TUGAS AKHIR
ANALISA WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI
DENGAN VARIASI PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR)
(Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Pelayanan Pajak di
Bantul, DIY)
Disusun Oleh :
KUNTO ARIFIN
NIM: 20120110227
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR
ANALISA WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI
DENGAN VARIASI PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR)
(Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Pelayanan Pajak di
Bantul, DIY)
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Jenjang Strata-1 (S1), Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh :
KUNTO ARIFIN
NIM : 20120110227
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
HALAMAN MOTTO dan PERSEMBAHAN
MOTTO :
“Orang tidak bisa mengabdi kepada Tuhan dengan tidak mengabdi kepada
sesama manuasi. Tuhan bersemayam di gubuknya si miskin.”
“Barang siapa ingin mutiara, harus berani terjun di lautan yang dalam,”
“Berkomitmen, Jangan Pamrih, Ojo Kesupe”
PERSEMBAHAN :
Penulis mempersembahkan Tugas Akhir ini untuk :
1.
Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan Rahmat-Nya.
2.
Bapak Supenan dan Ibu Sumiyati tersayang yang selalu mendoakan,
selalu memberikan motivasi, serta mendidik untuk tetap melakukan
terbaik.
3.
Saudaraku, Mbak-mbak dan Mas tersayang yang selalu senantiasa
mendoakan, serta sebagai pemberi semangat.
4.
Rekan-rekan MAPALA UMY yang selalu memberikan keceriaan dan
motivasi, kalian semua sangat luar biasa.
5.
Rekan-rekan Kos Saptoto, kalian semua sangat luar biasa.
6.
Inge Sagitasari, Om Antok, Mas Arga, yang selalu membibing,
memberikan motivasi dan semangat.
7.
Om Besek, Om Adam dan Mbak Risma yang telah memberiakan semangat.
8.
Rekan - rekan seperjuangan Kelas E Teknik Sipil 2012.
9.
Rekan - rekan seperjuangan Angkatan 2012 Teknik Sipil.
KATA PENGANTAR
Segala puja puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Ta’ala. Tidak
lupa sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi besar
Muhammad Shallahu’alaihi wa sallam beserta keluarga dan para sahabat. Setiap
kemudahan dan kesabaran yang telah diberikan-Nya kepada saya akhirnya saya
selaku penyusun dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Analisa
Waktu Pelaksanaan Proyek Konstruksi Dengan Variasi Penambahan Jam
Kerja (Lembur)” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana S-1
Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Dalam menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir ini, Penyusun sangat
membutuhkan kerjasama, bantuan, bimbingan, pengarahan, petunjuk dan
saran-saran dari berbagai pihak, terima kasih penyusun haturkan kepada :
10.Bapak Jaza’ul Ikhsan, ST, MT, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
11.Ibu Ir. Hj. Anita Widianti, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
12.Bapak Puji Harsanto, ST, MT. Selaku Sekretaris Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
13.Bapak Ir. H. Mandiyo Priyo, MT. selaku dosen pembimbing I. Yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan serta petunjuk dan koreksi yang
sangat berharga bagi tugas akhir ini.
14.Bapak Yoga Aprianto Harsoyo, S.T., M.Eng. selaku dosen pembimbing II.
Yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan serta petunjuk dan koreksi
yang sangat berharga bagi tugas akhir ini.
6. Ibu Restu Faizah, S.T., M.T. sebagai dosen penguji. Terima kasih atas masukan, saran dan koreksi terhadap Tugas Akhir ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
.
8. Kedua orang tua saya yang tercinta, Ayah, Ibu dan Kakak, serta keluarga besarku.
9. Para staf dan karyawan Fakultas Teknik yang banyak membantu dalam
administrasi akademis.
10.Rekan-rekan seperjuangan Angkatan 2012, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya, kalian luar biasa.
Demikian semua yang disebut di muka yang telah banyak turut andil
dalam kontribusi dan dorongan guna kelancaran penyusunan tugas akhir ini,
semoga menjadikan amal baik dan mendapat balasan dari Allah Ta’ala.
Meskipun demikian dengan segala kerendahan hati penyusun memohon maaf
bila terdapat kekurangan dalam Tugas Akhir ini, walaupun telah diusahakan
bentuk penyusunan dan penulisan sebaik mungkin.
Akhirnya hanya kepada Allah Ta’ala jugalah kami serahkan segalanya,
sebagai manusia biasa penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
keterbukaan akan penyusun terima segala saran dan kritik yang membangun
demi baiknya penyusunan ini, sehingga sang Rahim masih berkenan
mengulurkan petunjuk dan bimbingan-Nya.
Amien.
Yogyakarta, Agustus 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
3.5. Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja (Lembur) ... 9
3.6. Biaya Tambahan Pekerja (Crash Cost) ... 10
3.7. Hubungan Antara Biaya dan Waktu... 11
3.8. Biaya Denda ... 12
3.9. Program Microsoft Project ... 13
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian ... 17
4.2. Pengumpulan Data ... 17
4.3. Analis Data... 18
4.4. Tahap dan Prosedur Penelitian... 18
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Data Lapangan ... 21
5.2. Analisis Data ... 21
5.2.1. Menyusun Rencana Jadwal dan Biaya Proyek (Baseline) ... 21
5.2.2. Percepatan Waktu Proyek dengan Variasi Penambahan Jam Kerja (Lembur) ... 29
5.3. Pembahasan... 32
5.3.1. Percepatan Proyek (Crash Program) ... 32
5.3.2. Tahap – Tahap Percepatan ... 32
5.3.3. Perubahan Biaya Proyek ... 41
5.3.4. Perbandingan Biaya Denda dengan Perubahan Biaya Sebelum dan Sesudah Penambahan Jam Kerja (Lembur) ... 42
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 49
6.2. Saran ... 50
Daftar Pustaka Lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Koefisien Penurunan Produktivitas ... 10
Tabel 5.1 Analisa Jumlah Resource Pekerjaan Urugan Tanah Bawah Pondasi ,
t=10 cm (No. Task 10) ... 28
Tabel 5.2 Analisa Jumlah Resource PekerjaanBaja IWF 350 x 175 x 7 x
11(KD1) (No. Task 195)... 28
Tabel 5.3 Lintasan Kritis Kondisi Normal ... 34
Tabel 5.4 Kegiatan yang Dapat Dipercepat pada Kondisi Normal (Pekerjaan
yang Memiliki Unsur Tenaga Kerja) ... 36
Tabel 5.5 Perbedaan Biaya Berdasarkan RAB dan Microsoft Project ... 37
Tabel 5.6 Baseline Kondisi Normal ... 43
Tabel 5.7 Rekapitulasi Perbandingan Kondisi Normal dan Kondisi Kompresi .. 47
Tabel 5.8 Rekapitulasi Biaya dan Waktu Optimum dari Setiap Kompresi ... 48
Tabel 5.9 Perbandingan Biaya Denda dengan Perubahan Biaya ... 48
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Grafik Indikasi Penurunan Produktivitas Akibat Penambahan Jam
Kerja (Soeharto, 1997) ... 9
Gambar 3.2 Grafik hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat untuk suatu kegiatan (Sumber: Soeharto, 1997). ... 12
Gambar 3.3 Grafik hubungan waktu dengan biaya total, biaya langsung, dan biaya tak langsung (Sumber: Soeharto, 1997). ... 12
Gambar 3.4 Tampilan layar Gantt Chart View ... 14
Gambar 5.1 Memasukan tanggal dimulainya proyek... 22
Gambar 5.2 Memasukkan hari kerja dan jam kerja ... 23
Gambar 5.3 Memasukkkan jam kerja per hari, jam kerja per minggu, dan hari kerja per bulan ... 24
Gambar 5.4 Penyusunan pekerjaan dan tampilan Gantt Chart ... 25
Gambar 5.5 Pengisian data harga bahan, upah, dan alat ... 26
Gambar 5.6 Memasukkan resource tiap item pekerjaan ... 26
Gambar 5.7 Menyimpan rencana jadwal dan biaya ... 29
Gambar 5.8 Memunculkan data baseline ... 30
Gambar 5.9 Memasukkan durasi crash ... 30
Gambar 5.10 Memasukan biaya lembur per jam ... 31
Gambar 5.11 Memasukkan jam lembur ... 32
Gambar 5.12 Model hubungan biaya tidak langsung pada kontraktor besar ... 41
v INTISARI
Waktu dan biaya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dan kegagalan suatu proyek. Tolak ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil pekerjaan. Pengelolaan proyek secara sistematis diperlukan untuk memastikan waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan kontrak atau bahkan lebih cepat sehingga biaya yang dikeluarkan bisa memberikan keuntungan. Dan juga menghindarkan dari adanya denda akibat keterlambatan penyelesaian proyek Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung perubahan biaya dan waktu pelaksanaan proyek dengan variasi penambahan jam kerja dari 1 jam lembur sampai 4 jam lembur menggunakan program Microsoft Project. Serta membandingkan hasil antara biaya denda dengan perubahan biaya sebelum dan sesudah penambahan jam kerja (lembur).
Pengumpulan data atau informasi dari suatu pelaksanaan proyek konstruksi yang sangat bermanfaat untuk evaluasi optimasi waktu dan biaya secara keseluruhan. Data yang diperlukan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi yang terkait seperti kontraktor, konsultan pengawas, dan lain-lain. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan program Microsoft Project 2007.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) perubahan biaya dari kondisi normal sebesar Rp17.606.734.240,30 dan waktu pelaksanaan proyek dari kondisi normal selama 210 hari dengan variasi penambahan jam kerja adalah sebagai berikut: a. dengan penambahan jam kerja lembur 1 jam maka terjadi penambahan biaya sebesar Rp32.528.304,38 dan waktu pelaksanaan proyek berkurang menjadi 196,62 hari, b. dengan penambahan jam kerja lembur 2 jam maka terjadi penambahan biaya sebesar Rp94.254.677,43 dan waktu pelaksanaan proyek berkurang menjadi 194,7 hari, c. dengan penambahan jam kerja lembur 3 jam maka terjadi penambahan biaya sebesar Rp160.043714,87 dan waktu pelaksanaan proyek berkurang menjadi 196 hari, d. dengan penambahan jam kerja lembur 4 jam maka terjadi penambahan biaya sebesar Rp232.487.230,85 dan waktu pelaksanaan proyek berkurang menjadi 196 hari.
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Waktu dan biaya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dan
kegagalan suatu proyek. Tolak ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari
waktu penyelesaian yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan
mutu hasil pekerjaan. Pengelolaan proyek secara sistematis diperlukan untuk
memastikan waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan kontrak atau bahkan lebih
cepat sehingga biaya yang dikeluarkan bisa memberikan keuntungan. Dan juga
menghindarkan dari adanya denda akibat keterlambatan penyelesaian proyek.
Pada perencanaan proyek konstruksi, waktu dan biaya yang
dioptimasikan sangat penting untuk diketahui. Dari waktu dan biaya yang optimal
maka pelaksana proyek bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal. Untuk bisa
mendapatkan hal tersebut maka yang harus dilakukan dalam optimasi waktu dan
biaya adalah membuat jaringan kerja proyek (network), mencari kegiatan-kegiatan
yang kritis dan menghitung durasi proyek serta mengetahui jumlah sumber daya
(Resources).
Penelitian ini membahas analisa percepatan waktu proyek pada
pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung Kantor Pelayanan Pajak Daerah di
Bantul, DIY dengan metode penambahan jam kerja (lembur) yang bervariasi dari
1 jam lembur sampai 4 jam lembur dan menentukan perubahan biaya proyek
setelah dilakukan lembur, serta membandingkam antara biaya denda dengan
perubahan biaya sebelum dan sesudah penambahan jam kerja (lembur)
menggunakan program Microsoft Project.
1.2. Rumusan Masalah
Penelitian ini diharapkan dapat memiliki suatu kejelasan dalam
pengerjaannya, sehingga dibuat rumusan masalah antara lain:
1. berapa besar perubahan antara waktu dan biaya pelaksanaan proyek sebelum
2
2. berapa selisih perbandingan biaya denda dengan perubahan biaya sebelum
dan sesudah penambahan jam kerja (lembur)?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. menghitung perubahan biaya dan waktu pelaksanan proyek dengan variasi
penambahan jam kerja dari 1 jam lembur sampai 4 jam lembur,
2. membandingkan antara biaya denda dengan perubahan biaya sebelum dan
sesudah penambahan jam kerja (lembur).
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam mengambil
keputusan yang berkaitan dengan kebijaksanaan pelaksanaan proyek,
2. sebagai bahan acuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya
dalam ilmu manajemen operasional dan dapat digunakan sebagai bahan
kajian untuk penelitian yang akan datang.
1.5. Batasan Masalah
Penelitian ini dapat lebih mengarah pada latar belakang dan
permasalahan yang telah dirumuskan maka dibuat batasan-batasan masalah guna
membatasi ruang lingkup penelitian, antara lain:
1. pengambilan data berasal dari Proyek Proyek Pembangunan Gedung Kantor
Pelayanan Pajak Daerah di Bantul, DIY,
2. perhitungan optimasi hanya meninjau pekerjaan struktur Gedung Kantor
Pelayanan Pajak Daerah DIY di Bantul sehingga didapat durasi pekerjaan
selama 210 hari,
3. hari kerja yang berlangsung dalam pelaksanaan proyek adalah Senin-Minggu,
3
12.00-13.00 WIB dan maksimum jam lembur yang diperkenankan selama 4
jam dari jam 17.00-21.00,
4. pengoptimasian waktu dan biaya dengan metode penambahan jam kerja
(lembur) menggunakan program Microsoft Projec,
5. perhitungan analisa percepatan waktu proyek pada penelitian ini
menggunakan alternatif yaitu variasi penambahan jam kerja (lembur) tanpa
menambah jumlah sumber daya (Resources) untuk mengetahui perubahan
waktu dan biaya,
6. perhitungan biaya denda menggunakan alternatif besarnya perubahan durasi
proyek sesudah dilakukan kompresi akibat penambahan jam kerja (lembur)
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Novitasari (2014), menyebutkan mempercepat waktu penyelesaian
proyek adalah suatu usaha menyelesaikan proyek lebih awal dari waktu
penyelesaian dalam keadaan normal. Ada kalanya jadwal proyek harus dipercepat
dengan berbagai pertimbangan dari pemilik proyek. Proses mempercepat kurun
waktu tersebut disebut crash program. Frederika (dikutip oleh Novitasari, 2014)
menyatakan durasi percepatan maksimum dibatasi oleh luas proyek atau lokasi
kerja, namun ada empat faktor yang dapat dioptimumkan untuk melaksanakan
percepatan suatu aktivitas yaitu meliputi penambahan jumlah tenaga kerja,
penjadwalan lembur, penggunaan alat berat, dan pengubahan metode konstruksi di
lapangan.
Penelitian tentang analisa percepatan pelaksanaan dengan menambah
jam kerja optimum pada proyek konstruksi dengan studi kasus proyek
pembangunan super villa, sebelumnya telah dilakukan oleh Frederika (2010).
Hasil penelitian tersebut memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. biaya optimum didapat pada penambahan satu jam kerja, dengan
pengurangan biaya sebesar Rp784.104,16 dari biaya total normal yang
jumlahnya sebesar Rp2.886.283.000,00 menjadi sebesar Rp2.885.498.895,84,
dengan pengurangan waktu selama 8 hari dari waktu normal 284 hari menjadi
276 hari,
2. waktu optimum didapat pada penambahan dua jam kerja, dengan
pengurangan waktu selama 14 hari dari waktu normal 284 hari menjadi 270
hari, de- ngan pengurangan biaya sebesar Rp700.377,35 dari biaya normal
Rp2.886.283.000,00 yang menjadi sebesar Rp2.885.582.622,65.
Penelitian oleh Iramutyin (2010) dengan judul Optimasi waktu dan
biaya dengan metode crash pada proyek pemeliharaan Gedung dan Bangunan
Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menghasilkan kesimpulan
5
1. durasi optimum proyek yaitu 49 hari kerja (57 hari kalender) dari durasi
normal 74 hari kerja (90 hari kalender) dan proyek dijadwalkan dapat
diselesaikan pada 19 November 2010 dari rencana awal 14 Desember 2010,
2. dari hasil perhitungan diperoleh waktu penyelesaian proyek optimum yaitu 49
hari dengan biaya total proyek sebesar Rp501.269.374,29 (belum termasuk
jasa kontraktor 10%). Sedangkan, waktu penyelesaian normal 74 hari kerja
(90 hari kalender) dengan biaya total proyek Rp516.188.297,49. Jadi, terjadi
pengurangan durasi selama 25 hari dan penghematan biaya sebesar
Rp14.918.923,20.
Tanjung (2013) dalam penelitian optimasi waktu dan biaya dengan
metode crash pada proyek Pekerjaan Struktur Hotel Lorin Triple Moderate Solo
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. optimasi dari estimasi durasi proyek struktur yang direncanakan dalam
program Microsoft Project yaitu 66 hari kerja (77 hari kalender) dari durasi
normal 84 hari kerja (98 hari kalender) dan proyek dijadwalkan dapat
diselesaikan pada 17 November 2012 dari rencana awal 09 Desember 2012,
2. hasil perhitungan sumber daya (Resources) pada penambahan jam kerja
(lembur) dalam program Microsoft Project diperoleh biaya total proyek
pekerjaan struktur sebesar Rp13.488.216,991,- dari biaya normal data proyek
sebesar Rp12.765.950.430,11. Jadi, dari penambahan jam kerja (lembur) pada
proyek terjadi pengurangan durasi proyek selama 21 hari dengan
pertambahan biaya sebesar Rp722.266.561,00.
Selain itu, Novitasari (2014) dalam penelitian penambahan jam kerja
pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Belitung dengan Time
Cost Trade Off berkesimpulan sebagai berikut:
1. biaya optimum didapat pada penambahan tiga jam kerja dengan pengurangan
biaya sebesar Rp10.244.360,00 dari biaya total normal sebesar
Rp1.178.599.559,00 menjadi sebesar Rp1.168.355.199,00 dengan
pengurangan waktu selama 29,5 hari dari waktu normal 142 hari menjadi
6
2. waktu yang paling optimum didapat pada penambhan empat jam dengan
pengurangan waktu selama 32,8 hari dari waktu pelaksanaan normal proyek
selama 142 hari menjadi 109,2 hari dengan pengurangan biaya sebesar
Rp9.463.451.80 dari biaya normal Rp1.178.599.559,00 menjadi
7
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Manajemen Proyek
Menurut Siswanto (dikutip oleh Novitasari, 2014) dalam manajemen
proyek penentuan waktu penyelesaian kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan
awal yang sangat penting dalam proses perencanaan karena penentuan waktu
tersebut akan menjadi dasar bagi perencana yang lain, yaitu:
1. Penyusunan jadwal (scheduling), anggaran (budgeting), kebutuhan sumber
daya manusia (manpower planning), dan sumber organisasi yang lain.
2. Proses pengendalian (controling).
3.2. NetworkPlanning
Suatu kegiatan yang merupakan rangkaian penyelesaian pekerjaan
haruslah direncanakan dengan sebaik-baiknya. Sedapat mungkin semua kegiatan
atau aktivitas dalam perusahaan dapat diselesaikan dengan efisien. Semua
aktivitas tersebut diusahakan untuk dapat selesai dengan cepat sesuai dengan yang
diharapkan serta terintegrasi dengan aktivitas yang lainnya.
Network planning adalah gambaran kejadian-kejadian dan kegiatan
yang diharapkan akan terjadi dan dibuat secara kronologis serta dengan kaitan
yang logis dan berhubungan antara sebuah kejadian atau kegiatan dengan yang
lainnya. Dengan adanya network, manajemen dapat menyusun perencanaan
penyelesaian proyek dengan waktu dan biaya yang paling efisien.
3.3. Biaya Total Proyek
Secara umum biaya proyek konstruksi dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung.
1. Biaya langsung adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi
komponen permanen hasil akhir proyek, yang meliputi:
a. biaya bahan / material,
8
c. biaya alat,
d. biaya subkontraktor dan lain-lain.
2. Biaya tidak langsung adalah segala sesuatu yang tidak merupakan komponen
hasil akhir proyek, tetapi dibutuhkan dalam rangka proses pembangunan yang
biasanya terjadi diluar proyek dan sering disebut dengan biaya tetap (fix cost).
Walaupun sifatnya tetap, tetapi harus dilakukan pengendalian agar tidak
melewati anggarannya, yang meliputi:
a. gaji staf / pegawai tetap tim manajemen,
b. biaya konsultan (perencana dan pengawas),
langsung. Keduanya berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek.
Meskipun tidak dapat diperhitungkan dengan rumus tertentu, tetapi pada
umumnya makin lama proyek berjalan maka makin tinggi komulatif biaya tidak
langsung yang diperlukan. Sedangkan biaya optimal didapat dengan mencari total
biaya proyek yang terkendali.
3.4. Produktivitas Pekerja
Produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara output dan input, atau
dapat dikatakan sebagai rasio antara hasil produksi dengan total sumber daya yang
digunakan. Didalam proyek konstruksi, rasio dari produktivitas adalah nilai yang
diukur selama proses kontruksi; yang dapat dipisahkan menjadi biaya tenaga
kerja, biaya material, metode, dan alat. Kesuksesan dari suatu proyek konstruksi
salah satunya tergantung pada efektifitas pengelolaan sumber daya, dan pekerja
adalah salah satu sumber daya yang tidak mudah untuk dikelola. Upah yang
9
setiap pekerja memiliki karakter masing-masing yang berbeda-beda satu sama
lainnya.
3.5. Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja (Lembur)
Salah satu strategi untuk mempercepat waktu penyelesaian proyek
adalah dengan menambah jam kerja (lembur) para pekerja. Penambahan dari jam
kerja (lembur) ini sangat sering dilakukan dikarenakan dapat memberdayakan
sumber daya yang sudah ada dilapangan dan cukup dengan mengefisienkan
tambahan biaya yang akan dikeluarkan oleh kontraktor. Biasanya waktu kerja
normal pekerja adalah 7 jam (dimulai pukul 08.00 dan selesai pukul 16.00 dengan
satu jam istirahat), kemudian jam lembur dilakukan setelah jam kerja normal
selesai.
Penambahan jam kerja (lembur) bisa dilakukan dengan melakukan
penambahan 1 jam, 2 jam, 3 jam, dan 4 jam sesuai dengan waktu penambahan
yang diinginkan. Semakin besar penambahan jam lembur dapat menimbulkan
penurunan produktivitas, indikasi dari penurunan produktivitas pekerja terhadap
penambhan jam kerja (lembur) dapat dilihat pada Gambar 3.1 dibawah ini.
10
Dari uraian di atas dapat ditulis sebagai berikut ini:
1. produktivitas harian
b = koefisien penurunan produktivitas akibat penambahan jam kerja (lembur)
Nilai koefisien penurunan produktivitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.
4. crashduration
3.6. Biaya Tambahan Pekerja (Crash Cost)
Penambahan waktu kerja akan menambah besar biaya untuk tenaga
kerja dari biaya normal tenaga kerja. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP. 102/MEN/VI/2004
pasal diperhitungkan bahwa upah penambahan kerja bervariasi. Pada penambahan
waktu kerja satu jam pertama, pekerja mendapatkan tambahan upah 1,5 kali upah
perjam waktu normal dan pada penambahan jam kerja berikutnya maka pekerja
11
Perhitungan untuk biaya tambahan pekerja dapat dirumuskan sebagai
berikut ini:
1. normal ongkos pekerja perhari
= Produktivitas harian × Harga satuan upah pekerja
2. normal ongkos pekerja perjam
= Produktivitas perjam × Harga satuan upah pekerja
3. biaya lembur pekerja
= 1,5 × upah sejam normal untuk penambahan jam kerja (lembur) pertama
+ 2 × n × upah sejam normal untuk penambahan jam kerja (lembur)
penyelesaian proyek. Hubungan antara biaya dengan waktu dapat dilihat pada
Gambar 3.2. Titik A pada gambar menunjukkan kondisi normal, sedangkan titik B
menunjukkan kondisi dipercepat. Garis yang menghubungkan antar titik tersebut
disebut dengan kurva waktu biaya. Gambar 3.2 memperlihatkan bahwa semakin
besar penambahan jumlah jam kerja (lembur) maka akan semakin cepat waktu
penyelesain proyek, akan tetapi sebagai konsekuesinya maka terjadi biaya
tambahan yang harus dikeluarkan akan semakin besar. Gambar 3.3 menunjukkan
hubungan biaya langsung, biaya tak langsung dan biaya total dalam suatu grafik
dan terlihat bahwa biaya optimum didapat dengan mencari total biaya proyek
12
Gambar 3.2 Grafik hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat untuk suatu kegiatan
(Sumber: Soeharto, 1997)
Gambar 3.3 Grafik hubungan waktu dengan biaya total, biaya langsung, dan biaya tak langsung
(Sumber : Soeharto, 1997)
3.8. Biaya Denda
Keterlambatan penyelesaian proyek akan menyebabkan kontaktor
terkena sanksi berupa denda yang telah disepakati dalam dokumen kontrak.
Besarnya biaya denda umumnya dihitung sebagai berikut:
total denda = total waktu akibat keterlambatan × denda perhari akibat
keterlambatan.
Dengan:
13
3.9. Program Microsoft Project
Program Microsoft Project adalah sebuah aplikasi program pengolah
lembar kerja untuk manajemen suatu proyek, pencarian data, serta pembuatan
grafik. Kegiatan manajemen berupa suatu proses kegiatan yang akan mengubah
input menjadi output sesuai tujuannya. Input mencakup unsur-unsur manusia,
material, mata uang, mesin/alat dan kegiatan-kegiatan. Seterusnya diproses
menjadi suatu hasil yang maksimal untuk mendapatkan informasi yang di
inginkan sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Dalam proses
diperlukan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian.
Beberapa jenis metode manajemen proyek yang di kenal saat ini, antara
lain CPM (Critical Path Method), PERT (Program Evaluation Review
Technique), dan Gantt Chart. Microsoft Project adalah penggabungan dari
ketiganya. Microsoft project juga merupakan sistem perencanaan yang dapat
membantu dalam menyusun penjadwalan (scheduling) suatu proyek atau
rangkaian pekerjaan. Microsoft project juga membantu melakukan pencatatan dan
pemantauan terhadap pengguna sumber daya (resource), baik yang berupa sumber
daya manusia maupun yang berupa peralatan.
Tujuan penjadwalan dalam Microsoft Project adalah:
1. mengetahui durasi kerja proyek,
2. membuat durasi optimum,
3. mengendalikan jadwal yang dibuat,
4. mengalokasikan sumber daya (Resources) yang digunakan.
Komponen yang di butuhkan pada jadwal adalah:
1. kegiatan (rincian tugas, tugas utama),
2. durasi kerja untuk tiap kegiatan,
3. hubungan kerja tiap kegiatan,
4. resources (tenaga kerja pekerja dan bahan).
Yang dikerjakan oleh Microsoft Project antara lain:
1. mencatat kebutuhan tenaga kerja pada setiap sektor,
14
3. menghitung pengeluaran sehubungan dengan ongkos tenaga kerja,
memasukkan biaya tetap, menghitung total biaya proyek,
4. membantu mengontrol pengguna tenaga kerja pada beberapa pekerjaan untuk
menghindari overallocation (kelebihan beban pada penggunaan tenaga
kerja).
Program Microsoft project memiliki beberapa macam tampilan layar,
namun sebagai default setiap kali membuka file baru,yang akan ditampilkan
adalah Gantt Chart View. Tampilan Gantt Chart View dapat dilihat pada Gambar
3.4.
Gambar 3.4 Tampilan layar Gantt Chart View.
1. Task
Task adalah salah satu bentuk lembar kerja dalam Microsoft Project yang
berisi rincian pekerjaan sebuah proyek.
2. Duration
Duration merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan.
3. Start
Start merupakan nilai tanggal dimul;ainya suatu pekerjaan.
4. Finish
Dalam Microsoft Project tanggal akhir pekerjaan disebut finish, yang akan
diisi secara otomatis dari perhitungan tanggal mulai (start) ditambah lama
15
5. Predecessor
Predecessor merupakan hubungan keterkaitan antara satu pekerjaan dengan
pekerjaan lain. Dalam Microsoft Project mengenal 4 macam hubungan antar
pekerjaan, yaitu:
a. FS (Finish to Start)
Suatu pekerjaan baru boleh dimulai jika pekerjaan yang lain selesai, dapat
dilihat pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 FS (Finish to Start). b. FF (Finish to Finish)
Suatu pekerjaan harus selesai bersamaan dengan selesainya pekerjaan lain,
dapat dilihat pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6 FF (Finish to Finish).
c. SS (Start to Start)
Suatu pekerjaan harus dimulai bersamaan dengan pekerjaan lain, dapat
dilihat pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7 SS (Start to Start).
d. SF (Start to Finish)
Suatu pekerjaan baru boleh diakhiri jika pekerjaan lain dimulai, dapat
dilihat pada Gambar 3.8.
16
6. resources
Sumber daya, baik sumber daya manusia maupun material dalam Microsoft
Project disebut dengan resources.
7. baseline
Baseline adalah suatu rencana baik jadwal maupun biaya yang telah disetujui
dan ditetapkan.
8. gantt Chart
Gantt Chart merupakan salah satu bentuk tampilan dari Microsoft Project
yang berupa batang-batang horisontal yang menggambarkan masing-masing
pekerjaan beserta durasinya.
9. tracking
Tracking adalah mengisikan data yang terdapat di lapangan pada perencanaan
17
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi Penelitian
Objek penelitian ini dilakukan pada Proyek Pembangunan Gedung
Kantor Pelayanan Pajak Daerah di Bantul, DIY. Pelaksana Proyek Pembangunan
Gedung Kantor Pelayanan Pajak Daerah di Bantul, DIY adalah PT. Gala Karya.
4.2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data atau informasi dari suatu pelaksanaan proyek
konstruksi yang sangat bermanfaat untuk evaluasi optimasi waktu dan biaya
secara keseluruhan. Data yang diperlukan adalah data sekunder yaitu data yang
diperoleh dari instansi yang terkait seperti kontraktor, konsultan pengawas, dan
lain-lain. Variabel-variabel yang sangat mempengaruhi dalam pengoptimasian
waktu dan biaya pelaksanaan proyek ini adalah variabel waktu dan variabel biaya.
1. Variabel Waktu
Data yang mempengaruhi variabel waktu dapat diperoleh dari kontraktor
pelaksana atau dari konsultan pengawas. Data yang dibutuhkan untuk
variabel waktu adalah:
a. data cumulative progress (kurva-S), meliputi:
1) jenis kegiatan,
2) prosentase kegiatan,
3) durasi kegiatan.
b. rekapitulasi perhitungan biaya proyek.
2. Variabel biaya
Semua data-data yang mempengaruhi variabel biaya diperoleh dari kontraktor
pelaksana. Data-data yang diperlukan dalam variabel biaya antara lain:
a. daftar rencana anggaran biaya (RAB) penawaran, meliputi:
1) jumlah biaya normal,
2) durasi normal.
18
c. gambar rencana proyek.
Data yang digunakan berupa data sekunder dan data primer berupa hasil
analisis dengan Microsoft Project. Data tersebut meliputi:
1. daftar bahan dan upah tenaga kerja,
2. rencana anggaran biaya Proyek Pembangunan Gedung Kantor Pelayanan
Pajak Daerah di Bantul, DIY,
3. time schedule (Kurva-S),
4. estimasi waktu dalam program Microsoft Project,
5. data biaya normal.
4.3. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan bantuan program Microsoft Project
2007. Dengan memassukan data yang terkait untuk dianalasis ke dalam program,
maka microsoft project ini nantinya akan melakukan kalkulasi secara otomatis
sesuai dengan rumus-rumus kalkulasi yang telah dibuat oleh program ini.
Proses memasukan data untuk menganalisis percepatan meliputi dua
tahap, yaitu dengan menyususn rencana jadwal dan biaya proyek (baseline) dan
memasukkan optimasi durasidengan penambahan jam kerja (lembur).
4.4. Tahap dan Prosedur Penelitian
Suatu penelitian harus dilaksanakan secara sistematis dan dengan urutan
yang jelas dan teratur, sehingga akan diperoleh hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam beberapa
tahap, yaitu:
Tahap 1 : Persiapan
Sebelum melakukan penelitian perlu dilakukan studi literatur untuk memperdalam
ilmu yang berkaitan dengan topik penelitian. Kemudian menentukan rumusan
masalah sampai dengan kompilasi data.
Tahap 2 : Pengumpulan Data
Data proyek yang diperlukan untuk pembuatan laporan,meliputi:
19
2. analisa harga satuan bahan proyek,
3. time schedule.
Tahap 3 : Analisa percepatan dengan aplikasi program dan pembahasan
Melakukan input data ke program untuk perencanaan dan update perencanaan
dengan data pelaksanaan, dengan bantuan program Microsoft Project ini
dilakukan pengujian dari semua kegiatan yang dipusatkan pada kegiatan yang
berada pada jalur kritis yang mempunyai nilai cost slope terendah. Kemudian
membandingkan hasil analisa percepatan yang berupa perubahan biaya proyek
sebelum dan sesudah percepatan dengan biaya denda akibat keterlambatan.
Tahap 4 : Kesimpulan
Kesimpulan disebut juga pengambilan keputusan. Pada tahap ini, data yang telah
dianalisa dibuat suatu kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan penelitian.
Tahapan penelitian secara skematis dalam bentuk diagram alir dapat
20
Gambar 4.1 Bagan alir penelitian. Pengumpulan data proyek
a. Rencana anggaran biaya (RAB)
b. Daftar harga satuan bahan dan upah tenaga kerja
c. Time Schedule (Kurva S)
Penentuan objek penelitian
Menyusun network diagram
Menentukan penambahan jam kerja (lembur)
Menghitung jumlah sumber daya (Resources)
Kesimpulan
Menentukan estimasi durasi dalam Microsoft Project
Hasil :
1. Perbandingan hasil antara waktu dan biaya
sebelum dan sesudah kompresi durasi
dengan penambahan jam kerja (lembur).
2. Perbandingan hasil antara biaya denda
dengan perubahan biaya sebelum dan
sesudah penambahan jam kerja (lembur).
Selesai Study literatur
21
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Data Lapangan
Proyek yang ditinjau dalam penelitian ini adalah Proyek Pembangunan
Kantor Pelayanan Pajak Daerah di Bantul, DIY, dengan rincian berikut ini:
Nilai total proyek : Rp17,606,507,961.09
Waktu pelaksanaan : 210 hari kalender
Tanggal pekerjaan dimulai : 29 Maret 2016
Tanggal pekerjaan selesai : 24 Oktober 2016
Rencana Anggaran Biaya dan time schedule untuk proyek tersebut
dapat dilihat pada Lampiran VII dan Lampiran X.
5.2. Analisis Data
Pada bab ini akan dijelaskan secara terperinci mengenai percepatan
waktu proyek dengan variasi penambahan jam kerja (lembur) menggunakan
program Microsoft Project 2007, yang meliputi dua tahapan yakni:
1. menyusun rencana jadwal dan biaya proyek (baseline),
2. percepatan waktu proyek dengan variasi penambahan jam kerja (lembur).
Kemudian hasil dari percepatan waktu proyek dengan variasi penambahan jam
kerja (lembur) berupa perubahan biaya sebelum dan sesudah penambahan jam
kerja (lembur) dibandingkan dengan biaya denda.
5.2.1. Menyusun Rencana Jadwal dan Biaya Proyek (Baseline)
Langkah –langkah dalam menyusun rencana jadwal dan biaya proyek
menggunakan program Microsoft Project 2007 adalah sebagai berikut:
1. membuka lembar kerja baru.
Klik tombol Start > Program > Microsoft Office > Microsoft Project 2007
2. memasukkan tanggal dimulainya proyek.
Mengaktifkan menu Project > Project Information. Pada kotak dialog
22
memasukkan tanggal dimulainya proyek yaitu tanggal 29 Maret 2016 pada
kotak Start Date. Langkah tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.1 berikut ini.
Gambar 5.1 Memasukkan tanggal dimulainya proyek.
3. menyusun kalender kerja untuk menentukan hari kerja dan jam kerja.
Proyek ini mempunyai hari kerja per minggu adalah 7 hari kerja dengan jam
kerja 9 jam per hari. Untuk memasukkan data tersebut pada Microsoft
Project, mula-mula klik menu Tools > Change Working Time > Work
Weeks > Details kemudian pada kotak select day(s) pilih semua hari
kemudian pilih Set day(s) to these spesific working times. Berikutnya
memasukkan jam kerja pada kotak Form: 08.00 To: 12.00 dan Form: 13.00
To: 16.00 > OK. Selanjutnya pada tampilan Work Weeks pilih Options,
mengisikan data pada kotak Default start time: 08.00; Default end time:
16.00; Hours per day: 7,00; Hours per week: 49,00; dan Days per month:
30. Hasil dari langkah tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.2, Gambar 5.3,
23
24
Gambar 5.3 Memasukkkan jam kerja per hari, jam kerja per minggu, dan hari kerja per bulan.
4. memasukkan data kegiatan proyek dan hubungan antar item pekerjaan.
Item-item pekerjaan pada kegiatan proyek dimasukkan dengan mengetikkan
pada kolom Task Name dan durasi item pekerjaan pada kolom Duration.
Kemudian hubungan antar item pekerjaan dimasukkan pada kolom
Predecessors sesuai dengan Lampiran I, kemudian setelah kolom Task
Name, Duration, Predecessors terisi semua maka kolom Start dan Finish
akan otomatis terisi dan tampilan sebelah kanan memperlihatkan hasil berupa
Gantt Chart sesuai data yang dimasukkan.
Contoh pengisian: pekerjaan Sewa Direksi keet dan Gudang (No. Task 5)
25
Task 3), maka pada kolom Predecessor diisi 3SS. Hasil dari langkah ini
ditampilkan pada Gambar 5.4 berikut.
Gambar 5.4 Penyusunan pekerjaan dan tampilan Gantt Chart.
5. mengisikan data harga bahan serta data upah dan pekerja.
Klik View > Resources Sheet > mengisi Resource Name sesuai data yang
ada. Untuk tenaga kerja dan sewa peralatan pada kolom Type diisi dengan
Work kemudian biaya per hari atau biaya per jam dimasukkan dalam kolom
Std. Rate, jumlah tenaga kerja dan jumlah sewa alat yang dibutuhkan
dimasukkan dalam kolom Max Units, dan kolom Accrue At diisi dengan
Prorated. Sedangkan untuk bahan dan alat pada kolom Type diisi dengan
Material, tipe satuan jumlah bahan dan alat diketikkan pada kolom Material
Label, kemudian harga per satuan jumlah dimasukkan dalam kolom Std. Rate
dan kolom Accrue At diisi dengan Start. Langkah tersebut dapat dilihat pada
Gambar 5.5.
6. memasukkan resource dari setiap item pekerjaan pada kegiatan proyek.
Mula-mula membagi layar Microsoft Project menjadi dua (atas dan bawah)
untuk memasukan resource dari item-item pekerjaan, yakni layar atas berupa
26
menu Window > Split. Resource dari item pekerjaan diisi berdasarkan
Analisis Harga Satuan dan Analisa Jumlah Resource (terlampir). Mula-mula
pilih Resource Name untuk item-item pekerjaan seperti yang tercantum pada
Analisa Harga Satuan. Kolom Units diisi sesuai jumlah pada Analisis Jumlah
Resource sedangkan untuk kolom Work adalah jam kerja sesuai pada Analisis
Jumlah Resource. Hasil dari langkah ini dapat dilihat pada Gambar 5.6
berikut.
Gambar 5.5 Pengisian data harga bahan, upah, dan alat.
27
Contoh pengisian:
a. Pekerjaan Urugan Tanah Bawah Pondasi, t=10 cm (No. Task 10)
Resource Name: Tanah Urug, Units diisi = 24,948. Resource Name: Pekerja,
Units diisi = 0,1484 dan Work diisi = 6,237 hari. Resource Name: Mandor,
Units diisi =0,005 dan Work diisi = 0,208 hari.
b. Pekerjaan Baja IWF 350 x 175 x 7 x 11 (KD1) (No. Task 195)
Resource Name: Besi Profil, Units diisi = 3376,768 kg. Resource Name: Meni
Besi, Units diisi = 234,906 m3. Resource Name: Pekerja, Units diisi =
25,1685 dan Work diisi = 176,179 hari. Resource Name: Tukang Las, Units
diisi = 25,1685 dan Work diisi = 176,179 hari. Resource Name: Kepala
Tukang Las, Units diisi = 2,5168 dan Work diisi = 17,618 hari. Resource
Name: Mandor, Units diisi = 1,2584 dan Work diisi = 8,809 hari.
Analisis Jumlah Resource untuk Pekerjaan Urugan Tanah Bawah Pondasi,
t=10 cm (No. Task 10) dapat dilihat pada Tabel 5.1 dan Analisis Jumlah
Resource untuk Pekerjaan Baja IWF 350 x 175 x 7 x 11 (KD1) (No. Task
195) dapat dilihat pada Tabel 5.2.
7. menyimpan rencana jadwal dan biaya sebagai baseline.
Klik menu Tools > Tracking > Set Baseline > pilih Set baseline dan For:
28
Tabel 5.1 Analisa Jumlah Resource Pekerjaan Urugan Tanah Bawah Pondasi, t=10 cm (No. Task 10)
Tabel 5.2 Analisa Jumlah Resource Pekerjaan Baja IWF 350 x 175 x 7 x 11 (KD1) (No. Task 195)
5 1.0000 m3 Urugan pasir bawah pondasi , t = 10 cm 20.79
1.2000 m3 Pasir urug 97,000.00 116,400.00 42 2,419,956.0 24.948
0.3000 org Pekerja 54,000.00 16,200.00 336,798.0 6.237 0.1485
0.0100 org Mandor 80,000.00 800.00 16,632.0 0.208 0.0050
133,400.00
TOTAL 2,773,386.00
50 Baja IWF350 x 175 x 7 x 11 mm (KD1) 2936.32 7
1.0000 kg PASANG RANGKA ATAP BESI Profil
1.1500 kg Besi profil 13,000.00 14,950.00 43,897,984.0 3376.768
0.0800 kg Meni Besi 23,575.00 1,886.00 5,537,899.5 234.906
0.0600 oh Pekerja 54,000.00 3,240.00 9,513,676.8 176.179 25.1685
0.0600 oh Tukang las 70,000.00 4,200.00 12,332,544.0 176.179 25.1685
0.0060 oh Kepala tukang 80,000.00 480.00 1,409,433.6 17.618 2.5168
0.0030 oh Mandor 80,000.00 240.00 704,716.8 8.809 1.2584
24,996.00
29
Gambar 5.7 Menyimpan rencana jadwal dan biaya.
5.2.2. Percepatan Waktu Proyek dengan Variasi Penambahan Jam Kerja
(Lembur)
Percepatan waktu proyek dengan variasi penambahan jam lembur
dilakukan dengan cara mengisikan data jam lembur yang kemudian dibandingkan
dengan kondisi normal, yakni kondisi sebelum dilakukan percepatan.
Langkah-langkah pada tahap ini meliputi:
1. pada tampilan Gantt Chart menambahkan kolom Baseline Duration,
Duration Variance, Baseline Start, Baseline Finish, Baseline Cost, Cost
Variance, dan Overtime Cost
Caranya adalah klik kanan pada tampilan Gantt Chart > Insert Column >
pilih Field Name sesuai yang diinginkan. Hasil langkah ini dapat dilihat pada
Gambar 5.8,
2. memasukkan durasi item pekerjaan sesuai rencana crash
Mula-mula membagi layar Microsoft Project menjadi dua dengan cara klik
menu Window > Split. Pilih item pekerjaan yang akan dilakukan percepatan
lalu masukkan durasi crash sesuai perhitungan pada kotak Duration di bagian
Task Information (sebelah bawah) seperti ditampilkan pada Gambar 5.9
30
Gambar 5.8 Memunculkan data baseline.
Gambar 5.9 Memasukkan durasi crash.
3. memasukkan biaya lembur per jam
Klik menu View > Resource Sheet. Besarnya biaya lembur dimasukan dalam
kolom Ovt. Rate. Biaya lembur dimasukkan sesuai dari hasil perhitungan.
31
Gambar 5.10 Memasukan biaya lembur per jam.
4. memasukkan jam lembur sesuai dengan perhitungan
Mula-mula membagi layar Microsoft Project menjadi dua dengan cara klik
menu Window > Split. Pilih item pekerjaan yang akan dimasukkan jam
lembur berdasarkan hasil perhitungan, kemudian masukan jam lembur sesuai
Resource Name pada kolom Work dan Ovt. Work di bagian Task Information
(sebelah bawah). Hasil dari langkah ini ditampilkan pada Gambar 5.11
berikut.
Contoh pengisian:
Pekerjaan Urugan Tanah Bawah Pondasi, t=10 cm (No. Task 10)
Resource Name: Pekerja, Work diisi = 44,21 jam dan Ovt. Work diisi = 5,526
jam. Resource Name: Mandor, Work diisi = 1,47 jam dan Ovt. Work diisi =
32
Gambar 5.11 Memasukkan jam lembur.
5.3. Pembahasan
5.3.1. Percepatan Proyek (Crash Program)
Percepatan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
menambah sumber daya berkualitas, penambahna waktu kerja (lembur), mengatur
kembali jadwal yang terlambat maupun saling tukar tenaga kerja yang memiliki
keahlian yang sama. Namun penelitian ini hanya akan dilakukan percepatan
dengan metode penambahan jam kerja (lembur).
Proses mempercepat waktu penyelesaian proyek dengan melakukan
penekanan waktu proyek, yaitu dengan cara melakukan penekanan (kompresi)
waktu kegiatan – kegiatan yang termasuk dalam lintasan kritis. Dari tahap kompresi tersebut akan dicari waktu dan biaya optimal. Berikut ini adalah proses
perhitungan dalam 2 tahap untuk penambahan jam kerja.
5.3.2. Tahap – Tahap Percepatan
Berikut ini akan diuraikan tahap – tahap percepatan pada jadwal rencana proyek.
5.3.2.1. Kondisi Normal
Kondisi normal waktu pelaksanaan proyek adalah 210 hari dan terdapat
33
dilakukan percepatan dikarenakan kegiatan tersebut hanya menghitung biaya
material saja sehingga tidak dapat dihitung waktu lembur untuk tenaga kerjanya.
Kegiatan – kegiatan yang dapat dipercepat diperlihatkan pada Tabel 5.4.
Progam Microsoft Project di dalam proses input resource melakukan
pembulatan ke atas (roundup) secara otomatis mejadi dua angka untuk Units,
Work, dan Ovt. Work. Hal ini menimbulkan adanya perbedaan biaya antara biaya
berdasarkan Rencana Anggaran Biaya dan biaya berdasarkan hasil perhitungan
menggunakan Microsoft Project. Usaha untuk memperkecil perbedaan ini adalah
angka yang akan di inputkan dibulatkan (round) terlebih dahulu menjadi dua
angka di belakang koma.
Biaya rencana penyelesaian proyek berdasarkan Rencana Anggaran
Biaya adalah sebesar Rp17,606,507,961.09 sedangkan biaya rencana penyelesaian
proyek berdasarkan perhitungan menggunakan Microsoft Project adalah sebesar
Rp17,606,734,240.30. Selisih perbedaan kedua biaya tersebut adalah sebesar
Rp226,279.21. Pada perhitungan tahap kompresi biaya yang dijadikan basis
adalah biaya berdasarkan perhitungan menggunakan Microsoft Project. Perbedaan
34
Tabel 5.3 Lintasan Kritis Kondisi Normal
No. Task Name Task Prodessesor
4Tia g pa ca g precast K □ c H: . 8 kolo . kolo titik pa ca g 6FS-42 days
5Alat pancang hidraulic jacking 240 T 6FS-42 days
6Pengupasan tanah sedalam 40 cm
7Membuang tanah hasil pengupasan 6FS-49 days
8Galian tanah 6FS-49 days
9Galian tanah pondasi menerus 6FS-42 days
10Urugan pasir bawah pondasi , t = 10 cm 6FS-49 days
195Baja IWF350 x 175 x 7 x 11 mm (KD1) 255FS+7 days
201Sagrot dengan besi diameter 12 mm 195FS+14 days
202Trek stang dengan besi diameter 16 mm 195FS+14 days
203Haunch IWF250 x 125 x 6 x 8.5 mm 195
204Plat plendes t : 12 mm 195
206Plat rib t : 6 mm 195FS+14 days
207Plat dudukan gording t : 6 mm 195FS+21 days
208Angkur baut Ø 19 mm 195
209Baut Ø 16 mm (sambung) 195
210Mengerjakan pengelasan 195FS-7 days
211Pasang usuk dan reng baja ringan 195FS+7 days
212Penutup atap genteng Glazur Sek. KIA 195FS+7 days
35
Tabel 5.3 (Lanjutan)
216Intalasi Penyalur/penangkal petir Electroda 195FS+35 days
217Cat bubungan 213FS-7 days,214FS-7 days,215FS-7 days
219Rangka kuda-kuda baja siku 60x60x6 (kanopi) 195FS+14 days
220Gording Profil C 125.50.20.3,2 (kanopi) 219
221Jurai, Nok, dobel Profil [] C 125.50.20.3,2 (kanopi) 219FS+7 days
222Plat buhul dengan tebal 10 mm (kanopi) 219FS+14 days
223Sagrot dengan besi diameter 12 mm (kanopi) 219FS+14 days
224Trek stang dengan besi diameter 12 mm (kanopi) 219FS+14 days
225Dudukan gording dengan profil siku 60x60x6 (kanopi) 219FS+14 days
226Mengerjakan pengelasan 219FS-7 days
227Pasang usuk dan reng baja ringan (kanopi) 219FS+14 days
228Penutup atap genteng Glazur Sek. KIA 219FS+14 days
229Bubungan genteng glazur sek. KIA 219FS+21 days
230Genteng akhiran (Badongan) 219FS+21 days
231Genteng Mahkota 219FS+21 days
232Cat bubungan
220FS+14 days,221FS+7
days,222,223,224,225,226,227,228,229FS-7 days,230FS-7 days,231FS-days,230FS-7 days,21days,230FS-7FS-days,230FS-7 days
234Galian tanah
4FS+7 days,5FS-7 days,7FS-28 days,8FS+14 days,9FS+14 days,10FS+7 days
255Beton plat tutup saluran baru tebal 12 cm 257FS-63 days
36
Tabel 5.4 Kegiatan yang Dapat Dipercepat pada Kondisi Normal (Pekerjaan yang Memiliki Unsur Tenaga Kerja)
10Urugan pasir bawah pondasi , t = 10 cm 6FS-49 days
195Baja IWF350 x 175 x 7 x 11 mm (KD1) 255FS+7 days
212Penutup atap genteng Glazur Sek. KIA 195FS+7 days
213Bubungan genteng glazur sek. KIA
219Rangka kuda-kuda baja siku 60x60x6 (kanopi) 195FS+14 days
220Gording Profil C 125.50.20.3,2 (kanopi) 219
221Jurai, Nok, dobel Profil [] C 125.50.20.3,2 (kanopi) 219FS+7 days 225Dudukan gording dengan profil siku 60x60x6 (kanopi) 219FS+14 days
226Mengerjakan pengelasan 219FS-7 days
228Penutup atap genteng Glazur Sek. KIA 219FS+14 days
229Bubungan genteng glazur sek. KIA 219FS+21 days
37
Tabel 5.5 Perbedaan Biaya Berdasarkan RAB dan Microsoft Project
RAB 2 RAB 3
1 Beton Sloof S1: 30/50 K300 m3 110.04
Membuat 1 M3 Beton dengan mutu f'c = 26,4 Mpa (K 300), Slump (12 ± 2) cm m3 110.04 Rp 101,592,658.30 Rp101,592,783
Pembesian dengan besi ulir atau polos kg 189.00 Rp 253,652,241.15 Rp253,660,946
Cetakan beton / begisting kolom memakai multiplek m2 10.67 Rp 266,911,603.66 Rp266,926,431
Membongkar cetakan m3 110.04 Rp 23,768,640.00 Rp23,768,640
3 Beton Kolom K1: 50/70, K 300 m3 176.40
Membuat 1 M3 Beton dengan mutu f'c = 26,4 Mpa (K 300), Slump (12 ± 2) cm m3 176.40 Rp 162,858,459.87 Rp162,878,295
Pembesian dengan besi ulir atau polos kg 144.00 Rp 309,804,264.00 Rp309,807,477
Cetakan beton / begisting kolom memakai multiplek m2 7.00 Rp 280,704,305.70 Rp280,671,867
Membongkar cetakan m3 176.40 Rp 38,102,400.00 Rp38,102,400
5 Beton Kolom K3: 40/40, K 300 m3 13.06
Membuat 1 M3 Beton dengan mutu f'c = 26,4 Mpa (K 300), Slump (12 ± 2) cm m3 13.06 Rp 11,939,956.33 Rp11,943,692
6 Beton Balok B1: 35/65, K 300 m3 181.09
Membuat 1 M3 Beton dengan mutu f'c = 26,4 Mpa (K 300), Slump (12 ± 2) cm m3 181.09 Rp 165,675,075.93 Rp165,663,453
Pembesian dengan besi ulir atau polos kg 287.00 Rp 633,873,627.89 Rp633,844,152
Cetakan beton / begisting kolom memakai multiplek m2 7.26 Rp 298,870,839.12 Rp298,882,488
Stutwerk untuk 1 m3 beton, tinggi 3 - 4 m ( memakai scafolding ) m3 181.09 Rp 78,167,498.50 Rp78,159,830
Membongkar cetakan m3 181.09 Rp 39,115,440.00 Rp39,123,000
1,276,485,844.27
Rp Rp 1,215,702,481.43 Rp 1,215,672,923.03 Rp 29,558.41
7 Beton Balok B2: 25/40, K 300 m3 79.49
Membuat 1 M3 Beton dengan mutu f'c = 26,4 Mpa (K 300), Slump (12 ± 2) cm m3 79.49 Rp 72,727,918.40 Rp72,717,189
Pembesian dengan besi ulir atau polos kg 293.00 Rp 284,074,588.49 Rp284,103,883
Cetakan beton / begisting kolom memakai multiplek m2 10.00 Rp 278,020,963.91 Rp278,046,810
Stutwerk untuk 1 m3 beton, tinggi 3 - 4 m ( memakai scafolding ) m3 79.49 Rp 34,313,908.84 Rp34,301,080
9 Beton plat tangga dan bordes tebal 15 cm K300 m3 10.57
Membuat 1 M3 Beton dengan mutu f'c = 26,4 Mpa (K 300), Slump (12 ± 2) cm m3 10.57 Rp 9,667,825.47 Rp9,660,101 10 Beton footplat F1: 1,5 x 1,5 m tebal 40 cm K300
Beton footplat F1: 1,5 x 1,5 m tebal 40 cm K300 m3 54.00 Rp 187,893,000.00 Rp 178,948,583.07 Rp178,943,115 Rp 5,468.57 11 Beton footplat F2: 1 x 1 m tebal 40 cm K300
Beton footplat F2: 1 x 1 m tebal 40 cm K300 m3 4.20 Rp 14,613,900.00 Rp 13,918,223.13 Rp13,917,882 Rp 341.63 12 Beton lantai kerja tebal 10 cm K 175
Beton lantai kerja tebal 10 cm K 175 m3 18.86 Rp 16,152,997.97 Rp 15,383,824.36 Rp15,385,012 Rp (1,187.24)
13 Dinding beton penahan tanah tebal 15 cm m3 17.40
Membuat 1 M3 Beton dengan mutu f'c = 26,4 Mpa (K 300), Slump (12 ± 2) cm m3 17.40 Rp 15,918,859.80 Rp15,921,470 14 Pondasi siklop, 60% beton campuran 1 PC:2 PB:3 KR dan 40% batu belah
Pondasi siklop, 60% beton campuran 1 PC:2 PB:3 KR dan 40% batu belah m3 9.04 Rp 7,593,113.84 Rp 7,231,543.19 Rp7,229,836 Rp 1,707.39 15 Besi D 13 untuk stek kolom dan balok
Besi D 13 untuk stek kolom dan balok kg 650.00 Rp 8,323,900.00 Rp 7,927,562.50 Rp7,931,963 Rp (4,400.00) Jumlah Rp 4,665,687,231.95 Rp 4,443,533,206.43 Rp 4,443,615,378.48 Rp (82,172.05) PERBANDINGAN RANCANGAN ANGGARAN BIAYA ASLI, HITUNGAN MS. EXCEL DAN HITUNGAN MS. PROJECT
NO URAIAN PEKERJAAN SAT
38
Tabel 5.5 (Lanjutan) C LANTAI 1
I PEKERJAAN BETON BERTULANG
1 Beton Kolom K1: 50/70, K 300 m3 120.40
Membuat 1 M3 Beton dengan mutu f'c = 26,4 Mpa (K 300), Slump (12 ± 2) cm m3 120.40 Rp 111,157,361.50 Rp111,167,260
Pembesian dengan besi ulir atau polos kg 144.00 Rp 211,453,704.00 Rp211,435,861
Cetakan beton / begisting kolom memakai multiplek m2 7.00 Rp 191,591,827.70 Rp191,574,859
Membongkar cetakan m3 120.40 Rp 26,006,400.00 Rp26,006,400
3 Beton Balok B1: 35/65, K 300 m3 181.77
Membuat 1 M3 Beton dengan mutu f'c = 26,4 Mpa (K 300), Slump (12 ± 2) cm m3 181.77 Rp 166,299,479.48 Rp166,313,442
Pembesian dengan besi ulir atau polos kg 287.00 Rp 636,262,598.85 Rp636,247,476
Cetakan beton / begisting kolom memakai multiplek m2 7.26 Rp 299,997,236.75 Rp299,996,432
Stutwerk untuk 1 m3 beton, tinggi 3 - 4 m ( memakai scafolding ) m3 181.77 Rp 78,462,099.63 Rp78,473,920
Membongkar cetakan m3 181.77 Rp 39,262,860.00 Rp39,255,300
1,281,296,720.57
Rp Rp 1,220,284,274.71 Rp 1,220,286,569.43 Rp (2,294.72)
4 Beton Balok B2: 25/40, K 300 m3 81.26
Membuat 1 M3 Beton dengan mutu f'c = 26,4 Mpa (K 300), Slump (12 ± 2) cm m3 81.26 Rp 74,338,673.71 Rp74,344,940
Pembesian dengan besi ulir atau polos kg 293.00 Rp 290,366,184.13 Rp290,364,382
Cetakan beton / begisting kolom memakai multiplek m2 10.00 Rp 284,178,485.76 Rp284,178,595
Stutwerk untuk 1 m3 beton, tinggi 3 - 4 m ( memakai scafolding ) m3 81.26 Rp 35,073,882.62 Rp35,086,820
6 Beton plat tangga dan bordes tebal 15 cm K300 m3 5.28
Beton plat tangga dan bordes tebal 15 cm K300 m3 5.28 Rp 4,833,912.73 Rp4,826,797 7 Besi D 13 untuk stek kolom dan balok
Besi D 13 untuk stek kolom dan balok kg 650.00 Rp 8,323,900.00 Rp 7,927,562.50 Rp7,931,963 Rp (4,400.00) Jumlah Rp 3,249,240,939.04 Rp 3,094,535,703.32 Rp 3,094,475,239.23 Rp 60,464.09 D LANTAI 2
I PEKERJAAN BETON BERTULANG
1 Beton Kolom K1: 50/70, K 300 m3 108.36
Membuat 1 M3 Beton dengan mutu f'c = 26,4 Mpa (K 300), Slump (12 ± 2) cm m3 108.36 Rp 100,041,625.35 Rp100,040,210
Pembesian dengan besi ulir atau polos kg 144.00 Rp 190,308,333.60 Rp190,298,276
Cetakan beton / begisting kolom memakai multiplek m2 7.00 Rp 172,432,644.93 Rp172,419,172
Membongkar cetakan m3 108.36 Rp 23,405,760.00 Rp23,405,760
3 Beton Balok B1: 35/65, K 300 m3 167.37
Membuat 1 M3 Beton dengan mutu f'c = 26,4 Mpa (K 300), Slump (12 ± 2) cm m3 167.37 Rp 153,124,564.52 Rp153,134,845
Pembesian dengan besi ulir atau polos kg 287.00 Rp 585,855,311.60 Rp585,868,689
Cetakan beton / begisting kolom memakai multiplek m2 7.26 Rp 276,230,246.66 Rp276,266,261
Stutwerk untuk 1 m3 beton, tinggi 3 - 4 m ( memakai scafolding ) m3 167.37 Rp 72,246,015.89 Rp72,231,450
Membongkar cetakan m3 167.37 Rp 36,152,298.00 Rp36,155,700
1,179,787,230.69
Rp Rp 1,123,608,436.67 Rp 1,123,656,945.18 Rp (48,508.50)
4 Beton Balok B2: 25/40, K 300 m3 78.76
Membuat 1 M3 Beton dengan mutu f'c = 26,4 Mpa (K 300), Slump (12 ± 2) cm m3 78.76 Rp 72,053,768.41 Rp72,053,630
Pembesian dengan besi ulir atau polos kg 293.00 Rp 281,441,364.76 Rp281,447,439
Cetakan beton / begisting kolom memakai multiplek m2 10.00 Rp 275,443,854.13 Rp275,418,365
Stutwerk untuk 1 m3 beton, tinggi 3 - 4 m ( memakai scafolding ) m3 78.76 Rp 33,995,836.74 Rp34,011,500
6 Beton plat tangga dan bordes tebal 15 cm K300 m3 5.28
Beton plat tangga dan bordes tebal 15 cm K300 m3 5.28 Rp 4,833,912.73 Rp4,826,797 7 Besi D 13 untuk stek kolom dan balok
Besi D 13 untuk stek kolom dan balok kg 650.00 Rp 8,323,900.00 Rp 7,927,562.50 Rp7,931,963 Rp (4,400.00) Jumlah Rp 3,011,336,263.88 Rp 2,867,957,998.46 Rp 2,867,939,702.60 Rp 18,295.86 E LANTAI 3
I PEKERJAAN BETON BERTULANG
1 Beton Kolom K1: 50/70, K 300 m3 107.10
Membuat 1 M3 Beton dengan mutu f'c = 26,4 Mpa (K 300), Slump (12 ± 2) cm m3 107.10 Rp 98,878,350.63 Rp98,900,248
Pembesian dengan besi ulir atau polos kg 144.00 Rp 188,095,446.00 Rp188,120,009
Cetakan beton / begisting kolom memakai multiplek m2 7.00 Rp 170,427,614.18 Rp170,429,625
Membongkar cetakan m3 107.10 Rp 23,133,600.00 Rp23,133,600
3 Beton Balok B1: 35/65, K 300 m3 142.69
39
Tabel 5.5 (Lanjutan)
Pembesian dengan besi ulir atau polos kg 287.00 Rp 499,454,195.24 Rp499,461,190
Cetakan beton / begisting kolom memakai multiplek m2 287.00 Rp 235,492,198.86 Rp235,516,073
Stutwerk untuk 1 m3 beton, tinggi 3 - 4 m ( memakai scafolding ) m3 142.69 Rp 61,591,275.20 Rp61,606,570
Membongkar cetakan m3 142.69 Rp 30,820,608.00 Rp30,825,900
1,005,793,871.26
Rp Rp 957,900,246.68 Rp 957,949,353.30 Rp (49,106.62)
4 Beton Balok B2: 25/45, K 300 m3 24.61
Membuat 1 M3 Beton dengan mutu f'c = 26,4 Mpa (K 300), Slump (12 ± 2) cm m3 24.61 Rp 22,513,521.94 Rp22,509,402
7 Besi D 13 untuk stek kolom dan balok
Besi D 13 untuk stek kolom dan balok kg 275.00 Rp 3,521,650.00 Rp 3,353,968.75 Rp3,362,181 Rp (8,211.75)
8 Water proofing membran bakar (sika roof 300 RM/ Bitu seal)
Water proofing membran bakar (sika roof 300 RM/ Bitu seal) m2 907.69 Rp 86,230,645.00 Rp 86,230,645.00 Rp86,230,550 Rp 95.00 3 Beton plat tutup saluran baru tebal 12 cm
Beton plat tutup saluran baru tebal 12 cm m3 26.05 Rp 67,396,524.00 Rp 64,188,549.74 Rp64,234,432 Rp (45,882.06) 4 Beton plat tutup saluran lama tebal 12 cm
Beton plat tutup saluran lama tebal 12 cm m3 24.25 Rp 62,729,989.92 Rp 59,744,135.74 Rp59,781,103 Rp (36,967.16) 5 Beton plat menerus atas siklop
Beton plat menerus atas siklop m3 44.63 Rp 115,446,427.20 Rp 109,951,349.05 Rp109,982,077 Rp (30,728.15)
6 Pondasi siklop, 60% beton campuran 1 PC:2 PB:3 KR dan 40% batu belah
40
5.3.2.2. Kompresi dengan Penambahan Lembur 1 jam
Kompresi yang dimaksud adalah tahap percepatan dengan melakukan usaha
pemendekan waktu pada pekerjaan yang dihasilkan tahap sebelumnya, yaitu tahap
normal. Perhitungan kebutuhan percepatan dengan penambahan lembur 1 jam
yang diinputkan pada kondisi normal menyebabkan timbulnya lintasan kritis baru
dengan adanya pengurangan waktu pelaksaaan proyek dari 210 hari menjadi
196,62 hari. Percepatan ini menyebabkan kebutuhan biaya proyek mengalami
kenaikan biaya yang mencapai Rp32,528,304 dari biaya rencana semula, yakni
sebesar Rp17,606,734,240.30menjadi sebesar Rp17,639,262,544.68. Lintasan
kritis baru pada tahap ini dapat dilihat pada Lampiran II.
5.3.2.3. Kompresi dengan Penambahan Lembur 2 jam
Kompresi pada tahap ini dilakukan terdapat kondisi normal, dan didapatkan hasil
waktu penyelesaian proyek yaitu hari atau berkurang 15,3 hari dari kondisi
normal 210 hari dengan total biaya yang diperlukan sebesar Rp17,700,988,917.73
yang berarti mengalami pertambahan sebesar Rp94,254,677 dari biaya rencana
semula, sedangkan untuk lintasan kritis baru pada tahap ini dapat dilihat pada
Lampiran III.
5.3.2.4. Kompresi dengan Penambahan Lembur 3 jam
Kompresi pada tahap ini dilakukan pula terdapat kondisi normal, dan didapatkan
hasil waktu penyelesaian proyek yaitu hari yang artinya lebih cepat 14 hari dari
waktu rencana, dengan total biaya yang diperlukan sebesar Rp17,606,734,240.30
yang berarti mengalami pertambahan sebesar Rp160,043,715 dari biaya rencana
semula. Lintasan kritis baru pada tahap ini dapat dilihat pada Lampiran IV.
5.3.2.5. Kompresi dengan Penambahan Lembur 4 jam
Kompresi pada tahap ini dilakukan juga terdapat kondisi normal, dan didapatkan
hasil waktu penyelesaian proyek yaitu 196 hari; berkurang 14 hari dari waktu
rencana yaitu 210 hari. Total biaya yang diperlukan pada tahap ini sebesar
41
Rp232,487,231 dari biaya rencana semula, sedangkan untuk lintasan kritis baru
pada tahap ini dapat dilihat pada Lampiran V.
5.3.3. Perubahan Biaya Proyek
Waktu dan biaya pada kondisi normal yang menjadi baseline
pengerjaan menggunakan Microsoft Project untuk kemudian dilakukan tahap
kompresi dapat dilihat pada Tabel 5.6. Selanjutnya dari keempat tahap kompresi
yang telah dilakukan dapat dilihat besarnya perubahan biaya yang harus
dikeluarkan untuk melakukan kerja lembur dari setiap kegiatan yang dikompresi.
Hasil kompresi dengan penambahan lembur, yakni perbandingkan antara kondisi
normal dengan kondisi lembur dapat dilihat pada Tabel 5.7. Sedangkan
rekapitulasi biaya dan waktu optimal ditampilkan pada Tabel 5.8. Pada proyek ini
besar biaya tidak langsung diambil sebesar 8 % dari biaya total proyek yang
dibagi durasi normal proyek. Pengambilan prosentase sebesar 8 % untuk biaya
tidak langsung berdasarkan hasil dari Studi Praktek Estimasi Biaya Tidak
Langsung pada Proyek Konstruksi oleh Soemardi dan Kusumawardani. Berikut
ini ditampilkan grafik untuk menentukan prosentase biaya tidak langsung seperti
pada Gambar 5.12.