• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pandangan Konsumen Dalam Penerapan Total Quality Management Terhadap Kemajuan Rumah Makan Lobu Bara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pandangan Konsumen Dalam Penerapan Total Quality Management Terhadap Kemajuan Rumah Makan Lobu Bara"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

PANDANGAN KONSUMEN DALAM PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP KEMAJUAN RUMAH MAKAN LOBU BARA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (s1)

Pada Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh :

100907002

ANDRI SYAPUTRA POHAN

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BINIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/ BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh :

Nama : Andri Syaputra Pohan

NIM : 100907002

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis

Judul : Pandangan Konsumen Dalam Penerapan Total Quality

Management Terhadap Kemajuan Rumah Makan Lobu Bara

Medan, 6 Februari2015

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Drs. Yance, M.SI

NIP : 195803151988031003 NIP : 195908161986111001

Prof. Dr. Marlon Sihombing,MA

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(3)

PANDANGAN KONSUMEN DALAM PENERAPAN TOTAL QUALITY

MANAGEMENT TERHADAP KEMAJUAN USAHA RM. LOBU BARA

ANDRI SYAHPUTRA POHAN Program Studi Administrasi Bisnis

Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

Pada dasarnya sebuah perusahaan atau organisasi bisnis mempunyai tujuan untuk dapat bertahan hidup, mendapatkan laba dan berkembang. Hal tersebut tentunya dapat dicapai dengan menggunakan strategi atau pendekatan yang mampu bersaing dengan perusahaan lain. TQM merupakan suatu pendekatan atau strategi dalam menjalankan usaha untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif metode kuantitatif yang merupakan penelitian yang berupaya mengkaji bagaimana suatu variabel memiliki keterkaitan dan berhubungan dengan variabel lain, atau apakah suatu variabel menjadi penyebab perubahan variabel lainnya dengan menggunakan fungsi-fungsi statistik. Dengan tujuan untuk mengetahui pandangan konsumen dalam penerapan Total Quality Management terhadap kemajuan usaha berdasarkan pandangan dari konsumen.Penelitian ini dilakukan pada RM. Lobu Bara jalan Purbasinomba No. 29 Kabupaten Padang Lawas Utara dengan sampel penelitian sejumlah 100 orang responden yang merupakan konsumen dari RM Lobu Bara.

Hasil dari penelitian ini berdasarkan hasil dari uji t diperoleh Nilai thitung

untuk variabel TQM (6.165) lebih besar dibandingkan dengan nilai ttabel (1.984),

atau sig t untuk variabel TQM (0.000) lebih kecil dari alpha (0.05) yang Ha diterima , sehingga variabel TQM berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kemajuan usaha di RM Lobu Bora. Hasil dari koefisien determinasi yaitu R Square sebesar 0.512.Hal ini menunjukan bahwa 66.1% variabel TQM(X) dapat mempengaruhi variabel Kemajuan Usaha (Y).sedangkan sisanya 33,9% dipengaruhi oleh faktor lain di luar dari variabel penelitian ini.

(4)

CONSUMER VIEWS IN TOTAL QUALITY MANAGEMENT IMPLEMENTATION

OF BUSINESS PROGRESS RM. LOBU BARA

ABSTRACT

Basically a company or business organization has a goal to be able to survive, make a profit and grow. It certainly can be achieved by using a strategy or approach that is able to compete with other companies. TQM is an approach or strategy in running the business to maximize the competitiveness of the organization through continuous improvement on products, services, people, processes, and environment.

The method used is the associative research is a quantitative method of research that seeks to examine how a variable interrelated and associated with other variables, or whether a variable cause changes in other variables using functions - statistical functions. With the aim to find out the views of consumers in the implementation of Total Quality Management to the progress of business based on the views of consumers. This study conducted on RM. Lobu Bara Jalan Purbasinomba No. 29 Kabupaten Padang Lawas Utara with a sample of 100 respondents who are consumers of RM Lobu Bara.

The results of this study based on the results of the t test obtained t count value for the variable TQM (6165) is greater than the value t table (1984), or sig t for variable TQM (0.000) is smaller than alpha (0.05) that Ha is received, so the variable TQM has a positive and significant effect on the progress of business in the RM Lobu Bora. The results of the coefficient of determination that R Square of 0512. This shows that 51.2% of TQM variables (X) can affect Business Progress variable (Y). while the remaining 48.8% is influenced by other factors outside of the study variables

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dan terimakasih penulis ucapkan kehadirat Allah SWTkarena atas rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikanskripsi ini.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus penulis penuhi untuk dapat menyelesaikan studi di Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar sarjana (S1) Administrasi Bisnis. Adapun judul dari skripsi ini adalah :Pandangan Konsumen Dalam Penerapan

Total Quality Management Terhadap Kemajuan Rumah Makan Lobu Bara.

Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa dukungan dari banyak pihak. Pada kesempatan ini dengan rasa hormat dan penuh ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda Abdul Muis Pohan dan Ibunda Rosdewani Harahap atas kasih sayang dan cinta serta semangat yang telah diberikan, beribu kata terima kasih tak akan cukup membayar segala pengorbanan dan perjuangan Ayah dan Ibunda. Semoga Allah membalas semua kebaikan Ayah dan Ibunda, selalu menjaga kesehatan Ayah dan Ibunda, dan selalu diberi kemurahan rezeki.

Penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dan kepada semua pihak yang menjadi bagian penting selama penulis menjalankan perkuliahan di Ilmu Administrasi Bisnis USU, yaitu :

1. Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis FISIP USU dan kepada Sekretaris Program Studi, Bapak Arifin Nasution, S.Sos, M.SP.

(6)

sampai skripsi ini terselesaikan. Terima kasih atas pengetahuan dan ilmu yang sangat berharga dan yang tidak akan pernah penulis lupakan.

4. Seluruh Dosen-dosen dan Staf Pengajar di Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis FISIP USU. Terimakasih atas kebaikan dan kesungguhan Bapak/ Ibu dalam mengajari penulis.

5. Kepada pemilik Rumah Makan Lobu Bara, Bapak Arifin selaku kepala usaha yang telah banyak membantu penulis.

6. Kepada keluarga Besar Ilmu Administrasi Bisnis 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013. Teman-teman yang menemani penulis menimba ilmu pengetahuan : Frans Kristanto, S.Ab, Muhammad Iqbal, S.Ab, Muhammad Bahtiar Abdillah, S.Ab, Agus Septiyan Sitorus, S.Ab, Kevin Topanda, M. Fajri Fahlevi, Jendra Qori, dan yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

7. Teman-teman penulis yang senantiasa memberi dukungan dan motivasi : Nur Aisyah Haharap yang telah mengisi hari-hari penulis dan selalu memberi semangat, Syarif Hidayatullah, Muhammad Adha dan Asrul Samsani. Semoga kita semua sukses meraih impian kita.

8. Pihak- pihak yang membantu penulis dalam suka mau pun duka namun

tidak bisa penulis ucapkan satu persatu.

Penulis dengan segala kerendahan hati menyadari bahwa skripsi ini masih kurang sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan, kemampuan, wawasan serta bahan-bahan yang penulis dapatkan. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna menyempurnakan karya ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... ABSTRAK ...

KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... . 1

1.1 Rumusan Masalah ... . 5

1.2 Tujuan Penelitian ... . 5

1.3 Manfaat Penelitian ... . 5

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Total Quality Management ... 7

2.1.1 Pengertian Total Quality Management ... 8

2.1.2 Prinsip Total Quality Management ... 10

2.1.3 Manfaat TQM ... 12

2.1.4 Elemen Pendukung TQM ... 13

2.2 Kemajuan Usaha ... 17

(8)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian ... 29

3.2 Lokasi Penelitian ... 29

3.3 Populasi dan Sampel ... 30

3.3.1 Populasi ... 30

3.3.2 Sampel ... 30

3.4 Hipotesis ... 32

3.5 Kerangka Konsep ... 32

3.6 Defenisi Operasional ... 33

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.8 Teknik Penentuan Skor ... 38

3.9 Teknik Analisa Data ... 39

3.9.1 Metode Uji Instrumen... 39

3.9.2 Metode Analisis Data ... 40

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat RM Lobu Bara ... 43

4.2 Visi dan Misi Lobu Bara ... 44

4.3 Hasil Penelitian ... 44

4.3.1 Karakteristik Responden ... 45

4.3.2 Distribusi Jawaban Variabel TQM ... 49

4.3.3 Distribusi Jawaban Variabel Kemajuan Usaha ... 59

(9)

4.3.5 Analisis Data ... 73

4.4 Pembahasan... 78

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 84

5.2 Saran ... 85

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... 36

Tabel 4.1 Karakteristik Responden BerdasarkanUsia ... 45

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 46

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan ... 47

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Berkunjung... 48

Tabel 4.5 Pelayanan Di Rumah Makan Lobu Bara Baik Dan Sesuai Dengan Keingginan ... 49

Tabel 4.6 Makan Yang Dijual Rumah Makan Lobu Bara Adalah Makanan Dengan Kualitas Yang Baik ... 50

Tabel 4.7 Harga Yang Ditawarkan Oleh Rumah Makan Lobu Bara Terhadap Seluruh Makanan Yang Dijual Sesuai Dengan Kemampuan Dan Keingginan ... 51

Tabel 4.8 Karyawan Yang Bekerja Di Rumah Makan Lobu Bara Adalah Karyawan Yang Memiliki Kemapuan Yang Baik Dalam Bekerja ... 52

Tabel 4.9 Karyawan Yang Bekerja Di Rumah Makan Lobu Bara Diperlakukan Secara Baik ... 53

(11)

Tabel 4.11 Rumah Makan Lobu Bara Selalu Siap Dan Singap Dalam

Menanggapi Keinginan Konsumen ... 55

Tabel 4.12 Rumah Makan Lobu Bara Selalu Melaksanakan Perbaikan Atas Setiap

Kesalahan – Kesalahan Yang Telah Dilaksanakan ... 56

Tabel 4.13 Pimpinan Selalu Memeriksa Langsung Kinerja Pegawai Dan Kualitas

Makanan Serta Menanyakan Tanggapan Pelanggan Tentang Rumah

Makan Lobu Bara ... 57

Tabel 4.14 Rumah Makan Lobu Bara Merupakan Hasil Dari Perecanaan Usaha

Yang Baik ... 58

Tabel 4.15 Rumah Makan Lobu Bara Selalu Menjaga Mutu Makanan Yang

Dijual ... 59

Tabel 4.16 Memiliki Cirri Khas Baik Dari Makanan Ataupun Pelayanannya ... 60

Tabel 4.17 Keadaan Baik Dan Steril ... 61

Tabel 4.18 Pegawai Di Rumah Makan Lobu Bara Selalu Ramah Dan Sigap

Menanggapi Keinginan ... 62

Tabel 4.19 Konsumen Yang Makan Di Rumah Makan Lobu Bara Relatif Ramai

Setiap Harinya ... 63

Tabel 4.20 Rumah Makan Lobu Bara Sudah Semakin Besar Dan Berkembang ... 64

Tabel 4.21 Karyawan Yang Bekerja Di Rumah Makan Lobu Bara Semakin

Bertambah Banyak ... 65

Tabel 4.22 Rumah Makan Lobu Bara Terus Memperbaiki Fasilitas Pendukung

(12)

Tabel 4.23 Rumah Makan Lobu Bara Sudah Semakin Dikenal Oleh Banyak

Orang Diluar Daerah Padang Lawas Utara ... 67

Tabel 4.24 Rumah Makan Lobu Bara Telah Mampu Bersaing Dengan Rumah Makan Yang Lain (Baik Rumah Makan Khas Padang Lawas Ataupun Rumah Makan Dari Daerah Lain) ... 68

Tabel 4.25 Uji Validitas Kuessioner(X) ... 69

Tabel 4.26 Reliabilitas Kuesioner(X) ... 71

Tabel 4.27 Uji Validitas Kuesioner(Y) ... 71

Tabel 4.28 Reliabilitas Kuesioner(Y) ... 73

Tabel 4.29 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana ... 74

Tabel 4.30 Hasil Uji T ... 76

(13)

PANDANGAN KONSUMEN DALAM PENERAPAN TOTAL QUALITY

MANAGEMENT TERHADAP KEMAJUAN USAHA RM. LOBU BARA

ANDRI SYAHPUTRA POHAN Program Studi Administrasi Bisnis

Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

Pada dasarnya sebuah perusahaan atau organisasi bisnis mempunyai tujuan untuk dapat bertahan hidup, mendapatkan laba dan berkembang. Hal tersebut tentunya dapat dicapai dengan menggunakan strategi atau pendekatan yang mampu bersaing dengan perusahaan lain. TQM merupakan suatu pendekatan atau strategi dalam menjalankan usaha untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif metode kuantitatif yang merupakan penelitian yang berupaya mengkaji bagaimana suatu variabel memiliki keterkaitan dan berhubungan dengan variabel lain, atau apakah suatu variabel menjadi penyebab perubahan variabel lainnya dengan menggunakan fungsi-fungsi statistik. Dengan tujuan untuk mengetahui pandangan konsumen dalam penerapan Total Quality Management terhadap kemajuan usaha berdasarkan pandangan dari konsumen.Penelitian ini dilakukan pada RM. Lobu Bara jalan Purbasinomba No. 29 Kabupaten Padang Lawas Utara dengan sampel penelitian sejumlah 100 orang responden yang merupakan konsumen dari RM Lobu Bara.

Hasil dari penelitian ini berdasarkan hasil dari uji t diperoleh Nilai thitung

untuk variabel TQM (6.165) lebih besar dibandingkan dengan nilai ttabel (1.984),

atau sig t untuk variabel TQM (0.000) lebih kecil dari alpha (0.05) yang Ha diterima , sehingga variabel TQM berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kemajuan usaha di RM Lobu Bora. Hasil dari koefisien determinasi yaitu R Square sebesar 0.512.Hal ini menunjukan bahwa 66.1% variabel TQM(X) dapat mempengaruhi variabel Kemajuan Usaha (Y).sedangkan sisanya 33,9% dipengaruhi oleh faktor lain di luar dari variabel penelitian ini.

(14)

CONSUMER VIEWS IN TOTAL QUALITY MANAGEMENT IMPLEMENTATION

OF BUSINESS PROGRESS RM. LOBU BARA

ABSTRACT

Basically a company or business organization has a goal to be able to survive, make a profit and grow. It certainly can be achieved by using a strategy or approach that is able to compete with other companies. TQM is an approach or strategy in running the business to maximize the competitiveness of the organization through continuous improvement on products, services, people, processes, and environment.

The method used is the associative research is a quantitative method of research that seeks to examine how a variable interrelated and associated with other variables, or whether a variable cause changes in other variables using functions - statistical functions. With the aim to find out the views of consumers in the implementation of Total Quality Management to the progress of business based on the views of consumers. This study conducted on RM. Lobu Bara Jalan Purbasinomba No. 29 Kabupaten Padang Lawas Utara with a sample of 100 respondents who are consumers of RM Lobu Bara.

The results of this study based on the results of the t test obtained t count value for the variable TQM (6165) is greater than the value t table (1984), or sig t for variable TQM (0.000) is smaller than alpha (0.05) that Ha is received, so the variable TQM has a positive and significant effect on the progress of business in the RM Lobu Bora. The results of the coefficient of determination that R Square of 0512. This shows that 51.2% of TQM variables (X) can affect Business Progress variable (Y). while the remaining 48.8% is influenced by other factors outside of the study variables

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin berkembang sangat pesat

yang diikuti juga dengan inovasi-inovasi yang membantu usaha tersebut dapat

bersaing dengan usaha lainnya.Setiap usaha atau perusahaan yang ingin

berkembang harus mampu menciptakan keunikan yang mampu menjadi daya tarik

bagi konsumen dan menjadi ciri khas dari usaha itu sendiri.Dunia usaha di zaman

modern ini bermunculan dengan sangat pesat dengan bentuk usaha yang

berbeda-beda.Usaha kuliner merupakan usaha yang paling banyak jenisnya dan bentuknya,

dan terus berkembang mengikuti perkembangan kehidupan manusia dan

perkembangan selera dari masyarakat.Gaya hidup masyarakat dewasa ini

berlangsung sangat cepat, hal ini menjadikan peningkatan mobilitas fisik yang

dilakukan diluar rumah termasuk kebiasaan mengikuti makanan-makanan yang

sedang nge - trend. Seiring dengan berkembangnya zaman.

Pada dasarnya sebuah perusahaan atau organisasi bisnis mempunyai tujuan

untuk dapat bertahan hidup, mendapatkan laba dan berkembang. Hal tersebut

tentunya dapat dicapai dengan menggunakan strategi yang mampu bersaing

dengan perusahaan lain. Persaingan merupakan suatu bentuk usaha yang

(16)

lebih baik tanpa harus terjadi benturan fisik atau konflik. Para pelaku bisnis harus

memikirkan strategi yang tepat dan efektif agar bisnis mereka tetap eksis

dipasaran bahkan berkembang lebih baik lagi.Dalam menarik konsumen untuk

melakukan pembelian, perusahaan harus mampu menerapkan konsep manajemen

yang tepat dan baik. Konsep manajemen yang baik bertujuan memperkuat usaha

untuk dapat bersaing dengan usaha lain sejenis dan mengikuti keinginan

konsumen.

Di samping melakukan peningkatan kinerja atau sumber daya manusianya,

perusahaan juga dituntut untuk peningkatan kualitas produk dan jasa yang

dihasilkan agar mampu bersaing dalam persaingan global.Dalam meningkatkan

kualitas produk dan jasa, perusahaan harus melakukan peningkatan dari segi

kualitas, inovasi, kreatifitas, dan produktifitas secara konsisten agar dapat

menghasilkan produk akhir yang bernilai positif lebih tinggi serta jasa yang

pelayanannya lebih baik sehingga dapat memenuhi kepuasan para

pelanggan.Peningkatan kualitas dalam aspek produk dan jasa serta aspek

manajemen dapat membawa organisasi mampu bertahan di lingkungan bisnis

global (Tjiptono dan Diana, 2001:64).

Salah satu usaha yang harus dilakukan oleh manajemen

dalammeningkatkan efektivitas adalah menentukan arah dan tujuan dari

perbaikanproduktivitas dan kualitas, dimana hal tersebut dilaksanakan selaras

(17)

olehmanajemen ke dalam suatu kebijakan untuk perbaikan proses. Dalam hal ini,

dibutuhkan suatu sistem pengendalian mutu yang sesuai dengan

permasalahantersebut yaitu Total Quality Management (TQM). “TQM merupakan

suatupendekatan dalam menjalankan usaha untuk memaksimumkan daya

saingorganisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia,

proses,dan lingkungannya” (Fandy Tjiptono, 2003 : 4).

Total Quality Management (TQM) merupakan suatu konsep manajemen modern

yang berusaha untuk merespon secara tepat setiap perubahan yang ada, baik yang

didorong oleh kekuatan eksternal maupun internal.Penerapan Total Quality

Management (TQM) dalam suatu usaha dapat memberikan beberapa manfaat

utama dan berpengaruh positif terhadap kemajuan usaha dan daya saing usaha.

Prinsip Total Quality Management dalam pencapaian tujuannya adalah melakukan

perbaikan kualitas secara terus-menerus sehingga suatu usaha dapat terus maju

dan berkembang melalui dua jalur.Jalur pertama yaitu jalur pasar, yakni suatu

usaha dapat memperbaiki posisi persaingannya sehingga pangsa pasarnya semakin

besar dan harga jualnya dapat lebih tinggi. Kedua hal ini mengarah pada

meningkatnya penghasilan sehingga usaha akan semakin besar.Dengan demikian

jelaslah bahwa implementasi Total Quality Managementyang efektif akan

memiliki pengaruh terhadap kualitas kinerja karyawan yangpada gilirannya dapat

meningkatkan produktivitas, daya saing dan laba suatuusaha yang berujung pada

(18)

Rumah Makan Lobu Bara di Jalan Purbasinomba No. 29 Padang Lawas Utara

adalah jenis usaha yang berkaitan dengan jenis usaha bisnis kuliner.Rumah Makan

Lobu Bara ini berdiri pada tahun 2008.Rumah Makan Lobu Bara ini buka dari

hari senin sampai minggu, dimulai dari jam 10.00 sampai jam 20.00 ( pada hari

senin-jumat ) dan jam 10.00 sampai jam 21.00 ( pada hari sabtu dan minggu).

Berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada Rumah Makan

Lobu Bara menunjukan data pengunjung setiap harinya rata-rata 60 orang.

Sejak tahun 2008 hingga saat ini Rumah Makan Lobu Bara tetap menjadi pilihan

utama bagi masyarakat Padang Lawas Utara ataupun masyarakat pendatang yang

berkunjung kePadang Lawas Utara. Rumah makan ini terkenal dengan Holat,

holat adalah olahan dari ikan mas yang dibakar lalu dilumuri dengan kuah yang

berasal dari resep rahasia untuk Rumah Makan Lobu Bara. Rumah Makan Lobu

Bara merupakan rumah makan yang sangat memperhatikan pelayanan dan sistem

manajemen yang baik yangmenjadi daya tarik bagi konsumen.Dalam

mengembangkan usaha Rumah Makan Lobura menerapkan sistem manajemen

yang terpadu dan professional.Berdasarkan uraian diatas, peneliti melihat tentang

pandangan konsumen dalam penerapanTotal Quality Management terhadap

kemajuan usaha.Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul: “Pandangan Konsumen dalam PenerapanTotal Quality

(19)

Perumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang di atas, maka dirumuskan masalah pada penelitian ini

adalah: Bagaimana Pandangan Konsumen dalam PenerapanTotal Quality

Management Terhadap Kemajuan Usaha RM. Lobu Bara?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latarbelakang dan hasil perumusan masalah diatas, maka penelitian

ini bertujuan untuk : Mengetahui bagaimana Pandangan Konsumendalam

Penerapan Total Quality Management Terhadap Kemajuan Usaha RM. Lobu

Bara.

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

Bagi peneliti, yaitu untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan

mengembangkan wawasan dan untuk memperdalam pengetahuan tentang

manajemen khususnyaTotal Quality Managementdan sebagai bahan

perbandingan antara teori yang didapatkan diperkuliahan dengan praktek nyata

dalam perusahaan.

Bagi perusahaan, yaitu untuk sebagai bahan masukan yang berguna bagi

perusahaan dalam bidang manajemen khususnya Total Quality Managementdan pemahaman tentang kemajuan suatu usaha .

Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis USU, yaitu untuk rujukan, sebagai

(20)

BAB II

KERANGKA TEORI

Kerangka teori merupakan kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

pola berpikirnya dalam menyusun secara sistematis teori-teori yang mendukung

permasalahan penelitian.Menurut Jogiyanto (2004: 39) teori adalah kumpulan dari

konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis yang digunakan untuk

menjelaskan dan memprediksi fenomena atau fakta.Menurut Effendy (2004: 224)

teori berguna menjadi titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau

menyoroti masalah. Fungsi teori sendiri adalah untuk menerangkan,

memprediksi, dan menemukan keterpautan fakta-fakta yang ada secara

sistematis.Untuk memberi kejelasan pada penelitian ini, penulis mengemukakan

beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian. Teori-teori yang

digunakan adalah Total Quality Management dan Keputusan Pembelian

Konsumen.

2.1 Total Quality Management

Menurut Garrison (2000 : 23), kendala atau constraint adalah sesuatu yang menghambat anda untuk mendapatkan apa yang anda inginkan. Oleh karena itu,

pengelolaan berdasarkan Theory of Constrain menjadi faktor kunci sukses. Perusahaan dituntut untuk dapat mengatasi kendala agar kinerja manajerialnya

(21)

perusahaan.Salah satu alat yang dianggap dapatmembantu memperbaiki kinerja

manajerial dalam mencapai tujuan peningkatan laba adalah TQM.

2.1.1 Pengertian Total Quality Management

TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba

untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus

atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya (Tjiptono dan Diana,

2001:4).

TQM juga diartikan sebagai perpaduan semua fungsi manajemen meliputi semua

bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam falsafah holistik yang

dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktifitas dan kepuasan

pelanggan (Ishikawa dalam Nasution, 2005: 22).

Menurut International Organization for Standardization(ISO), TQM adalah pendekatan manajemen pada suatu organisasi, berfokus pada kualitas dan

didasarkan atas partisipasi dari keseluruhan sumber daya manusia dan ditujukan

pada kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan dan memberikan

manfaat pada anggota organisasi (sumber daya manusianya) dan masyarakat.

Tujuan utama TQM adalah perbaikan mutu pelayanan secara terus-menerus.

Banyak para ahli yang mengemukakan pendapat mengenai pengertian dan konsep

mengenai TQM. Hansen dan Mowen (2009:17) mengemukakan bahwa TQM

adalah suatu perbaikan berkelanjutan yang mana hal ini adalah sesuatu yang

mendasar sifatnya bagi pengembangan proses manufaktur yang sempurna.

(22)

merupakan dua tujuan umum perusahaan.Filosofi dari TQM sebenarnya yaitu

dimana sebuah perusahaan berusaha menciptakan suatu lingkungan yang

memungkinkan pekerjanya menghasilkan produk atau jasa yang sempurna

(zero-defect), dan mencoba memperbaiki kesalahan dimasa lalu. Penekanan pada

kualitas juga telah menciptakan kebutuhan akan adanya suatu sistem akuntansi

manajemen yang menyediakan informasi keuangan dan non keuangan tentang

kualitas. TQM juga diterjemahkan sebagai pendekatan berorientasi pelanggan

yang memperkenalkan perubahan manajemen yang sistematik dan perbaikan terus

menerus terhadap proses, produk, dan pelayanan suatu organisasi. Proses TQM

memiliki input yang spesifik (keinginan, kebutuhan, dan harapan pelanggan),

mentransformasi (memproses) input dalam organisasi untuk memproduksi barang

atau jasa yang pada gilirannya memberikan kepuasan kepada pelanggan (output).

Tujuan utama total quality managementadalah perbaikan mutu pelayanan secara terus-menerus (Natha, 2008:4).kebutuhan akan adanya suatu sistem akuntansi

manajemen yang menyediakan informasi keuangan dan non keuangan tentang

kualitas.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

TQM merupakan sebuah pendekatan yang menekankan peningkatan proses

produksi secara terus menerus melalui eliminasi pemborosan, peningkatan

kualitas, serta mengurangi biaya produksi. Dengan demikian, tujuan akhir dari

konsep TQM adalah untuk mencapai kepuasan pelanggan dan upaya mengurangi

(23)

Yamit (2004) dalam Hastuti (2009:13) menegaskan, agar implementasi program

TQM berjalan sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan persyaratan yaitu

komitmen yang tinggi (dukungan penuh) dari manajemen puncak,

mengalokasikan waktu secara penuh untuk program TQM, menyiapkan dana dan

mempersiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas, memilih koordinator

(fasilitator) program TQM, melakukan benchmarking pada perusahaan lain yang

menerapkan TQM, merumuskan nilai, visi-misi, mempersiapkan mental untuk

menghadapi berbagai bentuk hambatan, dan mengambil pelajaran dari kegagalan

program TQM.

2.1.2 PrinsipTotal Quality Management

TQM merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen

kualitas kelas dunia.Untuk itu, diperlukan perubahan besar dalam budaya dan

sistem nilai suatu organisasi.Menurut Hensler dan Brunnel (dalam Nasution,

2005:30), ada empat prinsip utama dalam TQM. Keempat prinsip tersebut adalah:

1. Kepuasan pelanggan

Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak

hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi terterntu, tetapi kualitas

tersebut ditentukan oleh pelanggan.Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan

internal dan pelanggan eksternal.Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk

dipuaskan dalam segala aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan, dan

ketepatan waktu.Oleh karena itu, segala aktivitas perusahaan harus

(24)

suatu perusahaan sama dengan nilai yang diberikan dalam rangka meningkatkan

kualitas hidup para pelanggan. Semakin tinggi nilai yang diberikan, maka semakin

besar pula kepuasan pelanggan.

2. Respek terhadap Setiap Orang

Dalam perusahaan yang kualitasnya tergolong kelas dunia, setiap karyawan

dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreatifitas yang

khas.Dengan demikian, karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling

bernilai. Oleh karena itu, setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik

dan diberikan kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil

keputusan.

3. Manajemen Berdasarkan Fakta

Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta.Maksudnya, bahwa setiap keputusan

selalu didasarkan pada data, bukan sekedar perasaan.Ada dua konsep pokok yang

berkaitan dengan hal ini.Pertama, prioritas (prioritization), yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan,

mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu, dengan

menggunakan data, maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat memfokuskan

usahanya pada situasi tertentu yang vital. Konsep kedua, yaitu variasi atau variabilitas

kinerja manusia.Data statistik dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas

yang merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem organisasi.Dengan demikian,

manajemen dapat memprediksikan hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang

(25)

4. Perbaikan Berkesinambungan

Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses sistematis dalam

melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan. Konsep yang berlaku di sini

adalah siklus PDCAA (plan-do-check-act-analyze) yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan, dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.

2.1.3 Manfaat TQM

Telah banyak hasil analisis yang menunjukkan bahwa manajemen kualitas

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, yang menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara dimensi kualitas dengan kinerja organisasi yang tergantung pada

tipologi organisasinya. Analisis lain adalah menguji pengaruh praktik manajemen

kualitas terhadap kinerja dan keunggulan kompetitif perusahaan, yaitu

menganalisa infrastruktur yang menciptakan lingkungan pendukung pelaksanaan

manajemen kualitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa infrastruktur berpengaruh

pada kinerja perusahaan dan berpengaruh pada keunggulan kompetitif perusahaan

(Nasution, 2005:42).Hessel (2003) dalam Nasution (2005:42) telah meneliti

hubungan antara penerapan TQM dengan kinerja dan keunggulan kompetitif

beberapa perusahaan manufaktur di Indonesia.Hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa kualitas merupakan syarat penting keberhasilan perusahaan, TQM

merupakan pendekatan untuk mempertahankan hidup serta meningkatkan daya

saling perusahaan, dan penerapan TQM memerlukan dukungan infrastruktur

perusahaan.Keuntungan yang didapatkan perusahaan karena menyediakan barang

(26)

lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah.Gabungan keduanya menghasilkan

profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan.Gambar 2.1 berikut adalah suatu

model kualitas laba yang menunjukkan interaksi berbagai faktor.Sisi sebelah kiri

adalah faktor-faktor yang dipengaruhi oleh kebijakan, program, dan prosedur

kualitas perusahaan (Nasution, 2005:42).

2.1.4 Elemen Pendukung TQM

Menurut Natha (2008:6), agar sukses dalam menerapkan TQM, suatu organisasi

harus berkonsentrasi pada delapan elemen kunci, yaitu: (1) Etika, (2) Integritas,

(3) Kepercayaan (4) Pendidikan dan Pelatihan (5) Kerjasama Tim, (6)

Kepemimpinan (7) Komunikasi, dan (8) Penghargaan, yang akan dijelaskan

sebagai berikut:

1. Etika

Etika adalah disiplin yang terkait dengan kebaikan dan keburukan dalam berbagai

situasi.Ini seperti dua sisi mata uang yangdilambangkan oleh etika organisasi dan

etika individu.Etika organisasi membentuk sebuah kode etik bisnis yang

menguraikan petunjuk bagi semua anggotanya dan harus melekat dalam pekerjaan

sehari-hari mereka.Sedangkan etika individu mencakup kebenaran dan kesalahan

perseorangan.

2. Integritas

Integritas mencakup kejujuran, moral, nilai-nilai, keadilan, dan kesetiaan terhadap

(27)

oleh pelanggan (internal/eksternal) dan apa yang memang layak untuk mereka

terima.

3. Kepercayaan

Kepercayaan adalah produk dari integritas dan perilaku yang beretika.Tanpa

kepercayaan, kerangka kerja dari TQM tidak dapat dibangun.Kepercayaan

membantu perkembangan partisipasi penuh dari semua anggota organisasi.Ia

memperkenalkan aktifitas pemberian wewenang yang mendorong kebanggaan

turut memiliki perusahaan dan juga komitmen. Ia memberi peluang dilakukannya

pengambilan keputusan pada semua level dalam organisasi, mengembangkan

penanganan resiko oleh tiap-tiap individu untuk perbaikan berkelanjutan dan

membantu dalam menjamin bahwa ukuran-ukuran yang digunakan terpusat pada

perbaikan proses dan tidak digunakan untuk melawan pendapat orang lain.

Kepercayaan adalah sifat dasar untuk menjamin kepuasan pelanggan.Jadi,

kepercayaan membangun lingkungan yang kooperatif (saling bekerjasama)

sebagai dasar untuk TQM.

4. Pendidikan dan Pelatihan Mutu

Didasarkan pada keterampilan setiap karyawan yang pengertiannya tentang apa

yang dibutuhkan oleh pelanggan ini mencakup mendidik dan melatih semua

karyawan, memberikan informasi yang mereka butuhkan untuk menjamin

perbaikan mutu dan memecahkan persoalan. Pelatihan inti ini memastikan bahwa

(28)

Pelatihan tambahan pada benchmarking, statistik, dan teknik lainnya juga

digunakan dalam rangka mencapai kepuasan pelanggan.

5. Kerjasama Tim

Kerjasama tim juga merupakan sebuah elemen kunci dari TQM, yang menjadi alat

bagi organisasi dalam mencapai kesuksesan. Dengan menggunakan tim dalam

bekerja, organisasi akan dapat memperoleh penyelesaian yang cepat dan tepat

terhadap semua masalah. Suatu tim biasanya juga memberikan

perbaikan-perbaikan permanen dalam proses dan operasi-operasi. Dalam sebuah tim,

orang-orang akan merasa lebih nyaman untuk mengajukan masalah-masalah yang terjadi

dan dapat dengan segera memperoleh bantuan dari pekerja-pekerja lainnya berupa

solusi-solusi yang akan digunakan unutk menanggulangi masalah-masalah yang

dihadapi.

6. Kepemimpinan

Manajer senior harus mengarahkan upaya pencapaian tujuan dengan memberikan,

menggunakan alat dan bahan yang komunikatif, menggunakan data dan menggali

siapa-siapa yang berhasil menerapkan konsep manajemen mutu terpadu.Ketika

memutuskan untuk menggunakan MMT/TQM sebagai kunci proses manajemen,

peranan manajer senior sebagai penasihat, guru, dan pimpinan tidak bisa

diremehkan.

7. Komunikasi

Komunikasi berarti sebuah pemahaman bersama terhadap satu atau sekelompok

(29)

komunikasi dengan dan/atau diantara, semua anggota organisasi, pemasok dan

juga pelanggan.Para Supervisor harus memelihara keterbukaan dari arus

komunikasi dimana seluruh karyawannya dapat mengirim dan menerima semua

informasi tentang proses-proses TQM.Adalah suatu hal yang vital bahwa

komunikasi harus dirangkai dengan penyampaian informasi yang benar bukan

dengan informasi yang keliru. Supaya komunikasi bisa menjadi sesuatu yang

dapat dipercaya maka pesan yang disampaikan harus jelas dan penerima informasi

harus memiliki penafsiran yang sama dengan apa yang dimaksud pengirimnya.

8. Penghargaan Penghargaan

Elemen terakhir dari keseluruhan sistem TQM. Ini sebaiknya diberikan untuk

saran-saran dan pencapaian-pencapaian yang memuaskan baik dihasilkan oleh

suatu tim ataupun individu. Para karyawan akan didorong untuk berusaha keras

memperoleh penghargaan untuk dirinya dan untuk timnya. Menemukan dan

mengenal para kontributor dari saran-saran dan pencapaian-pencapaian yang baik

tersebut merupakan tugas dari seorang supervisor. Begitu para kontributor ini

dihargai, mereka akan dapat mengalami perubahan yang sangat besar dalam hal

penghargaan-diri, produktifitas, mutu dan jumlah karya yang pada akhirnya

mendorong seseorang untuk berusaha lebih giat dalam tugas sehari-harinya.

Penghargaan datang dalam bentuk terbaiknya jika saran-saran tersebut diikuti oleh

sebuah tindakan langsung untuk mencapai hasil yang baik oleh kontibutor

(30)

2.2 Kemajuan Usaha

Kemajuan usaha atau keberhasilan usaha sering disandingkan dengan

perkembangan usaha, dimana suatu usaha yang maju akan terus berkembang,

memiliki profitabilitas yang meningkat, dan daya saing dengan perusahaan

pesaing yang baik..Kemajuan Usahamerupakan kemampuan suatu usaha untuk

menghasilkan laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun

modal sendiri secara terus menerus dan cenderung meningkat.Investor dan

kreditor berkepentingan mengevaluasikemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba saat ini maupun masa yangakan datang. Semakin tinggi rasio

ini akan menarik pendatang baru untuk masukdalam industri (Woefel,1995).

Seorang wirausaha di dalam menekuni usahanya bertujuan untuk meraih

keberhasilan. Sebagai pengelola usaha, wirausaha harus dapat mengorganisasi,

memanfaatkan, dan meningkatkan sumber daya yang tersedia sedemikian rupa

sehingga mampu bersaing dan berkompetitif dengan pelaku usaha lain serta dapat

pula memanfaatkan setiap kesempatan yang ada. Moeliono (1993:300)

berpendapat bahwa keberhasilan identik dengan pendapatan, dengan begitu

pendapatan merupakan salah satu kriteria bagi kegiatan usaha, yakni dapat

dipergunakan untuk menilai keberhasilan usaha atau dapat dikatakan keberhasilan

usaha adalah suatu kenyataan persesuaian antara rencana dengan proses

(31)

keberhasilan usaha harus dinilai sehubungan menghasilkan laba.dengan

pencapaian tujuan, yang dimaksud pencapaian tujuan yang popular adalah

Akan tetapi kebutuhan usaha itu sifatnya relatif dan unsur memberikan

dalam suatu kegiatan usaha juga sangat luas.Pendekatan pencapaian tujuan

menyebutkan bahwa keberhasilan usaha harus dinilai sehubungan dengan

pencapaian tujuan yaitu mendapatkan laba atau keuntungan yang merupakan

selisih antara harga jual dengan biaya produksi.

Pendekatan sistem mengatakan bahwa keberhasilan usaha dinilai cara

yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan akhir yaitu bagaimana hubungan antar

individu dalam unit usaha dapat bekerjasama dan koordinasi sehingga tercipta

kondisi kerja yang kondusif. Pendekatan konstituensi strategis menyatakan bahwa

keberhasilan usaha dinilai dari hubungan baik dengan mitra kerja yang menjadi

pendukung kelanjutan unit usaha. Kotler (2009:58) menyebut bahwa yang

termasuk mitra usaha/ pihak yang berkepentingan antara lain pelanggan,

karyawan, dan pemasok. Sedangkan pendekatan nilai-nilai bersaing menyatakan

bahwa keberhasilan usaha dikatakan berhasil apabila unit usaha mampu bersaing

(32)

2.2.1 Kriteria Keberhasilan

McGrath dan MacMillan (Lipiyoadi, 20:2004) menegaskan bahwa

entrepreneurial mindset akan mempengaruhi keberhasilan wirausaha, setidaknya ada tiga keunggulan dari entrepreneurial mindset, salah satunya suatu kesuksesan wirausaha disebabkan orientasi pada tindakan (action-oriented) yang berada dalam kerangka berpikir wirausaha dimana ide-ide yang timbul dapat segera

diterapkan walaupun dalam situasi yang tidak menentu.

Karakteristik berpikir pada tindakan kewirausahaan menurut McGrath dan

MacMilan ada lima, yaitu:

Sangat bersemangat dalam melihat/ mencari peluang-peluang baru

Mengejar peluang dengan disiplin yang ketat

Mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang yang

melelahkan diri dan organisasi

Fokus pada pelaksanaan

(33)

Menurut W. Keith Schilit (Rising stars and Fast Fades, 1994 dalam kompas

imteraktif.com) ada 8 hal yang membuat usaha atau bisnis meraih kesuksesan atau

keberhasilan, yaitu:

Peluang pasar yang baik.

Keunggulan persaingan.

Kualitas barang/jasa.

Inovasi yang berproses.

Dasar budaya perusahaan.

Menghargai pelanggan dan pegawai.

Manajemen yang berkualitas

Dukungan modal yang kuat.

Keberhasilan itu sendiri meliputi banyak aspek, yang antara lain:

1.Kemampuan menghasilkan laba

Laba bersih yang akan dicapai setelah biaya-biaya dan pajak , harus tumbuh

melebihi indeks biaya hidup. Kalau tidak demikian, maka wirausaha akan

(34)

2. Kedudukan pasar

Apa yang diinginkan perusahaan mengenai kedudukan pasar. Apa perusahaan

ingin menjadi pemimpin pasar. Apa perusahaan ingin menjadi salah satu

perusahaan yang besar. Apa perusahaan ingin menjadi pengikut saja dengan

pangsa pasar minoritas.

3. Sumber daya manusia

Apakah siap pengetahuan dan keterampilan wirausaha akan ditingkatkan sesuai

dengan tuntutan zaman.

4. Pengembangan usaha

Seorang wirausaha yang mengelola usahanya, perlu menigkatkan: Penjualan,

penestrasi pasar, laba, asset, penambahan unit usaha (variasi/inovasi usaha) dan

organisasi kerja.

5. Sumber daya keuangan

Tingkat efesiensi mana yang akan dicapai. Margin bersih berapa yang

diinginkan.Laba investasi berapa yang diharapkan. Berapa dana yang dibutuhkan

(35)

6 .Sarana kerja

Sarana kerja, semakin lama dipakai akan semakin rusak dan usang. Dalam hal ini,

apakah sarana perlu diganti.Atau mungkin adanya penambahan sarana dan

prasarana yang ada.

7 .Tanggung jawab sosial

Apakah berwirausaha itu semata-mata demi mencari keuntungan.Apakah seorang

wirausaha mempunyai tanggung jawab terhadap lingkungan.Apakah seorang

wirausaha ingin diterima oleh masyarakat sekitarnya.

Ada sejumlah karakteristik yang menjadikan entrepreneur berhasil dalam

usahanya menurut Pearce (Winardi, hal 38-39: 2003), yaitu:

Komitmen determinasi yang tiada batas, artinya para entrepreneur dapat

mengorbankan segala yang dimiliki, menginvestasikan waktu lebih banyak pada

urusan bisnisnya, berpola hidup lebih sederhana demi menunjang usaha dan

bentuk pengorbanan yang lain.

Dorongan yang kuat untuk mencapai prestasi, rangsangan untuk memenuhi

kebutuhan yang lebih dari apa yang diraih saat ini, sehingga yang ada adalah

perasaan kurang puas atas apa yang dicapai, sehingga usaha untuk lebih baik terus

(36)

Berorientasi pada peluang-peluang baru

Fokus pengendalian internal, yakin akan kemampuan dirinya sendiri dalam

menentukan nasib perusahaannya, dan mereka sangat realistik akan kemampuan

dan kelemahan yang mereka miliki.

Toleransi terhadap ambiguitas

Keterampilan dalam menerima, mengelolah dan menyelesaikan persoalan dan

resiko bisnis yang ada.

Tidak mengedepankan status dan kekuasaan, melainkan pemenuhan kebutuhan

ekonomi

Kemampuan dalam memecahkan masalah

Kemampuan mengendalikan kegagalan secara efektif

Kebutuhan tinggi akan umpan balik, baik mencari informasi dari rekan bisnis,

ekspansi jejaring kerja, serta membina hubungan dengan pihak lain untuk

pelajaran dari mereka.

Berwirausaha tidak selalu memberikan hasil yang sesuai dengan harapan dan

keinginan pengusaha.Tidak sedikit pengusaha yang mengalami kerugian dan

(37)

beberapa generasi.Bahkan banyak pengusaha yang semual hidup sederhana

menjadi sukses dengan ketekunannya.Keberhasilan atas usaha yang dijalankan

memang merupakan harapan pengusaha. Kasmir (2011), membagi delapan ciri

wirausaha yang dikatakan berhasil yaitu:

1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas

Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga

dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut.

2. Inisiatif dan selalu proaktif

Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu

terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor

dalam berbagai kegiatan.

3. Berorientasi pada prestasi

Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi

sebelumnya.Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan

menjadi perhatian utama.Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan

(38)

4. Berani mengambil risiko

Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan

dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.

5. Kerja keras

Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia

datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu

kerjanya.Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya.Ide-ide baru selalu

mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya.Tidak ada kata sulit dan

tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.

6. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya.

Ide dan perilaku seorang wirausaha tidak lepas dari tuntutan tanggung jawab.Oleh

karena itu, komitmen sangat diperlukan dalam pekerjaan sehingga mampu

melahirkan tanggung jawab.Indikator orang yang memiliki tanggung jawab adalah

berdisiplin, penuh komitmen, bersungguh-sungguh, jujur, berdedikasi tinggi, dan

(39)

7. Komitmen pada berbagai pihak

Merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk

melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana

direalisasikan.

8. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak

Baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak.

Hubungan baik yang perlu dijalankan, antara lain kepada : para pelanggan,

pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.

2.3 Peneliti Terdahulu

1. Hasanah, Hikmah dari Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul penelitan

Pengaruh TQM Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan Sebagai Variabel Moderating”Dari hasil regresi berganda, menghasilkan satu hipotesis yang menunjukkan pengaruhnya terhadap

kinerja manajerial, yaitu: 1) TQM berpengaruh signifikan terhadap kinerja

manajerial. Sementara itu, dari hasil analisis regresi moderasi menunjukkan dua

hipotesis yang tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial, yaitu: 2) Interaksi

(40)

kinerja manajerial, 3) Interaksi TQM dan sistem penghargaan (reward) tidak

berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.

2. Andrianto, Edo dari Fakutas Ekonomi Unversitas Dipenogoro dengan judul

penelitian “ Analisis Pengaruh TQM Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (studi kasus pada PT NASMOCO KALIGAWE BODY REPAIR Semarang”. dari Hasil analisis menggunakan regresi linear berganda dapat diketahui bahwa variabel

penghargaan dan pengakuan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja

karyawan PT. Nasmoco Kaligawe Body Repair Semarang. Kedua, variabel

kerjasama tim berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan PT.

Nasmoco Kaligawe Body Repair Semarang. Ketiga, budaya organisasi

berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Nasmoco Kaligawe

Body Repair Semarang. Hasil analisis menggunakan uji t dapat diketahui

penghargaan dan pengakuan, kerjasama tim, dan budaya organisasi berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Nasmoco Kaligawe Body

Repair Semarang. Hasil analisis menggunakan koefisien determinasi diketahui

bahwa 62,1% variabel kepuasan kerja dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel

penghargaan dan pengakuan, kerjasama tim, dan budaya organisasi, sedangkan

37,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.

3. Tyas, Ika Sukowati.Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

MalangDengan judul skripsi“Pengaruh Total Quality Management (TQM)

(41)

Karyawan (PPK) (Studi Kasus pada Group S PT. Mermaid Textile Indus-try Indonesia)”.Berdasarkan hasil analisis deskriptif data tentang implementasi Total Qu-ality Management (TQM) di PT. Mermaid Textile Industry Indonesia adalah

baik. Hal ini terbukti dengan adanya 45,87% atau 50 orang menjawab baik.

Kondisi Pelibatan dan Pemberdayaan Karyawan di PT. Mermaid Textile Industry

Indonesia adalah sangat bagus. Terbukti 58 orang (53,21%) menjawab sangat

bagus. Sedangkan kondisi tingkat Produktivitas Kerja karyawan di PT. Mermaid

Textile Industry Indonesia sangat tinggi. Kondisi ini ditunjukkan dengan adanya

sejumlah 84,41% atau 92 orang menjawab sangat tinggi. Dari hasil analisis regresi

berganda dapat diketahui bahwa secara parsial dan simultan ada pengaruh yang

signifikan antara variabel Total Quality Management (TQM) serta Pelibatan dan

Pemberdayaan Karyawan (PPK) terhadap Produktivitas Kerja karyawan.Variabel

Total Quality Management (TQM)serta variabel Pelibatan dan Pemberdayaan

Karyawan (PPK) memiliki pengaruh sebesar 89% terhadap variabel produktivitas

kerja karyawan. Sedangkan dari hasil analisis regresi sederhana untuk melihat

pengaruh variabel Total Quality Management (TQM)terhadap variabel Pelibatan

dan Pemberdayaan Karyawan (PPK) diperoleh hasil bahwa variabel Total Quality

Management (TQM) memiliki pengaruh sebesar 96,2% terhadap variabel

(42)

BAB III

METODE PENELITAN

3.1 Bentuk Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif metode kuantitatif.Menurut

Sugiyono (2008:55) bentuk penelitian merupakan penelitian dengan metode

penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif, dimana dapat diartikan sebagai

suatu pernyataan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua

variabel atau lebih. Menurut Juliandi (2013:14) penelitian dalam permasalahan

asosiatif merupakan penelitian yang berupaya mengkaji bagaimana suatu variabel

memiliki keterkaitan dan berhubungan dengan variabel lain, atau apakah suatu

variabel menjadi penyebab perubahan variabel lainnya. Dengan tujuan untuk

mengetahui pandangan konsumen dalam penerapan Total Quality Management

terhadap kemajuan usaha.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini di dilakukan pada RM. Lobu Bara jalan Purbasinomba No. 29

(43)

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2008:115) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Pada penelitian ini, populasi yang diambil adalah konsumen yang telah

membelimakanan di RM. Lobu Bara. Dimana berdasarkan dari pra penelitian dan

hasil wawancara langsung yang dilakukan oleh peneliti terhadap pegawai RM.

Lobu Bara , diketahui bahwa jumlah konsumen yang membeli pada RM. Lobu

Bara sebanyak 50 orang setiap harinya, sehingga selama 7 hari pra penelitian

yang dilakukan oleh peneliti maka jumlah populasi dari penelitian ini yakni

sebanyak 350 orang.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2008: 116) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik yang dipilih dalam

penelitian ini adalah teknik non probability sampling yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi

anggota sampel. Menurut Sugiyono (2008:118) teknik non probability sampling

(44)

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang

kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

Menurut Tatang (2011:45) untuk menentukan besar sampel yang diperlukan,

maka digunakan rumus slovin dengan syarat jumlah populasi harus lebih dari 100

orang, populasi juga harus terhingga atau diketahui jumlah populasi yang jelas,

sebagai berikut merupakan perhitungan penentuan sampel pada penelitian ini:

n = � 1+��2

Keterangan:

n = Besar sampel yang diinginkan

N = Jumblah Populasi

e = estimator proporsi populasi

Sehingga jumlah sample menjadi:

n = � 1+�2

n = 350

1+350 (0.1)2 = 99,71 orang. Dibulatkan menjadi 100 orang.

Atas perhitungan diatas didapatkan sampel sebanyak 100 orang yang menjadi

(45)

3.4 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2008:70) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian, oleh karena itu, rumusan masalah penelitian biasanya

disusun dalam bentuk kalimat pernyataan.Dikatakan sementara karena jawaban

yang diberikan baru didasarkan pada teori relevan, belum didasarkan pada

fakta-fakta empiris yang diperoleh melaului pengumpulan data. Adapun hipotesis dalam

penelitian ini adalah :

1. Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan TQMterhadap Kemajuan Usaha.

2. H0 :Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan TQM terhadap Kemajuan Usaha.

3.5 Kerangka Konsep

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang menjadi yang menjadi

variabel penelitian yaitu: variabel TQM yaitu variabel independen/variabel bebas (X) dan variabel Kemajuan Usaha yaitu variabel dependen/variabel terikat (Y).

konsep penelitian ini adalah untuk melihat, mengukur, dan menganalisis pengaruh

TQM terhadap kemajuan usaha.

Gambar 3.1 TQM (X)

((

(46)

3.6 Defenisi Oprasional

Defenisi oprasional merupakan petunjuk pelaksanaan yang mengenai

cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Adapun variabel penelitian beserta

defenisi oprasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

Variabel TQM (X) merupakan sebuah pendekatan yang menekankan

peningkatan proses produksi secara terus menerus melalui eliminasi pemborosan,

peningkatan kualitas, serta mengurangi biaya produksi. Dengan demikian, tujuan

akhir dari konsep TQM adalah untuk mencapai kepuasan pelanggan dan upaya

mengurangi suatu kesalahan/ketidaksempurnaan barang atau jasa yang dihasilkan.

Berikut ini merupakan indicator TQM :

1. Kepuasan pelanggan

Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak

hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi terterntu, tetapi kualitas

tersebut ditentukan oleh pelanggan.Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan

internal dan pelanggan eksternal.Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk

dipuaskan dalam segala aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan, dan

ketepatan waktu.Oleh karena itu, segala aktivitas perusahaan harus

dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan. Kualitas yang dihasilkan

(47)

kualitas hidup para pelanggan. Semakin tinggi nilai yang diberikan, maka semakin

besar pula kepuasan pelanggan.

2. Respek terhadap Setiap Orang

Dalam perusahaan yang kualitasnya tergolong kelas dunia, setiap karyawan

dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreatifitas yang

khas.Dengan demikian, karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling

bernilai. Oleh karena itu, setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik

dan diberikan kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil

keputusan.

3. Manajemen Berdasarkan Fakta

Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta.Maksudnya, bahwa setiap keputusan

selalu didasarkan pada data, bukan sekedar perasaan.Ada dua konsep pokok yang

berkaitan dengan hal ini.Pertama, prioritas (prioritization), yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan,

mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu, dengan

menggunakan data, maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat memfokuskan

usahanya pada situasi tertentu yang vital. Konsep kedua, yaitu variasi atau variabilitas

kinerja manusia.Data statistik dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas

yang merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem organisasi.Dengan demikian,

manajemen dapat memprediksikan hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang

dilakukan.

(48)

Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses sistematis dalam

melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan. Konsep yang berlaku di sini

adalah siklus PDCAA (plan-do-check-act-analyze) yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan, dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.

Kemajuan Usaha (Y)merupakan kemampuan suatu usaha untuk

menghasilkan laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun

modal sendiri secara terus menerus dan cenderung meningkat. Adapun yang

menjadi indikator dari Variabel kemajuan usaha adalah sebagai berikut :

Peluang pasar yang baik, usaha memiliki peluang yang baik dan dalam

melaksanakan penetrasi pasar

Keunggulan persaingan, usaha memilki keunggulan kompetitif sehingga dapat

bersaing dengan usaha sejenis

Kualitas barang/jasa, usaha memiliki kualitas yang baik atas produk yang

ditawarkan kepada konsumen

Inovasi yang berproses, melaksanakan perubahan atau terobosan baru dalam

setiap kegiatan usaha

Dasar budaya perusahaan, memiliki haluan dalam bertindak dan melaksanakan

(49)

Menghargai pelanggan dan pegawai, sikap dimana perusahaan menghargai

keberadaan pelanggan dan pegawai dan menghargai produknya

Manajemen yang berkualitas, memiliki manajemen yang baik dan yang dapat

mengotrol setiap kegiatan usaha.

Tabel 3.1 Defenisi Oprasional

Variabel Indikator

TQM (X)

Kepuasan pelanggan

Respek terhadap Setiap Orang

Manajemen Berdasarkan

Fakta

Perbaikan Berkesinambungan

Kemajuan Usaha (Y)

Peluang pasar yang baik

Keunggulan persaingan

Kualitas barang/jasa

Inovasi yang berproses

Dasar budaya perusahaan

Menghargai pelanggan dan

pegawai

(50)

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data-data, informasi, keterangan-keterangan serta

fakta-fakta yang diutuhkan untuk penelitian ini, maka dilakukan teknik pengumpulan

data sebagai berikut :

Pengumpulan Data Primer (Primary Data)

Pengumpulan Data Primer (Primary Data) yaitu pengumpulan data yang diperoleh

melalui penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta

yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu dilakukan dengan menggunakan

angket (kuesioner) dan observasi (pengamatan) :

Kuisioner (Angket) Tertutup

Kuisioner Tertutup adalah daftar pertanyaan berdasarkan indikator-indikator dari

variabel penelitian dimana responden dibatasi dalam menjawab dengan

memberikan daftar jawaban dan responden hanya bisa menjawab dengan memilih

pilihan jawaban yang telah disediakan. Kuisioner diberikan kepada responden

yang merupakan konsumen dari Next Salon For Men untuk mendapatkan data

primer yang dibutuhkan oleh peneliti.

Observasi (Pengamatan)

Observasi dilakukan untuk menambah informasi tentang TQM dan Kemajuan Usaha di RM. Lobu Bara yang didasari pada realita di lokasi penelitian.Observasi

dilaksanakan secara langsung kepada pegawai dan konsumen dan terhadap TQM

di RM. Lobu Bara n, Jumlah pembelian konsumen dan karakteristik konsumen,

(51)

2. Pengumpulan Data Sekunder (Secondary Data)

Pengumpulan Data Sekunder (Secondary Data), yaitu teknik pengumpulan data

yang dilakukan melalui kegiatan pengumpulan data yang diperoleh dari sumber

kedua atau sumber sekunder untuk mendukung data primer yaitu melalui studi

kepustakaan dan studi dokumentasi untuk penjelasannya sebagai berikut:

Studi Kepustakaan

Pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, kaya ilmiah serta pendapat

para ahli yang berkompetensi serta mamiliki relevansi dengan masalah yang akan

diteliti.

Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau

dokumen-dokumen yang ada di lokasi penelitian yaitu dokumen-dokumen atau daftar konsumen yang

membeli makanan di RM. Lobu Bara.

3.8 Teknik Penentuan Skor

Untuk menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka peneliti membutuhkan

teknik penentuan skor.Teknik penentuan skor yan digunakan dengan Skala Likert

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang variabel penelitian.Dalam penelitian ini akan digunakan lima tipe

alternatif jawaban yaitu sebagai berikut :

Untuk pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5

(52)

Untuk pilihan jawaban Kurang Setuju (KS) diberi skor 3

Untuk pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

Untuk pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

3.9 Teknik Analisa Data

Teknik analisa yang digunakan adalah teknik analisa data kuantitatif yang

merupakan suatu pengukuran yang digunakan dalam suatu penelitian yang dapat

dihitung dengan jumlah satuan tertentu atau dinyatakan dengan angka-angka.

Metode yang digunakan adalah metode analisis korelasi dan regresi dengan

bantuan program SPSS.

3.9.1 Metode Uji Instrumen

Uji instrumen untuk dapat memenuhi ketetapan dan kebenaran melalui dua

persyaratan, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.

A. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur dapat

mengukur apa yang ingin diukur. Hasil penelitian dikatakan valid bila terdapat

kesenian antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada

objek yang diteliti.Sedangkan penelitian yang dikatakan tidak valid bila ada

ketidak sesuaian antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya

terjadi pada objek.Bila suatu alat ukur sudah dikatakan valid, maka selanjutnya

dapat dilakukan pengujian reliabilities alat ukur.Sebaliknya bila alat ukur

dikatakan tidak valid, maka alat ukur yang telah digunakan sebelumnya hams

(53)

Uji signifikan dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r

tabel. Jika r tiap butir lebih besar dari r dan nilai r positif, maka butir atau

pertanyaan tersebut dikatakan valid. Pengujian validitas dilakukan dengan

menggunakan uji satu sisi, taraf signifikan 5% dengan df = n-2.

Dengan ketentuan:

Jika rhitung > rtabelmaka pertanyaan valid.

Jika rhitung< rtabelmaka pertanyaan tiadak valid

B. Uji Reabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya ukuran dalam

penggunaannya. Instrumen yang reliable adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang

sama, atau jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu. Uji ini juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana

pengukuran pada subjek yang sama atau dengan kata lain untuk menunjukkan

adanya kesesuaian antara sesuatu yang di ukur dengan alat pengukuran yang

dipakai. Sesuatu konstruktur atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan

(54)

3.9.2 Metode Analisis Data

A. Metode Analisis Regresi Linear Sederhana

Menurut Sugiyono (2008:270) ”Regresi sederhana didasarkan pada hubungan

fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel

dependen”. Dengan demikian penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

TQM (X) terhadap Kemajuan Usaha (Y). Persamaan Regresi Linier Sederhana :

Y= a + bX

Y = Subjek dalam variable dependen yang diprediksikan

a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

x = Variabel bebas

B. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji

multikolinearitas, dan uji autokorelasi. Pada penelitian ini uji multikolinearitas

tidak digunakan karena uji ini untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen

yang memiliki kemiripan dengan variabel independen yang lain dalam satu model,

sedangkan ujikorelasi khusus digunakan untuk time series.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi

variabel dependen dan independen memiliki distribusi normal atau tidak.Untuk

menguji normalitas data adalah dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov

(55)

probabilitasnya.Jika nilai Kolmogorov-Smirnov tidak signifikan (Asymp. Sig.

(2-tailed) > α 0,05) maka data adalah normal.

C. Uji Hipotesis 1. Uji Parsial (uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu

variabel independen secara individual menerangkan variasi variabel dependen.

Hipotesis yang di gunakan :

Ho: bi £ 0, maka variabel independen (TQM) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Kemajuan Usaha).

Ho: bi > 0, maka variabel independen (TQM ) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengaruh dependen (kemajuan usaha).

Cara melakukan uji tdengan tingkat signifikan (a) = 0,05 adalah dengan

membandingkan t hitungnya dengan t tabel. Apabila t tabel > t hitungnya maka

Ho diterima dan Ha ditolak, sedangkan apabila t tabelnya < t hitungnya maka Ho

ditolak dan Ha diterima.

2. Koefisien Determinasi

Menurut Ghozali (2006 :65) koefesien determinasi mengukur seberapa

jauh variabel independen menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefesien

determinasi adalah antara nol dan satu.Apabila hasil �2mendekati 1 maka hasil

(56)

variabel terikat.Namun apabila hasil �2mendekati 0 berarti mengindikasikan

(57)

BAB IV PEMABAHASAN 4. Gambaran Umum RM Lobu Bara

4.1 Sejarah Singkat RM Lobu Bara

Rumah Makan Lobu Bara di Jalan Purbasinomba No. 29 Padang Lawas Utara

adalah jenis usaha yang berkaitan dengan jenis usaha bisnis kuliner.Rumah Makan

Lobu Bara ini berdiri pada tahun 2008.Rumah Makan Lobu Bara ini buka dari

hari senin sampai minggu, dimulai dari jam 10.00 sampai jam 20.00 ( pada hari

senin-jumat ) dan jam 10.00 sampai jam 21.00 ( pada hari sabtu dan minggu).

Berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada Rumah Makan

Lobu Bara menunjukan data pengunjung setiap harinya rata-rata 60 orang, RM

Lobu Bara juga menyediakan layanan pesan antar kepada konsumen yang tidak

dapat datang ke RM Lobu Bara baik dalam jumlah kecil ataupun besar..

Sejak tahun 2008 hingga saat ini Rumah Makan Lobu Bara tetap menjadi pilihan

utama bagi masyarakat Padang Lawas Utara ataupun masyarakat pendatang yang

berkunjung kePadang Lawas Utara. Rumah makan ini terkenal dengan Holat,

holat adalah olahan dari ikan mas yang dibakar lalu dilumuri dengan kuah yang

berasal dari resep rahasia untuk Rumah Makan Lobu Bara. Rumah Makan Lobu

Bara merupakan rumah makan yang sangat memperhatikan pelayanan dan sistem

manajemen yang baik yangmenjadi daya tarik bagi konsumen.Dalam

Gambar

Tabel 3.1 Defenisi Oprasional
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdsarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Bersarkan Penghasilan
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Berkunjung
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana rancangan revitalisasi kawasan wisata makam Kartini yang ruang- ruangnya dapat mewadahi fungsi bangunan yang berbeda, yaitu sebagai tempat rekreasi,

cells were found in the stem cells therapy group, followed by the combination of stem cell therapy and physical exercise group. It shows the changes on those

Mengamati : pengertian bank dan lembaga keuangan bukan bank , fungsi bank dan lembaga keuangan bukan bank jenis, prinsip kegiatan usaha, dan produk bank dan lembaga keuangan

Membina tenaga kerja yang caru, banyak mensita waktu dan berarti menunda bekerja secara optimal sebagaimana ya~g

Hasil : Ada pengaruh faktor sikap, teman sebaya, kontrol diri, paparan media pornografi dan pengetahuan yang mempengaruhi kejadian seks pranikah ditunjuk dengan uji korelasi

penelitian ini adalah mendapatkan faktor penyebab siswa tidak dapat berkomunikasi dengan baik dan menemukan bagaimana penerapan model konseling Behavioristik dapat

Dengan demikian khalifah mempunyai kewenangan dan kekuasaan untuk mengeluarkan suatu ketetapan hukum tidak diatur secara jelas dalam Al-Qur’an dan al-Hadis}, namun hak untuk

Anak mungkin menjadi takut untuk memiliki jarak intim atau jarak personal dengan orang lain hingga waktu yang sulit ditentukan, yang dapat muncul dalam bentuk