ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT LITERASI KEUANGAN SYARIAH PADA PELAKU UMKM DI DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Strata Satu
pada Prodi Muamalat Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh :
Juliana Rahmawati NPM: 20130730264
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI MUAMALAT
SKRIPSI
Oleh :
Juliana Rahmawati NPM: 20130730264
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI MUAMALAT
PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Juliana Rahmawati
NPM : 20130730264
Judul : ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
LITERASI KEUANGAN SYARIAH PADA PELAKU UMKM DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan disuatu perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 05 Desember 2016 Yang membuat pernyataan
“Sesungguhnya kamu tidak akan kembali menghadapa Allah dengan membawa sesuatu yang paling baik daripada sesuatu yang berasal dari Nya yaitu Al
Quran”
“Kita tahu apa yang akan terjadi pada orang yang berhenti di tengah jalan. Mereka akan tertabrak”
“Stop cursing darkness, let’s light more and more candles”
“Jika kamu memutuskan untuk menunggu maka jangan sampai salah tunggu.
Pastikan memang ia berhak ditunggu”
“Nothing is imposible as long as WE ARE DETERMINED to do it so”
“Sesungguhnya manusia terbaik yang Anda tunjuk untuk bekerja adalah orang yang kuat dan amanah”
“Cintai dan berikan yang terbaik yang bisa kamu lakukan”
“Bahwa dalam berjuang, kamu harus mengeluarkan energimu untuk mencapai
kesuksesan”
“Perubahan itu harus dijemput. Ia tidak bisa ditunggu”
“Dimana ada cinta, disitu ada kehidupan”
“Vision without action is only a dream, action without vision is only merely
passing out of time, but vision with action can definitely change the world”
“Ojo leren dadi wong apik”
PERSEMBAHAN
Bapak Sulikhan dan Ibu Retnowati yang selalu menyelipkan nama kami disetiap doa, yang selalu meniatkan diri berpeluh dan bekerja untuk kelancaran pendidikan
dan menafkahi kami.
Mbak Ikka Nur Wahyuny yang memberikan ide skripsi dan selalu memberikan nasehat, pengalaman dan keteladanan yang berarti bagi adikmu.
Karima Raffiani Sinna, adek kecil yang polos dan mengajarkan aku untuk selalu menjadi kakak yang baik.
Keluarga Besar Magelang dan Kudus yang selalu memberikan support untuk kesuksesan dalam menempuh pendidikan.
Kepada guru-guru yang telah mengajarkanku ilmu yang sangat berguna. Sehingga dapat mengetahui hal-hal baru.
memberikan rahmat, hidayah, dan nikmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT LITERASI KEUANGAN SYARIAH PADA PELAKU UMKM DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA yang disusun sebagai syarat akademis dalam menyelesaikan studi program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dukungan, do’a, serta saran dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis hendak menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Mahli Zainudin, M.Si. selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Bapak Syarif As’ad, S.E.I., M.Si. selaku Kepala Program Studi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
4. Ibu Amelia Pertiwi, S.E., ME. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan saran.
5. Seluruh Dosen Fakultas Agama Islam dan Asisten dosen yang sudah mentransformasi ilmu.
6. Kepada kedua orang tercinta Bapak Sulikhan dan Ibu Retnowati atas segala do’a dan dukungannya demi kelancaranku dalam menuntut ilmu.
8. Sahabat, teman-teman dan adek kelas yang sudah membantu dalam penyebaran kuisoner dan kelancaran skripsi saya.
9. Keluarga besar FIES, FoSSEI, Booknesia dan Dompet Dhuafa Volunteer, yang sudah menjadi tempat saya berproses menjadi lebih baik dan mengenal hal lain di luar bangku kuliah.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat peneliti harapkan guna perbaikan di masa yang akan datang dan peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamu‟alaikum. Wr. Wb.
Yogyakarta, 05 Desember 2016
Peneliti
NOTA DINAS ...Error! Bookmark not defined.
PENGESAHAN ...Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN ... 2
MOTTO ... 3
PERSEMBAHAN ... 4
KATA PENGANTAR ... 5
DAFTAR ISI ... 7
DAFTAR TABEL ... 10
DAFTAR GAMBAR ... 11
BAB I ...Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN ...Error! Bookmark not defined.
A. LATAR BELAKANG ...Error! Bookmark not defined.
B. RUMUSAN MASALAH ...Error! Bookmark not defined.
C. TUJUAN DAN KEGUNAAN ...Error! Bookmark not defined.
D. SISTEMATIKA PEMBAHASAN ...Error! Bookmark not defined.
BAB II ...Error! Bookmark not defined.
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI ...Error! Bookmark not defined.
A. TINJAUAN PUSTAKA ...Error! Bookmark not defined.
B. KERANGKA TEORI ...Error! Bookmark not defined.
1. Literasi Keuangan ...Error! Bookmark not defined.
2. Literasi Keuangan Syariah ...Error! Bookmark not defined.
3. Aspek-aspek Literasi Keuangan Syariah ...Error! Bookmark not defined.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Literasi Keuangan ... Error! Bookmark not defined.
5. Klasifikasi Literasi Keuangan ...Error! Bookmark not defined.
6. Pengertian UMKM ...Error! Bookmark not defined.
7. Kriteria dan Karakteristik UMKM ...Error! Bookmark not defined.
D. HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.
BAB III ...Error! Bookmark not defined.
METODE PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.
A. Jenis Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
B. Jenis dan Sumber Data ...Error! Bookmark not defined.
C. Populasi dan Sampel ...Error! Bookmark not defined.
1. Populasi Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
2. Sampel Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
D. Metode Pengumpulan Data ...Error! Bookmark not defined.
E. Definisi Operasional ...Error! Bookmark not defined.
1. Variabel Terikat (Dependent Variable) ...Error! Bookmark not defined.
2. Variabel Bebas (Independent Variable) ...Error! Bookmark not defined.
F. Uji Instrumen Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
1. Uji Validitas ...Error! Bookmark not defined.
2. Uji Reliabilitas ...Error! Bookmark not defined.
G. Teknik Analisis Data ...Error! Bookmark not defined.
1. Statistik Deskriptif ...Error! Bookmark not defined.
2. Analisis Ordinal Logistic Regression ...Error! Bookmark not defined.
BAB IV ...Error! Bookmark not defined.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...Error! Bookmark not defined.
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
1. Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....Error! Bookmark not defined.
2. Jumlah Responden Berdasarkan Usia ...Error! Bookmark not defined.
3. Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... Error! Bookmark not defined.
4. Lokasi Usaha ...Error! Bookmark not defined.
5. Total Asset ...Error! Bookmark not defined.
6. Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan ...Error! Bookmark not defined.
7. Jumlah Responden Berdasarkan Penyerapan Tenaga KerjaError! Bookmark not defined.
11. Jenis Usaha ...Error! Bookmark not defined.
B. Uji Instrumen dan Model Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
1. Uji Validitas ...Error! Bookmark not defined.
2. Uji Reliabilitas ...Error! Bookmark not defined.
3. Uji Ordinal Logistic Regression ...Error! Bookmark not defined.
C. Hasil dan Pembahasan ...Error! Bookmark not defined.
1. Tingkat Literasi Keuangan Syariah Pelaku UMKM di Daerah Istimewa
Yogyakarta ...Error! Bookmark not defined.
2. Pengaruh Gender terhadap Literasi Keuangan Syariah... Error! Bookmark not defined.
3. Pengaruh Latar Belakang Pendidikan terhadap Literasi Keuangan SyariahError! Bookmark not defined.
4. Pengaruh Jumlah Pendapatan terhadap Literasi Keuangan Syariah ... Error! Bookmark not defined.
5. Pengaruh Lokasi Usaha terhadap Literasi Keuangan Syariah ... Error! Bookmark not defined.
6. Pengaruh Keterkaitan Responden dengan Lembaga Keuangan Terhadap Literasi Keuangan Syariah ...Error! Bookmark not defined.
BAB V ...Error! Bookmark not defined.
PENUTUP ...Error! Bookmark not defined.
A. Kesimpulan ...Error! Bookmark not defined.
B. Saran ...Error! Bookmark not defined.
C. Keterbatasan Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ...Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 1. 2 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 1. 3 ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2. 1 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 2. 2 ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 1 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 2 ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 ... Error! Bookmark not defined.
xiv
gender, latar belakang pendidikan, jumlah pendapatan, lokasi usaha dan keterkaitan responden terhadap lembaga keuangan konvensional maupun syariah. Penelitian ini menggunakan kuisoner yang disebarkan sebanyak 100 kuisoner. Metode analisis data adalah statistic deskriptif kuantitatif dan uji regresi ordinal logistic
Hasil penelitian menunjukkan tingkat literasi keuangan syariah UMKM di DIY berada dalam kategori sedang dengan persentase sebesar 68 %. Jumlah pendapatan dan keterkaitan responden terhadap lembaga keuangan berpengaruh terhadap tingkat literasi keuangan syariah pelaku UMKM di DIY.
xv
ABSTRACT
The purpose of this research is to examine the level of syariah financial literacy of Small and Medium – Sized Enterprises (SMEs) in Yogyakarta and its influencing factors. The factors that will be tested in this study are gender, educational background, income, business location and respondent linkages to the financial institutions. This study is done by distributing 100 questionnaires. Data analysis methods used by this research is quantitative descriptive statistic and ordinal logistic regression.
The result shows that the level of syariah financial literacy of SMEs owners in Yogyakarta is identified as medium category level with 68% percentage rate. Both income and respondent linkages to the financial institutions affect the level of syariah financial literacy of SMEs in Yogyakarta.
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim di
dunia. Data Badan Pusat Statistik tahun 2015 mencatat sebanyak 207,2 juta
jiwa (87,18%) beragama Islam. Perkembangan sistem ekonomi syariah di
Indonesia dimulai dari lahirnya bank syariah pertama pada tahun 1991 yang
kemudian resmi beroperasi di tahun 1992. Perbankan syariah menjadi garda
terdepan dari sistem ekonomi syariah itu sendiri, dikarenakan 75% share
dari keuangan syariah adalah perbankan. Akan tetapi, pertumbuhan dari
perbankan syariah di Indonesia dalam dua dasawarsa terakhir menunjukan
data yang stagnan. Data Otoritas Jasa Keuangan per September 2015
menunjukan market share perbankan syariah yang hanya mencapai angka
5% dari seluruh aset perbankan. Serta Global Islamic Economic Index 2013
yang mengukur perkembangan perekonomian Islam di seluruh dunia
menempatkan Indonesia di peringkat 10, jauh dari Malaysia (Reuters dan
Standard, 2014: 23). Penyebab rendahnya peringkat Indonesia pada Global
Islamic Economic Index adalah rendahnya literasi keuangan syariah
2
Literasi keuangan adalah kemampuan seseorang dalam mengelola
keuangannya (Chen dan Volpe, 1998). Literasi keuangan merupakan
kesadaran dan pengetahuan tentang produk -produk keuangan, lembaga
keuangan, dan konsep mengenai keterampilan dalam mengelola keuangan
(Lisa XU dan Bilal Zia, 2012). Menurut Otoritas Jasa Keuangan dalam
Rancangan Peraturan OJK 2016 menyatakan bahwa literasi keuangan
adalah rangkaian proses atau aktivitas untuk meningkatkan pegetahuan,
keyakinan, dan keterampilan, yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan
dalam rangka mencapai kesejahteraan.
Masyarakat Indonesia memiliki tingkat literasi keuangan (melek
keuangan) yang rendah, sehingga pengetahuan pengelolaan keuangan dan
pengetahuan produk keuangan masih terbatas. Akibatnya, akses masyarakat
terhadap lembaga keuangan baik konvensional maupun syariah masih
rendah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan informasi mengenai
kondisi akses masyarakat Indonesia ke lembaga keuangan formal yang
rendah dibandingkan dengan negara-negara di Asia. Berdasarkan data yang
diteliti oleh Worldbank (2011), Indonesia menempati urutan terakhir
Tabel 1. 1
Tingkat Penggunaan Produk Keuangan
No Negara Tingkat penggunaan
produk keuangan
1. Singapura 98%
2. Thailand 73%
3. Malaysia 66%
4. India 35%
5. Philipina 27%
6. Indonesia 20%
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan 2013
Survei Nasional Literasi Keuangaan Indonesia tahun 2013
menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia untuk
perbankan sendiri yang tergolong well literate hanya sebesar 21,8%,
sufficient literate sebesar 75,44%, less literate sebesar 2,04% dan not
literate sebesar 0,73%, dengan tingkat penggunaan produk dan jasa
keuangan perbankan sebesar 57,28%. Angka tersebut menggambarkan
bahwa tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia masih rendah dan
banyak masyarakat Indonesia yang belum mengakses produk dan jasa
4
Tabel 1. 2
Indeks Literasi dan Indeks Utilitas Sektor Keuangan
Perbanka n
Asuransi Perusahaan Pembiayaan
Sumber: Survei Nasional Literasi Keuangan, EPK, 2013
Tingkat literasi keuangan di Indonesia dikategorikan ke dalam
tingkatan yang rendah dibandingkan dengan negara lain. Hal ini terungkap
dalam survei yang dilakukan oleh Visa (2012) mengenai Visa International
Financial Literacy Barometer yang dilakukan di 28 negara. Survei tersebut
memberikan informasi bahwa Indonesia berada pada posisi ke 27 dengan
skor 27,7 berada di bawah Negara Vietnam. Adapun di peringkat tiga teratas
dari survei tersebut adalah Brazil, Meksiko, dan Australia. Survei dilakukan
terhadap 25.500 partisipan di 28 negara sepanjang Februari–April 2012.
Kecerdasan finansial menjadi salah satu aspek penting dalam
kehidupan. Kecerdasan finansial adalah kecerdasan dalam mengelola asset
pribadi (Widayati, 2012). Nidar dan Bestari (2012) menjelaskan bahwa
perekonomian nasional tidak akan berpengaruh pada krisis keuangan global
jika masyarakat memahami sistem keuangan. Rendahnya tingkat literasi
keuangan masyarakat merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
pemahaman literasi keuangan terutama literasi keuangan syariah diperlukan
bagi setiap individu.
Literasi keuangan syariah menjadi hal yang sangat penting bagi
seorang individu, menurut Mahadzhir Ahmad (2010) menyebutkan
beberapa alasan pentingnya literasi keuangan syariah. Pertama, setiap
individu harus menjaga uang yang sudah mereka cari, jangan sampai uang
yang sudah dicari dengan susah payah dihabiskan untuk hal-hal yang tidak
penting ataupun menjadi sasaran penipuan orang-orang jahat yang hendak
membohongi individu untuk melakukan investasi abal-abal. Karena
terdapat banyak penyedia jasa keuangan yang mengambil keuntungan dari
client yang tidak memiliki literasi keuangan syariah yang memadai. Orang
yang mempunyai tingkat literasi keuangan yang rendah akan mudah
dibohongi dalam menggunakan uangnya. Kedua, semakin banyaknya jenis
produk keuangan syariah yang ada sehingga, individu dituntut untuk
mengetahui jenis produk yang sesuai dan bermanfaat bagi individu. Ketiga,
setiap individu lebih mengetahui kebiasaan dan emosionalnya dalam
menghabiskan uang sehingga, yang bisa mengontrol keuangan dan
memanajemen keuangan kembali lagi ke individu yang bersangkutan.
Keempat, Muslim harus peduli terhadap larangan riba, maysir, gharar dan
hal-hal lain yang sudah diharamkan oleh Islam. Karena menaati larangan
yang sudah ditentukan oleh Allah hukumnya wajib bagi seorang muslim.
Literasi keuangan syariah menjadi modal untuk membangun sistem
6
Indonesia dengan tingkat literasi keuangan yang rendah terus
berupaya untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya literasi
keuangan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprioritaskan peningkatan
literasi keuangan untuk ibu rumah tangga dan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM). Peningkatan didasarkan pada hasil survei OJK tahun
2013 yang menunjukan rendahnya literasi dan utilitas di sektor keuangan
(Republika, 2016). Edukasi literasi keuangan bagi UMKM menjadi suatu
program strategis OJK dalam meningkatkan penggunaan produk lembaga
keuangan dan UMKM sebagai prioritas sasaran edukasi literasi keuangan.
Pentingnya peranan sektor UMKM dalam mendukung pertumbuhan
perekonomian tersebut mengharuskan dilakukannya penguatan kapasitas
UMKM. Salah satu bentuk penguatan tersebut adalah dengan
meningkatkan kemampuan UMKM dalam mengelola keuangan dan
usahanya serta memperluas akses keuangan bagi usaha kecil tersebut. Akses
terhadap layanan jasa keuangan seperti tabungan, kredit, asuransi, fasilitas
pembiayaan dan transkasi keuangan lainnya akan sangat membantu
kelompok marjinal dan berpendapatan rendah untuk meningkatkan
pendapatannya, mengakumulasi kekayaan, mengelola risiko, serta
melakukan upaya untuk keluar dari kemiskinan. Dengan lebih terbukanya
akses keuangan bagi masyarakat di suatu daerah maka diharapkan dapat
lebih mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih merata,
Menurut Dani Surya Sinaga ketika masih menjabat sebagai Kepala
Kantor Otoritas Jasa Keuangan Daerah Istimewa Yogyakarta, literasi
keuangan disektor UMKM, penting dilakukan dengan harapan mampu
meningkatkan pembiayaan produktif di daerah Yogyakarta. Hal itu juga
mengingat 90 persen roda perekonomian DIY digerakkan oleh sektor
UMKM (Jogja Antaranews, 2016). Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri
memiliki jumlah UMKM yang banyak dengan jenis usaha sektor yang
berbeda-beda. Dengan jumlah tersebut, diharapkan dapat menjadi penopang
ekonomi rakyat dan dapat dilihat pada tabel, dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan jumlah UMKM.
Tabel 1. 3
Jumlah Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2009-2013
No Jenis Usaha Menurut Sektor
Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
1 Aneka Usaha 34.009 39.036 43.471 43.976 44.452
2 Perdagangan 48.292 52.420 57.858 58.363 58.601
3 Industri Pertanian 46.017 49.554 54.991 55.496 55.767
4 Industri Non Pertanian
36.529 41.222 45.655 46.160 46.390
Jumlah 164.847 182.232 201.975 203.995 205.210
Sumber: Disperindagkop dan UMKM DIY, 2015
Para pelaku UMKM membutuhkan kecakapan tentang bagaimana
pengelolaan, perencanaan keuangan dan pengetahuan mengenai
8
usahanya dan tidak mudah tertipu oleh investasi abal-abal. Literasi
keuangan merupakan harga mati yang harus dipahami pelaku UMKM agar
pengambilan keputusan keuangan dilakukan secara bijaksana (Cahyono,
2012). Sehingga, UMKM yang ada di DIY dapat berkembang menjadi lebih
baik.
Berdasarkan latar belakang tersebut mengenai pentingnya literasi
keuangan syariah untuk setiap individu terutama pelaku UMKM yang
menjadi penopang ekonomi, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai tingkat literasi keuangan syariah para pelaku UMKM
yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan judul “ANALISIS
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT LITERASI
KEUANGAN SYARIAH PADA PELAKU UMKM DI DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA”.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang sudah dituliskan, beberapa rumusan
masalah mengenai tingkat literasi keuangan syariah pada pelaku UMKM di
Daerah Istimewa Yogyakarta:
1. Bagaimana tingkat literasi keuangan syariah pada pelaku UMKM di
Daerah Istimewa Yogyakarta?
2. Apakah gender mempengaruhi tingkat literasi keuangan syariah pada
3. Apakah latar belakang pendidikan mempengaruhi tingkat literasi
keuangan syariah pada pelaku UMKM di Daerah Istimewa
Yogyakarta?
4. Apakah jumlah pendapatan mempengaruhi tingkat literasi keuangan
syariah pada pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta?
5. Apakah lokasi usaha mempengaruhi tingkat literasi keuangan syariah
pada pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta?
6. Apakah keterkaitan responden terhadap lembaga keuangan
konvensional atau syariah mempengaruhi tingkat literasi keuangan
syariah pada pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta?
C. TUJUAN DAN KEGUNAAN
Tujuan penelitian kali ini, diantaranya:
1. Untuk mengetahui tingkat Literasi Keuangan syariah pada pelaku
Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui apakah gender mempengaruhi tingkat Literasi
Keuangan syariah pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Daerah
Istimewa Yogyakarta.
3. Untuk mengetahui apakah latar belakang pendidikan mempengaruhi
tingkat Literasi Keuangan syariah pelaku Usaha Mikro Kecil dan
Menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta.
4. Untuk mengetahui apakah jumlah pendapatan mempengaruhi tingkat
Literasi Keuangan syariah pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di
10
5. Untuk mengetahui apakah lokasi usaha mempengaruhi tingkat Literasi
Keuangan syariah pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Daerah
Istimewa Yogyakarta.
6. Untuk mengetahui apakah keterkaitan responden terhadap lembaga
keuangan konvensional atau syariah mempengaruhi tingkat Literasi
Keuangan syariah pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Pelaku UMKM, sebagai evaluasi dan solusi untuk meningkatkan
pemahaman akan keuangan syariah dan penggunaan produk-produk
perbankan syariah.
2. Pemerintah dan perbankan, sebagai bahan referensi untuk merumuskan
strategi dalam meningkatkan pemahaman literasi keuangan syariah dan
penggunaan produk-produk perbankan syariah pelaku UMKM.
D. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
1. BAB I: Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah mengenai pentingnya literasi
keuangan syariah untuk pelaku UMKM di Daerah Istimewa
Yogyakarta, rumusan masalah dan tujuan penelitian.
2. BAB II: Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
Bab ini berisi mengenai penelitian terdahulu yang terkait dengan
penelitian yang mengukur dan menganalisis faktor yang mempengaruhi
Istimewa Yogyakarta, dan kerangka teori yang mendukung penelitian
tersebut.
3. BAB III: Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
dengan pendekatan deskriptif dan ordinal logistic regression , lokasi
penelitian di Daerah Istimewa Yogyakarta, populasi penelitian ini
adalah para pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta,
pengumpulan data melalui kuesioner.
4. BAB IV: Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi mengenai pembahasan dari hasil penelitian yang
menggunakan analisis deskriptif dan ordinal logistic regression, dari
hasil analisis tersebut dapat disimpulkan mengenai tingkat literasi
keuangan syariah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya tingkat
literasi keuangan syariah pelakuUMKM di Daerah Istimewa
Yogyakarta.
5. BAB V: Penutup
Bab ini berisikan kesimpulan, saran-saran dan rekomendasi untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian terdahulu ini dimaksudkan untuk menggali informasi
mengenai penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini dan
menggambarkan perbedaan dari penelitian terdahulu. Penelitian –
penelitian terdahulu yang berhasil dipilih dapat dilihat pada tabel dan
penjelasan di bawah ini:
Farah Margaretha dan Reza Arief Pambudhi (2015), mengadakan
penelitian mengenai literasi keuangan di kalangan mahasiswa dengan judul “Tingkat Literasi Keuangan Pada Mahasiswa S-1 Fakultas Ekonomi”.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana tingkat literasi keuangan
mahasiswa S1 dan faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini
menggunakan data primer yang diperoleh melalui kuisoner dengan metode
analisis berupa statistik deskriptif dan uji ANOVA. Hasil penelitian ini
menunjukkan tingkat literasi keuangan berada dalam kategori rendah
sebesar 48,91% dan terdapat pengaruh antara jenis kelamin, usia, IPK, serta
pendapatan orang tua.
Anastasia Sri Mendari & Suramaya Suci Kewal (2013),
mengadakan penelitian mengenai literasi keuangan di kalangan mahasiswa
literasi keuangan mahasiswa STIE MUSI. Aspek yang diteliti adalah:
pengetahuan tentang keuangan pribadi, simpan pinjam, asuransi, dan
investasi. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui
kuisoner dengan metode analisis berupa statistik deskriptif. Hasil penelitian
mengindikasikan bahwa untuk keputusan keuangan berdasarkan pendapat
pribadi, dalam beberapa hal mencerminkan kurangnya pengetahuan tentang
bentuk-bentuk investasi jangka panjang yang memberikan imbal hasil dan
risiko yang lebih tinggi dari deposito, serta keputusan untuk asuransi jiwa,
responden tidak mengerti asuransi jiwa.
Maria Rio Rita dan Benny Santoso (2015), mengadakan penelitian
mengenai literasi keuangan di kalangan ibu rumah tangga dengan judul “Literasi Keuangan dan Perencanaan Keuangan pada Dana Pendidikan
Anak”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis literasi keuangan dan
perencanaan keuangan pada dana pendidikan anak dikalangan ibu rumah
tangga. Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner dan wawancara
dengan metode analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan
tingkat literasi keuangan dan perencanaan keuangan pada perencanaan dana
pendidikan anak dikalangan ibu rumah tangga tergolong tinggi.
Ahmad Ma’ruf dan Tasya Desiyana (2015), mengadakan penelitian
mengenai literasi keuangan di kalangan pelaku usaha dengan judul “Literasi Keuangan Pelaku Ekonomi Rakyat”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat literasi keuangan pada pelaku ekonomi rakyat, yang
14
Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data primer yang
diperoleh melalui kuisoner dan tes dengan metode analisis berupa statistik
deskriptif dan analisa chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mayoritas pelaku UMKM memiliki tingkat pengetahuan terhadap literasi
keuangan kategori sedang dengan tingkat persentase sebesar 73,8%.
Sedangkan pada sisi kemampuan mayoritas pelaku UMKM juga memiliki
tingkat literasi keuangan kategori sedang dengan tingkat persentase sebesar
57,5%.
Irma Setyawati dan Sugeng Suroso (2016), mengadakan penelitian
mengenai literasi keuangan di kalangan dosen dengan judul “Sharia
Financial Literacy And Effect On Social Economic Factors (Survey On
Lecturer In Indonesia)”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi literasi keuangan syariah.
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui kuisoner
dengan metode analisis berupa statistik deskriptif. Populasi penelitian ini
adalah semua dosen yang berdomisi di Jawa. Hasil penelitian menunjukkan
bahwasannya faktor sosial ekonomi berpengaruh terhadap pengetahuan
keuangan dan sikap seseorang dalam melakukan kegiatan ekonomi.
Yulia Indrawati (2014), mengadakan penelitian mengenai literasi
keuangan di kalangan masyarakat perkotaan dengan judul “Determinan dan
Strategi Peningkatan Literasi Keuangan Masyarakat Perkotaan di
Kabupaten Jember”. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun baseline
perkotaan di Kabupaten Jember dan merumuskan strategi untuk
meningkatkan literasi keuangan masyarakat perkotaan di Kabupaten
Jember. Metode yang digunakan adalah kuantitatif berupa existing data dan
tabulasi data persepsi melalui wawancara mendalam. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara agregat tingkat literasi keuangan masyarakat
perkotaan di Kabupaten Jember rendah baik untuk klasifikasi basic
financial literacy dan advanced financial literacy. Secara agregat baik pada
tingkat basic financial literacy dan advanced financial literacy dipengaruhi
tingkat pendapatan, pendidikan, gender, kepemilikan terhadap produk
keuangan dan perilaku masyarakat terhadap jasa keuangan.
Riski Amaliyah dan Rini Setyo Witiastuti (2015), mengadakan
penelitian mengenai literasi keuangan di kalangan pelaku usaha dengan
judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Literasi Keuangan di Kalangan UMKM Kota Tegal”. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey
dan metode penelitian menggunakan analisis regresi logistic biner. Hasil
penelitian menunjukkan tingkat literasi pemilik UMKM di kota Tegal
berada dalam kategori tinggi dengan rata-rata 11,79. Gender dan tingkat
pendidikan berpengaruh terhadap tingkat literasi pemilik UMKM di kota
Tegal. Pemilik UMKM laki-laki dan tingkat pendidikan di atas wajib belajar
memiliki tingkat literasi yang lebih tinggi dibandingkan wanita dan tingkat
pendidikan di bawah wajib belajar. Tingkat pendapatan tidak berpengaruh
16
Sri Lestari (2015), mengadakan penelitian mengenai literasi
keuangan di kalangan mahasiswa dengan judul “Literasi Keuangan Serta Penggunaan Produk dan Jasa Lembaga Keuangan”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis indikator literasi keuangan,
penggunaan produk dan pelayanan keuangan pada mahasiswa di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UNSOED, serta mengetahui faktor-faktor rendahnya
literasi keuangan dan penggunaan produk keuangan. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dan menggunakan analisis deskriptif. Hasil
penelitian ini menunjukkan tingkat literasi keuangan mahasiswa FEB
UNSOED yang masih rendah dikarenakan yang termasuk well literate
hanya 4,76 % dan pengetahuan mengenai produk dan pelayanan produk
pebankan sebesar 95,24%. Penyebab rendahnya literasi keuangan karena
tidak mendapatkan pendidikan literasi keuangan sejak dini dari orangtua
maupun tidak mendapatkan pendidikan formal mengenai literasi keuangan.
Perbedaan dari penelitian - penelitian sebelumnya adalah penelitian
ini fokus pada literasi keuangan syariah dan menggunakan metode
penelitian ordinal logistic regression. Penelitian ini akan membahas
mengenai tingkat literasi keuangan syariah dan meneliti faktor apa saja yang
mempengaruhi tingkat literasi keuangan syariah pada pelaku UMKM di
Daerah Istimewa Yogyakarta. Berikut tabel penelitian terdahulu :
NO PENGARANG DAN JUDUL
METODE PENELITI
AN
HASIL PERBEDAAN
PENELITIAN
1. Farah Margaretha dan Reza Arief Pambudhi , Tingkat Literasi Keuangan
Menunjukkan tingkat literasi keuangan berada dalam kategori rendah sebesar 48,91% dan terdapat pengaruh antara jenis kelamin, usia, IPK, serta pendapatan orang tua.
Penelitian ini menggunakan metode ordinal logistic regression dan variabel independennya adalah jenis kelamin, pendidikan terakhir, jumlah pendapatan, lokasi usaha dan keterkaitan responden dengan lembaga keuangan konvensional atau syariah.
2. Anastasia Sri Mendari &
Mengindikasikan bahwa untuk keputusan keuangan
berdasarkan pendapat pribadi, dalam beberapa hal
mencerminkan kurangnya pengetahuan tentang bentuk-bentuk investasi jangka panjang yang memberikan imbal hasil dan risiko yang lebih tinggi dari deposito, serta keputusan untuk asuransi jiwa, responden tidak mengerti asuransi jiwa.
Penelitian ini menggunakan metode ordinal logistic regression dan variabel independennya adalah jenis kelamin, pendidikan terakhir, jumlah pendapatan, lokasi usaha dan keterkaitan responden dengan lembaga keuangan konvensional atau syariah.
Menunjukkan tingkat literasi keuangan dan perencanaan keuangan pada perencanaan dana pendidikan anak dikalangan ibu rumah tangga tergolong tinggi.
Penelitian ini menggunakan metode ordinal logistic regressiondan variabel independennya adalah jenis kelamin, pendidikan terakhir, jumlah pendapatan, lokasi usaha dan keterkaitan responden dengan lembaga keuangan konvensional atau syariah.
4. Ahmad Ma’ruf dan
Tasya Desiyana, Literasi Keuangan Pelaku Ekonomi Rakyat . Buletin Ekonomi Vo. 13,
Statistik deskriptif dan analisa
chi square.
Menunjukkan bahwa mayoritas pelaku UMKM memiliki tingkat pengetahuan terhadap literasi keuangan kategori sedang dengan tingkat persentase sebesar 73,8%. Sedangkan pada sisi kemampuan mayoritas pelaku UMKM juga memiliki
18
No.2 Desember 2015 hal 139-270
tingkat literasi keuangan kategori sedang dengan tingkat persentase sebesar 57,5%.
keuangan konvensional atau syariah. Penelitan ini berfokus pada literasi keuangan syariah
5. Irma Setyawati dan Sugeng Suroso, Sharia Financial Literacy And Effect On Social Economic Factors faktor sosial ekonomi berpengaruh terhadap pengetahuan keuangan dan sikap seseorang dalam melakukan kegiatan ekonomi.
Penelitian ini menggunakan metode ordinal logistic regressiondan variabel independennya adalah jenis kelamin, pendidikan terakhir, jumlah pendapatan, lokasi usaha dan keterkaitan responden dengan lembaga keuangan konvensional atau syariah.
6. Yulia Indrawati, Determinan dan
Menunjukkan bahwa secara agregat tingkat literasi keuangan masyarakat perkotaan di Kabupaten Jember rendah baik untuk klasifikasi basic financial literacy dan advanced financial literacy. Secara agregat baik pada tingkat basic financial literacy dan advanced financial literacy dipengaruhi tingkat pendapatan, pendidikan, gender, kepemilikan terhadap produk keuangan dan perilaku masyarakat terhadap jasa keuangan.
Penelitian ini menggunakan metode ordinal logistic regression dan variabel independennya adalah jenis kelamin, pendidikan terakhir, jumlah pendapatan, lokasi usaha dan keterkaitan responden dengan lembaga keuangan konvensional atau syariah.
7. Riski Amaliyah dan Rini Setyo Witiastuti, Analisis
Menunjukkan tingkat literasi pemilik UMKM di kota Tegal berada dalam kategori tinggi dengan rata-rata 11,79. Gender dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap tingkat literasi pemilik UMKM di kota Tegal. Pemilik UMKM laki-laki dan tingkat pendidikan di atas
Management Analysis Journal Volume 4, No 3, 2015
wajib belajar memiliki tingkat literasi yang lebih tinggi dibandingkan wanita dan tingkat pendidikan di bawah wajib belajar. Tingkat pendapatan tidak berpengaruh terhadap tingkat literasi keuangan pemilik UMKM kota Tegal.
keuangan konvensional atau syariah.
8. Sri Lestari, Literasi Keuangan Serta Penggunaan Produk Dan Jasa Lembaga Keuangan. Jurnal Fokus Bisnis, Volume 14, No 02, Desember 2015
Merupakan
Menunjukkan tingkat literasi keuangan mahasiswa feb unsoed yang masih rendah dikarenakan yang termasuk well literate
hanya 4,76 % dan pengetahuan mengenai produk dan pelayanan produk pebankan sebesar 95,24%. Penyebab rendahnya literasi keuangan karena tidak mendapatkan pendidikan literasi keuangan sejak dini dari orangtua maupun tidak
mendapatkan pendidikan formal mengenai literasi keuangan.
Penelitian ini menggunakan metode ordinal logistic regressiondan variabel independennya adalah jenis kelamin, pendidikan terakhir, jumlah pendapatan, lokasi usaha dan keterkaitan responden dengan lembaga keuangan konvensional atau syariah.
B. KERANGKA TEORI
1. Literasi Keuangan
Literasi keuangan menjadi hal yang penting dibahas untuk
terhindar dari krisis ekonomi di sebuah negara. Literasi keuangan
memiliki banyak definisi dari para ahli diantaranya adalah:
a. Menurut Lusardi dan Mitchell (2007) literasi keuangan merupakan
pengetahuan keuangan dan kemampuan untuk mengaplikasikannya
20
b. Menurut Krishna, dkk (2010) literasi keuangan terjadi manakala
seorang individu memiliki keahlian dan kemampuan yang membuat
orang tersebut mampu memanfaatkan sumber daya keuangan yang
ada untuk mencapai tujuan.
c. Menurut The social research centre (2011), literasi keuangan adalah
kemampuan untuk membuat pertimbangan yang benar untuk
mengambil keputusan yang efektif terkait dengan menajemen
penggunaan keuangan. Maka dari itu literasi keuangan adalah
kombinasi dari keahlian individu, pengetahuan dan sikap.
d. Menurut Otoritas Jasa Keuangan dalam Rancangan Peraturan OJK
2016 menyatakan bahwa literasi keuangan adalah rangkaian proses
atau aktivitas untuk meningkatkan pegetahuan, keyakinan, dan
keterampilan, yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan
keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan literasi keuangan adalah
melek finansial, sebuah keterampilan, kemampuan dan pemahaman
mengenai uang dan dapat mengelola keuangan individu agar mencapai
sebuah kesejahteraan dan menjadi individu yang mandiri secara
finansial. Literasi keuangan menjadi hal penting karena akan
mempengaruhi keputusan dalam bertindak di bidang ekonomi. Dan
menurut Greenspan (2002) literasi keuangan akan membantu bagi
perencanaan simpan dana usaha, serta pengetahuan dasar atas keuangan
untuk mencapai tujuan keuangan usaha.
2. Literasi Keuangan Syariah
Literasi keuangan syariah dapat diartikan sebagai melek
keuangan syariah, mengetahui produk dan jasa keuangan syariah, dapat
membedakan antara bank konvensional dan bank syariah serta dapat
mempengaruhi sikap seseorang dalam mengambil sebuah keputusan
ekonomi sesuai dengan syariah. Keuangan syariah adalah bentuk
keuangan yang didasarkan pada syariah atau bangunan hukum Islam.
Syariah, yang berarti “jalan menuju sumber air”, dipenuhi dengan
tujuan moral dan pelajaran tentang kebenaran. Karena itu, syariah lebih
dari sekedar seperangkat aturan hukum. Sejatinya, syariah mewakili
gagasan bahwa semua manusia dan pemerintah tunduk pada keadilan
di bawah hukum.
Prinsip-prinsip kunci keuangan syariah adalah keyakinan pada
tuntutan Ilahi, tidak ada riba, tidak investasi haram, tidak adanya
gharar (ketidakpastian), tidak ada maysir (judi/ spekulasi), berbagi
risiko dan pembiayaan didasarkan pada asset rill (Abdullah, 2012).
3. Aspek-aspek Literasi Keuangan Syariah
Literasi keuangan mencakup banyak aspek yang perlu diukur.
Chen dan Volpe (1998) membagi literasi keuangan menjadi empat
aspek. Pertama adalah pengetahuan tentang keuangan pribadi secara
22
beberapa hal yang berkaitan dengan pengetahuan dasar tentang
keuangan pribadi. Kedua, tabungan dan pinjaman (savings and
borrowings) pada bagian ini meliputi pengetahuan yang berkaitan
dengan tabungan dan pinjaman seperti penggunaan kartu kredit. Ketiga,
asuransi (insurance) yang meliputi pengetahuan dasar asuransi dan
produk-produk asuransi seperti asuransi jiwa, asuransi kendaraan
bermotor. Keempat, investasi (investment) meliputi pengetahuan
tentang suku bunga pasar, reksadana dan resiko investasi.
Sedangkan, untuk literasi keuangan syariah ditambahkan aspek
mengenai pengetahuan mengenai keuangan syariah, prinsip keuangan
syariah dan produk syariah. Pemahaman dan kebiasaan mengenai
dasar-dasar Islamic financial literacy juga mempengaruhi perilaku para
pemilik usaha dalam menjalankan usaha sesuai dengan kaidah dan etika
ekonomi Islam (Antara, Musa, dan Hasan, 2015).
Menurut Rifai (2010) dasar-dasar Islamic financial, antara lain:
Riba
Halal – Haram
Zakat
Maysir – Gharar
Transaksi yang Bathil
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Literasi Keuangan
The Social Research Centre (2011) menjelaskan faktor-faktor
(1) Umur, terdapat pengaruh yang positif antara umur dengan perilaku
yang menjadi indikator literasi keuangan pada group umur 25-34
sedangkan pada kelompok usia 18-24 tidak terdapat pengaruh. Hal ini
sesuai dengan semakin banyak pengetahuan mengenai produk keuangan
dan juga transaksi keuangan yang digunakan untuk kebutuhan dalam
hidup mereka; (2) Pengetahuan keuangan dan kemampuan dalam
matematika, terdapat pengaruh yang positif perilaku yang memiliki
literasi keuangan dapat mengontrol keuangannya. Hal ini menunjukkan
bahwa dengan mempunyai pengetahuan yang baik tentang masalah
keuangan yang umum dan juga pengetahuan matematika sangat penting,
hal ini dapat digunakan untuk memilih produk keuangan, memantau
keuangan (pengeluaran dan pemasukan), dan selalu mempunyai
informasi terkini tentang perkembangan keuangan; (3) Financial Attitude
(perilaku keuangan), Perilaku keuangan memiliki hubungan (positif
maupun negatif) dengan indikator perilaku keuangan; (4) Household
income (pendapatan keluarga), Pendapatan keluarga mempunyai
hubungan yang relatif kuat dan positif terhadap pengendalian keuangan,
hal ini berarti semakin tinggi pendapatan keluarga maka semakin baik
pengendalian keuangan; (5) Pendidikan dan pekerjaan, Pendidikan dan
pekerjaan mempunyai hubungan dengan beberapa perilaku yang terkait
dengan indikator literasi keuangan, karena hal ini menyarankan pada
hal-hal penting dibeberapa bagian tapi tidak yang lainnya. Dengan
24
hubungan yang sangat kuat dengan memilih produk keuangan dan tetap
bisa terinformasi tetapi tidak akan muncul kepentingan untuk mencatat
semua transaksi keuangan, perencanaan ke depan dan juga pengawasan
keuangan.
Literasi keuangan juga dipengaruhi oleh faktor demografi.
Demografi merupakan gambaran mengenai latar belakang seseorang
sehingga dapat mempengaruhi literasi keuangan mereka (Mandell,
2008). Faktor demografi menurut Keown (2011) meliputi usia, jenis
kelamin, status keluarga, status migrasi, tingkat pendidikan, jenis
pekerjaan, tempat tinggal dan regional.
5. Klasifikasi Literasi Keuangan
Berdasarkan Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia,
literasi keuangan masyarakat diklasifikasi dalam 4 tingkatan, yaitu:
a. Well Literate
Memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa
keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat
dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan,
serta memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa
keuangan.
b. Sufficient Literate
Memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa
keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat
c. Less Literate
Hanya memiliki pengetahuan tentang lembaga jasa keuangan,
produk dan jasa keuangan.
d. Not Literate
Tidak memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa
keuangan serta produk dan jasa keuangan, serta tidak memliki
keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.
Sedangkan menurut Chen and Volpe (1998) mengkategorikan
literasi keuangan menjadi tiga kelompok, yaitu
a. < 60% yang berarti individu memiliki pengetahuan tentang
keuangan yang rendah.
b. 60%–79%, yang berarti individu memiliki pengetahuan tentang
keuangan yang sedang.
c. > 80% yang menunjukkan bahwa individu memiliki pengetahuan
keuangan yang tinggi.
Pengkategorian ini didasarkan pada persentase jawaban
responden yang benar dari sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk
mengukur literasi keuangan.
6. Pengertian UMKM
Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia memiliki andil
cukup besar dalam mengatasi permasalahan ekonomi seperti kemiskinan,
26
beberapa definisi yang menjelaskan mengenai Usaha Mikro Kecil dan
Menengah antara lain:
a. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008, UMKM adalah:
1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha
Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang ini
3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini.
b. Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UMKM
berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha mikro memiliki tenaga
memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan usaha
menengah merupakan entitas usaha yang memiliki tenaga kerja 20
s.d 99 orang.
7. Kriteria dan Karakteristik UMKM
Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro Kecil
dan Menengah menjelaskan kriteria UMKM yang digolongkan
berdasarkan asset dan omzet yang dimiliki oleh sebuah usaha, yaitu:
a. Kritieria Usaha Mikro adalah :
1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
b. Kritieria Usaha Kecil adalah :
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha; atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
28
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000,00
(sepuluh milyar rupih) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000
(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000 (lima puluh milyar rupiah).
Selain itu, UMKM juga memiliki karakteristik. Karakteristik
UMKM merupakan sifat atau kondisi faktual yang melekat pada
aktivitas usaha maupun perilaku pengusaha yang bersangkutan
dalam menjalankan bisnisnya. Berikut karakteristik yang menjadi
Tabel 2. 2 Karakteristik UMKM
Ukuran Usaha
Karakteristik
Usaha Mikro a) Jenis barang/komoditi tidak selalu tetap; sewaktu-waktu dapat berganti.
b) Lokasi/tempat usaha tidak selalu menetap/ berpindah-pindah. c) Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun. d) Tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha. e) Sumber daya manusia (pengusaha) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai.
f) Tingkat pendidikan rata-rata relative rendah
g) Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian sudah akses ke lembaga keuangan non bank.
h) Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.
Contoh: Usaha perdagangan seperti kaki lima serta perdagangan di pasar.
Usaha Kecil a) Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tidak gampang berubah.
b) Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah.
c) Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana.
d) Keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga.
e) Sudah membuat nneraca usaha.
f) Sudah memiliki izin usaha dan pesyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.
g) Sumbersaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwirausaha.
h) Sebagian sudah akses ke perbankan dalam keperluan modal.
i) Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning.
Contoh: Pedagang di pasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya.
Usaha Menengah
a) Memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, begian pemasaran dan bagian produksi.
b) Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan system akuntansi dengan teratur sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan.
c) Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan. d) Sudah memiliki persyaratan legalitas antara lain izin tetangga. e) Sudah memiliki akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan. f) Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.
30
C. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat Literasi
Keuangan Syariah pada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah, untuk
studi kasus penelitian ini dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berikut
ini adalah gambar dari kerangka pemikiran dalam penelitian ini:
Gambar 2. 1
Kerangka Pemikiran Teoritis • Gender
• Latar Belakang Pendidikan • Jumlah Pendapatan
• Lokasi Usaha • Status Nasabah
Variabel
Independen
• Literasi keuangan syariah kategori rendah • Literasi keuangan syariah kategori
sedang
• Literasi keuangan syariah kategori tinggi
D. HIPOTESIS
Berdasarkan tinjauan dan kajian terhadap penelitian dahulu yang
relevan, maka hipotesis yang akan diujikan kebenarannya secara empiris
adalah :
H1 : Diduga gender memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
literasi keuangan syariah pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta.
H2 : Diduga latar belakang pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat literasi keuangan syariah pelaku UMKM di Daerah
Istimewa Yogyakarta.
H3 : Diduga jumlah pendapatan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat literasi keuangan syariah pelaku UMKM di Daerah
Istimewa Yogyakarta.
H4 : Diduga lokasi usaha memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
tingkat literasi keuangan syariah pelaku UMKM di Daerah Istimewa
Yogyakarta.
H5 : Diduga keterkaitan responden dengan lembaga keuangan konvensional
atau syariah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat literasi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dengan menggunakan
metode kuantitatif deskriptif, karena data diperoleh dari hasil pengamatan
langsung yang kemudian dideskripsikan secara sitematis dan faktual. Objek
penelitian ini adalah pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta yang
tersebar di lima kabupaten.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung melalui
subjek penelitian. Data ini berupa informasi yang diperoleh dari keterangan
konsumen berupa jawaban atas pertanyaan dalam kuesioner, wawancara
langsung maupun pengamatan peneliti. Sedangkan data sekunder merupakan
data yang diperoleh dari jurnal, artikel, internet yang dipilih sesuai dengan
variabel yang diteliti serta dari instansi terkait dalam hal ini adalah literasi
keuangan syariah pelaku UMKM.
C.
Populasi dan Sampel1. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2014) populasi adalah wilayah generalisasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi penelitian kali ini adalah pelaku UMKM di
Daerah Istimewa Yogyakarta dengan jumlah 205.210 dengan jenis usaha
yang berbeda-beda (Disperindagkop dan UMKM DIY, 2015).
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representatif (Sugiyono, 2014). Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian adalah teknik simple random sampling. Teknik
simple random sampling adalah teknik yang sederhana karena pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi. Cara ini digunakan apabila anggota populasi
dianggap homogen (Sugiyono, 2014). Penentuan jumlah sampel penelitian
kali ini sebesar 100 pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta yang
tersebar di lima kabupaten yaitu Bantul, Sleman, Kulonprogo, Gunungkidul
dan Kota Yogyakarta. Penentuan jumlah sampel 100 responden mengikuti
pendapat dari Long yang menyatakan minimum responden sebesar 100
(Gudono, 2014).
D. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuisoner.
Kuisoner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
34
untuk dijawab (Sugiyono, 2014). Kuisoner pada penelitian ini menggunakan
skala likert. Skala likert merupakan skala pengukuran ordinal yang digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena
sosial. Rentang nilai yang diberikan adalah 1- 4. Penggunaan rentang nilai ini
digunakan untuk menyamakan standar penilaian responden. Pengisian kuisoner
langsung diisi oleh pelaku UMKM yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tabel 3. 1 Skala Likert
Pertanyaan Positif (+) Pertanyaan Negatif (-)
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Skor
Sangat Setuju 4 Sangat Setuju 1
Setuju 3 Setuju 2
Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3
Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 4
Sumber: Nur Rohmah, 2014
Untuk mengintepretasikan hasil penelitian maka data skor yang
diperoleh dikonversikan ke dalam kategori skala likert dengan
Tabel 3. 2
Pedoman Konversi Skor ke dalam Tiga Kategori
Skor Rumus Konversi Kategori
1 X>Mi+1 (SDi) Tinggi
2 Mi-1 SDi ≤X≤Mi + 1 (SDi) Sedang
3 X<Mi-1 (SDi) Rendah
Sumber : Saifuddin Azwar (2012)
Keterangan:
X = Jumlah Skor
SDi = Standar Deviasi Ideal
= 1/6 (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)
Mi = Mean Ideal
= ½ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
E. Definisi Operasional
1. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah literasi keuangan
syariah, yakni kemampuan seseorang untuk mengelola keuangan sesuai
dengan syariah. Untuk mengukur variabel literasi keuangan syariah maka
akan disebarkan kuisoner yang berisi pertanyaan yang terkait dengan literasi
36
2. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1) Jenis
kelamin yang mana variabel ini menjelaskan gender responden yaitu
laiki-laki dan perempuan; (2) Tingkat pendidikan, variabel ini menjelaskan
tingkat pendidikan terakhir para responden, yang kemudian diklasifikasikan
dalam: SD, SMP, SMA, Diploma, S1, S2; (3) Jumlah pendapatan, variabel
tingkat pendapatan menjelaskan rata-rata besarnya pendapatan bulanan para
responden, yang kemudian diklasifikasikan dalam 3 kelompok yaitu: < 10
juta, 10 juta-30 juta, > 30 juta; (4) Lokasi usaha, variabel lokasi usaha
menjelaskan lokasi tempat usaha, yang kemudian diklasifikasikan per
kabupaten yaitu: kota Yogyakarta, Bantul, Sleman, Gunung Kidul dan
Kulonprogo; dan (5) Keterkaitan responden dengan lembaga keuangan,
variabel ini menjelaskan keterkaitan responden dengan lembaga keuangan
konvensional atau lembaga keuangan syariah.
F. Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Uji Validitas adalah untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuisioner. Dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuisioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut.
Pengukuran validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
validitas konstruk dengan bantuan program SPSS versi 15.0. Validitas
pertanyaan dalam instrument itu telah sesuai dengan konsep keilmuan yang
bersangkutan (Nurgiyantoro, 2009). Menentukan valid tidaknya butir soal
pertanyaan adalah dengan melihat pada kolom corrected item correlation,
pengujian signifikan menggunakan r tabel pada tingkat signifikan 0.05. Jika nilai r hitung ≥ r tabel maka item dapat dinyatakan valid, jika r hitung < r
tabel maka item dinyatakan tidak valid. Maka pada penelitian kali ini, yang
dikatakan valid apabila koefisien melebihi atau sama dengan angka 0,1654
yang disesuaikan dengan jumlah responden.
2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah pengujian untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas
dalam pennelitian ini dilakukan dengan nilai Cronbach Alpha > 0.70 yang
sudah dikategorikan memiliki tingkat reliabilitas yang mencukupi.
(Nunnally, 1994 dalam Ghozali, 2011).
G. Teknik Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
38
kesimpulan yang telah terkumpul yang berlaku untuk umum atau
generalisasi (Sugiyono, 2014: 147).
2. Analisis Ordinal Logistic Regression
Regresi logistik adalah sebuah metode analisis statistik yang
digunakan untuk menggambarkan hubungan antara variabel independen
dan variabel dependen yang mempunyai dua atau lebih kategori, dengan
variabel independen yang berskala kategorik maupun interval (Hosmer dan
Lemeshow: 1989 dalam Nawangsih: 2013). Regresi logistik adalah sebuah
analisis multivariate yang digunakan untuk memprediksi variabel
independen. Pendekatan regresi logistik digunakan karena metode analisis
tersebut dapat menjelaskan hubungan antara variabel dependen dan
independen yang tidak dapat dijelaskan dengan regresi biasa (Vasisht:2000
dalam Nawangsih: 2013). Regresi logistik terdiri dari tiga jenis, yaitu
regresi logistik biner, regresi logistik multinominal dan regresi logistik
ordinal.
Penelitian kali ini menggunakan analisis regresi logistik ordinal
untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat literasi keuangan syariah, dan ditetapkan α= 0,5 untuk toleransi kesalahan.
Ordinal logistic regression merupakan perluasan dari binary (dua
kategori) dan multinominal. Kategori variabel dependen berupa ordinal
(peringkat). Pada penelitian kali ini variabel dependen adalah literasi
literasi keuangan syariah rendah, sedang dan tinggi. Secara persamaan
matematik ordinal logistic regression ditulisakan sebagai berikut:
Logit (p1)= Log �
−� = + ′�
Logit (p1+ p2)= Log � +�
−� −� = + ′�
Logit (p1+ p2 + p3)= Log � +� +�
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel pada
penelitian ini adalah pelaku UMKM yang tersebar di lima kabupaten di
DIY. Sampel yang berhasil dikumpulkan sebanyak 100 responden. Data
penelitian ini meliputi identitas responden, sikap, pendapat, dan persepsi
responden mengenai literasi keuangan syariah.
Berikut ini adalah rincian hasil pengolahan data identitas responden
menggunakan SPSS versi 15.0 :
1. Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Dalam penelitian ini jumlah responden sebanyak 100 pelaku UMKM
yang dapat digolongkan berdasarkan jenis kelamin. Laki-laki berjumlah
55 dan perempuan berjumlah 45 responden. Hal tersebut dapat dilihat
pada diagram dibawah ini:
Sumber: Data Primer yang Diolah
Gambar 4. 1
Diagram Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 55%
45% laki laki
2. Jumlah Responden Berdasarkan Usia
Jumlah responden sebanyak 100 pelaku UMKM yang dapat digolongkan
berdasarkan usia. Dengan rentan usia 17-30 tahun sejumlah 51
responden, 31-44 tahun sejumlah 34 responden, 45- 58 tahun sejumlah
14 responden dan usia 59-72 berjumlah 1 responden. Hal tersebut dapat
dilihat pada diagram dibawah ini:
Sumber: Data Primer yang Diolah Gambar 4. 2
Diagram Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Usia
3. Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Jumlah responden sebanyak 100 pelaku UMKM yang dapat digolongkan
berdasarkan pendidikan terakhir. Responden yang mengenyam
pendidikan terakhir dengan jenjang SD sejumlah 2 responden, SMP
sejumlah 15 responden, SMA sejumlah 47 responden, Diploma sejumlah
7 responden, Sarjana sejumlah 27 responden dan Pasca Sarjana sejumlah
2 responden. Hal tersebut dapat dilihat pada diagram dibawah ini: 51%
34%
14% 1%
42
Sumber: Data Primer yang Diolah Gambar 4. 3
Diagram Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
4. Lokasi Usaha
Jumlah responden sebanyak 100 pelaku UMKM yang dapat digolongkan
berdasarkan lokasi usaha. Responden yang usahanya berlokasi di Kota
Yogyakarta berjumlah 30 responden, Bantul 31 responden, Sleman 25
responden, Gunug Kidul 8 responden dan Kulonprogo berjumlah 6
responden. Hal tersebut dapat dilihat pada diagram dibawah ini:
Sumber: Data Primer yang Diolah Gambar 4. 4
5. Total Asset
Jumlah responden sebanyak 100 pelaku UMKM yang dapat digolongkan
berdasarkan total asset. Responden yang memiliki total asset berjumlah
1.000.000 – 25.000.000 sebanyak 75 responden, total asset dengan
jumlah 25.000.0001- 50.000.000 sebanyak 3 responden, total asset
dengan jumlah 50.000.001 – 75.000.000 sebanyak 5 responden, total
asset dengan jumlah 75.000.001- 100.000.000 sebanyak 5 responden,
total asset dengan jumlah 100.000.001- 500.000.000 sebanyak 9
responden dan total asset dengan jumlah > 500.000.001 sebanyak 3
responden. Hal tersebut dapat dilihat pada diagram dibawah ini:
Sumber: Data Primer yang Diolah Gambar 4. 5
Diagram Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Total Asset 6. Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan
Jumlah responden sebanyak 100 pelaku UMKM yang dapat digolongkan
berdasarkan pendapatan. Responden yang memiliki pendapatan
berjumlah <10.000.000 sebanyak 87 responden, pendapatan 10.000.000 – 30.000.000 sebanyak 9 responden dan jumlah pendapatan >
75% 3%
5% 5%
9% 3%
1.000.000-25.000.000
25.000.001-50.000.000