• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Fisika Menggunakan Media Simulasi Komputer dan Media Laboratorium ditinjau dari Kemampuan Berpikir Siswa Pada Pokok Bahasan Gerak Harmonis Sederhana di SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembelajaran Fisika Menggunakan Media Simulasi Komputer dan Media Laboratorium ditinjau dari Kemampuan Berpikir Siswa Pada Pokok Bahasan Gerak Harmonis Sederhana di SMA"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MEDIA SIMULASI

KOMPUTER DAN MEDIA LABORATORIUM DITINJAU DARI

KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA PADA POKOK BAHASAN

GERAK HARMONIS SEDERHANA DI SMA

Skripsi

Oleh:

Agus Arifin Anwar

K. 2304011

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MEDIA SIMULASI

KOMPUTER DAN MEDIA LABORATORIUM DITINJAU DARI

KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA PADA POKOK BAHASAN

GERAK HARMONIS SEDERHANA DI SMA

Oleh: Agus Arifin Anwar

K. 2304011

Skripsi

Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

(3)

commit to user

PERSETUJUAN

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. Dwi Teguh Rahardjo, S.Si, M.Si. NIP. 19520116 198003 1 001 NIP. 19680404 199802 1001

(4)

commit to user

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program P. Fisika Jurusan P. MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Hari : Jum’at

Tanggal : 21 Januari 2011

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dra. Rini Budiharti, M.Pd. ( )

Sekretaris : Sri Budiawanti, S.Si., M.Si. ( )

Penguji I : Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. ( )

Penguji II : Dwi Teguh Rahardjo, S.Si., M.Si. ( )

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001

(5)

commit to user

ABSTRAK

Agus Arifin Anwar. “Pembelajaran Fisika Menggunakan Media Simulasi Komputer dan Media Laboratorium ditinjau dari Kemampuan Berpikir Siswa

Pada Pokok Bahasan Gerak Harmonis Sederhana di SMA”. Skripsi, Surakarta:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Januari 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya: (1) perbedaan pengaruh antara pembelajaran fisika menggunakan media simulasi komputer dan media laboratorium terhadap kemampuan kognitif fisika siswa; (2) perbedaan pengaruh antara kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif fisika siswa; (3) perbedaan pengaruh antara kemampuan berpikir konkret tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif fisika siswa; (4) interaksi antara pengaruh penggunaan media pembelajaran dan kemampuan berpikir abstrak terhadap kemampuan kognitif fisika siswa; (5) interaksi antara pengaruh penggunaan media pembelajaran dan kemampuan berpikir konkrit terhadap kemampuan kognitif fisika siswa; (6) interaksi antara pengaruh kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan berpikir konkrit terhadap kemampuan kognitif fisika siswa; (7) interaksi antara pengaruh penggunaan media pembelajaran, kemampuan berpikir abstrak, dan kemampuan berpikir konkrit terhadap kemampuan kognitif fisika siswa.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Karanganom semester gasal tahun pelajaran 2010/2011. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling sejumlah 2 kelas.

Teknik pengumpulan data untuk variabel kemampuan kognitif Fisika dan kemampuan berpikir siswa digunakan metode tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi tiga jalan dengan sel sama. Untuk menguji hipotesis dengan anava ini, sebelumnya harus dilakukan uji prasayarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Dari analisis diperoleh H01 ditolak (Fa = 8,6132 >

F0,05;1,120 = 3,92), H02 ditolak (Fb = 7,6700 > F0,05;1,120 = 3,92), H03 ditolak (Fc =

125,4830 > F0,05;1,120 = 3,92), H04 ditolak (Fab = 4,1024 > F0,05;1,120 = 3,92), H05

diterima (Fac = 1,4370 < F0,05;1,120 = 3,92), H06 ditolak (Fbc = 4,7995 > F0,05;1,120 =

3,92), H07 diterima (Fabc = 1,6420 < F0,05;1,120 = 3,92).

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran fisika menggunakan media simulasi komputer dan media laboratorium terhadap kemampuan kognitif fisika siswa; (2) ada perbedaan pengaruh

(6)

commit to user

antara kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif fisika siswa; (3) ada perbedaan pengaruh antara kemampuan berpikir konkret tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif fisika siswa; (4) ada interaksi antara pengaruh penggunaan media pembelajaran dan kemampuan berpikir abstrak terhadap kemampuan kognitif fisika siswa: (a) interaksi antara media simulasi komputer dan kemampuan berpikir abstrak tinggi lebih besar pengaruhnya terhadap kemampuan kognitif fisika siswa dibandingkan interaksi antara media simulasi komputer dan kemampuan berpikir abstrak rendah, (b) interaksi antara media laboratorium dan kemampuan berpikir abstrak tinggi lebih besar pengaruhnya terhadap kemampuan kognitif fisika siswa dibandingkan interaksi antara media laboratorium dan kemampuan berpikir abstrak rendah, (c) interaksi antara media simulasi komputer dan kemampuan berpikir abstrak tinggi memiliki pengaruh yang sama dengan interaksi media laboratorium dan kemampuan berpikir abstrak tinggi, (d) Interaksi antara media simulasi komputer dan kemampuan berpikir abstrak rendah memiliki pengaruh yang sama dengan interaksi media laboratorium dan kemampuan berpikir abstrak rendah; (5) tidak ada interaksi antara pengaruh penggunaan media pembelajaran dan kemampuan berpikir konkrit terhadap kemampuan kognitif fisika siswa; (6) ada interaksi antara pengaruh kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan berpikir konkrit terhadap kemampuan kognitif fisika siswa: (a) siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak tinggi dan konkrit tinggi kemampuan kognitifnya lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak rendah dan konkrit tinggi, (b) siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak tinggi dan konkrit tinggi kemampuan kognitifnya lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak tinggi dan konkrit rendah, (c) siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak tinggi dan konkrit rendah kemampuan kognitifnya lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak rendah dan konkrit rendah, (d) siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak rendah dan konkrit tinggi kemampuan kognitifnya lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak rendah dan konkrit rendah; (7) tidak ada interaksi antara pengaruh penggunaan media pembelajaran, kemampuan berpikir abstrak, dan kemampuan berpikir konkrit terhadap kemampuan kognitif fisika siswa.

(7)

commit to user

ABSTRACT

Agus Arifin Anwar. "Learning Physics Using Computer Simulation Media and the Media Laboratory in Terms of Thinking Ability Students In Subject Simple Harmonic Motion in High School." Thesis, Surakarta: Teaching Training and

Education Faculty. Universitas Sebelas Maret, January 2011.

The purpose of this study was to determine whether there is: (1) difference the effect between learning physics using computer simulation media and laboratory media for physics students’ cognitive abilities; (2) difference effect between the high abstract thinking ability and low abstract thinking ability of the students' physics cognitive abilities; (3) difference effect between the high concrete thinking ability and low concrete thinking ability of the students' physics cognitive abilities; (4) interaction between the effect of the using instructional media and abstract thinking ability of the students’ physics cognitive abilities; (5) interaction between the effect of the using instructional media and concrete thinking ability of the students’ physics cognitive abilities; (6) interaction between the effect of abstract thinking ability and concrete thinking ability of the students' physics cognitive abilities; (7) interaction between the effect of the using instructional media, abstract thinking ability and concrete thinking ability of the students' physics cognitive abilities.

This research uses experimental methods. The population is all students in grade XI in SMA Negeri 1 Karanganom odd semester of academic year 2010/2011. Samples were taken with the technique of cluster random sampling of 2 classes. Data collection techniques for variable of students’ physic cognitive ability and the level of thinking ability used test method. The data analysis technique used was analysis of variance of three roads with the same cell. To test this hypothesis by Anova, has previously performed the analysis are a prerequisite test with normality test and homogeneity test. Based on the Anova can be concluded H01 rejected (Fa = 8,6132 >

F0,05;1,120 = 3,92), H02 rejected (Fb = 7,6700 > F0,05;1,120 = 3,92), H03 rejected (Fc =

125,4830 > F0,05;1,120 = 3,92), H04 rejected (Fab = 4,1024 > F0,05;1,120 = 3,92), H05

accepted (Fac = 1,4370 < F0,05;1,120 = 3,92), H06 rejected (Fbc = 4,7995 > F0,05;1,120 =

3,92), H07 accepted (Fabc = 1,6420 < F0,05;1,120 = 3,92).

Based on the results of this study concluded: (1) there is a difference the effect between learning physics using computer simulation media and laboratory media for physics students’ cognitive abilities; (2) difference effect between the high abstract

(8)

commit to user

thinking ability and low abstract thinking ability of the students' physics cognitive abilities, (3) There is no difference effect between the high concrete thinking ability and low concrete thinking ability of the students' physics cognitive abilities; (4) there is interaction between the effect of the using instructional media and abstract thinking ability of the students’ physics cognitive abilities: (a) interaction between computer simulation media and high abstract think ability more influence than interaction between computer simulation media and low abstract think ability to students’ cognitive ability, (b) interaction between laboratory media and high abstract think ability more influence than interaction between laboratory media and low abstract think ability to students’ cognitive ability, (c) interaction between computer simulation media and high abstract think ability to students’ cognitive ability have the same effect with interaction between laboratory media and high abstract think ability, (d) interaction between computer simulation media and low abstract think ability to students’ cognitive ability have the same effect with interaction between laboratory media and low abstract think ability; (5) there is no interaction between the effect of the using instructional media and concrete thinking ability of the students’ physics cognitive abilities; (6) there is interaction between the influence of abstract thinking skills and the ability to think concretely of cognitive abilities physics: (a) students’ with high abstract and high concrete think abilities was get more their cognitive abilities than students’ with low abstract and high concrete think abilities, (b) students’ with high abstract and high concrete think abilities was get more their cognitive abilities than students’ with high abstract and low concrete think abilities, (c) students’ with high abstract and low concrete think abilities was get more their cognitive abilities than students’ with low abstract and low concrete think abilities, (d) students’ with low abstract and high concrete think abilities was get more their cognitive abilities than students’ with low abstract and low concrete think abilities; (7) there is no interaction between the effect of the using instructional media, abstract thinking ability and concrete thinking ability of the students' physics cognitive abilities.

(9)

commit to user

MOTTO

“Ketahuilah sesungguhnya kemenangan itu disertai dengan kesabaran, kesenangan itu ada kesudahan dan sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(H.R. Tirmidzi)

“Maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain”

(Q.S. Al-Insyiroh : 7)

“Kebahagiaan adalah saat kita bisa meraih apa yang kita impikan dengan tetesan keringat kita sendiri”

(Penulis)

“Rasa berkecukupan tidak diukur dari melimpahnya kekayaan melainkan dari seberapa banyak keinginan”

(Penulis)

(10)

commit to user

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Istriku Tercinta Anik Soffiyati Bapak dan Ibuku Tercinta

Kakakku dan adikku Teman-teman fisika ‘04

(11)

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Bahwasannya atas berkat, rahmat dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak penulis tidak akan berbuat banyak. Oleh karena itu secara khusus penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Hj. Kus Sri Martini, M.Si, selaku Ketua Jurusan P. MIPA FKIP UNS Surakarta.

3. Ibu Dra. Rini Budiharti, selaku Ketua Program Fisika Jurusan P. MIPA FKIP UNS Surakarta.

4. Bapak Drs. Sutadi Waskito, M.Pd, selaku Koordinator Skripsi Program Fisika Jurusan P. MIPA FKIP UNS Surakarta.

5. Bapak Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd., selaku Pembimbing Skripsi I yang telah membimbing dalam penyusunan makalah skripsi ini.

6. Bapak Dwi Teguh Rahardjo, S.Si, M.Si., selaku Pembimbing Skripsi II yang telah membimbing dalam penyusunan makalah skripsi ini.

7. Keluargaku yang selalu memberi dorongan dan doa restu sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah skripsi ini.

Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, dan mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi pembaca. Sebagai buah karya manusia, tulisan ini tak luput dari kekurangan. Oleh karena itu penulis memohon masukan membangun yang memperbaiki tulisan ini.

Surakarta, Januari 2011

Penulis

(12)

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vii

HALAMAN MOTTO ... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Tinjauan Pustaka ... 8

1. Belajar ... 8

2. Mengajar ... 9

3. Hakikat Pembelajaran Fisika ... 10

4. Pendekatan Ketrampilan Proses ... 12

5. Kemampuan kognitif ... 13

6. Media Pembelajaran ... 14

7. Media Simulasi Komputer ... 19

(13)

commit to user

8. Laboratorium ... 22

9. Kemampuan Berpikir ... 27

10. Materi Pembelajaran ... 31

B. Kerangka Pemikiran ... 37

C. Perumusan Hipotesis ... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 43

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 43

1. Tempat Penelitian ... 43

2. Waktu Penelitian ... 43

B. Metode Penelitian ... 43

C. Populasi dan Sampel ... 45

D. Variabel Penelitian ... 45

1. Variabel Bebas ... 45

2. Variabel Terikat ... 46

E. Teknik Pengumpulan Data ... 47

F. Instrumen Penelitian ... 48

G. Teknik Analisis Data ... 50

1. Uji Prasyarat Analisis Data ... 50

2. Uji Hipotesis ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 58

A. Deskripsi Data ... 58

1. Keadaan Awal Fisika Siswa ... 58

2. Kemampuan Tingkat Berpikir ... 63

3. Prestasi Belajar ... 68

B. Uji Prasyarat Analisis ... 71

1. Uji Normalitas ... 71

2. Uji Homogenitas ... 72

C. Hasil Pengujian Hipotesis ... 73

1. Analisis Variansi Tiga Jalan ... 73

2. Analisis Lanjut Anava ... 74

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 77

(14)

commit to user

1. Uji Hipotesis Pertama ... 77

2. Uji Hipotesis Kedua ... 78

3. Uji Hipotesis Ketiga ... 78

4. Uji Hipotesis Keempat ... 78

5. Uji Hipotesis Kelima ... 79

6. Uji Hipotesis Keenam ... 79

7. Uji Hipotesis Ketujuh ... 80

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 82

A. Kesimpulan ... 82

B. Implikasi ... 84

C. Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86

LAMPIRAN ... 88 TABEL-TABEL STATISTIK

PERIJINAN

(15)

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rancangan Analisis Data Penelitian ... 44

Tabel 3.2 Harga-harga yang Perlu untuk Uji Barlet ... 51

Tabel 3.3 Tata Letak Data ... 54

Tabel 3.4 Jumlah AB ... 54

Tabel 3.5. Jumlah AC ... 55

Tabel 3.6 Jumlah BC ... 55

Tabel 3.7 Jumlah ABC ... 55

Tabel 3.8 Rangkuman Analisis Variansi ... 58

Tabel 4.1 Deskripsi Data Kemampuan Awal Fisika Siswa ... 60

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Keadaan Awal Fisika Siswa Kelompok Eksperimen ... 61

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Keadaan Awal Fisika Siswa Kelompok Kontrol ... 62

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kemampuan Abstrak Siswa Kelompok I ... 64

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kemampuan Konkrit Siswa Kelompok I ... 65

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kemampuan Abstrak Siswa Kelompok II .... 66

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Kemampuan Konkrit Siswa Kelompok II .... 67

Tabel 4.8 Deskripsi Data Kemampuan Kognitif Fisika Siswa ... 68

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Kognitif Siswa Kelompok I ... 68

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Kognitif Siswa Kelompok II ... 69

Tabel 4.11 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Keadaan Awal ... 71

Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Kemampuan Kognitif ... 72

Tabel 4.13 Rangkuman Anava Tiga Jalan ... 73

Tabel 4.14 Rangkuman Uji Komparasi Ganda ... 74

(16)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Getaran Pada Bandul Sederhana ... 32 Gambar 2.2. Sebuah beban bermassa m, digantungkan pada pegas,

beban digetarkan naik turun di sekitar posisi

kesetimbangan ... 33

Gambar 2.3. Bandul Sederhana ... 34 Gambar 2.6. Paradigma Penelitian ... 41 Gambar 4.1. Histogram Nilai Keadaan Awal Fisika Siswa Kelompok

Eksperimen ... 61 Gambar 4.2. Histogram Nilai Keadaan Awal Fisika Siswa Kelompok

Kontrol ... 62

Gambar 4.3. Histogram Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Abstrak

Siswa Kelompok I ... 64 Gambar 4.4. Histogram Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Konkrit

Siswa Kelompok I ... 65 Gambar 4.5. Histogram Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Abstrak

Siswa Kelompok II ... 66 Gambar 4.6. Histogram Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Konkrit

Siswa Kelompok II ... 67 Gambar 4.7. Histogram Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Kognitif

Fisika Siswa Kelompok I. ... 69 Gambar 4.8. Histogram Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Kognitif

Fisika Siswa Kelompok II. ... 70

(17)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

1. Jadwal Penelitian ... 88

2. Program Satuan Pelajaran ... 88

3. Lembar Kegiatan Siswa ... 105

4. Kisi-kisi Soal Try Out Kemampuan Kognitif Fisika Siswa ... 121

5. Tabel Hubungan Tujuan Instruksional Khusus - Item Soal ... 122

6. Soal Try Out Kemampuan Kognitif Fisika Siswa ... 124

7. Lembar Jawab Soal Try Out Kemampuan Kognitif ... 132

8. Kunci Jawaban Soal Try Out Kemampuan Kognitif ... 133

9. Soal Try Out Kemampuan Berpikir Abstrak ... 134

10. Soal Try Out Kemampuan Berpikir Konkrit ... 139

11. Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan Daya Beda Soal Test Kemampuan Kognitif Fisika Siswa ... 153

12. Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan Daya Beda Soal Test Kemampuan Berpikir Abstrak ... 157

13. Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan Daya Beda Soal Test Kemampuan Berpikir Konkrit ... 159

14. Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Kognitif Fisika Siswa ... 161

15. Tabel Hubungan Tujuan Instruksional Khusus - Item Soal ... 162

16. Soal Tes Kemampuan Kognitif Fisika Siswa ... 163

17. Lembar Jawab Soal Tes Kemampuan Kognitif ... 169

18. Kunci Jawaban Soal Tes Kemampuan Kognitif ... 170

19. Soal Tes Kemampuan Berpikir Abstrak ... 171

20. Soal Tes Kemampuan Berpikir Konkrit ... 175

21. Daftar Nama Siswa Kelas XI IA2 Semester I TA 2010/2011 ... 185

22. Daftar Nama Siswa Kelas XI IA3 Semester I TA 2010/2011 ... 186

23. Data Keadaan Awal Fisika Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 187

24. Uji Normalitas Keadaan Awal Kelompok Eksperimen ... 188

25. Uji Normalitas Keadaan Awal Kelompok Kontrol ... 189

(18)

commit to user

26. Uji Homogenitas Keadaan Awal ... 190

27. Tabel Uji-t Keadaan Awal Siswa ... 193

28. Data Nilai Kemampuan Berpikir Abstrak Siswa ... 195

29. Data Nilai Kemampuan Berpikir Konkrit Siswa ... 196

30. Data Nilai Kemampuan Kognitif Fisika Siswa ... 197

31. Uji Normalitas Kemampuan Kognitif Kelompok Eksperimen ... 198

32. Uji Normalitas Kemampuan Kognitif Kelompok Kontrol ... 199

33. Uji Homogenitas Kemampuan Kognitif ... 200

34. Uji-t Kemampuan Kognitif ... 203

35. Data Induk Penelitian Kelompok Eksperimen ... 205

36. Data Induk Penelitian Kelompok Kontrol ... 206

37. Uji Analisis Variansi Tiga Jalan ... 207

38. Uji Lanjut Anava ... 215

(19)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagian besar dari proses perkembangan berlangsung melalui kegiatan belajar, yang disadari atau tidak, sederhana atau kompleks, sendiri atau dengan bantuan guru, dari buku atau dari media elektronik, di sekolah, di rumah, di lingkungan kerja ataupun di masyarakat. Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik atau pun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal lain yang juga terkait dalam belajar adalah pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya. (Sukmadinata, 2004 : 155).

Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di sekolah-sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar dipengaruhi oleh lingkungannya, yang antara lain terdiri atas murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran, dan sumber belajar lain. (Azhar Arsyad, 2007 : 1).

Dewasa ini bidang pembelajaran secara umum sedikit banyak terpengaruh oleh adanya perkembangan dan penemuan-penemuan dalam bidang keterampilan, ilmu, dan teknologi. Pengaruh perkembangan tersebut tampak jelas dalam upaya-upaya pembaharuan system pendidikan dan pembelajaran. Upaya pembaharuan itu menyentuh bukan hanya sarana fisik / fasilitas pendidikan, tetapi juga sarana non-fisik seperti pengembangan kualitas tenaga-tenaga kependidikan yang memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan memanfaatkan fasilitas yang tersedia, cara kerja yang inovatif, serta sikap yang positif terhadap tugas-tugas kependidikan yang diembannya. Salah satu bagian integral dari upaya pembaharuan itu adalah media pembelajaran. Oleh karena itu, media pembelajaran menjadi suatu bidang yang seyogyanya dikuasai oleh setiap guru profesional.

(20)

commit to user

Tumbuhnya kesadaran terhadap pentingnya pengembangan media pembelajaran di masa yang akan datang harus dapat direalisasikan dalam praktik. Banyak usaha yang dapat dikerjakan. Di samping memahami penggunaannya, para guru pun patut berupaya untuk mengembangkan keterampilan “membuat sendiri” media yang menarik, murah dan efisien, dengan tidak menolak kemungkinan pemanfaatkan alat modern yang sesuai dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan adanya media yang menarik dan mengikuti

tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kemungkinan keberhasilan kegiatan belajar mengajar akan lebih besar. (Azhar

Arsyad, 2007 : vii-viii).

Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi keadaan jasmani, intelegensi, sikap, bakat, minat, motifasi, dan termasuk kemampuan berpikir. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa yang meliputi keadaan keluarga, metode mengajar, kurikulum, serta sarana dan prasarana belajar termasuk di dalamnya media pembelajaran yang digunakan. Faktor yang datang dari diri siswa besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar atau hasil belajar yang dicapai. Faktor yang datang dari dalam diri siswa satu dengan siswa yang lainnya berbeda-beda, sehingga aktivitas yang dilakukan juga berbeda-beda. Sebagai contoh kemampuan tingkat berpikir antara siswa yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Kemampuan tingkat berpikir di sini adalah kemampuan konkrit dan kemampuan abstrak dalam IPA khususnya Fisika, pada perbedaan kemampuan dapat dilihat adanya perbedaan siswa yang satu dengan yang lainnya terhadap penerimaan pelajaran dan teori belajar.

(21)

commit to user

bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan guru. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat sehingga memotivasi siswa belajar. Penggunaan media pembelajaran pada pembelajaran akan membantu keefektifan proses pembelajaran dan pesan isi pelajaran. Penggunaan media pembelajaran membantu siswa meningkatkan pemahaman, penyajian data, dengan menarik dan terpercaya.

Sesuai dengan ciri ilmu sains, khususnya fisika yang merupakan perpaduan antara analisis deduktif dan proses induktif dengan mengandalkan dukungan pengamatan empiris berdasar panca indra sebagai dasar validitas prinsip yang dikembangkan, maka dalam proses belajar mengajar fisika diperlukan pendekatan, metode, dan media pembelajaran yang mendukung untuk memantapkan konsep-konsep fisika siswa. Media pembelajaran yang tepat dapat diberikan kepada siswa yang memiliki kemampuan tingkat berpikir yang berbeda-beda untuk meningkatkan prestasi belajar fisika siswa. Dengan kata lain untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka harus dipilih media pembelajaran yang sesuai dengan kamampuan tingkat berpikir siswa.

Pada kesempatan ini, peneliti tertarik menggunakan media pembelajaran simulasi komputer dan media laboratorium untuk meningkatkan kemampuan kognitif fisika siswa dengan latar belakang kemampuan abstrak dan konkrit yang berbeda-beda. Peneliti ingin mengetahui pengaruh kemampuan berpikir konkrit dan abstrak dengan menggunakan media pembelajaran simulasi komputer dan media laboratorium terhadap kemampuan kognitif fisika, sehingga penulis mengadakan penelitian yang berjudul : “Pembelajaran Fisika Menggunakan Media Simulasi Komputer dan Media Laboratorium ditinjau dari Kemampuan Berpikir Siswa Pada Pokok Bahasan Gerak Harmonis Sederhana di SMA”.

(22)

commit to user

menarik, mampu memilih pendekatan, model, media, dan metode pembelajaran yang tepat disesuaikan dengan materi yang dipelajari.

Proses pembelajaran fisika di SMAN 1 Karanganom belum optimal memposisikan siswa sebagai pusat belajar. Siswa sebagai pusat belajar harus aktif dalam pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator berarti memberi fasilitas pada siswa secara fisik maupun mental. Pembelajaran akan berhasil jika menggunakan media yang dapat menuntut siswa aktif dan kreatif. Media pembelajaran khususnya laboratorium fisika di SMAN 1 Karanganom sudah relatif lengkap tetapi penggunaannya masih kurang maksimal. Media laboratorium fisika berfungsi untuk memberi peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan penumbuhan sikap ilmiah. Pembelajaran menggunakan media simulasi komputer dipandang lebih menarik dan inovatif mengikuti perkembangan teknologi, belum pernah dilakukan di SMA N 1 Karanganom.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Masalah, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kegiatan belajar mengajar kebanyakan masih menggunakan komunikasi satu arah atau terpusat pada guru. Guru belum menggunakan media pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif menemukan konsep fisika.

2. Setiap siswa memiliki kemampuan tingkat berpikir abstrak dan konkrit yang berbeda-beda tetapi dalam kegiatan belajar-mengajar umumnya diberikan perlakuan yang sama dengan metode ceramah.

3. Media laboratorium yang dimanfaatkan secara maksimal akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Penggunaan media laboratorium fisika di SMAN 1 Karanganom kurang maksimal.

(23)

commit to user

5. Banyak pendekatan pembelajaran fisika yang dapat digunakan. Akan tetapi, pendekatan pembelajaran selama ini banyak bersifat ekspositori. Guru menyampaikan konsep tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sendiri konsep dan pengetahuan yang diperoleh.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini memberikan arah yang jelas, maka penulis membatasi permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Media pembelajaran dibatasi pada media simulasi komputer dan media laboratorium

2. Kemampuan berpikir siswa dibatasi pada kemampuan abstrak dan konkrit. 3. Kemampuan berpikir abstrak dibatasi pada kategori tinggi dan rendah. 4. Kemampuan berpikir konkrit dibatasi pada kategori tinggi dan rendah.

5. Media simulasi komputer yang digunakan adalah berbasis Macromedia Flash. 6. Media laboratorium yang digunakan adalah alat percbaan untuk gerak

harmonis sederhana.

7. Materi yang dibahas dibatasi pada pokok bahasan Gerak Harmonis Sederhana Kelas XI Semester Ganjil SMA tahun ajaran 2010/2011.

D. Perumusan Masalah

Dari identifikasi dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh antara pembelajaran fisika menggunakan media simulasi komputer dan media laboratorium terhadap kemampuan kognitif fisika siswa?

2. Adakah perbedaan pengaruh antara kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif fisika siswa?

(24)

commit to user

4. Adakah interaksi antara pengaruh penggunaan media pembelajaran dan kemampuan berpikir abstrak terhadap kemampuan kognitif fisika?

5. Adakah interaksi antara pengaruh penggunaan media pembelajaran dan kemampuan berpikir konkrit terhadap kemampuan kogntitif fisika?

6. Adakah interaksi antara pengaruh kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan berpikir konkrit terhadap kemampuan kognitif fisika?

7. Adakah interaksi antara pengaruh penggunaan media pembelajaran, kemampuan berpikir abstrak, dan kemampuan berpikir konkrit terhadap kemampuan kognitif fisika?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui ada tidaknya:

1. perbedaan pengaruh antara pembelajaran fisika menggunakan media simulasi komputer dan media laboratorium terhadap kemampuan kognitif fisika siswa 2. perbedaan pengaruh antara kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah

terhadap kemampuan kognitif fisika siswa

3. perbedaan pengaruh antara kemampuan berpikir konkret tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif fisika siswa

4. interaksi antara pengaruh media pembelajaran dan kemampuan berpikir abstrak terhadap kemampuan kognitif fisika siswa

5. interaksi antara pengaruh media pembelajaran dan kemampuan berpikir konkrit terhadap kemampuan kognitif fisika siswa

6. interaksi antara pengaruh kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan berpikir konkrit terhadap kemampuan kognitif fisika siswa

(25)

commit to user

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Hasil penelitian merupakan salah satu alternatif bagi guru untuk menentukan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik bahan pengajaran, agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan mengetahui kemampuan tingkat berpikir siswa, maka guru dapat memilih media pembelajaran yang sesuai. Karena setiap konsep mempunyai karakteristik bahan yang berbeda-beda dan siswa juga mempunyai kemampuan tingkat berpikir yang berberbeda-beda-berbeda-beda.

2. Manfaat Teoritis

(26)

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar

a. Pengertian belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar adalah berusaha mengetahui sesuatu; berusaha memperoleh ilmu pengetahuan (kepandaian, keterampilan), berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

Dari hasil pencarian melalui internet dengan alamat http://id.wikipedia.com/wiki/belajar diperoleh pengertian bahwa belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang dilakukan.

Para ahli pendidikan mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian belajar. Menurut Crow and Crow dalam Sukmadinata (2004 : 155) “belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap”. Menurut Hilgard dalam Sukmadinata (2004 : 156) “belajar adalah suatu proses di mana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi”. Menurut Vesta dan Thompson dalam Sukmadinata (2004 : 156) “belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman”. Menurut Uzer Usman (2000 : 5) dalam Setyaningsih (2006 : 13) “belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu dengan berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungan”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri dengan lingkungannya yang melibatkan seluruh panca indera berupa pengalaman-pengalaman, sehingga mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku pada diri individu pebelajar.

(27)

commit to user

b. Faktor yang mempengaruhi belajar

Usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat bersmber pada dirinya sendiri atau di luar dirinya atau lingkungannya. (Sukmadinata, 2004 : 162).

Faktor yang ada pada diri individu itu sendiri disebut faktor individual atau faktor internal. Banyak faktor yang ada di dalam diri individu yang mempengaruhi usaha dan keberhasilan belajarnya. Faktor-faktor tersebut menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah dari individu itu. Aspek jasmaniah menyangkut kondisi dan kesehatan jasmani dari individu. Tiap orang memiliki kondisi fisik yang berbeda, ada yang tahan belajar selama lima atau enam jam terus-menerus, tetapi ada juga yang hanya tahan satu dua jam saja. Aspek rohaniah tidak kalah pentingnya dalam belajar. Aspek psikis menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan intelektual, sosial, psikomotor serta kondisi afektif dan konatif dari individu. Untuk kelancaran belajar bukan hanya dituntut sehat rohaniah tetapi juga sehat jasmaniahnya.

Faktor yang berasal dari luar individu juga disebut faktor sosial atau faktor eksternal. Keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar diri siswa, baik faktor fisik maupun sosial-psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pendidikan, memberikan landasan daar bagi proses belajar pada lingkungan sekolah dan masyarakat.

2. Mengajar

(28)

http://rastodio.com/pendidikan/pengertian-commit to user

mengajar.html mengemukakan bahwa mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses belajar.. Sedangkan menurut Djamarah (2000 : 45) dalam Setyaningsih (2009 : 15) mengajar, yaitu proses mengatur atau mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar anak didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar merupakan suatu proses dalam usaha menyampaikan ilmu pengetahuan atau pemahaman kepada siswa dengan cara mengintegrasikan, mengatur, dan mengorganisasikan lingkungan di sekitar siswa untuk berlangsungnya kegiatan belajar yang efektif sehingga siswa dapat memahami dan mengembangkan ilmu yang didapat. Dari pengertian ini memberikan petunjuk bahwa fungsi pokok guru dalam mengajar adalah menyediakan sistem lingkungan yang mendukung, sedang yang berperan aktif adalah siswanya dalam upaya untuk menemukan dan memecahkan masalah. Guru dalam hal ini sebagai pemimpin belajar dan fasilitator belajar, sehingga guru tidak dapat mengabaikan komponen-komponen yang lain dalam lingkungan proses belajar mengajar, termasuk misalnya guru, siswa, media, metode mengajar dan lain-lain.

3. Hakekat Pembelajaran Fisika

a. Hakekat Fisika

(29)

commit to user

peristiwa alam dan penyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan matematika”.

Dalam http://www.scribd.com/upload/Bab1-Fisika-dasar.htm “Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda di alam, gejala-gejala, kejadian-kejadian alam serta interaksi dari benda-benda di alam tersebut”.

Dari kedua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari kejadian-kejadian alam yang bersifat fisik dan dapat dipelajari secara pengamatan dan eksperimen serta teori. Secara pengamatan dan eksperimen, fisika dapat dipelajari di alam secara langsung di laboratorium, sedangkan secara teori fisika dapat dipelajari dengan kegiatan berdasar analisis rasional dengan berpijak pada teori yang telah ditemukan sebelumnya. Hasil-hasil fisika diungkapkan dalam bentuk fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori.

b. Pembelajaran Fisika di SMA

Mata pelajaran IPA yang diajarkan di tingkat SMA disesuaikan dengan taraf perkembangan siswa, yaitu dimulai dari kajian yang sederhana dan diteruskan ke kajian yang lebih kompleks. Ruang lingkup bahan kajian sains untuk SMA dalam Depdiknas (2003 : 2) terdiri atas :

1) Bekerja Ilmiah

Siswa dapat menguasai proses sains apabila siswa tersebut sering berlatih sehingga kerja ilmiah perlu dikenalkan kepada siswa. Kerja ilmiah meliputi beberapa aspek, antara lain yaitu : peneyelidikan / penelitian, berkomunikasi ilmah, pengembangan kreatifitas dan pemecahan masalah serta sikap dan nilai ilmiah.

2) Pemahaman Konsep dan Penerapannya.

(30)

commit to user

4. Pendekatan Ketrampilan Proses

Ada beberapa alasan yang melandasi perlunya diterapkan pendekatan

keterampilan proses dalam kegiatan belajar-mengajar sehari-hari. Menurut Conny Semiawan, dkk (1988 :14-15) disebutkan alasan tersebut sebagai berikut: (1) perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung cepat sehingga ta mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa, (2) anak-anak mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkrit yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dengan mempraktekkan sendiri upaya penemuan konsep melalui perlakuan

kenyataan fisik, (3) penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar seratus persen, penemuannya bersifat relatif, (4) dalam proses belajar-mengajar seyogyanya pengembangan konsep tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dalam diri anak didik. Pendekatan itu tak lain adalah cara belajar siswa untuk aktif mengambangkan keterampilan untuk memproses perolehan demi pemantapan konsep bagi siswa sendiri.

Salah satu jenis pendekatan yang sekarang ini sedang dikembangkan dan

digunakan adalah pendekatan ketrampilan proses (PKP). Dalam PKP, siswa ditekankan untuk berpikir dan berperilaku motorik aktif terkontrol. Hal ini sejalan dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (1994) dalam Anik Soffiyati (2008:10) menyatakan bahwa: “pendekatan ketrampilan proses merupakan pendekatan yang memberikan kesempatan kepada peseta didik untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan tidak sekedar mendengar penjelasan guru mengenai suatu ilmu pengetahuan, justru di sisi lain anak didik merasa bahagia dengan peran aktivnya.

Sedangkan, menurut Moedjiono dan Moh. Dimyati yang dikutip oleh Conny Semiawan, dkk (1988: 17), ada beberapa keterampilan atau kemampuan yang secara minimal penting untuk dipelajari dalam pendekatan ketrampilan proses. Beberapa keterampilan atau kemampuan tersebut adalah:

(31)

commit to user

c. mengukur, d. mengklasifikasi,

e. mencari hubungan ruang/waktu, f. membuat hipotesis,

g. merancang penelitian/eksperimen, h. mengendalikan variabel,

i. menginterpretasi/menafsirkan data, j. menyusun kesimpuan sementara, k. meramalkan (memprediksi), l. menerapkan (mengaplikasi), dan m. mengkonumikasikan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa PKP merupakan pendekatan belajar yang mengajak siswa berpikir dan berperilaku motorik aktif terkontrol dan membimbing siswa untuk menemukan konsep. Dengan demikian PKP menunjukkan ciri-ciri tertentu yaitu: merupakan pendekatan pembelajaran yang strategis, mendayagunakan semua daya (fungsi) diri siswa, meningkatkan kreatifitas, bersasaran utuh dan kemanusiaan, dan sekaligus meningkatkan sosialisasi diri siswa.

5. Kemampuan Kognitif

Sasaran evaluasi belajar pada hakekatnya sama dengan tujuan belajar. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan belajar dapat dicapai. Hasil evaluasi tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Sasaran evaluasi adalah meliputi semua tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat dibagi menjadi tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotrik. Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah prestasi belajar kemampuan kognitif yang dicapai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung.

(32)

commit to user

(2008 : 17) beberapa sasaran evaluasi aspek kognitif dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengetahuan (C1) yaitu mengenali tentang hal-hal khusus dan umum, metode-metode dan proses-proses atau pola struktur perangkat.

2. Pemahaman (C2) yaitu kemampuan untuk memahami, menterjemahkan, menafsirkan atau eksploitasi dari bahan yang dipelajari.

3. Penerapan (C3) yaitu kemampuan memahami sebaik-baiknya untuk dapat mempergunakan dalam situasi tertentu.

4. Analisis (C4), yaitu kemampuan untuk dapat memisahkan suatu hal ke dalam bagian-bagian sedemikian rupa sehingga tampak jelas hubungan antara gagasan-gagasan yang ada di dalamnya.

5. Sintesis (C5), yaitu kemampuan untuk menyusun unsur-unsur, bagian-bagian sehingga membentuk suatu keseluruhan yang utuh.

6. Evaluasi (C6), yaitu kemampuan untuk menilai suatu materi untuk tujuan tertentu.

Kategori-kategori ini disusun secara hierarkhis dan berurutan sehingga menjadi taraf-taraf yang semakin bersifat kompleks, mulai dari yang pertama sampai dengan yang terakhir.

6. Media Pembelajaran

a. Pengertian media pembelajaran

(33)

commit to user

Menurut Gagne’ dan Briggs (1975) yang dikutip Azhar Arsyad (2007 : 4) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, komputer, dan alat peraga. Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

b. Fungsi media pembelajaran

Menurut Hamalik yang dikutip Azhar Arsyad (2007 : 4) mengemukakan bhawa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data yang menarik dan terpecaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.

Levie & Lentz dalam Azhar Arsyad (2007 : 16) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:

1) Fungsi atensi

Media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan parhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

2) Fungsi afektif

Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.

3) Fungsi kognitif

(34)

commit to user

4) Fungsi kompensatoris

Media terlihat dari hasil penelitian bahwa media yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

Encyclopedia of Educational Research dalam Azhar Arsyad (2007 : 25)

merincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut:

1) Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.

2) Memperbesar perhatian siswa.

3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.

4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.

[image:34.612.153.511.218.467.2]

5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup.

6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.

7) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

Dari uraian tersebut di atas, maka penulis menyimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran, sebagai berikut:

1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. 2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak

sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan minat dan kemampuannya.

3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, biaya dan waktu.

(35)

commit to user

c. Macam-macam media

Berdasarkan perkembangan teknologi menurut Seels & Richey (1994) dalam Azhar Arsyad (2007 : 29), media pembelajaran dikelompokkan ke dalam 4 kelompok, yaitu media hasil :

1) Teknologi cetak

Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Ciri-cirinya antara lain:

a) teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati berdasarkan ruang;

b) baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif;

c) teks dan visual ditampilkan statis (diam);

d) pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip kebahasaan dan persepsi visual;

e) baik teks maupun visual berorientasi pada siswa;

f) informasi dapat diatur kembali atau ditata ulang oleh pemakai. 2) Teknologi audio-visual

Teknologi audio-visual merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio-visual. Ciri-cirinya antara lain:

a) biasanya bersifat linear;

b) menyajikan visual yang dinamis;

c) digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang;

d) merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak;

e) dikembangkan menurut prinsip psikologi behaviorisme dan kognitif;

f) umumnya berorientasi pada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah.

3) Teknologi berbasis komputer

Teknologi ini merupakan cara menyajikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor. Perbedaannya dengan media dari hasil dua teknologi di atas adalah karena informasi/materi disimpan dalam bentuk digigal, bukan dalam bentuk cetakan atau visual. Pada dasarnya teknologi berbasis komputer menggunakan layar kaca untuk menyajikan informasi kepada siswa. Ciri-cirinya:

a) dapat digunakan secara acak;

(36)

commit to user

c) gagasan yang disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, simbol, dan grafik

d) prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini; e) pembelajaran dapat berorientasi siswa dan melibatkan

interaktivitas siswa yang tinggi.

4) Teknologi gabungan

Teknologi gabungan adalah cara menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer. Ciri-cirinya:

a) dapat digunakan secara acak, sekuensial, ataupun secara linear; b) dapat digunakan sesuai keinginan siswa ataupun sesuai yang

direncanakan/diinginkan perancang;

c) gagasan disajikan secara realistic, relevan dengan siswa, di bawah pengendalian siswa;

d) prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan pelajaran;

e) pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kogntiif sehingga pengetahuan dikuasai jika pelajaran itu digunakan;

f) bahan-bahan pelajaran melibatkan banyak interaktivitas siswa; g) bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai

sumber.

Menurut Seels & Glasgow dalam Azhar Arsyad (2007 : 33), media pembelajaran dibagi dalam dua kategori, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir.

Pilihan media tradisional meliputi visual diam yang diproyeksikan, yang tidak diproyeksikan, audio, visual dinamis, cetak, dan realita. Visual diam yang diproyeksikan misalnya proyeksi tak tembus pandang, proyeksi overhead, slides dan film strips. Visual diam yang tidak diproyeksikan misalnya gambar, poster, foto, chart, grafik. Audio misalnya rekaman piringan, pita kaset. Visual dinamis misalnya film, televisi, dan video. Cetak misalnya buku teks, modul, teks terprogam, majalah ilmiah, dan lembaran lepas. Realita misalnya model, alat peraga, dan boneka.

Pilihan media teknologi mutakhir meliputi media berbasis telekomunikasi dan media berbasis mikroprosesor. Media berbasis telekomunikasi misalnya telekonferen dan kuliah jarak jauh (telelecture).

Telekonferen yaitu suatu teknik komunikasi jarak jauh di mana

kelompok-kelompok yang berada di lokasi geografis berbeda menggunakan mikrofon dan amplifier khusus yang dihubungkan satu dengan lainnya sehingga setiap orang dapat berpartisipasi dengan aktif dalam suatu pertemuan besar dan diskusi. Telelecture adalah teknik pengajaran jarak jauh di mana

(37)

commit to user

bertanya kepada pembicara dan kelompok itu dapat mendengarkan jawaban pembicara.

Media berbasis mikroprosesor di antaranya permainan komputer, interaktif, hypermedia, dan Compact (video) disc. Interaktif artinya sistem

penyajian pengajaran disajikan dengan pengendalian komputer kepada pengguna (siswa) yang tidak hanya melihat tetapi juga memberikan respon atau kesempatan untuk menjawab atau memilih dengan cara memasukkan tulisan atau menekan tombol tertentu dan respon itulah yang akan menentukan lancarnya interaksi komputer dengan siswa. Hypermedia

artinya bahan pelajaran dirancang dan deprogram dalam sistem mikroprosesor secara acak atau tak berurutan tetapi pengarang mampu menghubungkan informasi dari bagian manapun dalam paket pelajaran itu dan pengarang dapat membuat korpus materi yang kait-mengkait yang meliputi teks, grafik/gambar animasi, bunyi, video, musik, dan lain-lainnya. Sedangkan Compact disc adalah sistem penyimpanan dan

rekaman di dalam disket plastik atau keping CD, bukan pita magnetik.

Adapun dalam penelitian ini, peneliti memilih menggunakan media simulasi simulasi komputer dan media laboratorium.

7. Media Simulasi Komputer

Menurut Kakiay (2004 : 1) simulasi merupakan salah satu cara untuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi di dunia nyata (real world).

Banyak metode yang dibangun dalam Operation Research dan System Analyst untuk kepentingan pengambilan keputusan dengan menggunakan berbagai analisis data. Simulasi dapat diartikan sebagai suatu sistem yang digunakan untuk memecahkan atau menguraikan persoalan-persoalan dalam kehidupan nyata yang penuh dengan ketidakpastian dengan tidak atau menggunakan model atau metode tertentu dan lebih ditekankan pada pemakaian computer untuk mendapatkan solusinya.

Menurut Kakiay (2004 : 3) Ada berbagai keuntungan yang bisa diperoleh dengan memanfaatkan simulasi, yaitu sebagai berikut:

1. Compress Time (Menghemat Waktu)

2. Expand Time (Dapat Melebar-luaskan Waktu)

3. Control Sources of Variation (Dapat Mengawasi Sumber-sumber yang

Bervariasi)

4. Error in Meansurment Correctin (Mengoreksi Kesalahan-kesalahan

(38)

commit to user

5. Stop Simulation and Restart (Dapat Dihentikan dan Dijalankan

Kembali)

6. Easy to Replicate (Mudah Diperbanyak)

Ángel Franco (2002 : 259) dalam jurnalnya menyebutkan hal yang berkaitan dengan simulasi:

By setting up a simulation in which students can vary parameters and see the effect of these variations, the students’ view of an equation’s role is powerfully enriched. In general, the interactive engagement helps the student play a much more active role in his/her learning process. ………..

A good simulation will stimulate students to explore the material in a far greater depth that is usually the case from textual or oral presentations. ………

Dengan pengaturan simulasi yang baik siswa dapat mengubah-ubah parameter/sifat/perilaku benda dan melihat pengaruh dari pengubahan tersebut, siswa dapat bisa melihat aturan persamaan secara jelas. Secara umum, media interaktif membantu siswa berperan lebih aktif untuk proses belajarnya. Simulasi yang baik dapat menggugah siswa untuk meninjau lebih jauh materi dari pada pembelajaran secara tekstual dan ceramah.

Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa sekarang ini, komputer memegang peranan yang sangat penting dalam kegunaannya untuk memenuhi kebutuhan berbagai profesi kehidupan manusia. Adapun kegunaan dari media berbasis komputer menurut Azhar Arsyad (2007 : 34-35) antara lain: (1) Computer-assisted instruction yaitu suatu sistem

penyampaian materi pelajaran yang berbasis komputer yang pelajarannya dirancang dan diprogram ke dalam sistem tersebut, (2) Permainan computer, (3) Sistem tutor intelijen, (3) Interaktif, (4) Hypermedia, dan (5) Compact disc.

(39)

commit to user

skenario, model dasar, dan lapisan pengajaran. Skenario mencerminkan kehidupan nyata.

Untuk mensimulasikan suatu situasi, komputer harus menanggapi tindakan siswa seperti halnya yang terjadi dalam situasi kehidupan sesungguhnya. Model dasar merupakan faktor kedua yang turut mempengaruhi keberhasilan simulasi. Model adalah formula matematis atau aturan “jika-maka” yang mencerminkan hubungan sebab dan akibat dalam pengalaman hidup nyata. Lapisan pembelajaran adalah taktik dan strategi pembelajaran yang digunakan untuk mengoptimalkan pembelajaran dan motivasi.

Konsep interaktif dalam pembelajaran paling erat hubungannya dengan media simulasi komputer. Interaksi dalam lingkungan pembelajaran berbasis simulasi komputer pada umumnya mengikuti tiga unsur, yaitu urut-urutan instruktional yang dapat disesuaikan, jawaban/respons atau pekerjaan siswa, dan umpan balik yang dapat disesuaikan.

Jadi, media simulasi komputer merupakan salah satu media yang dirancang secara dinamis dan interaktif yang memungkinkan pengguna (siswa) merespon dengan memasukkan tulisan atau memilih pilihan jawaban dan komputer menampilkan hasil dari respon berupa gambar gerakan atau animasi objek/benda ataupun tulisan sehingga komunikasi berjalan dua arah.

Simulasi komputer dalam pembelajaran fisika adalah suatu program pembelajaran menggunakan komputer yang menarik dan menyenangkan agar siswa dapat menguasai konsep fisika. Dalam penelitian ini siswa menggunakan simulasi komputer berbasis Macromedia Flash yang diharapkan siswa dapat membuat hipotesa, mengambil data hingga memperoleh kesimpulan dan akhirnya memperoleh konsep yang benar tentang Gerak Harmonis Sederhana.

Program Flash merupakan software milik perusahaan Macromedia dan

merupakan pengembangan dari Flash versi sebelumnya. Macromedia Flash

sendiri merupakan sebuah program aplikasi standar authoring tool professional

(40)

commit to user

navigasi pada situs web, banner, tombol animasi, menu interaktif, interaktif form isian, e-card, screen saver dan pembuatan keseluruhan isi situs web atau

pembuatan aplikasi-aplikasi web lainnya.

Macromedia Flash banyak dimanfaatkan dalam pembuatan berbagai proyek animasi. Salah satu pemanfaatan Macromedia Flash yang menonjol adalah pada pembuatan desain animasi web. Apabila kita browsing di internet, maka kita akan banyak menemui situs web yang kaya animasi. Sajian animasi tersebut umumnya dibuat menggunakan Macromedia Flash. Animasi yang dihasillkan oleh aplikasi Macromedia Flash sangat interaktif. Situs web menggunakan animasi Macromedia Flash akan terlihat memiliki nilai seni dan daya tarik tersendiri bagi para penggunanya.

Animasi yang dihasilkan Macromedia Flash adalah animasi berupa file

movie. Movie yang dihasilkan dapat berupa grafik atau teks. Grafik yang

dimaksud di sini adalah grafik yang berbasis vector. Jadi ketika kita mengakses melalui media internet, animasi yang ditampilkan lebih cepat dan terlihat halus. Selain itu, Macromedia Flash juga memiliki kemampuan untuk mengimpor file suara, video, maupun file gambar dari aplikasi lain.

Di samping digunakan untuk keperluan pembuatan animasi situs web, Macromedia Flash juga dapat digunakan untuk membuat game, presentasi, dan animasi kartun. Kreativitas dan imajinasi yang kita miliki memungkinkan kita untuk menghasilkan karya animasi web yang interaktif dan fantastis. Selain untuk keperluan pembuatan situs web, Macromedia Flash juga digunakan untuk menyajikan presentasi dalam benrtuk CD yang dapat dijalankan menggunakan system Windows ataupun Macintosh.

8. Laboratorium

a. Pengertian

Laboratorium adalah suatu tempat berupa bangunan yang dilengkapi sejumlah peralatan untuk tempat kegiatan belajar siswa. Laboratorium berasal dari kata laboratory yang memiliki beberapa pengertian yaitu: 1) tempat yang

(41)

commit to user

melakukan pengujian dan analisis, 2) bangunan atau ruang yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan penelitian ilmiah atau pun praktik pembelajaran bidang sain. Laboratorium fisika adalah suatu bangunan atau ruang yang didalamnya dilengkapi dengan peralatan atau bahan-bahan untuk kepentingan pelaksanaan eksperimen fisika.

b. Fungsi laboratorium

Prasarana laboratorium fisika menurut rancangan standar sarana dan prasarana yang dirancang BSNP dikemukakan bahwa “laboratorium fisika berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran fisika secara praktik yang memerlukan pembelajaran khusus yang tidak mudah dihadirkan di ruang kelas”. Fungsi utama laboratorium adalah untuk melaksanakan eksperimen, kerja laboratorium dan praktikum. Eksperimen diartikan sebagai rangkaian kegiatan (menyusun alat, mengoperasikan alat, mengukur, dan sebagainya) dan pengamatan untuk memverifikasi dan menguji suatu hipotesis berdasarkan buku-buku empiris (Dewi Marginingsih, 2009 : 34).

Cakupan kerja laboratorium lebih luas daripada eksperimen yang diartikan sebagai aktivitas dengan menggunakan fasilitas laboratorium, seperti melatih ketrampilan menggunakan alat, melakukan eksperimen (percobaan), mendemonstrasikan percobaan, melakukan perngontrolan kualitas bahan baku, pengontrolan kualitas produk industri, ekshibisi (pameran) proses-proses fisika.

(42)

commit to user

Praktikum diartikan sebagai salah satu metode pembelajaran sains khususnya fisika dengan fungsi memperjelas konsep melalui kontak dengan alat, bahan, atau peristiwa alam secara langsung; meningkatkan keterampilan intelektual peserta didik melalui observasi atau pencarian informasi secara lengkap dan selektif yang mendukung pemecahan problem praktikum; melatih dalam memecahkan masalah, menerapkan pengetahuan dan ketrampilan terhadap situasi yang dihadapi, melatih dalam merancang eksperimen, mengintepretasi data, dan membina sikap ilmiah.

Bentuk praktikum latihan digunakan untuk mendukung aspek tujuan mengembangkan ketrampilan dasar. Ketrampilan dikembangkan melalui latihan menggunakan alat, mengobservasi, mengukur dan kegiatan lainnya. Contoh kegiatan praktikum fisika yang bersifat latihan, misalnya: membuat rangkaian seri/parallel dengan menggunakan papan rangkaian, menentukan panjang atau diameter suatu benda dengan menggunakan jangka sorong, membaca skala ukur termometer atau gelas ukur, menimbang zat dengan neraca teknis (Ohaus 311g), menentukan nilai hambatan dengan menggunakan ohmmeter, menentukan hasil pengukuran kuat arus/tegangan listrik dengan menggunakan amperermeter/ voltmeter, menentukan kecepatan bunyi dengan menggunakan tabung resonansi, menentukan volume benda dengan menggunakan gelas ukur.

Bentuk praktikum bersifat investigasi digunakan untuk aspek tujuan kemampuan memecahkan masalah. Dalam bentuk ini, kemampuan bekerja siswa dikembangkan seperti seorang ilmuwan. Melalui kegiatan praktikum ini siswa memperoleh pengalaman mengidentfikasi masalah, merumuskan masalah secara opersional, merancang cara terbaik untuk memecahkan masalahnya, dan mengimplementasikan dalam laboratorium serta menganalisis dan mengevaluasi hasilnya. Bentuk praktikum inverstigasi ini memberi kesempatan kepada siswa untuk berlajar divergent thinking dan pengalaman merekayasa suatu proses yang

(43)

commit to user

perubahan nilai hambatan suatu bahan terhadap nilai arus listrik dalam rangkaian listrik? Bagaimana menyelidiki pengaruh gaya terhadap tegangan permukaan suatu bahan?

Bentuk praktikum bersifat memberi pengalaman digunakan untuk aspek tujuan peningkatan pemahaman materi pelajaran. Kontribusi praktikum dalam meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran dapat terwujud apabila siswa diberi pengalaman untuk mengindera fenomena alam dengan segenap inderanya (peraba, penglihat, pembau, pengecap, dan pendengar). Pengalaman langsung siswa terhadap fenomena alam menjadi prasyarat penting untuk mendalami dan memahami materi pelajaran. Praktikum yang memberi pengalaman langsung antara lain mempelajari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi gerak peluru; mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi gaya gesekan.

Fungsi laboratorium yang telah dipaparkan di atas dapat juga dikategorikan ke dalam tiga kelompok yaitu: 1) fungsi yang memberikan peningkatan pengetahuan, 2) fungsi yang memberikan peningkatan ketrampilan, dan 3) fungsi yang memberikan penumbuhan sikap.

(44)

commit to user

eksperimen, mendiskusikan hasil eksperimen, mendiskusikan penyimpangan hasil eksperimen, menyusun laporan eksperimen, menyajikan esensi eksperimen secara tertulis, merancang eksperimen alternatif, memilih sumber bacaan yang relevan, membaca katalog alat dan bahan, dan membaca handbook.

Fungsi laboratorium yang berkaitan dengan peningkatan ketrampilan fisik diantaranya melatih dan meningkatkan ketrampilan peserta didik dalam hal : mengidentifikasi alat dan bahan, mengenali cara kerja alat, mengenali keterbatasan kerja alat, mengenali kapasitas alat, mengenali ketelitian alat, menyiapkan alat, mengkalibrasi alat, merangkai alat, menggunakan alat, memperbaiki alat, menyimpan alat, membersihkan alat, kerja dasar laboratorium (seperti memanaskan, menyaring, mengaduk dan sebagainya), menggunakan alat ukur, mengukur dengan cermat, memilih alat dan bahan, mengikuti prosedur eksperimen, mengendalikan variabel eksperimen, mengamati fenomena, mencatat fenomena, mengumpulkan data, membersihkan tempat kerja, menangani keselamatan kerja, menjaga keamanan kerja, berdiskusi, dan mengkomunikasikan hasil eksperimen secara lisan.

Fungsi laboratorium yang berkaitan dengan menumbuhkan sikap diataranya: objektif, jujur, toleran/menerima pandangan orang lain, keingintahuan tinggi, cermat, teliti, kooperatif, partisipatif, inisiatif dan kreatif, kritis, terbuka, tekun, mau bekerja keras, motif berprestasi, ulet (tidak mudah menyerah), estetis, percaya diri, menghargai data, peduli, menyadari kelemahan dan keunggulan diri, responsif, dan taat pada aturan.

c. Media Laboratorium

Media laboratorium merupakan sarana prasarana dan mekanisme kerja yang menunjang materi pelajaran di dalam kelas, melalui pengalaman langsung dalam bentuk keterampilan, pemahaman, dan wawasan dalam pengajaran, serta dalam pengembangan ilmu dan teknologi. (Riolita, 2007 : 49).

Dari definisi tersebut, laboratorium berfungsi sebagai: 1) tempat melakukan kegiatan

(45)

commit to user

3) tempat timbulnya masalah baru

4) tempat subjek belajar memperoleh data tangan pertama

5) tempat memperoleh gejala benda atau peristiwa baik secara langsung maupun tidak langsung.

Jadi, media laboratorium merupakan salah satu sarana prasarana di dalam mendukung pembelajaran, selain itu juga dapat memberikan pembelajaran pada siswa untuk menyelesaikan berbagai masalah yang ada di dalamnya.

9. Kemampuan Berpikir

Berpikir merupakan salah satu ciri manusia. Sejak dapat mempersepsi, manusia berpikir dan proses ini terus berlanjut sampai akhir hayatnya. Manusia dianugrahkan oleh sang pencipta dengan pikiran, oleh karena itu kelebihan manusia dibandingkan dengan mahluk ciptaan lainnya adalah ditentukan oleh kekuatan pemikirannya yang diwujudkan dalam perbuatannya, setelah melalui proses penghayatan. Kemampuan berpikir merupakan sekumpulan ketrampilan yang kompleks yang dapat dilatih sejak usia dini. Berpikir menurut Suryabrata (1993 : 54) yang dikutip dalam http://id.shvoong.com/tags/kemampuan-berpikir-abstrak merupakan proses aktif dinamis yang bersifat ideasional dalam rangka pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan menurut Conny yang dikutip dalam http://id.shvoong.com/tags/kemampuan-berpikir-abstrak berpikir merupakan proses mental yang terjadi karena berfungsinya otak dalam rangka mencari jawaban atas suatu persoalan, menemukan ide-ide, mencari pengetahuan, atau sekedar untuk berimajinasi. Proses berpikir terjadi oleh berfungsinya otak manusia, karena otak manusia merupakan pusat kesadaran, pusat berpikir, perilaku, dan emosi manusia mencerminkan keseluruhan dirinya, kebudayaan, kejiwaan, bahasa dan ingatannya.

(46)

commit to user

pemecahan masalah dapat saja dilakukan dengan menghadirkan objek permasalahan itu secara nyata dan melakukan kegiatan coba-coba. Cara berpikir seperti ini bersifat fisik atau nonsimbolis, atau disebut juga berpikir kongkrit. Cara lain untuk menemukan pemecahan-pemecahan masalah ialah dengan menggunakan simbol-simbol yang imajinatif atau dengan kata lain objek permasalahan tidak dapat dihadirkan secara nyata. Cara seperti ini disebut berpikir abstrak.

Berpikir abstrak merupakan salah satu jenis kemampuan yang merupakan atribut Inteligensi. Menurut Termen seperti yang dikutip dalam

http://widyo.staff.gunadarma.ac.id/Publications/.../Sinopsis-JADI_kanan.doc menjelas-kan inteligensi ialah kemampuan berpikir abstrak. Kemampuan berpikir abstrak ini adalah suatu aspek yang penting dari inteligensi, tetapi bukan satu-satunya.

Freeman dalam

http://widyo.staff.gunadarma.ac.id/Publications/.../Sin-opsis-JADI_kanan.doc membedakan definisi tentang inteligensi atas; Pertama,

kemampuan adaptasi. Kemampuan ini menekankan kepada kemampuan penyesuaian diri seorang individu terhadap lingkungannya. Seorang dikatatakan memiliki kemampuan adaptasi apabila ia tidak mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, melakukan penyesuaian dengan cara efektif, serta dapat mengubah tingkah lakunya sesuai dengan situasi yang dihadapi. Kedua, kemampuan belajar. Definisi tentang kemampuan belajar,

memberikan tekanan pada pentingnya kemampuan belajar individu. Kemampuan belajar adalah suatu indeks dari inteligensi seseorang. Ketiga, kemampuan

berpikir abstrak. Aspek yang ditekankan dalam kemampuan berpikir abstrak adalah penggunaan efektif dari konsep-konsep serta simbol-simbol dalam menghadapi berbagai situasi khusus dalam menyelesaikan sebuah problem.

Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh E. L. Thorndike seperti yang dikutip dalam

http://widyo.staff.gunadarma.ac.id/Publications/.../Sin-opsis-JADI_kanan.doc membagi kemampuan umum atas tiga, yakni; 1). Inteligensi sosial (social intelligence), yaitu kemampuan untuk menguasai atau memahami

(47)

commit to user

atau menguasai ihwal benda mati, dan 3). Inteligensi abstrak (abstract

intelligence), yang berupa kemampuan untuk memahami dan menguasai ihwal

simbol-simbol verbal dan simbol-simbol matematika.

Menurut Piaget seperti yang dikutip dalam widyo.staff.gunadarma.ac.id/

Publications/.../Sinopsis-JADI_kanan.doc ada empat faktor yang memiliki kaitan dengan perkembangan intelek, yaitu: 1). Kematangan, 2). Pengalaman fisik, 3). Interaksi sosial, dan 4). Proses ekuilibrasi (proses pengaturan diri). Keempat faktor ini merupakan persyaratan yang diperlukan bagi perkembangan kognitif mahasiswa. Ciri-ciri anak pada tahap operasi konkrit adalah berpikir logis, mampu mengklasifikasikan sesuatu, mampu memecahkan masalah konkrit secara logis, dan anak mulai banyak berkata-kata sebagai visualisasi dari hasil berpikirnya. Ciri-ciri berpikir operasi formal adalah bahwa anak telah mampu berpikir abstrak dengan menggunakan simbul-simbul tertentu, mampu memecahkan masalah, baik secara kualitatif maupun kunt

Gambar

TABEL-TABEL STATISTIK
gambar hidup.
Gambar 2.1 Getaran pada bandul sederhana
Gambar 2.2. Sebuah beban bermassa m digantungkan pada pegas. Beban
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian mengenai sikap terhadap kebersihan dan p engelolaan limbah menunjukkan bahwa ada perbedaan yang sangat nyata antara kelompok siswa siswi tiap tiap

Sesungguhnya, kedudukannya yang strategik berserta dengan sumber alam semulajadi yang dimiliki Hoi An dan polisi kerajaan Dinasti Awal Nguyen merupakan sebab utama menentukan Hoi

Kontrol pemberian pakan tanpa probiotik dengan lama waktu yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap peningkatan rerata jumlah total makrofag ginjal ikan

Adapun aktivitas senam irama dan line dance dalam pembelajaran pendidikan jasmani dapat dipergunakan sebagai media untuk mengembangkan gerak tubuh siswa agar

Sebagai informasi, harga pasaran kayu sengon saat ini per batang dengan usia tanam 4. tahun adalah

Alhamdulillah, Penulis haturkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

Pengelolaan Pelatihan Secara Empirik Calon Tenaga Kerja di Kota Bekasi

Secara umum, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah (MBS) dapat diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan