PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS CIPUTAT
TIMUR TAHUN 2014
Skripsi
Diajukan sebagai Tugas Akhir Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar
Sarjana Keperawatan (S. Kep)
OLEH:
RUSTIANA
NIM: 1110104000040
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
ii
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Juli 2014
Rustiana, NIM: 1110104000040
Gambaran Faktor Risiko pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014
xvii+ 63 halaman, 15 tabel, 2 bagan, 7 lampiran
ABSTRAK
Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama penyakit kardiovaskular di seluruh dunia. Secara global, tingginya tekanan darah diperkirakan menjadi penyebab 7,1 juta kematian atau sekitar 13% total kematian. Prevalensi hipertensi diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia menederita hipertensi, prevalensi di Indonesia sebesar 31,7%.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif untuk mengetahui gambaran faktor risiko pada penderita hipertensi diwilayah kerja puskesmas Ciputat Timur tahun 2014. Responden berjumlah 122 orang yang diambil secara convenience. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei-Juni 2014.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi sebesar 8,73%. Dan beberapa faktor resiko pada penderita hipertensi didapatkan adalah jenis kelamin perempuan yang lebih dominan sejumlah 82 (67,2%), umur pada rentang 57-76 sejumlah 90 (72,8%), riwayat keluarga dengan hipertensi sejumlah 71 (58,2%), konsumsi makanan asin sejumlah 82 (69,7%), tidak melakukan olahraga sejumlah 96 (78,7%), stres sejumlah 68 (55,7%).
iii
ISLAMIC STATE UNIVERSITY SYARIF HIDATULLAH JAKARTA Undergraduated Thesis, July 2014
Rustiana, NIM: 1110104000040
The Description of the Risk Factors to Hypertension Patients in Health Center East Ciputat in year 2014
xvii+ 63 pages, 15 tabels, 2 charts, 7 attachments
ABSTRACT
Hypertension was a major cause of cardiovascular disease in over the world. Globally, high blood pressure was estimated to be the cause of 7,1 million deaths or about 13% of total deaths. Prevalence of hypertension in 2025 was predicted as many as 29% of adult worldwide suffered from hypertension. Prevalence in Indonesia gained 31,7%.
This study was in the form of descriptive qualitative research, With the purpose to see the description of the risk factors to hypertension patients in health center east Ciputat in year 2014. There were 122 respondents who were taken conveniently. The data were taken on May – June 2014.
The result of this study showed that prevalence hypertension gained 8,73% and women were more dominant as a hypertension sufferer. The percentage was 82 (67,2%), the age in interval 57-76 was 90 (72,8%), family history with hypertension was 71 (58,2%), salty food consuming was 82 (67,7%), exercising habit was 96 (78,8%), stressful was 68 (55,7%).
vii
Nama : Ruatiana
Tempat/Tanggal Lahir : Kayu Agung, 27 Oktober 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Tanjung Raja, Lk IV RT. 007/RW - , Kel Tanjung
Raja Utara Kec. Tanjung Raja , Kab. OI , Prov.
SUMSEL
Email : Rustiana2710@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
1. TK ABA Tanjung Raja (1997-1998)
2. SD Negeri 05 Tanjung Raja (1998-2004)
3. Mts Negeri Tanjung Raja (2004-2007)
4. MAN Sakatiga (2007-2010)
5. S-1 Keperawatan Fakultas Kedokteran (2010-sekarang)
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
viii
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah,
kekuatan dan karunia-Nya. Shalawat serta salam tidak lupa dihanturkan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Gambaran Faktor Resiko Pada Penderita Hipertensi Di
Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014 “.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana
keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Melalui penyusunan skripsi ini,
banyak hal yang telah penulis peroleh terutama dalam menambah pengetahuan
penulis yang berhubungan dengan aplikasi mata kuliah.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak baik moril
maupun materiil, sehingga dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr, Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. dr. MK Tadjudin Sp.And selaku Dekan FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM selaku Ketua Program Studi
dan Ibu Eni Nur’aini Agustini selaku Sekertaris Program Studi Ilmu
ix
Keperawatan. Sekaligus menjadi Dosen pembimbing 1 yang telah
memberikan waktu dan arahan, dalam membimbing untuk menyelesaikan
skripsi ini.
5. Bapak Karyadi, Ph. D sebagai pembimbing II yang telah memberikan
waktu dan arahan, dalam membimbing untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak/ibu Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, yang telah
memberikan ilmu yang sangat berguna dan telah membantu penyelesaian
skripsi ini melalui ilmu yang diberikan selama perkuliahan.
7. Seluruh staf karyawan Program Studi Ilmu keperawanan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Seluruh pihak dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan yang telah
membantu dan memberikan izin tempat penelitian.
9. Seluruh pihak dari Puskesmas Ciputat Timur yang telah membantu
peneliti selama penelitian ini.
10.Seluruh responden yang telah membantu penelitian ini.
11.Seluruh Pihak dari Dinas Pendidikan Kota Palembang SUMSEL yang
telah membantu penulis selama menempuh pendidikan hingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
12.Ayahanda (H. Maskadir (Alm)), Ibunda (Masriah) serta kakak-kakakku
tercinta yang telah memberikan kekuatan, kasih sayang, do’a serta tak
x
13.Seorang terkasih Dhany Indra Pradhanayang telah memberikan kekuatan,
semangat, kasih sayang, bimbingan serta do’a selama proses penyelesaian
skripsi ini.
14.Sahabat-sahabatku di SJD-SS seperjuangan, selalu bersama-sama dan
senantiasa saling memberikan semangat dan do’anya agar penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
15.Sahabat-sahabat terbaikku Harun, Bayu, Rosi, Ayu, Zata, Ana, Lulu,
Meli, Choyin, Yoga, Galuh, Adel, Fidah, Hilma, Maryam, Naila, Fitri
Farhani, Nina, Desi, dan Febti yang selalu bersama-sama dan senantiasa
memberikan semangat dan do’anya agar penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
16.Teman-temanku di PSIK 2010 seperjuangan, selalu bersama-sama dan
senantiasa saling memberikan semangat dan do’anya agar penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
17.Semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini baik dalam
persiapan, dan pelaksanaan yang tidak dapat disebutkan satu persatu
xi menambah wawasan pembaca pada umumnya.
Jakarta, Juli 2014
Penulis
xii
Hal
LEMBAR PERNYATAAN... i
ABSTRACK... ii
ABSTRAK... iii
LEMBAR PERSETUJUAN... iv
LEMBAR PENGESAHAN... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR ISI... xiv
DAFTAR BAGAN... xv
DAFTAR TABEL... xvi
DAFTAR lAMPIRAN... xvii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah……….. 8
C. Pertanyaan Penelitian………. 8
D. Tujuan Penelitian... 9
1 Tujuan Umum... 9
2 Tujuan Khusus... 9
E. Manfaat Penelitian ... 10
1. Manfaat untuk instansi pelayanan kesehatan... 10
2. Manfaat untuk Masyarakat... 10
xiii
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 31
A. Kerangka Konsep... 31
B. Definisi Operasional... 33
BAB IV METODE PENELITIAN ... 37
xiv
1. Latar belakang... 42
42 2. Visi, Misi, Motto Puskesmas Ciputat Timur... 3. Gambaran Umum... 43
46 4. Program Kesehatan Puskesmas Ciputat Timur... 5. Data Sumber Daya... 47
B. Analisis Univariat... 48
1. Gambaran Jenis Kelamin... 48
2. Gambaran Umur... 48
3. Gambaran Riwayat keluarga... 49
4. Gambaran Obesitas………... 49
5. Gambaran Merokok... 50
6. Gambaran Konsumsi Makanan Asin... 50
7. Gambaran Olahraga... 51
8 Gambaran Stress... 51
BAB VI PEMBAHASAN ... 53
A. Keterbatasan Penelitian... 53
B. Analisis Univariat... 54
1. Gambaran Jenis Kelamin responden di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014... 54
2. Gambaran Umur responden di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014... 55
3. Gambaran Riwayat Keluarga responden di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014... 56
4. Gambaran Obesitas responden di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014... 56
5. Gambaran Merokok responden di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014... 57
xv
8. Gambaran stress responden di wilayah kerja Puskesmas
Ciputat Timur Tahun 2014... 59
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 61
A. Kesimpulan... 61
B. Saran... 62
1. Kepada Pihak Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan... 62
2. Kepada Pihak Puskesmas Ciputat Timur... 63
3. Kepada Masyarakat Penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur... 63
4. Kepada Peneliti Lain... 63
xvi
Halaman 2.1 Kerangka Teori
3.1 Kerangka Konsep
30
xvii
Nomor Tabel Halaman
2.1 Klasifikasi hipertensi berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik menurut kriteria JNC-VI 1997
14
2.2 Klasifikasi berat badan berdasarkan IMT 20
3.1 Definisi Operasional 33
5.1 Data Kependudukan di Wilayah Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2013
44
5.2 Perbandingan KK Miskin 45
5.3 Tenaga Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2013 47
5.4 Peran Serta Masyarakat Ciputat Timur Tahun 2013 47 5.5 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pada Penderita
Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014
48
5.6 Distribusi Frekuensi umur Pada Penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014
48
6.7 Distribusi Frekuensi Obesitas Pada Penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014
49
5.8 Distribusi Frekuensi Riwayat Keluarga Pada Penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014
49
5.9 Distribusi Frekuensi Merokok Pada Penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014
50
5.10 Distribusi Frekuensi Konsumsi Makanan Asin Pada Penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014
50
5.11 Distribusi Frekuensi Olahraga Pada Penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014
51
5.12 Distribusi Frekuensi Stress Pada Penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014
xviii
1. Lampiran 1 : Surat Pemberian Izin Studi Pendahuluan 2. Lampiran 2 : Surat Pemberian Izin Penelitian
3. Lampiran 3 : Surat Pemeberian Izin Pengambilan Data
4. Lampiran 4 : Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Penelitian 5. Lampiran 5 : Lembar Inform Consent
6. Lampiran 6 : Lembar Kuisoner
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang besar dan serius
bagi dunia. Di samping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung
meningkat dimasa yang akan datang, hipertensi juga merupakan penyebab
kematian (Kodim, 2001). Menurut World Health Organization (WHO) (2005), hipertensi merupakan faktor risiko dari tingginya prevalensi
penyakit kardiovaskular di seluruh dunia akibat meningkatnya prevalensi
dari faktor-faktor yang berkotribusi.
Secara global, tingginya tekanan darah diperkirakan menjadi
penyebab 7,1 juta kematian atau sekitar 13% total kematian. Sekitar 62%
penyakit serebrovaskular dan 49% penyakit jantung iskhemik disebabkan
oleh tingginya tekanan darah (>115) (Tasfaye et al., 2007). Bahkan di dunia, hipertensi menjadi beban finansial yang cukup besar, baik bagi
masyarakat maupun sistem sistem kesehatan dan menghabiskan banyak
sumber daya (Adediran et al., 2009)
Saat ini, secara umum prevalensi hipertensi di dunia cukup tinggi
dan semakin dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000, sekitar 26,4%
masyarakat dunia menderita hipertensi. Pada tahun 2003 tingkat prevalensi
menjadi 28% (crude) dan 27,3% (age-standarized) (Amoah AG, 2003). Menurut catatan WHO (2011) ada satu milyar orang di dunia
menderita hipertensi dan dua per-tiga diantaranya berada di Negara
diperkirakan akan terus meningkat dan diprediksi pada tahun 2025
sebanyak 29% orang dewasa diseluruh dunia menderita hipertensi,
sedangkan di Indonesia angkanya mencapai 31,7%. Laporan statistik
kesehatan Dunia 2012 menyebutkan bahwa satu dari tiga orang dewasa di
seluruh dunia menderita tekanan darah tinggi. Suatu kondisi yang
merupakan penyebab sekitar setengah dari semua kematian akibat stroke
dan serangan jantung. Di Dunia prevalensi hipertensi tertinggi berada
dibeberapa Negara yang berpendapatan rendah di Afrika. Diperkirakan
lebih dari 40% orang dewasa di Negara tersebut terkena hipertensi
(Kemenkes, 2013).
Di Indonesia pada tahun 1995 satu dari sepuluh orang berusia 18
tahun keatas menderita hipertensi, kemudian kondisi ini meningkat
menjadi satu dari tiga orang menderita hipertensi pada tahun 2007.
Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7% atau satu dari tiga orang
dewasa mengalami hipertensi, dan 76,1% diantaranya tidak menyadari
sudah terkena hipertensi (Kemenkes, 2013).
Prevalensi hipertensi di Indonesia adalah 8,3% (InfoKes Depkes
RI, 2007). Sedangkan data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKR7T)
2001, prevalensi hipertensi di indonesia pada daerah urban dan rural
berkisar 17-21% (Puskom Depkes RI, 2008) dengan proporsi hipertensi
pada pria 27% dan wanita 29%, sedangkan hasil Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) tahun 2004, prevalensi hipertensi di Indonesia pada orang
yang berusia diatas 35 tahun ≥ 15,6% dengan proporsi pria 12,2% dan
disebutkan prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar 30% dengan insiden
komplikasi penyakit kardiovaskular lebih banyak perempuan (52%)
dibandingkan laki-laki (48%) (Depkes RI, 2008).
Kejadian penyakit hipertensi ini, pemerintah Indonesia sudah
banyak melakukan upaya untuk mengatasi kejadian hipertensi diantaranya
adalah mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini hipertensi
secara aktif (skrining), meningkatkan akses masyarakat terhadap
pelayanan deteksi dini melalui kegiatan posbindu Penyakit tidak Menular
(PTM), meningkatkan akses pasien terhadap pengobatan hipertensi
melalui revitalisasi puskesmas untuk pengendalian PTM (Kemenkes,
2012)
Upaya menurunkan konsekuensi timbulnya penyakit hipertensi di
butuhkan deteksi awal dan manajemen kesehatan yang efektif. Kegiatan
identifikasi faktor risiko diharapkan mampu mendeteksi kasus hipertensi
secara efektif. Identifikasi faktor risiko dapat dilakukan melalui analisis
gambaran berdasarkan karakteristik tertentu seperti karakteristik individu
(Anggraini, dkk., 2008).
Black dan Hawks (2005) menyatakan bahwa ada beberapa faktor
risiko yang mempengaruhi kejadian hipertensi. Faktor risiko ini
diklasifikasikan menjadi faktor yang tidak dapat diubah dan faktor risiko
yang dapat diuba. Faktor risiko yang dapat diubah yaitu riwayat keluarga,
umur, jenis kelamin, genetik, dan etnis. Sedangkan faktor risiko yang
makan makanan asin/garam, konsumsi alcohol, konsumsi kalium,
konsumsi lemak dan konsumsi kafein.
Faktor risiko yang tidak dapat diubah adalah sebagai berikut,
Seseorang dengan riwayat kelurga hipertensi, beberapa gennya akan
berinteraksi satu sama lain dengan lingkungan yang akan meningkatkan
tekanan darah. Sesorang yang orang tuanya menderita hipertensi akan
mempunyai risiko lebih besar mengalami hipertensi diusia muda. Jenis
kelamin dapat mempengaruhi kejadian hipertensi. Tingkat kejadian
hipertensi lebih tinggi pada pria daripada wanita pada usia dibawah 55
tahun, akan menjadi sebanding pada usia 55-75 tahun akan tetapi pada
usia diatas 74 tahun wanita akan lebih rentan mengalami hipertensi
disbanding pria. Etnis yang dapat mempengaruhi kejadian hipertensi.
Alasan tingginya kejadian hipertensi pada ras kulit hitam belum diketahui
secara jelas, tetapi peingkatan ini dipengaruhi oleh kadar renin yang
rendah dan sensitivitas terhadap vasopressin yang lebih tinggi, masukan
garam yang lebih banyak dan stress lingkungan yang lebih tinggi (Black &
Hawks, 2005).
Kejadian hipertensi akan muncul sejak seseorang berumur 20 tahun
pada laki-laki dan perempuan, dan akan terus meningkat seiring dengan
bertambahnya umur (Black & Hawks, 2005). Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Tretment of High Blood Pressure
(JNC) tahun 2003 menyatakan bahwa seorang yang mempunyai tekanan
darah normal pun mempunyai risiko hipertensi sejak berusia 55 tahun (
Faktor yang dapat diubah adalah orang yang obesitas, dimana
orang yang mempunyai berat badan lebih akan terjadi hiperinsulinemia
dan peningkatan resistensi insulin yang pada gilirannya kan terjadi
hipertrofi tunika media pembuluh darah perifer dan hasil akhirnya kan
menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi (Kaplan, 2002). kebiasaan
merokok, rokok mengandung nikotin yang dapat meningkatkan hormone
epinefrin/adrenaline yang bersifat memacu jantung untuk berkontraksi yang dapat merusak lapisan dinding pembuluh darah yaitu berupah
plak/penebalan sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan lairan darah
keotak akan terhambat yang akan lambat laun merusak jaringan otak
karena kurangnya suplai oksigen, hasil pembakaran rokok berupa
karbonmonoksida (CO) yang dapat mengakibatkan berkurangnya
kemampuan darah membawa oksigen keorgan tubuh sehingga untuk
memenuhi kebutuhan oksigen jantung bekerja lebih cepat untuk
menggantikan oksigen yang akan disuplai ke jaringan tubuh sehingga
dapat menigkatkan tekanan darah (Lili dan Tantan, 2007).
Pola konsumsi makanan asin/garam, kebiasaan olahraga,
komsumsi alkohol, konsumsi lemak, konsumsi kafein dan strees juga
dapat menyebabkan terjadinya hipertensi. American Heart Association
(2004) menyatakan bahwa hipertensi dapat dikontrol dengan gaya hidup
sehat dan pengendalian faktor risiko. Menteri kesehatan, Endang Rahayu
dapat dicegah dengan gaya hidup sehat dan mengendalikan faktor risiko
seperti yang telah dinyatakan oleh American Heart Association.
Berbagai penelitian telah membuktikan berbagai faktor risiko yang
berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi. Hasil studi sebelumnya
menyebutkan faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan menjadi yang
tidak dapat diubah seperti riwayat keluarga, jenis kelamin, dan usia, serta
faktor yang dapat dikontrol seperti pola konsumsi makanan yang
mengandung natrium, lemak, perilaku merokok, obesitas, dan kurangnya
aktivitas fisik (Anggraini, dkk., 2008). Dalam penelitian sebelumnya telah
banyak membuktikan bahwa hipertensi disebabkan oleh beberapa
faktor-faktor. Dalam penelitian Agnesia tahun 2012 melaporkan bahwa faktor
yang menyebabkan hipetensi adalah umur karena semakin lanjut usia
semakin berisiko terkena hipertensi, faktor genetik memiliki risiko lebih
besar daripada orang yang tidak memiliki riwayat keluarga, seorang
perokok dan orang yang obesitas. Sedangkan dalam penelitian Ade dkk
(2009) melaporkan hasil penelitiannya bahwa hipertensi terjadi karena
oleh berbagai faktor antara lain dapat disebabkan oleh usia >45 tahun
(89,1%), berjenis kelamin wanita (56,5%), genetik (65,2%), merokok
(56,5%) dan pola asupan garam (65,2%). Kenyataan yang didapatkan
angka kejadian hipertensi masih cukup tinggi.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan kota Tangerang Selatan
tahun 2013, di Wilayah Kota Tangerang Selatan pasien hipertensi
sebanyak 20.891 orang dan didapatkan hasil distribusi kejadian hipertensi
sebagai berikut : (1) Kelurahan kampung Sawah sebesar 29%, (2)
Kelurahan Sawah Baru sebesar 32,4%, (3) Wilayah kerja Puskesmas
Ciputat Timur sebesar 41,9%, (4) Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang
sebesar 32,5% (Rinawang, 2011).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fahad, dkk. (2011)
serta didukung oleh hasil distribusi kejadian hipertensi kelurahan di Kota
Tangerang Selatan tahun 2012-2013 didapatkan bahwa salah satu wilayah
di kota Tangerang Selatan yaitu wilayah Puskesmas Ciputat Timur
memiliki masalah hipertensi yang cukup serius, kejadiannya masih tinggi
yaitu sebesar 41,9% dan diperlukannya manajemen program untuk
intervensi lebih lanjut.
Berdasarkan studi pendahuluan pada pasien hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Ciputat Timur, peneliti melakukan wawancara kepada
sepuluh pasien hipertensi dengan memperoleh hasil 7 pasien hipertensi
dari 10 pasien hipertensi, terjadinya hipertensi disebabkan oleh beberapa
faktor risiko diantaranya adalah berat badan yang lebih yaitu memiliki
IMT >27,0 (obesitas), kebiasaan pasien hipertensi yang suka dan sangat
sulit meninggalkan kebiasaan konsumsi makanan asin seperti ikan asin,
makanan daging kaleng, dan gorengan serta didukung oleh riwayat
keluarga yang memiliki hipertensi dan kurangnya berolahraga dengan
alasan tidak mempunyai waktu untuk melakukan olahraga. Dua orang dari
sepuluh pasien hipertensi mengatakan sulit tidur karena banyak pikiran
Berdasarkan fenomena uraian di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai Gambaran Faktor Risiko pada Pasien
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan kota Tangerang Selatan
tahun 2013 di Wilayah Kota Tangerang Selatan pasien hipertensi sebanyak
20.891 orang dan didapatkan hasil distribusi kejadian hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan lebih
dominan dengan jumlah sebesar 41,9% dibandingkan dengan distribusi
kejadian hipertensi dari kelurahan puskesmas lainnya ( Kelurahan
kampung Sawah sebesar 29%, Kelurahan Sawah Baru sebesar 32,4%,
Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang sebesar 32,5% (Rinawang, 2011).
Dengan pertimbangan tersebut maka rumusan masalah ini adalah peneliti
ingin mengetahui bagaimana gambaran faktor risiko pada pasien hipertensi
diwilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran usia pada pasien hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014?
2. Bagaimana gambaran jenis kelamin pada pasien hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014?
3. Bagaimana gambaran riwayat keluarga pada pasien hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014?
4. Bagaimana gambaran obesitas pada pasien hipertensi di wilayah kerja
5. Bagaimana gambaran pola konsumsi makanan asin/garam pada
penederita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun
2014?
6. Bagaimana gambaran kebiasaan merokok pada penerita hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014?
7. Bagaimana gambaran Olahraga pada pasien hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014?
8. Bagaimana gambaran stress pada pasien hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014?
D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran faktor risiko pada pasien hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran usia pada pasien hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014.
b. Mengetahui gambaran jenis kelamin pada pasien hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014.
c. Mengetahui gambaran riwayat keluarga pada pasien hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014.
d. Mengetahui gambaran obesitas pada pasien hipertensi di wilayah
e. Mengetahui gambaran makan makanan asin/garam pada
penederita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur
tahun 2014.
f. Mengetahui gambaran kebiasaan merokok pada penerita
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014.
g. Mengetahui gambaran olahraga pada pasien hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014.
h. Mengetahui gambaran stress pada pasien hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014.
E. Manfaat Penelitian
1.Manfaat untuk Instansi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi atau
masukan mengenai gambaran hasil faktor risiko hipertensi yang
nantinya dapat diterapkan sebagai cara untuk pencegahan primer dan
meminimalkan risiko komplikasi dari kejadian hipertensi. Dapat
menjadi bahan masukan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan
terutama dalam upaya preventif untuk mengendalikan faktor risiko
demi menurukan angka kejadian hipertensi melalui edukasi dan
promosi kesehatan.
2. Manfaat untuk Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat digunanakan sebagai masukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terutama
responden dalam mengetahui angka kejadian hipertensi dan faktor
responden sadar dan termotivasi untuk melakukan tindakan
pengendalian faktor risiko demi menghindari komplikasi yang akan
terjadi .
3. Manfaat untuk Peneliti
Diharapkan dari penelitian ini, peneliti selanjutnya melakukan
penelitian tentang faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian
hipertensi dan/atau motivasi masyarakat terhadap pengendalian faktor
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah suatu kondisi dimana tekanan darah sistolik
sesorang 140 mmHg atau lebih dan tekan diastoliknya 90 mmHg atau
lebih dan tidak menggunakan pengobatan antihipertensi (Lewis et al.,
2007). Hipertensi menurut diagnosis WHO di Amerika Serikat ialah
tekan sistolik > 140 mmHg dan tekan diastoliknya > 90 mmHg (Wu El et al, 2012). Hipertensi bukan penyakit kronis, tetapi secara independen terkait dengan penyakit kardiovaskular pada orang tua. Meskipun
merupakan salah satu penyakit serebrovaskular, hal itu bisa berkembang
menjadi faktor modifikasi (Ellekjaer et al., 2001; Menotti et al., 2004). Hipetensi mempengaruhi lebih dari 70 juta orang di Amerika
Serikat dan merupakan faktor risiko terbesar untuk perkembangan
penyakit kardiovaskular dan penyakit ginjal. (Carter et al., 2008; Chobanian, 2009). Menurut Elmer dkk, 2006 menjelaskan kira-kira 20%
kematian di Amerika Serikat disebabkan oleh tidak beraktivitas pisik,
kurang optimalnya diet, dan gaya hidup lainya yang dapat menyebabkan
ketidaksehetan.Hipertensi adalah suatu pertimbangan faktor risiko utama
untuk penyakit kardiovakular (CVD) (Whitworth, 2005 & Ezzati, et al., 2008).
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang mahal dan dapat
melemahkan masalah kesehatan di seluruh dunia, prevalensi saat ini kian
Negara Amerika Serikat, Venezuela, Afrika Selatan dan telah mendekati
50% yang dilaporkan di Negara Germani dan Spanyol ( Arnaout et al., 2011; Hernandez-Hernandez et al., 2000). Meningkatnya prevalensi hipertensi umumnya menunjukkan suatu perubahan pada diketahuinya
pencegahan faktor risiko dan perubahan demografi disuatu populasi.
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang
menjadi masalah kesehatan penting diseluruh dunia karena prevalensinya
yang masih tinggi dan terus meningkat serta hubungannya dengan
penyakit kardiovaskular, stroke, retinopati, dan penyakit ginjal.
Hipertensi juga menjadi risiko ketiga terbesar penyebab kematian dini.
The third National Health and Nutrition Examination Survey
mengungkapkan bahwa hipertensi mampu meningkatkan risiko penyakit
jantung coroner sebesar 12% dan meningkatkan risiko stroke sebesar 24%
(Tjotonegoro et a.l, 2001).
Hipertensi merupakan penyakit dengan berbagai kausa. Berbagai
penelitian telah membuktikan berbagai faktor risiko yang berpengaruh
terhadap timbulnya hipertensi. Hasil studi sebelumnya menyebutkan
faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan menjadi yang tidak dapat
dikontrol seperti riwayat keluarga, jenis kelamin, usia, dan etnis. serta
faktor yang dapat dikontrol seperti pola konsumsi makanan yang
mengandung natrium, lemak, perilaku merokok, obesitas, dan kurangnya
Tabel 2.1
Klasifikasi Hipertensi berdasarkan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Menurut Kriteria JNC-VI 1997
Sumber: Kaplan, 2002 (JNC-VI, 1997)
Klasifikasi di atas berlaku untuk dewasa usia diatas 18 tahun yang tidak
sedang dalam keadaan minum obat anti hipertensi dan tidak sedang dalam
keadaan menderita penyakit akut. Apabila besar sistolik maupun doastolik jatuh
pada kategori yang berbeda untuk menentukan kategorinya maka yang dipakai
tekanan darah yang lebih besar (Kaplan, 2002: 12)
B. Penyebab Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya Hipertensi dapat dibedakan menjadi dua golongan
besar yaitu :
1. Hipertensi primer, yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.
Hipertensi jenis ini cenderung genetik yang kuat dan dipengaruhi oleh
faktor kontribusi seperti obesitas, stress, merokok, dan konsumsi garam
yang berlebih (Sherwood, 2001). 90% sampai 95% pasien yang
mengalami hipertensi disebabkan oleh hipertensi primer (Hahn & Payne,
2003).
No Klasifikasi Tekanan Darah
2. Hipertensi sekunder, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.
Penyebab hipertensi sekunder adalah sebagai berikut : (1) Penyempitan
kongenital aorta; (2) Penyakit ginjal seperti stenosis arteri ginjal; (3)
Gangguan endokrin seperti sindrom Chusing dan hiperaldesteron; (4) Gangguan neurologi seperti tumor otak atau cidera kepala; (5) Sleep apnea; (6) Pengobatan jenis stimulan simpatetik misalnya kokain, terapi penggantian esterogen, obat kontrasepsi oral. Dan obat anti inflamasi non
steroid; (7) Kehamilan yang menstimulasi hipertensi ( Dirksen et al.,
2000).
C. Faktor Risiko Hipertensi
Berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi:
1. Faktor Risiko yang tidak dapat Diubah a. Faktor Riwayat Keluarga
Penderita hipertensi didapatkan riwayat faktor hipertensi dalam
keluarganya sebesar 70-80%. Apabila riwayat keluarga hipertensi
didapatkan pada kedua orang tua, maka terjadi hipertensi akan lebih
besar (Kodim, 2001). Berbagai penelitian dan study kasus menguatkan bahwa faktor keturunan merupakan salah satu penyebab terjadinya
hipertensi, dimana jika dlam keluarga/orang tua ada yang menderita
hipertensi 25-60% akan terjadi pada anaknya (Lili & Tantan, 2007).
Menurut Sheps (2005) menyatakan bahwa jika seorang dari
orang tua mempunyai hipertensi maka sepanjang hidup kita
kedua orang kita mempunyai hipertensi risikonya meningkat menjadi
tiga banding lima atau sekita 60% untuk mengalaminya.
Menurut penelitian yang dilakukan Anggraini, dkk (2008)
menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara riwayat keluarga
terhadap hipertensi dengan probabilitas terjadinya hipertensi pada
riwayat keluarga hipertensi sekitar 8 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan dengan yang tidak memiliki riwayat keluarga hipertensi.
Sedangkan menurut hasil penelitian Hasurungan (2002) menyatakan
bahwa seseorang yang memiliki riwayat keluarga penderita hipertensi
berisiko sebesar 2,035 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang
yang tidak memiliki keluarga hipertensi. Penelitian yang dilakukan
oleh Riyadina (2002) menyatakan faktor riwayat keluarga hipertensi
mempunyai peran sebesar 1,25 kali lebih tinggi untuk terjadinya
hipertensi dibandingkan dengan seseorang yang tidak mempunyai
riwayat keluarga hipertensi.
b. Genetik
Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti
dengan ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada
kembar monozigot (satu sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel
telur). Seorang penderita yang mempunyai sifat genetik hipertensi
primer (esensial) apabila dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi
terapi, bersama lingkungannya akan menyebabkan hipertensinya
berkembang dan dalam waktu sekitar 30 - 50 tahun akan timbul tanda
c. Umur
Black dan Hawks (2005) menyatakan bahwa seseorang rentan
mengalami hipertensi primer. 50 - 60% pasien yang berumur di atas 60
tahun mempunyai tekanan darah di atas 140/90 mmHg.
Tingginya hipertensi sejalan dengan bertambahnya usia,
disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar,
sehingga lumen menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah
menjadi lebih kaku, sehingga akibat tersebut adalah meningkatnya
tekanan darah darah sistolik (Depkes RI, 2006). Dan disebabkan oleh
perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan hormone
(Gunawan, 2011). Dengan bertambahnya umur, risiko terkena
hipertensi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi dikalangan usia
lanjut kucup tinggi yaitu sekitar 40% dengan kematian sekitar 50%
diatas umur 60 tahun (Nurkhalida, 2003).
Penelitian yang dilakukan Kamso (2004) di 6 kota besar seperti
Jakarta, Padang, Bandung, Yogyakarta, Denpasar, dan Makasar
terhadap usia lanjut (55 - 85 tahun) didapatkan prevalensi hipertensi
sebesar 52,5%. Batasan penggolongan usia menurut Badan Pusat
Statistik (BPS) adalah <15 tahun, 15 - 24 tahun, 25 - 34 tahun, 35 - 44
tahun, 45 - 54 tahun, 55 - 64 tahun, >60 tahun.
d. Jenis kelamin
hipertensi lebih tinggi pada populasi laki-laki dibandingkan populasi
perempuan pada kelompok sebelum menopause. Pada masa setalah menopause atau mendekati usia 60 tahun maka prevalensi hipertensi
kedua kelompok hamper sama. Latar belakang ini disebabkan bahwa
pada masa perempuan mengalami siklus menstruasi maka terdapat
kehilangan voleme darah secara teratur setiap bulan sehingga terjadi
pengurangan volume intravaskuler secara berkala yang akan berhenti
setelah menopause. Dengan bertambahnya usia, pada kelompok 65
tahun keatas prevalensi hipertensi akan lebih tinggi terjadi pada
perempun diandingkan laki-laki (Kaplan, 2002).
Penelitian di Indonesia prevalensi hipertensi yang lebih tinggi
terdapat pada wanita (Depkes RI, 2006c). Hal ini terbukti dengan
adanya penelitian yang dilakukan oleh Sugiri (2004) di Jawa Tengah
mendapatkan prevalensi hipertensi sebesar 6,0% pada pria dan 11, 6%
pada wanita. Laporan dari Semarang, didapatkan 7,5% pada pria dan
10,9% pada wanita (Suyono, dkk., 2001). Sedangkan laporan dari
Setiawan (2006) menunjukkan prevalensi hipertensi di pulau Jawa
sebesar 36,7% pada pria dan 47,1% pada wanita.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuliarti (2007)
menyatakan ada hubungan bermakna secara statistik antara jenis
kelamin dengan hipertensi. Hasil penelitian yang di lakukan oleh Hesti
Rahayu (2012) menunjukkan bahwa kejadian hipertensi lebih tinggi
31,7% dan menjelaskan juga ada hubungan yang signifikan antara
jenis kelamin dengan kejadian hipertensi.
e. Etnis
Menurut data dari Third National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES III, 1988-1991) dalam Sheps (2005) menunjukkan bahwa jumlah penderita hipertensi berkulit hitam 40%
akan lebih tinggi dibandingkan dengan yang berkulit putih. Hal ini
belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun dalam orang
berkulit hitam ditemukan kadar rennin yang lebih rendah dan
sensitifitas terhadap vasopresin lebih besar (Amirlawaty, dkk, 2007
dalam Anggraini, dkk, 2008).
2. Faktor Risiko yang dapat Diubah a. Obesitas
Berat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah
pada kebanyakan kelompok etnik di semua umur. Menurut National Institutes for Health USA (NIH, 1998), prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) >30 (obesitas) adalah
38% untuk pria dan 32% untuk wanita, dibandingkan dengan
prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang memiliki
IMT <25 (status gizi normal menurut standar internasional).
Risiko terjadinya peningkatan tekanan darah pada orang yang
mempunyai berat badan lebih ialah 2 - 6 kali lebih tinggi daripada
orang dengan berat badan normal. Diperkirakan 20 - 30% kasus
mendapatkan penurunan tekanan darah dapat terjadi dengan
menurunkan tekanan darah, baik pada individu dengan hipertensi
maupun normotensi. Diperkirakan penurunan rata - rata berat badan
9,2 kg dapat menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik dan
diastolik masing-masing 6,3 dan 3,1 mmHg (Panduan PBL, 2003).
Klasifikasi berat badan berdasarkan IMT dijelaskan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 2.2
Klasifikasi Berat Badan berdasarkan IMT
Klasifikasi IMT(kg/m2)
Kurus
(2006c) menyatakan bahwa kegemukan (obesitas) adalah presentasi
abnormalitas lemak uang dinyatakan dalam Indeks Massa Tubuh
(IMT) yaitu perbandingan antara berat badan dan tinggi badan kuadrat
dalam meter. Berat badan dan Indeks Massa Tubuh (IMT) berkorelasi
langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik
(Depkes RI, 2006c).
Menurut hasil penelitian Yuliarti (2007) menyatakan bahwa
orang yang obesitas memiliki risiko 4.053 kali lebih tinggi
hasil penelitian Asdie, dkk (2009) menyatakan bahwa orang yang
obesitas memiliki risiko terkena hipertensi sebesar 2.653 kali lebih
tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak obesitas. Dan hasil
penelitian oleh Hesti Rahayu (2012) menjelaskan bahwa orang dengan
obesitas 8.449 kali lebih berisiko daripada orang yang tidak obesitas.
Obesitas mempunyai korelasi positif dengan hipertensi.
Anak-anak remaja yang mengalami kegemukan cenderung mengalami
tekanan darah tinggi (hipertensi). Ada dugaan bahwa meningkatnya
berat badan normal relatif sebesar 10 % mengakibatkan kenaikan
tekanan darah 7 mmHg. Oleh karena itu, penurunan berat badan
dengan membatasi kalori bagi orang - orang yang obesitas bisa
dijadikan langkah positif untuk mencegah terjadinya hipertensi
(Khomsan, 2003).
b. Konsumsi Makanan Asin
Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam
patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan
pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal (Gunawan,
2005). Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan
prevalensi hipertensi yang rendah, sedangkan jika asupan garam
antara 5 - 15 gram perhari prevalensi hipertensi meningkat menjadi
15 - 20 %. Pengaruh asupan terhadap timbulnya hipertensi terjadi
melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah
Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, karena
menarik cairan diluar sel agar tidak keluar, sehingga akan
meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada manusia yang
mengkonsumsi garam 3 gram atau kurang ditemukan tekanan darah
rata-rata rendah, sedangkan asupan garam sekitar 7 - 8 gram tekanan
darahnya rata-rata lebih tinggi. Konsumsi garam yang dianjurkan
tidak lebih dari 6 gram/hari setara dengan 110 mmol natrium atau
2400 mg/hari (Thomas, 2005)
Contoh jenis makanan asin yang dapat menyebabkan
terjadinya hipertensi adalah telor asin, ikan asin, sayur asin, kecap
asin, kripik kentang, keju, daging kaleng, saos tomat dan saos cabe.
Hipertensi dapat terjadi jika sesorang mengkonsumsi makan makanan
asin minimal 1 kali perhari atau >1 kali perhari (Kemenkes, 2012).
c. Konsumsi Alkohol
Konsumsi alkohol harus diwaspadai karena dapat menjadi
penyebab sekitar 20 - 50 % dari semua kejadian hipertensi (Sheps,
2005). Mekanisme peningkatan tekanan darah akibat alkohol masih
belum jelas. Namun diduga peningkatan kadar kartisol, dan
peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan darah berperan
dalam menaikkan tekanan darah (Depkes RI, 2006c).
Mengkonsumsi tiga gelas atau lebih minuman beralkohol
perhari dapat meningkatkan risiko hipertensi dua kali lebih tinggi
(Sheps, 2005). Berdasarkan hasil penelitian Wirakusumah (2001)
sebanyak dua kali sampai tiga kali sehari akan naik sekitar 40%
dibandingkan mereka yang tidak mengkonsumsi alkohol. Menurut
Savero (2004) menyatakan bahwa peminum alkohol mempunyai
risiko 2,31 kali menderita hipertensi dibandingkan dengan yang tidak
minum alkohol.
d. Konsumsi Kalium
Kalium adalah mineral yang membantu mengimbangi jumlah
natrium dalam cairan sel. Kalium membebaskan kelebihan natrium
dalam sel-sel melalui filtrasi lewat ginjal dan dikeluarkan bersama
urine. Jika makanan kita tidak cukup kandungan kaliumnya atau
tubuh tidak bisa mempertahnkan jumlah yang cukup maka jumlah
natrium akan menumpuk. Keadaan ini yang akan meningkatkan
risiko terjadinya hipertensi. Kadar kalium yang rendah akan
merangsang pelepasan hormon aldesteron yang meningkatkan retensi
natrium dan air sehingga risiko hipertensi meningkat (Sheps, 2005).
Sumber kalium adalah beras, beras ketan, roti, biscuit, jagung,
kentang, singkong, ayam, daging sapi, hati, ikan (sardine, mas dan
tongkol), telor bebek, kacang hijau, kacang kedelai, kacang mete,
kacang merah, pepaya, kembang kol, ketimu, alpukat, tomat,apel
merah, pisang, jeruk, susu kambing, susu cokelat, susu kental manis,
susu bubuk, kelapa, santan, gula merah, madu ,dan teh (Almatsier,
2006 & Soehardi, 2004).
kalium yang diperkirakan cukup dan aman untuk kelompok dewasa
dalam waktu satu tahun adalah 684,375 - 2053,125 gram.
e. Konsumsi Lemak
Lemak berfungsi untuk sumber energi, sumber asam lemak
essensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein,
member rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas, memelihara
suhu tubuh, dan pelindung organ tubuh (Almatsier, 2003).
Kebutuhan lemak untuk lanjut usia (masa manopause) tidak
melebihi 20-50% dari kebutuhan (Wirakusumah, 2004). Kebiasaan
konsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan berat
badan yang berisiko terjadinya hipertensi. Menurut penelitian Dr.J.M.
Lacono dalam Siauw (1994) menyatakan bahwa dengan mengurangi
lemak hewan dalam makanan dapat menurunkan tekanan darah
karena dengan mengurangi lemak akan menigkatkan hormon
protatgladin dalam tubuh dan hormon ini sifatnya menurunkan tekanan darah.
f. Konsumsi Kafein
Kafein adalah zat yang dapat mengatasi kelelahan dan
meingkatkan kosentrasi dan menggembirakan suasana hati. Sumber
kafein adalah kopi, the, soft drink, dan cokelat (Sheps, 2005).
Beberapa peneliti menyatakan bahwa kafein dapat membuat
pembuluh darah menyempit karena kafein dapat meblokir efek
banyak kartisol dan adrenalin yang dapat memicu tekanan darah
menjadi meningkat (Sheps, 2005).
Menurut beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang
yang mengkonsumsi kafein secara teratur sepanjang hari mempunyai
rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak emngkonsumsi
sam sekali. Hal ini terbukti dengan mengkonsumsi kafein didalam
dua sampai tiga cangkir kopi (200 - 250 mg) terbukti meningkatkan
tekanan darah sistolik sebesar 3-14 mmHg dan tekanan diastolik
sebesar 4 - 13 mmHg pada orang yang tidak mempunyai hipertensi
(Sheps, 2005).
g. Merokok
Penelitian Bowman yang dilakukan terhadap 28.236 wanita
di Massachussets yang pada awalnya tidak menderita hipertensi,
setelah pengamatan selama 9,8 tahun diperoleh peningkatan yang
signifikan terhadap kenaikan tekanan darah pada wanita yang
meroko pada wanita yang merokok lebih dari 15 batang per hari.
Kandungan dalam rokok terdapat nikotin yang dapat menyebabkan
meningkatnya denyut jantung dan menyebabkan vasokonstriksi
perifer yang akan meningkatkan tekanan darah arteri pada jangka
waktu yang pendek, selama dan setelah merokok (Black & Hawks,
2005).
Menurut Bustan (1997) dalam Suheni (2007) jenis perokok
menurut banyaknya jumlah rokok yang terbagi menjadi 3 kelompok
jika merokok 10-20 batang/ hari dan perokok berat jika merokok >
20 batang/ hari.
Menurut Marvyn (1887) menyatakan dalam kasus hipertensi,
seorang perokok sigaret mempunyai risiko lebih besar dibandingkan
orang yang tidak merokok. Perokok yang tidak menghisap asap
tembakau, yaitu peroko cerutu dan pipa, mungkin mempunyai risiko
lebih kecil daripada perokok segaret, tetapi harus diingat bahwa
penyerapan zat berbahaya tetap bisa terjadi secara langsung melalui
mulut. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Suheni (2007) yang
menyatakan ada hubungan yang bermakna antara jenis rokok dengan
hipertensi.
Dengan menghentikan rokok, maka kemungkinan terjadinya
hipertensi, serangan jantung, stroke, dan penyakit lainnya akan
menurun (Windarti, 2008). Berdasarkan penelitian Suryati (2005)
menyatakan bahwa ada hubungan signifikan antara merokok dengan
hipertensi.
h. Olahraga
Aktivitas fisik yang dapat menurunkan tekanan darah adalah
aktivitas fisik sedang yang teratur (konsumsi oksigen maksimum
40-60%), aktivitas ini dilakukan selama kurang lebih 30 menit, dua kali
sampai tiga kali dalam satu minggu (Bonow et al., 2008).
Menurut Beevers (2002) dalam Suheni (2007) menyatakan
meskipun tekanan darah meningkat tajam ketika sedang melakukan
teratur akan lebih sehat dan memiliki tekanan darah lebih rendah
daripada mereka yang tidak melakukan aktifitas. Dalam pedoman
Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan di Amerika
Serikat menyarankan minimal melakukan aktifitas intensitas sedang
selama 30-60 menit yang dilakukan sedikitnya 5 hari dalam
seminggu dan aktifitas fisik intensitas berat selama 20 menit yang
dilakukan sedikitnya 3 kali dalam seminggu. Dengan melalukan
aktifitas fisik yang teratur dapat menurunkan tekanan darah sebanyak
20-10 mmHg (Sheps, 2005).
Aktivitas fisik yang mengangkat beban sebaiknya dihindari
karena dapat meningkatkan tekanan darah secara mendadak sebagai
respon vagal yang terjadi selama kontraksi otot isometrik ketika
mengangkat beban (Black & Hawks, 2005).
Contoh aktivitas fisik (olahraga) yang dapat dilakukan untuk
menurunkan tekanan darah tinggi adalah jalan pagi,jalan kaki,
sebam, bersepeda dan berenang. Kegiatan aktiviats ini disarankan
agar dilakukan ≥30 menit per hari dan ≥3hari per minggu
(Kemenkes, 2012)
Menurut ACSM pada tahun 2004 menyatakan hubungan
antara aktifitas fisik dengan hipertensi yaitu individu yang kurang
aktif mempunyai risiko menderita hipertensi 30-50% daripada
individu yang aktif bergerak (Dalimartha dkk, 2008). Berdasarkan
penelitian Hasurungan (2002) menyatakan bahwa tidak melakukan
dibandingkan yang melakukan aktifitas fisik. Sedangkan menurut
hasil penelitian yang dilakukan Yuliarti (2007) menyatakan bahwa
responden yang tidak melakukan aktifitas fisik berisiko 0,306 kali
lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang melakukan
aktifitas fisik.
i. Stres
Stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap stressor
psikososial (takanan mental atau beban hidup) (Striati, 2008). Jika
stress berlangsung lama, tubuh akan berusaha mengadakan
penyesuaian sehingg timbul kelanian organis atau perubahan
psikologis (Depkes RI, 2006c).
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui
aktivitas saraf simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah
secara bertahap. Apabila stress menjadi berkepanjangan dapat
berakibat tekanan darah menjadi tetap tinggi. Hal ini secara pasti
belum terbukti, akan tetapi pada binatang percobaan yang diberikan
pemaparan tehadap stress ternyata membuat binatang tersebut
menjadi hipertensi (Ferketich et al., 2000).
Menurut penelitian Suheni (2007) didapatkan bahwa
responden yang mengalami stres memiliki risiko terkena hipertensi
sebesar 9,333 kali lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang
tidak memiliki stres. Stres sulit untuk diberi batasan dan diukur,
karena peristiwa yang menimbulkan stress pada seseorang belum
penelitian Framinghan dalam Yusida tahun 2001, ada beberapa orang
yang mengalami stres mereka beralih pada merokok, alkohol, atau
makan terlalu banyak untuk mengilangkan stress. Karena dari
kebiasaa-kebiasaan buruk yang terbukti malah akan meningkatkan
risiko hipertensi. Center for Epidemiology Studies Depression Scale
(CES-D), mendefinisikan stress (depresi), apabila nilai score
pertanyaan > 6 sesuai data CES-D (AMA, 2001).
D. Kerangka Teori
Kerangka teori dalam penelitian ini disusun berdasarkan rangkuman
tinjauan pustaka, khususnya hubungan antara faktor risiko dengan tingkat
kejadian hipertensi. Faktor yang berpengaruh pada angka kejadian hipertensi
diklasifikasikan menjadi dua yaitu faktor yang tidak dapat diubah adalah
riwayat keluarga dengan hipertensi, genetik, umur, jenis kelamin dan etnis
sedangkan faktor yang dapat diubah adalah Obesitas, konsumsi asin/garam,
konsumsi alkohol, konsumsi kalium, konsumsi lemak, konsumsi kafien,
Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian
Sumber : Modifikasi (Gunawan , 2005 & Sheps, 2005) - Riwayat
Keluarga
- Umur
- Jenis Kelamin - Genetik - Etnis
Hipertensi
Konsumsi alkohol Obesitas
Konsumsi makanan asin/garam
Olahraga Merokok
Strees
31
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Dari banyak faktor risiko hipertensi yang telah dijabarkan pada sub
bab sebelumnya, peneliti hanya mengambil delapan variabel independen yaitu
riwayat keluarga, umur, jenis kelamin, obesitas, pola konsumsi makanan
asin/garam, merokok, stress, dan olahraga. Alasan peniliti mengambil
variable-variabel tersebut karena peneliti ingin lebih fokus melihat
faktor-faktor yang sesuai dengan hasil dari studi pendahuluan yang menunjukkan
bahwa variabel-variabel diatas yang banyak menyebabakan terjadinya
hipertensi.
Untuk variabel yang tidak diteliti peneleti mempunyai alasan sebagai
berikut; untuk genetik, faktor ini kurang fesibel untuk dilakukan dalam
penelitian ini karena membutuhkan pemeriksaan biomolekul yang cukup
kompleks dan biaya yang relatif mahal. Untuk etnis, merupakan faktor risiko
yang kurang tepat untuk diteliti karena lokasi penelitian mayoritas
penduduknya mempunyai ras yang sama. Untuk konsumsi alkohol, konsumsi
kalium, konsumsi lemak, dan konsumsi kafein, variabel ini sulit dilakukan
Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Riwayat keluarga
Umur
Jenis kelamin
Obesitas
konsumsi makanan asin/garam
Merokok
Olahraga
Stress
B. Definisi Operasional
Wawancara Kuisoner Nominal 1. Iya : jika ada riwayat keluarga dengan hipertensi
2. Tidak : jika tidak ada riwayat hipertensi
2. Umur Lamanya hidup yang
dihitung berdasarkan tanggal lahir hingga sekarang
Wawancara Kuisoner Interval 1. 47-56
2. 57-66 3. 67-76 4. 77-87 3. Jenis kelamin Identitas subyek
penelitian sesuai biologis atau fisiknya
Wawancara Kuisoner Nominal 1. laki-laki
2. perempuan
Wawancara Kuisoner Ordinal 1. Iya : jika makan makanan asin
(telor asin, ikan asin, sayur asin, kecap asin, kripik kentang, keju, daging
kaleng, saos tomat, saos cabe) >1x / hari atau 1x/hari
5. Merokok Kegiatan membakar tembakau kemudian dihisap asapnya
Wawancara Kuisoner Ordinal 1. Iya: jika seseorang merokok
setiap hari
3. Malnutrisi: jika IMT <17,0
8. Olahraga Serangkaian gerak
(meningkatkan kualitas hidup)
9 Stress Suatu keadaan
kondisi kejiwaan seseorang yang sedang tertekan
Wawancara Kuisoner Ordinal 1. Stress: jika hasil nilai
scor jawaban >16 2. Tidak stress: jika hasil
37
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif.
Penelitian kuantitatif deskriptif adalah suatu metode penelitian
sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem, pemikiran
suatu kelas peritiwa pada masa sekarang (M.Nazir dalam Konaah, 2010).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor resiko
hipertensi pada penderita hipertensi diwilayah kerja Puskesmas Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan tahun 2014.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur
pada bulan April sampai Juni 2014.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah semua penderita hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur, kota Tangerang Selatan tahun
2014.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi yang
berkunjung dan berobat di Puskesmas Ciputat Timur, kota Tangerang
Selatan di bulan April sampai Juni tahun 2014.
Tehnik sampling yang digunakan yaitu convenience, karena peneliti mendapatkan respon ditempat dimana penderita hipertensi
melakukan pengobatan. Adapun pengambilan sampel minimum pada
penelitian ini menggunakan rumus besar sampel deskriptif kategorik
(Dahlan, 2010) :
n=
Keterangan :
n = besar sampel penelitian deskriptif kategorik
p = proporsi kategori variabel yang diteliti
Za = deviat baku alfa
yaitu data mengenai faktor resiko hipertensi pada penderita hipertensi
diwilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan
pengukuran langsung terhadap tekanan darah, berat badan, dan tinggi
badan.
2. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini istrumen yang digunakan bermacam-macam,
sebagai berikut :
a. Alat sphygnmomanometer air raksa dan stetoskop yang sebelumnya telah dilakukan kalibrasi alat. Alat sphygnmomanometer air raksa dan stetoskop untuk mengukur tekanan darah sesuai prosedur,
mengukur tekanan darah akan dilakukan 2 kali dengan posisi
pengukuran yang sama dan hasil rata-rata pengukuran terakhir yang
akan diambil.
b. Timbangan berat badan dan meteran tinggi badan yang digunakan
sebelumnya telah dilakukan kalibrasi alat. Timbangan berat badan
untuk mengukur berat badan dan Meteran untuk mengukur tinggi
badan sehingga peneliti dapat mengukur IMT tubuh responden
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
IMT =
c. Kuisoner untuk mengetahui variabel karakteristik faktor resiko
(umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, kebiasaan merokok,
kebiasaan makan makanan asin/garam, olahraga).
d. Uji realibilitas kuisoner dan kalibrasi alat
- Kuisoner yang digunakan adalah kuisoner baku yang sebelumya
0,85 dan dilakukan uji reabilitas kembali pada 30 responden
mendapatkan nilai Cronbach's Alpha 0,786
- Kalibrasi alat (sphygnmomanometer air raksa dan stetoskop) dan (timbangan berat badan dan meteran tinggi badan) telah dilakukan
dengan cara melakukan pengukuran pada tiga orang responden
dengan menggunakan alat yang sama.
E. Pengolahan Data
1. Pemeriksaan Data (Edittng)
Data yang telah dikumpulkan baik berupa pertanyaan atau hasil pengukuran diperiksa terlebih dahulu kelengkapannya.
2.Pemeriksaan Kode (Coding)
Untuk memudahkan dalam pengolahan data yang telah
terkumpul setiap variabel dilakukan pemberian kode sebelum
dimasukkan dalam program komputer.
3. Penyuntingan Data (Data Editing)
Penyuntingan data yaitu untuk mmemeriksa kelengkapan dan
kejelasan jawaban responden dalam pengisian kuisoner untuk
memastikan semua pertanyaan telah dijawab oleh responden.
Penyuntingan data dilakukan sebelum proses pemasukan data dan
dilakukan dilapangan, agar data yang slah dan meragukan masih bisa
4.Pemasukan Data
Pemasukan data yaitu memasukan data kedalam komputer
dengan aplikasi SPSS untuk kemudian dianalisi
5. Pembersihan Data
Pembersihan data adalah membersihkan data dari kesalahan
memasukan data dan kesalahan dalam membaca kode.
F. Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat, analisis
univariat digunakan untuk melihat frekuensi kejadian dalam bentuk
presentasi ataupun proporsi yang disajikan dalam bentuk tabel. Analisis
univariat bertujuan untuk menjelaskan karakteristik masing-masing
42
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Tempat Penelitian 1. Latar Belakang
Puskesmas adalah penanggung jawab penyelenggara upaya
kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. Untuk menunjang keberhasilan
upaya kesehatan Puskesmas, telah dikembangkan aspek manajemen
tingkat Puskesmas. Diantaranya adalah Laporan Tahunan untuk melihat
sejauh mana Puskesmas dapat melaksanakan kegiatan yang telah
direncanakan, ataupun hambatan-hambatan dalam pelaksanaan kegiatan
yang telah dilakukan. UPT Puskesmas Ciputat Timur menyusun Laporan
Tahunan 2013 ( Januarai - Desember 2013) sebagai pelaporan proses
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan. Tujuannya agar UPT Puskesmas Ciputat
Timur dapat mewujudkan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
yaitu derajat kesehatan setinggi-tingginya sesuai dengan tujuan
pembangunan menuju Indonesia sehat 2010.
2. Visi, Misi, Motto Puskesmas Ciputat Timur
a. Visi
Menjadi Puskesmas yang mampu melaksanakan pelayanan kesehatan
prima yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
b. Misi
1) Memberikan pelayanan prima yang meliputi kegiatan promotif,
2) Mengembangkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.
3) Mengembangkan sumber daya manusia yang profesional dan
berkualitas.
4) Mengembangkan upaya kemandirian masyarakat bidang kesehatan.
5) Mengembangkan kemitraan lintas sektor dan swasta.
6) Mengembangkan sistem manajemen Puskesmas.
c. Motto
Bersih, Santun, Harmonis, Barokah dan Tertib
3. Gambaran Umum
Puskesmas Ciputat Timur merupakan salah satu dari empat puskesmas
yang ada di wilayah Kecamatan Ciputat Timur. Letaknya berbatasan dengan
:
Sebelah utara : DKI jakarta
Sebelah selatan : wilayah kerja Puskesmas Ciputat
Sebelah Barat : Wilayah Kerja Puskesmas Rengas dan DKI
jakarta
Sebelah Timur : Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan
Puskesmas Ciputat Timur terletak di jalan Rempoa No.1 Kelurahan
Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tanggerang Selatan Provinsi
Banten. Dibangun di atas tanah seluas 600 M2 dengan luas bangunan lebih
kurang 1000 m2 terdiri dari 2 lantai. Kegiatan pelayanan di pusatkan di
pengobatan TB paru, kelas ibu hamil, ruang perawatan umum dan
laboratorium.
Wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur terdiri dari 2 kelurahan yaitu
kelurahan Rempoa dan Kelurahan Cempaka Putih.
1. Kependudukan
Puskesmas Ciputat Timur mempunyai 2 kelurahan binaan dengan total
jumlah penduduk 58.411 jiwa yang terdiri dari 29.445 jiwa laki-laki
dan 28.966 jiwa perempuan dengan tingkat kepadatan penduduk 128
jiwa per km2. Tingkat kepadatan penduduk lebih banyak di kelurahan
Rempoa yaitu 156 jiwa/km2 dibandingkan dengan kelurahan Cempaka
Putih yaitu 99 jiwa/km2. Jumlah KK yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Ciputat Timur sebanyak 16.981 KK dengan jumlah rumah
sebanyak 11.383 rumah terdiri dari 139 TR dan 23 RW.
Tabel 5.1
Data Kependudukan di Wilayah Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2013
Sumber: laporan kependudukan Kelurahan Rempoa tahun 2013, dan
laporan Keluruhan Cempaka Putih Tahun 2013
2. Sosial Ekonomi
a. Tingkat pendidikan
Perkembangan perekonomian Kecamatan Ciputat Timur tahun
Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di tahun 2013.
Adapun data dari BPS belum tersedia untuk tingkat Kecamatan
Ciputat Timur sehingga belumdapat ditampilkan data akurat.
Selain itu data tidak ada dalam tabel profil yang harus di isi
sehingga kami sulit untuk menganalisanya.
b. Perkembangan Tahap Keluarga dan KK Miskin
Tabel 5.2
Jumlah penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun
2013 sebanyak 58.411 jiwa dan jumlah KK yang ada sebanyak
16.981. penduduk yang sudah mempunyai kartu Jamkesmas
sebanyak 3748 dari total kuota jamkesmas yaitu sebanyak 3840.
Hampir seluruh penduduk miskin yang memiliki kartu jamkesmas
maupun yang tidak memiliki kartu Jamkesmas terlayani dengan
baik untuk mendapat pelayanan kesehatan.
c. Tingkat pendidikan
Buta huruf/ tidak sekolah : 41 orang
Tidak tamat SD/MI : 280 orang
SD/MI : 5309 orang
SMP/MTS : 6163 orang
SMA/MA : 11061 orang
Diploma I/ Diploma II : 7183 orang
Akademi/ Diploma III : 4884 orang
Universitas/ Diploma IV : 3962 orang
S2 / S3 (Master / Doktor) : 828 orang
Kemampuan membaca dan menulis dapat dilihat dari Angka
Melek Huruf sebagai salah satu indikator tingkat pendidikan, yang
diukur dengan presentase penduduk usia 10 tahun ke atasyang dapat
membaca dan menulis. Adapun rata-rata Angka Melek Huruf di
Wilayah Kecamatan Ciputat Timur adalah 99,81 % dengan rincian
99,73% pada jenis kelamin dan 99,89% pada jenis kelamin perempuan.
4. Program Kesehatan Puskesmas Ciputat Timur
a. Program Kegiatan Pokok
1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Ibu dan Anak
3. Perbaikan Gizi
4. Pecegahan dan Pemberantasan Penyakit
5. Penyehatan Lingkungan
6. Pelayanan Pengobatan
b. Program Pengembangan Wajib
1. Program Lansia
2. Program UKS/UKGS