PENGARUH PROFESIONALISME, KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR, DAN BATASAN WAKTU AUDIT TERHADAP
KUALITAS AUDIT
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Mochamad Idris NIM: 107082001539 JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ii
PENGARUH PROFESIONALISME, KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR, DAN BATASAN WAKTU AUDIT TERHADAP
KUALITAS AUDIT
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Mochamad Idris NIM: 107082001539
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Amilin, SE, Ak, M.Si Reskino, SE, Ak, M.Si NIP. 197306152005011009 NIP. 197409282008012004
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Jumat, 15 April 2011 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Mochamad Idris
2. NIM : 107082001539
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : “Pengaruh profesionalisme, karakteristik personal
auditor, dan batasan waktu audit terhadap kualitas audit”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 April 2011
1. Prof. Dr. Ahmad Rodoni ( _____________________ )
NIP. 19690203 200112 1 003 Ketua
2. Rahmawati, SE., MM ( _____________________ )
NIP. 19770814 200604 2 003 Sekretaris
3. Rini, SE., M.Si, Ak ( _____________________ )
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Mochamad Idris
No. Induk Mahasiswa : 107082001539
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Ciputat, Juni 2011 Yang Menyatakan,
v
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Senin, 15 Juni 2011 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
5. Nama : Mochamad Idris
6. NIM : 107082001539
7. Jurusan : Akuntansi
8. Judul Skripsi : “Pengaruh Profesionalisme, Karakteristik Personal
Auditor, dan Batasan Waktu Audit terhadap Kualitas Audit.”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Juni 2011
4. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS ( _____________________ )
NIP. 19570617 198503 1 002 Ketua
5. Rahmawati, SE., MM ( _____________________ )
NIP. 19770814 200604 2 003 Sekretaris
6. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si ( _____________________ )
NIP. 19730615 200501 1 009 Pembimbing I
7. Reskino, SE., Ak, M.Si ( _____________________ )
NIP. 19740928 200801 2 004 Pembimbing II
8. Prof. Dr. Azzam Jasin, Ak ( _____________________ )
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Mochamad Idris
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 18 Desember 1988
3. Alamat : Jl. Kesehatan VI dalam No.27 RT 008/011
Kel. Bintaro Kec. Pesanggrahan Jakarta
Selatan 12330
4. Telepon : 0857 1717 6569
5. Email : idrz.mochizz@gmail.com
II. PENDIDIKAN
1. SDN Bintaro 012 Pagi Tahun 1995-2001
2. SMP Negeri 177 Jakarta Tahun 2001-2004
3. SMK Negeri 20 Jakarta Tahun 2004-2007
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007-2011
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Kelompok Ilmiah Remaja SMK N 20 Jakarta Sebagai Wakil Ketua
(2004-2005)
2. Rohis SMK N 20 Jakarta Sebagai Wakil Ketua Divisi Humas (2005-2006)
3. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebagai Staf
vii
4. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebagai Staf
Departemen Kemahasiswaan (2010-2011)
5. Anggota “Gbroegh Fishing Club” (2010 – sekarang)
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : H. Mochamad Cholili
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 25 Desember 1945
3. Ibu : Hj. Zubaedah
4. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 02 Oktober 1962
viii
INFLUENCE OF PROFESSIONALISM, AUDITORS PERSONAL CHARACTERISTIC, AND AUDIT TIME LIMIT TO AUDIT QUALITY
ABSTRACT
This study examines the influence of professionalism, auditor’s personal characteristic and audit time limit to audit quality . Respondents in this study are auditors who worked for Public Accounting Firm in Jakarta. The number of auditor that were visited in this study were 80 auditors from 20 Public Accounting Firms. The method of determining the sample is by using purposive sampling method, while the data processing methods used by researcher are the multiple regression.
The result shows professionalism, auditor’s personal characteristic, and audit tenure have significantly influence to audit quality.
ix
PENGARUH PROFESIONALISME, KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR, DAN BATASAN WAKTU AUDIT TERHADAP
KUALITAS AUDIT ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit terhadap kualitas audit. Responden dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Jumlah auditor yang menjadi sampel penelitian ini adalah 80 auditor dari 20 Kantor Akuntan Publik. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah purposive sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan peneliti adalah analisi regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit secara simulatan dan signifikan berpengaruh terhadap kualitas audit.
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Profesionalisme, Karakteristik Personal Auditor, dan Batasan Waktu Audit Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta)”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tua yang telah memberikan semangat serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis.
3. Keluarga yang telah menyemangati dan memberikan banyak inspirasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Rahmawati, SE, MM selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Dr. Amilin, SE, Ak, M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia yang telah memberikan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi.
xi
9. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
10. Teman-teman akuntansi yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Juni 2011
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Pengesahan Skripsi ... ii
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ... iii
Lembar Pengesahan Uji Skripsi ... iv
Daftar Lampiran ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11
1. Tujuan Penelitian ... 11
2. Manfaat Penelitian ... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13
A. Tinjauan Literatur ... 13
xiii
2. Profesionalisme ... 15
3. Karakteristik Personal Auditor ... 27
4. Batasan Waktu Audit ... 32
5. Kualitas Audit ... 35
B. Keterkaitan antara Variabel dan Perumusan Hipotesis ... 43
1. Profesionalisme dengan Kualitas Audit ... 43
2. Karakteristik Personal Auditor dengan Kualitas Audit ... 44
3. Batasan Waktu dengan Kualitas Audit ... 46
C. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ... 47
D. Kerangka Pemikiran ... 51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 53
A. Ruang Lingkup Penelitian ... 53
B. Metode Penentuan Sampel ... 53
C. Metode Pengumpulan Data ... 55
1. Penelitian Pustaka (Library Research) ... 55
2. Penelitian Lapangan (Field Research) ... 55
D. Metode Analisis Data ... 55
1. Statistik Deskriptif ... 56
2. Uji Kualitas Data ... 56
3. Uji Asumsi Klasik ... 57
4. Uji Hipotesis ... 58
E. Operasionalisasi Variabel ... 61
xiv
2. Variabel Independen ... 61
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 64
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan ... 64
1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 64
2. Karakteristik Profil Responden ... 66
B. Hasil Uji Instrumen penelitian ... 70
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 70
2. Hasil Uji Kualitas Data ... 71
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 75
4. Hasil Uji Hipotesis ... 79
BAB V PENUTUP ... 87
A. Kesimpulan ... 87
B. Implikasi ... 89
C. Saran ... 92
Daftar Pustaka ... 93
xv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan ` Halaman
2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ... 48
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 63
4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian ... 65
4.2 Data Sampel Penelitian... 66
4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 67
4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir ... 67
4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 68
4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ... 69
4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ... 70
4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 70
4.9 Hasil Uji Validitas Profesionalisme ... 72
4.10 Hasil Uji Validitas Karakteristik Personal Auditor ... 72
4.11 Hasil Uji Validitas Batasan Waktu Audit ... 73
4.12 Hasil Uji Validitas Kualitas Audit ... 73
xvi
No. Keterangan Halaman
4.14 Hasil Uji Multikolonieritas ... 75
4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Variabel Y, X1, X2 dan X3 ... 79
4.16 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1, X2 dan X3 ... 80
4.17 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1, X2 dan X3 ... 85
xvii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 51
4.1 Grafik Scatterplot ………... 76
4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ... 77
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Surat Penelitian Skripsi ... 98
2 Surat Penelitian ... 100
3 Surat Keterangan dari KAP ... 103
4 Kuesioner Penelitian ... 107
5 Daftar Jawaban Responden ... 112
1
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pada saat ini, kebutuhan akan profesi akuntan publik sangatlah mendesak
bagi perusahaan-perusahaan baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Keinginan untuk mendapatkan pengakuan publik terhadap usahanya membuat
perusahaan-perusahaan tersebut berlomba-lomba mendapatkan jasa auditor.
Banyak kasus atau skandal keuangan yang terjadi saat ini terungkap oleh
adanya peran auditor. Peran yang besar dalam mengungkap kasus tersebut
tentunya melalui proses panjang yang memakan waktu dan segala macam
tantangan profesi dari pada auditor. Karena sebagai akuntan publik yang
memiliki integritas, seorang auditor dituntut untuk mematuhi kode etik profesi.
Kode etik profesi inilah yang mengatur perilaku akuntan publik dalam
menjalankan praktiknya baik dengan masyarakat maupun sesama anggota.
Dengan kode etik profesi, semua kegiatan auditor dapat dilihat seberapa besar
tingkat profesionalisme seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya. Karena
bukan menjadi rahasia lagi, tingkat profesionalisme auditor pada saat ini
banyak dipertanyakan, hal tersebut disebabkan munculnya kasus-kasus tindak
kecurangan atas pelaporan keuangan yang dilakukan oleh oknum-oknum
auditor yang bekerja sama dengan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan
besar. Hal tersebut tentunya dapat merugikan banyak pihak, di antaranya
2 mengetahui kinerja keuangan perusahaan yang telah di audit. Namun dibalik
itu semua, banyak juga auditor yang benar-benar serius dalam melaksanakan
tugasnya, menghargai almamaternya sebagai akuntan publik dengan mentaati
kode etik profesi yang telah ditetapkan. Dengan begitu, tingkat profesionalisme
auditor tersebut tidak perlu diragukan lagi. Dan tentunya tidak merugikan
banyak pihak yang menginginkan informasi dengan sebaik-baiknya tanpa ada
manipulasi dari internal perusahaan maupun auditor sebagai pemeriksa laporan
keuangan.
Terkait dengan tindakan para oknum auditor yang bekerjasama dengan
perusahaan dalam pelaksanaan tindak kecurangan pelaporan keuangan
menyebabkan kinerja dari auditor dipertanyakan. Maraknya skandal akuntansi
pun tidak lepas dari peran oknum perusahaan untuk memperkaya diri sendiri
atau golongan tertentu. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa
skandal-skandal akuntansi belakangan ini membuktikan kinerja auditor tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat. Masih teringat di benak publik
atas skandal yang terjadi di PT. Telkom yang melibatkan dua KAP sekaligus,
yaitu KAP Eddy Pianto yang merupakan partner KAP Grant Thornton dan
KAP Hadi Sutanto yang merupakan partner KAP PwC. Inti permasalahannya
adalah PT. Telkom yang di audit KAP Eddy Pianto meminta laporan audit anak
perusahaannya yaitu Telkomsel yang di audit oleh KAP Hadi Sutanto. Namun
KAP Hadi Sutanto menolaknya karena beranggapan hal tersebut sesuai dengan
peraturan AU 543. Karena permasalahan itu, maka SEC menolak hasil audit
3 kesalahpahaman dalam menginterpretasikan sebuah peraturan. Untuk itu,
sebaiknya para auditor dalam melaksanakan tugasnya harus betul-betul
mencermati peraturan yang berlaku agar dalam pelaksanaan pekerjaan tidak
ada kesalahpahaman dengan pihak manapun.
Kemudian kasus lain yang menyebabkan profesi auditor tercoreng adalah
skandal yang dilakukan oleh perusahaan PT. Great River. Kasus tersebut
menyeret Akuntan Publik Justinus Aditya Sidharta menjadi tersangka dan pada
akhirnya izinnya dibekukan pada 28 November 2006 oleh Menteri Keuangan
saat itu. Skandal pada PT. Great River yang berhasil ditemukan oleh Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK)
mengindikasikan kelebihan pencatatan atau overstatement penyajian account
penjualan dan piutang dalam laporan tersebut. Kelebihan itu berupa
penambahan aktiva tetap dan penggunaan dana hasil emisi obligasi yang tanpa
pembuktian. Akibatnya, Great River kesulitan arus kas. Perusahaan tidak
mampu membayar utang Rp250.000.000.000 kepada Bank Mandiri dan gagal
membayar obligasi senilai Rp 400.000.000.000.
Di luar negeri, kasus-kasus kecurangan pada pelaporan keuangan dan
penyalahgunaan wewenang juga marak terjadi. Masih terdengar kasus besar
seperti Enron, WorldCom, dan kasus lainnya yang begitu menggemparkan.
Bahkan mempengaruhi perekonomian Amerika Serikat pada saat itu. Kasus
yang terjadi pada Enron adalah salah satu yang terbesar. Seperti diketahui
Enron adalah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston, Texas,
4 menyembunyikan hutang, mendongkrak laba bersih lebih dari $1 miliar, dan
menyogok pejabat asing untuk memenangkan kontrak di luar Amerika. Padahal
saat itu, ada KAP yang sedang memeriksanya yaitu KAP Arthur Andersen.
Namun pada kenyataannya, Arthur Andersen justru turut serta dalam tindak
kecurangan yang dilakukan oleh Enron. Salah satunya adalah dengan
memusnahkan dokumen yang bisa dijadikan bukti. Melihat keadaan seperti itu,
Senator Sarbanes dan Oxley berinisiatif untuk menyusun Undang-Undang
tentang pertanggungjawaban perusahaan publik, dan akhirnya dengan cepat
draft itu disetujui kongres pada akhir tahun 2001. Sarbanes Oxley Act ini
sangat mempengaruhi profesi akuntan dan pasar modal.
Melihat kasus-kasus yang terjadi sudah seharusnya menjadi pelajaran,
sehingga kedepannya tidak akan terulang lagi. Auditor sebagai pihak yang
berwenang memeriksa keuangan perusahaan harus bekerja sesuai koridor yang
disediakan sehingga auditor dapat mengetahui mana yang menjadi tugasnya
dan mana yang tidak boleh dikerjakan. Karena dengan tanggung jawabnya
yang besar, seorang auditor dituntut untuk selalu mempertahankan
integritasnya dalam melaksanakan pekerjaan. Disini peran keahlian dan
kompetensi memiliki andil penting dalam membantu peran auditor tersebut.
Namun seorang auditor pun harus profesional dalam pekerjaannya, di satu sisi
keahlian dan kompetensi menjadi faktor akademis yang memang menjadi
modal utama dalam melaksanakan audit, namun di sisi lain profesionalisme
menjadi faktor yang sangat penting untuk menyempurnakan keahlian dan
5 profesionalisme berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap kualitas audit. Baotham (2007:1) menyatakan bahwa terdapat
hubungan positif antara profesionalisme seorang auditor dengan kualitas audit.
Ada keterkaitan tertentu yang menyebabkan pengaruh tersebut, misalnya ketika
auditor bersikap profesional dalam melaksanakan tugasnya, independensi dan
kompetensinya terjaga dari segala macam tekanan maupun intervensi dari
berbagai pihak, dengan begitu kualitas audit yang dihasilkan pun sebanding
dengan apa yang dilihat, diteliti, dan disimpulkan.
Seiring dengan perkembangan zaman, seorang auditor memiliki tantangan
yang besar dalam melaksanakan pekerjaannya, ia harus memiliki integritas
sebagai bukti keprofesionalannya, tapi di lain sisi, adanya dorongan dan
intervensi dari berbagai pihak yang terlibat di dalamnya memiliki andil yang
besar untuk mempengaruhi integritas auditor dan itu menjadi tantangan
tersendiri bagi profesi auditor.
Selain menjadi seorang profesional yang memiliki sikap profesionalisme,
akuntan publik juga harus memiliki pengetahuan yang memadai dalam
profesinya untuk mendukung pekerjaannya dalam melakukan setiap
pemeriksaan. Setiap akuntan publik juga diharapkan memegang teguh etika
profesi yang sudah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
agar situasi penuh persaingan tidak sehat dapat dihindarkan. Selain itu, dalam
perencanaan audit, akuntan publik harus mempertimbangkan masalah
penetapan tingkat resiko pengendalian yang direncanakan dan pertimbangan
6 profesionalisme juga menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin menjadi
seorang auditor eksternal. Sebab dengan profesionalisme yang tinggi
kebebasan auditor akan semakin terjamin (Herawaty et al., 2008:2). Kemudian
Menurut Wahyudi (2006:2), untuk menjalankan perannya yang menuntut
tanggung jawab yang semakin luas, auditor eksternal harus memiliki wawasan
yang luas tentang kompleksitas organisasi modern. Hal tersebut dikarenakan
semakin berkembangnya jaringan dunia usaha pada saat ini menyebabkan alur
mobilisasi perekonomian semakin meningkat dan kompleks, untuk itu
diperlukan wawasan yang luas dalam menghadapi perkembangan pengetahuan
tersebut.
Untuk mengetahui apakah laporan keuangan telah disusun secara wajar
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), maka dilakukan
pemeriksaan oleh eksternal auditor yang akan memberikan opini terhadap
kewajaran penyajian laporan keuangan tersebut. Ada kalanya opini kurang
mendapat respon yang positif dikarenakan adanya kemungkinan terjadinya
penyimpangan perilaku oleh seorang auditor dalam proses audit (Irawati et al,
2005:1). Disini peran auditor dilihat, bagaimana kinerja perusahaan
mempengaruhi profesionalisme auditor. Walaupun dalam Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) sudah diinformasikan secara detail, namun dalam
kenyataannya banyak kecurangan yang terjadi. Auditor bisa secara sadar
maupun tidak sadar menyalahi SAK untuk mencari keuntungan semata.
Kemudian, auditor yang berposisi sebagai pemeriksa laporan keuangan
7 auditor memiliki titik poin yang dianggap tinggi untuk dipertanyakan. Karena
bagaimanapun juga, nama baik seorang auditor tergantung pada bagaimana ia
bersikap dalam melaksanakan pekerjaannya. Dalam hal ini, karakteristik
personal auditor menjadi sebuah hal yang betul-betul mendapat perhatian yang
lebih oleh auditor itu sendiri. Untuk itu, berbagai petunjuk dan pedoman etika
yang diwajibkan kepada auditor harus dilaksanakan, sehingga pandangan
publik terhadap kredibilitasnya tidak perlu dipertanyakan lagi.
Penyimpangan perilaku yang biasanya dilakukan oleh seorang auditor
antara lain melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek
daripada waktu yang sebenarnya (underreporting of audit time), merubah
prosedur yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan audit di lapangan (replacing
and altering original audit procedurs). Mereka juga mengemukakan penyebab
para auditor melakukan penyimpangan tersebut adalah karakteristik personal
yang berupa lokus kendali eksternal (external locus of control) dan tingkat
kinerja pribadi karyawan (self rate employee performance) yang dimiliki para
auditor (Donelly et al., 2003:95). Dari berbagai penyebab dan akibat pada
pernyataan tersebut sudah jelas bahwa ketika auditor merasa memiliki
kesempatan untuk melakukan sebuah tindak kecurangan, maka bukannya tidak
mungkin ada akibat-akibat yang ditimbulkan.
Disebutkan bahwa karakteristik personal dapat mempengaruhi baik secara
langsung maupun secara tidak langsung terhadap kualitas audit. Dalam konteks
audit, manipulasi atau ketidakjujuran pada akhirnya akan menimbulkan
8 kualitas audit yang dapat dilihat sebagai hal yang perlu dikorbankan oleh
individu untuk bertahan dalam lingkungan kerja audit (Irawati et al, 2005:2).
Untuk itulah diperlukan pengawasan yang ketat agar pelaksanaan pekerjaan
audit dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Auditor sebagai pelaksana pemeriksa keuangan klien, dalam
pelaksanaannya memang memiliki banyak tantangan. Selain berbagai tekanan
dan intimidasi dalam pembuatan opini audit, seorang auditor memiliki batas
waktu pelaksanaan audit. Dengan perbandingan, ketika waktu yang dimiliki
auditor untuk melaksanakan audit sedikit, maka kualitas audit yang dibuat
kurang baik, begitu juga sebaliknya. Ketika auditor memiliki waktu
pelaksanaan audit yang cukup, maka hasil yang akan dicapai akan baik. Hal
tersebut terjadi karena, faktor waktu yang membatasi kinerja audior membuat
pelaksanaan audit menjadi tidak maksimal, misalnya dalam melakukan
pengujian sampel ataupun transaksi-transaksi lainnya.
Batasan waktu audit merupakan suatu tenggang waktu yang diberikan
kepada auditor dalam melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan
klien. Hal tersebut diakibatkan oleh adanya faktor-faktor seperti tugas yang
diberikan dan jangka waktu yang dibutuhkan tidak sinkron. Misalnya
tugas-tugas yang diberikan kepada auditor untuk melaksanakan pemeriksaan laporan
keuangan tidak sebanding dengan waktu yang dimilikinya. Hal tersebut
tentunya sangat berpengaruh terhadap kinerja yang dihasilkan. Maka dari itu,
auditor bertanggung jawab untuk membuat rencana audit yang lengkap beserta
9
auditing dan peraturan yang berlaku, tanpa terkecuali dengan kesulitan untuk
menyeimbangkan antara tanggung jawab kualitas yang dihasilkan dan
elemen-elemen lainnya yang mempengaruhi (Robertson, 2007 dalam Nor et al.,
2010:5). Jadi ada semacam perencanaan matang yang harus dilakukan oleh
auditor sebelum melakukan pekerjaannya. Bagaimana dengan waktu yang
terbatas, auditor dapat menghasilkan kualitas kerja yang baik sesuai dengan
waktu yang ditentukan, dan pastinya sesuai dengan standar yang berlaku.
Namun, auditor sebagai pihak eksternal pemeriksa laporan keuangan
perusahaan pastinya memiliki batasan waktu dalam melaksanakan
pekerjaannya, terkadang ada perusahaan yang memberikan jangka waktu
pelaksanaan audit yang panjang, tapi terkadang ada juga perusahaan yang
memberikan waktu sedikit bagi auditor dalam melaksanakan tugasnya. Untuk
itu, sebagai auditor yang berkompeten pastinya dapat mengatur pengelolaan
waktunya, sehingga kualitas audit yang dihasilkan menjadi baik. Karena
bagaimanapun juga, pekerjaan seorang auditor bukanlah pekerjaan yang bisa
dilakukan dengan cepat, tapi memerlukan ketelitian tanpa mengurangi aspek
efektif dan efisien. Untuk itu auditor harus memikirkan perencanaan program
audit yang sangat matang agar pelaksanaan audit dapat berjalan tepat waktu.
Berdasarkan uraian yang dibahas sebelumnya, maka penelitian ini
mengambil judul “Pengaruh Profesionalisme, Karakteristik Personal
Auditor, dan Batasan Waktu Audit Terhadap Kualitas Audit”. Urgensi dari dilakukan penelitian ini adalah banyaknya kasus-kasus audit laporan
10 terhadap kinerja auditor. Karena sebagai pemeriksa laporan keuangan, tingkat
profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit
menjadi hal yang mutlak untuk diperhatikan untuk menghasilkan kualitas audit
yang baik. Adapun penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh
Ussahawanitchakit (2008) yang membahas tentang kualitas audit. Adapun
perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai
berikut:
1. Ada penambahan 2 variabel independen yaitu variabel karakteristik
personal auditor yang diperoleh dari penelitian Petronila et al (2006) dan
variabel batasan waktu audit yang diperoleh dari penelitian Nor et al
(2010). Penelitian sebelumnya hanya menganalisa hubungan kualitas,
profesionalisme, dan kualitas audit. Pada penelitian kali ini, penulis ingin
menguji pengaruh profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan
batasan waktu audit terhadap kualitas audit. Adapun alasan penambahan
variabel karakteristik personal auditor dan batasan waktu audit adalah
sesuai dengan saran dari penelitian sebelumnya yang menyarankan untuk
menambahkan variabel lain. Selain itu, karakteristik personal auditor dan
batasan waktu audit memiliki pengaruh terhadap pekerjaan auditor itu
sendiri, maka kualitas audit yang dihasilkan pun dapat ditentukan oleh
karakter auditor dan lamanya waktu yang diberikan dalam melaksanakan
pekerjaan.
2. Penelitian sebelumnya dilakukan pada studi empiris di Thailand sehingga
11 Thailand. Namun pada penelitian ini, penelitian dilakukan pada KAP yang
berada di wilayah Jakarta. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh
variabel profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan batasan waktu
audit terhadap kualitas audit apabila dilakukan penelitian di Jakarta.
B.Perumusan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka permasalahannya adalah
sebagai berikut:
1. Apakah profesionalisme auditor berpengaruh terhadap kualitas audit?
2. Apakah karakteristik personal auditor berpengaruh terhadap kualitas audit?
3. Apakah batasan waktu audit berpengaruh terhadap kualitas audit?
4. Apakah profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan batasan waktu
audit berpengaruh terhadap kualitas audit?
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
sebagai berikut:
a. Untuk menguji secara empiris pengaruh profesionalisme terhadap
kualitas audit.
b. Untuk menguji secara empiris pengaruh karakteristik personal auditor
12 c. Untuk menguji secara empiris pengaruh batasan waktu audit terhadap
kualitas audit.
d. Untuk menguji secara empiris pengaruh profesionalisme, karakteristik
personal auditor, dan batasan waktu audit terhadap kualitas audit.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti secara empiris
kepada kepada semua pihak, diantaranya:
a. Bagi pemakai laporan keuangan
Diharapkan penelitian ini menjadi panduan bagi pemakai laporan
keuangan sebagai bahan referensi tambahan.
b. Bagi auditor
Sebagai bahan masukan untuk terus mempertahankan sikap
profesionalnya saat melakukan audit, serta menambah pengetahuan
auditor untuk membuat hasil audit yang lebih baik.
c. Bagi Ilmu Auditing
Menambah literatur dan acuan bagi penelitian pada bidang audit
terutama yang ingin melakukan penelitian lanjutan mengenai kualitas
audit.
d. Bagi Penulis
Menambah ilmu pengetahuan dalam bidang auditing, dan
53
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan kausal yang digunakan
untuk menjelaskan pengaruh variabel independen yaitu profesionalisme,
karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit, terhadap variabel
dependen yaitu kualitas audit. Populasi penelitian ini adalah akuntan publik
yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah
Jakarta.
B.Metode Penentuan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi
juga benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah
yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu (Djatmiko,
2010:50).
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut atau sebagian dari elemen-elemen populasi. Bila populasi
54 populasi, misalnya karena keterbatasan dan tenaga, serta waktu (Djatmiko,
2010:50).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang
bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada wilayah Jakarta.
Dari populasi ini, peneliti akan menentukan besarnya sampel dengan cara
purposive sampling (pemilihan sampel bertujuan), yaitu tipe pemilihan
sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan
menggunakan pertimbangan tertentu (disesuaikan dengan tujuan atau
masalah penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2002:131) dengan kriteria
sebagai berikut:
a. Auditor yang mempunyai pengalaman kerja minimal satu tahun.
Dengan alasan auditor yang telah memiliki pengalaman satu tahun
sudah memiliki waktu dan pengalaman untuk beradaptasi dan menilai
kinerja dan kondisi lingkungan kerjanya.
b. Auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah
Jakarta yang memiliki Nomor Register Ak. maupun tidak.
c. Sampel merupakan auditor yang bekerja pada seluruh Kantor
Akuntan Publik yang ada di wilayah Jakarta sesuai dengan Directory
Kantor Akuntan Publik 2010 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan
Publik Indonesia (2010).
Untuk mendapatkan data yang diperlukan peneliti menggunakan
55 (KAP) yang ada di Jakarta. Responden dalam penelitian ini adalah auditor
yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta.
C.Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
metode penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1. Penelitian Pustaka
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang
diteliti melalui buku, jurnal, directory Kantor Akuntan Publik (KAP)
2010, internet, dan perangkat lain yang berikaitan dengan judul penelitian.
2. Penelitian Lapangan
Peneliti memperoleh data melalui studi lapangan dengan metode kuesioner
melalui daftar pertanyaan tertulis kepada responden. Yang menjadi subjek
dalam penelitian ini adalah auditor eksternal yang bekerja pada Kantor
Akuntan Publik (KAP). Untuk mendapatkan data yang sebenarnya,
kuesioner dibagikan kepada responden dengan mendatangi langsung ke
tempat responden bekerja.
D.Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
56
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi)
(Ghozali, 2009:19).
2. Uji Kualitas Data
Uji kualitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas
dan uji reliabilitas. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk membuktikan sejauh mana
data yang terdapat dalam kuesioner dapat mengukur tingkat
kevaliditasan suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji Pearson
Correlation. Pengujian validitas dapat diperoleh pada setiap item
pertanyaan dengan skor total dari masing-masing pertanyaan., apabila
Pearson Correlation yang diperoleh memiliki nilai signifikan di bawah
level 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid dan begitu juga
sebaliknya, jika Pearson Correlation yang diperoleh memiliki nilai
signifikan di atas level 0,05 berarti data yang diperoleh tidak valid
57 b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengatahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama.
Suatu data dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach
Alpha lebih dari 0,60 (Nunnaly, 1967 dalam Ghozali, 2009:45).
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji normalitas. Penjelasannya
adalah sebagai berikut:
a. Uji Multikolinearitas
Bertujuan untuk menguji apakah model regresi yang ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebasnya.
Multikolinearitas umumnya dapat dilihat dari nilai tolerance dan
lawannya dengan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai tolerance yang
rendah sama dengan VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut-off
yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah
nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10 (Ghozali,
2009:95)
b. Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
58 pengamatan ke pengamatan yang lain. Dasar analisisnya adalah jika ada
titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heterokedastisitas, namun jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2009:125).
c. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Dengan menggunakan Normal
P-P Plot, jika data yang digunakan menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi dapat dikatakan
memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2009:147).
4. Uji Hipotesis
Untuk menganalisis pengaruh antara variabel independen yaitu variabel
Profesionalisme (X1), Karakteristik Personal Auditor (X2), dan Batasan
Waktu Audit (X3) terhadap variabel dependen yaitu kualitas audit (Y),
dilakukan dengan metode statistik dengan tingkat taraf signifikansi α = 0,05 artinya derajat kesalahan sebesar 5%. Alat yang digunakan untuk pengujian
dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang bertujuan yaitu
memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel
independen yang sudah diketahui besarannya (Santoso, 2004:163) . Dengan
59
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e
Y : Kualitas audit
α : Konstanta
β1,….,3 : Koefisien regresi
X1 : Profesionalisme
X2 : Karakteristik personal auditor
X3 : Batasan waktu audit
e : error terms
Pengujian hipotesis dilakukan melalui:
a. Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa
besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati angka satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2009:87).
b. Uji Statistik t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk
60 independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji
pada tingkat signifikansi 0,05. Jika probability t lebih besar dari 0,05
maka tidak ada pengaruh dari variabel independen terhadap variabel
dependen (koefisien regresi tidak signifikan) dan jika nilai probability
t lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh dari variabel independen
terhadap variabel dependen (koefisien signifikan) (Ghozali, 2009:88).
c. Uji Statistik F
Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui
pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model
regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji
pada tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai probabilitas lebih besar dari
0,05 maka model regresi tidak dapat untuk memprediksi variabel
dependen atau dengan kata lain variabel independen secara
bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika
nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain
variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap
61
E.Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas audit sebagai
variabel dependen. Sedangkan profesionalisme, karakteristik personal auditor,
dan batasan waktu audit sebagai variabel independen. Dalam bagian ini,
penelitian menguraikan definisi operasional dan pengukuran masing-masing
variabel sebagai berikut:
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas audit. Kualitas audit
adalah probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan
tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya.
Variabel ini menggunakan 7 instrumen pertanyaan yang diadopsi dari Alim
(2007) . Respon dari responden direkam dengan skala internal (likert) 5
poin dari mulai sangat tidak setuju (5), tidak setuju (4), netral (3), setuju
(2), sampai dengan sangat setuju (1).
2. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah profesionalisme,
karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit.
a. Profesionalisme
Profesionalisme adalah suatu atribut individual yang melakukan
kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat berbekal keahlian
tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan dengan semangat
pengabdian untuk menjalankan tugasnya. Variabel ini menggunakan
62 Respon dari responden direkam dengan skala internal (likert) 5 poin
dari mulai sangat tidak setuju (5), tidak setuju (4), netral (3), setuju (2),
sampai dengan sangat setuju (1).
b. Karakteristik Personal Auditor
Karakteristik Personal auditor adalah kualitas orang-orang yang
memasuki organisasi dengan karakter tertentu yang akan
mempengaruhi perilaku mereka di tempat kerja. Variabel ini
menggunakan 8 pertanyaan. Respon dari responden direkam dengan
skala internal (likert) 5 poin dari mulai sangat tidak setuju (5), tidak
setuju (4), netral (3), setuju (2), sampai dengan sangat setuju (1).
c. Batasan Waktu Audit
Batasan waktu audit adalah batasan waktu yang diberikan kepada
auditor dalam melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan
klien, yang diakibatkan karena adanya ketidakseimbangan antara tugas
dan waktu yang tersedia. Variabel ini menggunakan 5 instrumen
pertanyaan yang diadopsi dari Nor (2010) . Respon dari responden
direkam dengan skala internal (likert) 5 poin dari mulai sangat tidak
setuju (5), tidak setuju (4), netral (3), setuju (2), sampai dengan sangat
63
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
Variabel Indikator No. Butir
Pertanyaan
1. Menggunakan pengetahuan 1 Interval
2. Teguh pada profesi 2
3. Penarikan diri dari 3
4. Profesi yang penting 4
5. Pendapat atas laporan keuangan 5 6. Ketepatan tingkat materialitas 6
7. Audit oleh eksternal auditor 7
8. Menilai auditor lainnya 8
9. Tukar pendapat 9
10. Mendukung organisasi 10
Karakteristik
6. Faktor koneksi dalam penugasan 16
7. Pekerjaan yang memuaskan 17
2. Pemenuhan target dengan waktu
yang ditentukan. 20
3. Kelonggaran waktu audit 21
4. Beban yang ditanggung dengan
Keterbatasan waktu 22
5. Gagal menerapkan prinsip-prinsip
akuntansi 23
6. Proses pengendalian atas pekerjaan
oleh supervisor 29
7. Perhatian yang diberikan oleh
64
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik (auditor) yang
bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah DKI
Jakarta baik KAP kelas kecil, menengah, maupun besar. Auditor yang
berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi partner, manajer, supervisor,
auditor senior, maupun auditor junior yang melakukan pekerjaan di bidang
auditing.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner
penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden atau
melalui pos, serta secara tidak langsung melalui perantara kepada
responden yang bekerja pada KAP di wilayah DKI Jakarta berdasarkan
direktori Kantor Akuntan Publik 2010 yang diterbitkan oleh Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Adapun penyebaran kuesioner dimulai
pada tanggal 26 April 2011 sampai dengan 30 Mei 2011 dan dilakukan ke
20 Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah DKI Jakarta dengan
65
Tabel 4.1
Data Distribusi Sampel Penelitian
No. Kantor Akuntan Publik Kuesioner Dikirim
17 Krisnawan, Bussroni, Achsin & Alamsyah
Sumber: Data Primer
Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 20 KAP dari keseluruhan
KAP yang berada di wilayah DKI Jakarta. Kuesioner yang disebarkan
berjumlah 131 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak
66 buah atau 29,77%, hal ini mungkin dikarenakan waktu penyebaran
kuesioner yang kurang tepat. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 80
buah atau 61,06%, sedangkan kuesioner yang tidak dapat diolah karena
tidak memenuhi kriteria sebagai sampel dan tidak diisi secara lengkap oleh
responden sebanyak 12 buah atau 9,16%. Gambaran mengenai data sampel
disajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.2
Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah Persentase
1. Jumlah kuesioner yang disebar 131 100%
2. Jumlah kuesioner yang kembali 92 70,22%
3. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 39 29,77%
4. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 12 9,16%
5. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 80 61,06%
Sumber: Data primer yang diolah
2. Karakteritik Profil Responden
Dalam penelitian yang dilakukan, responden yang dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada
di wilayah DKI Jakarta berdasarkan direktori Kantor Akuntan Publik 2010
yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Adapun
kriteria dari auditor yang dituju antara lain sudah memiliki Nomor
Register Ak maupun tidak, memiliki pengalaman kerja sebagai auditor
minimal satu tahun, dan bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah
DKI Jakarta. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden
yang terdiri dari jenis kelamin, posisi terakhir, usia, pendidikan terakhir
67
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Berikut ini adalah deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin yang
disajikan dalam tabel 4.3
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Data primer yang diolah
Dalam tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sekitar 47 orang atau
58,8% responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, dan sisanya
sebesar 33 orang atau 41,3% responden berjenis kelamin perempuan.
b. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir
Berikut ini adalah deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir
yang disajikan dalam tabel 4.4
Tabel 4.4
Deskripsi Berdasarkan Posisi Terakhir H
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
68 Berdasarkan tabel 4.4 diatas informasi yang berhasil diperoleh
adalah bahwa mayoritas responden sebanyak 46 orang atau sebesar
57,5% menduduki posisi sebagai auditor junior. Responden yang
menduduki jabatan sebagai auditor senior sebanyak 25 orang atau
31,3%, sedangkan yaitu supervisor yaitu sebanyak 8 orang atau
10,0%, dan posisi manajer sebanyak 1 orang atau 1,3%.
c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Berikut ini adalah deskripsi responden berdasarkan pendidikan
terakhir yang disajikan dalam tabel 4.5
Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 74
responden atau 92,5%. Sebanyak 1 orang atau 1,3% berpendidikan
terakhir Strata Dua (S2) dan sebanyak 5 orang atau 6,3%
berpendidikan terakhir Diploma III (D3).
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
69
d. Deskripsi responden berdasarkan usia
Berikut ini adalah deskripsi responden berdasarkan usia yang disajikan
dalam tabel 4.6
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Dalam tabel 4.6 di atas menunjukkan responden yang bekerja
pada kantor akuntan publik sebesar 1,3% berusia antara 46-50 tahun.
Sedangkan yang berusia antara 36-40 tahun dan 41-45 tahun sebanyak
2,5%. Responden yang berusia antara 31-35 tahun sebanyak 8,8%,
yang berusia antara 26-30 tahun sebanyak 26,3%. Dan mayoritas
responden yang bekerja pada kantor akuntan publik berusia antara
21-25 tahun yaitu sebanyak 58,8%.
e. Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja
Berikut ini adalah hasil uji responden berdasarkan pengalaman kerja
yang disajikan dalam tabel 4.7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
70
Tabel 4.7
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 61
auditor atau 76,3% memiliki pengalaman bekerja 1-3 tahun dan
sisanya 19 auditor atau 23,8% memiliki pengalaman di atas 3 tahun.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi profesionalisme,
karakteristik personal auditor, batasan waktu audit, dan kualitas audit akan
diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.8
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Sumber: Data primer yang diolah
71 Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabel profesionalisme jawaban
minimum responden sebesar 32 dan maksimum sebesar 48, dengan
rata-rata total jawaban 40,03 dan standar deviasi sebesar 3,572. Variabel
karakteristik personal auditor jawaban minimum responden sebesar 23 dan
maksimum sebesar 40, dengan rata-rata total jawaban 31,95 dan standar
deviasi sebesar 3,449. Pada batasan waktu audit minimum jawaban
responden sebesar 10 dan maksimum sebesar 25, dengan rata-rata total
jawaban 18,34 dan standar deviasi sebesar 3,405. Sedangkan, pada
variabel kualitas audit jawaban minimum responden sebesar 23 dan
maksimum sebesar 35, dengan rata-rata total jawaban 28,61 dan standar
deviasi sebesar 2,660. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
variabel yang digunakan dalam penelitian ini terbilang baik, karena jumlah
rata-rata tiap variabel lebih besar dari standar deviasi tiap variabel.
2. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk membuktikan sejauh mana
data yang terdapat dalam kuesioner dapat mengukur tingkat
kevaliditasan suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan uji Pearson Correlation, apabila Pearson Correlation
yang diperoleh memiliki nilai signifikan di bawah level 0,05 berarti
data yang diperoleh adalah valid dan begitu juga sebaliknya, apabila
72 level 0,05 berarti data yang diperoleh tidak valid. Tabel berikut ini
menunjukkan hasil uji validitas dari empat variabel yang digunakan
dalam penelitian ini, yaitu profesionalisme, karakteristik personal
auditor, batasan waktu audit, dan kualitas audit dengan sampel 80
responden.
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Profesionalisme Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson Correlation
Sig (2-failed) Keterangan
1 (P1) 0,324** 0,003 Valid
Tabel 4.9 di atas menunjukkan variabel profesionalisme memiliki
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Karakteristik Personal Auditor
Nomor Butir Pertanyaan
Pearson Correlation
Sig (2-failed) Keterangan
11 (KPA1) 0,359** 0,001 Valid
73 Tabel 4.10 di atas menunjukkan variabel karakteristik personal
auditor mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Batasan Waktu Audit Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson Correlation
Sig (2-failed) Keterangan
19 (BWA1) 0,545** 0,000 Valid
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Kualitas Audit Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson Correlation
Sig (2-failed) Keterangan
24 (KA1) 0,603** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.12 di atas menunjukkan variabel kualitas audit
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
74
b. Hasil Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas digunakan untuk mengatahui sejauh mana
hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama.
Suatu data dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s
Alpha lebih dari 0,6. Tabel 4.13 menunjukkan hasil uji reliabilitas
untuk empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s
Alpha
Keterangan
Profesionalisme 0,713 Reliabel
Karakteristik Personal Auditor 0,778 Reliabel
Batasan Waktu Audit 0,727 Reliabel
Kualitas Audit 0,740 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.13 di atas menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas
variabel profesionalime 0,713, karakteristik personal auditor 0,778,
batasan waktu audit 0,727, dan kualitas audit 0,740. Dengan demikian,
kesimpulan yang dapat ditarik dari pernyataan tersebut bahwa item
pertanyaan dalam kuesioner itu reliabel karena memiliki nilai
cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Sehingga apabila pertanyaan
tersebut diajukan kembali akan diperoleh data yang relatif sama
dengan jawaban sebelumnya.
75
3. Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolonearitas
Bertujuan untuk menguji adanya problem multiko. Umumnya
dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya dengan Variance
Inflation Factor (VIF).
Tabel 4.14 a. Dependent Variable: TKA
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa nilai tolerance
mendekati angka 1 atau lebih besar dari 0,10 dan nilai variance
inflation factor (VIF) disekitar angka 1 atau kurang dari 10 untuk
setiap variabel. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai tolerance untuk
profesionalisme sebesar 0,443 dan VIF 2,257, karakteristik personal
auditor nilai tolerance 0,409 dan VIF 2,447, serta batasan waktu audit
nilai tolerance 0,818 dan VIF 1,223. Dengan demikian regresi tidak
menemukan problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian
76
b. Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain.
Gambar 4.1 Grafik Scatterplot
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan gambar 4.1 di atas, grafik tersebut menunjukkan
bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y
dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut.
Melihat keadaan seperti itu, berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada
model persamaan regresi, dengan demikian model regresi layak
77 mempengaruhinya, yaitu profesionalisme, karakteristik personal
auditor, dan batasan waktu audit.
c. Hasil Uji Normalitas
Pengujian normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau
keduanya mempunyai distribusi yang normal atau tidak.
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
78 Berdasarkan gambar 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa gambar
tersebut menunjukkan pola distribusi yang normal. Hal tersebut
dikarenakan titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal. Artinya model regresi tersebut memenuhi asumsi
normalitas.
Hasil uji normalitas berdasarkan output histogram disajikan pada
gambar berikut ini:
Gambar 4.3
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.3 di atas menunjukkan bahwa grafik histogram
memenuhi pola distribusi normal. Hal tersebut dikarenakan garis pada
grafik mengikuti bentuk grafik histogram. Sehingga model regresi
79
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji koefisien determinasi
Di bawah ini akan disajikan hasil pengujian koefisien determinasi
untuk variabel Y, X3, X2, dan X1.
Tabel 4.15
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1, X2, dan X3
Tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa profesionalisme,
karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit dapat
menjelaskan 58,6% variabel kualitas audit. Sisanya 41,4% dijelaskan
oleh pengaruh-pengaruh lain di luar model. Artinya bahwa,
variabel-variabel independen yang dapat menjelaskan variabel-variabel dependen dalam
penelitian ini cukup baik karena lebih dari 50%.
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Di bawah ini akan disajikan hasil pengujian signifikansi parameter
individual (uji statistik t) untuk variabel Y, X3, X2, dan X1.
Model Summary
a. Predictors: (Constant), TBWA, TPA, TKPA
80
a. Dependent Variable: TKA
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.16 di atas menunjukkan bahwa profesionalisme dan
karakteristik personal auditor secara individual berpengaruh signifikan
terhadap variabel kualitas audit karena memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,000 dan 0,005. Sementara variabel batasan waktu audit tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit karena memiliki
tingkat signifikansi 0,444 atau lebih besar dari 0,05 dan memiliki
tingkat koefisien -0,769. Artinya variabel batasan waktu audit
memiliki hubungan negatif terhadap variabel kualitas audit atau
berbanding terbalik. Misalnya apabila nilai batasan waktu audit lebih
besar , maka nilai kualitas audit semakin kecil, begitu juga sebaliknya
apabila nilai batasan waktu audit kecil maka nilai kualitas audit
semakin besar.
Berdasarkan tabel 4.16 di atas, maka dapat diperoleh model
81 Keterangan:
X1 = Profesionalisme
X2 = Karakteristik Personal Auditor
X3 = Batasan Waktu Audit
Y = Kualitas Audit
Adapun pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh
variabel-variabel independen secara individual berdasarkan tabel 4.16 di atas
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pengaruh profesionalisme terhadap kualitas audit
Hasil uji interaksi menunjukkan bahwa variasi variabel
profesionalisme berpengaruh secara signifikan secara individual.
Secara individual, profesionalisme memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,000 yang artinya jauh lebih kecil dari 0,05.
Profesionalisme pada hakikatnya merupakan suatu sikap yang
dimiliki oleh seseorang yang melaksanakan pekerjaan yang
merupakan profesinya. Dalam hal ini seorang auditor yang bekerja
memberikan jasa kepada klien harus betul-betul bersikap
profesional agar pekerjaan yang dilaksanakan memberikan hasil
yang maksimal. Tentunya dengan profesi tersebut, auditor
82 dari sesama rekan seprofesi. Disini adalah tingkat profesionalisme
auditor dapat terlihat, terlebih lagi ketika pekerjaan yang dilakukan
menyangkut kualitas audit yang dihasilkan. Semakin profesional
seorang auditor, maka semakin baik kualitas audit yang
dihasilkan. Jadi, ada semacam sikap yang mendorong auditor untuk
bekerja sesuai dengan keahliannya tanpa ada tekanan dari pihak
manapun.
Penelitian ini mendukung penelitian Lavin (1976) dalam Alim
(2007), Ussahawanitchakit (2008) dan Baotham (2007) yang
menyatakan bahwa profesionalisme berpengaruh secara signifikan
terhadap kualitas audit.
2) Pengaruh karakteristik personal auditor terhadap kualitas audit
Hasil uji interaksi variabel menunjukkan bahwa karakteristik
personal auditor secara individual berpengaruh secara signifikan
terhadap kualitas audit. secara individual karakteristik personal
auditor memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,005 atau lebih kecil
dari 0,05.
Karakteristik personal auditor, dalam hal ini sebagai perilaku
yang dimiliki seorang auditor memiliki andil yang sangat penting
dalam menunjang keberhasilan seorang auditor. Banyak
perilaku-perilaku menyimpang yang kadang dimiliki auditor justru dapat