613.2 Ind
p
Pedoman
CETAKAN III
Katalog Dalam Terbitan Kementerian Kesehatan RI 613.2
Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina P Kesehatan Masyarakat
Pedoman pemenuhan kecukupan gizi pekerja selama bekerja Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2010
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAl BINA KESEHATAN MASYARAKAT
Masalah gizi pada pekerja merupakan akibat langsung dari kurang atau berlebihnya asupan makanan yang tidak sesuai dengan beban kerja atau jenis pekerjaannya. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang kurang gizi meskipun masih dalam taraf ringan dapat menyebabkan terganggu konsentrasi kerjanya sehingga mudah mendapat kecelakaan. Perbaikan dan peningkatan gizi mempunyai makna yang sangat penting dalam upaya mencegah terjadinya penyakit, menurunkan angka absensi serta meningkatkan produktivitas kerja.
Guna mendukung pelayanan kesehatan kerja khususnya dalam pemenuhan kecukupan gizi pekerja, maka petugas kesehatan dan pengelola makanan untuk pekerja perlu memiliki pengetahuan dalam penyediaan makanan bagi pekerja.
Buku Pedoman Pemenuhan Kecukupan Gizi Pekerja Inl membahas tentang masalah gizi pekerja, faktorfaktor yang mempengaruhi kebutuhan glzl pekerja dan pemenuhan kecukupan gizi pekerja sehingga dapat digunakan sebagai acuan bagi para petugas maupun pihak terkait.
Semoga buku pedoman ini dapat bermanfaat bagi
pelaksanaan Upaya Kesehatan Kerja di lapangan.
Jakarta, November 2009
Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
NI 195110011980081001
KAlA PENGANlAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga
Buku Pedoman Pemenuhan Kecukupan Gizi Pekerja ini selesai
tersusun. Pedoman ini disusun dengan tujuan agar kecukupan gizi
bagi pekerja selama bekerja dapat terpenuhi untuk mendukung
peningkatan produktivitas kerja .
Sebagaimana diketahui , meningkatnya jumlah angkatan
kerja di Indonesia belum diimbangi dengan pelayanan kesehatan
kerja yang memadai, diantaranya adalah pemenuhan kecukupan
gizi pekerja selama bekerja. Padahal pemenuhan kecukupan
gizi pekerja dapat mendukung peningkatan produktivitas kerja.
Karenanya buku ini diharapkan dapat menjadi pedoman dalam
pemenuhan kecukupan gizi bagi pekerja serta dalam penyediaan
makanan bagi pekerja sesuai standar kecukupan gizi, selama
bekerja.
Disadari bahwa pedoman ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saran dan masukan dari berbagai pihak sangat kami
harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan buku ini .
Terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan
kepada Tim Penyusun dan semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyelesaian pedoman ini baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Jakarta, November 2009
sehatan Kerja
. Abdul Rival M.Kes
NIP 195203121981031004
DAFTAR 151
SAMBUlAN ... ... .... ... ... ... .... ... ... ... ... .
KAlA PENGANlAR ... .. ... ... ... ... ... ... III
Daftar lsi ... ... ... ... ... .. ... .... ... ... v
BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang ... ... ... .... ... .. ... . B. Tujuan ... ... .... ... ... ... ... ... ... 4
C. Sasaran ... ... ... ... 5
D. Dasar Hukum ... ... .... .. 5
E. Ruang Lingkup ... ... 7
F. Pengertian... .... ... ... 7
BAB II GIZI BAGI PEKERJA ... ... .... ... ... .... . 9
A. Permasalahan Gizi Pekerja ... .. .. .... ... 9
B. Gizi Seimbang ... ... .. .. ... 12
C. Gizi dan Produktivitas Kerja ... ... ... .... ... 16
D. Pencapaian Gizi Seimbang Bagi Pekerja .. ... 17
BAB III PEMENUHAN KECUKUPAN GIZI BAGI PEKERJA A. Standar Kecukupan Gizi Pekerja ... ... ... ... .. 19
1. Kategori Tingkat Aktivitas ... ... 19
2. Penilaian Status Gizi ... ... ... ... .. ... 21
3. FaktorFaktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Pekerja ... 23
4. Kecukupan Gizi Menurut Kondisi Khusus Pekerja .. ... 27
B. Standar Penyediaan Makanan Bagi Pekerja ... .... ... 31
1. Standar Porsi Makanan yang Memenuhi
Kecukupan Gizi Pekerja .. .. ... ... ... .... ... ... ... .. 31
2. Contoh Menu Makanan Bagi Pekerja Selama Bekerja (8 Jam) .... ... ... ... ... .. ... .. .. .... .... ... ... 34
BAB IV ASI ... 37
A. Ruang ASI ... 39
1. Persyaratan Ruang ASI ... ... ... ... .. ... .... .... ... .. .... .... .... 39
2. Peralatan yang dibutuhkan .. .... ... ... ... ... .... ... ... 40
B. Memerah Susu ... 41
1. Kapan Memerah ASI ... .. ... .... .... ... ... .. .... . ... ... . ... . ... . 41
2. Cara Memerah ASI ... .... ... ... ... ... . 41
C. Cara Memberikan ASI bagi ibu pekerja ... 46
1. Memeberikan ASI secara langsung .. ... .... .. ... .. ... .. ... ... .... 46
2. Cara memberikan ASI perah yang sudah disimpan .. ... 47
3. Keunggulan penggunaan Cangkir ... .. ... .... .. 48
D. Ruang ASI Dipoliklinik/Perkantoran/Tempat kerja ... 49
1. Kebutuhan Ruang .... ... ... .. ... .... .... .. .... . ... .. .. ... .... 49
2. Kebutuhan alat .. .... .... ... .... ... ... ... .. ... .. ... 50
3. Sumber Daya Manusia ... ... ... ... ... .... ... ... .. ... .... 51
4 . Layout Ruang ASI ... ... .. .. ... ... ... ... ... ... .... .. 51
BABV MONITORING DAN INDIKATOR KEBERHASILAN 53 BAB VI PENUTUP ... 55
LAMPIRAN LAMPIRAN ... 59
DAFTAR PUSTAKA .•...•...•... 75
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jumlah angkatan kerja di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya dan saat ini mencapai 113,74 juta jiwa sedangkan jumlah penduduk yang bekerja mencapai 104,49 juta jiwa (BPS, 2009). Pemenuhan kecukupan gizi bagi pekerja selama bekerja merupakan salah satu bentuk penerapan syaratsyarat keselamatan dan kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya meningkatkan derajat kesehatan pekerja yang setinggitingginya untuk mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik, maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf h, Undangundang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Selanjutnya Undangundang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 86 ayat (1) huruf a, menyebutkan bahwa setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja dan pada ayat (2) disebutkan bahwa untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
Undangundang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada bab XII mengenai Kesehatan Kerja pasal 164 lebih
jauh menyebutkan bahwa Upaya Kesehatan Kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Pada pasal 165 disebutkan bahwa pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan kerja melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi pekerja.
Cizi merupakan salah satu aspek kesehatan kerja yang memiliki peran penting, terutama dalam kaitannya dengan p e ningkatan produktivitas kerja . Hal ini perlu menjadi perhatian semua pihak terutama pengelola tempat kerja mengingat para pekerja umumnya menghabiskan waktu sekitar 8 jam setiap harinya di tempat kerja.
Status kesehatan dan gizi pekerja yang belum menjadi prioritas dapat menyebabkan penurunan hasil produksi. Pekerja dapat menghadapi masalah kurang gizi seperti Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Cizi Besi (ACB) serta penyakit infeksi, maupun kelebihan gizi seperti kegemukan atau obesitas yang dapat memicu terjadinya penyakit degeneratif. Masalah gizi pada pekerja tersebut merupakan akibat langsung dari kurang atau berlebihnya asupan makanan yang tidak sesuai dengan beban kerja atau jenis pekerjaannya.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 terhadap penduduk 15 tahun ke atas yang diukur dengan IMT (Indeks Massa Tubuh) menunjukkan bahwa prevalensi gizi kurang sebesar 14,8%, kelebihan berat badan 8,8%,
sedangkan prevalensi obesitas sebesar 10,3%. Selain itu diketahui bahwa prevalensi anemia pada perempuan sebesar 11.3% dan lakiIaki sebesar 12.3%. Prevalensi anemia di kalangan pekerja perempuan dan pria pun
masih tinggi.
Masalah gizi dan kesehatan pada pekerja perempuan perlu mendapat perhatian, karena perempuan mengalami haid, mengandung, melahirkan serta menyusui, oleh sebab itu perempuan memerlukan gizi yang cukup dan seimbang. Pekerja perempuan mempunyai peran ganda, yaitu disamping sebagai ibu rumah tangga juga sebagai pekerja. keduanya harus dapat dilaksanakan dengan baik . Apabila jumlah konsumsi makanan tidak mencukupi ditambah dengan kurangnya istrahat dapat mengakibatkan penurunan konsentrasi kerja.
Penanggulangan masalah gizi terhadap pekerja belum memberikan hasil yang optimal. Hal ini disebabkan masih kurangnya kesadaran pekerja mengenai pentingnya gizi dan kesehatan dalam aktivitas bekerja, perilaku gizi yang kurang mendukung (misalnya kebiasaan tidak makan pagi), kesibukan para pekerja serta faktor ekonomi. Tantangan lainnya adalah masih kurangnya kesadaran dan komitmen pengusaha tentang pentingnya gizi dan kesehatan bagi pekerja, karena masih banyak yang berpendapat bahwa anggaran untuk asupan gizi merupakan beban perusahaan. Dari pihak pemerintah pun belum melakukan pembinaan secara optimal.
Rendahnya produktivitas kerja dianggap akibat kurangnya motivasi kerja, tanpa menyadari faktor lainnya seperti gizi pekerja. Perbaikan dan peningkatan gizi mempunyai makna yang sangat penting dalam upaya mencegah morbiditas, menurunkan angka absensi serta meningkatkan produktivitas kerja.
Upaya preventif menjaga kesehatan pekerja melalui pemenuhan kecukupan gizi yang baik bagi pekerja perlu menjadi perhatian semua pihak. Oleh karena itu perlu disusun pedoman dalam upaya pemenuhan kecukupan gizi bagi pekerja.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Terpenuhinya kecukupan gizi bagi pekerja selama bekerja untuk mendukung peningkatan produktivitas kerja.
Khusus
1. Tersedianya pedoman untuk memenuhi kecukupan gizi
bagi pekerja.
2. Tersedianya makanan bagi pekerja sesual standar kecukupan gizi, selama bekerja
C.
Sasaran1. Pimpinan tempat kerja/ Perusahaan
2. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
3. Pengelola makanan untuk pekerja
4. Petugas/ dokter Pemeriksa Kesehatan Pekerja
5. Petugas Dinas Kesehatan dan jajarannya
6. Petugas Dinas Pekerja (Pengawas Ketenagakerjaan) 7. Pekerja
O. Oasar Hukum
1. Undang-undang No.1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja.
2. Undangundang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3 . Undang-undang no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Peraturan Menteri Pekerja dan Transmigrasi No. Per. 03/ Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
5. Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Pekerja dan Transmigarsi dan menteri Kesehatan, No. 48/Men.PP/XI1/2008, PER .27/Men. XII/2008, 1177/Menkes/PB/XI1/2008, tentang Peningkatan
Pemberian Air Susu Ibu selama waktu bekerja ditempat kerja.
6. Keputusan bersama Direktur Jenderal Pembinaan
Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan (Binawas Departemen Pekerja dan direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan No. Kep 22/BW/1996 dan No. 202/BM/ DJ/BGM/II/1996, tentang Penanggulangan anemia gizi (Kekurangan zat gizi) bagi pekerja perempuan.
7. Keputusan Menteri Pekerja & Transmigrasi No KepS1/
Men/1999 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja
8. Keputusan Menteri Pekerja dan Transmigrasi No.
224 /Men/2003 Tentang Kewajiban Pengusaha yang Mempekerjakan Pekerja/Buruh Perempuan Antara Pukul 07.00 sampai dengan 23.00
9. Keputusan Menteri Pekerja dan Transmigrasi No. 102/ MenNI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur
10. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1S93/Menkes/SK/ XI/200S Tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia
11. Surat Edaran Menakertrans No. SE.01 /Men/1979 tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Makan
Pedoman Pemenuhan Kecukupan Gizi Pekerja Selama Bekerja
12. Instruksi Menteri Pekerja I'lo. II'lST03/Men/BW/1999 tentang Pengawasan terhadap Pengelolaan Makanan di
Tempat Kerja
E. Ruang Lingkup
Pedoman ini membahas tentang pemenuhan kecukupan gizi pekerja selama bekerja dan dapat digunakan oleh unit-unit penyelenggara makanan di tempat kerja atau perusahaan jasa boga yang menyuguhkan makanan bagi pekerja atau perusahaan lain, dalam rangka pemenuhan gizi pekerja
F. Pengertian
1. Pedoman kecukupan gizi
adalah norma atau aturan, yang tertulis dan telah disepakati oleh pihak terkait dalam hal pemenuhan kecukupan gizi untuk dijadikan batasanbatasan dalam pelaksanaan program.
2. Pangan lokal
adalah pangan yang diproduksi dan dikembangkan sesuai dengan potensi dan sumberdaya wilayah dan budaya setempat (termasuk di dalamnya pangan khas daerah dan pangan tradisional).
• Pangan Khas adalah pangan yang asal usulnya secara
biologis ditemukan di suatu daerah.
•
Pangan Tradisional adalah pangan atau makanan yang diolah dengan cara, resep atau cita rasa yang khas berkaitan dengan nilai nilai kelompok etnis tertentu tanpa memperhatikan asal bahan bakunya.3. Pekerja
adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.
4. Lembur
Waktu kerja yang melebihi 7 (tujuh) jam seharf dan 40 (em pat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 8 (delapan) jam seharf dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu atau waktu kerja pada hari istirahat mingguan dan atau pada hari libur resmi yang ditetapkan Pemerintah.
5. Gizi Kerja
adalah gizi yangdiperlukan oleh pekerja untuk melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerjanya atau ilmu gizi yang diterapkan kepada masyarakat pekerja dengan tujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan pekerja sehingga tercapai tingkat produktivitas dan efisiensi kerja yang setinggitingginya.
Pedoman Pe menuh an Kecu kupan Gi zi Pekerj a Se lam a O€' kerja
BAB II
GIZI PEKERJA
A. Permasalahan Gizi Pekerja
Berbagai pene litian di Indonesia menunjukkan 3 (tiga ) masalah gizi pekerja yaitu KEP, Anemia Cizi Besi (ACB), dan Obesitas. Menurut data Oirektorat Bina Cizi Masyarakat terjadi keeenderungan penurunan Kurang Energi Kronis (KEK), pada perempuan usia 1549 tahun (Iingkar lengan atas < 23 ,S em) dari tahun 19992003. Paling banyak KEK dialami perempuan usia muda 1519 tahun. Andriani (2003) melaporkan terdapat 28 ,5% pekerja perempuan bagian
sewing
berbadan kurus (IMT < 18,5 kglm 2) . Se lanjutnya pen elitian Mulyani (2007)
pada pekerja industri tekstil menunjukkan 75% asupan energi kurang dari seharusnya « 80 % AKC) juga asupan protein 58% kurang dari seharusnya. Keadaan tersebut menandakan adanya masalah KEP pada pekerja.
Anemia Cizi Besi pada pekerja perempuan menunjukkan besaran yang bervariasi antara 24 42% di beberapa industri di Tangerang, Jakarta dan Oepok . Sedangkan anemia gizi pad a pekerja pria bervariasi antara 1830%. Angka tersebut menunjukkan masalah kesehatan masyarakat tingkat sedang (20 39,9%) sampai berat Hセ@ 40 %).
Hasil studi memperlihatkan bahwa pekerja perempuan yang menderita ACB , output kerjanya ratarata 5% lebih rendah serta kapasitas kerjanya ratarata 6,5 jam lebih rendah
per minggu, dibandingkan yang tidak menderita anemia (Scholz dkk, 1997; Untoro dkk, 1998) . Pekerja dengan anemia gizi besi mempunyai produktivitas kerja 20% lebih rendah dibanding pekerja yang sehat dan bergizi baik. Penelitian Viteri, dkk (1999) menunjukkan bahwa pemberian tablet besi dan asam folat dapat meningkatkan kadar haemoglobin dan kadar plasma ferritin diikuti kenaikan produktivitas dan konsentrasi pekerja.
Pekerja yang kurang gizi meskipun masih dalam taraf ringan dapat menyebabkan terganggu konsentrasi kerjanya sehingga mudah mendapat kecelakaan. Berbagai pengamatan dan penelitian menunjukkan bahwa produktivitas bertambah besar sesuai dengan makin besarnya konsumsi energi perkapita. Bank Ounia memperkirakan bahwa kekurangan zat gizi mikro mengakibatkan kematian dan kecacatan sehingga membebani ekonomi nasional sampai 5% dari produk domestik bruto (pO B), Padahal untuk pencegahannya hanya memakan biaya 0,3% dari POB.
Bardosono dan Amri (2009) dalam studi di salah satu pabrik di daerah Pulo Cadung, Jakarta menemukan bahwa 36.4% pekerja memiliki status gizi lebih, 8.3% status gizi kurang dan 17.7% memiliki lingkar perut berisiko obesitas
sentral (IakiIaki > 94 cm dan perempuan > 80 cm) serta
32.3% menunjukkan gejala anemia subyektif. Selain itu terlihat bahwa 56.3% responden memiliki asupan kalori lebih dari AKC dan 84.4% memiliki komposisi makan harian yang tidak seimbang. Oiketahui bahwa makin tidak seimbang
komposisi makanan harian maka kelebihan berat badan makin meningkat.
Hubert (1960) dalam penelitiannya menemukan bahwa pekerja yang sarapan pagi memperoleh hasil kerja 28% lebih tinggi daripada yang tidak sarapan pagi. Penelitian lain (Karyadi, 1974) menunjukkan bahwa kebiasaan buruh yang tidak makan pagi sebelum berangkat ke tempat kerja mengakibatkan konsumsi kalori, protein, lemak, vitamin dan mineral yang rendah, yang kemudian menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan daya kerja.
Faktor penyebab masalah gizi pada pekerja antara lain yaitu :
1. Faktor sosial budaya dan ekonomi
2. Faktor kebiasaanl perilaku, seperti: tidak makan pagi karena kurang waktu, penyajian makanan yang tidak menarik dan jenis makanan yang monoton.
3. Pola kegiatan: kerja ri ngan, sedang, dan berat.
4. Faktor biologis pada pekerja perempuan
5. Ketidaktahuan mengenai hal gizi
6. Tingginya penyakit parasit dan infeksi pada alat pencernaan
7. Kesehatan lingkungan dan pelayan an keseh atan yang belum memadai.
B. Gizi Seimbang
Cizi seimbang adalah konsumsi atau asupan makanan dan minuman yang cukup dan aman untuk hidup sehat, aktif, dan produktif. Cizi seimbang meliputi aspek:
a. seimbang antar jenis/ kelompok bahan makanan b. seimbang dalam jumlah asupan zat gizi
c. seimbang antar waktu makan (jaduall
Untuk mencapai gizi seimbang sesuai katagori pekerjaan, maka kebutuhan energi dan zat gizi lainnya pun akan berbeda. Pesan dasar gizi seimbang agar pekerja dapat bekerja produktif meliputi:
1. Makanlah aneka ragam makanan
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi 3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari
kebutuhan energi
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi
5. Cunakan garam beryodium
6. Makanlah makanan sumber zat besi 7. Biasakan makan sebelum bekerja
9. Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur
10. Hindari minum minuman beralkohol.
11. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
12. Bacalah label pada makanan yang dikemas
Berdasarkan fungsinya, zat gizi dikelompokkan menjadi:
• Sumber zat tenaga atau energi, terdiri dari karbohidrat, protein, lemak.
• Sumber zat pembangun, yaitu protein, mineral, air.
• Sumber zat pengatur terdiri dari protein, vitamin, mineral dan air.
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber utama energi untuk setiap aktivitas. Umumnya sumber karbohidrat berasal dari tumbuhtumbuhan antara lain bijibijian (beras, ketan, jagung), umbiumbian (ubi, singkong) dan tepung-tepungan (roti, mie, pasta, makaroni, bihun) dan hasil olahannya.
b. Protein
Protein meru pakan zat gizi yang mengandu ng energi tetapi bukan sebagai sumber energi, fungsinya untuk mengganti jaringan dan sel tubuh yang rusak. Protein diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuhtumbuhan (protein
nabati), contohnya: tahu, tempe, dan kacangkacangan serta makanan berasa l dari hewan (protein hewani), misalnya: ikan, telur, daging.
Mutu protein tergantung pada kuantitas dan kualitas asam amino esensial yang terkandung di dalamnya serta daya
serapnya (bioavailability). Berdasarkan kandungan asam
amino esensial, protein dapat digolongkan menjadi :
1. Protein sempurna, merupakan protein yang
mengandung semua asam aminO esensial. Protein sempurna dapat diperoleh dari bahan makanan hewani.
2. Protein tidak sempurna, merupakan protein yang tidak mengandung semua asam amino esensial . Sumbernya berasal dari bahan pangan nabati.
c.
lemak
Lemak terdapat dalam makanan yang berasal dari hewan (Iemak hewani) dan yang berasal dari tumbuhan (Iemak nabati). Lemak hewani contohnya : keju, mentega, lemak daging (sapi/kambing). Contoh lemak nabati: minyak sawit, minyak kelapa, margarin, minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak jagung.
d.
Vitamin-vitamin
Vitamin dibedakan menjadi 2, yakni vitamin yang larut
dalam air (vitamin B kompleks dan vitamin C) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, 0, E, K). Sumber
bahan makanan yang mengandung vitamin dapat dilihat pada Lampiran 1.
e. Mineral
Mineral dapat diperoleh dari tumbuhan, hewan dan alam sekitar. Mineral dikelompokkan menjadi:
• Mineral makro diperlukan dalam jumlah lebih dari 100mglhari seperti kalsium (Ca), fosfor (P), kalium (K), sulfur (5), natrium (Na), khlor (CI), dan magnesium (Mg).
• Mineral mikro (trace element) diperlukan dalam jumlah kurang dari 1 OOmglhari, seperti besi (Fe),
iodium (I), seng (Zn), mangan (Mn), tembaga (Cu),
molybdenum (Mo), cobalt (Co), chromium (Cr), silikon (5i), selenium (5e), dan fluor (F) .
5umber bahan makanan yang mengandung vitamin dapat dilihat pada Lampiran 1.
f.
AirAsupan air bagi tubuh harus mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik dan menyeimbangkan kehilangan air. Jumlah kebutuhan air setiap individu sangat bervariasi bergantung pada berat badan, kebutuhan energi, tingkat aktivitas, jenis kelamin, serta lingkungan. Kekurangan air akan mengakibatkan dehidrasi.
Widyakarya Nasional Pangan dan Cizi (2004) merekomendasikan kebutuhan air pad a orang dewasa
yaitu 11.5 ml air/kkal energi yang dikeluarkan. Dalam hal
ini, sepertiga konsumsi air tubuh diperoleh dari makanan pad at (air terselubung) dan sisanya dari minuman. Oleh karena itu, makanan yang berkuah, ditambah buah dan sayur bisa membantu seseorang terhindar dari dehidrasi.
Jika diumpamakan kebutuhan energi orangdewasa sekitar 1.8003.000 kkal, maka kebutuhan air bagi tubuhnya adalah sekitar 1,8 3 liter air per hari. Karena sepertiga konsumsi air tubuh juga diperoleh dari makanan, maka konsumsi air dari minuman adalah sekitar 2 liter per hari. Kebutuhan air meningkat apabila pengeluaran air meningkat, seperti pengaruh aktivitas fisik dan perubahan suhu.
Syarat air minum yang sehat dan bersih adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mengandung zat berbahaya, dan tidak mengandung cemaran pestisida, jamur dan bahan lain yang membahayakan tubuh.
C.
Gizi dan Produktivitas KerjaSecara konseptual, produktivitas kerja mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta pekerja per satuan waktu. Sumber daya manusia yang berkualitas memegang peran utama dalam peningkatan produktivitas. Usaha untuk meningkatkan produktivitas dilakukan melalui peningkatan efisiensi kerja dan asupan
energi dan zat gizi yang memadai. Konsumsi energi dan zat gizi seimbang dapat memperbaiki status gizi, meningkatkan ketahanan fisik, meningkatkan produktivitas dan menambah pendapatan. Sebagaimana telah diuraikan di atas, pekerja dengan anemia gizi besi mempunyai produktivitas kerja 20% lebih rendah dibanding pekerja yang sehat dan bergizi baik.
Bagi pekerja dengan aktivitas fisik berat, energi dan zat gizi yang seimbang menjadi syarat utama penentu tingkat produktivitas kerja. Seorang pekerja yang KEP dan AGB, biasanya kehilangan produktivitas kerja secara nyata. Keadaan sakit yang menahun menjadi penyebab rendahnya produktivitas untuk waktu yang relatif lama.
D. Pemenuhan Gizi Seimbang 8agi Pekerja
Pemenuhan gizi seimbang bagi pekerja bertujuan untuk mencukupi kebutuhan gizi yangsesuai dengan jenis pekerjaan atau kegiatannya sehingga diperoleh tingkat produktivitas kerja yang optimal. Secara garis besar, upaya pemenuhan gizi kerja dapat dilakukan melalui:
1. Pemenuhan asupan gizi sesuai dengan jenis pekerjaan, jenis kelamin dan kondisi khusus (hamil, menyusui, lembur dan sakit) serta faktor resiko lainnya di tempat kerja.
2. Penyediaan makanan bergizi di tempat kerja sebaiknya
menggunakan pangan lokal yang mudah didapat dan harganya terjangkau.
3. Pemeriksaan kesehatan awal, berkala dan khusus untuk mengetahui status gizi pekerja.
4. Intervensi dengan deworming (pemberian obat cacing),
pemberian tablet besi dan tambahan kandungan B folat dan Vit C sesuai dengan indikasi yang terjadi pada pekerja.
5. Penyuluhan gizi bagi karyawan dan keluarganya.
6. Motivasi tentang upaya perbaikan gizi pekerja kepada pengurus, pimpinan perusahaan dan organisasi pekerja.
7. Institusi lintas sektor yang berkaitan dengan
ketenagakerjaan perlu dilibatkan secara aktif dalam upaya ini.
BAB III
PEMENUHAN KECUKUPAN GIZI BAGI PEKERJA
A. Standar Kecukupan Gizi Pekerja
1. Katagori Tingkat Aktivitas
Berat ringannya beban kerja yang diterima oleh seorang pekerja dapat digunakan untuk menentukan lamanya kemampuan melakukan pekerjaan sesuai dengan kapasitas kerjanya. Semakin berat beban kerja, sebaiknya semakin pendek waktu kerjanya agar terhindar dari kelelahan dan gangguan fisiologis yang berarti atau sebaliknya.
Pengelompokan aktivitas atau beban kerja (ringan, sedang dan berat) berdasarkan proporsi waktu kerja mengacu pada FAO/WHO (1985) yang dimodifikasi (WNPG VIII, 2004) sebagaimana dapat dilihat pad a tabel berikut:
label 1. Pengelompokan Aktivitas
pad a
Perempuan dan Laki-IakiKelompok aktivitas Jenis kegiatan Faktor aktivitas
Ringan
•
Laki-Iaki•
Perempuan75 % dari waktu yang digunakan adalah untuk duduk atau berdiri da n
25% untuk kegiatan
be rdiri dan berpindah
(moving)
1.58 1.45
Sedang
•
Laki-I aki•
Perempuan25 % waktu yang
digunakan adalah untuk duduk atau berdiri dan 75% adalah untuk kegiatan kerja khusus dalam bidang pekerjaannya.
1.67 1.55
Berat
•
Laki-Iaki•
Perempu a n40% dari waktu yang digunakan adalah untuk duduk atau berdiri dan 60% untuk kegiatan ke rja
khusus dalam bidang
pe kerjaannya.
1.88 1.75
Sumber : Prosiding WNPG VIII , 2004
Contoh jenis aktivitas berdasarkan pengelompokan beban kerja dapat diuraikan sebagai berikut:
• Beban kerja ringan: aktivitas kantor tanpa olahraga,
aktivitas fisik yang tidak menguras tenaga, duduk
Ped o ma n Peme nuh an Kecuk upan C iz i Peke rj a Se lama Beke q a
memotong kedua ujung batang rokok (pada perempuan), berdiri di depan mesin memasukkan seng ke dalam mesin pembuat tutup kaleng (pada lakiIaki)
• Beban kerja sedang: bekerja dimana harus naik turun
tangga, olahraga ringan, pekerjaan rumah tangga, berdiri mengisikan batang korek api ke dalam kotak (pada perempuan), mengambil kotak berisi pentul
korek api
&
berjalan memindahkannya ke tempatsekitar mesin (pada lakiIaki)
• Beban kerja berat: pekerjaan lapangan, pekerjaan
kuli bangunan, driller, ngeprek/ memecah batu (pada perempuan), berdiri mengangkat balok kayu dan memasukkannya ke dalam mesin (pada lakiIaki)
2. Penilaian Status Gizi
Produktivitas yang optimal hanya dapat dicapai apabila pekerja memiliki status gizi yang baik. Oleh karena itu , perlu dilakukan penilaian status gizi terhadap pekerja. Dengan mengetahui status gizi pekerja, dapat ditentukan kebutuhan gizi yang sesuai serta pemberian intervensi gizi bila diperlukan. Penilaian status gizi dapat dilakukan
melalui beberapa cara antara lain pemeriksaan
biokimia, pemeriksaan klinis, pemeriksaan biofisik dan antropometri .
Untuk tujuan kemudahan dan kepraktisan dalam pelaksanaan, antropometri merupakan metode yang paling sering digunakan dalam penilaian status gizi. Metode ini menggunakan parameter berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Cara penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dapat dilihat pada Lampiran 2. Melalui kedua parameter tersebut, dapat dilakukan penghitungan Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan rumus sebagai berikut :
IMT = ----:-_-,--_B-:-e_'_a_t_B_ad_a----:n_ (K....:::g)_ _ __
Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)
Dari penghitungan IMT, dilakukan penilaian status gizi dengan klasifikasi sebagai berikut :
IMT Status Gizi Kategori
< 17.0 Gizi Kurang Sangat kurus
17.0-18.5 Gizi Kurang Kurus
18.5 - 25 .0 Gizi Baik Normal
> 25 .0-2 7.0 Gizi Lebih Gemuk
> 27 .0 Gizi Lebih Sangat Gemuk
Sumber: PUCS, 2005
Pengukuran IMT merupakan cara yang sederhana untuk menilai status gizi, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan be rat badan . Cara ini hanya
dapat diterapkan pad a orang dewasa berumur > 18
tahun dan tidak dapat diterapkan pada perempuan hamil. Setelah diketahui klasifikasinya, inteNensi yang
Ped o m an Pe m enu han Ke lJkupan Gizi Peke rj a Sel ama Bek erja
tepat dapat diberikan misalnya dengan pengaturan menu makanan.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi
Pekerja
Dengan asumsi keadaan lingkungan dalam keadaan normal (suhu, tekanan udara, kelembaban) dan tubuh dalam kondisi sehat/ normal maka kebutuhan gizi terutama energi dipengaruhi oleh:
1. Usia: dengan bertambahnya umur, kebutuhan zat
gizi seseorang relatif lebih rendah untuk tiap kilogram berat badannya.
2. Ukuran tubuh (tinggi dan berat badan): makin
besar ukuran tubuh, semakin besar kebutuhan gizinya. Kebutuhan zat gizi ditentukan terutama oleh komponen lemak dari be rat badan.
3. Jenis kelamin: kebutuhan zat gizi antara lakiIaki dan
perempuan dewasa berbeda, terutama disebabkan oleh perbedaan komposisi tubuh (komponen lemak dan nonIemak) dan jenis aktivitasnya.
Faktor lain penentu kebutuhan gizi yaitu:
1. Jenis pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan
sehari-hari. Makin berat aktivitas yang dilakukan maka kebutuhan zat gizi, terutama energy, makin tinggi pula.
2. Keadaan fisiologis; pada kondisi hamil dan menyusui maka kebutuhan zatgizi meningkatdari keadaan biasa aki bat men i ngkatnya metabol isme serta konsu msi makanan untuk kebutuhan diri sendiri dan bayi yang dikandung serta persiapan produksi ASI
3. I<eadaan khusus; seperti pad a pemulihan kesehatan dan AGB maka kebutuhan zat gizi lebih besar dari keadaan biasanya.
4. Keadaan lingkungan kerja; seperti suhu ekstrim,
tekanan udara, radiasi dan bahan kimia meningkatkan kebutuhan zat gizi.
Faktorfaktor tersebut di atas harus menjadi dasar dalam perhitungan besarnya energi, komposisi zat gizi dan menu untuk konsumsi pekerja .
Sebelum mengatur menu makanan, terlebih
dahulu perlu diketahui status gizi pekerja, kemudian memperhitungkan kebutuhan energi per hari dengan mengacu pada tabel berikut:
Pedoman Pemen llh:l n Keu,ku pa n Giz i Pe keqd Sdama Bekerj a
label 2. Kebutuhan Gizi Per Hari bagi Pekerja Menurut
Umur, Jenis Kelamin dan Aktivitas Fisik*
Jenis
kel_in/
umur lBB
Alctiyilas Energi (Kal) Protein (g) Zalbesi (mg) Seng (mg) Vadium (ug) VitA (RE) Vii C I (mgl V1T 81 (mg) V1T 82 (mg) Vii 86 (mg) Niacin (mg) Laki Iaki
19-29 tn
(BB 56 kg)
Ringan 2400 60 1) 12,1 150 600 90 1,2 1,) 1,) 16 5edang 2550 60 1) 12,1 150 600 90 1,2 1,) 1,) 16
Beral 2800 60 1) 12,1 150 600 90 1,2 1,) 1,7 16
Lak i·laki
)0-49 tn
(BB 62 kg)
Ringa n 2200 60 1) 1),4 150 600 90 1,2 1,) 1,) 16 Seda ng 2150 60 1) 1),4 150 600 90 1,2 1 ,J 1,) 16
Sera l 2600 60 1) 1),4 1 50 600 90 1, 2 1, ) 1,) 16 Laki -Iaki
50 -64 tn (BB 62 kg)
Ringa n 21 50 60 1) 13,4 1 50 600 90 1, 2 1, ) 1,7 16 Sedang 2)00 60 1 ) 1),4 1 50 600 90 1, 2 1, ) 1,7 16
beral 2550 60 1) 1),4 1 50 600 90 1,2 1, ) 1,7 16
Perempuan
1 9·29 tn (BB 52 kg)
Ringan 1300 50 26 9,) 150 500 75 1 1,1 1.) 14 Sedang 1900 50 26 9,) 150 500 75 1 1,1 1, ) 14
Sera l 2150 50 26 9, ) 150 500 75 1 1,1 1, ) 14
Pe rempua n
30-49 tn
(BB 55 kg)
Ringan 1700 50 26 9,8 150 500 75 1 1,1 1,) 14 Sedang 1800 50 26 9, 8 150 500 75 1 1,1 1,) 14
Sera! 2050 50 26 9,8 150 500 75 1 1, 1 1,) 14
Perempuan
50-64 tn IBB 55 kg)
Ring.n 1650 50 12 9,8 150 500 75 1 1, 1 1,5 14
Sedang 17 50 50 12 9,8 150 500 75 1 1,1 1,5 14
Sera t 2000 50 12 9,8 150 500 75 1 1,1 1,5 14
• berdasa rkan AKC 2004
Koreksi berat badan
Contoh: seorang perempuan usia 35 tahun, memiliki berat badan 52 kg dengan aktivitas sedang, maka kebutuhan energinya adalah:
52 x 1800 = 1700 kkal 55
Kebutuhan energi selama bekerja (8 jam) diperkirakan 4050% dari kebutuhan sehari sehingga diperoleh kebutuhan energi dan protein sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini .
label 3.
Kebutuhan energi dan protein selama bekerja (8 jam)
Usia/Jenis pekerjaan
Kebutuhan energi (kkal) Kebutuhan protein (g)
Pria Perempuan Pria Perempuan
19-29 tahun
Ringan 960 720 24 20
Sedang 1020 760 24 20
Berat 1120 860 24 20
30-49 tahun
Ringan 880 680 24 20
Sedang 940 720 24 20
Berat 1040 820 24 20
50-64 tahun II
Ringan 860 660 24 20
Sedang 920 700 24 20
Be rat 1020 800 24 20
* berdasarkan AKC 2004
4. Kecukupan Gizi menu rut Kondisi Khusus Pekerja Yang dimaksud kondisi khusus pada pekerja meliputi: a. Kondisi fisiologis, yaitu keadaan hamil dan menyusui b . Kondisi tertentu, yaitu AGB, obesitas
c. Kondisi di tempat kerja, yaitu lembur, shift kerja, dan risiko lingkungan kerja (fisik dan kimia).
Kondisi fisiologis Selama Kehamilan
Untuk perkembangan janin, pekerja perempuan yang hamil membutuhkan tambahan energi dan zat gizi lainnya seperti zat besi dan asam folat. Perempuan yang berstatus gizi baik dengan tingkat aktivitas ringan-sedang membutuhkan kalori ekstra 180 kkal/hari pada trimester 1, sedangkan pada trimester 2 dan 3 dibutuhkan tambahan 300 kkal/ hari.
Selama Menyusui
Untuk produksi ASI, pekerja perempuan yg hamil membutuhkan tambahan energi dan zat gizi lainnya. Selama enam bulan pertama, seorang ibu menyusui membutuhkan energi tambahan 700 kkal/ hari dan 550 kkal/hari pada 6 bulan berikutnya.
Kondisi tertentu Anemia Gizi Besi
Untuk pekerja anemia gizi besi diberikan suplemen tablet besi dengan dosis 60 mg 2 kali seminggu sampai anemia teratasi . Selain itu, pekerja dianjurkan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang yang kaya zat besi seperti hati, daging, ikan, ayam, telur dan sayuran hijau, buahbuahan
dan sayur berwarna orange sebagai sumber Vit C.
Khusus bagi pekerja perempuan, untuk mencegah anemia dianjurkan pemberian tablet besi dengan dosis 60 mg per minggu selama 16 minggu setiap tahun . Selama masa haid diberikan 60 mg zat besi tiap hari .
Kelebihan Berat Badan
Pengaturan makan diperlukan untuk mengatasi kelebihan berat badan, dapat dilakukan dengan perencanaan makan atau diet rendah energi seimbang. Pengaturan pol a makan sehat dilakukan dengan mengurangi asupan lemak dan mencukupi komposisi bahan makanan dengan metode gizi seimbang, yaitu cukup sumber karbohidrat, protein dan lemak serta cukup vitamin dan mineral. Porsi energi terbesar diusahakan dikonsumsi pagi dan siang hari. Konsumsi sayuran dan buah perlu diperbanyak karena buah banyak mengandung serat dan vitamin , namun sedikit kandungan energinya . Makanan selingan sebaiknya diberikan berupa buahbuahan. Susu yang dikonsumsi sebaiknya adalah susu rendah lemak.
Olahraga secara teratur dan rutin perlu dilakukan. Olah raga apapun baik namun jenis yang disarankan adalah olahraga aerobik karena dapat membakar energi lebih banyak. Sebaiknya olahraga dilakukan 45 kali seminggu selama 2030 menit karena dengan durasi tersebut pembakaran kalori baru dapat terjadi .
Kondisi di tempat kerja Lembur dan Shift Kerja
Bagi pekerja yang lembur selama 3 (tiga) jam atau lebih diberikan makanan dan minuman tambahan, berupa makanan selingan yang padat gizi. Hal ini juga berlaku bagi mereka yang menjalani shift kerja malam, termasuk
pekerja perempuan yang bekerja antara pukul 23 .
00-07.00.
Resiko Lingkungan Kerja
Beberapa faktor resiko lingkungan kerja yangmenunjukkan pengaruh terhadap gizi kerja adalah:
1. Suhu
Pada tempat kerja dengan suhu tinggi akan terjadi penguapan yangtinggi sehingga pekerja mengeluarkan banyak keringat. Karenanya perlu diperhatikan kebutuhan air dan elaktrolit yang dapat diperoleh dari garam dan sari buah sebagai pengganti cairan
yang keluar dari tubuh.
2. Pengaruh bahan kimia
Bahanbahan kimia tertentu dapat menyebabkan keracunan kronis yang dapat mengakibatkan turunnya berat badan, terganggunya metabolisme tubuh , menurunnya nafsu makan dan gangguan fungsi alat pencernaan sehingga dibutuhkan tambahan zat gizi.
3. Bahan radiasi
Bahan radiasi mengganggu metabolisme sel sehingga diperlukan tambahan protein, makanan dan minuman
yang mengandung Se & Zn dan mineral fungsional
polifenol , isolafon dan karafenoid untuk regenerasi
sel.
4. Parasit dan mikroorganisme
Pekerja sering pula terserang kecacingan yang dapat mengganggu fungsi alat pencernaan dan kehilangan zatzat gizi sehingga dibutuhkan tambahan zat gizi.
5. Faktor psikologis
B. Standar Penyediaan Makanan Bagi Pekerja
Setelah mengetahui kebutuhan energi, perlu dipikirkan cara memenuhi kebutuhan tersebut dalam menu pekerja seharihari. Karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, serta zatzat lain dalam tubuh perlu diperhatikan proporsinya agar seimbang (WNPG VIII, 2004), yaitu :
• Karbohidrat (5065% dari total energi)
• Protein (1020% dari total energi)
• Lemak (2030% dari total energi)
Kebutuhan energi diterjemahkan ke dalam porsi bahan makanan menggunakan daftar bahan makanan penukar
(Lampiran 3). Pemberian makanan utama di tempat kerja
dilakukan saat istirahat (4-5 jam setelah kerja) diselingi pemberian kudapan (makanan selingan).
1. Standar Porsi Makanan yang Memenuhi Kecukupan Gizi Pekerja
a. Standar porsi makanan pekerja laki-Iaki selama bekerja
(8jam)
lenis ...an Makanan
Kebuluhan bahan makanan (gl menurnl usia dan aklifilas r.sik
19-291h lD-491h 50·64lh
Ringan (960kkal) Sedang (1020 kkal) Beral (1120 kkal) Ringan (880 kkal) Sedang (940kkal) Beral (1040kkal) Ringan
(860 kkal) (920 kkal) Sedang
Beral (1020 kkal)
Beras
1 105 gr (1 ,6 gls n",,1
105 gr (1 ,6 gls na sil
11 5 gr (2 Sis na..,il
95 gr
(1,4 Sis nasi)
100gr
(1 '/J gls nasi)
105 gr (1,6 gls nasil
95 gr (1,4 Sis nasi I
100 gr
(1 'I, gls nasi)
105 gr (1,6 gls nasi)
Aya m/ikan/ l
te lur/daging 40 A' (1 pIg><lg)
40gr (1 pig sdgJ
40 gr (1 pig sdgJ
40 gr
(I pig sdgJ
40 gr (2 pig sdgl
40 gr (1 plgsdgJ
40 gr (2 pig sdgl
40 gr
(1 plgsdgJ 40 gr (1 pig sdgJ
40 gr (1 pig sdgJ
40 gr (2 pig ><igl
40 gr
() plpd g)
40 gr (2 pi g sdgJ
t ・ューセ A ャ、 ィ オA@
kacrlng2a n
40 gr (2 pIg , dgl
40 gr (2 pig ><IgJ
40 gr (2 pig sdgl
40 gr (2 pig sdgl
40 gr (2 pig sdgl
Sayura n 100gr
(1 SISI
100gr (1 Slsl
IOOsr (1 Slsl
l OOsr (1 Slsl
I OOsr (1 glsl
100 s r (1 Slsl
100 gr
(1 glsl
100 sr (1 gls l
l 00gr ( I gisl
Ouah
100 gr (1 bh/ 1 pig
sdgl
100 gr 1 bh/ 1 pig
sdg
100 gr 1 bh/ 1 PIS
sdg
100gr 1 bh/ 1 pig
s<lg
100gr 1 bh/ l pig
sdg
l OOsr 1 bh/ 1 piS
sdg
1UO gr
I bhl l pig s<lS
100gr 1 bh/ l pig
, dS
100gr 1 bh/ 1 pig sdg
Minyak 25 g
(2 '/) sdm)
25 g
(2 1/1 sdm)
30 sr
(3 sdm) 25 g (2'/Jsdm)
25 S
(2 1/ 1 stirn}
25 g (2 '/, sd m)
25 g (2Vl sd m l
25 g
(2'11 sdm)
25 g
(2V, >dm l
Cula 30 gr 13,dm)
30 W iJ ,dOli
35 W
(31/2 セ、ュャ@
25 gr
(2'/, sd m ) 30 sr
(3 sdm) 35 gr (3'/, >dml
15 gr
(l YJ sdml
25 gr
(2'l> sdm)
30 gr (3 sdm)
Te pung 20 gr
( 4 Sfl rn )
20 s r (4 sdml 20 gr (4sdm) 20 gr (4sdml Air ュャョオュセ@
640 m l (2V, glsl
680 ml (2Y, gls)
75 0 ml 13 gls)
590 ml (2'/. Sis)
630 ml (21/ 1
gls)
6 95 ml (2Y, Sis)
575011 (2 V.
glsl
615011 (2'/,
gl,) 600011 (2 y, glsl
*Juml ah minimum kebutuhan air minum
Catatan:
Berat ini adalah berat bersih bahan mentah yang dapat dim akan , tid ak
termas uk tulang, ca ngkang, kulit, batang dan bagi anbagi an lain yan g tidak
dapat dimakan
Ukuran adalah berd asarkan daftar satuan penuk ar (Lampiran 3)
b. Standar porsi makanan pekerja perempuan selama bekerja (8 jam)
Jenis Bahan Makanan
Kebuluhan bahan makanan (10 menurul usia dan aktifitas fisik
19-29th 30-49th SO-64th
Ringan (720 kkal) Sedang (760 kkal) Serat (660 kkal) Ringan (680 kkal) Sedang (720 kkal) Beral (820 kkal) Ringan (660 kkal) Sedang (700 kkal) Berat (600 kkal) Ht'r", /3 5 gr
(1 '/, gls
n,1si)
US );r i 1vセ@ gl"
ョj セ ゥ@ I@
105 gr
11 ,6 ):1,
nil,il
7U gr
(1 gls OJ <"I)
iA@ セ@ W HQ@ QOセ@ gb.
ョセ セゥi@
100 B'
(1 1/ } ァ ャ@ セ@
n,l'ii l
70 gr
(1 gls ョ。セゥ I@
80 W 11,< gb
ョBイ@セ ゥ@ ャ@
9j W
(1,4 gl '
0 .1,1) AY.;:HHll k,tn!
i@ エGャャOj@ ヲ@ 、 N@ iセ iii セ@
40 gr 11 pig ' rigl
40 gr
(1 pi g sdgl
セ io@ gr
I I pig >dgl
40 gl"
(1 rIg ....flg) 4 0 gr
(1 pig "dgl ,10 gr 11 pi g sdgJ
40 gr ( I pig sd gJ
40 g' (1 pIg ....」ャ@ r セ@
40 gr
(1 pi g ><Igi
rc m[w/1. 1hlll
ォ B@ ic Nャ@ ョセ R Lャ ョ@
,10 gr 12 PI!(;.dgJ
40 gr
(2 pI g ...rl gl
40 gr 12 pig 'dgl
40 セ セエG@
(2 pig ,dg) 40 gr
(2 pig ' <l gJ
40 W
12 p ig ',dgl
40 gr
U pIg ,dgJ
40 gr
12 pi g ' dgl
40 ャセイ@
12 IJl g >rlgl
Snyurcl n IOOgr
1 g" 100 sr 1 gb 100gr 1 gls 100 gr 1 gb 100 gr 1 gl, 100W 1 gls roogr 1 gls 100g' 1 gls
l00t: r
1 gI,
OU,d"l 75 gr 11 Pl f:sdgl
is gr
(1 pig sd gl
75 W
!1 pq:p ,(Ij.!)
i ::; gr
(I ーャ セ@ sdW
75 セ i@
[1 pig ,,1,,1
75 gr
(1 pi g ...d gJ
75 W
11 pig ' d g!
75 W
[I pi g [、 セ Q@
75 gr
I I p ig ,dill
M in)'dk 20 i;'
l , ... dlll)
20 gr
(1...,(101 1
20 gr
\2 セ 、ュ I@
20 セL@
12 'tIm)
;w gr
( 2 illrn ) lI ..Jm l :ww
1 r; gr (1 '/·sdml
15W
("I I,IJ .,dlll )
20 W
(2 seiJn.
C ui.'! 10 gr
i1 sdm ) 15 g' t I YJ ...dm)
25 gr C2 1/, o,d m)
1 5 gr
(l YJ ..elm )
109.
l ...nm
2,r; gr
(LY, .;,Ji ll}
ggr
111/ :,,(Jm )
l OW
12 selm l
20W
12 sdrn .
A ir
rninum '
4HO ml
fl gbl
5 10 1111
12 gl>1
li7'J 01 1
12V" gbt
·155 011
{1 V. glsl 480 ",I
II r,1, '
Uセ ョ@ ml
21/ . gl ... , 440 IlII 11 Y. g'"
4 70 ml
I I '/. glsl
G h セ@ Inl
(2 g l')
* Jumlah minimum kebutuhan a ir minum Catatan :
• Berat ini adalah berat yang dapat dimaka n; tidak termasuk tulang, ca ngkang, kulit, batang yang tid ak dapat dimakan
• Ukuran adala h berdasarkan dafta r satuan penukar (Lampiran 3)
2. Contoh Menu Makanan Bagi Pekerja Selama Bekerja (8 jam)
MENU
66().760 kkal 8()().960 kkal 1020·1040 kkal 1120 kkal Contoh menu 1
Selingan Ijam 10.001 Teh manis 1 gls
Selingan Ijam 10.001 Selingan Ijam 10.001 Se!i oga!ll jam 10.001
Teh man is 1 gls Kue mangkok 2 bh Pisang goreng eoklat Teh man is 1 gls 1 bh
Teh man is 1 gls
Makan siang Makan sia ng
·
Nasi 1 '/. gls Makan siangMakan siang
·
Nasi 1 Jj. gls Nasi 1 'I, gls Nasi 1 'I, gls·
·
·
Telur balado 1 butir·
Samba l goreng hati ptg sdgAyam goreng 1 Pepes ikan mas 1 plg
·
Tumi s tempe·
Tempe baeam 2 ptg sdg·
3 sdm Perkedel tahu 2·
Tahu isi 1 bh·
eabe hijau 2 ptg sdg·
·
Tumis keg pan/ang 19ls ptg sclg·
Tumis sayur 1 gls Melon 1 ptg sdg·
Tumi s kangkung 1 Sis·
Sup sayuran 1 gls·
pisang barangan 2 buah·
Pepaya 1 ptg sclg·
Semangka 1 ptg sclg I Contoh menu 2セ。 ョ@ ·am 10.00)
sセ ャゥョァ。ョ@ Ijam 10.001 s・ャゥョセ。ョ@ Ijam 10.0.Ql Selingan Ijam 10 001
Teh manis Teh manis Kue Pisang 1 bks Kelepon 3 bh 1 gelas Teh manis 1 gls Teh manis 1 gls
MakJn sia.os
1 gls
Makan sianlj Mak.1Q siang Makan siang Nas i 1 'I. gls
·
Nasi 1 '/. gls·
Ayam bumbu keeap 1 ptg·
Nasi 1 'I , gls
·
Nasi 1 'I, gls·
Semur daging 1 ptg·
Daging bb bali 1 ptg·
Empal daging 1 ptg Mar1abak tahu 1 bh·
kering tempe 3 sclm·
Capeay kuah 1 gls·
Semur tahu 2 bh
·
Kripik tempe 2 bh·
Sayur kari 1 gls·
Bening bayam 1 gls·
Melon 1 ptg sdg·
jeruk 2 bh sdg·
Sema ngka 1 ptg·
·
Sayur lodeh 1 gls Pisang brgan 2 bhContoh menu 3
Selingan Ijam 10.001 Selingan Ijam 10.001 Teh manis 1 gls
Selingan Ijam 10.001 Selingan liam 10.001
Teh manis 1 gls Dadar gulung 1 bh Roti bakar isi selai 1 tangkup
Teh manis 1 gls
Teh man is 1 gls Makan siang Makan siang Makan siang
Nasi 1 Y, gls M akan siang
·
Nasi 1 'I. gls·
Nasi 1 'I, gls·
Nasi 1 '12 gls·
·
Gulai ayam 1 ptg·
Ikan bakar 1 ptg·
Ikan lele goreng 1·
Telur bb kuning 1 btrekor
·
Tumis Tauge tahu 3 sdm·
Opor tahu 2 ptg Tempe goreng 2 ptg·
Sa yur asam 1 gls·
Lalapan daun singkong·
Lalap sayur 1 gb·
tempe goreng tepung 2 ptg1 gls
·
Lalapan sayuran 1 gls·
)eruk 2 bh sclg·
Pepaya 1 ptg sdg·
Semangka 1 ptg sdg·
Melon 1 ptg sdgConloh menu 4
Selin!:"n Ijam 10.001 Teh man is 1 gls
Selingan Ijam 10.001 Teh manis 1 gls
Seliagan Ijam 10.001 Bolu kukus 2 bh Teh manis 1 gls
Selingan (jam 10.001 Lemper ayam 1 bh Teh manis 1 gls
Makan siang
·
Nasi 1 'I, gls Belado daging 1 pig Tumi s lahu J sdm Sup sayur 1 gls·
Semangka 1 ptg sdgMakan siang
·
Nasi 1 ,/, gls Opor lelur 1 bulir·
Oseng tempe eabe ijo 1 sdm·
Tumis buncis 1 gls·
Pisang 1 ptg sdgMakan sia ng
·
Nasi 1 '/, gls·
Ayam goreng lepung 1 pig Tempe baeem 2 Ptg sdg Culai daun singkong 19ls·
leru k 2 bh sdgMakan siang Nasi 1 v.. gls Ikan mas goreng 1 bh Acar kuning worlel, limun 1 gls
·
Tahu balado 3 sdm·
Melon 1 ptg sdgConloh menu 5
Selinean (iam 10.QQl Teh manis 1 gelas
Selingan Ijam 10.001 Teh manis 1 gls
Selin!:an !jam 10.001 Kue Lapis 1 pig ,dg Teh manis 1 gls
Selingan ! jam 10.001 Donat 1 bh Teh manis 1 gls
Makan siang • Nasi 1 '/, gls
Ayam panggang 1 pig
·
Tempe mencioan 1 bh·
Sayur lodeh 1 Sis·
leruk 2 bh sdgMakan siang
·
Nasi 1 ,/, gls·
Ayam rica rica 1 Ptg·
Tahu bacem 2 bh·
Sayur kari 1 gls·
Pepaya 1 pig sdgMakan siang
·
Nasi 1 ,/, gls·
Daging rE'nridng 1 ptg·
Tahu goreng lepung 2 bh Culai nangka + kacang panjang 1 gls Semangka '1 pigMakan siang Nasi 1 v.. gls Telur bumbu rujak 1 butir
kering tempe 3 sdm
·
Cap cay kuah 1 gls·
leruk 2 bh sdgConloh menu 6
Selinllan Ijam 10.001 Teh manis 1 gls
Selinga n (jam 10.0QI Teh manis 1 gls
s セ ャゥョセ。ョ@ Ija m 10.001 Kue cake 1 bh Teh manis 1 gls
Selingan Ijam 10.QQI Risoles 1 bh Teh manis 1 gb
MClkJn sia ng
·
Nasi I 'j, glsSambal goreng ati 3 sdm Tumis kangkung 1 gls tahu isi 1 bh Pepaya 1 pig sdg
Makan siang
·
Nasi 1 ,/, gls Ikan bakar 1 ptg·
Tempe goreng lepung 2 pig·
Sayur asem 1 gls·
leruk 2 bh sdgMakan siang
·
Nasi 1 'I, gls·
Ikan lele goreng 1 bh·
Tempe go reng 2 ptg sdg·
Lalap sayur 1 gls·
Pisang 1 bh sdgMakan siang
·
Nasi 1 '/, gls·
Pepes ikan 1 pig·
Tempe bacem 1 bh·
Tu mis kacang panjang I gls·
Melon 1 ptg sdgConloh menu 7
sHGャゥョセ。ョ@ Ijam 10.001 Teh manis 1 gls
Selingan (jam 10.00) Teh manis 1 gls
セ。ョ Ijam 10.001 Kue cake 1 bh Teh manis 1 gls
Selinllan (jam 10.001 Lumpia goreng 1 bh Teh manis 1 gls
M.1 k;m siang
·
Nasi 1 '/, glsIkan luna goreng tepung 1 pig ' dg
·
Perkedel tahu 1 bh·
Pisang 1 ptg sdg·
Culai nangka + kaeang panjang 1 glsMakan siill1g
·
Nasi 1 ,/, gls·
Empa l daging 1 ptg·
Oseng Tempe eabe ijo 3 sdm·
Sup makaroni + sayu r 1 gls·
Melon 1 bh sdgMakan siang
·
Nasi 1 '/, gls·
Belado lelur puyuh 5 bh Tahu laoeo 2 pig sdg Cap cay goreng 1 gls·
Semangka 1 bh , dgMak.1I1 siang
·
Nasi 1 y, gls·
Daging bumbu bali 1 pig·
Kering Tempe 3 sdm·
rebusan sayuran 1 gls·
Pisang barangan 1 ptg sdgCambar 1. Contoh menu 845 kkal
Cambar 2. Contoh menu 945 kkal
BAB IV
ASI
Ibu yang bekerja bukan merupakan alasan untuk menghentikan pemberian ASI Eksklusif. Ibu yang ingin kembali bekerja diharapkan berkunjung ke Klinik Laktasi untuk menyiapkan cara memberikan ASI bila bayi harus ditinggal. Masalah yang sampai saat ini belum dapat diselesaikan adalah sulitnya perempuan yang bekerja agar dapat tetap memberikan ASI kepada bayinya. Hal ini disebabkan karena program cuti dari pemerintah belum mendukung, juga kurangnya pengetahuan bagaimana ibu pekerja tetap memberikan ASI kepada bayinya , serta tidak tersedianya ruang ASI yang diperlukan di tempat kerja untuk memerah AS!.
Hakekatnya, semua ibu itu bekerja atau yang mempunyai kesibukan di rumah atau diluar rumah, agar berhasil menyusui , ibu hendaknya mencari atau memperoleh informasi yang lengkap antara lain mengenai manfaat ASI dan menyusui serta bagaimana melakukan manajemen laktasi. Secara khusus, ibu bekerja perlu mempersiapkan sejak hamil atau sebelum hamil, mengatur atau mengambil cuti hamil yang cukup, cara memerah ASI, cara menyimpan ASI, serta bila belum tersedia di tempat kerja, bila memungkinkan bisa mengusahakan dukungan dari tempat kerja dalam bentuk penyediaan Ruang ASI.
Perempuan bekerjasama dengan Departemen Tenaga Kerja
&
Transmigrasi dan Departemen Kesehatan menyusun suatuPeraturan Bersama untuk mendukung pemberian ASI selama waktu kerja di tempat kerja. Peraturan Bersama antara Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi dan Departemen Kesehatan No. 48/MenPP/XI 1/2008; PER.27/MEN/XII/2008; No. I 177/Menkes/PB/XI 1/2008
tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu Selama Waktu
Kerja di Tempat Kerja, telah ditanda tangani pad a tanggal 22
Desember 2008.
Tujuan Peraturan Bersama ini adalah :
a. memberi kesempatan kepada pekerja/buruh perempuan untuk memberikan atau memerah ASI selama waktu kerja
dan menyimpan ASI perah untuk diberikan kepada anaknya;
b. memenuhi hak pekerja/buruh perempuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anaknya;
c. memenuhi hak anak untuk mendapatkan meningkatkan gizi dan kekebalan anak; dan
ASI guna
d. meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak dini.
Melalui Peraturan Bersama ini diharapkan tenaga kerja perempuan mendapatkan perlindungan dan dukungan untuk menyusui di tempat kerja, dan tempat kerja menjadi Tempat Kerja
Sayang Bayi. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
pasal 83 menyebutkan bahwa Pekerja/buruh perempuan yang
anaknya masih menyusu harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja. Yang dimaksud dengan kesempatan sepatutnya adalah "Iamanya waktu yang diberikan kepada pekerja/buruh perempuan untuk menyusui bayinya dengan memperhatikan tersedianya tempat yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan perusahaan, yang diatur dalam peraturan perusahaan (PP) atau perjanjian kerja bersama (PKB)", disebutkan dalam penjelasan atas UU No. 13 tahun 2003 pasal 83.
A. RuangASI
Penyediaan tempat yang sesuai, seperti disebutkan dalam penjelasan atas pasal 83, UU No. 13 tahun 2003, selanjutnya
disebut sebagai Ruang ASI. Ruang ASI. menurut Departemen
Kesehatan RI, didefinisikan sebagai ruang atau tempat yang disediakan di tempat kerja dimana pekerja perempuan dapat memerah dan menyimpan ASI untuk kemudian diberikan kepada bayinya ketika pulang bekerja atau memberikan ASI kepada bayinya selama bekerja. Ruang ASI dapat merupakan ruang tersendiri ata u merupakan bagian dari tempat pelayanan kesehatan yang ada di tempat kerja . Ruang ASI harus memenuhi persyaratan kesehatan.
1. Persyaratan Ruang ASI adalah sebagai berikut:
a. Lokasi harus bebasdari pajanan (bebasdari kebisingan, polutan, dll) yang ada ditempat kerja
b. Lingkungan cukup tenang, udara sejuk sehingga dapat memberikan rasa tenang kep ada pekerja perempuan dalam menyusui atau memerah ASlnya.
c. Luas ruangan minimal 3x4 m2, tertutup, ada pintu yang mudah dibuka/ditutup
d. Penerangan dalam ruangan cukup, dan tidak menyilaukan (intensitas 200 500 lu x)
e. Sirkulasi udara cukup . Pengaturan suhu udara dalam ruang ASI dapat menggunakan AC atau kipas angin (temperatur udara 18 28 °C)
f. Kelembaban berkisar antara 3050%, maximum 60% g. Tersedia wastafel dengan air mengalir untuk cuci
tangan dan mencuci peral atan 2. Peralatan yang dibutuhkan :
a. Mej a tulis
b. Kursi untuk Ibu memerah ASI
c. Alat pen yimpan ASI yang sud ah diperah (boto l) d. Kulkas/ Lemari pendingin
e. Peralatan memerah terdiri dari gelas atau cangkir serta tutupnya
f. Pompa ASI (manual)
g. Konseling kit menyusui terdiri dari : model payudara, boneka, cangkir kecil
h. Tape dan CD player
I. Lemari tempat menyimpan alat
J.
Tempat sampah (kering dan basah dipisah)Ketenagaan :
Penanggungjawab ruangASI adalah tenaga kesehatan atau bukan tenaga kesehatan yang telah mengikuti pelatihan konseling menyusui.
B. Memerah Susu
1. Kapan Memerah ASI
Memerah ASI mudah dilakukan jika payudara dalam keadaan terasa penuh tetapi tidak keras, lebih sulit jika payudara sedang bengkak dan nyeri (ibu hendaknya mulai memerah ASI pad a hari-hari pertama setelah melahirkan dan tidak menunggu sampai payudara penuh).
2. Cara Memerah ASI
Memerah ASI dapat dilakukan dengan tangan, dengan pompa manual, maupun pompa elektrik. Di tempat kerja dianjurkan memerah ASI dengan tangan dan pompa manual. Memerah ASI dengan tangan adalah cara paling
bail<. Cara ini hanya sedikit memerlukan peralatan, sehingga pekerja perempuan dapat dengan mudah memerah ASI di mana saja dan kapan saja .
ASI yang diperah harus disimpan dengan hati hati agar terhindar dari kontaminasi bakteri dan sekaligus menghentikan pertumbuhan bakteri. ASI pada refrigerator berakibat pada berkurangnya kualitas AS!. Kualitas ASI perah akan tetap terjaga pada suhu dibawah 4°C.
a. Memerah ASI dengan tangan
セ@ Langkah-Iangkah:
•
Sterilkan wadah dengan air mendidih•
Cuci tangan dengan benar sebelummenyentuh payudara dan wadah ASI
•
Ibu tenang dan santai, duduk atau berdiridengan nyaman dan pikirkan sang bayi atau dengarkan rekaman suara atau pandangi foto bayi
•
Lakukan pijitan ringan di sekeliling payudara ,pegang wadah dekat payudara
•
Dengan ibu jari ditepi luar areola SISI atasdan telunjuk ditepi luar areola sisi lainnya, tekan lembut kearah dada (arah jarum jam) (Cambar I)
•
Tekan peras areola dengan ibu jari dan telunjuk,2)
lalu longgarkan tekanan (Cambar
•
Ulangi gerakan "tekan peras longgarkan" di