• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Tekanan Darah pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2012 yang Memiliki Kualitas Tidur Buruk dengan Kualitas Tidur Baik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan Tekanan Darah pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2012 yang Memiliki Kualitas Tidur Buruk dengan Kualitas Tidur Baik"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama : Jesslyn Tan

Tempat/ Tanggal Lahir : Medan/ 18 Maret 1995

Agama : Buddha

Alamat : Jl. Boulevard No. 51 Blok G1 komp. Cemara Asri

Telepon : 061-6630716

II. Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1998-1999 : Play Group Sutomo 1 Medan 2. Tahun 1999-2002 : TK Frasiskus 2 Bandar Lampung 3. Tahun 2002-2003 : SD Fransiskus 2 Bandar Lampung 4. Tahun 2003-2007 : SD Swasta Sutomo 1 Medan 5. Tahun 2007-2010 : SMP Swasta Sutomo 1 Medan 6. Tahun 2010-2012 : SMA Swasta Sutomo 1 Medan III. Riwayat Pelatihan

-

IV. Riwayat Organisasi

(2)

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Dengan hormat,

Saya Jesslyn Tan, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sedang mengadakan penelitian

dengan judul ―Perbedaan Tekanan Darah pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2012 yang Memiliki Kualitas Tidur Buruk dengan Kualitas Tidur Baik.‖

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah. Adapun manfaat dari penelitian ini dapat memberi informasi serta edukasi kepada masyarakat untuk menjaga kualitas tidur yang baik dan pencegahan faktor resiko hipertensi yang dapat dicegah sedini mungkin. Selain itu penelitian ini juga dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah. Saya akan melakukan pembagian angket untuk mengukur kualitas tidur anda dan akan mengukur tekanan darah anda sebanyak 3 kali dengan interval 5 menit.

Partisipasi Saudara/i bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Indentitas pribadi Saudara/i sebagai partisipan akan dirahasiakan dan informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Untuk penelitian ini, Saudara/i tidak akan dikenakan baiaya apapun. Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan dan kesedian Saudara/i menjadi partisipan dalam penelitian ini, saya sampaikan terima kasih.

Medan, 2015 Peneliti,

(3)

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Umur : Alamat :

Setelah mendapatkan keterangan dan penjelasan dari peneliti tentang ―Perbedaan Tekanan Darah pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2012 yang Memiliki Kualitas Tidur Buruk dengan Kualitas Tidur Baik.‖ maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan, saya menandatangani dan menyatakan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.

Demikianlah surat pertanyaan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2015

(4)

Lampiran 4

LEMBAR IDENTITAS SUBJEK PENELITIAN

No.

Tanggal :

Tanggal Bulan Tahun

Nama Lengkap :

Usia :

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Berat Badan : Kg

Tinggi Badan : cm IMT :

Saat Hari Penelitian (Diisi oleh peneliti) :

Apakah Anda Merokok : ( ) ya ( ) tidak

Apakah Anda Peminum Alkohol : ( ) ya ( ) tidak

Apakah Anda Menderita Penyakit Dibawah ini (yang anda ketahui) :

1. Hipertensi ( ) ya ( ) tidak 2. Diabetes ( ) ya ( ) tidak 3. Hipertiroid ( ) ya ( ) tidak 4. Penyakit ginjal ( ) ya ( ) tidak

Apakah orang tua and mengalami hipertensi : ( ) ya ( ) tidak

(5)

Lampiran 5

LEMBARAN KUESIONER Instruksi:

Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini adalah pertanyaan yang berhubungan dengan kebiasaan tidur anda satu bulan yang lalu. Jawaban yang anda berikan adalah jawaban yang mayoritas anda alami dan lakukan selama satu bulan yang lalu.

Silahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini.

1. Selama sebulan yang lalu, jam berapa anda biasanya mulai tidur di malam hari?

Waktu tidur

2. Selama sebulan yang lalu, berapa menit anda habiskan waktu di tempat tidur, sebelum akhirnya anda tertidur?

Jumlah menit

3. Selama sebulan yang lalu, jam berapa anda biasanya bangun di pagi hari?

Jam bangun tidur

4. Selama sebulan yang lalu, berapa jam anda tidur pulas di malam hari (hal ini berbeda dengan waktu yang anda habiskan di ranjang)?

Jumlah jam pada tidur malam

Untuk pertanyaan berikut, pilih salah satu jawaban yang sesuai.

(6)

Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu

Tiga atau lebih dalam seminggu

b. Bangun tidur ditengah malam atau bangun pagi terlalu cepat Tidak ada selama sebulan yang lalu

Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu

Tiga atau lebih dalam seminggu

c. Pergi ke kamar mandi di malam hari Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu

Tiga atau lebih dalam seminggu

d. Sulit bernafas secara nyaman

Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu

Tiga atau lebih dalam seminggu

e. Batuk atau mendengkur keras

Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu

(7)

f. Merasa Kedinginan

Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu

Tiga atau lebih dalam seminggu

g. Merasa Kepanasan

Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu

Tiga atau lebih dalam seminggu

h. Mengalami Mimpi Buruk

Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu

Tiga atau lebih dalam seminggu

i. Sakit-sakit di badan (pegal-pegal)

Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu

Tiga atau lebih dalam seminggu

j. Alasan lain yang mengganggu tidur anda, silahkan sebutkan

(8)

Tiga atau lebih dalam seminggu

6. Selama sebulan yang lalu, bagaimana rata-rata kualitas tidur anda? Sangat baik

Baik Buruk Sangat buruk

7. Selama Sebulan yang lalu, seberapa sering anda mengkonsumsi obat-obat untuk membantu tidur anda?

Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu

Tiga atau lebih dalam seminggu

8. Selama sebulan yang lalu, seberapa sering muncul masalah-masalah yang dapat menggangu anda saat mengendarai kendaraan, makan, atau beraktifitas sosial?

Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu

Tiga atau lebih dalam seminggu

9. Selama sebulan yang lalu, berapa banyak masalah yang cukup membuat anda tidak antusias untuk menyelesaikannya?

Tidak ada

(9)

10. Apakah anda Memiliki teman satu ruangan tidur? Tidak ada

Ada teman tapi tidak satu ruangan

Ada teman satu ruangan, tidak satu tempat tidur Ada teman satu ruangan dan satu tempat tidur

Jumlah Score :

(10)

Lampiran 6

LEMBAR PENCATATAN HASIL PENGUKURAN

Tekanan darah yang diukur tiga kali dengan interval 5 menit pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Universitas Sumatera Utara Angkatan 2012.

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Berat Badan : Kg

Tinggi Badan : cm

Hasil Pengukuran Tekanan Darah Sistol (mmHg) Diastol (mmHg) Pengukuran I

Pengukuran II Pengukuran III

Rata-rata pengukuran II dan III

(11)

Lampiran 7

Menentukan Skoring Kuisioner PSQI

Kuisioner PSQI (Pittsburgh Quality Index) memiliki 19 pertanyaan yang dijawab sendiri. Skor dari 19 pertanyaan itu akan digabung untuk membentuk skor tujuh domain. Skor tiap komponen dimulai dari 0 (tidak sulit) sampai 3 (sangat sulit). Skor dari ke tujuh domain itu akan menghasilkan skor total dengan rentang skor 0-21 poin.

Perhitungan skoring :

1. Kualitas Tidur secara Subjektif (domain 1)

 Lihat pertanyaan #6, dan pemberian skor nya :

Sangat Baik : 0 Baik : 1 Buruk : 2 Sangat Buruk : 3

 Skor domain 1 :_______ 2. Latensi Tidur (domain 2)

 Lihat pertanyaan #2, dan pemberian skornya :

≤ 15 menit : 0 16-30 menit : 1 31-60 menit : 2 >60 menit : 3

 Lihat pertnyaan #5a, dan pemberian skornya :

(12)

3-4 : 2 5-6 : 3

 Skor domain 2 :_______ 3. Durasi Tidur (domain 3)

 Lihat pertanyaan #4, dan pemberian skornya :

>7 jam : 0 6-7 jam : 1 5-6 jam : 2 <5 jam : 3

 Skor domain 3 :_______ 4. Efisiensi Tidur (domain 4)

 Tuliskan jumlah jam tidur pulas anda (#4) : ______  Hitunglah jumlah jam yang anda habiskan di tempat tidur

Jam bangun tidur (#3) : ______

- Jam mulai tidur (#1) : ______

Jumlah jam yang anda habiskan di tempat tidur : ______  Hitunglah efisiensi tidur dengan cara dibwah

(jumlah jam tidur/jumlah yang anda habiskan di tempat tidur) x 100 persen = efisiensi tidur (%)

( ____/____ ) x 100% = ____ %  Berilah skor akhirnya sebagai berikut :

>85% : 0 75-84 % : 1 65-74% : 2 <65% : 3

 Skor domain 4 :_______ 5. Gangguan tidur

(13)

Tiga atau lebih dalam seminggu : 3  Tambahkan skor pertanyaan #5b-5j

 Berilah skor akhirnya sebagai berikut :

0 : 0 1-9 : 1 10-18 : 2 19-27 : 3

 Skor domain 5 :_______ 6. Penggunaan obat tidur (domain 6)

 Lihat pertanyaan #7, dan pemberian skor nya :

Tidak ada selama sebulan yang lalu : 0 Kurang dari sekali dalam satu minggu : 1 Satu atau dua kali seminggu : 2 Tiga atau lebih dalam seminggu : 3  Skor domain 6 :_______

7. Gangguan Aktivitas di Siang Hari (domain 7)

 Lihat pertanyaan #8, dan pemberian skornya :

Tidak ada selama sebulan yang lalu : 0 Kurang dari sekali dalam satu minggu : 1 Satu atau dua kali seminggu : 2 Tiga atau lebih dalam seminggu : 3  Lihat pertanyaan #9, dan pemberian skornya :

Tidak ada : 0

Hanya masalah-masalah kecil : 1 Masalah biasa (sedang) : 2 Masalah yang sangat besar : 3  Tambahkan skor #8 dan #9

(14)

5-6 : 3

 Skor domain 7 :_______

8. Jumlahkan skor dari ke tujuh domain di atas.  Skor 0-5 : kualitas tidur baik

(15)

Lampiran 8 Data Induk :

Nomor umur

jenis

kelamin Skor Hasil sistol diastol

1 21 perempuan 4 Baik 110 70

2 21 perempuan 4 Baik 120 70

3 21 perempuan 3 Baik 90 70

4 22 laki-laki 4 Baik 100 70

5 21 perempuan 4 Baik 100 70

6 21 perempuan 4 Baik 100 70

7 21 perempuan 3 Baik 90 70

8 20 perempuan 4 Baik 110 70

9 21 laki-laki 5 Baik 120 70

10 21 perempuan 4 Baik 115 80

11 21 laki-laki 5 Baik 120 80

12 20 perempuan 2 Baik 110 70

13 21 perempuan 4 Baik 110 70

14 21 laki-laki 2 Baik 120 80

15 20 laki-laki 5 Baik 125 70

16 21 laki-laki 5 Baik 110 80

17 21 laki-laki 3 Baik 120 60

18 23 perempuan 3 Baik 120 80

19 21 perempuan 1 Baik 100 60

20 20 perempuan 2 Baik 120 80

21 22 laki-laki 2 Baik 110 70

22 21 laki-laki 4 Baik 110 80

23 19 perempuan 4 Baik 90 70

24 24 perempuan 1 Baik 110 70

25 20 laki-laki 5 Baik 110 80

26 21 perempuan 5 Baik 110 80

27 19 laki-laki 3 Baik 110 70

28 21 perempuan 2 Baik 120 70

29 21 perempuan 4 Baik 120 70

30 23 perempuan 4 Baik 100 70

(16)

35 20 laki-laki 3 Baik 120 80

36 21 perempuan 5 Baik 120 80

37 20 perempuan 5 Baik 120 80

38 22 laki-laki 3 Baik 120 80

39 21 laki-laki 4 Baik 120 80

40 20 perempuan 4 Baik 110 70

41 22 perempuan 4 Baik 120 70

42 21 laki-laki 2 Baik 120 80

43 21 perempuan 3 Baik 100 90

44 21 perempuan 4 Baik 100 70

45 19 perempuan 3 Baik 110 80

46 21 perempuan 4 Baik 120 80

47 21 laki-laki 0 Baik 90 60

48 21 laki-laki 1 Baik 100 60

49 21 perempuan 5 Baik 130 80

50 21 perempuan 5 Baik 120 80

51 22 perempuan 3 Baik 100 70

52 20 perempuan 4 Baik 120 75

53 22 perempuan 4 Baik 115 70

54 21 perempuan 0 Baik 115 75

55 21 perempuan 4 Baik 110 70

56 21 laki-laki 3 Baik 100 60

57 21 perempuan 5 Baik 110 80

58 21 laki-laki 5 Baik 110 70

59 21 laki-laki 5 Baik 110 80

60 20 laki-laki 3 Baik 115 80

61 21 laki-laki 5 Baik 120 80

62 21 perempuan 4 Baik 110 70

63 21 perempuan 3 Baik 120 80

64 18 perempuan 3 Baik 110 80

65 20 perempuan 5 Baik 100 70

66 23 laki-laki 2 Baik 110 70

67 19 perempuan 5 Baik 110 80

68 20 perempuan 5 Baik 100 70

69 20 laki-laki 4 Baik 110 70

70 21 perempuan 2 Baik 100 70

71 21 perempuan 3 Baik 110 70

72 21 perempuan 4 Baik 110 70

(17)

74 22 perempuan 4 Baik 100 70

75 20 laki-laki 3 Baik 130 80

76 21 laki-laki 5 Baik 120 80

77 21 perempuan 3 Baik 110 70

78 21 perempuan 4 Baik 110 70

79 21 perempuan 4 Baik 110 80

80 20 perempuan 5 Baik 120 70

81 21 perempuan 4 Baik 120 80

82 20 perempuan 2 Baik 110 70

83 23 perempuan 2 Baik 110 70

84 21 perempuan 4 Baik 120 80

85 24 laki-laki 4 Baik 120 70

86 20 perempuan 4 Baik 100 60

87 22 perempuan 4 Baik 110 70

88 21 laki-laki 3 Baik 120 80

89 21 perempuan 2 Baik 110 70

90 21 laki-laki 3 Baik 120 80

91 21 perempuan 6 Buruk 120 70

92 21 laki-laki 10 Buruk 120 80

93 22 laki-laki 7 Buruk 120 80

94 21 laki-laki 7 Buruk 110 80

95 21 laki-laki 6 Buruk 105 70

96 21 laki-laki 7 Buruk 120 85

97 21 laki-laki 6 Buruk 120 85

98 21 laki-laki 8 Buruk 120 80

99 21 perempuan 8 Buruk 110 80

100 21 laki-laki 7 Buruk 120 80

101 20 perempuan 7 Buruk 125 80

102 22 perempuan 6 Buruk 130 80

103 21 laki-laki 8 Buruk 120 65

104 21 laki-laki 9 Buruk 120 80

105 21 perempuan 8 Buruk 120 80

106 20 perempuan 8 Buruk 110 70

107 20 laki-laki 7 Buruk 120 70

108 21 laki-laki 10 Buruk 105 60

(18)

113 21 perempuan 7 Buruk 125 70

114 20 perempuan 6 Buruk 120 80

115 20 perempuan 9 Buruk 110 70

116 21 perempuan 7 Buruk 110 80

117 21 perempuan 6 Buruk 125 80

118 21 perempuan 6 Buruk 120 80

119 24 perempuan 10 Buruk 120 85

120 21 perempuan 13 Buruk 120 80

121 21 perempuan 10 Buruk 120 80

122 21 perempuan 6 Buruk 130 100

123 21 perempuan 6 Buruk 110 70

124 22 laki-laki 10 Buruk 120 70

125 21 perempuan 11 Buruk 110 70

126 22 perempuan 11 Buruk 120 80

127 20 laki-laki 7 Buruk 130 80

128 20 laki-laki 6 Buruk 125 80

129 21 laki-laki 6 Buruk 120 70

130 21 laki-laki 11 Buruk 125 80

131 20 laki-laki 8 Buruk 120 80

132 21 laki-laki 10 Buruk 125 70

133 21 laki-laki 6 Buruk 120 80

134 21 laki-laki 10 Buruk 120 80

135 20 laki-laki 6 Buruk 120 85

136 20 laki-laki 10 Buruk 130 80

137 20 laki-laki 7 Buruk 125 80

138 20 perempuan 8 Buruk 110 65

139 21 perempuan 11 Buruk 125 75

140 23 perempuan 9 Buruk 120 80

141 21 perempuan 7 Buruk 110 80

142 21 laki-laki 9 Buruk 130 85

143 20 perempuan 8 Buruk 125 75

144 21 laki-laki 8 Buruk 130 90

145 21 laki-laki 8 Buruk 120 80

146 23 laki-laki 9 Buruk 120 80

147 21 perempuan 7 Buruk 110 80

148 20 perempuan 6 Buruk 120 75

149 22 perempuan 6 Buruk 125 75

150 20 perempuan 12 Buruk 120 80

(19)

152 21 laki-laki 6 Buruk 130 80

153 21 perempuan 8 Buruk 125 80

154 21 perempuan 9 Buruk 110 70

155 22 perempuan 7 Buruk 120 80

156 21 perempuan 9 Buruk 110 80

157 20 perempuan 6 Buruk 135 90

158 21 laki-laki 6 Buruk 120 75

159 22 perempuan 7 Buruk 120 80

160 21 laki-laki 8 Buruk 130 80

161 21 perempuan 11 Buruk 120 80

162 21 perempuan 11 Buruk 100 80

163 21 perempuan 11 Buruk 110 80

164 21 laki-laki 14 Buruk 90 60

165 21 perempuan 10 Buruk 130 80

166 21 perempuan 10 Buruk 120 80

167 21 laki-laki 10 Buruk 120 80

168 22 laki-laki 6 Buruk 125 85

169 21 laki-laki 10 Buruk 120 80

170 22 perempuan 7 Buruk 125 80

171 21 laki-laki 6 Buruk 110 70

172 21 laki-laki 10 Buruk 125 80

173 21 perempuan 6 Buruk 130 80

174 21 laki-laki 6 Buruk 120 80

175 20 laki-laki 6 Buruk 130 80

176 22 laki-laki 15 Buruk 130 80

177 20 perempuan 7 Buruk 120 80

178 21 laki-laki 6 Buruk 120 80

179 22 perempuan 7 Buruk 120 80

(20)

LAMPIRAN 9

Uji Kenormalan Data dengan Kolmogorov Smirnov

Descriptives

Statistic Std. Error

sistol Mean 115.47 .707

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 114.08

Upper Bound 116.87

5% Trimmed Mean 115.86

Median 120.00

Variance 89.860

Std. Deviation 9.479

Minimum 90

Maximum 135

Range 45

Interquartile Range 10

Skewness -.654 .181

Kurtosis .199 .360

diastol Mean 75.69 .506

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 74.70

Upper Bound 76.69

5% Trimmed Mean 75.93

Median 80.00

Variance 46.023

Std. Deviation 6.784

Minimum 50

Maximum 100

Range 50

Interquartile Range 10

(21)

Descriptives

Statistic Std. Error

sistol Mean 115.47 .707

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 114.08

Upper Bound 116.87

5% Trimmed Mean 115.86

Median 120.00

Variance 89.860

Std. Deviation 9.479

Minimum 90

Maximum 135

Range 45

Interquartile Range 10

Skewness -.654 .181

Kurtosis .199 .360

diastol Mean 75.69 .506

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 74.70

Upper Bound 76.69

5% Trimmed Mean 75.93

Median 80.00

Variance 46.023

Std. Deviation 6.784

Minimum 50

Maximum 100

Range 50

Interquartile Range 10

Skewness -.472 .181

(22)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

sistol .250 180 .000 .905 180 .000

diastol .304 180 .000 .830 180 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Hipotesis dengan uji Mann-Whitney Ranks

kualitast

idur N Mean Rank Sum of Ranks

sistol baik 90 67.82 6104.00

buruk 90 113.18 10186.00

Total 180

diastol baik 90 74.11 6670.00

buruk 90 106.89 9620.00

Total 180

Test Statisticsa

sistol diastol

Mann-Whitney U 2009.000 2575.000

Wilcoxon W 6104.000 6670.000

Z -6.092 -4.634

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000

(23)
(24)
(25)

DAFTAR PUSTAKA

Angkat, D.N.S. 2009. Hubungan antara Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah pada Remaja Usia 15-17 Tahun di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa. Universitas Sumatera Utara.

Bansil, P., et al., 2010. Association Between Sleep Disorders, Sleep Duration, Quality of Sleep, and Hypertension : Result From the National Health and Nutrition Examination Survey, 2005 to 2008, The Journal of Clinical Hypertension Vol 13 | No 10.

Barret, K.E., Susan, M.B., Scott, B., Heddwen, L.B., 2012. Central and Peripheral Neurophysiology. Ganong’s Review of Medical Physiology 24th Edition. USA : Mcgraw-Hill Companies,Inc. 273-75.

Bolivar, J.J., 2013. Essential hypertension : An Approach to Its Etiology and Neurogenic Pathophysiology, International Journal of Hypertension Volume 13, Article ID 547809, 11 pages.

Bucher, B.S., et al., 2013. Primary Hypertension in Childhood, Curr Hypertens Rep (2013) 15:444-452.

Buysse, D., Reynolds, C. F., Monk, T.H., Berman, S. R., Kupfer, D. J. 1989. The Pittsburgh Sleep Quality Index: A New Instrument for Psychiatric Practice and Research. Psychiatric Research, 28 (2), 193-213.

Carskadon, M. A. 2002. Factor Influencing Sleep Patterns of Adolescents. In: Carskadon, M. A., ed. Adolescent Sleep Patterns: Biological, Social and Psychological Influences. Cambridge: Cambridge University Press, 5-21.

(26)

Fuster, V., Richard, A.W., Robert, H., 2011. Systemin Arterial Hypertension. Hurst’s the Heart, 12th edition. USA : Mcgraw-Hill Companies,Inc. 374-81.

Guo, X., et al., 2011. Association Between Sleep Duration and Hypertension Among Chinese Children and Adolescent, Clin. Cardiol. 34,12,774-81 DOI:10.1002/clc.20976.

Japardi, I. 2002. Gangguan Tidur. Departemen Bedah Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara. Available from:

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/1948

Javaheri, S., Amy, S-isser., Carol, L.R., Susan, R., 2008. Sleep Quality and Elevated Blood Pressure in Adolescents, Circulation. 2008 September 2; 118(10):1034-1040 doi:10.1161/CIRCULATIONAHA.108.776410.

Lu, K., Jia C., Shouling W., Ji C., Dayi H. 2014. Interaction of Sleep Duration and Sleep Quality on Hypertension Prevalence in Adult Chinese Males, J Epidemiol 2015,25(6);415-422 doi:10.2188/jea.JE20140139.

Lu, K., 2015. Association between Self-Reported Global Sleep Status and Prevalence of Hypertension in Chinese Adults : Data from the Kailuan Community, Int. J. Environ. Res. Public Health 2015, 12, 488-503.

Leonard, S.L., 2011. .in : Pathophysiology of Heart Disease. China: Lippincot Williams&Wilkins.

Mancia, G., et al., 2013. 2013 ESH/ESC Guidelines for the management of arterial hypertension, Journal of Hypertension 2013, 31:1281–1357.

National Adolescent and Young Adult Health Information Center, 2014. Sleep Deprivation in Adolescents and Young Adults. Available From : http://nahic.ucsf.edu/wp-content/uploads/2014/08/sleep-brief-final.

(27)

Notoatmodjo, S. 2010. Metode Pengambilan Sampel. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 126.

Okubo, N., et al., 2014. Relationship Between self-reported sleep quality and metabolic syndrome in general population, BMC Public Health, 14:562.

Afandi, O., et al., 2013. Sleep Quality Among university Students: Evaluating the Impact of Smoking, Social Media Use, and Energy Drink Consumption on Sleep Quality and Anxiety. Available From : http://www.studentpulse.com/articles/738/2/sleep-quality-among-university- students-evaluating-the-impact-of-smoking-social-media-use-and-energy-drink-consumption-on-sleep-quality-and-anxiety.

Oparil,S., Amin, Z., David, A.C., 2003. Pathogenesis of Hypertension, Ann Intern Med.139:761-776.

Palagini, L., et al., 2013. Sleep Loss and Hypertension : A Systematic Review, Current Pharmaceutical Design, Vol. 19, No. 00.

Ptinciples Tortora, G.j., Bryan, H.D., 2009. Sensory, Motor, and Integrative System. of Anatomi and Physiology : Maintanance and Continuity of the Human Body 12th edition, volume 1. Asia: John Wiley & Sons, 779-80.

Rimoldi, S.F., Urs, S., Franz, H.M., 2013. Secondary Arterial Hypertension : when, who, and how to Screen, European Heart Journal.

RISKESDAS, 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

(28)

Sadeh, A., Gruber, R. 2002. Stress and Sleep in Adolescene: A Clinical-Developmental Prespective. In: Carskadon, M. A., ed. Adolescent Sleep Patterns: Biological, Social and Psychological Influences. Cambridge: Cambridge University Press, 236-54.

Sadock, B. J., Sadock, V. A. 2007. Tidur Normal dan Gangguan Tidur. Muttaqin, H., ed. Buku Ajar Psikiatri Klinis edisi 2. Jakarta: EGC, 337-51.

Sastroasmoro, S. 2008. Pemilihan Subjek Penelitian. In : Sastroasmoro, S., Ismael, S., ed. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis edisi 3. Jakarta: Sagung Seto, 88.

Sherwood, L., 2011. Susunan Saraf Pusat. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem edisi 6. Jakarta : EGC , 184-85.

Squire,L., et al., 2008. Regulatory System. Fundamental Neuroscience. Canada: Elsevier. 960.

Stranges, S., et al., 2010. A population-based study of reduced sleep duration and hypertension: the strongest association may be in premenopausal woman, Journalo f Hypertension, 28:896-902.

Tiwari, S.C., Sanjay, V., 2001. Essential Hypertension –Pathogenesis and Pathophysiology, Journal, Indian Academy of Clinical Medicine Vol.2, No.3.

(29)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka konsep Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan tekanan darah pada Mahasiswa FK USU angkatan 2012 yang memiliki kualitas tidur buruk dengan kualitas tidur baik. Kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Variabel independen Variabel dependen

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 3.2 Kerangka Hubungan

3.2. Definisi Operasional 1. Kualitas Tidur

Tekanan Darah Kualitas Tidur

Subjek

Kualitas tidur baik

Kualitas tidur buruk

Tekanan darah normal

Tekanan darah normal

Kenaikan tekanan darah

(30)

c. Alat Ukur : Kuesioner Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI) yang divalidasi oleh university of Pittsburgh

d. Hasil Ukur : Skor dari tiap domain akan dijumlahkan untuk mendapatkan skor total (antara 0-21)

i. Kualitas tidur buruk bila skor >5 ii. Kualitas tidur baik bila skor 0-5 e. Skala pengukuran : Kategorik/Nominal

2. Tekanan darah

a. Definisi Operasional : Tekanan darah terdiri dari tekanan darah diastol dan sistol

b. Cara Ukur : Pengukuran tekanan darah dari arteri brakialis

c. Alat Ukur : Sphygmomanometer air raksa

d. Hasil Ukur : Tekanan darah yang akan diukur akan memiliki nilai sistol (dalam mmHg) dan diastol (dalam mmHg)

e. Skala Ukur : Interval

3.3. Hipotesis

H0 : Tidak ada hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada mahasiswa.

Ha : Ada hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada mahasiswa.

(31)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1.Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional, dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah dengan cara pengisian kuesioner dan pengukuran tekanan darah.

4.2.Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan antara bulan September- November 2015. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran USU Universitas Sumatera Utara jl. Dr. T. Mansur No.5, Kampus USU, Medan.

4.3.Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi Penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Universitas Sumatera Utara angkatan 2012.

4.3.2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil secara acak. Jumlah sampel minimal dihitung dengan menggunakan rumus berikut : (Notoadmodjo, 2008).

�1 =�2 = � 2 +� 1 1+ 2 2

1 − 2

2

(32)

Zβ = Kesalahan tipe II

P2 = Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya.

Proporsinya menggunakan nilai 0,36, diambil dari penelitian Javaheri et al., 2008

Q2 = 1-P2

P1 = Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement peneliti

Q1 = 1-P1

P1-P2 = Selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna

P = Proporsi total (P1+P2)/2

Q = 1-P

Berdasarkan rumus tersebut, maka nilai n dapat dihitung dengan menggunakan nilai:

Zα = 1.96 P=0,58 P1= 0,8 P2= 0,36

Zβ= 1,645 Q=0,42 Q2= 0,2 Q2= 0,64

Maka :

�1 =�2 = 1.96 2�0.48�0.52 +1.282 0.6�0.4+0.36�0.64

0.6−0.36

2

�1 =�2 = 88,9

(33)

Kriteria inklusi

1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Universitas Sumatera Utara angkatan 2012.

2. Bersedia menjadi sampel penelitian dengan menandatangani informed consent penelitian.

Kriteria Eksklusi

1. Mahasiswa yang memiliki riwayat orang tua hipertensi. 2. Mahasiswa dengan kebiasaan merokok.

3. Mahasiswa dengan kebiasaan meminum alkohol.

4. Mahasiswa dengan BMI > 24 untuk laki laki dan BMI >23 untuk perempuan.

5. Mahasiswa dengan hipertensi.

6. Mahasiswa dengan penyakit sistemik yang di ketahui (misalnya : ginjal, DM, hipertiroid, dll).

7. Mahasiswa yang tidak bersedia atau menolak menandatangani informed consent.

4.4.Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data Kualitas Tidur diambil dari data primer subyek yang telah masuk ke kriteria inklusi dan ekskusi, yaitu pengisian kuesioner PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index). Sedangkan Tekanan Darah diukur tiga kali dengan menggunakan sphygmomanometer air raksa dan stetoskop.

Pengukuran ini dilakukan pada pagi hari. Langkah-langkah penelitian :

1. Memberi penjelasan dan meminta persetujuan dari responden (penandatanganan informed consent).

(34)

6. Pengukuran tekanan darah yang ketiga kali (5 menit sesudah pengukuran kedua).

7. Nilai tekanan darah yang diambil adalah rata-rata tekanan darah kedua dan ketiga.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yakni hasil data yang diperoleh dari pengukuran langsung dan dikategorikan. Proses pengolahan data penelitian dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS (Statistic Package for Sosial Science) dengan proses sebagai berikut :

a. Editing

dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. b. Coding

Selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding, yakni mengubah data berbentuk angka atau bilangan menjadi bentuk huruf atau kalimat.

c. Entry

Kemudian data dimasukkan ke dalam program komputer SPSS. d. Cleaning

Apabila semua data dari setiap responden selesai dimasukkan, dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembenaran atau koreksi.

e. Saving

Data yang telah dimasukkan dan telah diperiksa disimpan dalam folder.

f. Analisis data

(35)

Science) for windows. Jika data berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis menggunakan uji t-independen, jika data tidak berdistribusi normal, pengujian menggunakan Mann Whitney untuk mengujian hipotesis.

4.6. Alur Penelitian

Penyusunan Proposal

Ethical Clearance

Pengambilan Data

1. Informed Consent Responden

2. Istirahat 10 menit

3. Pengukuran TD I

5. Pengukuran TD II

6. Pengukuran TD III 4. Pengisian

Kuisioner PSQI

7. Nilai yang diambil rata-rata TD II dan TD III

Perhitungan dan Analisis Data

Penyusunan Hasil

Seminar Hasil

(36)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran USU yang terletak di jalan Dr. T. Mansur No 5, Kampus USU, kelurahan Padang Bulan, kecamatan Medan Baru.

Aktifitas belajar mengajar pada fakultas ini berlangsung selama 9 jam per hari dengan waktu ishoma 1 jam. Kegiatan tambahan di fakultas ini adalah kegiatan organisasi, yang terdiri dari organisasi PEMA, SCORA, SCORE, SCOPH, dll.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel

[image:36.595.110.516.554.749.2]

Sampel penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2012 yang telah memenuhi kriteri inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan oleh peneliti. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 180 orang yang terbagi dalam 2 kelompok, yaitu mahasiswa dengan kualitas tidur buruk sebanyak 90 orang, dan mahasiswa dengan kualitas tidur baik sebanyak 90 orang

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Sampel

Variable

Kualitas Tidur

Buruk Baik

� n % � n %

Umur ≤21 20.94±0.7 76 50 20.94±0.7 76 50

>21 14 50 14 50

Jenis Kelamin

Laki-Laki - 43 60 - 29 40

Perempuan - 47 43 - 61 57

Tekanan Darah

Sistol 119.56±7.9 90 50 111.39±9.2 90 50

(37)

Berdasarkan tabel 5.1. diatas, dari distribusi karakteristik sampel, diperoeh bahwa rata-rata umur sampel baik dari kelompok kualitas tidur buruk maupun kualitas tidur baik adalah 20.9 tahun, dengan jumlah responden yang berumur dibawah 21 di kedua kelompok ada 76 orang, sedangkan yang diatas umur 21 juga pada masing-masing kelompok berjumlah 14 orang. Dari data jenis kelamin, dari kelompok dengan kualitas tidur buruk, yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 43 orang dan perempuan sebanyak 47 orang Sedangkan dari kelompok dengan kualitas tidur baik, yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 29 orang dan perempuan sebanyak 61 orang. Tekanan darah sistol dan diastol yang diperoleh dari kelompok kualitas tidur buruk adalah 119.56 mmHg dan 80 mmHg , sedangkan tekanan darah Sistol dan Diastol yang diperoleh dari kelompok kualitas tidur baik adalah 111.39 mmHg dan 73.44 mmHg.

[image:37.595.140.514.476.558.2]

5.1.3. Hasil Analisa Data

Tabel 5.2. Rata-Rata Tekanan Darah Sistol dan Diastol Mahasiswa dengan Kualitas Tidur Buruk dan Kualitas Tidur Baik

Rata-rata Tekanan Darah (mmHg)

Sistol Diastol

Kualitas Tidur Buruk 119.58±7.9 77.94±6.1 Kualitas Tidur Baik 111.39±9.1 73.44±6.6

Berdasarkan Tabel 5.2. diatas, terlihat bahwa tekanan darah sistol maupun diastol dengan kualitas tidur buruk lebih tinggi, yaitu 119.58 mmHg dan 77.94 mmHg dari pada tekanan darah dengan kualitas tidur yang baik, yaitu sistol dan diastol masing-masing 111.39 mmHg dan 73.44 mmHg.

(38)

hasil uji normalitas data Tekanan Darah sistol dan diastol didapatkan nilai p= 0.001 (<0.05). Oleh karena itu, dapat disimpulkan data tidak berdistribusi normal sehingga untuk menganalisis perbedaan tekanan darah antara mahasiswa yang memiliki kualitas tidur buruk dengan kualitas tidur baik dilakukan dengan uji Mann-Whitney. Hasil uji man whitney, didapatkan nilai p = 0.001 (p<0.05) untuk sistol maupun diastol. Hal ini berarti teradapat perbedaan rata-rata tekanan darah antara mahasiswa dengan kualitas tidur buruk dengan kualitas tidur baik.

5.2.Pembahasan

Tekanan darah seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah kualitas tidur. Kualitas tidur yang buruk berdampak terhadap kenaikan tekanan darah seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan tekanan darah pada mahasiswa dengan kualitas tidur buruk dan kualitas tidur baik.

Dari data perbandingan antara jenis kelamin dengan kualitas tidur, didapatkan bahwa ternyata laki-laki memiliki kualitas tidur yang lebih buruk jika dibandingkan perempuan, hal ini mungkin disebabkan oleh karena perkembangan remaja pria yang menganggap tidur merupakan aktifitas yang tidak produktif dan merasa tidur lebih malam menunjukkan sifat kemandirian (Sadeh, 2002). Penelitian lain menunjukkan bahwa lelaki juga lebih beresiko untuk terganggu tidurnya karena aktifitas ekstrakurikuler yang cenderung lebih sering diikuti oleh remaja lelaki (Carskadon, 2002).

(39)

bahwa semua subjek penelitian adalah golongan dewasa muda yang sangat rentan terhadap kualitas tidur buruk. Adapun kualitas tidur yang cenderung lebih buruk pada remaja ini dipengaruhi beberapa faktor, meliputi faktor fisiologis, faktor perilaku dan faktor sosial budaya. Faktor fisiologis, seperti perubahan hormonal karena jadwal kuliah yang tidak tetap, faktor sosial budaya seperti kegiatan kuliah, olahraga, serta kegiatan sosial lain, sedangkan faktor perilaku meliputi menenoton tv, bermain internet sampai larut malam (NAHIC, 2014). Kualitas tidur yang buruk juga diperlihatkan dari penelitian oleh (yu, dkk, 2015) yang melakukan penelitian pada remaja di China dengan hubungan dengan Screen Time (menonton Tv, bermain HP, dll) , dari hasil penelitiannya, menunjukkan meningkatnya ST mempunyai hubungan dengan buruknya kualitas tidur. Hal ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Angkat (2009) yang melakukan penelitian pada remaja SMA di Tanjung Morawa dimana dari 287 responden, didapati 220 responden (76,7%) dengan kualitas tidur buruk dan 67 responden (23,3%) dengan kualitas tidur baik.

(40)

anak lelaki yang kuantitas tidur yang dibawah 9 jam akan meningkatkan resiko atau prevalensi hipertensi, dengan peningkatan resiko yang meningkat 1.5x.

Mekanisme yang mungkin yang menyebabkan kenaikan tekanan darah pada seseorang yang memiliki kualitas tidur buruk, meskipun belum dapat diterangkan secara seutuhnya adalah karena over aktivitas dari sistem simpatis karena terganggunya kualitas tidur. Sebagai tambahan, stres psikologikal, kurangnya tidur juga dapat meningkatkan retensi garam, respon proinflamasi, disfungsi endotel melalui aktivasi dari sistem neuroendokrin (Guo, et al., 2011).

(41)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Mahasiswa dengan kualitas tidur buruk mayoritas adalah mahasiswa laki-laki dengan umur rata-rata 21 tahun. Sedangkan pada kelompok kualitas tidur baik, mayoritasnya adalah mahasiswa perempuan yang juga rata-rata berumur 21 tahun.

2. Rata-rata tekanan darah sistol pada mahasiswa yang mempunyai kualitas tidur buruk adalah 119.5 mmHg dan tekanan darah diastol pada mahasiswa yang mempunyai kualitas tidur buruk adalah 77.9 mmHg 3. Rata-rata tekanan darah sistol pada mahasiwa yang memiliki kualitas tidur

baik adalah 111.3 mmHg dan rata-rata tekananan darah diastol pada mahasiswa yang mempunyai kualitas tidur buruk adalah 73.4 mmHg 4. Ada perbedaan perbedaan tekanan darah pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran USU angkatan 2012 yang memiliki kualitas tidur buruk dengan kualitas tidur baik.

6.2. Saran

1. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menilai kualitas tidur dengan mnggunakan instrumen tambahan selain instrumen kuisioner PSQI, yaitu mnggunakan alat wrist actigraphy.

(42)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tidur

2.2.1. Definisi tidur

Tidur merupakan salah satu kelakuan yang penting yang dilakukan oleh manusia, memenuhi sepertiga dari kehidupan manusia. Meski fungsi tidur sendiri tidak diketahui, tetapi tidur merupakan hal yang penting untuk menjaga kelangsungan hdup manusia (Sadock, 2007).

Selain itu, tidur juga dapat didefinisikan sebagai kelakuan berulang (behavioral state) yang saling bergantian dengan keadaan terjaga. Hal ini dikarakteristik oleh posisi berbaring, meningkatnya stimulasi sensoris, penurunan motor output dan kelakuan yang aneh-bermimpi (Squire, 2008). Namun, tidur sendiri merupakan suatu proses aktif, bukan sekedar tidak terjaga. Tingkat aktivitas otak keseluruhan tidak berkurang selama tidur. Selama stadium-stadium tidur tertentu, penyerapan oksigen oleh otak bahkan meningkat melebihi tingkat terjaga normal. Berbeda dengan keadaan terjaga, orang yang sedang tidur tidak secara sadar waspada akan dunia luar, tetapi tetap memiliki pengalaman kesadaran dalam batin, misalnya mimpi. Selain itu, mereka dapat dibangunkan oleh rangsangan eksternal, misalnya bunyi alarm (Sherwood, 2009).

2.1.2. Fisiologi Tidur

(43)

Stadium pertama tidur merupakan stadium antara peralihan dari keadaan sadar menjadi tidak sadar, dimana kelopak mata mulai tertutup, pupil mengecil, dan otot-otot mengalami relaksasi. Pola EEG (Ensefalografi) juga berubah secara progresif menjadi voltase yang rendah, dimana terjadi pencampuran dan perubahan frekuensi, yaitu dengan perlahan-lahan menghilangnya frekuensi alpha (Allan dan Martin, 2009). Stadium ini juga disebut tetha rythm dengan frekuensi (4-7 Hz) dan berlangsung selama 7 menit (Tortora, 2009).

Stadium kedua tidur ditandai dengan adanya loncatan gelombang biparietal selama setengah sampai dua detik dengan frekuensi 12-14 Hz yang dinamakan sleep spindle. Selain sleep spindle, pada stadium ini juga kadang dapat dijumpai gelombang bifasik voltase tinggi yang disebut k complexes (Allan dan Martin, 2009).

Gambaran EEG pada stadium ke tiga ditandai dengan gelombang delta (0,5-4 Hz), yaitu gelombang dengan amplitudo tinggi. Stadium keempat didominasi oleh perlambatan maksimum dengan gelombang yang besar (Barret et al., 2012).

Stadium pertama sampai stadium keempat dikelompokkan menjadi tidur NREM (Non-Rapid Eye Movement) yang secara garis besar dinamakan dengan tidur gelombang lambat. Pada fase NREM ini, terjadi beberapa perubahan fisiologis tubuh, diantaranya adalah penurunan suhu tubuh, perlambatan detak jantung dan pernafasan, dan pada fase ini, konsumsi oksigen pada otak juga akan berukurang. Selain itu, aliran darah yang menuju otak juga akan berkurang, hal ini terjadi akibat penurunan metabolisme di seluruh bagian otak (Allan dan Martin, 2009).

(44)

munculnya potensial fasik yang besar yang berasal dari neuron kolinergik yang berasal dari pons dan di hantarkan secara cepat menuju nukleus lateral genikulata, dan akhirnya dihantarkan menuju ke korteks oksipital. Hal ini dinamakan dengan pontogeniculo-occipital (PGO) spikes. Proses bermimpi juga diperkirakan muncul saat tidur REM (Barret et al., 2012).

Pada tidur REM, sistem parasimpatis akan diaktifkan secara periodikal dan sistem simpatis akan terinhibisi atau tersupresi secara periodikal pula, sehingga pada tidur fase ini, bernafas menjadi lebih ireguler, tekanan darah dan detak jantung menjadi berfluktuasi (Allan dan Martin, 2009). Ereksi penis juga akan terjadi pada fase ini (Tortora, 2009). Berlawanan saat tidur NREM, pada tidur REM terjadi peningkatan konsumsi oksigen pada otot-otot. Metabolisme otak dan aliran darah menuju otak sama dengan saat kita sedang terjaga (cenderung naik jika dibandingkan saat tidur NREM), sehingga tekanan intrakranial yang meninggi selama tidur REM ini juga di asumsikan sebagai akibat dari peningkatan aliran darah ke otak.

(45)

peningkatan LH (luteinizing hormone) pada remaja yang sedang mengalami pubertas (Allan dan Martin, 2009).

Selain stadium dan perubahan fisiologis, ternyata siklus tidur-bangun serta berbagai tahapan tidur disebabkan oleh hubungan timbal balik antara tiga sistem saraf : (1) sistem keterjagaan, yaitu bagian dari Reticular Activating System (RAS) yang berasal dari batang otak ; (2) pusat tidur gelombang lambat (NREM) di hipotalamus yang mengandung neuron tidur yang menginduksi tidur. ; dan (3) pusat tidur paradoksal atau tidur REM di batang otak yang mengangdung neuron tidur REM, yang menjadi sangat aktif sewaktu tidur REM (Sherwood, 2009). Salah satu teori mengenai perubahan siklus bangun tidur adalah adanya perubahan aktivitas dari neuron-neuron di RAS. Ketika aktivitas dari neuron norepriniprin dan serotonin tinggi atau dominan, maka akan terjadi pengurangan aktivitas neuron asetilkolin yang ada di pons, dan aktivitas ini berkontribusi pada saat terjaga (sadar/ bangun). Sebaliknya, peningkatan neuron asetilkolin, akan menyebabkan penurunan aktivitas neuron norepiniprin dan serotonin, keadaan ini akan memicu terjadinya fase tidur REM. Ketika terjadi keseimbangan antara aktivitas neuron aminergic dengan neuron asetilkonin, tidur NREM akan muncul. (Barret et al.,2012). Sebagai tambahan, meningkatnya pelepasan GABA dan penurunan dari pelepasan histamin akan meningkatkan kecenderungan tidur NREM, sedangkan keadaan terjaga atau bangun adalah ketika pelepasan GABA berkurang dan pelepasan histamin meningkat (Barret et al., 2012).

(46)

dimana dinominasi oleh stadium tiga dan empat, dan dilanjutkan dengan tidur REM yang diperkirakan 15-20 menit. Menjelang pagi, durasi tidur REM menjadi lebih panjang (bisa mencapai 1 jam) dan tidur NREM (terutuama stadium tiga dan empat) menjadi sedikit. Pada neonatus, 50% fase tidur mereka adalah tidur REM, dengan siklus tidur yang berlangsung selama 60 menit. Semakin bertambahnya usia, siklus tidur REM memanjang menjadi 90-100 menit. Sekitar 20-25% dari total tidur dewasa muda merupakan tidur REM, 3-5% pada stadium 1, 50-60% pada stadium dua, 10-20% pada stadium 3 dan 4. Jumlah tidur di stadium 3 dan 4 menurun seiring bertambahnya usia (Tortora, 2009).

2.1.3. Fungsi tidur

Fungsi tidur sampai saat ini masih menjadi suatu pertimbangan oleh para ilmuan. Parker telah mengajukan beberapa teori tentang fungsi tidur, yaitu pemulihan tubuh, dengan fasilitasi fungsi motorik, konsolidasi untuk belajar dan memori. Bahkan Parker cenderung untuk menyetujui kesimpulan yang dinyatakan oleh Popper dan Eccles yang menyatakan bahwa tidur merupakan ketidaksadaran natural yang berulang yang dimana kita sendiri tidak tahu apa fungsi dan maksudnya (Allan dan Martin, 2009). Fungsi tidur telah diperiksa melalui berbagai cara. Sebagian besar peneliti menyimpulkan bahwa tidur memberikan fungsi homeostatis yang bersifat menyegarkan dan tampak penting untuk termoregulasi normal dan penyimpanan energi. Tidur NREM akan meningkat setelah olahraga dan kelaparan, yang mungkin terkait dengan kebutuhan metabolik yang memuaskan (Sadock, 2007). Selain yang disebutkan di atas, saat kita tidur, juga terjadi proses pemulihan biokimia atau fisiologis secara progresif yang biasanya mengalami penurunan ketika terjaga (sherwood, 2009).

2.1.4. Kebutuhan tidur

(47)

para peneliti di National Sleep Foundation (2015) membuat suatu daftar rekomendasi tidur berdasarkan umur.

1. Neonatus (0-3 bulan) : kebutuhan tidur 14-17 jam per hari. 2. Bayi (4-11 bulan) : kebutuhan tidur 12-15 jam per hari. 3. Balita(1-2 tahun) : kebutuhan tidur 11-14 jam per hari. 4. Preschool (3-5 tahun) : kebutuhan tidur 10-13 jam per hari. 5. Anak usia sekolah (6-13 tahun) : kebutuhan tidur 9-11 jam per

hari.

6. Remaja (14-17 tahun) : kebutuhan tidur 8-10 jam per hari. 7. Dewasa Muda (18-25 tahun) : kebutuhan tidur 7-9 jam per hari. 8. Dewasa (26-64 tahun) : kebutuhan tidur 7-9 jam per hari. 9. Dewasa Tua (>64 thun) : kebutuhan tidur 7-9 jam per hari.

2.2. Kualitas Tidur

Kualitas Tidur merujuk pada penilaian yang subjektif tentang bagaimana menyegarkan (nyenyak) dan tak terganggunya suatu tidur seseorang. Pengukuran Kualitas tidur ini dapat diukur secara subjektif dengan menggunakan Kuisioner yang telah terstandarisasi dan secara objektif dengan menggunakan alat perekam polygraphy dan/atau alat perekam pergelangan tangan (wrist Actigraphy Monitioring).

Instrumen terbaru yang telah tervalidasi untuk mengukur kualitas tidur secara subjektif adalah kuisioner Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI) (John, D and Katherine T. MacArthur Foundation, 2008)

Kuisioner PSQI mengukur kualitas tidur dengan mengukur 7 domain, yaitu :

1. Kualitas tidur secara subjektif. 2. Latensi Tidur.

(48)

7. Dsfungsi atau gangguan aktivitas di siang hari

2.3. Tekanan Darah

2.3.1. Definisi Tekanan Darah

Yang dimaksud dengan tekanan darah adalah suatu tekanan atau usaha yang di hasilkan oleh darah (hidrostatik) terhadap dinding-dinding pembuluh darah. Kebanyakan, tekanan darah merujuk pada tekanan di pembuluh darah arteri yang merupakan cabang dari aorta (Elling et al., 2006). Kontraksi dari ventrikel akan menghasilkan tekanan darah, dimana tekanan darah di tentukan dengan Cardiac Output (CO), volume darah, dan resistensi vaskular (Tortora, 2009). Tekanan tertinggi berada pada aorta dan arteri sistemik besar yang terjadi pada saat kontraksi ventrikular, dinamakan juga tekanan darah sistolik. Sedangkan tekanan terendah yang tersisa di arteri sebelum terjadinya kontraksi ventrikular yang berikutnya dinamakan tekanan darah diastolik.

(49)

Komponen lain yang mendefinisikan tekanan darah adalah Vascular Resistance (Resistensi Vaskular). Resistensi vaskular adalah gaya dari aliran darah yang berlawanan karena adanya gaya gesek terhadap dinding-dinding pembuluh darah. Resistensi vaskular dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu ukuran lumen pembuluh darah, viskositas (kekentalan) darah dan panjang pembuluh darah. Semakin tinggi viskositas dan panjang pembuluh darah, maka resistensi akan meningkat. Hal ini berbanding terbalik dengan ukuran lumen pembuluh darah, semakin besar lumen pembuluh darah, maka resistensi akan semakin kecil (Tortora, 2009).

2.3.2. Faktor yang Memperngaruhi Tekanan Darah

(50)

system (RAAS) (Chopra et al., 2011). Pertama sekali renin akan disekresikan oleh sel juxtaglomerular (JG cell) yang mengelilingi arteri aferen ginjal. Renin berfungsi untuk mengubah angiotensinogen, suatu protein atau hormon yang disintesa di hepar, menjadi angiotensin I, fungsi angiotensin I ini memiliki sedikit efek vasokonstriktor, tetapi tidak cukup untuk menyebabkan perubahan signifikan pada fungsi sirkulasi. Setelah itu, angitoensin I akan diubah menjadi angiotensin II dengan bantuan enzim Angiotensin Converting Enzym (ACE), yaitu enzim yang dihasilkan oleh endotel. ACE juga bertanggung jawab pada inaktivasi nya bradikinin. (Chopra et al., 2011). Angiotensin II akan menyebabkan konstriksi arteriolar dan akhirnya akan meningkatkan tekanan sistolik dan diastolik (Chopra et al., 2011). Selain itu angiotensin II juga menstimulasi sekresi aldosteron (Tortora, 2009). Dengan teraktivasinya angiotensin II, peningkatan tekanan darah terjadi dengan cara meningkatnya resistensi vasular dan retensi air melalui sekresi aldosteron. Aldosteron sendiri adalah hormon steroid yang dihasilkan mayoritas di korteks kelenjar adrenal. Aldosteron berfungsi untuk meningkatkan penyerapan natrium (retensi air) dan meningkatkan sekresi kalium pada sel epitel tubulus ginjal, terutama di tubulus kolektivus, dan sejumlah kecil di tubulus distal dan duktus kolektivus (Chopra et al., 2011). Dengan meningkatnya retensi air dan natrium, maka akan menambah jumlah preload yang akhirnya akan meningkatkan tekanan darah melalui peningkatan stroke volume.

(51)

2011). Endotelin merupakan vasokonstriktor paling poten yang pernah di temukan. Endotelin ini akan dilepaskan jika mendapat rangsangan oleh angiotensin II, katekolamin, growth factor, hypoxia, insulin, LDL (Low Density Lipoprotein) teroksidasi, HDL (High Density Lipoprotein), sheer stress dan trombin. Reseptor untuk endotelin ini juga dibagi dua, yaitu ETa dan ETb. Aktivasi reseptor ETb akan memicu berkurangnya tekanan arterial dan natriuresis melalui efeknya pada kelenjar adrenal, jantung (inotropi negatif), menurunkan aktivitas simpatis dan vasodilatasi sitemik. Sedangkan aktivasi reseptor ETa akan meningkatkan tekanan arterial, retensi natrium akibat stimulasi simpatis, inotropic positif pada jantung, menignkatkan sekresi katekolamin dan menyebabkan vasokonstriksi sistemik (Barett et al., 2012).

Zat yang dihasilkan otot jantung adalah Natriuretic Peptide (ANP) yang dapat menghambat RAAS dan meregulasi keseimbangan air dan elektrolit. Mereka menginhibisi sistem simpatis sehingga menyebabkan bradikardi dan penurunan tekanan darah (Chopra et al., 2011). Zat yang di hasilkan oleh hipotalamus adalah Anti Diuretic Hormone (ADH). ADH meningkatkan permeabilitas pada tubulus kolektivus ginjal sehingga terjadi retensi air dan penurunan tekanan osmotik tubuh. ADH sendiri disekresi karena ada rangsangan terhadap peningkatan tekanan osmotik plasma, penurunan volume Extra Celluler Fluid (ECF), nyeri, emosi, mual muntah, dan dapat dipicu oleh alkohol (Tortora, 2009).

2.4. Hipertensi

2.4.1. Definisi dan Klasifikasi

(52)
[image:52.595.107.517.134.259.2]

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC 7

Kategori Tekanan sistolik

(mmHg)

Tekanan diastolik (mmHg)

Normal <120 Dan <80

Prehipertensi 120-139 Atau 80-89

Hipertensi stadium 1 140-159 Atau 90-99

Hipertensi stadium 2 ≥160 Atau ≥100

Sumber : US Department Of Health And Human Services, 2003

Sedangkan pembagian hipertensi menurut Europian Society of Hypertension (ESH) dan Europian Society of Cardiology (ESC) adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi Menurut ESH/ECS

Kategori Tekanan sistolik

(mmHg)

Tekanan diastolik (mmHg)

Optimal <120 Dan <80

Normal 120-129 Dan/atau 80-84

Normal tinggi 130-139 Dan/atau 85-89

Hipertensi stadium 1 140-159 Dan/atau 90-99 Hipertensi stadium 2 160-179 Dan/atau 100-109

Hipertensi stadium 3 ≥180 Dan/atau ≥ 110

Isolated systolic hypertension

≥140 Dan <90

Sumber : Mancia, et al., 2013

2.4.2. Etiologi

1. Hipertensi Esensial atau hipertensi Primer

[image:52.595.108.511.394.603.2]
(53)

sebuah kumpulan penyakit atau sindroma yang melibatkan genetik yang diturunkan (Oparil et al., 2003).

Hipertensi esensial juga dikenal dengan penyakit dengan berbagai faktor (multifaktor) yang saling bertautan, yaitu faktor genetik, lingkungan dan faktor perilaku (Bolivar, 2013).

2. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui penyebabnya., dan hanya 5-10% dari pasien yang menderita hipertensi jenis ini. Penyebab penyebabnya antara lain adalah Obstructive Sleep Apnoe (OSA), penyakit parenkim ginjal, stenosis arteri ginjal, primary aldosteroinism, Penyakit tiroid, cushings’s syndrome, phaechromocytoma, Coarctation of aorta, penyakit yang berhubungan dengan kehamilan, dll (Rimoldi et al,. 2013).

2.4.3. Patofisiologi Hipertensi

Hipertensi primer, merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, sehingga, banyak sekali penelitian yang dilakukan untuk mencari mekanisme terjadinya hipertensi ini. Dari penelitian itulah muncul berbagai teori dan mekanisme yang akan dijabarkan berikut.

Aspek pertama adalah genetik. Penyakit hipertensi memang condong untuk menurun pada keluarga yang mempunyai riwayat hipertensi. Sampai saat ini belum dapat diindetifikasikan secara pasti genotip spesifik yang dapat menyebabkan hipertensi. Tetapi ada beberapa teori yang telah dikemukakan, antara lain terjadinya mutasi di gen angiotensin, renin, II Beta-Hydroxylase, aldosteron sintase, dan alfaI adenoreseptor; polimorfise sekitar 25 gen, termasuk angiotensin, ACE, dan reseptor angiotensin II (Rosendorff, 2005).

(54)

upreglasi reseptor angiotensin II serta meningkatkan resistensi insulin (Rosendorff, 2005).

Aspek ketiga adalah retensi natrium ginjal, ada 4 mekanisme yang mempengeruhi retensi natrium ginjal, aspek pertama adalah terprogram ulangnya kurva tekanan natriuresis. Pada keadaan normal, kenaikan tekanan darah akan menyebabkan ginjal untuk mengeksresikan air dan garam untuk menyeimbangkan tekanan darah, garam yang dibuang 150 mEq/hari. Tetapi pada penderita hipertensi, kenaikan tekanan darah yang lebih tinggi (threshold nya naik), baru akan mengaktifkan proses pengekskresian air dan garam. Mekanisme kedua adalah endogenous pump inhibitor, retensi natrium ginjal akan menstimulasi pengeluaran ouabin, dimana kalau pengeluaran ouabin dihambat oleh natrium pump, akan meningkatkan natrium intrasel yang akhirnya akan meningkatkan calsium intraseluler dan akan berakibat meningkatnya tonus vaskular dan hipertropi vaskular. Mekanisme yang ke tiga adalah peningkatan renin yang sangat berlebihan. Mekanisme keempat adalah pengurangan jumlah nephron. Pada penelitian Brenner et al., dikatakan bahwa pengurangan jumlah nefron kongenital atau berkurangnya luas pmukaan area filtrasi per glomerulus, akan membatasi eksresi natrium, sehingga menaikkan tekanan darah dan menjadi lingkaran setan, dimana hipertensi sistemik akan memperburuk efek atau menimbulkan hipertensi glomerular, dan hipertensi glomerular akan memperburuk atau menimbulkan hipertensi sistemik (Rosendorff, 2005).

(55)

berkontribusi terhadap perkembangan dari target organ damage sebaik dengan patogenesis dari hipertensi. Stimulasi simpatis renal juga meningkat pada pasien hipertensi. Hal ini menyebabkan peningkatan resistensi vaskular di renal. Pemaparan dari stress juga akan meningkatkan sistem simpatis dan stress-induced vasoconstriction yang berulang dan menetap. Hal ini akan menyebabkan hipertropi vaskular, dan memicu peningkatan resistensi vaskular dan tekanan darah. Hal ini dapat menerangkan meningkatnya insiden penyakit hipertensi pada masyrakat yang sosioekonomi nya rendah karena mereka lebih terpapar stress (Bolivar, 2013).

Aspek kelima adalah meningkatnya resistensi vaskular perifer. Pada pasien hipertensi, arteri-arteri besar (carotid, femoralis, brachial, dll) akan mengalami penebalan atau hipertropi dari otot medianya dan ke-kakuan (berkurangnya compliance), sedangkan arteri-arteri kecil akan mengalami hiperplasia dan remodeling (Rosendorff, 2005).

Aspek keenam adalah transportasi ion yang abnormal di membran sel. Pada penderita hipertensi, terjadi peunurunan Na-K ATP-ase pump (yang fungsinya adalah memompa ion Na keluar), hal ini terjadi karena meningkatnya endogenous inhibitor ouabin. Selain itu, terjadi peningkatan aktivitas pertukaran antiport Na-H (dimana Na akan dimasukkan ke dalam sel). Kedua hal ini akan menyebabkan natrium dalam intrasel meningkat serta penurunan pH. Hal ini menyebabkan terhambatnya pertukaran Na-Ca dan menyebabkan peningkatkan kalsium inteseluler. Peningkatan ini akan berakibat meningkatnya tonus vaskular dan hipertropi vaskular (Rosendorff, 2005).

(56)
[image:56.595.118.511.280.506.2]

sistem saraf simpatis. Sitokin yang dimaksud adalah interleukin-6 (IL-6) dan Tumor Necrotizing Factor Alpha (TNF-A). Angiotensin II akan memperbanyak sintesa TNF-A dan IL-6. Sitokin-sitokin ini akan mengaktifkan sistem saraf simpatis. Selain itu, sitokin ini ternyata juga berhubungan dengan faktor yang dihasilkan endotelium. Sitokin proinflamasi akan meningkatkan sekresi endotelin, menurunkan terjadinya vasodilatasi yang dipicu oleh asetilkolin dan menghambat NO sintase, sehingga produksi NO terganggu (Fuster, 2011).

Gambar 2.1. Patofisiologi Hipertensi Sumber : Tiwari dan Vikrant, 2001

2.4.4. Faktor Resiko

1. Faktor resiko yang dapat di cegah (Bucher et al., 2013): a. BMI (Body Mass Index) yang tinggi (Obesitas).

b. Kebiasaan makan, peningkatan konsumsi makanan tinggi garam, minuman bersoda, kurang mengkonsumsi makanan beserat seperti sayuran dan buah.

c. Kurang nya aktivitas fisik. d. Merokok dan alkohol.

(57)

f. Penggunaan obat-obatan.

2. Faktor resiko yang tidak dapat dicegah (Bucher et al., 2013) :

a. Usia, semakin tinggi usia seseorang, semakin tinggi resiko seseorang untuk menderita hipertensi.

b. Jenis kelamin, lelaki lebih cenderung untuk menderita hipertensi.

c. Ras, orang hitam memiliki resiko yang lebih tinggi daripada orang yang berkulit putih.

d. Genetik (keturunan).

e. Sosioekonomi, hipertensi banyak ditemukan pada kalangan yang berpendidikan rendah dan kelompok sosioekonomi menengah kebawah.

2.4.5. Gejala Klinis

Pada zaman dlu, gelaja klasik dari hipertensi meliputi sakit kepala, mimisan, dan pusing. Tetapi, teori ini dipertanyakan karena tidak semua penderita hipertensi memiliki gejala. Gejala lain seperti flushing, berkeringat dan pandangan yang kabur lebih sering di temukan pada penderita hipertensi. Jadi, pada umumnya, hipertensi merupakan penyakit yang asimtomatis (tidak bergejala), dan didiagnosa hanya dengan pengukuran tekanan darah pada pemeriksaan fisik rutin (Leonard, 2011).

2.4.6. Komplikasi Kerusakan organ :

1. Jantung

a. Hipertropi ventrikular kiri dan disfungsi sistolik b. Disfungsi sitolik

(58)

5. Kerusakan Retina (Retinopati)

2.5. Hubungan Kualitas Tidur dengan Peningkatan Tekanan darah

Beberapa penelitian menunujukkan bahwa ada hubungan antara kualitas tidur dengan peningkatan tekanan darah, sepeti penelitian yang dilakukan oleh Palagini et al pada tahun 2013, dinyatakan bahwa kualitas yang terganggu ini dapat menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, diantara nya meningkatkan aktivitas simpatis nokturnal, meningkatkan aktivitas maupun reaktivitas sistem stress neuroendokrin meningkatnya sistem Symphathetic Adrenal Medullary Axis (SAM) dan Hypothalamic-Pituitary-Adrenal Axis (HPA) sehingga terjadi peningkatan kortisol) serta meningkatkan sitokin-sitokin pro inflamasi yang dapat merusak endotel, sehingga akan menaikkan tekanan darah.

Hal yang sama diungkapkan dalam penelitian terbaru oleh Maple Fung pada tahun 2011 — Berkurangnya Slow Wave Sleep (SWS) atau tidur gelombang lambat merupakan prediktor kuat untuk meningkatakan tekanan darah pada orang tua.

Sedangkan penelitian pada remaja dilakukan oleh javaheri et al pada tahun 2008, dalam jurnalnya dikatakan bahwa ada hubungan antara penurunan kualitas tidur yang buruk dengan keadaan prehipertensi pada remaja. Dan hubungan ini tidak berhubungan dengan status sosioekonomi, obesitas, gangguan tidur sleep apnoe dan komorbiditas.

Insiden terjadinya hipertensi pada sekelompok orang yang mengalami gangguan tidur dan durasi tidur yang pendek lebih besar dua kali dari sekelompok orang yang tidak mengalami gangguan tidur. Hal ini di ungkapkan pada penelitian yang diungkapkan oleh Bansil, et al., pada tahun 2011, mekanisme ini berhubungan dengan mekanisme biologi yang menyatakan bahwa berkurangnya tidur akan mengubah hormon stress kortisol dan sistem simpatis yang akan meningkatkan tekanan darah.

(59)
(60)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tidur mungkin adalah sebuah kata yang sangat sering didengar ataupun dikatakan oleh setiap individu. Bahkan tidur itu ada dalam agenda setiap individu di dunia ini. Tidur bukan hanya merupakan kebutuhan biologis, tetapi juga merupakan rangsangan fisiologis. Manusia menghabiskan sepertiga dari waktunya untuk tidur. Pada saat kita tertidur, terjadi proses pemulihan biokimia atau fisiologis secara progresif yang biasanya mengalami penurunan ketika terjaga (Sherwood, 2007).

Pada abad ke 21 ini, tidur sepertinya sudah bukan menjadi sebuah prioritas lagi bagi manusia. Banyak individu yang menyepelekan fungsi tidur dengan alasan pekerjaan yang sibuk. Padahal, efek dari tidur yang kurang secara kualitas maupun kuantitas bervariasi, bukan hanya menyebabkan perasaan tidak menyenangkan (annoyance), tetapi juga memiliki efek yang bervariasi pada: mood individu, bagaimana performa individu dalam pekerjaan maupun sekolah, sampai dengan kemampuan individu mengendarai kendaraan bermotor (Japardi, 2002). Selain mempengaruhi mood dan performa, ternyata kualitas tidur yang buruk mempunyai peranan buruk terhadap sistem imun dan sistem endokrin (National Sleep Foundation, 2006). Ternyata, tidak sampai disitu saja efek dari kualitas tidur yang buruk, kualitas tidur yang buruk ini ternyata juga berperan dalam membantu terjadinya sindroma metabolik, yaitu obesitas, diabetes melitus dan hipertensi (Okubo et al., 2014).

(61)

meningkatkan aktivitas simpatis nokturnal, meningkatkan aktivitas maupun reaktivitas sistem stress neuroendokrin meningkatnya sistem Symphathetic Adrenal Medullary Axis (SAM) dan Hypothalamic-Pituitary-Adrenal Axis (HPA) sehingga terjadi peningkatan kortisol, serta meningkatkan sitokin-sitokin pro inflamasi yang dapat merusak endotel (Palagini et al., 2013). Akibatnya, kualitas tidur yang terganggu ini dapat menyebabkan terjadinya penyakit di masa yang akan datang, salah satu nya adalah hipertensi.

Hipertensi merupakan penyakit yang sangat berbahaya yang disebut juga sebagai silent disease karena tidak bergejala dan sangat mematikan. Menurut World Heath Organisation (WHO), komplikasi dari hipertensi menyebabkan kematian sejumlah 9,4 juta penduduk per tahunnya, dimana 45% kematian berasal dari penyakit jantung dan 51% karena stroke. Pada tahun 2008, WHO menyatakan bahwa sekitar 40% penduduk berusia diatas 25 tahun terdiagnosa dengan hipertensi, sedangkan di Indonesia sendiri menurut RISKESDAS, pada tahun 2013, secara nasional 25,8% penduduk Indonesia menderita hipertensi. Tentunya ini menjadi masalah yang sangat memprihatinkan karena penyakit hipertensi dapat kita cegah dengan pola hidup sehat dan mengenali faktor-faktor resiko pencetus hipertensi.

(62)

Dari penelitian javaheri inilah yang membuat peneliti tertarik, karena tidak hanya orang dewasa yang dapat mengalami hipertensi, ternyata hipertensi juga dapat dimulai sejak remaja. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul perbedaan tekanan darah pada mahasiswa Fakultas kedokteran USU angkatan 2012 yang memiliki kualitas tidur buruk dengan kualitas tidur baik, karena mahasiswa sendiri merupakan sekelompok remaja atau dewasa muda yang sangat aktif dan mempunyai banyak sekali kegiatan, dimulai dari tugas kuliah, sampai hal-hal seperti bermain game atau aktif di sosial media sehingga dapat mengganggu kualitas tidur.

1.2.Rumusan Masalah

Bagaimana perbedaan tekanan darah pada mahsiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2012 yang memiliki kualitas tidur buruk dengan kualitas tidur baik ?

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana perbedaan tekanan darah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2012 yang memiliki kualitas tidur buruk dengan kualitas tidur baik.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui proporsi kualitas tidur buruk dan kualitas tidur baik pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2012.

2. Untuk mengetahui rata-rata tekanan darah pada mahasiswa dengan kualitas tidur buruk.

(63)

4. Untuk mengetahui perbedaan tekanan darah pada mahasiswa yang memiliki kualitas tidur buruk dengan kualitas tidur baik.

1.4.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : 1. Di bidang pendidikan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai penambah pengetahuan, referensi dan latihan dalam membuat karya tulis ilmiah.

2. Di bidang pelayanan masyarakat

Penelitian ini dapat memberi informasi serta edukasi kepada masyarakat untuk menjaga k

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Sampel
Tabel 5.2. Rata-Rata Tekanan Darah Sistol dan Diastol Mahasiswa dengan
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC 7
+2

Referensi

Dokumen terkait

KESATU : Menunjuk Pejabat Pengelola Keuangan Satuan Kerja (Satker) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) dan Program Pengembangan Sistem

Surat undangan ini disamping dikirimkan melalui e-mail juga akan ditempatkan dalam pojok berita website LPSE Kabupaten Semarang, oleh karenanya Panitia Pengadaan tidak dapat

Not all digital materials are of enduring value, but those that are require active preservation approaches if continuity of digital heritage is to be maintained .” Digital

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo ).. BANK BANK PEMBANGUNAN DAERAH

A vast majority of historical structures that still exist today are masonry construc- tions, so the focus of this work is to achieve the classification of the observed masonry

Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik 64.. Lainnya

The architectural history and development of the Affandi Museum can be traced by both details of alterations on the buildings themselves and archive documents.

Posisi pembelian spot dan derivatif yang masih