RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENILAIAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE MANAGEMENT BY OBJECTIVE PADA WANAARTHA LIFE SURABAYA
TUGAS AKHIR
Program Studi S1 Sistem Informasi
Oleh:
LUIS HENRIRA 10.41010.0008
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
vii
2.5 Penilaian Target Kinerja Karyawan ... 12
2.6Target Kinerja Karyawan (TKK) ... 16
2.7ManagementByObjective MBO) ... 17
2.8Database ... 20
viii
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 104
4.1Kebutuhan Sistem ... 104
4.2Gambaran Umum Sistem... 105
4.3Implementasi Sistem ... 106
BAB V PENUTUP ... 135
5.1Kesimpulan ... 135
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Asuransi Jiwa Adisarana WanaArtha Life (WanaArtha) adalah salah satu
perusahaan asuransi yang telah melayani masyarakat Indonesia selama lebih dari
40 tahun. Menawarkan beragam produk asuransi dan investasi yaitu asuransi jiwa
tradisional dan produk deposito yang memiliki nilai investasi dan asuransi jiwa.
Sejak akhir 2009, WanaArtha terus melakukan transformasi dan inovasi
antara lain dengan memperbarui tata laksana proses bisnis (Standard Operating
Procedure) yang sesuai dengan International Best Practice. Menerapkan sistem
operasi asuransi berbasis teknologi web dan upaya WanaArtha dalam meningkatkan
pelayanan kepada customer adalah dengan meningkatkan sistem informasi berbasis
web dan secara berkelanjutan meningkatkan tenaga kerja sales, sehingga
WanaArtha mampu melayani dengan jauh lebih baik.
WanaArtha dalam menjalankan bisnisnya memiliki 3 jabatan karyawan
yaitu Senior Financial Sales Officer (SFSO) bertugas mengawasi dan juga
membina Financial Sales Officer Trainee (FSOT) & Financial Sales Officer (FSO)
agar mampu mencapai target dan bagian Admin untuk menjalankan proses
transaksi. SFSO sendiri bertugas dalam menyelenggarakan sebuah event &
gathering disamping itu SFSO diharuskan untuk mengevaluasi setiap kinerja
karyawannya. FSOT sebagai karyawan baru diberikan target waktu tiga bulan untuk
mencapai target yang sudah disepakati oleh SFSO dan akumulasi dari tiga bulan
tersebut sebagai pertimbangan dalam naik kejenjang karir berikutnya. FSO untuk
2
penilaian target waktu enam bulan untuk mencapai target yang sudah disepakati
dengan pihak SFSO.
Penilaian Target Kinerja Karyawan (TKK) berbeda-beda untuk setiap
karyawan, dalam penilaian target perolehan memiliki persentase sebesar 100%.
Untuk penilaian kuantitas dan kualitas memiliki bobot 70%. Untuk perolehan target
berdasarkan jumlah transaksi karyawan, karyawan berstatys FSOT memiliki target
Rp 250.000.000,- First Years Premium (FYP), dan karyawan FSO memiliki target
Rp 500.000.000,- FYP, kualitas karyawan sendiri diukur dari komisi yang
didapatkan apakah mampu melampaui target yang sudah diberikan. Untuk aspek ke
tiga adalah jumlah kehadiran dengan bobot 30%. Berdasarkan panduan yang telah
disusun oleh kebijakan SFSO WanaArtha telah tersusun Range yaitu 86%-100%
(Sangat Baik), <86%–66% (Baik), atau <66% ke bawah (Kurang). Hasil penilaian
kinerja tersebut selanjutnya digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses
evaluasi karyawan di WanaArtha.
Dengan proses administrasi perhitungan secara manual. Admin diharuskan
memasukan data transaksi karyawan. Hal tersebut membuat penilai harus
memeriksa banyaknya dokumen yang terpisah-pisah untuk setiap karyawan.
Akibatnya proses penilaian kinerja menjadi tidak efisien waktu. Selain itu penilaian
kinerja yang dilakukan satu tahun sekali pada akhir tahun menyebabkan penilai
cenderung menilai berdasarkan hasil rekap pekerjaan pada bulan-bulan terakhir saja
karena sudah terlalu banyak data dan berkas yang harus diperiksa. Hal tersebut
menyebabkan penilai menilai secara subyektif. Pada penilaian kinerja yang telah
3
satu periode sehingga penilaian kinerja dilakukan belum tersedia sistem informasi
yang mampu membandingkan kualitas karyawan FSO dan FSOT.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dibutuhkan sebuah sistem
terkomputerisasi yaitu Sistem Informasi Penilaian Kinerja menggunakan metode
Management by Objective (MBO). Metode MBO merupakan suatu bentuk penilaian
dimana pegawai dan penyelia (penilai) bersama-sama menetapkan sasaran-sasaran
pelaksanaan kerja pegawai secara individu di waktu yang akan datang.
Sasaran-sasaran ini merupakan Sasaran-sasaran secara objektif yang terukur dan disepakati bersama
antar pegawai dan penyelia (Rivai dkk, 2011). Metode MBO mendukung untuk
penilaian kinerja dengan beberapa kriteria dan target. Selain itu, MBO juga dapat
digunakan pada penilaian kinerja yang membutuhkan penilaian untuk setiap
pekerjaan berdasarkan pedoman dan kriteria penilaian tertentu. Dengan demikian
metode MBO digunakan karena sesuai dengan penilaian kinerja di WanaArtha Life
Surabaya. Sistem Informasi Penilaian Kinerja ini dibangun menggunakan web
dengan tujuan memudahkan instalasi dan maintenance sistem, mengingat sistem ini
akan digunakan oleh semua karyawan WanaArtha.
Dengan adanya Sistem Informasi Penilaian Kinerja menggunakan metode
Management by Objective (MBO) diharapkan dapat menghasilkan informasi
kinerja per karyawan, histori penilaian kinerja, karyawan dengan kinerja terbaik,
4
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, bagaimana merancang bangun Sistem
Informasi Penilaian Kinerja Menggunakan Metode Management by Objective
pada WanaArtha Life Surabaya?
1.3 Batasan Masalah
Dalam sistem ini, agar tidak menyimpang dari tujuan yang akan dicapai
maka pembahasan masalah dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Penilaian kinerja ditunjukan pada karyawan WanaArtha Life Surabaya dan
hanya membahas Penilaian TKK dari tiga aspek Kuantitas, Waktu, & Kualitas.
2. Tidak membahas pembobotan point yang telah ditetapkan oleh pihak
WanaArtha Life Surabaya.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah
menghasilkan Sistem Informasi Penilaian Kinerja yang dapat membantu
WanaArtha Life Surabaya dalam menghasilkan informasi berupa laporan sesuai
kriteria yang diinginkan menggunakan metode Management by Objective
5
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir
ini dibagi menjadi bab-bab dengan rincian sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan latar belakang masalah di WanaArtha, perumusan
masalah, batasan masalah dalam ruang lingkup WanaArtha, tujuan penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dijelaskan landasan-landasan teori yang digunakan untuk
membantu menyelesaikan masalah yang meliputi antara lain sistem, sistem
informasi, struktur organisasi, Management by objective (MBO), kinerja,
penilaian target kinerja karyawan, database, sistem berbasis web,
pengembangan sistem.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Dalam bab ini dijelaskan tahap-tahap yang dikerjakan dalam penyelesaian
tugas akhir mulai dari identifikasi masalah. Dalam proses perancangan,
hal-hal yang dilakukan adalah menganalisis proses bisnis pada penilaian kinerja
pada WanaArtha Surabaya lalu menjadikan document flow. Setelah itu kita
memperbaiki sistem secara terkomputerisasi dalam bentuk system flow. Lalu
dibuatlah data flow diagram sesuai dengan sesuai dengan system flow.
Kemudian dibuatlah bentuk desain database yang memenuhi kebutuhan hasil
6
bab ini juga dijelaskan tentang desain input/output dari sistem yang akan
dibangun.
BAB IV EVALUASI DAN IMPLEMENTASI
Dalam bab ini dijelaskan tentang implementasi dari sistem informasi
penilaian kinerja pada WanaArtha Life yang dihasilkan dan pengujian
aplikasi sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini dijelaskan tentang kesimpulan dari pembahasan permasalahan
yang telah dilakukan dan saran untuk pengembangan sistem informasi yang
7 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem
Sistem adalah salah satu bagian dari istilah sistem informasi dan sistem
berperan penting dalam sebuah perusahaan. Untuk lebih memahami definisi dari
sistem, Murdick (1991) mengatakan bahwa sistem adalah seperangkat elemen yang
membentuk kumpulan atau procedure-prosedure/bagan-bagan pengolahan yang
mencari suatu tujuan bagian atau tujuan bersama dengan mengoperasikan data
dan/atau barang pada waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi
dan/atau energi dan/atau barang. Sistem itu sendiri memiliki beberapa karateristik
atau sifat-sifat tertentu. Menurut Hartono (2005) sistem mempunyai karakteristik
atau sifat-sifat tertentu, yakni:
1. Komponen
Suatu sistem memiliki sejumlah komponen yang saling berinteraksi, komponen
saling bekerjasama membentuk satu kesatuan. Komponen atau sering disebut
elemen sistem dapat berupa suatu sub sistem atau suatu bagian dari sistem. Setiap
sub sistem memiliki ciri atau sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi
tertentu dalam mempengaruhi secara keseluruhan proses suatu sistem.
2. Batasan Sistem
Batasan sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batasan suatu sistem
8
3. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas sistem
yang mempengaruhi operasi. Lingkungan luar sistem dapat bersifat
menguntungkan dan dapat juga bersifat menguntungkan sistem tersebut.
Lingkungan luar yang menguntungkan berupa energi dari sistem dan dengan
demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkunagn luar yang merugikan
harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup
dari sistem.
4. Penghubung Sistem
Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu sub sistem
dengan sub sistem yang lainya. Melalui penghubung ini memungkinkan
sumber-sumber daya mengalir dari satu sub sistem ke sub sistem yang lainya. Dengan
penghubung satu sub sistem dapat berintegrasi dengan sub sistem yang lainya
membentuk satu kesatuan.
5. Masukan Sistem
Masukan (input) sistem adalah data yang masukan kedalam sistem. Masukan dapat
berupa masukan perawatan (maintenance input), dan masukan sinyal (signal input).
Maintenance input adalah energi yang dimasukan supaya tersebut dapat
beroperasi.signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
Sebagai contoh didalam komputernya dan data adalah signal input untuk diolah
9
6. Keluaran Sistem
Keluaran (output) sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan
diklafikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Misalnya
untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak
berguna dan merupakan hasil sisa pembuangan, sedang informasi adalah
keluaran yang dibutuhkan.
7. Pengolahan Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang meruba
masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan
berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang
jadi.
8. Sasaran Sistem
Sebuah sistem sudah tentu mempunyai sasaran ataupun tujuan. Dengan
adanya sasaran sistem, maka kita dapat menentukan masukan yang dibutuhkan
sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem tersebut dapat dikatakan
berhasil apabila mencapai/mengenai sasaran atau pun tujuan. Dan kualitas
informasi sangatlah penting meliputi 3 pilar seperti yang tergambar dalam
ilustrasi Gambar 2.1.
10
2.2 Sistem Informasi
Sistem informasi adalah sekumpulan fungsi yang bekerja secara
bersama-sama dalam mengumpulkan, mengelola, menyimpan, memproses, serta
mendistribusikan informasi Szymanski dkk, (1995). Menurut Hartono (2005),
sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat managerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan
pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Sistem informasi
menurut Romney dan Steinbart (2011) adalah cara teratur untuk mengumpulkan,
memproses, mengelola, dan melaporkan, informasi agar organisasi dapat
mencapai tujuan dan sasarannya.
Burch dan Grudnitski dalam Hartono (2005) menyatakan bahwa sistem
informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok
bangunan yang terdiri dari: blok masukan (input block), blok model (model
block), blok keluaran (output block), blok teknologi (technology block), blok
basis data (database block), dan blok kendali (control block). Keenam blok
tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lainnya dan membentuk satu
kesatuan sebagai suatu sistem untuk mencapai sasarannya dapat dilihat pada
11
Gambar 2.2 Komponen Sistem Informasi (Sumber: Hartono, 2005)
2.3Kinerja
Menurut Rivai dkk (2011: 14), kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan
seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti: standar hasil kerja, target atau
sasaran, atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama.
Menurut Uno dan Lamatenggo (2012), kinerja adalah gambaran tentang hasil kerja
seseorang berkaitan dengan tugas yang diembannya, dan didasarkan pada
tanggung-jawab profesional yang dimiliki seseorang.
Paterson dalam Uno dan Lamatenggo (2012) menjelaskan, kinerja adalah
penerapan kompetensi untuk mencapai keberhasilan tujuan-tujuan perusahaan
melalui pelaksanaan suatu tugas pekerjaan. Menurut Schermerhorn dalam Uno dan
Lamatenggo (2012), kinerja adalah kuantitas dan kualitas prestasi tugas dari
seseorang atau kelompok.
2.4 Penilaian Kinerja
Keberhasilan suatu organisasi sangat ditentukan oleh kualitas orang-orang
12
salah satu praktek yang paling penting dalam pengelolaan sumber daya manusia
(Boswell dan Boudreau, 2002). Penilaian kinerja identik dengan laporan kinerja,
evaluasi kinerja, dan kombinasi dari keduanya (Kondrasuk, 2011) Penilaian kinerja
(performance appraisal) yang juga dikenal sebagai evaluasi kinerja (performance
evaluation), performance rating, performance assesment, employee evaluation,
merit, rating, efficiency rating, dan service rating pada dasarnya merupakan proses
yang digunakan perusahaan untuk mengevaluasi kinerja dari suatu pekerjaan (job
performance). Jika dikerjakan dengan benar, hal ini akan memberikan manfaat
yang penting bagi pegawai, supervisor, departemen Sumber Daya Manusia (SDM),
dan perusahaan. Supervisor dan manajer harus mengevaluasi kinerja untuk
mengatahui tindakan apa yang akan diambil. Umpan balik yang spesifik
memungkinkan mereka untuk membuat perencanaan karir (career planning),
pelatihan dan pengembangan (training and development), peningkatan gaji (pay
increases), promosi, dan keputusan-keputusan penempatan lainnya.
Penilaian kinerja berkaitan dengan kinerja dan pertanggungjawaban
pegawai pada perusahaan (Rivai dkk, 2011). Menurut Mathis dan Jackson dalam
Fahmi (2010), penilaian kinerja merupakan proses mengevaluasi seberapa baik
karyawan mengerjakan pekerjaan mereka ketika dibandingkan dengan satu set
standar dan kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut.
2.5 Penilaian Target Kinerja Karyawan
Pada penilaian kinerja WanaArtha di Surabaya, penilaian dilakukan
melalui pedoman Target Kinerja Karyawan (TKK), dalam perhitungan TKK yang
telah ditentukan oleh pihak WanaArtha telah ditetapkan untuk setiap pelaksanaan
13
kuantitas, Kualitas dan waktu. Penilaian TKP diukur dari aspek target yang telah
diberikan oleh senior financial sales officer SFSO ketika karyawan ingin berkerja
di WanaArtha dengan menggunakan 3 aspek utama dan persentase 100%, dari
ukuran tersebut dibagi menjadi 70% dan 30%, penilaian yang diberikan SFSO
adalah 70%.
Untuk target karyawan dan kualitas karyawan, perhitungan 70% berdasarkan 2
aspek yaitu perhitungan target first year premium (FYP) karyawan dan komisi
karyawan, setiap transaksi yang sudah di peroleh oleh karyawan akan dihitung
berdasarkan perhitungan FYP, penyusun kualitas sendiri dari seberapa baik
performa dari karyawan dalam mencapai sasaran yang sudah diberikan oleh SFSO
dan Kualitas sendiri dapat diukur dari jumlah komisi yang diperoleh oleh karyawan,
untuk 30% merupakan aspek ke-3 yaitu waktu. Untuk perhitungan aspek waktu
sebesar 30% diukur dari jumlah kehadiran karyawan.
a. Kuantitas
Penilaian Kuantitas dialakukan dengan membandingkan antara target yang
sudah ditetapkan berdasarkan FYP dengan perolehan transaksi yang sudah
didapatkan oleh karyawan. Perhitungan tersebut menunjukan seberapa besar
kuantitas dari seorang pegawai tersebut berdasarkan perolehan transaksi.
Semakin tinggi transaksi maka aspek kuantitas karyawan akan semakin baik.
1. Target First Years Premium
Target FYP merupakan target utama dari karyawan WanaArtha dengan
memperoleh nasabah sebanyak mungkin untuk mencapai target FYP, dalam
14
karyawan berstatus FSO sendiri umumnya mendapatkan target FYP sebesar Rp
500.000.000,- yang harus di capai dalam waktu 1 bulan, batasan waktu dalam
penyelesaian target karyawan FSO adalah 6 bulan jadi total target karyawan
yang harus dicapai oleh karyawan berstatus FSO adalah Rp 3.000.000.000,-
FYP. Untuk karyawan yang berstatus FSOT umumnya mendapatkan target FYP
sebesar Rp 250.000.000,- dan karyawan FSOT sendiri memiliki batasan waktu
dalam penyelesaian target selama 3 bulan jadi total target karywan FSOT adalah
Rp 750.000.000,- FYP. Cara perhitungan dari penentuan jumlah FYP adalah:
�� = _____ � = � ………..………(2.1)
Keterangan: LD = Lama Deposito JD = Jumlah Deposito FYP = First Year Premium
2. Jumlah Perolehan Karyawan Dalam First Year Premium
Dalam target FYP yang sudah ditentukan maka karyawan harus mampu
menghitung jumlah perolehan transaksi karyawan yang sudah dihitung
berdasarkan FYP. Perhitungan perolehan digunakan untuk mengetahui
pencapaian transaksi yang sudah dilakukan oleh karyawan.
�� = _____ � = � ∶ � � 7 % = ………(2.2)
Keterangan: LD = Lama Deposito JD = Jumlah Deposito FYP = First Year Premium
TFYP = Target First Year Premium
b. Kualitas
Penilaian Kinerja karyawan diukur dari aspek kualitas dilakukan dengan
15
sudah ditetapkan sebelumnya, realisasi kualitas sendiri hasil dari perhitungan
transaksi yang sudah didapatkan mampu melampaui target yang sudah
ditetapkan. Menunjukan semakin baik kualitas dari seorang karyawan dapat
dinilai dari komisi yang didapatkan apakah sudah melampaui target.
1.Komisi First Year Premium
Komisi (upah), jenis pembayaran pada seorang agen yang kepadanya
tugas dipercayakan untuk menjalankan fungsi (tugas) tertentu. Imbalan (uang)
atau persentase tertentu yang dibayarkan karena jasa yang diberikan dalam jasa
jual beli, Eko Sujatmiko (2014). Dalam WanaArtha perhitunganya sebagai
berikut:
�� = _____ � � % = ����� � ………(2.3)
��= _____ � � % = ����� � ...………(2.4)
Keterangan: LD = Lama Deposito JD = Jumlah Deposito FSO = Financial Sales Officer
FSOT = Financial Sales Officer Trainee
Perhitungan komisi digunakan oleh SFSO dalam melihat jumlah
transaksi yang sudah didapatkan oleh karyawan dan detail dari transaksi tersebut
16
c. Waktu
Aspek ke-3 waktu adalah jumlah kehadrian karyawan yang merupakan
aspek penting dalam penilaian yang sudah ditetapkan pihak WanaArtha,
karena kehadiran karyawan digunakan untuk menilai keaktifan karyawan
dalam berkerja. Karena dalam perusahaan keaktifan karyawan merupakan
kelangsungan hidup bagi sebuah perusahaan.
��= _____ % = ………...……….(2.5)
Keterangan: JH = Jumlah Hadir TW = Target Waktu
2.6 Target Kinerja Karyawan (TKK)
Target kinerja karyawan digunakan dalam perhitungan tahap akhir
sebagai bahan penilaian kinerja serta mengevaluasi kinerja para karyawan.
Dengan menjumlahkan seluruh perolehan transaksi yang berdampak dalam
penilaian sebesar 70% dan jumlah kehadrian karyawan sebesar 30%.
TW + JPK = TPK………...(2.6)
Keterangan: TW = Jumlah Hadir JPK = Target Waktu
17
Tabel 2.1 Pembobotan Karyawan
No Point keterangan Keterangan
1 86% -100% Sangat Baik Hasil Kinerja karyawan sangat baik, melampaui target yang
sudah ditetapkan
2 66%-<86% Baik Hasil Kinerja karyawan cukup
baik atau memuaskan mampu melewati batas minimal pencapaian target yang sudah
ditetapkan.
3 <66% Buruk Hasil Kinerja Karyawan tidak
baik, tidak mampu mencapai batasan pencapaian target yang
sudah ditetapkan.
2.7Management by Objective (MBO)
Management by Objective (MBO) telah dinyatakan sebagai alat untuk
meningkatkan efektivitas manajemen selama lebih dari 25 tahun. Drucker (1954)
lebih dulu menganjurkan MBO sebagai pendekatan sistematis untuk menetapkan
tujuan yang dapat meningkatkan kinerja organisasi dan kepuasan karyawan
Thompson dkk, (1981). Menurut Sofoluwe (2003), MBO adalah ungkapan yang
digunakan untuk menggambarkan gaya atau sistem manajemen, yang mencoba
untuk menghubungkan tujuan organisasi dengan kinerja individu dan pembangunan
melalui keterlibatan dari semua tingkat manajemen. Dasar dari sistem adalah
pengaturan tujuan dan sasaran, partisipasi setiap manajer dalam tujuan unit dan
kriteria kinerja, dan ulasan hasil penilaian.
Management by Objective yang berarti manajemen berdasarkan sasaran
merupakan suatu bentuk penilaian bagi pegawai dan penyelia (penilai)
bersama-sama menetapkan sasaran-sasaran pelaksanaan kerja pegawai secara individu di
18
terukur dan disepakati bersama antar pegawai dan penyelia. Pada akhir periode
tertentu, pegawai dievaluasi tentang capaian sasaran tertentu yang telah ditetapkan
dan faktor-faktor penting yang dialami dalam menyelesaikan pekerjaan mereka.
Pendekatan metode ini lebih mengacu pada pendekatan hasil. Metode ini
merupakan sebuah program bagi penyelia yang melibatkan pegawai dalam
pengambilan keputusan untuk menentukan sasaran-sasaran yang hendak
dicapainya (Rivai dkk, 2011). Penilaian kinerja menggunakan metode MBO dapat
dilaksanakan pada pekerjaan yang hasilnya dapat diukur secara kuantitatif.
Misalnya untuk mengukur kinerja karyawan bagian produksi yang kinerjanya dapat
dihitung melalui hasil produksinya. Metode MBO sulit dilakukan untuk pegawai
yang pengukuran kinerjanya rumit karena terdiri atas hasil kerja, perilaku kerja, dan
sifat pribadi yang ada hubungannya dengan pekerjaan, misalnya: kinerja para guru
dan dosen (Ayun, 2011).
Menurut Rivai dkk (2011) kelebihan dari metode ini adalah sebagai berikut:
1. Dengan mendorong setiap individu pegawai untuk menentukan sendiri sasaran
yang spesifik dan menantang, MBO memiliki potensi memotivasi pegawai di
samping sebagai basis penilaian kinerja pegawai;
2. Pegawai dapat mengetahui secara tepat apa yang diharapkan dirinya, dan apa
yang mereka capai jika mereka ingin dinilai positif oleh atasannya;
3. Sangat mudah bagi admin untuk melakukan penilaian dengan objektif karena
kriterianya jelas yakni berorientasi pada hasil.
4. Penentuan tujuan secara sistematis di seluruh perusahaan dan memudahkan
19
Menurut Tosi dan Carroll (1968) kelebihan dari metode MBO yaitu:
1. MBO menekankan upaya kerjasama antara manajer dan bawahan yang
membantu dalam perencanaan;
2. MBO memungkinkan bawahan tahu apa yang diharapkan dari mereka dengan
memaksa manajer dan bawahan untuk menetapkan tujuan yang dapat dicapai
dalam jangka waktu tertentu;
3. MBO meningkatkan komunikasi antara manajer dan bawahan sehingga setiap
individu pegawai dapat menyadari tujuan dan sasaran organisasi;
4. Meningkatkan penilaian kinerja dan proses evaluasi dengan berfokus pada hasil
dan dengan memberikan umpan balik yang sistematis.
Sedangkan menurut Rivai dkk (2011) kelemahan dari metode ini adalah
sebagai berikut:
1. Teknik MBO tidak efektif dalam lingkungan dimana manajemen tidak
mempercayai pegawai-pegawainya;
2. Titik berat MBO terhadap hasil-hasil saja dapat menyebabkan kurangnya
perhatian pada hasil-hasil yang dicapai. Misalnya beberapa individu mungkin
mencapai hasil-hasil tersebut dengan cara yang tidak etis yang berdampak
negatif bagi perusahaan;
3. MBO sulit untuk membandingkan tingkat kinerja dari individu yang berbeda
karena penilaian berdasarkan sasaran-sasaran pribadinya; Banyak waktu yang
20
2.8 Database
Database adalah suatu sistem yang menyusun dan mengelola
record-record menggunakan komputer untuk menyiapkan serta memelihara data
operasional lengkap dari sebuah organisasi atau perusahaan sehingga dapat
menyajikan informasi yang optimal untuk proses pengambilan keputusan
(Marlinda, 2004). Database sebagai sebuah sistem (sistem basis data) memerlukan
software untuk mengelolanya, yaitu Database Management System (DBMS).
2.9 Sistem Berbasis Web
Menurut Turban (2005), Sistem berbasis Web adalah aplikasi atau layanan
yang berada dalam server dan dapat diakses dengan menggunakan penjelajah web
dan karenanya dapat diakses dari mana saja melaui internet. Satu-satunya peranti
lunak sisi klien yang dibutuhkan untuk mengakses dan menjalankan aplikasi
berbasis web adalah lingkungan penjelajah web, dan berbagai aplikasi tersebut
harus sesuai dengan protocolinternetnya.
2.10 Pengembangan Sistem
Menurut McLeod Jr dan Schell (2009) para pengembang sistem
menerapkan pendekatan sistem ketika memecahkan masalah. Sedangkan menurut
Kusrini dan Koniyo (2007) pengembangan sistem merupakan metode, prosedur,
konsep, aturan yang digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi atau
pedoman yang harus dikerjakan selama pengembangan sistem. Jadi pengembangan
sistem digunakan untuk memecahkan permasalahan dengan mengikuti konsep dan
aturan yang digunakan untuk mengembangkan sistem informasi. Sedangkan
pendekatan sistem terdiri dari atas tiga tahapan kerja, yaitu: persiapan, definisi, dan
21
ini disebut dengan siklus hidup pengembangan sistem System Life Cycle
Development(SDLC). SDLC merupakan sebuah metodologi dalam pembangunan
atau pengembangan sistem serta memberikan kerangka kerja yang konsisten
terhadap tujuan yang diinginkan dalam pembangunan dan pengembangan sistem
(Marimin dkk, 2006). Ada beberapa model SDLC yaitu Prototyping Model,
Waterfall Model, Rapid Application Development (RAD), Spiral Model,
Pengembangan Berfase, dan Extreme Programing. Dalam penelitian ini
menggunakan metode SDLC waterfall model, berikut penjelasannya:
Menurut Pressman (2001), Model System Development Life Cycle (SDLC) ini
biasa disebut juga dengan model waterfall atau disebut juga classic life cycle.
Adapun pengertian dari SDLC ini adalah suatu pendekatan yang sistematis dan
berurutan.Tahapan-tahapannya adalah Requirements (analisis sistem), Analysis
(analisis kebutuhan sistem), Design (perancangan), Coding (implementasi), Testing
(pengujian) dan Maintenance (perawatan). Model ini memungkinkan proses
pengembangan lebih terlihat. Hal ini dikarenakan bentuknya yang bertingkat ke
bawah dari satu fase ke fase lainnya, model ini dikenal dengan model waterfall,
22
Gambar 2.3 System Development Life Cycle (SDLC) Waterfall Model
(Sumber: Pressman 2001)
Penjelasan-penjelasan System Development Life Cycle (SDLC) Waterfall Model
adalah sebagai berikut:
1. Requirement (Analisis Kebutuhan Sistem)
Pada tahap awal ini dilakukan analisa guna menggali secara mendalam
kebutuhan yang dibutuhkan. Kebutuhan ada bermacam-macam seperti halnya
kebutuhan informasi bisnis, kebutuhan data dan kebutuhan user itu sendiri.
Kebutuhan itu sendiri sebenarnya dibedakan menjadi tiga jenis kebutuhan.
Pertama tentang kebutuhan teknologi. Dari hal ini dilakukan analisa
mengenai kebutuan teknologi yang diperlukan dalam pengembangan suatu
sistem, seperti halnya data penyimpanan informasi / database. Kedua
kebutuhan informasi, contohnya seperti informasi mengenai visi dan misi
23
Kebutuhan user. Dalam hal ini dilakukan analisa terkait kebutuhan user dan
kategori user.
2. Design (Perancangan)
Selanjutnya, hasil analisa kebutuhan sistem tersebut akan dibuat sebuah
design database, DFD, ERD, antarmuka pengguna/Graphical User Interface
(GUI) dan jaringan yang dibutuhkan untuk sistem. Selain itu juga perlu
dirancang struktur datanya, arsitektur perangkat lunak, rincian prosedur dan
karakteristik tampilan yang disajikan. Proses ini menterjemahkan kebutuhan
sistem ke dalam sebuah model perangkat lunak yang dapat diperkirakan
kualitasnya sebelum memulai tahap implementasi.
3.Implementation (Coding)
Rancangan yang telah dibuat dalam tahap sebelumnya akan
diterjemahkan ke dalam suatu bentuk atau bahasa yang dapat dibaca dan
diterjemahkan oleh komputer untuk diolah. Tahap ini juga dapat disebut
dengan tahap implementasi, yaitu tahap yang mengkonversi hasil
perancangan sebelumnya ke dalam sebuah bahasa pemrograman yang
dimengerti oleh komputer. Kemudian komputer menjalankan fungsi-fungsi
yang telah didefinisikan sehingga mampu memberikan layanan-layanan
24
4. Testing (Pengujian)
Testing dapat digunakan untuk memastikan tingkat validitas dalam
proses input, sehingga dapat menghasilkan output yang sesuai. Pada tahap ini
terdapat 2 metode pengujian perangkat yang dapat digunakan, yaitu: metode
black-box dan white-box. Pengujian dengan metode black-box merupakan
pengujian yang menekankan pada fungsionalitas dari sebuah perangkat lunak
tanpa harus mengetahui bagaimana struktur di dalam perangkat lunak
tersebut. Sebuah perangkat lunak yang diuji menggunakan metode black-box
dikatakan berhasil jika fungsi-fungsi yang ada telah memenuhi spesifikasi
kebutuhan yang telah dibuat sebelumnya. Pengujian dengan menggunakan
metode white-box yaitu menguji struktur internal perangkat lunak dengan
melakukan pengujian pada algoritma yang digunakan oleh perangkat lunak.
5. Maintenance (Perawatan)
Tahap terakhir dari metode SDLC ini adalah maintenance. Pada tahap ini,
jika sistem sudah sesuai dengan tujuan yang ditentukan dan dapat
menyelesaikan masalah pada penilain kinerja WanaArtha, maka diberikan
kepada direksi. Setelah digunakan dalam periode tertentu, pasti terdapat
penyesuaian atau perubahan sesuai dengan keadaan yang diinginkan,
sehingga membutuhkan perubahan terhadap sistem tersebut. Tahap ini dapat
pula diartikan sebagai tahap penggunaan perangkat lunak yang disertai
dengan perawatan dan perbaikan. Perawatan dan perbaikan suatu perangkat
lunak diperlukan, termasuk didalamnya adalah pengembangan, karena dalam
prakteknya ketika perangkat lunak digunakan terkadang masih terdapat
25 BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Sistem
Perancangan aplikasi ini menerapkan System Development Life Cycle
(SLDC) Waterfall Model yang berfungsi menggambarkan tahapan-tahapan untuk
perancangan dan langkah-langkah dari setiap tahapan. Pada bagian ini dijelaskan
proses penilaian kinerja saat ini akan dilakukan identifikasi masalah atau
kekurangan yang terdapat pada proses penilaian kinerja yang berlaku sekarang di
WanaArtha.
3.1.1 Document Flow
Proses penilaian kinerja saat ini yang berlaku di WanaArtha terbagi
menjadi dua sub proses yaitu: proses pencatatan transaksi karyawan dan proses
penilaian karyawan, berikut ini proses yang terjadi di WanaArtha.
a. Pencatatan transaksi karyawan.
Proses pencatatan transaksi karyawan saat ini masih manual, karyawan yang
sudah melengkapi berkas transaksi sesuai kriteria lalu diberikan kepada
bagian admin, yang kemudian bagian admin memproses berkas mencatat
setiap transaksi karyawan kedalam buku transaksi karyawan, pada akhir
bulan admin membuat rekapan transaksi kepada senior financial sales officer
26
Admin
Karyawan SFSO
START
Berkas Transaksi Berkas Transaksi
Mencatat Data Transaksi
Daftar Transaksi
Menghitung Jumlah Transaksi
Rekap Transaksi
Laporan Transaksi
END
Gambar 3.1 Document Flow Pencatatan Transaksi Karyawan
b. Penilaian Karyawan
Pada proses penilaian karyawan saat ini WanaArtha dimulai dengan
menghitung jumlah transaksi karyawan dan jumlah kehadiran karyawan,
27
Gambar 3.2 Document Flow Penilaian Karyawan
3.1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan tahapan awal untuk melakukan
perancangan sistem dengan mencari kekurangan dari proses saat ini dan
memberikan solusi untuk masalah tersebut, proses permasalahan yang ada dalam
sub proses selanjutnya dijelaskan secara detail sebagai berikut.
a. Proses Pencatatan Transaksi Karyawan
Pada proses pencatatan transaksi karyawan, karyawan harus memberikan
berkas transaksi kepada pihak admin, lalu admin mengecek kelengkapan berkas
sudah sesuai atau tidak, ketika berkas tidak sesuai maka admin mengembalikan
berkas transaksi kepada karyawan yang bersangkutan, ketika berkas transaksi
28
buku transaksi karyawan, selain itu transaksi financial sales officer trainee dan
financial sales officer. Proses pencatatan memiliki kekurangan belum terdapat
penilaian dalam bentuk first year premium jadi admin harus menghitung
kembali total transaksi dan dihitung kembali dalam bentuk FYP sudah sesuai
dengan target FYP setiap karyawan.
b. Proses Penilaian Karyawan
Pada proses penilaian karyawan terdapat beberapa kelemahan yaitu tidak
adanya perhitungan detail perolehan karyawan dalam bentuk nominal atau FYP
jadi bagian admin harus menjumlahkan semua transaksi karyawan dan
mengelola data transaksi karyawan kedalam bentuk FYP, tidak adanya
perbandingan kinerja karyawan sebagai bahan evaluasi untuk bagian senior
financial sale officer dalam menilai kinerja setiap karyawan.
WanaArtha hanya menggunakan perhitungan perolehan karyawan secara
manual, setiap karyawan di WanaArtha yang memiliki status jabatan yang
sama, target yang diberikan bisa berbeda antar karyawan, besaran gaji yang
diberikan berdasarkan besar target yang telah disepakati oleh karyawan dengan
pihak SFSO.
Maka permasalahan yang ada dapat dikatakan sebagai kasus Multi Criteria
Decision Making (MCDM). Metode yang digunakana dalam kasus MCDM
adalah Management By Objective (MBO). Metode MBO mampu menentukan
tujuan secara sistematis di seluruh perusahaan dan memudahkan dalam
perencanaan dan koordinasi yang sudah disetujui pihak manager dengan
29
Maka dari itu dibangun Rancang Bangun Sistem Informasi Penilaian
Kinerja. Hasil yang didapat dari pembuatan sistem tersebut merupakan
alternative Pihak WanaArtha dalam memantau setiap kinerja karyawan sesuai
yang diinginkan oleh pihak penilai, di WanaArtha pihak penilai adalah SFSO.
Sehingga dengan adanya rancang bangun sistem informasi penilaian kinerja
diharapkan mampu memberikan laporan penilaian kinerja yang lebih rinci dan
akurat dengan 3 aspek utama MBO yang sudah teruji dalam menyelesaikan
30
3.1.3 User Requirement
Kebutuhan pengguna (User Requirement) sebuah kebutuhan yang telah
disesuaikan dan menunjang tugas-tugas pengguna terkait dengan aplikasi penilaian
kinerja bersasi management by objective pada WanaArtha Life Surabaya. Tugas
pada masing-masing pengguna dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 User Requirement
No Pengguna Tugas User Requirement
1 Admin 1.1 Mengelola data master
yang terdiri dari master
cabang, master jabatan, master
karyawan, master nasabah. 1.2 Mengelola data transaksi setiap harinya.
1.1 Mengelola data dari memasukan data master,
edit data master, dan
update data master,
meliputi data master
cabang, master jabatan,
master karyawan, master
nasabah.
1.2 Admin mengelola data transaksi setiap harinya.
2 Karyawan 2.1 Melihat laporan hasil transaksi
2.1 Memantau hasil transaksi
3 Penilai 3.1 Memantau hasil penilaian karyawan
3.1 Dapat memantau hasil penilaian karyawan 3.2 Dapat melihat rekap presensi karyawan 3.3 Dapat melihat rekap perolehan FYP karyawan 3.4 Dapat rekap
perolehan FYP per karyawan
3.5 Dapat melihat rekap penilaian kinerja karyawan
3.6 Karyawan terbaik percabang
31
3.1.4 Analisis Kebutuhan Pengguna
Merupakan proses mengalisis kebutuhan data dalam memperoleh hasil
output yang diinginkan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Analisis Kebutuhan Pengguna
User Kebutuhan Output Kebutuhan data
Admin 1. Mengelola data
master cabang, 2. Data finger print
3. Data Cabang 4. Data jabatan 5. Data karyawan 6. Data nasabah
Karyawan 1. Melihat laporan presensi
Penilai 1. Dapat memantau hasil penilaian karyawan
2. Dapat melihat rekap presensi karyawan 3. Dapat melihat rekap
perolehan FYP karyawan 4. Dapat rekap
perolehan FYP per karyawan
5. Dapat melihat rekap penilaian kinerja 2. Data finger print
32
User Kebutuhan Output Kebutuhan data
33
3.1.5 Functional Requirement
Kebutuhan fungsional (functional requirement) pada tabel 3.3 adalah
kebutuhan fungsi yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna (user requirement)
yang tercantum pada tabel 3.1
Tabel 3.3 Functional Requirement
No Pengguna User Requirement Functional Requirement
1 Petugas Admin
1.1 Mengelola data master
1.2 Mengelola data transaksi
1.1 Fungsi mengelola data
master cabang
1.2 Fungsi mengelola data
master jabatan
1.3 Fungsi mengelola data
master karyawan
1.4 Fungsi mengelola data
master nasabah.
1.5 Fungsi mengelola data transaksi
2 Karyawan 2.1 Dapat melihat laporan hasil transaksi
2.1 Fungsi melihat laporan presensi
2.2 Fungsi melihat laporan perolehan FYP
2.3 Fungsi melihat laporan jumlah perolehan komisi 2.4 Fungsi melihat laporan jumlah transaksi masuk 2.5 Fungsi melihat laporan histori penilaian kinerja 3 Penilai 3.1 Dapat memantau hasil
penilaian karyawan
3.1 Fungsi membuat laporan hasil penilaian karyawan 3.2 Fungsi membuat laporan rekap presensi karyawan 3.3 Fungsi membuat laporan rekap perolehan FYP karyawan 3.4 Fungsi membuat laporan rekap perolehan FYP per karyawan
3.5 Fungsi membuat laporan rekap penilaian kinerja karyawan
34
Tabel 3.4 Pengguna Kebutuhan Fungsional
No Kebutuhan Fungsional Pengguna
1 Fungsi mengelola data master cabang Admin
2 Fungsi mengelola data master jabatan Admin
3 Fungsi mengelola data master karyawan Admin
4 Fungsi mengelola data master nasabah. Admin
5 Fungsi mengelola data transaksi Admin
6 Fungsi melihat laporan presensi Karyawan
7 Fungsi melihat laporan perolehan FYP Karyawan
8 Fungsi melihat laporan jumlah perolehan komisi Karyawan
9 Fungsi melihat laporan jumlah transaksi masuk Karyawan
10 Fungsi melihat laporan histori penilaian kinerja Karyawan
11 Fungsi membuat laporan hasil penilaian karyawan
Penilai
12 Fungsi membuat laporan rekap presensi karyawan
Penilai
13 Fungsi membuat laporan rekap perolehan FYP karyawan
Penilai
14 Fungsi membuat laporan rekap penilaian kinerja karyawan
Penilai
15 Fungsi membuat laporan karyawan terbaik percabang
Penilai
16 Fungsi membuat laporan karyawan yang gagal mencapai target
35
3.1.6 Spesifikasi Kebutuhan Fungsional
Pada spesifikasi kebutuhan fungsional menjelaskan lebih rinci mengenai
kebutuhan fungsional (functional requirement) yang telah didapatkan sebelumnya.
Detail tersebut meliputi prioritas, pemicu, kondisi awal, alur normal dan alternatif,
kondisi akhir, pengecualian, dan kebutuhan non-fungsional.
1.Fungsi Mengelola Data Master Cabang
Tabel 3.5 Fungsi Mengelola Data Master Cabang
Nama Fungsi Fungsi Mengelola Data Master Cabang Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai petugas admin
Alur Normal 1. Pilih menu data master 2. Pilih menu master cabang
3. Aplikasi memunculkan halaman manage data cabang
4. Petugas admin menekam tombol tambah pada kolom aksi untuk menambahkan jumlah cabang baru.
5. Petugas admin memasukan data sesuai dengan isian, lalu tekan tombol simpan untuk menyimpan data cabang baru kedalam
database
6. Aplikasi langsung menampilkan data cabang yang sudah dimasukan.
Alur Alternatif 1. Pilih menu data master
2. Pilih menu master cabang
3. Aplikasi menampilkan halaman manage data cabang
4. Petugas admin menekam tombol tambah pada kolom aksi untuk menambahkan jumlah cabang baru
5. Jika data yang dimasukan kosong maka aplikasi akan memberikan alert nama cabang harus diisi
6. Jika terjadi kesalahan dalam proses memasukan data nama cabang, admin dapat mengganti data tersebut dengan menekan tombol edit atau hapus
7. Aplikasi menampilkan data master cabang
Kondisi Akhir Data master cabang sudah tersimpan dan ditampilkan dalam halaman manage data cabang
36
Nama Fungsi Fungsi Mengelola Data Master Cabang Kebutuhan
Non-Fungsional
Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi admin diwajibkan mengisi username dan password
2.Fungsi Mengelola Data Master Jabatan
Tabel 3.6 Fungsi Mengelola Data Master Jabatan
Nama Fungsi Fungsi Mengelola Data Master Jabatan Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai petugas admin
Alur Normal 1. Pilih menu data master 2. Pilih menu master jabatan
3. Aplikasi memunculkan halaman manage data jabatan
4. Petugas admin menekam tombol tambah pada kolom aksi untuk menambahkan jumlah jabatan baru.
5. Petugas admin memasukan data sesuai dengan isian, lalu tekan tombol simpan untuk menyimpan data jabatan baru kedalam
database
6. Aplikasi langsung menampilkan data jabatan yang sudah dimasukan.
Alur Alternatif 1. Pilih menu data master
2. Pilih menu master cabang
3. Aplikasi menampilkan halaman manage data cabang
4. Petugas admin menekam tombol tambah pada kolom aksi untuk menambahkan jumlah cabang baru
5. Jika data yang dimasukan kosong maka aplikasi akan memberikan alert nama jabatan harus diisi
6. Jika terjadi kesalahan dalam proses memasukan data nama jabatan, admin dapat mengganti data tersebut dengan menekan tombol edit atau hapus
7. Aplikasi menampilkan data master jabatan
Kondisi Akhir Data master jabatan sudah tersimpan dan ditampilkan dalam halaman manage data jabatan
Pengecualian -
Kebutuhan Non-Fungsional
37
3. Fungsi Mengelola Data Master Karyawan
Tabel 3.7 Fungsi Mengelola Data Master Karyawan
Nama Fungsi Fungsi Mengelola Data Master Karyawan Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai petugas admin
Alur Normal 1. Pilih menu data master 2. Pilih menu master karyawan
3. Aplikasi memunculkan halaman manage data karyawan 4. Petugas admin menekam tombol tambah pada kolom aksi untuk
menambahkan jumlah karyawan baru.
5. Petugas admin memasukan data sesuai dengan isian, lalu tekan tombol simpan untuk menyimpan data karyawan baru kedalam
database
6. Aplikasi langsung menampilkan data karyawan yang sudah dimasukan.
Alur Alternatif 1. Pilih menu data master
2. Pilih menu master karyawan
3. Aplikasi menampilkan halaman manage data karyawan
4. Petugas admin menekam tombol tambah pada kolom aksi untuk menambahkan jumlah karyawan baru
5. Jika data yang dimasukan kosong maka aplikasi akan memberikan alert nama karyawan harus diisi
6. Jika terjadi kesalahan dalam proses memasukan data nama karyawan, admin dapat mengganti data tersebut dengan menekan tombol edit atau hapus
7. Aplikasi menampilkan data master karyawan
Kondisi Akhir Data master karyawan sudah tersimpan dan ditampilkan dalam halaman manage data karyawan
Pengecualian -
Kebutuhan Non-Fungsional
38
4.Fungsi Mengelola Data Master Nasabah
Tabel 3.8 Fungsi Mengelola Data Master Nasabah
Nama Fungsi Fungsi mengelola Data Master Nasabah Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai petugas admin
Alur Normal 1. Pilih menu data master 2. Pilih menu master nasabah
3. Aplikasi memunculkan halaman manage data nasabah
4. Petugas admin menekam tombol tambah pada kolom aksi untuk menambahkan jumlah nasabah baru.
5. Petugas admin memasukan data sesuai dengan isian, lalu tekan tombol simpan untuk menyimpan data nasabah baru kedalam
database
6. Aplikasi langsung menampilkan data nasabah yang sudah dimasukan.
Alur Alternatif 1. Pilih menu data master
2. Pilih menu master nasabah
3. Aplikasi menampilkan halaman manage data nasabah
4. Petugas admin menekam tombol tambah pada kolom aksi untuk menambahkan jumlah nasabah baru
5. Jika data yang dimasukan kosong maka aplikasi akan memberikan alert nama nasabah harus diisi
6. Jika terjadi kesalahan dalam proses memasukan data nama nasabah, admin dapat mengganti data tersebut dengan menekan tombol edit atau hapus
7. Aplikasi menampilkan data master nasabah
Kondisi Akhir Data master nasabah sudah tersimpan dan ditampilkan dalam halaman manage data nasabah
Pengecualian -
Kebutuhan Non-Fungsional
39
5. Fungsi Mengelola Data Master Transaksi
Tabel 3.9 Fungsi Mengelola Data Master Transaksi
Nama Fungsi Fungsi Mengelola Data Master Transaksi Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai petugas administrasi
Alur Normal 1. Pilih menu data transaksi masuk
2. Aplikasi memunculkan halaman tambah data transaksi 3. Admin memasukan data transaksi sesuai dengan isiin
4. Tekan tombol simpan untuk memasukan data transaksi kedalam
database
Alur Alternatif 1. Pilih menu data transaksi masuk
2. Aplikasi memunculkan halaman tambah data transaksi 3. Admin memasukan data transaksi sesuai dengan isiin 4. Aplikasi memunculkan halaman manage data transaksi
5. Jika terjadi kesalahan dalam proses memasukan data nama nasabah, admin dapat mengganti data tersebut dengan menekan tombol edit atau hapus.
6. Aplikasi menampilkan data transaksi karyawan Kondisi Akhir Aplikasi menampilkan data transaksi karyawan
Pengecualian -
Kebutuhan Non-Fungsional
40
6. Fungsi Melihat Laporan Presensi
Tabel 3.10 Fungsi Melihat Laporan Presensi
Nama Fungsi Fungsi Melihat Laporan Presensi Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai karyawan
Alur Normal 1. Pilih menu laporan
2. Aplikasi menampilkan halaman jumlah presensi pada akhir bulan dan jumlah kehadiran
3. Aplikasi memunculkan data berupa grafik dan tabel Alur Alternatif -
Kondisi Akhir Aplikasi menampilkan laporan presensi
Pengecualian -
Kebutuhan Non-Fungsional
Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi karyawan diwajibkan mengisi username dan password
7. Fungsi Melihat Laporan Perolehan FYP
Tabel 3.11 Fungsi Melihat Laporan Perolehan FYP
Nama Fungsi Fungsi Melihat Laporan Perolehan FYP Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai karyawan
Alur Normal 1. Pilih menu laporan
2. Aplikasi menampilkan halaman jumlah perolehan FYP pada akhir bulan
3. Aplikasi memunculkan data berupa grafik dan tabel Alur Alternatif -
Kondisi Akhir Aplikasi menampilkan laporan perolehan FYP
41
Nama Fungsi Fungsi Melihat Laporan Perolehan FYP Kebutuhan
Non-Fungsional
Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi karyawan diwajibkan mengisi username dan password
8. Fungsi Melihat Laporan Jumlah Perolehan Komisi
Tabel 3.12 Fungsi Melihat Laporan Perolehan Komisi
Nama Fungsi Fungsi Melihat Laporan Perolehan Komisi Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai karyawan
Alur Normal 1. Pilih menu laporan
2. Aplikasi menampilkan halaman jumlah perolehan komisi pada akhir bulan
3. Aplikasi memunculkan data berupa grafik dan tabel Alur Alternatif -
Kondisi Akhir Aplikasi menampilkan laporan komisi
Pengecualian -
Kebutuhan Non-Fungsional
Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi karyawan diwajibkan mengisi username dan password
9. Fungsi Melihat Laporan Jumlah Transaksi Masuk
Tabel 3.13 Fungsi Melihat Laporan Transaksi Masuk
Nama Fungsi Fungsi Melihat Laporan Transaksi Masuk Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai karyawan
Alur Normal 1. Pilih menu laporan
42
Nama Fungsi Fungsi Melihat Laporan Transaksi Masuk Kondisi Akhir Aplikasi menampilkan laporan transaksi masuk
Pengecualian -
Kebutuhan Non-Fungsional
Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi karyawan diwajibkan mengisi username dan password
10.Fungsi Melihat Laporan Histori Penilaian Kinerja
Tabel 3.14 Fungsi Melihat Laporan Histori Penilaian Kinerja
Nama Fungsi Fungsi Melihat Laporan Histori Penilaian Kinerja Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai karyawan
Alur Normal 1. Pilih menu laporan
2. Aplikasi menampilkan halaman Histori Penilaian Kinerja 3. Aplikasi memunculkan data berupa grafik dan tabel Alur Alternatif -
Kondisi Akhir Aplikasi menampilkan laporan Histori Penilaian Kinerja
Pengecualian -
Kebutuhan Non-Fungsional
Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi karyawan diwajibkan mengisi username dan password
11.Fungsi Membuat Laporan Hasil Penilaian Karyawan
Tabel 3.15 Fungsi Melihat Laporan Hasil Penilaian Karyawan
Nama Fungsi Fungsi Pengelolaan Laporan Hasil Penilaian Karyawan Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai penilai
Alur Normal 1. Pilih menu Penilaian
43
Nama Fungsi Fungsi Pengelolaan Laporan Hasil Penilaian Karyawan 3. Penilai memilih data karyawan yang akan dinilai, lalu tekan
tombol hitung untuk melihat hasil penilaian karyawan
4. Aplikasi memunculkan hasil dari setiap transaksi karyawan yang sudah dipilih
Alur Alternatif -
Kondisi Akhir Laporan hasil penilaian karyawan
Pengecualian -
Kebutuhan Non-Fungsional
Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi penilai diwajibkan mengisi username dan password
12.Fungsi Membuat Laporan Rekap Presensi Karyawan
Tabel 3.16 Fungsi Melihat Laporan Rekap Presensi Karyawan
Nama Fungsi Fungsi Pengelolaan Laporan Rekap Presensi Karyawan Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai penilai
Alur Normal 1. Pilih menu laporan rekap presensi karyawan
2. Aplikasi memunculkan halaman rekap presensi karyawan 3. Penilai memilih tanggal awal dan tanggal akhir dari periode
yang dipilih untuk melihat presensi karyawan 4. Aplikasi memunculkan hasil presensi karyawan Alur Alternatif -
Kondisi Akhir Laporan rekap presensi karyawan
Pengecualian -
Kebutuhan Non-Fungsional
44
13.Fungsi Melihat Laporan Perolehan FYP Karyawan
Tabel 3.17 Fungsi Melihat Laporan Perolehan FYP Karyawan
Nama Fungsi Fungsi Melihat Laporan Perolehan FYP Karyawan Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai penilai
Alur Normal 1. Pilih menu laporan FYP karyawan
2. Aplikasi memunculkan halaman rekap presensi karyawan 3. Penilai memilih tanggal awal dan tanggal akhir dari periode yang
dipilih untuk melihat presensi karyawan
4. Aplikasi memunculkan hasil presensi karyawan Alur Alternatif -
Kondisi Akhir Laporan hasil rekap perolehan FYP karyawan
Pengecualian -
Kebutuhan Non-Fungsional
Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi penilai diwajibkan mengisi username dan password
14.Fungsi Membuat Laporan Rekap Penilaian Kinerja Karyawan
Tabel 3.18Fungsi Membuat Laporan Rekap Penilaian Kinerja Karyawan
Nama Fungsi Fungsi Pengelolaan Laporan Rekap Penilaian Kinerja Karyawan
Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai penilai
Alur Normal 1. Pilih menu laporan penilaian kinerja
2. Aplikasi memunculkan halaman penilaian kinerja 3. Penilai memilih tanggal awal dan tanggal akhir
4. Aplikasi memunculkan hasil dari laporan rekap penilaian kinerja karyawan
Alur Alternatif -
45
Nama Fungsi Fungsi Pengelolaan Laporan Rekap Penilaian Kinerja Karyawan
Pengecualian -
Kebutuhan Non-Fungsional
Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi penilai diwajibkan mengisi username dan password
15.Fungsi Membuat Laporan Karyawan Terbaik Percabang
Tabel 3.19 Fungsi Melihat Laporan Karyawan Terbaik Percabang
Nama Fungsi Fungsi Melihat Laporan Karyawan Terbaik Percabang Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai penilai
Alur Normal 1. Pilih menu laporan karyawan terbaik percabang
2. Aplikasi memunculkan halaman karyawan terbaik percabang 3. Penilai memilih tanggal awal dan tanggal akhir
4. Aplikasi memunculkan hasil dari laporan karyawan terbaik percabang
Alur Alternatif -
Kondisi Akhir Laporan hasil karyawan terbaik percabang
Pengecualian -
Kebutuhan Non-Fungsional
46
16.Fungsi Membuat Laporan Karyawan Gagal Mencapai Target FYP Cabang
Tabel 3.20 Fungsi Melihat Laporan Karyawan Gagal Mencapai Target FYP Cabang
Nama Fungsi Fungsi Melihat Laporan Karyawan Gagal Mencapai Target FYP Cabang
Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai penilai
Alur Normal 1. Pilih menu laporan
2. Aplikasi memunculkan halaman karyawan gagal mencapai target FYP cabang
3. Penilai memilih tanggal awal dan tanggal akhir
4. Aplikasi memunculkan hasil karyawan yang tidak mencapai target cabang
Alur Alternatif -
Kondisi Akhir Laporan hasil rekap karyawan gagal mencapai target FYP
Pengecualian -
Kebutuhan Non-Fungsional
Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi penilai diwajibkan mengisi username dan password
3.2 Perancangan Sistem
Dari hasil identifikasi masalah di atas, maka penyelesaian terhadap masalah
tersebut adalah dengan membangun sebuah sistem informasi penilaian kinerja yang
dapat mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada proses penilaian kinerja
di WanaArtha Life Surabaya saat ini. Berikut ini perancangan dari sistem yang
dibangun digambarkan melalui beberapa tahapan yaitu: Diagram Blok, System
Flow, Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), dan Desain
47
3.2.1 Diagram Blok
Diagram blok merupakan penjelasan input, proses, dan output dari sistem informasi
penilaian kinerja di WanaArtha Life Surabaya.
1. Input.
a. Data Transaksi.
Data Transaksi merupakan daftar data transaksi yang diperoleh dari
karyawan. Data transaksi meliputi: id transaksi, nominal, tgl transaksi,
jangka waktu.
b. Data Presensi.
Data Presensi berisi daftar kehadiran karyawan. Data Presensi meliputi id
presensi, tgl akhir, jumlah kehadiran.
c. Data Nasabah.
Data nasabah berisi daftar nama-nama nasabah yang terdaftar sesuai berkas
transaksi di WanaArtha. Data nasabah meliputi: id nasabah, nama nasabah,
no telepone nasabah, alamat nasabah, jenis kelamin.
d. Data Pegawai.
Data pegawai berisi daftar nama karyawan yang berkerja di WanaArtha. Data
Pegawai meliputi: id pegawai, nama pegawai, tgl masuk, aktif.
e. Data Jabatan.
Data jabatan berisi daftar nama jabatan yang ada di WanaArtha. Data jabatan
meliputi: id jabatan, nama jabatan, target jabatan, persentase komisi,
48
f. Data Cabang.
Data cabang berisi daftar cabang WanaArtha yang ada di Indonesia. Data
cabang meliputi: id cabang, nama cabang.
g. Penilaian kinerja tersimpan.
Data penilaian kinerja digunakan sebagai masukan untuk proses pembuatan
laporan karyawan yang gagal mencapai target kinerja karyawan dan
pembuatan laporan karyawan terbaik yang mencapai target kinerja
karyawan.
h. Laporan Rekap Presensi Per karyawan.
Laporan ini digunakan sebagai masukan untuk proses perhitungan jumlah
kehadiran karyawan sudah mencapai batas minimum jumlah kehadiran.
i. Laporan Rekap Perolehan FYP Per karyawan.
Laporan ini digunakan sebagai masukan untuk proses perolehan setiap
karyawan.
j. Laporan Rekap FYP Per Cabang.
Laporan ini digunakan sebagai masukan untuk proses perhitungan data
transaksi dalam suatu cabang.
k. Laporan Rekap Penilaian Kinerja Per karyawan.
Laporan ini digunakan sebagai masukan untuk proses penilaian kinerja yang
dihasilkan dari perhitungan target kinerja karyawan secara keseluran dengan
49
l. Laporan Karyawan Terbaik Per Cabang.
Laporan ini digunakan sebagai masukan untuk proses pembuatan laporan
karyawan terbaik dalam suatu cabang.
m. Laporan KaryawanYang Gagal Mencapai Target FYP Per Cabang.
Laporan ini digunakan sebagai masukan untuk proses pembuatan laporan
karyawan yang gagal mencapai target minimum.
2. Proses
a. Proses Mencatat Data Transaksi.
Proses mencatat data transaksi merupakan proses untuk menyimpan data
transaksi ke dalam database.
b. Proses Mengelola Data Presensi
Proses mengelola data presensi merupakan proses pengambilan data
presensi dari database.
c. Proses Mencatat Data Nasabah
Proses mencatat data nasabah merupakan proses untuk menyimpan data
nasabah ke dalam database.
d. Proses Mencatat Data Pegawai
Proses mencatat data pegawai merupakan proses untuk menyimpan data
pegawai ke dalam database.
e. Proses Mencatat Data Jabatan
Proses mencatat data jabatan merupakan proses untuk menyimpan data
50
f. Proses Mencatat Data Cabang
Proses mencatat data cabang merupakan proses untuk menyimpan data
cabang ke dalam database.
g. Proses Penilaian Kinerja
Proses penilaian kinerja merupakan proses menilai kuantitas, kualitas dan
waktu yang ke tiga aspek ini memiliki bobot persentase sebesar 100%. Dari
persentase 70% dan 30% ini merupakan susunan untuk membentuk Target
Kinerja Karyawan (TKK) yang nantinya dapat dilihat kualitas dari
karyawan dengan tabel persentase TKK pada tabel 2.1.
1) Kuantitas
Untuk kriteria ini dilakukan dengan perhitungan jumlah transaksi
karyawan dalam suatu periode tertentu dan membandingkan dengan
target kinerja karyawan yang sudah ditentukan, untuk mengetahui
pegawai yang bersangkutan telah mencapai target atau belum.
Perhitungan nilai kriteria kuantitas menggunakan rumus 2.1 dan 2.2
pada halaman 28
2) Kualitas
Penilaian kinerja diukur dari aspek kualitas dilakukan dengan
membandingkan antara pencapaian transaksi setiap karyawan dengan
minimum target, kelebihan dari batas target merupakan bentuk
kesanggupan dari karyawan untuk berkeja lebih yang berdampak pada
kualitas karyawan tersebut. Kriteria kualitas menggunakan rumus 2.3
51
3) Waktu
Waktu memiliki bobot persentase sebesar 30% yang dimana dilihat dari
jumlah kehadiran karyawan. Batasa minimum karyawan harus
mencapai jumlah hadir 22 hari. Total dari jumlah kehadiran karyawan
berdampak pada hasil target kinerja karyawan. Kriteria waktu
menggunakan rumus 2.5 pada halaman 30.
h. Proses Pengelolaan Laporan Rekap Presensi Perkaryawan.
Proses ini merupakan proses mengelola data Presensi karyawan yang
diambil dari databasefinger print.
i. Proses Pembuatan Laporan rekap Perolehan FYP Per karyawan.
Proses ini merupakan proses membuat laporan rekap dari semua perolehan
transaksi dari setiap karyawan yang langsung dirubah kedalam perolehan
first year premium.
j. Proses Pembuatan Laporan rekap FYP Per Cabang.
Proses ini merupakan proses membuat laporan dari keseluruhan transaksi
per karyawan dijumlahkan untuk melihat hasil pencapaian dari semua
karyawan financial sales officer dan financial sales officer trainee yang
berdampak pada point cabang.
k. Proses Pembuatan Laporan Rekap Penilaian Kinerja Per Karyawan.
Proses ini merupakan proses membuat laporan penilaian kinerja yang
berfungsi untuk memantau dan mengevaluasi kinerja para karyawan.
52
Proses ini merupakan proses membuat laporan karyawan terbaik sesuai
persentase yang ditetapkan sehingga dapat diketahui karyawan terbaik pada
suatu cabang.
m. Proses Pembuatan Laporan Karyawan Yang Gagal Mencapai Target First
Year Premium Per Cabang.
Proses ini merupakan proses membuat laporan karyawan yang belum
mencapai target karyawan sesuai batas yang ditentukan agar senior
financial sales officer mampu menilai setiap karyawan.
3. Output
a. Hasil Penilaian Kinerja
Laporan ini merupakan hasil dari proses pembuatan penilaian kinerja
berdasarkan masing-masing karyawan, data ini muncul ketika kita login
sebagai karyawan maka tampilan laporan dalam penilaian kinerja
menampilkan penilaian kinerja karyawan yang bersangkutan.
b. Hasil Penilaian Kinerja Karyawan.
Laporan ini merupakan hasil dari proses pembuatan penilaian kinerja
keseluruhan karyawan berdasarkan kriteria yang ditetapkan.
c. Laporan Rekap Presensi Per karyawan
Laporan ini merupakan hasil dari database finger print yang karyawan
lakukan saat masuk kerja.
d. Laporan Rekap Perolehan FYP Per Karyawan
Laporan ini merupakan hasil dari proses pembuatan laporan secara detail