• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mahasiswa dan Twitter

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Mahasiswa dan Twitter"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

MAHASISWA DAN TWITTER

Studi Deskriptif Kualitatif Konsep Diri Pengguna Media Sosial

Twitter di FISIP Ilmu Komunikasi USU Medan

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana Program Strata 1 (S1) pada Departemen Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara

NAISHYA INDRIA ZATALINI

090904068

Program Studi : Humas

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNITERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS

Skripsi ini adalah karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika dikemudian hari saya

terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia diproses sesuai hukum yang berlaku.

Nama: Naishya Indria Zatalini

NIM : 090904068

Tanda Tangan :

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Naishya Indria Zatalini

NIM : 090904068

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : MAHASISWA DAN TWITTER

(Studi Deskriptif Kualitatif Konsep Diri Mahasiswa Pengguna Media Sosial Twitter di FISIP Ilmu Komunikasi USU Medan)

Medan, Agustus 2013

Dosen Pembimbing, Ketua Departemen

Ilmu Komunikasi,

Dr. Nurbani, M.Si. Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A. NIP. 196108021987012001 NIP. 196208281986012001

Dekan FISIP USU,

(4)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Naishya Indria Zatalini

NIM : 090904068

Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas : Sumatera Utara

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Non- eksklusif Royalty- Free Right) atas karya ilmia saya yang berjudul: Mahasiswa dan Twitter (Studi Deskriptif Kualitatif Konsep Diri Mahasiswa Pengguna Media Sosial Twitter di FISIP USU jurusan Ilmu Komunikasi) beserta perangkat yang ada. Dengan Hak Bebas Royalty Non Eksklusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya ini tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

(5)

Dibuat di : Medan

Pada tanggal : 7 Oktober 2013

Yang Menyatakan

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah ... 1

1.2 Fokus Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... .. 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perspektif/Paradigma Kajian ... 11

2.1.1 Konstruktivisme ... 11

2.2 Kajian Pustaka ... 13

2.2.1 Komunikasi ... 13

2.2.1.1 Komunikasi Interpersonal/Antarpribadi ... 17

2.2.1.2 Karakteristik Komunikasi Antarpribadi ... 18

2.2.1.3 Tujuan Komunikasi Antarpribadi ... 19

(7)

2.2.2 Konsep Diri... ... 22

2.2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri... . 23

2.2.2.2 Konsep Diri Negatif dan Konsep Diri Positif... . 27

2.2.3 Teori Sifat... 28

2.2.3.1 Faktor Sifat... 29

2.2.4 Teori Atribusi ... 30

2.2.5 Media Sosial... 32

2.2.5.1 Twitter... .. 33

2.2.5.2 Konten-konten dalam Twitter... .. 34

2.2.5.3 Twitter di Indonesia... . 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 38

3.2 Objek Penelitian ... 39

3.3 Subjek Penelitian ... 40

3.4 Kerangka Analisis ... 42

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.6 Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 48

4.1.1 Profil Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP USU ... 48

4.1.2 Proses Penelitian dan Hasil ... 54

4.1.3 Profil Informan ... 49

(8)

4.2 Pembahasan ... 78

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 88

5.2 Saran ... 89

DAFTAR REFERENSI ... 91

LAMPIRAN

- Hasil Wawancara - Dokumentasi foto - Biodata Peneliti

(9)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudulMahasiswa dan Twitter (Studi Deskriptif KualitatifKonsep Diri Pengguna Media Sosial Twitter di FISIP Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara Medan). Twitter adalah salah satu media sosial yang sangat populer di Indonesia dan dunia, twitter telah banyak membuat pengguna internet tertarik khususnya di kalangan mahasiswa. Adanya media sosial twitter mempermudah akses komunikasi, bertukar informasi dan koneksi baik antar mahasiswa, maupun dengan lingkungan sekitarnya. Suksesnya komunikasi interpersonal bergantung kepada mutu konsep diri seseorang maka yang menjadi fokus masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana konsep diri pengguna media sosial Twitter di FISIP Ilmu Komunikasi USU Medan?”. Adapun yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah 5 orang mahasiswi FISIP jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara yang ditemukan dengan cara menggunakan metode purposive sampling yang dipadukan dengan metode snowballing sampling. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan/motivasi menggunakan twitter, makna media sosial twitter dan konsep diri yang seperti apa yang dimiliki pengguna twitter apakah konsep diri positif atau konsep diri negatif.Penelitian ini menggunakan teori yang di anggap relefan yaitu komunikasi interpersonal, konsep diri, teori sifat dan atribusi.. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif kualitatif untuk memahami situasi, menafsirkan, serta menggambarkan suatu peristiwa objek penelitian yang menjadi sarana konsep diri mahasiswa/i. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme sebagai pendekatan.Data yang diperoleh dari lapangan diambil melalui penelusuran data online, penelitian kepustakaan dan wawancara mendalam terhadap informan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Miles and Huberman yaitu peneliti melakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan serta verifikasi. Hasil penelitian yang diperoleh ialah motivasi yang mendorong mahasiswa menggunakan twitter yang utama karena untuk menambah jaringan pertemanan, mengikuti jaman/trend dan kebutuhan akan informasi. Masing-masing pengguna memiliki makna tersendiri dalam menggunakan twitter yaitu salah satu media sosial yang positif, menyebarkan informasi paling cepat dan efektif serta sebagai hiburan. Gambaran konsep diri yang positif pada individu menjadi hal utama dalam mencapai keberhasilan komunikasi interpersonal.

Kata kunci:

(10)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmad dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi yang berjudul “Mahasiswa dan Twitter” yang merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sumatera Utara.

Pertama-tama penulis haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua tercinta terutama alm. papa T. Syamsul Meiyadi dan mama Dra. Diah Rahayu Pratama, M.Pd, yang telah mengasuh, membimbing, memotivasi dan memberi semangat belajar serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan studi S1 ini.

Pada kesempatan ini penulis menyadari bahwa semua ini tak terlepas dari bantuan semua pihak yang telah memberikan perhatian, motivasi, bimbingan, dan kemudahan yang diberikan kepada penulis selama menuntut ilmu hingga penyelesaian tugas akhir di Universitas Sumatera Utara. Untuk itu setulusnya penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Badaruddin, M. Si, selaku Dekan FISIP USU.

2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A, selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi.

3. Ibu Dr. Nurbani, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah begitu sabar membimbing, memberikan saran, petunjuk, dan memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Prof Dr. Suwardi Lubis, M.S, selaku dosen wali penulis yang telah banyak memberikan pengarahan dan juga bimbingan selama masa perkuliahan.

(11)

6. Seluruh Staff di Departemen Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu.

7. Kepada para informan yang telah bersedia dan memberikan keterangan data diri sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan dan penulisan skripsi dapat terwujud.

8. Om dan Tante, serta kakanda tercinta T. Dimas Mitra Prasomya dan Kak Diah yang telah memberikan perhatian, semangat belajar dan doa untuk kesuksesan penulis di masa depan. Tak lupa juga untuk saudara-saudaraku Ajeng, Fitri, Bima, semoga skripsi ini menjadi motivasi kalian agar dapat menyelesaian S1. Serta para sahabatku Tanti Geovani, Ira Octaviantri, Emilia Kristina Barus, dan seluruh teman-teman angkatan 2009 di FISIP USU Ilmu komunikasi. Terima kasih atas dukungan, masukan, semangat, motivasi serta canda tawa yang kalian berikan.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak. Akhirnya penulis panjatkan doa, semoga bantuan yang telah diberikan menjadi amal ibadah dan Insya Allah akan mendapat imbalan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin.

Medan, 7 Oktober 2013 Penulis

(12)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudulMahasiswa dan Twitter (Studi Deskriptif KualitatifKonsep Diri Pengguna Media Sosial Twitter di FISIP Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara Medan). Twitter adalah salah satu media sosial yang sangat populer di Indonesia dan dunia, twitter telah banyak membuat pengguna internet tertarik khususnya di kalangan mahasiswa. Adanya media sosial twitter mempermudah akses komunikasi, bertukar informasi dan koneksi baik antar mahasiswa, maupun dengan lingkungan sekitarnya. Suksesnya komunikasi interpersonal bergantung kepada mutu konsep diri seseorang maka yang menjadi fokus masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana konsep diri pengguna media sosial Twitter di FISIP Ilmu Komunikasi USU Medan?”. Adapun yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah 5 orang mahasiswi FISIP jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara yang ditemukan dengan cara menggunakan metode purposive sampling yang dipadukan dengan metode snowballing sampling. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan/motivasi menggunakan twitter, makna media sosial twitter dan konsep diri yang seperti apa yang dimiliki pengguna twitter apakah konsep diri positif atau konsep diri negatif.Penelitian ini menggunakan teori yang di anggap relefan yaitu komunikasi interpersonal, konsep diri, teori sifat dan atribusi.. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif kualitatif untuk memahami situasi, menafsirkan, serta menggambarkan suatu peristiwa objek penelitian yang menjadi sarana konsep diri mahasiswa/i. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme sebagai pendekatan.Data yang diperoleh dari lapangan diambil melalui penelusuran data online, penelitian kepustakaan dan wawancara mendalam terhadap informan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Miles and Huberman yaitu peneliti melakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan serta verifikasi. Hasil penelitian yang diperoleh ialah motivasi yang mendorong mahasiswa menggunakan twitter yang utama karena untuk menambah jaringan pertemanan, mengikuti jaman/trend dan kebutuhan akan informasi. Masing-masing pengguna memiliki makna tersendiri dalam menggunakan twitter yaitu salah satu media sosial yang positif, menyebarkan informasi paling cepat dan efektif serta sebagai hiburan. Gambaran konsep diri yang positif pada individu menjadi hal utama dalam mencapai keberhasilan komunikasi interpersonal.

Kata kunci:

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Konteks Masalah

Setiap manusia memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang sama persis. Sekalipun orang itu terlahir secara kembar, mereka tidak ada yang memiliki ciri fisik dan psikis yang sama. Begitu juga dengan karakteristik yang khas. Karakteristik yang khas dari seseorang ini sering disebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang membedakan dirinya dengan yang lain. Perbedaan individu dengan individu lainnya ialah konsep diri.

Menurut Charles Horton Cooley, kita sering membayangkan diri kita sendiri sebagai orang lain dalam benak kita. Cooley menyebut gejala ini looking-glass self (diri cermin). Diri cermin ialah seakan-akan kita menaruh cermin di depan kita. Pertama, kita membayangkan bagaimana kita tampak pada orang lain kita melihat sekilas diri kita seperti dalam cermin. Misalnya, kita merasa wajah kita jelek. Kedua, kita membayangkan bagaimana orang lain menilai penampilan kita, kita pikir mereka menganggap kita tidak menarik. Ketiga, kita mengalami perasaan bangga , kecewa, sedih atau malu karena suatu hal yang berhubungan dengan emosi kita (Rakhmat, 2005: 99). Pernyataan tersebut menunjukan bahwa setiap individu ingin diakui keberadaan mereka. Bagaiamana agar kita diakui keberadaan kita dengan lingkungin sekitar? Ya, dengan cara berkomunikasi. Sebagai makhluk sosial, kita merasa perlu berhubungan dengan orang lain. Kita memerlukan hubungan dan ikatan emosional dengan mereka juga pengakuan mereka atas keberadaan dan kemampuan kita.

(14)

menentukan identitas individu? (Morissan, 2013: 66). Berdasarkan keterangan diatas mengacu pada konsep diri bahwa kepribadian seseorang bisa dilihat dari cara dia berkomunikasi. Ketika dia menjadi komunikator, dia akan menyampaikan pesan kepada komunikannya dalam sebuah komunikasi interpersonal dimana komunikasi interpersonal ini dilakukan oleh pribadi-pribadi yang menjadi asal dan sumber pesan juga menjadi asal dan sumber umpan balik. Karena itu kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh kelancaran dan keberhasilan komunikasi. Dari kepribadian itu ada dua hal yang mempengaruhi mutu komunikasi interpersonalnya, yang pertama sikap terhadap orang yang berkomunikasi dan yang kedua sikap terhadap diri sendiri. (Hardjana, 2003: 94)

Adapun sikap yang harus kita perhatikan terhadap orang lain ketika kita berkomunikasi yaitu: menerima mereka apa adanya, menghargai keunikan mereka serta peran hidup yang mereka pegang dan laksanakan, menghormati mereka sebagai pribadi dan tidak menghina mereka atas dasar ideologi, keyakinan, kepercayaan, ras dan agama atau SARA. (Hardjana, 2003: 95). Hal tersebut menerangkan bahwa dengan sikap seperti itu kita dapat berkomunikasi dengan mereka secara hormat, tulus dan saling memahami. Sedangkan sikap yang harus kita perhatikan terhadap diri sendiri ketika berkomunikasi ialah apa yang ada pada diri kita sendiri. Karena apa yang kita sampaikan dan bagaimana kita menyampaikannya ditentukan oleh diri kita sendiri. Satu hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain ialah konsep diri kita atau self-concept. Konsep diri adalah bagaimana kita melihat diri kita, mengetahui diri kita dan apa yang kita inginkan terhadap diri kita. (Hardjana, 2003: 95)

Konsep diri mencakup 3 hal, yang pertama gambaran diri atau self- image

(15)

atau negatif dan harga diri yang tinggi atau rendah. (Hardjana, 2003: 96). Penjelasan tersebut sudah jelas bahwa keberhasilan komunikasi interpersonal tidak hanya ditentukan oleh kemampuan dan kecakapan komunikasi interpersonal, tetapi juga oleh mutu kepribadian orang yang terlibat dalam komunikasi.

Berdasarkan uraian di atas tentang sikap kita terhadap orang lain dalam berkomunikasi salah satunya kita harus menghormati mereka sebagai pribadi tanpa memandang SARA / agama dan ras yang mereka punya. Ada satu kasus yang terjadi di media sosial Twitter pada tanggal 10 Januari 2013 tentang Farhat Abbas seorang pengacara ditangkap polisi karena berkicau mengenai SARA.

Status tweet yang dia buat dalam akun twitternya @farhatabbaslaw ialah:

“Ahok sana sini protes plat pribadi B 2 DKI dijual polisi ke orang umum katanya! Dasar Ahok plat aja diributin! Apapun plat nya tetap C***!”

Hal ini terkait tweet pengacara tersebut mengenai

Wakil Gubernur DKI, Ahok, dan dianggap menyinggung masalah suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).

Farhat Abbas dilaporkan oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, Anton Medan karena dirasa melecehkan orang China. Kasus ini berawal dari tweet Farhat Abbas yang menghubungkan tentang prosesi jual beli plat nomor di Kepolisian, dan sosok Ahok sebagai orang China. Farhat mengaku kaget ditetapkan sebagai tersangka. Demikian terkait kasus ini, pengacara tersebut mengaku sudah meminta maaf kepada Ahok dan

Anton Meda

seorang pengacara yang kurang berhati-hati menempatkan dirinya ketika ia berkomunikasi pada satu situs media sosial twitter. Twitter adalah ruang publik yang setiap orang dapat membacanya. Kasus ini mengajarkan kita bahwa ketika kita menyampaikan sebuah pesan komunikasi baik itu di media sosial

twittersekalipun, kita harus bisa menempatkan diri kita lebih bijak dan hati-hati jangan sampai melukai perasaan orang lain seperti kasus Farhat Abbas tersebut.

(16)

interpersonal. Karena perilaku seseorang mencerminkan itulah konsep dirinya. Hubungan konsep diri dengan perilaku dapat disimpulkan oleh para ahli berpikir positif yaitu: “you don’t think what you’are, you are what you think.

(Rakhmat, 2005: 104). Pernyataan tersebut dapat diambil contoh bila seorang mahasiswa menganggap dirinya cerdas, ia tidak segan berbagi ilmu tentang materi perkuliahan kepada teman-temannya, menjawab setiap pertanyaan dengan baik yang telah dosen berikan di depan kelas, dan mau membantu temannya dalam mengerjakan tugas kampus yang sulit dipahami sehingga terbentuklah kepribadiannya di mata teman-teman dan dosennya seorang mahasiswa yang berperilaku baik dan pintar. Keberhasilan komunikasi interpersonal sangat bergantung pada kualitas konsep diri seseorang, apakah ia termasuk konsep diri yang positif atau negatif.

William D. Brooks dan Philip Emmert mengemukakan bahwa ada 4 tanda individu yang memiliki konsep diri negatif. Pertama, dia sensitif pada sebuah kritikan. Individu yang seperti ini tidak suka dikritik sehingga jika ada orang yang mengkritik emosinya kerap kali memuncak, mudah marah dan mudah tersinggung. Kedua, bersikap responsif terhadap pujian. Individu seperti ini menerima pujian secara berlebihan , dia merasa setiap tindakan yang dia buat perlu mendapatkan penghargaan. Ketiga, mempunyai sikap hiperkritik atau suka mengkritik negatif secara berlebihan terhadap orang lain. Keempat, individu yang berkonsep diri negatif cenderung merasa tidak disenangi orang lain, dia merasa tidak diperhatikan karena itu dia mengganggap orang lain adalah musuhnya. Kelima, bersikap pesimis terhadap kompetisi yang artinya dia merasa kurang mampu dalam berinteraksi dengan orang lain. (Rakhmat, 2005: 105)

(17)

seberapa baik atau buruk keadaan yang dimiliki serta bagaimana harus bersikap terhadap keadaan tersebut.

Kita dapat mengambil satu kasus dari Farhat Abbas pada akun media sosial twitternya , ya kenapa harus Farhat Abbas lagi? Karena menurut fakta yang ditemukan di media sosial twitter Farhat Abbas selalu mendapat komentar miring dari para followersnya. Farhat Abbas selalu membuat kritikan pada akun

twitternya tentang peristiwa yang sedang hangat dibicarakan tetapi dia selalu mencari pembelaan terhadap dirinya bila mendapat kritikan dari para followers

twitternya. Hal tersebut menyatakan bahwa farhat mempunyai tanda-tanda konsep diri negatif. Contoh kasus ini diambil dari website situs liputan6.com. Pengacara muda Farhat Abbas ternyata merasa prihatin dengan insiden 'pemukulan' yang menimpa Febriani yang dilakukan oleh pejabat daerah, salah satu pramugari milik maskapai penerbangan Sriwijaya.

Insiden tersebut terjadi ketika akan mendarat di Bandar Udara Depati, Bangka Belitung, dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Kamis 6 Juni 2013. Kepala Dinas Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Bangka Belitung, Zakaria Umar Hadi marah dan memukul Febriani dengan Koran ke bagian pipinya. Saat itu Hadi masih menggunakan handphone ketika pesawat hendak take off dan landing. Saat itu Febriani sudah menghampiri untuk mengingatkan berulang kali agar tidak mengaktifkan handphone karena sudah menjadi bagian dari tugas para pramugari dan pramugara untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan penumpang. Namun Farhat bukan membela sang pramugari, Farhat justru membela orang yang salah dan mengkritik insiden tersebut dalam akun twitternya. Baginya, jalur hukum yang ditempuh Febriani untuk memperkarakan Hadi sangatlah berlebihan.

Farhat membuat beberapa tweet mengenai peristiwa tersebut. Berikut tiga

tweet yang membuat farhat mendapat komentar miring dari status yang dia buat di akun twitternya @farhatabbaslaw: 1) “Main HP/ Nelpon Di pesawat ! Gak pa pa dan gak bikin pesawat jatuh ! Hanya bikin pramugari sewot doang ! Hanya bikin

(18)

badan agar penumpang gue gak dipenjara ! Pramugari yang gak sopan gue pecat

!” , 3) "Atas langit gak ada signal HP! Bagaimana bisa Nelpon! Kecuali HP

satelit! Jangan emosi! Gue cuma membuat wacana ! Gue hanya sedih penumpang

dipenjara!" Begitulah respon dari Farhat ketika menjawab beberapa kritik yang

menerpanya

Farhat mempunyai konsep diri negatif karena suka mengkritik orang lain, pribadi yang tidak suka dikritik senang sekali menghujani kritikan negatif secara berlebihan kepada orang lain. Jika dilihat dari banyaknya komentar miring terhadap Farhat bahwa Farhat selalu bermasalah dengan lingkungan sosialnya. Pribadi yang memiliki konsep diri negatif merasa kurang mampu berinteraksi dengan orang lain sehingga banyak orang yang tidak menyukai dia.

Di Era globalisasi ini media internet sudah tidak asing lagi, Kita dapat berinteraksi dengan orang-orang sekitar, mendapatkan informasi yang kita inginkan, bahkan kita dapat mengeksplorasikan diri kita melalui media sosial. Media sosial bukanlah istilah asing bagi masyarakat di Kota Medan. Kota Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia dan merupakan kota terbesar di pulau Sumatera yang perkembangan teknologi komunikasinya dikatakan pesat saat ini. Sebagian besar masyarakatnya telah menggunakan teknologi untuk berkomunikasi terutama kaum intelek seperti mahasiswa FISIP Ilmu Komunikasi di Universitas Sumatera Utara. Perkembangan teknologi komunikasi bukanlah hal yang baru bagi mahasiswa komunikasi yang setiap hari mempelajari dan mengikutiperkembangan tersebut. Selain itu, perkembangan teknologi komunikasi merupakan salah satu bidang kajian di dalam perkuliahan. Media sosial adalah sebuah media online yang penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial (update status, chatting, forum,

share moments) dan dunia virtual. Blog dan jejaring sosial merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh banyak orang khususnya mahasiswa.

(19)

pesan 140 karakter yang disebut Tweet. Hal ini adalah sebuah cara baru yang mudah untuk menemukan berita terbaru atau apa yang sedang terjadi terutama yang berkaitan dengan hal-hal yang kita gemari. Twitter berisi informasi yang kita anggap berharga. Pesan atau status yang dikemukakan dari pengguna akun twitter

akan muncul di beranda / timeline untuk kita baca. Hal tersebut menerangkan bahwa twitter bagaikan sebuah koran yang berita utamanya selalu menarik untuk dibaca. Topik pemberitaan pada saat ini akan lebih cepat kita ketahui dan mendapatkan informasi langsung dari narasumber secara aktual

Melalui twitter, terciptalah sebuah

komunikasi interpersonal dengan para pemilik akun twitter yang telah menjadi

following ataupun follower seseorang. Pengguna twitter mempunyai alasan tersendiri mengapa mereka memilih twitter sebagai media sosial yang harus mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Media sosial twitter dapat memberikan makna yang positif bila digunakan dengan cara yang baik dan benar. Mengapa demikian? Jika seseorang memberikan informasi di twitternya, maka pengikutnya akan mendapatkan informasi tersebut. Informasi yang diberikan biasanya berupa pendidikan, kesehatan, peristiwa yang sedang hangat dibicarakan dan lain-lain yang tentunya mempunyai manfaat yang sangat besar bagi khalayak luas. Twitter juga dapat memberikan makna yang negatif jika orang yang menggunakannya tidak sesuai dengan perilaku mereka karena twitter dapat menjadi media yang pas dalam membicarakan hal negatif orang lain. Semuanya kembali lagi pada diri individu yang menggunakannya apakah dia menggunakan media sosial twitter dengan baik dan benar tanpa merugikan orang lain atau tidak.

(20)

kita dengan orang lain ketika sedang berkomunikasi. Hal ini tentunya tidak lepas dari konsep diri seseorang.

Para pengguna twitter biasanya menulis status untuk mengisi “timeline”. Kita dapat melihat aktivitas, isi hati yang sedang ia rasakan bahkan masalah dari si pengguna twitter melalui akunnya tapi uniknya kita tidak dapat menilai kepribadiannya lewat akunnya. Karena belum tentu di kehidupan nyata ia dapat terbuka dengan orang lain seperti yang ia lakukan dengan akun twitternya. Twitter

bisa juga disebut sebagai ajang narsis/eksis atau membanggakan diri sendiri. Dalam Twitterland (dunia twitter) jika kita ingin eksis dan dianggap ada di lingkungan twitter, kita harus narsis atau aktif. Narsis artinya kita terlihat dimana-mana termasuk di akun orang lain. Banyak upaya yang orang lakukan untuk menjadi eksis dalam twitterland. Tetapi kita juga harus pintar-pintar bagaimana cara menempatkan diri kita di twitterland tersebut khususnya follower kita tanpa mengganggu mereka. Orang yang mengikuti kita (follower) adalah mereka yang ingin mendapatkan manfaat dari setiap tweet yang kita buat sedangkan following ialah user yang mengikuti pengguna lain. “Twitter is not about you, It’s about your Follower”, bagaimana follower kita senang menerima tweet yang kita buat. Itulah yang disampaikan oleh Ali Akbar dalam bukunya yang berjudul ‘Welcome to Twitterland’ (Akbar, 2012: 16-17). Istilah follower dan following merupakan hal yang sangat penting bagi beberapa orang karena, jika jumlahnya semakin tinggi maka semakin dikenal juga akun twitternya.

(21)

negatif, serta bagaimana makna media sosial twitter bagi mahasiswa FISIP Ilmu Komunikasi USU.

1.2 Fokus Masalah

Berdasarkan konteks masalah yang telah di uraikan di atas, maka fokus masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana konsep diri pengguna media sosial Twitter di FISIP Ilmu Komunikasi USU Medan?"

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan untuk mencapai tujuan berikut:

1. Untuk mengetahui motivasi dan makna apa yang membuat pengguna menggunakan media sosial Twitter.

2. Untuk mengetahui konsep diri pengguna media sosial Twitter.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dalam bidang ilmu Komunikasi, khususnya bagi mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU Medan.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat melengkapi dan memperkaya khasanah serta mengembangkan penelitian ini tentang Komunikasi Interpersonal, khususnya konsep diri pengguna media sosial Twitter.

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Perspektif/Paradigma Kajian

2.1.1 Konstruktivisme

Perspektif atau pendekatan yang disampaikan oleh teoretisi

bergantung pada bagaimana teoretisi itu memandang manusia yang

menjadi objek kajian mereka (Mulyana, 2001: 18).Metodologi yang

digunakan peneliti dalam pembahasannya adalah metode deskriptif

kualitatif dengan paradigma konstruktivisme. Asumsi ontologis pada

paradigma konstruktivisme menganggap realitas merupakan konstruksi

sosial, kebenaran suatu realitas bersifat relatif, berlaku sesuai konteks

spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial. Selain itu realita juga

dianggap sebagai hasil konstruksi mental dari individu pelaku sosial,

sehingga realitas dipahami secara beragam dan dipengaruhi oleh

pengalaman, konteks dan waktu (Kriyantono, 2006: 51).

Secara epistemologis, pemahaman tentang suatu realitas atau temuan suatu penelitian merupakan produk interaksi antara peneliti dengan yang diteliti. Didalam paradigma ini, peneliti dan objek atau realitas yang diteliti merupakan kesatuan realitas yang tidak terpisahkan. Peneliti merupakan fasilitator yang menjembatani keragaman subyektivitas pelaku sosial dalam rangka merekonstruksi realitas sosial. Dari sisi aksiologis, peneliti akan memperlakukan nilai, etika, dan pilihan moral sebagai bagian integral dari penelitian dengan tujuan merekonstruksi realitas sosial secara dialektis antara peneliti dengan pelaku sosial yang diteliti.

(23)

mereka sendiri. Weber melihat bahwa individu yang memberikan pengaruh

kepada masyarakat dengan beberapa catatan, bahwa tindakan sosial individu

berhubungan dengan rasionalitas. Tindakan sosial yang dimaksudkan oleh Weber

berupa tindakan yang secara nyata diarahkan kepada orang lain. Juga dapat berupa tindakan yang bersifat “membatin” atau bersifat subjektif yang mengklaim terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertent

Implikasi dari paradigma konstruktivisme menerangkan bahwa pengetahuan tidak lepas dari subjek yang sedang mencoba belajar untuk mengerti. Konstruktivimse adalah filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri (Ardianto, 2007: 154). Paradigma ini menggambarkan komunikasi yang berbasis pada konsep diri berdasarkan teori Bernstein, yang menyatakan bahwa individu dalam melakukan sesuatu dikonstruksikan pada orientasi kehidupannya sendiri atau disebut juga orientasi subjek, dimana individu yang berbasis subjek akan menggunakan elaborasi kode yang menghargai kecenderungan, perasaan, kepentingan dan sudut pandang orang lain (Ardianto, 2007: 159)

Teori Ron Herre mengemukakan tentang perbedaan antara person dan

self.Person adalah diri yang terlibat dalam lingkungan public, pada dirinya terdapat atribut sosial budaya masyarakatnya, sedangkan self adalah diri yang ditentukan oleh pemikiran khasnya di tengah sejumlah pengaruh sosial budaya masyarakatnya (Ardianto, 2007: 161). Hal tersebut mengungkapkan bahwa prinsip dasar konstruktivisme ialah tindakan seseorang ditentukan oleh konstruk diri dan juga konstruk lingkungan luar dari perspektif diri. Sehingga komunikasi dapat dirumuskan dimana ditentukan oleh diri di tengah pengaruh lingkungan luar.

(24)

mengkonstruksinya. Setiap individu mendapatkan pengetahuan dengan konstruksi pikirannya dan konstruksi dari individu lain serta lingkungan yang ada disekitarnya sehingga menciptakan suatu realitas sosial yang dibentuk oleh manusia itu sendiri dan juga lingkungan sekitarnya.

2.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Komunikasi

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau mengubah sikap, pendapat, serta perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media. (Effendy 2005: 50)

Berdasarkan paradigma Laswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. (Effendy, 2005: 10)

Lasswell (1960) menjelaskan 5 unsur komunikasi yaitu:

1. Who?

Siapa sumber (komunikator).Komunikator adalah pelaku utama /pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi, bisa seorang individu, kelompok, organisasi, maupun suatu Negara sebagai komunikator.

2. Says What?

Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima (komunikan) dari sumber (komunikator) atau isi informasi. Merupakan seperangkat symbol verbal ataupun non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan ataupun maksud sumber tadi.Ada 3 komponen pesan yaitu makna, symbol untuk menyampaikan makna dan bentuk / organisasi pesan.

(25)

Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara langsung(tatap muka),maupun tidak langsung(melalui media cetak/elektronik dan lain-lain).

4. To Whom?

Tujuan dari kita berkomunikasi orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari sumber.

5. With What Effect?

Dampak atau efek yang terjadi pada komunikan (penerima) setelah menerima pesan dari sumber, seperti perubahan sikap, bertambahnya pengetahuan.

Jadi, inti dari pengertian komunikasi menurut Harold Lasswell yaitu: “(Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? (Mulyana, 2007: 69)

Berdasarkan definisi Laswell terdapat lima unsur komunikasi yang saling bergantungan satu sama lain yaitu:

1. Sumber (source)

Sumber sering disebut juga pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker), atau

(26)

dalam kepalanya (pikiran), sumber harus mengubah perasaan atau pikiran tersebut ke dalam seperangkat symbol verbal dan atau nonverbal yang idealnya dipahami oleh penerima pesan. Proses inilah yang disebut penyandian (encoding). Pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola piker, dan perasaan sumber mempengaruhi sumber dalam merumuskan pesan. Setiap orang dapat saja merasa bahwa ia mencinta seseorang, namun komunikasi tidak terjadi hingga orang kita cintai itu menafsirkan rasa cinta kita berdasarkan perilaku verbal dan atau nonverbal kita. 2. Pesan

Pesan ialah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, dan gagasan. Pesan mempunyai tiga komponen: makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan. Simbol terpenting adalah kata-kata (bahasa), yang dapat merepresentasikan objek (benda), gagasan dan perasaan, baik ucapan (percakapan, wawancara, diskusi, ceramah) ataupun tulisan (surat, esai, artikel, novel, puisi, famflet). Kata-kata membuat kita berbagi pikiran dengan orang lain. Pesan juga dapat dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh (acungan jempol, anggukan kepala, senyuman, tatapan mata, dan sebagainya).Bisa juga melalui lukisan, patung, musik, tarian, dan sebagainya.

3. Saluran atau Media

(27)

menjabat tangan sahabat yang baru lulus ujian sarjana. Jabatan tangan yang erat (sentuhan) merupakan cara menyampaikan pesan lebih dari sekedar kata-kata. Saluran tidak hanya merujuk pada tatap muka tetapi beberapa media bisa dijadikan bagian dari saluran komunikasi. Media cetak seperti (surat kabar, majalah) yang gunanya menyampaikan artikel ilmiah apa yang kita baca, media elektronik (Radio, Teievisi) yang gunanya kita dapat mendengarkan atau melihat ceramah agama serta siaran olahraga. Dalam media massa saluran yang paling berkembang pesat ialah Komputer (internet) yang gunanya untuk menyampaikan pesan surat kabar secara online kepada para pembaca.

4. Penerima (receiver)

Audience atau khalayak yang menerima pesan dari sumber.Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola piker dan perasaanya, penerima pesan menafsirkan seperangkat simbol verbal dan nonverbal yang diterima menjadi suatu gagasan yang dapat dipahami. Prose ini disebut penyandian-balik (decoding).

5. Efek

Apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya menambah ilmu pengetahuan dari yang tidak tahu menjadi tahu, terhiburm perubahan sikap dari yang tidak setuju menjadi setuju, perubahan keyakinan, perubahan perilaku dan sebagainya. (Mulyana, 2007: 69-71)

(28)

Komunikasi antarpribadi didefinisikan oleh Joseph A. Devito dalam bukunya “The Interpersonal Communication Book” sebagai:

“Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika” (The process of sending and receiving messages between two persons, or among a small groups of persons, with

some effect and some immediate feedback) (Devito, 2007: 4).

Little john (1999) memberikan definisi komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara individu-individu. Sedangkan menurut Kathleen S. Verderber et.al. (2007), komunikasi antarpribadi merupakan proses melalui mana orang menciptakan dan mengelola hubungan mereka, melaksanakan tanggung jawab secara timbal balik dalam menciptakan makna (Budyatna dan Ganiem, 2011: 14).

2.2.1.2 Karakteristik Komunikasi Antarpribadi

Richard L. Weaver II (1993) memberikan definisi komunikasi antarpribadi dengan menyebutkan karakteristik-karakteristik komunikasi antarpribadi. Menurutnya terdapat delapan komunikasi antarpribadi, yaitu:

a. Melibatkan paling sedikit dua orang

Komunikasi antarpribadi melibatkan paling sedikit dua orang. Apabila kita mendefinisikan komunikasi antarpribadi dalam arti jumlah orang yang terlibat, haruslah diingat bahwa komunikiasi antarpribadi sebenarnya terjadi antara dua orang yang merupakan bagian dari kelompok yang lebih besar

b. Adanya umpan balik atau feedback

(29)

c. Tidak harus tatap muka

Komunikasi antar pribadi tidak harus tatap muka, kehadiran fisik dalam berkomunikasi tidaklah terlalu penting. Misalnya, interaksi antara dua sahabat karib, suami istri, bisa melalu telepon, e-mail, bisa dengan bahasa isyarat jika berada di ruang terbuka tetapi masing-masing tidak berdekatan.

d. Tidak harus bertujuan

Orang-orang yang berada di sekitar kita mungkin mengkomunikasikan segala sesuatunya tanpa sengaja atau sadar, tetapi apa yang dilakukannya merupakan pesan-pesan sebagai isyarat yang mempengaruhi kita.

e. Menghasilkan beberapa pengaruh atau effect

Komunikasi antar pribadi yang efektif ialah pesan tersebut harus menghasilkan efek atau pengaruh. Efek atau pengaruh itu tidak harus segera dan nyata, tetapi harus terjadi.

f. Tidak harus melibatkan atau menggunakan kata-kata

Kita dapat berkomunikasi tanpa kata-kata misalnya pada komunikasi nonverbal. Pesan-pesan nonverbal seperti menatap dan menyetuh atau membelai kepada seorang anak atau kepada seorang kekasih memliki makna yang jauh lebih besar daripada kata-kata.

g. Dipengaruhi oleh konteks

Konteks merupakan tempat di mana pertemuan komunikasi terjadi. Konteks mempengaruhi harapan-harapan para partisipan, makna yang diperoleh, dan perilaku mereka selanjutnya. Konteks meliputi jasmaniah, sosial, historis, psikologis, dan keadaan kultural yang mengelilingi peristiwa komunikasi.

h. Dipengaruhi oleh kegaduhan atau noise

(30)

2.2.1.3 Tujuan komunikasi antarpribadi

Ada beberapa tujuan komunikasi dalam buku Suranto, (2011: 19).

Beberapa diantaranya yaitu mengungkapkan perhatian kepada orang

lain. Dalam hal ini seseorang berkomunikasi dengan cara menyapa,

tersenyum, melambaikan tangan, membungkukkan badan, menanyakan

kabar kesehatan partner komunikasinya, dan sebagainya. Pada prinsipnya komunikasi antarpribadi hanya dimaksudkan untuk

menunjukkan adanya perhatian kepada orang lain dan untuk menghindari

kesan dari orang lain sebagai pribadi yang tertutup, dingin, dan cuek.

Apabila diamati lebih serius, orang yang berkomunikasi dengan tujuan

sekedar mengungkapkan perhatian kepada orang lain ini, bahkan

terkesan “hanya basa-basi”. Meskipun bertanya, tetapi sebenarnya tidak

terlalu berharap akan jawaban atas pertanyaan itu.

Tujuan yang kedua yaitu menemukan diri sendiri. Seseorang

melakukan komunikasi antarpribadi karena ingin mengetahui dan

mengenali karakteristik diri pribadi berdasarkan informasi dari orang lain.

Bila seseorang terlibat komunikasi antarpribadi dengan orang lain, maka

terjadi proses belajar banyak sekali tentang diri sendiri maupun orang

lain. Komunikasi antarpribadi memberikan kesempatan kepada dua belah

pihak untuk berbicara tentang apa yang disukai dan apa yang dibenci.

Dengan saling membicarakan keadaan diri, minat, dan harapan maka

seseorang memperoleh informasi berharga untuk mengenal jati diri atau

dengan kata lain menemukan diri sendiri.

Tujuan yang ketiga yaitu menemukan dunia luar. Dengan

komunikasi antarpribadi diperoleh kesempatan untuk mendapatkan

berbagai informasi dari orang lain, termasuk informasi penting dan aktual.

Dengan adanya informasi ini maka dapat dikenali dan ditemukan

keadaan dunia luar yang sebelumnya tidak diketahui.Jadi komunikasi

merupakan “jendela dunia”, karena dengan berkomunikasi dapat

(31)

Tujuan yang keempat yaitu membangun dan memelihara hubungan

yang harmonis. Sebagai makhluk sosial, salah satu kebutuhan setiap

orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan

baik dengan orang lain. Manusia tidak dapat hidup sendiri, perlu bekerja

sama dengan orang lain. Semakin banyak teman yang diajak bekerja

sama maka semakin lancarlah pelaksanaan kegiatan dalam kehidupan

sehari-hari. Oleh karena itu setiap orang telah menggunakan banyak

waktu untuk komunikasi antarpribadi yang diabdikan untuk membangun

dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain.

Tujuan yang kelima yaitu mempengaruhi sikap dan tingkah laku.

Dalam prinsip komunikasi, ketika pihak komunikan menerima pesan atau

informasi, berarti komunikan telah mendapat pengaruh dari proses

komunikasi. Sebab pada dasarnya, komunikasi adalah sebuah fenomena,

sebuah pengalaman. Setiap pengalaman akan memberi makna pada

situasi kehidupan manusia, termasuk memberi makna tertentu terhadap

kemungkinan terjadinya perubahan sikap.

Tujuan yang keenam yaitu mencari kesenangan atau sekedar

menghabiskan waktu.Ada kalanya seseorang melakukan komunikasi

antarpribadi sekedar untuk mencari kesenangan atau hiburan.Berbicara

dengan teman mengenai acara perayaan ulang tahun, berdiskusi

mengenai olahraga, bertukar cerita –cerita lucu adalah pembicaraan

untuk mengisi dan menghabiskan waktu.Disamping itu juga dapat

mendatangkan kesenangan, karena komunikasi antarpribadi semacam ini

dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang

memerlukan suasana rileks, ringan dan menghibur dari semua

keseriusan berbagai kegiatan sehari-hari.

Tujuan yang ketujuh yaitu menghilangkan kerugian akibat salah

komunikasi. Komunikasi antarpribadi dapat menghilangkan kerugian

akibat salah komunikasi dan salah interpretasi yang terjadi antara sumber

dan penerima pesan karena dengan komunikasi antarpribadi dapat

dilakukan pendekatan secara langsung, menjelaskan berbagai pesan

(32)

Tujuan yang terakhir adalah memberikan bantuan (konseling).

Dalam kehidupan sehari-hari, dikalangan masyarakat pun dapat dengan

mudah diperoleh contoh yang menunjukkan fakta bahwa komunikasi

antarpribadi dapat dipakai sebagai pemberian bantuan (konseling) bagi

orang lain yang memerlukannya. Tanpa disadari setiap orang ternyata

sering bertindak sebagai konselor maupun konseli dalam interaksi

antarpribadi sehari-hari.Misalnya seorang remaja “curhat” kepada

sahabatnya mengenai putus cinta. Tujuan melakukan “curhat” tersebut

adalah untuk mendapatkan bantuan pemikiran sehingga didapat solusi

yang baik (Suranto, 2011: 19)

2.2.1.4 Kepribadian Seseorang dalam Berkomunikasi

Komunikasi interpersonal dilakukan oleh

pribadi-pribadi.Pribadi-pribadi itulah yang menjadi asal dan sumber pesan, juga menjadi asal dan

sumber umpan balik.Karena itu, kepribadian orang sangat menentukan

kelancaran dan keberhasilan komunikasi.Dari dua kepribadian tersebut

ada dua hal utama yang mempengaruhi interpersonal.Pertama, sikap

terhadap orang yang berkomunikasi.Kedua, sikap terhadap diri sendiri.

(Hardjana, 2003: 95-96)

a. Sikap Terhadap Orang yang Berkomunikasi:

1. Menerima mereka apa adanya tanpa memandang fisik,

mental dan budaya yang berbeda dengan cita rasa kita.

2. Menghargai keunikan mereka dan peran hidup yang mereka

pegang dan laksanakan. Jangan menganggap diri kita lebih

unggul daripada mereka, sebab kenyataan kita hanya

berbeda.

3. Menghormati mereka sebagai pribadi, bukan menghina atas

dasar ideology, keyakinan, kepercayaan, dan agama.

4. Memperlakukan mereka sebagai pribadi yang mempunyai

tujuan sendiri dan tidak memperlakukan mereka sebagai alat

untuk mencapai apa pun, atau objek untuk dipermainkan

(33)

b. Sikap Terhadap Diri Sendiri:

Dalam berkomunikasi dengan orang lain, kita dan orang lain

saling mempengaruhi mulai dari hasil, proses dan jalannya

komunikasi. Tetapi pengaruh kunci ada pada diri kita sendiri,

karena apa yang kita sampaikan dan bagaimana kita

menyampaikannya ditentukam oleh diri kita sendiri. Keberhasilan

suatu komunikasi yang berpengaruh pada diri sendiri disebut

konsep diri.Konsep diri adalah bagaimana kita melihat diri kita,

merasai diri kita, dan menginginkan diri kita. Konsep diri mencakup

3 hal yaitu:

1. Gambaran diri atau self- image dimana gambaran ini berbentuk dari pemikiran kita berdasarkan peran hidup yang

kita pegang, watak, kemampuan dan kecakapan. Gambaran

diri kita dapat bersifat positif dan negatif.

2. Penilaian diri atau self-evaluation tentang harga diri kita (

self-esteem), jika kita menilai rendah maka kita akan mendapat

harga diri yang rendah.

3. Cita-cita diri atau self-ideal tentang mau jadi apa kita di kemudian hari tanpa memperhatikan apakah kita mempunyai

gambaran diri positif atau negatif dan harga diri yang tinggi

atau rendah.

Uraian tersebut menjelaskan bahwa keberhasilan

komunikasiinterpersonal tidak hanya ditentukan oleh kemampuan dan

kecakapan komunikasi interpersonal, tetapi juga oleh mutu kepribadian

orang yang terlibat dalam komunikasi.

2.2.2 Konsep Diri

(34)

1. Bagaimana watak saya sebenarnya? Apa yang membuat saya bahagia atau sedih? Apa yang sangat mencemaskan saya?

2. Bagaiamana orang lain memandang saya? Apakah mereka menghargai atau merendahkan saya? Apakah mereka membenci atau menyukai saya?

3. Bagaimana pandangan saya tentang penampilan saya?apakah saya orang yang cantik atau jelek? Apakah tubuh saya kuat atau lemah? Jawaban pada tiga pertanyaan yang pertama menunjukkan persepsi psikologis tentang diri kita, jawaban pada tiga pertanyaan kedua persepsi sosial tentang diri kita, dan jawaban pada tiga pertanyaan terakhir yaitu persepsi fisis tentang diri kita. Konsep diri bukan hanya sekedar gambaran deskriptif, tetapi juga penilaian kita tentang diri kita. Jadi, konsep diri meliputi apa yang kita pikirkan dan apa yang kita rasakan tentang diri kita. Anita Taylor et al mendefinisikan konsep diri sebagai “all you think and feel about you, the entire complex of beliefs and attitudes you hold about

yourself”, “semua yang anda pikirkan dan anda rasakan adalah seluruh kompleks dari keyakinan dan sikap yang anda pegang tentang diri anda.” (Rakhmat, 2005: 100)

Terdapat dua komponen konsep diri yaitu komponen kognitif dan komponen afektif. Contoh komponen kognitif ialah “saya ini orang bodoh” dan komponen afektif kita berkata, “saya senang diri saya bodoh, ini lebih baik bagi saya”. Ada juga contoh lain yang komponen kognitifnya sama seperti tadi tetapi komponen afektifnya berkata, “saya malu sekali karena saya menjadi orang bodoh.” Dalam psikologi sosial, komponen kognitif disebut citra-diri (self image), dan komponen afektif disebut harga-diri (self esteem). (Rakhmat, 2005: 100)

2.2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsep Diri

(35)

orang lain, dihormati, dan disenangi karena keadaan diri kita, kita akan cenderung bersikap menghormati dan menerima diri kita. Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan kita, menyalahkan kita dan menolak kita, kita akan cenderung tidak akan menyenangi diri kita. (Rakhmat, 2005: 100)

Tidak semua orang lain mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri kita. Ada yang paling berpengaruh, yaitu orang-orang yang paling dekat dengan diri kita. George Herbert Mead (1934) menyebut mereka significant others yaitu orang lain yang sangat penting. Ketika kita masih kecil, mereka adalah orang tua kita, saudara-saudara kita, dan orang-orang yang tinggal satu rumah dengan kita. Richard Dewey dan W.J. Humber (1966: 105) menyebutnya affective others yaitu orang lain yang dengan mereka kita mempunyai ikatan emosional. Dari merekalah secara perlahan kita membentuk konsep diri kita. Senyuman, pujian, penghargaan pelukan mereka, membuat kita menilai diri kita secara positif. Sedangkan ejekan dan cemoohan membuat kita memandang diri kita secara negatif. (Rakhmat, 2005: 101-102)

Significant others meliputi semua orang yang mempengaruhi perilaku, pikiran dan perasaan kita. Mereka mengarahkan tindakan kita, membentuk pikiran kita dan menyentuh secara emosional. Orang-orang tersebut bisa saja masih hidup atau sudah tiada. Bisa juga idola kita, bintang film, pahlawan kemerdekaan, tokoh sejarah atau orang yang kita cintai diam-diam. (Rakhmat, 2005: 103)

Pandangan diri kita tentang keseluruhan pandangan orang lain terhadap kita disebut generalized others. Konsep ini juga berasal dari George Herbert Mead yaitu memandang diri kita seperti orang lain memandangnya, berarti kita mencoba menempatkan diri kita sebagai orang lain. Contohnya, bila kita seorang ibu, bagaimana ibu memandang kita. Mengambil peran sebagai ibu, ayah atau sebagai

(36)

Konsep diri mempunyai dua dimensi yaitu dimensi internal dan dimensi eksternal:

Dimensi Internal

1. Diri identitas, yaitu label ataupun simbol yang dikenakan oleh seseorang untuk menjelaskan dirinya dan membentuk identitasnya. Label-label ini akan terus bertambah seiring dengan bertumbuh dan meluasnya kemampuan seseorang dalam segala bidang.

2. Diri pelaku, yaitu adanya keinginan pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan dorongan rangsang internal maupun eksternal. Konsekuensi perilaku tersebut akan berdampak pada lanjut tidaknya perilaku tersebut, sekaligus akan menentukan apakah suatu perilaku akan diabstraksikan, disimbolisasikan, dan digabungkan dalam diri identitas.

3. Diri penilai, yang lebih berfungsi sebagai pengamat, penentu standar, penghayal, pembanding, dan terutama sebagai penilai. Di samping fungsinya sebagai jembatan yang menghubungkan kedua diri sebelumnya.

Dimensi Ekternal (terkait dengan konsep diri positif dan konsep

diri negatif)

(37)

signifikan antara intensitas melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat fisik dengan tinggi rendahnya konsep diri fisik individu. Semakin sering individu melakukan kegiatan-kegiatan fisik seperti olah raga dan bekerja maka akan semakin tinggi pula konsep diri fisiknya, demikian pula sebaliknya.

2. Konsep diri pribadi, yaitu cara seseorang dalam menilai kemampuan yang ada pada dirinya dan menggambarkan identitas dirinya. Konsep diri seseorang dapat dianggap positif apabila ia memandang dirinya sebagai pribadi yang penuh kebahagiaan, memiliki optimisme dalam menjalani hidup, mampu mengontrol diri sendiri, dan sarat akan potensi. Dapat dianggap sebagai konsep diri yang negatif apabila ia memandang dirinya sebagai individu yang tidak pernah (jarang) merasakan kebahagiaan, pesimis dalam menjalani kehidupan, kurang memiliki kontrol terhadap dirinya sendiri, dan potensi diri yang tidak ditumbuhkembangkan secara optimal.

(38)

2.2.2.2 Konsep diri Positif dan Negatif

Sukses komunikasi interpersonal banyak bergantung pada kualitas konsep diri individu, positif atau negative. Sebagai peminat komunikasi, ada baiknya mengetahui tanda-tanda konsep diri yang positif dan negatif. Menurut William D. Brooks dan Philip Emmert (1976: 42-43) ada lima tanda orang yang memilki konsep diri negatif. yaitu:

1. Peka terhadap kritik. Kurangnya kemampuan untuk menerima kritik dari orang lain sebagai proses refleksi diri.

2. Bersikap responsif terhadap pujian. Bersikap yang berlebihan terhadap tindakan yang telah dilakukan, sehingga merasa segala tindakannya perlu mendapat penghargaan.

3. Cenderung merasa tidak disukai orang lain. Perasaan subyektif bahwa setiap orang lain disekitarnya memandang dirinya dengan negatif.

4. Mempunyai sikap hiperkritik. Suka melakukan kritik negatif secara berlebihan terhadap orang lain.

5. Mengalami hambatan dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya. Merasa kurang mampu dalam berinteraksi dengan orang-orang lain.

Sedangkan orang yang memiliki konsep diri positif ditandai dengan lima hal yaitu:

1. Merasa mampu mengatasi masalah. Pemahaman diri terhadap kemampuan subyektif untuk mengatasi persoalan-persoalan obyektif yang dihadapi.

(39)

3. Menerima pujian tanpa rasa malu. Pemahaman terhadap pujian, atau penghargaan layak diberikan terhadap individu berdasarkan dari hasil apa yang telah dikerjakan sebelumnya.

4. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat. 5. Merasa mampu memperbaiki diri. Kemampuan untuk melakukan

proses refleksi diri untuk memperbaiki perilaku yang dianggap kurang. (Rakhmat, 2005: 105)

2.2.3 Teori Sifat

Suatu sifat atau traits adalah karateristik individu yang dapat dibedakan dengan individu lainnya. Sifat menunjukkan pola atau cara yang relative tidak banyak berubah (konsisten) mengenai bagaimana seseorang berpikir, merasakan dan bertingkah laku dalam berbagai situasi yang dihadapi. Sifat sering digunakan untuk memprediksi tingkah laku. Dalam hal ini, tingkah laku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara sifat yang dimilkinya dengan faktor situasional yang ada pada saat itu. Bagaimana cara seseorang berkomunikasi pada saat tertentu bergantung pada sifat yang dimilikinya sebagai individu serta situasi yang sedang dihadapinya. (Morissan, 2013: 67)

Tiga kategori sifat komunikator:

1. Sifat mementingkan diri sendiri yaitu Narcissism atau mencintai diri sendiri (self-love). Komunikator dengan sifat ini cenderung mengajak lawan bicaranya untuk membahas mengenai dirinya sendiri.

(40)

3. Sifat cemas yaitu pemikiran negatif menyebabkan seseorang menjadi terlalu khawatir dengan dirinya sendiri sehingga ia harus memperhitungkan segala informasi dan gejala yang muncul dari lingkungan di sekitarnya. (Morissan, 2013: 70)

2.2.3.1 Faktor Sifat

Morissan menyatakan, para ahli menyusun model faktor sifat /

trait-factor models yang disebut juga super traits. Model sifat ini terdiri atas beberapa sifat umum yang dapat menjelaskan banyak sifat lainnya serta menjelaskan berbagai perbedaan di antara individu. Salah satu model faktor sifat yang paling popular adalah yang dikemukakan oleh Digman yang menyatakan adanya lima faktor sifat yaitu:

1. Sifat neurotisme atau kecenderungan untuk merasakan emosi negative dan perasaan tidak bahagia atau menderita.

2. Sifat ekstraversi (extraversion), kecenderungan untuk senang bergaul, menyukai kelompok lain, percaya diri, dan berpikir optimis.

3. Sifat terbuka (openness), kecenderung untuk senang berpikir (reflective), memiliki daya imajinasi, memberikan perhatian pada perasaan (inner feelings, serta memiliki kecenderungan berpikir bebas.

4. Sifat setuju (agreeableness), kecenderungan untuk menyukai atau bersimpati terhadap orang lain, suka membantu atau menolong orang lain serta cenderung menghindari pertentangan (antagonisme).

5. Sifat hati-hati atau kecenderungan untuk berikap disiplin ( self-disciplined), tidak mudah menurut kata hati, teratur (well organized) serta menyelesaikan tugas dengan tuntas.

(41)

dalam berkomunikasi. Misalnya, sifat mementingkan diri sendiri (conversational narcissim) sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya merupakan kombinasi dari faktor-faktor seperti sifat neurotisme tingkat menengah, sifat ekstraversi yang tinggi, sifat terbuka yang rendah, sifat setuju yang rendah serta sifat hati-hati yang tinggi. Sifat suka berdebat (argumentativeness) dapat diartikan sebagai kombinasi dari sifat neurotisisme yang rendah, sifat ekstraversi yang tinggi, sifat keterbukaan yang rendah, sifat setuju yang rendah serta sifat hati-hati yang tinggi. Kecemasan berkomunikasi disebabkan faktor-faktor dari sifat neurotisisme yang tinggi, ekstraversi rendah, keterbukaan rendah, dan sifat hati-hati yang rendah. (Morissan, 2013: 71-72)

2.2.4 Teori Atribusi

Teori atribusi mengupas bagaimana manusia bisa menjelaskan peristiwa-peristiwa sosial. Atribusi sebab akibat yang paling umum menjelaskan perilaku intern dan ekstern seseorang, stabil atau tidak stabil, dan dapat dikendalikan atau tidak. (O.Sears, 1985: 134)

Atribusi Intern mencakup semua penyebab intern seseorang seperti keadaan hati, sikap, ciri kepribadian, kemampuan, kesehatan, preferensi, atau keinginan. Sedangkan Atribusi Ekstern mencakup semua penyebab seseorang seperti tekanan orang lain, uang, sifat situasi sosial, cuaca, dan seterusnya. (O.Sears, 1985: 100)

(42)

Fritz Heider, pendiri teori atribusi mengemukakan beberapa penyebab yang mendorong orang memiliki tingkah laku tertentu yaitu (Morissan, 2013: 75):

• Penyebab situasional (orang dipengaruhi lingkungannya);

• Adanya pengaruh personal (ingin mempengaharuhi sesuatu secara

pribadi),

• Memiliki kemampuan (mampu melakukan sesuatu);

• Adanya usaha (mencoba melakukan sesuatu);

• Adanya perasaan (perasaan menyukai sesuatu);

• Rasa memiliki (ingin memiliki sesuatu);

• Kewajiban (perasaan harus melakukan sesuatu); dan

• Diperkenankan (diperbolehkan melakukan sesuatu).

Atribusi terhadap diri sendiri menurut Bem (dalam Sears, Flreedman & Peplau, 1988), ialah jika kita mengamati perilaku kita sendiri dalam situasi dimana tidak ada paksaan ekstern yang kuat, maka kita asumsikan bahwa kita hanyalah mengungkap sikap sejati kita sendiri dan membuat atribusi intern. Sebaliknya, jika terdapat tekanan ekstern yang kuat atas diri kita untuk melakukan sesuatu, maka kita mempersepsikan itu disebabkan secara ekstern. Beberapa pendekatan tentang atribusi terhadap diri sendiri yaitu Sikap, Motivasi dan Emosi (Dayaksini, 2003: 54). Belajar tentang sikap kita sendiri berarti mengamati bagaimana kita berperilaku dalam lingkungan yang mempunyai tekanan ekstern berlainan di dalamnya, dan bukan dengan mengintrospeksi bagaimana perasaan kita.

(43)

2.2.5 Media Sosial

Munculnya teknologi internet secara otomatis turut mempengaruhi perkembangaan penggunaan media sosial di masyarakat. Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial. Media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Beberapa contohnya antara lain, jejaring sosial, blog, wiki, youtube, dan lain-lain. melalui media sosial, setiap orang bisa membuat, menyunting sekaligus mempublikasikan sendiri konten berita, promosi, artikel, foto, dan video. Media sosial bersifat fleksibel, dan luas cakupannya, lebih efektif dan efisien, cepat, interaktif dan variatif. Mediia sosial berdiri sejak tahun 1978 dan muncul didasair ide untuk menghubungkan orang-orang dari seluruh belahan dunia (Nurudin, 2012: 53).

Tahun 1995 muncul situs GeoCities, yaitu media yang dapat menyimpan data website agar dapat diakses. Munculnya GeoCities

menjadi tonggak dasar adanya website sekarang. Pada tahun 1997,

Classmates.com juga didirikan. Fokus utama jejaring tersebut adapah pada hubungan antar mantan teman sekolah. Tidak lama berselang,

SixDegrees.com hadir sebagai situs jejaring sosial yang membuat hubungan pertemanan tanpa harus saling mengenal terlebih dahulu.

SixDegrees.com terkenal lebih canggih daripada Classmates.com, sehingga kalangan menyebutnya sebagai media sosial pertama di dunia (Nurudin, 2012: 54).

Pada tahun 1999 lahir situs yang disebut Blogger. Situs ini memfasilitasi penggunanya untuk bisa membuat halaman situsnya sendiri.

(44)

jejaring sosial lainnya, seperti LinkedIn (2003), MySpace (2003),

Facebook (2004) dan Twitter (2006) (Nurudin, 2012: 54).

2.2.5.1 Twitter

Twitter didirikan pada bulan Maret 2006 oleh Evan Williams, Jack Dorsey, dan Biz Stone. Ide tentang twitter berawal dari sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh anggota dewan dari Podcasting perusahaan Odeo. Dalam pertemuan tersebut, Jack Dorsey memperkenalkan ide dimana individu bisa menggunakan SMS layanan berkomunikasi dengan sebuah kelompok kecil. Twitter merupakan situs web yang dimiliki dan dioperasikan oleh Twitter Inc. Situs ini menawarkan jaringan sosial berupa mikroblog sehingga memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang disebut kicauan (tweets). Kicauan adalah teks tulisan hingga 140 karakter yang ditampilkan pada halaman profil pengguna. Kicauan bisa dilihat secara bebas, namun pengirim dapat membatasi pengiriman pesan ke daftar teman-teman mereka saja. Pengguna dapat melihat kicauan penulis lain yang dikenal dengan sebutan pengikut atau

Follower (Nurudin, 2012: 75)

Perkembangan dunia teknologi semakin memudahkan para pengguna twitter yang kian hari kian bertambah banyak. Melalui aplikasi eksternal yang kompatibel seperti telepon seluler atau dengan SMS, Anda bisa mengirim dan menerima tweets langsung dari situs twitter. Dengan kemudahan seperti ini, twitter telah mendapat tempat di seluruh dunia dengan bertambahnya pengguna twitter hingga lebih dari 100 juta user.

(45)

satu dari sekian jejaring sosial yang marak digunakan orang saat ini. Banyak orang menggunakan twitter dengan alasan kepraktisannya. Bahkan, beberapa orang atau lembaga tertentu menjadikan twitter sebagai media untuk promosi produk atau menjual ‘brand image’ mereka. Twitter

juga merupakan media untuk siapa pun mengikuti sepak terjang idola mereka, seperti bintang olahraga, bintang musik, atau pun bintang film.

2.2.5.2 Konten-konten dalam Twitter

Dalam twitter, terdapat konten-konten yang semuanya bisa kita gunakan dengan mudah. Konten-konten tersebut antara lain :

Home, terdapat tweets yang dikirimkan oleh orang-orang yang

menjadi teman kita (user yang kita follow). Home biasanya juga disebut dengan Timeline. Tweet yang kita tulis juga akan muncul di timeline milik teman yang menjadi follower kita.

Profile, terdapat profil atau data diri serta tweets yang pernah

kita posting. Dalam profil terdapat foto yang bisa diupload.

Avatar: gambar yang dipasang pada menu profil

Akun/account: alamat twitter

Follow back/folbek: Istilah ketika seseorang mem-follow akun

temannya dan temannya mem-follow balik akun dia.

Follower, pengguna lain yang ingin menjadikan kita sebagai

teman.

Following,akun seseorang yang mengikuti akun pengguna lain

agar tweets yang dikirim oleh orang yang diikuti itu masuk ke homenya.

Mentions,balasan dari percakapan agar sesama pengguna bisa

langsung menandai orang yang akan diajak bicara. Mention ini dilakukan hanya dengan menulis @ kemudian diikuti nick name.

Replay, membalas sebuah tweet tetapi tidak menyertakan

(46)

Retweet/RT, seperti reply, membalas bedanya kalau Retweet,

follower anda juga ikut membaca tweet yang anda RT.

Favorite, tweets yang ditandai tanda bintang, yang artinya favorit

agar tidak hilang oleh halaman sebelumnya. Favorit ini biasanya berupa kata-kata mutiara atau kata-kata indah yang disukai.

Direct Message, pesan seperti SMS yang dikirimkan oleh

pengguna satu ke pengguna lain tanpa bisa dilihat pengguna lainnya. Hanya yang dikirimi pesan yang bisa melihat pesan ini. Dengan kata lain, Direct Message ini bisa disebut dengan Private Message.

Hashtag, simbol yang ada di depan topik tertentu agar pengguna

lain bisa mencari topik sejenis yang ditulis oleh pengguna lain.

List, pengelompokkan following pengguna ke dalam satu grup

atau list. Biasanya untuk menyatukan teman-teman kantor, teman sekelas, atau komunitas lain.

Trending topic, topik yang sedang hangat dibicarakan oleh banyak

pengguna dalam satu waktu yang bersamaan.

2.2.5.3 Twitter di Indonesia

(47)

orang tersebut dapat bersosialisasi dengan orang yang belum pernah bertemu. Hal tersebut menjadikan seseorang mendapatkan teman yang banyak, meskipun berbeda daerah atau negara, dan dapat berkomunikasi dengan seseorang yang jauh dari tempat kita.

Twitter menjadi salah satu yang merajai dunia maya di Indonesia, sejajar dengan facebook. Twitter digandrungi oleh semua usia, mulai dari remaja hingga dewasa. Mulai dari public figure, hobby, kesukaan, film, kemunitas, hingga personal membuat twitter untuk menginformasikan aktivitas mereka maupun berbagi joke dan hanya obrolan biasa. Kepopuleran twitter di Indonesia tak tanggung-tanggung, Indonesia menjadi negara kelima yang masyarakatnya paling banyak menggunakan

twitter. Hal ini membuat Indonesia juga menjadi salah satu negara dengan user teraktif. Tweetnya seputar percakapan personal dan joke. Pengguna

twitter yang menggunakan joke sebagai tema tweet mereka rata-rata memiliki follower hingga ratusan ribu user.

Perkembangan dan kepopuleran twitter di Indonesia tak lepas dari perkembangan smartphone yang merajai pasar elektronik Indonesia. Dengan smartphone, twitter dapat diakses secara lebih praktis dan lebih cepat. Kita tidak perlu membuka browser dan tidak perlu menulis alamat untuk membuka twitter. Dengan aplikasi, semuanya menjadi semudah memainkan jari telunjuk. Salah satu produk smartphone terkenal saat ini seperti Blackberry, Andorid, dan Nokia telah mengeluarkan berbagai macam aplikasi twitter, seperti Uber Social for Android, Uber Social for Blackberry, Tweetian, Tweet deck, dan lain sebagainya. Aplikasi ini didukung dengan promosi-promosi paket internet dari sim card yang semakin terjangkau untuk seluruh masyarakat.

Kepopuleran twitter di Indonesia bisa menjerumuskan beberapa

public figure pada urusan hukum. Hal ini disebabkan oleh tweet-tweet

(48)

dilaporkan ke polisi dengan alasan pelecehan nama baik. Tentu, Anda pernah mendengar berita tentang beberapa artis yang pernah mengalami kasus ini. Seperti yang terjadi pada artis Farhat Abbas dan Ahok. Hal ini tentunya menjadi peringatan bagi kita agar menggunakan twitter secara bijaksana. Twitter adalah hiburan yang sebaiknya kita isi dengan sesuatu yang menghibur, bermanfaat, dan tanpa menyinggung perasaan orang lain

(49)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati suatu masalah dan mencari jawabannya. Dengan kata lain, metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. Metodologi dipengaruhi atau berdasarkan perspektif teoritis itu sendiri adalah suatu kerangka penjelasan atau interpretasi yang memungkinkan peneliti memahami data dan menghubungkan data yang rumit dengan peristiwa dan situasi lain. Sebagaimana perspektif yang merupakan suatu rentang dari yang sangat objektif sehingga sangat subjektif, maka metodologi pun sebenarnya merupakan suatu rentang juga dari yang sangat kuantitatif (objektif) hingga yang sangat kualitatif (subjektif) (Mulyana, 2001: 145-146).

Ada empat kunci yang perlu diperhatikan dalam metode penelitian yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian berdasarkan pada cirri-ciri kelimuan yang bersifat rasioanl, emipiris, dan sistematis. Rasioanal ialah kegiatan penelitian yang dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga dapat dijangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan dapat diamati oleh indera manuisia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahuai cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis (Sugiyono, 2009: 2)

Metode penelitian yang dilakukan harus memperoleh data yang

Gambar

Gambar 3.1
Tabel 4.1 Profil Informan
Tabel 4.2 Klasifikasi Data

Referensi

Dokumen terkait

Karena saat pemeriksaan, Mud Pump tidak dalam keadaan repair sehingga pemeriksaan visual hanya dapat dilakukan pada bagian luar Mud Pump dan peralatan lain

Metode pengajaran merupakan salah satu diantara komponen yang harus dianalisis dalam kontek pengajaran bahasa dalam rangka untuk menunjukkan efektivitas metode yang dipergunakan

Contoh hasil segmentasi deteksi tepi Metode deteksi tepi yang digunakan pada penelitian ini adalah metode atau operator Robert, Prewitt, Sobel, Laplacian, Kirsch,

sehingga untuk memaksimalkan potensi limbah baglog yang lebih ekonomis, maka perlu dilakukan penelitian efektivitas pemanfaatan limbah baglog sebagai bahan

Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa APT ada- lah sebuah metode apologetika yang men- coba mengaplikasikan Kitab Suci kepada orang tidak percaya dengan memprasuposisi- kan

Sikap sinkritisme dalam agama yang menganggap bahwa semua agama adalah benar tidak sesuai dan tidak relevan dengan keimanan seseorang muslim dan tidak relevan dengan

Oleh sebab itu, sudah sepatutnya Mahkamah Konstitusi menafsirkan ketentuan Pasal 53 ayat (3) UU 30/2014 sehingga harus dibaca sebagai berikut: “Apabila dalam batas waktu

Pada kuesioner bagian II, dapat disimpulkan bahwa pada kategori pengertian pemanis buatan mengalami peningkatan jumlah responden paling tinggi yang menjawab kuesioner dengan