• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Penjualan dan Pembelian Obat di Apotek Rahayu Farma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Informasi Penjualan dan Pembelian Obat di Apotek Rahayu Farma"

Copied!
192
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan

Pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang S1 (Strata 1) Fakultas Teknik & Ilmu Komputer

TESA PANDINI 1.05.09.324

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

xxiii

SIMBOL NAMA KETERANGAN

Dokumen Menunjukan dokumen masukan

(formulir) atau dokumen keluaran (laporan) baik untuk proses manual atau komputer

Proses Manual Menunjukan proses yang

dilakukan secara manual

Proses Menunjukan kegiatan proses

dari operasi program komputer

Database Penyimpanan Data

Aliran / Arus Menunjukan arus informasi

yang masuk dan keluar antar proses, bagian dan antar penyimpanan

Arsip Menunjukan tempat

(3)

xxiv

SIMBOL NAMA KETERANGAN

Aliran / Arus Menunjukan arus informasi yang

masuk dan keluar antar proses, bagian dan antar penyimpanan

Kesatuan Luar

(External Entity) /

Boundary

Merupakan suatu kesatuan atau entitas

Proses Merupakan simbol

proses/kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer

Simpanan Data Merupakan simbol dari media

penyimpanan data

Simbol-simbol pada Entity Relationship Diagram (ERD) :

SIMBOL NAMA KETERANGAN

Aliran Menunjukan aliran data

Entitas Merupakan suatu kesatuan atau entitas

(4)

iii

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat kemurahanNya laporan skripsi ini dapat saya selesaikan tepat pada waktunya. Tujuan dari penyusunan skripsi yang berjudul “Sistem Informasi Penjualan dan

Pembelian Obat di Apotek Rahayu Farma”ini adalah sebagai salah satu syarat

kelulusan program studi strata satu (S1) di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya saya dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan dan saran guna penyempurnaan laporan ini. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang dalam-dalamnya kepada :

1. Dr.Ir.Eddy Soeryanto Soegoto,M.Sc. selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

2. Prof. Dr. H. Ir. Denny Kurniadie, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknik & Ilmu Komputer.

3. Syahrul Mauluddin, S.Kom., M.Kom. selaku Ketua Program Sudi Sistem Informasi.

(5)

iv yang optimal.

5. Diana Effendi, ST., MT. selaku Dosen Wali kelas SI-8 2009 yang telah membantu kelancaran penulis dari berbagai permasalahan mengenai perkuliahan.

6. Seluruh Dosen Sistem Informasi dan seluruh Staff Universitas Komputer Indonesia

7. Encep Saefful Alam, S.Si, Apt selaku kepala sekaligus apoteker pada Apotek Rahayu Farma yang telah mengizinkan penulis mengadakan penelitian dan juga membantu kelancaran pelaksanaan penelitian, penulis ucapkan banyak Terima Kasih.

8. Kedua orang tua dan seluruh anggota keluarga penulis yang menjadi kekuatan bagi penulis, dengan ketabahan hatinya telah memberikan dorongan spiritual, mental serta materil kepada penulis.

9. Reza Surya Pradina yang tidak pernah lelah memberikan dorongan, dukungan, dan semangat selama pengerjaan laporan skripsi ini, penulis ucapkan Terima Kasih.

(6)

v kebersamaan, dorongan, dan bantuannya.

12.Dan semua pihak yang telah banyak membantu yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas dorongannya.

Akhir kata tiada lain harapan penulis semoga Allah SWT membalas semua

kebaikan Bapak, Ibu serta Teman-teman dengan balasan-Nya yang setimpal. Penulis

mohon maaf bila ada kekurangan dan kehilafan. Semoga Allah SWT selalu

memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin Ya Robal Alamin.

Bandung, Juli 2013

(7)

183

Buku dan Karya Ilmiah:

Al-Bahra bin Ladjamudin. 2013. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Alisa Agustina, 2013, Sistem Informasi Penjualan dan Pembelian Obat Umum pada Apotek Jababeka Bekasi, Program Studi Manajemen Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

Ari Prabawati. 2010. ShourtCourse Pengembangan Aplikasi Database Berbasis JavaDB dengan Netbeans. Andi. Yogyakarta.

Betha Sidik. 2005. MySQL untuk Pengguna, Administrator, dan Pengembang aplikasi Web. Informatika. Bandung.

Budhi Irawan. 2005. Jaringan Komputer. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Budi Sutedjo. 2006. Perencanaan & Pembangunan Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta.

Dikdik Nugraha, 2012, Sistem Informasi Penjualan dan Pembelian Obat di Apotek Lugina Farma Sumedang, Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

Miftakhul dan Huda Bunafit Komputer. 2010. Membuat Aplikasi Database dengan Java, MySQL, dan Netbeans. PT. Alex Media Komputindo. Jakarta.

Mochamad Yogi Fachrizal Kurdiat, 2013, Sistem Informasi Penjualan dan Pembelian Obat pada Apotek Dzani Farma, Program Studi Manajemen Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

Wahyu Nurjaya. 2012. Pengelolaan Instalasi Komputer. Koposoftware.com. Bandung.

(8)

Website:

http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php / 25 Mei 2013

http://dinkes.malangkota.go.id/index.php/artikel-kesehatan/111-apa-yang-dimaksud-dengan-obat / 25 Mei 2013

(9)

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dewasa ini, informasi merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan suatu pekerjaan atau kegiatan. Informasi juga merupakan salah satu aset utama dari suatu perusahaan yang harus dikelola dengan baik untuk menunjang pemimpin perusahaan dalam mengambil keputusan. Perkembangan teknologi informasi ini dipicu oleh kebutuhan perusahan akan informasi yang cepat, tepat dan akurat untuk menunjang kelangsungan usaha mereka. Persaingan bisnis yang semakin kompleks juga memacu setiap perusahaan untuk terus mengembangkan pengetahuan dibidang teknologi informasi.

Kemajuan sistem informasi dikalangan masyarakat juga semakin lama semakin dapat dirasakan manfaaatnya. Hal itu dibuktikan dengan kemampuan perangkat lunak yang dapat membantu manusia menyelesaikan pekerjaannya dengan hasil yang relatif cepat, tepat, akurat serta efisien, baik dari segi waktu maupun biaya, apalagi jika ditunjang dengan perangkat keras yang memadai.

(10)

dapat mempengaruhi segala aktifitas kehidupan sehari-hari yang mereka lakukan. Misalnya bila tubuh kita merasakan sakit atau kurang sehat maka hal tersebut bisa mengganggu segala aktifitas kita sehari-hari dan juga akan mempengaruhi kinerja seseorang dalam melakukan pekerjaannya.

Salah satu bentuk usaha yang telah menggunakan sistem informasi untuk menunjang kelangsungan usahanya adalah apotek. Apotek merupakan suatu usaha yang bergerak dibidang penjualan obat, baik itu obat resep maupun non resep. Dengan tingkat rutinitas di apotek yang tinggi dan banyaknya data yang harus diolah, tingkat kesalahan dalam proses pengolahan data akan lebih meningkat jika dilakukan dengan cara-cara manual. Maka penerapan suatu alat bantu berupa perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat mengelola data secara cepat dan tepat memang sudah sepantasnya diterapkan di sebuah apotek.

(11)

stok obat. Hal tersebut dapat terjadi karena banyaknya transaksi dan banyaknya jenis obat-obatan yang ada di Apotek Rahayu Farma.

Pencatatan transaksi penjualan, pembelian dan update stok obat yang masih menggunakan buku juga dapat menyebabkan terjadinya kesulitan pencarian data ketika data atau arsip semakin banyak. Selain itu, permasalahan juga terdapat pada proses transaksi penjualan obat resep maupun non resep, Apotek Rahayu Farma

tidak menyediakan faktur penjulan sebagai bukti pembelian obat untuk konsumen,

sehingga konsumen tidak dapat mengetahui secara rinci mengenai data obat yang

dibelinya. Permasalahan lain terdapat pada proses pelunasan pembelian obat, petugas apotek seringkali lupa mengecek tanggal jatuh tempo pelunasan, sehingga terkadang mereka kurang siap ketika supplier datang untuk menagih pelunasan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkan suatu sistem informasi yang dapat membantu mengelola data apotek secara cepat, tepat dan akurat untuk menunjang pemimpin perusahaan dalam mengambil keputusan. Dengan adanya sistem informasi desktop berbasis client server ini diharapkan akan meminimalisir kesalahan-kesalahan yang sering terjadi, dan akan banyak membantu petugas apotek dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga konsumen bisa mendapatkan pelayanan yang maksimal dari Apotek Rahayu Farma.

(12)

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, identifikasi dan rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.2.1. Identifikasi Masalah

Masalah yang teridentifikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pencatatan transaksi penjualan dan pembelian yang masih menggunakan buku menyebabkan kesulitan dalam pencarian data ketika data atau arsip semakin banyak.

2. Pada proses update stok obat sering terjadi kesalahan perhitungan selisih jumlah persediaan obat.

3. Tidak tersedianya faktur penjualan yang diberikan apotek kepada konsumen sebagai bukti pembelian obat.

4. Pada proses pelunasan pembelian obat, petugas apotek seringkali lupa mengecek tanggal jatuh tempo pelunasan, sehingga terkadang mereka kurang siap ketika supplier datang untuk menagih pelunasan.

1.2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan hal-hal yang harus diteliti diantaranya:

(13)

2. Bagaimana merancang sistem informasi penjualan dan pembelian obat di Apotek Rahayu Farma.

3. Bagaimana membangun aplikasi perangkat lunak sistem informasi penjualan dan pembelian obat di Apotek Rahayu Farma.

4. Bagaimana pengujian aplikasi perangkat lunak sistem informasi penjualan dan pembelian obat di Apotek Rahayu Farma.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membangun sistem informasi penjualan dan pembelian obat di Apotek Rahayu Farma untuk membantu mengelola data apotek secara cepat, tepat dan akurat

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sistem informasi penjualan dan pembelian obat yang sedang berjalan di Apotek Rahayu Farma

2. Untuk menghasilkan rancangan sistem informasi penjualan dan pembelian obat di Apotek Rahayu Farma.

(14)

4. Untuk menghasilkan perangkat lunak sistem informasi penjualan dan pembelian obat di Apotek Rahayu Farma yang memiliki validasi keseluruhan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

1.4.1. Manfaat Praktis

a. Untuk memfasilitasi Apotek Rahayu Farma dengan sistem informasi penjualan dan pembelian obat.

b. Untuk memberikan kemudahan kepada petugas apotek dalam menyelesaikan pekerjaanya.

1.4.2. Manfaat Akademis

a. Untuk mengimplementasikan sistem informasi penjualan dan pembelian obat sebagai pengembangan ilmu pengetahuan.

b. Untuk dijadikan sebagai masukan bagi peneliti lain yang sedang meneliti bidang yang sama.

1.5. Batasan Masalah

Batasan masalah merupakan batasan pembahasan penelitian yang dilakukan agar penulisan penelitian ini memiliki arah dan tujuan yang jelas. Oleh karena itu penulis membatasi masalah sebagai berikut:

1. Ruang lingkup yang dibahas meliputi bagian transaksi penjualan, pemesanan, pembelian dan pelunasan obat.

(15)

3. Transaksi penjualan obat berupa penjualan tunai.

4. Transaksi pembelian obat kepada supplier berupa penjualan kredit.

5. Sistem ini tidak menyediakan sistem retur penjualan maupun retur pembelian.

1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Apotek Rahayu Farma yang berlokasi di Blok Pasantren RT.02/RW.07 Batujajar Barat Kabupaten Bandung Barat. Adapun waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama 4 bulan, dari bulan Maret 2013 sampai dengan Juni 2013, dengan tahapan penelitian sebagai berikut:

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

2013

No Jadwal Maret April Mei Juni

Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Mendefinisikan Kebutuhan a. Observasi b. Wawancara

2

Analisis dan Desain Perangkat Lunak a. Analisis

Dokumen b. Analisis Sistem

yang sedang Berjalan c. Evaluasi Sistem

yang sedang Berjalan d. Analisis Sistem

yang Diusulkan

(16)

8

2.1. Konsep Dasar Sistem

Pemahaman tentang sistem harus diketahui sebelumnya, karena mempunyai peranan penting dalam melakukan penelitian terhadap sistem yang akan diteliti serta untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

2.1.1. Pengertian Sistem

Menurut Al-Bahra bin Ladjamudin (2013:2), dalam mendefinisikan sistem terdapat dua kelompok pendekatan sistem, yaitu sistem yang lebih menekankan pada prosedur dan yang lebih menekankan pada komponen atau elemennya. Sistem menurut pendekatan prosedur adalah suatu urutan kegiatan yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan sistem menurut pendekatan komponen atau elemennya adalah kumpulan komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem. Subsistem-subsistem tersebut dapat pula terdiri dari beberapa subsistem yang lebih kecil.

2.1.2. Karakteristik Sistem

Menurut Al-Bahra bin Ladjamudin (2013:3), suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu sebagai berikut:

(17)

2. Batasan sistem, merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas suatu sistem menunjukan ruang lingkup dari sistem tersebut.

3. Lingkungan luar sistem, adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar dapat bersifat menguntungkan dan juga merugikan. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus dijaga dan dipelihara. Sedangkan yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, jika tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4. Penghubung sistem, merupakan media yang menghubungkan antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan bagi subsistem lainnya melalui penghubung sistem ini. 5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukan kedalam sistem. Masukan

dapat berupa masukan perawatan dan masukan sinyal. Masukan perawatan adalah energi yang dimasukan agar sistem tersebut dapat berjalan. Masukan sinyal adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran dari sistem. 6. Keluaran sistem, adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi

keluaran yang berguna. Keluaran dapat berupa masukan untuk subsistem yang lain.

(18)

8. Sasaran sistem, setiap sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Suatu sistem dikatakan berhasil jika mengenai sasarannya. Sasaran sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran yang dihasilkan sistem.

2.1.3. Klasifikasi Sistem

Menurut Al-Bahra bin Ladjamudin (2013:6), sistem dapat diklasifikasikan kedalam beberapa sudut pandang, diantaranya sebagai berikut:

1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik.

2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah dan sistem buatan manusia. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karena proses alam, tidak dibuat oleh manusia. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia.

3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu dan sistem tak tentu. Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi antara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem tertentu relatif stabil dalam jangka waktu yang lama. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

(19)

terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lain.

2.2. Konsep Dasar Informasi

Informasi merupakan hal sangat penting bagi suatu perusahaan. Suatu organisasi yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi lemah dan akhirnya berakhir. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui lebih jauh mengenai informasi.

2.2.1. Pengertian Informasi

Pengertian informasi menurut Al-Bahra bin Ladjamudin (2013:8) adalah sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya untuk mengambil keputusan masa kini maupun masa yang akan datang. Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

2.2.2. Siklus Informasi

Untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi penerimanya, perlu dijelaskan bagaimana siklus yang terjadi atau dibutuhkan dalam menghasilkan informasi. Siklus informasi atau siklus pengolahan data dapat dilihat dalam gambar berikut.

Input (Data)

Proses (Pengolahan Data)

Output (Informasi)

Gambar 2.1 Siklus Informasi

(20)

2.2.3. Kualitas Informasi

Menurut Al-Bahra bin Ladjamudin (2013:11), kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh enam hal, diantaranya sebagai berikut:

1. Relevan (relevancy), informasi yang berkualitas akan mampu menunjukan benang merah relevansi kejadian masa lalu, hari ini, dan masa depan sebagai sebuah bentuk aktivitas yang kongkrit dan mampu dilaksanakan dan dibuktikan oleh siapa saja.

2. Akurat (accuracy), suatu informasi dikatakan berkualitas jika seluruh kebutuhan informasi tersebut telah tersampaikan, seluruh pesan telah benar/sesuai, serta pesan yang disampaikan sudah lengkap.

3. Tepat waktu (timeliness), berbagai proses dapat diselesaikan dengan tepat waktu, laporan-plaporan yang dibutuhkan dapat disampaikan dengan tepat waktu.

4. Ekonomis (economy), informasi yang dihasilkan mempunyai daya jual yang tinggi, serta biaya operasional untuk menghasilkan informasi tersebut minimal. 5. Efisiensi (efficiency), informasi yang berkualitas memiliki syntaks ataupun

kalimat yang sederhana, namun mampu memberikan makna dan hasil yang mendalam.

(21)

2.3. Konsep Dasar Sistem Informasi

Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen didalam mengambil keputusan. Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi (Information System) atau disebut juga dengan processing system.

2.3.1. Pengertian Sistem Informasi

Beberapa definisi sistem informasi menurut Al-Bahra bin Ladjamudin (2013:13) yaitu sebagai berikut:

1. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi. 2. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan

memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan atau untuk mengendalikan organisasi.

3. Suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

(22)

2.3.2. Komponen Sistem Informasi

Menurut Al-Bahra bin Ladjamudin (2013:14), sistem informasi memiliki lima komponen yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Hardware dan Software yang berfungsi sebagai mesin.

Hardware adalah perangkat keras komputer yang dapat dilihat secara fisik. Hardware dapat berupa peralatan penyimpanan data (disk), peralatan input (keyboard, mouse, scanner), peralatan output (printer, speaker), dan peralatan komunikasi data (modem). Sedangkan software adalah kumpulan dari perintah/fungsi yang ditulis dengan aturan tertentu untuk memerintahkan komputer melaksanakan tugas tertentu.

2. People dan Procedures yang merupakan manusia dan tatacara menggunakan mesin.

Manusia adalah mereka yang terlibat dalam kegiatan sistem informasi seperti operator, pemimpin sistem informasi, dan sebagianya. Sedangkan prosedur merupakan dokumen yang berisi tentang bagaimana cara menggunakan dan menjalankan suatu sistem.

3. Data sebagai jembatan penghubung antara manusia dan mesin agar terjadi suatu proses pengolahan data.

(23)

Ilustrasi komponen-komponen tersebut dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut ini.

DATA Software

(Perangkat Lunak) Hardware

(Perangkat Keras)

Procedures (Prosedur)

People (Manusia)

Mesin Manusia

Gambar 2.2 Lima Komponen Sistem Informasi

(Sumber: Al-Bahra bin Ladjamudin (2013:15))

2.4. Pengenalan Apotek

Beberapa hal yang harus diketahui mengenai apotek adalah sebagai berikut:

2.4.1. Pengertian Apotek

Menurut Hartini dan Sulasmono (2007) dalam Mochamad Yogi (2013), apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam membantu mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, selain itu juga sebagai salah satu tempat pengabdian dan praktek profesi apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian.

Apotek adalah toko tempat meramu dan menjual obat berdasarkan resep dokter serta memperdagangkan barang medis.

(Sumber: http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php)

2.4.2. Pengertian Obat

(24)

(Sumber: http://dinkes.malangkota.go.id/index.php/artikel-kesehatan/111-apa-yang-dimaksud-dengan-obat)

Obat adalah bahan untuk mengurangi, menghilangkan penyakit, atau menyembuhkan seseorang dari penyakit.

(Sumber: http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php)

2.4.3. Penggolongan Obat

Obat digolongkan menjadi lima macam, yaitu sebagai berikut: 1. Obat Bebas

Obat bebas adalah golongan obat yang tidak bersifat racun dan tidak mempunyai interaksi dengan bahan makanan, sehingga dapat dibeli bebas (biasanya ditandai dengan warna lingkaran hijau dengan garis tepi hitam). (Sumber: http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php)

2. Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter dan dapat diperjualbelikan di apotek dan toko obat berijin. Obat ini ditandai dengan lingkaran hitam dengan warna biru ditengahnya. Selain itu obat bebas terbatas juga memiliki tanda peringatan yang tercantum dalam kemasan obat.

Peringatan-peringatan tersebut, diantaranya sebagai berikut: P.NO.1 → Awas! Obat Keras, Bacalah Aturan Memakainya!

(25)

P.NO.3 → Awas! Obat Keras, Hanya Untuk Bagian Luar Dari Badan! P.NO.4 → Awas! Obat Keras, Hanya Untuk Dibakar!

P.NO.5 → Awas! Obat Keras, Tidak Boleh Ditelan!

P.NO.6 → Awas! Obat Keras, Obat Wasir, Jangan Ditelan!

(Sumber: http://dinkes.malangkota.go.id/index.php/artikel-kesehatan/111-apa-yang-dimaksud-dengan-obat)

3. Obat Keras

Obat keras adalah obat yang hanya boleh diserahkan dengan resep dokter dan hanya boleh diperjualbelikan di apotek. Obat ini ditandai dengan lingkaran hitam dengan warna merah dan ada huruf “K” hitam ditengahnya.

(Sumber: http://dinkes.malangkota.go.id/index.php/artikel-kesehatan/111-apa-yang-dimaksud-dengan-obat)

4. Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis dan bukan narkotika yang dapat menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

(Sumber: http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php)

5. Narkotik

(26)

2.5. Pengertian Penjualan dan Pembelian

Penjualan dan pembelian merupakan kegiatan utama yang mempunyai peranan yang sangat penting dari suatu apotek. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui lebih jauh mengenai penjualan dan pembelian.

2.5.1. Pengertian Penjualan

Menurut Bayu Swastha (2001:37) dalam Alisa Agustina (2013), penjualan adalah interaksi antar individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain.

Menurut Mulia Nasution (2003:58) dalam Alisa Agustina (2013), penjualan adalah pola hubungan antara bagian-bagian yang saling berkaitan untuk melakukan kegiatan yaitu memproses data penjualan sehingga dihasilkan data yang cepat, tepat dan akurat yang memuaskan kedua belah pihak baik penjual maupun pembeli sehingga tujuan perusahaan tercapai.

2.5.2. Pengertian Pembelian

Brown dkk. (2001:132) dalam Alisa Agustina (2013), mengatakan bahwa secara umum pembelian bisa didefinisikan sebagai “managing the inputs into the organization’s transformation (production process)”. Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa pembelian merupakan pengelolaan masukan ke dalam proses produksi organisasi.

Menurut Mulyadi (2001:299) dalam Dikdik Nugraha (2013), transaksi pembelian secara umum dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Pembelian tunai, pembelian yang proses pelunasannya dilakukan pada saat terjadi transaksi jual beli.

(27)

2.6 Jaringan Komputer

Jaringan komputer sudah banyak diterapkan dalam suatu organisasi/perusahaan, dengan jaringan komputer ini maka semua peralatan komputer yang digunakan dalam operasional perusahaan dapat saling dihubungkan dalam sebuah komunikasi data.

2.6.1. Pengertian Jaringan Komputer

Menurut Wahyu Nurjaya (2012:220), jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya, berkomunikasi, dan dapat mengakses informasi.

Jaringan komputer dibuat agar setiap bagian dari jaringan komputer dapat meminta dan memberikan layanan (service). Pihak yang meminta/menerima layanan disebut client dan yang memberikan/mengirim layanan disebut server. Desain ini disebut dengan sistem client-server yang digunakan pada hampir seluruh aplikasi jaringan komputer.

2.6.2. Jaringan Komputer Berdasarkan Area Kerja

Menurut Budi Sutedjo (2006:63), bentuk jaringan komputer berdasarkan area kerjanya dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:

(28)

2. Interconection Network (internetwork), merupakan penggabungan dua atau lebih sistem jaringan lokal. Sebuah jaringan yang besar juga mungkin terbentuk dari penggabungan dari beberapa jaringan yang kecil dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan manajemen.

3. Metropolitan Area Network (MAN), merupakan pilihan untuk membangun jaringan komputer antar kantor dalam suatu kota. Jaringan ini memiliki radius 10-50 kilometer.

4. Wide Area Network (WAN), jaringan ini mempunyai kecepatan data dibawah 1 Mbps yang dapat mencakup radius kerja antar benua, melalui batasan geografis negara dan bersifat milik umum, misalnya SKDP (Sistem Komunikasi Data Paket) dan PDN (Public Data Network).

2.6.3. Topologi Jaringan Komputer

Menurut Budi Sutedjo (2006:67), topologi jaringan komputer adalah pola hubungan antar terminal dalam suatu jaringan komputer. Pola ini berhubungan erat dengan metode akses dan media pengirim yang digunakan.

Beberapa macam topologi tersebut, yaitu diantaranya: 1. Topologi Bus

Semua terminal terhubung ke jalur komunikasi. Informasi yang dikirim akan melewati semua terminal pada jalur tersebut.

Gambar 2.3 Topologi Bus

(29)

2. Topologi Star

Sebuah terminal pusat bertindak sebagai pengatur dan pengendali semua komunikasi data yang terjadi. Terminal lain terhubung padanya terminal pusat yang akan menyediakan jalur komunikasi khusus untuk dua terminal yang akan berkomunikasi.

Gambar 2.4 Topologi Star

(Sumber: Budi Sutedjo (2006:68))

3. Topologi Ring

Topologi ini mirip dengan topologi bus, tetapi kedua terminal yang ada di ujung saling dihubungkan, sehingga menyerupai lingkaran. Jika terjadi kerusakan pada satu terminal, maka jaringan yang lain akan ikut terganggu.

Gambar 2.5 Topologi Ring

(Sumber: Budi Sutedjo (2006:68))

2.7. Client Server

(30)

server. Model hubungan ini menyediakan mekanisme untuk mengintegrasikan seluruh komponen yang ada di jaringan dan memungkinkan banyak pengguna secara bersama-sama memakai sumber daya pada file server.

File Server

Gambar 2.6 Model Hubungan Client Server

(Sumber: Budi Irawan (2006:30))

Dengan demikian, client-server dapat dikatakan sebagai suatu bentuk arsitektur jaringan komputer yang terdiri dari komputer server dan client, dimana server berfungsi untuk mengontrol akses ke jaringan dan mengelola sumber daya yang terdapat didalamnya, sedangkan client merupakan perangkat komputer yang menerima data dari server.

Kelebihan client server menurut Budhi Irawan (2005:31), diantaranya: 1. Terpusat (sumber daya dan keamanan data dikontrol melalui server) 2. Skalabilitas

3. Fleksibel

4. Teknologi baru dengan mudah terintegrasi ke dalam sistem

5. Keseluruhan komponen (client/network/server) dapat bekerja bersama Kekurangan client server menurut Budhi Irawan (2005:31), diantaranya: 1. Mahal

(31)

3. Perbaikan (jaringan besar membutuhkan seorang staff untuk mengatur agar sistem berjalan secara efisien).

4. Berketergantungan

5. Ketika server jatuh, mengakibatkan keseluruhan operasi pada network akan jatuh pula

2.8.Perangkat Lunak Pendukung

Adapun perangkat lunak yang digunakan adalah sebagai berikut:

2.8.1. NetBeans IDE 6.9.1

Menurut Ari Prabawati (2013:2), netbeans merupakan salah satu proyek open source yang disponsori oleh Sun Microsystem. Proyek ini berdiri pada tahun 2000 dan telah menghasilkan dua produk, yaitu NetBeans IDE dan NetBeans platform. NetBeans IDE merupakan produk yang digunakan untuk melakukan pemrograman, baik menulis kode, mengompilasi, mencari kesalahan, dan mendistribusikan program. Sedangkan NetBeans platform adalah sebuah model yang merupakan kerangka awal dalam membangun aplikasi desktop yang besar.

NetBeans merupakan salah satu IDE yang paling tangguh saat ini dalam melakukan pemrograman Java. Selain itu, NetBeans menyediakan paket yang lengkap dalam pemrograman dari pemrograman standar (aplikasi desktop), pemrograman enterprise, dan pemrograman perangkat mobile. NetBeans terus berkembang dan meluncurkan versi-versi barunya dengan fitur yang lebih baik. NetBeans IDE versi 6.9.1 merupakan salah satu versi terbaik yang diluncurkan NetBeans.

2.8.2. XAMPP

(32)

mendownload dan mengekstrak XAMPP, setelah itu XAMPP siap digunakan. Tidak ada perubahan pada Windows registry dan kita tidak perlu untuk merubah file konfigurasi apapun.

(Sumber: http://localhost/xampp/)

2.8.3. iReport 4.0.2

Menurut Miftakhul dan Huda Bunafit Komputer (2010:308), iReport merupakan sebuah tools yang digunakan untuk membuat design laporan pada JasperReports, artinya dengan fasilitas ini bisa membuat report dengan drag and drop dan wizard.

2.8.4. MySQL

(33)

25

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah variabel yang diteliti oleh peneliti ditempat penelitian dilakukan. Variabel itu sendiri adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian merupakan sasaran penelitian yang dipelajari oleh peneliti. Objek penelitian digunakan untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu. Objek dalam penelitian ini adalah mengenai Sistem Informasi Penjualan dan Pembelian Obat di Apotek Rahayu Farma. Berikut adalah sejarah singkat, visi dan misi, struktur organisasi dan deskripsi tugas dari Apotek Rahayu Farma.

3.1.1. Sejarah Singkat

(34)

tentang obat kepada masyarakat awam atau biasa disebut dengan Pharmaceutical Care.

Lokasi Apotek Rahayu Farma cukup strategis, yaitu berada di Blok Pasantren RT 02/RW 07 Batujajar Barat Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat.

3.1.2. Visi dan Misi

Visi dan misi Apotek Rahayu Farma adalah sebagai berikut:

1. Visi Apotek Rahayu Farma

“Apotek yang Berorientasi pada Pelayanan Profesional untuk Peningkatan Kualitas Hidup Sehat Masyarakat”.

2. Misi Apotek Rahayu Farma

a. Memberikan konseling kepada konsumen.

b. Memberikan pelayanan informasi obat kepada konsumen.

c. Turut serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang cara hidup sehat. d. Menyediakan produk dengan kualitas terjamin.

3.1.3. Struktur Organisasi

(35)

STRUKTUR ORGANISASI APOTEK RAHAYU FARMA

Pemimpin Apotek

Apoteker

Asisten Apoteker

Pekarya

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Apotek Rahayu Farma

(Sumber: Apotek Rahayu Farma)

3.1.4. Deskripsi Tugas

Deskripsi tugas dari struktur organisasi Apotek Rahayu Farma adalah sebagai berikut:

a. Pemimpin Apotek

Deskripsi tugas dari Pemimpin Apotek adalah sebagai berikut: 1. Menentukan kebijakan di apotek;

2. Mengambil keputusan di apotek;

3. Melakukan pengawasan secara keseluruhan; 4. Mengelola keuangan;

(36)

b. Apoteker

Deskripsi tugas dari Apoteker adalah sebagai berikut: 1. Bertanggung jawab atas pembelian obat;

2. Bertanggung jawab atas prosedur aturan pengeluaran dan penyimpanan obat di apotek;

3. Memberikan pelatihan kepada asisten apoteker dan pekarya di apotek.

c. Asisten Apoteker

Deskripsi tugas dari Asisten Apoteker adalah sebagai berikut: 1. Memberikan konsultasi kepada konsumen;

2. Bertanggung jawab atas penjualan obat resep terhadap konsumen; 3. Memeriksa persediaan obat, mengatur pemasukan dan pengeluaran obat; 4. Membuat laporan yang diminta oleh pemimpin apotek.

d. Pekarya

Deskripsi tugas dari Pekarya adalah sebagai berikut:

(37)

3.2. Metode Penelitian

Metode adalah prosedur/cara mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah sistematis seperti mengidentifikasi dan merumuskan masalah, menyusun kerangka berfikir, merumuskan hipotesis/rancangan, melakukan pembahasan, dan membuat simpulan.

Penelitian adalah kegiatan telaah tata kaidah dalam upaya untuk menemukan kebenaran dan atau untuk menyelesaikan masalah dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan.

3.2.1. Desain Penelitian

Untuk melakukan penelitian salah satu hal yang penting ialah membuat desain penelitian. Desain penelitian dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian yang akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian.

Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

(38)

penelitian ini mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.

Metode ini dipilih karena peneliti menggambarkan bagaimana cara untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan yang sering terjadi diapotek, dan bagaimana cara membantu petugas apotek dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada konsumen maupun pemimpin apotek itu sendiri.

3.2.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara-cara pengumpulan data yang dapat dilakukan oleh peneliti. Dimana pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan penjualan dan pembelian obat di Apotek Rahayu Farma. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

3.2.2.1. Sumber Data Primer

Sumber data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan obervasi dan wawancara.

a. Pengamatan langsung (observasi)

(39)

b. Wawancara (interview)

Peneliti (pengumpul data) melakukan tanya jawab dengan responden (sumber data) yang berhubungan langsung dengan objek penelitian. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan asisten apoteker dari Apotek Rahayu Farma, sehingga didapatkan informasi mengenai prosedur penjualan dan pembelian obat di Apotek Rahayu Farma.

3.2.2.2. Sumber Data Sekuder

Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait seperti profil Apotek Rahayu Farma.

3.2.3. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

Metode pendekatan dan pengembangan sistem merupakan suatu metode yang akan digunakan dalam melakukan perancangan sebuah sistem. Dalam penelitian ini metode pendekatan sistem yang digunakan adalah metode pendekatan terstruktur dan pengembangan sistemnya menggunakan metode pengembangan waterfall.

3.2.3.1. Metode Pendekatan Sistem

(40)

3.2.3.2. Metode Pengembangan Sistem

Metodologi pengembangan sistem/perangkat lunak adalah suatu strategi pengembangan yang memadukan proses, metode, dan perangkat (tools). Penggunaan suatu metodologi yang sesuai dengan persoalan yang akan dipecahkan dan memenuhi kebutuhan pengguna akan menghasilkan suatu produk perekayasaan yang berkualitas dan terpelihara serta dapat menghindari masalah-masalah yang sering terjadi seperti estimasi penjadwalan dan biaya, perangkat lunak yang tidak sesuai dengan keinginan pengguna, dan sebagainya.

Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah metode waterfall. Metode ini dipilih karena waterfall merupakan sebuah metode pembuatan sistem yang terstruktur dan amat mudah dimengerti.Waterfall adalah metode klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software.

Metode waterfall memiliki lima fase, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.2 fase-fase dalam waterfall dibawah ini.

Gambar 3.2 Fase-fase dalam Waterfall

(41)

Adapun penjelasan dari fase-fase dalam waterfall tersebut adalah sebagai berikut:

1. Requirement analysis and definition

Mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh program yang akan dibangun. Fase ini harus dikerjakan secara lengkap untuk bisa menghasilkan desain yang lengkap.

2. System and software design

Desain dikerjakan setelah kebutuhan selesai dikumpulkan secara lengkap. 3. Implemention and unit testing

Desain program diterjemahkan ke dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan. Program yang dibangun langsung diuji baik secara unit.

4. Integration and system testing

Penyatuan unit-unit program kemudian diuji secara keseluruhan (system testing).

5. Operation and maintenance

Mengoperasikan program dilingkungannya dan melakukan pemeliharaan, seperti penyesuaian atau perubahan karena adaptasi dengan situasi sebenarnya.

(42)

Masalah/kekurangan penggunaan metode waterfall adalah sebagai berikut: 1. Perubahan sulit dilakukan karena sifatnya yang kaku.

2. Karena sifatnya kakunya, model ini cocok ketika kebutuhan dikumpulkan secara lengkap sehingga perubahan bisa ditekan sekecil mungkin. Tapi pada kenyataannya jarang sekali konsumen/pengguna yang bisa memberikan kebutuhan secara lengkap, perubahan kebutuhan adalah sesuatu yang wajar terjadi.

3. Adanya waktu menganggur bagi pengembang, karena harus menunggu anggota tim proyek lainnya menuntaskan pekerjaannya.

4. Pemakai harus bersabar karena versi dari program tidak akan didapat sampai akhir rentang waktu proyek.

3.2.3.3. Alat Bantu Analisis dan Perancangan

Alat bantu analisis dan perancangan digunakan untuk memudahkan dalam perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Pembelian Obat yang dikembangkan penulis adalah sebagai berikut:

1. Flowmap

(43)

2. Diagram Konteks

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Ia akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada data store (simpanan data) dalam diagram konteks.

3. Data Flow Diagram

DFD (Data Flow Diagram) merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. DFD memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem yang ditangani, menunjukan tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang ada, aliran data dan entitas eksternal. Pada DFD ini dimungkinkan adanya/digambarkannya data store yang digunakan. Keseimbangan input dan output antara DFD dengan diagram konteks harus terpelihara. Beberapa simbol yang digunakan di DFD antara lain:

a. Entitas Luar (External Entitiy)

(44)

b. Arus Data (Data Flow)

Arus data merupakan tempat mengalirnya informasi dan digambarkan dengan garis yang menghubungkan komponen dari sistem. Arus data ditunjukan dengan arah panah dan garis diberi nama atas arus data yang mengalir.

c. Proses (Process)

Proses merupakan apa yang dikerjakan oleh sistem. Proses dapat mengolah data atau aliran data masuk menjadi aliran data keluar.

d. Simpanan Data (Data Store)

Simpanan data merupakan tempat penyimpanan data yang ada dalam sistem, disimbolkan dengan sepasang dua garis sejajar. Proses dapat mengambil data dari atau memberikan data ke database.

4. Kamus Data

(45)

5. Perancangan Basis Data

Perancangan basis data diperlukan untuk memperoleh database yang efisien dalam penggunaan ruang penyimpanan, cepat dalam pengaksesan dan mudah dalam pemanipulasian seperti menambah, mengubah atau menghapus data. Dalam merancang basis data, kita dapat melakukannya dengan:

a. Normalisasi

Normalisasi adalah proses pengelompokan atribut-atribut dari suatu relasi sehingga membentuk sebuah relasi yang jumlah kerangkapan datanya sedikit, serta memberikan kemungkinan bagi user untuk melakukan insert, delete, modify terhadap baris-baris data pada relasi tersebut, yang tidak berakibat terjadinya error atau inkonsistensi data yang disebabkan oleh operasi-operasi tersebut. Langkah-langkah pembentukan normalisasi, yaitu: 1) Bentuk tidak normal (Unnormalized Form), menuliskan semua

kemungkinan kolom, walaupun didalamnya terdapat duplikasi.

2) Bentuk normal ke satu (First Normal Form/1NF), terpenuhi jika sebuah tabel tidak memiliki atribut bernilai banyak, atribut composite atau kombinasinya dalam domain data yang sama. Setiap atribut dalam tabel tersebut harus bernilai atomic (tidak dapat dibagi-bagi lagi).

(46)

4) Bentuk normal ke tiga (Third Normal Form/3NF), bentuk data telah memenuhi bentuk kriteria normal ke dua. Atribut yang bukan primary key tidak memiliki ketergantungan terhadap atribut yang bukan primary key lainnya.

b. Tabel Relasi

Tabel relasi adalah gambaran hubungan yang terjadi antar tabel-tabel yang akan digunakan dalam program aplikasi atau sistem informasi melalui teknik normalisasi sehingga memiliki sebuah kunci yang menghubungkan relasi datanya.

c. Entitiy Relationship Diagram (ERD)

ERD adalah suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak yang menekankan pada struktur-struktur dan relationship data. Notasi-notasi dalam ERD, yaitu:

1) Entity, merupakan sesuatu apa saja yang ada didalam sistem, nyata maupun abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data. Entity digambarkan dengan bentuk persegi panjang.

2) Relationship, merupakan hubungan alamiah yang terjadi antara entitas. Relationship digambarkan dengan bentuk belah ketupat.

(47)

4) Link, merupakan penghubung antara himpunan relasi dengan himpunan entitas dan himpunan entitas dengan atributnya. Link digambarkan dengan bentuk garis.

5) Kardinalitas relasi, menunjukan hubungan maksimum yang terjadi dari entitas yang satu ke entitas yang lain dan begitu juga sebaliknya. Kardinalitas relasi dapat dinyatakan dengan pemakaian angka (1 dan 1 untuk relasi satu-ke-satu, 1 dan N untuk relasi satu-ke-banyak atau N dan N untuk relasi banyak-ke-banyak).

3.2.4. Pengujian Software

Saat ini sudah banyak berkembang metode untuk pengujian software yang memberikan pendekatan sistematik kepada pengembang. Selain itu metode-metode tersebut memberikan mekanisme yang dapat membantu memastikan kelengkapan pengujian dan memberikan kemungkinan tertinggi untuk mengungkap kesalahan pada software. Metode pengujian yang diambil oleh peneliti adalah metode pengujian black box.

Pengujian black box adalah pengujian yang dapat dilakukan untuk memperlihatkan bahwa masing-masing fungsi beroperasi sepenuhnya dan pada waktu yang sama mencari kesalahan pada setiap fungsi.

(48)

output dihasilkan dengan tepat, dan intergritas informasi eksternal (seperti file data) dipelihara. Pengujian black box menguji beberapa aspek dasar suatu sistem dengan memperlihatkan sedikit struktur logika perangkat lunak tersebut.

Pengujian black box berusaha menemukan kesalahan dengan kategori sebagai berikut:

1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang.

2. Kesalahan antarmuka.

3. Kesalahan struktur data atau akses basis data eksternal. 4. Kesalahan kinerja.

5. Kesalahan inisialisasi atau terminasi.

(49)

41

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan

Melakukan analisis terhadap sistem yang sedang berjalan dilakukan untuk mengetahui prosedur sistem yang sedang berjalan di suatu organisasi/perusahaan dan untuk menentukan prosedur dari sistem baru yang akan dirancang. Kegiatan analisis ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman secara keseluruhan terhadap sistem yang akan dikembangkan.

Selama penulis menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan di Apotek Rahayu Farma, penulis menemukan banyak permasalahan didalamnya. Salah satu permasalahan yang terjadi adalah proses pengolahan data penjualan dan pembelian obat masih dilakukan secara manual, sehingga menimbulkan kemungkinan terjadinya human error.

(50)

4.1.1. Analisis Dokumen

Analisis dokumen merupakan kegiatan menganalisis atau mempelajari dokumen-dokumen yang digunakan dalam suatu sistem. Hasil analisis dokumen akan digunakan sebagai acuan pada tahap perancangan atau pengembangan sistem. Dokumen-dokumen yang berhubungan dan terlibat dengan sistem informasi penjualan dan pembelian obat di Apotek Rahayu Farma dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1 Analisis Dokumen

No Dokumen Uraian

1 Resep Deskripsi : Dokumen ini berisi tentang data obat yang diperoleh dari dokter

Fungsi : Sebagai informasi obat yang harus dibeli pasien

Sumber : Dokter

Distribusi : Pasien dan apotek

Frekuensi : Setiap terjadi pemeriksaan pasien oleh dokter

Atribut : no_resep, tanggal_resep, nama_dokter, nama_obat, jumlah_obat, dosis, nama_konsumen, umur, alamat

2 Salinan Resep

Deskripsi : Dokumen ini berisi tentang salinan resep obat

Fungsi : Sebagai informasi obat yang harus ditebus pasien/konsumen

Sumber : Apotek Distribusi : Konsumen

Frekuensi : Setiap adanya keterangan pengulangan resep dari dokter

Atribut : no_salinan, tanggal_salinan, nama_dokter, tanggal_resep, nama_konsumen, nama_obat, jumlah_obat, dosis

3 Data Permintaan Obat

Deskripsi : Dokumen ini berisi tentang keterangan mengenai obat yang akan dibeli konsumen Fungsi : Sebagai informasi mengenai obat yang

(51)

Frekuensi : Setiap pembelian obat non resep

Atribut : nama_obat, kemasan, jumlah_jual, harga 4 Daftar

Nama Obat

Deskripsi : Dokumen ini berisi tentang daftar data-data obat yang ditawarkan supplier kepada apotek

Fungsi : Sebagai informasi mengenai obat yang ditawarkan

Sumber : Supplier

Distribusi : Asisten Apoteker

Frekuensi : Setiap penawaran penjualan obat oleh supplier

Atribut : nama_obat, komposisi, kemasan, harga 5 Buku

Defecta

Deskripsi : Buku catatan stok obat

Fungsi : Untuk mengetahui obat yang kosong dan jumlah stok obat

Sumber : Pekarya/Asisten Apoteker/Apoteker Distribusi : Pemimpin Apotek

Frekuensi : Setiap ada obat yang hampir habis, setiap pembelian dan penjualan obat

Atribut : tanggal, nama_obat, saldo_stok, kebutuhan, keterangan

Deskripsi : Catatan daftar obat (selain psikotropika dan narkotik) yang akan dipesan ke supplier/PBF (Pedagang Besar Farmasi) Fungsi : Bukti pemesanan obat

Sumber : Apotek Distribusi : Supplier

Frekuensi : Setiap persediaan obat (selain psikotropika dan narkotik) habis

Atribut : tanggal_pemesanan, nama_supplier, nama_obat, jumlah_beli, keterangan 7 Surat psikotropika dan narkotik

Sumber : Apoteker Distribusi : Supplier

Frekuensi : Setiap persediaan obat psikotropika dan narkotik habis

(52)

pembelian telah dipesan oleh apotek dari supplier Fungsi : Sebagai bukti pembelian obat

Sumber : Supplier Distribusi : Apotek

Frekuensi : Setiap pemesanan obat

Atribut : no_faktur, tanggal, tgl_jatuh_tempo, jumlah_beli, kode_barang, nama_barang, batch, expired_date, harga, diskon

9 Data Pesanan

Deskripsi : Dokumen yang berisi tentang keterangan mengenai obat yang dipesan dari supplier Fungsi : Sebagai informasi mengenai obat yang

dipesan dari supplier Sumber : Supplier

Distribusi : Asisten Apoteker/Apoteker Frekuensi : Setiap penerimaan pesanan obat

Atribut : Nama_obat, batch, expired_date, jumlah_beli, harga

10 Buku pembelian

Deskripsi : Buku catatan transaksi pembelian obat Fungsi : Untuk mengetahui data transaksi

pembelian obat

Sumber : Asisten Apoteker/Apoteker Distribusi : Pemimpin Apotek

Frekuensi : Setiap penerimaan obat dari supplier Atribut : nama_supplier, no_faktur, tanggal,

nama_barang, jumlah_beli, harga, diskon, total

11 Buku penjualan obat non resep

Deskripsi : Buku catatan transaksi penjualan obat non resep

Fungsi : Untuk mengetahui data penjualan obat non resep

Sumber : Pekarya (bagian administrasi) Distribusi : Pemimpin Apotek

Frekuensi : Setiap akhir shift kerja

Atribut : tanggal, nama_obat, jumlah_jual, harga 12 Buku

penjualan obat resep

Deskripsi : Buku catatan transaksi penjualan obat resep

Fungsi : Untuk mengetahui data penjualan obat resep

Sumber : Asisten Apoteker Distribusi : Pemimpin Apotek Frekuensi : Setiap akhir shift kerja

(53)

4.1.2. Analisis Prosedur yang sedang Berjalan

Prosedur merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh sistem untuk mengumpulkan, menyusun dan mengolah suatu data atau informasi. Pengumpulan, penyusunan dan pengolahan suatu data atau informasi terjadi pada suatu bagian dengan bagian lainnya yang saling terkait satu sama lain.

Analisis prosedur yang sedang berjalan menguraikan secara sistematis aktifitas-aktifitas yang terjadi dalam sistem informasi penjualan dan pembelian obat yang sedang berjalan di Apotek Rahayu Farma, yaitu diantranya:

a. Prosedur Penjualan Obat Non Resep

1) Konsumen datang ke apotek tepatnya ke pekarya kemudian menyebutkan data obat yang akan dibeli.

2) Pekarya mengecek persediaan obat dari buku defecta.

3) Jika persediaan obat tidak ada, maka pekarya akan memberitahu konsumen bahwa obat yang dimaksud tidak ada.

4) Jika ada, pekarya akan mencatat data obat yang dibeli tersebut ke dalam Buku Penjualan Obat Non Resep dan akan melakukan update stok obat ke dalam buku defecta.

5) Buku penjualan dan buku defecta tersebut akan diberikan kepada pemimpin apotek sebagai laporan penjualan obat non resep dan laporan stok barang.

b. Prosedur Penjualan Obat Resep

(54)

2) Asisten apoteker akan mengecek persediaan obat dari buku defecta.

3) Jika persediaan obat tidak ada, maka asisten apoteker akan mengembalikan resep kepada konsumen.

4) Jika ada, asisten apoteker akan mengecek perlu atau tidaknya resep tersebut untuk disalin.

5) Jika tidak perlu, asisten apoteker akan langsung mencatat data resep tersebut ke dalam Buku Penjualan Obat Resep. Jika perlu, asisten apoteker akan terlebih dulu membuat salinan resep dan memberikannya kepada konsumen.

6) Kemudian asisten apoteker akan melakukan update stok obat ke dalam buku defecta.

7) Buku penjualan dan buku defecta tersebut akan diberikan kepada pemimpin apotek sebagai laporan penjualan obat resep dan laporan stok barang.

c. Prosedur Pembelian Obat

1) Supplier/PBF (Pedagang Besar Farmasi) datang ke apotek tepatnya ke apoteker untuk memberikan daftar nama obat yang mereka jual.

2) Apoteker akan mengecek daftar obat yang akan dibeli dari buku defecta dan mencocokannya dengan produk yang ditawarkan supplier.

(55)

5) Surat pesanan tersebut dibuat 2 rangkap. Rangkap pertama diberikan kepada supplier dan rangkap kedua disimpan sebagai arsip.

6) Kemudian supplier akan memberikan data pesanan dan faktur pembelian kepada pihak apotek.

7) Apoteker akan melakukan pengecekan kelengkapan obat. Jika terdapat obat yang kemasannya rusak/salah kirim maka obat dan faktur tersebut akan dikembalikan kepada supplier.

8) Jika obat telah sesuai dengan pesanan, maka apoteker akan langsung mencatatnya ke dalam Buku Pembelian Obat.

9) Kemudian apoteker akan melakukan update stok obat ke dalam buku defecta.

10)Buku pembelian dan buku defecta tersebut akan diberikan kepada pemimpin apotek sebagai laporan pembelian obat dan laporan stok barang. 11) Kemudian pemimpin apotek akan menandai daftar obat dalam buku

defecta yang nantinya akan dibeli ke supplier.

Selanjutnya prosedur sistem informasi penjualan dan pembelian obat di Apotek Rahayu Farma yang sedang berjalan ini dapat disajikan dalam flowmap, diagram konteks, dan data flow diagram berikut ini.

4.1.2.1. Flow Map yang sedang Berjalan

(56)

Gambar flow map dibawah ini menjelaskan tentang sistem informasi penjualan dan pembelian obat yang sedang berjalan di Apotek Rahayu Farma.

Flowmap Penjualan Obat Non Resep

Pemimpin Apotek

Gambar 4.1 Flowmap Penjualan Obat Non Resep yang sedang Berjalan

Keterangan: A1 = Arsip data permintaan obat

(57)

Flowmap Penjualan Obat Resep

Gambar 4.2 Flowmap Penjualan Obat Resep yang sedang Berjalan

Keterangan: A3 = arsip buku defecta A4 = arsip resep

(58)

Flowmap Pembelian Obat

(59)

Keterangan: A6 = arsip daftar nama obat A7 = arsip surat pesanan A8 = arsip data pesanan A9 = arsip faktur pembelian A10 = arsip buku pembelian

4.1.2.2. Diagram Konteks yang sedang Berjalan

Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Ia akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Gambar diagram konteks dibawah ini menjelaskan tentang sistem informasi penjualan dan pembelian obat yang sedang berjalan di Apotek Rahayu Farma.

Sistem Informasi

Apotek Konsumen

Pemimpin Apotek

Supplier salinan resep

data permintaan obat, resep

Buku penjualan obat non resep, buku penjualan obat resep,

buku pembelian, buku defecta

surat pesanan

daftar nama obat, data pesanan, faktur pembelian

(60)

4.1.2.3. Data Flow Diagram yang sedang Berjalan

DFD memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem yang ditangani, menunjukan tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang ada, aliran data dan entitas eksternal. Gambar data flow diagram dibawah ini menjelaskan tentang sistem informasi penjualan dan pembelian obat di Apotek Rahayu Farma.

Konsumen

Buku penjualan obat non resep

Buku penjualan obat non resep

resep

Buku penjualan obat resep

Buku pembelian Daftar nama obat

Surat pesanan

Data pesanan, faktur pembelian

Buku pembelian SISTEM INFORMASI APOTEK

(61)

4.1.3. Evaluasi Sistem yang sedang Berjalan

Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat mengevaluasi sistem berdasarkan sistem penjualan dan pembelian obat yang sedang berjalan di Apotek Rahayu Farma. Evaluasi tersebut dapat terlihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.2 Evaluasi Sistem yang sedang Berjalan

No. Permasalahan Entitas Pemecahan

1. Pencatatan transaksi penjualan dan pembelian yang masih menggunakan buku menyebabkan kesulitan dalam pencarian data ketika data atau arsip semakin banyak

-Pekarya -Asisten

Apoteker

Membangun aplikasi yang dapat membuat laporan transaksi

penjualan dan pembelian sehingga proses

pencarian data dapat dilakukan dengan mudah 2. Pada proses update stok

obat sering terjadi kesalahan perhitungan selisih jumlah persediaan obat update stok obat yang dapat dilakukan secara otomatis

3. Tidak tersedianya faktur penjualan yang diberikan apotek kepada konsumen sebagai bukti pembelian obat

-Pekarya -Asisten

Apoteker

Membangun aplikasi yang dapat membuat faktur penjualan/struk

4. Pada proses pelunasan pembelian obat, petugas apotek seringkali lupa mengecek tanggal jatuh tempo pelunasan, sehingga terkadang mereka kurang siap ketika supplier datang untuk menagih pelunasan

(62)

4.2. Perancangan Sistem

Setelah melakukan analisis sistem, penulis menemukan beberapa permasalahan pada sistem yang sedang berjalan. Maka pada tahap perancangan ini penulis akan membuat sebuah rancangan sistem informasi penjualan dan pembelian obat di Apotek Rahayu Farma.

4.2.1. Tujuan Perancangan Sistem

Tujuan dari perancangan sistem ini adalah untuk memberikan penjelasan kepada pemakai program mengenai sistem yang akan diusulkan oleh penulis. Pembuatan sistem informasi penjualan dan pembelian obat berbasis client server ini diharapkan dapat membantu mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada pada sistem yang lama dan membantu petugas apotek Rahayu Farma dalam menyelesaikan pekerjaannya.

4.2.2. Gambaran Umum Sistem yang Diusulkan

(63)

4.2.3. Perancangan Prosedur yang Diusulkan

Perancangan prosedur ini bertujuan untuk menghasilkan perancangan pengolahan data transaksi penjualan dan pembelian obat yang berbasis komputer. Perancangan yang diusulkan adalah pengolahan data transaksi penjualan dan pembelian obat yang tadinya masih menggunakan cara-cara manual seperti proses mencatat ke dalam buku besar dirubah menjadi terkomputerisasi.

Prosedur yang mengalami perubahan secara signifikan terdapat pada proses pembuatan surat pesanan yang tadinya dilakukan oleh asisten apoteker/apoteker, sekarang dilakukan sendiri oleh pemimpin apotek. Perubahan ini dilakukan agar pembelian obat lebih sesuai dengan keputusan pemimpin apotek yang diambil berdasarkan pertimbangan dari laporan-laporan yang dihasilkan sistem.

Perancangan prosedur dari sistem informasi penjualan dan pembelian obat ini akan digambarkan dalam bentuk Flowmap, Diagram Konteks, Data Flow Diagram dan Kamus Data. Prosedur penjualan dan pembelian obat yang diusulkan oleh penulis diantaranya sebagai berikut:

a. Prosedur Usulan Penjualan Obat Non Resep

1) Konsumen datang ke apotek tepatnya ke pekarya kemudian menyebutkan data obat yang akan dibeli.

(64)

3) Kemudian pekarya akan mencetak faktur penjualan obat non resep dan menyerahkannya kepada konsumen.

4) Lalu pekarya akan mencetak laporan penjualan obat non resep untuk diserahkan kepada pemimpin apotek.

b. Prosedur Usulan Penjualan Obat Resep

1) Konsumen datang ke apotek dan memberikan resep kepada asisten apoteker.

2) Asisten apoteker akan melakukan login kedalam sistem, jika terdapat obat yang kadaluarsa dan atau hampir kadaluarsa maka sistem akan melakukan update data obat yang kadaluarsa tersebut.

3) Asisten apoteker akan mencetak laporan obat kadaluarsa dan atau hampir kadaluarsa yang akan diberikan kepada pemimpin apotek.

4) Asisten apoteker akan menginputkan data dokter dan konsumen yang terdapat dalam resep ke dalam sistem.

5) Asisten apoteker akan mencetak laporan data dokter dan konsumen untuk diserahkan kepada pemimpin apotek.

6) Asisten apoteker juga akan menginputkan data penjualan obat resep ke dalam sistem dan mencetak faktur penjualan obat resep yang akan diserahkan kepada konsumen.

(65)

8) Kemudian asisten apoteker juga akan mencetak laporan data resep dan laporan penjualan obat resep yang akan diserahkan kepada pemimpin apotek.

c. Prosedur Usulan Pemesanan Obat

1) Apoteker akan mencetak laporan obat hampir habis yang kemudian akan diberikan kepada pemimpin apotek.

2) Pemimpin apotek akan membuat daftar pembelian obat dan menyerahkannya kembali kepada apoteker.

3) Kemudian apoteker akan menginputkan data pesanan dari daftar pembelian obat tersebut.

4) Setelah itu apoteker akan mencetak surat pesanan yang kemudian diberikan kepada supplier.

5) Apoteker juga akan mencetak laporan pemesanan yang kemudian diberikan kepada pemimpin.

d. Prosedur Usulan Pembelian Obat

1) Ketika obat yang dipesan tiba, supplier akan menyerahkan 2 rangkap faktur pembelian.

2) Dari faktur tersebut apoteker akan menginputkan data obat, dan data supplier ke dalam sistem.

(66)

4) Apoteker juga akan menginputkan data pembelian ke dalam sistem, kemudian mencetak laporan pembelian untuk diberikan kepada pemimpin apotek.

5) Rangkap pertama faktur pembelian tadi akan diberikan kembali kepada supplier, dan rangkap keduanya akan diarsipkan.

6) Apoteker akan mencetak laporan stok obat dan laporan jatuh tempo pelunasan untuk diserahkan kepada pemimpin apotek.

7) Jika sudah masuk tanggal jatuh tempo pelunasan, maka supplier akan datang kembali untuk memberikan faktur pembelian untuk apotek lunasi. 8) Apoteker akan menginputkan data pelunasan ke dalam sistem.

9) Kemudian apoteker juga akan mencetak laporan pelunasan untuk diberikan kepada pemimpin apotek.

4.2.3.1. Flow Map yang Diusulkan

(67)

Flowmap Usulan Penjualan Obat Non Resep

Pemimpin Apotek Pekarya

Konsumen

Data permintaan

obat Data

permintaan obat

SI Apotek

Cetak faktur penjualan obat

non resep

Data permintaan

obat Faktur penjualan

obat non resep Faktur penjualan

obat non resep

Cetak laporan penjualan obat non resep

Laporan penjualan obat non resep A1

Laporan penjualan obat non resep Input data penjualan

obat non resep

Gambar 4.6 Flowmap Penjualan Obat Non Resep yang Diusulkan

(68)

Flowmap Usulan Penjualan Obat Resep Input data penjualan

obat resep

Gambar 4.7 Flowmap Penjualan Obat Resep yang Diusulkan

(69)

Flowmap Usulan Pemesanan Obat

Gambar 4.8 Flowmap Pemesanan Obat yang Diusulkan

(70)

Flowmap Usulan Pembelian Obat

Laporan data obat Laporan data obat

Input data supplier Faktur pembelian1 Faktur Pembelian

2

Laporan pelunasan Laporan pelunasan

Cetak laporan

Gambar 4.9 Flowmap Pembelian Obat yang Diusulkan

(71)

4.2.3.2. Diagram Konteks yang Diusulkan

Diagram konteks merupakan diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan sistem secara umum yang mewakili seluruh proses yang terjadi dan juga menggambarkan bagaimana hubungan antara proses utama dengan entitas yang terlibat dalam sistem. Berikut ini diagram konteks Sistem Informasi Penjualan dan Pembelian Obat yang diusulkan.

Sistem Informasi

Apotek Konsumen

Supplier

Pemimpin Apotek faktur penjualan obat non

resep, faktur penjualan obat resep, salinan resep data permintaan obat, resep

laporan kadaluarsa obat, laporan data dokter, laporan data konsumen, laporan penjualan obat non resep, laporan penjualan obat resep,

laporan data resep, laporan obat hampir habis, laporan pemesanan, laporan data obat,

laporan data supplier, laporan pembelian, laporan stok obat, laporan jatuh tempo

pelunasan, laporan pelunasan

faktur pembelian surat pesanan

daftar pembelian obat

Gambar 4.10 Diagram Konteks yang Diusulkan

4.2.3.3. Data Flow Diagram yang Diusulkan

Gambar

Gambar 2.6 Model Hubungan Client Server
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Apotek Rahayu Farma
Gambar 4.1  Flowmap Penjualan Obat Non Resep yang sedang Berjalan
Gambar 4.2  Flowmap Penjualan Obat Resep yang sedang Berjalan
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dari permasalahan yang ada maka dibutuhkan suatu sistem informasi penjualan obat pada Apotek Ita Farma yang bertujuan untuk memudahkan penyimpanan data transaksi

Dengan dibuatnya aplikasi sistem informasi penjualan dan pembelian obat pada Apotek Katapang yang telah terkomputerisasi dan menggunakan database untuk media penyimpanan

[r]

Maksud dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk merancang dan membangun sistem informasi terkomputerisasi yang guna mempermudah pengolahan data dan dapat

Kebutuhan aplikasi Rancang Bangung Sistem Informasi Apotek Berbasis Website Di Apotek Qta Farma Sumedang yaitu mulai dari pengolahan data produk, persediaan obat dan

Sistem Informasi Penjualan adalah sebuah sistem informasi yang berfungsi untuk membantu dalam pengolahan data, memberikan informasi berupa laporan – laporan transaksi

Apotek Junia adalah suatu usaha yang bergerak di bidang pembelian dan penjualan obat. Dalam suatu sarana pelayanan kefarmasian dibutuhkan suatu pencatatan dalam