• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Sistem Pelayanan Bus Lintas USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Sistem Pelayanan Bus Lintas USU"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1: Data Pertibaan Bus, Data mahasiswa yang Menunggu, Naik dan Turun dengan 3 Bus yang Beroperasi

Halte

BUS A

Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4 Trip 5 Trip 6 Trip 7

(2)

Lanjutan Data Pertibaan Bus, Data mahasiswa yang Menunggu, Naik dan Turun dengan 3 Bus yang Beroperasi

BUS A

Trip 8 Trip 9 Trip 10 Trip 11 Trip 12 Trip 13 Trip 14

(3)

Lanjutan Data Pertibaan Bus, Data mahasiswa yang Menunggu, Naik dan Turun dengan 3 Bus yang Beroperasi

BUS A

Trip 15 Trip 16 Trip 17 Trip 18 Trip 19 Trip 20 Trip 21

(4)

Lanjutan Data Pertibaan Bus, Data mahasiswa yang Menunggu, Naik dan Turun dengan 3 Bus yang Beroperasi

BUS A BUS B

Trip 22 Trip 23 Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4 Trip 5

(5)

Lanjutan Data Pertibaan Bus, Data mahasiswa yang Menunggu, Naik dan Turun dengan 3 Bus yang Beroperasi

BUS B

Trip 6 Trip 7 Trip 8 Trip 9 Trip 10 Trip 11 Trip 12

(6)

Lanjutan Data Pertibaan Bus, Data mahasiswa yang Menunggu, Naik dan Turun dengan 3 Bus yang Beroperasi

BUS B

Trip 13 Trip 14 Trip 15 Trip 16 Trip 17 Trip 18 Trip 19

Tiba Q N T Tiba Q N T Tiba Q N T Tiba Q N T Tiba Q N T Tiba Q N T Tiba Q N T

(7)

Lanjutan Data Pertibaan Bus, Data mahasiswa yang Menunggu, Naik dan Turun dengan 3 Bus yang Beroperasi

BUS B BUS C

Trip 20 Trip 21 Trip 22 Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4

(8)

Lanjutan Data Pertibaan Bus, Data mahasiswa yang Menunggu, Naik dan Turun dengan 3 Bus yang Beroperasi

BUS C

Trip 5 Trip 6 Trip 7 Trip 8 Trip 9 Trip 10 Trip 11

(9)

Lanjutan Data Pertibaan Bus, Data mahasiswa yang Menunggu, Naik dan Turun dengan 3 Bus yang Beroperasi

BUS C

Trip 12 Trip 13 Trip 14 Trip 15 Trip 16 Trip 17 Trip 18

(10)

Lanjutan Data Pertibaan Bus, Data mahasiswa yang Menunggu, Naik dan Turun dengan 3 Bus yang Beroperasi

BUS C

Trip 19 Trip 20 Trip 21 Trip 22 Trip 23 Trip 24

Tiba Q N T Tiba Q N T Tiba Q N T Tiba Q N T Tiba Q N T Tiba Q N T 13:57 8 6 9 14:18 4 4 1 14:38 5 5 3 14:58 3 3 2 15:16 14 8 4 15:37 1 1 4 13:59 5 5 10 14:20 6 6 10 14:40 10 5 4 15:00 13 3 11 15:18 16 14 7 15:39 4 4 7 14:01 4 4 0 14:22 1 1 0 14:42 0 0 1 15:02 7 2 0 15:20 0 0 2 15:41 0 0 0 14:02 13 13 15 14:23 12 10 12 14:43 8 8 6 15:03 12 12 10 15:21 8 8 4 15:43 7 7 5 14:04 5 5 8 14:25 4 4 7 14:45 2 2 8 15:05 6 6 12 15:23 4 4 9 15:45 0 0 3 14:05 4 4 1 14:26 9 9 2 14:46 3 3 7 15:06 6 6 5 15:24 8 8 9 15:46 8 8 3 14:07 6 6 5 14:28 13 13 6 14:48 11 11 8 15:08 8 8 10 15:26 5 5 3 15:48 4 4 4 14:09 15 11 9 14:30 10 5 2 14:49 11 11 5 15:09 21 7 3 15:27 19 7 5 15:49 14 14 8 14:11 12 4 2 14:31 1 1 1 14:51 4 4 3 15:11 2 0 0 15:29 1 0 0 15:51 1 1 1 14:14 5 5 9 14:34 4 4 10 14:54 6 6 4 15:12 4 4 14 15:32 5 5 15 15:54 3 3 10 14:17 0 0 1 14:37 0 0 2 14:57 1 1 0 15:15 1 1 1 15:35 0 0 2 15:57 1 1 4

(11)

Lampiran 2: Data Pertibaan Bus, Data mahasiswa yang Menunggu, Naik dan Turun dengan 2 Bus yang Beroperasi

Halte

BUS A

Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4 Trip 5 Trip 6 Trip 7

(12)

Lanjutan Data Pertibaan Bus, Data mahasiswa yang Menunggu, Naik dan Turun dengan 2 Bus yang Beroperasi

BUS A

Trip 8 Trip 9 Trip 10 Trip 11 Trip 12 Trip 13 Trip 14

(13)

Lanjutan Data Pertibaan Bus, Data mahasiswa yang Menunggu, Naik dan Turun dengan 2 Bus yang Beroperasi

BUS A BUS B

Trip 15 Trip 16 Trip 17 Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4

(14)

Lanjutan Data Pertibaan Bus, Data mahasiswa yang Menunggu, Naik dan Turun dengan 2 Bus yang Beroperasi

BUS B

Trip 5 Trip 6 Trip 7 Trip 8 Trip 9 Trip 10 Trip 11

(15)

Lanjutan Data Pertibaan Bus, Data mahasiswa yang Menunggu, Naik dan Turun dengan 2 Bus yang Beroperasi

BUS B

Trip 12 Trip 13 Trip 14 Trip 15 Trip 16

(16)

Lampiran 3: Waktu Antar Pertibaan Bus di Halte Pintu 1

NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Tiba 7:52 8:03 8:06 8:14 8:25 8:29 8:34 8:45 8:48 8:52 9:04 9:07 9:12 9:25 9:27 9:33 9:43 9:46 9:51 10:00 10:04 10:10 10:20

Bus A B C A B C A B C A B C A C B A C B A C B A C

24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46

10:22 10:28 10:40 10:41 10:49 10:58 11:01 11:09 11:20 11:23 11:29 11:40 11:46 11:52 11:58 12:11 12:13 12:18 12:35 12:35 12:36 12:58 13:03

B A B C A C B A C B A C B A C B A C B A C C B

47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69

13:06 13:18 13:27 13:31 13:38 13:47 13:54 13:59 14:08 14:16 14:20 14:27 14:35 14:40 14:46 14:56 15:00 15:07 15:18 15:18 15:27 15:39 15:40

A C A B C A B C A B C A B C A B C A B C A C B

Lampiran 4: Jumlah Mahasiswa yang Menunggu (Q), Naik (N), Turun (T) di halte Pintu 1

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

BUS A B C A B C A B C A B C A B C A B C A B C A B

Q

(mahasiswa) 18 10 8 7 10 4 3 7 0 2 18 8 5 7 13 10 9 14 10 2 12 8 3 N

(mahasiswa) 18 5 8 7 10 4 3 7 0 2 13 8 5 7 13 10 9 14 10 2 12 8 3 T

(mahasiswa) 12 5 3 2 2 4 4 2 1 2 5 3 5 10 14 4 3 4 4 3 3 3 2

24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46

C A B C A B C A B C A B C A B C A B C A B C A

(17)

5 4 0 2 9 2 0 9 2 5 1 2 3 2 10 4 0 12 2 9 15 8 13

47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69

B C A B C A B C A B C A B C A B C A B C A C C

14 14 18 2 14 6 4 13 6 8 5 8 16 6 11 22 10 12 2 13 6 16 4 14 14 10 2 14 6 4 13 6 8 5 8 5 6 5 7 5 12 2 3 6 14 4 20 10 10 8 12 11 13 19 11 3 10 6 8 10 7 2 4 5 3 11 7 7 7

Lampiran 5: Waktu Antar Pertibaan Bus di Halte Sumber

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Tiba 8:03 8:18 8:20 8:41 8:42 9:03 9:05 9:24 9:26 9:44 9:49 10:05 10:10 10:25 10:30 10:47 10:53

Bus A B A B A B A A B A B A B A B A B

Interval (menit) - 0:15 0:02 0:21 0:01 0:21 0:02 0:19 0:02 0:18 0:05 0:16 0:05 0:15 0:05 0:17 0:06

18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

11:09 11:14 11:33 11:34 11:54 14:15 14:17 14:33 14:39 14:53 15:01 15:11 15:19 15:30 15:41 15:49

A B A B B A B A B A B A B A B A

0:16 0:05 0:19 0:01 0:20 - 0:02 0:16 0:06 0:14 0:08 0:10 0:08 0:11 0:11 0:08

Lampiran 6: Jumlah Mahasiswa yang Menunggu (Q), Naik (N), Turun (T) di halte Sumber

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Bronson, Richard. 1993. Theory and Problems Of Operation Research. Jakarta.

Husnan, Suad. 1982. Teori Antrian Arti dan Kegunaannya bagi Managemen. Yogyakarta. Kakiay, T.J. 2004. Dasar Teori Antrian untuk Kehidupan Nyata. Andi. Yogyakarta. Kakiay, T.J. 2004. Pengantar Sistem Simulasi. Andi. Yogyakarta.

Siagian, P. 2006. Riset Operasi. Jakarta: Universtas Indonesia.

Simarmata, A. 1982. Operations Research: Sebuah Pengantar. Jakarta. Gramedia. Pustaka Utama.

Supranto, Johannes. 1988. Dasar-Dasar Operation Research. UI Press. Jakarta.

(19)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh Penulis dalam penelitiannya adalah dengan menggumpulkan data primer. Data primer adalah data yang secara langsung diperoleh dari objek penelitian dan masih harus diteliti serta memerlukan pengolahan lebih lanjut lagi. Data primer dikumpulkan melalui penelitian lapangan (field

research), yaitu dengan cara pengamatan (observasi).

1. Penelitian Lapangan (field research)

Penulis melakukan pengamatan langsung (observasi) di lingkungan kampus USU. Penulis meghitung banyaknya jumlah mahasiswa yang menunggu, mahasiswa yang turun dan mahasiswa yang naik ke dalam bus di halte bus linus. Hasil pengamatan dapat dijadikan sebagai data pendukung untuk menganalisis dan mengambil keputusan. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 24 sampai dengan 29 April 2016 dengan pengambilan data dilakukan selama 5 hari secara berurutan.

2. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menghitung jumlah mahasiswa yang menunggu, mahasiswa yang turun dan mahasiswa yang naik ke dalam bus. Kemudian dihitung rata-ratanya untuk mengetahui rata-rata tingkat kedatangan bus dan waktu pelayanannya.

3. Penelitian kepustakaan

(20)

penelitian. Data yang dikumpulkan yaitu berupa literatur ilmiah, buku-buku, jurnal dari internet, dan artikel yang berhubunggan dengan topi penulisan ini.

3.2Metode Analisis

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kuantitatif, karena dapat dinotasikan dalam bentuk angka. Menganalisis hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang dibahas melalui data yang ada dalam bentuk angka-angka dan perhitungan dalam teori antrian.

3.3Pengolahan Data

Langkah-langkah pengolahan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memulai penelitian dengan melakukan persiapan-persiapan yang berhubungan dengan penelitian seperti contoh sebelumnya telah melakukan simulasi percobaan sebelum penelitain.

(21)

Rute perjalanan bus USU dimulai dari samping sebelah kanan Biro Rektor

→ depan bank BTN (Pintu 1) → Pendopo → depan Asrama Putri (Sumber) → jalan dr. A. Sofian → FISIP → F. Pertanian → FMIPA → F. Teknik → Pintu 4 → T. Kimia.

3. Menganalisis distribusi pelayanan, kedatangan bus, mahasiswa yang menunggu, mahasiswa yang naik ke dalam bus, mahasiswa yang turun dar dalam bus dengan menggunakan software SPSS.

Biro Rektor

jalan Fakultas

(22)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari pengamatan langsung di halte bus lintas USU. Pengamatan ini dilakukan selama 5 hari, yaitu pada hari Senin sampai Jumat mulai tanggal 25 April 2016 sampai dengan tanggal 29April 2016. Akan tetapi, waktu yang dipilih berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 2 hari adalah data dari hari Rabu dan data dari hari Jumat. Karena terdapat 3 bus yang beroperasi pada hari Senin sampai Kamis, maka dipilih data hari Rabu yang dapat mewakili data dengan 3 bus yang beroperasi. Sementara pada hari Jumat hanya terdapat 2 bus yang beroperasi. Dengan mencatat waktu pertibaan bus, volume mahasiswa yang menunggu, volume mahasiswa yang naik, dan volume mahasiswa yang turun. Dari pengumpulan data di lapangan maka diperoleh waktu pertibaan bus, jumlah kedatangan mahasiswa, jumlah mahasiswa yag naik dan yang turun sebagai berikut:

1. Data dengan 3 bus yang beroperasi

Adapun data waktu pertibaan bus, jumlah kedatangan mahasiswa, jumlah mahasiswa yang naik dan yang turun pada hari Rabu ditampilkan pada Lampiran 1.

2. Data dengan 2 bus yang beroperasi

(23)

4.2Pengolahan Data

4.2.1 Waktu Antar Pertibaan dengan 3 Bus yang Beroperasi (Pada Halte 2: Pintu 1 atau di Depan Bank BTN)

Waktu antar pertibaan bus adalah selisih/interval waktu bus A, bus B dan bus C yang tiba pada setiap halte tersebut. Waktu pertibaan bus A, bus B dan bus C yang tiba di halte Pintu 1 ditampilkan pada Lampiran 3. Berdasarkan lampiran 3 dapat ditentukan interval waktu antar pertibaan pada halte Pintu 1 dirangkum pada tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1 Interval Waktu Antar Pertibaan Bus pada Halte Pintu 1

Interval Waktu atas dapat digambarkan histogram pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.1 Grafik Waktu Antar Pertibaan Bus di Halte Pintu 1

(24)

Dilanjutkan dengan uji distribusi normal untuk melanjutkan analisis data tersebut.

Tabel 4.2 Uji Nornalitas Waktu antar Pertibaan Bus pada Halte Pintu 1

Interval (menit)

Angka signifikan (SIG) > 0,05 , maka data berdistribusi normal Angka signifikan (SIG) < 0,05 , maka data tidak berdistribusi normal

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui waktu pertibaan di halte Pintu 1 dengan angka SIG sebesar 0,335 yang jauh diatas 0,05 maka distribusi data untuk waktu pertibaan di halte Pintu 1 adalah normal atau bisa dianggap normal. Dengan demikian waktu pertibaan di halte Pintu 1 dengan ukuran sampel 68 kali pengamatan layak digunakan dalam pengujian hipotesis komparatif dan asosiatif. Dengan melakukan analisis yang sama pada halte selanjutnya, maka diperoleh waktu pertibaan antar bus dan distribusi data waktu pertibaan busnya.

4.2.2 Jumlah Mahasiswa yang Menunggu (Q), Naik (N) dan Turun (T) dengan 3 Bus yang Beroperasi (Pada Halte 2: Pintu 1 atau di Depan Bank BTN )

(25)

a. Berdasarkan lampiran 4 dapat ditentukan Jumlah mahasiswa yang menunggu pada halte Pintu 1 dirangkum dalam tabel 4.3 di bawah ini:

Tabel 4.3 Data Mahasiswa yang Menunggu pada Halte Pintu 1

Interval Mahasiswa

Berdasarkan data data jumlah mahasiswa yang menunggu dari tabel 4.3 di atas dapat digambarkan histogram pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.2 Grafik Jumlah Mahasiswa yang Menungu pada Halte Pintu 1

Dilanjutkan dengan uji distribusi normal untuk melanjutkan analisis data tersebut.

Tabel 4.4 Uji Nornalitas Mahasiswa yang Menunggu pada Halte Pintu 1

(26)

Std. Deviation 5.059

Angka signifikan (SIG) > 0,05 , maka data berdistribusi normal. Angka signifikan (SIG) < 0,05 , maka data tidak berdistribusi normal.

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui mahasiswa yang menunggu di halte Pintu 1 dengan angka SIG sebesar 0,274 yang jauh diatas 0,05 maka distribusi data untuk mahasiswa yang menunggu di halte Pintu 1 adalah normal atau bisa dianggap normal. Dengan demikian mahasiswa yang menunggu di halte Pintu 1 dengan ukuran sampel 69 kali pengamatan layak digunakan dalam pengujian hipotesis komparatif dan asosiatif.

b. Berdasarkan lampiran 4 dapat ditentukan jumlah mahasiswa yang naik pada halte Pintu 1 dirangkum dalam tabel 4.5 di bawah ini:

Tabel 4.5 Data Mahasiswa yang Naik pada Halte Pintu 1

(27)

Berdasarkan data data jumlah mahasiswa yang naik dari tabel 4.5 di atas dapat digambarkan histogram pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.3 Grafik Jumlah Mahasiswa yang Naik pada Halte Pintu 1

Dilanjutkan dengan uji distribusi normal untuk melanjutkan analisis data tersebut.

Tabel 4.6 Uji Nornalitas Mahasiswa yang Naik pada Halte Pintu 1

N

Angka signifikan (SIG) > 0,05 , maka data berdistribusi normal. Angka signifikan (SIG) < 0,05 , maka data tidak berdistribusi normal.

(28)

Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui mahasiswa yang naik di halte Pintu 1 dengan angka SIG sebesar 0,145 yang jauh diatas 0,05 maka distribusi data untuk mahasiswa yang naik di halte Pintu 1 adalah normal atau bisa dianggap normal. Dengan demikian mahasiswa yang naik di halte Pintu 1 dengan ukuran sampel 69 kali pengamatan layak digunakan dalam pengujian hipotesis komparatif dan asosiatif.

c. Berdasarkan lampiran 4 dapat ditentukan jumlah mahasiswa yang turun pada halte Pintu 1 dirangkum dalam tabel 4.7 di bawah ini:

Tabel 4.7 Data Mahasiswa yang Turun pada Halte Pintu 1

Interval Mahasiswa

Data Mahasiswa yang Turun di Halte 2 (Pintu 1)

(29)

Dilanjutkan dengan uji distribusi normal untuk melanjutkan analisis data tersebut.

Tabel 4.8 Uji Nornalitas Mahasiswa yang Turun pada Halte Pintu 1

T

Angka signifikan (SIG) > 0,05 , maka data berdistribusi normal. Angka signifikan (SIG) < 0,05 , maka data tidak berdistribusi normal.

(30)

4.2.3 Waktu Tempuh Bus dengan 3 Bus yang Beroperasi (Pada Halte 2: Pintu 1 atau di Depan Bank BTN)

Waktu tempuh bus adalah waktu yang dibutuhkan suatu bus untuk berpindah dari suatu halte ke halte lainnya. Berikut ini adalah waktu tempuh bus dari Halte Pintu 1 menuju Pintu 1 mulai dari trip ke-1 sampai trip ke-22.

Tabel 4.9 Data Waktu Tiba dan Waktu Tempuh Bus pada Halte Pintu 1

Trip ke- Waktu Tiba Waktu Tempuh (menit)

(31)

Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat ditentukan waktu tempuh bus pada halte Pintu 1 yang dirangkum dalam tabel 4.10 di bawah ini:

Tabel 4.10 Waktu Tempuh Bus Lintas USU

Berdasarkan data waktu tempuh bus dari tabel 4.10 di atas dapat digambarkan histogram pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.5 Grafik Waktu Tempuh Bus Lintas USU

(32)

Kolmogorov-Smirnov Z .660

Asymp. Sig. (2-tailed) .776

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Kriteria Pengujian :

Angka signifikan (SIG) > 0,05 , maka data berdistribusi normal. Angka signifikan (SIG) < 0,05 , maka data tidak berdistribusi normal. Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui waktu tempuh Bus Lintas USU dengan angka SIG sebesar 0,776 yang jauh diatas 0,05 maka distribusi data untuk waktu tempuh bus Lintas USU adalah normal atau bisa dianggap normal. Dengan demikian waktu tempuh bus Lintas USU dengan ukuran sampel 21 kali pengamatan layak digunakan dalam pengujian hipotesis komparatif dan asosiatif.

4.2.4 Waktu Antar Pertibaan Bus di Setiap Halte dengan 2 Bus yang Beroperasi (Pada Halte 4: Sumber)

Waktu antar pertibaan bus adalah selisih/interval waktu bus A dan bus B yang tiba pada setiap halte tersebut. Waktu pertibaan bus A dan bus B yang tiba di halte Sumber ditampilkan pada Lampiran 5. Berdasarkan lampiran 5 dapat ditentukan interval waktu antar kedatangan pada halte Sumber dirangkum pada tabel 4.12 di bawah ini

Tabel 4.12 Interval Waktu Antar Pertibaan Bus pada Halte Sumber

(33)

Berdasarkan data waktu pertibaan bus A dan bus B dari tabel 4.12 di atas dapat digambarkan histogram pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.6 Grafik Waktu Antar Pertibaan dengan 2 Bus yang beroperasi pada Halte Sumber

Dilanjutkan dengan uji distribusi normal untuk melanjutkan analisis data tersebut.

Tabel 4.13 Uji Nornalitas Waktu antar Pertibaan Bus pada Halte Sumber

INTERVAL

Data Waktu antar Pertibaan Bus Lintas USU di Halte 4 (Sumber)

(34)

Kriteria Pengujian :

Angka signifikan (SIG) > 0,05 , maka data berdistribusi normal Angka signifikan (SIG) < 0,05 , maka data tidak berdistribusi normal

Berdasarkan Tabel 4.13 diketahui waktu pertibaan di halte Sumber dengan angka SIG sebesar 0,607 yang jauh diatas 0,05 maka distribusi data untuk waktu pertibaan di halte Sumber adalah normal atau bisa dianggap normal. Dengan demikian waktu pertibaan di halte Sumber dengan ukuran sampel 31 kali pengamatan layak digunakan dalam pengujian hipotesis komparatif dan asosiatif.

Dengan melakukan analisis yang sama pada halte selanjutnya, maka diperoleh waktu pertibaan antar bus dan distribusi data waktu pertibaan busnya.

4.2.5 Jumlah Mahasiswa yang Menunggu (Q), Naik (N) dan Turun (T) Pada Hari Rabu (Pada Halte 4: Sumber)

Data jumlah mahasiswa yang menunggu, yang naik, dan yang turun di Halte 4 (Sumber) ditampilkan pada lampiran 6.

a. Berdasarkan lampiran 6 dapat ditentukan Jumlah mahasiswa yang menunggu pada halte Sumber dirangkum dalam tabel 4.14 di bawah ini:

(35)

Berdasarkan data data jumlah mahasiswa yang menunggu dari tabel 4.11 di atas dapat digambarkan histogram pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.7 Grafik Jumlah Mahasiswa yang Menungu pada Halte Sumber

Dilanjutkan dengan uji distribusi normal untuk melanjutkan analisis data tersebut.

Tabel 4.15 Uji Nornalitas Mahasiswa yang Menunggu pada Halte Sumber

Q

Angka signifikan (SIG) > 0,05 , maka data berdistribusi normal. Angka signifikan (SIG) < 0,05 , maka data tidak berdistribusi normal.

(36)

Berdasarkan t abel 4.15 diketahui mahasiswa yang menunggu di halte Sumber dengan angka SIG sebesar 0,616 yang jauh diatas 0,05 maka distribusi data untuk mahasiswa yang menunggu di halte Sumber adalah normal atau bisa dianggap normal. Dengan demikian mahasiswa yang menunggu di halte Sumber dengan ukuran sampel 33 kali pengamatan layak digunakan dalam pengujian hipotesis komparatif dan asosiatif.

b. Berdasarkan lampiran 6 dapat ditentukan jumlah mahasiswa yang naik pada halte Sumber dirangkum dalam tabel 4.16 di bawah ini:

Tabel 4.16 Data Mahasiswa yang Naik pada Halte Sumber

(37)

Dilanjutkan dengan uji distribusi normal untuk melanjutkan analisis data tersebut.

Tabel 4.17 Uji Nornalitas Mahasiswa yang Naik pada Halte Sumber

N

Angka signifikan (SIG) > 0,05 , maka data berdistribusi normal. Angka signifikan (SIG) < 0,05 , maka data tidak berdistribusi normal.

Berdasarkan tabel 4.17 diketahui mahasiswa yang naik di halte Sumber dengan angka SIG sebesar 0,815 yang jauh diatas 0,05 maka distribusi data untuk mahasiswa yang naik di halte Sumber adalah normal atau bisa dianggap normal. Dengan demikian mahasiswa yang naik di halte Sumber dengan ukuran sampel 33 kali pengamatan layak digunakan dalam pengujian hipotesis komparatif dan asosiatif.

(38)

Tabel 4.18 Data Mahasiswa yang Turun pada Halte Sumber

Berdasarkan data data jumlah mahasiswa yang turun dari tabel 4.18 di atas dapat digambarkan histogram pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.9 Grafik Jumlah Mahasiswa yang Turun pada Halte Sumber

Dilanjutkan dengan uji distribusi normal untuk melanjutkan analisis data tersebut.

Tabel 4.19 Uji Nornalitas Mahasiswa yang Turun pada Halte Sumber

(39)

Negative -.068

Angka signifikan (SIG) > 0,05 , maka data berdistribusi normal. Angka signifikan (SIG) < 0,05 , maka data tidak berdistribusi normal.

Berdasarkan tabel 4.19 diketahui mahasiswa yang turun di halte Sumber dengan angka SIG sebesar 0,296 yang jauh diatas 0,05 maka distribusi data untuk mahasiswa yang naik di halte Sumber adalah normal atau bisa dianggap normal. Dengan demikian mahasiswa yang turun di halte Sumber dengan ukuran sampel 33 kali pengamatan layak digunakan dalam pengujian hipotesis komparatif dan asosiatif.

4.2.6 Waktu Tempuh Bus A dan Bus B antar Halte dengan 2 Bus yang Beroperasi (Pada Halte 4: Sumber)

Waktu tempuh bus adalah waktu yang dibutuhkan suatu bus untuk berpindah dari suatu halte ke halte lainnya. Berikut ini adalah waktu tempuh bus dari Halte Sumber menuju Halte Sumber mulai dari trip ke-1 sampai trip ke-17.

Tabel 4.20 Data Waktu Tiba dan Waktu Tempuh Bus pada Halte Sumber

Trip ke- Waktu Tiba Waktu Tempuh (menit)

(40)

Trip ke- Waktu Tiba Waktu Tempuh (menit)

Berdasarkan tabel 4.20 di atas dapat ditentukan waktu tempuh bus pada halte Sumber yang dirangkum dalam tabel 4.21 di bawah ini:

Tabel 4.21 Waktu Tempuh Bus Lintas USU

(41)

Dilanjutkan dengan uji distribusi normal untuk melanjutkan analisis data tersebut.

Tabel 4.22 Uji Nornalitas Waktu Tempuh Bus Lintas USU

Waktu Tempuh

Angka signifikan (SIG) > 0,05 , maka data berdistribusi normal. Angka signifikan (SIG) < 0,05 , maka data tidak berdistribusi normal.

(42)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, telah dikaji beberapa halte yang dapat mewakili karakteristik pelayanan pada halte yang lainny. Dapat disimpulkan bahwa:

1. Untuk karakteristik penumpang (mahasiswa)

d. Rata-rata mahasiswa yang menunggu dengan 3 bus yang beroperasi adalah sebesar 8,7 orang. Sementara rata-rata jumlah mahasiswa yang dapat naik sebesar 7,62 orang. Artinya, terdapat 1,08 orang yang tidak dapat naik ke dalam bus.

e. Rata-rata mahasiswa yang menunggu dengan 2 bus yang beroperasi adalah sebesar 7,58 orang. Sementara rata-rata jumlah mahasiswa yang dapat naik sebesar 6,97 orang. Artinya, terdapat 0,61 orang yang tidak dapat naik ke dalam bus.

2. Karakteristik Pelayanan Bus

a. Rata-rata waktu antar pertibaan dengan 3 bus yang beroperasi yaitu bus A, bus B dan bus C adalah sebesar 6,88 menit. Artinya, terdapat perbedaan waktu sebesar 7 menit bagi Bus A, Bus B dan Bus C untuk tiba di suatu halte.

b. Rata-rata waktu antar pertibaan dengan 2 bus yang beroperasi yaitu bus A dan bus B adalah sebesar 10,48 menit. Artinya, terdapat perbedaan waktu sebesar 10 menit bagi Bus A dan Bus B untuk tiba di suatu halte.

(43)

Sementara waktu tunggu yang telah ditetapkan bagi mahasiswa untuk mendapatkan layanan bus adalah 10 sampai 15 menit.

d. Rata-rata waktu tempuh bus dengan 2 bus yang beroperasi mulai dari suatu titik halte kembali ke titik halte tersebut menghabiskan waktu sebesar 20,27 menit. Artinya suatu bus memerlukan sekitar 20 menit untuk kembali ke halte semula. Sementara waktu tunggu yang telah ditetapkan bagi mahasiswa untuk mendapatkan layanan bus adalah 10 sampai 15 menit.

5.2 Saran

1. Penggunaan 3 armada bus yang tersedia seharusnya sudah cukup efisien, namun dengan prinsip waktu tempuh bus yang menghabiskan waktu sekitar 20 menit untuk tiba di halte semula membuat kinerjanya kurang baik.

2. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya lebih memperhatikan kondisi jam sepi dan jam ramai kedatangan mahasiswa dan pengolahan datanya menggunakan software Promodel.

3. Dikarenakan model antrian pada penelitian ini adalah SIRO (Service in Random

Order), diharapkan waktu pertibaan di setiap halte menggunakan sistem scheduling,

(44)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Antrian

2.1.1 Definisi Antrian

Antrian adalah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga nasabah yang tiba tidak tidak bisa segera mendapat layanan disebabkan kesibukan pelayanan (Siagian, 2006).

Pembahasan teori antrian lebih difokuskan pada upaya penguraian waktu tunggu yang terjadi dalam antrian barisan. Antrian ini dapat dilihat dalam berbagai situasi yang terjadi pada kehidupan sehari – hari, seperti :

1. Kendaraan yang menunggu pada traffic light,

2. Pelanggan menunggu pada checkout cashier di supermarket, 3. Para pasien yang menunggu pada suatu klinik kesehatan,

4. Tumpukan surat yang menunggu untuk diketik oleh sekretaris, dan masih banyak lagi. (Kakiay, 2004).

(45)

Kedatangan spp dapat seragam selama dalam periode tertentu atau secara acak, tidak teratur. Rata-rata kedatangan merupakan banyaknya atau jumlah kedatangan spp per satuan waktu. Arrival rate merupakan rata-rata, sebab dari waktu ke waktu banyaknya kedatangan spp berubah-ubah. Kalau kedatangan bersifat acak, seperti kedatangan langganan atau nasabah misalnya sangat tidak teratur, tidak mengikuti pola tertentu.

Rata-rata pelayanan (service rate) merupakan banyaknya pelayanan yang dapat diberikan dalam waktu tertentu. Lamanya waktu pelayanan bisa juga acak sifatnya atau seragam. Pada umumnya waktu pelayanan bersifat seragam. Pemberi pelayanan sering disebut server bisa berupa orang, seperto kasir, dokter, penjual karcis atau barang seperti mesin otomatis, dll.

2.1.2 Karakteristik Sistem Antrian

Husnan, Suad (1982), Terdapat tiga komponen karakteristik dalam sebuah sistem antrian yaitu:

a. Karakteristik kedatangan atau masukan sistem

Sumber input yang mendatangkan pelanggan bagi sebuah sistem pelayanan memiliki karakteristik utama sebagai berikut:

1. Ukuran populasi

Merupakan sumber konsumen yang dilihat sebagai populasi tidak terbatas atau terbatas. Populasi tidak terbatas adalah jika jumlah kedatangan atau pelanggan pada sebuah waktu tertentu hanyalah sebagian kecil dari semua kedatangan yang potensial. Sedangkan populasi terbatas adalah sebuah antrian ketika hanya ada pengguna pelayanan yang potensial dengan jumlah terbatas.

2. Perilaku kedatangan

(46)

3. Pola kedatangan

Menggambarkan bagaimana distribusi pelanggan memasuki sistem. Distribusi kedatangan terdiri dari : Constant arrival distribution dan Arrival pattern random.

Constant arrival distribution adalah pelanggan yang datang setiap periode tertentu

sedangkan Arrival pattern random adalah pelanggan yang datang secara acak.

b. Disiplin antrian

Displin antrian merupakan aturan antrian yang mengacu pada peraturan pelanggan yang ada dalam barisan untuk menerima pelayanan yang terdiri dari:

1. First Come First Served (FCFS) atau First In First out (FIFO) yaitu pelanggan yang datang lebih dulu akan dilayani lebih dulu. Misalnya: sistem antrian pada Bank, SPBU, dan lain-lain.

2. Last Come First Served (LCFS) atau Last In First Out (LIFO) yaitu sistem antrian pelanggan yang datang terakhir akan dilayani lebih dulu. Misalnya: sistem antrian dalam elevator lift untuk lantai yang sama.

3. Service in Random Order (SIRO) yaitu panggilan didasarkan pada peluang secara acak, tidak peduli siapa dulu yang tiba untuk dilayani.

4. Shortest Operation Times (SOT) merupakan sistem pelayanan yang membutuhkan waktu pelayanan tersingkat mendapat pelayanan pertama.

c. Fasilitas pelayanan

Dua hal penting dalam karakteristik pelayanan sebagai berikut : 1. Desain sistem pelayanan

Pelayanan pada umumnya digolongkan menurut jumlah saluran yang ada dan jumlah tahapan.

a. Menurut jumlah saluran yang ada adalah sistem antrian jalur tunggal dan sistem antrian jalur berganda.

(47)

Pola pelayanan serupa dengan pola kedatangan di mana pola ini bisa konstan ataupun acak. Jika waktu pelayanan konstan, maka waktu yang diperlukan untuk melayani setiap pelanggan sama. Sedangkan waktu pelayanan acak merupakan waktu untuk melayani setiap pelanggan adalah acak atau tidak sama.

Mulyono.S (2004), Timbulnya antrian tergantung dari sifat kedatangan itu dan proses pelayanan. Penentu antrian lain yang penting adalah disiplin antrian. Disiplin antri adalah aturan keputusan yang menjelaskan cara melayani pengatri, misalnya datang awal dilayani dulu yang lebih dikenal dengan singkatan FCFS, datang terakhir dilayani dulu LCS, berdasar prioritas, berdasar abjad, berdasar janji, dan lain-lain. Jika tidak ada antrian berarti terdapat pelayanan yang menganggur atau kelebihan fasilitas pelayanan.

2.1.3 Struktur Antrian

Ada empat model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian:

a. Single Chanel - Single Phase

Single Channel berarti bahwa hanya ada satu jalur untuk memasuki sistem

pelayanan atau ada satu pelayanan. Single phase menunjukkan bahwa hanya ada satu stasiun pelayanan sehingga yang telah menerima pelayanan dapat langsung keluar dari sistem antrian. Contohnya adalah pada pembelian tiket bus yang dilayani oleh satu loket, seorang pelayan toko dan lain-lain.

(48)

b. Single Channel Multi Phase

Struktur ini memiliki satu jalur pelayanan sehingga disebut Single Channel. Istilah

Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara

berurutan. Setelah menerima pelayanan maka individu tidak bisa meninggalkan area pelayanan karena masih ada pelayanan lain yang harus dilakukan agar sempurna. Setelah pelayanan yang diberika sempurna baru dapat meninggalkan area pelayanan. Contoh: pencucian mobil.

Gambar 2.2 Model Single Channel Multi Phase

c. Multi Channel Single Phase

Sistem Multi Channel Single Phase terjadi ketika dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal. Sistem ini memiliki lebih dari satu jalur pelayanan atau fasilitas pelayanan sedangkan sistem pelayanannya hanya ada satu phase. Contoh : pelayanan di restoran cepat saji yang dilayani oleh beberapa kasir.

(49)

d. Multi Channel Multi Phase

Setiap sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap, sehingga lebih dari satu individu dapat dilayani pada suatu waktu. Pada umumnya jaringan ini terlalu kompleks untuk dianalisis dengan teori antrian. Contoh: pelayanan kepada pasien di rumah sakit, beberapa perawat akan mendatangi pasien secara teratur dan memberikan pelayanan dengan continue, mulai dari pendaftaran, diagnosa, penyembuhan sampai pada pembayaran.

Gambar 2.4 Model Multi Channel Multi Phase

2.1.4 Model Antrian

Ada empat model yang paling sering digunakan oleh perusahaaan dengan menyesuaikan situasi dan kondisi masing-masing. Dengan mengoptimalkan sistem pelayanan, dapat ditentukan waktu pelayanan, jumlah saluran antrian, dan jumlah pelayanan yang tepat dengan menggunakan model-model antrian. Empat model antrian tersebut adalah (Heizer dan Render, 2005) :

Tabel 2.1 Model Antrian

Sumber : Buku Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi

(50)

1. Jumlah unit rata-rata yang menunggu dalam sistem Ls =

2. Jumlah waktu rata-rata yang dihabiskan dalam sistem (waktu menunggu ditambah waktu pelayanan)

Ws =

3. Jumlah unit rata-rata yang menunggu dalam antrian Lq =

4. Waktu rata-rata yang dihabiskan untuk menunggu dalam antrian Wq =

5. Faktor utilisasi sistem ρ =

6. Probabilitas terdapat 0 unit dalam sistem (yaitu unit pelayanan kosong) Model dan

Tunggal Tunggal Poisson Eksponensial Tidak Terbatas

FIFO

B.Jalur Berganda (M/M/S)

Ganda Tunggal Poisson Eksponensial Tidak Terbatas

FIFO

C.Pelayana n Konstan (M/D/1)

Tunggal Tunggal Poisson Konstan Tidak Terbatas

FIFO

D. Populasi Terbatas

(51)

Po =

7. Probabilitas terdapat lebih dari sejumlah k unit dalam sistem, dimana n adalah jumlah unit dalam sistem.

Pn<k=

b. Model B adalah model antrian jalur berganda (M/M/S).Sistem ini memiliki dua atau lebih jalur stasiun pelayanan yang tersedia untuk menangani pelanggan yang datang. Contoh: Loket tiket penerbangan. Asumsi dalam sistem ini adalah kedatangan mengikuti distribusi poisson, waktu pelayanan mengikuti distribusi eksponensial negatif, pelayanan dilakukan secara

first-come, first-served, dan semua stasiun pelayanan diasumsikan memiliki tingkat

pelayanan yang sama. Rumus antrian untuk model B adalah: 1. Jumlah unit rata-rata yang menunggu dalam sistem

Ls =

2. Jumlah waktu rata-rata yang dihabiskan dalam sistem (waktu menunggu ditambah waktu pelayanan)

Ws =

3. Jumlah unit rata-rata yang menunggu dalam antrian Lq = Ls -

4. Waktu rata-rata yang dihabiskan untuk menunggu dalam antrian Wq =

5. Faktor utilisasi sistem ρ =

6. Probabilitas terdapat 0 unit dalam sistem (yaitu unit pelayanan kosong)

Po =

(52)

c. Model C adalah model waktu pelayanan konstan (M/D/1). Beberapa sistem pelayanan memiliki waktu pelayanan yang tetap, dan bukan berdistribusi eksponensial seperti biasanya. Contoh: Tempat pencucian mobil otomatis. Rumus antrian untuk model C adalah:

1. Jumlah unit rata-rata yang menunggu dalam sistem Ls =

2. Jumlah waktu rata-rata yang dihabiskan dalam sistem (waktu menunggu ditambah waktu pelayanan)

Ws = Wq +

3. Jumlah unit rata-rata yang menunggu dalam antrian Lq =

4. Waktu rata-rata yang dihabiskan untuk menunggu dalam antrian Wq =

(53)

5. Jumlah dalam pelayanan rata - rata

μ = jumlah rata-rata yang dilayani per satuan waktu pada setiap jalur M = jumlah jalur yang terbuka

= jumlah pelanggan yang diperkirakan dalam sistem.

= jumlah pelanggan yang diperkirakan dalam antrian.

= waktu tunggu yang diperkirakan dalam sistem.

= waktu tunggu yang diperkirakan dalam antrian ρ = tingkat utilitas

P0 = Probabilitas terdapat 0 unit dalam system

D = probabilitas sebuah unit harus menunggu di dalam antrian. F = faktor efisiensi.

H = rata-rata jumlah unit yang sedang dilayani. J = rata-rata jumlah unit tidak berada dalam antrian. L = rata-rata jumlah unit yang menunggu untuk dilayani. M = jumlah jalur pelayanan.

N = jumlah pelanggan potensial. T = waktu pelayanan rata-rata.

(54)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pada era modernisasi saat ini, transportasi merupakan salah satu sarana penting yang menimbulkan ketergantungan manusia terhadap alat transportasi baik umum maupun pribadi. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Perkembangan transportasi sekarang membawa dampak yang baik. Semakin banyak masyarakat yang menggunakan kendaraan umum maupun pribadi, semakin efektif pula penggunaan jalan raya.

Bus adalah kendaraan yang memiliki ukuran yang lebih besar dari transportasi darat lainnya sehingga dapat mengangkut banyak muatan.Bus tergolong ke dalam transportasi darat yang beroperasi di jalan raya.Selain bus, terdapat pula sepeda motor, sepeda, mobil pribadi, becak motor, bajaj dan lain sebagainya. Namun, transportasibus merupakan transportasi yang paling banyak diminati sebagai sarana angkutan penumpang.

Saat ini bus tidak hanya tersedia pada jalan rute perkotaan atau rute antar provinsi, tetapi kebijakan pemerintah dalam menciptakan fasilitas didalam universitas yaitu bus lintas antar fakultas didalam kawasan universitas sudah dijalankan dibeberapa universitas negeri besar di Indonesia salah satunya Universitas Sumatera Utara (USU) yang meluncurkan Bus Lintas USU sebagai alat transportasi mahasiswa di lingkungan kampus.

(55)

gerbang. Pintu 1 menjadi gerbang utama untuk masuk dan keluarnya pengunjung USU dan juga menjadi pintu menuju beberapa fakultas dan fasilitas gedung lainnya diantaranya Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Hukum dan Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi. Pintu 3 juga menjadi gerbang masuk pengunjung USU untuk menuju beberapa fakultas dan beberapa gedung lainnya seperti Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Pertanian dan Fakultas MIPA. Namun pada pintu gerbang 3 diberlakukannya jalanan satu arah untuk pengunjung USU dimana hanya bisa masuk pada pintu tersebut dan tidak diperbolehkan keluar pada pintu tersebut begitu juga dengan pintu gerbang 2 diberlakukanya jalan satu arah yaitu hanya untuk pintu menuju keluar pengunjung. Pintu gerbang 4 yang merupakan pintu terakhir pada USU juga memiliki fasilitas yang sama seperti pintu 1 yang bisa dilalui dua arah oleh pengunjung USU.

Bus Lintas USU memiliki fungsi sebagai alat bantu mahasiswa dalam kegiatan akademisnya. Hadirnya Bus Lintas USU juga menjadi solusi bagi setiap mahasiswa dalam mengurangi biaya transportasi, selain itu dapat membantu aktivitas mahasiswa dibidang akademik karena energi yang dikeluarkan setiap mahasiswa yang berjalan kaki menuju fakultasnya sangat besar sehingga dapat mengganggu konsentrasi dalam proses belajar mahasiswa. Setiap bus Lintas USU memiliki kapasitas tempat duduk untuk 30 sampai 35. Selain itu USU menyediakan 11 halte sebagai tempat naik dan turunnya penumpang. Lokasi halte berada ditepi jalan yang bertanda tempat pemberhentian bus Lintas USU atau halte USU. Sebelas halte tersebut berada di samping sebelah kanan Biro Rektor (Birek), depan bank BTN Pintu 1, Pendopo, depan Asrama Putri (Sumber), dr. A. Sofian, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Fakultas Pertanian, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Tekhnik (FT), Pintu 4, dan Fakultas Teknik Kimia.

(56)

waktu antara 10 sampai 15 menit pada bus pertama ke bus kedua dan untuk waktu berhentinya, pada setiap halte bus tersebut akan berhenti selama satu menit serta untuk waktu tempuh bus antara 1 sampai 3 menit pada halte satu ke halte berikutnya yang dijalankan sesuai dengan rute yang ada. Namun, sering terjadi antrian. Antrian bukanlah hal baru yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Antrian

terbentuk jika banyaknya pelanggan yang akan dilayani melebihi kapasitas layanan

yang tersedia, sehingga terjadi situasi dimana pelanggan harus antri untuk

mendapatkan suatu layanan tersebut. Sistem antrian adalah suatu himpunan

pelanggan, pelayanan dan suatu aturan yang mengatur kedatangan para pelanggan

dan pelayanannya (Kakiay, 2004).

Dalam mengurangi waktu tunggu tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan

untuk mengurangi antrian atau menghindari antrian yang terus membesar. Fenomena

antrian tampak dengan mudah ditemukan dalam fasilitas-fasilitas pelayanan umum,

salah satunya terlihat pada antrian bus Lintas USU di halte. Untuk itu dilakukan

penelitian untuk melihat kondisi yang sebenarnya dari sistem tersebut sehingga bisa

dianalisa dan dihasilkan suatu kesimpulan yang bisa digunakan untuk memberikan

masukan atau solusi yang dapat membantu permasalahan antrian yang terjadi.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dari penelitian ini adalah

1. Bagaimana karakteristik penumpang (mahasiswa) dan keadaan jumlah mahasiswa yang menunggu pada setiap halte.

2. Bagaimana waktu menunggu pada setiap halte.

1.3Batasan Masalah

(57)

2. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 24 sampai 29 April 2016 dengan total hari pelaksanaan penelitian adalah 5 hari. Penelitian dimulai dari pukul 8.00 – 16.00 WIB pada setiap halte.

3. Terdapat 5 armada bus, tetapi terdapat 3 bus yang beroperasi pada hari Senin sampai Kamis, dan terdapat 2 bus yang beroperasi pada hari Jumat.

4. Masalah pelayanan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah keefektifan sistem pelayanan yang ada di halte berdasarkan waktu kedatangan bus.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari penulisan tugas akhir ini adalah menganalisis sistem

pelayanan Bus Lintas USU yang efisien untuk mengatasi antrian di halte.

1. Untuk mendapatkan gambaran karakteristik penumpang (mahasiswa) meliputi jumlah mahasiswa yang menunggu dan jumlah mahasiswa yang naik pada setiap halte.

2. Untuk mendapatkan gambaran karakteristik pelayanan meliputi waktu antar pertibaan bus dan waktu tempuh bus Lintas USU.

1.5Kontribusi Penelitian

Kontribusi penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi pihak pengelola bus lintas USU diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk menetapkan jadwal keberangkatan atau jadwal pertibaan bus di setiap halte untuk meminimalisir mahasiswa yang mengantri pada setiap halte.

2. Bagi mahasiswa kiranya penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam

(58)

KAJIAN SISTEM PELAYANAN BUS LINTAS USU

ABSTRAK

Pelayanan merupakan suatu bentuk sistem, prosedur atau metode tertentu yang diberikan kepada orang lain dalam hal ini kebutuhan pelanggan tersebut dapat terpenuhi sesuai dengan harapan atau keinginan pelanggan dengan tingkat persepsi mereka. Tujuan utama kajian sistem pelayanan adalah menelaah atau menyelidiki sistem kedatangan dan sistem pelayanan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pola penumpang pada setiap halte dan bagaimana pola kedatangan setiap armada bus serta bagaimana sistem antrian pada setiap halte. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuai apakah sistem pelayanan sudah efisien dan apakah armada bus yang disediakan sudah memenuhi pada pelayanan bus lintas USU yang berada pada lingkungan kampus USU.

(59)

INVESTIGATION SERVICE SYSTEM OF BUS LINTAS USU

ABSTRACT

Service is a kind of system, procedure or certain method which gives to other people in this case the needs of customer can be fulfilled based on the expectation or customer’s desire with their perception. The main purpose of investigation service system is to examine or investigate coming system and service system. The problem of this study are how the customer system at stopping place and how the coming system of the bus fleet and how queuing system at stopping place. The purpose of the study was to detect is the service system already efficient and is the available bus fleet already enough at the service of bus Lintas USU around the university.

(60)

KAJIAN SISTEM PELAYANAN BUS LINTAS USU

SKRIPSI

YOSEPHIN ELISABETH PANGGABEAN

120803032

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(61)

KAJIAN SISTEM PELAYANAN BUS LINTAS USU

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar

Sarjana Sains

YOSEPHIN ELISABETH PANGGABEAN

120803032

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(62)

PERSETUJUAN

Judul : Kajian Sistem Pelayanan Bus Lintas USU

Kategori : Skripsi

Nama : Yosephin Elisabeth Panggabean

Nomor Induk Mahasiswa : 120803032

Program Studi : Sarjana (S1) Matematika

Departemen : Matematika

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

(FMIPA) Universitas Sumatera Utara

Diluluskan di

Medan, Agustus 2016

Komisi Pembimbing:

Pembimbing 2, Pembimbing 1,

Drs. Pengarapen Bangun, M.Si Drs. Parapat Gultom, MSIE NIP. 19560815 198503 1 005 NIP. 19610130 198503 1 002

Disetujui oleh:

Departemen Matematika FMIPA USU Ketua,

(63)

PERNYATAAN

KAJIAN SISTEM ANTRIAN PELAYANAN BUS LINTAS USU

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Agustus 2016

(64)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dengan kasih dan berkatNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul Kajian Sistem Pelayanan Bus Lintas USU.

Terima kasih juga penulisa sampaikan kepada :

1. Bapak Dr. Parapat Gultom, M.SIE selaku pembimbing 1 dan Bapak Drs. Pengarapen Bangun, M.Si selaku pembimbing 2 yang telah membimbing penulis selama penulisan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Marihat Situmorang, M.Kom dan Bapak Dr. Pasukat Sembiring, M. Si selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang saudara penulis Rogers Panggabean beserta saudari penulis Friska Panggabean, Previanita Panggabean dan yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis.

6. Teman-teman grup “Sama Wisuda” yaitu Sahata, Agustina, Goklim, Oka, Willy, Purnomo, Artha, Ayen, Fransiskus, Desi, dan Mega atas motivasi, nasihat, semangat dan bantuannya kepada penulis.

(65)

KAJIAN SISTEM PELAYANAN BUS LINTAS USU

ABSTRAK

Pelayanan merupakan suatu bentuk sistem, prosedur atau metode tertentu yang diberikan kepada orang lain dalam hal ini kebutuhan pelanggan tersebut dapat terpenuhi sesuai dengan harapan atau keinginan pelanggan dengan tingkat persepsi mereka. Tujuan utama kajian sistem pelayanan adalah menelaah atau menyelidiki sistem kedatangan dan sistem pelayanan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pola penumpang pada setiap halte dan bagaimana pola kedatangan setiap armada bus serta bagaimana sistem antrian pada setiap halte. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuai apakah sistem pelayanan sudah efisien dan apakah armada bus yang disediakan sudah memenuhi pada pelayanan bus lintas USU yang berada pada lingkungan kampus USU.

(66)

INVESTIGATION SERVICE SYSTEM OF BUS LINTAS USU

ABSTRACT

Service is a kind of system, procedure or certain method which gives to other people in this case the needs of customer can be fulfilled based on the expectation or customer’s desire with their perception. The main purpose of investigation service system is to examine or investigate coming system and service system. The problem of this study are how the customer system at stopping place and how the coming system of the bus fleet and how queuing system at stopping place. The purpose of the study was to detect is the service system already efficient and is the available bus fleet already enough at the service of bus Lintas USU around the university.

(67)
(68)

4.1.1 Data Observasi Dengan 3 Bus yang Beroperasi 18 4.1.2 Data Observasi Dengan 2 Bus yang Beroperasi 18

4.2 Pengolahan Data 19

4.2.1 Waktu Antar Pertibaan dengan 3 Bus yang Beroperasi

(Pada Halte 2: Pintu 1 atau di Depan Bank BTN) 19 4.2.2 Jumlah Mahasiswa yang Menunggu (Q), Naik (N)

dan Turun (T) dengan 3 Bus yang Beroperasi

(Pada Halte 2: Pintu 1 atau di Depan Bank BTN ) 20 4.2.3 Waktu Tempuh Bus dengan 3 Bus yang Beroperasi

(Pada Halte 2: Pintu 1 atau di Depan Bank BTN) 26 4.2.4 Waktu Antar Pertibaan Bus di Setiap Halte dengan

2 Bus yang Beroperasi (Pada Halte 4: Sumber) 28 4.2.5 Jumlah Mahasiswa yang Menunggu (Q), Naik (N) dan

Turun (T) Pada Hari Rabu (Pada Halte 4: Sumber) 30 4.2.6 Waktu Tempuh Bus A dan Bus B antar Halte dengan

2 Bus yang Beroperasi (Pada Halte 4: Sumber) 35

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 38

5.1 Kesimpulan 38

5.2 Saran 39

DAFTAR PUSTAKA 40

(69)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Halaman Tabel

4.1 Interval Waktu Antar Pertibaan Bus pada Halte Pintu 1 19 4.2 Uji Nornalitas Waktu antar Pertibaan Bus pada Halte Pintu 1 20 4.3 Data Mahasiswa yang Menunggu pada Halte Pintu 1 21 4.4 Uji Nornalitas Mahasiswa yang Menunggu pada Halte Pintu 1 21 4.5 Data Mahasiswa yang Naik pada Halte Pintu 1 22 4.12 Interval Waktu Antar Pertibaan Bus pada Halte Sumber 28 4.13 Uji Nornalitas Waktu antar Pertibaan Bus pada Halte Sumber 29 4.14 Data Mahasiswa yang Menunggu pada Halte Sumber 30 4.15 Uji Nornalitas Mahasiswa yang Menunggu pada Halte Sumber 31 4.16 Data Mahasiswa yang Naik pada Halte Sumber 32 4.17 Uji Nornalitas Mahasiswa yang Naik pada Halte Sumber 33 4.18 Data Mahasiswa yang Turun pada Halte Sumber 34 4.19 Uji Nornalitas Mahasiswa yang Turun pada Halte Sumber 34 4.20 Data Waktu Tiba dan Waktu Tempuh Bus pada Halte Sumber 35

4.21 Waktu Tempuh Bus Lintas USU 36

(70)

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Gambar Judul Halaman

4.1 Grafik Waktu Antar Pertibaan Bus di Halte Pintu 1 19 4.2 Grafik Jumlah Mahasiswa yang Menungu pada Halte Pintu 1 21 4.3 Grafik Jumlah Mahasiswa yang Naik pada Halte Pintu 1 23 4.4 Grafik Jumlah Mahasiswa yang Turun di Halte 2 (Pintu 1) 24

4.5 Grafik Waktu Tempuh Bus Lintas USU 27

4.6 Grafik Waktu Antar Pertibaan dengan 2 Bus yang

Beroperasi pada Halte Sumber 29

4.7 Grafik Jumlah Mahasiswa yang Menungu pada Halte Sumber 31 4.8 Grafik Jumlah Mahasiswa yang Naik pada Halte Sumber 32 4.9 Grafik Jumlah Mahasiswa yang Turun pada Halte Sumber 34

Gambar

Tabel 4.1 Interval Waktu Antar Pertibaan Bus pada Halte Pintu 1
Tabel 4.4 Uji Nornalitas Mahasiswa yang Menunggu pada Halte Pintu 1
Tabel 4.5 Data Mahasiswa yang Naik pada Halte Pintu 1
Tabel 4.6 Uji Nornalitas Mahasiswa yang Naik pada Halte Pintu 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari pencatatan jumlah penumpang yang naik dan yang turun di setiap halte pada saat pengamatan dapat diketahui berapa load factor dari trayek bus Trans Jogja trayek 1A

Oleh karena nilai sig = 0,00 &lt; α = 0 , 05 , maka Ho ditolak yang berarti bahwa data tidak mengikuti distribusi Poisson.. Oleh karena data tidak mengikuti distribusi

Angka signifikansi( Sig.) tersebut lebih besar dari nilai taraf signifikansi yang sebesar 0, 05. Dengan demikian dapat dipaparkan bahawa dalam uji normalitas kedua variabel

Masalah dalam pelayanan informasi lokasi gedung di Universitas Sumatera Utara adalah informasi yang diterima oleh masyarakat maupun mahasiswa baru sangat minim dalam menemukan

Tabel berikut adalah hasil perhitungan mengenai kombinasi jumlah dan pembandingnya (kombinasi 11 : 0) untuk menentukan kombinasi jumlah pintu yang paling ideal dan kontribusi

Selama ini yang menjadi keluhan beberapa masyarakat sekaligus menjadi penyebab kurangnya minat untuk menggunakan Trans Jogja adalah lokasi halte yang cukup jauh dari

Penginderaan jauh tidak pernah lepas dari Sistem Informasi Geografi (SIG). Data-data spasial hasil penginderaan jauh merupakan salah satu data dasar yang dipergunakan dalam