PERBANDINGAN
SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TERHADAP PSIKIATRI
Oleh :
MICHAEL RULANDO
070100075
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERBANDINGAN
SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TERHADAP PSIKIATRI
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran
Oleh :
MICHAEL RULANDO
070100075
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Sebagaimana negara-negara berkembang lainnya, Indonesia memiliki
masalah berupa kurangnya jumlah tenaga medis di bidang psikiatri. Kurangnya
minat terhadap psikiatri mungkin berhubungan dengan bagaimana sikap
mahasiswa Fakultas Kedokteran sebagai bakal tenaga medis terhadap psikiatri.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perbandingan sikap
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap psikiatri,
apakah pada perbedaan tingkat pendidikan terdapat perbedaan sikap mahasiswa
terhadap psikiatri. Metode penelitian ini adalah analitik, dengan sampel berjumlah
200 orang responden, dimana terbagi atas 100 mahasiswa tingkat akhir (2007) dan
100 mahasiswa tingkat pertama (2010). Penelitian ini dilakukan dari bulan
Februari – November 2010. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner sikap
terhadap psikiatri yang sudah pernah digunakan di beberapa negara sebelumnya,
dengan jumlah pertanyaan sebanyak 26 pertanyaan. Hasil penelitian didapati
bahwa mayoritas sikap mahasiswa stambuk 2007 (90%) dan mahasiswa stambuk
2010 (76%) adalah cenderung positif. Setelah dilakukan uji analisis statistik
dengan independent t-test terhadap skor total sikap responden didapatkan bahwa
terdapat perbedaan sikap terhadap psikiatri antara mahasiswa stambuk 2007
dengan mahasiswa stambuk 2010 (p = 0,02), walau sikap kedua kelompok
cenderung positif.
Sebagai kesimpulan, paparan terhadap psikiatri cukup mempengaruhi
sikap mahasiswa terhadap psikiatri. Diharapkan peningkatan paparan terhadap
psikiatri oleh institusi, sehingga dapat mengubah sikap mahasiswa ke arah yang
positif.
ABSTRACT
Like many developing countries, Indonesia face a shortage of
psychiatrists. Low recruitment may be due to medical school graduates attitude
toward psychiatry, as the source of country’s physicians.
This study was made to explore the attitudes of University of Sumatera
Utara medical students toward psychiatry, to investigate if there any difference in
attitudes between the student which already exposed and received psychiatric
education with those who haven’t. Between February to November 2010, this
analytic research used 200 participants as sample, with the questionnaire
previously used in other countries, in which participants were required to
complete 26 questions. The data was analyzed with independent t-test, with a
significance result (p = 0,02) in the difference of attitudes towards psychiatry
between the last year medical students (2007) and the freshmen (2010), although
both populations got a generally positive’s attitudes (90% for 07 and 76 % for
010).
In conclusion, the results of this study indicate that exposure to psychiatry
makes significance impact towards student’s attitudes. Therefore, it would be wise
for the institution to increase medical students exposure to psychiatry, in order to
encourage better attitudes toward psychiatry.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
penulisan KTI (Karya Tulis Ilmiah) ini yang berjudul “Perbandingan Sikap
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap
Psikiatri”. Karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedoteran
Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. dr. Gontar A Siregar, Sp. PD-KGEH selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara
2. Dosen - dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat / Ilmu Kedokteran
Komunitas (IKM / IKK ) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.
3. dr. Elmeida Effendy, Sp.KJ selaku dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk, saran dan
bimbingan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat
diselesaikan
4. dr. Tetty Aman Nasution, M.Med.Sc selaku dosen penguji I serta dr. T.
Azhar Johan, Sp.PK selaku dosen penguji II yang telah bersedia menguji,
memberikan masukan dan saran kepada penulis
5. Bapak Kasim dan Ibu Helina Widjaja selaku orang tua penulis dan
drg. Vonny dan Andreas Chandra selaku saudara kandung penulis yang
telah banyak memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini.
6. Komisi Etik dan Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas
7. Teman – teman seperjuangan penulis Ayuca Zarry, Caroline, dan Sri
Wahyuni, serta teman – teman yang selalu mendukung penuh dalam
proses penyelesaian karya tulis ilmiah ini: Kharisma Prasetya Adhyatma,
Widodo Adi Prasetyo, Benny Harmoko, Vitri Alya, Dewi Sartika, Roveny
dan Andika Pradana.
8. Seluruh civitas akademika Fakultas Kedokteran USU yang telah
membantu selama perkuliahan
Demikian ucapan terima kasih ini disampaikan. Semoga Karya Tulis
Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca, dan penulis mengharapkan saran dan kritik
dari pembaca.
Medan, 5 Desember
2010
Penulis
Michael Rulando
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Persetujuan... i
Abstrak... ii
Abstract... iii
Kata Pengantar... iv
Daftar Isi... vi
Daftar Tabel………... ix
Daftar Gambar... x
Daftar Lampiran... xi
BAB 1 PENDAHULUAN………... 1
1.1. Latar Belakang……….... 1
1.2. Rumusan Masalah………... 2
1.3. Tujuan Penelitian……… 3
1.3.1. Tujuan Umum………... 3
1.3.2. Tujuan Khusus………. 3
1.4. Manfaat Penelitian……….. 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 4
2.1. Sikap………. ……… 4
2.1.1. Definisi Sikap………. 4
2.1.2. Komponen Sikap………. 4
2.1.3. Tingkatan Sikap……….. 4
2.2. Psikiatri...……… 5
2.2.1. Definisi Psikiatri………..…………... 5
2.2.2. Perkembangan Psikiatri………...………... 6
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL…. 11
3.1. Kerangka Konsep Penelitian……….. 11
3.2. Definisi Operasional………... 11
3.3. Hipotesis...………... 12
BAB 4 METODE PENELITIAN………. 13
4.1. Rancangan Penelitian………... 13
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian……….……... 13
4.2.1. Lokasi Penelitian……….. 13
4.2.2. Waktu Penelitian……….. 13
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian………. 13
4.3.1. Populasi……… 13
4.3.2. Sampel……….. 14
4.4. Metode Pengumpulan Data……… 15
4.4.1. Pengumpulan Data……….……….. 15
4.4.2. Instrumen Penelitian..……….. 15
4.4.3. Teknik Skor dan Skala...……….. 15
4.4.4. Uji Validitas dan Reliabilitas.……….. 17
4.5. Metode Pengolahan Data……... 18
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…..………. 19
5.1. Hasil Penelitian...………... 19
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian…..…….……….. 19
5.1.2. Karakteristik Responden..……..……….. 20
5.1.3. Sikap Responden terhadap Psikiatri...……….. 20
5.1.4. Hasil Analisis Data...……….. 29
5.2. Pembahasan…………...……….……... 30
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN…...………. 33
6.1. Kesimpulan...………...…... 33
6.2. Saran…………...…………..….……... 33
DAFTAR PUSTAKA... 34
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
4.1 Penentuan Nilai dari Kuesioner Sikap terhadap Psikiatri …... 15
4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 17
5.1 Distribusi Mahasiswa Stambuk 2007 Berdasarkan Jenis
Kelamin...
20
5.2 Distribusi Mahasiswa Stambuk 2010 Berdasarkan Jenis
Kelamin...
20
5.3 Sikap Mahasiswa terhadap Psikiatri... 21
5.4 Perbandingan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara terhadap Psikiatri...
20
5.5 Interpretasi Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara terhadap Psikiatri...
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
Lampiran 1 Curriculum Vitae
Lampiran 2 Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian
Lampiran 3 Surat Persetujuan Menjadi Responden / Subjek Penelitian
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian
Lampiran 5 Gambaran Karakteristik Responden Penelitian
Lampiran 6 Data Validasi Kuesioner
Lampiran 7 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Lampiran 8 Data Hasil Sikap
Lampiran 9 Interpretasi Hasil Penelitian
ABSTRAK
Sebagaimana negara-negara berkembang lainnya, Indonesia memiliki
masalah berupa kurangnya jumlah tenaga medis di bidang psikiatri. Kurangnya
minat terhadap psikiatri mungkin berhubungan dengan bagaimana sikap
mahasiswa Fakultas Kedokteran sebagai bakal tenaga medis terhadap psikiatri.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perbandingan sikap
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap psikiatri,
apakah pada perbedaan tingkat pendidikan terdapat perbedaan sikap mahasiswa
terhadap psikiatri. Metode penelitian ini adalah analitik, dengan sampel berjumlah
200 orang responden, dimana terbagi atas 100 mahasiswa tingkat akhir (2007) dan
100 mahasiswa tingkat pertama (2010). Penelitian ini dilakukan dari bulan
Februari – November 2010. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner sikap
terhadap psikiatri yang sudah pernah digunakan di beberapa negara sebelumnya,
dengan jumlah pertanyaan sebanyak 26 pertanyaan. Hasil penelitian didapati
bahwa mayoritas sikap mahasiswa stambuk 2007 (90%) dan mahasiswa stambuk
2010 (76%) adalah cenderung positif. Setelah dilakukan uji analisis statistik
dengan independent t-test terhadap skor total sikap responden didapatkan bahwa
terdapat perbedaan sikap terhadap psikiatri antara mahasiswa stambuk 2007
dengan mahasiswa stambuk 2010 (p = 0,02), walau sikap kedua kelompok
cenderung positif.
Sebagai kesimpulan, paparan terhadap psikiatri cukup mempengaruhi
sikap mahasiswa terhadap psikiatri. Diharapkan peningkatan paparan terhadap
psikiatri oleh institusi, sehingga dapat mengubah sikap mahasiswa ke arah yang
positif.
ABSTRACT
Like many developing countries, Indonesia face a shortage of
psychiatrists. Low recruitment may be due to medical school graduates attitude
toward psychiatry, as the source of country’s physicians.
This study was made to explore the attitudes of University of Sumatera
Utara medical students toward psychiatry, to investigate if there any difference in
attitudes between the student which already exposed and received psychiatric
education with those who haven’t. Between February to November 2010, this
analytic research used 200 participants as sample, with the questionnaire
previously used in other countries, in which participants were required to
complete 26 questions. The data was analyzed with independent t-test, with a
significance result (p = 0,02) in the difference of attitudes towards psychiatry
between the last year medical students (2007) and the freshmen (2010), although
both populations got a generally positive’s attitudes (90% for 07 and 76 % for
010).
In conclusion, the results of this study indicate that exposure to psychiatry
makes significance impact towards student’s attitudes. Therefore, it would be wise
for the institution to increase medical students exposure to psychiatry, in order to
encourage better attitudes toward psychiatry.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagaimana negara-negara berkembang lainnya, Indonesia memiliki
masalah berupa kurangnya jumlah tenaga medis di bagian psikiatri. Data dari The
World Health Organization (WHO) Mental Atlas 2005 menunjukkan bahwa di
dunia terdapat 4,15 (SD = 6,07) psikiater per 100.000 jiwa. Sedangkan untuk
daerah Asia Tenggara, terdapat 0,20 psikiater per 100.000 jiwa. Di Indonesia
sendiri terdapat 0,21 psikiater per 100.000 jiwa. Dengan populasi sebesar lebih
kurang 220 juta jiwa, jelas bahwa tenaga psikiater di Indonesia adalah sangat
kurang.
Mahasiswa Fakultas Kedokteran merupakan cikal bakal dari para tenaga
psikiater tersebut. Walaupun sangat diperlukan, terjadi tren penurunan jumlah
mahasiswa yang mengambil psikiatri sebagai jalur karir. Di Amerika Serikat
(Sierles et al,1995) , Kanada (Weintraub et al, 1999), dan Inggris (Brockington et
al, 2002) dalam Manasis et al (2006), tren penurunan ini menyebabkan
kekurangan tenaga yang cukup signifikan. Telah banyak dilakukan berbagai
penelitian untuk menilai faktor apakah yang mempengaruhi kejadian ini, dan
masalah yang paling banyak menarik minat peneliti adalah mengenai 2 hal, yaitu
(1) sikap dan pandangan terhadap psikiatri, serta (2) pengaruh pendidikan pada
sekolah kedokteran dengan psikiatri sebagai pilihan karir (Manasis et al, 2006).
Penelitian menunjukkan bahwa ketertarikan pada aspek biopsikososial dari
penyakit, penghargaan terhadap psikiatri dibanding spesialisasi lainnya, hubungan
dokter pasien, apresiasi basis sains dari psikiatri, apresiasi efektivitas terapi
psikiatri, dan jam praktek merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
terhadap psikiatri. Mengenai pengaruh pendidikan, penelitian yang didapatkan
selama ini menunjukkan hasil yang inkonsisten (Manasis et al, 2006). Satu studi
mengemukakan bahwa pendidikan psikiatri pada sekolah kedokteran adalah tidak
yang lebih sedikit, kurang dihormati, dan prestise yang lebih sedikit, meskipun
psikiatri dipandang memiliki tingkat yang lebih tinggi dalam hal tantangan
intelektual (Ndetei et al, 2008).
Walaupun studi-studi sebelumnya umumnya mengemukakan bahwa
terdapat hubungan antara sikap dengan pemilihan psikiatri sebagai pilihan karir,
namun tingkat hubungannya adalah berbeda-beda antara tiap studi dan tiap
negara. Di Sumatera Utara, khususnya Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara sendiri belum terdapat data mengenai sikap mahasiswa terhadap psikiatri
ini, walau di Jakarta pernah dilakukan penilaian tentang hal tersebut. Dengan
sistem KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang dijalankan oleh fakultas saat
ini, mahasiswa terpapar dengan ilmu psikiatri pada semester 6, yang mana
terintegrasi dalam blok Brain and Mind System. Dalam blok Brain and Mind
System ini, terdapat kuliah sebanyak 47 jam dengan proporsi untuk bagian
kedokteran jiwa hanya 14 jam.
Berdasarkan latar belakang yang terpapar diatas, maka perlu dilakukan
penelitian untuk membandingkan sikap mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara terhadap psikiatri.
1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperlukan penelitian
untuk melihat apakah terdapat perbedaan sikap terhadap psikiatri antara
mahasiswa yang belum terpapar dengan kuliah psikiatri dengan mahasiswa yang
1. 3 Tujuan Penelitian
1. 3. 1 Tujuan Umum
Mengetahui perbandingan sikap terhadap psikiatri antara mahasiswa FK
USU angkatan 2007 dengan mahasiswa FK USU angkatan 2010
1. 3. 2 Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dalam penelitian ini adalah :
a) Mengetahui sikap mahasiswa angkatan 07 terhadap psikiatri.
b) Mengetahui sikap mahasiswa angkatan 10 terhadap psikiatri.
c) Mengetahui apakah pada perbedaan tingkat pendidikan terdapat perbedaan
sikap mahasiswa terhadap psikiatri.
1. 4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
a) Bagi peneliti, untuk memperluas wawasan dan menambah pengetahuan,
sekaligus sebagai wadah latihan penerapan hasil pembelajaran yang
diperoleh selama kuliah.
b) Bagi institusi, sebagai bahan masukan dalam upaya untuk meningkatkan
mutu dari pembelajaran, khususnya psikiatri.
c) Bagi Mahasiswa, agar dapat meningkatkan pemahaman mengenai
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sikap (Attitude)
2.1.1 Definisi Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Berdasarkan batasan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap tidak dapat langsung
dilihat, tetapi hanya bisa ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang
tertutup. Newcomb, seorang ahli psikologi sosial, menyatakan bahwa
sikap adalah kesediaan dan kesiapan untuk bertindak, dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap bukan suatu tindakan atau
aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
2.1.2 Komponen Sikap
Dalam bagian lain Allport (1954) yang dikutip kembali oleh
Notoatmodjo menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen
pokok, yakni:
1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.
3. Kecendrungan untuk bertindak (trend to behave) (Notoatmodjo, 2003).
Ketiga komponen ini secara bersama sama akan membentuk sikap
yang utuh (total attitude), dimana pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan
emosi memegang peranan penting dalam pembentukannya.
2.1.3 Tingkatan Sikap
Menurut Notoatmodjo (1996), sikap terdiri dari berbagai tingkatan
yaitu :
2. Merespon (responding)
3. Menghargai (valuing)
4. Bertanggung jawab (responsible).
Mula-mula subjek akan menerima stimulus yang diberikan, lalu
subjek akan meresponnya. Selanjutnya subjek akan mulai tertarik dengan
stimulus, dimana subjek akan mulai berbagi pendapat atau berdiskusi
dengan orang di sekitarnya. Akhirnya, subjek akan menentukan pilihan
bagaimana merespon stimulus, bisa positif ataupun negatif.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak
langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau
pertanyaan responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat
digunakan pertanyaan-pertanyaan hipotesis, kemudian ditanyakan kepada
responden.
2.2 Psikiatri
2.2.1 Definisi Psikiatri
Psikiatri adalah suatu cabang ilmu
segala hal yang berhubungan dengan gangguan jiwa, yaitu dalam hal
pengenalan, pengobatan, rehabilitasi, dan pencegahan serta juga dalam hal
pembinaan dan peningkatan kesehatan jiwa (Maramis, 2009).
Psikiatri umumnya dianalogikan dengan kesehatan mental.
Kesehatan mental didefinisikan sebagai suatu keadaan sejahtera secara
psikososial dimana tiap individu menyadari potensi dirinya sendiri, dapat
menghadapi tekanan yang normal dalam kehidupan, mampu bekerja
secara produktif dan baik, dan dapat berkontribusi bagi komunitasnya
2.2.2 Perkembangan Psikiatri
Beberapa hal yang dipelajari dalam cabang-cabang ilmu lain
membantu perkembangan Ilmu Kedokteran Jiwa (Maramis, 2009),
misalnya :
1. Neuroanatomi : hubungan bagian otak tertentu dengan kehidupan dan
gangguan mental.
2. Neurofisiologi : cara kerja substrat anatomi sampai terjadi proses
mental dan gangguannya : penyelidikan hal belajar dan ingatan.
3. Neurokimia : peran zat-zat kimia terhadap hal-hal kejiwaan dan
gangguannya.
4. Psikofarmakologi : obat-obatan yang dapat mempengaruhi proses
mental, baik dalam keadaan sehat, maupun dalam keadaan terganggu.
5. Genetika : menyelidiki segala faktor keturunan dalam hal gangguan
jiwa
6. Ilmu jiwa atau psikologi : menambah pengertian tentang persepsi,
kognisi, ingatan, berbagai teori tentang belajar, motivasi, dan
komunikasi antar manusia serta kepribadian.
7. Sosiologi : pengaruh faktor-faktor sosial terhadap kesehatan dan
gangguan jiwa, seperti struktur dan fungsi sosial, perubahan sosial,
interaksi individu dan kelompok, serta interaksi antar kelompok.
8. Antropologi : pengaruh norma, nilai dan kepercayaan pada kesehatan
jiwa; pengaruh keluarga : pernikahan, perceraian, struktur keluarga,
dan fungsi keluarga.
9. Epidemiologi : sangat membantu penyelidikan tentang keadaan
kesehatan jiwa dalam masyarakat dan segala faktor yang
mempengaruhinya.
Ilmu kedokteran jiwa modern telah berkembang sedemikian rupa
1. Ilmu kedokteran jiwa anak atau psikiatri anak. Karena anak bukanlah
dewasa mini, maka berkembanglah ilmu kesehatan anak (pediatrik)
dan psikiatri anak.
2. Psikoterapi, sejak Sigmund Freud telah berkembang khusus dalam
pemberian pertolongan individual dengan cara yang langsung
memengaruhi mental penderita.
Beberapa bagian lain dalam psikiatri sedang berkembang dengan
cepat dan sedang mencari-cari bentuknya sendiri (Maramis, 2009),
misalnya :
1. Kedokteran jiwa masyarakat atau psikiatri masyarakat (community
psychiatry) mempelajari, merancang dan mengusahakan
program-program dalam masyarakat , misalnya dalam hal promosi, prevensi,
dan rehabilitasi.
2. Psikiatri klinis mempelajari seluk beluk gangguan jiwa perorangan,
antara lain melalui psikopatologi dan psikodinamika serta pengobatan
dan rehabilitasi.
3. Farmakopsikiatri menaruh perhatian pada pemakaian obat dalam
penanggulangan gangguan mental. Bila dimulainya dari farmakologi,
maka disebut psikofarmakologi.
4. Kedokteran jiwa usia lanjut atau geropsikiatri mencurahkan perhatian
pada gangguan jiwa orang usisa lanjut
5. Ilmu kedokteran jiwa kehakiman atau psikiatri forensik mempelajari
faktor mental pada para pelanggar hukum, pelaku tindak pidana atau
orang yang membahayakan masyarakat karena perilakunya.
2.2.3 Teori Psikiatri
Sejak dahulu kala sampai sekarang, manusia masih saja terus
berusaha untuk menerangkan dan memahami perilakunya sendiri. Sejak
maka telah banyak teori kepribadian yang dikemukakan. Semua teori ini
berusaha terutama untuk menjelaskan sebab musabab perilaku manusia.
Sigmund Freud mempelopori dengan teori psikoanalisa yang
berkisar pada libido sebagai pendorong utama perilaku manusia.
Perkembangan kepribadian menurut Freud berjalan melalui beberapa fase :
1. Fase oral (0- 1 tahun)
2. Fase anal ( 1- 3 thn)
3. Fase Phalik (3- 5 thn)
4. Fase laten (5 – 12 thn)
5. Fase genital (12- 20 thn)
Freud mengemukakan pula suatu model topografik dan struktural
kepribadian. Menurutnya jiwa terbagi menjadi 3 bagian, yaitu id, ego, dan
super ego. Untuk topografi kepribadian terbagi atas 3 yaitu alam tak sadar,
alam pra-sadar dan alam sadar.
Beberapa murid Freud, yang kemudian tidak setuju dengan tempat
utama yang diberikan kepada libido mengemukakan teori mereka sendiri,
misalnya seperti Alfred Adler dengan psikologi individualnya dan Jung
dengan alam tak sadar pribadi dan tipologi.
Karen Horney, Sullivan dan Fromm, memasukkan unsur
kebudayaan dan unsur hubungan antar manusia ke dalam teori mereka,
sebagai hal yang sangat penting dalam membangkitkan motivasi perilaku
manusia. Adolf Meyer mengetengahkan interpretasi psikologisnya yang
melihat gejala gejala gangguan jiwa sebagai reaksi terhadap lingkungan
atau pengalaman. Teori teori lain yang diperoleh dari psikologi adalah
teori Allport, yang menganggap sifat sebagai elemen dasar kepribadian;
Kurt Lewin yang melihat manusia sebagai suatu sistem energi yang
yang menganggap kebiasaan itu sebagai elemen struktural utama pada
kepribadian serta tidak akan ada respon bila tidak ada stimulus.
Beberapa teori perkembangan dikemukakan juga, antara lain :
1. Teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget.
2. Teori perkembangan moral oleh Lawrence Kohlberg.
3. Teori perkembangan sosial oleh Erik Erikson.
4. Teori perkembangan kepercayaan oleh James Fowler.
2.2.4 Gangguan Jiwa
Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa ,
gangguan jiwa adalah suatu kelompok gejala atau perilaku yang bermakna
dan dapat ditemukan secara klinis dan yang disertai dengan penderitaan
(distress) pada kebanyakan kasus dan yang berkaitan dengan terganggunya
fungsi seseorang. Pada dasarnya gangguan jiwa bukanlah sesuatu yang
berdiri sendiri, karena kita mengetahui manifestasi gangguan jiwa berupa
perilaku, pikiran, dan perasaan, erat sekali kaitannya dengan kondisi
tubuh/jasmani.
Salah satu masalah terbesar yang dihadapi dalam gangguan jiwa
adalah masalah stigma. Stigma berarti suatu tanda atau identifikasi dari
tanda yang terdiri dari rasa malu, noda atau kecemaran. Stigma erat
kaitannya dengan ketidak-mengertian atau salah pengertian tentang
gangguan jiwa termasuk pengobatannya dan profesi psikiater dan tenaga
medis yang terlibat di dalamnya (Carol et al,2008).
Masyarakat cenderung untuk mempersepsikan dan memandang
gangguan jiwa sebagai rasa takut; takut akan penyakitnya, takut dari
ketidaktahuan, dan takut akan kekerasannya. Beberapa kultur masyarakat
masih mempercayai bahwa gangguan jiwa adalah pekerjaan makhluk
halus, darah yang kotor, racun, dan integritas moral yang rendah. Di dalam
pendidikan pada individu yang mengalami gangguan jiwa (Andriyanti,
2004).
Penelitian oleh Lai et al (2000) mengemukakan bahwa terdapat
dampak stigma terhadap pasien psikiatri, yaitu percaya diri yang rendah,
rasa malu akan penyakitnya dan penolakan sosial, disertai kesulitan
mendapat pekerjaan dan hak atas layanan kesehatan. Bahkan seperti yang
dinyatakan oleh Carol et al (2008), stigma dapat mempengaruhi keluarga
dari penderita, yang mana dapat mempengaruhi secara psikologi pada
kesehatan mental penderita. Maka tidaklah berlebihan jika Bozan et al
(2007) menyatakan bahwa stigma merupakan hambatan dalam
meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien dengan penyakit mental.
Munculnya stigma tidak lepas dari peranan media. Menurut Bozan
et al (2007) pendidikan psikiatri dan kepaniteraan klinik dapat
menurunkan hambatan emosional terhadap pasien psikiatri, namun gagal
dalam menghilangkan pandangan stereotipi, kecuali mitos tentang
penderita sakit mental yang berbahaya.. Oleh karena itu, program edukasi
kesehatan yang baik dengan memberikan informasi yang benar tentang
gangguan jiwa, psikiatri, dan peran psikiater diharapkan dapat membantu
BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam
penelitian ini adalah :
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
3.2 Definisi Operasional
a. Sikap adalah bagaimana reaksi atau respon subjek yang masih tertutup
terhadap psikiatri, berdasarkan pengetahuannya terhadap psikiatri.
Sikap terhadap psikiatri diukur berdasarkan jawaban yang diberikan
responden. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dengan jumlah
26 butir pertanyaan, dengan 4 pilihan jawaban, yaitu “Sangat Setuju”,
“Setuju”, “Kurang Setuju”, “Sangat Tidak Setuju”.
Dengan kriteria penilaian :
1. Untuk pertanyaan positif (1,2,4,5,6,8,10,15,17,23,24,25)
kriteria penilaian adalah :
- Sangat setuju = 3 poin
- Setuju = 2 poin
- Kurang setuju = 1 poin
- Sangat tidak setuju = 0 poin
SIKAP Psikiatri
2. Untuk pertanyaan negatif
(3,7,9,11,12,13,14,16,18,19,20,21,22,26); kriteria penilaian
adalah :
- Sangat setuju = 0 poin
- Setuju = 1 poin
- Kurang setuju = 2 poin
- Sangat tidak setuju = 3 poin
Berdasarkan kriteria penilaian oleh Laugharne et al (2009), yaitu :
1. Sikap dinyatakan setuju bila responden memilih “Sangat
Setuju”, atau “Setuju”.
2. Sikap dinyatakan tidak setuju bila responden memilih “Kurang
Setuju”, atau “Sangat Tidak Setuju”.
Untuk pertanyaan positif (1,2,4,5,6,8,10,15,17,23,24,25) kriteria
penilaian adalah bila setuju maka sikap “cenderung positif” dan bila tidak
setuju sikap “cenderung negatif”.
Untuk pertanyaan negatif (3,7,9,11,12,13,14,16,18,19,20,21,22,26);
kriteria penilaian adalah bila setuju maka sikap “cenderung negatif” dan
bila tidak setuju sikap “cenderung positif”.
b. Psikiatri adalah cabang ilm
yang berhubungan dengan gangguan jiwa, yaitu dalam hal pengenalan,
pengobatan, rehabilitasi, dan pencegahan serta juga dalam hal
pembinaan dan peningkatan kesehatan jiwa.
3.3 Hipotesis
Ada perbedaan sikap terhadap psikiatri antara mahasiswa Fakultas
Kedokteran USU angkatan 2007 dengan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yang akan melihat
adanya perbedaan sikap terhadap psikiatri antara mahasiswa angkatan 2007
dengan mahasiswa angkatan 2010 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara. Desain yang digunakan adalah cross sectional study (studi potong-lintang).
Dalam rancangan penelitian cross sectional, observasi variable hanya dilakukan
pada saat tertentu saja, tanpa tindak lanjut apa pun (Sastroasmoro , 2010).
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara. Universitas Sumatera Utara dipilih karena merupakan universitas negeri di
Sumatera Utara yang mempunyai Fakultas Kedokteran, sedangkan Fakultas
Kedokteran dipilih karena sesuai dengan manfaat penelitian, yaitu meningkatkan
wawasan mahasiswa Fakultas Kedokteran yang merupakan cikal bakal tenaga
medis.
4.2.2 Waktu Penelitian
Waktu pengumpulan data direncanakan selama 1 minggu. Proses
penelitian ini direncanakan berlangsung selama 8 bulan, dimulai sejak peneliti
menentukan judul, menulis proposal, mengumpulkan data hingga seminar hasil,
yang berlangsung sejak bulan Februari 2010 hingga Oktober 2010.
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian.
4.3.1 Populasi
Populasi penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan
4.3.2 Sampel
Sampel penelitian adalah mahasiswa angkatan 2007 dan angkatan 2010
Fakultas Kedokteran yang masuk dalam kriteria inklusi. Kriteria inklusi untuk
penelitian ini yaitu mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2007 yang telah
mengikuti kuliah BMS dan bersedia mengikuti prosedur yang ditetapkan peneliti
dalam pengumpulan data, serta mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara angkatan 2010. Kriteria eksklusi yaitu mahasiswa Fakultas
Kedokteran Univversitas Sumatera Utara angkatan 2007 yang melakukan
penundaan kegiatan akademik atau tidak mengambil kuliah BMS.
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling dimana
setiap sampel yang diambil dirandom / diacak sehingga sampel yang diambil
dianggap mewakili populasi. Adapun jumlah sampel yang diperlukan dihitung
berdasarkan rumus di bawah ini:
:
n1 = n2 =
(0,5 – 0,7)2
(1,96√2.0,5.0,5 + 0,842√0,5.0,5 + 0,7.0,3)2
n1 = n2 = 95,74 = 96
Jumlah sampel yang diperoleh sekitar 192 orang dengan tingkat kepercayaan yang
diinginkan 95% dan tingkat ketepatan 0.05.
(Zα√2PQ + Zβ√P1Q1+ P2Q2)2
n1 = n2 =
(P1-P2)
4.4 Metode Pengumpulan Data
4.4.1 Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui pengisian kuesioner.
4.4.2 Instrumen Penelitian
Instrumen berupa kuesioner sebagai alat bantu dalam pengumpulan data
yang terdiri dari pertanyaan - pertanyaan tertutup untuk mengumpulkan data sikap
dari responden penelitian.
4.4.3 Teknik Skor dan Skala
Kuesioner berisi 26 pertanyaan yang terdiri dari 4 jawaban. Skor dari
masing – masing pertanyaan disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.1 Penentuan Nilai dari Kuesioner Sikap terhadap Psikiatri
13 0 1 2 3
14 0 1 2 3
15 3 2 1 0
16 0 1 2 3
17 3 2 1 0
18 0 1 2 3
19 0 1 2 3
20 0 1 2 3
21 0 1 2 3
22 0 1 2 3
23 3 2 1 0
24 3 2 1 0
25 3 2 1 0
26 0 1 2 3
Setelah kuesioner dinilai dengan tabel di atas, dilakukan penilaian
skor total dari sikap mahasiswa. Lalu, berdasarkan kriteria penilaian oleh
Laugharne et al (2009), yaitu :
1. Sikap dinyatakan setuju bila responden memilih “Sangat
Setuju”, atau “Setuju”.
2. Sikap dinyatakan tidak setuju bila responden memilih “Kurang
Setuju”, atau “Sangat Tidak Setuju”.
Untuk pertanyaan positif (1,2,4,5,6,8,10,15,17,23,24,25) kriteria
penilaian adalah bila setuju maka sikap “cenderung positif” dan bila tidak
setuju sikap “cenderung negatif”.
Untuk pertanyaan negatif (3,7,9,11,12,13,14,16,18,19,20,21,22,26);
kriteria penilaian adalah bila setuju maka sikap “cenderung negatif” dan
4.4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini telah diuji
validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan uji korelasi Pearson dan uji
reliabilitas (Alpha Cronbach) dengan menggunakan program Statistic Package for
Social Science (SPSS) 17.0. Uji validitas dan reabilitas ini dilakukan dengan
melibatkan 20 sampel dan memiliki karakteristik yang hampir sama dengan
sampel penelitian. Hasil uji validitas dan reabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
4.5 Metode Pengolahan Data
Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan metode
pengujian uji beda 2 mean; Independent t-test dengan bantuan perangkat lunak
komputer SPSS (Statistical Package for Social Science) 17.0 for Windows.
Sedangkan untuk kuesioner, uji validitas dan realibilitas telah
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang
berlokasi di jalan dr. Mansyur no.5 Medan, Indonesia; dimana fakultas ini
merupakan salah satu fakultas kebanggaan di Universitas Sumatera Utara.
Fakultas Kedpkteran USU dibuka tanggal 20 Agustus 1952 oleh Yayasan
Universitas Sumatera Utara, yang berlokasi di kelurahan Padang Bulan,
kecamatan Medan Baru dengan batas wilayah :
Batas Utara : Jalan dr. Mansyur, Padang Bulan
Batas Selatan : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU
Batas Timur : Jalan Universitas , Padang Bulan
Batas Barat : Fakultas Psikologi USU
Kampus ini memiliki luas sekitar 122 Ha, dengan zona akademik seluas sekitar
100 Ha. Fakultas ini memiliki berbagai ruang kelas, ruang administrasi, ruang
laboratorium, ruang skills lab, ruang seminar, ruang perpustakaan, kedai
mahasiswa, ruang PEMA, ruang POM, kantin, dan mushola. Fakultas ini
menerima mahasiswa baru sebanyak lebih kurang 400 mahasiswa melalui
berbagai jalur seperti UMB, PMP, SNMPTN, Kemitraan, Mandiri, dan
5.1.2 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara angkatan 2007 dan angkatan 2010.
Tabel 5.1 Distribusi Mahasiswa Angkatan 2007 Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki - laki 32 32
Perempuan 68 68
Total 100 100
Tabel 5.2 Distribusi Mahasiswa Angkatan 2010 Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki - laki 37 37
Perempuan 63 63
Total 100 100
Berdasarkan tabel 5.1 diperoleh bahwa responden berjenis kelamin laki laki
adalah sebanyak 32 orang (32 % dari sampel 07) dan yang berjenis kelamin
perempuan adalah 68 orang (68% dari sampel 07). Sedangkan dari tabel 5.2
diperoleh bahwa responden berjenis kelamin laki laki adalah sebanyak 37 orang
(37% dari sampel 010) dan yang berjenis kelamin perempuan adalah 63 orang (63
% dari sempel 010).
5.1.3 Sikap Responden terhadap Psikiatri
Dalam penelitian ini, digunakan kuesioner yang telah digunakan
sebelumnya oleh Balon et al, namun digunakan sistem skoring yang berbeda
untuk membandingkan sikap dari mahasiswa. Data lengkap distribusi frekuensi
Tabel 5.3 Sikap Mahasiswa terhadap Psikiatri
1. Penelitian di bidang psikiatri
memajukan penanganan gangguan
2. Psikiatri adalah cabang kedokteran
yang berkembang pesat
Sangat Setuju 13 13 5 5 18 9
Setuju 60 60 67 67 127 63.5
Kurang Setuju 26 26 28 28 54 27
Sangat Tidak Setuju 1 1 0 0 1 0.5
3. Psikiatri adalah tidak ilmiah dan
tidak akurat
Sangat Setuju 1 1 2 2 3 1.5
Setuju 14 14 9 9 23 11.5
Kurang Setuju 52 52 70 70 122 61
Sangat Tidak Setuju 33 33 19 19 52 26
4. Jika ada anggota keluarga yang
Sangat Tidak Setuju 0 0 1 1 1 0.5
5. Konsultasi psikiatri sangat
membantu pasien medis atau bedah
Sangat Setuju 33 33 22 22 55 27.5
7. Psikiatri bukan cabang kedokteran
yang murni dan valid
psikolog dan pekerja sosial adalah
berkualifikasi seperti psikiater dalam
dengan gangguan jiwa
jiwa, psikiater punya kekuasaan dan
pengaruh yang paling besar
12. psikiatri terlalu berbasis biologis
dan kurang memperhatikan
13. psikiatri adalah terlalu analitis,
teoritis, dan psikodinamis, serta
pasien.
yang hampir sama banyaknya dengan
dokter
Sangat Setuju 10 10 1 1 11 5.5
Setuju 53 53 44 44 97 48.5
Kurang Setuju 31 31 46 46 77 38.5
Sangat Tidak Setuju 6 6 9 9 15 7.5
16. Psikiatri adalah kurang prestisius
di mata masyarakat.
Sangat Setuju 9 9 6 6 15 7.5
Setuju 43 43 49 49 92 46
Kurang Setuju 42 42 41 41 83 41.5
Sangat Tidak Setuju 6 6 4 4 10 5
17. Psikiatri mempunyai status yang
tinggi diantara disiplin medis lain
Sangat Setuju 5 5 5 5 10 5
Setuju 31 31 28 28 59 29.5
Sangat Tidak Setuju 8 8 4 4 12 6
18. banyak dokter yang tidak dapat
memperoleh pendidikan spesialis
pada disiplin lain beralih ke psikiatri
Sangat Setuju 5 5 1 1 6 3
Setuju 17 17 26 26 43 21.5
Kurang Setuju 61 61 68 68 129 64.5
Sangat Tidak Setuju 17 17 5 5 22 11
19. Keluarga tidak mendukung untuk
menjadi psikiater
21. Jika siswa tertarik pada psikiatri,
ia mengambil resiko diasosiasikan
dengan kelompok orang –orang yang
ingin menjadi psikiater; yang sering
dipandang sebagai grup orang aneh
Sangat Setuju 7 7 6 6 13 6.5
Setuju 40 40 31 31 71 35.5
Kurang Setuju 38 38 55 55 93 46.5
Sangat Tidak Setuju 15 15 8 8 23 11.5
pasien gangguan mental/gangguan
23. Cara pengajaran psikiatri pada
sekolah kedokteran saya sangat
24. Mayoritas psikiater pada sekolah
kedokteran saya adalah pemikir logis
Sangat Setuju 7 7 10 10 17 8.5
Setuju 63 63 59 59 122 61
Kurang Setuju 26 26 29 29 55 27.5
Sangat Tidak Setuju 4 4 2 2 6 3
25. Mayoritas staf medis non-psikiatri
pada sekolah kedokteran saya
26. Walau saya tertarik dengan
psikiatri, tidak ada usaha dari sekolah
Sangat Setuju 6 6 2 2 8 4
Setuju 30 30 35 35 65 32.5
Kurang Setuju 46 46 51 51 97 48.5
Sangat Tidak Setuju 18 18 12 12 30 15
Dari tabel di atas, terlihat mahasiswa angkatan 07 setuju (91%) bahwa penelitian
di bidang psikiatri memajukan penanganan gangguan mental, seperti halnya
mahasiswa 010 (96%). Mahasiswa juga setuju bahwa psikiatri adalah cabang
kedokteran yang berkembang dengan pesat (07 = 73% & 010 = 72%). Namun,
sebanyak 85% mahasiswa angkatan 07 dan 89 % mahasiswa angkatan 010 tidak
setuju kalau psikiatri adalah tidak ilmiah dan tidak akurat.
Sebanyak 97 % mahasiswa angkatan 07 setuju mengenai rekomendasi konsultasi
psikiater bagi anggota keluarganya yang mengalami gangguan emosional,
dibandingkan dengan hanya 85 % pada mahasiswa angkatan 010.Mahasiswa
angkatan 07 (91 %) dan angkatan 010 (86 %) juga setuju bahwa konsultasi
psikiatri sangat membantu pasien medis.
Dari tabel di atas, terlihat mayoritas mahasiswa angkatan 07 (76 %) dan
mahasiswa angkatan 010 (67 %) tidak setuju bahwa psikiatri bukan cabang
kedokteran yang valid. Hanya 64 % mahasiswa angkatan 07 dan 66 % mahasiswa
angkatan 010 yang setuju kebanyakan psikiater adalah pemikir logis. Mayoritas
mahasiswa angkatan 010 (83 %) setuju bahwa psikolog dan pekerja sosial
berkualifikasi seperti psikiater dalam mendiagnosa dan menangani pasien
gangguan jiwa, dibandingkan dengan hanya 67 % mahasiswa angkatan 07 yang
setuju. Mahasiswa angkatan 07 (55 %) cenderung tidak setuju kalau psikiatri
terlalu sering membenarkan doktrin, sedangkan mahasiswa angkatan 010 (51 %)
cenderung setuju. Mahasiswa juga tidak setuju (07 = 79% dan 010 = 72%) bahwa
psikiatri kurang memperhatikan kehidupan pribadi pasien; dan tidak setuju (07 =
75% dan 010 = 61%) kalau psikiatri tidak mempertimbangkan fisiologi pasien.
Sebanyak 86 % mahasiswa angkatan 07 dan 74 % mahasiswa angkatan 010 tidak
penghasilan yang sama banyaknya dengan dokter lainnya, dibandingkan dengan
63 % oleh mahasiswa angkatan 07.
Dari tabel diatas juga terlihat bahwa mahasiswa angkatan 07 dan angkatan 010
(52% dan 54%) setuju bahwa psikiatri kurang prestisius di mata masyarakat,
sebagaimana mereka tidak setuju (64 % dan 67 %) psikiatri mempunyai status
yang tinggi di antara disiplin medis lainnya. Mahasiswa juga cenderung tidak
setuju (64 % dan 67 %) bila psikiatri dianggap sebagai pilihan terakhir oleh dokter
bila tidak dapat melanjutkan ke pendidikan spesialis lainnya. Mengenai dukungan
keluarga, sebanyak 55 % mahasiswa angkatan 07 tidak setuju bahwa keluarga
tidak mendukung; namun untuk mahasiswa angkatan 010 persentase yang setuju
dan tidak setuju adalah sama. Untuk dukungan sahabat, kedua kelompok (68%
dan 60%) cenderung tidak setuju bahwa sahabt tidak mendukung untuk menjadi
psikiatri. Hanya 53 % mahasiswa angkatan 07 yang tidak setuju bila siswa yang
tertarik psikiatri dianggap aneh, dibandingkan dengan 63 5 mahasiswa angkatan
010 yang tidak setuju. Mahasiswa angkatan 010 cenderung merasa tidak nyaman
(63 %) dengan pasien gangguan mental, dibandingkan dengan mahasiswa
angkatan 07 (51 %).
Untuk cara pengajaran, 65 % mahasiswa angkatan 07 dan 73 % mahasiswa
angkatan 010 setuju bahwa cara pengajaran psikiatri pada Fakultas Kedokteran
USU menarik dan berkualitas. Mereka juga setuju (70 % dan 69 %) bahwa
psikiater di Fakultas Kedokteran USU adalah pemikir logis. Psikiatri juga
dianggap cukup dihormati di Fakultas Kedokteran USU (83 % dan 82 %).
Mahasiswa tidak setuju bila Fakultas Kedokteran USU dianggap tidak
5.1.4 Hasil Analisis Data
Perbandingan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara terhadap Psikiatri
Tabel 5.4 Perbandingan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara terhadap Psikiatri
Mean Std deviation N
Angkatan 7 47,49 6,912 100
10 44,52 6,177 100
F = 0,782 p = 0,378
t = 3,096 df = 198 p = 0,002
Dari tabel di atas yang membandingkan sikap mahasiswa angkatan 07 dan
angkatan 010 didapati bahwa rata – rata skor total sikap mahasiswa angkatan 07
adalah 47,49 dengan standard deviasi 6,912. sedangkan mahasiswa angkatan 010
memiliki rata – rata 44,52 dengan standard deviasi 6,177.
Tabel 5.5 Interpretasi Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara terhadap Psikiatri
Sikap
Total Cenderung Negatif Cenderung Positif
Angkatan 7 10 (5 %) 90 (45 %) 100
10 24 (12 %) 76 (38 %) 100
Total 34 166 200
Dari tabel di atas, dengan kriteria penilaian oleh Balon et al, didapati
bahwa 10 % sikap mahasiswa angkatan 07 cenderung negatif dan 90 % sisanya
cenderung positif. Sedangkan untuk mahasiswa angkatan 010, 24 % cenderung
5.2 Pembahasan
5.2.1 Perbandingan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara terhadap Psikiatri
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, diperoleh data yang didapatkan
melalui kuesioner, yang disebar kepada mahasiswa angkatan 2007 dan 2010
sebagai sampel penelitian. Data tersebut digunakan sebagai tolak ukur dalam
melakukan pembahasan, sebagai berikut :
Dari Tabel 5.4 , terlihat bahwa rata-rata skor total sikap mahasiswa
angkatan angkatan 07 adalah 47,49 dengan standard deviasi 6,912. sedangkan
mahasiswa angkatan angkatan 010 memiliki rata – rata 44,52 dengan standard
deviasi 6,177.
Setelah dilakukan uji analisis statistik dengan Independent t-test antara
angkatan dengan skor total sikap mahasiswa, didapati untuk homogenitas nilai p
≥0,05 (p = 0,123), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan varian.
Maka pembacaan hasil t-test tanpa perbedaan varian mempunyai nilai nilai p
≤0,05 (p = 0,002) yang bermakna terdapat perbedaan sikap yang signifikan antara
mahasiswa angkatan 2007 dan angkatan 2010 terhadap psikiatri.
Hal ini sejalan dengan pernyataan oleh Garyfallos et al (1998) dalam
penelitiannya, yaitu bahwa paparan pendidikan psikiatri dapat mempengaruhi
sikap siswa terhadap psikiatri. Pardes et al (1982) juga menyatakan bahwa
pendidikan psikiatri merupakan faktor penting dalam mempositifkan sikap
terhadap psikiatri; sebagaimana yang disarankan oleh Feifel et al (1999) dalam
penelitiannya, bahwa sikap negatif mungkin disebabkan oleh adanya kepercayaan
yang salah terhadap psikiatri, yang dapat diperbaiki dengan paparan pengetahuan
yang benar. Penelitian oleh Andriyanti (2004) juga menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan dan sikap adalah berbanding lurus dengan paparan terhadap psikiatri.
Penelitian yang dilakukan oleh Glynn et al (2006) di Irlandiaterhadap mahasiswa
tahun ke – lima, yang dilakukan sebelum program pendidikan psikiatri dan
sesudah program, ditemukan bahwa program pendidikan ini mampu merubah
Namun, terdapat juga beberapa penelitian dengan hasil yang berbeda,
seperti pada penelitian oleh Al-Ansari et al (2002), yang mana menolak hipothesis
bahwa semakin banyak paparan terhadap psikiatri, maka sikap terhadap psikiatri
akan semakin positif. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor eksternal, seperti
faktor sosiodemografi, karakteristik personal(Eagle et al 1980) dan faktor budaya
(Shokoohi et al ,1991). Penelitian oleh Sartorius et al (2002) menyatakan bahwa
sikap terhadap psikiatri berhubungan dengan stigma, baik yang terdapat pada
institusi kesehatan, maupun pada masyarakat (Tsao et al ,2008). Stigma dapat
menyebabkan tekanan pada pasien dengan gangguan jiwa, sehingga dapat
menyebabkan gangguan perilaku, kecemasan ,dan menyebabkan pasien terisolasi
dari masyarakat (Chin et al, 2006). Tsao (2008) dalam penelitiannya juga
menyatakan bahwa stigma dipengaruhi oleh masalah pada 3 hal utama, yaitu
pengetahuan (menyebabkan ketidak-pedulian), sikap (menyebabkan timbulnya
prasangka), dan perilaku (menyebabkan timbulnya diskriminasi); dimana yang
paling berpengaruh dan mendesak adalah upaya untuk menghapus diskriminasi.
Salah satu cara untuk menghindarkan stigma adalah dengan memberikan
pengetahuan mengenai penyakit kejiwaan kepada masyarakat, dimana pada
penelitian oleh Roman et al (1981) menunjukkan bahwa individu yang
mempunyai informasi lebih tentang penyakit kejiwaan cenderung tidak
berprasangka terhadap pasien gangguan kejiwaan.
Berdasarkan Tabel 5.5, didapati bahwa 10 % sikap mahasiswa angkatan 07
cenderung negatif dan 90 % sisanya cenderung positif. Sedangkan untuk
mahasiswa angkatan 010, 24 % cenderung negatif dan 76 % cenderung positif.
Hasil ini menunjukkan bahwa walaupun mayoritas responden memiliki sikap
yang cenderung positif, namun berdasarkan hasil analisa statistik dengan uji beda
2 mean t-test dengan sample independent, terdapat perbedaan sikap yang
signifikan. Teori Allport (1954) mengenai pembentukan sikap yang utuh (total
attitude) dimana faktor yang berperan penting adalah pengetahuan, pikiran,
keyakinan, dan emosi mungkin dapat menjelaskan mengapa sikap dari kedua
belum jelas mengenai tingkat pengetahuan, keyakinan, dan emosi / perasaan;
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian mengenai perbandingan
sikap mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap
psikiatri, disimpulkan :
1. Mayoritas mahasiswa angkatan 07 (90%) memiliki sikap yang cenderung
positif terhadap psikiatri, dengan rata-rata skor total 47,5 (SD = 6,9)
2. Mayoritas mahasiswa angkatan 010 (76%) memiliki sikap yang cenderung
positif terhadap psikiatri, dengan rata-rata skor total 44,5 (SD = 6,2)
3. Dari hasil t-test dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan sikap terhadap
psikiatri antara mahasiswa angkatan 07 dengan mahasiswa angkatan 010
(p = 0,002)
6.2 Saran
1. Bagi mahasiswa, diharapkan adanya peningkatan pemahaman terhadap
psikiatri, terutama tingkat pengetahuan agar dapat menghindari stigma
yang terdapat pada masyarakat.
2. Bagi peneliti, perlu dilakukan penelitian untuk menilai tingkat
pengetahuan dari mahasiswa, bagaimana hubungan tingkat pengetahuan
dengan sikap, dan apakah terdapat faktor – faktor lainnya yang dapat
mempengaruhi sikap mahasiswa, khususnya mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, terhadap psikiatri.
3. Bagi institusi, diharapkan adanya peningkatan paparan terhadap psikiatri
bagi mahasiswa, sehingga dapat mengubah sikap mahasiswa terhadap
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ansari, Ala’a Alsadadi, 2002. Attitude of Arabian Gulf University Medical
Students towards Psychiatry. Education for Health, Vol. 15, No. 2;180 –
188
Andriyanti, Luzi, 2004. Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia Terhadap Psikiatri. FK-UI. Available from :
Balon, R., Franchini,G.R., Freeman, P.S., Hassenfeld, I.N., Keshavan, M.S.,
Yoder, E., 1999. Medical Students’ and Views of Psychiatry. Academic
Psychiatry 1999; 23:30–36.
Chin, S.H., Balon, R. 2006. Attitudes and Perceptions Towards Depression and
Schizophrenia among Residents in Different Medical Specialties.
Academic Psychiatry 2006; 30: 262 – 263.
Clardy, J.A., Thrust, C.R., Guttenberg, V.T., Goodrich, M.L., Burton, R.P.D.,
2000. The junior-year psychiatric clerkship and medical students' interest
in psychiatry. Academic Psychiatry 2000; 24: 35 – 40.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1993. Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa III. Direktorat Jendral Pelayanan Medik.
Eagle, P.F, Marcos, L.R 1980. Factors in medical students, choice of psychiatry.
Feifel D, Moutier CY, Swerdlow NR: Attitudes toward psychiatry as a
prospective career among students entering medical school. Am J
Psychiatry 1999; 156:1397–1402
Gabbard, Glen O. Psychoanalysis. In Saddock, B.J., Saddock V.A. 2000. Kaplan
& Sadock's Comprehensive Textbook of Psychiatry. 7th edition. Lippincott
Williams & Wilkins Publishers
Galka, S.W., Perkins, D.V., Butler, N., Griffith, D.A., 2005. Medical Students'
Attitudes Toward Mental Disorders Before and After a Psychiatric
Rotation. Academic Psychiatry 2005; 29 : 357 – 361.
Garyfallos, G., Lavrentiadis, G., Parashos, A., Aravela, A., Giouzepas, J.,
Dimitriou, E., 1998. Medical Students’ Attitudes Toward Psychiatry in
Greece.Academic Psychiatry 1998; 22:92–97.
Lai, Y.M., Hong, C.P., Chee, C.Y.L., 2001. Stigma of Mental Illness. Singapore
Med J 2001 Vol 42[3]:111-114
Laugharne, R., Appiah-Poku, J., Laugharne, J., Shankar, R., 2009. Attitudes
Towards Psychiatry Among Final-Year Medical Students in Kumasi,
Ghana. Academic Psychiatry 2009; 33:71–75.
Madiyono, B. Moeslichan, S. 2008. Perkiraan Besar Sampel. Dalam:
Sadstroasmoro, Sudigdo. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis ed 3.
Jakarta: Sagung Seto: 302 – 331
Malhi, G.S., Parker G.B., Parker, K., Carr, V.J., Kirkby, K.C., Yellowlees, P.,
Boyce, P., Tonge, B., 2003. Attitudes toward psychiatry among students
2010].
Manasis, K., Katz, M., Lofchy, J., Wiesenthal, S., 2006. Choosing a Career in
Psychiatry : Influential Factors Within a Medical School Program.
Academic Psychiatry 2006; 30:325 - 329.
Maramis, Willy F. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa / Willy F. Maramis. Edisi
ke-2. Surabaya : Airlangga University Press.
Ndetei, D.M., Khasakala, L., Ongecha-Owuor, F., Kuria, M. Syanda, J., Kokonya,
D., 2008. Attitudes Toward Psychiatry: A Survey of Medical Students at
the University of Nairobi, Kenya. Academic Psychiatry 2008; 32:154–159
Nielsen, A.C., Eaton, J.S., 1981. Medical Students' Attitudes About Psychiatry.
Arch Gen Psychiatry 1981;38:1144-1154
Syed, U.E., Siddiqi, M.N., Dogar, I., Hamrani, M.M., Yousafzai, A.W., Zuberi,
S., 2008. Attitudes of Pakistani Medical Students Towards Psychiatry as a
Prospective Career: A Survey. Academic Psychiatry 2008; 32:160–164
Tsao, C., Tummala, A., Roberts, L. 2008. Stigma in Mental Health Care.
Academic Psychiatry 2008; 32: 70 - 73.
Tumbuleka, A. Panduriono. 2008. Pemilihan Uji Hipotesis. Dalam:
Sadstroasmoro, Sudigdo. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis ed 3.
Jakarta: Sagung Seto: 302 - 331
Wahyuni, A.S, 2007. Statistika Kedokteran Disertai Aplikasi dengan SPSS.
WHO, 2005. The World Health Organization [WHO] Mental Atlas .WHO.
Available from :
[Accessed 26 April 2010]
Zalar, B., Strbad, M., Svab, V., 2007. Psychiatric Education : Does It Affect
CURRICULUM VITAE
Lampiran 1
Nama : Michael Rulando
Tempar / Tanggal Lahir : Medan / 21 Maret 1990
Agama : Buddha
Alamat : Jl. H.M. Said Ujung gg. Lubis no 2 Medan
No HP/E -Mail : 08196069162/ m_rul4nd0@yahoo.co.id
Riwayat Pendidikan : 1. TK Methodist Siantar (1994-1996)
2. Sekolah Dasar Methodist Siantar ( 1996-1998 )
3. Sekolah Dasar Sultan Agung Siantar ( 1998-2001 )
4. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Sultan Agung
Pematang Siantar (2001-2004 )
5. Sekolah Menengah Atas Sutomo 1 Medan (
2004-2007 )
6. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (
Lampiran 2
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN
PERBANDINGAN SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TERHADAP PSIKIATRI
Saya yang bernama di bawah ini :
Nama : Michael Rulando
NIM : 070100075
adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang
melakukan penelitian berjudul “Perbandingan Sikap Mahasiswa fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Psikiatri” dengan tujuan untuk
melihat apakah terdapat perbedaan sikap terhadap psikiatri antara mahasiswa yang
belum terpapar dengan ilmu psikiatri dengan mahasiswa yang telah terpapar
dengan ilmu psikiatri.
Saya mengharapkan kesediaan Saudara/Saudari untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini, yaitu dengan menjawab pertanyaan yang diajukan dengan
sejujur-jujurnya. Partisipasi Saudara/Saudari dalam penelitian ini adalah bersifat sukarela,
sehingga Saudara/Saudari bebas untuk mengundurkan diri jika tidak berkenan
menjadi responden tanpa ada sanksi apapun. Semua informasi yang
Saudara/Saudari berikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan dalam
penelitian ini.
Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Atas partisipasi dan kesediaan
Saudara/Saudari, saya ucapkan terima kasih.
Medan,______________2010
Lampiran 3
LEMBAR PERNYATAAN
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)
KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama :
Nim :
Alamat :
Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang
penelitian,
Judul Penelitian : Perbandingan Sikap Mahasiswa fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Terhadap Psikiatri.
Nama Peneliti : Michael Rulando
Instansi Penelitian : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi subyek penelitian dengan
sukarela dan tanpa paksaan.
Medan, ... 2010
( ___________________________ )
Kuesioner Penelitian
1 Penelitian di bidang psikiatri telah membuat langkah bagus dalam memajukan penanganan gangguan mental umum
”Psychiatric research has made good strides in advancing care of the major mental disorder”
2 Psikiatri adalah cabang kedokteran yang sedang berkembang dengan pesat
”Psychiatry is a rapidly expanding frontier of medicine”
3 Psikiatri adalah tidak ilmiah dan tidak akurat.
”Psychiatry is unscientific and imprecise”
4 Jika ada anggota keluarga yang terganggu secara emosional dan situasinya tidak membaik, saya akan merekomendasikan konsultasi ke psikiater.
”If someone in my family was very emotionally upset and situation did not seem to be improving, i would recommend a psychiatric consultation”
5 Konsultasi psikiatri sangat membantu untuk pasien medis atau bedah
”Psychiatric consultation for medical or surgical patients is often helpful”
6 Perawatan psikiatri sangat membantu bagi kebanyakan pasien yang menjalaninya
”Psychiatric treatment is helpful to most peple who receive it”
7 Psikiatri adalah bukan cabang kedokteran yang murni dan valid
”Psychiatry is not a genuine and valid branch of medicine”
8 Kebanyakan psikiater adalah pemikir logis
”Most psychiatrist are clear,logical thinker”
9 Dengan beberapa pengecualian, psikolog dan pekerja sosial adalah berkualifikasi seperti psikiater dalam mendiagnosis dan menangani pasien dengan gangguan emosi.
”With few exceptions, clinical psychologists and social workers are just as qualified as psychiatrists to diagnose and treat emotionally disturbed people”
10 Diantara profesional kesehatan jiwa, psikiater punya kekuasaan dan pengaruh yang paling besar
”Among mental health professional, psychiatrists have the most authority and influence”
11 Psikiater terlalu sering membenarkan teori/doktrin dalam mengajar psikiatri
”Psychiatrists are too frequently apologetic when teaching psychiatry”
12 Psikiatri terlalu berpikiran tentang biologis dan kurang perhatian tentang kehidupan pribadi pasien dan gangguan psikologi.
”Psychiatry is too biologically minded and not attentive enough to patient’s personal life and psychological problems”
Jawablah pertanyaan sesuai dengan pendapat anda. (beri tanda pada kotak yang disediakan)
“Psychiatry is too analitical, theoritical, and psychodynamic, and not attentive enough to patient’s physiology”
14 Psikiater sering menyalah-gunakan hak untuk merawat-inap pasien diluar keinginan pasien.
”Psychiatrists frequently abuse their legal power to hospitalize patients against their will”
15 Psikiater mempunyai penghasilan yang hampir sama banyaknya dengan dokter lain.
”On average, psychiatrists makes as much money as most doctors”
16 Psikiatri adalah kurang prestisius dimata masyarakat.
“Psychiatry has a low prestige among the general public”
17 Psikiatri mempunyai status yang tinggi diantara disiplin medis yang lain.
”Psychiatry has a high status among other medical disciplines”
18 Banyak dokter yang tidak dapat memperoleh pendidikan spesialis pada disiplin yang lain beralih ke psikiatri.
”Many people who could not obtain residency position in other specialties eventually enter psychiatry”
19 Keluarga tidak mendukung untuk menjadi psikiater.
”My family discouraged me from entering psychiatry”
20 Teman-teman tidak mendukung untuk menjadi psikiater.
”Friends and fellow students discouraged me from entering psychiatry”
21 Jika siswa tertarik pada psikiatri, ia mengambil resiko untuk diasosiasikan dengan kelompok orang-orang yang ingin menjadi psikiater, yang dalam pandangan orang lain merupakan grup orang aneh.
”If a student expresses interest in psychiatry, he or she risks being associated with a group of other would be psychiatrists who are often seen by others as odd, peculiar or neurotic”
22 Saya merasa tidak nyaman dengan pasien gangguan mental/gangguan jiwa.
”I feel uncomfortable with mentally ill patients”
23 Cara pengajaran psikiatri pada sekolah kedokteran saya sangat menarik dan mempunyai kualitas yang bagus.
”Teaching of psychiatry at my medical school is interesting and of good quality”
24 Kebanyakan psikiater pada sekolah saya adalah pemikir logis
”Most psychiatrists at my medical school are clear, logical thinker”
25 Kebanyakan staf medis non psikiatri pada sekolah kedokteran saya menghormati psikiatri.
”Most non-psychiatry and house staff at my medical school are respectful of psychiatry”
26 Walau saya tertarik dengan psikiatri, tidak ada usaha dari sekolah kedokteran saya untuk mendukung.
115 114 10 laki-laki 144 112 10 laki-laki 173 175 10 perempuan
116 47 10 perempuan 145 319 10 perempuan 174 224 10 perempuan
117 95 10 laki-laki 146 195 10 perempuan 175 67 10 perempuan
118 214 10 laki-laki 147 33 10 laki-laki 176 111 10 perempuan
119 149 10 perempuan 148 150 10 laki-laki 177 56 10 perempuan
120 212 10 perempuan 149 98 10 perempuan 178 26 10 laki-laki
121 248 10 laki-laki 150 338 10 perempuan 179 115 10 perempuan
122 83 10 laki-laki 151 165 10 laki-laki 180 146 10 perempuan
123 252 10 perempuan 152 329 10 perempuan 181 234 10 laki-laki
124 15 10 perempuan 153 135 10 laki-laki 182 87 10 perempuan
125 20 10 perempuan 154 103 10 laki-laki 183 331 10 laki-laki
126 231 10 perempuan 155 135 10 perempuan 184 62 10 perempuan
127 266 10 laki-laki 156 75 10 laki-laki 185 21 10 perempuan
128 86 10 perempuan 157 63 10 perempuan 186 156 10 perempuan
Lampiran 6
Data Validasi Kuesioner
No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P Total
1 2 2 2 1 2 1 3 3 1 2 2 0 2 3 1 3 3 2 3 2 3 2 3 3 1 1 53
2 2 0 1 2 1 2 0 1 2 3 3 1 2 3 0 1 2 3 2 3 3 3 2 0 0 2 44
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 78
4 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 66
5 1 2 2 2 1 3 1 2 1 0 0 1 1 3 0 1 2 1 2 0 3 0 2 1 0 2 34
6 0 2 3 3 0 2 0 3 0 1 1 0 0 2 0 1 3 0 3 1 2 1 3 0 0 3 34
7 1 0 3 2 3 3 2 3 0 2 2 2 1 3 0 2 3 2 3 2 3 2 3 2 0 2 51
8 1 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 1 3 0 0 1 3 3 3 1 1 2 2 2 3 53
9 1 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 1 3 0 0 1 3 3 3 1 1 2 2 2 3 53
10 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 68
11 0 3 2 1 1 2 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 0 1 1 30
12 1 2 3 0 0 3 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 3 1 0 0 0 1 1 0 0 18
13 3 2 3 3 3 2 2 1 1 3 3 2 3 0 2 3 0 3 0 3 0 3 0 2 2 3 52
14 0 1 0 1 0 1 3 0 0 1 1 3 0 1 2 0 1 2 1 1 1 1 1 3 2 1 28
15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 78
16 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 65
17 1 2 1 2 2 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 27
18 0 1 0 3 3 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 3 16
19 3 0 0 1 0 1 3 0 0 1 1 2 3 0 1 2 3 3 1 1 0 1 3 3 1 1 35