• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Faktor Risiko pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Faktor Risiko pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS CIPUTAT

TIMUR TAHUN 2014

Skripsi

Diajukan sebagai Tugas Akhir Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar

Sarjana Keperawatan (S. Kep)

OLEH:

RUSTIANA

NIM: 1110104000040

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(2)
(3)

ii

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Juli 2014

Rustiana, NIM: 1110104000040

Gambaran Faktor Risiko pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014

xvii+ 63 halaman, 15 tabel, 2 bagan, 7 lampiran

ABSTRAK

Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama penyakit kardiovaskular di seluruh dunia. Secara global, tingginya tekanan darah diperkirakan menjadi penyebab 7,1 juta kematian atau sekitar 13% total kematian. Prevalensi hipertensi diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia menederita hipertensi, prevalensi di Indonesia sebesar 31,7%.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif untuk mengetahui gambaran faktor risiko pada penderita hipertensi diwilayah kerja puskesmas Ciputat Timur tahun 2014. Responden berjumlah 122 orang yang diambil secara convenience. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei-Juni 2014.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi sebesar 8,73%. Dan beberapa faktor resiko pada penderita hipertensi didapatkan adalah jenis kelamin perempuan yang lebih dominan sejumlah 82 (67,2%), umur pada rentang 57-76 sejumlah 90 (72,8%), riwayat keluarga dengan hipertensi sejumlah 71 (58,2%), konsumsi makanan asin sejumlah 82 (69,7%), tidak melakukan olahraga sejumlah 96 (78,7%), stres sejumlah 68 (55,7%).

(4)

iii

ISLAMIC STATE UNIVERSITY SYARIF HIDATULLAH JAKARTA Undergraduated Thesis, July 2014

Rustiana, NIM: 1110104000040

The Description of the Risk Factors to Hypertension Patients in Health Center East Ciputat in year 2014

xvii+ 63 pages, 15 tabels, 2 charts, 7 attachments

ABSTRACT

Hypertension was a major cause of cardiovascular disease in over the world. Globally, high blood pressure was estimated to be the cause of 7,1 million deaths or about 13% of total deaths. Prevalence of hypertension in 2025 was predicted as many as 29% of adult worldwide suffered from hypertension. Prevalence in Indonesia gained 31,7%.

This study was in the form of descriptive qualitative research, With the purpose to see the description of the risk factors to hypertension patients in health center east Ciputat in year 2014. There were 122 respondents who were taken conveniently. The data were taken on May – June 2014.

The result of this study showed that prevalence hypertension gained 8,73% and women were more dominant as a hypertension sufferer. The percentage was 82 (67,2%), the age in interval 57-76 was 90 (72,8%), family history with hypertension was 71 (58,2%), salty food consuming was 82 (67,7%), exercising habit was 96 (78,8%), stressful was 68 (55,7%).

(5)
(6)
(7)
(8)

vii

Nama : Ruatiana

Tempat/Tanggal Lahir : Kayu Agung, 27 Oktober 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Tanjung Raja, Lk IV RT. 007/RW - , Kel Tanjung

Raja Utara Kec. Tanjung Raja , Kab. OI , Prov.

SUMSEL

Email : Rustiana2710@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. TK ABA Tanjung Raja (1997-1998)

2. SD Negeri 05 Tanjung Raja (1998-2004)

3. Mts Negeri Tanjung Raja (2004-2007)

4. MAN Sakatiga (2007-2010)

5. S-1 Keperawatan Fakultas Kedokteran (2010-sekarang)

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

(9)

viii

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah,

kekuatan dan karunia-Nya. Shalawat serta salam tidak lupa dihanturkan kepada

baginda Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Gambaran Faktor Resiko Pada Penderita Hipertensi Di

Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014 “.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana

keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Melalui penyusunan skripsi ini,

banyak hal yang telah penulis peroleh terutama dalam menambah pengetahuan

penulis yang berhubungan dengan aplikasi mata kuliah.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak baik moril

maupun materiil, sehingga dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima

kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr, Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. dr. MK Tadjudin Sp.And selaku Dekan FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM selaku Ketua Program Studi

dan Ibu Eni Nur’aini Agustini selaku Sekertaris Program Studi Ilmu

(10)

ix

Keperawatan. Sekaligus menjadi Dosen pembimbing 1 yang telah

memberikan waktu dan arahan, dalam membimbing untuk menyelesaikan

skripsi ini.

5. Bapak Karyadi, Ph. D sebagai pembimbing II yang telah memberikan

waktu dan arahan, dalam membimbing untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak/ibu Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, yang telah

memberikan ilmu yang sangat berguna dan telah membantu penyelesaian

skripsi ini melalui ilmu yang diberikan selama perkuliahan.

7. Seluruh staf karyawan Program Studi Ilmu keperawanan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Seluruh pihak dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan yang telah

membantu dan memberikan izin tempat penelitian.

9. Seluruh pihak dari Puskesmas Ciputat Timur yang telah membantu

peneliti selama penelitian ini.

10.Seluruh responden yang telah membantu penelitian ini.

11.Seluruh Pihak dari Dinas Pendidikan Kota Palembang SUMSEL yang

telah membantu penulis selama menempuh pendidikan hingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

12.Ayahanda (H. Maskadir (Alm)), Ibunda (Masriah) serta kakak-kakakku

tercinta yang telah memberikan kekuatan, kasih sayang, do’a serta tak

(11)

x

13.Seorang terkasih Dhany Indra Pradhanayang telah memberikan kekuatan,

semangat, kasih sayang, bimbingan serta do’a selama proses penyelesaian

skripsi ini.

14.Sahabat-sahabatku di SJD-SS seperjuangan, selalu bersama-sama dan

senantiasa saling memberikan semangat dan do’anya agar penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

15.Sahabat-sahabat terbaikku Harun, Bayu, Rosi, Ayu, Zata, Ana, Lulu,

Meli, Choyin, Yoga, Galuh, Adel, Fidah, Hilma, Maryam, Naila, Fitri

Farhani, Nina, Desi, dan Febti yang selalu bersama-sama dan senantiasa

memberikan semangat dan do’anya agar penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

16.Teman-temanku di PSIK 2010 seperjuangan, selalu bersama-sama dan

senantiasa saling memberikan semangat dan do’anya agar penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

17.Semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini baik dalam

persiapan, dan pelaksanaan yang tidak dapat disebutkan satu persatu

(12)

xi menambah wawasan pembaca pada umumnya.

Jakarta, Juli 2014

Penulis

(13)

xii

Hal

LEMBAR PERNYATAAN... i

ABSTRACK... ii

ABSTRAK... iii

LEMBAR PERSETUJUAN... iv

LEMBAR PENGESAHAN... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... xiv

DAFTAR BAGAN... xv

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR lAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah……….. 8

C. Pertanyaan Penelitian………. 8

D. Tujuan Penelitian... 9

1 Tujuan Umum... 9

2 Tujuan Khusus... 9

E. Manfaat Penelitian ... 10

1. Manfaat untuk instansi pelayanan kesehatan... 10

2. Manfaat untuk Masyarakat... 10

(14)

xiii

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 31

A. Kerangka Konsep... 31

B. Definisi Operasional... 33

BAB IV METODE PENELITIAN ... 37

(15)

xiv

1. Latar belakang... 42

42 2. Visi, Misi, Motto Puskesmas Ciputat Timur... 3. Gambaran Umum... 43

46 4. Program Kesehatan Puskesmas Ciputat Timur... 5. Data Sumber Daya... 47

B. Analisis Univariat... 48

1. Gambaran Jenis Kelamin... 48

2. Gambaran Umur... 48

3. Gambaran Riwayat keluarga... 49

4. Gambaran Obesitas………... 49

5. Gambaran Merokok... 50

6. Gambaran Konsumsi Makanan Asin... 50

7. Gambaran Olahraga... 51

8 Gambaran Stress... 51

BAB VI PEMBAHASAN ... 53

A. Keterbatasan Penelitian... 53

B. Analisis Univariat... 54

1. Gambaran Jenis Kelamin responden di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014... 54

2. Gambaran Umur responden di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014... 55

3. Gambaran Riwayat Keluarga responden di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014... 56

4. Gambaran Obesitas responden di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014... 56

5. Gambaran Merokok responden di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014... 57

(16)

xv

8. Gambaran stress responden di wilayah kerja Puskesmas

Ciputat Timur Tahun 2014... 59

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

A. Kesimpulan... 61

B. Saran... 62

1. Kepada Pihak Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan... 62

2. Kepada Pihak Puskesmas Ciputat Timur... 63

3. Kepada Masyarakat Penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur... 63

4. Kepada Peneliti Lain... 63

(17)

xvi

Halaman 2.1 Kerangka Teori

3.1 Kerangka Konsep

30

(18)

xvii

Nomor Tabel Halaman

2.1 Klasifikasi hipertensi berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik menurut kriteria JNC-VI 1997

14

2.2 Klasifikasi berat badan berdasarkan IMT 20

3.1 Definisi Operasional 33

5.1 Data Kependudukan di Wilayah Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2013

44

5.2 Perbandingan KK Miskin 45

5.3 Tenaga Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2013 47

5.4 Peran Serta Masyarakat Ciputat Timur Tahun 2013 47 5.5 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pada Penderita

Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014

48

5.6 Distribusi Frekuensi umur Pada Penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014

48

6.7 Distribusi Frekuensi Obesitas Pada Penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014

49

5.8 Distribusi Frekuensi Riwayat Keluarga Pada Penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014

49

5.9 Distribusi Frekuensi Merokok Pada Penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014

50

5.10 Distribusi Frekuensi Konsumsi Makanan Asin Pada Penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014

50

5.11 Distribusi Frekuensi Olahraga Pada Penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014

51

5.12 Distribusi Frekuensi Stress Pada Penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014

(19)

xviii

1. Lampiran 1 : Surat Pemberian Izin Studi Pendahuluan 2. Lampiran 2 : Surat Pemberian Izin Penelitian

3. Lampiran 3 : Surat Pemeberian Izin Pengambilan Data

4. Lampiran 4 : Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Penelitian 5. Lampiran 5 : Lembar Inform Consent

6. Lampiran 6 : Lembar Kuisoner

(20)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang besar dan serius

bagi dunia. Di samping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung

meningkat dimasa yang akan datang, hipertensi juga merupakan penyebab

kematian (Kodim, 2001). Menurut World Health Organization (WHO) (2005), hipertensi merupakan faktor risiko dari tingginya prevalensi

penyakit kardiovaskular di seluruh dunia akibat meningkatnya prevalensi

dari faktor-faktor yang berkotribusi.

Secara global, tingginya tekanan darah diperkirakan menjadi

penyebab 7,1 juta kematian atau sekitar 13% total kematian. Sekitar 62%

penyakit serebrovaskular dan 49% penyakit jantung iskhemik disebabkan

oleh tingginya tekanan darah (>115) (Tasfaye et al., 2007). Bahkan di dunia, hipertensi menjadi beban finansial yang cukup besar, baik bagi

masyarakat maupun sistem sistem kesehatan dan menghabiskan banyak

sumber daya (Adediran et al., 2009)

Saat ini, secara umum prevalensi hipertensi di dunia cukup tinggi

dan semakin dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000, sekitar 26,4%

masyarakat dunia menderita hipertensi. Pada tahun 2003 tingkat prevalensi

menjadi 28% (crude) dan 27,3% (age-standarized) (Amoah AG, 2003). Menurut catatan WHO (2011) ada satu milyar orang di dunia

menderita hipertensi dan dua per-tiga diantaranya berada di Negara

(21)

diperkirakan akan terus meningkat dan diprediksi pada tahun 2025

sebanyak 29% orang dewasa diseluruh dunia menderita hipertensi,

sedangkan di Indonesia angkanya mencapai 31,7%. Laporan statistik

kesehatan Dunia 2012 menyebutkan bahwa satu dari tiga orang dewasa di

seluruh dunia menderita tekanan darah tinggi. Suatu kondisi yang

merupakan penyebab sekitar setengah dari semua kematian akibat stroke

dan serangan jantung. Di Dunia prevalensi hipertensi tertinggi berada

dibeberapa Negara yang berpendapatan rendah di Afrika. Diperkirakan

lebih dari 40% orang dewasa di Negara tersebut terkena hipertensi

(Kemenkes, 2013).

Di Indonesia pada tahun 1995 satu dari sepuluh orang berusia 18

tahun keatas menderita hipertensi, kemudian kondisi ini meningkat

menjadi satu dari tiga orang menderita hipertensi pada tahun 2007.

Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7% atau satu dari tiga orang

dewasa mengalami hipertensi, dan 76,1% diantaranya tidak menyadari

sudah terkena hipertensi (Kemenkes, 2013).

Prevalensi hipertensi di Indonesia adalah 8,3% (InfoKes Depkes

RI, 2007). Sedangkan data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKR7T)

2001, prevalensi hipertensi di indonesia pada daerah urban dan rural

berkisar 17-21% (Puskom Depkes RI, 2008) dengan proporsi hipertensi

pada pria 27% dan wanita 29%, sedangkan hasil Survei Kesehatan Rumah

Tangga (SKRT) tahun 2004, prevalensi hipertensi di Indonesia pada orang

yang berusia diatas 35 tahun ≥ 15,6% dengan proporsi pria 12,2% dan

(22)

disebutkan prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar 30% dengan insiden

komplikasi penyakit kardiovaskular lebih banyak perempuan (52%)

dibandingkan laki-laki (48%) (Depkes RI, 2008).

Kejadian penyakit hipertensi ini, pemerintah Indonesia sudah

banyak melakukan upaya untuk mengatasi kejadian hipertensi diantaranya

adalah mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini hipertensi

secara aktif (skrining), meningkatkan akses masyarakat terhadap

pelayanan deteksi dini melalui kegiatan posbindu Penyakit tidak Menular

(PTM), meningkatkan akses pasien terhadap pengobatan hipertensi

melalui revitalisasi puskesmas untuk pengendalian PTM (Kemenkes,

2012)

Upaya menurunkan konsekuensi timbulnya penyakit hipertensi di

butuhkan deteksi awal dan manajemen kesehatan yang efektif. Kegiatan

identifikasi faktor risiko diharapkan mampu mendeteksi kasus hipertensi

secara efektif. Identifikasi faktor risiko dapat dilakukan melalui analisis

gambaran berdasarkan karakteristik tertentu seperti karakteristik individu

(Anggraini, dkk., 2008).

Black dan Hawks (2005) menyatakan bahwa ada beberapa faktor

risiko yang mempengaruhi kejadian hipertensi. Faktor risiko ini

diklasifikasikan menjadi faktor yang tidak dapat diubah dan faktor risiko

yang dapat diuba. Faktor risiko yang dapat diubah yaitu riwayat keluarga,

umur, jenis kelamin, genetik, dan etnis. Sedangkan faktor risiko yang

(23)

makan makanan asin/garam, konsumsi alcohol, konsumsi kalium,

konsumsi lemak dan konsumsi kafein.

Faktor risiko yang tidak dapat diubah adalah sebagai berikut,

Seseorang dengan riwayat kelurga hipertensi, beberapa gennya akan

berinteraksi satu sama lain dengan lingkungan yang akan meningkatkan

tekanan darah. Sesorang yang orang tuanya menderita hipertensi akan

mempunyai risiko lebih besar mengalami hipertensi diusia muda. Jenis

kelamin dapat mempengaruhi kejadian hipertensi. Tingkat kejadian

hipertensi lebih tinggi pada pria daripada wanita pada usia dibawah 55

tahun, akan menjadi sebanding pada usia 55-75 tahun akan tetapi pada

usia diatas 74 tahun wanita akan lebih rentan mengalami hipertensi

disbanding pria. Etnis yang dapat mempengaruhi kejadian hipertensi.

Alasan tingginya kejadian hipertensi pada ras kulit hitam belum diketahui

secara jelas, tetapi peingkatan ini dipengaruhi oleh kadar renin yang

rendah dan sensitivitas terhadap vasopressin yang lebih tinggi, masukan

garam yang lebih banyak dan stress lingkungan yang lebih tinggi (Black &

Hawks, 2005).

Kejadian hipertensi akan muncul sejak seseorang berumur 20 tahun

pada laki-laki dan perempuan, dan akan terus meningkat seiring dengan

bertambahnya umur (Black & Hawks, 2005). Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Tretment of High Blood Pressure

(JNC) tahun 2003 menyatakan bahwa seorang yang mempunyai tekanan

darah normal pun mempunyai risiko hipertensi sejak berusia 55 tahun (

(24)

Faktor yang dapat diubah adalah orang yang obesitas, dimana

orang yang mempunyai berat badan lebih akan terjadi hiperinsulinemia

dan peningkatan resistensi insulin yang pada gilirannya kan terjadi

hipertrofi tunika media pembuluh darah perifer dan hasil akhirnya kan

menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi (Kaplan, 2002). kebiasaan

merokok, rokok mengandung nikotin yang dapat meningkatkan hormone

epinefrin/adrenaline yang bersifat memacu jantung untuk berkontraksi yang dapat merusak lapisan dinding pembuluh darah yaitu berupah

plak/penebalan sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan lairan darah

keotak akan terhambat yang akan lambat laun merusak jaringan otak

karena kurangnya suplai oksigen, hasil pembakaran rokok berupa

karbonmonoksida (CO) yang dapat mengakibatkan berkurangnya

kemampuan darah membawa oksigen keorgan tubuh sehingga untuk

memenuhi kebutuhan oksigen jantung bekerja lebih cepat untuk

menggantikan oksigen yang akan disuplai ke jaringan tubuh sehingga

dapat menigkatkan tekanan darah (Lili dan Tantan, 2007).

Pola konsumsi makanan asin/garam, kebiasaan olahraga,

komsumsi alkohol, konsumsi lemak, konsumsi kafein dan strees juga

dapat menyebabkan terjadinya hipertensi. American Heart Association

(2004) menyatakan bahwa hipertensi dapat dikontrol dengan gaya hidup

sehat dan pengendalian faktor risiko. Menteri kesehatan, Endang Rahayu

(25)

dapat dicegah dengan gaya hidup sehat dan mengendalikan faktor risiko

seperti yang telah dinyatakan oleh American Heart Association.

Berbagai penelitian telah membuktikan berbagai faktor risiko yang

berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi. Hasil studi sebelumnya

menyebutkan faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan menjadi yang

tidak dapat diubah seperti riwayat keluarga, jenis kelamin, dan usia, serta

faktor yang dapat dikontrol seperti pola konsumsi makanan yang

mengandung natrium, lemak, perilaku merokok, obesitas, dan kurangnya

aktivitas fisik (Anggraini, dkk., 2008). Dalam penelitian sebelumnya telah

banyak membuktikan bahwa hipertensi disebabkan oleh beberapa

faktor-faktor. Dalam penelitian Agnesia tahun 2012 melaporkan bahwa faktor

yang menyebabkan hipetensi adalah umur karena semakin lanjut usia

semakin berisiko terkena hipertensi, faktor genetik memiliki risiko lebih

besar daripada orang yang tidak memiliki riwayat keluarga, seorang

perokok dan orang yang obesitas. Sedangkan dalam penelitian Ade dkk

(2009) melaporkan hasil penelitiannya bahwa hipertensi terjadi karena

oleh berbagai faktor antara lain dapat disebabkan oleh usia >45 tahun

(89,1%), berjenis kelamin wanita (56,5%), genetik (65,2%), merokok

(56,5%) dan pola asupan garam (65,2%). Kenyataan yang didapatkan

angka kejadian hipertensi masih cukup tinggi.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan kota Tangerang Selatan

tahun 2013, di Wilayah Kota Tangerang Selatan pasien hipertensi

sebanyak 20.891 orang dan didapatkan hasil distribusi kejadian hipertensi

(26)

sebagai berikut : (1) Kelurahan kampung Sawah sebesar 29%, (2)

Kelurahan Sawah Baru sebesar 32,4%, (3) Wilayah kerja Puskesmas

Ciputat Timur sebesar 41,9%, (4) Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang

sebesar 32,5% (Rinawang, 2011).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fahad, dkk. (2011)

serta didukung oleh hasil distribusi kejadian hipertensi kelurahan di Kota

Tangerang Selatan tahun 2012-2013 didapatkan bahwa salah satu wilayah

di kota Tangerang Selatan yaitu wilayah Puskesmas Ciputat Timur

memiliki masalah hipertensi yang cukup serius, kejadiannya masih tinggi

yaitu sebesar 41,9% dan diperlukannya manajemen program untuk

intervensi lebih lanjut.

Berdasarkan studi pendahuluan pada pasien hipertensi di wilayah

kerja Puskesmas Ciputat Timur, peneliti melakukan wawancara kepada

sepuluh pasien hipertensi dengan memperoleh hasil 7 pasien hipertensi

dari 10 pasien hipertensi, terjadinya hipertensi disebabkan oleh beberapa

faktor risiko diantaranya adalah berat badan yang lebih yaitu memiliki

IMT >27,0 (obesitas), kebiasaan pasien hipertensi yang suka dan sangat

sulit meninggalkan kebiasaan konsumsi makanan asin seperti ikan asin,

makanan daging kaleng, dan gorengan serta didukung oleh riwayat

keluarga yang memiliki hipertensi dan kurangnya berolahraga dengan

alasan tidak mempunyai waktu untuk melakukan olahraga. Dua orang dari

sepuluh pasien hipertensi mengatakan sulit tidur karena banyak pikiran

(27)

Berdasarkan fenomena uraian di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai Gambaran Faktor Risiko pada Pasien

Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan kota Tangerang Selatan

tahun 2013 di Wilayah Kota Tangerang Selatan pasien hipertensi sebanyak

20.891 orang dan didapatkan hasil distribusi kejadian hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan lebih

dominan dengan jumlah sebesar 41,9% dibandingkan dengan distribusi

kejadian hipertensi dari kelurahan puskesmas lainnya ( Kelurahan

kampung Sawah sebesar 29%, Kelurahan Sawah Baru sebesar 32,4%,

Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang sebesar 32,5% (Rinawang, 2011).

Dengan pertimbangan tersebut maka rumusan masalah ini adalah peneliti

ingin mengetahui bagaimana gambaran faktor risiko pada pasien hipertensi

diwilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran usia pada pasien hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014?

2. Bagaimana gambaran jenis kelamin pada pasien hipertensi di wilayah

kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014?

3. Bagaimana gambaran riwayat keluarga pada pasien hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014?

4. Bagaimana gambaran obesitas pada pasien hipertensi di wilayah kerja

(28)

5. Bagaimana gambaran pola konsumsi makanan asin/garam pada

penederita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun

2014?

6. Bagaimana gambaran kebiasaan merokok pada penerita hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014?

7. Bagaimana gambaran Olahraga pada pasien hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014?

8. Bagaimana gambaran stress pada pasien hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014?

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran faktor risiko pada pasien hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran usia pada pasien hipertensi di wilayah

kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014.

b. Mengetahui gambaran jenis kelamin pada pasien hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014.

c. Mengetahui gambaran riwayat keluarga pada pasien hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014.

d. Mengetahui gambaran obesitas pada pasien hipertensi di wilayah

(29)

e. Mengetahui gambaran makan makanan asin/garam pada

penederita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur

tahun 2014.

f. Mengetahui gambaran kebiasaan merokok pada penerita

hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014.

g. Mengetahui gambaran olahraga pada pasien hipertensi di wilayah

kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014.

h. Mengetahui gambaran stress pada pasien hipertensi di wilayah

kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014.

E. Manfaat Penelitian

1.Manfaat untuk Instansi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi atau

masukan mengenai gambaran hasil faktor risiko hipertensi yang

nantinya dapat diterapkan sebagai cara untuk pencegahan primer dan

meminimalkan risiko komplikasi dari kejadian hipertensi. Dapat

menjadi bahan masukan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan

terutama dalam upaya preventif untuk mengendalikan faktor risiko

demi menurukan angka kejadian hipertensi melalui edukasi dan

promosi kesehatan.

2. Manfaat untuk Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat digunanakan sebagai masukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terutama

responden dalam mengetahui angka kejadian hipertensi dan faktor

(30)

responden sadar dan termotivasi untuk melakukan tindakan

pengendalian faktor risiko demi menghindari komplikasi yang akan

terjadi .

3. Manfaat untuk Peneliti

Diharapkan dari penelitian ini, peneliti selanjutnya melakukan

penelitian tentang faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian

hipertensi dan/atau motivasi masyarakat terhadap pengendalian faktor

(31)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah suatu kondisi dimana tekanan darah sistolik

sesorang 140 mmHg atau lebih dan tekan diastoliknya 90 mmHg atau

lebih dan tidak menggunakan pengobatan antihipertensi (Lewis et al.,

2007). Hipertensi menurut diagnosis WHO di Amerika Serikat ialah

tekan sistolik > 140 mmHg dan tekan diastoliknya > 90 mmHg (Wu El et al, 2012). Hipertensi bukan penyakit kronis, tetapi secara independen terkait dengan penyakit kardiovaskular pada orang tua. Meskipun

merupakan salah satu penyakit serebrovaskular, hal itu bisa berkembang

menjadi faktor modifikasi (Ellekjaer et al., 2001; Menotti et al., 2004). Hipetensi mempengaruhi lebih dari 70 juta orang di Amerika

Serikat dan merupakan faktor risiko terbesar untuk perkembangan

penyakit kardiovaskular dan penyakit ginjal. (Carter et al., 2008; Chobanian, 2009). Menurut Elmer dkk, 2006 menjelaskan kira-kira 20%

kematian di Amerika Serikat disebabkan oleh tidak beraktivitas pisik,

kurang optimalnya diet, dan gaya hidup lainya yang dapat menyebabkan

ketidaksehetan.Hipertensi adalah suatu pertimbangan faktor risiko utama

untuk penyakit kardiovakular (CVD) (Whitworth, 2005 & Ezzati, et al., 2008).

Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang mahal dan dapat

melemahkan masalah kesehatan di seluruh dunia, prevalensi saat ini kian

(32)

Negara Amerika Serikat, Venezuela, Afrika Selatan dan telah mendekati

50% yang dilaporkan di Negara Germani dan Spanyol ( Arnaout et al., 2011; Hernandez-Hernandez et al., 2000). Meningkatnya prevalensi hipertensi umumnya menunjukkan suatu perubahan pada diketahuinya

pencegahan faktor risiko dan perubahan demografi disuatu populasi.

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

menjadi masalah kesehatan penting diseluruh dunia karena prevalensinya

yang masih tinggi dan terus meningkat serta hubungannya dengan

penyakit kardiovaskular, stroke, retinopati, dan penyakit ginjal.

Hipertensi juga menjadi risiko ketiga terbesar penyebab kematian dini.

The third National Health and Nutrition Examination Survey

mengungkapkan bahwa hipertensi mampu meningkatkan risiko penyakit

jantung coroner sebesar 12% dan meningkatkan risiko stroke sebesar 24%

(Tjotonegoro et a.l, 2001).

Hipertensi merupakan penyakit dengan berbagai kausa. Berbagai

penelitian telah membuktikan berbagai faktor risiko yang berpengaruh

terhadap timbulnya hipertensi. Hasil studi sebelumnya menyebutkan

faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan menjadi yang tidak dapat

dikontrol seperti riwayat keluarga, jenis kelamin, usia, dan etnis. serta

faktor yang dapat dikontrol seperti pola konsumsi makanan yang

mengandung natrium, lemak, perilaku merokok, obesitas, dan kurangnya

(33)

Tabel 2.1

Klasifikasi Hipertensi berdasarkan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Menurut Kriteria JNC-VI 1997

Sumber: Kaplan, 2002 (JNC-VI, 1997)

Klasifikasi di atas berlaku untuk dewasa usia diatas 18 tahun yang tidak

sedang dalam keadaan minum obat anti hipertensi dan tidak sedang dalam

keadaan menderita penyakit akut. Apabila besar sistolik maupun doastolik jatuh

pada kategori yang berbeda untuk menentukan kategorinya maka yang dipakai

tekanan darah yang lebih besar (Kaplan, 2002: 12)

B. Penyebab Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya Hipertensi dapat dibedakan menjadi dua golongan

besar yaitu :

1. Hipertensi primer, yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.

Hipertensi jenis ini cenderung genetik yang kuat dan dipengaruhi oleh

faktor kontribusi seperti obesitas, stress, merokok, dan konsumsi garam

yang berlebih (Sherwood, 2001). 90% sampai 95% pasien yang

mengalami hipertensi disebabkan oleh hipertensi primer (Hahn & Payne,

2003).

No Klasifikasi Tekanan Darah

(34)

2. Hipertensi sekunder, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.

Penyebab hipertensi sekunder adalah sebagai berikut : (1) Penyempitan

kongenital aorta; (2) Penyakit ginjal seperti stenosis arteri ginjal; (3)

Gangguan endokrin seperti sindrom Chusing dan hiperaldesteron; (4) Gangguan neurologi seperti tumor otak atau cidera kepala; (5) Sleep apnea; (6) Pengobatan jenis stimulan simpatetik misalnya kokain, terapi penggantian esterogen, obat kontrasepsi oral. Dan obat anti inflamasi non

steroid; (7) Kehamilan yang menstimulasi hipertensi ( Dirksen et al.,

2000).

C. Faktor Risiko Hipertensi

Berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi:

1. Faktor Risiko yang tidak dapat Diubah a. Faktor Riwayat Keluarga

Penderita hipertensi didapatkan riwayat faktor hipertensi dalam

keluarganya sebesar 70-80%. Apabila riwayat keluarga hipertensi

didapatkan pada kedua orang tua, maka terjadi hipertensi akan lebih

besar (Kodim, 2001). Berbagai penelitian dan study kasus menguatkan bahwa faktor keturunan merupakan salah satu penyebab terjadinya

hipertensi, dimana jika dlam keluarga/orang tua ada yang menderita

hipertensi 25-60% akan terjadi pada anaknya (Lili & Tantan, 2007).

Menurut Sheps (2005) menyatakan bahwa jika seorang dari

orang tua mempunyai hipertensi maka sepanjang hidup kita

(35)

kedua orang kita mempunyai hipertensi risikonya meningkat menjadi

tiga banding lima atau sekita 60% untuk mengalaminya.

Menurut penelitian yang dilakukan Anggraini, dkk (2008)

menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara riwayat keluarga

terhadap hipertensi dengan probabilitas terjadinya hipertensi pada

riwayat keluarga hipertensi sekitar 8 kali lebih tinggi dibandingkan

dengan dengan yang tidak memiliki riwayat keluarga hipertensi.

Sedangkan menurut hasil penelitian Hasurungan (2002) menyatakan

bahwa seseorang yang memiliki riwayat keluarga penderita hipertensi

berisiko sebesar 2,035 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang

yang tidak memiliki keluarga hipertensi. Penelitian yang dilakukan

oleh Riyadina (2002) menyatakan faktor riwayat keluarga hipertensi

mempunyai peran sebesar 1,25 kali lebih tinggi untuk terjadinya

hipertensi dibandingkan dengan seseorang yang tidak mempunyai

riwayat keluarga hipertensi.

b. Genetik

Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti

dengan ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada

kembar monozigot (satu sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel

telur). Seorang penderita yang mempunyai sifat genetik hipertensi

primer (esensial) apabila dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi

terapi, bersama lingkungannya akan menyebabkan hipertensinya

berkembang dan dalam waktu sekitar 30 - 50 tahun akan timbul tanda

(36)

c. Umur

Black dan Hawks (2005) menyatakan bahwa seseorang rentan

mengalami hipertensi primer. 50 - 60% pasien yang berumur di atas 60

tahun mempunyai tekanan darah di atas 140/90 mmHg.

Tingginya hipertensi sejalan dengan bertambahnya usia,

disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar,

sehingga lumen menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah

menjadi lebih kaku, sehingga akibat tersebut adalah meningkatnya

tekanan darah darah sistolik (Depkes RI, 2006). Dan disebabkan oleh

perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan hormone

(Gunawan, 2011). Dengan bertambahnya umur, risiko terkena

hipertensi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi dikalangan usia

lanjut kucup tinggi yaitu sekitar 40% dengan kematian sekitar 50%

diatas umur 60 tahun (Nurkhalida, 2003).

Penelitian yang dilakukan Kamso (2004) di 6 kota besar seperti

Jakarta, Padang, Bandung, Yogyakarta, Denpasar, dan Makasar

terhadap usia lanjut (55 - 85 tahun) didapatkan prevalensi hipertensi

sebesar 52,5%. Batasan penggolongan usia menurut Badan Pusat

Statistik (BPS) adalah <15 tahun, 15 - 24 tahun, 25 - 34 tahun, 35 - 44

tahun, 45 - 54 tahun, 55 - 64 tahun, >60 tahun.

d. Jenis kelamin

(37)

hipertensi lebih tinggi pada populasi laki-laki dibandingkan populasi

perempuan pada kelompok sebelum menopause. Pada masa setalah menopause atau mendekati usia 60 tahun maka prevalensi hipertensi

kedua kelompok hamper sama. Latar belakang ini disebabkan bahwa

pada masa perempuan mengalami siklus menstruasi maka terdapat

kehilangan voleme darah secara teratur setiap bulan sehingga terjadi

pengurangan volume intravaskuler secara berkala yang akan berhenti

setelah menopause. Dengan bertambahnya usia, pada kelompok 65

tahun keatas prevalensi hipertensi akan lebih tinggi terjadi pada

perempun diandingkan laki-laki (Kaplan, 2002).

Penelitian di Indonesia prevalensi hipertensi yang lebih tinggi

terdapat pada wanita (Depkes RI, 2006c). Hal ini terbukti dengan

adanya penelitian yang dilakukan oleh Sugiri (2004) di Jawa Tengah

mendapatkan prevalensi hipertensi sebesar 6,0% pada pria dan 11, 6%

pada wanita. Laporan dari Semarang, didapatkan 7,5% pada pria dan

10,9% pada wanita (Suyono, dkk., 2001). Sedangkan laporan dari

Setiawan (2006) menunjukkan prevalensi hipertensi di pulau Jawa

sebesar 36,7% pada pria dan 47,1% pada wanita.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuliarti (2007)

menyatakan ada hubungan bermakna secara statistik antara jenis

kelamin dengan hipertensi. Hasil penelitian yang di lakukan oleh Hesti

Rahayu (2012) menunjukkan bahwa kejadian hipertensi lebih tinggi

(38)

31,7% dan menjelaskan juga ada hubungan yang signifikan antara

jenis kelamin dengan kejadian hipertensi.

e. Etnis

Menurut data dari Third National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES III, 1988-1991) dalam Sheps (2005) menunjukkan bahwa jumlah penderita hipertensi berkulit hitam 40%

akan lebih tinggi dibandingkan dengan yang berkulit putih. Hal ini

belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun dalam orang

berkulit hitam ditemukan kadar rennin yang lebih rendah dan

sensitifitas terhadap vasopresin lebih besar (Amirlawaty, dkk, 2007

dalam Anggraini, dkk, 2008).

2. Faktor Risiko yang dapat Diubah a. Obesitas

Berat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah

pada kebanyakan kelompok etnik di semua umur. Menurut National Institutes for Health USA (NIH, 1998), prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) >30 (obesitas) adalah

38% untuk pria dan 32% untuk wanita, dibandingkan dengan

prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang memiliki

IMT <25 (status gizi normal menurut standar internasional).

Risiko terjadinya peningkatan tekanan darah pada orang yang

mempunyai berat badan lebih ialah 2 - 6 kali lebih tinggi daripada

orang dengan berat badan normal. Diperkirakan 20 - 30% kasus

(39)

mendapatkan penurunan tekanan darah dapat terjadi dengan

menurunkan tekanan darah, baik pada individu dengan hipertensi

maupun normotensi. Diperkirakan penurunan rata - rata berat badan

9,2 kg dapat menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik dan

diastolik masing-masing 6,3 dan 3,1 mmHg (Panduan PBL, 2003).

Klasifikasi berat badan berdasarkan IMT dijelaskan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 2.2

Klasifikasi Berat Badan berdasarkan IMT

Klasifikasi IMT(kg/m2)

 Kurus

(2006c) menyatakan bahwa kegemukan (obesitas) adalah presentasi

abnormalitas lemak uang dinyatakan dalam Indeks Massa Tubuh

(IMT) yaitu perbandingan antara berat badan dan tinggi badan kuadrat

dalam meter. Berat badan dan Indeks Massa Tubuh (IMT) berkorelasi

langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik

(Depkes RI, 2006c).

Menurut hasil penelitian Yuliarti (2007) menyatakan bahwa

orang yang obesitas memiliki risiko 4.053 kali lebih tinggi

(40)

hasil penelitian Asdie, dkk (2009) menyatakan bahwa orang yang

obesitas memiliki risiko terkena hipertensi sebesar 2.653 kali lebih

tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak obesitas. Dan hasil

penelitian oleh Hesti Rahayu (2012) menjelaskan bahwa orang dengan

obesitas 8.449 kali lebih berisiko daripada orang yang tidak obesitas.

Obesitas mempunyai korelasi positif dengan hipertensi.

Anak-anak remaja yang mengalami kegemukan cenderung mengalami

tekanan darah tinggi (hipertensi). Ada dugaan bahwa meningkatnya

berat badan normal relatif sebesar 10 % mengakibatkan kenaikan

tekanan darah 7 mmHg. Oleh karena itu, penurunan berat badan

dengan membatasi kalori bagi orang - orang yang obesitas bisa

dijadikan langkah positif untuk mencegah terjadinya hipertensi

(Khomsan, 2003).

b. Konsumsi Makanan Asin

Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam

patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan

pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal (Gunawan,

2005). Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan

prevalensi hipertensi yang rendah, sedangkan jika asupan garam

antara 5 - 15 gram perhari prevalensi hipertensi meningkat menjadi

15 - 20 %. Pengaruh asupan terhadap timbulnya hipertensi terjadi

melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah

(41)

Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, karena

menarik cairan diluar sel agar tidak keluar, sehingga akan

meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada manusia yang

mengkonsumsi garam 3 gram atau kurang ditemukan tekanan darah

rata-rata rendah, sedangkan asupan garam sekitar 7 - 8 gram tekanan

darahnya rata-rata lebih tinggi. Konsumsi garam yang dianjurkan

tidak lebih dari 6 gram/hari setara dengan 110 mmol natrium atau

2400 mg/hari (Thomas, 2005)

Contoh jenis makanan asin yang dapat menyebabkan

terjadinya hipertensi adalah telor asin, ikan asin, sayur asin, kecap

asin, kripik kentang, keju, daging kaleng, saos tomat dan saos cabe.

Hipertensi dapat terjadi jika sesorang mengkonsumsi makan makanan

asin minimal 1 kali perhari atau >1 kali perhari (Kemenkes, 2012).

c. Konsumsi Alkohol

Konsumsi alkohol harus diwaspadai karena dapat menjadi

penyebab sekitar 20 - 50 % dari semua kejadian hipertensi (Sheps,

2005). Mekanisme peningkatan tekanan darah akibat alkohol masih

belum jelas. Namun diduga peningkatan kadar kartisol, dan

peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan darah berperan

dalam menaikkan tekanan darah (Depkes RI, 2006c).

Mengkonsumsi tiga gelas atau lebih minuman beralkohol

perhari dapat meningkatkan risiko hipertensi dua kali lebih tinggi

(Sheps, 2005). Berdasarkan hasil penelitian Wirakusumah (2001)

(42)

sebanyak dua kali sampai tiga kali sehari akan naik sekitar 40%

dibandingkan mereka yang tidak mengkonsumsi alkohol. Menurut

Savero (2004) menyatakan bahwa peminum alkohol mempunyai

risiko 2,31 kali menderita hipertensi dibandingkan dengan yang tidak

minum alkohol.

d. Konsumsi Kalium

Kalium adalah mineral yang membantu mengimbangi jumlah

natrium dalam cairan sel. Kalium membebaskan kelebihan natrium

dalam sel-sel melalui filtrasi lewat ginjal dan dikeluarkan bersama

urine. Jika makanan kita tidak cukup kandungan kaliumnya atau

tubuh tidak bisa mempertahnkan jumlah yang cukup maka jumlah

natrium akan menumpuk. Keadaan ini yang akan meningkatkan

risiko terjadinya hipertensi. Kadar kalium yang rendah akan

merangsang pelepasan hormon aldesteron yang meningkatkan retensi

natrium dan air sehingga risiko hipertensi meningkat (Sheps, 2005).

Sumber kalium adalah beras, beras ketan, roti, biscuit, jagung,

kentang, singkong, ayam, daging sapi, hati, ikan (sardine, mas dan

tongkol), telor bebek, kacang hijau, kacang kedelai, kacang mete,

kacang merah, pepaya, kembang kol, ketimu, alpukat, tomat,apel

merah, pisang, jeruk, susu kambing, susu cokelat, susu kental manis,

susu bubuk, kelapa, santan, gula merah, madu ,dan teh (Almatsier,

2006 & Soehardi, 2004).

(43)

kalium yang diperkirakan cukup dan aman untuk kelompok dewasa

dalam waktu satu tahun adalah 684,375 - 2053,125 gram.

e. Konsumsi Lemak

Lemak berfungsi untuk sumber energi, sumber asam lemak

essensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein,

member rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas, memelihara

suhu tubuh, dan pelindung organ tubuh (Almatsier, 2003).

Kebutuhan lemak untuk lanjut usia (masa manopause) tidak

melebihi 20-50% dari kebutuhan (Wirakusumah, 2004). Kebiasaan

konsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan berat

badan yang berisiko terjadinya hipertensi. Menurut penelitian Dr.J.M.

Lacono dalam Siauw (1994) menyatakan bahwa dengan mengurangi

lemak hewan dalam makanan dapat menurunkan tekanan darah

karena dengan mengurangi lemak akan menigkatkan hormon

protatgladin dalam tubuh dan hormon ini sifatnya menurunkan tekanan darah.

f. Konsumsi Kafein

Kafein adalah zat yang dapat mengatasi kelelahan dan

meingkatkan kosentrasi dan menggembirakan suasana hati. Sumber

kafein adalah kopi, the, soft drink, dan cokelat (Sheps, 2005).

Beberapa peneliti menyatakan bahwa kafein dapat membuat

pembuluh darah menyempit karena kafein dapat meblokir efek

(44)

banyak kartisol dan adrenalin yang dapat memicu tekanan darah

menjadi meningkat (Sheps, 2005).

Menurut beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang

yang mengkonsumsi kafein secara teratur sepanjang hari mempunyai

rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak emngkonsumsi

sam sekali. Hal ini terbukti dengan mengkonsumsi kafein didalam

dua sampai tiga cangkir kopi (200 - 250 mg) terbukti meningkatkan

tekanan darah sistolik sebesar 3-14 mmHg dan tekanan diastolik

sebesar 4 - 13 mmHg pada orang yang tidak mempunyai hipertensi

(Sheps, 2005).

g. Merokok

Penelitian Bowman yang dilakukan terhadap 28.236 wanita

di Massachussets yang pada awalnya tidak menderita hipertensi,

setelah pengamatan selama 9,8 tahun diperoleh peningkatan yang

signifikan terhadap kenaikan tekanan darah pada wanita yang

meroko pada wanita yang merokok lebih dari 15 batang per hari.

Kandungan dalam rokok terdapat nikotin yang dapat menyebabkan

meningkatnya denyut jantung dan menyebabkan vasokonstriksi

perifer yang akan meningkatkan tekanan darah arteri pada jangka

waktu yang pendek, selama dan setelah merokok (Black & Hawks,

2005).

Menurut Bustan (1997) dalam Suheni (2007) jenis perokok

menurut banyaknya jumlah rokok yang terbagi menjadi 3 kelompok

(45)

jika merokok 10-20 batang/ hari dan perokok berat jika merokok >

20 batang/ hari.

Menurut Marvyn (1887) menyatakan dalam kasus hipertensi,

seorang perokok sigaret mempunyai risiko lebih besar dibandingkan

orang yang tidak merokok. Perokok yang tidak menghisap asap

tembakau, yaitu peroko cerutu dan pipa, mungkin mempunyai risiko

lebih kecil daripada perokok segaret, tetapi harus diingat bahwa

penyerapan zat berbahaya tetap bisa terjadi secara langsung melalui

mulut. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Suheni (2007) yang

menyatakan ada hubungan yang bermakna antara jenis rokok dengan

hipertensi.

Dengan menghentikan rokok, maka kemungkinan terjadinya

hipertensi, serangan jantung, stroke, dan penyakit lainnya akan

menurun (Windarti, 2008). Berdasarkan penelitian Suryati (2005)

menyatakan bahwa ada hubungan signifikan antara merokok dengan

hipertensi.

h. Olahraga

Aktivitas fisik yang dapat menurunkan tekanan darah adalah

aktivitas fisik sedang yang teratur (konsumsi oksigen maksimum

40-60%), aktivitas ini dilakukan selama kurang lebih 30 menit, dua kali

sampai tiga kali dalam satu minggu (Bonow et al., 2008).

Menurut Beevers (2002) dalam Suheni (2007) menyatakan

meskipun tekanan darah meningkat tajam ketika sedang melakukan

(46)

teratur akan lebih sehat dan memiliki tekanan darah lebih rendah

daripada mereka yang tidak melakukan aktifitas. Dalam pedoman

Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan di Amerika

Serikat menyarankan minimal melakukan aktifitas intensitas sedang

selama 30-60 menit yang dilakukan sedikitnya 5 hari dalam

seminggu dan aktifitas fisik intensitas berat selama 20 menit yang

dilakukan sedikitnya 3 kali dalam seminggu. Dengan melalukan

aktifitas fisik yang teratur dapat menurunkan tekanan darah sebanyak

20-10 mmHg (Sheps, 2005).

Aktivitas fisik yang mengangkat beban sebaiknya dihindari

karena dapat meningkatkan tekanan darah secara mendadak sebagai

respon vagal yang terjadi selama kontraksi otot isometrik ketika

mengangkat beban (Black & Hawks, 2005).

Contoh aktivitas fisik (olahraga) yang dapat dilakukan untuk

menurunkan tekanan darah tinggi adalah jalan pagi,jalan kaki,

sebam, bersepeda dan berenang. Kegiatan aktiviats ini disarankan

agar dilakukan ≥30 menit per hari dan ≥3hari per minggu

(Kemenkes, 2012)

Menurut ACSM pada tahun 2004 menyatakan hubungan

antara aktifitas fisik dengan hipertensi yaitu individu yang kurang

aktif mempunyai risiko menderita hipertensi 30-50% daripada

individu yang aktif bergerak (Dalimartha dkk, 2008). Berdasarkan

penelitian Hasurungan (2002) menyatakan bahwa tidak melakukan

(47)

dibandingkan yang melakukan aktifitas fisik. Sedangkan menurut

hasil penelitian yang dilakukan Yuliarti (2007) menyatakan bahwa

responden yang tidak melakukan aktifitas fisik berisiko 0,306 kali

lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang melakukan

aktifitas fisik.

i. Stres

Stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap stressor

psikososial (takanan mental atau beban hidup) (Striati, 2008). Jika

stress berlangsung lama, tubuh akan berusaha mengadakan

penyesuaian sehingg timbul kelanian organis atau perubahan

psikologis (Depkes RI, 2006c).

Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui

aktivitas saraf simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah

secara bertahap. Apabila stress menjadi berkepanjangan dapat

berakibat tekanan darah menjadi tetap tinggi. Hal ini secara pasti

belum terbukti, akan tetapi pada binatang percobaan yang diberikan

pemaparan tehadap stress ternyata membuat binatang tersebut

menjadi hipertensi (Ferketich et al., 2000).

Menurut penelitian Suheni (2007) didapatkan bahwa

responden yang mengalami stres memiliki risiko terkena hipertensi

sebesar 9,333 kali lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang

tidak memiliki stres. Stres sulit untuk diberi batasan dan diukur,

karena peristiwa yang menimbulkan stress pada seseorang belum

(48)

penelitian Framinghan dalam Yusida tahun 2001, ada beberapa orang

yang mengalami stres mereka beralih pada merokok, alkohol, atau

makan terlalu banyak untuk mengilangkan stress. Karena dari

kebiasaa-kebiasaan buruk yang terbukti malah akan meningkatkan

risiko hipertensi. Center for Epidemiology Studies Depression Scale

(CES-D), mendefinisikan stress (depresi), apabila nilai score

pertanyaan > 6 sesuai data CES-D (AMA, 2001).

D. Kerangka Teori

Kerangka teori dalam penelitian ini disusun berdasarkan rangkuman

tinjauan pustaka, khususnya hubungan antara faktor risiko dengan tingkat

kejadian hipertensi. Faktor yang berpengaruh pada angka kejadian hipertensi

diklasifikasikan menjadi dua yaitu faktor yang tidak dapat diubah adalah

riwayat keluarga dengan hipertensi, genetik, umur, jenis kelamin dan etnis

sedangkan faktor yang dapat diubah adalah Obesitas, konsumsi asin/garam,

konsumsi alkohol, konsumsi kalium, konsumsi lemak, konsumsi kafien,

(49)

Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian

Sumber : Modifikasi (Gunawan , 2005 & Sheps, 2005) - Riwayat

Keluarga

- Umur

- Jenis Kelamin - Genetik - Etnis

Hipertensi

Konsumsi alkohol Obesitas

Konsumsi makanan asin/garam

Olahraga Merokok

Strees

(50)

31

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Dari banyak faktor risiko hipertensi yang telah dijabarkan pada sub

bab sebelumnya, peneliti hanya mengambil delapan variabel independen yaitu

riwayat keluarga, umur, jenis kelamin, obesitas, pola konsumsi makanan

asin/garam, merokok, stress, dan olahraga. Alasan peniliti mengambil

variable-variabel tersebut karena peneliti ingin lebih fokus melihat

faktor-faktor yang sesuai dengan hasil dari studi pendahuluan yang menunjukkan

bahwa variabel-variabel diatas yang banyak menyebabakan terjadinya

hipertensi.

Untuk variabel yang tidak diteliti peneleti mempunyai alasan sebagai

berikut; untuk genetik, faktor ini kurang fesibel untuk dilakukan dalam

penelitian ini karena membutuhkan pemeriksaan biomolekul yang cukup

kompleks dan biaya yang relatif mahal. Untuk etnis, merupakan faktor risiko

yang kurang tepat untuk diteliti karena lokasi penelitian mayoritas

penduduknya mempunyai ras yang sama. Untuk konsumsi alkohol, konsumsi

kalium, konsumsi lemak, dan konsumsi kafein, variabel ini sulit dilakukan

(51)

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Riwayat keluarga

Umur

Jenis kelamin

Obesitas

konsumsi makanan asin/garam

Merokok

Olahraga

Stress

(52)

B. Definisi Operasional

Wawancara Kuisoner Nominal 1. Iya : jika ada riwayat keluarga dengan hipertensi

2. Tidak : jika tidak ada riwayat hipertensi

2. Umur Lamanya hidup yang

dihitung berdasarkan tanggal lahir hingga sekarang

Wawancara Kuisoner Interval 1. 47-56

2. 57-66 3. 67-76 4. 77-87 3. Jenis kelamin Identitas subyek

penelitian sesuai biologis atau fisiknya

Wawancara Kuisoner Nominal 1. laki-laki

2. perempuan

Wawancara Kuisoner Ordinal 1. Iya : jika makan makanan asin

(telor asin, ikan asin, sayur asin, kecap asin, kripik kentang, keju, daging

kaleng, saos tomat, saos cabe) >1x / hari atau 1x/hari

(53)

5. Merokok Kegiatan membakar tembakau kemudian dihisap asapnya

Wawancara Kuisoner Ordinal 1. Iya: jika seseorang merokok

setiap hari

3. Malnutrisi: jika IMT <17,0

8. Olahraga Serangkaian gerak

(54)

(meningkatkan kualitas hidup)

9 Stress Suatu keadaan

kondisi kejiwaan seseorang yang sedang tertekan

Wawancara Kuisoner Ordinal 1. Stress: jika hasil nilai

scor jawaban >16 2. Tidak stress: jika hasil

(55)

37

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif.

Penelitian kuantitatif deskriptif adalah suatu metode penelitian

sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem, pemikiran

suatu kelas peritiwa pada masa sekarang (M.Nazir dalam Konaah, 2010).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor resiko

hipertensi pada penderita hipertensi diwilayah kerja Puskesmas Ciputat

Timur, Kota Tangerang Selatan tahun 2014.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur

pada bulan April sampai Juni 2014.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua penderita hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur, kota Tangerang Selatan tahun

2014.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi yang

berkunjung dan berobat di Puskesmas Ciputat Timur, kota Tangerang

Selatan di bulan April sampai Juni tahun 2014.

(56)

Tehnik sampling yang digunakan yaitu convenience, karena peneliti mendapatkan respon ditempat dimana penderita hipertensi

melakukan pengobatan. Adapun pengambilan sampel minimum pada

penelitian ini menggunakan rumus besar sampel deskriptif kategorik

(Dahlan, 2010) :

n=

Keterangan :

n = besar sampel penelitian deskriptif kategorik

p = proporsi kategori variabel yang diteliti

Za = deviat baku alfa

yaitu data mengenai faktor resiko hipertensi pada penderita hipertensi

diwilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan

(57)

pengukuran langsung terhadap tekanan darah, berat badan, dan tinggi

badan.

2. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini istrumen yang digunakan bermacam-macam,

sebagai berikut :

a. Alat sphygnmomanometer air raksa dan stetoskop yang sebelumnya telah dilakukan kalibrasi alat. Alat sphygnmomanometer air raksa dan stetoskop untuk mengukur tekanan darah sesuai prosedur,

mengukur tekanan darah akan dilakukan 2 kali dengan posisi

pengukuran yang sama dan hasil rata-rata pengukuran terakhir yang

akan diambil.

b. Timbangan berat badan dan meteran tinggi badan yang digunakan

sebelumnya telah dilakukan kalibrasi alat. Timbangan berat badan

untuk mengukur berat badan dan Meteran untuk mengukur tinggi

badan sehingga peneliti dapat mengukur IMT tubuh responden

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

IMT =

c. Kuisoner untuk mengetahui variabel karakteristik faktor resiko

(umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, kebiasaan merokok,

kebiasaan makan makanan asin/garam, olahraga).

d. Uji realibilitas kuisoner dan kalibrasi alat

- Kuisoner yang digunakan adalah kuisoner baku yang sebelumya

(58)

0,85 dan dilakukan uji reabilitas kembali pada 30 responden

mendapatkan nilai Cronbach's Alpha 0,786

- Kalibrasi alat (sphygnmomanometer air raksa dan stetoskop) dan (timbangan berat badan dan meteran tinggi badan) telah dilakukan

dengan cara melakukan pengukuran pada tiga orang responden

dengan menggunakan alat yang sama.

E. Pengolahan Data

1. Pemeriksaan Data (Edittng)

Data yang telah dikumpulkan baik berupa pertanyaan atau hasil pengukuran diperiksa terlebih dahulu kelengkapannya.

2.Pemeriksaan Kode (Coding)

Untuk memudahkan dalam pengolahan data yang telah

terkumpul setiap variabel dilakukan pemberian kode sebelum

dimasukkan dalam program komputer.

3. Penyuntingan Data (Data Editing)

Penyuntingan data yaitu untuk mmemeriksa kelengkapan dan

kejelasan jawaban responden dalam pengisian kuisoner untuk

memastikan semua pertanyaan telah dijawab oleh responden.

Penyuntingan data dilakukan sebelum proses pemasukan data dan

dilakukan dilapangan, agar data yang slah dan meragukan masih bisa

(59)

4.Pemasukan Data

Pemasukan data yaitu memasukan data kedalam komputer

dengan aplikasi SPSS untuk kemudian dianalisi

5. Pembersihan Data

Pembersihan data adalah membersihkan data dari kesalahan

memasukan data dan kesalahan dalam membaca kode.

F. Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat, analisis

univariat digunakan untuk melihat frekuensi kejadian dalam bentuk

presentasi ataupun proporsi yang disajikan dalam bentuk tabel. Analisis

univariat bertujuan untuk menjelaskan karakteristik masing-masing

(60)

42

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Tempat Penelitian 1. Latar Belakang

Puskesmas adalah penanggung jawab penyelenggara upaya

kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. Untuk menunjang keberhasilan

upaya kesehatan Puskesmas, telah dikembangkan aspek manajemen

tingkat Puskesmas. Diantaranya adalah Laporan Tahunan untuk melihat

sejauh mana Puskesmas dapat melaksanakan kegiatan yang telah

direncanakan, ataupun hambatan-hambatan dalam pelaksanaan kegiatan

yang telah dilakukan. UPT Puskesmas Ciputat Timur menyusun Laporan

Tahunan 2013 ( Januarai - Desember 2013) sebagai pelaporan proses

mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam rangka pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan. Tujuannya agar UPT Puskesmas Ciputat

Timur dapat mewujudkan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya

yaitu derajat kesehatan setinggi-tingginya sesuai dengan tujuan

pembangunan menuju Indonesia sehat 2010.

2. Visi, Misi, Motto Puskesmas Ciputat Timur

a. Visi

Menjadi Puskesmas yang mampu melaksanakan pelayanan kesehatan

prima yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.

b. Misi

1) Memberikan pelayanan prima yang meliputi kegiatan promotif,

(61)

2) Mengembangkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.

3) Mengembangkan sumber daya manusia yang profesional dan

berkualitas.

4) Mengembangkan upaya kemandirian masyarakat bidang kesehatan.

5) Mengembangkan kemitraan lintas sektor dan swasta.

6) Mengembangkan sistem manajemen Puskesmas.

c. Motto

Bersih, Santun, Harmonis, Barokah dan Tertib

3. Gambaran Umum

Puskesmas Ciputat Timur merupakan salah satu dari empat puskesmas

yang ada di wilayah Kecamatan Ciputat Timur. Letaknya berbatasan dengan

:

 Sebelah utara : DKI jakarta

 Sebelah selatan : wilayah kerja Puskesmas Ciputat

 Sebelah Barat : Wilayah Kerja Puskesmas Rengas dan DKI

jakarta

 Sebelah Timur : Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan

Puskesmas Ciputat Timur terletak di jalan Rempoa No.1 Kelurahan

Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tanggerang Selatan Provinsi

Banten. Dibangun di atas tanah seluas 600 M2 dengan luas bangunan lebih

kurang 1000 m2 terdiri dari 2 lantai. Kegiatan pelayanan di pusatkan di

(62)

pengobatan TB paru, kelas ibu hamil, ruang perawatan umum dan

laboratorium.

Wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur terdiri dari 2 kelurahan yaitu

kelurahan Rempoa dan Kelurahan Cempaka Putih.

1. Kependudukan

Puskesmas Ciputat Timur mempunyai 2 kelurahan binaan dengan total

jumlah penduduk 58.411 jiwa yang terdiri dari 29.445 jiwa laki-laki

dan 28.966 jiwa perempuan dengan tingkat kepadatan penduduk 128

jiwa per km2. Tingkat kepadatan penduduk lebih banyak di kelurahan

Rempoa yaitu 156 jiwa/km2 dibandingkan dengan kelurahan Cempaka

Putih yaitu 99 jiwa/km2. Jumlah KK yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Ciputat Timur sebanyak 16.981 KK dengan jumlah rumah

sebanyak 11.383 rumah terdiri dari 139 TR dan 23 RW.

Tabel 5.1

Data Kependudukan di Wilayah Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2013

Sumber: laporan kependudukan Kelurahan Rempoa tahun 2013, dan

laporan Keluruhan Cempaka Putih Tahun 2013

2. Sosial Ekonomi

a. Tingkat pendidikan

Perkembangan perekonomian Kecamatan Ciputat Timur tahun

(63)

Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di tahun 2013.

Adapun data dari BPS belum tersedia untuk tingkat Kecamatan

Ciputat Timur sehingga belumdapat ditampilkan data akurat.

Selain itu data tidak ada dalam tabel profil yang harus di isi

sehingga kami sulit untuk menganalisanya.

b. Perkembangan Tahap Keluarga dan KK Miskin

Tabel 5.2

Jumlah penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun

2013 sebanyak 58.411 jiwa dan jumlah KK yang ada sebanyak

16.981. penduduk yang sudah mempunyai kartu Jamkesmas

sebanyak 3748 dari total kuota jamkesmas yaitu sebanyak 3840.

Hampir seluruh penduduk miskin yang memiliki kartu jamkesmas

maupun yang tidak memiliki kartu Jamkesmas terlayani dengan

baik untuk mendapat pelayanan kesehatan.

c. Tingkat pendidikan

Buta huruf/ tidak sekolah : 41 orang

Tidak tamat SD/MI : 280 orang

SD/MI : 5309 orang

SMP/MTS : 6163 orang

SMA/MA : 11061 orang

(64)

Diploma I/ Diploma II : 7183 orang

Akademi/ Diploma III : 4884 orang

Universitas/ Diploma IV : 3962 orang

S2 / S3 (Master / Doktor) : 828 orang

Kemampuan membaca dan menulis dapat dilihat dari Angka

Melek Huruf sebagai salah satu indikator tingkat pendidikan, yang

diukur dengan presentase penduduk usia 10 tahun ke atasyang dapat

membaca dan menulis. Adapun rata-rata Angka Melek Huruf di

Wilayah Kecamatan Ciputat Timur adalah 99,81 % dengan rincian

99,73% pada jenis kelamin dan 99,89% pada jenis kelamin perempuan.

4. Program Kesehatan Puskesmas Ciputat Timur

a. Program Kegiatan Pokok

1. Promosi Kesehatan

2. Kesehatan Ibu dan Anak

3. Perbaikan Gizi

4. Pecegahan dan Pemberantasan Penyakit

5. Penyehatan Lingkungan

6. Pelayanan Pengobatan

b. Program Pengembangan Wajib

1. Program Lansia

2. Program UKS/UKGS

Gambar

Gambaran Tempat penelitian............................................................
Gambaran Olahraga responden di wilayah kerja Puskesmas
gambaran makan
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi berdasarkan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kriptografi block cipher dirancang menggunakan skema transposisi pola untuk mengacak teks awal ( plaintext ) dengan kunci untuk menghasilkan suatu teks acak yang tidak

Title Sub Title Author Publisher Publication year Jtitle Abstract Notes Genre URL.. Powered by

Perangkap kemiskinan; kemiskinan di sektor pertanian bukan hanya masalah ekonomi melainkan juga masalah sosial budaya dimana para petani terperangkap dalam lingkaran

Dari hasil penelitian yang dilakukan dan dibandingkan dengan teori yang ada serta hasil penelitian sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna

Penyerapan hara oleh akar tanaman padi akan mempengaruhi penentuan jarak tanam, sebab perkembangan akar atau tanaman itu sendiri pada tanah yang subur lebih baik daTi pada

Variabel independen dalam penelitian ini yaitu faktor personal (motivasi, suku, pendidikan), faktor persepsi terhadap manfaat tindakan, faktor hambatan yang

Berdasarkan pengolahan data hasil penelitian tentang makna simbol kenegaraan (variabel Y), 19,64% menyatakan kategori menolak, ini disebabkan karena siswa masih