Kamar mandi didalam
- Luas kamar standar minimum 20 m²
9 Hotel bintang dua (**)
- Jumlah kamar standar minimum 20 kamar - Jumlah kamar suite, minimum 1 kamar - Kamar mandi didalam
- Luas kamar standar minimum 22 m² - Luas kamar suite minimum 44 m² Hotel bintang tiga (***)
- Jumlah kamar standar minimum 30 kamar - Jumlah kamar suite minimum 2 kamar - Kamar mandi didalam
- Luas kamar standar minimum 24 m² - Luas kamar suite minimum 48 m² Hotel bintang empat (****)
- Jumlah kamar standar minimum 50 kamar - Jumlah kamar suite minimum 3 kamar - Kamar mandi didalam
- Luas kamar standar minimum 24 m² - Luas kamar suite minimum 48 m² Hotel bintang lima (*****)
- Memiliki 3 tingkatan yaitu Palm, Bronze, dan Diamond - Jumlah kamar standar minimum 100 kamar
- Jumlah kamar suite minimum 4 kamar - Kamar mandi didalam
- Luas kamar standar minimum 26 m² - Luas kamar suite minimum 52 m²
Berdasarkan keterangan klasifikasi hotel, disimpulkan bahwa hotel dalam proyek ini termasuk dalam klasifikasi hotel:
Berdasarkan lama tamu menginap merupakan hotel transit. Berdasarkan jumlah kamar merupakan medium hotel.
Berdasarkan bintang merupakan hotel bintang 3(akan dijelaskan pada bab IV analisa fungsional).
10 2.2.3 Persyaratan Hotel
Untuk membangun sebuah Hotel khususnya Bintang 3 harus memperhatikan klasifikasi bangunan sebagai berikut:
a. Lokasi dan Lingkungan
Lokasi hotel mudah dicapai dengan kendaraan umum atau pribadi roda empat langsung ke area hotel. Hotel harus terhindardari pencemaran yang diakibatkan dari gangguan luar, seperti: suara bising, bau tidak enak, debu dan asap
b. Sirkulasi
Hotel harus memiliki jalur sirkulasi yang jelas supaya mempermudah pengunjung/tamu-tamu hotel yang datang ke hotel tersebut. Dalam setiap hotel, harus dapat pisahkan jalan antara tamu hotel/pengunjung, pegawai/karyawan dan jalan untuk barang. Tujuan sirkulasi dalam hotel adalah:
Mempermudah pengawasan dan pengontrolan keamanan Menciptakan keteraturan
Menciptakan pelayanan yang efisien Peningkatan kepuasan pelanggan.
Pembedaan sirkulasi untuk tamu hotel dan pengelola:
Sirkulasi untuk tamu hendaknya jelas dan mudah dicapai sehingga tidak membingungkan pengunjung.
Sirkulasi untuk pengunjung dan pegawai/karyawan harus melewati setiap bangunan hotel yang digunakan untuk umum. Crossing antara pengunjung dan pegawai/karyawan harus dihindari.
c. Taman
Terletak di dalam atau di luar bangunan. Taman terpelihara, bersih dan rapi. d. Tempat Parkir
Kapasitas satu tempat parkir untuk 6 kamar hotel. Rambu-rambu lalu lintas
11 Pos jaga dan ruang tunggu
Tersedia saluran air. e. Bangunan
Bangunan hotel memenuhi pesyaratan perijinan sesuai dengan Undang-undang yang berlaku:
Keadaan bangunan bersih terawat dengan baik (tidak berbau,berlumut, bersarang laba-laba dan lain-lain).
Pengaturan ruang hotel ditata sesuai dengan fungsinya sehingga memudahkan arus tamu, karyawan dan barang.
Unsur dekorasi Indonesia tercermin pada lobby, restoran, kamar tidur dan ruang fungsional.
f. Lobby
Mempunyai luasan minimum 30 m2. Dilengkapi dengan lounge.
Toilet umum minimum 1 buah dengan perlengkapan. Lebar koridor minimum 1,6 meter.
g. Koridor
Lebar koridor minimal 1,6 m.
Tersedia stop kontak untuk setiap 12 m. Tata udara diatur AC atau ventilasi alami. h. Ruang yang Disewakan
Minimum terdapat bank, money changer, air line agent, souvenir shop, butik, dan biro perjalanan.
Tersedia poliklinik dan paramedis. i. Kamar Tidur
Terdapat minimum 30 kamar standar dengan luas 24 m2/kamar.
Terdapat minimum 2 kamar suite dengan luas 48 m2/kamar. Tinggi minimum 2,6 m tiap lantai
12 j. Restoran
Luas minimal 3m2 dikalikan dengan jumlah kamar tidur. Jumlah tempat duduk sebanding dengan luas restoran, dengan ketentuan 1,5 m2 per tempat duduk.
Tinggi restoran tidak boleh lebih rendah dari kamar tidur yaitu 2,6 m2.
Lebih baik di letakkan di lobby hotel.
Bila tidak berdampingan dengan lobby harus memiliki toilet. k. Bar
Jumlah tempat duduk sebanding dengan luas bar dengan ketentuan 1,1 m2 tempat duduk. Lebar ruang kerja bartender setidaknya 1 m. Bila ruang tertutup, diilengkapi dengan pengatur udaha buatan (AC) dengan suhu 24oC.
l. Ruang Fungsional
Minimum terdapat 1 buah pintu masuk yang terpisah dari lobby dengan kapasitas minimum 2,5 kali jumlah kamar. Dilengkapi dengan toilet bila tidak satu lantai dengan lobby. Terdapat pre-function room.
m.Sarana Rekreasi dan Olah raga
Minimum 1 buah dengan pilihan: tennis bowling, golf, fitness, spa, billiard, jogging atau taman bermain anak.
Kolam renang dewasa yang terpisah dengan kolam renang
Sarana rekreasi pantai seperti menyelam, berselancar, berperahu atau ski air
n. Dapur
Hotel minimal menyediakan satu dapur dengan luas sekurang-kurangnya 40% dari luas restoran.
Ruang dapur terdiri atas:
i. Ruang persiapan dan pengolahan. ii. Ruang penyimpanan bahan makanan.
13 iii. Ruang administratif / chef.
iv. Ruang pencucian dan penyimpanan perlengkapan. v. Ruang