• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Sistem Pemantauan Keamanan Menggunakan Kamera CCTV Secara Offline dan Online Pada UD. Bina Lancar Mojokerto.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Sistem Pemantauan Keamanan Menggunakan Kamera CCTV Secara Offline dan Online Pada UD. Bina Lancar Mojokerto."

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PEMANTAUAN KEAMANAN MENGGUNAKAN KAMERA CCTV SECARA OFFLINE DAN ONLINE PADA UD. BINA LANCAR

MOJOKERTO

Nama : Yanuar Prasojo Kusumo Nim : 09.41020.0017

Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Komputer

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2012

STIKOM

(2)

v ABSTRAK

Munculnya teknologi sistem pemantauan keamanan dengan teknologi pemantauan secara offline dengan LAN / WIFI dan secara online dengan internet yang berbasis IP, memungkinkan pengguna dapat memantau suatu tempat selama 24 jam walaupun pengguna tersebut sedang berada di tempat itu ataupun sedang tidak berada pada tempat tersebut.

Pada kerja praktek kali ini, dibangun sebuah sistem pemantauan keamanan menggunakan kamera CCTV yang dapat dipantau secara offline dan online

sehingga memungkinkan pengguna sistem pemantauan keamanan pada UD. Bina Lancar ( baik staf bagian keamanan maupun pemilik ) dapat memantau keamanan perusahaan tersebut, baik sedang berada di perusahaan saat jam kerja maupun saat malam hari atau tidak pada jam kerja.

Penggunaan Sistem Pemantauan Keamanan Berbasis Sistem Kamera CCTV Secara Offline dan Online sebagai suatu sistem pemantauan keamanan merupakan salah satu solusi yang baik disamping biaya implementasinya terjangkau juga sangat bermanfaat sebagai suatu sistem pemantauan keamanan bagi staf bagian keamanan maupun pemilik karena dapat memantau seluruh lokasi perusahaan tanpa harus mondar-mandir sehingga lebih efisien dan keamanan dapat ditingkatkan serta dapat dipantau dari jarak jauh melalui tablet atau telepon genggam menggunakan internet berbasis IP.

STIKOM

(3)

viii

COVER ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Kontribusi ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI 2.1 Profil & Sejarah Singkat UD. Bina Lancar Mojokerto ... 7

2.2 Visi dan Misi ... 8

2.2.1 Visi ... 8

2.2.2 Misi ... 8

2.3 Struktur Organisasi ... 8

2.4 Deskripsi Tugas ... 9

STIKOM

(4)

ix

3.1 Pengertian Sistem Pemantauan Keamanan Jarak Jauh ... 15

3.1.1 Komponen Sistem CCTV ... 16

3.2 Pengertian Jaringan ... 22

3.2.1 Jenis Jaringan Komputer ... 23

3.2.2 Komponen Jaringan ... 26

3.2.3 Topologi Jaringan ... 32

3.2.4 Model Hubungan Client – Server ... 34

3.2.5 IP Address Versi 4 ……….. 34

3.2.6 Internet ………... 36

3.3 Media Elektronik ... 37

3.3.1 Komputer ... 37

3.3.2 Mobilephone ... 38

3.3.3 LCD Monitor ……….. 38

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK 4.1 Topologi Sistem Pemantauan Keamanan Menggunakan Ka- Mera CCTV Secara Offline dan Online ... 40

4.2 Alat dan Perlengkapan Konfigurasi serta Fungsinya ... 41

4.3 Konfigurasi dan Setting Sistem . ... 57

4.3.1 Pemasangan Kamera CCTV ... ... 57

4.3.2 Konfigurasi dan Setting Decoder .. ... 59

4.3.3 Konfigurasi dan Setting Wireless Router serta Switch . . 81

4.4 Bukti Pengujian ... 108

STIKOM

(5)

x

5.1 Kesimpulan ... 115

5.2 Saran . ... 115

DAFTAR PUSTAKA ... 117

LAMPIRAN . ... 118

STIKOM

(6)

1 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Saat ini teknologi sudah sangat berkembang pesat, demikian juga di Indonesia. Salah satunya teknologi yang semakin berkembang pesat yaitu di bidang pemantauan jarak jauh dengan jaringan komunikasi komputer yang disebut IP ( Internet Protocol ). IP dapat digunakan dan diimplementasikan dalam banyak hal. Salah satunya yaitu sebagai pemantau jarak jauh. Saat ini sistem keamanan semakin berkembang dimana suatu tempat tetap aman dan terawasi walaupun seseorang tidak berada di tempat yang diawasi secara terus menerus. Dengan IP bisa dilakukan pemantauan dan pengawasan melalui PC secara jarak jauh walaupun sedang tidak berada di tempat tersebut. Sehingga pengawasan dan pemantauan jarak jauh dengan IP dan PC lebih mudah dan efisien untuk mengawasi suatu tempat dan semakin maksimal pula dalam hal pengawasan karena menghemat waktu dan tenaga juga karena seseorang tidak harus berjaga terus untuk mengawasi suatu tempat,.

Semua sistem pemantauan keamanan memiliki karakteristik yang sama, dimana perkembangan segi teknologinya yang terus bertambah canggih, yaitu memiliki fitur pemantau jarak jauh dengan komunikasi berbasis IP. Saat ini mengawasi suatu tempat dari jarak jauh adalah hal yang sangat mungkin diwujudkan. Dalam penerapannya sistem kamera CCTV dengan decoder berbasis jaringan internet dengan menggunakan IP sangatlah berperan penting dalam hal tersebut. Oleh karena itu, sistem kamera CCTV dengan decoder berbasis jaringan internet dengan menggunakan IP dapat dimanfaatkan dan diterapkan sebagai suatu

STIKOM

(7)

alat untuk memantau dan mengawasi suatu tempat dari jarak jauh dan juga tidak diperlukannya seseorang berjaga terus menerus selama 24 jam, dimana orang tersebut harus berada di lokasi yang dijaganya, Selain itu, user yang menggunakan alat tersebut dalam memantau dan mengawasi lokasi dibantu oleh PC atau telepon genggam beserta dengan software-nya.

UD. Bina Lancar merupakan salah satu badan usaha yang bergerak di bidang distribusi barang kebutuhan sehari-hari ke luar pulau Jawa. Dimana gudang dari penyimpanan barang dan juga kantor dari UD. Bina Lancar belum memiliki sistem keamanan yang dapat dipantau dari jarak jauh oleh pemilik. UD. Bina Lancar masih menggunakan sistem keamanan dengan penjagaan oleh beberapa satpam, dimana satpam yang merupakan staf bagian keamanan dari UD. Bina Lancar tidak dapat memantau satu persatu lokasi dari UD. Bina Lancar dikarenakan banyaknya ruangan dari UD. Bina Lancar dan si pemilik tidak bisa memantau dan mengawasi dari jarak jauh saat pemilik tidak sedang berada di tempat.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka UD. Bina Lancar membutuhkan sistem pemantauan keamanan menggunakan kamera CCTV secara offline dan

online. Dengan demikian, pemilik dapat mengawasi dan memantau pegawai maupun semua ruangan dari dari jarak jauh dimanapun pemilik berada dengan menggunakan PC atau telepon genggam dengan koneksi internet dan staf keamanan dari UD. Bina Lancar dapat memantau dan mengawasi semua ruangan dan masalah keamanan dapat teratasi dengan baik.

STIKOM

(8)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana merancang dan membangun serta menerapkan sistem pemantauan keamanan menggunakan kamera CCTV secara offline dan online pada UD. Bina Lancar Mojokerto?

1.3 Batasan Masalah

Implementasi kerja praktek ini dalam perancangan dan pembangunan serta penerapan sistem pemantauan keamanan menggunakan kamera CCTV secara offline dan online, dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :

1. Provider internet yang digunakan yaitu telkom speedy yang memiliki kecepatan download maksimal 1 Mbps dan upload maksimal 256 Kbps. 2. Router yang digunakan yaitu router dari provider speedy ( TP-LINK

TD-W8950ND ) yang memiliki spesifikasi kecepatan sampai dengan 150Mbps

Wireless N ADSL2+ dan memiliki satu port RJ-45.

3. Switch yang digunakan yaitu 3COM office connect series 16 port

(3C16792C) dengan kecepatan 10/100 Mbps.

4. Kamera CCTV yang digunakan yaitu digi-i dengan 480 tvr, avtech dengan 420 tvr dan 520 tvr.

5. Decoder DVR yang digunakan yaitu dari vendor digi-i tipe DG-9316 V yang

support sampai dengan 16 port input CCTV camera.

6. Tools yang digunakan adalah tools OEM dari vendor decoder DVR dan tambahan software H.264 DVR untuk sistem monitoring pada PC dan tambahan software VM Eye pada smartphone windowsmobile.

STIKOM

(9)

7. Sistem tidak akan bekerja apabila terjadi listrik padam karena sistem ini tidak dilengkapi dengan generator pembangkit listrik, karena menyesuaikan dana dan kemauan pemilik untuk proyek sistem ini pada UD. Bina Lancar.

1.4 Tujuan

Tujuan dari kerja praktek ini adalah menghasilkan sistem keamanan yang bertujuan untuk:

Untuk merancang dan membangun serta menerapkan sistem pemantauan keamanan menggunakan kamera CCTV secara offline dan online pada UD. Bina Lancar.

1.5 Kontribusi

Dengan adanya sistem pemantauan keamanan menggunakan kamera CCTV secara offline dan online pada UD. Bina Lancar ini diharapkan dapat meningkatkan keamanan di UD. Bina Lancar, dimana staf keamanan dari UD. Bina Lancar dapat memantau dan mengawasi semua ruangan tanpa harus mengelilingi semua ruangan dimana tenaga dan waktu lebih efisien dan juga pemilik dapat mengawasi, memantau pegawai maupun semua ruangan pada UD. Bina Lancar melalui PC atau telepon genggam pemilik walaupun tidak sedang berada di tempat tersebut. Dengan adanya penerapan sistem keamanan tersebut staf keamanan dapat menjalankan tugasnya lebih efisien dan lebih aman karena dapat me-monitor semua ruangan dan pemilik juga dapat me-monitor semua kegiatan pegawai ataupun semua ruangan pada UD. Bina Lancar walaupun tidak sedang berada di tempat, sehingga penerapan sistem ini sangat berguna dan keamanan dapat ditingkatkan.

STIKOM

(10)

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan kerja praktek ini, sistematika penulisan disusun dalam beberapa bab. Tiap bab terdiri dari sub bab yang secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab ini membahas tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan, kontribusi, sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI

Pada bab ini akan dijelaskan secara detil mengenai asal usul dan hal-hal tentang UD. Bina Lancar. Contohnya : profil dan sejarah singkat, visi dan misi, struktur organisasi, deskripsi tugas, tata tertib dan peraturan.

BAB III LANDASAN TEORI

Menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan oleh penulis dalam perancangan sistem keamanan menggunakan CCTV secara offline maupun online. Landasan teori yang digunakan adalah: Pengertian Sistem Pemantauan Keamanan Jarak Jauh, Pengertian Jaringan Komputer, Media Elektronik.

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

Bab ini membahas tentang Topologi Sistem Pemantauan Keamanan Menggunakan Kamera CCTV Secara Offline dan Online, Alat dan Perlengkapan Konfigurasi serta Fungsinya, Konfigurasi dan Setting Sistem, Bukti Pengujian. BAB V PENUTUP

Pada bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisi tentang rangkuman dari hasil seluruh pembahasan masalah, sedangkan saran berisi tentang

STIKOM

(11)

harapan-harapan dari penulis untuk pengembangan sistem yang dibuat supaya semakin baik.

STIKOM

(12)

7

2.1 Profil & Sejarah Singkat UD. Bina Lancar Mojokerto

UD. Bina Lancar merupakan perusahaan perorangan yang awalnya didirikan oleh Bapak Bambang pada tahun 1988 di Jl. Raya Ijen 91 dengan luas bangunan sekitar 8 x 60 m. Perusahaan ini tergolong kelas menengah dengan karyawan berjumlah 12 dan jam kerja mulai dari pukul 08.00 – 17.00. Perusahaan ini bergerak sebagai distributor untuk distribusi barang-barang kebutuhan sehari-hari diluar bahan kebutuhan pangan dimana barang didatangkan dari wilayah pulau Jawa dan didistribusikan ke luar pulau Jawa yaitu ke pulau Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Dan Papua. Seiring berjalannya waktu pada tahun 1999, UD. Bina Lancar mengalami perkembangan dan kemajuan dimana UD. Bina Lancar semakin besar dan membutuhkan karyawan yang lebih banyak, sehingga dilakukan penambahan karyawan dan total karyawan pada tahun 1999 - sekarang sebanyak 18. Dan di tahun 2005 yang merupakan tahun pergantian sistem bagi UD. Bina Lancar dari manual menuju komputerisasi untuk proses administrasinya dan menggunakan jaringan SOHO. Dan tahun 2009 dilakukan penambahan jumlah truk untuk pengiriman barang-barang tersebut dari perusahaan menuju pelabuhan tanjung perak karena diperluasnya gudang dan juga semakin banyaknya jumlah barang. Dan di tahun 2012 UD. Bina Lancar meningkatkan sistem keamanannya dengan menambahkan sistem pemantauan keamanan menggunakan kamera CCTV secara offline untuk memudahkan staff keamanan dalam memantau dan mengawasi, dan online untuk memudahkan pemilik dalam

STIKOM

(13)

memantau dan mengawasi seluruh kegiatan dari luar perusahaan dan juga dikarenakan gudang dan kantor yang semakin besar dan berisi barang yang banyak.

2.2 Visi dan Misi 2.2.1 Visi

Menjadi distributor yang semakin besar, berkembang, serta semakin professional dalam pelayanan distribusi barang-barang dari segi kualitas pelayanan dan waktu.

2.2.2 Misi

1. Menambah jenis dan tipe barang yang didistribusikan sehingga semakin lengkap.

2. Meningkatkan pelayanan kepada konsumen dari segi kualitas barang yang bagus dan mengirim atau mendistribusikannya dengan cepat.

3. Meningkatkan keamanan perusahaan dan juga etos kerja serta budaya dan kedisiplinan para staf dari perusahaan untuk menjadi lebih baik.

2.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan sistem pengendali jalannya kegiatan dimana terdapat pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian pada organisasi tersebut secara detil. Struktur organisasi dari UD. Bina Lancar dapat dilihat pada Gambar 2.1.

STIKOM

(14)

Gambar 2.1 Struktur Organisasi UD. Bina Lancar Mojokerto.

2.4 Deskripsi Tugas

Dalam setiap instansi, sangat diperlukan adanya saling berkesinambungan dalam melakukan suatu pekerjaan, sehingga adanya pembagian pekerjaan mutlak diterapkan dalam setiap bagian yang ada di suatu instansi agar tidak terjadi kerancuan dalam pelaksanaannya. Berdasarkan struktur organisasi pada gambar 2.1 dapat dideskripsikan tugas yang dimiliki oleh tiap-tiap bagian yang bersangkutan sebagai berikut:

Direktur Manajer

Staf Bagian Pembelian

Staf Bagian Penjualan

Staf Bagian Gudang Staf Bagian Keuangan

Staf Bagian Pengiriman

Staf Bagian Keamanan

STIKOM

(15)

1. Direktur

Direktur sebagai pendiri dan penanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang dilakukan di UD. Bina Lancar. Direktur juga menjadi posisi tertinggi di dalam instansi ini dan yang berhak mengambil dan memberi keputusan serta kuasa kepada manajer apabila terjadi ketidaksesuain atau terdapat suatu permasalahan. Selain itu, Direktur juga yang berperan dalam urusan-urusan seperti memberi persetujuan harga pembelian suatu barang yang dilakukan oleh staf bagian pembelian , persetujuan harga penjualan barang kepada konsumen yang dilakukan oleh staf bagian penjualan, persetujuan dalam pembelian barang-barang kebutuhan perusahaan apabila ada penggantian atau rusak dimana menyangkut keuangan, serta menangani masalah-masalah yang terjadi dimana membutuhkan persetujuan direktur.

2. Manajer

Manajer merupakan posisi yang berada di bawah direktur langsung. Tugasnya yaitu bertanggung jawab terhadap internal di dalam perusahaan antara lain mengurus dan mengelola seluruh bagian staf di dalam perusahaan dan memastikan seluruh staf dan kegiatan internal perusahaan berjalan lancar. Seperti membawahi seluruh staf dan memeriksa hasil pekerjaan dari staf bagian pembelian, staf bagian penjualan, staf bagian pengiriman, staf bagian keuangan, staf bagian gudang, dan staf bagian keamanan, serta membuat laporan mingguan untuk dipertanggungjawabkan kepada direktur mengenai kegiatan perusahaan selama itu.

STIKOM

(16)

3. Staf Bagian Pembelian

Staf Bagian Pembelian adalah staf yang bertugas dan bertanggung jawab dalam pemesanan atau order barang dari supplier untuk didistribusikan ke konsumen sesuai dengan permintaan ataupun untuk memenuhi stok barang di perusahaan selama belum ada permintaan dari konsumen. Selain itu staf bagian pembelian juga membuat laporan pemesanan barang tiap bulan dan dilaporkan ke bagian Manajer.

4. Staf Bagian Keuangan.

Staf Bagian Keuangan adalah staf yang bertugas dan bertanggung jawab dalam keuangan perusahaan dan juga sebagai bagian dari staf yang mengeluarkan uang dan membukukan pemasukan uang di dalam perusahaan serta melaporkannya kepada manager tiap bulan. Disini staf bagian keuangan bertugas mengeluarkan dana untuk kepentingan pembelian barang, pembelian untuk peralatan perusahaan yang baru atau penggantian peralatan yang rusak, gaji dan uang makan seluruh staf perusahaan tiap bulan, biaya pengiriman barang, pajak perusahaan, dan biaya-biaya lainnya. Dan juga bertugas membukukan penjualan barang dan keuntungan perusahaan tiap bulannya serta bertugas untuk pencetakan rekening, pemasukan giro maupun kliring di bank. 5. Staf Bagian Penjualan.

Staf Bagian Penjualan adalah staf yang bertugas dan bertanggung jawab dalam pemasaran ataupun membuat promosi atau program-program berkaitan dengan pemasaran barang dan penjualan atau pendistribusian barang dari supplier ke konsumen. Selain itu juga staf bagian penjualan juga memiliki target penjualan tiap bulannya dan juga membuat laporan penjualan dan pemasaran barang tiap

STIKOM

(17)

bulannya untuk dilaporkan kepada manajer. Serta memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen karena staf bagian penjualan yang berhubungan langsung dengan konsumen dimana selalu diharuskan mengecek stok barang di gudang supaya barang dapat dikirim tepat waktu oleh staf bagian pengiriman. 6. Staf Bagian Pengiriman.

Staf Bagian Pengiriman adalah staf yang bertugas dan bertanggung jawab dalam pengiriman dan pendistribusian barang ke konsumen. Dimana staf bagian pengiriman juga mengatur dan menjadwalkan pengiriman barang ke pelabuhan tanjung perak Surabaya sesuai dengan banyaknya barang dan permintaan konsumen yang lebih dahulu dari data bagian staf penjualan. Selain itu staf bagian pengiriman juga membuat laporan biaya pengeluaran pengiriman setelah pengiriman barang dilakukan dan diserahkan ke bagian staf keuangan, dan juga laporan mengenai banyaknya barang dan frekuensi pengiriman tiap bulannya dan dilaporkan kepada manager.

7. Staf Bagian Gudang.

Staf Bagian Gudang adalah staf yang bertugas dan bertanggung jawab dalam penerimaan barang dari supplier, ketersediaan stok barang, serta penginformasian ketersediaan barang kepada bagian staf penjualan. Dimana staf bagian gudang juga bertugas mengatur barang dalam gudang dalam hal kerapian dan kebersihan gudang saat sebelum barang dikirim oleh staf bagian pengiriman ataupun saat pemasukan barang dari gudang ke truk. Selain itu staf bagian gudang juga membuat laporan stok keluar masuk barang dan dilaporkan kepada manajer.

STIKOM

(18)

8. Staf Bagian Keamanan.

Staf Bagian Keamanan adalah staf yang bertugas dan bertanggung jawab dalam hal keamanan dalam seluruh kegiatan internal perusahaan. Dimana staf bagian kemanan bertugas menjaga keamanan seluruh ruangan di dalam perusahaan baik di halaman perusahaan, kantor perusahaan maupun gudang perusahaan, serta keamanan staf bagian lainnya selama jam kerja maupun malam hari, dan juga keamanan pada saat penerimaan barang dari supplier untuk disimpan di gudang, serta pada saat pengeluaran barang dari gudang untuk dikirim dan didistribusikan ke konsumen oleh staf bagian pengiriman. Selain itu staf bagian keamanan juga membuat laporan pertanggungjawaban keamanan tiap bulannya dan dilaporkan ke manajer.

2.5 Tata Tertib Dan Peraturan Di UD. Bina Lancar.

Tata Tertib dan Peraturan di UD. Bina Lancar dibuat dan digunakan sebagai acuan dan aturan yang berlaku dalam internal maupun external perusahaan yang meliputi :

1. Jam kerja dimulai pukul 08.00-17.00, apabila terlambat akan dikenakan sanksi pengurangan gaji insentif, apabila ada keperluan pribadi yang sangat penting dan bisa ditoleransi pihak perusahaan wajib melapor kepada direktur.

2. Wajib mengisi absensi atau daftar hadir setiap hari.

3. Mematuhi seluruh tata tertib dan aturan yang telah ditetapkan pihak perusahaan.

4. Mengutamakan kepentingan bersama dalam perusahaan sebagai rekanan kerja bersama atau teamworks.

STIKOM

(19)

5. Wajib menjunjung tinggi norma-norma kesopanan, kesusilaan dan etika. 6. Wajib menjunjung tinggi sikap, tingkah laku, dan perbuatan baik. 7. Bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-masing.

8. Wajib menjungjung tinggi disiplin dan menjadi panutan orang lain sebagai warga negara Indonesia yang baik.

STIKOM

(20)

9

LANDASAN TEORI

3.1 Pengertian Sistem Pemantauan Keamanan Jarak Jauh

Menurut Ino Irvantino ( 2004 ) sistem pemantauan keamanan jarak jauh adalah suatu sistem keamanan dimana seseorang dapat mengamati atau memantau suatu tempat dari jarak jauh tanpa harus berada pada tempat yang dipantau dengan bantuan media elektronik. Media elektronik tersebut berupa sistem CCTV dengan

standalone DVR yang terkoneksi secara offline dan online baik melalui jaringan LAN, WIFI, maupun internet yang dapat dipantau melalui notebook, tablet,

maupun mobile phone.

Adapun contoh topologi pengaplikasian sistem pemantauan keamanan jarak jauh tersebut ( Ino Irvantino, 2004 ), terlihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 3.1. Topologi sistem pemantauan keamanan jarak jauh.

15

STIKOM

(21)

3.1.1 Komponen Sistem CCTV

1. Kamera CCTV

Closed Circuit Television ( CCTV ) merupakan sistem televisi tertutup yang menggunakan kamera video untuk menggambil gambar atau video yang kemudian ditransmisikan ke penerima tertentu dan ditampilkan dalam seperangkat

monitor. Sehingga fungsi utama CCTV adalah untuk memantau lokasi tertentu yang terpasang kamera CCTV.

CCTV berbeda dengan televisi broadcast, dimana sinyal ditransmisikan secara tertutup melalui titik-titik site link wireless, koneksi fiber optik, ataupun menggunakan jaringan publik VPN. CCTV biasanya digunakan untuk aplikasi

suerveilance untuk area-area tertentu yang membutuhkan keamanan, seperti bank, pusat perdagangan ( retail shop ),bandar udara, atau instansi militer. Disamping itu juga untuk memantautrafik lalu lintas jalan raya. Dan pada dasarnya aplikasi CCTV ini tak terbatas penggunaannya. ( Ino Irvantino, 2004 )

2. Standalone DVR

Standalone DVR adalah alat untuk memantau dan merekam kamera CCTV, dapat merekam beberapa kamera sekaligus ( 4/8/16 kamera CCTV ) secara bersamaan. Alat ini menggunakan harddisk sebagai media penyimpanan hasil rekamannya. Hasil rekamannya akan disimpan ke dalam harddisk, dengan kompresi file rekam yang kecil namun berkualitas tinggi ( H.264 ). Metode perekaman juga dapat diatur berdasarkan waktu atau berdasarkan sensor gerak. Alat ini juga berfungsi sebagai quad processor ( pembagi layar ), yang dapat menampilkan hasil real-time dari beberapa kamera CCTV sekaligus dalam 1 layar. Alat ini disambungkan langsung ke TV untuk melihat tampilan gambarnya.

STIKOM

(22)

Hasil rekamannya juga dapat langsung diputar menggunakan alat ini. Terdapat slot RJ-45 untuk disambungkan ke router / hub / switch agar bisa melakukan remote viewing melalui komputer yang terhubung ke jaringan intranet ataupun via internet ( bisa juga remote viewing lewat mobilephone ). ( Ino Irvantino, 2004 )

3. Hardisk

Cakram keras atau harddisk adalah sebuah komponen perangkat keras yang menyimpan data sekunder dan berisi piringan magnetis. Cakram keras diciptakan pertama kali oleh insinyur IBM, Reynold Johnson pada tahun 1956. Cakram keras pertama tersebut terdiri dari 50 piringan berukuran 2 kaki ( 0,6 meter ) dengan kecepatan rotasinya mencapai 1.200 rpm ( rotation per minute ) dengan kapasitas penyimpanan 4,4 MB. Cakram keras zaman sekarang sudah ada yang hanya selebar 0,6 cm dengan kapasitas 750 GB. Kapasitas terbesar cakram keras saat ini mencapai 3 TB dengan ukuran standar 3,5 inci.

Jika dibuka, terlihat mata cakram keras pada ujung lengan bertuas yang menempel pada piringan yang dapat berputar. Data yang disimpan dalam cakram keras tidak akan hilang ketika tidak diberi tegangan listrik ( non-volatile ). Dalam sebuah cakram keras, biasanya terdapat lebih dari satu piringan untuk memperbesar kapasitas data yang dapat ditampung.

Dalam perkembangannya kini cakram keras secara fisik menjadi semakin tipis dan kecil namun memiliki daya tampung data yang sangat besar. Cakram keras kini juga tidak hanya dapat terpasang di dalam perangkat ( internal ), tetapi juga dapat dipasang di luar perangkat ( eksternal ) dengan menggunakan kabel

STIKOM

(23)

USB ataupun firewire. Karena sifatnya yang rapuh dan tidak tahan guncangan, cakram keras bisa dikategorikan sebagai barang pecah belah. (Ino Irvantino, 2004) 4. Serial ATA

Serial ATA, atau bus komputer SATA, adalah sebuah antarmuka penyimpanan untuk menghubungkan host bus adapter untuk perangkat penyimpanan masal seperti hard disk drive dan optical drive. Mulai pada tahun 2004, SATA host adapter terintegrasi ke hampir semua motherboard modern, baik itu desktop maupun laptop.

Serial ATA ini dirancang untuk menggantikan standar ATA ( AT

Attachment ) yang lebih tua ( juga dikenal sebagai EIDE ). SATA dapat menggunakan perintah-perintah tingkat rendah yang sama, namun SATA host-adapter dan perangkat yang terkoneksi berkomunikasi melalui kabel serial kecepatan tinggi melalui dua pasang kabel konduktor. Sebaliknya, paralel ATA menggunakan 16 kabel konduktor data yang masing-masing beroperasi pada kecepatan yang jauh lebih rendah.

SATA menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan antarmuka paralel ATA ( PATA ) yang lebih tua yaitu mengurangi kabel yang tebal dan mengurangi biaya ( berkurang dari delapan puluh kabel ke tujuh kabel), lebih cepat dan lebih efisien dalam hal transfer data, dan fitur hot swapping. ( Ino Irvantino, 2004 )

5. USB

Universal Serial Bus adalah standar bus serial untuk perangkat penghubung, biasanya kepada komputer namun juga digunakan di peralatan lainnya seperti konsol permainan, ponsel dan PDA. Sistem USB mempunyai desain yang asimetris, yang terdiri dari pengontrol host dan beberapa peralatan

STIKOM

(24)

terhubung yang berbentuk pohon dengan menggunakan peralatan hub yang khusus.

Desain USB ditujukan untuk menghilangkan perlunya penambahan

expansion card ke ISA komputer atau bus PCI, dan memperbaiki kemampuan

plug-and-play dengan memperbolehkan peralatan-peralatan ditukar atau ditambah ke sistem tanpa perlu me-reboot komputer. Ketika USB dipasang, ia langsung dikenal sistem komputer dan memproses device driver yang diperlukan untuk menjalankannya.

USB dapat menghubungkan peralatan tambahan komputer seperti mouse,

keyboard, pemindai gambar, kamera digital, printer, hard disk, dan komponen

networking. USB kini telah menjadi standar bagi peralatan multimedia seperti pemindai gambar dan kamera digital.

USB versi 2.0 dirilis April 2000. Perbedaan paling mencolok dengan versi sebelumnya, yaitu versi 1.0 adalah kecepatan transfer yang jauh meningkat. ( Ino Irvantino, 2004 )

6. Embedded Software

Embedded software adalah perangkat lunak komputer yang memainkan peran integral dalam sebuah perangkat elektronik dan memberikan peranan utama sebagai perangkat lunak yang mengatur semua sistem hardware dari sebuah alat elektronik. Embedded adalah teknologi informasi yang berinteraksi dengan dunia fisik. Ini digunakan untuk mesin pertama kali dan tentu digunakan untuk komputer pula. Embedded software adalah program yang dibangun dan dipermanenkan ke hardware elektronik seperti di mobil, telepon genggam, peralatan audio, robot, mainan, sistem keamanan, alat pacu jantung, televisi,jam

STIKOM

(25)

tangan digital, dll. Software ini dapat menjadi sangat canggih dalam aplikasi seperti pesawat, rudal, sistem proses kontrol, dan seterusnya. Embedded software

biasanya diprogram untuk hardware dengan tujuan khusus: yaitu chip komputer yang berbeda dari tujuan umum CPU pada umumnya, dan juga menggunakan real-time sistem operasi seperti LynxOS, VxWorks, Linux ( dengan kernel ditambah ), PikeOS, ecos , ThreadX, Windows CE, RTOS Fusion, RTOS Inti, RTEMS, Integritas dan QNX. Komunikasi protokol yang dirancang untuk digunakan dalam embedded system dirancang dengan sumber tertutup dari perusahaan yang membuatnya termasuk InterNiche Technologies dan CMX System, dan juga diterbitkan sebagai open source dari uIP, lwip, dll. ( Ino Irvantino, 2004 )

7. Power Supply

Pencatu daya ( power supply ) adalah sebuah piranti elektronika yang berguna sebagai sumber daya untuk piranti lain, terutama daya listrik. Pada dasarnya pencatu daya bukanlah sebuah alat yang menghasilkan energi listrik saja, namun ada beberapa pencatu daya yang menghasilkan energi mekanik, dan energi yang lain. Secara garis besar, pencatu daya listrik dibagi menjadi dua macam, yaitu pencatu daya tak distabilkan dan pencatu daya distabilkan.

Pencatu daya tak distabilkan merupakan jenis pencatu daya yang paling sederhana. Pada pencatu daya jenis ini, tegangan maaupun arus keluaran dari pencatu daya tidak distabilkan, sehingga berubah-ubah sesuai keadaan tegangan masukan dan beban pada keluaran. Pencatu daya jenis ini biasanya digunakan pada peranti elektronika sederhana yang tidak sensitif akan perubahan tegangan.

STIKOM

(26)

Pencatu jenis ini juga banyak digunakan pada penguat daya tinggi untuk mengkompensasi lonjakan tegangan keluaran pada penguat.

Pencatu daya distabilkan pencatu jenis ini menggunakan suatu mekanisme loloh balik untuk menstabilkan tegangan keluarannya, bebas dari variasi tegangan masukan, beban keluaran, maupun dengung. ( Ino Irvantino, 2004 )

8. Konektor Kabel CCTV

Konektor digunakan sebagai sarana penghubung antara kabel dengan colokan yang ada pada perangkat Anda. Jenis konektor ini disesuaikan dengan tipe kabel yang digunakan misalnya konektor BNC/T berpasangan dengan kabel

coaxial. Konektor BNC sendiri terdiri atas BNC T connector, BNC connector dan terminator. Jenis konektor ini digunakan pada kabel coaxial, pada topologi bus, dengan

protokol CSMA / CD atau Ethernet. ( Ino Irvantino, 2004 )

9. Inframerah

Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang yang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio. Namanya berarti "bawah merah" ( dari bahasa Latin infra, "bawah" ), merah merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang. Radiasi inframerah memiliki jangkauan tiga "order" dan memiliki panjang gelombang antara 700 nm dan 1 mm. Inframerah ditemukan secara tidak sengaja oleh Sir William Herschell, astronom kerajaan Inggris ketika ia sedang mengadakan penelitian mencari bahan penyaring optik yang akan digunakan untuk mengurangi kecerahan gambar matahari dalam tata surya teleskop. Karakteristiknya tidak dapat dilihat oleh manusia, tidak dapat menembus materi yang tidak tembus pandang, (Ino Irvantino, 2004)

STIKOM

(27)

3.2 Pengertian Jaringan Komputer

Menurut Tannenbaum ( 1981 ) jaringan komputer adalah an interconnected collection of autonomous computer ( suatu kumpulan interkoneksi dari komputer-komputer yang otonom ). Dua komputer-komputer dapat dikatakan saling terkoneksi dalam sebuah jaringan jika keduanya mempunyai kemampuan untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi. Media komunikasi tidak hanya melalui kabel, akan tetapi juga menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless.

Adapun sejumlah potensi jaringan komputer ( Herlambang & Azis, 2008 ), antara lain :

1. Mengintegrasikan Dan Berbagi Pakai Peralatan

Jaringan komputer memungkinkan penggunaan bersama peralatan komputer berbagai merek, yang semula tersebar di berbagai ruangan, unit, dan departemen sehingga meningkatkan efektivitas dari penggunaan sumber daya tersebut.

2. Komunikasi

Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi antar pemakai komputer. Selain itu tersedia aplikasi teleconference yang memungkinkan dilakukannya rapat atau pertemuan tanpa harus meninggalkan meja kerja.

3. Mengintegrasikan Data

Jaringan komputer diperlukan untuk mengintegrasikan data antar komputer-komputer client sehingga dapat diperoleh suatu data yang relevan.

STIKOM

(28)

4. Perlindungan Data dan Informasi

Jaringan komputer memudahkan upaya perlindungan data yang terpusat pada server, melalui pengaturan hak akses dari para pemakai serta penerapan sistem password.

5. Sistem Terdistribusi

Jaringan komputer dimanfaatkan pula untuk mendistribusikan proses dan aplikasi sehingga dapat mengurangi terjadinya bottleneck atau tumpukan pekerjaan pada suatu bagian.

6. Keteraturan Aliran Informasi

Jaringan komputer mampu mengalirkan data-data komputer client

dengan cepat untuk diintegrasikan dalam komputer server. Selain itu, jaringan mampu mendistribusikan informasi secara kontinyu kepada pihak-pihak terkait yang membutuhkannya.

3.2.1 Jenis Jaringan Komputer

Jaringan komputer dapat dikelompokkan berdasarkan luas area yang dapat dijangkau atau dilayani ( Herlambang & Azis, 2008 ). Secara umum jaringan komputer terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Local Area Network ( LAN )

Local Area Network ( LAN ) adalah jaringan yang bersifat internal dan biasanya milik pribadi di dalam sebuah perusahaan kecil atau menengah dan biasanya berukuran sampai beberapa kilometer. LAN biasanya digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam

STIKOM

(29)

kantor suatu perusahaan untuk pemakaian sumber daya bersama, serta sarana untuk saling bertukar informasi. ( Herlambang & Aziz, 2008 )

Gambar 3.2. LAN (Local Area Network).

2. Metropolitan Area Network ( MAN )

Metropolitan Area Network ( MAN ) adalah sebuah jaringan menggunakan teknologi yang sama dengan LAN, hanya ukurannya biasanya lebih luas daripada LAN dan biasanya MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau antar sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi atau umum. Biasanya menghubungkan beberapa buah jaringan-jaringan kecil ke dalam lingkungan area yang lebih besar, sebagai contoh jaringan kantor cabang sebuah bank di dalam sebuah kota besar dihubungkan antara satu dengan lainnya. ( Herlambang & Azis, 2008 )

STIKOM

(30)

Gambar 3.3. MAN ( Metropolitan Area Network ). 3. Wide Area Network ( WAN )

Wide Area Network ( WAN ) adalah sebuah jaringan yang jangkauannya mencakup daerah geografis yang lebih luas, seringkali mencakup sebuah Negara bahkan benua. WAN terdiri dari kumpulan LAN, MAN, dan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program aplikasi pemakai. Ruang lingkupnya sudah menggunakan sarana satelit, wireless, ataupun kabel fiber optic. ( Herlambang & Azis, 2008 )

Gambar 3.4 WAN ( Wide Area Network ).

STIKOM

(31)

3.2.2 Komponen Jaringan

1. Kabel

Setiap kabel mempunyai kemampuan dan spesifikasi yang berbeda. Berikut beberapa jenis kabel yang menjadi standar dalam penggunaan untuk komunikasi data dalam jaringan komputer :

a. Coaxial Cable

Jenis kabel dengan inti dari tembaga dan dikelilingi oleh anyaman halus kabel tembaga lain, diantaranya terdapat isolator.

Dikenal juga jenis tipe coaxial cable untuk jaringan komputer, yaitu thick coax cable ( berdiameter lumayan besar ) dan thin coax cable ( berdiameter lebih kecil ). Untuk perangkat jaringan, jenis kabel coaxial yang dipakai dalah kabel RG-58. Jenis ini juga dikenal sebagai thin Ethernet. Setiap perangkat dihubungkan dengan konektor BNC-T. ( Herlambang & Azis, 2008 )

b. Twisted Pair Cable

Ethernet juga menggunakan jenis kabel lain, yaitu UTP ( Unshielded Twisted Pair ) dan STP ( Shielded Twisted Pair ). Kabel UTP atau STP yang umum dipakai adalah kabel yang terdiri dari 4 pasang kabel terpilih.

Terdapat tipe penyambungan kabel jenis UTP, yaitu straight through cable, crossover cable ditambah satu jenis pemasangan khusus untuk Cisco

Router, yaitu roll over cable. Perbedaannya straight cable dipakai untuk menghubungkan beberapa unit komputer melalui perantara konsentrator (hub/switch) maupun repeater, sedangkan crossover cable digunakan untuk media komunikasi antar komputer ( tanpa hub/switch ) atau dalam kasus tertentu berguna untuk menghubungkan hub ke hub.

STIKOM

(32)

Adapun cara pemasangan kabel UTP model straight through.

Straight through T568A

Gambar 3.5. Pemasangan kabel straight through T568A.

Straight through T568B

Gambar 3.6. Pemasangan kabel straight through T568B.

Pemasangan kabel model crossover merupakan penggabungan dari model

straight through T568A (ujung A) dan T568B (ujung B). Jadi, pemasangan kabel pada pin 1,2 pada ujung A menjadi pin 3, 6 pada ujung kabel B.

STIKOM

(33)

Gambar 3.7. Pemasangan kabel cross over.

Sementara pemasangan pada kabel jenis roll over adalah warna kabel dari sisi yang satu berbalik pada sisi kabel di ujung yang lain. Misalnya kabel putih/orange yang berada pada pin 1 ujung kabel A, akan berada pada pin B ujung kabel B. ( Herlambang & Azis, 2008 )

Gambar 3.8. Pemasangan kabel roll over. c. Fiber Optic Cable

Merupakan kabel yang memiliki serat kaca sebagai saluran untuk menyalurkan sinyal antar terminal. Sering dipakai sebagai saluran backbone

STIKOM

(34)

karena kehandalannya yang tinggi dibanding dengan kabel coaxial atau kabel UTP ( Herlambang & Azis, 2008 )

Gambar 3.9. Kabel fiber optic beserta konektornya. 2. Ethernet Card

Ethernet card berfungsi sebagai media penghubung antara komputer dengan jaringan. Ada beberapa jenis port koneksi yang dapat digunakan. Jika didesain untuk kabel jenis coaxial maka konektor yang dipakai adalah konektor BNC (Barrel Nut Connector atau Bayonet Net Connector). Sementara jika didesain untuk kabel twisted pair maka konektor yang dipakai adalah konektor RJ-45. ( Herlambang & Azis, 2008 )

STIKOM

(35)

Gambar 3.10. Ethernet Card.

3. Hub Dan Switch ( Konsentrator )

Konsentrator adalah perangkat untuk menyatukan kabel-kabel jaringan dari tiap workstation, server, atau perangkat lainnya. Konsentrator biasa dipakai pada topologi star. Hub dan Switch umumnya mempunyai port RJ-45 sebagai port

tempat menghubungkan komputer. ( Herlambang & Azis, 2008 )

Gambar 3.11. Konsentrator. 4. Repeater

Berfungsi untuk memperkuat sinyal dengan cara menerima sinyal dari suatu segmen kabel lalu memancarkan kembali sinyal tersebut dengan kekuatan yang sama dengan sinyal asli pada segmen kabel lain. (Herlambang & Azis, 2008) 5. Bridge

Fungsi dari perangkat ini hampir sama dengan fungsi repeater, tetapi

bridge mampu menghubungkan antar jaringan yang menggunakan transmisi berbeda. Misalnya, jaringan Ethernet Baseband dengan Ethernet Broadband.

STIKOM

(36)

Gambar 3.12. Salah satu contoh jenis Repeater.

Gambar 3.13. Bridge.

Bridge dapat pula menghubungkan jaringan yang menggunakan tipe kabel yang berbeda ataupun topologi yang berbeda. Bridge dapat mengetahui alamat setiap komputer pada tiap-tiap jaringan. ( Herlambang & Azis, 2008 )

6. Router

Router merupakan perangkat yang dikhususkan untuk menangani koneksi antara dua atau lebih jaringan yang terhubung melalui packet switching. Router

bekerja dengan melihat alamat asal dan alamat tujuan dari packet yang melewatinya, dan memutuskan rute yang akan dilewati paket tersebut untuk sampai ke tujuan. Router mengetahui alamat masing-masing komputer di

lingkungan jaringan lokalnya, mengetahui alamat bridge, dan router lainnya. ( Herlambang & Azis, 2008 )

STIKOM

(37)

Gambar 3.14. Router.

3.2.3 Topologi Jaringan

Topologi atau arsitektur jaringan merupakan pola hubungan antar terminal dalam suatu sistem jaringan komputer. Topologi ini akan mempengaruhi tingkat efektifitas kinerja jaringan. Ada beberapa jenis topologi yang dapat diimplementasikan dalam jaringan. Salah satu yang banyak digunakan adalah topologi star. ( Herlambang & Azis, 2008 )

Gambar 3.15. Macam-Macam Topologi Jaringan.

Topologi fisik jaringan adalah cara yang digunakan untuk menghubungkan workstation-workstation di dalam LAN tersebut. Salah satu topologi fisik yang banyak digunakan tersebut adalah topologi star. Dijelaskan di bawah ini :

STIKOM

(38)

1. Topologi Star

Topologi star merupakan topologi yang banyak digunakan di berbagai tempat, karena kemudahan untuk menambah, mengurangi, atau mendeteksi kerusakan jaringan yang ada. Karakteristik topologi ini yaitu setiap node berkomunikasi langsung dengan central mode, traffic data mengalir dari node ke

central node dan kembali lagi, mudah dikembangkan karena setiap node hanya memiliki kabel yang langsung terhubung ke central node, keunggulannya jika satu kabel node terputus maka yang lainnya tidak akan terganggu. ( Herlambang & Azis, 2008 )

Gambar 3.16. Topologi Star. Keuntungan :

a. Akses ke station lain ( client atau server ) cepat.

b. Dapat menerima workstation baru selama port di central node (hub/switch) tersedia.

c. Hub/switch bertindak sebagai konsentrator.

d. Hub/switch dapat disusun seri ( bertingkat ) untuk menambah jumlah station

yang terkoneksi di jaringan.

STIKOM

(39)

e. Mendukung user yang banyak dibanding topologi bus. Kerugian :

Bila traffic data cukup tinggi dan terjadi collision, semua komunikasi akan ditunda, dan koneksi akan dilanjutkan / dipersilahkan dengan cara random ketika

hub / switch mendeteksi tidak ada jalur yang sedang digunakan oleh node lain. 3.2.4 Model Hubungan Client-Server

Client-Server sebagai arsitektur yang paling banyak digunakan saat ini. Dimana Client dapat melakukan proses sendiri, ketika client meminta data, server akan mengirimkan data sesuai yang diminta, kemudian proses akan dilakukan di

client ( Herlambang & Azis, 2008 ). Arsitektur client-server memiliki kelebihan sebagai-berikut :

1. Pemrosesan dapat dilakukan di komputer client, sehingga data dapat diproses sesuai dengan kebutuhan client.

2. Pada arsitektur client-server hanya dapat dibutuhkan mesin-mesin yang sederhana, sehingga dapat mengurangi biaya dalam membangun sistem.

3. Mudah dalam melakukan upgrade pada perangkat sistem. 4. Dapat menggunakan berbagai platform aplikasi pada client. 3.2.5 IP Address Versi 4

IP address merupakan pengenal yang digunakan untuk memberi alamat pada tiap-tiap komputer dalam jaringan. Alamat IP merupakan representasi dari 32 bit bilangan biner yang ditampilkan dalam bentuk desimal dengan dipisah tanda titik disetiap kelipatan 8 bit bilangan biner. IP address terdiri atas network

ID, host ID dan broadcast ID. ( Herlambang & Azis, 2008 )

STIKOM

(40)

1. Classfull Addressing

Merupakan metode pembagian IP address ke dalam lima kelas, yaitu: a. Kelas A

1. Nilai 1 bit pertama 1 address adalah 0.

2. Menggunakan 8 bit alamat jaringan dan 24 bit untuk alamat host.

3. Mempunyai 126 jaringan (0 dan 127 dicadangkan) dengan 16.777.214

host untuk setiap jaringan.

4. Dialokasikan untuk jaringan dengan jumlah host yang besar. b. Kelas B

1. Nilai 2 bit pertama IP address adalah 1 0.

2. Menggunakan 16 bit alamat jaringan dan 16 bit untuk alamat host. 3. Mempunyai 16.384 jaringan dengan 65.534 host untuk setiap jaringan. 4. Dialokasikan untuk jaringan besar dan sedang.

c. Kelas C

1. Nilai 2 bit pertama IP address adalah 1 1 0.

2. Menggunakan 24 bit alamat jaringan dan 8 bit untuk alamat host. 3. Mempunyai 2.097.152 jaringan dengan 254 host untuk setiap jaringan.

4. Dilakukan untuk jaringan dengan jumlah host tidak sampai sama dengan 254.

d. Kelas D

1. Nilai 4 bit pertama IP address adalah 1 1 1 0. 2. Digunakan untuk keperluan IP multicasting. e. Kelas E

1. Nilai 4 bit pertama IP address adalah 1 1 1 1.

STIKOM

(41)

2. Dicadangkan untuk keperluan eksperimen ( research ). 2. Pengalokasian IP Address

Terdapat beberapa aturan dasar dalam penggunaan network ID atau host

ID ( Herlambang & Azis, 2008 ), yaitu:

a. Network ID 127.0.0.0 tidak dapat digunakan karena IP tersebut merupakan alamat loopback dari sistem local.

b. Host ID tidak boleh semua bit-nya diatur 1, ( contoh kelas A: 10.255.255.255 ) karena akan diartikan sebagai alamat broadcast / broadcast ID. Broadcast ID merupakan alamat yang mewakili seluruh anggota jaringan. Pengiriman paket ke alamat yang mewakili seluruh anggota jaringan. Pengiriman paket ke alamat ini akan menyebabkan paket ini didengarkan oleh seluruh anggota jaringan tersebut.

c. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0 ( seluruh bit diatur 0 seperti ini 0.0.0.0), karena IP address dengan host ID 0 akan diartikan sebagai alamat jaringan. Alamat jaringan adalah alamat untuk menunjuk suatu jaringan dan tidak menunjuk pada suatu host.

d. Host ID harus unik dalam suatu jaringan. Artinya, dalam suatu jaringan, tidak boleh ada dua host dengan host ID yang sama.

e. IP private yang dapat digunakan dalam jaringan lokal, yaitu 10/8, 172.16.0.0/12, 192.168.0.0/16, 224.0.0.0/4 ( class D multicast ), 240.0.0.0/5 ( class E research ) karena IP ini tidak dipergunakan ( dipublish ) di internet. 3.2.6 Internet

Internet ( kependekan dari interconnection-networking ), secara harafiah ialah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung

STIKOM

(42)

menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Manakala Internet ( huruf 'I' besar ) ialah sistem komputer umum, yang berhubungan secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket ( packet switching communication protocol ). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaidah ini dinamakan internetworking. ( Herlambang & Azis, 2008 )

3.3 Media Elektronik 3.3.1 Komputer

Komputer adalah alat yang dipakai untuk mengolah data menurut prosedur yang telah dirumuskan. Kata komputer semula dipergunakan untuk menggambarkan orang yang perkerjaannya melakukan perhitungan aritmatika, dengan atau tanpa alat bantu, tetapi arti kata ini kemudian dipindahkan kepada mesin itu sendiri. Asal mulanya, pengolahan informasi hampir eksklusif berhubungan dengan masalah aritmatika, tetapi komputer modern dipakai untuk banyak tugas yang tidak berhubungan dengan matematika.

Dalam arti seperti itu terdapat alat seperti slide rule, jenis kalkulator mekanik mulai dari abakus dan seterusnya, sampai semua komputer elektronik yang kontemporer. Istilah lebih baik yang cocok untuk arti luas seperti "komputer" adalah "yang mengolah informasi" atau "sistem pengolah informasi." Selama bertahun-tahun sudah ada beberapa arti yang berbeda dalam kata "komputer", dan beberapa kata yang berbeda tersebut sekarang disebut sebagai komputer. Kata komputer secara umum pernah dipergunakan untuk

STIKOM

(43)

mendefiniskan orang yang melakukan perhitungan aritmatika, dengan atau tanpa mesin pembantu. ( Ino Irvantino, 2004 )

3.3.2 Mobilephone

Telepon seluler ( mobilephone ) atau telepon genggam ( telgam ) atau

handphone ( HP ) atau disebut pula adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana ( portabel, mobile ) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel ( nirkabel;

wireless ). Saat ini Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu sistem GSM ( Global System for Mobile Telecommunications ) dan sistem CDMA ( Code Division Multiple Access ). Badan yang mengatur telekomunikasi seluler Indonesia adalah Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia ( ATSI ). ( Ino Irvantino, 2004 )

3.3.3 LCD Monitor

Penampil kristal cair atau LCD monitor suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan di berbagai bidang misalnya dalam alat-alat elektronik seperti televisi, kalkulator ataupun layar komputer. Kini LCD mendominasi jenis tampilan untuk komputer meja maupun notebook karena membutuhkan daya listrik yang rendah, bentuknya tipis, mengeluarkan sedikit panas, dan memiliki resolusi tinggi.

Pada LCD berwarna semacam monitor, terdapat banyak sekali titik cahaya ( piksel ) yang terdiri dari satu buah kristal cair sebagai sebuah titik cahaya. Walau disebut sebagai titik cahaya, kristal cair ini tidak memancarkan cahaya sendiri.

STIKOM

(44)

Sumber cahaya di dalam sebuah perangkat LCD adalah lampu neon berwarna putih di bagian belakang susunan kristal cair.

Titik cahaya yang jumlahnya puluhan ribu bahkan jutaan inilah yang membentuk tampilan citra. Kutub kristal cair yang dilewati arus listrik akan berubah karena pengaruh polarisasi medan magnetik yang timbul dan oleh karenanya akan hanya membiarkan beberapa warna diteruskan sedangkan warna lainnya tersaring. ( Ino Irvantino, 2004 )

STIKOM

(45)

40

4.1 Topologi Sistem Pemantauan Keamanan Menggunakan Kamera CCTV Secara Offline dan Online

Berikut adalah gambaran umum tentang topologi sistem pemantauan keamanan menggunakan kamera CCTV secara offline dan online sewaktu kerja praktek.

Gambar 4.1. Topologi sistem pemantauan keamanan menggunakan kamera CCTV secara offline dan online saat kerja praktek.

KAMERA CCTV 12V DENGAN INFRAMERAH DAN OUTPUT

BNC

INTERNET

USER DENGAN PC, MOBILE PHONE, TABLET DENGAN

OEM SOFTWARE YANG TERKONEKSI INTERNET

DECODER DENGAN LAN RJ-45, INTERNAL HARDISK, DAN OEM

SOFTWARE

USER DENGAN

MONITOR D-SUB 15 PIN VGA

SWITCH

USER DENGAN TV

ANALOG RCA

WIRELESS N ADSL2+

MODEM ROUTER

USER DENGAN PC DENGAN OEM

SOFTWARE

DALAM JARINGAN LAN

USER DENGAN PC,

MOBILE PHONE, TABLET

DENGAN OEM

SOFTWARE YANG TERKONEKSI WIFI

STIKOM

(46)

4.2 Alat dan Perlengkapan Konfigurasi serta Fungsinya

Pada penyusunan komponen sistem pemantauan keamanan menggunakan kamera CCTV secara offline dan online menggunakan berbagai alat seperti di bawah ini : ( berikut ini uraian beserta fungsinya ).

Keterangan komponen penyusun topologi sistem keamanan menggunakan kamera CCTV beserta fungsinya secara offline dan online :

1. Kamera CCTV DIGI-i DG-5130 BP 12V dengan inframerah dan output BNC Tabel 4.1. Tabel spesifikasi kamera CCTV DIGI-i DG-5130 BP.

STIKOM

(47)

Gambar 4.2. Kamera CCTV DIGI-i DG 5130 BP.

Berfungsi sebagai alat yang mengambil gambar pada setiap ruangan yang dipasang kamera CCTV, dimana hasil output-an gambar disalurkan ke decoder

melalui kabel BNC.

2. Decoder DIGI-i DG-9316V dengan LAN RJ-45, internal Hardisk, dan

software OEM.

STIKOM

(48)

Tabel 4.2. Tabel spesifikasi decoder DIGI-i DG-9316V.

STIKOM

(49)

Gambar 4.3. Decoder DIGI-i DG 9316V.

Dalam proyek kerja praktek ini, decoder ini berfungsi sebagai alat atau

device standalone yang menerima dan merekam kedalam internal hardisk dari

input-an gambar dari beberapa kamera CCTV dan menampilkan ke output TV RCA maupun monitor D-Sub 15 pin sebanyak 16 gambar (tergantung spesifikasi decoder) sekaligus dalam satu tampilan, selain itu juga, output dari 1 tampilan tersebut dapat ditampilkan ke : PC dengan software OEM dalam jaringan LAN RJ-45 melalui media switch, PC / mobile phone / tablet dengan

software OEM dan WIFI card melalui wireless N router, PC / mobile phone /

tablet dengan software OEM dan koneksi internet dimana decoder terhubung ke internet melalui modem ADSL2+ dengan provider internet untuk memantau kamera CCTV tersebut dari jarak jauh.

STIKOM

(50)
[image:50.595.46.559.160.662.2]

3. Switch 3COM Office Connect 10/100 16 Ports ( 3C16792C ).

Tabel 4.3. Tabel spesifikasi Switch 3COM Office Connect 10 / 100 16 port.

Gambar 4.4. Switch 3COM Office Connect 10 / 100 16 Port.

STIKOM

(51)

Berfungsi untuk memperbanyak port dari router yang hanya terbatas port -nya sehingga semakin ba-nyak interface yang bisa digunakan oleh user dan juga

decoder agar bisa berhubungan dalam jaringan lokal maupun internet. 4. Modem & Router TP-Link wireless N ADSL2+ 150 Mbps TD-W8950ND.

Tabel 4.4. Tabel spesifikasi Modem & Router TP-Link wireless N ADSL2+. 150 Mbps TD-W8950ND.

STIKOM

(52)

Gambar 4.5. Modem & Router TP-Link Wireless N ADSL2+

150 Mbps TD-W8950ND.

Berfungsi untuk menghubungkan decoder dengan jaringan lokal agar bisa terkoneksi dengan banyak user dengan OEM software pada jaringan lokal LAN yang terkoneksi melalui switch maupun jaringan lokal wireless / WIFI untuk memantau kamera CCTV dalam jaringan lokal dan juga menghubungkan

decoder dengan jaringan internet teknologi ADSL2+ agar bisa terkoneksi dengan user dengan OEM software pada jaringan internet untuk memantau kamera CCTV jarak jauh.

STIKOM

(53)
[image:53.595.45.553.163.650.2]

5. Internet Broadband Speedy dengan download 1 Mb dan upload 256 Kbps. Tabel 4.5. Tabel spesifikasi dan paket harga Internet Broadband Speedy.

Berfungsi sebagai jaringan internet berteknologi ADSL2+ dari speedy yang berguna untuk menghubungkan decoder kamera CCTV melalui modem & router ADSL2+ ke jaringan internet yang digunakan untuk memantau jarak jauh dari PC, mobile phone, maupun tablet.

6. PC dengan ethernet card, wireless card, OEM software kamera CCTV.

Gambar 4.6. PC dengan ethernet card, wireless card, dan OEM software

kamera CCTV.

STIKOM

(54)

Berfungsi sebagai media untuk memproses dan memantau hasil output-an gambar dari decoder kamera CCTV melalui koneksi jaringan lokal LAN dan WIFI serta koneksi jaringan internet untuk pemantauan jarak jauh, dan menampilkan input-an dalam bentuk gambar dari kamera CCTV di monitor

PC yang telah terinstal software OEM kamera CCTV tersebut. 7. Mobile Phone dengan WIFI dan OEM software kamera CCTV.

Gambar 4.7. Mobile Phone dengan WIFI dan OEM software kamera CCTV. Berfungsi sebagai media untuk memproses dan memantau hasil output-an gambar dari decoder kamera CCTV melalui koneksi jaringan WIFI serta koneksi jaringan internet untuk pemantauan jarak jauh, dan menampilkan

input-an dalam bentuk gambar dari kamera CCTV di mobile phone yang telah terinsntal software OEM kamera CCTV tersebut.

8. Tablet dengan WIFI dan OEM software kamera CCTV.

Gambar 4.8. Tablet dengan WIFI dan OEM software kamera CCTV.

STIKOM

[image:54.595.37.550.132.717.2]
(55)

Berfungsi sebagai media untuk memproses dan memantau hasil output-an gambar dari decoder kamera CCTV melalui koneksi jaringan WIFI serta koneksi jaringan internet untuk pemantauan jarak jauh, dan menampilkan

input-an dalam bentuk gambar dari kamera CCTV di tablet yang telah terisntal

software OEM kamera CCTV tersebut.

9. Hardisk 3.5 Inch Western Digital Black 2 Terabyte SATA ( WD2002FAEX ). Tabel 4.6. Tabel spesifikasi Hardisk WD Black 2 TB SATA ( WD2002FAEX ).

.

STIKOM

(56)

Gambar 4.9. Hardisk WD Black 2 TB SATA ( WD2002FAEX ).

Berfungsi sebagai media penyimpanan data pada decoder kamera CCTV, dimana hardisk ini digunakan sebagai tempat menyimpan data video hasil rekaman dari kamera CCTV selama satu bulan ( tergantung kapasitas hardisk ) dengan resolusi gambar 640x480. Dimana data rekaman ini dapat diakses dari

decoder, jaringan lokal LAN maupun WIFI, dan melalui jaringan internet.

STIKOM

(57)

10. Power Supply CCTV 12V 9 kanal DIGI-i dan konektor / jack DC.

Gambar 4.10. Power Supply CCTV 12V 9 kanal DIGI-i.

Gambar 4.11. Konektor / Jack DC.

Berfungsi sebagai sumber daya atau power bagi kamera CCTV, dimana

power supply ini mengubah tegangan AC 220 V menjadi DC output 12V dan arus satu ampere pada tiap kamera.

STIKOM

(58)

11. Adaptor 12 V.

Gambar 4.12. Adaptor 12 V.

Berfungsi sebagai sumber daya atau power untuk semua peralatan DC yang digunakan di dalam kerja praktek ini, dimana adaptor ini mengubah tegangan AC 220 V menjadi DC output 12 V.

12. TV Analog dengan input RCA dan monitor LCD dengan input D-SUB 15.

Gambar 4.13. TV Analog dengan input RCA.

STIKOM

(59)

Gambar 4.14. Monitor LCD dengan input D-SUB.

Berfungsi sebagai tampilan untuk memantau hasil output-an gambar dari

decoder kamera CCTV yang dihubungkan oleh kabel BNC pada TV analog

dan kabel D-SUB 15 pin VGA pada monitor LCD. 13. Kabel BNC Oregon RG59+Power dan konektor BNC.

Gambar 4.15. Kabel BNC Oregon RG59+Power.

STIKOM

(60)

Gambar 4.16. Konektor BNC.

Berfungsi sebagai media penghubung melalui transmisi kabel dimana menghubungkan kamera CCTV dengan decoder, decoder dengan TV analog

RCA.

14. Paku dan Kayu.

[image:60.595.46.548.86.706.2]

Gambar 4.17. Paku.

Gambar 4.18. Kayu.

STIKOM

(61)

Berfungsi sebagai alat untuk dudukan kamera CCTV, dimana setiap kamera CCTV yang dipasang pada tiap ruangan selalu menggunakan kayu dan paku sebagai media dudukan kamera CCTV tersebut.

15. Kabel LAN RJ-45.

Gambar 4.19. Kabel LAN RJ-45.

Berfungsi sebagai alat penghubung berbagai peralatan dalam proyek ini, misal dari user ke decoder melalui switch dalam jaringan lokal LAN, dari

decoder ke modem & router wireless 150 Mbps ADSL2+ melalui switch, dimana menggunakan transmisi kabel RJ-45 untuk menghubungkan berbagai peralatan berbasis jaringan tersebut.

[image:61.595.42.559.172.739.2]

16. Kabel D-SUB 15 Pin VGA.

Gambar 4.20. Kabel D-SUB 15 Pin VGA.

STIKOM

(62)

Berfungsi sebagai media penghubung melalui transmisi kabel dimana menghubungkan decoder dengan monitor LCD dengan input D-SUB 15 Pin. 17. Mouse USB.

Gambar 4.21. Mouse USB.

Berfungsi sebagai media pointer pada decoder dan juga PC. 4.3 Konfigurasi dan Setting Sistem

4.3.1 Pemasangan Kamera CCTV

Sebelum kamera CCTV dipasang, terlebih dahulu dilakukan pemasangan dudukannya, dimana menggunakan kayu kecil dan memaku kayu tersebut pada titik lokasi yang diinginkan, kemudian kamera CCTV tersebut dipasang pada dudukan kayu yang telah dipaku. Setelah itu sambungkan kamera CCTV tersebut ke decoder dan power supply, dengan menggunakan kabel BNC yang telah dirakit beserta dengan konektor dan jack DCnya. Semuanya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

STIKOM

(63)

Kamera CCTV

Kabel dan jack DC Paku Kayu

Gambar 4.22. Kamera CCTV yang telah terpasang pada titik lokasi dengan dudukan kayu beserta dengan kabel dan konektor BNC serta jack DC-nya.

Decoder

Kabel dan konektor BNC

Gambar 4.23. Kabel dan konektor BNC dari kamera CCTV yang telah terhubung dengan decoder.

STIKOM

(64)

Power supply

.

Gambar 4.24. Kabel dan jack DC dari kamera CCTV yang telah terhubung dengan power supply.

4.3.2 Konfigurasi dan Setting Decoder

Setelah semua kamera CCTV telah terpasang di titik lokasi yang diinginkan dan telah tersambung semuanya ke decoder, kemudian masukkan usb

mouse ke port usb decoder, lalu sambungkan kabel D-SUB 15 pin ke VGA

monitor serta kabel BNC RCA ke TV analog untuk tampilan lainnya. Dan

adaptor dari decoder disambungkan ke catu daya.

STIKOM

(65)

Jack DC adaptor Port usb

Gambar 4.25. Mouse USB yang telah terhubung melalui port USB decoder, dan daya dari jack DC adaptor yang telah terhubung dengan decoder.

Port D-SUB 15 pin VGA

Gambar 4.26. Monitor yang telah terhubung dengan decoder melalui kabel D-SUB 15 Pin VGA.

STIKOM

(66)

Port BNC RCA

Gambar 4.27. TV analog yang telah terhubung dengan decoder melalui kabel BNC RCA.

Langkah selanjutnya yaitu melakukan setting decoder, yang terdiri dari beberapa langkah seperti di bawah ini :

1. Konfigurasi awal sistem info pada decoder.

[image:66.595.42.542.76.713.2]

Hidupkan monitor dan TV analog dan juga decoder, kemudian cek info pada menu utama dengan memilih menu info.

Gambar 4.28. Menu utama decoder.

STIKOM

(67)

Pada menu info berisi tampilan menu sub info yang terdiri atas HDD info, BPS, log, version.

Gambar 4.29. Sub menu info pada decoder.

Pilih sub menu version untuk mengetahui versi dan status pada decoder,

kemudian pilih sub menu HDD info untuk mengetahui tipe, status, serta kapasitas

[image:67.595.66.547.141.738.2]

hardisk pada decoder, kalau sudah klik ok.

Gambar 4.30. Menu version pada decoder.

STIKOM

(68)
[image:68.595.51.551.74.730.2]

Gambar 4.31. Menu HDD info pada decoder.

2. Konfigurasi sistem decoder.

Pilih menu sistem pada menu utama dari sistem decoder untuk masuk pada

setting sistem decoder.

Gambar 4.32. Menu utama decoder.

STIKOM

[image:68.595.51.489.428.712.2]
(69)

Pada menu sistem berisi tampilan sub menu sistem yang terdiri atas

general setting, encode sistem gambar, koneksi network, net service, GUI display, PTZ config, setting RS-232, dan sistem tour.

Gambar 4.33. Sub menu sistem pada decoder.

Pilih sub menu general untuk mengatur general setting pada sistem

[image:69.595.49.477.470.715.2]

decoder dengan setting seperti pada gambar di bawah ini, setelah selesai klik ok:

Gambar 4.34. General setting pada sistem decoder.

STIKOM

(70)

Selanjutnya, pilih sub menu encode untuk mengatur setting encode pada sistem decoder yang dipergunakan untuk menentukan resolusi encoding gambar pada output-an tampilan pada monitor maupun TV Analog dan juga untuk setting

tampilan melalui pemantauan secara online dan offline pada PC atau tablet baik melalui jaringan LAN, WIFI, maupun internet ( setting sebelah kiri ) serta untuk setting tampilan melalui pemantauan secara onl

Gambar

Tabel 4.3. Tabel spesifikasi Switch 3COM Office Connect 10 / 100 16 port.
Tabel 4.5. Tabel spesifikasi dan paket harga Internet Broadband Speedy.
gambar dari decoder kamera CCTV melalui koneksi jaringan lokal LAN dan
Gambar 4.18. Kayu.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saya bermaksud mengadakan kegiatan penelitian dengan judul “ Kontribusi Harga, Kualitas Produk, dan Citra Merek Terhadap Loyalitas pada Pengguna Telepon Seluler

Avatar adalah gambar icon kecil yang muncul pada setiap kita komentar baik di blog sendiri maupun orang lain Untuk memasang avatar, buka menu Users -> Your Profile -> Change

Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan pada pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1)Rata-rata curahan waktu kerja wanita buruh tani padi

dengan demikian cara ini etika sering disalahpahami sebagai hal yang serupa dengan hukum karena alas an sederhana bahwa banyak orang percaya etika merupakan prinsip pemandu yang

Berdasarkan hasil penelitian tentang perilaku konsumsi game online yang dilakukan oleh pelajar di kelurahan Gemolong dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

Subsektor  tanaman  pangan  merupakan  subsektor  yang  memiliki  jumlah  rumah  tangga  jasa 

Menurut Moleong dalam bukunya Metode Penelitian Kualitatif, pengumpulan data merupakan salah satu langkah yang tidak dapat dihindari dalam kegiatan penelitian, karena

Banyaknya dokumen ini menyebabkan banyak orang bingung, apakah antara satu dokumen dengan dokumen lainnya memiliki keterkaitan atau tidak, dan juga apakah dua