• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Dan Brand Image Terhadap Keputusan Pelanggan Menggunakan Jasa Kursus Bahasa Inggris The Ark School Sidikalang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Dan Brand Image Terhadap Keputusan Pelanggan Menggunakan Jasa Kursus Bahasa Inggris The Ark School Sidikalang"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PELANGGAN MENGGUNAKAN

JASA KURSUS BAHASA INGGRIS THE ARK SCHOOL SIDIKALANG

OLEH

FRISKA H SIBURIAN 110502105

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN BRAND IMAGE

TERHADAP KEPUTUSAN PELANGGAN MENGGUNAKAN JASA KURSUS THE ARK SCHOOL SIDIKALANG

Persaingan bisnis dalam bidang pendidikan seperti kursus menuntut setiap perusahaan untuk melakukan strategi baik dari segi kualitas layanan atau brand image dengan tujuan untuk menarik pelanggan untuk menggunakan jasa kursus. Seperti halnya kursus The Ark School yang merupakan kursus yang cukup besar di Sidikalang dituntut untuk mampu menciptakan brand image yang positif di benak pelanggan dan menciptakan kualitas layanan yang baik untuk meningkatkan jumlah konsumen dalam menggunakan jasa kursus. Kurangnya tenaga pengajar tidak sebanding dengan jumlah siswa-siswi yang ada dikursus ini. Kekurangan tenaga pengajar yang profesional dan berkompeten juga akan menciptakan citra yang kurang baik terhadap proses belajar mengajar yang ada di kursus The Ark School ini.

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah kualitas layanan yang terdiri dari keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, bukti fisik dan brand image

berpengaruh terhadap keputusan pelanggan dalam menggunakan jasa kursus The Ark School Sidikalang. Dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas layanan yang terdiri dari keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, bukti fisik dan brand image terhadap keputusan pelanggan dalam menggunakakn jasa kursus The Ark School Sidikalang.

Penelitian ini adalah penelitian eksplanasi assosiatif. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi The Ark School mulai dari kelas 6 SD sampai dengan kelas 3 SMA yang berjumlah 71 orang responden. Pengumpulan data primer menggunakan kuisioner dan pengumpulan data sekunder menggunakan studi pustaka.

Secara simultan, kualitas layanan yang terdiri dari keandalan, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti fisik dan brand image secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pelanggan menggunakan jasa kursus. Hasil pengujian secara parsial atau individu menunjukkan bahwa keandalan, jaminan, empati dan brand image secara signifikan berpengaruh positif terhadap keputusan pelanggan menggunakan jasa kursus. Sedangkan keandalan dan bukti fisik tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pelanggan menggunakan jasa kursus The Ark School Sidikalang.

(3)

ABSTRACT

ANALYSIS THE EFFECT OF QUALITY SERVICE AND BRAND IMAGE ON DECISION CUSTOMER TO USING THE SERVICE OF THE ARK

SCHOOL COURSE SIDIKALANG

Business competition in the field of education as a course requires every company to do a good strategy in terms of quality of service or brand image in order to attract customers to use the services of the course. As well as The Ark School courses that are large enough courses in Sidikalang required to be able to create a positive brand image in the minds of customers and creating a better quality of service to increase the number of consumers using the services of course. The lack of teachers is not comparable with the amount of students in this course. Shortage of teachers are professional and competent also will create unfavorable image of the teaching and learning process in the course of The Ark School this.

Formulation of the problem of this study is whether the quality of service which consists of reliability, responsiveness, assurance, empathy, physical evidence and brand image affect the customer's decision to use the services of The Ark School Sidikalang course. And the purpose of this study was to determine and analyze the effect of quality of service consisting of reliability, responsiveness, assurance, empathy, physical evidence and the brand image of the customer's decision in using services The Ark School Sidikalang course.

This research is associative explanation. The method of analysis used in this study is the method of multiple linear regression analysis. The population in this study were students of The Ark School ranging from 6th grade to grade 3 high school who are 71 respondents. The primary data collection using questionnaires and secondary data collection using literature.

Simultaneously, the quality of service which consists of reliability, responsiveness, assurance, empathy and tangibles and brand image together positive and significant impact on the customer's decision to use the services of the course. The test results in partial or individual shows that reliability, assurance, empathy and brand image positive significantly affect the customer's decision to use the services of the course. While responsiveness and physical evidence does not positive significantly affect the customer's decision to use the services of The Ark School Sidikalang courses.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan berkatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

yang merupakan kewajiban dan salah satu syarat dalam memenuhi dan

melengkapi Program Studi Strata Satu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program

Studi Manajemen.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Orangtua penulis ayahanda E.

Siburian dan ibunda I. Br Simare-mare yang telah memberikan dukungan doa,

materi dan nasehat sehingga penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan baik.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu

dalam penelitian hingga penulisan skripsi ini selesai, kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum,S.E, M.Ec, Ak selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, M.E, selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si, selaku Ketua Program Studi S-1

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara .

5. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku sekretaris program studi

(5)

6. Bapak Prof. Paham Ginting, MS selaku dosen pembimbing penulis yang

telah memberikan pengetahuan, dan arahan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea S, S.E, M.M selaku dosen pembaca penilai

yang telah memberikan pengarahan dan saran kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada Bapak dan Ibu dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan

memberikan ilmunya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan serta

seluruh staf dan pegawai yang telah membantu selama proses penulisan

skripsi ini.

9. Terima kasih kepada seluruh teman-teman komunitas penulis yang

tergabung di KMK dan Perkantas yang telah memberikan dukungan doa

dan semangat.

10.Sahabat-sahabat terbaik penulis Ayu Lestari, Erni Siregar, Susi Silalahi,

David Sinurat, Melva Sihombing, Rima Sinaga, Jessi Panjaitan, Debby

Situmorang dan Putri Andeni yang telah memberikan dukungan doa,

arahan dan semangat.

Medan, 26 Maret 2015

Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Uraian Teoritis ... 11

2.1.1 Kualitas Layanan ... 11

2.1.1.1 Determinan Kualitas Jasa ... 12

2.1.1.2 Dimensi Layanan ... 14

2.1.1.3 Kesenjangan dalam Kegagalan Pengiriman Jasa ... 16

2.1.1.4 Standarisasi Layanan Konsumen ... 16

2.1.1.5 Kriteria Pengukuran Kualitas Pelayanan ... 18

2.1.2 Brand Image ... 18

2.1.2.1 Enam Tingkatan Pengertian Merek ... 19

2.1.2.2 Elemen-Elemen Merek ... 20

2.1.2.3 Indikator Brand Image ... 21

2.1.2.4 Membangun Brand Image yang Positif ... 22

2.1.3 Perilaku Konsumen ... 22

2.1.3.1 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 23

2.1.4 Keputusan Pembelian ... 25

2.1.4.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 26

2.1.4.2 Pemeran dalam Pengambilan Keputusan Pembeli ... 28

2.1.4.3 Model Tiga Tahap Konsumsi Jasa ... 29

2.1.5 Jasa ... 34

2.1.5.1 Kategori Bauran Jasa ... 34

2.1.5.2 Karakteristik Jasa ... 34

2.1.6 Kursus ... 35

2.2 Penelitian terdahulu ... 38

2.3 Kerangka konseptual ... 41

2.4 Hipotesis ... 43

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

3.1 Jenis Penelitian ... 44

(7)

3.2.2 Waktu Penelitian ... 44

3.3 Batasan Operasional ... 44

3.4 Defenisi Operasional ... 45

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 49

3.6 Populasi dan Sampel ... 50

3.6.1 Populasi ... 50

3.6.2 Sampel ... 50

3.7 Jenis Data ... 51

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 52

3.9 Uji Validitas dan Reabilitas ... 52

3.9.1 Uji Validitas ... 54

3.9.2 Uji Reabilitas ... 58

3.10 Teknik Analisis Data ... 59

3.10.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 59

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 59

3.10.2.1 Uji Normalitas ... 59

3.10.2.2 Uji Heteroskedatisitas ... 60

3.10.2.3 Uji Multikolinieritas ... 60

3.10.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 60

3.10.4 Pengujian Hipotesis ... 61

3.10.4.1 Uji F (Uji Simultan) ... 61

3.10.4.2 Uji t (Uji Parsial) ... 62

3.10.4.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 64

4.1 Gambaran Umum Kursus ... 64

4.2 Hasil Penelitian ... 67

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 67

4.2.2.1 Deskriptif Responden ... 67

4.2.2.2 Deskriptif Variabel ... 70

4.2.3 Uji Asumsi Klasik ... 81

4.2.3.1 Uji Normalitas ... 81

4.2.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... 84

4.3.3.3 Uji Multikoleniaritas ... 86

4.2.4 Analisis Regresi Linear berganda ... 87

4.2.5 Pengujian Hipotesis dengan Analisis Regresi Linear Berganda ... 91

4.2.5.1 Uji F (Uji Simultan) ... 91

4.2.5.2 Uji Parsial (Uji t) Hipotesis 1 ... 92

4.2.5.3 Uji Parsial (Uji t) Hipotesis 2 ... 92

4.2.5.4 Uji Parsial (Uji t) Hipotesis 3 ... 92

4.2.5.5 Uji Parsial (Uji t) Hipotesis 4 ... 92

4.2.5.6 Uji Parsial (Uji t) Hipotesis 5 ... 94

4.2.5.7 Uji Parsial (Uji t) Hipotesis 6 ... 94

4.2.5.8 Koefisien Determinasi (R) ... 94

(8)

4.3.1 Hasil Analisis Deskriptif Hipotesis ... 98

4.3.2 Hasil Analisis Pengujian Hipotesis ... 98

4.3.2.1 Pengaruh Keandalan Terhadap Keputusan Menggunakan Jasa Kursus ... 98

4.3.2.2 Pengaruh Daya Tanggap Terhadap Keputusan Menggunakan Jasa Kursus ... 98

4.3.2.3 Pengaruh Jaminan Terhadap Keputusan Menggunakan Jasa Kursus ... 99

4.3.2.4 Pengaruh Empati Terhadap Keputusan Menggunakan Jasa Kursus ... 99

4.3.2.5 Pengaruh Bukti Fisik Terhadap Keputusan Menggunakan Jasa Kursus ... 100

4.3.2.6 Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Menggunakan Jasa Kursus ... 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 102

5.1 Kesimpulan ... 102

5.2 Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 104

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

1.1 Jumlah Siswa The Ark School

dari Tahun 2009-2013 ... 3

2.1 Penelitian Terdahulu ... 39

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 48

3.2 Instrumen Skala Likert ... 50

3.3 Data Populasi Penelitian ... 50

3.4 Uji Validitas Instrumen I ... 55

3.5 Uji ValiditasInstrumen II ... 57

3.6 Hasil Uji Validitas Kualitas Layanan ... 57

3.7 Hasil Uji Validitas Brand Image ... 58

3.8 Hasil Uji Validitas Keputusan Menggunakan Jasa Kursus ... 58

3.9 Uji Reabilitas ... 59

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 69

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Sekolah ... 69

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas ... 70

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kursus ... 71

4.6 Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keandalan ... 72

4.7 Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Daya Tanggap ... 73

4.8 Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Jaminan ... 74

4.9 Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Empati ... 75

4.10 Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Bukti Fisik ... 78

4.11 Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Brand Image ... 79

4.12 Frekuensi Jawaban Responden Terhadap keputusan Menggunakan Jasa Kursus ... 80

4.13 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 84

4.14 Uji Glejser ... 85

(10)

4.16 Uji Regresi Linear Berganda ... 88

4.17 ANOVA ... 92

4.18 Variabel Entered/Removed ... 95

4.19 Hubungan Antar Variabel ... 96

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

2.1 Proses Pengambilan

Keputusan Pembelian ... 28 2.2 Kerangka Konseptual ... 43 4.1 Histogram ... 82 4.2 Normal P-Plot Of Regression

(12)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN BRAND IMAGE

TERHADAP KEPUTUSAN PELANGGAN MENGGUNAKAN JASA KURSUS THE ARK SCHOOL SIDIKALANG

Persaingan bisnis dalam bidang pendidikan seperti kursus menuntut setiap perusahaan untuk melakukan strategi baik dari segi kualitas layanan atau brand image dengan tujuan untuk menarik pelanggan untuk menggunakan jasa kursus. Seperti halnya kursus The Ark School yang merupakan kursus yang cukup besar di Sidikalang dituntut untuk mampu menciptakan brand image yang positif di benak pelanggan dan menciptakan kualitas layanan yang baik untuk meningkatkan jumlah konsumen dalam menggunakan jasa kursus. Kurangnya tenaga pengajar tidak sebanding dengan jumlah siswa-siswi yang ada dikursus ini. Kekurangan tenaga pengajar yang profesional dan berkompeten juga akan menciptakan citra yang kurang baik terhadap proses belajar mengajar yang ada di kursus The Ark School ini.

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah kualitas layanan yang terdiri dari keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, bukti fisik dan brand image

berpengaruh terhadap keputusan pelanggan dalam menggunakan jasa kursus The Ark School Sidikalang. Dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas layanan yang terdiri dari keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, bukti fisik dan brand image terhadap keputusan pelanggan dalam menggunakakn jasa kursus The Ark School Sidikalang.

Penelitian ini adalah penelitian eksplanasi assosiatif. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi The Ark School mulai dari kelas 6 SD sampai dengan kelas 3 SMA yang berjumlah 71 orang responden. Pengumpulan data primer menggunakan kuisioner dan pengumpulan data sekunder menggunakan studi pustaka.

Secara simultan, kualitas layanan yang terdiri dari keandalan, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti fisik dan brand image secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pelanggan menggunakan jasa kursus. Hasil pengujian secara parsial atau individu menunjukkan bahwa keandalan, jaminan, empati dan brand image secara signifikan berpengaruh positif terhadap keputusan pelanggan menggunakan jasa kursus. Sedangkan keandalan dan bukti fisik tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pelanggan menggunakan jasa kursus The Ark School Sidikalang.

(13)

ABSTRACT

ANALYSIS THE EFFECT OF QUALITY SERVICE AND BRAND IMAGE ON DECISION CUSTOMER TO USING THE SERVICE OF THE ARK

SCHOOL COURSE SIDIKALANG

Business competition in the field of education as a course requires every company to do a good strategy in terms of quality of service or brand image in order to attract customers to use the services of the course. As well as The Ark School courses that are large enough courses in Sidikalang required to be able to create a positive brand image in the minds of customers and creating a better quality of service to increase the number of consumers using the services of course. The lack of teachers is not comparable with the amount of students in this course. Shortage of teachers are professional and competent also will create unfavorable image of the teaching and learning process in the course of The Ark School this.

Formulation of the problem of this study is whether the quality of service which consists of reliability, responsiveness, assurance, empathy, physical evidence and brand image affect the customer's decision to use the services of The Ark School Sidikalang course. And the purpose of this study was to determine and analyze the effect of quality of service consisting of reliability, responsiveness, assurance, empathy, physical evidence and the brand image of the customer's decision in using services The Ark School Sidikalang course.

This research is associative explanation. The method of analysis used in this study is the method of multiple linear regression analysis. The population in this study were students of The Ark School ranging from 6th grade to grade 3 high school who are 71 respondents. The primary data collection using questionnaires and secondary data collection using literature.

Simultaneously, the quality of service which consists of reliability, responsiveness, assurance, empathy and tangibles and brand image together positive and significant impact on the customer's decision to use the services of the course. The test results in partial or individual shows that reliability, assurance, empathy and brand image positive significantly affect the customer's decision to use the services of the course. While responsiveness and physical evidence does not positive significantly affect the customer's decision to use the services of The Ark School Sidikalang courses.

(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Era globalisasi sekarang ini memudahkan kita untuk berkomunikasi dan

berinteraksi kepada seluruh lapisan masyarakat tanpa batas. Proses globalisasi

merupakan serangkaian proses yang menyatukan kehidupan secara global atau

mendunia. Secara tidak langsung perkembangan globalisasi ini menuntut seluruh

masyarakat untuk terlibat didalamnya. Untuk dapat berkomunikasi dan

berinteraksi dengan baik secara global maka diperlukan bahasa yang dapat

dimengerti satu dengan yang lain. Sampai sekarang ini bahasa internasional yang

masih digunakan adalah bahasa inggris. Sebagai sarana komunikasi global dan

bahasa pergaulan dunia, bahasa inggris perlu dikuasai dengan baik secara lisan

maupun tulisan sehingga kita dapat menghadapi era globalisasi yang berkembang

di tengah masyarakat saat ini.

Lembaga pendidikan di Indonesia baik formal maupun informal

menyadari pentingnya peran bahasa Inggris ini. Kurikulum bahasa Inggris di

sekolah nasional baik di kota-kota besar sampai ke pelosok dalam negeri seperti

kabupaten dan kecamatan telah dikembangkan dan diperbaharui setiap tahunnya

untuk disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat terkini. Bahkan sekolah berbasis

internasional juga sudah berkembang di kota-kota besar yang ada di Indonesia.

Bukan hanya lembaga pendidikan, lapisan masyarakat seperti orangtua di

berbagai daerah pun menyadari pentingnya peran bahasa Inggris terkhusus bagi

(15)

Sidikalang. Kebanyakan orangtua menyadari bahwa kemampuan berbahasa

Inggris harus ditanamkan sejak dini dan perlu ditingkatkan diluar pembelajaran

yang diterima di sekolah formal. Semakin tingginya kesadaran dan kebutuhan

akan pentingnya penguasaan bahasa inggris, berdampak pada semakin banyaknya

permintaan pasar akan jasa pendidikan bahasa inggris seperti halnya kursus.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kursus didefinisikan sebagai

lembaga di luar sekolah yang memberikan pelajaran serta pengetahuan atau

keterampilan yang diberikan dalam waktu singkat. Permintaan pasar yang tinggi

terhadap jasa kursus bahasa inggris terlihat dari semakin banyaknya kursus bahasa

inggris yang dijumpai di setiap kota-kota besar maupun didaerah. Di kota besar

seperti kota Medan menyediakan banyak jasa kursus mulai dari kursus cabang

luar negeri maupun kursus milik lokal. Sedangkan di daerah seperti Sidikalang,

kursus yang tersedia kebanyakan milik lokal dimana pendirinya adalah

masyarakat sekitar daerah tersebut yang berkeinginan untuk membuat lembaga

pendidikan seperti kursus bahasa inggris. Adapun kursus bahasa Inggris yang

berdiri di Sidikalang yaitu Elen School, Prima, Cambridge, Element School dan

The Ark School. Hal ini tentu mengakibatkan persaingan ketat antar lembaga dan

berupaya agar keberadaannya mendapat tempat di hati masyarakat. Mereka harus

berusaha memberikan yang terbaik agar pelanggan mendapat kepuasan dan

pelayanan dapat ditingkatkan dengan tujuan agar dapat unggul dan menjadi kursus

yang paling banyak diminati masyarakat.

Pemilihan kursus bahasa inggris sebagai objek penelitian masih sedikit jika

(16)

trasnportasi. Salah satu lembaga bahasa inggris yang terkenal dan sedang

berkembang di Sidikalang adalah The Ark School. The Ark School berdiri sejak

Januari 2004 dan berlokasi dipusat kota Sidikalang yang beralamat di jalan Dr.

F.L Tobing. The Ark School tahun ini sedang membuka cabangnya di kecamatan

Sitinjo Sidikalang. Siswa-siswi yang belajar di The Ark School berasal dari

jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA. Tenaga pengajar yang diberdayakan

adalah tenaga pengajar yang sudah profesional dan memiliki reputasi yang baik.

Dengan mottonya “Educating the heart and Mind”, The Ark School berupaya

untuk memberikan proses belajar mengajar yang menambah pengetahuan dan

menumbuhkan semangat belajar dari hati siswa-siswi didiknya.

Adapun perkembangan jumlah siswa The Ark School 6 tahun terakhir dari

tahun 2009 sampai 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut :

Tabel 1.1

Jumlah Siswa The Ark School dari Tahun 2009-2014

JENJANG TAHUN

Sumber : Manajer The Ark School (2014)

Tabel 1.1 tersebut menunjukkan bahwa perkembangan jumlah siswa-siswi di

The Ark School mengalami fluktuasi. Jumlah siswa The Ark School mengalami

peningkatan pada tahun 2009-2010 sebanyak 211 orang, dari tahun 2010-2011

mengalami kenaikan sebanyak 47 orang, dari tahun 2011-2012 mengalami

(17)

jumlah siswa sebanyak 334 orang. Dan pada tahun 2013-2014 meningkat lagi

sebanyak 93 orang. Penurunan jumlah siswa paling rendah berada di jenjang SMA

pada tahun 2014. Dapat dilihat bahwa jumlah siswa di jenjang SMA hanya

berjumlah 20 orang. Penurunan ini mungkin diakibatkan oleh adanya penurunan

kualitas baik dari segi metode mengajar atau fasilitas yang kurang memuaskan

siswa-siswinya.

Dari hasil prasurvei yang dilakukan peneliti ditemukan bahwa jumlah tenaga

pengajar berjumlah 14 orang sedangkan total keseluruhan kelas ada 30 kelas. Hal

ini menunjukkan bahwa kursus ini kekurangan tenaga pengajar. Selain itu 4

(empat) tenaga pengajar masih tergolong baru dan belum berpengalaman sehingga

pembagian kerja untuk masing-masing tenaga pengajar tidak merata. Jumlah kelas

yang ditangani tenaga pengajar yang berpengalaman lebih banyak dari pada

tenaga pengajar baru. Jumlah tenaga pengajar SMA berjumlah 2 (dua) orang, 1

(satu) diantaranya sudah berpengalaman namun berhenti mengajar untuk

sementara waktu karena alasan pribadi. Hal ini membuat tenaga pengajar khusus

SMA menjadi berkurang. Kekurangan tenaga pengajar ini tentu berpengaruh

terhadap kemaksimalan dalam proses belajar mengajar.

Kebanyakan faktor penentu yang dilihat konsumen jika ingin menggunakan

suatu jasa adalah kualitas dari jasa tersebut. Oleh karena itu hal yang paling

diutamakan suatu perusahaan khususnya perusahaan jasa dalam menawarkan

jasanya kepada konsumen adalah kualitas jasa tersebut. Dimana jasa atau layanan

yang mereka tawarkan dapat memberikan manfaat kepada pelanggan lebih dari

(18)

memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Pelayanan atau service menurut

Kotler dan Keller dalam Sutedja (2007) dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan

atau keuntungan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang pada

dasarnya tidak berwujud (intangible) dan tidak berakibat pemilikan sesuatu.

Defenisi ini membuktikan bahwa kualitas yang memberikan manfaat adalah

pokok utama dalam pemasaran jasa kepada konsumen.

Kualitas suatu jasa suatu perusahaan dapat dilihat dari beberapa dimensi.

Dimensi ini bertujuan untuk melihat bagaimana kemampuan perusahaan dalam

melaksanakan jasa yang mereka janjikan yang disebut keandalan. Yang kedua

untuk melihat bagaimana kesediaan perusahaan dalam membantu pelanggan dan

memberikan layanan tepat waktu bagi mereka yang disebut dengan daya tanggap.

Ketiga untuk mengetahui bagaimana perusahaan meyakinkan dan memberikan

kepercayaan kepada konsumen yang disebut dengan jaminan. Keempat untuk

mengetahui bagaimana karyawan perusahaan memberikan perhatian kepada

pelanggan atau berempati. Dan yang kelima untuk melihat bagaimana kondisi

fisik perusahaan yang menciptakan kenyamanan bagi pelanggan.

Kelima hal ini penting untuk diperhatikan untuk memaksimalkan kualitas jasa

yang diberikan perusahaan bagi pelanggannya. Dari kelima skala pengukuran

kualitas layanan tersebut, kursus The Ark School cukup memenuhi kriteria

pengukuran yang cukup baik. Namun kemampuan mereka untuk melaksanakan

jasa sesuai dengan yang dijanjikan secara tanggap, andal dan akurat masih kurang.

(19)

karena beberapa tergolong baru. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap

keputusan pelanggan dalam mengikuti kursus.

Merek juga mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan barang

dan jasa. Konsumen biasanya memiliki daya tarik tersendiri dalam memilih suatu

merek produk atau jasa yang akan mereka konsumsi. Menurut kotler (2008)

merek atau brand adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi

dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa

dari seseorang atau sekelompok penjual untuk membedakannya dari produk

pesaing. Merek tidak pernah lepas dari keberaaan suatu produk atau jasa. Merek

tidak hanya berfungsi sebagai pembeda produk atau jasa dari produk pesaing.

Namun merek kini dapat menjadi sarana promosi bagi konsumen yang akan

menggunakan suatu produk atau jasa. Ketika akan menggunakan suatu produk

atau jasa, konsumen umumnya mencari informasi merek apa yang baik untuk

dikonsumsi, bagaimana image produk atau jasa tersebut di mata konsumen dan

apa manfaat yang akan mereka peroleh ketika mengkonsumsi barang atau jasa

tersebut.

Image adalah kesan yang diperoleh sesuai dengan pemahaman dan

pengetahuan seseorang terhadap sesuatu. Persepsi yang positif dan kepercayaan

konsumen akan suatu merek akan menciptakan brand image yang positif juga.

Menurut kotler (2008) brand image adalah kumpulan keyakinan atau kepercayaan

atas merek tertentu. Brand image dapat mengacu kepada persepsi yang positif

atau negatif. Brand image yang positif akan membuat konsumen memiliki

(20)

Sehingga perusahaan harus mampu menawarkan produk atau jasa yang sesuai

dengan keinginan konsumen dan memberikan manfaat lebih bagi konsumen

bukan hanya dari produk dan jasa yang ditawarkan tetapi juga dari pelayanan

yang diberikan. Dengan demikian akan tercipta brand image tersendiri dalam

benak konsumen karena produk atau jasa tersebut memberikan kepuasan bagi

mereka.

Brand image yang positif akan mendorong keputusan konsumen dalam

mengonsumsi suatu produk atau jasa. Selain itu percaya diri konsumen umumnya

akan lebih meningkat jika mereka menggunakan suatu produk atau jasa yang

sudah terkenal di masyarakat dan memiliki citra yang positif. Perkembangan

jumlah kursus yang cukup baik membuat persaingan pun semakin ketat.

Masing-masing kursus harus menunjukkan keunggulan dan perbedaan mereka dari

kursus-kursus lain. Dalam hal ini kursus-kursus The Ark School unggul dari segi metode

mengajar yaitu belajar mengajar dilakukan secara aktif dan kreatif antara siswa

dan tenaga pengajar. Hal ini yang membuat nama kursus The Ark School menjadi

cukup baik di hati para pelanggan dibandingkan kursus-kursus lainnya yang ada di

sidikalang.

Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

(21)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian

ini adalah :

1. Apakah keandalan (reliability) berpengaruh terhadap keputusan pelanggan

dalam menggunakan jasa kursus bahasa inggris The Ark School Sidikalang?

2. Apakah daya tanggap (responsiveness) berpengaruh terhadap keputusan

pelanggan dalam menggunakan jasa kursus bahasa inggris The Ark School

Sidikalang?

3. Apakah jaminan (assurance) berpengaruh terhadap keputusan pelanggan

dalam menggunakan jasa kursus bahasa inggris The Ark School Sidikalang?

4. Apakah empati (empathy) berpengaruh terhadap keputusan pelanggan dalam

menggunakan jasa kursus bahasa inggris The Ark School Sidikalang?

5. Apakah bukti fisik (tangibles) berpengaruh terhadap keputusan pelanggan

dalam menggunakan jasa kursus bahasa inggris The Ark School Sidikalang?

6. Apakah brand Image berpengaruh terhadap keputusan pelanggan dalam

(22)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh keandalan (reliability)

terhadap keputusan pelanggan dalam menggunakan jasa kursus bahasa

inggris The Ark School Sidikalang.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh daya tanggap (responsiveness)

terhadap keputusan pelanggan dalam menggunakan jasa kursus bahasa

inggris The Ark School Sidikalang.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh jaminan (assurance) terhadap

keputusan pelanggan dalam menggunakan jasa kursus bahasa inggris The Ark

School Sidikalang.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh empati (empathy) terhadap

keputusan pelanggan dalam menggunakan jasa kursus bahasa inggris The Ark

School Sidikalang.

5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh bukti fisik (tangibles) terhadap

keputusan pelanggan dalam menggunakan jasa kursus bahasa inggris The Ark

School Sidikalang.

6. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh brand Image terhadap

keputusan pelanggan dalam menggunakan jasa kursus bahasa inggris The Ark

(23)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi kursus The Ark School

Penelitian ini bermanfaat bagi kursus bagaimana Kualitas layanandan brand

image mempengaruhi keputusan konsumen dalam mendaftar di kursus The Ark

School sehingga dapat menjadi masukan maupun bahan pertimbangan untuk

menetapkan strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran dan sesuai dengan

kebutuhan konsumen.

2. Bagi peneliti

Sebagai sarana penerapan teori-teori pemasaran yang dipelajari sewaktu

kuliah dan semakin menambah wawasan pengetahuan peneliti tentang manajemen

pemasaran yang terkait dengan kualitas layanan dan brand image dan keputusan

konsumen dalam menggunakan jasa.

3. Bagi pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau bahan masukan bagi

penelitian–penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan masalah pengaruh

kualitas layanan dan brand image terhadap keputusan konsumen dalam

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Kualitas Layanan

Kualitas jasa perusahaan diuji pada setiap pelaksanaan jasa. Menurut

American Society for Quality Control kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat

suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk

memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Kualitas (quality) menurut

Kotler dan Keller (2008:143) adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau

jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang

dinyatakan atau tersirat. Menurut Kotler dan Keller (2008:36) jasa atau layanan

(Service) adalah semua tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak ke

pihak lain yang pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan

apapun.

Lovelock (2010:16) mendefinisikan jasa sebagai suatu aktivitas ekonomi

yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak yang lain. Seringkali kegiatan yang

dilakukan dalam jangka waktu tertentu (time-based), dalam bentuk suatu kegiatan

(performance) yang akan membawa hasil yang diinginkan kepada penerima,

obyek, maupun aset-aset lainnya yang menjadi tanggung jawab dari pembeli.

Sebagai pertukaran dari uang, waktu, dan upaya, pelanggan jasa berharap akan

mendapatkan nilai (value) dari suatu akses ke barang-barang tenaga kerja, tenaga

ahli, fasilitas, jejaring dan sistem tertentu; tetapi para pelanggan biasanya tidak

(25)

penyediaan jasa tersebut. Pelayanan atau service menurut Sutedja (2007:5) dapat

diartikan sebagai sebuah kegiatan atau keuntungan yang dapat ditawarkan oleh

satu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tak teraba) dan

tidak berujung pada kepemilikan.

Sehingga defenisi kualitas pelayanan menurut Tjiptono (2007) dapat diartikan

sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan

penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen. Atau dengan kata lain

kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan

guna memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai

jasa atau service yang disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan,

kecepatan, hubungan, kemampuan dan keramahtamahan yang ditujukan melalui

sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen.

Berdasarkan defenisi diatas penulis menyimpulkan bahwa kualitas layanan adalah

suatu aktivitas pertukaran nilai atau manfaat dari suatu karakteristik layanan

antara pemberi jasa dan penerima jasa yang mampu memberikan kepuasan kepada

penerima jasa tersebut.

2.1.1.1 Determinan Kualitas Jasa

Kotler dan keller (2008:52) mengurutkan lima determinan dalam mengukur

kualitas jasa yaitu :

1. Keandalan yaitu kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan

dengan andal dan akurat. Adapun poin utamanya yaitu:

a. Menyediakan jasa sesuai yang dijanjikan

(26)

c. Melaksanakan jasa dengan benar pada saat pertama

d. Menyediakan jasa pada waktu yang dijanjikan

e. Mempertahankan catatatan bebas kesalahan

f. Karyawan mempunyai pengetahuan untuk menjawab pertanyaan

pelanggan.

2. Daya Tanggap yaitu kesediaan membantu pelanggan dan memberikan

layanan tepat waktu. Adapun poin utamanya yaitu :

a. Selalu memberitahu pelanggan tentang kapan layanan akan dilaksanakan

b. Layanan tepat waktu bagi pelanggan

c. Kesediaan untuk membantu pelanggan

d. Kesiapan untuk merespon permintaan pelanggan

3. Jaminan yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan

mereka untuk menunjukkan kepercayaan dan keyakinan. Adapun poin

utamanya yaitu:

a. Karyawan yang menanamkan keyakinan pada pelanggan

b. Membuat pelanggan merasa aman dalam transaksi mereka

c. Karyawan yang selalu sopan

4. Empati yaitu kondisi memperhatikan dan memberikan perhatian pribadi

kepada pelanggan. Adapun poin utamanya yaitu:

a. Memberikan perhatian pribadi kepada pelanggan

b. karyawan yang menghadapi pelanggan dengan cara yang penuh perhatian

c. Mengutamakan kepentingan terbaik pelanggan

(27)

e. Jam bisnis yang nyaman

5. Bukti Fisik yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan, personel, dan bahan

komunikasi. Adapun poin utamanya yaitu:

a. Peralalatan modern

b. Fasilitas yang tampak menarik secara visual

c. Karyawan yang memiliki penampilan rapi dan profesional

d. Bahan yang berhubungan dengan jasa mempunyai daya tarik visual

2.1.1.2 Dimensi Layanan

Dimensi layanan dijabarkan secara terperinci oleh Suryani (2007:24) yaitu :

1. Reliabilitas

Pelanggan akan menilai reliabilitas berdasarkan sejauh mana perusahaan jasa

memberikan layanan yang konsisten sesuai dengan yang dijanjikan.

2. Daya Tanggap

Pelanggan akan menilai kualitas layanan dari kecepatan pegawai dalam

menanggapi dan menindaklanjuti keluhan yang disampaikan oleh pelanggan.

3. Kompetensi

Pelanggan akan menilai kualitas layanan dari aspek kompetensi para pegawai

yang menangani layanan kepada pelanggan. Kompetensi dinilai dari

kemampuan petugas dalam menguasai produk dan jasa yang ditawarkan,

prosedur, instruksi kerja dan kebijakan terkait.

4. Akses

Perusahaan memberikan kemudahan kepada karyawannya untuk kontak

(28)

dengan pelanggan sehinggan menjadi salah satu bagian yang dinilai oleh

pelanggan dan menjadi bagian dari kualitas jasa.

5. Kemampuan Komunikasi

Pelanggan memperoleh kemudahan dalam mengakses dan memanfaatkan

layanan jasa yang ditawarkan.

6. Kesopanan

Karyawan harus mampu memberikan informasi yang jelas, padat dan mampu

mengomunikasikannya secara tepat kepada pelanggan. Dalam hal ini

konsumen dapat memberikan penilaian terhadap kualitas layanan yang

diberikan.

7. Kredibilitas

Adanya faktor kejujuran dan hal-hal yang bersifat psikologis yang mengarah

pada munculnya kepercayaan dan ketertarikan pelanggan pada jasa yang

ditawarkan.

8. Keamanan

Keamanan atas pelanggan dalam mengonsumsi produk atau jasa juga

merupakan unsur penting yang dipertimbangkan oleh pelanggan.

9. Faktor berwujud dan fasilitas fisik lainnya

Lokasi, kondisi tempat, ruangan, tempat parkir serta sarana fisik yang ada

(29)

2.1.1.3 Kesenjangan dalam Kegagalan Pengiriman Jasa

Ada lima kesenjangan yang menyebabkan kegagalan pengiriman jasa yaitu

sebagai berikut :

1. Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen : Manajemen

tidak selalu mempunyai anggapan yang benar tentang apa yang diinginkan

pelanggan.

2. Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifiaksi kualitas jasa:

Manajemen mungkin mempunyai anggapan yang benar terhadap keinginan

pelanggan tetapi tidak menetapkan standar kerja.

3. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penghantaran jasa: Personel

mungkin tidak terlatih, atau tidak mampu atau tidak bersedia memenuhi

standar; atau mungkin terikat dengan standar yang bertentangan.

4. Kesenjangan antara penghantaran jasa dan komunikasi eksternal: Harapan

konsumen dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat pleh iklan dan perwakilan

perusahaan.

5. Kesenjangan antara jasa anggapan dan jasa yang diharapkan: Kesenjangan

terjadi ketika konsumen salah menganggap kualitas jasa.

2.1.3.4 Standarisasi Layanan Konsumen

Untuk mencapai tujuan dan untuk memenuhi harapan konsumen, kita harus

menetapkan standar untuk perusahaan tersebut. Adapun standar layanan

konsumen tersebut menurut Sutedja (2007:18) adalah :

(30)

2. Standar bersifat positif yaitu standar menunjukkan sejauh mana kita telah

mewujudkan apa yang diharapkan itu.

3. Standar bersifat membangun yaitu standar menunjukkan kepada kita

bagaimana dan dimana kita dapat meningkatkan prestasi kita.

4. Standar itu adil yaitu standar apat mengukur cara kerja dan bawahan kita

dengan kriteria tertentu tanpa ada perbedaan satu sama lain.

5. Standar bersifat relevan yaitu standar didasari oleh kebutuhan tempat

pemasaran dan persaingan ekonomi.

6. Standar proaktif yaitu standar memungkinkan kita memperbaiki prestasi

substandar sebelum standar itu memengaruhi konsumen dan keuntungan.

7. Standar itu menantang yaitu standar mematok tujuan dan perangsang untuk

mencapainya dan melampauinya.

8. Standar mempunyai imbalan yaitu standar memberikan kita rasa kebrhasilan,

yang tak terbantahkan dan tak menyusut sifatnya.

9. Standar memberi semangat yaitu standar membangun semangat kebersamaan

yang didasari pada tujuan bersama dan saling mendukung.

10. Standar adalah pembeda yaitu standar yang ditetapkan oleh sebuah organisasi

berbeda dengan standar daari organisasi lainnya.

11. Standar menciptakan yang terbaik yaitu standar mencerminkan mutu produk,

(31)

2.1.1.5 Kriteria Pengukuran Kualitas Pelayanan

Adapun kriteria untuk mengukur kualitas pelayanan menurut Sutedja

(2007:20) adalah :

1. Pelayanan yang berkelas intrensional berarti dapat memenuhi permintaan dan

harapan konsumen tepat waktu, pertama, dan setiap saat.

2. Memberikan jaminan kepuasan yang tinggi kepada konsumen berdasarkan

pada pertimbangan betapa berharganya uang yang mereka keluarkan,

3. Memberikan citra yang baik kepada perusahaan.

4. Mampu mengatasi dan menguasai perubahan yang terjadi dan melakukan

terobosan dalam memberikan layanan konsumen dan menekan pengeluaran.

5. Dapat menyesuaikan diri dengan perubahan zaman dan menunjukkan

terobosan dalam memberikan pelayanan, tetapi mampu menjaga pengeluaran

dibawah kendali.

2.1.2 Brand Image

American Marketing Association mendefinisikan merek sebagai

berikut.“Brand is a name, term, sign, symbol, or design, or a combination of

them, intended to identify the goods or service one of seller or group of sellers

and to differentiate them from those of competitors. Artinya merek bisa berupa

nama, simbol, tanda, desain, atau kombinasi semuanya yang dapat

menggambarkan segala sesuatu baik berupa barang maupun jasa yang dapat

ditawarkan kepada pelanggan baik berupa barang atau jasa. Merek harus memiliki

(32)

adalah asset yang menciptakan value bagi pelanggan dengan meningkatkan

kepuasan dan menghargai kualitas.

Sedangkan citra (image) adalah citra adalah persepsi masyarakat terhadap

perusahaan atau produknya. Jadi citra merek (Brand image) menurut Suryani

(Suryani 2008:113) adalah segala hal yang terkait dengan merek yang ada di

benak ingatan konsumen. Citra merek mempresentasikan keseluruhan persepsi

konsumen terhadap merek yang terbentuk karena informasi dan pengalaman

konsumen terhadap suatu merek.

2.1.2.1 Enam Tingkatan Pengertian Merek

Merek memiliki enam tingkatan pengertian yaitu :

1. Attributes

Suatu merek membawa atribut tertentu ke dalam pikiran konsumen. Contoh :

mahal, tahan lama, prestise tinggi.

2. Benefit

Atribut harus dapat diterjemahkan ke dalam manfaat fungsional dan

emosional. Contoh : atribut tahan lama dapat diterjemahkan kedalam manfaat

fungsional, sedangkan atribut mahal dapat diterjemahkan kedalam manfaat

emosional.

3. Values

Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai bagi konsumen. Merek yang

memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merek yang

(33)

4. Culture

Suatu merek dapat mempresentasikan budaya tertentu. Misalnya : budaya

disipilin, efisien, dan lain-lain.

5. Personality

Merek juga memiliki kepribadian yaitu kepribadian bagi penggunanya.

Diharapkan dengan menggunakan merek, kepribadian sipengguna akan

tercermin bersama dengan merek yang digunakan.

6. User

Merek juga menunjukkan jenis konsumen pemakai merek tersebut. Itulah

sebabnya para pemasar selalu menggunakan analogi orang-orang terkenal

untuk penggunaan mereknya.

Dari keseluruhan defenisi diatas penulis mendeskripsikan citra merek sebagai

persepsi konsumen terhadap merek yang menciptakan nilai bagi pelanggan.

2.1.2.2 Elemen-Elemen Merek

Elemen – elemen dari merek adalah: nama, logo, symbol, desain, slogan, dan

kemasan. Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan elemen

merek:

1. Mudah diingat, artinya elemen merek yang dipilih hendaknya yang mudah

diingat, dan disebut/diucapkan. Simbol, logo, nama yang digunakan

hendaknya menarik, unik sehingga menarik perhatian masyarakat untuk

diingat dan dikonsumsi.

2. Memiliki makna, artinya elemen merek hendaknya mengandung sebuah

(34)

dapat mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut.

Deskripsi makna yang terkandung dapat berupa :

a. Informasi umum tentang kategori dan isi dari produk

b. Informasi tentang komposisi penting yang ditonjolkan produk dan manfaat

dari produk.

3. Menarik dan lucu, artinya pendekatan lain untuk menarik perhatian konsumen

adalah dengan variasi elemen merek yang unik, lucu, pemilihan elemen yang

kaya akan visualisasi dan imajinasi. Dalam hal ini yang ditonjolkan adalah

desain yang menarik dan lucu.

Sebuah brand (merek) membutuhkan image (citra) untuk dapat

berkomunikasi kepada khalayak dalam hal ini pasar sasarannya tentang nilai-nilai

yang terkandung didalamnya. Bagi perusahaan citra berarti persepsi masyarakat

terhadap jati diri perusahaan. Persepsi ini didasarkan pada apa yang masyarakat

ketahui atau kira tentang perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itulah

perusahaan yang memiliki bidang usaha yang sama belum tentu memiliki citra

yang sama pula dihadapan orang atau konsumen. Citra merek menjadi salah satu

pegangan bagi konsumen dalam mengambil keputusan penting.

2.1.2.3 Indikator Brand Image

Indikator citra merek atau brand image menurut Low and Lamb (2004) dalam

Norfiyanti (2012) antara lain :

1. Friendly /unfriendly: kemudahan dikenali konsumen

2. Modern/outdate : memiliki model yg up to date/ tidak ketinggalan zaman

(35)

4. Popular/unpopular : akrab dibenak konsumen

5. Gentle /harsh : mempunyai tekstur yang produk yang halus /tidak kasar.

6. Artificial/natural : keaslian komponen pendukung atau bentuk.

2.1.2.3 Membangun Brand Image yang Positif

Membangun Brand Image yang positif dapat dicapai dengan program

marketing yang kuat terhadap produk tersebut, yang unik dan memiliki kelebihan

yang ditonjolkan, yang membedakannya dengan produk lain. Kombinasi yang

baik dari elemen-elemen yang mendukung (seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya) dapat menciptakan Brand Image yang kuat bagi konsumen.

2.1.3 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen dalam Hawkins, dkk (2007:6) dalam Suryani (2008:6)

adalah “Costumer behavior is the study if individuals, groups or organizations,

and the processes they use to select, secure, use, and dispose of products,

services, experiences or ideas to satisfy needs and the impact that these processes

have on the consumer and society.”Pendapat ini berarti bahwa perilaku konsumen

merupakan studi tentang bagaimana individu kelompok dan organisasi dan proses

yang dilakukan untuk memilih, mengamankan, menggunakan dan menghentikan

produk, jasa, pengalaman, atau ide untuk memuaskan kebutuhannya dan

dampaknya terhadap konsumen dan masyarakat. Menurut Schiffman dan Kanuk

(2007), perilaku konsumen merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu

membuat keputusan membelanjakan sumberdaya yang tersedia dan dimiliki

(waktu, uang, dan usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan

(36)

2.1.3.1 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor

kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli. Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumen adalah :

1. Kebudayaan. Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari

keinginan dan perilaku seseorang. Faktor Kebudayaan yang meliputi :

2. Sub-budaya. Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang

memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para

anggotanya.

3. Kelas Sosial. Kelas-kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif

homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara

hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang

serupa.

Faktor Sosial yang meliputi :

1. Kelompok Referensi. Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh

kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung

terhadap sikap atau perilaku seseorang.

2. Keluarga. Kita dapat membedakan dua keluarga dalam kehidupan pembeli.

Pertama, keluarga orientasi yaitu orangtua seseorang. Kedua, keluarga

prokreasi yaitu pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga, merupakan

organisasi pembeli dan konsumen yang paling penting dalam suatu

(37)

3. Peran dan Status. Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama

hidupnya, seperti keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap

kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status.

1. Umur dan Tahapan dalam Siklus Hidup Faktor Pribadi yang meliputi :

Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga.

Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi

tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.

2. Pekerjaan

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang

memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.

3. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dibelanjakan,

tabungan dan hartanya, kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap

pengeluaran.

4. Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh

kegiatan, minat dan pendapat seseorang.

5. Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang

(38)

1. Motivasi

Faktor Psikologi yang meliputi :

Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu

keadaan fisiologis tertentu, sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat

psikogenik, yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu.

2. Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih,

mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan

suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.

3. Proses Belajar

Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul

dari pengalaman.

4. Kepercayaan dan Sikap

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang

terhadap sesuatu.

2.1.4 Keputusan Pembelian

Kotler dan Armstrong (2008:181) mengartikan keputusan pembelian sebagai

keputusan pembeli untuk memilih dan memutuskan untuk membeli produk apa

yang disukainya. Proses konsumsi produk juga sama dengan konsumsi jasa

dimana konsumsi jasa merupakan proses dimana pembeli memutuskan untuk

memilih dan mengonsumsi jasa yang disukainya yang memberikan manfaat lebih

kepada konsumen tersebut. Ada dua faktor yang bisa berada di antara minat

(39)

Faktor pertama adalah sikap orang lain. Yaitu, sejauh mana sikap orang lain

dapat mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada

intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan

motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin tinggi

intensitas sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang tersebut dengan

konsumen, maka semakin besar kemungkinan konsumen akan mengubah niat

pembeliannya.

Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak diharapkan. Konsumen

mungkin membentuk niat pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti

pendapatan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen

ingin bertindak, terkadang situasi-situisi yang tidak terantisipasi dapat muncul dan

merubah niat pembelian konsumen.

2.1.4.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Proses pembelian yang spesifik dari urutan kejadian berikut yaitu pengenalan

masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian,

dan perilaku pasca pembelian seperti pada gambar berikut :

Gambar 2.1 : Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Sumber : Kotler dan keller (2008)

Evaluasi alternatif

Perilaku Pasca Pembelian Keputusan

Membeli Pencarian

informasi Pengenalan

(40)

Penjelasan dari lima tahap proses keputusan pembelian konsumen pada

Gambar 2.1 adalah sebagai berikut:

1. Pengenalan kebutuhan. Pada proses pembelian ini dimulai saat konsumen

mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Kebutuhan konsumen dapat

dipengaruhi oleh rangsangan internal atau rangsangan eksternal. Pemasar

perlu mengidentifikasi berbagai macam keadaan yang memicu

kebutuhan-kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi- informasi dan data

dari sejumlah konsumen, pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang

paling sering membangkitkan minat akan suatu kategori produk.

2. Pencarian informasi. Setelah mengenali kebutuhannya, maka konsumen akan

terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Situasi pencarian

informasi yang lebih ringan dinamakan perhatian yang menguat. Pada tingkat

ini seseorang hanya menjadi lebih peka terhadap informasi tentang produk.

Pada tingkat selanjutnya, konsumen itu mungkin memasuki pencarian aktif

informasi yaitu mencari bahan bacaan, menelepon teman, dan mengunjungi toko

untuk mempelajari produk. Pemasar perlu mengetahui sumber-sumber informasi

utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut

terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Sumber informasi konsumen

digolongkan ke dalam empat kelompok yaitu:

a) Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan

b) Sumber komersial: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko

c) Sumber publik: media massa, organisasi penentu peringkat konsumen

(41)

3. Evaluasi Alternatif

Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua

konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian. Terdapat

beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-model yang terbaru

memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi

kognitif. Yaitu, pada model tersebut menganggap konsumen membentuk

penilaian atas produk terutama secara sadar dan rasional. Beberapa konsep

dasar untuk memahami proses evaluasi konsumen, yaitu: Pertama, konsumen

berusaha untuk memenuhi suatu kebutuhan. Kedua, konsumen mencari

manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang

masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang

berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan

kebutuhan itu.

4. Keputusan membeli. Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi

atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin

membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai.

5. Perilaku sesudah pembelian. Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang

dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau

kepuasan. Konsumen tersebut juga akan erlibat dalam tindakan-tindakan

sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat

(42)

2.1.4.2 Pemeran dalam Pengambilan Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian barang atau jasa seringkali melibatkan dua pihak atau

lebih. Umumnya ada lima peranan yang terlibat. Kelima peran tersebut meliputi:

1. Pemrakarsa (initiator) yaitu orang yang pertama kali menyarankan ide untuk

membeli suatu barang atau jasa.

2. Pembawa pengaruh (influencer) yaitu orang yang memiliki pandangan atau

nasihat yang mempengaruhi keputusan pembelian.

3. Pengambilan keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan

pembelian.

4. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian secara nyata.

5. Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi dan menggunakan barang

atau jasa yang dibeli.

2.1.6.3 Model Tiga tahap Konsumsi Jasa

Konsumsi produk tidak jauh berbeda dari konsumsi jasa. Dalam hal ini

Lovelock (2010:41) menjelaskan model tiga tahap konsumsi jasa yaitu :

1. Tahap Prapembelian

Tahap prapembelian terdiri dari empat langkah :

a) Kesadaran akan kebutuhan

Keputusan untuk membeli atau menggunakan suatu ajsa akan dipicu oleh

kebutuhan dasar atau timbulnya kebutuhan dari seorang individu maupun

organisasi. Kesadaran akan suatu kebutuhan ini akan mendorong pencarian

informasi dan pengevaluasian berbagai alternatif dan pengevaluasian berbagai

(43)

b) Pencarian informasi

Ketika suatu kebutuhan atau masalah sudah disadari maka pelanggan akan

termotivasi mencari solusi untuk memuaskan kebutuhan mereka. Beberapa

alternatif akan muncul ke pikiran dan akan membentuk evoked set atau

disebut set pertimbangan yaitu suatu kumpulan produk atau merek yang

mungkin dipertimbangkan oleh seorang pelanggan dalam proses pengambilan

keputusan.

c) Evaluasi solusi alternatif dan penyedia layanan

Ketika dihadapkan pada beberapa altrenatif, para pelanggan perlu

membandingkan dan mengevaluasi perbedaan dari penawaran-penawaran

jasa tersebut.

d) Pengambilan keputusan pembelian

Setelah para pelanggan mengevaluasi berbagai pilihan alternatif, misalnya

dengan membandingkan kinerja dari sejumlah atribut penting dari berbagai

penawaran layanan yang berkompetisi; menilai persepsi risiko yang terkait

dengan setiap penawaran; dan mengembangkan ekspektasi tingkat layanan

diinginkan, memadai, dan yang diperkirakan, mereka akan siap memilih opsi

yang paling mereka sukai.

Teori-teori berikut akan membantu kita memahami perilaku konsumen di

tahap ini :

a) Atribut jasa

Orang sering mengalami kesulitan untuk mengevaluasi produk jasa karena

(44)

tinggi sehingga sulit bagi konsumen untuk menilai produk jasa sebelum

pembelian.

b) Risiko persepsi

Karena banyak produk jasa yang sulit dievaluasi, para konsumen

memandangnya beresiko yang lebih tinggi. Karena para pelanggan tidak suka

mengambil risiko dan lebih menyukai pilihan yang aman, perusahaan harus

menerapkan strategi pengurangan risiko seperti penawaran percobaan secara

cuma-cuma dan garansi.

c) Ekspektasi layanan

Hal ini dibentuk dari pencarian informasi dan penilaian atribut-atribut

layanan. Komponen ekspektasi ini meliputi tingkat layanan yang diinginkan

(desired service), layanan yang memadai (adequate service), dan layanan

yang diperkirakan (predicate service). Di antara tingkat layanan yang

diinginkan dan memadai terdapat sebuah zona toleransi di mana pelanggan

mau menerima variasi tingkat layanan yang diberikan. Jika sebelumnya

konsumen tidak memiliki pengalaman yang relevan, konsumen mungkin akan

memiliki ekspektasi sebelum membeli yang mengacu dari komentar dari

mulut ke mulut, dari berbagai cerita atau kegiatan pemasaran yang dilakukan

sendiri oleh perusahaan.

d) Keputusan pembelian

Hasil dari tahap prapembelian adalah keputusan pembelian yang sebagian

(45)

alternatif solusi. Banyak keputusan yang melibatkan pertukaran yang

kompleks diantara beberapa atribut, biasanya termasuk juga harga.

2. Tahap Transaksi Interaksi Jasa

Pada tahap proses pelayanan, pelanggan memulai, mengalami, dan

mengonsumsi jasa. Beberapa konsep dan model akan membantu untuk lebih

memahami perilaku pelanggan pada tahap ini. Diantaranya :

a) Metafora moment of truth mengacu kepada titik sentuh pelanggan yang dapat

membuat atau memutuskan hubungan dengan pelanggan.

b) Kita membedakan antara layanan kontak tinggi dan kontak rendah. Layanan

kontak tinggi memerlukan interaksi antara para pelanggan dan organisasi

selama proses pelayanan. Pertemuan pelanggan dengan penyedia layanan

berlangsung dalam suatu sifat yang berwujud dan bersifat fisik. Sedangkan

layanan kontak rendah melibatkan hanya sedikit kontak fisik antara para

pelanggan dan para penyedia layanan.

c) Modal servuction meliputi inti yang bersifat teknis dan sistem penghantaran

layanan.

d) Inti bersifat teknis terdapat dibelakang layar dan tidak terlihat oleh pelanggan,

tetapi yang terjadi di belakang layar ini dapat memengaruhi kualitas aktivitas

di depan layar. Karena itu aktivitas di belakang layar harus dikoordinasikan

dengan aktivitas diatas layar.

e) Sistem penghantaran layanan terdapat diatas layar dan terlihat oleh

pelanggan. Hal ini meliputi seluruh interaksi yang membentuk pengalaman

(46)

dengan lingkungan layanan, pegawai, dan para pelanggan lain. Setiap tipe

interaksi ini dapat menciptakan atau menghancurkan nilai. Perusahaan harus

mengatur seluruh interaksi ini untuk menciptakan sebuah pengalaman

layanan yang memuaskan.

f) Teater dapat digunakan sebagai metafora untuk proses penghantaran layanan,

dan perusahaan dapat memandang layanan mereka sebagai “pementasan”

pertunjukan menggunakan peralatan panggung dan para aktor, serta

mengelolanya dengan baik. Peralatan panggungnya adalah fasilitas dan

peralatan layanan. Aktor-aktornya adalah para pegawai dan para pelanggan.

g) Setiap aktor harus memahami peran dan naskah mereka untuk dapat

melakukan bagian mereka dengan baik. Perusahaan dapat menggunakan teori

peran dan naskah untuk dapat mendesain, melatih, mengomunikasikan dan

mengelola peran dan naskah pelanggan dan pegawai dengan lebih baik lagi.

3. Tahap Pasca Interaksi Interaksi Jasa

Pada tahap pasca pelayanan, para pelanggan mengevaluasi kinerja layanan

dan membandingkannya dengan ekspektasi yang telah mereka miliki

sebelumnya.

a) Kepuasan adalah suatu kontinum dari titik tingkat kepuasan yang sangat

tinggi sampai ke titik ketidakpuasan yang mendalam. Selama kinerja

dirasakan masuk ke dalam zona toleransi, yaitu diatas tingkat layanan yang

memadai maka para pelanggan akan cukup merasa puas. Jika kinerja

dirasakan mendekati atau melebihi tingkat layanan yang diinginkan maka

(47)

b) Kegembiraan pelanggan (costumer delight) akan timbul jika diskonfirmasi

positif digabungkan dengan kesenangan dan kejutan.

c) Para pelanggan yang sangat puas kemungkinan akan melakukan pembelian

ulang, tetap loyal terhadap penyedia layanan, dan menyebarkan word of

mouth yang positif. Tetapi pelanggan yang tidak puas akan mengeluh atau

beralih ke penyedia jasa lainnya.

2.1.5 Jasa

2.1.5.1 Kategori Bauran Jasa

Komponen jasa bisa menjadi bagian kecil atau besar dari keseluruhan

penawaran. Kotler dan Keller (2008:38) membedakannya menjadi lima kategori

penawaran :

1. Barang berwujud murni (pure tangible goods) yaitu bentuk penawarannya

adalah barang berwujud seperti sabun, pasta gigi atau produk lainnya dimana

tidak ada jasa menyertai produk.

2. Barang berwujud yang disertai jasa (tangible goods with accompanying

service) yaitu bentuk penawarannya terdiri dari barang berwujud yang disertai

dengan satu atau lebih jasa. Misalnya pada produk mobil atau telepon seluler

yang memberikan jasa layanan pelanggan.

3. Hibrida (hybrid) yaitu bentuk penawaran yang terdiri dari bagian barang dan

jasa yang sama proporsinya seperti contohnya restoran.

4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa kecil (major service with

accompanying minor goods and service) yaitu bentuk penawaran yang terdiri

(48)

5. Jasa murni (pure service) yaitu bentuk penawaran murni yang terdiri dari jasa

seperti jasa pengasuh bayi atau pijat.

Berdasarkan kategori bauran jasa yang telah dijelaskan diatas, penelitian penulis

tergolong ke jasa utama disertai barang dan jasa kecil yaitu menyediakan jasa

mengajar namun menawarkan buku dan perlengkapan belajar lainnya sebagai

sarana pendukung proses belajar mengajar.

2.1.5.2 Karakteristik Jasa

Menurut Sutedja (2007:6), Pelayanan mempunyai empat sifat utama yaitu

sebagai berikut :

1. Tak berwujud (intangibility)

Layanan tersebur tidak dapat dilihat, dirasa, didengar ataupun dicium sebelum

seseorang menggunakan atau membeli pelayanan tersebut.

2. Tak terpisahkan (Inseparability)

Layanan terlebih dahulu ditawarkan kepada pelanggan lalu jasa digunakan

pada saat yang bersamaan. Jadi intinya jasa dengan pemberi jasa tidak dapat

dipisahkan. Konsumen dapat memperoleh manfaat dari jasa sesaat ketika

terjadi interaksi dengan pemberi jasa.

3. Bervariasi (variability)

Pelayanan sangat beragam bentuknya. Kualitas tergantung pada siapa yang

menyediakan, kapan, dimana, dan bagaimana pelayanan itu disediakan.

4. Dapat musnah (perishability)

Pelayanan itu sifatnya tidak tahan lama, tidak dapat disimpan untuk keperluan

(49)

2.1.6 Kursus

Secara umum Kursus didefinisikan sebagai proses pembelajaran tentang

pengetahuan atau keterampilan yang diselenggarakan dalam waktu singkat oleh

suatu lembaga yang berorientasi kebutuhan masyarakat dan dunia usaha/industri.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kursus didefinisikan sebagai

lembaga di luar sekolah yang memberikan pelajaran serta pengetahuan atau

keterampilan yang diberikan dalam waktu singkat.

Pembinaan terhadap kursus tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 73

tahun 1991 pasal 21 ayat (1) yang menyebutkan bahwa: "Pembinaan pendidikan

luar sekolah sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional baik yang

diselenggarakan oleh pemerintah, badan, kelompok, atau perorangan merupakan

tanggung jawab Menteri", ayat (2) "Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) ditetapkan oleh Menteri". Peran lembaga kursus sesuai dengan UU

Sisdiknas pasal 26 ayat (4) dan (5) yang menyatakan bahwa lembaga kursus dan

pelatihan sebagai satuan pendidikan nonformal diselenggarakan bagi masyarakat

yang memerlukan bekal pengetahuan; keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap

untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,

dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Penjelasan pasal 26 ayat (5) menyatakan bahwa: Kursus sebagai bentuk

pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik

dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar kompetensi.

pengembangan sikap dan kepribadian. Adapun ruang lingkup kursus meliputi:

(50)

2. Pembakuan dan pengembangan kurikulum

3. Pengembangan jenis-jenis pendidikan

4. Standarisasi kursus

5. Pengembangan sistem pengujian

6. Akreditasi kursus

7. Pembinaan organisasi mitra dan konsorsium/subkonsorsium

8. Pemanfaatan sumber potensi masyarakat

9. Pengembangan sistem informasi

Ketika suatu industri pendidikan non formal membuat kursus maka kursus

tersebut harus mempunyai sasaran. Sasaran pembinaan dan pengembangan kursus

meliputi:

1. Pengelola/penyelenggara kursus

2. Tenaga pendidik/instruktur

3. Penguji (praktik dan/atau lisan)

4. Konsorsium/subkonsorsium

5. Organisasi profesi/mitra

Ketika akan membuka kursus, hal yang paling utama yang harus dilakukan

pengelola kursus adalah memenuhi kelengkapan utama kursus. Adapun kriteria

lembaga pelatihan atau lembaga kursus yang baik adalah :

1. Memiliki perizinan yang lengkap

2. Memiliki fasilitas/sarana pendidikan atau pelatihan

3. Sumber daya manusia (SDM) yang professional

(51)

5. Memiliki akreditasi

6. Program kerja dan kurikulum yang jelas

7. Terdapat papan nama yang legal

(52)

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Penulis

Tahun

Judul Penelitian Teknik Analisis

Deskriptif Kualitas layanan yang terdiri dari

Kuantitatif kualitas produk dan kualitas

(53)

Lanjutan

No. Penulis Tahun

Gambar

Gambar 2.1 : Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.2 : Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas jasa yang terdiri dari bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan

Variabel bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan dan empati mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan, Variabel empati merupakan

Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut; 1) Hasil pengujian menunjukkan pengaruh dari bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan dan empati

Untuk mengetahui dam menganalisis kualitas pelayanan yang terdiri dari: (bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati) secara bersama-sama

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan yang meliputi bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan dan empati terhadap

Artinya variable Bukti Fisik, Keandalan, Daya Tanggap, Jaminan, dan Empati secara simultan berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian pada pengguna jasa warnet di

Variabel kualitas layanan yang terdiri dari: Bukti Fisik ( Tangibles), , Empati( Empathy ), Kehandalan ( Reliability ), Daya Tanggap ( Responsiveness ) dan Jaminan

Selain itu hasil yang diperoleh dari uji simultan (F) menunjukan bahwa variabel kualitas pelayanan yaitu keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik